• Tidak ada hasil yang ditemukan

NOVEMBER 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "NOVEMBER 2013"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

ARTIKEL PELAJARAN 30 DESEMBER–5 JANUARI

Siap Siagalah

dalam Hal Berdoa

HALAMAN 3˙NYANYIAN: 67, 81 6-12 JANUARI

Caranya Terus Memiliki

”Sikap Menanti”

HALAMAN 10˙NYANYIAN: 119, 32 13-19 JANUARI

Tujuh Gembala,

Delapan Bangsawan

—Artinya bagi Kita

HALAMAN 16˙NYANYIAN: 43, 123 20-26 JANUARI

Taatilah Para Gembala

Yehuwa

HALAMAN 21˙NYANYIAN: 125, 122 27 JANUARI–2 FEBRUARI

Para Gembala, Tirulah

Gembala-Gembala

Terbesar

HALAMAN 26˙NYANYIAN: 5, 84

(2)

Publikasi ini tidak diperjualbelikan, dan disediakan sebagai bagian dari pekerjaan pendidikan Alkitab sedu-nia yang ditunjang oleh sumbangan sukarela. Kecuali disebutkan sumbernya, semua kutipan ayat diambil dariKitab Suci Terjemahan Dunia Baru.

The Watchtower (ISSN 0043-1087) is published

semi-monthly by Watchtower Bible and Tract Society of New York, Inc.; L. Weaver, Jr., President; G. F. Simonis, Secretary-Treasurer; 25 Columbia Heights, Brooklyn, NY 11201-2483, and in Indonesia by Saksi-Saksi Yehuwa Indonesia, PO Box 2105, Jakarta 10001.

Periodicals Postage Paid at Brooklyn, NY, and at addi-tional mailing offices.POSTMASTER: Send address changes to Watchtower, 1000 Red Mills Road,Wallkill, NY 12589-3299. 5 2013 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania. Hak cipta dilindungi. Printed in Japan.

34567

November 15, 2013

Vol. 134, No. 22 Semimonthly INDONESIAN

ARTIKEL PELAJARAN

ˇ Siap Siagalah dalam Hal Berdoa

Akhir dunia Setan yang fasik kian dekat, maka jangan sam-pai kita tertidur secara rohani. Artikel ini membahas bahwa kita bisa tetap bangun jika kita siap siaga dalam hal berdoa.

ˇ Caranya Terus Memiliki ”Sikap Menanti”

Di artikel ini, perhatikan pelajaran yang bisa kita petik dari kesabaran nabi Mikha. Kita menunggu Yehuwa mengakhiri dunia fasik ini. Pelajarilah peristiwa apa saja yang akan menandai akhir penantian kita. Perhatikan juga caranya menunjukkan penghargaan atas kesabaran Allah.

ˇ Tujuh Gembala, Delapan Bangsawan

—Artinya bagi Kita

Kisah tentang serangan Sanherib ke Yerusalem pada zaman Hizkia mengandung pelajaran bagus untuk kita. Artikel ini khususnya bermanfaat bagi mereka yang dipercaya untuk menggembalakan sidang.

ˇ Taatilah Para Gembala Yehuwa

ˇ Para Gembala, Tirulah Gembala-Gembala

Terbesar

Artikel pertama membahas bagaimana Yehuwa dan Yesus menggembalakan kawanan domba Mereka di bumi dewasa ini dan bagaimana para domba seharusnya menanggapi perhatian Mereka. Artikel kedua mengupas sikap yang seharusnya diupayakan para penatua sewaktu melayani sebagai gembala bawahan.

ARTIKEL LAIN

8 Turut Memenuhi Kebutuhan Orang Lain

15 Melayani Allah Adalah Obatnya!

31 Dari Arsip Kita

JEPANG

SAMPUL: Memberi kesaksian di stasiun kereta di Tokyo. Lebih dari 2,8 juta orang pulang pergi ke Tokyo setiap harinya. Saksi-Saksi berupaya menjangkau orang-orang yang tidak dapat ditemui dalam pengabaran dari rumah ke rumah                                     PENDUDUK:

126.536.000

RATA-RATA PENYIAR:

216.692

PERINTIS BIASA:

65.245

(3)

”WAKTU yang paling sulit untuk tetap terjaga adalah menjelang subuh,” kata seorang mantan pekerja-ma-lam. Orang-orang yang harus tetap terjaga sepanjang malam tentu setuju dengan pernyataan itu. Orang Kristen dewasa ini menghadapi tantangan serupa ka-rena mereka hidup menjelang akhir dunia Setan, yang bagaikan saat paling gelap di waktu malam. (Rm. 13:12) Sungguh berbahaya jika kita tertidur secara ro-hani pada saat yang kritis ini! Kita harus ”berpikir-an sehat” d”berpikir-an mengindahk”berpikir-an desak”berpikir-an Alkitab untuk ”siap siaga sehubungan dengan doa”.—1 Ptr. 4:7.

2Mengingat hal di atas, kita sebaiknya merenung,

’Seberapa siagakah saya dalam hal berdoa? Apakah saya memanjatkan setiap bentuk doa, dan apakah saya berdoa senantiasa? Apakah saya suka mendoa-kan orang lain, atau hanya kebutuhan dan keingin-an sendiri? Dkeingin-an, mengapa doa skeingin-angat penting untuk keselamatan saya?’

PANJATKAN ”SETIAP BENTUK DOA”

3Dalam suratnya kepada orang Efesus, rasul Paulus

menyebutkan ”setiap bentuk doa”. (Ef. 6:18) Sewak-tu berdoa, kita sering minta banSewak-tuan Yehuwa unSewak-tuk memenuhi kebutuhan dan mengatasi masalah. Kare-na mengasihi kita, Sang ”Pendengar doa” tentu men-dengarkan permintaan kita. (Mz. 65:2) Namun, kita hendaknya juga berupaya memanjatkan bentuk-ben-tuk doa yang lain, seperti pujian, ucapan syukur, dan permohonan.

4Ada banyak alasan mengapa doa kita

hendak-nya berisi pujian bagi Yehuwa. Misalhendak-nya, kita ter-gerak untuk memuji Dia jika kita merenungkan

1, 2. (a) Mengapa sangat penting untuk ”siap siaga

sehu-bungan dengan doa”? (b) Pertanyaan apa saja tentang doa yang hendaknya kita renungkan?

3. Sebutkan beberapa bentuk doa.

4. Mengapa kita seharusnya sering memuji Yehuwa dalam doa-doa kita?

S

IAP

S

IAGALAH

DALAM

H

AL

B

ERDOA

”Hendaklah kamu

berpikiran sehat, dan

siap siaga sehubungan

dengan doa.”—

1 PTR. 4:7.

APA JAWABAN SAUDARA?

Bentuk doa apa saja yang perlu lebih sering Saudara panjatkan?

Mengapa orang Kristen sejati harus senantiasa berdoa?

Siapa yang mendapat manfaat jika Saudara mendoakan orang lain?

(4)

perbuatan-Nya yang luar biasa dan ”ke-besarannya yang limpah”.(Baca Mazmur

150:1-6.) Ya, dalam keenam ayat di

Maz-mur ke-150 itu, 13 kali kita didesak un-tuk memuji Yehuwa! Dengan rasa hormat yang dalam, penggubah mazmur lain ber-nyanyi, ”Tujuh kali sehari aku memuji-mu oleh karena keputusan-keputusan hu-kummu yang adil-benar.” (Mz. 119:164) Yehuwa memang layak dipuji. Karena itu, tidakkah kita seharusnya memuji Dia da-lam doa ”tujuh kali sehari”, atau sering?

5Bentuk doa yang lain adalah ucapan

syukur. Paulus mendesak orang Kristen

di kota Filipi, ”Jangan khawatir akan apa pun, tetapi dalam segala sesuatu nyata-kanlah permintaanmu kepada Allah me-lalui doa dan permohonan yang disertai ucapan syukur.” (Flp. 4:6) Sangatlah pen-ting bagi kita untuk menyatakan syukur kepada Yehuwa dengan segenap hati ka-rena di hari-hari terakhir ini, orang-orang ”tidak tahu berterima kasih”. (2 Tim. 3:1, 2, Terjemahan Baru) Sikap ini sangat umum di dunia, dan kalau tidak hati-hati, kita bisa tertular. Dengan bersyu-kur kepada Allah dalam doa, kita akan merasa bahagia dan tidak ’suka mengge-rutu, mengeluh tentang keadaan kita da-lam kehidupan’. (Yud. 16) Selain itu, jika kepala keluarga mengucapkan syukur da-lam doa bersama keluarganya, istri dan anak-anaknya akan mengembangkan si-kap suka berterima kasih.

6Bentuk lain lagi adalah permohonan.

Kata bahasa Yunani yang diterjemahkan ”permohonan” berarti doa yang khusyuk dan penuh perasaan. Apa saja yang bisa kita mohonkan? Kita tentu bisa memo-hon bantuan Yehuwa sewaktu dianiaya atau menderita penyakit yang membaha-yakan kehidupan. Pada saat-saat seperti

5. Mengapa bersyukur kepada Allah dalam doa merupakan perlindungan?

6, 7. Apa artinya permohonan? Apa saja yang

bisa kita mohonkan kepada Yehuwa?

itu, doa kita pastilah lebih sungguh-sung-guh. Tapi, apakah kita memohon kepada Yehuwa hanya pada saat-saat seperti itu?

7Mari kita lihat contoh doa Yesus, dan

perhatikan apa yang ia katakan tentang nama Allah, Kerajaan-Nya, dan kehen-dak-Nya.(Baca Matius 6:9, 10.) Sekarang ini, kefasikan begitu merajalela, dan pe-merintah manusia tidak bisa memenuhi bahkan kebutuhan dasar rakyatnya. Ka-rena itu, kita tentunya harus memohon dengan sangat agar nama Bapak surga-wi kita disucikan dan agar Kerajaan-Nya menyingkirkan pemerintahan Setan dari bumi. Kinilah juga waktunya untuk me-mohon agar kehendak Yehuwa terjadi di bumi seperti di surga. Mari kita tetap sia-ga dan memanfaatkan setiap bentuk doa.

”BERDOALAH SENANTIASA”

8Rasul Petrus menasihati orang

Kris-ten agar ”siap siaga sehubungan dengan doa”, tapi sekali peristiwa ia sendiri per-nah lalai. Sewaktu Yesus berdoa di Ta-man GetseTa-mani, Petrus dan murid-murid lainnya tertidur. Sekalipun Yesus su-dah menyuruh mereka ’tetap berjaga-jaga dan berdoa senantiasa”, mereka tetap ti-dak bisa menahan kantuk.—Baca Matius

26:40-45.

9Namun, ketimbang mencela Petrus

dan rasul-rasul lain karena tertidur, kita hendaknya ingat bahwa malam itu mere-ka sudah sangat lelah. Hari itu, meremere-ka mempersiapkan Paskah lalu merayakan-nya pada petang hari. Kemudian, Ye-sus memperkenalkan Perjamuan Malam Tuan sebagai pola Peringatan kematian-nya di masa depan. (1 Kor. 11:23-25) ”Se-telah menyanyikan puji-pujian, mereka pergi ke Gunung Zaitun,” dengan berja-lan kaki melalui jaberja-lan-jaberja-lan sempit di Ye-rusalem. (Mat. 26:30, 36) Setibanya di

8, 9. Mengapa kita hendaknya tidak mencela

Petrus dan rasul-rasul lain yang tertidur di Ta-man GetseTa-mani?

(5)

sana, hari sudah jauh lewat tengah ma-lam. Seandainya kita ada di Taman Getse-mani malam itu, kita mungkin juga akan tertidur. Yesus tidak memarahi para ra-sul yang kelelahan itu, tapi dengan pe-ngasih mengatakan, ”Roh memang ber-gairah, tetapi daging lemah.”

10Melalui pengalaman buruknya di

Ta-man GetseTa-mani, Petrus belajar penting-nya tetap siaga. Sebelumpenting-nya, Yesus me-ngatakan, ”Kamu semua akan tersandung sehubungan dengan aku pada malam ini.” Tapi, Petrus menjawab, ”Meskipun semua orang lain tersandung

sehubung-10, 11. (a) Pelajaran apa yang Petrus peroleh

dari pengalamannya di Taman Getsemani? (b) Bagaimana kita bisa belajar dari pengalaman Petrus?

an dengan engkau, aku tidak akan pernah tersandung!” Lalu, Yesus mengatakan bahwa Petrus akan menyangkalnya tiga kali. Petrus berkukuh, ”Bahkan jika aku harus mati bersamamu, aku tidak akan menyangkal engkau.” (Mat. 26:31-35) Nyatanya, Petrus memang menyangkal Yesus, seperti yang dinubuatkan. Sewak-tu Petrus menyadari perbuatannya, han-curlah hatinya dan ia ”menangis dengan getir”.—Luk. 22:60-62.

11Dari pengalaman ini, Petrus belajar

untuk tidak terlalu percaya diri. Doa rupa-nya telah membantu Petrus. Itu sebabrupa-nya ia bisa memberikan nasihat untuk ”siap siaga sehubungan dengan doa”. Apakah kita mengindahkan nasihat terilham itu? Dan, apakah kita ’senantiasa berdoa’ se-hingga menunjukkan bahwa kita meng-andalkan Yehuwa? (Mz. 85:8) Mari kita selalu ingat nasihat rasul Paulus, ”Biar-lah ia yang berpikir bahwa ia sedang berdiri, berhati-hati agar ia tidak jatuh.” —1 Kor. 10:12.

DOA NEHEMIA DIJAWAB

12Perhatikan Nehemia, yang melayani

sebagai juru minuman Raja Artahsasta dari Persia pada abad kelima SM. Nehe-mia memberikan teladan untuk berdoa dengan sepenuh hati. Setelah mendengar berita tentang penderitaan orang Yahu-di Yahu-di Yerusalem, ia ”terus berpuasa dan berdoa di hadapan Allah” selama ber-hari-hari. (Neh. 1:4) Maka, sewaktu di-tanya oleh Artahsasta mengapa wajah-nya muram, ”seketika itu juga [Nehemia] berdoa kepada Allah yang berkuasa atas surga”. (Neh. 2:2-4) Apa hasilnya? Yehu-wa menjaYehu-wab doanya dan bertindak demi kepentingan umat-Nya. (Neh. 2:5, 6) Hal itu pasti sangat menguatkan iman Nehemia!

12. Teladan apa yang Nehemia berikan untuk kita?

Melalui pengalaman buruknya, Petrus belajar untuk ”siap siaga sehubungan dengan doa” (Lihat paragraf 10, 11)

(6)

13Seperti Nehemia, kita bisa

menja-ga iman kita tetap kuat denmenja-gan senantia-sa berdoa. Setan tidak kenal belas kasih-an dkasih-an sering menyerkasih-ang saat kita lemah. Misalnya, jika kita sedang sakit atau dep-resi, kita mungkin mulai merasa bahwa Allah kurang menghargai dinas kita se-tiap bulan. Atau, di antara kita ada yang merasa susah hati, bisa jadi karena ter-ingat akan pengalaman di masa lalu. Se-tan ingin kita menganggap diri tidak berharga. Ia menyerang dengan meman-faatkan perasaan negatif ini untuk mele-mahkan iman kita. Tapi kalau kita ”siap siaga sehubungan dengan doa”, iman kita bisa tetap kuat. Ya, ’dengan perisai be-sar iman, kita akan sanggup memadam-kan semua senjata berapi dari si fasik’. —Ef. 6:16.

13, 14. Apa yang harus kita lakukan agar tetap

beriman dan bisa melawan upaya Setan untuk mengecilkan hati kita?

14Jika kita ”siap siaga sehubungan

de-ngan doa”, kita tidak akan lengah sewak-tu tiba-tiba menghadapi ujian iman dan cobaan. Agar tidak berkompromi, mari kita ingat teladan Nehemia dan langsung berdoa kepada Allah. Hanya dengan ban-tuan Yehuwa kita dapat berhasil menolak godaan dan bertekun dalam ujian iman.

DOAKAN ORANG LAIN

15Yesus dengan khusyuk mendoakan

Petrus agar iman sang rasul tidak gu-gur. (Luk. 22:32) Epafras, seorang Kris-ten yang setia pada abad pertama, meniru Yesus. Ia ’mengerahkan diri dalam doa-doanya demi kepentingan saudara-sauda-ranya di Kolose’. Tentang Epafras, Paulus menulis kepada mereka, ”Ia . . . selalu ber-doa dengan tekun untuk kalian. Ia minta dengan sangat kepada Allah supaya

15. Pertanyaan apa saja yang hendaknya kita ajukan tentang mendoakan orang lain? Dengan ”siap siaga sehubungan dengan doa”, kita bisa menghadapi berbagai tantangan

(7)

keyakinanmu menjadi kuat dan kalian betul-betul dewasa, agar kalian dengan sempurna taat kepada kemauan Allah.” (Kol. 4:12, Bahasa Indonesia Masa Kini) Kita bisa bertanya, ’Apakah saya dengan khu-syuk mendoakan saudara-saudari saya di seluruh dunia? Seberapa seringkah saya mendoakan rekan seiman yang menderi-ta karena bencana alam? Kapan terakhir kalinya saya dengan sungguh-sungguh mendoakan orang-orang yang mengem-ban tanggung jawab besar dalam organi-sasi Yehuwa? Apakah baru-baru ini saya mendoakan seseorang di sidang yang mengalami kesulitan?’

16Doa kita untuk orang lain bisa

be-nar-benar membantu mereka.(Baca 2

Ko-rintus 1:11.) Allah Yehuwa memang

ti-dak wajib bertinti-dak hanya karena banyak penyembah-Nya mendoakan sesuatu ber-kali-kali. Tapi, Ia senang dengan perhati-an mereka yperhati-ang tulus kepada satu sama lain dan Ia mempertimbangkannya se-waktu menjawab doa mereka. Maka, kita hendaknya menganggap serius hak isti-mewa dan tanggung jawab kita untuk mendoakan orang lain. Seperti Epafras, kita hendaknya memperlihatkan kasih dan kepedulian yang tulus kepada sau-dara-saudari kita dengan ’mengerah-kan diri demi kepentingan mereka da-lam doa-doa kita’. Dengan melakukan hal itu, kita akan lebih bahagia, karena ”le-bih bahagia memberi daripada meneri-ma”.—Kis. 20:35.

’KESELAMATAN KITA SUDAH DEKAT’

17Sebelum menyatakan bahwa

”ma-lam sudah larut; hari itu sudah dekat”, Paulus menulis, ”Kamu sekalian menge-tahui masanya, bahwa sudah tiba jamnya bagi kamu untuk bangun dari tidur,

se-16. Apakah ada gunanya mendoakan orang lain? Jelaskan.

17, 18. Apa manfaatnya jika kita ”siap siaga

se-hubungan dengan doa”?

bab sekarang keselamatan kita lebih de-kat daripada sewaktu kita menjadi orang yang percaya.” (Rm. 13:11, 12) Dunia baru Allah sudah dekat, dan keselamat-an kita sudah lebih dekat daripada ykeselamat-ang kita duga. Kita tidak boleh tertidur secara rohani, dan jangan sekali-kali kita mem-biarkan dunia ini mengalihkan perhati-an kita sehingga kita tidak punya wak-tu khusus unwak-tuk doa pribadi. Sebaliknya, mari kita ”siap siaga sehubungan dengan doa” agar kita bisa ”bertingkah laku ku-dus dan melakukan hal-hal yang berkait-an dengberkait-an pengabdiberkait-an yberkait-ang saleh” sambil menantikan hari Yehuwa. (2 Ptr. 3:11, 12) Jalan hidup kita akan menunjukkan apa-kah kita tetap bangun secara rohani dan benar-benar percaya bahwa akhir dunia fasik ini sudah dekat. Karena itu, ”berdoa-lah dengan tiada henti”. (1 Tes. 5:17) Mari kita tiru Yesus dengan berupaya men-cari tempat sepi di mana kita bisa berdoa sendirian. Jika kita berdoa lebih lama, hubungan kita dengan Yehuwa akan se-makin dekat. (Yak. 4:7, 8) Dan, ini meru-pakan berkat yang sangat besar!

18Alkitab mengatakan, ”Selama

da-lam daging, Kristus mempersembahkan permohonan dan juga permintaan yang sungguh-sungguh kepada Pribadi yang dapat menyelamatkan dia dari kematian, dengan jeritan yang kuat dan air mata, dan ia didengar karena rasa takutnya yang saleh.” (Ibr. 5:7) Yesus memanjatkan per-mohonan serta permintaan dan tetap se-tia kepada Allah hingga akhir hidupnya di bumi. Karena itu, Yehuwa membang-kitkan Putra-Nya dan mengaruniakan ke-hidupan yang tak berkematian di surga. Kita juga bisa setia kepada Bapak surga-wi kita tidak soal godaan dan ujian yang mungkin mengadang kita di masa depan. Ya, kita bisa memperoleh hadiah kehi-dupan abadi, asalkan kita tetap ”siap sia-ga sehubunsia-gan densia-gan doa”.

(8)

”AKIBAT kekerasan yang timbul setelah pemilu yang bermasalah, ribuan Saksi Yehuwa terpaksa meng-ungsi,” kisah Fran ¸cois, seorang penatua di sebuah negara berkembang. ”Makanan dan obat-obatan jadi langka, dan kalaupun ada, harganya luar biasa mahal. Bank tutup, dan mesin ATM kosong atau mati.”

Saudara-saudara dari kantor cabang segera mengi-rimkan dana dan perbekalan darurat kepada para Saksi yang mengungsi ke Balai-Balai Kerajaan di seluruh negeri. Faksi-faksi yang bertikai memasang pengadang jalan, tapi karena mereka tahu bahwa Saksi tidak memihak siapa-siapa, kendaraan kantor cabang biasanya boleh lewat.

”Dalam perjalanan menuju salah satu Balai Keraja-an, ada orang-orang yang menembaki mobil kami,” kata Fran ¸cois. ”Tapi, peluru mereka meleset. Lalu, se-orang tentara berlari ke arah kami dengan senjata di tangan, maka kami pun langsung mundur, berbalik, dan tancap gas pulang ke cabang. Kami bersyukur ke-pada Yehuwa bahwa kami masih hidup. Keesokan ha-rinya, 130 saudara-saudari yang ada di Balai Kerajaan itu tiba di tempat yang aman. Sebagian mengungsi ke kantor cabang, dan kami mengurus kebutuhan jas-mani dan rohani mereka sampai krisis berakhir.”

”Kantor cabang belakangan menerima banyak su-rat dari saudara-saudari di seluruh negeri untuk mengungkapkan rasa terima kasih yang dalam,” kata Fran ¸cois. ”Iman mereka kepada Yehuwa makin kuat setelah merasakan dukungan saudara-saudari dari tempat-tempat lain.”

Sewaktu menghadapi bencana alam maupun ben-cana akibat ulah manusia, kita tidak mengatakan

kepada saudara-saudari kita, ”Hangatkanlah diri-mu dan makanlah sampai kenyang.” (Yak. 2:15, 16) Tapi, kita akan berupaya memenuhi kebutuhan jas-mani mereka. Demikian pula pada abad pertama, se-telah mendengar bahwa akan ada bala kelaparan, ”murid-murid memutuskan untuk mengumpulkan suatu sumbangan, sesuai dengan kemampuan mere-ka masing-masing dan mengirimmere-kannya kepada sau-dara-saudara yang diam di Yudea”.—Kis. 11:28-30, Terjemahan Baru.

Sebagai hamba Yehuwa, kita mau menolong orang-orang yang membutuhkan bantuan ma-teri. Tapi, mereka juga mempunyai kebutuhan ro-hani. (Mat. 5:3) Agar mereka menyadari kebutuhan itu dan tergerak untuk memenuhinya, Yesus mem-beri para pengikutnya tugas untuk membuat mu-rid. (Mat. 28:19, 20) Kita secara perorangan me-ngerahkan banyak waktu, tenaga, dan sumber daya untuk melaksanakan tugas itu. Sebagai organisasi, kita menggunakan sebagian dana sumbangan untuk bantuan materi tapi yang terutama untuk kepenting-an Kerajakepenting-an dkepenting-an penyebarkepenting-an kabar baik. Begitulah cara kita memperlihatkan kasih kepada Allah dan sesama.—Mat. 22:37-39.

Siapa pun yang mendukung pekerjaan Saksi-Saksi Yehuwa sedunia bisa yakin bahwa sumbangan mere-ka digunamere-kan secara tepat dan efektif. Dapatmere-kah Sau-dara turut meringankan penderitaan sauSau-dara-saudari kita? Maukah Saudara mendukung pekerjaan mem-buat murid? Jika ya, ”jangan menahan kebaikan dari orang yang berhak atasnya, apabila engkau memiliki kuasa untuk melakukannya”.—Ams. 3:27.

Turut Memenuhi

Kebutuhan

(9)

Seperti pada zaman rasul Pau-lus, banyak orang dewasa ini ”menyisihkan”, atau mengang-garkan, sejumlah uang dan me-masukkannya ke dalam kotak sumbangan sidang yang berla-bel ”Pekerjaan Sedunia”. (1 Kor. 16:2) Setiap bulan, sidang-si-dang mengirimkan sumbangan ini ke kantor Saksi-Saksi Yehu-wa yang melayani negeri mereka. Sumbangan sukarela juga da-pat dikirimkan secara langsung ke badan hukum yang diguna-kan oleh Saksi-Saksi Yehuwa di negeri Saudara. Untuk mengeta-hui nama badan hukum utama yang digunakan oleh Saksi-Saksi Yehuwa di negeri Saudara, sila-kan hubungi sila-kantor cabang yang melayani negeri Saudara. Alamat kantor cabang tersebut dapat di-lihat di situs www.jw.org. Berikut ini adalah beberapa jenis sum-bangan yang dapat Saudara ki-rimkan secara langsung:

SUMBANGAN TANPA SYARAT ˙ Bisa berupa uang tunai,

per-hiasan, atau barang berharga pribadi lainnya.

˙ Lampirkan sepucuk surat yang menyatakan bahwa uang tunai atau barang-barang itu merupakan sumbangan tanpa syarat.

SUMBANGAN TERENCANA Selain pemberian berupa uang dan barang berharga

priba-di, ada metode-metode lain un-tuk menyumbang demi kepen-tingan dinas Kerajaan sedunia. Metode-metode itu disebutkan di bawah. Tidak soal metode mana yang akan Saudara pilih, sila-kan hubungi terlebih dahulu sila- kan-tor cabang yang melayani negeri Saudara. Dengan begitu, Sauda-ra bisa mendapat informasi ten-tang metode mana yang ada di negeri Saudara. Karena hukum negara dan hukum perpajakan di setiap negeri tidak sama, Sau-dara perlu berkonsultasi dengan penasihat pajak dan penasihat hukum yang kompeten sebelum memilih metode terbaik untuk menyumbang.

Asuransi: Badan hukum yang di-gunakan oleh Saksi-Saksi Yehu-wa dapat ditunjuk sebagai pihak penerima manfaat, atau ahli wa-ris, dalam polis asuransi jiwa. Rekening Bank: Rekening bank, surat deposito, atau rekening pensiun perorangan dapat dija-dikan dana perwalian atau diba-yarkan pada waktu pemiliknya meninggal kepada badan hukum yang digunakan oleh Saksi-Saksi Yehuwa, sesuai dengan persya-ratan bank setempat.

Saham dan Obligasi: Saham dan obligasi dapat disumbang-kan kepada badan hukum yang digunakan oleh Saksi-Saksi Ye-huwa sebagai pemberian tanpa syarat atau dengan menunjuk

Badan hukum itu sebagai pihak penerima jika pemiliknya me-ninggal.

Properti: Properti yang bisa di-jual dapat disumbangkan kepa-da bakepa-dan hukum yang diguna-kan Saksi-Saksi Yehuwa, baik sebagai pemberian tanpa syarat, atau dalam hal properti bangun-an tempat tinggal, disertai izin tinggal bagi si penyumbang sela-ma ia hidup.

Wasiat dan Perwalian: Properti atau uang dapat diwariskan ke-pada badan hukum yang digu-nakan oleh Saksi-Saksi Yehuwa melalui surat wasiat yang dibuat secara sah, atau badan hukum itu dapat ditunjuk sebagai pihak penerima suatu perjanjian per-walian. Sumbangan dengan cara ini mungkin tidak dikenakan pa-jak karena diberikan kepada or-ganisasi keagamaan.

Istilah ”sumbangan terenca-na” menunjukkan bahwa jenis-jenis sumbangan ini biasanya memerlukan perencanaan di pi-hak si penyumbang.

Untuk informasi lebih lanjut, Saudara dapat menghubungi kantor cabang yang melayani ne-geri Saudara.

CARA MEMBERIKAN SUMBANGAN

UNTUK PEKERJAAN SEDUNIA

SAKSI-SAKSI YEHUWA INDONESIA

Jl. Kelinci Raya No. 36, Pasar Baru

Jakarta Pusat 10710 Telepon: (021) 381-1918

(10)

SEWAKTU Kristus menjadi Raja pada tahun 1914, hari-hari terakhir bagi dunia Setan dimulai. Dalam perang di surga, Yesus mengalahkan Si Iblis beserta hantu-hantunya dan mencampakkan mereka ke seki-tar bumi.(Baca Penyingkapan 12:7-9.) Setan tahu bah-wa ”bah-waktunya tinggal sedikit”. (Pny. 12:12) Tapi, ’bah-wak- ’wak-tu yang sedikit’ i’wak-tu sudah berlangsung puluhan tahun. Dan bagi beberapa orang, hari-hari terakhir terasa sa-ngat lama. Apakah kita juga mulai tidak sabar me-nunggu Yehuwa bertindak?

2Ketidaksabaran bisa berbahaya, karena kita

mung-kin akan bertindak gegabah. Bagaimana kita bisa te-rus memiliki sikap menanti? Artikel ini memberi tahu kita caranya dengan membahas tiga pertanyaan ber-ikut. (1) Apa yang bisa kita pelajari tentang kesabaran dari teladan nabi Mikha? (2) Peristiwa apa saja yang akan menandai akhir penantian kita? (3) Bagaimana kita bisa menunjukkan penghargaan atas kesabaran Yehuwa?

PELAJARAN DARI TELADAN MIKHA

3Baca Mikha 7:2-6. Nabi Mikha menyaksikan

kon-disi rohani bangsa Israel merosot hingga taraf menge-rikan di bawah pemerintahan Raja Ahaz yang jahat. Mikha menyamakan orang Israel yang tidak setia de-ngan ”onak” dan ”pagar tanaman berduri”. Orang yang terkena onak atau tanaman berduri akan terluka; de-mikian pula orang Israel yang jahat mencelakakan se-samanya. Begitu parahnya kefasikan mereka sehingga di antara anggota keluarga pun tidak ada lagi kasih. Karena tahu bahwa ia tidak sanggup memperbaiki si-tuasinya, Mikha mencurahkan perasaannya kepada Ye-huwa. Kemudian, ia dengan sabar menanti Yehuwa

1. Mengapa kita mungkin mulai tidak sabar?

2. Apa yang akan dibahas dalam artikel ini?

3. Bagaimana keadaan bangsa Israel pada zaman Mikha?

C

ARANYA

T

ERUS

M

EMILIKI

S

IKAP

M

ENANTI”

”Aku akan

memperlihat-kan sikap menanti.”

—MI. 7:7.

APA JAWABAN SAUDARA?

Pelajaran apa yang bisa kita petik dari teladan Mikha?

Peristiwa apa saja yang kita nantikan?

Bagaimana kita bisa menunjuk-kan penghargaan atas kesabaran Yehuwa?

(11)

bertindak. Mikha yakin bahwa Yehuwa akan turun tangan pada waktu yang Ia tetapkan.

4Seperti Mikha, kita hidup dalam

ma-syarakat yang mementingkan diri. Banyak orang ”tidak berterima kasih, tidak lo-yal, tidak memiliki kasih sayang alami”. (2 Tim. 3:2, 3) Kita merasa stres jika te-man kerja, tete-man sekolah, dan tetangga kita selalu mau menang sendiri. Beberapa hamba Allah bahkan menghadapi prob-lem yang lebih besar. Menurut Yesus, para pengikutnya akan ditentang oleh keluarga mereka. Untuk menggambarkan penga-ruh dari berita yang ia sampaikan, Yesus menggunakan kata-kata yang mirip de-ngan yang dicatat di Mikha 7:6. Ia menga-takan, ”Aku datang untuk menyebabkan perpecahan, seorang pria melawan bapak-nya, dan anak perempuan melawan ibu-nya, dan seorang istri yang masih muda melawan ibu mertuanya. Sesungguhnya, musuh orang adalah orang-orang dari ru-mah tangganya sendiri.” (Mat. 10:35, 36) Menghadapi ejekan dan tentangan ang-gota keluarga yang tidak seiman memang sangat sulit, tapi jangan menyerah! Mari kita tetap loyal dan sabar menanti Yehuwa membereskan masalahnya. Jika kita terus memohon bantuan-Nya, Ia akan memberi kita kekuatan dan hikmat untuk dapat bertahan.

5Kesabaran Mikha diberkati oleh

Yehu-wa. Mikha menyaksikan berakhirnya pe-merintahan Raja Ahaz yang jahat. Ia meli-hat putra Ahaz, yaitu Raja Hizkia yang baik, naik takhta dan memulihkan ibadat yang murni. Dan, Mikha juga melihat tergenap-nya nubuat yang ia tulis tentang penghu-kuman Samaria saat orang Asiria menyer-bu kerajaan Israel di utara.—Mi. 1:6.

6Tapi, Mikha tidak menyaksikan

peng-genapan semua nubuat yang Yehuwa

sam-4. Problem apa yang kita hadapi?

5, 6. Berkat apa yang Mikha peroleh, tapi apa

yang tidak ia saksikan?

paikan kepadanya. Sebagai contoh, Mikha bernubuat, ”Pada akhir masa itu . . . gunung rumah Yehuwa akan berdiri teguh meng-atasi puncak gunung-gunung, dan akan di-tinggikan mengatasi bukit-bukit; dan ke sana suku-suku bangsa akan berduyun-duyun. Banyak bangsa pasti akan per-gi dan mengatakan, ’Marilah, kamu seka-lian, mari kita naik ke gunung Yehuwa.’ ” (Mi. 4:1, 2) Mikha meninggal lama sebe-lum nubuat itu tergenap. Namun semasa hidupnya, ia bertekad untuk tetap loyal ke-pada Yehuwa sampai mati, tidak soal apa yang orang lain lakukan. Mengenai hal ini, Mikha menulis, ”Semua suku bangsa, ma-sing-masing akan berjalan dengan nama allahnya; tetapi kami, kami akan berjalan dengan nama Yehuwa, Allah kami, sampai waktu yang tidak tertentu, ya, selama-lama-nya.” (Mi. 4:5) Mikha bisa sabar menanti se-lama masa-masa sulit karena ia yakin sepe-nuhnya bahwa Yehuwa akan menggenapi semua janji-Nya. Nabi yang setia itu percaya kepada Yehuwa.

7Apakah kita juga memercayai

Yehu-wa, seperti Mikha? Kita punya alasan yang kuat untuk percaya. Kita sudah menyak-sikan sendiri penggenapan nubuat Mikha. Selama ”akhir masa itu”, jutaan orang dari segala bangsa dan suku dan bahasa telah berduyun-duyun pergi ke ”gunung rumah Yehuwa”. Meskipun berasal dari bangsa-bangsa yang saling bertikai, para penyem-bah Yehuwa ini telah ”menempa pedang-pedang mereka menjadi mata bajak” dan tidak mau ”belajar perang lagi”. (Mi. 4:3) Sungguh besar hak istimewa kita bisa ber-ada di antara umat Yehuwa yang suka damai!

8Wajarlah jika kita ingin agar

Yehu-wa segera mengakhiri dunia yang fasik ini. Tapi, untuk bisa sabar menanti, kita perlu memandang situasinya dari sudut

7, 8. (a) Mengapa kita dapat memercayai

Yehu-wa? (b) Apa yang akan membuat waktu terasa lebih cepat berlalu?

(12)

pandang Yehuwa. Ia telah menetapkan suatu hari untuk menghakimi manusia melalui Yesus Kristus, ”pria yang telah ia tetapkan”. (Kis. 17:31) Tapi sebelum itu terjadi, Allah memberikan kesempatan kepada segala macam orang untuk ”mem-peroleh pengetahuan yang saksama ten-tang kebenaran”, menerapkannya, dan di-selamatkan. Ini menyangkut hidup dan mati orang-orang.(Baca 1 Timotius 2:3, 4.) Dengan sibuk membantu orang lain me-ngenal Yehuwa, waktu yang tersisa hingga datangnya penghukuman Allah akan te-rasa lebih cepat berlalu. Tidak lama lagi, bahkan secara tiba-tiba, akhir itu akan da-tang. Saat itu terjadi, alangkah senangnya kita bahwa selama ini kita sibuk membe-ritakan Kerajaan!

PERISTIWA YANG MENANDAI AKHIR PENANTIAN KITA

9Baca 1 Tesalonika 5:1-3. Tidak lama

lagi, bangsa-bangsa akan mengatakan ”Perdamaian dan keamanan!” Agar tidak

9-11. Apakah 1 Tesalonika 5:3 sudah tergenap?

Jelaskan.

tertipu oleh pernyataan ini, kita perlu ”te-tap bangun dan te”te-tap sadar” secara ro-hani. (1 Tes. 5:6) Maka, mari kita bahas beberapa peristiwa yang mengarah kepa-da pernyataan yang penting ini.

10Setiap kali perang dunia berakhir,

bangsa-bangsa sangat mendambakan per-damaian. Setelah perang dunia pertama, Liga Bangsa-Bangsa didirikan untuk me-wujudkan perdamaian. Kemudian, sete-lah perang dunia kedua, Perserikatan Bangsa-Bangsa menjadi harapan banyak orang untuk mendatangkan perdamaian di bumi. Para pemimpin politik dan aga-ma juga mengandalkan lembaga-lemba-ga itu. Sebalembaga-lemba-gai contoh, pada tahun 1986, Perserikatan Bangsa-Bangsa menetapkan tahun tersebut sebagai Tahun Perdamai-an Internasional. Pada tahun itu juga, pe-mimpin agama dan politik dari banyak bangsa bergabung dengan kepala Gere-ja Katolik untuk memanGere-jatkan doa perda-maian di Assisi, Italia.

11Tetapi, pernyataan tentang

perda-maian dan keamanan tersebut atau yang serupa dengan itu bukanlah penggenapan

Umat Yehuwa berupaya keras membantu orang yang tidak aktif kembali kepada Yehuwa (Lihat paragraf 16, 17)

(13)

nubuat di 1 Tesalonika 5:3. Mengapa? Ka-rena ’kebinasaan tiba-tiba’ yang dinubuat-kan di ayat itu belum terjadi.

12Siapa yang akan mengumandangkan

pernyataan penting ”Perdamaian dan ke-amanan”? Apa peranan para pemimpin agama dan politik? Alkitab tidak memberi tahu kita. Yang kita tahu, tidak soal bagai-mana atau seberapa meyakinkan pernya-taan itu diumumkan, apa yang dinyatakan itu bukanlah ”perdamaian dan keaman-an” yang sejati. Dunia tua ini tetap diken-dalikan oleh Setan, sudah busuk sampai ke akar-akarnya, dan tidak akan berubah. Sungguh menyedihkan jika ada di antara kita yang termakan propaganda Setan dan tidak menjaga kenetralan!

13Baca Penyingkapan 7:1-4.

Sementa-ra kita menunggu penggenapan 1 Tesa-lonika 5:3, malaikat-malaikat yang kuat menahan angin kesengsaraan besar. Apa yang mereka tunggu? Salah satunya di-sebutkan oleh rasul Yohanes, yaitu peme-teraian akhir ”budak-budak Allah” yang terurap.1 Begitu pemeteraian akhir ini se-lesai, para malaikat akan melepaskan angin kebinasaan itu. Lalu, apa yang akan terjadi?

14Babilon Besar, imperium agama

pal-su sedunia, akan dihancurkan sebagai hu-kuman yang layak ia terima. ”Berbagai umat dan kumpulan orang dan bangsa-bangsa dan bahasa-bahasa” tidak akan bisa menolongnya. Sekarang pun kita bisa melihat ajalnya sudah dekat. (Pny. 16:12; 17:15-18; 18:7, 8, 21) Bukti

berkurang-1 Untuk pembahasan tentang perbedaan antara pemeteraian awal dan pemeteraian akhir kaum ter-urap, lihat Menara Pengawal 1 Januari 2007, hala-man 30-31.

12. Apa yang kita ketahui tentang pernyataan ”Perdamaian dan keamanan”?

13. Mengapa para malaikat menahan angin ke-binasaan?

14. Apa yang menunjukkan bahwa Babilon Be-sar akan segera menemui ajalnya?

nya dukungan terlihat di media berita yang melaporkan semakin gencarnya pro-tes terhadap agama dan para pemimpin-nya. Sekalipun demikian, para pemimpin Babilon Besar tidak merasa berada da-lam bahaya. Mereka salah besar! Setelah pernyataan ”Perdamaian dan keamanan!”, unsur-unsur politik dunia Setan akan tiba-tiba berbalik melawan agama palsu dan memusnahkannya. Babilon Besar akan hilang untuk selamanya! Peristiwa sebe-sar itu tentu layak kita nantikan dengan sabar.—Pny. 18:8, 10.

CARA MENUNJUKKAN PENGHARGAAN ATAS KESABARAN ALLAH

15Meski orang-orang mencela

nama-Nya, Yehuwa sabar menunggu saat yang tepat untuk bertindak. Yehuwa tidak ingin ada orang berhati jujur yang dibinasakan. (2 Ptr. 3:9, 10) Itukah juga keinginan kita? Sebelum hari Yehuwa tiba, kita bisa me-nunjukkan penghargaan atas kesabaran-Nya dengan cara-cara berikut.

16Bantulah orang-orang yang tidak ak-tif. Yesus mengatakan bahwa surga akan

bersukacita jika satu domba yang hilang di-temukan. (Mat. 18:14; Luk. 15:3-7) Jelaslah, Yehuwa sangat memerhatikan semua orang yang pernah mengasihi Dia, sekalipun me-reka sekarang sudah tidak aktif melayani Dia. Kalau kita membantu mereka kem-bali kepada Yehuwa, kita ikut membuat Dia dan para malaikat bersukacita.

17Apakah Saudara sekarang tidak

ak-tif melayani Allah? Mungkin Saudara ti-dak lagi bergabung dengan organisasi Yehuwa karena seseorang di sidang per-nah menyakiti hati Saudara. Hal itu bisa jadi sudah lama berlalu. Maka renungkan-lah, ’Apakah hidup saya sekarang lebih

15. Mengapa Yehuwa tidak cepat-cepat bertin-dak?

16, 17. (a) Mengapa kita seharusnya ingin

membantu orang yang tidak aktif? (b) Mengapa orang yang tidak aktif harus segera kembali ke-pada Yehuwa?

(14)

memuaskan, dan apakah saya lebih baha-gia? Apakah Yehuwa yang menyakiti hati saya, atau manusia yang tidak sempur-na? Apakah Allah Yehuwa pernah merugi-kan saya?’ Ia selalu berbuat baik kepada kita. Sekalipun kita tidak memenuhi pem-baktian kita kepada-Nya, kita masih boleh menikmati hal-hal baik yang Ia sediakan. (Yak. 1:16, 17) Hari Yehuwa akan segera tiba. Sekaranglah waktunya untuk kem-bali ke pelukan Bapak surgawi kita yang pengasih dan ke sidang, satu-satunya tem-pat yang aman pada hari-hari terakhir ini. —Ul. 33:27; Ibr. 10:24, 25.

18Dukunglah para pengemban

tang-gung jawab. Sebagai Gembala yang

pe-ngasih, Yehuwa membimbing dan melin-dungi kita. Ia melantik Putra-Nya sebagai Gembala Utama kawanan. (1 Ptr. 5:4) Para penatua di lebih dari 100.000 sidang menggembalakan domba-domba Allah satu per satu. (Kis. 20:28) Jika kita dengan loyal mendukung hamba-hamba yang ter-lantik itu, kita menunjukkan pengharga-an kepada Yehuwa dpengharga-an Yesus atas semua yang telah Mereka lakukan untuk kita.

19Pererat hubungan dengan satu sama

lain. Apa artinya? Jika suatu pasukan yang

18. Mengapa kita perlu mendukung para pengemban tanggung jawab?

19. Bagaimana caranya kita merapatkan barisan?

andal diserang musuh, mereka akan me-rapatkan barisan, setiap prajurit akan sa-ling mendekat. Dengan begitu mereka membentuk pertahanan yang sulit ditem-bus. Sekarang ini, Setan sedang memper-gencar serangannya terhadap umat Allah. Kini bukan waktunya untuk saling menye-rang rekan-rekan kita. Inilah waktunya untuk lebih akrab dengan satu sama lain, mengabaikan kelemahan masing-masing, dan mengandalkan Yehuwa.

20Semoga kita semua tetap siaga

seca-ra rohani dan memperlihatkan sikap me-nanti. Mari kita dengan sabar menunggu pernyataan ”Perdamaian dan keamanan!” dan pemeteraian akhir kaum terurap. Se-telah itu, keempat malaikat akan melepas-kan angin kebinasaan, dan Babilon Besar dihancurkan. Sementara menantikan pe-ristiwa-peristiwa besar itu, mari kita terus taati arahan dari hamba-hamba terlantik dalam organisasi Yehuwa. Rapatkan ba-risan menghadapi Iblis dan hantu-hantu! Sekaranglah waktunya untuk mengindah-kan desamengindah-kan sang pemazmur, ”Tabahlah, dan semoga hatimu kuat, kamu semua yang menantikan Yehuwa.”—Mz. 31:24.

20. Apa yang harus kita lakukan sekarang?

Kinilah waktunya kita merapatkan barisan menghadapi Setan dan hantu-hantu

(15)

Dua perintis diundang masuk ke sebuah ru-mah di Kenya. Mereka kaget melihat seorang pria bersosok kecil terbaring di ranjang. Dadanya sa-ngat kecil dan lengannya pendek. Sewaktu mere-ka membacamere-kan janji Allah bahwa ”orang lumpuh akan melompat seperti rusa”, pria itu tersenyum lebar.—Yes. 35:6,Terjemahan Baru.

Ia bernama Onesmus. Ia terlahir dengan osteo-genesis imperfecta, atau penyakit tulang rapuh. Tulang-tulangnya sangat ringkih sehingga sedi-kit tekanan saja bisa membuatnya patah. Penya-kit ini belum ada obatnya. Maka, Onesmus akan menderita rasa sakit dan harus menggunakan kursi roda seumur hidupnya.

Onesmus mau belajar Alkitab dengan para Saksi. Tapi, ibunya berkeberatan jika ia per-gi berhimpun sebab takut anaknya akan cedera atau kesakitan. Jadi, saudara-saudara merekam acara perhimpunan agar Onesmus bisa mende-ngarkannya di rumah. Setelah lima bulan belajar, Onesmus memutuskan untuk pergi berhimpun meskipun ada risiko.

Apakah dengan berhimpun, Onesmus jadi tam-bah kesakitan? Justru sebaliknya. ”Rasa sakit saya sepertinya malah berkurang selama perhim-punan,” kata Onesmus. Kini ia punya harapan, dan itulah yang membuatnya merasa lebih baik. Ibu Onesmus sangat senang mengamati bahwa

sekarang anaknya lebih bahagia sehingga ia pun mau belajar Alkitab. Ia sering mengatakan, ”Mela-yani Allah jadi obat bagi anak saya.”

Tak lama kemudian, Onesmus menjadi penyiar, lalu dibaptis, dan kini menjadi hamba pelayanan. Meskipun ia tidak bisa menggunakan kedua kaki-nya dan satu lengankaki-nya, Onesmus ingin berbuat sebanyak mungkin dalam dinas kepada Yehuwa. Ia ingin merintis ekstra tapi ragu-ragu untuk men-daftar. Kenapa? Karena ia sadar ia harus terus minta bantuan orang lain untuk mendorong kursi rodanya. Sewaktu ia menceritakan keraguan-nya kepada rekan-rekan seiman, mereka berjanji membantu. Maka, Onesmus bisa merintis ekstra dengan bantuan mereka.

Onesmus lagi-lagi merasa khawatir sewaktu ingin merintis biasa. Tapi suatu hari, ia memba-ca ayat harian yang menguatkan tekadnya, yaitu Mazmur 34:8, ”Kecaplah dan lihatlah bah-wa Yehubah-wa itu baik.” Setelah merenungkan ayat itu, Onesmus memutuskan untuk menjadi perin-tis biasa. Sekarang ini, ia bisa mengabar sela-ma empat hari seminggu dan punya beberapa PAR yang maju rohani. Pada 2010, ia meng-ikuti Sekolah Dinas Perintis. Alangkah senang-nya Onesmus karena instruktursenang-nya tersenang-nyata ada-lah saada-lah satu dari dua saudara yang pertama kali mengunjunginya!

Onesmus kini hampir berusia 40. Orang tuanya sudah meninggal, tapi saudara-saudari di sidang mengurus kebutuhannya sehari-hari. Ia bersyukur atas semua berkat yang ia nikmati, dan menanti-nantikan saatnya ”tidak ada penghuni yang akan mengatakan, ’Aku sakit.’ ”—Yes. 33:24.

Melayani Allah

Adalah Obatnya!

(16)

KIRA-KIRA antara tahun 762-759 SM, raja Israel dan raja Siria menyatakan perang melawan kerajaan Yehu-da. Mereka ingin menyerbu Yerusalem, mengguling-kan Raja Ahaz, dan menggantimengguling-kan dia dengan orang lain, yang mungkin bukan keturunan Raja Daud. (Yes. 7:5, 6) Tapi, raja Israel seharusnya tahu bahwa rencana mereka pasti gagal. Yehuwa telah menetapkan bahwa keturunan Daud akan selamanya menduduki takhta-Nya, dan kata-kata Allah selalu tergenap.—Yos. 23:14; 2 Sam. 7:16.

2Awalnya, Israel dan Siria kelihatannya unggul.

Dalam satu pertempuran saja, Ahaz kehilangan 120.000 prajuritnya yang perkasa! Maaseya, ”putra raja”, tewas. (2 Taw. 28:6, 7) Tapi, Yehuwa tidak me-nutup mata. Ia ingat janji-Nya kepada Daud; maka, Ia mengutus nabi Yesaya untuk menyampaikan berita yang sangat menguatkan hati.

3Yesaya mengatakan, ”Lihat! Gadis itu akan

menja-di hamil, dan ia akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamai dia Imanuel. . . . Sebelum anak laki-laki itu tahu bagaimana menolak apa yang ja-hat dan memilih apa yang baik, tanah yang kedua raja-nya [Israel dan Siria] membuat engkau merasa gentar sampai mual, akan ditinggalkan.” (Yes. 7:14, 16) Me-mang benar, bagian awal nubuat itu menunjuk ke ke-lahiran Mesias. (Mat. 1:23) Tapi pada abad pertama M, ’kedua raja’ itu, raja Israel dan raja Siria, tidak lagi mengancam Yehuda. Maka nubuat tentang Imanuel pastilah tergenap untuk pertama kalinya pada zaman Yesaya.

4Tidak lama setelah Yesaya mengumumkan hal

penting itu, istrinya hamil dan melahirkan putra yang dinamai Maher-syalal-has-baz. Bisa jadi, anak ini

ada-1. Mengapa rencana jahat Israel-Siria pasti gagal?

2-4. Bagaimana Yesaya 7:14, 16 digenapi (a) pada abad kedela-pan SM (b) pada abad pertama M?

T

UJUH

G

EMBALA,

D

ELAPAN

B

ANGSAWAN

A

RTINYA BAGI

K

ITA

”Kita juga akan

mengang-kat melawan dia tujuh

gembala, ya, delapan

bangsawan tinggi dari

antara umat manusia.”

—MI. 5:5.

DAPATKAH SAUDARA MENJAWAB?

Bagaimana Hizkia, Yesaya, Mikha, dan para pembesar Yerusalem terbukti sebagai gembala yang baik pada abad kedelapan SM?

Dewasa ini, siapakah tujuh gembala dan delapan bangsawan tinggi? Bagaimana mereka membantu umat Allah?

Hal terpenting apa yang bisa kita lakukan sekarang untuk bersiap-siap menghadapi serangan atas umat Allah kelak?

(17)

lah ”Imanuel” yang disebutkan Yesaya.1 Pada zaman Alkitab, seorang anak bisa saja diberi sebuah nama pada saat dia la-hir, mungkin untuk memperingati pe-ristiwa khusus, tapi dia dipanggil dengan nama lain oleh orang tua dan kerabatnya. (2 Sam. 12:24, 25) Tidak ada bukti bahwa Yesus pernah dipanggil dengan nama Ima-nuel.—Baca Yesaya 7:14; 8:3, 4.

5Ketika Israel dan Siria sedang

mengin-car Yehuda, ada bangsa lain lagi yang berambisi mencaplok wilayah tersebut. Bangsa yang gila perang itu adalah kua-sa dunia Asiria yang semakin kuat. Me-nurut Yesaya 8:3, 4, Asiria akan merampas ”kekayaan Damaskus” dan ”jarahan Sa-maria” sebelum menyerang kerajaan Ye-huda di selatan. Bukannya beriman pada kata-kata Allah melalui Yesaya, Ahaz ma-lah dengan bodoh mengadakan perjan-jian dengan orang Asiria. Akibatnya, Ye-huda belakangan ditindas oleh mereka. (2 Raj. 16:7-10) Sebagai gembala Yehu-da, Ahaz tidak melindungi rakyatnya. Kita bisa merenungkan, ’Sewaktu harus mem-buat keputusan penting, apakah saya per-caya kepada Allah atau kepada manusia?’ —Ams. 3:5, 6.

BEDA GEMBALA, BEDA SIKAPNYA

6Ahaz mati pada tahun 746 SM, dan

di-gantikan oleh Hizkia putranya. Ketika raja muda ini naik takhta, kondisi ekonomi dan rohani kerajaan Yehuda saat itu ru-sak parah. Apa yang akan pertama-tama ia lakukan? Memulihkan perekonomian Ye-huda? Tidak. Hizkia mengasihi Yehuwa dan adalah gembala yang baik bagi

bang-1 Kata Ibrani yang diterjemahkan ”gadis” di Yesa-ya 7:14 bisa berarti wanita Yesa-yang sudah menikah atau perawan. Maka, kata itu bisa berlaku untuk istri Ye-saya maupun perawan Yahudi Maria.

5. Keputusan bodoh apa yang dibuat Raja Ahaz?

6. Apa yang membuat pemerintahan Hizkia berbeda dengan pemerintahan Ahaz?

sa itu. Hal pertama yang ia lakukan ada-lah memulihkan ibadat yang murni dan hubungan baik bangsa itu dengan Ye-huwa. Hizkia memahami apa yang Allah inginkan darinya, maka ia segera bertin-dak. Ia contoh yang sangat bagus bagi kita! —2 Taw. 29:1-19.

7Orang Lewi akan menjalankan

peran-an penting dalam memulihkperan-an ibadat yang murni. Karena itu, Hizkia mengada-kan pertemuan dengan mereka dan ber-janji akan mendukung mereka. Bayang-kan betapa bersukacitanya orang-orang Lewi yang setia saat mendengar raja me-ngatakan, ”Kamu adalah orang-orang yang telah Yehuwa pilih untuk berdiri me-layani di hadapannya.” (2 Taw. 29:11) Ya, orang Lewi mendapat perintah yang jelas untuk menggiatkan ibadat yang murni!

8Hizkia mengundang seluruh rakyat

Yehuda dan Israel untuk merayakan Pas-kah secara besar-besaran, yang disusul de-ngan Perayaan Kue Tidak Beragi selama tujuh hari. Rakyat begitu menikmatinya sampai-sampai perayaan itu diperpanjang tujuh hari lagi. Alkitab melaporkan, ”Ada sukacita besar di Yerusalem, sebab sejak zaman Salomo putra Daud, raja Israel, ti-dak pernah terjadi hal seperti ini di Yeru-salem.” (2 Taw. 30:25, 26) Pesta rohani itu tentu sangat membangkitkan semangat seluruh rakyat! Dua Tawarikh 31:1 mem-beri tahu kita, ”Segera setelah semuanya selesai, . . . mereka menghancurkan pi-lar-pilar suci dan menebang tonggak-tonggak suci dan merobohkan tempat-tempat tinggi serta mezbah-mezbah.” Ya, penduduk Yehuda telah kembali kepada Yehuwa. Pembersihan rohani ini sangat penting mengingat apa yang akan segera terjadi.

7. Mengapa orang Lewi perlu diyakinkan bah-wa raja akan mendukung mereka?

8. Apa lagi yang Hizkia lakukan untuk membi-na kerohanian bangsa itu? Apa hasilnya?

(18)

RAJA MENGANDALKAN YEHUWA

9Persis seperti yang Yesaya katakan,

Asiria menaklukkan kerajaan Israel di uta-ra dan menawan penduduknya. Dengan demikian, rencana Israel untuk menem-patkan raja lain di takhta Daud pun gagal. Tapi bagaimana dengan rencana Asiria? Kini, mereka berniat menaklukkan Yehu-da. ”Pada tahun keempat belas pemerin-tahan Raja Hizkia, majulah Sanherib, raja Asiria, melawan semua kota berbenteng di Yehuda dan merebutnya.” Konon, San-herib menaklukkan 46 kota di Yehuda. Bayangkan bagaimana perasaan Saudara seandainya Saudara saat itu tinggal di Ye-rusalem. Satu per satu, kota-kota Yehuda jatuh ke tangan pasukan Asiria yang se-makin mendekat!—2 Raj. 18:13.

10Hizkia pasti tahu bahwa bahaya kian

dekat, tapi ia tidak panik dan memin-ta bantuan bangsa kafir seperti yang di-lakukan ayahnya yang tidak setia, Ahaz. Hizkia mengandalkan Yehuwa. (2 Taw. 28: 20, 21) Ia mungkin tahu kata-kata nabi Mikha, yang juga hidup pada zaman itu,

9. (a) Mengapa rencana Israel gagal? (b) Keme-nangan apa yang mula-mula diperoleh Sanherib di Yehuda?

10. Mengapa nubuat Mikha menguatkan hati Hizkia?

”Mengenai orang Asiria, . . . kita juga akan mengangkat melawan dia tujuh gemba-la, ya, delapan bangsawan tinggi dari an-tara umat manusia. Dan sesungguhnya mereka akan menggembalakan negeri orang Asiria dengan pedang.” (Mi. 5:5, 6) Hizkia pasti dikuatkan oleh kata-kata ter-ilham ini yang menyebutkan bahwa Ye-huwa akan menggunakan suatu pasuk-an ypasuk-ang tidak lazim untuk melawpasuk-an orpasuk-ang Asiria dan mengalahkan penakluk yang kejam itu.

11Penggenapan terpenting dari nubuat

tentang tujuh gembala dan delapan bang-sawan tinggi itu akan terjadi lama setelah kelahiran Yesus, ”penguasa di Israel, yang asal-usulnya sejak purbakala”.(Baca

Mi-kha 5:1, 2.) Ini akan tergenap di masa

de-pan, sewaktu ”Asiria” zaman modern me-nyerang hamba-hamba Yehuwa. Kekuatan apa yang akan digunakan oleh Yehuwa, melalui Putra-Nya yang kini sudah ber-takhta, untuk menghadapi musuh yang menakutkan ini? Kita akan membahasnya

11. Kapan nubuat tentang tujuh gembala dan delapan bangsawan tinggi itu terutama dige-napi?

Kata-kata Hizkia membangkitkan keberanian rakyat

(19)

nanti. Tapi pertama-tama, kita akan mena-rik pelajaran dari tindakan Hizkia ketika menghadapi ancaman Asiria.

HIZKIA BERSIAP-SIAP

12Yehuwa selalu bersedia membantu

jika kita sudah tidak sanggup lagi. Na-mun, Ia ingin agar kita terlebih dahulu berupaya semaksimal mungkin. Hizkia meminta petunjuk ”para pembesar dan orang-orangnya yang perkasa”, dan mere-ka ”memutusmere-kan untuk menutup segala mata air yang ada di luar kota . . . Selan-jutnya, [Hizkia] memberanikan diri dan membangun semua tembok yang roboh dan mendirikan menara-menara di atas-nya dan tembok lain di sebelah luaratas-nya, . . . serta membuat banyak senjata lempar dan perisai.” (2 Taw. 32:3-5) Untuk me-lindungi dan menggembalakan umat-Nya kala itu, Yehuwa menggunakan sejumlah pria yang berani: Hizkia, para pembesar-nya, dan nabi-nabi yang setia.

13Apa yang Hizkia lakukan

selanjut-nya jauh lebih penting daripada menutup mata air atau memperkuat tembok kota. Sebagai gembala yang penuh perhatian, Hizkia mengumpulkan rakyat dan me-nguatkan mereka secara rohani dengan kata-kata, ”Jangan takut ataupun gentar karena raja Asiria . . . , sebab yang me-nyertai kita lebih banyak daripada yang menyertai dia. Yang menyertai dia adalah lengan daging, tetapi yang menyertai kita adalah Yehuwa, Allah kita, yang mem-bantu dan bertempur dalam peperangan kita.” Ini pengingat yang sangat menguat-kan iman: Yehuwa amenguat-kan bertempur demi umat-Nya! Setelah mendengar ini, rakyat Yehuda ”pun bersandar pada perkataan

12. Untuk melindungi umat Allah, apa saja yang dilakukan oleh Hizkia dan orang-orang-nya?

13. Apa tindakan Hizkia yang paling penting untuk menyiapkan rakyat menghadapi serang-an? Apa pengaruhnya atas rakyat?

Hizkia, raja Yehuda”. Perhatikan bahwa yang membangkitkan keberanian rakyat adalah ”perkataan Hizkia”. Ia, para pem-besar, dan orang-orangnya yang perkasa, juga nabi Mikha dan nabi Yesaya, terbukti sebagai gembala-gembala yang baik, se-perti yang telah Yehuwa nubuatkan mela-lui nabi-Nya.—2 Taw. 32:7, 8; baca Mikha

5:5, 6.

14Raja Asiria dan pasukannya

berke-mah di Lakhis, di sebelah barat daya Yeru-salem. Dari sana, ia mengirim tiga utusan untuk memerintahkan agar kota itu me-nyerah. Sang juru bicara, yang bergelar Rabsyake, menggunakan berbagai taktik. Ia berbicara dalam bahasa Ibrani kepa-da rakyat untuk mendesak mereka agar membelot dan menyerah kepada orang Asiria. Ia juga mengumbar janji palsu bahwa mereka akan dibawa ke negeri di mana mereka bisa hidup nyaman. (Baca

2 Raja-Raja 18:31, 32.) Menurut

Rabsya-ke, Yehuwa tidak akan bisa melepaskan orang Yehuda dari cengkeraman Asiria, sama seperti allah bangsa-bangsa lain ti-dak bisa melindungi penyembahnya. Na-mun, rakyat Yehuda bertindak bijaksana dengan tidak menanggapi dusta dan tu-duhan palsu itu. Hal ini juga sering dila-kukan hamba-hamba Yehuwa dewasa ini. —Baca 2 Raja-Raja 18:35, 36.

15Hizkia tentu saja kesal, tapi dia tidak

meminta bantuan bangsa asing. Dia me-manggil nabi Yesaya, yang memberi tahu Hizkia, ”Ia [Sanherib] tidak akan masuk ke dalam kota ini, ataupun melepaskan anak panah ke sana.” (2 Raj. 19:32) Pendu-duk Yerusalem hanya perlu bertahan dan tidak menyerah. Yehuwa-lah yang akan bertempur bagi Yehuda. Dan, Yehuwa

14. Apa yang dikatakan Rabsyake? Bagaimana tanggapan rakyat Yehuda?

15. Apa yang harus dilakukan penduduk Yeru-salem? Bagaimana Yehuwa menyelamatkan kota itu?

(20)

menepatinya! ”Pada malam itu, malaikat Yehuwa keluar dan membunuh seratus delapan puluh lima ribu orang di perke-mahan orang Asiria.” (2 Raj. 19:35) Ye-huda selamat, bukan karena Hizkia menutup mata air atau membangun tem-bok-tembok kota, tapi karena campur ta-ngan Allah.

PELAJARANNYA BAGI KITA

16Nubuat tentang tujuh gembala dan

delapan bangsawan tinggi itu terutama digenapi pada zaman kita. Dahulu, pen-duduk Yerusalem kuno diserang oleh orang Asiria. Tidak lama lagi, umat Yehu-wa juga akan diserang oleh ”Asiria” za-man modern, musuh yang ingin mele-nyapkan mereka. Alkitab menyebutkan tentang serangan itu, serangan ’Gog dari Magog’, serangan ”raja utara”, dan se-rangan ”raja-raja di bumi”. (Yeh. 38:2, 10-13; Dan. 11:40, 44, 45; Pny. 17:14; 19:19) Apakah ini memaksudkan serangan yang berbeda-beda? Kita tidak tahu. Alkitab bisa saja menggunakan nama yang ber-beda untuk serangan yang sama. Me-nurut nubuat Mikha, pasukan apa yang akan Yehuwa gunakan untuk melawan ”Asiria”, musuh yang kejam itu? Pasuk-an yPasuk-ang sPasuk-angat tidak lazim, yaitu ”tu-juh gembala, ya, delapan bangsawan ting-gi”! (Mi. 5:5) Siapakah mereka? Mereka adalah para penatua sidang. (1 Ptr. 5:2) Dewasa ini, Yehuwa memang menyedia-kan banyak pria rohani untuk menggem-balakan kawanan domba yang Ia kasihi, untuk menguatkan mereka menghadapi serangan dari ”Asiria” zaman modern.1 Nubuat Mikha menyebutkan bahwa

me-1 Angka tujuh sering digunakan dalam Alkitab untuk menunjukkan kelengkapan. Angka delapan (tujuh ditambah satu) kadang mengartikan kelim-pahan.

16. Dewasa ini, siapa yang dimaksud dengan (a) penduduk Yerusalem (b) orang ”Asiria” (c) tu-juh gembala dan delapan bangsawan tinggi?

reka akan ”menggembalakan negeri orang Asiria dengan pedang”. (Mi. 5:6) Ya, salah satu senjata yang mereka gu-nakan untuk mengalahkan musuh adalah ”pedang roh”, yaitu Firman Allah.—2 Kor. 10:4; Ef. 6:17.

17Para penatua yang membaca artikel

ini bisa menarik beberapa pelajaran ber-guna dari kisah yang baru saja kita ba-has: (1) Hal terbaik yang bisa kita lakukan untuk bersiap-siap menghadapi serangan ”Asiria” kelak adalah menguatkan iman kita kepada Allah dan membantu sauda-ra-saudari kita melakukan hal yang sama. (2) Sewaktu ”Asiria” menyerang, para pe-natua harus yakin sepenuhnya bahwa Ye-huwa akan menyelamatkan kita. (3) Pada saat itu, petunjuk dari organisasi Yehu-wa mungkin tampaknya tidak masuk akal dari kacamata manusia. Tapi, kita semua harus siap menaati arahan apa pun yang kita terima, tidak soal kita setuju atau ti-dak, karena hal itu akan menyelamatkan kehidupan kita. (4) Sekaranglah waktu-nya bagi siapa pun yang mengandalkan pendidikan duniawi, hal-hal materi, atau lembaga-lembaga manusia untuk meng-ubah cara berpikir mereka. Para penatua harus siap membantu siapa pun yang be-lum mengandalkan Yehuwa sepenuhnya.

18Pada suatu saat nanti,

hamba-ham-ba Allah zaman sekarang akan tampak tak berdaya sama seperti penduduk Ye-huda yang terjebak di Yerusalem pada za-man Hizkia. Pada saat itu, kata-kata Hiz-kia bisa menguatkan iman kita. Mari kita ingat bahwa yang menyertai musuh kita adalah ”lengan daging, tetapi yang me-nyertai kita adalah Yehuwa, Allah kita, yang membantu dan bertempur dalam peperangan kita”!—2 Taw. 32:8.

17. Para penatua bisa menarik empat pelajaran apa dari kisah yang kita bahas?

18. Di masa depan, apa manfaatnya jika kita merenungkan kisah ini?

(21)

YEHUWA menggambarkan diri-Nya sebagai gemba-la. (Yeh. 34:11-14) Hal itu membantu kita memahami kepribadian Yehuwa. Seorang gembala yang pengasih bertanggung jawab penuh atas keselamatan dan kese-jahteraan kawanan domba peliharaannya. Ia menun-tun mereka ke padang rumput dan sumber air (Mz. 23: 1, 2); menjaga mereka siang dan malam (Luk. 2:8); melindungi mereka dari pemangsa (1 Sam. 17:34, 35); menggendong yang baru lahir (Yes. 40:11); mencari yang tersesat, dan merawat yang terluka.—Yeh. 34:16.

2Pada zaman dulu, sebagian besar umat Allah

hi-dup sebagai petani dan peternak. Karena itu, mere-ka langsung mengerti gambaran tentang Allah Yehuwa sebagai gembala yang pengasih. Mereka tahu bahwa agar tumbuh sehat, domba perlu diurus dan diper-hatikan. Demikian pula secara rohani, manusia mem-butuhkan perhatian dan bimbingan yang baik. (Mrk. 6:34) Kalau tidak, mereka akan telantar, mudah dipe-ngaruhi, dan mudah salah jalan, seperti ”domba yang tidak mempunyai gembala”. (1 Raj. 22:17) Tapi, Yehu-wa dengan pengasih memenuhi kebutuhan umat-Nya.

3Gambaran tentang Yehuwa sebagai gembala masih

cocok bahkan sampai sekarang. Yehuwa tetap memeli-hara umat-Nya yang bagaikan domba. Mari kita lihat bagaimana Ia membimbing dan memenuhi kebutuhan kita dewasa ini. Kita juga akan membahas apa seharus-nya tanggapan kita atas kepedulian Yehuwa itu.

GEMBALA YANG BAIK MENGANGKAT GEMBALA BAWAHAN

4Yehuwa melantik Yesus sebagai Kepala sidang

Kristen. (Ef. 1:22, 23) Sebagai ”gembala yang baik”, Ye-sus memiliki kepedulian, tujuan, dan sifat-sifat yang sama seperti Bapaknya. Ia bahkan ”menyerahkan

1, 2. Mengapa Yehuwa menggambarkan diri-Nya sebagai

gembala?

3. Apa yang akan kita bahas di artikel ini?

4. Apa yang Yesus lakukan bagi domba-domba Yehuwa?

T

AATILAH

P

ARA

G

EMBALA

Y

EHUWA

”Taatilah mereka yang

mengambil pimpinan

di antara kamu dan

tunduklah kepada

mereka, karena mereka

menjaga jiwamu.”

—IBR. 13:17.

APA JAWABAN SAUDARA?

Bagaimana para penatua sidang menggembalakan domba-domba Allah?

Mengapa domba seharusnya mendengarkan para gembala bawahan?

Mengapa ketidaksempurnaan gembala bawahan bukan alasan untuk mengabaikan nasihat Alki-tab yang mereka berikan?

(22)

jiwanya demi kepentingan domba-dom-banya”. (Yoh. 10:11, 15) Dan, sungguh luar biasa manfaat korban tebusan Kristus bagi umat manusia! (Mat. 20:28) Ya, Ye-huwa ingin agar ”setiap orang yang mem-perlihatkan iman akan [Yesus] tidak akan dibinasakan melainkan memperoleh ke-hidupan abadi”!—Yoh. 3:16.

5Bagaimana sikap para domba

terha-dap Yesus Kristus, Sang Gembala yang Baik? Yesus mengatakan, ”Dom-ba-dombaku mendengarkan suaraku, dan aku mengenal mereka, dan mere-ka mengikuti aku.” (Yoh. 10:27) Mende-ngarkan suara Gembala yang Baik ber-arti mengikuti bimbingannya dalam segala sesuatu, termasuk bekerja sama dengan para gembala bawahan yang te-lah ia lantik. Yesus menunjukkan bah-wa para rasul dan murid-muridnya ha-rus meneha-ruskan pekerjaan yang telah ia mulai. Mereka harus ’mengajar’ dan ’memberi makan domba-domba ke-cil Yesus’. (Mat. 28:20; baca Yohanes 21:

15-17.) Dengan makin tersebarnya

ka-bar baik, jumlah murid pun bertam-bah. Maka, Yesus melantik pria-pria Kris-ten yang matang untuk menggembalakan sidang-sidang.—Ef. 4:11, 12.

6Kepada para pengawas sidang di

Efe-sus pada abad pertama, rasul Paulus ngatakan bahwa roh kudus telah me-lantik mereka sebagai pengawas ”untuk menggembalakan sidang jemaat Allah”. (Kis. 20:28) Para pengawas Kristen dewa-sa ini pun dilantik oleh roh kudus, kare-na mereka dilantik berdasarkan persya-ratan Alkitab yang diilhamkan roh kudus. Jadi, dengan menaati para pengawas Kristen, kita menunjukkan respek ke-pada dua Gembala terbesar, Yehuwa dan

5, 6. (a) Siapa yang Yesus lantik untuk

meng-urus domba-dombanya? Untuk mendapat man-faat dari pengaturan ini, apa yang diharapkan dari para domba? (b) Apa seharusnya alasan uta-ma kita ingin menaati para penatua sidang?

Yesus. (Luk. 10:16) Inilah seharusnya alas-an utama kita ingin tunduk kepada para penatua. Tapi, ada alasan lain lagi meng-apa kita sepatutnya mengikuti arahan mereka.

7Ketika menasihati atau menguatkan

rekan seiman, para penatua selalu meng-gunakan Alkitab atau prinsip Alkitab. Tu-juannya bukan untuk mengatur kehidup-an saudara-saudari mereka, melainkkehidup-an untuk membantu mereka membuat ke-putusan sendiri berdasarkan prinsip Al-kitab. (2 Kor. 1:24) Dengan demikian, para penatua menjaga ketertiban dan per-damaian di sidang. (1 Kor. 14:33, 40) Para penatua ’menjaga jiwa-jiwa’ dalam arti bahwa mereka ingin membantu setiap anggota sidang tetap akrab dengan Yehu-wa. Karena itu, mereka segera memberi-kan bantuan jika mereka melihat seorang saudara atau saudari hampir, atau sudah, mengambil ”langkah yang salah”. (Gal. 6: 1, 2; Yud. 22) Ini tentu alasan yang baik untuk ’taat kepada mereka yang meng-ambil pimpinan’.—Baca Ibrani 13:17.

8Sebagai gembala rohani, rasul

Pau-lus menulis kepada saudara-saudaranya di Kolose, ”Berhati-hatilah: mungkin ada orang yang akan membawa kamu pergi sebagai mangsanya melalui filsa-fat dan tipu daya kosong menurut ajar-an turun-temurun dari majar-anusia, menu-rut hal-hal dasar dari dunia dan bukan menurut Kristus.” (Kol. 2:8) Peringatan ini menunjukkan alasan lain untuk mem-perhatikan nasihat Alkitab dari para pe-natua. Mereka melindungi kawanan dari siapa pun yang berupaya menjauh-kan mereka dari Yehuwa. Rasul Petrus memperingatkan bahwa ”nabi-nabi pal-su” dan ”guru-guru palpal-su” akan berupa-ya ”memikat jiwa-jiwa berupa-yang tidak teguh”

7. Bagaimana para penatua membantu Saudara tetap akrab dengan Yehuwa?

8. Bagaimana para penatua melindungi ka-wanan?

(23)

untuk berbuat dosa. (2 Ptr. 2:1, 14) Dewa-sa ini, para penatua juga harus memberi-kan peringatan serupa jika perlu. Sebagai pria-pria Kristen yang matang, mereka punya banyak pengalaman. Selain itu, se-belum dilantik, mereka telah terbukti me-mahami Alkitab dengan jelas dan cakap mengajarkan kebenaran Alkitab. (1 Tim. 3:2; Tit. 1:9) Sebagai pria-pria yang ma-tang, seimbang, dan memiliki hikmat Al-kitab, mereka bisa memberikan arahan yang baik.

GEMBALA YANG BAIK MEMBERI MAKAN DAN MELINDUNGI DOMBA

9Melalui organisasi-Nya, Yehuwa

memberikan berlimpah makanan rohani

9. Dewasa ini, bagaimana Yesus membimbing dan memberi makan sidang Kristen?

kepada segenap persekutuan saudara-saudara di seluruh dunia. Banyak nasi-hat Alkitab disediakan melalui publikasi kita. Selain itu, organisasi kadang mem-berikan petunjuk langsung kepada para penatua sidang, entah melalui surat atau instruksi yang disampaikan oleh peng-awas keliling. Dengan cara ini, domba-domba mendapat arahan yang jelas.

10Para pengawas bertanggung jawab

merawat, melindungi, dan memperha-tikan kesehatan rohani anggota sidang, khususnya mereka yang imannya mele-mah atau yang melakukan kesalahan se-rius. (Baca Yakobus 5:14, 15.) Ada yang mungkin menjauh dari sidang dan tidak lagi melakukan kegiatan Kristen. Apa

10. Apa yang akan dilakukan seorang gembala rohani jika ada yang menjauh dari sidang? Seperti gembala melindungi kawanan, penatua melindungi domba yang dipercayakan kepada mereka

(24)

yang akan dilakukan seorang gembala yang peduli? Ia tentu akan berupaya keras untuk menemukan setiap domba yang hi-lang dan mendesak mereka untuk kem-bali ke kandang, atau sidang! Yesus men-jelaskan, ”Bapakku yang di surga tidak menginginkan salah seorang dari mereka yang kecil ini binasa.”—Mat. 18:12-14.

BAGAIMANA SEHARUSNYA KITA MEMANDANG KEKURANGAN

GEMBALA BAWAHAN?

11Yehuwa dan Yesus adalah

Gembala-Gembala yang sempurna. Tapi, gemba-la bawahan yang dipercaya untuk meng-urus sidang tidaklah sempurna. Karena itu, ada yang merasa sulit menaati pe-natua. Mereka mungkin berpikir, ’Pena-tua kan manusia tidak sempurna seperti kita. Kenapa kita harus mendengarkan nasihat mereka?’ Memang, penatua ti-dak sempurna, tapi kita perlu memi-liki pandangan yang benar tentang keku-rangan dan kelemahan mereka.

12Alkitab dengan terus terang

mence-ritakan kesalahan orang-orang yang Ye-huwa gunakan untuk memimpin umat-Nya di masa lalu. Contohnya, Daud diurapi sebagai raja dan pemimpin bang-sa Israel. Namun, belakangan ia berdobang-sa dengan berzina dan membunuh. (2 Sam. 12:7-9) Perhatikan juga rasul Petrus. Meskipun diberi tanggung jawab besar dalam sidang Kristen abad pertama, ia melakukan kesalahan serius. (Mat. 16: 18, 19; Yoh. 13:38; 18:27; Gal. 2:11-14) Se-telah Adam dan Hawa, tidak ada manu-sia yang sempurna, kecuali Yesus.

13Mengapa Yehuwa ingin agar

keku-rangan orang-orang yang Ia gunakan

di-11. Mengapa ada yang merasa sulit menaati pe-natua?

12, 13. (a) Sebutkan kesalahan dari

bebera-pa orang yang Yehuwa beri tanggung jawab. (b) Mengapa kekurangan pria-pria yang diguna-kan Allah dicatat dalam Alkitab?

catat dalam Alkitab? Antara lain untuk menunjukkan bahwa Ia bisa mengguna-kan manusia yang tidak sempurna untuk memimpin umat-Nya. Malah, Ia selalu menggunakan manusia yang tidak sem-purna. Karena itu, kita tidak boleh men-jadikan ketidaksempurnaan para pena-tua sebagai dalih untuk menggerutu tentang mereka atau mengabaikan we-wenang mereka. Yehuwa ingin kita me-respek dan menaati saudara-saudara itu. —Baca Keluaran 16:2, 8.

14Menaati para penatua sangat

pen-ting. Ingatlah bagaimana Yehuwa berko-munikasi dengan umat-Nya pada saat-saat kritis di masa lalu. Sewaktu bangsa Israel akan keluar dari Mesir, Yehuwa menggunakan Musa dan Harun untuk menyampaikan petunjuk. Agar selamat dari tulah kesepuluh, orang Israel harus menaati perintah tentang makanan yang harus disantap dan untuk memercikkan darah domba pada tiang serta ambang pintu rumah mereka. Perintah itu tidak mereka terima secara langsung melalui suara dari surga. Sebaliknya, mereka ha-rus mendengarkan para tua-tua Israel, yang menerima petunjuk terperinci dari Musa. (Kel. 12:1-7, 21-23, 29) Pada pe-ristiwa itu, Yehuwa menggunakan Musa dan para tua-tua untuk menyampaikan petunjuk kepada umat-Nya. Dewasa ini, Yehuwa menggunakan para penatua Kristen untuk melakukan hal serupa.

15Saudara tentu ingat banyak

peristi-wa lain dalam sejarah Alkitab ketika Ye-huwa menggunakan manusia atau ma-laikat untuk memberikan petunjuk yang menyelamatkan kehidupan. Allah mem-beri mereka wewenang untuk berbi-cara atas nama Allah dan memberi tahu umat-Nya apa yang harus mereka

14, 15. Apa yang bisa kita pelajari dari cara

Ye-huwa berkomunikasi dengan umat-Nya di masa lalu?

(25)

lakukan agar selamat dari situasi yang berbahaya. Kita pun bisa yakin bahwa Yehuwa akan melakukan hal yang seru-pa di Armagedon. Tapi, penatua yang se-karang diberi tanggung jawab mewakili Yehuwa atau organisasi-Nya tentu harus sangat berhati-hati agar tidak menyalah-gunakan wewenang yang dipercayakan kepada mereka.

”SATU KAWANAN, SATU GEMBALA”

16Umat Yehuwa adalah ”satu

kawan-an” di bawah ”satu gembala”, Yesus Kris-tus. (Yoh. 10:16) Yesus memberi tahu

16. ”Perkataan” apa yang perlu kita perhatikan baik-baik?

bahwa ia akan menyertai murid-murid-nya ”sepanjang masa sampai penutup sistem ini”. (Mat. 28:20) Sebagai Raja di surga, ia berwenang penuh untuk meng-atur semua peristiwa yang akan terja-di sebelum ia menghukum dunia Setan. Agar tetap bersatu dan aman dalam ka-wanan Allah, kita perlu mendengarkan ’perkataan di belakang kita’, yang mem-beri tahu ke mana kita harus pergi. ”Per-kataan” ini mencakup apa yang dikata-kan roh kudus dalam Alkitab dan apa yang dikatakan Yehuwa dan Yesus me-lalui orang-orang yang Mereka lantik se-bagai gembala bawahan.—Baca Yesaya

30:21; Penyingkapan 3:22.

17Menurut Alkitab, Setan sedang

ber-keliaran ”seperti singa yang mengaum, berupaya melahap orang”. (1 Ptr. 5:8) Seperti pemangsa yang buas dan rakus, ia mengintai kawanan, menunggu saat yang tepat untuk menerkam domba yang tidak waspada atau yang terpisah dari kawanan. Itulah sebabnya penting se-kali untuk tetap dekat dengan sidang dan dengan ”gembala dan pengawas” kita. (1 Ptr. 2:25) Mengenai orang-orang yang selamat dari kesengsaraan besar, Penyingkapan 7:17 mengatakan, ”Anak Domba [Yesus] . . . akan menggembala-kan mereka, dan amenggembala-kan menuntun mere-ka ke sumber air kehidupan. Dan Allah akan menghapus segala air mata dari mata mereka.” Benar-benar janji yang indah!

1 8Para penatua Kristen memiliki

tanggung jawab yang sangat penting se-bagai gembala sidang. Bagaimana pria-pria terlantik ini bisa memperlaku-kan domba-domba Yesus dengan baik? Jawabannya akan dibahas di artikel berikutnya.

17, 18. (a) Bahaya apa yang mengancam

ka-wanan, tapi kita bisa yakin akan janji apa? (b) Apa yang akan dibahas di artikel berikutnya? Penatua berupaya melindungi keluarga

orang tua tunggal dari pergaulan yang merusak (Lihat paragraf 17, 18)

(26)

DOMBA akan sehat kalau sang gembala memperha-tikan kesejahteraan kawanannya. Menurut sebuah buku tentang memelihara domba, jika seorang gem-bala hanya menggiring dombanya ke padang rumput dan membiarkannya begitu saja, dalam beberapa ta-hun domba-dombanya akan menjadi lemah dan sa-kit-sakitan. Tapi, kalau gembala itu mengurus setiap dombanya dengan baik, seluruh kawanan akan sehat dan kuat.

2Demikian pula dengan sidang. Jika gembala

Kris-ten peduli kepada setiap domba, seluruh sidang akan sehat secara rohani. Saudara mungkin ingat bahwa Yesus merasa kasihan kepada orang-orang karena ”mereka dikuliti dan dibuang seperti domba-domba tanpa gembala”. (Mat. 9:36) Mengapa keadaan me-reka bisa begitu menyedihkan? Karena orang-orang yang bertanggung jawab mengajarkan Hukum Allah ternyata kasar, suka menuntut, dan munafik. Bukan-nya membantu dan mendidik anggota kawanan, para pemimpin agama Yahudi membebani mereka dengan ”tanggungan-tanggungan yang berat”.—Mat. 23:4.

3Jadi, gembala Kristen dewasa ini, yaitu penatua,

memiliki tanggung jawab besar. Domba yang mere-ka urus adalah milik Yehuwa dan milik Yesus, sang ”gembala yang baik”. (Yoh. 10:11) Domba-domba itu telah Yesus beli dengan darahnya yang berharga. (1 Kor. 6:20; 1 Ptr. 1:18, 19) Ia sangat mengasihi mereka sampai-sampai ia rela mengorbankan kehidupannya bagi mereka. Penatua harus selalu ingat bahwa mere-ka adalah gembala bawahan, yang harus bertanggung

1, 2. (a) Bagaimana keadaan domba yang dipelihara dengan

baik? (b) Mengapa banyak orang pada zaman Yesus bagaikan domba tanpa gembala?

3. Dalam menjalankan peranan mereka sebagai gembala, apa yang harus diingat penatua sidang?

P

ARA

G

EMBALA,

T

IRULAH

G

EMBALA-

G

EMBALA

T

ERBESAR

”Kristus menderita

bagimu, meninggalkan

bagimu suatu model

agar kamu mengikuti

langkah-langkahnya

dengan saksama.”

—1 PTR. 2:21.

APA JAWABAN SAUDARA?

Sebagai gembala, apa yang dapat ditiru penatua dari Yehuwa?

Apa yang dapat ditiru penatua dari Yesus Kristus?

Apa tujuan kunjungan penggembalaan?

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini untuk mengukur hubungan antara kadar iodium dalam garam beriodium di rumah tangga dengan kecukupan iodium berdasarkan nilai ekskresi iodium urin

Restrukturisasi juga menyangkut penyusunan skim asuransi deposito, perbaikan teknik dan prosedur Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI), penguatan pengawasan bank, dan

Sehubungan dengan penelitian saya untuk skripsi yang berjudul “ Analisis perilaku konsumen dalam masalah kesehatan sebelum dan setelah adanya BPJS.. Studi kasus di

Kegiatan Bedah Buku, Sharing dan Digitalisasi merupakan beberapa hal yang bisa dilakukan dalam rangka menerapkan Manajemen Pengetahuan pada Perpustakaan.. Untuk lembaga STAIN

Variabel terikat, adalah “variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas” (Sugiyono, 2008 : 39). Dalam penelitian ini yang menjadi

Kondisi ini sangat baik bila dikaitkan terhadap kesiapan kendaraan tempur saat ini yang mencapai pada titik paling rendah hanya sekitar 10%, melihat kondisi ini dapat diasumsikan

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi petunjuk dan rahmat serta Rosulullah Muhammad SAW yang senantiasa memberikan syafaat kepada umatnya

Sebelum melaksanakan pekerjaan pembongkaran dan Pemasangan, Pihak Pelaksana terlebih dahulu koordinasi dengan Direksi Pekerjaan atau Manajer Proyek Penggantian Line