• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PASAMAN BARAT TAHUN 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PASAMAN BARAT TAHUN 2014"

Copied!
269
0
0

Teks penuh

(1)

PERATURAN BUPATI PASAMAN BARAT

NOMOR 549 TAHUN 2013

TENTANG

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH

(RKPD) KABUPATEN PASAMAN BARAT

TAHUN 2014

PEMERINTAH KABUPATEN PASAMAN BARAT

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

KABUPATEN PASAMAN BARAT

(2)

PEMERINTAH KABUPATEN PASAMAN BARAT

PERATURAN BUPATI PASAMAN BARAT

NOMOR : 549 TAHUN 2013

TENTANG

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH

(RKPD) KABUPATEN PASAMAN BARAT

TAHUN 2014

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

KABUPATEN PASAMAN BARAT

(3)

BUPATI PASAMAN BARAT

PERATURAN BUPATI PASAMAN BARAT

NOMOR : TAHUN 2013

TENTANG

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD)

KABUPATEN PASAMAN BARAT

TAHUN 2014

BUPATI PASAMAN BARAT

Menimbang

:

a.

bahwa dalam rangka mengimplementasikan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004, tentang

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional terhadap Proses Penyelenggaraan Perencanaan

di Daerah, Pemerintah Daerah diwajibkan menyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah

(RKPD) sebagai rencana tahunan daerah.

b.

bahwa Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) sebagaimana dimaksud pada huruf a di

atas merupakan suatu dokumen perencanaan yang akan dipedomani oleh setiap stakeholder

dalam penyusunan rencana pembangunan daerah Kabupaten Pasaman Barat tahun 2014.

c.

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana tercantum pada huruf a dan b, maka Rencana

Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2014 perlu ditetapkan

dengan Peraturan Bupati Pasaman Barat.

Mengingat

:

1.

Undang–Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4287);

2.

Undang–Undang Nomor 38 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Dharmasraya,

Kabupaten Solok Selatan dan Kabupaten Pasaman Barat di Propinsi Sumatera Barat

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 153 Tambahan lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4348);

3.

Undang–Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara

Republik Inodonesia Nomor 4421);

4.

Undang–Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah

diubah terakhir dengan perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4844);

5.

Undang–Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah

Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indoenesia Tahun 2004 Nomor

126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

6.

Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4578);

(4)

7.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan

Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri

Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011;

8.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan

Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, Dan

Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia

Tahun 2010 Nomor 517);

9.

Peratutan Daerah Kabupaten Pasaman Barat Nomor 07 Tahun 2010 tentang Rencana Jangka

Panjang Daerah Kabupaten Pasaman Barat tahun 2005-2025. (Lembaran Daerah Nomor 07

Tahun 2010, Kabupaten Pasaman Barat);

10.

Peraturan Daerah Kabupaten Pasaman Barat Nomor 11 Tahun 2010 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2010-2015.

(Lembaran Daerah Nomor 11 Tahun 2011);

11.

Peraturan Daerah Kabupaten Pasaman Barat Nomor 12 Tahun 2011 tentang Organisasi Tata

Kerja Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD dan Staf Ahli sebagaimana telah diubah dengan

Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2012;

12.

Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2011 Organisasi Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten

Pasaman Barat sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2012;

13.

Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2011 tentang Organisasi Tata Kerja Lembaga Teknis

Kabupaten Pasaman Barat sebagaimana telah diubah beberapakali terakhir dengan Peraturan

Daerah Nomor 14 Tahun 2012;

14.

Peraturan Daerah Nomor 15 Tahun 2011 tentang Organisasi Tata Kerja Kecamatan Kabupaten

Pasaman Barat;

15.

Peraturan Daerah Nomor 16 Tahun 2011 tentang Organisasi Tata Kerja Sekretariat Dewan

Pengurus KORPRI Kabupaten Pasaman Barat;

16.

Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2012 tentang Organisasi Tata Kerja Satuan Polisi Pamong

Praja Kabupaten Pasaman Barat; dan

17.

Peraturan Daerah Kabupaten Pasaman Barat Nomor 17 Tahun 2012 tentang Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun 2013;

MEMUTUSKAN

Menetapkan

:

PERATURAN BUPATI PASAMAN BARAT TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH

DAERAH (RKPD) KABUPATEN PASAMAN BARAT TAHUN 2014

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :

1.

Daerah adalah Kabupaten Pasaman Barat.

2.

Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggaraan Pemerintah Daerah.

3.

Kepala daerah adalah Bupati Pasaman Barat.

4.

Satuan kerja perangkat daerah yang selanjutnya disingkat dengan SKPD adalah perangkat daerah pada Kabupaten.

5.

Pembangunan daerah adalah pemanfaatan sumber daya yang dimiliki untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat

yang nyata, baik dalam aspek pendapatan, kesempatan kerja, lapangan berusaha, akses terhadap pengambilan

kebijakan, berdaya saing, maupun peningkatan indeks pembangunan manusia.

6.

Perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan

berbagai unsur pemangku kepentingan di dalamnya, guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya yang ada,

dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan wilayah/ daerah dalam jangka waktu

tertentu.

(5)

7.

Rencana pembangunan jangka panjang daerah yang selanjutnya disingkat RPJPD adalah dokumen perencanaan

daerah untuk periode 20 (dua puluh) tahun.

8.

Rencana pembangunan jangka menengah daerah yang selanjutnya disingkat RPJMD adalah dokumen perencanaan

daerah untuk periode 5 (lima) tahun.

9.

Rencana kerja pemerintah daerah yang selanjutnya disingkat RKPD adalah dokumen perencanaan daerah untuk

periode 1 (satu) tahun atau disebut dengan rencana pembangunan tahunan daerah.

10.

Rencana strategis SKPD yang selanjutnya disingkat dengan Renstra SKPD adalah dokumen perencanaan SKPD

untuk periode 5 (lima) tahun.

11.

Rencana kerja SKPD yang selanjutnya disingkat Renja SKPD adalah dokumen perencanaan SKPD untuk periode 1

(satu) tahun.

12.

Rencana kerja adalah dokumen rencana yang memuat program dan kegiatan yang diperlukan untuk mencapai

sasaran pembangunan, dalam bentuk kerangka regulasi dan kerangka anggaran.

13.

Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan.

14.

Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi.

15.

Strategi adalah langkah-langkah berisikan program-program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi.

16.

Kebijakan adalah arah/tindakan yang diambil oleh pemerintah daerah untuk mencapai tujuan.

17.

Program adalah bentuk instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh SKPD atau

masyarakat, yang dikoordinasikan oleh pemerintah daerah untuk mencapai sasaran dan tujuan pembangunan daerah.

18.

Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa SKPD sebagai bagian dari

pencapaian sasaran terukur pada suatu program, dan terdiri dari sekumpulan tindakan pengerahan sumber daya baik

yang berupa personil (sumber daya manusia), barang modal termasuk peralatan dan teknologi, dana, atau kombinasi

dari beberapa atau kesemua jenis sumber daya tersebut, sebagai masukan (input) untuk menghasilkan keluaran

(output) dalam bentuk barang/jasa.

19.

Bersifat indikatif adalah bahwa data dan informasi, baik tentang sumber daya yang diperlukan maupun keluaran dan

dampak yang tercantum di dalam dokumen rencana, hanya merupakan indikasi yang hendak dicapai dan tidak kaku.

20.

Kinerja adalah keluaran/hasil dari kegiatan/program yang akan atau telah dicapai sehubungan dengan penggunaan

anggaran dengan kuantitas dan kualitas yang terukur.

21.

Indikator kinerja adalah alat ukur spesifik secara kuantitatif dan/atau kualitatif untuk masukan, proses, keluaran, hasil,

manfaat, dan/atau dampak yang menggambarkan tingkat capaian kinerja suatu program atau kegiatan.

22.

Sasaran adalah target atau hasil yang diharapkan dari suatu program atau keluaran yang diharapkan dari suatu

kegiatan.

23.

Keluaran (output) adalah barang atau jasa yang dihasilkan oleh kegiatan, yang dilaksanakan untuk mendukung

pencapaian sasaran dan tujuan program dan kebijakan.

24.

Hasil (

outcome

) adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran dari kegiatan-kegiatan dalam satu

program.

BAB II

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH

Pasal 2

(1)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2014 yang selanjutnya disebut RKPD

Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2014 merupakan dokumen perencanaan daerah untuk periode satu tahun yaitu

Tahun 2014.

(2)

RKPD Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2014 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan acuan :

a.

bagi seluruh stakeholder pembangunan dalam penyelenggaraan pembangunan daerah, termasuk Satuan Kerja

Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Pasaman Barat; dan

b.

dalam Penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Kabupaten Pasaman Barat

(6)

Pasal 3

Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Pasaman Barat dalam menyusun program dan kegiatan tahun 2014, mengacu

kepada dokumen RKPD Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2014 yang dituangkan dalam Rencana Kerja SKPD.

Pasal 4

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2014 sebagaimana tercantum dalam

lampiran Peraturan ini merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan ini.

BAB III

PEMANTAUAN DAN EVALUASI

Pasal 5

Bappeda melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan RKPD.

BAB IV

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 6

Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam

Berita Daerah Kabupaten Pasaman Barat.

Ditetapkan di Simpang Ampek

pada tanggal 2013

BUPATI PASAMAN BARAT

H. BAHARUDDIN. R

Diundangkan di Simpang Ampek

pada tanggal 2013

Plt. SEKRETARIS DAERAH

KABUPATEN PASAMAN BARAT

Drs. Yasri Uripsyah

NIP. 19650123 199308 1 001

BERITA DAERAH KABUPATEN PASAMAN BARAT

TAHUN 2013 NOMOR ...

Jabatan

Tanggal

Paraf

Wk. Bupati

Sekda

Ka. Bappeda

Sekretaris Bappeda

(7)
(8)

i

Lampiran Peraturan Bupati Pasaman Barat

Nomor

:

Tahun 2013

Tanggal

:

30 Mei 2013

Tentang

:

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)

Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2014

DAFTAR ISI

Halaman

BAB I PENDAHULUAN………

I-1

1.1.

Latar Belakang………...

I-1

1.2.

Landasan Hukum………..

I-3

1.3.

Hubungan Antar Dokumen………...

I-4

1.4.

Sistematika Penyusunan Dokumen RKPD………..

I-4

1.5.

Maksud dan Tujuan……….

I-5

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2013 DAN CAPAIAN KINERJA

PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN TAHUN 2012……….

II-1

2.1.

Gambaran Umum Kondisi Daerah………..

II-1

2.2.

Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD Tahun Lalu dan Realisasi

RPJMD...

II-21

2.3.

Permasalahan Pembangunan Daerah………...………

II-50

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH…

III-1

3.1.

Arah Kebijakan Ekonomi Daerah……….

III-1

3.2.

Arah Kebijakan Keuanganan Daerah...

III-4

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH………..

IV-1

4.1.

Tujuan dan Sasaran Pembangunan 2014...

IV-1

4.2.

Prioritas dan Sasaran Pembangunan 2014...

IV-2

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH……….

V-1

5.1.

Rencana Program dan Kegiatan Prioritas Daerah Tahun 2014...

V-1

5.2.

Rencana Program dan Kegiatan Pembangunan Daerah Tahun 2014...

V-47

-

Dinas Pendidikan...

V-48

-

Kantor Perpustakaan dan Kearsipan...

V-52

-

Dinas Kesehatan...

V-54

-

Rumah Sakit Umum Daerah...

V-61

(9)

ii

-

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)...

V-74

-

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA)...

V-77

-

Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika...

V-80

-

Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Pertamanan (BLHKP)……...

V-83

-

Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil...

V-85

-

Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak……….

V-87

-

Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana Daerah………….

V-89

-

Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi...

V-92

-

Dinas Koperasi, Perdagangan, Industri dan UKM...

V-96

-

Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPMP2T)

V-100

-

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata...

V-102

-

Dinas Pemuda dan Olah Raga………..

V-107

-

Badan Kesatuan Bangsa dan Politik...

V-109

-

Satuan Polisi Pamong Praja...

V-113

-

Setda (Bagian Administrasi Pembangunan)...

V-115

-

Setda (Bagian Humas)...

V-116

-

Setda (Bagian Kesra)………...

V-117

-

Setda (Bagian Penerintahan Nagari)...

V-118

-

Setda (Bagian Tapem)...

V-119

-

Setda (Bagian PP)...

V-120

-

Setda (Bagian Perekonomian)………

V-120

-

Setda (Bagian Organisasi)...

V-121

-

Setda (Bagian Umum)...

V-123

-

Setda (Bagian Hukum)...

V-124

-

Sekretariat DPRD...

V-125

-

Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD)………

V-127

-

Dinas Pendapatan Daerah...

V-129

-

Inspektorat………

V-131

-

Badan Kepegawaian Daerah………

V-133

-

Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan………..

V-135

-

Dinas Perkebunan……….

V-138

(10)

iii

Pangan (BP4K2P)……….

V-142

-

Dinas Kehutanan………..

V-146

-

Dinas Pertambangan, Energi dan Sumber Daya Energi……….

V-148

-

Dinas Kelautan dan Perikanan……….

V-151

5.4.

Pagu Indikatif Untuk Tiap SKPD………..

V-157

(11)

I - 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, dan Peraturan

Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan

Rencana Pembangunan Daerah serta Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 mengamanatkan bahwa Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)

merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2010-2015 dengan

memperhatikan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Pasaman Barat tahun 2005 - 2025

yang telah ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2010.

Dokumen Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2014 adalah dokumen

resmi tahunan yang mempunyai kedudukan yang strategis, yaitu menjembatani antara perencanaan strategis jangka

menengah dengan perencanaan dan penganggaran tahunan. Sebagai dokumen perencanaan tahunan daerah, dihasilkan

melalui tahapan arahan bupati, forum SKPD, dan melalui forum Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang).

Musrenbang tingkat kabupaten sebagai bagian tahapan dalam penyusunan dokumen perencanaan pembangunan daerah,

merupakan forum koordinasi antar instansi pemerintah dan partisipasi seluruh pelaku pembangunan untuk

mengharmoniskan dan menyelaraskan program dan kegiatan pembangunan di daerah.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2014 adalah dokumen perencanaan

tahunan yang merupakan implementasi tahun ke-tiga dari RPJMD Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2010-2015. Dokumen

ini memuat: 1). Evaluasi pelaksanaan RKPD tahun lalu, menguraikan tentang hasil evaluasi RKPD tahun lalu, selain itu

juga memperhatikan dokumen RPJMD dan dokumen RKPD tahun berjalan sebagai bahan acuan; 2). Capaian kinerja

penyelenggaraan pemerintahan menguraikan tentang kondisi geografi demografi, pencapaian kinerja penyelenggaraan

pemerintahan, dan permasalahan pembangunan

,

rencana kerja dan pendanaannya baik yang dilaksanakan langsung oleh

pemerintah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat. RKPD ini merupakan jembatan untuk

menghubungkan antara sasaran dan target RPJMD yang memuat Visi, Misi Bupati terpilih yang harus diimplementasikan

kedalam APBD. Disamping itu RKPD ini juga memuat asumsi dan perkiraan yang terjadi yang mempengaruhi

pembangunan baik secara ekternal maupun internal, dimana sebelumnnya tidak diprediksi dalam RPJMD.

Dalam RPJMD Kabupaten Pasaman Barat, telah ditetapkan visi, misi dan tujuan Pembangunan daerah. Visi

pembangunan jangka menengah merupakan kondisi realistis yang diharapkan akan dapat dicapai oleh seluruh warga

Kabupaten Pasaman Barat dimasa mendatang yaitu :

Visi jangka menengah kepala daerah terpilih Kabupaten Pasaman Barat untuk periode 2010 - 2015 adalah

sebagai berikut :

“ Membangun Pasaman Barat diatas Tadah Agama

untuk Kesejahteraan Umat Dunia dan Akhirat “

Sesuai dengan harapan terwujudnya visi “Membangun Pasaman Barat diatas Tadah Agama untuk Kesejahteraan

Umat Dunia dan Akhirat”, maka ditetapkan “Misi Pembangunan Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2011-2015” sebagai

upaya dalam mewujudkan visi, sebagai berikut :

1.

Meningkatkan kehidupan beragama serta menjunjung tinggi nilai-nilai adat istiadat, seni dan budaya untuk

menjaga kerukunan hidup bermasyarakat;

2.

Menciptakan pemerintahan yang bersih,berwibawa dan bebas KKN, memelihara harmonisasi antar lembaga,

mengembalikan hak dan fungsi tanah ulayat serta menegakkan supremasi hukum;

3.

Melaksanakan pembangunan berbasis nagari (1 Milyar/ Nagari), meningkatkan perekonomian masyarakat melalui

sistem ekonomi kerakyatan (koperasi), mengurangi pengangguran melalui kegiatan padat karya;

4.

Mewujudkan masyarakat sehat, cerdas dan menguasai teknologi; dan

5.

Menggali dan memanfaatkan sumber daya alam secara optimal dalam pembangunan yang berwawasan

(12)

I - 2

Penetapan Agenda Pembangunan yang ditetapkan dalam RPJPD, dalam pembahasan di RKPD ini berdasarkan

Permendagri No 54 tahun 2010 tentang pelaksanaan PP No 8 tahun 2008 disebut dengan Tujuan Pembangunan. Tujuan

pembangunan dirumuskan dalam bentuk yang lebih tepat dan terarah dalam rangka mencapai visi dan misi. Tujuan

strategis merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi yang akan dicapai atau dihasilkan dalam

jangka waktu 1 (satu) sampai 5 (lima) tahun. Tujuan pembangunan dimaksud adalah sebagai berikut :

1.

Penerapan Ajaran Agama dan Budaya Daerah

2.

Pembangunan Hukum dan pemerintahan

3.

Peningkatan ekonomi

4.

Pembangunan kualitas sumber daya manusia

5.

Perbaikan kualitas lingkungan hidup sesuai dengan penataan ruang

Kelima Tujuan pembangunan tersebut telah pula disusun dengan melihat persoalan utama yang dihadapi oleh

Pasaman Barat setidaknya selama kurun lima tahun atau waktu pertama Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten

Pasaman Barat. Agenda pembangunan dimaksud merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang

lainnya, maka diharapkan masing-masing agenda diselesaikan secara bersinergi baik melalui program pembangunan

nasional di daerah, maupun program pembangunan Provinsi, dan program pembangunan Kabupaten, baik melalui program

Pemerintah, partisipasi masyarakat maupun peranan dunia usaha.

Dalam kurun waktu dua tahun ini kompleksnya persoalan yang dihadapi yang dipengaruhi oleh faktor ekternal dan

internal dan mempertimbangkan potensi dan sumberdaya yang dimiliki serta keterbatasan kemampuan keuangan,

penyusunan RKPD tahun 2014 perlu pula mempertimbangkan keberlanjutan pelaksanaan kegiatan dan program yang

sudah dirintis tahun sebelumnya. Sehingga dirumuskan prioritas pembangunan yang bersumber dari prioritas

pembangunan dalam RPJMD

Prioritas Pembangunan RKPD Tahun 2014 adalah :

1.

Penerapan dan pengamalan ajaran agama dalam kehidupan masyarakat

2.

Pengembangan kebudayaan yang berlandaskan nilai-nilai luhur

3.

Pelaksanaan reformasi birokrasi dalam pemerintahan

4.

Peningkatan keamanan, ketentraman, ketertiban dan menegakkan supremasi hokum

5.

Pengembangan pertanian, pangan, peternakan dan perkebunan

6.

Pengembangan perikanan dan kelautan

7.

Pengembangan agro industri, jasa, perdagangan, investasi dan pariwisata

8.

Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (KUMKM)

9.

Percepatan penurunan tingkat pengangguran dan kemiskinan

10.

Pemberdayaan masyarakat, peningkatan partisipasi perempuan dan kesejahteraan keluarga

11.

Pembangunan infrastruktur penunjang ekonomi rakyat

12.

Peningkatan kualitas dan pemerataan pendidikan;

13.

Peningkatan derajat kesehatan masyarakat

14.

Peningkatan kualitas pemuda dan pembangunan olahraga

15.

Mitigasi dan penanggulangan bencana

16.

Pelestarian lingkungan hidup

17.

Pemanfaatan sumber daya alam

18.

Penataan ruang wilayah

Penetapan prioritas pembangunan di atas disusun dengan pertimbangan sebagai berikut :

1.

Memiliki dampak yang besar terhadap pencapaian sasaran-sasaran pembangunan sesuai dengan tema

pembangunan 2014

2.

Mendesak dan penting untuk segera dilaksanakan karena permasalahan yang dihadapi (dampak krisis keuangan

global)

3.

Merupakan kewajiban pemerintah menyediakan kebutuhan dasar, investasi pemerintah dan layanan publik

4.

Kebutuhan dana pendamping

(13)

I - 3

6.

Lanjutan proyek strategis (multiyears)

Dokumen ini mewujudkan keterpaduan dan mensinergikan pembiayaan pembangunan dari berbagai sumber

(APBN, APBD, swasta, donor, masyarakat), dan sebagainya. Program-program dan kegiatan pembangunan yang tertuang

menjadi acuan dalam penyusunan KUA-PPAS APBD Kabupaten Pasaman Barat tahun 2014.

Dengan demikian RKPD merupakan pedoman bagi penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

(APBD), dan mempunyai fungsi pokok sebagai berikut :

1.

Menjadi acuan bagi seluruh komponen (stakeholders) daerah karena memuat seluruh kebijakan publik;

2.

Menjadi pedoman dalam menyusun APBD karena memuat arah kebijakan pembangunan daerah satu tahun; dan

3.

Menciptakan kepastian kebijakan karena merupakan komitmen Pemerintah Daerah.

1.2.

Landasan Hukum

Penyusunan dokumen RKPD Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2014 ini dilakukan dengan menggunakan

landasan hukum sebagai berikut :

1.

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun

2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia, Nomor 4287);

2.

Undang–Undang Nomor 38 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Dharmasraya, Kabupaten Solok

Selatan dan Kabupaten Pasaman Barat di Propinsi Sumatera Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2003 Nomor 153 Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4348);

3.

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

4.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah

diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

5.

Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

6.

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional tahun

2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4700);

7.

Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

8.

Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan

Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4585);

9.

Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/ Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4609);

10.

Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan

Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 140, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4663);

11.

Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,

Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Kabupaten/ Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

12.

Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);

13.

Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4815);

(14)

I - 4

14.

Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);

15.

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan

Evaluasi Pelaksanaan Pembangunan Daerah.

16.

Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional

2010-2014;

17.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

18.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 08 Tahun

2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Pembangunan Daerah.

19.

Peraturan Daerah Kabupaten Pasaman Barat Nomor 7 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2005 - 2025.

20.

Peraturan Daerah Kabupaten Pasaman Barat Nomor 11 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2010-2015. (Lembaran Daerah Nomor 11 Tahun 2011);

1.3.

Hubungan Antar Dokumen

Sebagai dokumen perencanaan strategis tahunan, RKPD Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2014 ini mempunyai

kaitan yang erat dengan berbagai dokumen perencanaan, baik nasional maupun daerah. Dalam lingkup perencanaan

nasional, RKPD Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2014 disusun dengan memperhatikan RKP dan RPJM Nasional dan

dalam lingkup perencanaan provinsi mengacu pada RKPD dan RPJM Provinsi Sumatera Barat. Sementara dalam lingkup

Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat, RKPD ini disusun dengan berpedoman pada RPJPD dan RPJMD Kabupaten

Pasaman Barat. Selanjutnya RKPD Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2014 menjadi pedoman bagi SKPD dalam

penyusunan Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD).

1.4.

Sistematika Penyusunan Dokumen RKPD

Sistematika penyusunan dokumen RKPD mengemukakan organisasi penyusunan dokumen terkait dengan

pengaturan bab serta garis besar isi setiap bab didalamnya sebagai berikut :

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang

1.2.

Dasar Hukum Penyusunan

1.3.

Hubungan Antar Dokumen

1.4.

Sistematika Penyusunan Dokumen RKPD

1.5.

Maksud dan Tujuan

BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2013 DAN CAPAIAN KINERJA

PENYELENGARAAN PEMERINTAHAN TAHUN 2012

2.1.

Gambaran Umum Kondisi Daerah

2.2.

Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD Tahun Lalu dan Realisasi RPJMD

2.3.

Permasalahan Pembangunan Daerah

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

3.1.

Arah Kebijakan Ekonomi Daerah

3.2.

Arah Kebijakan Keuangan Daerah

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

4.1

Tujuan dan Sasaran Pembangunan 2013

(15)

I - 5

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

BAB VI PENUTUP

1.5.

Maksud dan Tujuan

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Pasaman Barat tahun 2014 adalah dokumen

perencanaan daerah dalam jangka periode 1 (satu) tahun ditetapkan dengan maksud memberikan arah sekaligus menjadi

acuan perumusan program, kegiatan, indikator kinerja dan dana indikatif dalam penyusunan Renja SKPD.

RKPD bertujuan untuk mengevaluasi kondisi dan hasil pembangunan yang telah dicapai tahun sebelumnya

sebagai dasar untuk menetapkan prioritas pembangunan tahun berikutnya berdasarkan isu dan masalah mendesak yang

harus ditanggulangi serta sebagai pedoman dalam penyusunan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Plafon Prioritas

Anggaran Sementara (PPAS) APBD Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2014.

(16)

II - 1

BAB II

EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2013 DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN

PEMERINTAHAN TAHUN 2012

2.1.

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

2.1.1.

Aspek Geografi dan Demografi

2.1.1.1.

Letak Geografis dan Batas Administrasi Wilayah

Berdasarkan letak geografisnya wilayah Kabupaten Pasaman Barat terletak antara 0

0

33' Lintang Utara (LU) sampai

dengan 0

0

11' Lintang Selatan (LS), dan antara 99

0

10' sampai 100

0

04' Bujur Timur (BT), mempunyai luas daerah daratan ±

3.887,77 km

2

atau 9,29 % dari luas wilayah Provinsi Sumatera Barat, dan luas perairan (laut) ± 800,47 km

2

dengan panjang

garis pantai wilayah daratan ±152 km.

Perairan laut ini terdapat 7 pulau yang berada di aia bangih, Kecamatan Sungai

Beremas.

Secara administratif, wilayah Kabupaten Pasaman Barat berbatasan sebelah Utara dengan Kabupaten Mandahiling

Natal Provinsi Sumatera Utara, sebelah Selatan dengan Kecamatan Tanjung Mutiara Kabupaten Agam, sebelah Barat dengan

Samudera Hindia dan sebelah Timur dengan Kecamatan Tigo Nagari dan Kecamatan Panti Kabupaten Pasaman.

Kabupaten Pasaman Barat terdiri dari 11 (sebelas) kecamatan, 19 Nagari dan 212 Jorong, dimana kecamatan

dengan wilayah terluas adalah Kecamatan Pasaman dengan luas 508,93 km

2

(13,09 %). Sedangkan Kecamatan Sasak

Ranah Pasisie merupakan daerah dengan wilayah terkecil dengan luas ± 123.71 km

2

(3.18 %). Tabel 2.1. menjelaskan rincian

luas daerah Kabupaten Pasaman Barat menurut Kecamatan.

Tabel 2.1

Luas Daerah Kabupaten Pasaman Barat Menurut Kecamatan

No

Kecamatan

Ibu kotanya

Luas (km

2

)

Jumlah

Persentase

Luas (%)

Nagari

Jorong

1

Sungai Beremas

Aia Bangih

440,48

1

15

11,33 %

2

Ranah Batahan

Silapiang

354,88

2

30

9,13 %

3

Koto Balingka

Parik

340,78

1

26

8,77 %

4

Sungai Aur

Koto Dalam

420,16

1

22

10,81 %

5

Lembah Melintang

Ujuang Gadiang

263,77

1

16

6,78 %

6

Gunung Tuleh

Simpang Tigo Alin

453,97

2

20

11,68 %

7

Talamau

Talu

324,24

3

20

8,34 %

8

Pasaman

Simpang Ampek

508,93

3

23

13,09 %

9

Luhak Nan Duo

Simpang Tigo

174,21

2

14

4,48 %

10

Sasak Ranah Pasisie

Sasak

123,71

1

7

3,18 %

11

Kinali

Kinali

482,64

2

19

12,41 %

Jumlah

3.887,77

19

212

100%

Sumber :

Pasaman Barat Dalam Angka 2012

2.1.1.2.

Topografi

Topografi wilayah Kabupaten Pasaman Barat bervariasi antara datar, bergelombang dan bukit bergunung.

Kabupaten Pasaman Barat berada pada ketinggian 0 - 2,912 meter diatas permukaan laut (dpl). Kondisi topografi

Kabupaten Pasaman Barat secara umum dapat di kategorikan menjadi 4 (empat) kondisi sebagai berikut :

1.

Coastal land/ Flat land

, yaitu suatu daratan yang berawal dari garis pasang surut pada kontur elevasi 0 dengan

(17)

II - 2

terdiri dari endapan pantai dan alluvial yang membentuk daratan rendah dan rawa-rawa berlumpur seperti di

daerah Sasak, Muaro Binguang dan Aia Bangih serta jorong-jorong lainnya yang berada di wilayah pinggir pantai.

2.

Low land

dengan daratan bergelombang dengan elevasi di atas 15 meter di atas permukaan laut (dpl), dengan

kelerengan 3 - 8% menuju kaki bukit yang terbebas dari areal pasang surut.

3.

Middle land

merupakan daerah bergelombang yang berawal dari batas ter-tinggi low land menuju kawasan

perbukitan dengan kelerengan 8 - 15% mencapai elevasi 50 di atas permukaan laut (dpl).

4.

Up land

merupakan areal perbukitan mempunyai ketinggian hingga 2.912 di atas permukaan laut, sebagian besar

merupakan wilayah kawasan lindung.

Wilayah Kabupaten Pasaman Barat yang mempunyai bentang relatif datar adalah Kecamatan Sungai Beremas,

sedangkan wilayah perbukitan terdapat di sebagian besar wilayah Kecamatan Pasaman, Kecamatan Lembah Melintang,

Kecamatan Kinali dan Kecamatan Talamau. Berdasarkan data kelerengan lahan, diperoleh komposisi kelerengan lahan

sebagai berikut :

Tabel 2.2

Ketinggian Wilayah Kecamatan Dari Permukaan Laut

No.

Kecamatan

Ketinggian dari Permukaan Laut

( m )

1

Kinali

0 – 1.332

2

Luhak Nan Duo

0 – 1.250

3

Sasak Ranah Pasisie

0 – 10

4

Pasaman

40 – 2.193

5

Talamau

225 – 2.019

6

Gunung Tuleh

26 – 1.875

7

Sungai Aur

0 – 1.983

8

Lembah Melintang

15 – 725

9

Koto Balingka

0 – 811

10 Ranah Batahan

23 – 753

11 Sungai Baremas

0 – 319

Sumber :

Pasaman Barat Dalam Angka 2012

Selain dari data di atas, berdasarkan hasil interpretasi dan analisis terhadap Peta Rupa Bumi yang

bersumber dari Bakosurtanal, diperoleh komposisi kemiringan lahan (lereng) sebagai berik

Tabel 2.3

Tingkat Kemiringan Lahan (Lereng) Kabupaten Pasaman Barat

Simbol

Kelas Lereng

Tingkat Kemiringan

Luas

( Ha )

Persentase

A

Datar

0 –15%

256.325

65,93%

B

Berombak

15 – 25%

23.737

6,11%

C

Berbukit

25 – 40%

24.083

6,19%

D

Bergunung

> 40%

84.631

21,77%

J u m l a h

388.777

100,00%

Sumber : Potensi Lahan Pasaman Barat, RTRW Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2011-2031

2.1.1.3.

Geologi

Geologi wilayah Kabupaten Pasaman Barat dibentuk oleh endapan permukaan formasi batuan

pegunungan. Secara garis besar jenis formasi pegunungan yang membentuk endapan di Kabupaten Pasaman

Barat tersebut adalah sebagai berikut:

(18)

II - 3

-

Formasi Kuantan

-

Formasi Teluk Kido

-

Formasi Silungkang Anggota Batu Gamping

-

Formasi Kuantan Anggota Batu Gamping

-

Formasi Sihapas

-

Formasi Telissa

-

Formasi Kuantan Anggota Pawan

-

Formasi Silungkang

Selain formasi yang disebutkan di atas, secara umum daya dukung batuan yang ada di Kabupaten

Pasaman Barat bervariasi dari rendah sampai tinggi. Daya dukung masing-masing jenis batuan dapat dilihat

pada tabel berikut:

Tabel 2.4

Jenis Batuan Dan Daya Dukung

No.

Simbol

Jenis Batuan

Daya Dukung

KPA

1.

Qtau

Aliran yang tak teruraikan; jenis batuan vulkanik

yang tak dipisah aliran lahar, fanglomerat dan

endapan koluvium

Daya dukung rendah

75-200

2.

Qh

Alluvium; terdiridari lempung, pasir, kerikil, pasir

dan bongkahan

Daya dukung rendah

– sedang

100-200

3.

Q t

Kipas alluvium; terdiri rombakan batuan andesit

berupa bongkahan dari gunung api

Daya dukung sedang

– tinggi

75-600

4.

Qtt

Tufa Kristal; Jenis batua tufa basal, tufa abu, lapili,

tufa basal berkaca, dan pecahan lava.

Daya dukung sedang

– tinggi

600-1000

5.

Qta dan QTp

Andesit dan Tufa

Daya dukung sedang

– tinggi

600-1000

6.

PTls

Batu Gamping; dari lunak sampai keras

Daya dukung sedang

– tinggi

1000-4000

7.

PTps

Fillit, kwarsit, batu lanau meta. Lokasi terlihat pada

singkapan sekitar Koto Lalang jalan ke arah Solok

yang mendasari bukit-bukit dan pegunungan yang

landai

Daya dukung sedang

600-1000

Sumber :

Geologi Teknik Sipil, Drs. P.N.W. Verhoef

Berdasarkan peta Geologi Kabupaten Pasaman Barat dan sekitarnya, maka wilayah ini dibagi menjadi

beberapa secara genetik dan paratemis, yaitu :

-

Satuan Geomorfologi Lipat–Patahan yang meliputi 40% dari seluruh wilayah kabupaten Pasaman Barat.

-

Satuan Morfologi Perbukitan Karts yang tersebar setempat-setempat yang mencover sebanyak 10%

coverage

.

-

Satuan dataran Pantai dan Aluvial yang meliputi 50%, yang menyebar dari Barat ke Timur.

Patahan geologi/struktur geologi yang dominan pada daerah Pasaman Barat adalah Sesar

Great

Sumatera Fault Zone

yang terdiri dari sesar turun, lipatan, sesar geser. Ada kelurusan-kelurusan sesar seperti

sesar yang melintang dari Gunung Malintang dan Gunung Talamau, berupa pola-pola kelurusan dari mofologi

dan sesar, hanya tidak aktif. Pola kelurusan ini merupakan akibat dari pengaruh gaya pada sesar

Semangko/Sesar Sumatera yang sangat aktif.

(19)

II - 4

Berdasarkan kondisi tersebut di atas maka daerah Pasaman Barat, khususnya daerah bagian Barat

Daya–Barat Laut yang mengikuti arah Pulau Sumatera dipengaruh oleh sesar Sumatera. Daerah bagian Selatan

walaupun aman tetapi daerah pantai Pasaman Barat harus waspada dari gelombang Tsunami.

Secara geohidrologi daerah Kabupaten Pasaman Barat mayoritas merupakan daerah vulkanik bagian

lain merupakan batuan beku, sedimen dan lain-lain.

Catchment

area

yang mengalir dari Utara ke Selatan dan bagian utara berasal dari Gunung Pasaman

Barat dan Gunung Talamau. Daerah pegunungan mayoritas daerah sedimen dan sebagian daerah breksi batuan

vulkanik dan sebagian lagi batuan beku asam dengan produktivitas yang sedang sampai rendah.

2.1.1.4.

Klimatologi

Kabupaten Pasaman Barat secara geografis berada di kawasan pesisir pantai barat Sumatera yang

menyebabkan suhu udara selalu panas dan lembab. Suhu udara Kabupaten Pasaman Barat berkisar 20ºC -

26ºC dengan kelembaban udara sekitar 88%. Kecepatan angin di wilayah darat minimal 4 km/jam dan maksimal

20 km/jam. Dari hasil pemantauan Stasiun Meterologi, pada tahun 2008 curah hujan berkisar antara 48 mm - 691

mm dengan rata-rata curah hujan 345 mm/bulan, sedangkan jumlah hari hujan berkisar antara 6 - 22 hari dengan

rata-rata hari hujan 10 hari/bulan.

Berdasarkan dari iklim di atas maka menurut Ferguson dan Scenet, Kabupaten Pasaman Barat

tergolong pada jenis/tipe iklim A (sangat basah) atau tropika basah.

Tabel 2.5

Rata-Rata Curah Hujan Dan Hari Hujan Di Kabupaten Pasaman Barat

Tahun 2008

No.

Bulan

Curah Hujan dan Hari Hujan

Stasiun

Simpang Tigo

Suka Menanti

1.

Januari

Curah Hujan (mm)

493

87

Hari Hujan

12

10

2.

Februari

Curah Hujan (mm)

413

200

Hari Hujan

10

14

3.

Maret

Curah Hujan (mm)

383

207

Hari Hujan

10

12

4.

April

Curah Hujan (mm)

434

255

Hari Hujan

8

18

5.

Mei

Curah Hujan (mm)

250

143

Hari Hujan

7

13

6.

Juni

Curah Hujan (mm)

394

111

Hari Hujan

9

10

7.

Juli

Curah Hujan (mm)

330.1

74

Hari Hujan

1

10

8.

Agustus

Curah Hujan (mm)

291

90

Hari Hujan

8

11

9.

September

Curah Hujan (mm)

15.6

150

(20)

II - 5

10. Oktober

Curah Hujan (mm)

524

565

Hari Hujan

17

24

11. November

Curah Hujan (mm)

264.8

133

Hari Hujan

7

7

12

Desember

Curah Hujan (mm)

115

53

Hari Hujan

3

5

Rata-Rata

Curah Hujan (mm)

345

265

Hari Hujan

10

15

Sumber : RTRW Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2011-2031

2.1.1.5.

Hidrologi

Hidrologi yang dimiliki oleh Kabupaten Pasaman Barat yaitu berupa sungai, yang berasal dari 11

kecamatan yang ada di Kabupaten Pasaman Barat. Sungai yang melintas di Kabupaten Pasaman Barat terdiri

dari sungai besar dan sungai kecil yang berpola

dendritik.

Lebih dari

100 sungai yang mengalir di wilayah

Kabupaten Pasaman Barat.

Berdasarkan informasi yang diperoleh potensi cekungan air tanah (hidrogeologi) yang terpantau. air

tanah bebas 445 juta m

3

/tahun dan air tanah tertekan 65 juta m

3

/tahun. Umumnya sungai-sungai besar dan kecil

yang ada di wilayah Kabupaten Pasaman Barat ketinggiannya tidak jauh berbeda dengan tinggi permukaan laut.

Kondisi ini yang mengakibatkan cukup banyak bagian wilayah Kabupaten Pasaman Barat yang rawan terhadap

banjir/genangan. Karakteristik sungai yang terdapat di wilayah Kabupaten Pasaman Barat dapat dilihat pada

tabel berikut ini.

Tabel 2.6

Nama Sungai Di Kabupaten Pasaman Barat

No

Kecamatan

Sungai

1.

Sungai Beremas

1.

Batang Pardantiangan

2.

Anak Air Bunga Tanjung I

3.

Batang Bamban

4.

Anak Air Bunga Tanjung II

5.

Batang Tamak

6.

Anak Air Pematang Gunung

7.

Sungai Pinang

8.

Air Sepi

9.

Batang Pakau

10.

Air Suak

11.

Air Ganggang

12.

Pincuran Mingkudu

13.

Air Runding

14.

Titian Biduak

15.

Anak Air Kamang Gadang

16.

Air Sibunian

17.

Batang Sopan

18.

Anak Air Kampung Padang

19.

Anak Air Tandikek

20.

Anak Air Pati Bubur

21.

Air Geringging

22.

Batang Tamiang Ampalu

23.

Air Balam

24.

Batang Ampalu

25.

Air Salak

26.

Anak Air Simpang Kanan

27.

Air Tangguli

28.

Anak Air Kemuning

29.

Air Banjar Alang

30.

Danau Karuah

31.

Air Kampung Alai

32.

Danau Jernih

33.

Air Kampung Pinang

34.

Batang Air Simpang Betung

35.

Air Tengah

36.

Batang Penggambiran

2.

Ranah Batahan

1.

Batang Paraman Mudik

2.

Air Talang

(21)

II - 6

5.

Batang Air Paraman Sawah

6.

Air Doli-Dolin

7.

Batang Siduampan

8.

Batang Lapin Kuning

9.

Air Simpang Tarap

10.

Air Lembut

11.

Air Simpang Tolang

12.

Air Pigogah

13.

Air Pasak

14.

Sungai Sariak

15.

Batang Silaping

16.

Anak Air Sigantang Mudiak

17.

Air Batu

18.

Aek Napal

19.

Batang Muara Gobing

20.

Batang Tamiang

21.

Batang Partandangan

3.

Koto Balingka

1.

Batang Air Balam

2.

Air Parumpangan

3.

Batang Sikabau

4.

Air Kagulangan

5.

Batang Siduampan

6.

Air Talang

7.

Batang Lapu

8.

Air Danau Karuah

9.

Batang Sopan

10.

Air Salak

11.

Batang Muara Labung

12.

Air Pining Rayan

4.

Sungai Aur

1.

Batang Sikilang

2.

Batang Sijanih

3.

Batang Air Haji

4.

Batang Simpang

5.

Batang Tomang

6.

Batang Balerang Gadang

7.

Batang Cubadak

8.

Air Putih

9.

Batang Kasiak Putih

10.

Batang Kamuning

11.

Batang Geringging

12.

Batang Marokek

13.

Batang Sopan Bawah

14.

Batang Malancar

15.

Batang Maligi

16.

Batang Paraman

17.

Batang Sontang

18.

Batang Simpang Beringing

19.

Batang Tinggiran

20.

Batang Bangai

5.

Lembah Melintang

1.

Batang Bayang

2.

Batang Maligi

3.

Batang Bayang Tengah

4.

Batang Air Haji

5.

Batang Sikabau

6.

Batang Sontang

7.

Sungai Danau

6.

Gunung Tuleh

1.

Batang Alin

2.

Batang Saligawan

3.

Batang Kabau Alin

4.

Batang Timbaiak

7. Talamau

1.

Batang Pasaman

2.

Batang Talao

3.

Batang Tinggam

4.

Batang Paraman

5.

Batang Kularian

6.

Batang Sopan

8.

Pasaman

1.

Sungai Abuk Tunggang

2.

Batang Lipatan/ Bdr Rambah

3.

Sungai Abuk

4.

Batang Toman

5.

Batang Karunie

6.

Batang Ampu

7.

Batang Tongar

8.

Sungai Sarik

9.

Batang Biluan

10.

Batang Tipo

9.

Luhak Nan Duo

1.

Batang Kampar

2.

Batang Tamang

3.

Sungai Talang

4.

Sungai Sariak

5.

Batang Sialang

6.

Air Dingin

7.

Batang Jambak

8.

Air Mandau

9.

Batang Bayur

10.

Batanng Ampu Kecil

11.

Batang Munigo

12.

Batang Ampu Gadang

(22)

II - 7

11. Kinali

1.

Batang Pinagar

3.

Batang Partupangan

2.

Batang Mandiangin

4.

Batang Bunut

3.

Sungai Paku

5.

Air Rawu

4.

Batang Silambau

6.

Batang Patimah

5.

Batang Kinali

7.

Batang Masang

Sumber : Pasaman Barat Dalam Angka 2012

Kondisi geohidrologi daerah Pasaman Barat mayoritas adalah daerah vulkanik dan sebagian berupa

daerah batuan beku, sedimen dan lain-lain.

Catchment area

mengalir dari Utara ke Selatan. Air berasal dari

Gunung Pasaman dan Gunung Talamau.

Daerah Pasaman Barat yang berada pada daerah pegunungan mayoritas daerah sedimen dan sebagian

daerah breksi batuan vulkanik dan sebagian batuan beku asam, dengan produlktivitas yang sedang sampai

rendah. Daerah yang terdiri dari dataran rendah sampai aluvial sungai, umumnya berada pada daerah

konglomerat/breksi dan batuan berporous.

2.1.1.6.

Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan di Kabupaten Pasaman Barat terdiri dari lahan sawah, lahan pertanian bukan sawah,

dan bukan lahan pertanian. Kabupaten Pasaman Barat dilihat dari sudut penggunaan lahan yang cukup besar

(diluar areal hutan) adalah perkebunan yaitu sebesar 146.469 Ha (37,67%), sedangkan penggunaan lahan

terendah adalah untuk kawasan industri seluas 1.120 Ha (0,29%). lebih jelasnya penggunaan lahan Kabupaten

Pasaman Barat dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.7

Penggunaan Lahan Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2011

No.

Jenis Penggunaan

Luas Lahan

(Ha)

Persentase (%)

1

Sawah

14.840

3,82

a.

Irigasi Teknis

3.829

0,98

b.

Irigasi Setengah Teknis

2.380

0,61

c.

Irigasi Sederhana

1.402

0,36

d.

Irigasi Desa/non PU

1.940

0,50

e.

Tadah Hujan

3.849

0,99

f.

Pasang Surut

-

-

g.

Rawa Lebak

1.440

0,39

2

Lahan Pertanian Bukan Sawah

238.372

61,31

a.

Tegal/Kebun

21.142

5,44

b.

Ladang/Huma

15.928

4,10

c.

Perkebunan

146.469

37,67

d.

Ditanami Pohon/hutan rakyat

41.898

10,78

e.

Tambak

874

0,22

f.

Kolam/empang

491

0,13

g.

Padang Pengembalaan/rumput

1.097

0,28

h.

Sementara tidak diusahakan

2.787

0,72

i.

Lainnya

7.686

1,98

(23)

II - 8

a.

Rumah, Bangunan dan halaman sekitarnya

8.522

2,19

b.

Hutan Negara

113.368

29,16

c.

Rawa-rawa (tidak ditanami)

4.491

1,16

d.

lainnya (jalan, sungai, danaii, dll)

9.184

2,36

Jumlah

388.777

100,00%

Sumber : Pasaman Barat Dalam Angka 2012

Karakteristik penggunaan lahan Kabupaten Pasaman Barat dapat digambarkan dalam beberapa uraian

berikut ini :

a.

Secara umum, wilayah Kabupaten Pasaman Barat dapat dibagi menjadi 3 (tiga) karakteristik

penggunaan lahan, yaitu :

1)

Kawasan Hutan yang sebagian besar adalah Hutan Lindung.

2)

Kawasan Transisi yang dimanfaatkan sebagai lahan pertanian dan sebagian masih berupa

semak/alang-alang.

3)

Kawasan Perkotaan yang didominasi oleh permukiman, sarana sosial-ekonomi-budaya dan

prasarana perkotaan.

b.

Penggunaan lahan di kawasan Pusat Kota Kabupaten tidak mengalami perubahan yang berarti, namun

terlihat semakin tinggi intensitasnya.

c.

Kecenderungan perkembangan fisik yang mengikuti pola jaringan jalan-jalan utama (

ribbon-type

development

) berkembang menjadi semakin menebal dan padat sehingga membentuk koridor

pembangunan.

d.

Perkembangan fisik di sepanjang pantai akan dapat dikendalikan dengan pembangunan jalan sepanjang

pantai.

e.

Keberadaan Pelabuhan Teluk Tapang mendorong perkembangan fisik di kawasan tersebut, terutama di

sepanjang jalan-jalan utama.

Profil pemanfaatan ruang sepanjang pesisir, lautan dan pulau-pulau kecil adalah:

a.

Kawasan pesisir pantai wilayah Kabupaten Pasaman Barat sebagian besar telah dimanfaatkan untuk

kawasan permukiman beserta fasilitasnya mencapai 60% dari panjang pantai yang ada. Permukiman di

sepanjang pantai dapat dikelompokan menjadi dua (2), yaitu:

permukiman yang padat

terdapat di

Kecamatan Sungai Beremas, Kecamatan Sasak Ranah Pasisie dan Kecamatan Kinali; dan

permukiman

yang kurang

padat

berada pada Kecamatan Koto Balingka.

b.

Ruang lautan, pesisir dan pulau-pulau kecil telah dimanfaatkan untuk kegiatan penangkapan dan

budidaya, pengolahan ikan dan prasarana dan sarana penunjang, seperti pangkalan pendaratan ikan

dan pelabuhan. Pemanfataan lautan sebagai kawasan penangkapan dibagi dalam tiga (3) zona yaitu:

1)

Zona Perairan Pantai; yaitu daerah penangkapan ikan sampai dengan kedalaman perairan 25 meter.

2)

Zona Perairan Lepas Pantai; daerah penangkapan ikan dengan kedalaman perairan 25 sampai 200

meter. Pemanfaatan perairan lepas pantai masih sangat rendah karena penggunaan alat dengan

teknologi maju sangat terbatas.

3)

Zona Perairan Laut Dalam; yaitu daerah penangkapan ikan pada peraiaran kedalaman lebih dari 200

meter. Penangkapan pada perairan laut dalam masih sangat terbatas. Perairan laut dalam

mempunyai potensi ikan tuna dan cakalang yang dapat dipasarkan dalam negeri maupun untuk

ekspor.

c.

Kawasan pesisir memiliki peranan penting untuk pengembangan sektor transportasi laut. Di kawasan

pesisir Kabupaten Pasaman Barat terdapat Pelabuhan Teluk Tapang yang berfungsi sebagai

pelabuhan, hutan tanaman industri dan perkebunan.

(24)

II - 9

d.

Pemanfaatan pesisir, laut dan pulau-pulau kecil untuk kegiatan pariwisata. Lokasi yang potensial untuk

pengembangan wisata kawasan pesisir di Kabupaten Pasaman Barat adalah di Muaro Bingung, Sasak,

Sikilang dan Air Bangis.

e.

Pemanfaatan kawasan pesisir dan pulau kecil untuk sektor pertanian umumnya adalah perkebunan

kelapa dan kelapa sawit.

f.

Di sepanjang pesisir terdapat berbagai ekosistem yang spesifik seperti, hutan bakau, padang lamun,

terumbu karang dan estuaria, yang sangat penting bagi keberlangsungan sumber daya perikanan.

2.1.1.7.

Wilayah Rawan Bencana

2.1.1.7.1.

Kawasan Rawan Tanah Longsor

Tanah longsor adalah perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan, tanah,

atau material yang bergerak ke bawah atau keluar lereng. Tanah longsor adalah suatu jenis gerakan tanah,

umumnya gerakan tanah yang terjadi adalah longsor bahan rombakan (

debris avalanches

) dan nendatan

(

slumps/rotational slides

). Gaya-gaya gravitasi dan rembesan (

seepage

) merupakan penyebab utama

ketidakstabilan (

instability

) pada lereng alami maupun lereng yang di bentuk dengan cara penggalian atau

penimbunan.

Faktor penyebab terjadinya gerakan pada lereng juga tergantung pada kondisi batuan dan tanah

penyusun lereng, struktur geologi, curah hujan, vegetasi penutup dan penggunaan lahan pada lereng tersebut,

namun secara garis besar dapat dibedakan sebagai faktor alami dan manusia. Kondisi alam yang menjadi faktor

utama terjadinya longsor antara lain :

-

Kondisi geologi, misalnya batuan lapuk, kemiringan lapisan, sisipan lapisan batu lempung, struktur sesar

dan kekar, gempa bumi, stratigrafi dan gunung api.

-

Iklim, misalnya curah hujan yang tinggi.

-

Keadaan topografi, misalnya lereng yang curam.

-

Keadaan tata air, misalnya kondisi drainase yang tersumbat, akumulasi massa air, erosi dalam,

pelarutan dan tekanan hidrostatika.

-

Tutupan lahan yang mengurangi tahan geser, misalnya tanah kritis.

Kawasan longsor di wilayah Pasaman Barat hanya terdapat di Kecamatan Talamau yang dilintasi jalan

menuju Lubuk Sikaping (Kabupaten Pasaman). Namun kawasan rawan atau potensial mengalami longsor

dengan kategori tanah dengan erosi tingkat tinggi meliputi di Kecamatan Gunung Tuleh, Talamau, Pasaman,

Luhak Nan Duo dan Kinali. Khusus untuk Kecamatan Gunung Tuleh lebih disebabkan jenis batuan yang

mempunyai porositas tinggi berupa batu gamping. Kawasan dengan erosi sedang adalah kawasan perbukitan

yang berada di bagian utara dan timur wilayah Pasaman Barat yang meliputi Kecamatan Sungai Beremas,

Ranah Batahan, Koto Balingka, Lembah Melintang, Sungai Aua, Gunung Tuleh, Talamau, Pasaman, Luhak Nan

Duo dan Kinali.

2.1.1.7.2.

Kawasan Rawan Gelombang Pasang

Sebagaimana diketahui bahwa sepanjang barat pantai Sumatera merupakan merupakan kawasan rawan

gelombang pasang. Kawasan ini meliputi Kecamatan Sungai Beremas, Koto Balingka, Sungai Aua, Sasak

Ranah Pasisie, Luhak Nan Duo dan Kinali

2.1.1.7.3.

Kawasan Rawan Banjir

Bencana alam yang sering terjadi di Kabupaten Pasaman Barat menurut data analisis kebencanaan

adalah banjir. Hal ini disebabkan karakteristik lahan berupa satuan bentuk lahan yang memiliki topografi dataran

Gambar

Tabel 2.31  Akumulasi RPJMD
Tabel 2.32  Paket Bazar Tahun 2012
Tabel 2.33  Akumulasi RPJMD
Tabel 2.36  Akumulasi RPJMD
+3

Referensi

Dokumen terkait

Bab tiga, Kajian Terhadap Kewenangan Dewan Perwakilan Rakyat RI Sebagai Ahlul Halli Wal Aqdi, terdiri dari Profil Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, Dasar Hukum

Scanned by CamScanner... Scanned

Tujuan: Mengetahui jumlah komponen senyawa dalam ekstrak ethanol rimpang bengle melalui profil kromatogram serta mengetahui aktivitas ekstrak bengle terhadap bakteri

Untuk mengurangi susut yang terjadi setelah pemanenan, pada prinsipnya dapat dilakukan dengan cara memanipulasi factor biologis atau factor lingkungan dimana produk pertanian tersebut

Kondisi ini paling tidak oleh sebagian kalangan dikuatirkan akan menuju stagnasi politik, dengan demikian projek reformasi pun akan gagal, yang ujungnya akan bisa menimbulkan

Mengingat sudah adanya undang-undang mengenai konservasi dan pelestarian satwa langka seperti spesies Gajah Sumatera di Indonesia, diharapkan kebijakan tersebut akan

HTML (HyperText Markup Languange) merupakan dasar dari pembuatan Homepage ini, didalam HTML terdapat berbagai macam tag â tag dan atribut yang mendukung dalam pembuatan suatu

Hasil penelitian ini juga tidak sesuai dengan penelitain yang dilakukan oleh Handiyah Vera Siska Lailatari yang berjudul Hubungan Paritas dengan Kejadian Ruptur