• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab IV Hasil Perhitungan, Analisis, dan Diskusi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bab IV Hasil Perhitungan, Analisis, dan Diskusi"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

30

Bab IV Hasil Perhitungan, Analisis, dan Diskusi

Pada bab ini dijelaskan tentang hasil simulasi yang didapatkan beserta diskusi mengenai hasil simulasi tersebut.

IV.1 Instrument data

Penggunaan peta wilayah Indonesia dan pemanfatan media internet untuk mengukur jarak antar pulau seperti Global Posisition Sistem (GPS) pada wilayah yang menjadi sasaran kegiatan optimasi sangat membantu pengolahan data. Hasil pengolahan data tersebut akan dapat dijadikan sebuah bahan pertimbangan baik terhadap pengadaan kendaraan baru maupun terhadap perbaikan kendaraan lama dan penghapusan kendaraan yang sudah tidak dapat lagi digunakan. Berdasarkan daerah sebaran kendaraan tempur saat ini, kendaraan tersebut berada pada daerah sebaran pasukan.

Dengan pertimbangan tersebut dan pertimbangan jarak antara region yang mempunyai ranpur dengan bengkel maka diperoleh beberapa pilihan lokasi pendirian bengkel, yaitu di daerah Medan, Pontianak, Bandung, Makasar dan Surabaya.

Pengiriman lewat laut merupakan moda transportasi dengan biaya yang relatif murah bila dibandingkan dengan jalur udara, selain itu jalur laut arelatif aman untuk sebuah negara kepulauan dan dapat di kembangkan dimasa datang.

Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan terhadap jarak maka ditetapkan lima lokasi yang menjadi bahan pertimbangan penentuan lokasi tersebut antara lain Medan, Bandung, Pontianak, Manado, dan Surabaya. Kelima lokasi ini merupakan daerah yang potensi untuk dikembangkan bagi pembangunan bengkel guna mendukung moda pelayanan pemeliharan dan perawatan kendaraan tempur dimasa datang bila dikaitkan terhadap pengembangan sistem pertahanan untuk wilayah bagian Timur Indonesia.

(2)

31

Berdasarkan jumlah kendaraan tempur yang menjadi objek pengolahan data saat ini yang berjumlah lebih dari 1000 unit dengan pemilihan beberapa kriteria di tinjau dengan berbagai pertimbangan, bilamana dihadapkan pada daerah sebaran yang ada saat ini kondisi bengkel yang masuk dalam daerah yang disimulasikan mampu merawat secara maksimum pada masing-masing bengkel sesuai kapasitas yang dimiliki maka yang paling potensi dikembangkan terdapat tiga daerah pengembangan yang lokasi nya diketahui dari hasil optimasi.

Daerah-daerah yang sangat berpotensi untuk dikembangkan berdasarkan hasil simulasi adalah daerah yang terdapat di tiga wilayah seperti Medan, Bandung dan Pontianak. Skenario ke tiga wilayah ini nantinya mampu mengerjakan upgrade terhadap kendaraan tempur itu secara maksimum saat ini sesuai kapasitas bengkel yang direncanakan serta alokasi waktu dan lamanya pekerjaan berlangsung.

IV.2 Hasil perhitungan

Hasil perhitungan berikut ini merupakan bentuk tampilan tabel yang telah dihasilkan mulai dari proses pengolahan data sampai pada tahap hasil pada region sesuai sebaran yang ada. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program komputer. Pada tabel berikut ini akan menjelaskan bahwa perbandingan presentase jumlah kendaraan tempur yang dirawat berdasarkan wilayah kondisi awal yang pernah dilakukan upgrade antara peran swasta dan peran lokal dalam hal ini Direktorat Peralatan Angkatan Darat.

IV.2.1 Sistem Perawatan Ranpur Saat ini

Hasil optimasi sistem perawatan kendaraan tempur kondisi saat ini dapat dilihat pada gambar IV.1 berikut ini.

(3)

32

Gambar IV. 1 Persentase Unit Ranpur yang Dirawat Berdasarkan Wilayah (Kondisi Awal)

Persentase yang ditunjukan pada gambar IV.1 diatas berdasarkan dua belas region yang mempunyai ranpur untuk di rawat di bengkel kelas IV. Diharapkan kemampuan tiap bengkel yang dapat menampung kendaraan tempur lalu dirawat oleh bengkel-bengkel tersebut, selanjutnya yang paling berpotensi adalah tiga daerah yang telah disebutkan. Daya tampung terhadap jumlah perawatan kendaraan tempur yang dapat dilakukan oleh pihak swasta sebagai pengelola digambarkan pada diagram balok berwarna merah. Sedangkan diagram balok berwarna biru menunjukkan pekerjaan yang dapat dilaksanakan oleh pihak TNI AD dalam hal ini Bengkel Pusat Peralatan.

Dari gambar IV.1 tersebut dapat terlihat bahwa hampir seluruh region harus merawat ranpur nya pada pihak swasta yang dalam hal ini adalah pihak asing. Dari kasus tersebut dapat terlihat bahwa ketergantungan perawatan tempur terhadap asing pada hampir semua region menimbulkan ketergantungan yang besar terhadap pihak luar yang dalam hal ini mengurangi kemandirian dalam negeri terhadap peralatan tempur yang menjadi besar, hal ini tentu tidak sesuai

(4)

33

dengan keinginan pemerintah Indonesia yang ingin menjalankan politik bebas aktif, yang kemungkinan besar akan terhalang akibat ketergantungan yang besar kepada suatu negara untuk suatu urusan yang begitu strategis seperti perawatan kendaraan tempurnya.

IV.2.2 Skenario Penambahan Bengkel

Skenario penambahan bengkel yang dilakukan adalah untuk mendapat pencapaian hasil perhitungan kemampuan bengkel yang maksimum dan pencapaian waktu yang optimal serta penggunaan biaya yang optimum sehingga dalam pelaksanaannya dapat menghasil jumlah capaian upgrade kendaraan tempur yang maksimal. Selain dari itu, bengkel-bengkel yang terdapat dalam perencanaan ini akan menghasilkan sebuah tingkat kemampuan yang maksimal, seperti penambahan bengkel di Medan, Bandung dan Pontianak.

Pada skenario awal hanya terdapat satu bengkel di Bandung, sedangkan menurut hasil optimasi diperlukan tiga buah bengkel untuk melayani keseluruhan armada ranpur TNI AD. Berikutnya adalah gambaran umum tentang kemampuan bengkel pusat peralatan ini tidak akan dapat memberikan bentuk pemeliharaan dan perwatan kendaraan tempur secara maksimum terhadap semua kendaraan tempur yang akan dirawat.

Hasil optimasi yang merekomendasikan tiga buah bengkel dari lima buah pilihan bengkel menunjukkan bahwa model program linear yang dipergunakan sensitif terhadap faktor biaya yang nilainya relatif besar untuk satu lokasi bengkel dengan lokasi lainnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor biaya yang sangat menentukan ekonomis tidaknya suatu bengkel untuk didirikan adalah:

1. Harga tanah

Komponen harga tanah menjadi penting karena untuk mendirikan suatu bengkel kelas IV diperlukan luas tanah yang relatif besar, yaitu 10 hektar agar kegiatan perawatan ranpur dapat dikerjakan sesuai dengan kaidah keteknikan dan keselamatan kerja sesuai dengan standar yang berlaku.

(5)

34

Harga tanah yang sangat mahal untuk beberapa tempat di Indonesia berperan besar dalam menetukan keekonomisan pendirian bengkel di kawasan tersebut.

2. Biaya angkut (moda transportasi laut)

Jumlah ranpur yang lebih dari seribu buah dan biaya angkut per-unit ranpur per-kilometer yang relatif mahal akibat tingkat kesulitan yang tinggi dalam pengiriman ranpur yaitu sebesar Rp. 120,000.00 menjadikan faktor biaya angkut secara keseluruhan menjadi salah satu faktor biaya yang paling besar.

Keadaan itu juga menerangkan bahwa jumlah sebaran kendaraan tempur di daerah yang menjadi tanggung jawabnya sangat sedikit sehingga tidak sebanding dengan jumlah rawatan kendaraan tempur pada daerah lain. Bilamana jumlah kendaraan tempur itu akan di tambah pada region Indonesia bagian timur, guna pengembangan pasukan di masa datang maka keadaan kedua bengkel yang terdapat di Makasar dan Surabaya akan dapat bekerja maksimum seperti daerah lainnya.

Kemudian kondisi skenario pilihan wilayah bengkel yang dapat bekerja secara maksimum adalah pada ketiga wilayah seperti Medan, Bandung dan Pontianak. Sedangkan untuk dua daerah seperti Makasar dan Surabaya dalam simulasi optimasi pada kondisi saat ini menunjukkan situasi yang tidak efisien bila dibandingkan terhadap kemampuan dan daya tampung bengkel itu di bandingkan dengan jumlah sebaran kendaraan tempur yang ada pada region tersebut.

Gambar IV.2 berikut ini menerangkan persentase kondisi kendaraan tempur yang dirawat pada kelima bengkel berdasarkan lokasi wilayah.

(6)

35

Gambar IV. 2 Persentase Unit Ranpur yang di Rawat di Bengkel Berdasarkan Wilayah (Skenario usulan).

Hasil optimasi skenario usulan perawatan ranpur untuk tiap-tiap bengkel kelas IV dapat dilihat pada gambar IV.2, dari gambar tersebut dapat disimpulkan bahwa tiga buah bengkel yang optimal berdasarkan simulasi adalah bengkel yang berlokasi di Medan, Pontianak, serta penambahan kapasitas di bengkel kelas IV Bandung. Dengan penambahan bengkel dalam negeri sebanyak tiga buah maka seluruh ranpur dapat dikerjakan perawatan besarnya di dalam negeri, hal ini juga mempertinggi tingkat kemanan nasional karena tingkat pengerjaan dan kerahasiaan proyek perawatan tersebut dapat hampir 100% menjadi tanggung jawab nasional dengan meminimalkan keterlibatan pihak asing dalam proses-proses yang di anggap strategis dan rahasia.

Pilihan ini tidaklah terlalu berlebihan bila dikaitkan dengan hasil yang diperoleh seperti tertera pada gambar IV.2 Sedangkan untuk wilayah Medan sebaran kendaraan tempur cukup banyak sehingga memungkinkan melakukan upgrade dan lebih efektif dilakukan oleh lokal. Alasan lain sebagai bentuk penghematan adalah kondisi jarak yang dekat dari wilayah perawatan tersebut dapat

(7)

36

mengurangi biaya transpotasi laut serta waktu pengiriman yang singkat. Oleh sebab itu sangat efektif bila lokasi ini dapat dikembangkan. Berikutnya kita melihat peluang pada tabel IV.2 diatas untuk bengkel di wilayah Medan terdapat adanya kesempatan yang sama dengan bengkel yang ada di Bandung namun kesempatan pihak swasta tidak ada. Sehingga yang terlihat dengan jelas pada bengkel di wilayah Medan berpotensi besar untuk dikembangkan.

Kehadiran bengkel tambahan yang terdapat di Medan dan Pontianak dapat membantu peningkatan mutu pelayanan terhadap pemeliharaan dan perawatan kendaraan tempur secara maksimum sesuai waktu yang diinginkan. Skenario penambahan jumlah bengkel dilain tempat yang terdapat di Bandung telah mampu menyerap biaya perawatan total sebesar 80% dari skenario total kendaraan tempur saat ini.

Kondisi skenario dalam simulasi optimasi ini memberikan gambaran yang luas terhadap kegiatan upgrade yang pernah dilakukan oleh Bengkel Pusat Peralatan Angkatan Darat. Penjelasan selanjutnya akan menunjukan adanya perbedaan antara peluang penghematan yang cukup besar terhadap anggaran yang di keluarkan oleh Negara dalam jangka waktu yang telah direncanakan terhadap pihak swasta. Harapan penghematan pengeluaran devisa Negara dengan melakukan simulasi optimasi adalah salah satu tinjauan pemamfaatan dari objek yang dilakukan.

Guna mendapatkan hasil yang diinginkan maka di umpamakan biaya yang akan digunakan adalah dalam jumlah yang maksimum seperti yang telah dijelaskan bahwa bila kita akan berhadapan terhadap dua pilihan. Pilihan pertama, apakah kita akan menggunakan biaya yang ada dan menyerahkan pekerjaan upgrade kepada pihak swasta. Pilihan kedua, apakah kita akan mengerjakan sendiri dengan anggaran yang ada. Dari dua pilihan tersebut tentulah akan timbul berbagai alasan yang kuat dengan berbagai pertimbangan.

(8)

37

IV.3 Analisis dan diskusi

Hasil simulasi seperti yang sudah dibicarakan sebelumnya bila dilaksanakan sudah barang tentu akan menimbulkan berbagai jenis dampak yang akan ditimbulkan dari efek pembangunan tersebut. Pada bab berikutnya akan di bahas proses awal kegiatan bengkel yang pernah dilakukan terhadap perbaikan besar tersebut dan diperbandingkan dengan hasil optimasi sebagai skenario usulan.

IV.3.1 Persentase volume kendaraan kondisi awal dengan skenario usulan

Berikut ini mari kita lihat hasil simulasi optimasi dengan persentase volume kendaraan kondisi awal dengan hasil skenario pada gambar IV.3 berikut ini.

Gambar IV. 3. Persentase Volume Kendaraan Kondisi Awal Vs Skenario Usulan

Pada gambar IV.3 diatas dapat kita lihat persentase pada posisi kondisi awal telah menunjukkan peran swasta terhadap kemampuan mengerjakan perbaikan kendaraan tempur dengan anggaran yang digunakan mampu mencapai jumlah yang dirawat berkisar 40% yang ditunjukkan dengan diagram balok berwarna merah. Pengolahan data adalah hasil yang pernah dilakukan pada tahun 1994

(9)

38

sampai tahun 1996 seperti yang telah di jelaskan, apabila kondisi awal dibandingkan dengan skenario usulan yang dapat dikerjakan oleh pihak lokal yang di gambarkan dengan diagram balok berwarna biru bahwa hasilnya dapat menghemat 10% dalam jumlah yang sama. Gambaran pencapaian yang pihak lokal dalam hal ini adalah bengkel pusat peralatan mampu mencapai 58% terhadap jumlah kendaraan tempur yang diperbaiki.

Selisih jumlah yang tidak terlalu besar antara peran swasta dan peran lokal sangat dimungkinkan akan jatuh pilihan pada pihak swasta karena tidak menjukkan perbedaan yang besar bila dibandingkan teknologi yang akan didapat dan pertimbangan lain oleh pengambil keputusan saat itu. Kemudian kita meninjau kondisi berikutnya setelah dilakukan simulasi optimasi dengan menambah jumlah bengkel seperti yang telah diterangkan diatas maka terlihat dengan adanya perbedaan yang sangat tajam antara kondisi awal dan kondisi optimasi. Pada gambar kondisi optimasi mencapai tingkatan hasil 100% kemampuan yang maksimum pada sebuah pelayanan perawatan kendaraan tempur.

Pada skenario usulan diterangkan bahwa kemampuan penanganan perbaikan terhadap kendaraan tempur meningkat jumlah yang dirawat mencakup semua wilayah sesuai dengan waktu yang direncanakan selama sepuluh tahun masa pengerjaan tersebut. Selanjutnya, hasil optimasi penambahan bengkel pada skenario usulan dengan bertambahnya jumlah bengkel dapat meningkatkan kemampuan maksimum terhadap jumlah kendaraan tempur yang dirawat.

Kondisi ini sangat baik bila dikaitkan terhadap kesiapan kendaraan tempur saat ini yang mencapai pada titik paling rendah hanya sekitar 10%, melihat kondisi ini dapat diasumsikan akan dilakukan perbaikan secara total terhadap seluruh jumlah kendaraan tempur yang ada dalam skenario dan berpedoman pada keadaan bengkel di tiga daerah yang disebutkan memiliki kemampuan dan kapasitas bengkel yang sama serta mendapatkan anggaran yang sama, maka skenario usulan akan mendapat prioritas pilihan pertama.

(10)

39

IV.3.2 Penghematan Devisa Negara

Selain adanya penghematan lamanya waktu pengerjaan terhadap perbaikan dan perawatan kendaraan tempur juga dapat di lihat bentuk lain terhadap sebuah kegiatan yang efisiensi sesuai diinginkan. Selanjutnya yang menjadi sorotan banyak kalangan perencana pada sebuah organisasi adalah berupa penghematan anggaran. Bagaimanapun kelangsungan sebuah kegiatan yang dilakukan menadapatkan perobahan terhadap adanya kegiatan.

Penghematan anggaran yang akan dicapai cukup besar bila kita perhatikan gambar IV.3 hasil simulasi dengan pembangunan serta penambahan bengkel di sejumlah lokasi. Peluang dan kesempatan yang mungkin diperoleh adalah sebagi berikut : Pertama bila ditinjau terjadi dari aspek waktu, maka lamanya pengerjaan akan memper singkat waktu untuk menyelesaikan pekerjaan upgrade dengan sejumlah kendaraan tempur yang disimulasikan.

Kedua dalam segi bentuk pengerjaan bahwa dengan membagi muatan pekerjaan kepada bagian lain atau bagian yang sama sebagai pembanding, maka akan ada sebuah kompetisi terhadap kondisi yang sudah ada. Ketiga, kesempatan yang dapat diperoleh merupakan bentuk penghematan biaya yang signifikan dari kondisi awal dengan kondisi optimasi, maka pada kondisi ini dapat dijelaskan akan terjadi penghematan devisa Negara yang cukup berarti.

Peranan swasta seperti yang terdapat pada skenario perbandingan breakdown biaya antara kondisi awal dengan kondisi usulan pada optimasi skenario berikut ini menunjukan sebuah hasil perhitungan yang dapat menjelaskan adanya nilai perbaikan terhadap sistem perawatan kendaraan tempur yang mencapai hasil yang maksimal antara kondisi awal dan kondisi usulan dimana untuk tahap awal kegiatan dapat mengurangi peran swasta dan sepenuhnya menggunakan peran lokal.

(11)

40

Dengan kondisi tersebut diharapkan dapat mengurangi pengeluaran anggaran yang besar. Selanjutnya dengan tidak mengurangi peran swasta luar negeri maka hal ini bergantung kebijakan pemerintah dalam pengembangan bengkel selanjutnya. Namun peran swasta lokal tetap dilibatkan dalam rangka menumbuhkan industri dalam negeri.

Gambar IV. 4. Perbandingan Breakdown Biaya Antara Kondisi Awal Dengan Skenario Usulan.

Gambar IV.4. di atas menjelaskan bahwa mulai dari kondisi awal dan selanjutnya kondisi bengkel ditambah terjadi penghematan devisa yang cukup besar. Kondisi awal pada kelompok pertama terdapat tiga bagian dalam bahasan ini,yaitu menjelaskan tentang hasil yang dapat dikerjakan oleh pihak lokal dengan anggaran terbatas terhadap biaya perbaikan perwatan kendaraan tempur.

Alokasi biaya akan mencapai 1 triliun rupiah yang digambarkan diagram balok berwarna biru, sedangkan pada bagian lain adalah peran swasta yang ikut melaksanakan kegiatan tersebut seperti yang telah dijelaskan dibagian lain bahwa kondisi awal ini, pihak swasta dapat melakukan lebih banyak perbaikan kendaraan

(12)

41

tempur dengan menggunakan anggaran mencapai 2.8 triliun rupiah untuk sisa atau bagian yang diserahkan kepada pihak swasta. Sedangkan pada diagram balok berwarna hijau menunjukan biaya total dari kedua pekerjaan perawatan kendaraan tempur.

Kemudian kita lihat pada tabel IV.4 dengan kondisi bengkel ditambah maka menunjukan sebuah hasil yang dengan tampilan diagram balok berwarna biru, maksud dari gambar tersebut menjelaskan bahwa dalam kondisi biaya awal pada level total anggaaran yang dialokasikan akan menghasil jumlah kemampuan yang lebih terhadap biaya perbaikan dalam kondisi optimasi.

Kedua hasil perbandingan yang diperoleh adalah bahwa keuntungan atau peluang yang diperoleh menunjukan untuk kondisi optimasi jauh lebih baik bila dibandingkan pada posisi awal. Maksud dari penjelasan gambar diatas adalah total biaya perbaikan perawatan kendaraan tempur saat awal maka hasilnya adalah seluruh jumlah kendaraan tempur yang dirawat sedangkan pada posisi kondisi optimasi menunjukan bahwa pekerjaan akan dapat diselesaikan dengan anggaran yang sama. Namun kemampuan pengerjaan lebih banyak dari kondisi awal terhadap biaya total yang dikeluarkan. Selanjutnya kondisi tersebut sudah merupakan posisi jumlah bengkel yang sudah bertambah seperti daerah Medan dan Pontianak. Maksudnya adalah dengan anggaran yang sama hasil yang diperoleh jauh lebih besar.

Peluang lain yang dapat di peroleh dengan adalah penambahan atau pembangunan beberapa bengkel akan menghasil tambahan kegiatan pada sector lain yang dapat sebagai rantai supplay pasok terhadap suku cadang maupun bahan baku yang diperlukan oleh sebuah bengkel besar setingkat bengkel pusat peralatan angkatan darat.

(13)

42

IV.4 Analisis SWOT

Analisis SWOT dipergunakan untuk menentukan posisi strategis dari dua buah sistem perawatan kendaraan tempur yang dibahas pada penelitian ini, penentuan posisi strategis ini mempertimbangkan berbagai faktor ekonomi dan pertahanan. Hasil kuantitatif untuk analisis SWOT diperoleh dari hasil simulasi sistem perawatan kendaraan tempur.

IV.4.1 Data

Bentuk data yang dapat mempengaruhi faktor dari dalam dan faktor mempengaruhi dari luar serta indicator nya yang mungkin terjadi dalam rangka memberikan nilai pembobotan dengan skala prioritas dan besarnya pengaruh yang mungkin ditimbukan dalam sebuah penilaian adalah sebagai berikut :

I. Kekuatan (strength).

1. Biaya perawatan di Indonesia murah. 2. Biaya transportasi kecil.

3. Ketersediaan tenaga kerja yang berpengalan dalam bidang tersebut cukup. 4. Fleksibilitas perawatan kendaraan tempur.

5. Tingkat kepercayaan dan keamanan terhadap proses perawatan kendaraan tempur.

II. Kelemahan (weaknesses).

1. Ketergantungan teknologi yang tinggi dari negara lain. 2. Bertambahnya jumlah personel dan kompleksitas organisasi.

3. Kurangnya dukungan kebijakan untuk perawatan kendaraan tempur didalam negeri.

4. Sering berubahnya kebijakan makro pemerintah. III. Peluang (opportunities).

1. Penghematan devisa Negara.

2. Multiplier effect untuk industri dalam negeri. 3. Penguasaan teknologi lebih lanjut untuk perawatan.

4. Jumlah kendaraan tempur di Indonesia yang memerlukan perawatan berkelanjutan relatif besar.

(14)

43 IV. Ancaman (threats).

1. Cepat berubahnya teknologi untuk perawatan kendaraan tempur. 2. Berkurangnya biaya perawatan kendaraan tempur oleh swasta.

3. Besarnya kemungkinan embargo terhadap suku cadang yang diperlukan. 4. Nilai Kurs dollar terhadap Rupiah yang cendrung tidak stabil.

Penentuan berbagai bentuk bagian mulai dari data kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman merupakan hasil analisa dari pembahasan sebelumnya agar lebih memfokuskan suatu kajian terhadap sebuah penilaian kelaikkan sebuah pemikiran.

IV.4.2 Hasil perhitungan

Dalam rangka pengelompokan sebuah bahan acuan dasar pemikiran terhadap besarnya peluang dan kesempatan terhadap hasil riset yang telah dilakukan maka data tersebut dibuatkan dalam tabel guna memudahkan melihat besaran bobot yang diberikan. Penilaian ini didasari oleh pengolahan data kondisi saat ini dalam pembahasan pada bab terdahulu. Hasil pengelompokan tersebut adalah sebagai berikut :

Tabel IV. 1 Kekuatan

Pada tabel IV.1. Posisi total pada tabel terhadap nilai total usulan mendapat hasil lebih besar dari posisi existing, hal ini memperlihatkan gambaran umum posisi usulan memiliki kekuatan terhadap posisi existing.

No Strength Bobot Faktor Usulan Existing

1 Biaya operasional di Indonesia murah. 12.50% 4.98 0.02

2 Kecepatan perawatan ranpur 12.50% 3.36 1.64

3 Ketersediaan tenaga kerja yang berpengalan dalam

bidang tersebut cukup. 6.25% 2.00 0.50

4 Fleksibilitas perawatan kendaraan tempur. 6.25% 1.68 0.82 5 Tingkat kepercayaan dan keamanan terhadapproses perawatan kendaraan tempur. 31.25% 8.40 4.10

6 Biaya keseluruhan 31.25% 6.94 5.56

(15)

44

Tabel IV. 2 Kelemahan

Pada tabel IV.2. Nilai total usulan 23.44.sedangkan nilai total existing 16.56. Nilai total usulan mendapat hasil lebih besar dari posisi existing. gambaran umum posisi usulan memiliki kekuatan terhadap posisi existing, maksudnya faktor kelemahan kecil dari usulan.

Tabel IV. 3 Peluang

Pada tabel IV.3. Nilai total usulan 34.84 sedangkan nilai total existing 5.16. Nilai total usulan mendapat hasil sangat besar dari posisi existing, gambaran umum memperlihatkan posisi usulan memiliki peluang sangat besar terhadap posisi existing.

No Weakness Bobot Faktor Usulan Existing

1 Ketergantungan teknologi yang tinggi dari negaralain. 14.29% 1.61 4.11 2 Bertambahnya jumlah personel dan kompleksitasorganisasi. 14.29% 4.57 1.14 3 Kurangnya dukungan kebijakan untuk perawatankendaraan tempur didalam negeri. 71.43% 17.26 11.31

Total 100.00% 23.44 16.56

No Opportunity Bobot Faktor Usulan Existing

1 Penghematan devisa Negara. 23.08% 6.64 2.60

2 Multiplier effect untuk industri dalam negeri. 15.38% 4.42 1.73 3 Penguasaan teknologi lebih lanjut untuk perawatan. 23.08% 8.77 0.46 4

Jumlah kendaraan tempur di Indonesia yang memerlukan perawatan berkelanjutan relative besar.

38.46% 15.01 0.37

(16)

45

Tabel IV. 4 Ancaman

Pada tabel IV.4. Nilai total usulan 21.25 sedangkan nilai total existing 16.08, gambaran umum memperlihatkan posisi usulan memiliki peluang terhadap posisi existing, berarti ancaman yang akan dihadapi kecil.

IV.4.3 Diskusi dan Analisis

Pembahasan berikut ini akan menerangkan tentang hasil pengolahan data pada tabel diatas yang digabungkan guna mendapatkan sebuah pokok pikiran yang telah lebih teraharah dalam proses pembulatan pemikiran dengan dasar analiss SWOT lebih semakin jelas. lihat tabel IV.5.Gabungan berikut ini.

Tabel IV. 5 Gabungan

Pada tabel IV.5. Posisi tabel gabungan memperlihatkan posisi gambaran umum tentang usulan resume mendapat hasil lebih baik bila dibandingkan terhadap posisi existing resume.

Selanjutnya dapat kita lihat pada gambar IV.5 berikut ini tentang hubungan secara keseluruhan dari analisa SWOT ini.

No Threat Bobot Faktor Usulan Existing

1 Cepatkendaraan tempur.berubahnya teknologi untuk perawatan 13.33% 4.44 0.89 2 Berkurangnya biaya perawatan kendaraan tempuroleh swasta. 33.33% 8.00 2.67 3 Besarnya kemungkinan embargo terhadap sukucadang yang diperlukan. 20.00% 5.06 2.94 4 Nilai Kurs dollar terhadap Rupiah yang cendrungtidak stabil. 33.33% 3.75 9.58

Total 100.00% 21.25 16.08 Usulan Existing Strength 27.36 12.64 Weakness 23.44 16.56 Opportunity 34.84 5.16 Threat 21.25 16.08 Usulan Existing x 3.91 ‐3.91 y 13.59 ‐10.92 Resume Resultant

(17)

46

Gambar IV. 5 Grafik Analisis SWOT.

Penjelasan grafik analisis SWOT.

1. Gambar IV.5 (Biru) diatas menunjukan bahwa Usulan resume berada pada posisi positif yang menandakan kegiatan penambahan jumlah bengkel yang direncakan bagi peningkatan kemampuan mutu pelayanan perawatan kendaraan tempur Angkatan Darat layak dilakukan karena memiliki faktor kekuatan dan faktor peluang yang besar. Sedangkan faktor yang melemahkan terhadap faktor kekuatan adalah kurangnya dukungan kebijakan untuk perawatan kendaraan tempur didalam negeri. Selanjutnya yang mengurangi faktor peluang adalah berkurangnya biaya perawatan kendaraan tempur oleh swasta ( maksudnya tanpa disadari perbaikan diluar negeri akan lebih murah).

‐35.00 ‐25.00 ‐15.00 ‐5.00 5.00 15.00 25.00 35.00 ‐35.00 ‐25.00 ‐15.00 ‐5.00 5.00 15.00 25.00 35.00 Usulan Resultant Usulan Resume Existing Resultant Existing Resume St re n g th We ak ne ss Opportunity Threat

(18)

47

2. Gambar IV.5 ( Merah ) diatas menunjukan bahwa Existing resume berada pada posisi negative. faktor ancaman dan kelemahan terlalu besar pada posisi ini, maka dengan mempertahankan kondisi dan tidak melakukan penambahan jumlah bengkel untuk meningkatkan mutu pelayanan dan perawatan kendaraan tempur adalah hal yang mengandung resiko serta yang melemahkan terlalu dominan. Seperti besarnya kemungkinan embargo terhadap suku cadang yang diperlukan.

Demikian hasil diskusi dan analisis SWOT yang telah dilakukan untuk membuktikan kelayakan sebuah perencanaan dalam rangka mengoptimalkan kondisi yang ada dengan kondisi optimasi dan membuat skenario perencanaan dengan menambah sejumlah bengkel sebagai salah satu pilihan atau pilihan alternatif dalam sebuah perencanaan jangka panjang.

Perlunya sebuah kajian lebih lanjut tentang aspek lain yang belum dapat dilakukan pada penelitian ini, Kajian tersebut tentang lokasi yang tepat sarana dan prasarana, Desain bangunan gedung, industry pendukung, kelayakan sarana transportasi laut dan dermaga serta sarana penunjang lainya.

Gambar

Gambar IV. 1 Persentase Unit Ranpur yang Dirawat Berdasarkan Wilayah  (Kondisi Awal)
Gambar IV.2 berikut ini menerangkan persentase kondisi kendaraan tempur yang  dirawat pada kelima bengkel berdasarkan lokasi wilayah
Gambar IV. 2 Persentase Unit Ranpur yang di Rawat di Bengkel  Berdasarkan Wilayah (Skenario usulan)
Gambar IV. 3. Persentase Volume Kendaraan Kondisi Awal Vs Skenario  Usulan
+6

Referensi

Dokumen terkait

SUB KELAS TERAPI, NAMA GENERIK Klofazimin, micronized Rifampisin 1 2 3 4 5 6 FASILITAS KESEHATAN PUSKES MAS ANTIINFEKSI KHUSUS Antilepra Dapson 6.3.2 FORMULASI [BENTUK

27 Tahun 1998 dalam (Moin, 2004:8) tentang Penggabungan, Peleburan, dan Pengambilalihan Perseroan Terbatas, Akuisisi adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh badan

Maksud dan tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh konsentrasi nanas bubuk dan madu yang tepat dalam pembuatan cokelat

Ekspresi protein Bcl-2 berdasarkan jenis kelamin dari 30 pasien laki-laki ekspresi protein Bcl-2 negatif sebanyak 28 (93.3%) dan 2 (6.7%) yang memberikan hasil positif

Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian adalah observasi, interview dan dokumentasi.Kesimpulan dari penelitian adalah harga pokok penjualan menggunakan metode FIFO

Lokasi yang dipilih dalam penelitian ini dan dite- tapkan sebagai tempat pengambilan sampel adalah Puskesmas Mangli, Silo I, Rowotengah, Wuluhan, Jenggawah, Sukowono,

Terminal atau transfer point ialah suatu tempat yang mampu menerima beberapa moda transport yang berbeda dengan tujuan untuk mengatur perpindahan moda angkutan (dari suatu moda

Dari 15 responden pendaki gunung wanita, menemukan bahwa terdapat perbedaan denyut jantung, rating of perceived exertion, dan ketidaknyamanan yang signifikan