• Tidak ada hasil yang ditemukan

SOCIAL SKILL KEPALA MADRASAH DALAM HUBUNGANNYA DENGAN TUGAS DAN FUNGSINYA. Muhamad Soif. Balai Diklat Keagamaan Palembang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SOCIAL SKILL KEPALA MADRASAH DALAM HUBUNGANNYA DENGAN TUGAS DAN FUNGSINYA. Muhamad Soif. Balai Diklat Keagamaan Palembang"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

SOCIAL SKILL KEPALA MADRASAH DALAM HUBUNGANNYA DENGAN TUGAS DAN FUNGSINYA

Muhamad Soif

Balai Diklat Keagamaan Palembang

Muhamadsoif15@gmail.com

Abstract

Artikel ini membicarakan tentang Social Skill Kepala madrasah dalam hubungannya dengan tugas dan fungsinya sebagai Kepala madrasah. Artikel ini bertujuan untuk mengetahui social skill kepala madrasah, tugas dan fungsi kepala madrasah, serta hubungan di antara keduanya. Artikel ini merupakan library research yaitu sebuah penelitian dengan pembahannya menggunakan analisis kepustakaan untuk menjawab permasalahan penelitian

Key words: Social skill, tugas dan fungsi kepala madrasah

Social skill, banyak pakar menterjemahkan social skill dengan cara yang berbeda-benda, namun sebenarnya tujuannya sama, social skill sering diterjemahkan dengan kemampuan, kecakapan dan kemahiran, sementara itu, social dihubungkan dengan pribadi yang baik. Sehingga social skill dimaknai dengan kemampuan berinteraksi secara pribadi atau sosial.

Interaksi sosial ini, apabila dikaitkan dengan kepala sekolah/madrasah dalam kaitannya dengan tugas dan fungsi kepala sekolah/madrasah, memegang peranan yang sangat menentukan dalam keberhasilan kepala sekolah/madrasah, makin baik tingkat sosial skill kepala sekolah/madrasah makin besar keberhasilan kepala sekolah/ madrasah dalam memanaje sekolah/madrasah yang ia pimpin, dan sebaliknya, makin rendah sosial skill kepala madrasah makin rendah juga keberhasilan kepala madrasah dalam memanaje sekolah/madrasah yang ia pimpin. Banyak tulisan yang membahas tentang social skill kepala sekolah/madrasah, namun belum ada tulisan yang menghubungkan social skill dengan tugas dan fungsi kepala madrasah.

Social skill

1. Definisi Konseptual Social Skills

Pada jenis keterampilan ini, yaitu social skill dimaksudkan adalah keterampilan bersosialisasi antar anggota kelompok atau dengan anggota kelompok lain di luar organisasi. Keterampilan sosial, sebagian para ahli, menggunakan kata-kata yang berbeda, ada yang mengatakan keterampilan sosial, interpersonal skills, keterampilan berhubungan secara manusiawi, dan lain sebagainya. Dalam tulisan ini hanya menggunakan istilah social skill

(2)

Social skill, istilah tersebut tercermin dari pendapat para ahli berikut ini. Surya mengemukakan kompetensi sosial adalah kemampuan yang diperlukan oleh seseorang agar berhasil dalam berhubungan dengan orang lain. Dalam kompetensi sosial ini termasuk keterampilan dalam interaksi sosial dan melaksanakan tanggung jawab sosial.1 Johnson sebagaimana dikutip Anwar mengemukakan kemampuan

sosial “mencakup kemampuan untuk menyesuaikan diri kepada tuntutan kerja dan lingkungan sekitar pada waktu melaksanakan tugas”2.

Griffin dan Ronald mengemukakan human relations skill adalah kemampuan untuk memahami dan bekerjasama dengan orang lain.3 Katz (dalam

Amsyah, 1997:77) mengemukakan human relations skill adalah kemampuan berinteraksi dengan sub-ordinat, anggota kelompok, atasan, dan konsumen atau pelanggan.

Umar mengemukakan keterampilan manusiawi adalah “kemampuan untuk bekerja dengan orang lain, memahami orang lain dan mendorong orang lain, baik sebagai perorangan maupun kelompok”.4 Ukas, mengemukakan human skill adalah

kemampuan untuk bekerja dalam kelompok/team atau dengan kelompok yang lain secara organisasi maupun secara individu, dalam memperbaiki motivasi, komunikasi, memimpin, dan mengarahkan orang-orang untuk mengerjakan sesuatu dalam mencapai tujuan yang diinginkan.5 Suryana mengemukakan human skill adalah

keterampilan memahami, mengerti, berkomunikasi dan berelasi.6

2. Definisi Operasional Social Skills

1 Surya, Muhammad, Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung: Yayasan Bhakti Winaya,

2003, hal. 13.

2 Anwar, Moch. Idochi. (2004). Administrasi Pendidikan dan Manajemen Biaya Pendidikan.

Bandung: Alfabeta, 2004, hal. 63

3 Griffin, Ricky W. Ebbert, Ronald J., Bisnis. Edisi 8 Jilid 1. Jakarta: Erlangga, 2008, hal. 172

4 Umar, H. Business an Introduction. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2000, hal. 31 5 Ukas, Maman. Manajemen: Konsep Prinsip dan Aplikasi. Bandung: Agnini, 2004, hal. 114

6 Surya, Muhammad, Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung: Yayasan Bhakti Winaya,

(3)

Definisi Operasional Social Skills pada penelitian ini adalah bagaimana Kepala Madrasah mensosialisasikan Visi, Misi, Tujuan Pendidikan dan Rencana (program) Strategis maupun Operasianal

3. Indikator Social Skills

Merujuk kepada pendapat di atas, Maka yang menjadi indikator Social Skills Kepala Madrasah pada penelitian ini meliputi

a. Kemampuan berkomunikasi,

b. Kerjasama yang efektif dan kooperatif, dan c. Kemampuan memotivasi.

d. Lingkungan kerja

Aktivitas organisasi merupakan aktivitas hubungan antar manusia dan interaksi antar anggota organisasi utuk mencapai tujuannya yang telah ditetapkan, tidak jarang dalam interaksi itu terjadi hubungan yang kurang atau tidak harmonis, hal ini disebabkan oleh bermacam-macam faktor, boleh jadi karena faktor komunikasi yang kurang lancar, atau adanya personal interest anggota organisasi. Untuk dapat mencapai tujuan organisasi maka harus terbentuk hubungan yang harmonis antar anggota organisasi. Danim berpendapat “ Keterampilan hubungan manusia adalah kecekatan untuk menempatkan diri di dalam kelompok kerja. Juga keterampilan menjalin komunikasi yang mampu menciptakan kepuasan dari kedua belah pihak. Hubungan manusia melahirkan suasana kooperatif dan menciptakan kontak manusia antar pihak yang terlibat. Kepala atau menejer sekolah, di samping berhadapan dengan benda-benda, konsep-konsep dan situasi, juga menghadapi manusianya, bahkan inilah yang paling banyak porsinya”.7

Bahkan Usman mengatakan kemampuan bersosialisasi (menghadapi manusia) sekitar 50 persen, sisanya 40 persen keterampilan konseptual, dan 10 persen lagi keterampilan operasional. Keterampilan manajerial untuk setiap tingkatan organisasi meliputi keterampilan konseptual, sosial, dan operasional dengan komposisi yang berbeda-beda. Sebagai top manajer ia memerlukan keterampilan konseptual sekitar

(4)

40 persen, sosial 50 persen, dan operasional 10 persen, serta bertanggung jawab kepada atasan langsung atau pemilik perusahaan.8

GAMBAR.1.

Keterampilan Manajer Setiap Manajer (Manning & Kurtis, 2003)

Tugas dan Fungsi Kepala Madrasah

Kepala madrasah, paling tidak mempunyai dua fungsi di dalam struktur organisasi pendidikan, yaitu berfungsi sebagai pemimpin (leader) dan manajer, sebagai leader, kepala madrasah harus mampu memberikan contoh yang baik kepada seluruh komponen madrasah, mengarahkan dan mempengaruhi mereka untuk bekerja menggapai tujuan pendidikan madrasah. Sebagai manajer, kepala madrasah dituntut untuk mampu menjalankan fungsi manajemen, yaitu: planning, organising, actuating, dan controlling.

Di dalam Peraturan Menteri Agama (PMA) No. 58 Th. 2017 Tentang kepala madrasah pasal 3 menyatakan fungsi kepala madrasah adalah menyelenggarakan

8Usman, Husaini, Manajemen, Teori, Praktik, danRiset Pendidikan, Edisi 4, Jakarta; Bumi Aksara, 2014, hal. 20-21.

(5)

fungsi perencanaan, pengelolaan, supervisi dan evaluasi, sementara itu, pasal 5 menyatakan bahwa kepala madrasah bertugas dan bertanggung jawab;

a. Menyusun rencana kerja jangkah menengah 4 (empat) tahun; b. Menyusun rencana kerja tahunan

c. Mengembangkan kurikulum

d. Menetapkan pembagian tugas dan pendayagunaan guru dan tenaga pendidikan;

e. Menandatangani ijazah, surat keterangan hasil ujian akhir, surat keterangan pengganti ijazah, dan dokumen akademik lain,

f. Mengembangkan kewirausahaan, dan

g. Melakukan penilaian kinerja guru dan tenaga pendidikan

Dilihat dari tugas pokok dan fungsi kepala madrasah di atas, mulai dari tugas dan tanggungjawab pertama, poin a sampai dengan poin b, untuk dapat melakukan tugas dan tanggungjawab tersebut, maka kepala madrasah berfungsi untuk melakukan fungsi manajemen yaitu merencanakan, perencanaaan yang baik adalah sangat menentukan bagi keberhasilan pendidikan madrasah, Perencanaan harus di sesuaikan dengan visi, misi dan tujuan pendidikan madrasah.

1). Merumuskan Visi dan Misi

Visi, Misi dan Tujuan Pendidikan menurut Rasto adalah merupakan roh organisasi, tanpa Tanpa visi, dan misi organisasi akan berjalan tanpa arah, berputar-putar tidak menuju sasaran dan akhirnya punah. Visi merupakan sebuah daya atau kekuatan untuk melakukan perubahan, yang mendorong terjadinya proses ledakan kreativitas yang dahsyat melalui integrasi dan sinergi berbagai keahlian dari orang-orang yang ada dalam organisasi tersebut.9 Bahkan dikatakan Aribowo P. dan Roy S., (2002) bahwa "nothing motivates change more powerfully than a clear vision." Visi yang jelas dapat secara dahsyat mendorong terjadinya perubahan dalam organisasi. Visi inilah yang mendorong sebuah organisasi untuk senantiasa tumbuh dan belajar, serta berkembang dalam mempertahankan survivalnya sehingga bisa bertahan sampai beberapa generasi. Visi tersebut dapat mengikat seluruh anggotanya, juga mampu

(6)

menjadi sumber inspirasi dalam menjalankan tugas mereka. Oleh karena itu, visi bersama juga berfungsi membangkitkan dan mengarahkan.

Harefa A. (dalam Rasto, 2003:61) menjelaskan visi bukan merupakan sekedar rumusan kata-kata indah yang puitis dan enak didengar. Visi juga bukan sekedar hasil olah pengetahuan (knowledge management), meski ia mencakup hal itu. Visi tidak mungkin diperoleh dari pelatihan (training) sebab pada hakikatnya visi bukan keterampilan. Visi harus berangkat dari hati (heart, perenungan, dan proses pembelajaran), yang kemudian diberi "bingkai" oleh akal budi (ratio, pengetahuan), dan kemudian direalisasikan lewat tindakan nyata (will, keterampilan).

Dari penjelasan para pakar di atas dapat dismpulkan bahwa kemampuan kepala sekolah/madrasah dalam memformulasikan pikiran dan gagasan, menentukan strategi, merumuskan kebijakan, serta memutuskan sesuatu yang terjadi di dalam organisasi dapat dilihat dari kemampuannya mengkreasi visi, misi dan tujuan organisasi, meramu strategi, membuat perencanaan dan merumuskan kebijakan. Pradiansyah, A (dalam Rasto, 2003:61) menjelaskan menjalankan visi secara benar akan memberikan dampak yang mencerahkan organisasi.

Dirgantoro C. mengemukakan visi adalah suatu pandangan yang jauh tentang perusahaan, tujuan-tujuan perusahaan dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.10 Suyanto M. mengemukakan visi adalah tujuan unik

perusahaan yang membedakan perusahaan tersebut dengan perusahaan lain yang sejenis dan mengidentifikasikan cakupan operasinya. Visi merupakan pernyataan atau rumusan umum yang luas dan bersifat tahan lama tentang keinginan atau tujuan perusahaan. Visi ini mengandung filosofis bisnis dari pengambil keputusan strategi perusahaan, menyiratkan citra yang dipancarkan perusahaan, mencerminkan konsep diri perusahaan dan mengidentifikasikan bidang produk (barang, jasa, gagasan) utama perusahaan serta kebutuhan utama pelanggan yang dipenuhi perusahaan. Secara ringkas, visi menguraikan produk, pasar, teknologi yang diterapkan perusahaan, dan ini dilakukan sedemikian sehingga mencerminkan nilai dan prioritas

10 Dirgantoro C. Manajemen Stratejik. Jakarta: Grasindo. [Online]. 2007. Hal. 24 Tersedia:

(7)

dari pengambilan keputusan stratejik perusahaan.11 Bateman T.S. dan Snell S.A.

(2008:163) menjelaskan visi strategis (strategic vision) mengarah pada masa depan. Visi menyediakan suatu perspektif tentang ke mana arah organisasi itu dan akan menjadi seperti apa. Idealnya pernyataan visi menjelaskan arah jangka panjang organisasi dan maksud strategisnya.12

Misi menurut Suyanto M. merupakan operasionalisasi dari visi.13Bateman T.S. dan

Snell S.A. mengemukakan sebuah misi menjelaskan cara organisasi tersebut beroperasi sekarang ini. Misi (mission) merupakan pernyataan yang jelas dan singkat yang mengandung tujuan dasar organisasi. Misi menjelaskan hal-hal dilakukan oleh suatu organisasi, siapa yang akan dilayaninya, produk atau layanan dasarnya, dan nilainya.14 Pearce, J.A. dan Robinson R.B. mengemukakan misi adalah tujuan unik

yang membedakan suatu perusahaan dengan perusahaan lain yang sejenis dan mengidentifikasikan lingkup operasinya.15

2). Merumuskan Sasaran dan Tujuan

Sasaran (goal) menurut Hunger J.D. dan Wheelen T.L., adalah pernyataan terbuka yang berisi satu harapan yang akan diselesaikan tanpa perhitungan apa yang akan dicapai dan tidak ada penjelasan waktu penyelesaiannya. Misalnya sasaran komunitas bank adalah meningkatkan tingkat pengembalian.16

Bateman T.S. dan Snell S.A. menjelaskan sasaran berkembang dari pernyataan visi dan misi organisasi. Sasaran-sasaran tersebut tidak akan berarti tanpa dukungan kepemimpinan yang kuat.17Suyanto M. mengemukakan sasaran menjelaskan

tujuan-11 Suyanto M. Strategic Management Global Most Admired Companies. Yogyakarta: Andi Offset.

2007, hal 11 [Online]. Tersedia: http://books.google.co.id.

12 Bateman T.S., Snell S.A. Manajemen, Kepemimpinan dan Kolaborasi dalam Dunia yang Kompetitif. Edisi 7. Buku I. Jakarta: Salemba Empat. 2008, hal. 163 [Online]. Tersedia: http://books.google.co.id

13 Suyanto, hal. 12

14 Bateman T.S., Snell S.A. hal. 164

15 Robbins, Stephen P., (2001). Organizational Behavior. New Jersey: Pearson Education

International, 2008, hal. 16

16 Hunger, J. David, dan Thomas L. Wheelen. Strategic Management. Edisi Terjemahan. Yogyakarta:

Andi, 1996, hal. 15

17 Bateman T.S., Snell S.A. Manajemen, Kepemimpinan dan Kolaborasi dalam Dunia yang

Kompetitif. Edisi 7. Buku I. Jakarta: Salemba Empat. 2008, hal. 164 [Online]. Tersedia: http://books.google.co.id.

(8)

tujuan yang spesifik dalam jumlah dan waktu, dengan demikian sasaran memudahkan untuk perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian. Dengan kata lain sasaran menunjukkan apa yang ingin dicapai suatu perusahaan. Sasaran perusahaan dapat berupa profitabilitas, posisi pasar, produktivitas, kepemimpinan, teknologi, pengembangan sumber daya manusia, hubungan antar karyawan dan tanggungjawab sosial.18

Berkaitan dengan tujuan (objective) Hunger J.D. dan Wheelen T.L. menjelaskan tujuan adalah hasil akhir aktivitas perencanaan. Tujuan merumuskan apa yang akan diselesaikan dan kapan akan diselesaikan, dan sebaiknya diukur jika memungkinkan. Pencapaian tujuan perusahaan merupakan hasil dari penyelesaian misi. Komunitas bank sebagai contoh, akan menentukan tujuan dalam satu tahun untuk mendapatkan 10% tingkat pengembalian dari portofolio investasi.19

Perencanaan Stratejik

Sekolah merupakan sistem terbuka yang tidak hanya dipengaruhi oleh faktor lingkungan internal, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan eksternal. Sekolah harus dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Perubahan lingkungan yang sangat cepat (turbulence) mengakibatkan tingginya dinamika lingkungan yang selanjutnya menimbulkan ketidakpastian lingkungan yang dihadapi organisasi. Di sinilah pentingnya perencanaan stratejik.

Perencanaan stratejik, mengukur bagaimana sekolah/madrasah mengadakan pembaharuan menetapkan arah stratejik organisasi yang berorientasi pada kebutuhan para pelanggan baik masa kini, maupun masa yang akan datang. Perencanaan stratejik terdiri atas pengembangan strategi (strategy development) dan penyebaran strategi (strategy deployment).

Pengembangan strategi berkaitan dengan aktivitas yang dilakukan madrasah dalam menentukan strategi organisasi, meliputi aktivitas: (1) merumuskan visi dan misi; (2) menganalisis lingkungan internal untuk mengembangkan strategi; (3) menganalisis lingkungan ekternal untuk mengembangkan strategi; (4) melibatkan

18 Suyanto, hal.15

19 Hunger, J. David, dan Thomas L. Wheelen.(1996). Strategic Management. Edisi Terjemahan.

(9)

guru dalam pengembangan strategi; (5) menetapkan tujuan dan strategi jangka pendek; dan (6) menetapkan tujuan dan strategi jangka panjang.

Rencana strategis dirancang untuk mencapai tujuan organisasi yang lebih luas, yaitu untuk melaksanakan misi yang menjadi satu-satunya alasan kehadiran organisasi tersebut. Perencanaan strategis adalah proses pemilihan tujuan organisasi, penentuan kebijakan dan program yang perlu untuk mencapai sasaran dan tujuan tertentu, serta penetapan metode yang perlu untuk menjamin agar kebijakan dan program strategis itu dilaksanakan, atau secara singkat, perencanaan strategis adalah proses perencanaan jangka panjang yang formal untuk menentukan dan mencapai tujuan organisasi.20

Perencanaan operasional

Rencana operasional memberikan deskripsi tentang bagaimana rencana strategis dilaksanakan. Rencana operasional terdiri atas rencana sekali pakai dan rencana tetap.21

Social Skill Kepala Madrasah dan Hubungannya dengan Tugas dan Fungsinya Untuk mengetahui bagaimana social skill kepala madrasah dan hubungannya dengan tugas dan fungsinya sebagai kepala madrasah dapat jelaskan melalui indikator social skill

Kemampuan berkomunikasi

Komunikasi memegang peranan yang sangat penting dan menentukan apakah kepala madrasah dapat melakukan tugas dan tanggungjawabnya, tugas dan tanggungjawab kepala madrasah mesti dikomunikasikan dengan baik kepada seluruh komponen terkait di internal madrasah.

Tugas kepala madrasah seperti pada PMA No. 58 Tahun 2017 pasal 5 yaitu melaksanakan fungsi perencanaan, pengelolaan, supervisi dan evaluasi menuntut kepala madrasah untuk mampu berkomunikasi, bekerja sama yang efektif dan kooperatif kepada seluruh stakeholder madrasah.

20 Siswanto, H.B, Pengantar Manajemen, Jakarta: Bumi Aksara, 2005, hal. 48-49 21 Siswanto, hal. 49

(10)

Kerjasama yang efektif dan kooperatif

Kerjasama dan kooperatif dalam mencapai tujuan pendidikan adalah kunci keberhasilan, untuk masalah ini, kepala madrasah madrasah harus membangun team work yang kuat dan solid, rasa kepedulian kepada bawahan dapat juga membentuk trust dikalangan arus bawah sehingga dapat menambah kekuatan dan kesoliditasan teamwork yang terbentuk.

Kemampuan memotivasi.

Kemampuan memotivasi adalah bentuk social skill kepala madrasah yang dapat menggerakkan roda organisasi sehingga organisasi dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan, Motivasi adalah kekuatan yang dapat menggerakkan orang untuk bekerja baik secara pribadi-perorangan maupun kelompok dengan ikhlas dan dengan rasa tanggungjawab. Motivasi individu atau kelompok dapat ditimbulkan dan digerakan oleh kepala madrasah karena motivasi datangnya karena adanya kebutuhan (needs) dan tujuan (goal) yang harus dicapai.

Lingkungan kerja

Lingkungan kerja yang baik mempengaruhi kinerja individu dan kelompok, untuk itu kepala yang mempunyai otoritas harus menciptakan lingkungan kerja yang baik, lingkungan yang baik memungkinkan para personel baik secara individu maupun kelompok dapat bekerja bersama dengan baik.

Kesimpulan

Social skill kepala madrasah dilihat dari pengertian dan indikatornya merupakan skill, kemampuan penentu (key) bagi keberhasilan kepala madrasah dalam memanaje madrasah. Makin tinggi tingkat sosial (social skill) kepala madrasah makin mungkin kepala madrasah sukses menjalankan tugas dan fungsinya sebagai kepala madrasah, untuk itu kepala madrasah harus benar-benar menyadari bahwa social skill harus ditujukan kepada upaya untuk mencapai tujuan pendidikan madrasah yang dia pimpin. Social skill kepala madrasah harus diformulasi sedemikian rupa untuk menopang keberhasil pendidikan madrasah.

(11)

Saran

Mengingat social skill merupakan kemampuan penentu (key) bagi kesuksesan kepala madrasah, maka disarankan agar kepala madrasah dapat meningkatkan kemampuan sosialnya, kepala madrasah harus lebih bisa menjalin hubungan pribadi yang baik dengan seluruh lapisan golongan atau staff yang ada di madrasah, dengan cara meningkatkan atensi dan afeksi kepada mereka, selain itu kepala madrasah dituntut untuk mampu mensosialisasikan setiap program yang akan dikerjakan dan menekankan betapa pentingnya keberhasilan program tersebut bagi madrasah.

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Moch. Idochi. (2004). Administrasi Pendidikan dan Manajemen Biaya Pendidikan. Bandung: Alfabeta,

Bateman T.S., Snell S.A. 2008, Manajemen, Kepemimpinan dan Kolaborasi dalam Dunia yang Kompetitif. Edisi 7. Buku I. Jakarta: Salemba Empat [Online]. Tersedia:http://books.google.co.id

Dirgantoro C. 2007, Manajemen Stratejik. Jakarta: Grasindo. [Online]. Tersedia:

http://books.google.co.id.

Griffin, Ricky W. Ebbert, Ronald J., 2008, Bisnis. Edisi 8 Jilid 1. Jakarta: Erlangga, Hunger, J. David, dan Thomas L. Wheelen.(1996). Strategic Management. Edisi

Terjemahan. Yogyakarta: Andi.

Siswanto, H.B, 2005, Pengantar Manajemen, Jakarta: Bumi Aksara,

Suyanto M. 2007, Strategic Management Global Most Admired Companies. Yogyakarta: Andi Offset. [Online]. Tersedia:http://books.google.co.id.

(12)

Surya, Muhammad, 2003, Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung: Yayasan Bhakti Winaya,

Umar, H. 2000, Business an Introduction. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, Ukas, Maman. 2004, Manajemen: Konsep Prinsip dan Aplikasi. Bandung: Agnini, Usman, Husaini, 2014, Manajemen, Teori, Praktik, danRiset Pendidikan, Edisi 4,

Referensi

Dokumen terkait

- Foto copy Domisili Perusahaan dari kelurahan yang yang diketahui camat/dari pengelola gedung perkantoran/pusat perbelanjaan.... - Foto copy UU Gangguan (HO) bagi perusahaan

Tersusunnya laporan keuangan akhir tahun Tersusunnya laporan Prognosis realisasi anggaran Peningkatan penerapan tata. pemerintahan

Bentuk penyampaian metode diatas adalah Ceramah terdiri dari dua topik, yaitu peran web pariwisata dalam mendukung eTourism dan konsep dasar tata kelola sistem

Pemantauan Penangkapan Ikan dan Pengangkutan Ikan di atas Kapal Penangkap ikan dan Kapal Pengangkut Ikan, yang selanjutnya disebut Pemantauan, adalah kegiatan

1. Menentukan tabel distribusi frekuensi a.. Dengan demikian jumlah interval kelas adalah 6,18 dibulatkan menjadi 6.. Dari hasil perhitungan di atas diperoleh nilai

As there is no one who has evaluated English teaching materials for the Economics Faculty, the writer decided to conduct a study on Evaluating English Teaching

1. Presentase 85 % menunjukan jika produk tersebut sangat layak digunakan dengan revisi. Penilaian lebih lengkap bisa dilihat pada lampiran 4.5. Dari hasil

Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi B, yang berisi materi pedagogi tentang teori dan peinsip-prinsip pembelajaran dan materi profesional