• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2014"

Copied!
399
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Rencana Kerja Pembangunan Daerah

BAB I

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dokumen Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Bungo

Tahun 2014 adalah dokumen resmi tahunan yang mempunyai kedudukan

yang strategis, yaitu menjembatani antara perencanaan strategis jangka

menengah dengan perencanaan dan penganggaran tahunan.

Sebagai dokumen perencanaan tahunan daerah, dihasilkan melalui

tahapan; arahan Bupati Bungo, forum SKPD, dan melalui forum Musyawarah

Perencanaan Pembangunan (Musrenbang).

Musrenbang

tingkat

kabupaten

sebagai

bagian

tahapan

dalam

penyusunan dokumen perencanaan pembangunan daerah, merupakan forum

koordinasi

antar

instansi

pemerintah

dan

partisipasi

seluruh

pelaku

pembangunan untuk mengharmoniskan dan menyelaraskan program dan

kegiatan pembangunan di daerah.

RKPD Kabupaten Bungo Tahun 2014 juga merupakan bahan masukan

bagi penyusunan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2014 yang

dihasilkan melalui forum Rapat Koordinasi Pusat dan Musrenbang Nasional.

Untuk mendapatkan keselarasan antara RKPD dan RKP, maka penyusunan

RKP memerlukan masukan dari daerah, khususnya yang akan mempengaruhi

kegiatan pembangunan di daerah yang terkait dengan pendanaan program

dan kegiatan APBN, baik dekonsentrasi, tugas pembantuan.

Dengan adanya Musrenbang diharapkan berbagai keinginan dan

kebutuhan terhadap kegiatan pembangunan yang dirasakan mendesak oleh

Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dapat disampaikan untuk dapat

(3)

Rencana Kerja Pembangunan Daerah

BAB I

2

Sebagai

dokumen

perencanaan

pembangunan

daerah,

RKPD

Kabupaten Bungo Tahun

2014 memuat Rencana Kerja SKPD yang akan

dilaksanakan pada Tahun 2014, Prioritas Pembangunan Daerah, Indikator

Hasil Program, Penanggung Jawab Program, serta Rincian Pembiayaan untuk

mencapai sasaran program, dengan demikian RKPD mempunyai fungsi pokok

sebagai berikut:

1. Menjabarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

2011-2016 ke dalam rencana operasional;

2. Memelihara konsistensi antara capaian tujuan perencanaan strategis

jangka menengah dengan tujuan perencanaan dan penganggaran tahunan

pembangunan daerah;

3. Sebagai

dasar pedoman dalam penyusunan KUA, PPAS, RAPBD, dan

APBD;

4. Instrumen

bagi

Pemerintah

Daerah

untuk

mengukur

Kinerja

Penyelenggaraan Fungsi dan Urusan Wajib Daerah;

5. Instrumen bagi Pemerintah Daerah sebagai acuan penyusunan LPPD

kepada Pemerintah, LKPJ kepada DPRD; dan

6. Menyediakan

informasi

bagi

pemenuhan

Laporan

Evaluasi

Penyelenggaraan Pemerintah Daerah yang perlu disampaikan kepada

Pemerintah Pusat.

1.2. Dasar Hukum Penyusunan RKPD

1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1956 tentang Pembentukan

Daerah

Otonom Kabupaten dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Tengah

(Lembaran

Negara

Republik

Indonesia

Tahun

1956

Nomor

25),

sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1965

tentang Pembentukan Daerah Tingkat II Sarolangun Bangko dan Daerah

Tingkat II Tanjung Jabung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

1965 Nomor 50, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

(4)

Rencana Kerja Pembangunan Daerah

BAB I

3

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan

dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4400);

5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

Nomor 164, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4421);

6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah

diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12

Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32

Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4844);

7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4438);

8. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan

jangka Panjang (RPJP) Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4700);

9. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran

(5)

Rencana Kerja Pembangunan Daerah

BAB I

4

10. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi

Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 136, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4574);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2005 tentang Hibah Kepada Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4577);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005

Nomor 139, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4578);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Kabupaten dan

Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4737);

16. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007

Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);

17. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penyusunan,

Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);

18. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan

(6)

Rencana Kerja Pembangunan Daerah

BAB I

5

19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah beberapa kali diubah

terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011

tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13

Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang

Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang

Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan

Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2010 Nomor 517);

21. Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 01 Tahun 2011 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jambi Tahun 2010-2015

(Lembaran Daerah Provinsi Jambi Tahun 2011, Nomor 01);

22. Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Daerah Kabupaten Bungo Tahun 2011-2016 (Lembaran

Daerah Kabupaten Bungo Tahun 2011 Nomor 10);

23. Peraturan Daerah Kabupaten Bungo Nomor 1 Tahun 2013 Tentang

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2013

(Lembaran Daerah Kabupaten Bungo Tahun 2013 Nomor 1);

1.3. Maksud dan Tujuan Penyusunan RKPD

Rencana Pembangunan Tahunan Daerah, yang selanjutnya disebut

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), adalah dokumen perencanaan

Daerah untuk periode 1 (satu) tahun yang disusun dengan maksud untuk

mensinergikan program regional dan sektoral, memuat rancangan kerangka

ekonomi

daerah,

prioritas

pembangunan

daerah, rencana

kerja,

dan

pendanaannya, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah maupun

yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat.

Adapun tujuannya adalah untuk acuan bagi seluruh SKPD/Camat/Lurah

dalam lingkup Pemerintah Kabupaten Bungo dalam menyusun program dan

(7)

Rencana Kerja Pembangunan Daerah

BAB I

6

(APBD), Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi, maupun

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada Tahun Anggaran

2014.

1.4. Proses Penyusunan RKPD Tahun 2014

Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional, RKPD merupakan penjabaran dari RPJM

Daerah dan mengacu pada RKP, yang memuat rancangan kerangka ekonomi

daerah, prioritas pembangunan daerah, rencana kerja, dan pendanaannya,

baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah maupun yang ditempuh

dengan mendorong partisipasi masyarakat.

Penyusunan RKPD ini mengacu pada RPJMD Kabupaten Bungo Tahun

2011-2016 (Peraturan Daerah Kabupaten Bungo

Nomor 10 Tahun 2011),

Rencana Kerja Pemerintah Republik Indonesia Tahun 2014 dan hasil Forum

SKPD Kabupaten Bungo Tahun 2013, serta hasil Musrenbang Kabupaten

(8)

Rencana Kerja Pembangunan Daerah

BAB I

7

Alur penyusunan RKPD adalah sebagai berikut:

Gambar 1.1. Alur Penyusunan RKPD

RKPD Kabupaten Bungo Tahun 2014 disusun melalui proses sebagai

berikut:

1. Kepala Bappeda menyiapkan rancangan awal RKPD;

2. Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah menyiapkan Renja - SKPD sesuai

dengan tugas pokok dan fungsinya dengan mengacu kepada rancangan

awal RKPD dan berpedoman pada Renstra - SKPD;

3. Kepala Bappeda mengkoordinasikan penyusunan rancangan RKPD dengan

menggunakan Renja - SKPD;

4. Rancangan RKPD menjadi bahan bagi Musrenbang;

5. Musrenbang dalam rangka penyusunan RKPD diikuti oleh unsur -unsur

penyelenggara pemerintahan;

6. Kepala Bappeda menyelenggarakan Musrenbang penyusunan RKPD;

7. Kepala Bappeda menyusun rancangan akhir RKPD berdasarkan hasil

Musrenbang; dan

8.

RKPD ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah.

VISI & MISI

KONDISI

DAERAH

ISU & MASALAH

MENDESAK

RANCANGAN

EKONOMI

DAERAH

TEMA

PEMBANGUNAN

PRIORITAS

PEMBANGUNAN

PROGRAM DAN

KEGIATAN

(9)

Rencana Kerja Pembangunan Daerah

BAB I

8

1.5. Hubungan RKPD Daerah dengan Dokumen Perencanaan

Lainnya

RKPD tahun 2014 merupakan dokumen perencanaan teknis operasional

untuk kurun waktu satu tahun yang disusun berdasarkan Peraturan Menteri

Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan

Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata cara Penyusunan,

Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. RKPD

merupakan penjabaran RPJMD Kabupaten Bungo tahun 2011-2016 dengan

mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Menengah Nasional Tahun 2010 – 2014 dan

berpedoman pada Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 01 Tahun 2011

tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jambi

Tahun 2010 - 2015.

1.6. Sistimatika Dokumen RKPD

Dokumen RKPD Kabupaten Bungo Tahun 2014 terdiri

dengan

sistematika sebagai berikut :

Bab I

:

PENDAHULUAN

Menguraikan tentang Latar belakang, dasar hukum, maksud

dan tujuan penyusunan, proses penyusunan RKPD Tahun

2014, hubungan antar dokumen dan sistematika penyusunan

RKPD.

Bab II

:

EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD DAN CAPAIAN KINERJA

PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN

Menguraikan Gambaran Umum Kondisi Daerah dan Evaluasi

Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu.

Bab III

:

RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN

EKONOMI DAERAH

Berisi Kerangka Ekonomi Makro Tahun 2014, menguraikan

(10)

Rencana Kerja Pembangunan Daerah

BAB I

9

arah kebijakan perekonomian daerah, sumber pembiayaan

daerah, arah kebijakan keuangan daerah.

Bab IV

:

PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

2014

Berisi Tujuan dan Sasaran Pembangunan serta Prioritas

Pembangunan.

Bab V

:

RENCANA KERJA PROGRAM KEGIATAN PRIORITAS

DAERAH

Berisi Prioritas Pembangunan Daerah, yang menguraikan

tentang

tema

pembangunan

Tahun

2014,

prioritas

pembangunan, sasaran dan kebijakan masing -masing prioritas

pembangunan.

Bab VI

: KAIDAH PELAKSANAAN

Berisi Kaidah Pelaksanaan yang menguraikan secara umum

kewajiban dalam menjalankan seluruh arah kebijakan dan

sasaran yang termuat dalam rencana kerja pembangunan

daerah

Bab VII

:

PENUTUP

Penutup yang berisi harapan – harapan dalam

(11)

Rencana Kerja Pembangunan Daerah

BAB II

1

BAB II

EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU

2.1. Gambaran Umum Kondisi Daerah

a). Pembentukan Pembentukan Kabupaten Bungo

Undang-undang Nomor 12 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah

Otonom Kabupaten dalam Lingkungan Daerah Provinsi Sumatera Tengah,

Kabupaten Merangin yang semula ibukotanya berkedudukan di Bangko

dipindahkan ke Muara Bungo. Selanjutnya Dalam perkembangannya Daerah

Tingkat I Jambi yang dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 81 Tahun

1957 tentang Pembentukan Daerah Tingkat I Jambi dirubah menjadi UU No.

81 Tahun 1958 yang wilayahnya terdiri dari Kabupaten Batanghari, Kabupaten

Merangin dan Kabupaten Kerinci.

Pada Tahun 1958 rakyat Kabupaten Merangin melalui DPRD Peralihan

dan DPRDGR bertempat di Muara Bungo dan Bangko mengambil keputusan

antara lain:

1. Mendesak

Pemerintah

Pusat melalui Menteri Dalam Negeri untuk

memekarkan Kabupaten Merangin menjadi 2 (dua) kabupaten antara lain:

a. Kewedanaan Muara Bungo dan Kewedanaan Muara Tebo menjadi

Kabupaten Muara Bungo Tebo dengan Ibukotanya Muara Bungo.

b. Kewedanaan

Sarolangun

dan

Kewedanaan

Bangko

menjadi

Kabupaten Bangko dengan Ibukotanya Bangko.

2. Mengirim delegasi ke Jakarta untuk menghadap Menteri Dalam Negeri

melalui Gubernur Propinsi Jambi guna memperjuangkan keputusan

tersebut. Sebagai perwujudan dari tuntutan rakyat tersebut, maka

keluarlah Undang-undang Nomor 7 Tahun 1965 tentang Pembentukan

Daerah Tingkat II yang mengubah Undang-undang Nomor 12 Tahun 1956

(12)

Rencana Kerja Pembangunan Daerah

BAB II

2

1. Kabupaten Merangin menjadi:

1) Pemerintah Daerah Tingkat II Sarolangun Bangko berkedudukan

di Bangko.

2) Pemerintah Daerah Tingkat II Muara Bungo Tebo berkedudukan di

Muara Bungo.

2. Kabupaten Batanghari menjadi:

1) Pemerintah

Daerah Tingkat II Tanjung Jabung berkedudukan di

Kuala Tungkal.

2) Pemerintah Daerah Tingkat II Batanghari berkedudukan di Kenali

Asam.

Pada Tanggal 12 September 1965 dilakukan pelantikan Bapak M. Saidi

(almarhum) sebagai Pejabat Bupati Kepala daerah Tingkat II Muara Bungo

Tebo dan diadakan penurunan papan nama Kantor Bupati Merangin dan

diganti dengan papan nama Kantor Bupati Muara Bungo Tebo.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka tanggal

19 Oktober 1965

dinyatakan sebagai

Hari Jadi Kabupaten Muara Bungo Tebo

. Untuk

memudahkan penyebutannya dan dengan tidak mengurangi makna keputusan

dan jiwa Undang-undang Nomor 7 Tahun 1965 dan Keputusan DPRDGR

Kabupaten Daerah Tingkat II Muara Bungo Tebo, ditetapkan dengan sebutan

Kabupaten Bungo Tebo.

Seiring dengan berjalannya waktu dan tuntutan pembangunan, maka

paska reformasi Undang-undang Nomor 54 Tahun 1999 Kabupaten Bungo

Tebo dimekarkan menjadi 2 (dua) wilayah yaitu Kabupaten Bungo dan

Kabupaten Tebo. Sehubungan dengan itu tanggal

19 Oktober

dinyatakan

sebagai

Hari Jadi Kabupaten Bungo

saja, dengan motto:

Langkah

Serentak Limbai Seayun.

Secara

garis besar, pembentukan Kabupaten

Bungo didasarkan

kepada :

1. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah

(13)

Rencana Kerja Pembangunan Daerah

BAB II

3

(Lembaran

Negara

Republik

Indonesia

Tahun

1956

Nomor

25),

sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1965

tentang Pembentukan Daerah Tingkat II Sarolangun Bangko dan Daerah

Tingkat II Tanjung Jabung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

1965 Nomor 50, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

2755);

2. Undang-undang Nomor 54 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten

Sarolangun, Kabupaten Tebo, Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten

Tanjung Jabung Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999

Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

3903); sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 14

Tahun 2000 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 54 Tahun

1999 tentang Pembentukan Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Tebo,

Kabupaten Muaro Jambi, dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 81, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 3969);

b). Kondisi Geografis

Secara geografis Kabupaten Bungo berada pada posisi antara 01

0

08’

sampai 01

0

55’ Lintang Selatan dan antara 101

0

27’ sampai 102

0

30’ Bujur

Timur.

Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Tebo dan Kabupaten

Dharmasraya (Sumbar), sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten

Merangin,

sebelah

barat

berbatasan

dengan

Kabupaten

Dharmasraya

(Sumbar) dan Kabupaten Kerinci serta sebelah timur dengan Kabupaten Tebo.

Posisi demikian menempatkan Bungo sebagai daerah perlintasan dari

Provinsi Jambi ke Sumatera Barat juga sebagai penghubung antara

kabupaten-kabupaten di wilayah Jambi bagian timur (Kota Jambi, Kabupaten

Tanjung Jabung Timur, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Kabupaten Muara

Jambi dan Kabupaten Batanghari), dengan bagian barat (Kabupaten Tebo,

Kabupaten

Bungo,

Kabupaten

Sarolangun,

Kabupaten

Merangin

dan

(14)

Rencana Kerja Pembangunan Daerah

BAB II

4

Saat ini, Pemerintah Kabupaten Bungo mencoba untuk memanfaatkan

aksesibilitas ini sebagai pusat pertumbuhan ekonomi, khususnya di Sumatera

Bagian Tengah dengan menyediakan sarana transportasi udara. Sejak tahun

2004, bandara udara Muara Bungo dirintis, dimulai dengan pembebasan lahan

dan pembangunan fisiknya pada tahun 2008.

Kini, bandara udara Muara

Bungo telah dipergunakan untuk angkutan domestik dengan rute Bengkulu

-Muara Bungo, -Muara Bungo - Jambi dan -Muara Bungo – Jakarta.

Luas Kabupaten Bungo adalah 4.659 km

2

dengan topografi datar,

berbukit-bukit hingga curam dengan ketinggian antara 100 hingga lebih dari

1.000 m dpl.

Kabupaten Bungo merupakan daerah beriklim tropis dengan

curah hujan 2.577 mm/tahun (138 hari/tahun) dengan jenis tanah yang

mendominasi adalah latosol, podsolik, komplek latosol, dan andosol.

Kondisi lahan di Kabupaten Bungo secara umum adalah morfologi

datar, bertekstur agak kasar, dengan ketersediaan air yang cukup karena

dilalui 4 buah sungai besar. Lahan bergelombang dengan kemiringan tanah

kurang dari 40% yang mencapai 80% dari luas wilayah. Kondisi ini sangat

cocok untuk pengembangan tanaman perkebunan.

Sedangkan sisanya

sebanyak 20% luas wilayah dengan kemiringan lebih dari 40% termasuk

dalam kawasan lindung.

c). Gambaran Demografis

Berdasarkan data demografis hasil proyeksi Sensus Penduduk Tahun

2011 yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk

Kabupaten Bungo sebanyak 310.737 orang yang terdiri dari 159.523 orang

laki-laki dan 151.214 perempuan dengan sex ratio sebesar 105,49.

Bila

dibandingkan dengan jumlah penduduk pada tahun 2010 sebesar 303.135

orang, maka pertumbuhan penduduk Kabupaten Bungo sebesar 2,51%.

Komposisi umur merupakan faktor yang sangat penting dalam

demografi,

terutama

dalam

berbagai

analisis

kependudukan.

Menurut

(15)

Rencana Kerja Pembangunan Daerah

BAB II

5

penduduk berumur kurang dari 15 tahun maksimal 30 persen dan penduduk

umur 65 tahun keatas minimal 10 persen dari penduduk pada suatu wilayah.

Sementara, penduduk muda adalah bila penduduk berumur kurang dari 15

tahun maksimal 40 persen dan penduduk umur 65 tahun keatas maksimal 5

persen.

Komposisi penduduk Kabupaten Bungo menunjukkan bahwa 31,60

persen penduduk berusia muda (umur 0-14 tahun), 63,32 persen berusia

produktif (umur 15-60 tahun), dan hanya 5,08 persen yang berumur 60 tahun

lebih,

sehingga

berdasarkan

angka

mutlaknya

diperoleh

angka

ketergantungan sebesar 57,93. Artinya, setiap 100 penduduk usia produktif

menanggung sekitar 57 orang penduduk usia tidak produktif.

Semakin besar angka ketergantungan, maka semakin besar pula beban

yang ditanggung oleh penduduk usia produktif, berarti semakin besar

hambatan atas upaya perkembangan daerah.

Secara umum penduduk Kabupaten Bungo masih bergantung kepada

sektor pertanian dalam arti luas. Berdasarkan data yang diterbitkan oleh BPS

Kabupaten Bungo terlihat bahwa 59,55% dari jumlah penduduk bekerja

dibidang pertanian.

Berturut-turut persentase bidang pekerjaan adalah

sebagai berikut bidang perdagangan 11,72%, bidang jasa kemasyarakatan

12,36, bidang industri pengolahan 3,34% dan lainnya sebesar 13,03%.

Gejala lain yang teramati adalah adanya konsentrasi atau pertambahan

kelompok penduduk di usia semakin tua. Hal ini dikarenakan bertambahnya

kualitas kependudukan berkat perbaikan kualitas gizi sehingga membuat

meningkatnya angka harapan hidup. Angka harapan hidup masyarakat

Kabupaten Bungo masih berkisar pada usia 67 tahun.

Sejalan dengan upaya Pemerintah Kabupaten Bungo untuk terus

meningkatkan pemerataan sarana dan prasarana, peralatan, dan fasilitas

(16)

Rencana Kerja Pembangunan Daerah

BAB II

6

disemua jenjang pendidikan. Kenaikan APK terjadi pada jenjang pendidikan

SD/MI dari 112,26% pada tahun 2011 menjadi 112,48% pada tahun 2012.

Untuk APK jenjang SMP/MIS dan yang sederajat juga meningkat dari 92,05%

menjadi 92,78% pada tahun 2012. Sedangkan APK untuk jenjang pendidikan

SMA sederajat dari 80,87% menjadi 81,62% pada tahun 2012.

Grafik 1.1.Trend APK Jenjang Pendidikan SD, SMP dan SMA Sederajat

Kabupaten Bungo Tahun 2011-2012

0

20

40

60

80

100

120

SD

SMP

SMA

2011

2012

Nilai APM untuk jenjang SD sederajat meningkat dari 98,94% menjadi

99,61% pada tahun 2012.

APM untuk jenjang SMP/MIS juga meningkat dari

86,82% menjadi 87,76% pada tahun 2012. APM untuk jenjang pendidikan

SMA sederajat meningkat dari 62,94% menjadi 63,98% pada tahun 2012.

Trend nilai APM untuk jenjang SD, SMP dan SMA sederajat dapat dilihat pada

grafik di bawah ini.

Grafik 1.2. Trend APM Jenjang Pendidikan SD, SMP dan SMA Sederajat

Kabupaten Bungo Tahun 2011-2012

0

50

100

150

SD/MI

SMP/MIS

SMA

2011

(17)

Rencana Kerja Pembangunan Daerah

BAB II

7

d) Kondisi Ekonomi

Potensi Unggulan Daerah

Potensi daerah yang menjadi andalan dan merupakan sumber

pendapatan sebagian besar masyarakat Kabupaten Bungo adalah potensi

sumber daya pertanian dan perkebunan. Komoditi tanaman pangan berupa

padi dan palawija telah dikenal sejak lama terus berkembang dengan baik.

Pada tahun 2012 produksi padi mencapai 47.056,07 ton, kedelai 711,71 ton,

kacang tanah 1.035,10 ton dan jagung 5.660,82 ton. Dengan penambahan

lahan dan penerapan teknologi pertanian, maka produksi masing-masing

komoditas tersebut masih dapat ditingkatkan.

Sedangkan tanaman perkebunan yang menjadi primadona adalah

karet.

Kini selain karet, tanaman kelapa sawit pun menjadi jenis yang

diminati pengembangannya.

Perkebunan sejak lama menjadi salah satu

sektor penghasilan utama masyarakat.

Kurang lebih 55% penggunaan

wilayah Kabupaten Bungo dijadikan perkebunan, baik perkebunan karet

maupun kelapa sawit.

Kehadiran perkebunan besar mempunyai manfaat

yang cukup berarti dalam memacu produksi perkebunan.

Luas hutan menempati urutan kedua dalam penggunaan jenis lahan.

Kurang lebih 34% luas wilayah Kabupaten Bungo merupakan kawasan hutan.

Hal ini telah sesuai dengan Undang-undang No. 41 Tahun 1999 tentang

Kehutanan pasal 18 yang berbunyi ”minimal 30% (tiga puluh persen) dari luas

daerah aliran sungai dan atau pulau dengan sebaran yang proporsional”.

Hasil hutan berupa kayu dan non kayu menjadi kontributor terhadap

perekonomian secara umum, baik terhadap penerimaan pembangunan dari

Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH) dan Dana Reboisasi (DR) serta

pembukaan lapangan pekerjaan.

Berdasarkan Data Profil Investasi di Kabupaten Bungo tahun 2009,

Kabupaten Bungo memiliki potensi sumberdaya pertambangan yang meliputi

batu bara, emas, minyak bumi, bijih besi, granit dan pasir kuarsa.

Bahan

(18)

Rencana Kerja Pembangunan Daerah

BAB II

8

kandungan kalori antara 5.000-7.300 kalori.

Saat ini bahan tambang batu

bara sudah diusahakan oleh beberapa perusahaan, selain itu masih ada

perusahaan lainnya yang tengah dalam proses perizinan.

Potensi emas di Kabupaten Bungo terdiri dari dua sumber yaitu emas

primer dan emas sekunder. Potensi ini tersebar di beberapa lokasi antara lain

Kecamatan Rantau Pandan yang memiliki cadangan emas sebesar 14.400 kg,

Kecamatan Pelepat (87.000 kg), Kecamatan Limbur Lubuk Mengkuang

(25.000 kg), Kecamatan Tanah Sepenggal (10.000 kg), Kecamatan Pelepat Ilir

(13.000 kg) serta Kecamatan Jujuhan (11.000 kg).

Kabupaten Bungo memiliki indikasi adanya cadangan minyak bumi

yang tersimpan di kedalaman 500–800 meter di beberapa kecamatan.

Kecamatan-kecamatan tersebut antara lain Kecamatan Jujuhan dengan 4 titik

bor, Kecamatan Rantau Pandan (4 titik bor), Kecamatan Tanah Sepenggal (2

titik bor), Kecamatan Tanah Tumbuh (3 titik bor) dan Kecamatan Pasar Muara

Bungo (2 titik bor).

Sebaran ini merupakan potensi untuk dieksploitasi

menjadi sumber pendapatan asli daerah.

Keberadaan potensi bahan tambang dan sumber daya mineral memang

memberikan manfaat ekonomis cukup berarti bagi masyarakat dan daerah.

Akan tetapi perlu diwaspadai kemungkinan timbulnya kerusakan lingkungan

dan sumber daya alam.

Pertumbuhan Ekonomi/PDRB

Bidang ekonomi menjadi bidang krusial dalam merencanakan dan

mengevaluasi

pembangunan,

termasuk

dalam

mengukur

keberhasilan

otonomi daerah. Karena salah satu ukuran keberhasilan otonomi daerah

adalah adanya peningkatan pendapatan masyarakat.

PDRB selama lima tahun terakhir menunjukkan trend peningkatan

seiring peningkatan pendapatan masyarakat.

Namun bila dibandingkan

(19)

Rencana Kerja Pembangunan Daerah

BAB II

9

bawah tingkat garis kemiskinan yang ditentukan. Dalam kaitan ini, struktur

perekonomian, pergeseran dari sektor primer ke sektor sekunder bahkan

tersier menjadi salah satu ukuran keberhasilan pembangunan.

Hasil evaluasi kinerja perekonomian biasanya didukung oleh peran dan

kontribusi Usaha Mikro, Industri Kecil dan Koperasi. Peran bidang ini pada

perekonomian menjadi penting karena digerakkan dan menggerakkan

masyarakat yang ternyata dapat menopang kehidupan masyarakat dalam

menghadapi krisis yang pernah terjadi.

Hasil

pembangunan

Kabupaten

Bungo

juga

melihat

kondisi

pertumbuhan ekonomi dan PDRB per kapita serta tingkat inflasi sebagai

indikator makronya.

Hingga tahun 2011, perekonomian Kabupaten Bungo masih didominasi

sektor pertanian dalam pembentukan PDRB Kabupaten Bungo yaitu sebesar

28,33

persen.

Sektor

kedua

yang

cukup

berperan

adalah

sektor

pertambangan dan penggalian yaitu 17,61 persen lalu disusul sektor

perdagangan, hotel dan restauran sebesar 17,27 persen.

Tabel 1.1. PDRB atas Dasar Harga Berlaku menurut Lapangan Usaha

2011

2012

1

6

7

PDRB atas dasar harga berlaku menurut lapangan usaha*

1

Pertanian, peternakan, kehutanan, perikanan

1.325.037,39

1.497.162,27

a Tanaman bahan makanan

476.642,56

536.751,92

b Tanaman perkebunan

590.957,77

691.398,14

c Peternakan dan hasil-hasilnya

119.901,05

130.500,82

d Kehutanan

121.482,26

120.611,39

e Perikanan

16.053,75

17.900,00

2

Pertambangan dan Galian

626.189,09

898.276,97

3

Industri pengolahan

178.670,11

212.145,15

4

Listrik, gas, air bersih

31.369,15

36.092,86

5

Bangunan

416.149,83

559.077,27

6

Perdagangan, hotel dan restoran

833.075,51

958.713,01

7

Pengangkutan dan komunikasi

270.422,46

322.975,65

8

Keuangan, persewaan, jasa

223.636,31

255.690,27

9

Jasa-jasa

610.116,10

706.065,98

NO

URAIAN DATA

Tahun Data

2

(20)

Rencana Kerja Pembangunan Daerah

BAB II

10

Grafik 1.3. PDRB per Lapangan Usaha atas dasar Harga Berlaku

Pertanian

Pertambangan

Industri

Listrik

Bangunan

Perdagangan

Pengangkutan

Keuangan

Jasa

Pendapatan perkapita masyarakat Kabupaten Bungo juga meningkat

dari tahun ke tahun. Pada tahun 2010 pendapatan per kapita masyarakat

sebesar Rp. 13.307.566,60 per tahun dan kini meningkat mencapai Rp.

15.303.276,70 pada tahun 2011. Pada tahun 2012 pendapatan perkapita

diproyeksikan sebesar Rp.15.816.931,91. Grafik peningkatan pendapatan

per kapita masyarakat Kabupaten Bungo dapat dilihat pada grafik di bawah

ini.

Grafik 1.4. Pendapatan per Kapita atas dasar Harga Berlaku

Rp12.000.000,00

Rp13.000.000,00

Rp14.000.000,00

Rp15.000.000,00

Rp16.000.000,00

Rp17.000.000,00

Pendapatan Per Kapita

2010

2011

2012

Prestasi pembangunan Kabupaten Bungo dilihat dari pertumbuhan

ekonominya terjadi perkembangan yang cukup berarti yaitu mencapai 6,54%

pada tahun 2011. Dengan kondisi perekonomian yang masih belum membaik

saat ini, memang cukup berat untuk mencapai angka pertumbuhan ekonomi

yang

tinggi.

Oleh

karena

itu,

pada

tahun

2012

diharapkan

angka

pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bungo konsisten atau minimal mencapai

(21)

Rencana Kerja Pembangunan Daerah

BAB II

11

2.2. Evaluasi Pelaksanaan Program Dan Kegiatan RKPD Tahun

2012.

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Bungo Tahun

2013 ditetapkan dengan Peraruran Bupati Bungo Nomor 17 Tahun 2012.

RKPD tersebut memuat semua program/kegiatan yang akan dilaksanakan oleh

Pemerintah Kabupaten Bungo pada tahun 2013.

Namun, tidak semua program/kegiatan yang ada dalam RKPD dapat

diakomodir ke dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

Kabupaten Bungo Tahun 2013, dikarenakan adanya penerapan skala prioritas

terhadap terhadap program / kegiatan yang akan dilaksanakan, sehingga

hanya program/kegiatan yang bersifat urgen dan merupakan kebutuhan

masyarakat dan pemerintah yang diutamakan dalam penyusunan APBD.

1. Dinas Pendidikan

Dinas

Pendidikan

menyelenggarakan

urusan

wajib

bidang

pendidikan. Dalam APBD Tahun 2012, jumlah program / kegiatan yang

dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan sebanyak 11 program dan 168

kegiatan (7 kegiatan lanjutan tahun 2011) dengan pagu sebesar Rp.

47.177.682.841,- terealisasi sebesar Rp. 30.815.438.731,- dengan tingkat

capaian kinerja sebesar 65,32 %.

2. Dinas Kesehatan

Dinas

Kesehatan

menyelenggarakan

urusan

wajib

bidang

kesehatan. Dalam APBD Tahun 2012, jumlah program / kegiatan yang

dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan sebanyak 16 program dan 50 kegiatan

dengan pagu sebesar Rp. 9.156.175.692,- terealisasi sebesar Rp.

8.856.039.741,- dengan tingkat capaian kinerja sebesar 96,72 %.

3. Rumah Sakit Umum Daerah H. Hanafie

Rumah Sakit Umum Daerah H. Hanafie menyelenggarakan urusan

wajib bidang kesehatan. Dalam APBD Tahun 2012, jumlah program /

(22)

Rencana Kerja Pembangunan Daerah

BAB II

12

sebanyak 7 program dan 14 kegiatan

dengan pagu sebesar Rp.

58.030.885.601,- terealisasi sebesar Rp. 47.169.128.265,- dengan tingkat

capaian kinerja sebesar 81,28 %.

4. Dinas Pekerjaan Umum

Dinas Pekerjaan Umum menyelenggarakan urusan wajib bidang

pekerjaan umum dan penataan ruang . Dalam APBD Tahun 2012, jumlah

program / kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Pekerjaan Umum

sebanyak 17 program dan 48 kegiatan

dengan pagu sebesar Rp.

78.189.902.633,- terealisasi sebesar Rp. 60.886.906.921,- dengan tingkat

capaian kinerja sebesar 77,87 %.

5. Dinas Pengelolaan Pasar dan Kebersihan

Dinas Pengelolaan Pasar dan Kebersihan menyelenggarakan urusan

wajib bidang Pekerjaan Umum,. Dalam APBD Tahun 2012, jumlah

program/kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Pengelolaan Pasar dan

Kebersihan sebanyak 9 program dan 29 kegiatan dengan pagu sebesar

Rp. 10.239.415.000,- terealisasi sebesar Rp. 9.184.176.869,- dengan

tingkat capaian kinerja sebesar 89,69 %.

6. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Badan

Perencanaan

Pembangunan

Daerah

menyelenggarakan

urusan wajib bidang perencanaan embangunan dan penataan ruang.

Dalam APBD Tahun 2012, jumlah program / kegiatan yang dilaksanakan

oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah sebanyak 13 program dan

49 kegiatan dengan pagu sebesar Rp. 4.124.152.800,- terealisasi sebesar

Rp. 3.734.366.857,- dengan tingkat capaian kinerja sebesar 90,55 %.

7. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika

Dinas

Perhubungan,

Kemunikasi

dan

Informatika

menyelenggarakan urusan wajib bidang perhubungan, komunikasi dan

informatika. Dalam APBD Tahun 2012, jumlah program / kegiatan yang

(23)

Rencana Kerja Pembangunan Daerah

BAB II

13

sebanyak 10 program dan 23 kegiatan

dengan pagu sebesar Rp.

14.033.012.100,- terealisasi sebesar Rp. 14.614.502.050,- dengan tingkat

capaian kinerja sebesar 104,14 %

8. Kantor Lingkungan Hidup

Kantor Lingkungan Hidup menyelenggarakan urusan wajib bidang

Lingkungan Hidup. Dalam APBD Tahun 2012, jumlah program / kegiatan

yang dilaksanakan oleh Kantor Lingkungan Hidup sebanyak 8 program dan

30 kegiatan dengan pagu sebesar Rp. 1.572.893500,- terealisasi sebesar

Rp. 1.461.604.138,- dengan tingkat capaian kinerja sebesar 92,92 %

9. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil menyelenggarakan

urusan wajib Kependudukan dan Catatan Sipil. Dalam APBD Tahun 2012,

jumlah program / kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Kependudukan

dan Pencatatan Sipil sebanyak 6 program dan 31 kegiatan dengan pagu

sebesar Rp. 3.194.196.960,- terealisasi sebesar Rp.

3.002.228.827,-dengan tingkat capaian kinerja sebesar 93,99 %

10. Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi menyelenggarakan

urusan wajib sosial, ketenagakerjaan dan urusan pilihan ketransmigrasian.

Dalam APBD Tahun 2012, jumlah program / kegiatan yang dilaksanakan

oleh Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi sebanyak 17 program

dan 66 kegiatan

dengan pagu sebesar Rp. 4.877.656.150,- terealisasi

sebesar Rp. 4.256.161.646,- dengan

tingkat

capaian kinerja sebesar

87,26 %

11. Badan Penannggulangan Bencana Daerah, Kesbang, Pol dan

Linmas

Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Kesbang, Politik dan

Linmas menyelenggarakan urusan wajib sosial dan kesatuan bangsa dan

(24)

Rencana Kerja Pembangunan Daerah

BAB II

14

yang dilaksanakan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Kesbang,

Politik dan Linmas sebanyak 13 program dan 34 kegiatan dengan pagu

sebesar Rp. 6.137.405.800,- terealisasi sebesar Rp.

5.686.224.282,-dengan tingkat capaian kinerja sebesar 92,65 %.

12. Dinas Koperasi, UMKM, Peridustrian dan Perdagangan

Dinas

Koperasi,

UMKM,

Perindustrian

dan

Perdagangan

menyelenggarakan urusan wajib koperasi dan usaha kecil menengah serta

urusan pilihan Perdagangan dan Industri. Dalam APBD Tahun 2012,

jumlah program / kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Koperasi, UMKM,

Perindustrian dan Perdagangan sebanyak 15 program dan 52 kegiatan

dengan pagu sebesar Rp. 2.610.023.500,- terealisasi sebesar Rp.

2.530.029.149,- dengan tingkat capaian kinerja sebesar 96,94 %.

13. Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga.

Dinas

Kebudayaan,

Pariwisata,

Pemuda

dan

Olah

Raga

menyelenggarakan urusan wajib kebudayaan, pemuda dan olah raga serta

urusan pilihan pariwisata. Dalam APBD Tahun 2012, jumlah program /

kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda

dan Olah Raga sebanyak 14 program dan 32 kegiatan

dengan pagu

sebesar Rp. 3.342.991.350,- terealisasi sebesar Rp.

2.895.395.006,-dengan tingkat capaian kinerja sebesar 86,61 %.

14. Kantor Satuan Polisi dan Pamong Praja.

Kantor Satuan Polisi dan Pamong Praja menyelenggarakan urusan

kesatuan bangsa dan politik dalam negeri. Dalam APBD Tahun 2012,

jumlah program / kegiatan yang dilaksanakan oleh Kantor Satuan Polisi

dan Pamong Praja sebanyak 25 program dan 25 kegiatan dengan pagu

sebesar Rp. 3.758.826.000,- terealisasi sebesar Rp.

(25)

Rencana Kerja Pembangunan Daerah

BAB II

15

15. Sekretariat Daerah

Sekretariat

Daerah

menyelenggarakan

urusan

wajib

otonomi

daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat

daerah, kepegawaian dan persandian. Dalam APBD Tahun 2012, jumlah

program / kegiatan yang dilaksanakan oleh Sekretariat Daerah sebanyak

29 program dan 97 kegiatan dengan pagu sebesar Rp.

24.116.125.700,-terealisasi sebesar Rp. 21.398.271.596,- dengan tingkat capaian kinerja

sebesar 88,73 %.

16. Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menyelenggarakan

urusan wajib otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan

daerah, perangkat daerah, kepegawaian dan persandian. Dalam APBD

Tahun 2012, jumlah program / kegiatan yang dilaksanakan oleh

Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sebanyak 9 program dan 34

kegiatan dengan pagu sebesar Rp. 14.631.145.500,- terealisasi sebesar

Rp. 12.654.459.060,- dengan tingkat capaian kinerja sebesar 86,49 %.

17. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

Dinas

Pendapatan,

Pengelolaan

Keuangan

dan

Aset

Daerah

menyelenggarakan urusan wajib otonomi daerah, pemerintahan umum,

administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian dan

persandian. Dalam APBD Tahun 2012, jumlah program / kegiatan yang

dilaksanakan oleh Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset

Daerah sebanyak 8 program dan 54 kegiatan dengan pagu sebesar Rp.

54.915.378.707,- terealisasi sebesar Rp. 54.090.075.957,- dengan tingkat

capaian kinerja sebesar 98,50 %.

18. Badan Kepegawaian dan Diklat

Badan Kepegawaian dan Diklat menyelenggarakan urusan wajib

otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah,

perangkat daerah, kepegawaian dan persandian. Dalam APBD Tahun

(26)

Rencana Kerja Pembangunan Daerah

BAB II

16

Kepegawaian dan Diklat sebanyak 9 program dan 31 kegiatan

dengan

pagu sebesar Rp. 6.684.955.400,- terealisasi sebesar Rp.

5.318.093.874,-dengan tingkat capaian kinerja sebesar 79,55 %.

19. Inspektorat

Inspektorat menyelenggarakan urusan wajib otonomi daerah,

pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah,

kepegawaian dan persandian. Dalam APBD Tahun 2012, jumlah program /

kegiatan yang dilaksanakan oleh Inspektorat sebanyak 6 program dan 27

kegiatan dengan pagu sebesar Rp. 2.247.506.000,- terealisasi sebesar Rp.

2.054.572.674,- dengan tingkat capaian kinerja sebesar 91,42 %.

20. Kecamatan Pasar Muara Bungo

Kecamatan Pasar Muara Bungo menyelenggarakan urusan wajib

otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah,

perangkat daerah, kepegawaian dan persandian. Dalam APBD Tahun

2012, jumlah program / kegiatan yang dilaksanakan oleh Kecamatan Pasar

Muara Bungo sebanyak 9 program dan 24 kegiatan dengan pagu sebesar

Rp. 402.989.600,- terealisasi sebesar Rp. 377.670.149,- dengan tingkat

capaian kinerja sebesar 93,72 %.

21. Kecamatan Pelepat

Kecamatan

Pelepat

menyelenggarakan

urusan wajib

otonomi

daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat

daerah, kepegawaian dan persandian. Dalam APBD Tahun 2012, jumlah

program / kegiatan yang dilaksanakan oleh Kecamatan Pelepat sebanyak

10 program dan 25 kegiatan dengan pagu sebesar Rp.

1.062.287.500,-terealisasi sebesar Rp. 1.056.217.200,- dengan tingkat capaian kinerja

(27)

Rencana Kerja Pembangunan Daerah

BAB II

17

22. Kecamatan Pelepat Ilir

Kecamatan Pelepat Ilir menyelenggarakan urusan wajib otonomi

daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat

daerah, kepegawaian dan persandian. Dalam APBD Tahun 2012, jumlah

program / kegiatan yang dilaksanakan oleh Kecamatan Pelepat Ilir

sebanyak 11 program dan 28 kegiatan

dengan pagu sebesar Rp.

1.028.173.650,- terealisasi sebesar Rp. 945.331.511,- dengan tingkat

capaian kinerja sebesar 91,94 %.

23. Kecamatan Rantau Pandan

Kecamatan

Rantau

Pandan

menyelenggarakan

urusan

wajib

otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah,

perangkat daerah, kepegawaian dan persandian. Dalam APBD Tahun

2012, jumlah program / kegiatan yang dilaksanakan oleh Kecamatan

Rantau Pandan sebanyak 10 program dan 26 kegiatan

dengan pagu

sebesar Rp. 976.177.700,- terealisasi sebesar Rp. 972.665.000,- dengan

tingkat capaian kinerja sebesar 99,64 %.

24. Kecamatan Tanah Sepenggal

Kecamatan Tanah Sepenggal menyelenggarakan urusan wajib

otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah,

perangkat daerah, kepegawaian dan persandian. Dalam APBD Tahun

2012, jumlah program / kegiatan yang dilaksanakan oleh Kecamatan

Tanah Sepenggal sebanyak 11 program dan 29 kegiatan

dengan pagu

sebesar Rp. 1.216.595.500,- terealisasi sebesar Rp. 793.697.000,- dengan

tingkat capaian kinerja sebesar 65,24 %.

25. Kecamatan Tanah Tumbuh

Kecamatan

Tanah

Tumbuh

menyelenggarakan

urusan

wajib

otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah,

perangkat daerah, kepegawaian dan persandian. Dalam APBD Tahun

2012, jumlah program / kegiatan yang dilaksanakan oleh Kecamatan

(28)

Rencana Kerja Pembangunan Daerah

BAB II

18

sebesar Rp. 1.270.029.000,- terealisasi sebesar Rp.

1.220.034.000,-dengan tingkat capaian kinerja sebesar 96,06 %

26. Kecamatan Jujuhan

Kecamatan Jujuhan menyelenggarakan urusan wajib otonomi

daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat

daerah, kepegawaian dan persandian. Dalam APBD Tahun 2012, jumlah

program / kegiatan yang dilaksanakan oleh Kecamatan Jujuhan sebanyak

9 program dan 28 kegiatan

dengan pagu sebesar Rp.

1.005.363.500,-terealisasi sebesar Rp. 994.150.500,- dengan tingkat capaian kinerja

sebesar 98,88 %

27. Kecamatan Limbur Lubuk Mengkuang

Kecamatan Limbur Lubuk Mengkuang menyelenggarakan urusan

wajib otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan

daerah, perangkat daerah, kepegawaian dan persandian. Dalam APBD

Tahun 2012, jumlah program / kegiatan yang dilaksanakan oleh

Kecamatan Limbur Lubuk Mengkuang sebanyak 9 program dan 26

kegiatan dengan pagu sebesar Rp. 1.166.464.560,- terealisasi sebesar Rp.

1.122.555.500,- dengan tingkat capaian kinerja sebesar 96,24 %

28. Kecamatan Miuko-Muko Bathin VII

Kecamatan Muko-Muko Bathin VII menyelenggarakan urusan wajib

otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah,

perangkat daerah, kepegawaian dan persandian. Dalam APBD Tahun

2012, jumlah program / kegiatan yang dilaksanakan oleh Kecamatan

Muko-Muko Bathin VII sebanyak 7 program dan 22 kegiatan dengan pagu

sebesar Rp. 372.794.500,- terealisasi sebesar Rp. 372.683.250,- dengan

tingkat capaian kinerja sebesar 99,97 %

29. Kecamatan Bathin II Babeko

Kecamatan Bathin II Babeko menyelenggarakan urusan wajib

(29)

Rencana Kerja Pembangunan Daerah

BAB II

19

perangkat daerah, kepegawaian dan persandian. Dalam APBD Tahun

2012, jumlah program / kegiatan yang dilaksanakan oleh Kecamatan

Bathin II Babeko sebanyak 8 program dan 24 kegiatan

dengan pagu

sebesar Rp. 336.157.500,- terealisasi sebesar Rp. 329.745.082,- dengan

tingkat capaian kinerja sebesar 98,09 %

30. Kecamatan Rimbo Tengah

Kecamatan Rimbo Tengah menyelenggarakan urusan wajib otonomi

daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat

daerah, kepegawaian dan persandian. Dalam APBD Tahun 2012, jumlah

program / kegiatan yang dilaksanakan oleh Kecamatan Rimbo Tengah

sebanyak 10 program dan 25 kegiatan

dengan pagu sebesar Rp.

993.620.675,- terealisasi sebesar Rp. 982.408.660,- dengan tingkat

capaian kinerja sebesar 98,87 %

31. Kecamatan Bungo Dani

Kecamatan Bungo Dani menyelenggarakan urusan wajib otonomi

daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat

daerah, kepegawaian dan persandian. Dalam APBD Tahun 2012, jumlah

program / kegiatan yang dilaksanakan oleh Kecamatan Bungo Dani

sebanyak 8 program dan 24 kegiatan

dengan pagu sebesar Rp.

545.416.000,- terealisasi sebesar Rp. 545.275.500,- dengan tingkat

capaian kinerja sebesar 99,97 %

32. Kecamatan Tanah Sepenggal Lintas

Kecamatan Tanah Sepenggal Lintas menyelenggarakan urusan

wajib otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan

daerah, perangkat daerah, kepegawaian dan persandian. Dalam APBD

Tahun 2012, jumlah program / kegiatan yang dilaksanakan oleh

Kecamatan Tanah Sepenggal Lintas sebanyak 9 program dan 21 kegiatan

dengan pagu sebesar Rp. 1.129.179.750,- terealisasi sebesar Rp.

(30)

Rencana Kerja Pembangunan Daerah

BAB II

20

33. Kecamatan Bathin II Pelayang

Kecamatan Bathin II Pelayang menyelenggarakan urusan wajib

otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah,

perangkat daerah, kepegawaian dan persandian. Dalam APBD Tahun

2012, jumlah program / kegiatan yang dilaksanakan oleh Kecamatan

Bathin II Pelayang sebanyak 13 program dan 30 kegiatan dengan pagu

sebesar Rp. 1.090.210.300,- terealisasi sebesar Rp.

1.028.778.000,-dengan tingkat capaian kinerja sebesar 94,37 %

34. Kecamatan Bathin III Ulu

Kecamatan Bathin III Ulu menyelenggarakan urusan wajib otonomi

daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat

daerah, kepegawaian dan persandian. Dalam APBD Tahun 2012, jumlah

program / kegiatan yang dilaksanakan oleh Kecamatan Bathin III Ulu

sebanyak 10 program dan 28 kegiatan

dengan pagu sebesar Rp.

1.051.745.100,- terealisasi sebesar Rp. 1.030.469.500,- dengan tingkat

capaian kinerja sebesar 97,98 %

35. Kecamatan Jujuhan Ilir

Kecamatan Jujuhan Ilir menyelenggarakan urusan wajib otonomi

daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat

daerah, kepegawaian dan persandian. Dalam APBD Tahun 2012, jumlah

program / kegiatan yang dilaksanakan oleh Kecamatan Jujuhan Ilir

sebanyak 11 program dan 27 kegiatan

dengan pagu sebesar Rp.

1.169.494.775,- terealisasi sebesar Rp. 1.125.218.000,- dengan tingkat

capaian kinerja sebesar 96,21 %

36. Kecamatan Bathin III

Kecamatan Bathin III menyelenggarakan urusan wajib otonomi

daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat

daerah, kepegawaian dan persandian. Dalam APBD Tahun 2012, jumlah

program / kegiatan yang dilaksanakan oleh Kecamatan Bathin III

(31)

Rencana Kerja Pembangunan Daerah

BAB II

21

1.188.403.399,- terealisasi sebesar Rp. 1.142.286.300,- dengan tingkat

capaian kinerja sebesar 96,12 %

37. Kelurahan Pasir Putih

Kelurahan Pasir Putih menyelenggarakan urusan wajib otonomi

daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat

daerah, kepegawaian dan persandian. Dalam APBD Tahun 2012, jumlah

program / kegiatan yang dilaksanakan oleh Kelurahan Pasir Putih sebanyak

5 program dan 18 kegiatan

dengan pagu sebesar Rp.

350.318.700,-terealisasi sebesar Rp. 345.982.640,- dengan tingkat capaian kinerja

sebesar 98,76 %

38. Kelurahan Cadika

Kelurahan Cadika menyelenggarakan urusan wajib otonomi daerah,

pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah,

kepegawaian dan persandian. Dalam APBD Tahun 2012, jumlah program /

kegiatan yang dilaksanakan oleh Kelurahan Cadika sebanyak 5 program

dan 14 kegiatan

dengan pagu sebesar Rp. 214.865.150,- terealisasi

sebesar Rp. 193.421.227,- dengan

tingkat

capaian

kinerja

sebesar

90,02 %

39. Kelurahan Jaya Setia

Kelurahan Jaya Setia menyelenggarakan urusan wajib otonomi

daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat

daerah, kepegawaian dan persandian. Dalam APBD Tahun 2012, jumlah

program / kegiatan yang dilaksanakan oleh Kelurahan Jaya Setia sebanyak

5 program dan 22 kegiatan

dengan pagu sebesar Rp.

234.105.200,-terealisasi sebesar Rp. 229.288.470,- dengan tingkat capaian kinerja

sebesar 97,94 %

40. Kelurahan Tanjung Gedang

Kelurahan

Tanjung

Gedang

menyelenggarakan

urusan

wajib

(32)

Rencana Kerja Pembangunan Daerah

BAB II

22

perangkat daerah, kepegawaian dan persandian. Dalam APBD Tahun

2012, jumlah program / kegiatan yang dilaksanakan oleh Kelurahan

Tanjung Gedang sebanyak 6 program dan 17 kegiatan

dengan pagu

sebesar Rp. 187.351.400,- terealisasi sebesar Rp. 182.708.900,- dengan

tingkat capaian kinerja sebesar 97,52 %

41. Kelurahan Bungo Timur

Kelurahan Bungo Timur menyelenggarakan urusan wajib otonomi

daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat

daerah, kepegawaian dan persandian. Dalam APBD Tahun 2012, jumlah

program / kegiatan yang dilaksanakan oleh Kelurahan Bungo Timur

sebanyak 6 program dan 18 kegiatan

dengan pagu sebesar Rp.

197.825.000,- terealisasi sebesar Rp. 190.203.770,- dengan tingkat

capaian kinerja sebesar 96,15 %

42. Kelurahan Bungo Barat

Kelurahan Bungo Barat menyelenggarakan urusan wajib otonomi

daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat

daerah, kepegawaian dan persandian. Dalam APBD Tahun 2012, jumlah

program / kegiatan yang dilaksanakan oleh Kelurahan Bungo Barat

sebanyak 6 program dan 17 kegiatan

dengan pagu sebesar Rp.

200.730.900,- terealisasi sebesar Rp. 178.531.000,- dengan tingkat

capaian kinerja sebesar 88,94 %

43. Kelurahan Batang Bungo

Kelurahan Batang Bungo menyelenggarakan urusan wajib otonomi

daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat

daerah, kepegawaian dan persandian. Dalam APBD Tahun 2012, jumlah

program / kegiatan yang dilaksanakan oleh Kelurahan Batang Bungo

sebanyak 5 program dan 14 kegiatan

dengan pagu sebesar Rp.

249.544.090,- terealisasi sebesar Rp. 246.577.107,- dengan tingkat

(33)

Rencana Kerja Pembangunan Daerah

BAB II

23

44. Kelurahan Sungai Kerjan

Kelurahan Sungai Kerjan menyelenggarakan urusan wajib otonomi

daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat

daerah, kepegawaian dan persandian. Dalam APBD Tahun 2012, jumlah

program / kegiatan yang dilaksanakan oleh Kelurahan Sungai Kerjan

sebanyak 5 program dan 18 kegiatan

dengan pagu sebesar Rp.

247.092.675,- terealisasi sebesar Rp. 245.220.977,- dengan tingkat

capaian kinerja sebesar 99,24 %

45. Kelurahan Sungai Pinang

Kelurahan Sungai Pinang menyelenggarakan urusan wajib otonomi

daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat

daerah, kepegawaian dan persandian. Dalam APBD Tahun 2012, jumlah

program / kegiatan yang dilaksanakan oleh Kelurahan Sungai Pinang

sebanyak 5 program dan 18 kegiatan

dengan pagu sebesar Rp.

225.544.500,- terealisasi sebesar Rp. 223.678.590,- dengan tingkat

capaian kinerja sebesar 99,17 %

46. Kelurahan Manggis

Kelurahan

Manggis

menyelenggarakan

urusan

wajib

otonomi

daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat

daerah, kepegawaian dan persandian. Dalam APBD Tahun 2012, jumlah

program / kegiatan yang dilaksanakan oleh Kelurahan Manggis sebanyak 6

program dan 18 kegiatan

dengan pagu sebesar Rp.

221.300.000,-terealisasi sebesar Rp. 216.740.114,- dengan tingkat capaian kinerja

sebesar 97,94 %

47. Kelurahan Bungo Taman Agung

Kelurahan Bungo Taman Agung menyelenggarakan urusan wajib

otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah,

perangkat daerah, kepegawaian dan persandian. Dalam APBD Tahun

2012, jumlah program / kegiatan yang dilaksanakan oleh Kelurahan Bungo

(34)

Rencana Kerja Pembangunan Daerah

BAB II

24

Rp. 189.412.400,- terealisasi sebesar Rp. 168.241.931,- dengan tingkat

capaian kinerja sebesar 88,82 %

48. Kelurahan Sungai Binjai

Kelurahan Sungai Binjai menyelenggarakan urusan wajib otonomi

daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat

daerah, kepegawaian dan persandian. Dalam APBD Tahun 2012, jumlah

program / kegiatan yang dilaksanakan oleh Kelurahan Sungai Binjai

sebanyak 6 program dan 19 kegiatan

dengan pagu sebesar Rp.

180.017.300,- terealisasi sebesar Rp. 174.759.800,- dengan tingkat

capaian kinerja sebesar 97,08 %

49. Badan Penanaman Modal, Pelayanan Perizinan dan Terpadu

Badan Penanaman Modal, Pelayanan Perizinan dan Terpadu

menyelenggarakan urusan wajib penanaman modal dan otonomi daerah,

pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah,

kepegawaian dan persandian. Dalam APBD Tahun 2012, jumlah program /

kegiatan yang dilaksanakan oleh Badan Penanaman Modal, Pelayanan

Perizinan dan Terpadu sebanyak 7 program dan 25 kegiatan dengan pagu

sebesar Rp. 820.010.000,- terealisasi sebesar Rp. 704.746.500,- dengan

tingkat capaian kinerja sebesar 85,94 %

50. Kantor Ketahanan Pangan

Kantor

Ketahanan

Pangan

menyelenggarakan

urusan

wajib

ketahanan Pangan. Dalam APBD Tahun 2012, jumlah program / kegiatan

yang dilaksanakan oleh Kantor Ketahanan Pangan sebanyak 2 program

dan 21 kegiatan

dengan pagu sebesar Rp. 1.199.955.450,- terealisasi

sebesar Rp. 1.144.297.470,- dengan

tingkat

capaian kinerja sebesar

(35)

Rencana Kerja Pembangunan Daerah

BAB II

25

51. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Dusun, PP

dan KB

Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Dusun, PP dan

KB menyelenggarakan urusan wajib pemberdayaan perempuan dan

perlindungan anak, urusan wajib keluarga berencana dan keluarga

sejahtera serta urusan wajib pemberdayaan masyarakat desa. Dalam

APBD Tahun 2012, jumlah program / kegiatan yang dilaksanakan oleh

Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Dusun, PP dan KB

sebanyak 22 program dan 57 kegiatan

dengan pagu sebesar Rp.

6.238.215.530,- terealisasi sebesar Rp. 5.838.553.275,- dengan tingkat

capaian kinerja sebesar 93,59 %.

52. Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi

Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi

menyelenggarakan

urusan wajib kearsipan dan kearsipan. Dalam APBD Tahun 2012, jumlah

program / kegiatan yang dilaksanakan oleh Kantor Perpustakaan, Arsip

dan Dokumentasi sebanyak 9 program dan 29 kegiatan

dengan pagu

sebesar Rp. 779.479.000,- terealisasi sebesar Rp. 743.277.826,- dengan

tingkat capaian kinerja sebesar 95,36 %.

53. Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura

Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura menyelenggarakan urusan

pilihan pertanian. Dalam APBD Tahun 2012, jumlah program / kegiatan

yang dilaksanakan oleh Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi

sebanyak 9 program dan 33 kegiatan

dengan pagu sebesar Rp.

4.873.861.400,- terealisasi sebesar Rp. 4.807.061.027,- dengan tingkat

capaian kinerja sebesar 98,63 %.

54. Badan Pelaksana Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan

Badan Pelaksana Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan

menyelenggarakan urusan pilihan pertanian. Dalam APBD Tahun 2012,

jumlah program / kegiatan yang dilaksanakan oleh Kantor Perpustakaan,

(36)

Rencana Kerja Pembangunan Daerah

BAB II

26

pagu sebesar Rp. 2.504.159.100,- terealisasi sebesar Rp.

2.386.423.476,-dengan tingkat capaian kinerja sebesar 95,30 %.

55. Dinas Peternakan dan Perikanan

Dinas Peternakan dan Perikanan menyelenggarakan urusan pilihan

pertanian dan Kelautan dan Perikanan. Dalam APBD Tahun 2012, jumlah

program / kegiatan yang dilaksanakan oleh Kantor Perpustakaan, Arsip

dan Dokumentasi sebanyak 12 program dan 13 kegiatan

dengan pagu

sebesar Rp. 5.909.461.000,- terealisasi sebesar Rp.

5.631.795.025,-dengan tingkat capaian kinerja sebesar 95,30 %.

56. Dinas Kehutanan dan Perkebunan

Dinas Kehutanan dan Perkebunan menyelenggarakan urusan pilihan

pertanian dan Kehutanan. Dalam APBD Tahun 2012, jumlah program /

kegiatan

yang

dilaksanakan

oleh

Kantor

Perpustakaan,

Arsip

dan

Dokumentasi sebanyak 14 program dan 50 kegiatan dengan pagu sebesar

Rp. 8.682.450.370,- terealisasi sebesar Rp. 7.584.138.752,- dengan

tingkat capaian kinerja sebesar 87,35 %.

57. Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral

Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral menyelenggarakan urusan

pilihan Energi dan Sumber Daya Mineral. Dalam APBD Tahun 2012, jumlah

program / kegiatan yang dilaksanakan oleh Kantor Perpustakaan, Arsip

dan Dokumentasi sebanyak 9 program dan 30 kegiatan

dengan pagu

sebesar Rp. 4.902.688.700,- terealisasi sebesar Rp.

Gambar

Gambar 1.1. Alur Penyusunan RKPD
Grafik 1.2. Trend APM Jenjang Pendidikan SD, SMP dan SMA Sederajat
Tabel 1.1. PDRB atas Dasar Harga Berlaku menurut Lapangan Usaha
Grafik 1.3. PDRB per Lapangan Usaha atas dasar Harga Berlaku
+5

Referensi

Dokumen terkait

Untuk menjadikan rumah sakit yang bersih maka harus memenuhi kriteria- kriteria dengan melakukan upaya penyelenggaraan kebersihan lingkungan rumah sakit, maka dibutuhkan

Dengan disusunnya buku pedoman Asi Eksklusif dan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) di RSB ASIH kota Metro diharapakan dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan khususnya dalam

berkelanjutan pada tingkat global, regional, nasional, dan lokal, yang perlu dilaksanakan adalah evaluasi dari berbagai peraturan yang ada dengan disandingkannya dengan kriteria

Tuntutan ganti rugi pencemaran minyak oleh pemilik kapal tanker menjadi hal yang diatur secara serius oleh sistem hukum laut internasional melalui konvensi internasional

Dari kedua variasi yang diberikan, yakni kedalaman telapak dan panjang sumuran akan dicari manakah yang memberikan perubahan daya dukung ultimit dan penurunan yang

Adakalanya, eksperimen yang terdiri dari percobaan yang jumlahnya tidak tertentu misalnya pada pelemparan sebuah dadu hingga jatuh pada mata 6, jumlah percobaan

Bukti kontrak pengalaman paling sedikit 1 (satu) pekerjaan sebagai Penyedia dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir, baik di lingkungan pemerintah maupun swasta termasuk

Jenis penelitian kualitatif yang digunakan adalah deskriptif, penulis menggunakan metode deskriptif karena penulis akan meneliti pengalaman manusia melalui deskripsi