MEDIA AUDIO VISUAL
BAB 1
PENDAHULUAN
Di era globalisasi ini , program pembelajaran seakan-akan belum
dapat memberikan hasil yang memuaskan. Hal ini terlihat ketika
proses pembelajaran berlangsung, suasana kelas nampak tegang
dan membosankan. Guru sibuk menyampaikan materi tanpa mau
tau tentang siswanya faham atau tidak. “Paham tidak paham asal
materi habis dan urusan menjadi beres”. Kebanyakan guru dalam
mendidik selalu monoton atau tidak melakukan variasi-variasi.
Banyak guru-guru yang GATEK (Gagap Teknologi) sehingga kurang
mampu menggunakan media dalam proses pembelajaran.
Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai
edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak
didik. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar
mengajar yang dilakukan, diarahkan untuk mencapai tujuan
tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran yang
dilakukan. Guru dengan sadar merencanakan kegiatan
pengajarannya secara sistematis dengan memanfaatkan segala
sesuatunya guna kepentingan pengajaran.
Fungsi media pendidikan dalam kegiatan pembelajaran tidak hanya
sekedar alat peraga bagi guru, melainkan pembawa pesan-pesan
informasi dan pesan-pesan pembelajaran yang dibutuhkan peserta
didik.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Media Audio-Visual
Media pembelajaran sangat beraneka ragam. Berdasarkan hasil
penelitian para ahli, ternyata media yang beraneka ragam itu
hampir semua bermanfaat. Cukup banyak jenis dan bentuk media
yang telah dikenal dewasa ini, dari yang sederhana sampai yang
berteknologi tinggi, dari yang mudah dan sudah ada secara natural
sampai kepada media yang harus dirancang sendiri oleh guru. Dari
ketiga jenis media yang ada yang biasa digunakan dalam proses
pembelajaran, bahwasanya media audio-visual adalah media yang
mencakup 2 jenis media yaitu audio dan visual.
Media Audio-Visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan
unsur gambar. Jenis Media ini mempunyai kemampuan yang lebih
baik, karena meliputi kedua jenis media yaitu Media Audio dan
Media Visual.
Sedangkan Dale (1969:180) mengemukakan bahwa bahan-bahan
Audio-Visual dapat memberikan banyak manfaat asalkan guru
berperan aktif dalam proses pembelajaran.
Menurut (Harmawan, 2007) mengemukakan bahwa “Media Audio
Visual adalah Media instruksional modern yang sesuai dengan
perkembangan zaman (kemajuan ilmu pengetahuan, dan teknologi)
meliputi media yang dapat dilihat dan didengar)”.
Jika dilihat dari perkembangan Media Pendidikan, pada mulanya
media hanya dianggap sebagai alat Bantu guru (teaching aids). Alat
Bantu yang dipakai adalah alat Bantu visual misalnya gambar,
model, objek dan alat-alat lain yang dapat memberikan pengalaman
kongkret, motivasi belajar serta mempertinggi daya serap dan
retensi belajar siswa. Namun sayang, karena terlalu memusatkan
perhatian pada alat Bantu visual yang dipakainya orang kurang
memperhatikan aspek disain, pengembangan pembelajaran
(instruction) produksi dan evaluasinya. Dengan masuknya pengaruh
teknologi audio pada sekitar pertengahan abad ke-20, alat visual
untuk mengkonkretkan ajaran ini dilengkapi dengan alat audio
sehingga kita kenal adanya alat audio-visual atau Audio-Visual Aids
(AVA). “Alat Bantu Dengar” seperti : Video Tape, Televisi dan Gambar
Hidup (biocope). Akan tetapi media bukan hanya menjadi alat Bantu
guru atau seseorang pendidik lainnya, media mempunyai banyak
manfaat bagi semua orang untuk mendapatkan informasi yang
sedang berkembang dan mempermudah manusia menerima pesan
darimana pun.
Konsep pengajaran visual kemudian berkembang menjadi
Audio-Visual aids pada tahun 1940. Istilah ini bermakna sejumlah
peralatan yang dipakai oleh para guru dalam menyampaikan
konsep, gagasan, dan pengalaman yang ditangkap oleh indera
pandang dan pendengaran. Penekanan utama dalam pengajaran
audio-visual adalah pada nilai belajar yang diperoleh melalui
pengalaman kongkret, tidak hanya didasarkan atas kata-kata
belaka. Perkembangan berikutnya adalah munculnya gerakan
audiovisual communication yang terjadi pada tahun 1950-an.
Pada akhir tahun 1950 teori komunikasi mulai mempengaruhi
penggunaan alat Bantu audiovisual, sehingga selain sebagai alat
Bantu media juga berfungsi sebagai penyalur pesan atau informasi
belajar. Sejak saat itu alat audiovisual bukan hanya dipandang
sebagai alat bantu guru saja, melainkan juga sebagai alat penyalur
pesan atau media. Teori ini sangat penting dalam penggunaan
media untuk kegiatan program-program pembelajaran.
Menurut seorang ahli komunikasi dan media pendidikan Rudy Breatz
media pendidikan mempunyai ciri utama dan memiliki 3 unsur
pokok yaitu : Suara, Visual dan gerak.
Teknologi yang paling tua yang dimanfaatkan dalam proses belajar
adalah percetakan yang bekerja atas dasar prinsip mekanis,
kemudian lahir teknologi Audio-Visual yang menggabungkan
penemuan mekanis dan elektronis untuk tujuan pembelajaran.
Sebagai media pembelajaran dalam pendidikan dan pengajaran,
media audio- visual mempunyai sifat sebagai berikut:
• Kemampuan untuk meningkatkan persepsi
• Kemampuan untuk meningkatkan pengertian
• Kemampuan untuk meningkatkan transfer (pengalihan) belajar.
• Kemampuan untuk memberikan penguatan (reinforcement) atau
pengetahuan hasil yang dicapai
• Kemampuan untuk meningkatkan retensi (ingatan).
B. Karakteristik Media Audio- Visual & & Jenis-jenisnya
Karakteristik media Audio-Visual adalah memiliki unsur suara dan
unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih
baik, karena meliputi kedua jenis media yang pertama dan kedua
yaitu media audio dan visual. (Miarso: 1986,34).
Media Audio-Visual terdiri atas :
1. Audiovisual Diam
Yaitu media yang menampilkan suara dan gambar diam seperti :
a. Film bingkai suara (sound slide)
Adalah suatu film berukuran 35 mm, yang biasanya dibungkus
bingkai berukuran 2x2 inci tersebut dari karton atau plastik. Sebagai
suatu program film bingkai sangat bervariasi. Panjang pendek film
bingkai tergantung pada tujuan yang ingin dicapai dan materi yang
ingin disajikan. Ada program yang selesai dalam satu menit, tapi
ada pula yang hingga satu jam atau lebih. Namun yang lazim, satu
film bingkai bersuara (sound slide) lamanya berkisar antara 10-30
menit.
Dilihat dari ada tidaknya rekaman suara yang menyertainya,
program film bingkai bersuara termasuk dalam kelompok media
Audio-Visual sedangkan program tanpa suara termasuk dalam
kelompok media visual.
Gabungan slide (film bingkai) dengan tape audio adalah jenis
system multimedia yang paling mudah diproduksi. System
multimedia ini serba guna, mudah digunakan dan cukup efektif
untuk pembelajaran perorangan dan belajar mandiri. Jika didesain
dengan baik, system multimedia gabungan slide dan tape dapat
membawa dampak yang dramatis dan tentu saja dapat
meningkatkan hasil belajar.
Media pembelajaran gabungan slide dan tape dapat digunakan pada
berbagai lokasi dan untuk berbagai tujuan pembelajaran yang
melibatkan gambar-gambar guna menginformasikan atau
mendorong lahirnya respon emosional.
Slide bersuara merupakan suatu inovasi dalam pembelajaran yang
dapat digunakan sebagai media pembelajaran dan efektif
membantu siswa dalam memahami konsep yang abstrak menjadi
lebih konkrit (mengkonkritkan suatu yang bersifat abstrak). Dengan
menggunakan slide bersuara sebagai media pembelajaran dalam
proses belajar mengajar dapat menyebabkan semakin banyak indra
siswa yang terlibat ( visual, audio). Dengan semakin banyaknya
indra yang terlibat maka siswa lebih mudah memahami suatu
konsep (pemahaman konsep semakin baik). Slide bersuara dapat
dibuat dengan menggunakan gabungan dari berbagai aplikasi
komputer seperti: power point, camtasia, dan windows movie
maker.
Slide bersuara memiliki beberapa kelebihan, antara lain:
• Gambar yang diproyeksikan secara jelas akan lebih menarik
perhatian.
• Dapat digunakan secara klasikal maupun individu.
• Isi gambar berurutan, dapat dilihat berulang- ulang serta dapat
diputar kembali, sesuai dengan gambar yang diinginkan.
• Pemakaian tidak terikat oleh waktu.
• Gambar dapat didiskusikan tanpa terikat waktu serta dapat
dibandingkan satu dengan yang lain tanpa melepas film dari
proyektor.
• Dapat dipergunakan bagi orang yang memerlukan sesuai dengan
isi dan tujuan pemakai.
• Sangat praktis dan menyenangkan.
• Relatif tidak mahal, karena dapat dipakai berulang kali.
• Pertunjukan gambar dapat dipercepat atau diperlambat.
b. Film Rangkai bersuara (Film Strip)
c. Halaman bersuara
2. Audiovisual Gerak
Yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang
bergerak seperti :
a. Film suara
Film sebagai media audio-visual adalah film yang bersuara. Slide
atau filmstrip yang ditambah dengan suara bukan alat audio-visual
yang lengkap, karena suara dan rupa berada terpisah, oleh sebab
itu slide atau filmstrip termasuk media audio-visual saja atau media
visual diam plus suara.
Film yang dimaksud disni adalah film sebagai alat audio-visual untuk
pelajaran, penerangan atau penyuluhan. Banyak hal-hal yang dapat
dijelaskan melalui film, antara lain tentang : proses yang terjadi
dalam tubuh kita atau yang terjadi dalam suatu industri, kejadian2
dalam alam, tatacara kehidupan di Negara asing, berbagai industri
dan pertambangan, mengajarkan sesuatu keterampilan, sejarah
kehidupan orang-orang besar dan sebagainya.
Film merupakan media yang amat besar kemampuannya dalam
membantu proses belajar mengajar. Ada 3 macam ukuran film yaitu
8 mm, 16 mm dan 35 mm.
Jenis pertama biasanya untuk keluarga, tipe 16 mm tepat untuk
dipakai di sekolah sedang yang terakhir biasanya untuk komersial.
Bentuk yang lama biasanya bisu. Suara disiapkan tersendiri dalam
rekaman yang bisanya terpisah. Sebuah film terdiri dari ribuan
gambar.
Film yang baik adalah film yang dapat memenuhi kebutuhan siswa
dalam hubungannya dengan apa yang dipelajari. Oemar Hamalik
(1985:104) mengemukakan prinsip pokok yang berpegang kepada
4-R yaitu :
“ The right film in the right place at the right time used in the right
way”.
b. Video / VCD
Video sebagai media Audio-Visual yang menampilkan gerak,
semakin lama semakin populer dalam masyarakat kita. Pesan yang
disajikan bias bersifat fakta maupun fiktif, bias bersifat informative,
edukatif maupun instruksional. Sebagian besar tugas film dapat
digantikan oleh video. Tapi tidak berarti bahwa video akan
menggantikan kedudukan film.
Media video Merupakan salah satu jenis media audio visual, selain
film. Yang banyak dikembangkan untuk keperluan pembelajaran,
biasa dikemas dalam bentuk VCD.
Kelebihan video :
• Dapat menarik perhatian untuk periode-periode yang singkat
• Dengan alat perekam pita video sejumlah besar penonton
memperoleh informasi dari ahli-ahli/spesialis
• Menghemat waktu
• Bisa mengamati lebih dekat objek yang sedang bergerak
c. Film Televisi
Selain film, televisi adalah media yang menyampaikan pesan-pesan
pembelajaran secara Audio-Visual dengan disertai unsure gerak.
Dilihat dari sudut jumlah penerima pesannya, televisi tergolong ke
dalam media massa.
Selain sebagai media massa, kita mengenal adanya program
Televisi Siaran Terbatas (TVST) atau Closed Circuit Television. Pada
TVST sebagai suatu system distribusi TV, alat pengirim dan alat
penerima secara fisik dihubungkan dengan kabel. Hubungan itu bisa
antara sebuah kamera dan alat penerima di dalam ruang yang
sama, bisa pula beberapa kelas dihubungkan dengan satu sumber
ruang yang sama, sehingga penonton serentak dapat mengikuti
program yang disiarkan.
Oemar Hamalik (1985 : 134) mengemukakan : “Television is an
electronic motion picture with con joinded or attendant sound; both
picture and sound reach the eye and ear simultaneously from a
remote broadcast”. Definisi tersebut menjelaskan bahwa televisi
sesungguhnya adalah perlengkapan elektronik yang pada dasarnya
sama dengan gambar hidup yang meliputi gambar dan suara. Maka
televisi sebenarnya sama dengan film, yakni dapat didengar dan
dilihat. Media ini berperan sebagai gambar hidup dan juga sebagai
radio yang dapat dilihat dan didengar secara bersamaan.
d. Film Gelang (Loop Film)
Dilihat dari segi keadaannya, media audiovisual dibagi menjadi :
• Audiovisual Murni yaitu unsur suara maupun unsur gambar
berasal dari suatu sumber seperti film/video audio cassette.
• Audiovisual tidak murni yaitu unsur suara dan gambarnya berasal
dari sumber yang berbeda, misalnya film bingkai suara yang unsur
gambarnya bersumber dari slide proyektor dan unsur suaranya
bersumber dari tape recorder.
Dan dilihat dari daya liputnya, media dibagi menjadi, Pertama,
media dengan daya liput luas dan serentak. Penggunaan media ini
tidak terbatas oleh tempat dan ruang serta dapat menjangkau
jumlah siswa yang banyak dalam waktu yang sama. Kedua, media
dengan daya liput yang terbatasoleh ruang dan tempat. Media ini
dalam penggunaannya membutuhkan ruang dan tempat yang
khusus seperti, film, sound slide, film rangkai, yang harus
menggunakan tempat tertutup dan gelap.
C. Kelebihan & Kelemahan Media Audio-Visual
Beberapa Kelebihan atau kegunaan media Audio-Visual
pembelajaran sama dengan pengajaran Audio & visual yaitu:
• Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis
(dalam bentuk kata-kata, tertulis atau lisan belaka)
• Mengatasi perbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti:
a. Objek yang terlalu besar digantikan dengan realitas, gambar,
filmbingkai, film atau model
b. Obyek yang kecil dibantu dengan proyektor micro, film bingkai,
film atau gambar
c. Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat dapat dibantu
dengan tame lapse atau high speed photografi
d. Kejadian atau peristiwa yang terjadi masa lalu bisa ditampilkan
lagi lewat rekaman film,video, film bingkai, foto maupun secara
verbal
e. Obyek yang terlalu kompleks (mesin-mesin) dapat disajikan
dengan model, diagram, dll
f. Konsep yang terlalu luas (gunung ber api, gempa bumi, iklim dll)
dapat di visualkan dalam bentuk film,film bingkai, gambar,dll.
• Media audio visual bisa berperan dalam pembelajaran tutorial.
Pengajaran audio-visual juga mempunyai beberapa kelemahan yang
sama dengan pengajaran visual, yaitu :
• Terlalu menekankan pentingnya materi ketimbang proses
pengembangannya dan tetap memandang materi audio-visual
sebagai alat Bantu guru dalam mengajar.
• Terlalu menekankan pada penguasaan materi dari pada proses
pengembangannya dan tetap memandang materi audio visual
sebagai alat Bantu guru dalam proses pembelajaran. Media yang
beoriantsi pada guru sebernarnya
• Media audio visual cenderung menggunakan model komunikasi
satu arah.
• Media audio-visual tidak dapat digunakan dimana saja dan kapan
saja, karna media audio-visual cenderung tetap di tempat.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Media
Audio-Visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur
gambar. Jenis Media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik,
karena meliputi kedua jenis media yaitu Media Audio dan Media
Visual.
Dilihat dari segi keadaannya, media audiovisual dibagi menjadi :
• Audiovisual Murni yaitu unsur suara maupun unsur gambar
berasal dari suatu sumber.
• Audiovisual tidak murni yaitu unsur suara dan gambarnya berasal
dari sumber yang berbeda.
Setiap media pembelajaran mempunyai kelebihan dan kekurangan
yang antara lain,memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu
bersifat verbalistis dan kelemahan pada media audio visual adalah
terlalu menekankan pada penguasaan materi dari pada proses
pengembangannya.
Media sebenarnya akan sangat membantu dalam mewujudkan
tujuan pendidikan meskipun banyak kekurangan yanng ada
didalamnya. Maka diharapkan kekreatifitasan guru dalam memilih
media mana yang lebih cocok untuk diterapkan dalam kelas. Dalam
hal ini yang harus diperhatikan adalah materi yang akan
disampaikan, situasi kelas dan sarana pra sarana.
APA TEKNOLOGI ITU... ?
Pengertian
Teknologi
Teknologi merupakan perkembangan suatu media /
alat yang dapat digunakan dengan lebih efisien
guna memproses serta mengendalikan suatu
masalah
Tidak ada komentar: Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Bagikan ke Pinterest
BUDAYA KERJA
Devinisi Budaya Kerja
Budaya Kerja adalah suatu falsafah dengan
didasari pandangan hidup sebagai nilai-nilai yang
menjadi sifat, kebiasaan dan juga pendorong yang
dibudayakan dalam suatu kelompok dan tercermin
dalam sikap menjadi perilaku, cita-cita, pendapat,
pandangan serta tindakan yang terwujud sebagai
kerja
Tujuan Atau Manfaat Budaya Kerja
Budaya kerja memiliki tujuan untuk mengubah sikap
dan juga perilaku SDM yang ada agar dapat
meningkatkan produktivitas kerja untuk menghadapi
berbagai tantangan di masa yang akan datang
Tidak ada komentar: Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Bagikan ke Pinterest
MANFAAT DARI PENERAPAN BUDAYA KERJA YANG BAIK
1.
Meningkatkan jiwa gotong royong
2.Meningkatkan kebersamaan
3.
Saling terbuka satu sama lain
4.Meningkatkan jiwa kekeluargaan
5.Meningkatkan rasa kekeluargaan
6.
Membangun komunikasi yang lebih baik
7.Meningkatkan produktivitas kerja Tanggap
dengan perkembangan dunia luar
Tidak ada komentar: Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Bagikan ke Pinterest
MENYIKAPI TEKNOLOGI TERHADAP BUDAYA DAN
KEHIDUPAN
Kemajuan yang telah dicapai manusia dalam bidang
Teknologi merupakan sesuatu yang patut kita
syukuri karena dengan kemajuan tersebut akan
memudahkan manusia dalam mengerjakan
pekerjaan dan tugas yang harus dikerjakannya.
Namun, tidak semua kemajuan yang telah dicapai
tersebut membawa
dampak positif
. Diantara
kemajuan yang telah dicapai tersebut ternyata
dapat membawa
dampak negatif
bagi manusia.
Dan dilihat dari segi teknologi, manusia itu
sendirilah teknologi yang paling sempurna. karena
semaju apapun teknologi yang berkembang,
manusia akan lebih berusaha mengalahkan
teknologi tersebut. Dan seharusnya
manusia
membudakkan teknologi bukan menjadi budak
teknologi
Tidak ada komentar: Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Bagikan ke Pinterest
SISI POSITIF PENGARUH TEKNOLOGI
1.
Kemajuan teknologi komunikasi yang cepat
dapat mempermudah komunikasi antara suatu
tempat dan tempat yang lain
2.
Semakin maraknya Informasi akan semakin
membuka lapangan pekerjaan
3.
Bisnis yang berbasis Teknologi Informasi atau
yang biasa disebut e-commerce dalam
penggunaan Teknologi mempermudah
transaksi-traansaksi bisnis suatu perusahaan
atau perorangan
4.
Dengan adanya notebook/netbook kita dapat
mengerjakan tugas dimana saja
5.
Dalam transportasi, perjalanan cepat menjadi
kebutuhan setiap orang
6.
Teknologi finger print yang sekarang diterapkan
hampir di seluruh perusahaan ini lebih praktis
dalam mengawasi absensi karyawannya dan
mencegah adanya karyawan untuk menitipkan
absennya ke karyawan lainnya
Tidak ada komentar: Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Bagikan ke Pinterest
SISI NEGATIF PENGARUH TEKNOLOGI
1.
Dengan mudahnya melakukan transaksi di
internet menyebabkan akan semakin
memudahkan pula transaksi yang dilarang
seperti transaksi barang selundupan atau
transaksi narkoba
2.
Semakin mudahnya setiap orang mengakses
internet, banyak penipuan dalam jual beli
online yg dapat dilakukan
3.
Menjadi masyarakat berbudaya konsumtif,
karena alasan mengikuti perkembangan jaman
Pengaruh Teknologi Pada Efektivitas Kerja
Pernah mendatangi pameran mesin industri yang biasanya diadakan di JIExpo (Jakarta International Expo)? Pada pameran tersebut kita bisa melihat berbagai macam mesin - mesin industri berteknologi tinggi yang diproduksi dari berbagai negara. Tidak sedikit pengunjung yang terkagum - kagum melihat teknologi yang digunakan. Bahkan disana terdapat sebuah mesin
amplas kayu yang setidaknya bisa menggantikan 50 tenaga kerja manusia. Dari situ kita bisa menyimpulkan bahwa pengaruh teknologi pada efektivitas kerja sangatlah besar. Perusahaan pengguna mesin - mesin produksi yang berteknologi tinggi biasanya hanya menggunakan sebagian kecil tenaga manusia dalam proses produksinya.
Sebuah perusahaan yang dituntut untuk memiliki hasil produksi dalam skala besar biasanya cenderung menggunakan teknologi tinggi dalam proses produksinya. Namun tetap ada bagian atau tahap yang harus dikerjakan oleh tenaga manusia. Efektivitas kerja dari para tenaga kerja akan berjalan stabil sesuai target bila tenaga kerja tersebut bekerja dengan menggunakan alat/benda yang memiliki teknologi tinggi. Sebagai perbandingan, karyawan bagian sanding / amplas yang bekerja dengan menggunakan mesin hand sander (mesin amplas tangan) bisa menghasilkan 15 meja dalam sehari kerja (7 jam kerja). Sedangkan karyawan bagian sanding yang menggunakan mesin sanding besar yang kerjanya menggunakan sistem komputerisasi bisa menghasilkan 50 meja dalam sehari.
Pengaruh teknologi pada efektivitas kerja juga bisa dilihat dari tingkat kesalahan / error yang dilakukan oleh tenaga kerja. Semakin tinggi teknologi yang digunakan, maka semakin kecil pula tingkat kesalahan yang mungkin terjadi. terlebih bila teknologi yang digunakan adalah teknologi yang berbasis pada komputerisasi dimana kinerja dari mesin yang digunakan telah diprogram dengan baik sehingga tenaga kerja hanya bertugas mengoperasikan mesin dan mengontrol hasil output dari mesin tersebut. Bila aktivitas sebuah industri sebagian besar masih menggunakan mesin -mesin manual dan membutuhkan banyak tenaga kerja, maka hal terberat yang harus dihadapi perusahaan adalah saat para tenaga kerja tersebut mangkir (tidak masuk kerja). Dengan menggunakan mesin berteknologi tinggi yang secara otomatis menekan jumlah tenaga kerja dalam satu divisi, maka masalah banyaknya karyawan yang mangkir sudah bukan merupakan hal yang mengkhawatirkan bagi pihak perusahaan. Sehingga pengaruh teknologi pada efektivitas kerja bisa dirasakan dari jumlah hasil produksi yang tidak berpengaruh secara signifikan pada saat tenaga kerja mangkir.
Pengaruh Penerapan Teknologi Informasi
dalam Manajemen Perkantoran Modern
terhadap Produktivitas Kerja Pegawai
By
suyatnar
on June 9, 2012
A.Latar belakang masalah
Teknologi informasi semakin memainkan peran yang signifikan dalam manajemen perkantoran saat ini. Hal ini ditandai dengan semakin mudahnya birokrasi tata persuratan, semakin mudahnya akses informasi dari satu titik ke titik lainnya. Tentu saja, teknologi informasi tidak akan sedemikian besar kontribusinya bagi perkembangan manajemen pemerintahan jika peran sumber daya manusia tidak dioptimalkan. Penggunaan teknologi informasi tidak terlepas dari peran perangkat komputer, manajemen dan teknologi komunikasi. Ketiga perangkat ini dapat dikatakan sebagai jantung teknologi informasi. Sejak 1990an perangkat komputer telah mengalami perkembangan yang sangat signifikan.
Komputer di Indonesia digunakan pada tahun 1964 oleh Kementerian Dalam Negeri untuk kegunaan pengolahan dan penyimpanan data. Adapun jenisnya adalah IBM S360 (Beritaiptek.com, 27/05.02). Kantor Urusan Pegawai (sebelum menjadi Badan Administrasi Kepegawaian Negara, dan sekarang Badan Kepegawaian Negara) telah menggunakannya sejak tahun 1957. Komputer XT dengan kecepatan 256Kb telah mampu membantu manajemen perkantoran terutama tata persuratan dengan software Word Star dan Lotusnya, bahkan software Dbasenya mampu membuat program clerical yang bermanfaat dalam menyimpan database karyawan, penggajian dan sebagainya. Kini, perkembangan komputer sudah sedemikian pesatnya melalui pengembangan teknologi keluarga x86nya, mulai pentium 1, 2,3 sampai dengan 4 dan didukung oleh CPU clock yang tinggi hingga menembus 3 gb, sebuah perkembangan yang luar biasa pesat. Dengan demikian perkembangan teknologi komputer sudah mendekati HHour bukan lagi DDay. Terkait perkembangan teknologi informasi, pemerintah mengeluarkan Instruksi Presiden Nomor 6 tahun 2001 tentang Pengembangan dan Pendayagunaan Telematika di Indonesia kepada para menteri, kepala LPND, pimpinan kesekretariatan lembaga tertinggi dan tinggi negara, panglima TNI, kepala POLRI, Jaksa Agung RI, Gubernur Bupati/Walikota. Tujuannya agar pemerintahan di pusat dan di daerah dapat mengimplementasikan TI dalam manajemen pemerintahan sehingga manajemen perkantoran ini dapat dioptimalkan pelaksanaannya. Sehubungan dengan perkembangan teknologi infomrasi ini, hingga saat ini telah terjadi perkembangan yang signifikan di beberapa daerah dalam kaitan aplikasi TI dalam Manajemen Perkantoran yaitu di KPT( Kantor Pelayanan Terpadu) Kabupaten Sragen, Kabupaten Jembrana, Kabupaten Takalar, dan masih banyak lagi. Kontradiktif dengan contoh di atas, masih banyak pula daerah yang masih belum memiliki keberanian atau itikad baik untuk mengaplikasikan TI dalam manajemen perkantoran ini dengan berbagai alasan. Padahal, pengaplikasian TI dalam manajemen pemerintahan khususnya manajemen perkantoran dapat menjadi motivasi bagi pegawai untuk meningkatkan produktivitas kerjanya. Contoh kasus, jika seorang pegawai ekspedisi menghabiskan waktu satu sampai dua jam untuk mengantar surat maka dengan menggunakan mesin fax atau email maka waktu yang dua jam tadi dapat dimanfaatkan untuk mengerjakan pekerjaan lain. Dengan lain perkataan, pegawai ekspedisi tersebut dapat ditingkatkan produktivitasnya. Contoh kasus lain, database pegawai dan bidang lainnya akan lebih tertata dengan baik jika disimpan dalam folder dan file website sehingga akan mudah diakses oleh yang memerlukan dengan tingkat security tinggi. Tidak perlu lagi, staf BKD berkeliling meminta data baik hard copy maupun soft copy dari bidang lainnya dalam kaitan database kepegawaian karena data yang diperlukan tinggal mengakses dari website dengan kode verifikasi yang telah didaftarkan sebelumnya. Dengan kata lain, penggunaan database website meningkatkan produktivitas kerja pegawai karena adanya efisiensi waktu. Selain dengan menggunakan website, sistem database dan koneksi jaringan area lokal memungkinkan seseorang untuk berbagi data (data sharing) dengan menggunakan ethernet cable dengan menggunakan kode IP adress tertentu, yaitu misalnya dengan mengkonfigurasi kode IP : 192.168.11.1, xxx.xxx.11.2, dst. Semua hal ini menjadi sangat mungkin manakala teknologi informasi dimanfaatkan untuk meningkatkan produktivitas kerja pegawai, sehingga waktu menjadi efisien dan efektivitas kerja juga dapat ditingkatkan. Dilihat dari sisi anggaran, penggunaan TI hanya memerlukan biaya tinggi diawal dengan biaya pemeliharaan jaringan yang efisien. Manajemen konvensional lebih banyak memerlukan kertas dan tenaga manusia dengan tingkat kepercayaan yang rendah. Sehingga jika dibandingkan dari segi efisiensinya, penggunaan TI dapat membantu meningkatkan produktivitas kerja pegawai. Berdasarkan deskripsi di atas, penulis mengangkat judul” Pengaruh Penerapan Teknologi Informasi dalam Manajemen Perkantoran Modern terhadap Produktivitas Kerja Pegawai” sebagai judul Karya Tulis Ilmiah.
B. Identifikasi Masalah
Dalam Karya Tulis Ilmiah ini terdapat dua variabel penelitian, yaitu satu variabel bebas, penerapan teknologi informasi dalam manajemen perkantoran modern (X) dan satu variabel terikat, produktivitas kerja pegawai (Y). Rumusan dalam pertanyaan penelitian berikut: 1) Faktorfaktor apa saja yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja pegawai? 2) Apakah ada pengaruh penerapan teknologi informasi dalam manajamen perkantoran modern terhadap produktivitas kerja pegawai? 3) Jika ada pengaruh, seberapa besar pengaruh penerapan teknologi informasi dalam manajemen perkantoran modern terhadap produkitivitas kerja pegawai? 4) Adakah faktor lain yang dapat mempengaruhi peningkat produktivitas kerja pegawai di bidang manajemen perkantoran? Untuk menjawab pertanyaan penelitian ini, penulis perlu mengelaborasikan asumsiasumsi berkaitan dengan penerapan teknologi informasi (TI) dalam Manajemen Perkantoran Modern sebagai berikut: Teknologi Informasi erat kaitannya dengan Manajemen Perkantoran Modern. TI terdiri dari: Teknologi, Manajemen dan Telekomunikasi. Ketiga peran ini dapat dimainkan dengan baik dalam teknologi Informasi dalam membantu mempercepat dan mempermudah pekerjaan manajemen perkantoran dalam konteks manajemen modern. Jadi, dengan mengaplikasikan teknologi informasi berikut telekomunikasinya sehingga dapat mengakses internet maupun intranet maka pekerjaan kantor dapat dilakukan secara mudah dan cepat. Dengan asumsi tersebut maka penulis yakin bahwa produktivitas kerja pegawai dapat ditingkatkan dengan menerapkan teknologi informasi dalam manajemen perkantoran modern. Atau dengan kata lain, semakin tinggi penggunaan teknologi informasi dalam manajemen perkantoran modern maka pegawai semakin tinggi produktivitasnya. Penulis menetapkan hipotesis penelitian sebagai berikut: “terdapat pengaruh signifikan penerapan teknologi informasi dalam manajemen perkantoran modern terhadap produktivitas kerja pegawai”. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut:1. H0 : rxy = 0; Tidak terdapat pengaruh signifikan
penerapan teknologi informasi dalam manajemen perkantoran
modern terhadap produktivitas kerja pegawai.
2. H1 : rxy > 0; Terdapat pengaruh signifikan penerapan
teknologi informasi dalam manajemen perkantoran modern
terhadap produktivitas kerja pegawai
C. Perumusan Masalah
Lokasi penelitian adalah Kantor Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten yang beralamat di Jalan Lintas Timur KM 4 Karang Tanjung Pandeglang. Populasi yang ada saat ini adalah 90 orang pegawai berstatus PNS dan sampel diambil seluruhnya. Adapun masalah yang dibahas dibatasi pada penerapan teknologi informasi dalam manajemen perkantoran modern dan produktivitas kerja pegawai. Oleh karena itu, penulis memformulasikan rumusan masalah penelitian ini sebagai berikut:1. Apakah terdapat pengaruh penerapan teknologi informasi
dalam manajemen perkantoran modern terhadap
2. Seberapa besarkah pengaruh penerapan teknologi informasi
dalam manajemen perkantoran modern terhadap
produktivitas kerja pegawai?
D. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah: 1) Bagi penulis Meningkatkan keterampilan mengolah nalar sebagai upaya mengupas gagasan ilmiah serta mencari alternatif solusi masalah secara ilmiah, serta dapat menjadi referensi bagi penulis lain yang berkonsentrasi pada bidang manajemen perkantoran modern. 2) Bagi Institusi Kerangka Teoritik1. Teknologi Informasi
Abad ini adalah abad teknologi informasi. Batasbatas kewilayahan kini sudah tak ada lagi dalam konteks jaringan dunia maya. Dalam istilah yang dikemukakan oleh Ohmae, hal ini disebut borderless world. Istilah teknologi informasi merupakan kata majemuk yang mengacu pada teknologi penyampaian informasi secara lebih cepat, lebih luas jangkauannya dan lebih lama penyimpanannya. Dalam perkembangannya, TI mengalami kemajuan yang sangat pesat. Dalam pemerintahan dikenal istilah egov (electronic government) yang tujuannya mempercepat dan mempermudah akses pelayanan pemerintah kepada masyarakat maupun kepada para pegawainya. Di era serba digital ini, pelayanan publik meliputi pembuatan KTP, perizinan, akte kelahiran, perpanjangan STNK dan sebagainya tidak lagi memerlukan waktu berharihari. Berkat perkembangan teknologi yang semakin canggih ini, pelayanan publik menjadi sangat cepat dan mudah memperolehnya. Lain halnya dengan daerah otonom yang belum berani berinovasi masih mengalami kendala dalam memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakatnya. Hal ini terjadi akibat masih belum diterapkannya sistem manajemen modern dan teknologi informasi. Tidak dipungkiri bahwa teknologi informasi berdampak pada semakin cepat dan mudahnya mendapatkan akses informasi. Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) merupakan terminologi baru dalam dunia manajemen modern. Sebelum menerapkan TIK, teknologi sederhana sudah digunakan namun belum optimal dalam menunjang kegiatan manajemen perkantoran modern. Dengan semakin majunya teknologi umat manusia saat ini, pemerintah berupaya untuk mengadopsi teknologi ini untuk membantu para staf pemerintah meningkatkan kinerjanya.Peranan Teknologi Informasi
Sebagaimana telah dijelaskan di muka, Teknologi Informasi memainkan peranan penting di berbagai sektor kehidupan. Manajemen yang memiliki tugas pencapaian tujuan yang mengedepankan aspek efektivitas dan efisiensi membutuhkan teknologi informasi guna mempersingkat waktu dan meningkatkan kualitas pelayanan. Saat ini teknologi informasi sudah memasuki taraf kemajuan yang luar biasa. Penemuan teknologi prosesor komputer yang sudah semakin cepat, semakin tingginya kecepatan Random Access Memory (RAM) serta ruang harddisk yang semakin luas berdampak pada semakin cepatnya waktu start up dan response popups komputer. Berbagai cara koneksi internet dapat menggunakan beberapa metode, antara lain:
Dial Up: Menghubungkan komputer ke internet melalui sambungan jaringan line telepon. Dengan menggunakan sebuah modem dialup. Saat online [ connect ] maka telepon tidak dapat digunakan. Perhitungan pulsa telepon berjalan + biaya internet dari provider. max Kecepatan 56kb. Broadband: Menghubungkan komputer ke internet melalui sambungan jaringan kabel tv, dengan menggunakan modem broadband. Saat online dapat sekaligus nonton tidak berpengaruh. Dan biaya lebih hemat cukup membayar abodemen tv cable + biaya internet provider untuk 24 jam online [ no limit ]. kecepatan mulai dari 64kb – 256kb. ADSL: Menghubungkan komputer ke internet melalui sambungan jaringan line telepon juga. Namun ADSL menggunakan teknologi yang lebih modern. Saat online jalur telepon tidak terganggu, dapat digunakan dalam kebersamaan. Biaya cukup membayar provider internet dengan sistem perhitungan berdasarkan besarnya kilobyte yang digunakan, koneksi 24 jam online. Kecepatan mencapai 512kb. Handphone: Menghubungkan komputer ke internet melalui sambungan jaringan handphone. Dapat dihubungkan melalui Bluetooth maupun usb cable data. Saat online jalur telepon juga tidak terganggu. Bisa menggunakan jaringan GSM maupun CDMA. GSM dapat lebih cepat dengan teknologi 3G atau bahkan teknologi terbaru high speed 3,5G. Sedangkan CDMA menggunakan teknologi CDMA 2000 1x hampir setara dengan 3G. Perhitungan biaya hampir sama semua yaitu menggunakan sistem perhitungan per kilobyte. Kecepatan mulai dari 64kb – 2mb. Bahkan saat ini koneksi melalui jaringan wireless sudah menggunakan teknologi tercanggih yaitu jaringan 4G. Dalam prakteknya, Teknologi Informasi dapat dijadikan alat bantu untuk mempersingkat jalur birokrasi. Di Kantor Perijinan Terpadu (KPT) Sragen, Jawa Tengah Teknologi Informasi digunakan sebagai media untuk mempercepat dan mempermudah proses pembuatan KTP dan layanan perijinan lainnya. KPT menggunakan sistem online yaitu dengan menerapkan sistem jaringan internet Wide Local Area Network atau Wide Area Network. Dengan sistem ini KPT dapat tersambung secara online dengan seluruh kecamatan. Jadi, warga yang akan membuat KTP cukup datang ke kecamatan, mengisi formulir pembuatan KTP, duduk untuk difoto, selesai dan tinggal bayar yang besarannya tidak lebih dari 5000 rupiah saja. A. Manajemen Perkantoran Modern
1. Manajemen Perkantoran
Perumusan Arthur Grager “Office management is the function of administering the communication and record service of an organization.” (Manajemen perkantoran adalah fungsi tata penyelenggaraan terhadap komunikasi dan pelayanan warkat dari suatu organisasi). Perumusan William Leffingwell & Edwin Robinson “Office management as a function, is the branch of the art and science of management which is concerned with the efficient performance of office work, whenever and wherever that work is to be done.” (Manajemen perkantoran sebagai sesuatu fungsi adalah cabang dari seni dan ilmu manajemen yang berkenaan dengan pelaksanaan pekerjaan perkantoran secara efisien, bilamana dan di manapun pekerjaan itu harus dilakukan). Perumusan Hal Nourse “It seems to me that office management in the broader sense might embrance, not only the generallyaccepted service service functions, but also the arise of functional control administratrive direction of most clerical and paperwork.” (Tampaknya bagi kami manajemen perkantoran dalam arti lebih luas dapat mencakup tidak hanya fungsifungsi pelayanan perkantoran yang telah diterima pada umumnya, melainkan juga bidangbidang mengenai kontrol fungsional dan pengarahan administratif terhadap kebanyakan pekerjaan kertas dan tulis).Perumusan Edwin Robinson “Office management is concerned with the direction and supervision of office work. ” (Manajemen perkantoran berkenaan dengan pengarahan dan pengawasan terhadap pekerjaan perkantoran). Perumusan William Spriegel & Ernest Davies “Office management is the overall direction of clerical activities as distinguished such activities as transportation, manufacturing, warehousing, and sales.” (Manajemen perkantoran adalah pengarahan menyeluruh terhadap aktivitasaktivitas tulis sebagaimana dibedakan dari aktivitasaktivitas seperti pengangkutan, kepabrikan, pergudangan dan penjualan). Perumusan George Terry “Office management can be defined as the planning, controlling, and organizing of office work, and actuating those performing is so as to achieve the predetermined objective. It deals with the life cycle of business information, and retention, if of permanent value, of destruction if obsolute.” (Manajemen perkantoran dapat didefinisikan sebagai perencanaan, pengendalian, dan pengorganisasian pekerjaan perkantoran, serta menggerakkan mereka yang melaksanakannya agar mencapai tujuantujuan yang telah ditentukan lebiih dahulu. Ini bersangkut paut dengan peredaran hidup data dan keterangan perusahaan dari sejak penciptaannya melalui pemeliharaan, penyebaran, dan penyimpanannya kalau memiliki nilai tetap atau pemusnahannya kalau usang). Setelah mengemukakan rumusan dari beberapa ahli, The Liang Gie kemudian mengemukakan rumusannya mengenai manajemen perkantoran. Dikatakannya: “Dengan demikian, pada pokoknya manajemen perkantoran merupakan rangkaian aktivitas merencanakan, mengorganisasikan (mengatur dan menyusun), mengarahkan (memberikan arah dan petunjuk), mengawasi, dan mengendalikan (melakukan kontrol) sampai menyelenggarakan secara tertib sesuatu hal. Hal atau sasaran yang terkena oleh rangkaian kegiatan itu pada umumnya ialah office work (pekerjaan perkantoran)“. Dari berbagai rumusan mengenai manajemen perkantoran jelas yang terkandung di dalamnya meliputi rangkaian kegiatan:
tata penyelenggaraan;
pelaksanaan secara efisien;
pengendalian, pengawasan dan pengarahan;
perencanaan, pengendalian, pengorganisasian, dan
penggerakan.
1. Manajemen Modern
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) mengartikan perkataan modern dengan “terbaru” “mutakhir”, “sikap dan cara berpikir serta bertindak sesuai dengan tuntutan jaman”. Dalam hal kantor, maka sifat, sikap dan cara berpikir serta bertindak sebagaimana disebutkan dalam istilah modern adalah berkenaan dengan penanganan data/informasi. Perkantoran modern mempunyai ciriciri memiliki bangunan dan tata ruang yang baik, menggunakan alat dan perlengkapan termasuk mebeler yang tepat; para pegawai dalam melaksanakan tugastugasnya berdisiplin, profesional memiliki sikap dan cara berpikir serta bertindak sesuai dengan tuntutan jaman. Kantor modern juga mendayagunakan biaya, menerapkan tata laksana yang demokratis, efektif, efisien, produktif, berkeadilan, dan perlakuan manusiawi. Tidak jarang setiap kali mendengar perkataan perkantoran modern terbayang suatu bangunan kantor yang megah, bahkan gedung pencakar langit. Perkantoran modern juga sering digambarkan sebagaikantor yang segala kegiatannya serba dikomputerkan (computerized). Perubahan besar memang telah terjadi dalam lingkungan perkantoran. Geoffry Mills dkk (1990) menegaskan dalam bukunya “Modern Office Management” bahwa teknologi baru terus mengalami kemajuan, terutama dalam bidang “komunikasi dan pengelolaan data” (alih bahasa oleh F.X. Budiyanto, 1991). Tahap perkembangan sistem informasi manajemen (SIM) di sebagian besar instansi pemerintah kita saat ini tampaknya sampai pada tahap SIM dengan dukungan pemrosesan data elektronik (electronic data processing, computer). Di satu pihak tahapan ini bagi sebagian instansi sedang menuju atau mungkin sudah sampai pada tahap berikutnya, yaitu tahapan SIM berdasarkan komputer (computer based system). Namun, di lain pihak kenyataan masih banyak kantorkantor pemerintah kita belum masuk ke tahap dukungan komputer, terutama di kotakota kecil atau di daerahdaerah terpencil.
B. Produktivitas Kerja Pegawai
Produktivitas adalah ukuran output dari suatu proses produksi, per satuan dari input. Sebagai contoh, produktivitas buruh secara tipikal diukur sebagai perbandingan output per jam kerja pegawai, satu satuan. Produktivitas dapat disusun sebagai ukuran dari efisiensi teknis atau rekayasa produksi. Produksi merupakan proses mengkombinasikan berbagai material input (barangbarang) dan input non material (perencanaan, tahubagaimana) agar membuat sesuatu untuk konsumsi (output). Metode penggabungan input produksi dalam proses pembuatan output disebut teknologi. Teknologi dapat digambarkan secara matematis dengan fungsi produksi yang menjelaskan hubungan antara input dan output. Fungsi produksi dapat digunakan sebagai ukuran kinerja relatif ketika membandingkan teknologiteknologi. Fungsi produksi merupakan paparan sederhana mekanisme pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi dibatasi sebagai peningkatan produksi dari suatu bisnis atau bangsa (apapun yang diukur). Biasanya diungkapkan sebagai persentase pertumbuhan tahunan yang menggambarkan pertumbuhan output perusahaan atau produk nasional (per bangsa). Pertumbuhan ekonomi ril (sebagai kebalikan dari inflasi) terdiri dari dua komponen. Kedua komponen ini merupakan kenaikan dalam input produksi dan kenaikan produktivitas. Gambar 2. Proses pertumbuhan ekonomi Gambar di atas mengilustrasikan proses pertumbuhan ekonomi. Nilai T2 (Nilai pada waktu 2) mewakili pertumbuhan dalam output dari Nilai T1 (nilai pada waktu 1). Tiap waktu pengukuran memiliki grafik fungsi produksi sendiriuntuk waktu itu (garis lurus). Output terukur pada waktu 2 lebih besar dari output terukutn pada waktu 1 untuk kedua komponen pertumbuhan: suatu kenaikan input dan kenaikan produktivitas. Porsi pertumbuhan disebabkan oleh kenaikan dalam input sebagai ditunjukkan garis 1 dan tidak mengubah hubungan antara input dan output. Porsi pertumbuhan disebabkan oleh kenaikan dalam produktivitas ditunjukkan di atas garis 2 dengan kemiringan lebih curam. Jadi produktivitas yang meningkat mewakili lebih besar output per satuan input. Karena itu, suatu kenaikan dalam produktivitas dicirikan oleh perpindahan fungsi produksi (pencuraman kemiringan) dan suatu perubahan yang mengikuti terhadap hubungan input/oupput. Rumus produktivitas total secara lumrah ditulis sebagai berikut:
Produktivitas Total = Kuantitas Output / Kuantitas Input
Menurut rumus ini, perubahanperubahan dalam input dan output harus diukur secara iklusif baik dari perubahan kuanitatif maupun kualitatif. Dalam prakteknya, perubahan kuantitatif dan kualititatif berlaku ketika harga relative dan kuantitas relative dari input yang berbeda dab factorfaktor output berubah. Untuk mengaksentuasikan perubahan kuantitatif dalam input dan output, rumus produktivitas total harus ditulis sebagai berikut:.
Produktivitas Total = Kuantitas dan Kualitas Output / Kuantitas
dan Kualitas Input
Produktivitas kerja merupakan suatu istilah yang sering digunakan dalam perencanaan pengembangan industri pada khususnya dan perencanaan pengembangan ekonomi nasional pada umumnya. Pengertian produktivitas pada umumnya lebih dikaitkan dengan pandangan produksi dan ekonomi, sering pula dikaitkan dengan pandangan sosiologi. Tidak dapat diingkari bahwa pada akhirnya apapun yang dihasilkan melalui kegiatan organisasi dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat termasuk di dalamnya tenaga kerja itu sendiri. Dikutip oleh Rusli Syarif ( 1991: 1 ) mengatakan bahwa “ definisi produktivitas secara sederhana adalah hubungan antara kualitas yang dihasilkan dengan jumlah kerja yang dilakukan untuk mencapai hasil itu. Sedangkan secara umum adalah bahwa produktivitas merupakan ratio antara kepuasan atas kebutuhan dan pengorbanan yang dilakukan. “Menurut Basu Swastha dan Ibnu Sukotjo ( 1995: 281 ) produktivitas adalah sebuah konsep yang menggambarkan hubungan antara hasil ( jumlah barang dan jasa ) dengan sumber ( jumlah tenaga kerja, modal, tanah, energi, dan sebagainya ) yang dipakai untuk menghasilkan hasil tersebut. Sedangkan George J. Washinis ( Rusli Syarif,1991: 1 ) memberi pendapat bahwa “Produktivitas mencakup dua konsep dasar yaitu daya guna dan hasil guna. Daya guna menggambarkan tingkat sumbersumber manusia, dana, dan alam yang diperlukan untuk mengusahakan hasil tertentu, sedangkan hasil guna menggambarkan akibat dan kualitas dari hasil yang diusahakan.” Menurut profesor Luis Sabourin (Rusli Syarif,1991: 1) adalah “Rumusan tradisional dari produktivitas total tidak lain adalah ratio dari apa yang dihasilkan terhadap saluran apa yang digunakan untuk memperoleh hasil tersebut. ” Menurut Mukiyat ( 1998: 481 ) bahwa produktivitas kerja biasanya dinyatakan dengan suatu imbangan dari hasil kerja ratarata dalam hubungannya dengan jam kerja ratarata dari yang diberikan dengan proses tersebut. Sedangkan konsep produktivitas menurut piagam OSLA tahun 1984 adalah ( J. Ravianto,1986: 18 ) : a. Produktivitas adalah konsep universal, dimaksudkan untuk menyediakan semakin banyak barang dan jasa untuk semakin banyak orang dengan menggunakan sedikit sumber daya. b. Produktivitas berdasarkan atas pendekatan multidisiplinyang secara efektif merumuskan tujuan rencana pembangunan dan pelaksanaan caracara produktif dengan menggunakan sumber daya secara efektif dan efisien namun tetap menjaga kualitas. c. Produktivitas terpadu menggunakan keterampilan modal, teknologi manajemen, informasi, energi, dan sumber daya lainnya untuk mutu kehidupan yang mantap bagi manusia melalui konsep produktivitas secara menyeluruh. d. Produktivitas berbeda di masingmasing negara denga kondisi, potensi, dan kekurangan serta harapan yang dimiliki oleh negara yang bersangkutan dalam jangka panjang dan pendek, namun masingmasing negara mempunyai kesamaan dalam pelaksanaan pendidikan dan komunikasi. e Produktivitas lebih dari sekedar ilmu teknologi dan teknik manajemen akan tetapi juga mengandung filosofi dan sikap mendasar pada motivasi yang kuat untuk terus menerus berusaha mencapai mutu kehidupan yang baik. Menurut Komarudin, produktivitas pada hakekatnya meliputi sikap yang senantiasa mempunyai pandangan bahwa metode kerja hari ini harus lebih baik dari metode kerja kemarin dan hasil yang dapat diraih esok harus lebih banyak atau lebih bermutu daripada hasil yang diraih hari ini (Komarudin, 1992:121).
Sedangkan menurut Woekirno produktivitas adalah kesadaran untuk menghasilkan sesuatu yang lebih banyak daripada yang telah atau sedang berada dalam usahanya. Pokoknya menambah kegiatan guna menghasilkan lebih dari apa yang telah dicapai (Woekirno Sumardi, 1979:3). Bambang Kusriyanto (1993) juga memberikan pendapatnya bahwa produktivitas merupakan nisbah atau ratio antara hasil kegiatan (output) dan segala pengorbanan (biaya) untuk mewujudkan hasil tersebut (input). Menurut Sondang P Siagian, produktivitas kerja adalah kemampuan memperoleh manfaat sebesar besarnya dari sarana dan prasarana yang tersedia dengan menghasilkan output yang optimal, kalau mungkin yang maksimal (Sondang P Siagian, 1982:15). Menurut Handari Nawawi dan Kartini Handari, 1990:9798).menjelaskan secara konkrit konsep produktivitas kerja sebagai berikut: a. Produktivitas kerja merupakan perbandingan terbaik antara hasil yang diperoleh dengan jumlah kerja yang dikeluarkan. Produktivitas kerja dikatakan tinggi jika hasil ynag diperoleh lebih besar dari pada sumber tenaga kerja yang dipergunakan dan sebaliknya. b. Produktivitas yang diukur dari daya guna (efisiensi penggunaan personal sebagai tenaga kerja). Produktivitas ini digambarkan dari ketepatan penggunaan metode atau cara kerja dan alat yang tersedia, sehingga volume dan beban kerja dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang tersedia. Hasil yng diperoleh bersifat non material yang tidak dapat dinilai dengan uang, sehingga produktivitas hanya digambarkan melalui efisiensi personal dalam pelaksanaan tugastugas pokoknya. Peningkatan produktivitas merupakan dambaan setiap perusahaan, produktivitas mengandung pengertian berkenaan denagan konsep ekonomis, filosofis, produktivitas berkenaan dengan usaha atau kegiatan manusia untuk menghasilkan barang atau jasa yang berguna untuk pemenuhan kebutuhan hidup manusia dan masyarakat pada umumnya. Sebagai konsep filosofis, produktivitas mengandung pandangan hidup dan sikap mental yang selalu berusaha untuk meningkatkan mutu kehidupan dimana keadaan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, dan mutu kehidupan hari esok harus lebih baik dari hari ini. Hal ini yang memberi dorongan untuk berusaha dan mengembangkan diri. Sedangkan konsep sistem, memberikan pedoman pemikiran bahwa pencapaian suatu tujuan harus ada kerja sama atau keterpaduan dari unsurunsur yang relevan sebagai sistem. Produktivitas pada dasarnya mencakup sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa kehidupan hari kemarin harus lebih baik dari hari ini. Cara kerja hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hasil kerja yang dicapai esok hari harus lebih baik dari yang diperoleh hari ini. (Payman J. Simanjuntak, 1987: 3435). Pengertian tersebut menjelaskan bahwa di dalam meningkatkan produktivitas kerja memerlukan sikap mental yang baik dari pegawai, disamping itu peningkatan produktivitas kerja dapat dilihat melalui cara kerja yang digunakan dalam melaksanakan kegiatan dan hasil kerja yang diperoleh. Sehingga dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa di dalam produktivitas kerja terdapat unsur pokok yang merupakan kriteria untuk menilainya. Ketiga unsur tersebut adalah unsurunsur semangat kerja, cara kerja, dan hasil kerja. Unsur semangat kerja dapat diartikan sebagai sikap mental para pegawai dalam melaksanakan tugas tugasnya, dimana sikap mental ini ditunjukan oleh adanya kegairahan dalam melaksanakan tugas dan mendorong dirinya untuk bekerja secara lebih baik dan lebih produktif. Sehingga apabila kondisi yang demikian dapat dijaga dan dikembangkan terus menerus, tidak mustahil upaya untuk meningkatkan produktivitas kerja akan dapat tercapai. Untuk menilai semangat kerja karyawan dapat dilihat dari tanggung jawabnya dalam melaksanakan tugas pekerjaanya. Hal ini sebagai mana dikemukakan oleh Alfred R. Lateiner dan LE. Lavine bahwa
“faktorfaktor yang mempunyai pengaruh terhadap semangat kerja yaitu kesadaran akan tanggung jawab terhadap pekerjaanya” (Alfred R. Lateiner dan JE. Lavine, 1983: 57). Unsur kedua dari produktivitas kerja adalah cara kerja atau metode kerja. Cara atau metode kerja pegawai dalam melaksanakan tugas pekerjaannya dapat dilihat melalui kesediaan para pegawai untuk bekerja secara efektif dan efisien. Ukuran ketiga dari produktivitas kerja adalah hasil kerja. Hasil kerja merupakan hasil yang diperoleh dari pekerjaan yang dilaksanakan oleh karyawan. Hasil kerja yang diperoleh oleh pegawai merupakan prestasi kerja pegawai dalam melaksanakan tugastugasnya. Hasil kerja ini dapat dilihat dari jumlah atau frekuensi di atas standar yang ditetapkan. Hal ini menandakan bahwa karyawan tersebut produktif di dalam menyelesaikan tugastugas pekerjaannya. Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka dapat disimpulkan oleh peneliti bahwa produktivitas kerja pegawai dapat diukur dengan adanya semangat kerja dari pegawai dalam menyelesaikan setiap tugas yang dibebankannya, dengan selalu berdasarkan pada cara kerja atau metode kerja yang telah ditetapkan sehingga akan diperoleh hasil kerja yang memuaskan. Dari pendapat di atas, dapat menyimpulkan bahwa produktivitas kerja adalah suatu kemampuan untuk melakukan kegiatan yang menghasilkan suatu produk atau hasil kerja sesuai dengan mutu yang ditetapkan dalam waktu yang lebih singkat dari seorang tenaga kerja. Berdasarkan pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa produktivitas adalah sikap mental dari pekerja untuk senantiasa berkarya lebih dari apa yang telah dan sedang diusahakan dalam rangka mempercepat pencapaian tujuan dari suatu usaha. 1. Faktorfaktor yang mempengaruhi produktivitas kerja Menurut Sukarna (1993:41), produktivitas kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu : a. Kemampuan dan ketangkasan karyawan b. Managerial skill atau kemampuan pimpinan perusahaan. c. Lingkungan kerja yang baik. d. Lingkungan masyarakat yang baik. e. Upah kerja. f. Motivasi pekerja untuk meraih prestasi kerja. g. Disiplin kerja karyawan. h. Kondisi politik atau keamanan, dan ketertiban negara. i. Kesatuan dan persatuan antara kelompok pekerja. j. Kebudayaan suatu negara. k. Pendidikan dan pengalaman kerja. l. Kesehatan dan keselamatan pekerja karyawan. m. Fasilitas kerja. n. Kebijakan dan sistem administrasi perusahaan. 2. Pengukuran produktivitas kerja Pengukuran produktivitas kerja pada dasarnya digunakan untuk mengetahui sejauhmana tingkat efektivitas dan efisiensi kerja karyawan dalam menghasilkan suatu hasil. Dalam usaha untuk dapat mengukur tingkat kemampuan karyawan dalam mencapai sesuatu hasil yang lebih baik dan ketentuan yang berlaku (kesuksesan kerja). Tingkat produktivitas kerja karyawan yang dapat diukur adalah : a. Penggunaan waktu
Penggunaan waktu kerja sebagai alat ukur produktivitas kerja karyawan meliputi : 1) Kecepatan waktu kerja 2) Penghematan waktu kerja 3) Kedisiplinan waktu kerja 4) Tingkat absensi b. Output yaitu hasil produksi karyawan yang diperoleh sesuai produk yang diinginkan perusahaan. Pengukuran produktivitas digunakan sebagai sarana untuk menganalisa dan mendorong dan efisiensi produksi. Manfaat lain adalah untuk menentukan target dan kegunaan praktisnya sebagai patokan dalam pembayaran upah karyawan. Tujuan pengukuran produktivitas adalah membandingkan hasil hal hal berikut : a. Pertambahan produksi dari waktu ke waktu. b. Pertambahan pendapatan dari waktu ke waktu. c. Pertambahan kesempatan kerja dari waktu ke waktu. d. Jumlah hasil sendiri dengan orang lain. e. Komponen prestasi utama sendiri dengan komponen prestasi utama orang lain (Rusli Syarif, 1991:7). Alat pengukuran produktivitas karyawan perusahaan dibedakan menjadi dua macam, yaitu : a. Physical productivity Physical productivity adalah produktivitas secara kuantitatif seperti ukuran (Size) panjang, berat, banyaknya unit, waktu dan banyaknya tenaga kerja. b. Value productivity Value productivity adalah ukuran produktivitas dengan menggunakan nilai uang yang dinyatakan dalam rupiah, yen, won, dollar (J. Ravianto,1986:21). Pengukuran produktivitas ini mempunyai peranan yang sangat penting untuk mengetahui produktivitas kerja sesuai dengan yang diharapkan perusahaan. Dalam penelitian ini yang menjadi pengukuran produktivitas kerja yaitu penggunaan waktu dan hasil kerja atau out put. Berdasarkan pendapat di atas maka pengukuran produktivitas dapat dilihat dari dua komponen yaitu: a. Efisiensi kerja Efisiensi kerja karyawan dapat dilihat dari ketercapaian terget, ketepatan waktu, ketepatan masuk kerja. b. Produksi Produksi kerja yang dihasilkan karyawan dapat dilihat dari kualitas, peningkatan setiap bulan dan persentase kesesuaian dengan harapan kantor.
C. Temuan dan Pembahasan
Teknologi Informasi dan Komunikasi pada kenyataannya telah banyak memainkan peranan teramat penting dalam manajemen perkantoran saat ini, lebih dikenal dengan Manajemen Perkantoran Modern. Pengelolaan manajemen saat ini berbeda dari generasi sebelumnya yang belum menerapkan teknologi informasi dan komunikasi. Jika dilihat dari sisi produktivitas kerja pegawai maka peranan TIK dalam manajemen perkantoran modern sangat luar biasa dalam memotivasi pegawai untuk lebih produktif. TIK lebih dikonotasikan
dengan komputer dan internet. Sebenarnya, TIK merupakan paduan dari manajemen, teknologi (komputer) dan telekomunikasi. Telekomunikasi inilah sebetulnya yang menjembatani hubungan komputer ke komputer. Jadi interkoneksi terjadi karena adanya alat telekomunikasi yang digunakan untuk menghubungkan server komputer satu ke komputer lainnya. Permasalahan tipikal di kantor adalah (1) tidak adanya jaringan ethernet yang menghubungkan komputer satu ke komputer lainnya dalam satu jaringan lokal (LAN), (2) belum adanya database yang sempurna sehingga kapan dan dimanapun database dapat diakses dan digunakan secara baik, (3) belum optimalnyanya penggunaan jaringan internet yang ada untuk dimanfaatkan sebagai sarana komunikasi dua arah melalui website kantor.