• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Kepribadian dan Gaya Belajar dengan Hasil Belajar Mata Kuliah Kesehatan Reproduksi di STIKES Aisyiyah Surakarta BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Kepribadian dan Gaya Belajar dengan Hasil Belajar Mata Kuliah Kesehatan Reproduksi di STIKES Aisyiyah Surakarta BAB I"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Keberadaan manusia di masyarakat termasuk peserta didik baik secara perseorangan maupun secara kelompok terlihat gejala yang mendasar, salah satunya yaitu terdapat persamaan dan perbedaan antara orang yang satu dengan orang lainnya. Era modernisasi menuntut setiap orang untuk melakukan perubahan yang cepat dalam masyarakat dan juga menuntut warga masyarakat termasuk peserta didik untuk dapat menyesuaikan diri secara memadai (Soeharto dan Soetarno, 2009).

Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Pendidikan tidak lepas dari proses belajar. Belajar adalah suatu usaha untuk menguasai segala sesuatu yang berguna untuk hidup. Pada proses belajar terdapat kegiatan jiwa sendiri, pengajar hanyalah menyediakan kondisi-kondisi dan stimulus-stimulus tertentu (Notoatmodjo, 2012). Keberhasilan dari proses belajar tidak lepas dari faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut dibagi menjadi dua, yaitu faktor eksternal dan internal. Faktor internal adalah

(2)

faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri. Kemudian faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa, faktor lingkungan, baik keluarga, sekolah maupun masyarakat. Salah satu yang berasal dari dalam diri siswa/internal, diantaranya adalah kepribadian dan gaya belajar (Hakim, 2005). Kepribadian adalah ciri atau karakteristik atau gaya atau sifat-sifat yang khas dikaitkan dengan diri seseorang. Kepribadian berasal dari bentukan-bentukan yang diterima seseorang dari lingkungan, misalnya keluarga pada masa kecil, juga bawaan-bawaan yang dibawa sejak lahir. Kepribadian merupakan campuran dari hal-hal yang bersifat psikologis, kejiwaan dan juga yang bersifat fisik (Gunadi, 2007).

Gaya belajar mengacu pada cara seseorang mengolah informasi (Guild & Garger 1985 dalam Bastable, 2002). Setiap peserta didik adalah unik dan kompleks, dengan pilihan gaya belajar yang berbeda yang membedakan satu peserta didik dengan peserta didik lainnya. Model-model gaya belajar didasarkan pada pendapat bahwa karakteristik tertentu pada gaya bersifat biologis, sementara karakteristik lainnya berkembang secara sosiologis akibat pengaruh lingkungan. Menyadari setiap orang memiliki pendekatan berlainan terhadap pembelajaran, ini dapat membantu pendidik dalam memahami beragam minat dan kebutuhan pembelajaran dari beraneka populasi. Menerima keragaman gaya yang ada, pendidik dapat terbantu menciptakan suasana untuk pembelajaran yang memberikan pengalaman yang akan mendorong setiap orang untuk mengerahkan potensinya. Memahami gaya belajar juga dapat membantu pendidik untuk membuat keputusan yang teliti tentang

(3)

pengembangan program dan rancangan pengajaran (Arndt & Underwood 1990 dalam Bastable, 2002). Tidak ada gaya belajar yang lebih baik ataupun lebih buruk daripada lainnya.

Selain membangun pendidikan, pembangunan dalam kesehatan juga sangat diperlukan. Pembangunan kesehatan diatur dalam Undang-Undang No.31 Tahun 2009 bahwa pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Salah satu faktor penting untuk mendukung keberhasilan pembangunan kesehatan adalah perlunya upaya pembangunan tenaga kesehatan yang terarah dan menyeluruh dalam pemenuhan tenaga kesehatan yang berkualitas. Salah satu pemenuhannya adalah program pendidikan D III Kebidanan. Program pendidikan D III memiliki mata kuliah yang telah disusun sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai. Salah satunya adalah mata kuliah kesehatan reproduksi.

Mata kuliah kesehatan reproduksi adalah salah satu mata kuliah yang penting dalam pendidikan D III Kebidanan. Masalah kesehatan reproduksi menjadi perhatian bersama dan bukan hanya individu yang bersangkutan, karena dampaknya luas menyangkut berbagai aspek kehidupan dan menjadi parameter kemampuan negara dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat (Manuaba, 2009). Kesehatan reproduksi sangat erat hubungannya dengan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian anak (AKA) (Manuaba, 2009). Kesehatan reproduksi adalah suatu mata kuliah yang

(4)

penting untuk praktik kebidanan yang baik dan bermutu tinggi bagi wanita dan keluarga mereka. Peserta didik yang sedang mengikuti pendidikan program studi diploma wajib mengikuti mata kuliah ini.

Salah satu lembaga pendidikan yang menyelenggarakan program pendidikan D III Kebidanan adalah STIKES Aisyiyah Surakarta. Jumlah mahasiswa yang relatif tinggi dengan latar belakang yang berbeda-beda baik keluarga, budaya dan sebagainya dapat menjadi faktor yang berpengaruh terhadap belajar siswa, baik dari segi pendapatan, kasih sayang orang tua, hubungan anggota keluarga.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti, ada 111 mahasiswa semester I pada tahun ajaran 2012/2013. Hasil belajar mata kuliah kesehatan reproduksinya yaitu yang memperoleh nilai A sebanyak 7 mahasiswa (6,30%), nilai B sebesar 77 mahasiswa (69,36%), nilai C sebanyak 27 mahasiswa (24,34%) (Data sekunder, 2014). Ini menunjukkan masih sedikitnya yang memiliki nilai A.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan kepribadian dan gaya belajar dengan hasil belajar. Penelitian ini akan dilakukan di STIKES Aisyiyah Surakarta Prodi DIII Kebidanan.

B.Rumusan Masalah

Apakah ada hubungan kepribadian dan gaya belajar dengan hasil belajar mahasiswa Akademi Kebidanan Aisyiah Surakarta?

(5)

C.Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan kepribadian dan gaya belajar dengan hasil belajar mahasiswa Akademi Kebidanan Aisyiah Surakarta.

2. Tujuan khusus

a. Menganalisis hubungan kepribadian dengan hasil belajar mahasiswa Akademi Kebidanan Aisyiah Surakarta.

b. Menganalisis hubungan gaya belajar dengan hasil belajar mahasiswa Akademi Kebidanan Aisyiah Surakarta.

c. Menganalisis hubungan kepribadian dan gaya belajar dengan hasil belajar mahasiswa Akademi Kebidanan Aisyiah Surakarta.

D.Manfaat Penelitian

1. Manfaat Praktis

Dalam bidang pendidikan kesehatan, jika diperoleh bukti bahwa ada hubungan gaya belajar dan tipe kepribadian dengan hasil belajar mahasiswa Akademi Kebidanan Aisyiyah Surakarta maka diharapkan dapat memberikan manfaat :

a. Memberikan motivasi kepada mahasiswa untuk menggunakan gaya belajar sesuai dengan karakteristiknya masing-masing.

(6)

b. Memberikan masukan kepada pengajar untuk memilih metode pembelajaran yang disesuaikan dengan gaya belajar dan tipe kepribadian mahasiswanya.

c. Pengajar diharapkan dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan hasil belajar mahasiswa terutama yang berkaitan dengan gaya belajar dan tipe kepribadian sehingga setiap proses pembelajaran dapat menghasilkan hasil belajar yang baik.

2. Manfaat Metodologis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan memberikan kontribusi khususnya bagi penelitian dengan metode kuantitatif.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil dari diagram SWOT, strategi yang digunakan adalah strategi agresif yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut peluang, mengatasi

1) Menginformasikan hasil pemeriksaan pada ibu, dimana hasil pemeriksaan penting untuk diketahui agar ibu tidak khawatir. Hasil pemeriksaan menunjukkan keadaan ibu

63.000.000,00 APBD awal: akhir: Januari Desember Honorarium Pengelola Keuangan Sanggau (Kab.) Sanggau (Kab.). 3 Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi Ke

Ketegangan berlanjut ketika kedua belah pihak mengirim tentara di perbatasan kedua negara. Insiden tembak menembakpun terjadi pada tanggal 17 September 1980. Selanjutnya

Modal sosial yang kuat juga ditentukan oleh nilai sosial yang tercipta dari suatu kelompok apabila suatu kelompok masyarakat memberikan bobot yang tinggi pada

Dalam hal terdapat perbedaan data antara DIPA Petikan dengan database RKA-K/L-DIPA Kementerian Keuangan maka yang berlaku adalah data yang terdapat di dalam database

“Penggunaan Pembelajaran Metode Kuantum dengan Teknik Peta Pikiran terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa”

dimana <NK> adalah salah satu template pertanyaan. Halaman pertama hasil pencarian baik Google dan Bing memberikan 10 tautan ke web yang relevan dengan kata kunci