• Tidak ada hasil yang ditemukan

Muhammad Sahid Wirayudha

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Muhammad Sahid Wirayudha"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN SITUASI DILEMA PERSONAL,

KEPRIBADIAN LIMA FAKTOR DAN

TINGKAT KETIDAKAKTIFAN FISIK

DALAM MEMPREDIKSIKAN INTENSI

MAHASISWA PENGGUNA MOBIL PRIBADI

UNTUK MENGGUNAKAN ALAT

TRANSPORTASI UMUM MASSAL

Muhammad Sahid Wirayudha msahidwirayudha@gmail.com

Juneman, S. Psi., M. Si

Binus University : Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11530. Telp. (62-21) 535 0660 Fax. (62-21) 535 0644

ABSTRAK

Intensi adalah keinginan subjektif individu untuk melakukan aktivitas atau perilaku tertentu di masa yang akan datang. Intensi mahasiswa pengguna mobil pribadi untuk menggunakan transportasi umum massal diduga dapat diprediksi oleh faktor dilema personal, kepribadian lima faktor, dan tingkat ketidakaktifan fisik. Sehingga tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran situasi dilema personal, kepribadian lima faktor, dan tingkat ketidakaktifan fisik secara bersama dalam memprediksikan intensi mahasiswa pengguna mobil pribadi untuk menggunakan alat transportasi umum massal. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain penelitian kuasi eksperimental, dimana ada variabel yang dimanipulasi yaitu situasi dilema personal, sedangkan variabel lain (kepribadian lima faktor & tingkat ketidakaktifan fisik) tidak dimanipulasi. Metode pengumpulan data yang digunakan meliputi penyebaran kuesioner yang terdiri atas 4 skala (situasi dilema personal, kepribadian lima faktor, tingkat ketidakaktifan fisik & intensi), terhadap 280 subjek penelitian yang sudah ditentukan dengan teknik convenience sampling. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis uji regresi linear berganda untuk melihat peran situasi dilema personal, kepribadian lima faktor dan tingkat ketidakaktifan fisik dalam memprediksikan intensi mahasiswa pengguna mobil pribadi untuk menggunakan alat transportasi umum massal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa situasi dilema personal, kepribadian lima faktor dan tingkat ketidakaktifan fisik secara bersama mampu memprediksikan intensi mahasiswa pengguna mobil pribadi untuk beralih menggunkan alat transportasi umum massal sebesar 41,5%. Selain itu ada 2 main effect dan 5 interaction effect dari masing-masing variabel independen yang dapat memprediksi intensi mahasiswa pengguna obil pribadi untuk menggunakan atau tidak menggunakan alat transportasi umum massal.

Kata Kunci :Intensi, dilema personal, kepribadian lima faktor, tingkat ketidakaktifan fisik, alat transportasi umum massal

(2)

ABSTRACT

Intention is subjective desire of individuals to perform certain activities or behaviors in the future. Student intentions private car users to use public transport suspected mass can be predicted by factors of personal dilemma, the five personality factors and levels of physical inactivity. So the purpose of this study was to determine the role of personal dilemma situation, the five personality factors, and physical inactivity levels in predicting the intentions of students with private car users to use public mass transportation. This study uses a quantitative approach to the quasi-experimental research design, where the manipulated variable is personal dilemma situation, while the other variables (the five personality factors and levels of physical inactivity) is not manipulated. Data collection methods used include distributing questionnaires consisting of four scales (personal dilemma situation, the five personality factors, the level of physical inactivity and intentions), the 280 study subjects that have been determined by convenience sampling technique. The analysis technique used is multiple linear regression analysis to look at the role of personal dilemma situation, the five personality factors and levels of physical inactivity in predicting student intention to use the private car mass public transportation.Results showed that personal dilemma situation, the five personality factors and levels of physical inactivity were able to predict the intentions of students with private car users to switch use the public transport mass of 41.5%. In addition there are 2 main effects and interaction effect 5 of each independent variable to predict the intentions of student personal obil users to use or not to use mass public transportation.

Keywords : Intention, personal dilemma, five factor personality, level of sedentary behavior, mass public transportation

PENDAHULUAN

Jakarta merupakan Ibukota negara Indonesia. Hampir seluruh kegiatan pemerintahan dan perekonomian dipusatkan di kota ini. Sebagai kota yang mengakomodir semua kegiatan, tidak heran jika banyak orang yang berdatangan ke Jakarta. Berbeda dengan kota-kota lain di Indonesia, kota Jakarta mempunyai kompleksitas yang sangat rumit dan mempunyai implikasi pada berbagai hal, baik itu masalah politik, ekonomi, sosial, budaya termasuk juga masalah transportasi. Menyimak bagaimana karakteristik kota Jakarta, maka kita akan bisa melihat kota Jakarta dengan berbagai posisi yang akan sangat berpengaruh pada faktor-faktor lain dalam dinamika kehidupan sosial politik masyarakat.

Masalah lalu lintas dan sistem transportasi akan selalu terkait dengan Jakarta sebagai pusat aktivitas Indonesia. Sebagai kota metropolitan, Jakarta tidak bisa menutup diri sebagai kota pemicu meningkatnya aktivitas oleh orang-orang dari daerah-daerah sekitar pada jam-jam produktif. Salah satu masalah lalu lintas yang paling dirasakan pengaruhnya di Jakarta adalah kemacetan. Hasil jajak pendapat yang dilakukan oleh Litbang Kompas menunjukkan bahwa sebesar 69,47% responden menyatakan bahwa masalah lalu lintas (kemacetan) merupakan masalah utama yang terjadi di kota Jakarta (Sunaryo, 2011). Kemacetan dapat dirasakan oleh masyarakat dari mulai titik-titik persimpangan, jalan-jalan protokol hingga di jalan lingkungan.

Salah satu faktor penyebab kemacetan lalu lintas adalah banyaknya jumlah kendaraan bermotor yang tidak sesuai dengan kapasitas jalan raya (Gandhung, 2012). Sejalan dengan pernyataan Gandhung, Bina Sistem Transportasi Perkotaan (BSTP) pada tahun 2010 juga menyatakan bahwa pemicu utama kemacetan di kota Jakarta adalah karena tingginya penggunaan kendaraan bermotor terutama mobil pribadi. Sejalan dengan banyaknya jumlah kendaraan pribadi yang ada di Jakarta, data dinas perhubungan provinsi DKI Jakarta menunjukkan penggunaan sarana transportasi per hari di Wilayah DKI Jakarta lebih di dominasi oleh kendaraan pribadi (mobil & sepeda motor), yaitu sebesar 56,8%, sedangkan masing-masing untuk angkutan umum dan kereta api adalah 40,4% dan 2,8% (Sunaryo, 2011).

Tingginya penggunaan kendaraan pribadi menjadi pemicu utama masalah kemacetan di Jakarta. Para pengguna kendaraan pribadi di Jakarta mengalami situasi yang sangat sulit, karena disatu sisi mereka diharuskan memakai transportasi umum untuk mengurangi tingkat kemacetan, tetapi di lain pihak transportasi umum yang disediakan pemerintah dinilai belum layak, apalagi untuk pengguna mobil yang notabene adalah kalangan menengah keatas. Sebagian besar mereka akan memilih tetap menggunakan mobil pribadinya dibandingkan harus menggunakan transportasi umum yang masih banyak mempunyai kelemahan.

(3)

Berdasarkan hasil wawancara informal yang dilakukan kepada 23 orang mahasiswa pengguna mobil pribadi pada tanggal 14-16 September 2012 didapatkan beberapa faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi intensi mahasiswa pengguna mobil pribadi untuk beralih maupun tidak beralih menggunakan transportasi umum massal. Faktor-faktor pendorong (internal) seseorang yang berniat beralih maupun tidak beralih menggunakan transportasi umum antara lain besar kecilnya pendapatan seseorang, makna mobil bagi dirinya, frustasinya mereka terhadap kemacetan jalan raya, situasi dilema personal, kepribadian dan tingkat ketidakaktifan fisik yang tinggi.

Selain faktor internal, ada juga faktor daya tarik (eksternal) yang membuat seorang pengendara mobil pribadi memilih untuk beralih maupun tidak beralih menggunakan transportasi umum. Beberapa faktor eksternal seseorang berniat beralih ke angkutan umum adalah akses yang mudah menggunakan transportasi umum, biaya yang dikeluarkan relatif lebih murah, peningkatan pelayanan menggunakan transportasi umum, rasa kurang aman, kurang nyaman, keterbatasan waktu, dan lain-lain. Sebagian besar faktor internal/eksternal yang disebutkan sudah sering diungkap oleh media massa.

Penulis berniat memberikan kontribusi terhadap ilmu psikologi dan ingin melakukan penelitian secara komprehensif, sehingga peneliti menentukan untuk meneliti lebih lanjut faktor dilema personal, kepribadian, dan tingkat ketidakaktifan fisik sebagai faktor yang mempengaruhi/memprediksi intensi pengguna mobil untuk beralih menggunakan alat transportasi umum. Dilema personal adalah situasi dimana seseorang menghadapi pilihan yang sulit yang belum terselesaikan sebagai bagian dari perjalanan hidup mereka (Boyd, 1991). Dari pengertian dilema personal menurut Boyd, seseorang mengalami dilema ketika dihadapkan pada situasi-situasi yang mengharuskan mereka untuk memilih. Situasi-situasi yang menyebabkan dilema personal pengguna mobil pribadi yang diukur dalam penelitian ini antara lain gabungan dari segi waktu, biaya, keamanan, kenyamanan, prestis dan ego.

Perilaku ketidakaktifan fisik adalah sebuah kegiatan yang dilakukan tanpa memerlukan tenaga fisik yang banyak (Macket & Brown, 2011). Seseorang yang mempunyai tingkat aktivitas fisik rendah, kemungkinan intensinya adalah menggunakan mobil pribadi dibandingkan dengan alat transportasi umum, sedangkan seseorang dengan tingkat aktivitas yang tinggi kemungkinan intensinya akan menggunakan alat transportasi umum.

Sedangkan kepribadian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kepribadian lima faktor yang mengacu pada teori McCrae & Costa (1985). Ada 5 dimensi dalam kepribadian lima faktor antara lain Agreeableness, Conscientiousness, Extraversion, Neuroticism, dan Opennes. Dari kelima domain tersebut, peneliti menduga bahwa seseorang dengan domain aggreeableness, extraversion dan openess mempunyai tingkat yang tinggi pada faktor internal mahasiswa pengguna mobil pribadi untuk beralih menggunakan alat transportasi umum, sedangkan domain conscientiousness dan neuroticism mempunyai tingkat yang tinggi pada faktor internal mahasiswa pengguna mobil pribadi untuk tidak beralih menggunakan transportasi umum.

Pemilihan faktor-faktor tersebut tidak terlepas dari penelitian-penelitian sebelumnya yang menghubungkan antara masing-masing faktor yaitu dilema personal, kepribadian dan tingkat ketidakaktifan fisik terhadap intensi. Berikut contoh-contoh hasil penelitian yang menghubungkan antara masing-masing faktor terhadap intensi. Menurut Wang dkk (2007) dalam penelitiannya menyatakan bahwa dimensi kepribadian ekstraversion, agreeableness, dan conscientiousness mempunyai hubungan positif terhadap intensi untuk berbagi pengetahuan, sedangkan dimensi opennes dan neuroticism mempunyai hubungan sebaliknya atau negatif.

Untuk penelitian mengenai situasi dilema, menurut Klempt (2012), ada hubungan yang signifikan antara intensi dengan perbedaan motif dibalik punishment dalam situasi yang dilematis. Sedangkan pada tingkat ketidakaktifan fisik, sudah ada penelitian sebelumnya yang meneliti tentang tingkat ketidakaktifan fisik terhadap intensi untuk menggunakan atau tidak menggunakan alat transportasi umum, menurut Popham & Mitchell (2006), kepemilikan mobil akan meningkatkan jumlah waktu bersantai, dan tidak berkontribusi positif terhadap aktivitas fisik. Tetapi efek dari mengurangi penggunaan mobil melalui berjalan kaki dan menggunakan angkutan umum dapat meningkatkan aktivitas fisik atau perbaikan dalam segi kesehatan.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Sedangkan desain penelitian menggunakan kuasi eksperimental. Kuasi eksperimental adalah eksperimen yang memiliki perlakuan (treatment), pengukuran-pengukuran dampak (outcome measure), dan unit-unit eksperimen (experimental unit), namun tidak menggunakan penempatan secara acak (random assignment) dalam

(4)

menciptakan perbandingan untuk menyimpulkan adanya perubahan akibat perlakuan (Shadish et al, 2002).

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah convenience sampling. Menurut Alma (2006), convenience sampling adalah teknik penentuan sampel berdasarkan faktor spontanitas, artinya siapa saja yang secara tidak sengaja bertemu dengan peneliti dan sesuai dengan karakteristik responden penelitian, maka orang tersebut dapat digunakan sebagai sampel. Karakteristik sampel penelitian ini yaitu mahasiswa universitas di Jakarta yang mengendarai mobil pribadi minimal 3 hari dalam satu minggu dan sudah berlangsung selama kurang lebih enam bulan. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 280 mahasiswa.

Dalam penelitian ini, ada 4 instrumen penelitian yang digunakan. Pada variabel situasi dilema personal, peneliti mengadaptasi alat ukur Personal Dilemma Questionnaire yang dikembangkan oleh Van Vugh dkk pada tahun 1996. Alat ukur ini terdiri dari 8 situasi yang merupakan gabungan dari faktor keuntungan dan kerugian pengguna mobil dari segi waktu, biaya, keamanan, kenyamanan, prestis dan ego. Untuk variabel kepribadian lima faktor, peneliti mengadaptasi Big Five Inventory (BFI) yang dikembangkan oleh Oliver dkk pada tahun 1991 yang mengacu pada teori kepribadian lima faktor menurut McCrae dan Costa. Terdapat lima dimensi kepribadian yang diukur yaitu Agreeableness, Conscientiousness, Extraversion, Neuroticism, dan Opennes.

Alat ukur IPAQ digunakan untuk mengukur tingkat ketidakaktifan fisik, alat ukur yang dikembangkan oleh Sjöström dkk pada tahun 2002 ini sudah dipakai dilebih dari 20 negara di dunia termasuk Asia Tenggara. Sedangkan alat ukur terakhir yaitu mengukur intensi yang terdiri dari satu pertanyaan yang dapat dijawab setelah melihat alat ukur situasi dilema personal.

Peneliti menggunakan uji content validity (expert judgment) serta face validity, dan uji reliabilitas melalui teknik Cronbach’s Alpha. Teknik pengolahan data pun menggunakan program computer Statitiscal Packages for Social Science (SPSS) versi 20. Berdasarkan uji reliabilitas BFI setelah dilakukannya pilot study, semua dimensi kepribadian mempunyai nilai cronbach’s alpha berkisar antara 0,707 – 0,831 sehingga dapat dikatakan alat ukur ini mempunyai nilai reliabilitas yang baik (Guilford, dalam Indria dan Nindyati, 2007).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh antara 2 atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen, sehingga digunakan teknik analisis regresi linear berganda untuk pengolahan datanya. Penelitian ini mengukur antara masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen maupun 3 variabel independen secara bersama terhadap variabel dependen. Hasil analisis koefesien determinasi (Rsquare) dari penelitian ini sebesar 0,415 dan tingkat signifikansi sebesar 0,008. Variabel independen dapat dikatakan signifikan berperan dalam memprediksi jika nilai P < 0,05 maka itu berarti dalam penelitian ini H0 ditolak sehingga Ha diterima.

Selain hasil analisis koefesien determinasi, dari 88 hasil analisis regresi hanya ada 7 koefesien regresi yang mempunyai hasil signifikan. 7 hasil tersebut diantaranya 2 hasil main effect dan 5 hasil interaction effect yang berperan dalam memprediksi variabel dependen dalam penelitian ini, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 1 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda

No Variabel Beta P

1 Situasi G3 x Conscientiousness -0,157 0,038 2 Situasi G2 x Conscientiousness x Sedentariness -0,185 0,039 3 Situasi G5 x Conscientiousness x Sedentariness 0,155 0,043 4 Situasi G3 x Ekstraversion x Sedentariness -0,164 0,014 5 Situasi G6 x Ekstraversion x Sedentariness -0,145 0,036

(5)

7 Situasi G8 0,344 0,000

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa hasil interaksi antara situasi G3 dengan tipe kepribadian conscientiousness, situasi G5 dengan tipe kepribadian conscientiousness dan tingkat ketidakaktifan fisik yang tinggi, situasi G3 dengan tipe kepribadian extraversion dan tingkat ketidakaktifan fisik yang tinggi, dan situasi G6 dengan tipe kepribadian extraversion dan tingkat ketidakaktifan fisik yang tinggi menghasilkan nilai beta yang negatif yang berarti intensi mahasiswa pengguna mobil pribadi adalah semakin tidak beralih menggunakan alat transportasi umum massal. Sedangkan interaksi antara situasi G5 dengan tipe kepribadian conscientiousness dan tingkat ketidakaktifan yang tinggi menghasilkan nilai beta positif yang berarti intensi mahasiswa pengguna mobil pribadi adalah semakin menggunakan alat transportasi umum massal.

Hasil ke 6 dan 7 merupakan main effect atau dengan kata lain situasi G1 dan G8 tanpa berinteraksi dengan tipe kepribadian apapun dan tingkat ketidakaktifan fisik apapun dapat berperan dalam memprediksi intensi mahasiswa untuk semakin menggunakan atau tidak menggunakan alat transportasi umum massal.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan pengolahan serta analisis data yang peneliti lakukan, diperoleh 8 hasil utama antara lain : pertama, independen (situasi dilema personal, kepribadian lima faktor, dan tingkat ketidakaktifan fisik) secara bersama berperan sebesar 41,5% dalam memprediksi intensi mahasiswa pengguna mobil pribadi untuk semakin menggunakan alat transportasi massal. Kedua, Mahasiswa pengguna mobil pribadi yang memiliki tipe kepribadian conscientiousness dan dihadapkan pada situasi dilema personal G3 maka menghasilkan intensi untuk semakin tidak berniat menggunakan transportasi umum massal. Ketiga, Mahasiswa pengguna mobil pribadi yang memiliki tipe kepribadian conscientiousness dan mempunyai tingkat ketidakaktifan fisik yang tinggi, serta dihadapkan pada situasi dilema personal G2 maka menghasilkan intensi semakin tidak berniat untuk menggunakan transportasi umum massal.

Keempat, mahasiswa pengguna mobil pribadi yang memiliki tipe kepribadian conscientiousness dan mempunyai tingkat ketidakaktifan fisik yang tinggi, serta dihadapkan pada situasi dilema personal G5 maka menghasilkan intensi semakin berniat untuk menggunakan transportasi umum massal. Kelima, mahasiswa pengguna mobil pribadi yang memiliki tipe kepribadian ekstraversion dan mempunyai tingkat ketidakaktifan fisik yang tinggi, serta dihadapkan pada situasi dilema personal G3 maka menghasilkan intensi semakin tidak berniat untuk menggunakan transportasi umum massal. Keenam, mahasiswa pengguna mobil pribadi yang memiliki tipe kepribadian ekstraversion dan mempunyai tingkat ketidakaktifan fisik yang tinggi, serta dihadapkan pada situasi dilema personal G6 maka menghasilkan intensi semakin tidak berniat untuk menggunakan transportasi umum massal

Ketujuh, mahasiswa pengguna mobil pribadi yang dengan tipe kepribadian dan tingkat ketidakaktifan fisik apapun tetapi dihadapkan pada situasi dilema personal G1 maka menghasilkan intensi semakin tidak berniat untuk menggunakan transportasi umum massal. dan kedelapan, mahasiswa pengguna mobil pribadi yang dengan tipe kepribadian dan tingkat ketidakaktifan fisik apapun tetapi dihadapkan pada situasi dilema personal G8 maka menghasilkan intensi semakin berniat untuk menggunakan transportasi umum massal.

Beberapa saran yang dapat peneliti ajukan untuk penelitian selanjutnya yaitu, meneliti tentang faktor lain dari ranah ilmu psikologi yaitu makna simbolik mobil sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi intensi, selain itu para pengambil kebijakan disarankan untuk memikirkan langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk meningkatkan aktivitas fisik misalnya dengan menyediakan ruang terbuka hijau untuk merangsang aktivitas fisik (seperti kegiatan kesenian berkomunitas, kegiatan olahraga, atau kegiatan permainan, dan sebagainya).

REFERENSI

Ajzen, I. (2005). Attitudes, personality, and behavior. New York : Open University Press.

Ajzen, I. and Fishbein, M. (1975). Belief, Attitude, Intention and Behavior: An Introduction to Theory and Research. California: Addison-Wesley Publishing Company, Inc.

(6)

Alma, B. (2006). Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Edisi 1. Jakarta : Erlangga.

Alsa, A. (2007). Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif serta Kombinasinya dalam Penelitian Psikologi. Yoyakarta: Pustaka Pelajar.

Ardelt, M. (2000). Still Stable after these years? Personally Stability Theory Revisited, 63, 392-405. Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Azwar, S. (2000). Sikap Manusia “ Teori dan Pengukurannya”. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

_____ (2009). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Belajar.

Bandura, A. (1986). Social foundations of thought and action: a social cogitive theory. New Jersey: Prentice-Hall.

Biddle, S. et. al. (2006). Sedentary Behaviour and Obesity: Review of the Current Scientific Evidence. Unpublished research. Department of Health, London.

Boyd, D.R. (1991). Personal Transformations in Small Groups: A Jungian Perspective. (Rev Edition). London : Routledge, 1991.

BSTP, (2010). Transportasi Kota Jakarta Mengkhawatirkan. Diakses pada tanggal 20 Desember, 2012 dari http://bstp.hubdat.web.id/index.php?mod=detil Sorotan&idMenuKiri=345&idSorotan=54 David, et al. (1997). Ethical Dilemmas & Nursing Practice. (4th ed.). Stamford, CT : Appleton & Lange. Feist, J. & Feist, G. J. (2010). Teori Kepribadian. (edisi 7). Terjemahan oleh Smitha Prathita Sjahputri.

(2010). Jakarta : Salemba Humanika

Gandhung, W. (2012). Kemacetan Lalu Lintas di DKI Jakarta dalan Tinjauan, diakses pada tanggal 14 Desember, 2012 dari http://jakarta.kompasiana.com/transportasi/2013/01/07/kemacetan-lalu-lintas-di-dki-jakarta-dalam-tinjauan-522101.html

Ghazali, I. (2005). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi Ketiga. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Gifford, R. (2008). New Issues and Paradigms In Research on Social Dilemmas. Springer, chapter 16. Grohol, J. (2009). Need to Form a New Habit? 66 Days. Psych Central. Diakses pada tanggal 4 Januari,

2013. Dari http://psychcentral.com/blog/archives/2009/10/07/need-to-form-a-new-habit-66-days/ Heuken, A. S. J. (1979). Tantangan Membina Kepribadian : Pedoman Mengenal Diri. Kanisius :

Yogyakarta.

Hong, L. C., & Kaur, S. (2008). A Relationship between Organizational Climate, Employee Personality and Intention to Leave. International Review of Business Research Papers, 4 (3), 1-10

Ickes, J. M., & Sharma, M. (2012). Does Behavioral Intention Predict Physical Activity Behaviors Related to Adolescent Obesity?. Archives of Exercise in Health and Disease, vol. 3 (1-2)

Indria, K., & Nindyati, A. D. (2007). Kajian konformitas dan kreativitas affective remaja. Jurnal provitae, 3 (1), 97.

Landry, C. C. (2003). Self-efficacy, Motivation, and Outcome Expectation Correlates of College Students’ Intention Certainty. Doctoral Disertation at Graduate Faculty of the Lousiana State University and Agricultural and Mechanical : Unpublished.

Lounsbury, J. et. al. (2004). An Investigation of Personality Traits in Relation to Intention to Withdraw From College. Journal of College Student Development, 45 (5), 517-534

Katzmarzyk, P. T. (2010). Physical Activity, Sedentary Behavior, and Health : Paradigm Paralysis or Paradigm Shift?. Vol 59.

Koswara, E. (1989). Teori Motivasi dan Penelitiannya. Bandung : Angkasa

Kuntjoro, Z. S. (2002). Memahami Kepribadian Lansia. Diakses pada tanggal, 9 April, 2012. dari http://www.e-psikologi.com/epsi/lanjutusia_detail.asp?id=177

Liana, L. (2009). Penggunaan MRA dengan Spss untuk Menguji Pengaruh Variabel Moderating terhadap Hubungan antara Variabel Independen dan Variabel Dependen. Jurnal Teknologi Informasi DINAMIK. Vol : XIV, no.2

Mackett, R. L & Brown B. (2011). Transport, Physical Activity and Health: Present knowledge and the way ahead. London: University College London.

Mayfield, C., Perdue, G., & Wooten, K. (2008). Investment management and personality type. Financial services review University of Houston, 219-236

Nazir, M. (1999). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Nizar, C. (2004). Klasifikasi Jalan Menurut Fungsi. Diakses pada tanggal 26 Februari, 2013, dari http://www.ilmusipil.com/klasifikasi-jalan-menurut-fungsi

NN. (2012). Health outcomes of sedentary behaviour. Unpublished research. The British Heart Foundation National Centre (BHFNC) for Physical Activity and Health, Loughborough University, England.

(7)

Owen, N. et. al. (2011). Adults’ Sedentary Behavior : Determinants and Intervention. American Journal of Preventive Medicine, 41(2), 189-196.

Pervin, L., & John, O. (2001). Personality: Theory and research (8th ed.). New York: John Wiley & Sons, Chapters 13, 14.

Pervin, L. A., Daniel, C. dan Oliver P. J. (2005). Personality: Theory and Research, Ninth Edition. International edition. New York: John Wiley & Son, Inc.

Popham, F. and Mitchell, R. (2006), "Physically active recreation, socioeconomic position and car ownership", Evidence, Policy and Practice Conference: 2006, Edinburgh.

Priyatno, D. (2011). Buku Saku Analis Statistik Data SPSS. Mediakom : Yogyakarta Purwanto, N. (2006). Psikologi Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Read, D. (2001). Intrapersonal Dilemmas. Human Relations, 54 (8), 1093-1117

Sarwono, J. (2006). Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Edisi 10. Yogyakarta : Graha Ilmu Saunders, T. (2012). What is Sedentary Behaviour?, diakses pada tanggal 15 September 2012 dari

http://www.sedentarybehaviour.org/what-is-sedentary-behaviour/

Schiffman, L. G. & Kanuk, L. (2007). Consumer Behavior. New Jersey : Prentice Hall International, Inc. Shadish, W. R. et. al. (2002). Experimental and Quasi-Experimental Designs for Generalized Causal

Inference. Bostos : Houghton Mifflin Co.

Soehartono, I. (2004). Metode Penelitian Sosial. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Sukadji. (2001). Motivasi dalam Masyarakat. Jakarta: Gramedia.

Sugiyono, (2008). Metode Penelitian. Bandung : CV ALFABETA

Sunaryo, S. (2011). Analysis Of Customer Satisfaction Toward Bus Transjakarta Service Quality, diakses pada tanggal 1 Juli, 2012 dari http://www.kompas.com

Thorp, A. et. al. (2009). Stand Up Australia Sedentary behaviour in workers. Unpublished research. Baker IDI Heart and Diabetes Institute and the Cancer Prevention Research Centre at the University of Queensland University, Queensland.

Wang, C. et. al (2007). Personality and Intention to Share Knowledge: An Empirical Study of Scientists in an R & D Laboratory. Social Behavior and Personality: an international journal, 35 (10): 1427-1436

Wang, W. (2010). How Personality Affects Continuance Intention: An Empirical Investigation of Instant Messaging. Pacific Asia Conference on Information Systems, 1 (1): 1160-1170

Winarsunu, T. (2004). Statistik: Dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan. Malang : Penerbitan Universitas Muhammadiyah Malang.

Zhao, H. et. al. (2009). The Relationship of Personality to Entrepreneurial Intentions and Performance: A Meta-Analytic Review. Journal of Management, 36 (2): 381-404

Referensi

Dokumen terkait