• Tidak ada hasil yang ditemukan

Askep Rematik Pada Lansia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Askep Rematik Pada Lansia"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

 ASKEP REMATIK PA

 ASKEP REMATIK PADA LANSIA

DA LANSIA

BAB 1 BAB 1

PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1

1.1 Latar BelakangLatar Belakang

Setiap kondisi yang disertai nyeri dan kaku pada muskulosketal sering dinamakan Setiap kondisi yang disertai nyeri dan kaku pada muskulosketal sering dinamakan rematik. Kondisi ini banyak terjadi pada lansia. Namun pada umumnya masyarakat belum rematik. Kondisi ini banyak terjadi pada lansia. Namun pada umumnya masyarakat belum mengerti tentang pengertian, tanda gejala, penyebab serta penanganan rematik. Maka sudah mengerti tentang pengertian, tanda gejala, penyebab serta penanganan rematik. Maka sudah menjadi tugas kita untuk memberikan pendidikan kesehatan pada masyarakat.

menjadi tugas kita untuk memberikan pendidikan kesehatan pada masyarakat.

Satuan acara pembelajaran ini disusun sebagai pedoman dalam memberikan Satuan acara pembelajaran ini disusun sebagai pedoman dalam memberikan  pendidikan kesehatan sehingga hasilnya ias seperti yang kita harapkan.

 pendidikan kesehatan sehingga hasilnya ias seperti yang kita harapkan. 1.2

1.2 TujuanTujuan

1.

1. Tujuan Intruksional UmumTujuan Intruksional Umum

Setelah dilakukan pendidikan kesehatan diharapkan pasien lansia dapat mengenal dan Setelah dilakukan pendidikan kesehatan diharapkan pasien lansia dapat mengenal dan mengetahui tentang rematik 

mengetahui tentang rematik 

2.

2. Tujuan Intruksional KhususTujuan Intruksional Khusus

Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 kali pertemuan di harapkan pasien lansia Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 kali pertemuan di harapkan pasien lansia dapat :

dapat : 

Menjelaskan tentang pengertian rematik Menjelaskan tentang pengertian rematik  

Menjelaskan tanda dan gejala rematik Menjelaskan tanda dan gejala rematik  

Mengetahui penyebab rematik dan proses terjadinya rematik Mengetahui penyebab rematik dan proses terjadinya rematik  

Menjelaskan tentang pencegahan rematik Menjelaskan tentang pencegahan rematik  

Menjelaskan perawatan dan pengobatan rematik Menjelaskan perawatan dan pengobatan rematik 

BAB 2 BAB 2

KONSEP DASAR TEORI KONSEP DASAR TEORI

2.1

2.1 KONSEP DASAR LANSIAKONSEP DASAR LANSIA 2.1.1

(2)

Masa dewasa tua (lansia) dimulai setelah pensiun, biasanya antara usia 65-75 tahun Masa dewasa tua (lansia) dimulai setelah pensiun, biasanya antara usia 65-75 tahun (Potter, 2005). Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari (Potter, 2005). Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan  proses

 proses alamiah, alamiah, yang yang berarti berarti seseorang seseorang telah telah melalui melalui tiga tiga tahap tahap kehidupannya, kehidupannya, yaitu yaitu anak,anak, dewasa, dan tua (Nugroho, 2008).

dewasa, dan tua (Nugroho, 2008).

Penuaan adalah suatu proses yang alamiah yang tidak dapat dihindari, berjalan secara Penuaan adalah suatu proses yang alamiah yang tidak dapat dihindari, berjalan secara terus-manerus, dan berkesinambungan (Depkes RI, 2001). Menurut Keliat (1999) dalam terus-manerus, dan berkesinambungan (Depkes RI, 2001). Menurut Keliat (1999) dalam Maryam (2008), Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur Maryam (2008), Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia sedangkan menurut pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No.13 Tahun 1998 kehidupan manusia sedangkan menurut pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No.13 Tahun 1998 Tentang Kesehatan dikatakan bahwa usia lanjut adalah seseorang yang telah mencapai usia Tentang Kesehatan dikatakan bahwa usia lanjut adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun (Maryam, 2008). Penuaan adalah normal, dengan perubahan fisik dan lebih dari 60 tahun (Maryam, 2008). Penuaan adalah normal, dengan perubahan fisik dan tingkah laku yang dapat diramalkan dan terjadi pada semua orang pada saat mereka mencapai tingkah laku yang dapat diramalkan dan terjadi pada semua orang pada saat mereka mencapai usia tahap perkembangan kronologis tertentu (Stanle

usia tahap perkembangan kronologis tertentu (Stanley, 2006).y, 2006). 2.1.2

2.1.2 KarakteKarakteristik ristik LansiaLansia

Menurut Keliat (1999) dalam Maryam (2008), lansia memiliki karakteristik sebagai berikut: Menurut Keliat (1999) dalam Maryam (2008), lansia memiliki karakteristik sebagai berikut: 1.

1. Berusia lebih dari 60 tahun (sesuai dengan Pasal 1 Ayat (2) UU No. 13 tentang kesehatan).Berusia lebih dari 60 tahun (sesuai dengan Pasal 1 Ayat (2) UU No. 13 tentang kesehatan). 2.

2. Kebutuhan dan masalah yang bervariasi dari rentang sehat sampai sakit, dari kebutuhanKebutuhan dan masalah yang bervariasi dari rentang sehat sampai sakit, dari kebutuhan  biopsikososial sampai spiritual, serta dari kondisi adaftif hingga kondisi maladaptif.

 biopsikososial sampai spiritual, serta dari kondisi adaftif hingga kondisi maladaptif. 3.

3. Lingkungan tempat tinggal yang bervariasi (Maryam, 2008).Lingkungan tempat tinggal yang bervariasi (Maryam, 2008).

2.1.3

2.1.3 Klasifikasi LansiaKlasifikasi Lansia

Klasifikasi berikut ini adalah lima klasifikasi pada lansia. Klasifikasi berikut ini adalah lima klasifikasi pada lansia. 1.

1. Pralansia (prasenilis)Pralansia (prasenilis)

Seseorang yang berusia antara 45-59 tahun. Seseorang yang berusia antara 45-59 tahun. 2.

2. LansiaLansia

Seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih. Seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih. 3.

3. Lansia Resiko TinggiLansia Resiko Tinggi

Seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih/seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih Seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih/seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan (Depkes RI, 2003).

dengan masalah kesehatan (Depkes RI, 2003). 4.

4. Lansia PotensialLansia Potensial

Lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan/atau kegiatan yang dapat menghasilkan Lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan/atau kegiatan yang dapat menghasilkan  barang/jasa (Depkes RI, 2003).

 barang/jasa (Depkes RI, 2003). 5.

(3)

Lansia yang tidak berdaya mencari nafkah, sehingga hidupnya bergantung pada bantuan Lansia yang tidak berdaya mencari nafkah, sehingga hidupnya bergantung pada bantuan orang lain (Depkes RI, 2003).

orang lain (Depkes RI, 2003). 2.1.4

2.1.4 Tipe LansiaTipe Lansia

Di zaman sekarang (zaman pembangunan), banyak ditemukan bermacam-macam tipe usia Di zaman sekarang (zaman pembangunan), banyak ditemukan bermacam-macam tipe usia lanjut. Yang menonjol antara lain:

lanjut. Yang menonjol antara lain: 1.

1. Tipe arif bijaksanaTipe arif bijaksana

Lanjut usia ini kaya dengan hikmah pengalaman, menyesuaikan diri dengan perubahan Lanjut usia ini kaya dengan hikmah pengalaman, menyesuaikan diri dengan perubahan zaman, mempunyai diri dengan perubahan zaman, mempunyai kesibukan, bersikap ramah, zaman, mempunyai diri dengan perubahan zaman, mempunyai kesibukan, bersikap ramah, rendah hati, sederhana, dermawan, memenuhi

rendah hati, sederhana, dermawan, memenuhi undangan, dan menjadi panutan.undangan, dan menjadi panutan. 2.

2. Tipe mandiriTipe mandiri

Lanjut usia ini senang mengganti kegiatan yang hilang dengan kegiatan baru, selektif dalam Lanjut usia ini senang mengganti kegiatan yang hilang dengan kegiatan baru, selektif dalam mencari pekerjaan dan teman pergaulan, serta memenuhi undangan.

mencari pekerjaan dan teman pergaulan, serta memenuhi undangan. 3.

3. Tipe tidak puasTipe tidak puas

Lanjut usia yang selalu mengalami konflik lahir batin, menentang proses penuaan, yang Lanjut usia yang selalu mengalami konflik lahir batin, menentang proses penuaan, yang menyebabkan kehilangan kecantikan, kehilangan daya tarik jasmani, kehilangan kekuasaan, menyebabkan kehilangan kecantikan, kehilangan daya tarik jasmani, kehilangan kekuasaan, status, teman yang disayangi, pemarah, tidak sabar, mudah tersinggung, menuntut, sulit status, teman yang disayangi, pemarah, tidak sabar, mudah tersinggung, menuntut, sulit dilayani dan pengkritik.

dilayani dan pengkritik. 4.

4. Tipe pasrahTipe pasrah

Lanjut usia yang selalu menerima dan menunggu nasib baik, mempunyai konsep habis Lanjut usia yang selalu menerima dan menunggu nasib baik, mempunyai konsep habis (“habis gelap datang terang”), mengikuti kegiatan beribadat, ringan kaki, pekerjaan apa saja (“habis gelap datang terang”), mengikuti kegiatan beribadat, ringan kaki, pekerjaan apa saja dilakukan.

dilakukan. 5.

5. Tipe bingungTipe bingung

Lansia yang kagetan, kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, merasa minder, menyesal, Lansia yang kagetan, kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, merasa minder, menyesal,  pasif, acuh tak acuh (Nugroho, 2

 pasif, acuh tak acuh (Nugroho, 2008).008). 2.1.5

2.1.5 Tugas Perkembangan LansiaTugas Perkembangan Lansia

Menurut Erickson, kesiapan lansia untuk beradaptasi atau menyesuaikan diri terhadap Menurut Erickson, kesiapan lansia untuk beradaptasi atau menyesuaikan diri terhadap tugas perkembangan usia lanjut dipengaruhi oleh proses tumbuh kembang pada tahap tugas perkembangan usia lanjut dipengaruhi oleh proses tumbuh kembang pada tahap sebelumnya. Adapun tugas perkembangan lansia adalah sebagai berikut :

sebelumnya. Adapun tugas perkembangan lansia adalah sebagai berikut : 1.

1. Mempersiapkan diri untuk kondisi yang menurun.Mempersiapkan diri untuk kondisi yang menurun. 2.

2. Mempersiapkan diri untuk pensiun.Mempersiapkan diri untuk pensiun. 3.

3. Membentuk hubungan baik dengan orang seusiaMembentuk hubungan baik dengan orang seusianya.nya. 4.

4. Mempersiapkan kehidupan baru.Mempersiapkan kehidupan baru. 5.

5. Melakukan penyesuaian terhadap kehidupan sosial/masyarakat secara santai.Melakukan penyesuaian terhadap kehidupan sosial/masyarakat secara santai. 6.

(4)

2.2

2.2 KONSEP DASAR REUMATIK KONSEP DASAR REUMATIK  2.2.1

2.2.1 PengertianPengertian

Penyakit reumatik adalah penyakit inflamasi non- bakterial yang bersifat sistemik, Penyakit reumatik adalah penyakit inflamasi non- bakterial yang bersifat sistemik,  progesif,

 progesif, cenderung cenderung kronik kronik dan dan mengenai mengenai sendi sendi serta serta jaringan jaringan ikat ikat sendi sendi secara secara simetrissimetris (Rasjad Chairuddin, Pengantar Ilmu Bedah Orthopedi, hal.

(Rasjad Chairuddin, Pengantar Ilmu Bedah Orthopedi, hal. 165).165).

Reumatoid arthritis adalah gangguan autoimun kronik yang menyebabkan proses Reumatoid arthritis adalah gangguan autoimun kronik yang menyebabkan proses inflamasi pada sendi (Lemone & Burke, 2001 : 1248).

inflamasi pada sendi (Lemone & Burke, 2001 : 1248).

Reumatik dapat terjadi pada semua jenjang umur dari kanak-kanak sampai usia lanjut. Reumatik dapat terjadi pada semua jenjang umur dari kanak-kanak sampai usia lanjut.  Namun

 Namun resiko resiko akan akan meningkat meningkat dengan dengan meningkatnya meningkatnya umur umur (Felson (Felson dalam dalam Budi Budi Darmojo,Darmojo, 1999).

1999).

Artritis Reumatoid adalah penyakit autoimun sistemik kronis yang tidak diketahui Artritis Reumatoid adalah penyakit autoimun sistemik kronis yang tidak diketahui  penyebabnya

 penyebabnya dikarekteristikan dikarekteristikan dengan dengan reaksi reaksi inflamasi inflamasi dalam dalam membrane membrane sinovial sinovial yangyang mengarah pada destruksi kartilago sendi dan deformitas lebih lanjut (Susan Martin Tucker, mengarah pada destruksi kartilago sendi dan deformitas lebih lanjut (Susan Martin Tucker, 1998).

1998).

Artritis Reumatoid (AR) adalah kelainan inflamasi yang terutama mengenai membran Artritis Reumatoid (AR) adalah kelainan inflamasi yang terutama mengenai membran sinovial dari persendian dan umumnya ditandai dengan dengan nyeri persendian, kaku sendi, sinovial dari persendian dan umumnya ditandai dengan dengan nyeri persendian, kaku sendi,  penurunan mobilitas, dan keletihan (Diane C. B

 penurunan mobilitas, dan keletihan (Diane C. Baughman, 2000).aughman, 2000).

Artritis rematoid adalah suatu penyakit inflamasi kronik dengan manifestasi utama Artritis rematoid adalah suatu penyakit inflamasi kronik dengan manifestasi utama  poliartritis progresif dan melibatkan seluruh organ tubuh (Arif Man

 poliartritis progresif dan melibatkan seluruh organ tubuh (Arif Mansjour, 2001)sjour, 2001) 2.2.2

2.2.2 EtiologiEtiologi

Etiologi penyakit ini tidak diketahui secara pasti. Namun ada beberapa faktor resiko Etiologi penyakit ini tidak diketahui secara pasti. Namun ada beberapa faktor resiko yang diketahui berhubungan dengan penyakit ini, antara lain;

yang diketahui berhubungan dengan penyakit ini, antara lain; 1.

1. Usia lebih dari 40 tahunUsia lebih dari 40 tahun

Dari semua faktor resiko untuk timbulnya osteoartritis, faktor penuaan adalah yang terkuat. Dari semua faktor resiko untuk timbulnya osteoartritis, faktor penuaan adalah yang terkuat. Akan tetapi perlu diingat bahwa osteoartritis bukan akibat penuaan saja. Perubahan tulang Akan tetapi perlu diingat bahwa osteoartritis bukan akibat penuaan saja. Perubahan tulang rawan sendi pada penuaan berbeda dengan eprubahan pada osteoartritis.

rawan sendi pada penuaan berbeda dengan eprubahan pada osteoartritis. 2.

2. Jenis kelamin wanita lebih seringJenis kelamin wanita lebih sering

Wanita lebih sering terkena osteosrtritis lutut dan sendi. Sedangkan laki-laki lebih sering Wanita lebih sering terkena osteosrtritis lutut dan sendi. Sedangkan laki-laki lebih sering terkena osteoartritis paha, pergelangan tangan dan leher. Secara keseluruhan, dibawah 45 terkena osteoartritis paha, pergelangan tangan dan leher. Secara keseluruhan, dibawah 45 tahun, frekuensi psteoartritis kurang lebih sama antara pada laki-laki dan wanita, tetapi diats tahun, frekuensi psteoartritis kurang lebih sama antara pada laki-laki dan wanita, tetapi diats usia 50 tahunh (setelah menopause) frekuensi osteoartritis lebih banyak pada wanita daripada usia 50 tahunh (setelah menopause) frekuensi osteoartritis lebih banyak pada wanita daripada  pria. Hal ini menunjukkan adany

 pria. Hal ini menunjukkan adanya peran hormonal pada patogenesis osteoartritis.a peran hormonal pada patogenesis osteoartritis. 3.

(5)

 Nampak

 Nampak perbedaan perbedaan prevalensi prevalensi osteoartritis osteoartritis pada pada masingn-masing masingn-masing suku suku bangsa. bangsa. Hal Hal iniini mungkin berkaitan dnegan perbedaan pola hidup maupun perbedaan pada frekuensi kelainan mungkin berkaitan dnegan perbedaan pola hidup maupun perbedaan pada frekuensi kelainan kongenital dan pertumbuhan tulang.

kongenital dan pertumbuhan tulang. 4.

4. Genetik Genetik 

Hal ini terbukti dari

Hal ini terbukti dari terdapatnya hubungan antara produk kompleks histokompatibilitas utamaterdapatnya hubungan antara produk kompleks histokompatibilitas utama kelas II, khususnya HLA-DR4 dengan AR seropositif. Pengemban HLA-DR4 memiliki kelas II, khususnya HLA-DR4 dengan AR seropositif. Pengemban HLA-DR4 memiliki resiko relative 4 : 1 untuk menderita penyakit ini.

resiko relative 4 : 1 untuk menderita penyakit ini. 5.

5. Kegemukan dan penyakit metabolik Kegemukan dan penyakit metabolik 

Berat badan yang berlebih, nyata berkaitan dengan meningkatnya resiko untuk timbulnya Berat badan yang berlebih, nyata berkaitan dengan meningkatnya resiko untuk timbulnya osteoartritis, baik pada wanita maupun pria. Kegemukan ternyata tidak hanya berkaitan osteoartritis, baik pada wanita maupun pria. Kegemukan ternyata tidak hanya berkaitan dengan oateoartritis pada sendi yang menanggung beban berlebihan, tapi juga dnegan dengan oateoartritis pada sendi yang menanggung beban berlebihan, tapi juga dnegan osteoartritis sendi lain (tangan atau sternoklavikula). Olehkarena itu disamping faktor osteoartritis sendi lain (tangan atau sternoklavikula). Olehkarena itu disamping faktor mekanis yang berperan (karena meningkatnya beban mekanis), diduga terdapat faktor lain mekanis yang berperan (karena meningkatnya beban mekanis), diduga terdapat faktor lain (metabolit) yang berpperan pada timbulnya kaitan tersebut.

(metabolit) yang berpperan pada timbulnya kaitan tersebut. 6.

6. Cedera sendi, pekerjaan dan olahragaCedera sendi, pekerjaan dan olahraga

Pekerjaan berat maupun dengan pemakaian satu sendi yang terus menerus berkaitan dengan Pekerjaan berat maupun dengan pemakaian satu sendi yang terus menerus berkaitan dengan  peningkatan

 peningkatan resiko resiko osteoartritis osteoartritis tertentu. tertentu. Olahraga Olahraga yang yang sering sering menimbulkan menimbulkan cedera cedera sendisendi yang berkaitan dengan resiko osteoartritis yang lebih tinggi.

yang berkaitan dengan resiko osteoartritis yang lebih tinggi. 7.

7. Kelainan pertumbuhanKelainan pertumbuhan

Kelainan kongenital dan pertumbuhan paha telah dikaitkan dengan timbulnya oateoartritis Kelainan kongenital dan pertumbuhan paha telah dikaitkan dengan timbulnya oateoartritis  paha pada usia muda.

 paha pada usia muda. 8.

8. Kepadatan tulangKepadatan tulang

Tingginya kepadatan tulang dikatakan dapat meningkatkan resiko timbulnya osteoartritis Tingginya kepadatan tulang dikatakan dapat meningkatkan resiko timbulnya osteoartritis. Hal. Hal ini mungkin timbul karena tulang yang lebih padat (keras) tidak membantu mengurangi ini mungkin timbul karena tulang yang lebih padat (keras) tidak membantu mengurangi  benturan

 benturan beban beban yang yang diterima diterima oleh oleh tulang tulang rawan rawan sendi. sendi. Akibatnya Akibatnya tulang tulang rawan rawan sendisendi menjadi lebih mudah robek.

menjadi lebih mudah robek. 2.2.3

2.2.3 Jenis Reumatik Jenis Reumatik 

Menurut Adelia, (2011) ada beberapa jenis reumatik yaitu: Menurut Adelia, (2011) ada beberapa jenis reumatik yaitu: 1.

1. Reumatik SendiReumatik Sendi (Artikuler (Artikuler ))

Reumatik yang menyerang sendi dikenal dengan nama reumatik sendi

Reumatik yang menyerang sendi dikenal dengan nama reumatik sendi (reumatik(reumatik artikuler). Penyakit ini ada beberapa macam yang paling

artikuler). Penyakit ini ada beberapa macam yang paling sering ditemukan yaitu:sering ditemukan yaitu: 2.

2. Artritis ReumatoidArtritis Reumatoid

Merupakan penyakit autoimun dengan proses peradangan menahun

Merupakan penyakit autoimun dengan proses peradangan menahun yang tersebaryang tersebar diseluruh tubuh, mencakup keterlibatan sendi dan

(6)

 persendian.Peradangan

 persendian.Peradangan kronis kronis dipersendiandipersendian menyebabkan kerusakan struktur sendi yangmenyebabkan kerusakan struktur sendi yang terkena. Peradangan

terkena. Peradangan sendi biasanya mengenai beberapa persendian sekaligus.Peradangansendi biasanya mengenai beberapa persendian sekaligus.Peradangan terjadi akibat proses sinovitis (radang selaput sendi)

terjadi akibat proses sinovitis (radang selaput sendi) serta pembentukan pannus yangserta pembentukan pannus yang mengakibatkan kerusakan pada

mengakibatkan kerusakan pada rawan sendi dan tulang di sekitarnya, terutama dirawan sendi dan tulang di sekitarnya, terutama di  persendian

 persendian tangan dan kaki yang sifatnya simetris (terjadi pada kedua sisi).Penyebab Artritistangan dan kaki yang sifatnya simetris (terjadi pada kedua sisi).Penyebab Artritis Rematoid belum diketahui dengan pasti. Ada

Rematoid belum diketahui dengan pasti. Ada yang mengatakan karena mikoplasma, virus,yang mengatakan karena mikoplasma, virus, dan sebagainya.

dan sebagainya. Namun  Namun semuanya semuanya belum belum terbukti. terbukti. Berbagai Berbagai faktor faktor termasuk termasuk kecenderungankecenderungan genetik, bisa mempengaruhi reaksi autoimun.

genetik, bisa mempengaruhi reaksi autoimun. Bahkan beberapa kasus Artritis Rematoid telahBahkan beberapa kasus Artritis Rematoid telah ditemukan

ditemukan berhubungan dengan  berhubungan dengan keadaan keadaan stres stres yang berat, yang berat, seperti seperti tiba-tibatiba-tibakehilangan suamikehilangan suami atau istri, kehilangan satu¬-satunya anak yang

atau istri, kehilangan satu¬-satunya anak yang disayangi, hancurnya perusahaan yangdisayangi, hancurnya perusahaan yang dimiliknya dan sebagainya. Peradangan kronis membran sinovial mengalami pembesaran dimiliknya dan sebagainya. Peradangan kronis membran sinovial mengalami pembesaran (Hipertrofi) dan menebal sehingga terjadi hambatan aliran darah yang menyebabkan (Hipertrofi) dan menebal sehingga terjadi hambatan aliran darah yang menyebabkan kematian (nekrosis) sel dan respon peradanganpun berlanjut. Sinovial yang menebal kematian (nekrosis) sel dan respon peradanganpun berlanjut. Sinovial yang menebal kemudian dilapisi oleh jaringan granular yang disebut panus. Panus dapat menyebar kemudian dilapisi oleh jaringan granular yang disebut panus. Panus dapat menyebar keseluruh sendi sehingga semakin merangsang peradangan dan pembentukan jaringan parut. keseluruh sendi sehingga semakin merangsang peradangan dan pembentukan jaringan parut. Proses ini secara perlahan akan merusak sendi dan menimbulkan nyeri hebat serta deformitas Proses ini secara perlahan akan merusak sendi dan menimbulkan nyeri hebat serta deformitas (kelainan bentuk).

(kelainan bentuk). 3.

3. OsteoatritisOsteoatritis

Adalah sekelompok penyakit yang tumpang tindih dengan penyebab yang belum Adalah sekelompok penyakit yang tumpang tindih dengan penyebab yang belum diketahui, namun mengakibatkan kelainan biologis, morfologis, dan keluaran klinis yang diketahui, namun mengakibatkan kelainan biologis, morfologis, dan keluaran klinis yang sama.Proses penyakitnya berawal dari masalah rawan sendi (kartilago), dan akhirnya sama.Proses penyakitnya berawal dari masalah rawan sendi (kartilago), dan akhirnya mengenai seluruh persendian termasuk tulang subkondrial, ligamentum, kapsul dan jaringan mengenai seluruh persendian termasuk tulang subkondrial, ligamentum, kapsul dan jaringan sinovial, serta jaringan ikat sekitar persendian (periartikular). Pada stadium lanjut, rawan sinovial, serta jaringan ikat sekitar persendian (periartikular). Pada stadium lanjut, rawan sendi mengalami kerusakan yang ditandai dengan adanya fibrilasi, fisur, dan ulserasi yang sendi mengalami kerusakan yang ditandai dengan adanya fibrilasi, fisur, dan ulserasi yang dalam pada permukaan sendi. Etiologi penyakit ini tidak diketahui dengan pasti. Ada dalam pada permukaan sendi. Etiologi penyakit ini tidak diketahui dengan pasti. Ada  beberapa

 beberapa faktor faktor risiko risiko yang yang diketahui diketahui berhubungan berhubungan dengan dengan penyakit penyakit ini, ini, yaitu yaitu : : Usia Usia lebihlebih dari 40 tahun, Jenis kelamin wanita lebih sering, Suku bangsa, genetik, kegemukan dan dari 40 tahun, Jenis kelamin wanita lebih sering, Suku bangsa, genetik, kegemukan dan  penyakit metabolik, cedera sendi, pekerjaan,

 penyakit metabolik, cedera sendi, pekerjaan, dan olah raga, kelainan pertumbuhan, kepadatandan olah raga, kelainan pertumbuhan, kepadatan tulang, dan lain-lain.

tulang, dan lain-lain. 4.

4. Atritis GoutAtritis Gout

Penyakit ini berhubungan dengan tingginya asam urat darah

Penyakit ini berhubungan dengan tingginya asam urat darah (hiperurisemia)(hiperurisemia) .. Reumatik gout merupakan jenis penyakit yang pengobatannya mudah dan efektif. Namun Reumatik gout merupakan jenis penyakit yang pengobatannya mudah dan efektif. Namun  bila

 bila diabaikan, diabaikan, gout gout juga juga dapat dapat menyebabkan menyebabkan kerusakan kerusakan sendi. sendi. Penyakit Penyakit ini ini timbul timbul akibatakibat kristal monosodium urat di persendian meningkat. Timbunan kristal ini menimbulkan kristal monosodium urat di persendian meningkat. Timbunan kristal ini menimbulkan

(7)

 peradangan jaringan yang memicu

 peradangan jaringan yang memicu timbulnya reumatik gout akut. timbulnya reumatik gout akut. Pada penyakit gout primer,Pada penyakit gout primer, 99% penyebabnya belum diketahui

99% penyebabnya belum diketahui (idiopatik).(idiopatik). Diduga berkaitan dengan kombinasi faktorDiduga berkaitan dengan kombinasi faktor genetic dan faktor hormonal yang menyebabkan gangguan metabolisme yang dapat genetic dan faktor hormonal yang menyebabkan gangguan metabolisme yang dapat mengakibatkan meningkatnya produksi asam urat atau bisa juga diakibatkan karena mengakibatkan meningkatnya produksi asam urat atau bisa juga diakibatkan karena  berkurangnya

 berkurangnya pengeluaran pengeluaran asam asam urat urat dari dari tubuh. tubuh. Penyakit Penyakit gout gout sekunder sekunder disebabkan disebabkan antaraantara lain karena meningkatnya produksi asam urat karena nutrisi, yaitu mengkonsumsi makanan lain karena meningkatnya produksi asam urat karena nutrisi, yaitu mengkonsumsi makanan dengan kadar purin yang tinggi. Purin adalah salah satu senyawa basa organic yang dengan kadar purin yang tinggi. Purin adalah salah satu senyawa basa organic yang menyusun asam nukleat (asam inti dari sel) dan termasuk dalam kelompok asam amino, menyusun asam nukleat (asam inti dari sel) dan termasuk dalam kelompok asam amino, unsur pembentuk protein. Produksi asam urat meningkat juga bisa karena penyakit darah unsur pembentuk protein. Produksi asam urat meningkat juga bisa karena penyakit darah (penyakit sumsum tulang, polisitemia), obat-obatan (alkohol, obatobat kanker, vitamin B12). (penyakit sumsum tulang, polisitemia), obat-obatan (alkohol, obatobat kanker, vitamin B12). Penyebab lainnya adalah obesitas (kegemukan), penyakit kulit (psoriasis), kadar trigliserida Penyebab lainnya adalah obesitas (kegemukan), penyakit kulit (psoriasis), kadar trigliserida yang tinggi. Pada penderita diabetes yang tidak terkontrol dengan baik biasanya terdapat yang tinggi. Pada penderita diabetes yang tidak terkontrol dengan baik biasanya terdapat kadar benda-benda keton (hasil buangan metabolisme lemak) yang meninggi. Benda-benda kadar benda-benda keton (hasil buangan metabolisme lemak) yang meninggi. Benda-benda keton yang meninggi akan menyebabkan asam urat

keton yang meninggi akan menyebabkan asam urat juga ikut meninggi.juga ikut meninggi. 5.

5. Reumatik Jaringan LunakReumatik Jaringan Lunak (Non-Artikuler)(Non-Artikuler)

Merupakan golongan penyakit reumatik yang mengenai jaringan lunak 

Merupakan golongan penyakit reumatik yang mengenai jaringan lunak di luardi luar sendi

sendi (soft tissue rheumatism)(soft tissue rheumatism)sehingga disebut juga reumatik sehingga disebut juga reumatik luar sendiluar sendi (ekstra artikuler(ekstra artikuler rheumatism

rheumatism). Jenis). Jenis –  –  jenis reumatik yang jenis reumatik yang sering ditemukan yaitu:sering ditemukan yaitu: a.

a. FibrosisFibrosis

Merupakan peradangan di jaringan ikat terutama di batang tubuh

Merupakan peradangan di jaringan ikat terutama di batang tubuh dan anggota gerak. Fibrosisdan anggota gerak. Fibrosis lebih sering ditemukan oleh perempuan usia lanjut, penyebabnya adalah faktor kejiwaan. lebih sering ditemukan oleh perempuan usia lanjut, penyebabnya adalah faktor kejiwaan.  b.

 b. Tendonitis dan tenosivitisTendonitis dan tenosivitis

Tendonitis adalah peradangan pada tendon yang menimbulkan nyeri lokal di tempat Tendonitis adalah peradangan pada tendon yang menimbulkan nyeri lokal di tempat  perlekatannya. Tenosivitis adalah peradangan pada sarung

 perlekatannya. Tenosivitis adalah peradangan pada sarung pembungkus tendon.pembungkus tendon. c.

c. EntesopatiEntesopati

Adalah tempat di mana tendon dan ligamen melekat pada tulang. Entesis ini dapat mengalami Adalah tempat di mana tendon dan ligamen melekat pada tulang. Entesis ini dapat mengalami  peradangan yang disebut entesopati.

 peradangan yang disebut entesopati. Kejadian ini Kejadian ini bisa timbul bisa timbul akibat menggunakan lengannyaakibat menggunakan lengannya secara berlebihan, degenerasi, atau radang sendi.

secara berlebihan, degenerasi, atau radang sendi. d.

d. BursitisBursitis

Adalah peradangan bursa yang terjadi di tempat perlekatan tendon atau otot ke tulang. Adalah peradangan bursa yang terjadi di tempat perlekatan tendon atau otot ke tulang. Peradangan bursa juga bisa dise

Peradangan bursa juga bisa disebabkan oleh reumatik gout dan pseudogout.babkan oleh reumatik gout dan pseudogout. e.

e. Back PainBack Pain

Penyebabnya belum diketahui, tetapi berhubungan dengan proses degenerarif diskus Penyebabnya belum diketahui, tetapi berhubungan dengan proses degenerarif diskus intervertebralis, bertambahnya usia dan pekerjaan fisik yang berat, atau sikap postur tubuh intervertebralis, bertambahnya usia dan pekerjaan fisik yang berat, atau sikap postur tubuh

(8)

yang salah sewaktu berjalan, berdiri maupun duduk. Penyebab lainnya bisa akibat proses yang salah sewaktu berjalan, berdiri maupun duduk. Penyebab lainnya bisa akibat proses  peradangan sendi, tumor, kelainan metabolik d

 peradangan sendi, tumor, kelainan metabolik dan fraktur.an fraktur. f.

f.  Nyeri pinggang Nyeri pinggang

Kelainan ini merupakan keluhan umum karena semua orang pernah mengalaminya. Nyeri Kelainan ini merupakan keluhan umum karena semua orang pernah mengalaminya. Nyeri terdapat kedaerah pinggang kebawah (lumbosakral dan sakroiliaka) Yang dapat menjalar ke terdapat kedaerah pinggang kebawah (lumbosakral dan sakroiliaka) Yang dapat menjalar ke tungkai dan kaki.

tungkai dan kaki. g.

g.  Frozen shoulder syndrome Frozen shoulder syndrome

Ditandai dengan nyeri dan ngilu pada daerah persendian di pangkal lengan atas yang bisa Ditandai dengan nyeri dan ngilu pada daerah persendian di pangkal lengan atas yang bisa menjalar ke lengan atas bagian depan, lengan bawah dan belikat, terutama bila lengan menjalar ke lengan atas bagian depan, lengan bawah dan belikat, terutama bila lengan diangkat keatas atau digerakkan kesamping. Akibat pergerakan sendi bahu menjadi terbatas. diangkat keatas atau digerakkan kesamping. Akibat pergerakan sendi bahu menjadi terbatas. 2.2.4

2.2.4 ManifestManifestasi asi klinisklinis

Gejala utama dari osteoartritis adalah adanya nyeri pada sendi yang terkena, terutama Gejala utama dari osteoartritis adalah adanya nyeri pada sendi yang terkena, terutama waktu bergerak. Umumnya timbul secara perlahan-lahan. Mula-mula terasa kaku, kemudian waktu bergerak. Umumnya timbul secara perlahan-lahan. Mula-mula terasa kaku, kemudian timbul rasa nyeri yang berkurang dnegan istirahat. Terdapat hambatan pada pergerakan sendi, timbul rasa nyeri yang berkurang dnegan istirahat. Terdapat hambatan pada pergerakan sendi, kaku pagi, krepitasi, pembesaran sendi dn perubahan gaya jalan. Lebih lanjut lagi terdapat kaku pagi, krepitasi, pembesaran sendi dn perubahan gaya jalan. Lebih lanjut lagi terdapat  pembesaran sendi dan krepitasi.

 pembesaran sendi dan krepitasi.

Tanda-tanda peradangan pada sendi tidak menonjol dan timbul belakangan, Tanda-tanda peradangan pada sendi tidak menonjol dan timbul belakangan, mungkin dijumpai karena adanya sinovitis, terdiri dari nyeri tekan, gangguan gerak, rasa mungkin dijumpai karena adanya sinovitis, terdiri dari nyeri tekan, gangguan gerak, rasa hangat yang merata dan warna kemerahan, antara lain;

hangat yang merata dan warna kemerahan, antara lain; 1.

1.  Nyeri sendi Nyeri sendi

Keluhan ini merupakan keluhan utama. Nyeri biasanya bertambah dengan gerakan dan Keluhan ini merupakan keluhan utama. Nyeri biasanya bertambah dengan gerakan dan sedikit berkurang dengan istirahat. Beberapa gerakan tertentu kadang-kadang menimbulkan sedikit berkurang dengan istirahat. Beberapa gerakan tertentu kadang-kadang menimbulkan rasa nyeri yang lebih

rasa nyeri yang lebih dibandingkan gerakan yang lain.dibandingkan gerakan yang lain. 2.

2. Hambatan gerakan sendiHambatan gerakan sendi

Gangguan ini biasanya semakin bertambah berat dengan pelan-pelan sejalan dengan Gangguan ini biasanya semakin bertambah berat dengan pelan-pelan sejalan dengan  bertambahnya rasa nyeri.

 bertambahnya rasa nyeri. 3.

3. Kaku pagiKaku pagi

Pada beberapa pasien, nyeri sendi yang timbul setelah immobilisasi, seperti duduk dari kursi, Pada beberapa pasien, nyeri sendi yang timbul setelah immobilisasi, seperti duduk dari kursi, atau setelah bangun dari tidur.

atau setelah bangun dari tidur. 4.

4. KrepitasiKrepitasi

Rasa gemeretak (kadang-kadang dapat terdengar) pada sendi yang sakit. Rasa gemeretak (kadang-kadang dapat terdengar) pada sendi yang sakit. 5.

5. Pembesaran sendi (deformitas)Pembesaran sendi (deformitas)

Pasien mungkin menunjukkan bahwa salah satu sendinya (lutut atau tangan yang paling Pasien mungkin menunjukkan bahwa salah satu sendinya (lutut atau tangan yang paling sering) secara perlahan-lahan membesar.

(9)

6.

6. Perubahan gaya berjalanPerubahan gaya berjalan

Hampir semua pasien osteoartritis pergelangan kaki, tumit, lutut atau panggul berkembang Hampir semua pasien osteoartritis pergelangan kaki, tumit, lutut atau panggul berkembang menjadi pincang. Gangguan berjalan dan gangguan fungsi sendi yang lain merupakan menjadi pincang. Gangguan berjalan dan gangguan fungsi sendi yang lain merupakan ancaman yang besar untuk kemandirian pasien yang umumnya tua (lansia).

ancaman yang besar untuk kemandirian pasien yang umumnya tua (lansia). 2.2.5

2.2.5 PatofisiologiPatofisiologi

Inflamasi mula-mula mengenai sendi-sendi sinovial seperti edema, kongesti vaskular, Inflamasi mula-mula mengenai sendi-sendi sinovial seperti edema, kongesti vaskular, eksudat febrin dan

eksudat febrin dan infiltrasi selular. infiltrasi selular. Peradangan yang Peradangan yang berkelanjutan, sinovial menjadiberkelanjutan, sinovial menjadi menebal, terutama pada send

menebal, terutama pada sendi artikular kartilago dari i artikular kartilago dari sendi. sendi. Pada persendian ini Pada persendian ini granulasigranulasi membentuk pannus, atau penu

membentuk pannus, atau penutup yang menutupi kartilago. tup yang menutupi kartilago. Pannus masuk ke tulang subPannus masuk ke tulang sub chondria. Jaringan granulasi menguat karena radang menimbulkan gangguan pada nutrisi chondria. Jaringan granulasi menguat karena radang menimbulkan gangguan pada nutrisi kartilago artikuer. Kartilago menjadi nekrosis.

kartilago artikuer. Kartilago menjadi nekrosis. Tingkat erosi

Tingkat erosi dari kartilago menentukdari kartilago menentukan tingkat ketidakman tingkat ketidakmampuan sendi. ampuan sendi. BilaBila kerusakan kartilago sangat luas maka terjadi adhesi diantara permukaan sendi, karena kerusakan kartilago sangat luas maka terjadi adhesi diantara permukaan sendi, karena  jaringan

 jaringan fibrosa fibrosa atau atau tulang tulang bersatu bersatu (ankilosis). (ankilosis). Kerusakan Kerusakan kartilago kartilago dan dan tulangtulang menyebabkan tendon dan ligamen jadi lemah dan bisa menimbulkan subluksasi atau dislokasi menyebabkan tendon dan ligamen jadi lemah dan bisa menimbulkan subluksasi atau dislokasi dari persendian.

dari persendian. Invasi dari tulang suInvasi dari tulang sub chondrial bisa menyebkb chondrial bisa menyebkan osteoporosis setempat.an osteoporosis setempat. Lamanya arthritis rhematoid berbeda dari tiap orang. Ditandai dengan masa adanya Lamanya arthritis rhematoid berbeda dari tiap orang. Ditandai dengan masa adanya serangan dan tidak adany

serangan dan tidak adanya serangan. a serangan. Sementara ada orang yang Sementara ada orang yang sembuh dari serangansembuh dari serangan  pertama

 pertama dan dan selanjutnya selanjutnya tidak tidak terserang terserang lagi. lagi. Yang Yang lain. lain. terutama terutama yang yang mempunyai mempunyai faktorfaktor rhematoid (seropositif gangguan rhematoid) gangguan akan menjadi

rhematoid (seropositif gangguan rhematoid) gangguan akan menjadi kronis yang progresif.kronis yang progresif.

2.2.6

(10)

2.2.7

2.2.7 Pemeriksaan penunjangPemeriksaan penunjang 1.

1. Sinar X dari sendi yang sakit : menunjukkan pembengkakan pada jaringan lunak, erosi sendi,Sinar X dari sendi yang sakit : menunjukkan pembengkakan pada jaringan lunak, erosi sendi, dan osteoporosis dari tulang yang berdekatan ( perubahan awal ) berkembang menjadi dan osteoporosis dari tulang yang berdekatan ( perubahan awal ) berkembang menjadi formasi kista tulang, memperkecil jarak sendi dan subluksasio. Perubahan osteoartristik yang formasi kista tulang, memperkecil jarak sendi dan subluksasio. Perubahan osteoartristik yang terjadi secara bersamaan.

terjadi secara bersamaan. 2.

2. Scan radionuklida :mengidentifikasi peradangan sinoviumScan radionuklida :mengidentifikasi peradangan sinovium 3.

3. Artroskopi Langsung : Visualisasi dari area yang menunjukkan irregularitas/ degenerasiArtroskopi Langsung : Visualisasi dari area yang menunjukkan irregularitas/ degenerasi tulang pada sendi

tulang pada sendi 4.

4. Aspirasi cairan sinovial : mungkin menunjukkan volume yang lebih besar dari normal:Aspirasi cairan sinovial : mungkin menunjukkan volume yang lebih besar dari normal:  buram,

 buram, berkabut, berkabut, munculnya munculnya warna warna kuning kuning (respon (respon inflamasi, inflamasi, produk-produk produk-produk pembuanganpembuangan degeneratif ); elevasi SDP dan lekosit, penurunan viskositas dan komplemen (C3 dan C4). degeneratif ); elevasi SDP dan lekosit, penurunan viskositas dan komplemen (C3 dan C4). 5.

5. Biopsi membran sinovial : menunjukkan perubahan inflamasi dan Biopsi membran sinovial : menunjukkan perubahan inflamasi dan perkembangan panas.perkembangan panas. 6.

6. Pemeriksaan cairan sendi melalui biopsi, FNA (Pemeriksaan cairan sendi melalui biopsi, FNA ( Fine  Fine Needle Needle AspirationAspiration) atau atroskopi;) atau atroskopi; cairan sendi terlihat keruh karena mengandung banyak leukosit dan kurang kental dibanding cairan sendi terlihat keruh karena mengandung banyak leukosit dan kurang kental dibanding cairan sendi yang normal.

(11)

7.

7. Kriteria diagnostik Artritis Reumatoid adalah terdapat poli- arthritis yang simetris yangKriteria diagnostik Artritis Reumatoid adalah terdapat poli- arthritis yang simetris yang mengenai sendi-sendi proksimal jari tangan dan kaki serta menetap sekurang-kurangnya 6 mengenai sendi-sendi proksimal jari tangan dan kaki serta menetap sekurang-kurangnya 6 minggu atau lebih bila ditemukan nodul subkutan atau gambaran erosi peri-artikuler pada minggu atau lebih bila ditemukan nodul subkutan atau gambaran erosi peri-artikuler pada foto rontgen foto rontgen 2.2.8 2.2.8 PenatalaksanaanPenatalaksanaan 1. 1. MedikamentosaMedikamentosa

Tidak ada pengobatan medikamentosa yang spesifik, hanya bersifat simtomatik. Obat Tidak ada pengobatan medikamentosa yang spesifik, hanya bersifat simtomatik. Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) bekerja hanya sebagai analgesik dan mengurangi antiinflamasi nonsteroid (OAINS) bekerja hanya sebagai analgesik dan mengurangi  peradangan, tidak mampu meng

 peradangan, tidak mampu menghentikan proses patologishentikan proses patologis 2.

2. Istirahatkan sendi yang sakit, dihindari aktivitas yang berlebihan pada sendi yang sakit.Istirahatkan sendi yang sakit, dihindari aktivitas yang berlebihan pada sendi yang sakit. 3.

3. Mandi dengan air hangat untuk mengurangi rasa Mandi dengan air hangat untuk mengurangi rasa nyerinyeri 4.

4. Lingkungan yang aman untuk melindungi dari cederaLingkungan yang aman untuk melindungi dari cedera 5.

5. Dukungan psikososialDukungan psikososial 6.

6. Fisioterapi dengan pemakaian panas dan dingin, serta program latihan yang tepatFisioterapi dengan pemakaian panas dan dingin, serta program latihan yang tepat 7.

7. Diet untuk menurunkan berat badan dapat mengurangi timbulnya keluhanDiet untuk menurunkan berat badan dapat mengurangi timbulnya keluhan 8.

8. Kompres dengan es saat kaki bengkak dan kompres air hangat saat nyeriKompres dengan es saat kaki bengkak dan kompres air hangat saat nyeri 9.

9. Konsumsi makanan yang mengandung protein dan VitaminKonsumsi makanan yang mengandung protein dan Vitamin 10.

10. Diet rendah purin:Diet rendah purin:

Tujuan pemberian diet ini

Tujuan pemberian diet ini adalah untuk mengurangi pembentukan asam urat dan menurunkanadalah untuk mengurangi pembentukan asam urat dan menurunkan  berat

 berat badan, badan, bila bila terlalu terlalu gemuk gemuk dan dan mempertahankannya mempertahankannya dalam dalam batas batas normal. normal. BahanBahan makanan yang boleh dan yang tidak boleh diberikan pada penderita osteoartritis:

makanan yang boleh dan yang tidak boleh diberikan pada penderita osteoartritis: Golongan Golongan bahan bahan makanan makanan

Makanan yang boleh Makanan yang boleh

diberikan diberikan

Makanan yang tidak Makanan yang tidak

boleh diberikan boleh diberikan Karbohidrat Karbohidrat Protein hewani Protein hewani Protein nabati Protein nabati Lemak  Lemak  Sayuran Sayuran Semua Semua

Daging atau ayam, ikan Daging atau ayam, ikan tongkol, bandeng 50 tongkol, bandeng 50 gr/hari, telur, susu, keju gr/hari, telur, susu, keju

Kacang-kacangan kering Kacang-kacangan kering 25 gr atau tahu, tempe, 25 gr atau tahu, tempe, oncom

oncom

Minyak dalam jumlah Minyak dalam jumlah terbatas. terbatas. Semua sayuran Semua sayuran sekehendak kecuali: sekehendak kecuali: asparagus, kacang asparagus, kacang  polong, kacang bu  polong, kacang buncis,ncis,

 –   – 

Sardin, kerang, jantung, Sardin, kerang, jantung, hati, usus, limpa, hati, usus, limpa, paru- paru, otak, ekstrak  paru, otak, ekstrak

daging/ kaldu, bebek, daging/ kaldu, bebek, angsa, burung. angsa, burung.  –   –   –   –  Asparagus, kacang Asparagus, kacang  polong, kacang bu  polong, kacang buncis,ncis,

kembang kol, bayam, kembang kol, bayam,  jamur maksimum 50 gr  jamur maksimum 50 gr

(12)

2.2.9

2.2.9 KomplikasiKomplikasi 1.

1. Dapat menimbulkan perubahan pada jaringan lain seperti adanya prosesgranulasi di bawahDapat menimbulkan perubahan pada jaringan lain seperti adanya prosesgranulasi di bawah kulit yang disebut subcutan nodule.

kulit yang disebut subcutan nodule. 2.

2. Pada otot dapat terjadi myosis, yaitu proses granulasi jarinPada otot dapat terjadi myosis, yaitu proses granulasi jaringan otot.gan otot. 3.

3. Pada pembuluh darah terjadi tromboemboli.Pada pembuluh darah terjadi tromboemboli.

Tromboemboli adalah adanya sumbatan pada pembuluh darah yang disebabkan oleh adanya Tromboemboli adalah adanya sumbatan pada pembuluh darah yang disebabkan oleh adanya darah yang membeku.

darah yang membeku. 4.

4. Terjadi splenomegali.Terjadi splenomegali.

Slenomegali merupakan pembesaran limfa,jika limfa membesar kemampuannya Slenomegali merupakan pembesaran limfa,jika limfa membesar kemampuannya untuk

untuk menyebabkan berkurangmenyebabkan berkurangnya jumlah sel darah putih dnya jumlah sel darah putih dan trombosit dalam sirkulasian trombosit dalam sirkulasi menangkap dan menyimpan sel-sel darah akan meningkat.

menangkap dan menyimpan sel-sel darah akan meningkat.

2.3

2.3 KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN PADA REMATOID ATRITISKONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN PADA REMATOID ATRITIS 2.3.1

2.3.1 PengkajianPengkajian 1.

1. BiodataBiodata  Nama,

 Nama, umur, umur, jenis jenis kelamin, kelamin, status, status, alamat, alamat, pekerjaan, pekerjaan, penanggung penanggung jawab.Data jawab.Data dasardasar  pengkajian

 pengkajian pasien pasien tergantung tergantung padwa padwa keparahan keparahan dan dan keterlibatan keterlibatan organ-organ organ-organ lainnyalainnya Buah-buahan Buah-buahan Minuman Minuman Bumbu, dll Bumbu, dll

kembang kol, bayam, kembang kol, bayam,  jamur maksimum 50 gr  jamur maksimum 50 gr

sehari sehari

Semua macam buah Semua macam buah Teh, kopi, minuman yang Teh, kopi, minuman yang mengandung soda

mengandung soda Semua macam bumbu Semua macam bumbu

sehari sehari -Alkohol Alkohol Ragi Ragi

(13)

(misalnya mata, jantung, paru-paru, ginjal), tahapan misalnya eksaserbasi akut atau remisi

(misalnya mata, jantung, paru-paru, ginjal), tahapan misalnya eksaserbasi akut atau remisi

dan keberadaaan bersama bentuk-bentuk arthritis lainnya.

dan keberadaaan bersama bentuk-bentuk arthritis lainnya.

2.

2. Riwayat KesehatanRiwayat Kesehatan

a.

a. Adanya keluhan sakit dan kekakuan pada tangan, ataAdanya keluhan sakit dan kekakuan pada tangan, atau pada tungkai.u pada tungkai.

 b.

 b. Perasaan tidak nyaman dalam beberapa periode/waktu sebelum pasien mengetahui danPerasaan tidak nyaman dalam beberapa periode/waktu sebelum pasien mengetahui dan

merasakan adanya perubahan pada sendi.

merasakan adanya perubahan pada sendi.

3.

3. Pemeriksaan fisikPemeriksaan fisik

a.

a. Inspeksi dan palpasi persendian untuk masing-masing sisi (bilateral), amati warna kulit,Inspeksi dan palpasi persendian untuk masing-masing sisi (bilateral), amati warna kulit,

ukuran, lembut tidaknya kulit, dan pembengkakan.

ukuran, lembut tidaknya kulit, dan pembengkakan.

 b.

 b. Lakukan pengukLakukan pengukuran passive range of mation pada sendi-seuran passive range of mation pada sendi-sendi sinovialndi sinovial

1)

1) Catat bila ada deviasi (keterbatasan gerak sendi)Catat bila ada deviasi (keterbatasan gerak sendi)

2)

2) Catat bila ada krepitasiCatat bila ada krepitasi

3)

3) Catat bila terjadi nyeri saat sendi digerakkanCatat bila terjadi nyeri saat sendi digerakkan

4)

4) Lakukan inspeksi dan palpasi otot-otot skelet secara bilateralLakukan inspeksi dan palpasi otot-otot skelet secara bilateral

c.

c. Catat bia ada atrofi, tonus yang berkurangCatat bia ada atrofi, tonus yang berkurang

d.

d. Ukur kekuatan ototUkur kekuatan otot

e.

e. Kaji tingkat nyeri, derajat dan mulainyaKaji tingkat nyeri, derajat dan mulainya

f.

f. Kaji aktivitas/kegiatan sehari-hariKaji aktivitas/kegiatan sehari-hari

4.

4. Aktivitas/istirahatAktivitas/istirahat

Gejala : Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk dengan stres pada sendi;

Gejala : Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk dengan stres pada sendi;

kekakuan pada pagi hari, biasanya terjadi bilateral dan simetris.

kekakuan pada pagi hari, biasanya terjadi bilateral dan simetris.

Limitasi fungsional yang berpengaruh pada gaya hidup, waktu senggang, pekerjaan,

Limitasi fungsional yang berpengaruh pada gaya hidup, waktu senggang, pekerjaan,

keletihan.

keletihan.

Tanda : Malaise

Tanda : Malaise

Keterbatasan rentang gerak; atrofi otot, kulit, kontraktor/ kelaianan pada se

Keterbatasan rentang gerak; atrofi otot, kulit, kontraktor/ kelaianan pada sendi.ndi.

5.

5. Kardiovaskuler Kardiovaskuler 

Gejala : Fenomena Raynaud jari tangan/ kaki (mis: pucat intermitten, sianosis, kemudian

Gejala : Fenomena Raynaud jari tangan/ kaki (mis: pucat intermitten, sianosis, kemudian

kemerahan pada jari sebelum warna kembali normal).

kemerahan pada jari sebelum warna kembali normal).

6.

6. Integritas egoIntegritas ego

Gejala : Faktor-faktor stres akut/ kronis: mis; finansial, pekerjaan, ketidakmampuan,

Gejala : Faktor-faktor stres akut/ kronis: mis; finansial, pekerjaan, ketidakmampuan,

faktor-faktor hubungan.

(14)

Keputusan dan ketidakberdayaan (situasi ketidakmampuan)

Keputusan dan ketidakberdayaan (situasi ketidakmampuan)

Ancaman pada konsep diri, citra tubuh, identitas pribadi (misalnya ketergantungan pada

Ancaman pada konsep diri, citra tubuh, identitas pribadi (misalnya ketergantungan pada

orang lain).

orang lain).

7.

7. Makanan/ cairanMakanan/ cairan

Gejala ; Ketidakmampuan untuk menghasilkan/ mengkonsumsi makanan/ cairan adekuat:

Gejala ; Ketidakmampuan untuk menghasilkan/ mengkonsumsi makanan/ cairan adekuat:

mual, anoreksia

mual, anoreksia

Kesulitan untuk mengunyah

Kesulitan untuk mengunyah

Tanda : Penurunan berat badan\

Tanda : Penurunan berat badan\

Kekeringan pada membran mukosa.

Kekeringan pada membran mukosa.

8.

8. HygieneHygiene

Gejala : Berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan pribadi. Ketergantungan

Gejala : Berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan pribadi. Ketergantungan

9.

9.  Neurosensori Neurosensori

Gejala : Kebas, semutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada jari tangan.

Gejala : Kebas, semutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada jari tangan.

Gejala : Pembengkakan sendi simetris

Gejala : Pembengkakan sendi simetris

10.

10. Nyeri/ kenyamanan Nyeri/ kenyamanan

Gejala : Fase akut dari nyeri (mungkin tidak disertai oleh pembengkakan jaringan lunak pada

Gejala : Fase akut dari nyeri (mungkin tidak disertai oleh pembengkakan jaringan lunak pada

sendi).

sendi).

11.

11. KeamananKeamanan

Gejala : Kulit mengkilat, tegang, nodul subkutan, Lesi kulit, ulkus kaki. Kesulitan dalam

Gejala : Kulit mengkilat, tegang, nodul subkutan, Lesi kulit, ulkus kaki. Kesulitan dalam

ringan dalam menangani tugas/ pemeliharaan rumah tangga.Demam ringan menetap

ringan dalam menangani tugas/ pemeliharaan rumah tangga.Demam ringan menetap

Kekeringan pada mata dan membran

Kekeringan pada mata dan membran mukosa.mukosa.

12.

12. Interaksi socialInteraksi social

Gejala : Kerusakan interaksi s

Gejala : Kerusakan interaksi sosial dengan keluarga/ orang lain; perubahan peran; isolasi.osial dengan keluarga/ orang lain; perubahan peran; isolasi.

13.

13. Riwayat Psiko SosialRiwayat Psiko Sosial

Pasien dengan RA mungkin merasakan adanya kecemasan yang cukup tinggi apalagi pada

Pasien dengan RA mungkin merasakan adanya kecemasan yang cukup tinggi apalagi pada

 pasien yang mengalami

 pasien yang mengalami deformitas pada sendi-sdeformitas pada sendi-sendi karena ia endi karena ia merasakan adanmerasakan adanya kelemahan-ya

kelemahan-kelemahan pada dirinya dan merasakan kegiatan sehari-hari menjadi berubah. Perawat dapat

kelemahan pada dirinya dan merasakan kegiatan sehari-hari menjadi berubah. Perawat dapat

melakukan pengkajian terhadap konsep diri klien khususnya aspek body image dan harga diri

melakukan pengkajian terhadap konsep diri klien khususnya aspek body image dan harga diri

klien.

klien. 2.3.2

2.3.2 Diagnosa keperawatanDiagnosa keperawatan

1.

1.  Nyeri  Nyeri akut/kronis akut/kronis berhubungkan dengan berhubungkan dengan : : agen agen pencedera; pencedera; distensi distensi jaringan jaringan oleh oleh akumulasiakumulasi

cairan/ proses inflamasi, destruksi sendi.

(15)

2.

2. Kerusakan Mobilitas Fisik berhubungan dengan: Deformitas skeletal. Nyeri,Kerusakan Mobilitas Fisik berhubungan dengan: Deformitas skeletal. Nyeri, ketidaknyamanan, Intoleransi aktivitas, penurunan kekuatan otot.

ketidaknyamanan, Intoleransi aktivitas, penurunan kekuatan otot. 3.

3. Gangguan citra tubuh./perubahan penampilan peran berhubungan dengan perubahanGangguan citra tubuh./perubahan penampilan peran berhubungan dengan perubahan kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas umum, peningkatan penggunaan energi, kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas umum, peningkatan penggunaan energi, ketidakseimbangan mobilitas

ketidakseimbangan mobilitas 4.

4. Kurang perawatan diri berhubungan dengan kerusakan muskuloskeletal; penurunanKurang perawatan diri berhubungan dengan kerusakan muskuloskeletal; penurunan kekuatan, daya tahan, nyeri pada waktu bergerak, depresi.

kekuatan, daya tahan, nyeri pada waktu bergerak, depresi. 2.3.3

2.3.3 Intervensi keperawatanIntervensi keperawatan 1.

1.  Nyeri  Nyeri akut/kronis akut/kronis berhubungkan dengan berhubungkan dengan : : agen pencedera; agen pencedera; distensi distensi jaringan jaringan oleh oleh akumulasiakumulasi cairan/ proses inflamasi, destruksi sendi.

cairan/ proses inflamasi, destruksi sendi. Kriteria Hasil:

Kriteria Hasil: a.

a. Menunjukkan nyeri hilang/ terkontrol,Menunjukkan nyeri hilang/ terkontrol,  b.

 b. Terlihat rileks, dapat tidur/beristirahat dan berpartisipasi dalam aktivitas sesuai kemampuan.Terlihat rileks, dapat tidur/beristirahat dan berpartisipasi dalam aktivitas sesuai kemampuan. c.

c. Mengikuti program farmakologis yang diresepkan,Mengikuti program farmakologis yang diresepkan, d.

d. Menggabungkan keterampilan relaksasi dan aktivitas hiburan ke dalam program kontrolMenggabungkan keterampilan relaksasi dan aktivitas hiburan ke dalam program kontrol nyeri.

nyeri.

Intervensi

Intervensi RasionalRasional

Kaji nyeri, catat lokasi dan Kaji nyeri, catat lokasi dan intensitas (skala 0-10). Catat intensitas (skala 0-10). Catat faktor-faktor

faktor-faktor

yangmempercepat dan yangmempercepat dan tanda-tanda rasa sakit non verbal tanda rasa sakit non verbal

Berikan matras/ kasur keras, Berikan matras/ kasur keras,  bantal

 bantal kecil,. kecil,. Tinggikan Tinggikan linenlinen tempat tidur sesuai kebutuhan tempat tidur sesuai kebutuhan

Tempatkan/ pantau Tempatkan/ pantau  penggunaan

 penggunaan bantal, bantal, karungkarung  pasir,

 pasir, gulungan gulungan trokhanter,trokhanter,  bebat, brace.

 bebat, brace.

Dorong untuk sering Dorong untuk sering mengubah posisi,. Bantu untuk mengubah posisi,. Bantu untuk  bergerak

 bergerak di di tempat tempat tidur,tidur, sokong sendi yang sakit di atas sokong sendi yang sakit di atas dan bawah, hindari gerakan dan bawah, hindari gerakan

Membantu dalam menentukan Membantu dalam menentukan kebutuhan manajemen nyeri dan kebutuhan manajemen nyeri dan keefektifan program

keefektifan program

Matras yang lembut/ empuk, Matras yang lembut/ empuk,  bantal

 bantal yang yang besar besar akanakan mencegah pemeliharaan mencegah pemeliharaan kesejajaran tubuh yang tepat, kesejajaran tubuh yang tepat, menempatkan stress pada sendi menempatkan stress pada sendi yang sakit. Peninggian linen yang sakit. Peninggian linen tempat tidur menurunkan tempat tidur menurunkan tekanan pada sendi yang tekanan pada sendi yang terinflamasi/nyeri

terinflamasi/nyeri

Mengistirahatkan sendi-sendi Mengistirahatkan sendi-sendi yang sakit dan mempertahankan yang sakit dan mempertahankan  posisi

 posisi netral. netral. Penggunaan Penggunaan bracebrace dapat menurunkan nyeri dan dapat menurunkan nyeri dan dapat mengurangi kerusakan dapat mengurangi kerusakan  pada sendi

 pada sendi

Mencegah terjadinya kelelahan Mencegah terjadinya kelelahan umum dan kekakuan sendi. umum dan kekakuan sendi. Menstabilkan sendi, mengurangi Menstabilkan sendi, mengurangi gerakan/ rasa sakit pada sendi gerakan/ rasa sakit pada sendi

(16)

yang menyentak  yang menyentak 

Anjurkan pasien untuk mandi Anjurkan pasien untuk mandi air hangat atau mandi pancuran air hangat atau mandi pancuran  pada

 pada waktu waktu bangun bangun dan/ataudan/atau  pada

 pada waktu waktu tidur. tidur. SediakanSediakan waslap hangat untuk waslap hangat untuk mengompres sendi-sendi yang mengompres sendi-sendi yang sakit beberapa kali sehari. sakit beberapa kali sehari. Pantau suhu air kompres, air Pantau suhu air kompres, air mandi, dan sebagainya.

mandi, dan sebagainya.

Panas meningkatkan relaksasi Panas meningkatkan relaksasi otot, dan mobilitas, menurunkan otot, dan mobilitas, menurunkan rasa sakit dan melepaskan rasa sakit dan melepaskan kekakuan di pagi hari. kekakuan di pagi hari. Sensitivitas pada panas dapat Sensitivitas pada panas dapat dihilangkan dan luka dermal dihilangkan dan luka dermal dapat disembuhkan

dapat disembuhkan

2.

2. Kerusakan Mobilitas Fisik berhubungan dengan: Deformitas skeletalKerusakan Mobilitas Fisik berhubungan dengan: Deformitas skeletal  Nyeri, ketidaknyamanan, Intoleransi aktivitas, penurunan

 Nyeri, ketidaknyamanan, Intoleransi aktivitas, penurunan kekuatan otot.kekuatan otot. Kriteria Hasil :

Kriteria Hasil : a.

a. Mempertahankan fungsi posisi dengan tidak hadirnya/ pembatasMempertahankan fungsi posisi dengan tidak hadirnya/ pembatasan kontraktur.an kontraktur.  b.

 b. Mempertahankan ataupun meningkatkan kekuatan dan fungsi dari dan/ atau konpensasiMempertahankan ataupun meningkatkan kekuatan dan fungsi dari dan/ atau konpensasi  bagian tubuh.

 bagian tubuh. c.

c. Mendemonstrasikan tehnik/ perilaku yang memungkinkan melakukan aktivitasMendemonstrasikan tehnik/ perilaku yang memungkinkan melakukan aktivitas Intervensi

Intervensi RasionalRasional Evaluasi/ lanjutkan

Evaluasi/ lanjutkan  pemantauan

 pemantauan tingkat tingkat inflamasi/inflamasi/ rasa sakit pada sendi

rasa sakit pada sendi

Pertahankan istirahat tirah Pertahankan istirahat tirah  baring/

 baring/ duduk duduk jika jika diperlukandiperlukan  jadwal

 jadwal aktivitas aktivitas untukuntuk memberikan periode istirahat memberikan periode istirahat yang terus menerus dan tidur yang terus menerus dan tidur malam hari yang tidak malam hari yang tidak terganggu

terganggu

Bantu dengan rentang gerak Bantu dengan rentang gerak aktif/pasif, demikiqan juga aktif/pasif, demikiqan juga latihan resistif dan isometris latihan resistif dan isometris  jika memungkinkan

 jika memungkinkan

Ubah posisi dengan sering Ubah posisi dengan sering dengan jumlah personel cukup. dengan jumlah personel cukup. Demonstrasikan/ bantu tehnik Demonstrasikan/ bantu tehnik  pemindahan

 pemindahan dan dan penggunaanpenggunaan  bantuan mobilitas,

 bantuan mobilitas,

Posisikan dengan bantal, Posisikan dengan bantal, kantung pasir, gulungan kantung pasir, gulungan

Tingkat aktivitas/ latihan Tingkat aktivitas/ latihan tergantung dari perkembangan/ tergantung dari perkembangan/ resolusi dari peoses inflamasi resolusi dari peoses inflamasi

Istirahat sistemik dianjurkan Istirahat sistemik dianjurkan selama eksaserbasi akut dan selama eksaserbasi akut dan seluruh fase penyakit yang seluruh fase penyakit yang  penting

 penting untuk untuk mencegahmencegah kelelahan mempertahankan kelelahan mempertahankan kekuatan kekuatan Mempertahankan/ Mempertahankan/ meningkatkan fungsi sendi, meningkatkan fungsi sendi, kekuatan otot dan stamina kekuatan otot dan stamina umum. Catatan : latihan tidak umum. Catatan : latihan tidak adekuat menimbulkan kekakuan adekuat menimbulkan kekakuan sendi, karenanya aktivitas yang sendi, karenanya aktivitas yang  berlebihan dapat merusak sendi  berlebihan dapat merusak sendi Menghilangkan tekanan pada Menghilangkan tekanan pada  jaringan

 jaringan dan dan meningkatkanmeningkatkan sirkulasi. Memepermudah sirkulasi. Memepermudah  perawatan

 perawatan diri diri dan dan kemandiriankemandirian  pasien.

 pasien. Tehnik Tehnik pemindahanpemindahan yang tepat dapat mencegah yang tepat dapat mencegah robekan abrasi kulit

robekan abrasi kulit

Meningkatkan stabilitas Meningkatkan stabilitas (mengurangi resiko cidera) dan (mengurangi resiko cidera) dan memerptahankan posisi sendi memerptahankan posisi sendi

(17)

trokanter, bebat, brace

trokanter, bebat, brace yang diperlukan dan kesejajaranyang diperlukan dan kesejajaran tubuh, mengurangi kontraktor  tubuh, mengurangi kontraktor  3.

3. Gangguan citra tubuh./perubahan penampilan peran berhubungan dengan perubahanGangguan citra tubuh./perubahan penampilan peran berhubungan dengan perubahan kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas umum, peningkatan penggunaan energi, kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas umum, peningkatan penggunaan energi, ketidakseimbangan mobilitas.

ketidakseimbangan mobilitas. Kriteria Hasil :

Kriteria Hasil : a.

a. Mengungkapkan peningkatan rasa percaya diri dalam kemampuan untuk menghadapiMengungkapkan peningkatan rasa percaya diri dalam kemampuan untuk menghadapi  penyakit, perubahan pada gay

 penyakit, perubahan pada gaya hidup, dan kemungka hidup, dan kemungkinan keterbatasan.inan keterbatasan.  b.

 b. Menyusun rencana realistis untuk masa depan.Menyusun rencana realistis untuk masa depan. Intervensi

Intervensi RasionalRasional Dorong pengungkapan

Dorong pengungkapan mengenai masalah tentang mengenai masalah tentang  proses

 proses penyakit, penyakit, harapan harapan masamasa depan

depan

Diskusikan arti dari kehilangan/ Diskusikan arti dari kehilangan/  perubahan

 perubahan pada pada pasien/orangpasien/orang terdekat. Memastikan bagaimana terdekat. Memastikan bagaimana  pandangaqn

 pandangaqn pribadi pribadi pasienpasien dalam memfungsikan gaya dalam memfungsikan gaya hidup sehari-hari, termasuk hidup sehari-hari, termasuk aspek-aspek seksual.

aspek-aspek seksual.

Diskusikan persepsi Diskusikan persepsi  pasienmengenai

 pasienmengenai bagaimanabagaimana orang terdekat menerima orang terdekat menerima keterbatasan.

keterbatasan.

Akui dan terima perasaan Akui dan terima perasaan  berduka,

 berduka, bermusuhan,bermusuhan, ketergantungan

ketergantungan

Perhatikan perilaku menarik Perhatikan perilaku menarik diri, penggunaan menyangkal diri, penggunaan menyangkal atau terlalu memperhatikan atau terlalu memperhatikan  perubahan

 perubahan

Susun batasan pada perilaku mal Susun batasan pada perilaku mal adaptif. Bantu pasien untuk adaptif. Bantu pasien untuk mengidentifikasi perilaku positif mengidentifikasi perilaku positif yang dapat membantu koping. yang dapat membantu koping.

Berikan kesempatan untuk Berikan kesempatan untuk mengidentifikasi rasa takut/ mengidentifikasi rasa takut/ kesalahan konsep dan kesalahan konsep dan menghadapinya secara menghadapinya secara langsung langsung Mengidentifikasi bagaimana Mengidentifikasi bagaimana  penyakit

 penyakit mempengaruhimempengaruhi  persepsi

 persepsi diri diri dan dan interaksiinteraksi dengan orang lain akan dengan orang lain akan menentukan kebutuhan menentukan kebutuhan terhadap intervensi/ konseling terhadap intervensi/ konseling lebih lanjut

lebih lanjut

Isyarat verbal/non verbal Isyarat verbal/non verbal orang terdekat dapat orang terdekat dapat mempunyai pengaruh mayor mempunyai pengaruh mayor  pada

 pada bagaimana bagaimana pasienpasien memandang dirinya sendiri memandang dirinya sendiri

 Nyeri

 Nyeri konstan konstan akanakan melelahkan, dan perasaan melelahkan, dan perasaan marah dan bermusuhan umum marah dan bermusuhan umum terjadi

terjadi

Dapat menunjukkan Dapat menunjukkan emosional ataupun metode emosional ataupun metode koping maladaptive, koping maladaptive, membutuhkan intervensi lebih membutuhkan intervensi lebih lanjut

lanjut

Membantu pasien untuk Membantu pasien untuk mempertahankan kontrol diri, mempertahankan kontrol diri, yang dapat meningkatkan yang dapat meningkatkan  perasaan harga diri

 perasaan harga diri

4.

4. Kurang perawatan diri berhubungan dengan kerusakan muskuloskeletal; penurunanKurang perawatan diri berhubungan dengan kerusakan muskuloskeletal; penurunan kekuatan, daya tahan, nyeri pada waktu bergerak, depresi.

(18)

Kriteria Hasil : Kriteria Hasil : a.

a. Melaksanakan aktivitas perawatan diri pada tingkat yang konsisten dengan kemampuanMelaksanakan aktivitas perawatan diri pada tingkat yang konsisten dengan kemampuan individual.

individual.  b.

 b. Mendemonstrasikan perubahan teknik/ gaya hidup untuk memenuhi kebutuhan perawatanMendemonstrasikan perubahan teknik/ gaya hidup untuk memenuhi kebutuhan perawatan diri.

diri. c.

c. Mengidentifikasi sumber-sumber pribadi/ komunitas yang dapat memenuhi kebutuhanMengidentifikasi sumber-sumber pribadi/ komunitas yang dapat memenuhi kebutuhan  perawatan diri.

 perawatan diri.

Intervensi

Intervensi RasionalRasional Diskusikan tingkat fungsi umum

Diskusikan tingkat fungsi umum (0-4) sebelum timbul awitan/ (0-4) sebelum timbul awitan/ eksaserbasi penyakit dan eksaserbasi penyakit dan  potensial

 potensial perubahan perubahan yangyang sekarang diantisipasi

sekarang diantisipasi

Pertahankan mobilitas, kontrol Pertahankan mobilitas, kontrol terhadap nyeri dan program terhadap nyeri dan program latihan

latihan

Kaji hambatan terhadap Kaji hambatan terhadap  partisipasi

 partisipasi dalam dalam perawatan perawatan diri.diri. Identifikasi /rencana untuk Identifikasi /rencana untuk modifikasi lingkungan

modifikasi lingkungan

Kolaborasi: Konsul dengan ahli Kolaborasi: Konsul dengan ahli terapi okupasi.

terapi okupasi.

Kolaborasi: Atur evaluasi Kolaborasi: Atur evaluasi kesehatan di rumah sebelum kesehatan di rumah sebelum  pemulangan

 pemulangan dengan dengan evaluasievaluasi setelahnya.

setelahnya.

Mungkin dapat melanjutkan Mungkin dapat melanjutkan aktivitas umum dengan aktivitas umum dengan melakukan adaptasi yang melakukan adaptasi yang diperlukan pada keterbatasan diperlukan pada keterbatasan saat ini saat ini Mendukung kemandirian Mendukung kemandirian fisik/emosional fisik/emosional Menyiapkan untuk Menyiapkan untuk meningkatkan kemandirian, meningkatkan kemandirian, yang akan meningkatkan harga yang akan meningkatkan harga diri

diri

Berguna untuk menentukan Berguna untuk menentukan alat bantu untuk memenuhi alat bantu untuk memenuhi kebutuhan individual. Mis; kebutuhan individual. Mis;

memasang kancing,

memasang kancing,

menggunakan alat bantu menggunakan alat bantu

memakai sepatu,

memakai sepatu,

menggantungkan pegangan menggantungkan pegangan untuk mandi pancuran

untuk mandi pancuran

Mengidentifikasi Mengidentifikasi masalah-masalah yang mungkin masalah yang mungkin dihadapi karena tingkat dihadapi karena tingkat kemampuan aktual

kemampuan aktual 2.3.4

2.3.4 ImplementasiImplementasi

Implementasi adalah fase ketikan perawata menerapkan/ melaksanakan rencana Implementasi adalah fase ketikan perawata menerapkan/ melaksanakan rencana tindakan yang telah ditentukan dengan tujuan kebutuhan pasien terpenuhi secara optimal tindakan yang telah ditentukan dengan tujuan kebutuhan pasien terpenuhi secara optimal (Nursalam, 2008).

(Nursalam, 2008). 2.3.5

2.3.5 EvaluasiEvaluasi

Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan dengan cara melakukan Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan dengan cara melakukan identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai atau tidak. Dalam identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai atau tidak. Dalam melakukan evaluasi perawat seharusnya memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam melakukan evaluasi perawat seharusnya memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam memahami respon terhadap intervensi keperawatan, kemampuan menggambarkan memahami respon terhadap intervensi keperawatan, kemampuan menggambarkan

(19)

kesimpulan tentang tujuan yang dicapai serta kemampuan dalam menghubungkan tindakan kesimpulan tentang tujuan yang dicapai serta kemampuan dalam menghubungkan tindakan keperawatan pada kriteria hasil. Pada tahap evaluasi ini terdiri dari dua kegiatan yaitu keperawatan pada kriteria hasil. Pada tahap evaluasi ini terdiri dari dua kegiatan yaitu kegiatan yang dilakukan dengan mengevaluasi selama proses perawatan berlangsung atau kegiatan yang dilakukan dengan mengevaluasi selama proses perawatan berlangsung atau menilai dari respon klien disebut evaluasi proses, dan kegiatan melakukan evaluasi dengan menilai dari respon klien disebut evaluasi proses, dan kegiatan melakukan evaluasi dengan target tujuan yang diharapkan disebut sebagai evaluasi hasil (Hidayat, A.A.A, 2008).

target tujuan yang diharapkan disebut sebagai evaluasi hasil (Hidayat, A.A.A, 2008).

DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA

Azizah,Lilik Ma’rifatul.

Azizah,Lilik Ma’rifatul.  Keperawatan Lanjut Usia Keperawatan Lanjut Usia. Edisi 1. Garaha . Edisi 1. Garaha Ilmu. Yogyakarta. 2011Ilmu. Yogyakarta. 2011 Doenges E Marilynn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. EGC: J

Doenges E Marilynn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. EGC: Jakartaakarta Kushariyadi.

Kushariyadi. Asuhan Keperawatan pa Asuhan Keperawatan pada Klien Lanjut Usiada Klien Lanjut Usia. Salemba Medika. Jakarta. 2010. Salemba Medika. Jakarta. 2010 Mubaraq, Chayatin, Santoso.

Mubaraq, Chayatin, Santoso.  Ilmu  Ilmu Keperawatan Keperawatan Komunitas Komunitas Konsep Konsep Dan Dan AplikasiAplikasi. Salemba. Salemba Medika. Jakarta. 2011

Medika. Jakarta. 2011 Stanley, Mickey.

Stanley, Mickey.  Buku  Buku Ajar Ajar Keperawatan Keperawatan Gerontik.Gerontik. Alih Bahasa; Nety Juniarti, SariAlih Bahasa; Nety Juniarti, Sari Kurnianingsih. Editor; Eny Meiliya, Monica Ester. Edisi 2. EGC. Jakarta. 2006

Kurnianingsih. Editor; Eny Meiliya, Monica Ester. Edisi 2. EGC. Jakarta. 2006 Tamher, S. Noorkasiani.

Tamher, S. Noorkasiani.  Kesehatan  Kesehatan Usia Usia Lanjut Lanjut dengan dengan Pendekatan Pendekatan Asuhan Asuhan Keperawatan.Keperawatan.

Salemba Medika. Jakarta. 2011 Salemba Medika. Jakarta. 2011

http://widhawidhari.blogspot.com/2014/03/askep-rematik-pada-lansia.html http://widhawidhari.blogspot.com/2014/03/askep-rematik-pada-lansia.html

Referensi

Dokumen terkait

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan untuk melaksanakan ketentuan Pasal 2 ayat (2) dan ayat (3) serta Pasal 3 ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun

Pajak merupakan iuran yang dipungut oleh negara baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah berdasarkan atas undang-undang serta aturan pelaksanaan pemungutan

Sustainability Menegement sebagai Solusi keberlanjutan program PUAP di Gapoktan Sigampa Desa Kaleke Kecamatan Dolo Barat terkait dengan pengelolaan program PUAP

Oleh karena itu, didalam pengembangan agribisnis, terutama pada produk segar, haruslah dipertimbangkan beberapa hal sehubungan dengan teknologi penanganan pasca panen, baik

Sintering adalah metode pemanasan yang dilakukan terhadap suatu material ( biaasnya dalam bentuk serbuk) pada suhu dibawah titik lelehnya sehingga menjadi bentuk padatan.. Serbuk

[r]

Dalam penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa ada pengaruh terapi kompres hangat dengan pemberian masase terapi jahe terhadap perubahan intensitas nyeri pada lansia yang

Langkah selanjutnya adalah penarikan kesimpulan. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif yang diharapkan adalah temuan baru yang belum pernah ada. Temuan dapat berupa