MAKALAH
ASUHAN KEPERAWATAN PADA GANGGUAN SISTEM IMUNOLOGI (REMATIK)
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah:
Keperawatan Dewasa
Dosen Pengampu: Ucik Indrawati, S.Kep.,Ns, M.Kep.
Disusun Oleh:
Kelompok 1
1. Kumara Sandi Kusuma (233210031)
2. Linanda Alisa (233210033)
3. Niken Anggraini Putri (233210039)
4. Rizka Alfianti (233210043)
5. Silvya Dewi Fitri Ramadhani (233210045)
6. Sopiah (233210047)
PRODI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS KESEHATAN INSTITUT TEKNOLOGI SAINS DAN KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG 2025
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala atas segala limpahan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam memahami “Asuhan Keperawatan Pada Gangguan Sistem Imunologi (Rematik)”.
Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan- kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini kami menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Jombang,27 Maret 2025
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR... ii
DAFTAR ISI...iii
BAB I... 1
PENDAHULUAN... 1
1.1 Latar Belakang...1
1.2 Rumusan Masalah... 1
1.3 Tujuan Penulisan... 1
BAB II...3
TINJAUAN PUSTAKA...3
2.1 Konsep Dasar Rematik...3
2.1.1 Definisi Rematik...3
2.1.2 Etiologi Rematik...3
2.1.3 Tanda dan Gejala Rematik...5
2.1.4 Pengobatan dan Pencegahan Rematik...5
2.2 Asuhan Keperawatan Rematik...6
BAB III... 7
PENUTUP...7
3.1 Kesimpulan...7
DAFTAR PUSTAKA...8
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Penyakit rematik merupakan suatu kondisi yang berkaitan dengan gangguan pada sistem imunologi, di mana sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang jaringan sehat, terutama pada persendian. Rematik atau penyakit reumatoid dapat mencakup berbagai kondisi seperti rheumatoid arthritis, lupus eritematosus sistemik, dan skleroderma. Penyakit ini bersifat kronis dan dapat menyebabkan peradangan, nyeri, serta kekakuan pada persendian yang berdampak pada kualitas hidup penderitanya. Pemahaman mengenai penyakit ini menjadi penting dalam asuhan keperawatan, agar perawat dapat memberikan pelayanan yang optimal sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pasien.
Penyebab utama rematik belum sepenuhnya diketahui, tetapi faktor genetik, lingkungan, dan gaya hidup seperti pola makan serta kebiasaan merokok berperan dalam perkembangan penyakit ini. Selain itu, tanda dan gejala yang sering muncul meliputi nyeri sendi, pembengkakan, kekakuan terutama pada pagi hari, serta kelelahan yang berkepanjangan. Dalam asuhan keperawatan, pengkajian terhadap kondisi pasien dilakukan untuk menentukan tingkat keparahan penyakit serta menyusun rencana intervensi yang sesuai, seperti manajemen nyeri, edukasi terkait gaya hidup sehat, dan pemberian terapi farmakologis maupun non-farmakologis.
Pencegahan penyakit rematik dapat dilakukan dengan menerapkan pola hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan bergizi, rutin berolahraga, serta menghindari faktor risiko seperti merokok dan stres berlebihan. Pengobatan penyakit ini melibatkan penggunaan obat antiinflamasi, terapi fisik, serta dalam beberapa kasus, tindakan medis lebih lanjut seperti penggunaan obat imunosupresif.
Asuhan keperawatan berperan dalam mendukung pasien untuk menjalani pengobatan secara optimal, mencegah komplikasi, serta meningkatkan kualitas hidup pasien dengan pendekatan yang holistik dan berkelanjutan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan penyakit rematik?
2. Apa penyebab penyakit rematik?
3. Bagaimana tanda dan gejala penyakit rematik?
4. Bagaimana pencegahan dan pengobatan penyakit rematik?
5. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan penyakit rematik?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan penyakit rematik.
2. Untuk mengetahui apa penyebab penyakit rematik.
3. Untuk mengetahui bagaimana tanda dan gejala penyakit rematik.
4. Untuk mengetahui bagaimana pencegahan dan pengobatan penyakit rematik.
5. Untuk mengetahui bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan penyakit rematik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Rematik
2.1.1 Definisi Rematik
Reumatik adalah penyakit yang menyerang sendi dan struktur atau jaringan penunjang sekitar sendi. Penyakit rematik yang sering ditemukan adalah osteoarthritis akibat degenerasi atau proses penuaan, artritis rematoid penyakit
autoimun dan gout karena asam urat tinggi. Pada lansia penyakit ini sering terjadi sehingga terkadang menyebabkan gangguan kualitas hidup pada lansia. Penyakit Reumatik dapat dicegah dan juga diberikan penanganan kesehatan. (Sasmithae et al., 2023)
Sesuai dengan program pemerintah yang menetapkan umur harapan hidup yaitu 65 tahun diharapkan lansia dapat tetap mempertahankan kesehatannya agar tetap produktif dalam kehidupannya. Dampak yang ditimbulkan dari penyakit reumatik pada lansia yaitu nyeri, kekakuan, hilangnya gerakan dan tanda-tanda inflamasi seperti nyeri tekan, disertai pula dengan pembengkakan yang mengakibatkan terjadinya gangguan imobilisasi.(Sasmithae et al., 2023)
2.1.2 Etiologi Rematik
Penyakit rematik adalah kelompok penyakit yang umumnya ditandai dengan peradangan pada sendi, otot, dan jaringan ikat. Penyebab penyakit rematik bervariasi dan dapat melibatkan faktor genetik, autoimun, infeksi, serta faktor lingkungan.(Gravallese & Firestein, 2023)
1. Faktor Autoimun
Penyakit rematik sering kali terjadi akibat reaksi autoimun, di mana sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan tubuh yang sehat. Beberapa penyakit rematik yang memiliki etiologi autoimun antara lain (Gravallese &
Firestein, 2023):
a. Rheumatoid Arthritis (RA):Merupakan penyakit inflamasi kronik di mana sistem imun menyerang lapisan sinovial sendi, menyebabkan peradangan, rasa sakit, dan kerusakan sendi.
b. Systemic Lupus Erythematosus (SLE):Penyakit autoimun sistemik yang dapat melibatkan berbagai organ tubuh, termasuk sendi, kulit, ginjal, dan sistem saraf pusat.
c. Spondylitis Ankilosa:Penyakit peradangan kronis yang mempengaruhi sendi tulang belakang dan menyebabkan fusi atau pengerasan sendi.
2. Faktor Genetik
Genetika memainkan peran penting dalam pengembangan penyakit rematik. Meskipun bukan faktor tunggal, predisposisi genetik dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengembangkan penyakit ini:
a. Rheumatoid Arthritis:Hubungan dengan gen HLA-DRB1 (Human Leukocyte Antigen) meningkatkan kerentanannya.
b. Spondylitis Ankilosa :Ada keterkaitan dengan gen HLA-B27,yang berperan dalam memodulasi respons imun.
c. Lupus Eritematosus Sistemik:Beberapa varian genetik juga berkontribusi pada perkembangan SLE, meskipun mekanismenya kompleks.
3. Infeksi
Infeksi tertentu dapat memicu atau memperburuk penyakit rematik.
Meskipun bukan penyebab langsung, infeksi dapat memicu respons imun
yang berlebihan yang dapat menyebabkan penyakit rematik. Beberapa infeksi yang terkait antara lain (Gravallese & Firestein, 2023):
a. Demam Rematik:Infeksi Streptococcus dapat menyebabkan reaksi imun yang menyerang sendi dan jantung, menyebabkan demam rematik.
b. Virus Epstein-Barr (EBV)Virus ini dapat memicu lupus eritematosus sistemik pada individu yang rentan.
c. Cytomegalovirus (CMV) CMV juga dapat berperan dalam patogenesis beberapa penyakit rematik.
4. Faktor Lingkungan
Paparan terhadap faktor lingkungan dapat mempengaruhi perkembangan penyakit rematik, baik sebagai pemicu maupun faktor pemicu yang memperburuk kondisi (Gravallese & Firestein, 2023):
a. Merokok:Merokok diketahui meningkatkan risiko perkembangan Rheumatoid Arthritis,serta memperburuk peradangan sendi pada individu yang rentan.
b. Paparan terhadap bahan kimia:Paparan terhadap bahan kimia seperti silika dan asbes dapat meningkatkan risiko Penyakit Rematik
c. Kelebihan berat badan atau obesitas:Obesitas dapat meningkatkan risiko berbagai bentuk arthritis, termasuk osteoarthritis dan rheumatoid arthritis.
5. Faktor Hormonal
Hormon memiliki peran dalam pengembangan beberapa jenis penyakit rematik. Terutama pada Lupus Eritematosus Sistemik (SLE)dan Rheumatoid Arthritis,yang lebih sering menyerang wanita, terutama selama usia reproduksi. Hal ini menunjukkan bahwa hormon, terutama estrogen, dapat berperan dalam perkembangan penyakit rematik.(Gravallese &
Firestein, 2023)
6. Usia dan Jenis Kelamin
Penyakit rematik sering kali lebih umum ditemukan pada kelompok usia tertentu. Sebagian besar penyakit rematik muncul pada usia dewasa muda hingga paruh baya. Sementara itu, beberapa jenis penyakit rematik lebih sering ditemukan pada wanita, seperti rheumatoid arthritis dan lupus eritematosus sistemik.(Gravallese & Firestein, 2023)
2.1.3 Tanda dan Gejala Rematik
Rematik artikuler atau arthritis (radang sendi) merupakan gangguan rematik yang berlokasi pada persendian diantaranya arthritis rheumatoid, osteoarthritis, dan gout arthritis. Rematik nonartikuler atau ekstra artikuler, yaitu gangguan rematik yang disebabkan oleh proses diluar persendian, diantaranya meliputi bursitis, fibrositis, back pain, dan sciatica. Tanda dan Gejala yang muncul biasanya yaitu (Habibullah, 2020):
1. Nyeri dan kekakuan pada satu atau lebih sendi, biasanya pada tangan, pergelangan tangan, kaki, lutut, spina bagian atas dan bawah, panggul, dan bahu. Nyeri dapat berkaitan dengan rasa kesemutan atau kebas, terutama pada malam hari.
2. Pembengkakan sendi yang terkena, disertai penurunan rentang gerak. Sendi mingkin tampak mengalami deformitas.
3. Nodus heberden, pertumbuhan tulang di sendi interfalangeal distal pada jari tangan, dapat terbentuk
2.1.4 Pengobatan dan Pencegahan Rematik
Hingga sekarang belum ada obat-obatan yang dapat menyembuhkan penyakit reumatik, kecuali reumatik yang disebabkan oleh infeksi. Obat yang tersedia hanya mengatasi gejala penyakitnya saja, sedangkan proses penyakitnya tetap berlangsung. Meskipun demikian, pengobatan tetap harus dilakukan untuk meringankan penderitaan pasien. Pengobatanditujukan untuk mengatasi nyeri dan infiamasi, sekaligus membuat fungsi sendi dapat digunakan secara optimal. Setiap perawatan harus dilakukan sesuai jenis reumatik yang diderita oleh pasien dan tingkat keparahannya.(Iskandar, 2021)
Penatalaksanaan artritis di antaranya dengan menggunakan obat. istirahat, latihan gerak, relaksasi, olahraga, diet, herbal, suplemen, dan terapi hidrogen.
Selain itu, dapat menggunakan obat penenang dan alat bantu belat atau penahan berat badan juga dapat dilakukan. Dalarn kasus berat, mungkin diperlukan tindakan operasi. Pengobatan biasanya mengombinasikan beberapa tipe pengobatan dan dapat diubah sesuai dengan kondisi reumatik dan pasien.(Iskandar, 2021)
A. Tips bagi Pengidap Penyakit Sendi
Menjaga aktivitas fisik, mengatur berat badan, serta pola makan sehat sangat penting. Olahraga seperti jalan cepat, berenang, dan bersepeda bisa membantu meningkatkan mobilitas dan meredakan gejala. Jika sendi nyeri, perlu istirahat terlebih dahulu sebelum kembali beraktivitas.
B. Terapi Medis
Obat-obatan yang sering digunakan untuk reumatik meliputi:
1) Analgesik dan NSAIDs untuk mengurangi nyeri dan peradangan.
2) Kortikosteroid untuk menekan peradangan, tetapi memiliki efek samping jika digunakan jangka panjang.
C. Pengobatan Alternatif
Banyak herbal dan suplemen yang terbukti membantu, seperti jahe, kunyit, lidah buaya, minyak ikan, dan vitamin C. Diet seimbang yang kaya sayur, buah, ikan, dan kacang-kacangan juga berperan dalam meredakan peradangan.
D. Terapi Panas dan Dingin
Terapi panas meningkatkan aliran darah ke sendi yang sakit, sementara terapi dingin membantu mengurangi pembengkakan dan nyeri.
E. Latihan dan Istirahat
Olahraga yang rutin dan sesuai kondisi dapat meningkatkan fleksibilitas sendi serta mengurangi nyeri. Penelitian menunjukkan bahwa latihan aerobik dan kekuatan bermanfaat bagi penderita artritis.
2.2 Asuhan Keperawatan Rematik
BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Gravallese, E. M., & Firestein, G. S. (2023). Rheumatoid Arthritis — Common Origins, Divergent Mechanisms. New England Journal of Medicine, 388(6), 529–542. https://doi.org/10.1056/nejmra2103726
Habibullah, H. (2020). Hubungan Pola Makan dengan Tanda dan Gejala Rematik pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Kampar. Diploma Thesis, Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai.
Iskandar, J. (2021). MENCEGAH & MENGATASI BERBAGAI PENYAKIT SENDI
- Google Books. Penerbit Andi.
https://www.google.co.id/books/edition/MENCEGAH_MENGATASI_BER BAGAI_PENYAKIT_SEN/q3dQEAAAQBAJ?
hl=en&gbpv=1&dq=mencegah+
%26+mengatasi+berbagai+penyakit+sendi&pg=PA2&printsec=frontcover Sasmithae, L., Kahanjak, D. N., & Perdana, I. (2023). Pengenalan Dini Penyakit
Rematik Dan Senam Reumatik Bagi Lansia Di Puskesmas Kasongan I, Katingan. Pengabdian Kampus : Jurnal Informasi Kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat, 10(1), 88–96. https://doi.org/10.52850/jpmupr.v10i1.8641