Pros. SemNas. Peningkatan Mutu Pendidikan Volume 1, Nomor 1, Januari 2020
Halaman 147 - 152
E-ISSN: 2745-5297
Analisis faktor kesulitan belajar Kimia siswa kelas X MIA
SMA Negeri 1 Secanggang
Desi Natalia Purba
Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, Jalan Willem Iskandar Pasar V, Medan, Indonesia Email: desinataliapurba07@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor kesulitan belajar kimia siswa di SMA Negeri 1 Secanggang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Sampel diambil secara random sampling. Data dikumpulkan menggunakan instrumen angket yang terdiri dari 40 pertanyaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa mengalami kesulitan belajar pada setiap aspek. Faktor internal penyebab kesulitan belajar meliputi intelegensi, motivasi, minat, perhatian siswa dan kesehatan. Sedangkan faktor eksternal penyebab kesulitan belajar meliputi alat pelajaran, media, standar pelajaran, cara orangtua mendidik, metode mengajar guru dan suasana rumah. Analisis faktor kesulitan belajar siswa ini dapat digunakan guru sebagai acuan untuk menangani kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa dalam belajar kimia sehingga dapat menciptakan proses pembelajaran yang lebih baik.
Kata kunci: kesulitan belajar, kimia
ABSTRACT
This study aimed to determine the factors of student’s learning difficulties in chemistry at SMA Negeri 1 Secanggang. The sample was selected using random sampling. Method research used quantitative descriptive. Data were collected using a questionnaire instrument consist of 40 questions. The results indicated that students have learning difficulties in each aspect. Internal factor that caused learning difficulties is intelligence, motivation, interest, student attention and health. While the external factor that caused learning difficulties is learning tools, media, standard of learning, how parents educate, teacher’s teaching method, and home condition. This factor analysis of student learning difficulties can be used by the teacher as a reference to deal with the difficulties faced by students in learning chemistry to create a better learning process.
1. PENDAHULUAN
Dalam keseluruhan proses di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan pokok. Proses belajar adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam mencapai tujuan pengajaran, sedangkan hasil belajar adalah kemampuan - kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2009). Bukti bahwa seseorang telah belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti (Hamalik, 2001). Seseorang yang belajar mampu mengetahui dan memahami maksud dari data, informasi, dan pengetahuan yang mereka peroleh.
Ada siswa yang dapat menempuh kegiatan belajarnya secara lancar dan berhasil tanpa mengalami kesulitan, namun disisi lain tidak sedikit pula siswa yang dalam belajarnya mengalami berbagai kesulitan (Sunarto, 2008). Anak berkesulitan belajar dapat dilihat dari prestasi belajar yang rendah, usaha dalam belajar tidak sebanding dengan hasil yang dicapainya, sikap acuh tak acuh dalam mengikuti pelajaran, dan sikap kurang wajar lainya.
Berdasarkan penelitian Sanjiwani dkk (2018) di SMA Negeri 2 Banjar diperoleh bahwa 93% siswa mengalami kesulitan belajar dalam memahami materi kimia yakni larutan penyangga yang ditunjukkan pada nilai siswa di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM). Kesulitan belajar adalah keadaan siswa yang mengalami penurunan kinerja akademik atau hasil belajar.Tinggi rendahnya hasil belajar siswa dipengaruhi oleh berbagai faktor. Beberapa faktor yang memengaruhi pencapaian hasil belajar yaitu berasal dari dalam diri orang yang belajar dan ada pula dari luar dirinya. Menurut Slameto (2003), hasil belajar dipengaruhi oleh faktor jasmaniah, psikologis dan kelelahan yang dikelompokkan sebagai faktor internal. Sedangkan kelompok faktor eksternalnya meliputi faktor keluarga, sekolah dan masyarakat.
Berdasarkan observasi di SMA Negeri 1 Secanggang, diperoleh bahwa rata-rata nilai ulangan kimia siswa kelas X MIA masih rendah dan sekitar 80% siswa tidak dapat mencapai KKM (75). Rendahnya hasil belajar siswa mengindikasikan bahwa terdapat kesulitan belajar yang dialami siswa. Oleh karena itu, penulis tertarik melakukan penelitian “Analisis Faktor Kesulitan Belajar Kimia Siswa SMA Negeri 1 Secanggang” yang bertujuan untuk mengetahui faktor kesulitan belajar kimia siswa.
2. METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Secanggang pada semester ganjil tahun pelajaran 2019/2020. Populasi yang terlibat dalam penelitian ini adalah siswa kelas X MIA SMA Negeri 1Secanggang. Sedangkan sampel diambil secara ramdom sampling yaitu salah satu kelas X MIA yang berjumlah 35 siswa.
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Untuk memperoleh data digunakan instrumen penelitian berupa angket yang terdiri dari 40 item pertanyaan telah divalidasi judgment oleh dosen ahli. Masing-masing pertanyaan disediakan pilihan yang menjadi alternatif jawaban dan perhitungan skor menggunakan skala likert dengan ketentuan sebagai berikut.
Untuk pernyataan dengan kriteria positif: 1=tidak
pernah, 2=kadang-kadang 3= sering, 4=selalu.
Untuk pernyataan dengan kriteria negatif:
1=selalu, 2= sering, 3= kadang-kadang, 4=tidak pernah.
Hasil angket dianalisis dengan cara mencari rata-rata skor angket siswa, jumlah total skor yang dicapai pada tiap indikator angket dengan rumus sebagai berikut.
P =𝐹
𝑁 (Sudijono, 2010) (1)
P = angka persentase
F = frekuensi yang sedang dicari persentasenya N = jumlah frekuesi/ banyaknya individu
Kriteria kesulitan siswa ditunjukkan pada Tabel 2.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil analisis kesulitan belajar siswa kelas X MIA di SMA Negeri 1 Secanggang secara keseluruhan dapat dilihat pada Tabel 3.
Data hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa mengalami kesulitan belajar pada setiap indikator. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa siswa memiliki kesulitan belajar secara keseluruhan sebesar 63,39% yang berarti berpengaruh. Persentase masing-masing faktor kesulitan belajar adalah sebagai berikut: indikator kesehatan (59,71%), indikator perhatian siswa (62,68%), indikator intelengensi (76,67%), indikator minat (62,29%), indikator motivasi (68,57%), indikator cara orangtua mendidik (56,19%), indikator suasana rumah (49,29%), indikator metode mengajar guru (53,86%), indikator alat pelajaran (89,76), indikator standar pelajaran (57,68%) dan indikator media (67,62%).
Menurut Slameto (2003) faktor-faktor kesulitan belajar siswa dapat bersumber dari dalam diri siswa (faktor internal) dan dari luar (faktor eksternal). Faktor internal penyebab kesulitan belajar meliputi kesehatan, perhatian siswa, intelegensi, minat dan motivasi. Sedangkan faktor eksternal penyebab kesulitan belajar meliputi cara orangtua mendidik, suasana rumah, metode mengajar guru, alat pelajaran, standar pelajaran dan media. Berikut ini diuraikan beberapa faktor internal dan faktor eksternal kesulitan belajar siswa.
3.1. Indikator Kesehatan
Berdasarkan analisis data, indikator kesehatan dikategorikan cukup berpengaruh terhadap kesulitan belajar kimia siswa. Hal ini terlihat dari terdapat
Tabel 1. Kisi-Kisi Angket Analisis Faktor Kesulitan Belajar Siswa
No Indikator Deskriptor No. Item
Soal
Jumlah Soal Faktor Internal
1 Kesehatan ▪ Siswa kurang tidur, banyak aktivitas sehingga tidak maksimal dalam mengikuti pelajaran
1, 5 5
▪ Siswa dapat mendengarkan penjelasan dan informasi dari guru dengan jelas.
2 ▪ Siswa memiliki penyakit yang dapat kambuh pada waktu belajar 3 ▪ Siswa dapat melihat dengan jelas pelajaran yang ditulis di papan
tulis
4
2 Perhatian Siswa ▪ Siswa sulit memusatkan perhatian ketika KBM kimia berlangsung 5 4 ▪ Siswa banyak kegiatan dan sulit berkonsentrasi terhadap pelajaran 6
▪ Siswa memiliki masalah, sehingga sulit berkonsentrasi terhadap pelajaran
7 ▪ Siswa memikirkan tugas mata pelajaran lain saat KBM kimia
berlangsung
8 3 Intelegensi ▪ Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan guru dan teman pada
saat KBM dan diskusi berlangsung
10, 12 3 ▪ Siswa mengeluarkan pendapat saat KBM kimia berlangsung 11
4 Minat ▪ Siswa aktif mengerjakan tugas kimia dan menyerahkan tugas tepat waktu
13 4
▪ Siswa memanfaatkan waktu luang mengulang kembali pelajaran yang sudah berlalu
14
▪ Siswa menyukai pelajaran kimia 15
▪ Siswa aktif membuat catatan
▪ Siswa membaca buku-buku kimia lain selain buku pegangan dari sekolah
16 17
5 Motivasi ▪ Siswa selalu giat belajar kimia 18 3
▪ Siswa selalu berusaha untuk mendapatkan nilai yang baik 19 ▪ Siswa belajar kimia untuk mendukung perwujudan cita-cita 20 Faktor Eksternal
6 Cara Orang Tua Mendidik
▪ Mendukung untuk memiliki buku kimia dari sumber lain 21 3 ▪ Menyuruh untuk belajar secara teratur 22
▪ Membimbing dan membantu dalam mengerjakan tugas kimia 23
7 Suasana Rumah ▪ Kondisi fisik rumah mendukung dalam usaha belajar 24 2 ▪ Terjadi kebisingan dalam rumah yang mengganggu usaha belajar 25
8 Metode Mengajar Guru
▪ Guru menggunakan metode ceramah saat mengajar 26 5 ▪ Guru menguasai bahan pelajaran dan dapat diterima secara jelas
oleh siswa
27, 28 ▪ Guru menggunakan metode mengajar yang bervariasi 29 ▪ Guru terlalu cepat dalam menguraikan materi pelajaran 30
9 Alat Pelajaran ▪ Perpustakan memiliki banyak buku mengenai kimia 31 3 ▪ Pembelajaran memanfaatkan laboratorium kimia 32
▪ Tersedia poster-poster kimia di dalam kelas 33
10 Standar Pelajaran ▪ Pelajaran kimia dianggap hapalan dan membosankan 34 4 ▪ Tugas yang diberikan guru sangat sulit dan sama sekali tidak dapat
memahaminya
35, 36 ▪ Capaian pembelajaran kimia sulit dipelajari 37 11 Media ▪ Guru menggunakan media pembelajaran yang bervariasi saat
mengajar
38 3
▪ Pemanfaatan youtube yang menyajikan materi kimia 39 ▪ Pemanfaatan internet untuk mengakses semua informasi yang
dibutuhkan tentang materi pelajaran kimia
Tabel 2. Kriteria Kesulitan Belajar Siswa
Persentase Kesulitan Kriteria
81 - 100% Sangat berpengaruh
61 - 80% Berpengaruh
41 - 60% Cukup berpengaruh
21 - 40% Kurang berpengaruh
0 - 20% Sangat tidak berpengaruh
beberapa siswa yang tidak mendengar guru sewaktu mengajar, kesulitan melihat pelajaran karena posisi duduk yang tidak tepat dan siswa mengantuk pada saat kegiatan belajar mengajar dilakukan. Kondisi kesehatan siswa sangat berpengaruh terhadap hasil belajar. Jika kondisi fisik siswa sedang tidak sehat badan (sering sakit kepala, demam, dan sebagainya) maka tidak akan dapat belajar dengan baik dan tidak dapat memusatkan perhatiannya untuk belajar. Selain itu, kemampuan pendengaran dan jarak pandang penglihatan juga berpengaruh terhadap kegiatan belajar siswa (Ahmadi & Supriyanto, 2009).
3.2. Indikator Perhatian Siswa
Berdasarkan analisis data, indikator perhatian siswa dikategorikan berpengaruh terhadap kesulitan belajar kimia siswa. Konsentrasi belajar dalam mengikuti proses pembelajaran merupakan faktor yang sangat menentukan keberhasilan siswa dalam belajar. Konsentrasi belajar merupakan kemampuan memusatkan perhatian pada pelajaran. Pemusatan perhatian tersebut tertuju pada isi bahan belajar maupun proses memperolehnya (Dimyati & Mudijono, 2006). Dalam penelitian ini kesulitan siswa dalam memusatkan perhatian saat belajar salah satunya disebabkan karena sedang memikirkan hal lain seperti tugas mata pelajaran lain yang belum selesai.
3.3. Indikator Intelegensi
Berdasarkan analisis data, indikator intelegensi dikategorikan berpengaruh terhadap kesulitan belajar kimia siswa. Intelegensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar siswa. Dalam situasi yang sama, siswa mempunyai tingkat intelegesi yang tinggi akan lebih berhasil dari pada siswa yang mempunyai intelegensi yang rendah. Akan tetapi siswa yang mempunyai intelegensi yang tinggi belum tentu berhasil dalam belajarnya. Hal ini disebabkan karena belajar adalah suatu proses yang kompleks dengan faktor yang mempengaruhinya. Aspek intelegensi, memiliki peran pada kemampuan siswa untuk menyerap informasi dan menjadikannya sebagai sumber serta upaya penyelesaiannya (Slameto, 2003). Di antara beberapa faktor internal lainnya, dalam
penelitian ini intelegensi memiliki pengaruh yang paling besar terhadap kesulitan belajar kimia siswa. Hal ini dapat disebabkan kurangnya pemahaman siswa untuk memahami konsep-konsep kimia, sehingga membuat siswa menjadi kurang berminat dan kurang termotivasi untuk mempelajari kimia.
3.4. Indikator Minat
Berdasarkan analisis data, indikator minat dikategorikan berpengaruh terhadap kesulitan belajar kimia siswa. Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya Slameto (2003). Siswa yang memiliki minat tinggi dalam suatu materi pembelajaran maka akan merasakan perasaan yang senang apabila siswa tersebut aktif dalam proses pembelajaran yang dilakukan (Hamalik, 2010). Dalam penelitian ini kurangnya minat siswa terlihat dari beberapa siswa tidak menyukai mata pelajaran kimia sehingga juga tidak berusaha memanfaatkan waktu luang untuk mengulang kembali materi pelajaran dan membaca buku-buku yang berkaitan demgan kimia.
3.5. Indikator Motivasi
Berdasarkan analisis data, indikator motivasi dikategorikan berpengaruh terhadap kesulitan belajar kimia siswa. Motivasi adalah suatu proses yang menentukan tingkatan kegiatan, intensitas, konsistensi, serta arah umum dari tingkah laku manusia. Motivasi dapat timbul dari dalam diri pribadi seseorang yang mempengaruhi tujuan yang diinginkannya (Slameto, 2003). Motivasi yang ada dalam diri siswa dapat berpengaruh terhadap proses belajar dan hasil belajar siswa. Seseorang akan berhasil dalam belajar, bila mempunyai keinginan untuk belajar. Keinginan atau dorongan tersebut merupakan motivasi yang dapat berfungsi sebagai pendorong usaha untuk pencapaian prestasi. Motivasi yang baik dengan suatu usaha yang tekun dalam belajar akan menunjukkan hasil yang menentukan prestasi yang baik pula.
Tabel 3. Kategori Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Siswa No. Indikator Jumlah
Item
Jumlah Skor
% Kategori
Ideal Nyata
1 Kesehatan 5 700 418 59,71 Cukup berpengaruh
2 Perhatian siswa 4 560 351 62,68 Berpengaruh
3 Intelegensi 3 420 322 76,67 Berpengaruh
4 Minat 5 700 436 62,29 Berpengaruh
5 Motivasi 3 420 288 68,57 Berpengaruh
6 Cara orangtua mendidik 3 420 236 56,19 Berpengaruh
7 Suasana rumah 2 280 138 49,29 Cukup berpengaruh
8 Metode mengajar guru 5 700 377 53,86 Cukup berpengaruh
9 Alat pelajaran 3 420 377 89,76 Sangat berpengaruh
10 Standar pelajaran 4 560 323 57,68 Cukup berpengaruh
11 Media 3 420 284 67,62 Berpengaruh
Jumlah 40 5600 3550 63,39 Berpengaruh
3.6. Indikator Cara Orangtua Mendidik
Berdasarkan analisis data, indikator cara orangtua mendidik dikategorikan berpengaruh terhadap kesulitan belajar kimia siswa. Orangtua sebagai tempat yang utama dan pertama berperang penting dalam pembinaan dan pengembangan potensi anak-anaknya (Slameto, 2003). Namun tidak semua orangtua mampu melaksanakannya dengan penuh tanggung jawab dikarenakan berbagai alasan seperti kurangnya dukungan orangtua kepada anak seperti penyediaan sumber belajar yang berkaitan dengan mata pelajaran kimia, kurangnya kesadaran orangtua terhadap pengaturan waktu belajar anak, dan kurangnya respon orangtua dalam mendampingi anak mengerjakan tugas sekolah. Dengan demikian, cara orangtua mendidik anak juga sangatlah berpengaruh terhadap hasil belajar anak.
3.7. Indikator Suasana Rumah
Berdasarkan analisis data, indikator suasana rumah dikategorikan cukup berpengaruh terhadap kesulitan belajar kimia siswa. Kondisi fisik dan kelengkapan fasilitas belajar di rumah sangat diperlukan oleh siswa untuk belajar, misalnya sarana belajar yang meliputi meja, kursi, lemari/rak buku, ruangan, alat-alat tulis dan gambar serta penerangan. Prasayarat yang harus dipenuhi terkait fasilitas belajar dirumah agar dikatakan baik bisa juga mengacu pada prasyarat mengenai fasilitas belajar di sekolah seperti halnya mengenai ruangan. Selain itu ruangan belajar siswa juga harus terhindar dari kebisingan yang dapat mengganggu konsentrasi belajar.
3.8. Indikator Metode Mengajar Guru
Berdasarkan analisis data, indikator metode mengajar guru dikategorikan cukup berpengaruh terhadap kesulitan belajar kimia siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode mengajar kurang bervariasi sehingga membuat siswa menjadi jenuh bahkan menjadi tidak memperhatikan guru sewaktu menerangkan. Metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa.
Metode mengajar yang kurang baik itu dapat terjadi misalnya guru yang kurang persiapan dan kurang menguasai materi yang hendak diajarkan. Selain itu, juga dapat disebabkan guru terlalu cepat dalam menguraikan materi sehingga siswa sulit menerima dan mengerti materi pelajaran. Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka metode mengajar harus diusahakan semaksimal mungkin (Djamarah, 2011). Metode yang tepat akan menumbuhkan motivasi belajar yang baik dan bila disertai dengan kemampuan refleksi yang baik maka akan mendorong siswa untuk belajar (Mujiman, 2009).
3.9. Indikator Alat Pelajaran
Berdasarkan analisis data, indikator alat pelajaran dikategorikan sangat berpengaruh tehadap kesulitan belajar kimia siswa. Di antara beberapa faktor eksternal lainnya, dalam penelitian ini yang praling besar pengaruhnya terdapat pada alat pelajaran yang digunakan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini dikarenakan tidak adanya pemanfaatan laboratorium kimia karena kurang lengkapnya alat dan bahan praktikum. Selain itu, tidak tersedianya poster kimia di dalam kelas yang dapat digunakan sebagai alat bantu pelajaran. Alat pelajaran tersebut akan menunjang proses pemahaman siswa. Misalnya, untuk menjelaskan konsep kimia yang bersifat abstrak dan bersifat mikroskopik diperlukan adanya alat peraga dan ketersediaan laboratorium yang layak untuk melakukan kegiatan praktikum. Menurut Daryanto (2010) alat pelajaran merupakan faktor yang dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. Mengusahakan alat pelajaran yang baik dan lengkap dapat dilakukan agar guru dapat mengajar dengan baik sehingga siswa dapat menerima pelajaran dengan baik juga.
3.10. Indikator Standar Pelajaran
Berdasarkan analisis data, indikator standar pelajaran dikategorikan cukup berpengaruh terhadap kesulitan belajar kimia siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa menganggap target capaian pelajaran kimia cukup sulit dan siswa kesulitan mengerjakan
tugas yang diberikan guru sehingga kimia dianggap membosankan. Mata pelajaran kimia merupakan produk pengetahuan alam yang berupa fakta, teori, prinsip, dan hukum dari proses kerja ilmiah (Wasonowati et al., 2014). Jadi, dalam pelaksanaan pembelajaran kimia harus mencakup tiga karakteristik utama yaitu: produk, proses, dan sikap ilmiah (Kemendikbud, 2016). Karakteristik materi kimia yang berbeda dengan pelajaran lain menjadikan ilmu kimia merupakan salah satu pelajaran yang relatif sulit bagi siswa saat ini. Atas dasar inilah maka dituntut kemampuan dan keterampilan seorang guru untuk mampu menciptakan suatu pembelajaran yang sesuai dengan kondisi siswa dan konsep karakteristik ilmu kimia yang dibelajarkan (Ismail et al., 2013).
3.11. Indikator Media
Berdasarkan analisis data, indikator media dikategorikan berpengaruh terhadap kesulitan belajar kimia siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru sudah cukup sering menggunakan media pembelajaran dalam mengajar. Namun, masih terdapat kurangnya pemanfaatan internet oleh siswa dalam mengakses informasi yang berkaitan dengan materi kimia baik dari youtube maupun website lainnya. Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang penting. Namun perlu diingat, bahwa peranan media tidak akan terlihat bila penggunaannya tidak sejalan dengan isi dari tujuan pengajaran yang telah dirumuskan (Djamarah dan Zain, 2002). Dengan demikian, media pembelajaran dapat dipahami sebagai segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif di mana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif (Munadi, 2008).
4. SIMPULAN
Siswa kelas X MIA SMA Negeri 1 Secanggang memiliki kesulitan belajar kimia secara keseluruhan sebesar 63,39% dalam kategori berpengaruh. Faktor-faktor penyebab siswa mengalami kesulitan belajar dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal penyebab kesulitan belajar meliputi intelegensi, motivasi, minat, perhatian siswa dan kesehatan. Sedangkan faktor eksternal penyebab kesulitan belajar meliputi alat pelajaran, media, standar pelajaran, cara orangtua mendidik, metode mengajar guru dan suasana rumah. Analisis faktor kesulitan belajar siswa ini dapat digunakan guru sebagai acuan untuk menangani kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa dalam belajar kimia sehingga dapat menciptakan proses pembelajaran yang lebih baik.
5. UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Staff Administrasi, Guru Kimia dan Siswa Kelas X MIA SMA Negeri 1 Secanggang yang telah membantu selama proses penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, A. & Supriyanto, W. (2009). Psikologi umum. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, S. (2013). Manajemen penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Daryanto. (2010). Belajar mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Dimyati & Mudijono. 2006. Belajar dan pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah, S. B. (2011). Psikologi belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Djamarah, S. B. & Zain, A. (2002), Strategi belajar mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Hamalik, O. (2001). Proses belajar mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Hamalik, O. (2010). Kurikulum dan pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Ismail, M., Laliyo, L. A., & Alio, L. (2013). Meningkatkan hasil belajar ikatan kimia dengan menerapkan strategi pembelajaran peta konsep pada siswa kelas X di SMA Negeri I Telaga. Jurnal Entropi, 8(01).
Kemendikbud. (2016). Silabus mata pelajaran sekolah menengah atas/madrasah aliyah (sma/ma) mata pelajaran kimia. Jakarta.
Mujiman, H. (2009). Manajemen pendidikan berbasis belajar mandiri. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Munadi, Y. (2008). Media pembelajaran: sebuah
pendekatan baru. Jakarta: Gaung Persada Press. Sanjiwani, N. L. I., Muderawan, I. W., & Sudiana, I.
K. (2018). Analisis kesulitan belajar kimia pada materi larutan penyangga di sma negeri 2 banjar. Jurnal Pendidikan Kimia Undiksha, 2(2), 75-84.
Slameto. (2003). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Sudijono, A. (2010). Pengantar statistik pendidikan.
Jakarta: Penerbit Rajawali.
Sudjana, N. (2009). Penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sunarto, H. (2008). Perkembangan peserta didik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Wasonowati, R. R. T., Redjeki, T., & Ariani, S. R. D. (2014). Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) pada Pembelajaran Hukum-Hukum Dasar Kimia Ditinjau dari Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas X IPA SMA Negeri 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014. Jurnal Pendidikan Kimia, 3(3), 66-75