LAPORAN
LAPORAN
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA (K 3)
KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA (K 3)
HOTEL HORISON SAGITA - BALIKPAPAN
HOTEL HORISON SAGITA - BALIKPAPAN
Disusun Oleh :
Disusun Oleh :
KELOMPOK 3
KELOMPOK 3
1.
1. Tri
Tri Hadi
Hadi Saputra
Saputra
3.
3. Neneng
Neneng Hindhany
Hindhany
2. Billy
2. Billy
5. Dwi Harianto
5. Dwi Harianto
4. Anugerah Dharma P
4. Anugerah Dharma P
Makalah ini di buat dalam rangka
Makalah ini di buat dalam rangka
SERTIFIKASI AHLI K3 UMUM
SERTIFIKASI AHLI K3 UMUM
diselenggarakan oleh :
diselenggarakan oleh :
PJK3 PT. INDO TRAINING BALIKPAPAN
PJK3 PT. INDO TRAINING BALIKPAPAN
bekerja sama dengan
bekerja sama dengan
DINAS TENAGA KERJA TINGKAT I
DINAS TENAGA KERJA TINGKAT I
PROPINSI KALIMANTAN TIMUR
PROPINSI KALIMANTAN TIMUR
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
………...……….. i
KATA PENGANTAR
…..……… ii
BAB 1 PENDAHULUAN
……… 1
I.1 LatarBelakang ………1
I.2 Maksud dan Tujuan ………. 1
I.2.1 TujuanUmum …...….………….……… 1
I.2.2 TujuanKhusus ………..……….. 1
I.3 RuangLingkup ……… 2
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
…..………. 3
II.1 TempatKerja ………..……… 3
II.2 Temuan ………... 3
II.2.1 TemuanKesesuaian/Positif ………..……….. 3
II.2.2 TemuanKetidaksesuaian/Negatif
…...……….… 4
BAB III ANALISA TEMUAN DAN PEMBAHASAN
……… 8
BAB IV PENUTUP
..………. 8
IV.1 Kesim pulan ……… 11
IV.2 Saran ………11
Lampiran : Gambar HasilTemuan ...12
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan pujisyukur kehadiratTuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan bimbingan-Nya maka kami KelompokIII dapat menyelesaikan
Makalah hasil laporan Praktek KerjaLapangan (PKL) di bidangKesehatanKerja
dan Lingkungan Kerja guna memenuhi persyaratan untuk menjadi Ahli K3 di
lingkungan pekerjaan. Obyek pemantauan ini dilaksanakan di Hotel HORISON
SAGITA, Balikpapan.
Makalah ini merupakan kumpulan hasil temuan baik yang bersifat
positif maupun negatif pada saat pelaksanaan PKL tersebut. Disamping
itu,segala temuan yang kami dapatkan berisi saran atau rekomendasi yang
disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Hasil penyusunan makalah ini disadari masih jauh dari kesempurnaan
karena dalam proses penyusunannya memakan waktu yang relatif singkat. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan.
Atas perhatian dan kerja sama semua pihak, kami ucapkan banyak
terimakasih
KelompokIII
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Tempat kerja yang tidak sehat, tidak bersih dan tidak nyaman dapat
mengakibatkan timbulnya penyakit akibat kerja (PAK), yang tidak dikehendaki oleh
semua pihak dan berdampak negatif terhadap produktivitas kerja. Sebaliknya tempat
kerja yang bersih sehat dan nyaman akan dapt meningkatkan gairah kerja dan pada
akhirnya dapat meningkatkan produktivitas kerja.
Peran ahli K3 dalam pencegahan PAK kaitan nya dengan pemantauan dan
pengendalian dan nyaman.
Dasar Hukum penyusunan makalah lingkungan kerja dan kesehatan kerja (K3) :
A. Tentang Kesehatan dan Keselamatan
1.
Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja
2.
Permenbur no. 7 tahun 1964
3.
Permen No 1 /MEN/1981
4.
Kepmen 333/MEN/1989 Pasal 1
5.
Permen no. 3 /MEN/1982
6.
PERMEN LH no. 18 tahun 20097.
PERMENKES no, 48 tahun 20168.
Permen no. 187 tahun 1999
9.
Permenkes no. 1096/MENKES/PER/VI/2011
B.
Tentang Lingkungan Kerja
1.2
TUJUAN
Tujuan Umum dan Tujuan Khusus
a. Tujuan Umum adalah agar dapat memahami syarat – syarat pemahaman K3 di
bidang lingkungan kerja dan kesehatan kerja ditempat kerja.
b. Tujuan Khusus adalah agar dapat memahami pemahaman bahaya yang lebih
spesifik pada lingkungan kerja
c. Merekomendasikan langkah-langkah untuk mengendalikan potensi bahayanya
sebelum timbul gangguan atau kerugian terhadap tenaga kerja, asset perusahaan
dan lingkungan.
1.2.1
TUJUAN UMUM
Setelah megikuti pembelajaran ini peserta diharapkan memahami syarat-syarat
pelaksanaan K3 bidang lingkungan kerja,bahaya ditempat kerja dan penyakit
akibat kerja.
1.2.2
TUJUAN KHUSUS
Agar peserta Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) mampu:
a. Menyebutkan dasar hukum pengawasan norma K3 bidang lingkungan kerja
dan kesehatan kerja
b. Menjelaskan faktor-faktor lingkungan kerja yang berdampak pada kesehatan
kerja
c. Menjelaskan syarat-syarat kebersihan, kesehatan dan penerangan di tempat
kerja.
d. Menjelaskan K3 pengelolaan limbah di tempat kerja
e. Menjelaskan syarat-syarata K3 bekerja pada ruang terbatas
f. Menjelaskan tentang pengelolaan alat pelindung diri
Memberikan pembekalan peserta Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) mengetahui peraturan perundangan K3 lingkungan dan kesehatan kerja yang
ditinjau dari aspek normatif, adminstratif dan aspek dasar K3.
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1 Tempat Kerja& Lingkungan Kerja
Hotel Horison Sagita merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang
Jasa Perhotelan.Banyaknya fasilitas dan peralatan yang digunakan terutama yang
menyangkut bidang Lingkungan kerja dan kesehatan kerja serta jumlah karyawan
yang begitu banyak mengakibatkan semakin banyak pula sumber bahaya dan potensi
bahaya yang dapat ditimbulkan.
Management Hotel Horison Sagita – Balikpapan saat sekarang ini masih dalam
tahap melakukan pembenahan dalam Sistem Managemen K3 nyadengan melakukan
pembinaan dan pelatihan-pelatihan K3 untuk semua karyawannya, saat ini telah
memiliki 90 karyawan.
Dalam pembenahan dan pembinaan pelatihan K3, Horison Sagita Hotel –
Balikpapan telah bekerja sama dengan pihak PJK3 Indo Training.
2.2 Temuan
Studi banding yang diselenggarakan oleh PT. Indo training ke Hotel Horison
Sagita – Balikpapan berupa pengamatan lapangan, interview dan diskusi dengan
pengawas yang mendampingi selama proses pemantauan berlangsung. Kegiatan studi
oleh kelompok III ini dilakukan pada beberapa tempat seperti : Lobby, Aula, Parking
area, kitchen, ruang penampungan limbah terbuka dan tertutup, genset area,
swimming pool, toilet, dengan beberapa hasil temuan sebagai berikut:
2.2.1
Temuan Positif
a. Ruang Lobby Bersih
b. Terdapat penahan kaki ( Anti Slip )
c. Tata Ruang Yang nyaman
d. Tersedia Bak Sampah
e. Shif kerja yang memadai
f. Karyawan di bekali training internal oleh management
g. Melakukan pest Control secara berkala
h. Terdapat Ventilasi Udara
i.
Jadwal pembersihan yang berkala
j. Terdapat jalur drainase
k. Penerimaan karyawan harus melampirkan surat kesehatan
l. tersedia Pewangi ruangan
m. Memakai pembersih yang tidak berbahaya
n. Ketersediaan Toilet Untuk karyawan dan tamu
2.2.2
Temuan Negatif
a. Tidak ada Klinik yang memfasilitasi pertolongan pertama sebelum dirujuk ke RS
terdekat
b. Tidak ada paramedic / tenaga ahli medis
c. Tidak ada kotak P3k
d. Tidak ada petugas P3K
e. Tidak adanya brainstorming berupa Safety Induction dari Pihak Management
Hotel kepada tamu hotel yang dating baik berupa video maupun pemaparan secara
lisan dari pihak manajemen.
f.
Tidak ada Penampungan & pengelolaan Limbah B3
g. Posisi tempat duduk tidak ergonomis
h. Tidak ada sertifikat untuk karyawan yang menghandle chemical
i.
Penerangan di beberapa tempat sangat kurang
j.
Tidak ada pengujian faktor fisika & kimia
k. Tidak terdapat TPS (Tempat Pembuangan Sementara)
l.
Tidak ada kerjasama dengan Rumah sakit terdekat
m. Beberapa tempat sempit & panas
n. Terdapat kemungkinan Potensi PAK pada karyawan di Receptionist dan pekerja
Laundry
o. Tidak ada MCU tahap awal, Berkala dan Khusus
p. Program 5R dan 5S sudah ada namun tidak diterapkan secara konsisten
q. APD yang diberikan tidak sesuai dengan beban kerja / kategori tugas kerja
sehingga harus ada penelitian/pengujian Fisika dan Kimia sebelum APD diadakan
dan dibagikan untuk pekerja.
BAB III
ANALISA
Berdasarkan hasil temuan-temuan positif maupun negatif pada bidang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di HORISON Sagita Hotel Balikpapan, khususnya
mengenai BidangLingkungan & Kesehatan Kerja, maka perlu dilakukan analisa
untuk memberikan gambaran secara jelas terhadap tingkat kepatuhan terhadap
peraturan perundangan dan pelaksanaan sistem managemen K3.
Berikut analisa terhadap hasil temuan-temuan yang berhubungan dengan bidang
lingkungan & kesehatan kerja :
1. Analisa Temuan Positif
No. Temuan Analisa Dasar hukum
a. Lobby & halaman masuk Bersih Dengan lingkungan kerja yang bersih maka udara akan bersih dan tenaga kerja dapat relax dalam bekerja & penyakit dapat di
hindari
Permenbur no. 7 tahun 1964
Pasal 3 ayat 1 & 2 menerang kan bahwa tempat kerja dan halaman wajib bersih
b. Tersedia Bak Sampah & terdapat jadwal pembersihan yang berkala
Tersedianya bak sampah menyebabkan lingkungan lebih bersih dan kotoran
tidak berserakan sehingga kuman penyakit dapat di
hindari
Permenbur no. 7 tahun 1964 pasal 2 point c mengenai kewajiban perusahaan memajukan kebersihan dan ketertiban
c. Ketersediaan Toilet Untuk karyawan dan tamu dan fasilitas pendukung memadai seperti blower, tissue, kondisi lantai yang kering, dan tidak berbau.
Ketersedian toilet di tempat kerja membuat karyawan nyaman & dapat bekerja secara efektif
UU No 1 Tahun 1970 Permenbur no. 7 tahun 1964 pasal 6 yang menjelas kan mengenai toilet termasuk pengertian, petunjuk & jumlah
toilet yg harus di sediakan
d. Terdapat MSDS di area kitchen MSDS merupakan factor atau standar wajib untuk data penyimpanan barang
sehingga bisa
diketahui masa berlaku bahan/barang yang akan digunakan UU NO 1 Tahun 1970 Kepmen 197 Tahun 1999 tentang Pengendalian B3
e. Terdapat rancangan standarisasi tata ruang kebersihan di area dapur
Perencanaan tata ruang sangat penting untuk memudahkan pekerjaan dapat UU No. 1 Tahun 1970 UU No. 26 Tahun 2007 tentang Tata Ruang
dilakukan secara aman dan nyaman.
2. Analisa Temuan Negatif
No. Temuan Analisa Dasar hukum
1 a. Ruang Laundry
mempunyai potensi pencahayaan yang kurang, kerapian yang kurang, APD yang tidak gunakan.
Dengan karyawan sekitar 4 orang memiliki
kemungkinan PAK seperti Penyakit Kulit karena tidak ada kesadaran menggunakan Masker dan Sarung tangan, rabun mata karena kurangnya cahaya. Sanitasi yang kurang bersih memungkinkan munculnya penyakit. UU NO 1 TAHUN 1970 Kepmen 51 TAHUN 1999 Permen 08 TAHUN 2010 PMP no 7 Tahun 1964 Pasal 5
b. Tidak ada AK3 Umum dan struktur P2K3
Harus memiliki AK3 umum dan dibentuk P2K3 karena potensi bahaya akibat pekerjaan dilingkup perhotelan termasuk kategori sedang. UU NO 1 TAHUN 1970 Permen NO 2 TAHUN 1992 Permen NO 4 TAHUN 1987 P2K3 c. Tidak Adanya pelaksanaan MCU secara global meliputi 3 tahap yaitu awal, dan khusus hanya berkala 6 bulan sekali Pelaksanaan MCU karyawan merupakan tolak ukur proses pengawasan UU NO 1 TAHUN 1970 Pasal 8 ayat 1 :
d. Di tempat penyimpanan air minum, kebersihan, pencahayaan, kerapian dan struktur ruangan tidak memadai Munculnya potensi bahaya dapat cidera karena kondisi cahaya yang memadai, kurangnya kesadaran karyawan untuk kerapian ruangan dapat memicu kemanan dan kenyaman kerja tidak tercapai. Struktur ruangan yang sempit dapat memyebabkan pekerja melakukan pekerjaan secara tidak ergonomis. UU NO 1 Tahun 1970 Kepmen 51 Tahun 1999 Permen 01 Tahun 1979
e. Tidak ada petugas P3K& lisense petugas P3K
Tidak adanya petugas p3k maka
apabila terjadi insiden pihak hotel tidak dapat segera mengevakuasi korban & tidak dapat memberikan pertolongan yg maksimal bagi korban 03/Men/1982 (ttgpelayanankesehatantenagakerja) Bab II Pasal 3 ayat 1 yang isi nya Petugas P3k wajib memiliki lisensi
& buku kerja
f. Tidak izin pengelolaan Limbah B3 baik itu penyimpanan maupun pengangkutan ( Tempat Pembuangan Sementara) Izin sangat di perlukan agar aktifitas pengelolaan, penyimpanan dan pengangkatan bahan B3 dapat terpantau dengan baik agar tidak
UU NO 1 TAHUN 1970
PERMEN LH no. 18 tahun 2009 Pasal 2 mengenai izin B3 baik itu pengeolaan maupun pengangkatan
terjadi pencemaran lingkungan
g. Posisi tempat duduk tidak ergonomis
Posisi yang tidak ergonomis menyebabkan resiko cidera tulang belakang sampai kepada terjepitnya syaraf tulang belakang yg mengakibatkan kelumpuhan & cacat permanen UU NO 1 TAHUN 1970
PermenKes no, 48 tahun 2016 Pasal 1 ayat 7 mengenai pengertian
ergonomi & bagaimana cara agar karyawan dpat bekerja secara nyaman, efisien dan lebih produktif Permenbur no. 7 tahun 1964
Pasal 9 mengenai posisi tempt duduk yang layak untuk tenaga kerja
h. Tidak ada SDM khusus & bersertifikat untuk karyawan yang menghandle chemical Pihak hotel seharusnya menunjuk karyawan yg berkopeten & bersertifikat minimal petugas k3 kimia agar dapat menjalan kan prosedur dalam mengelola &menghandle bahan kimia berbahaya UU NO 1 TAHUN 1970
Permenaker no. 187 tahun 1999 Pasal 3 point b yang menjelaskan bahwa penyelanggara wajib
menunjuk petugas K3 kimia dan ahli k3 kimia
i. Penerangan di beberapa tempat sangat kurang seperti ruang penyimpanan air, ruang
laundry, ruang parkir.
Penerangan yang kurang baik dapat menyebabkan sakit mata & dapat terjadi cidera karena kurang nya pencahayaan
Permenbur no. 7 tahun 1964 pasal 14 mengenai penerangan di tempat
kerja
j. Tidak ada pengujian faktor fisik& kimia
Pengujian harus di lakukan agar dapat memantau sejauh mana faktor fisik &
Permen no. 187 tahun 1999 Pasal 16 point e megenai kewajiban pengurus untuk melaukan pengujian
kimia aman bagi tenaga kerja k. Ruang parkir areanya
minim atau terbatas sehingga peletakkan kendaraan R2 sangat berdekatan. Hal ini dapat menimbulkan cidera saat memindahkan kendaraan baik masuk ataupun
keluar.
Ruang parkir harus luas sehingga penataan kendaraan
keluar maupun masuk nyaman dan aman
UU No 1 Tahun 1970
PMP no 7 Tahun 1964 Pasal 5, 10
l. Penyusuan barang & Bahan Makanan yang tidak teraturur di area dapur
Di perlukan penyususnan barang yg baik agar
tenaga kerja dapat bekerja efektif dan
efisien tanpa terhalang barang dan mobilitas karyawan dapat terganggu UU No 1 Tahun 1970 Permenkes no. 1096/MENKES/PER/VI/2011 Tentang higenitas jasa boga
m. Rambu Parkir tidak terfasilitasi secara lengkap, struktur bangunan antara lantai dengan langit2/atap sangat berdekatan sehingga potensi cidera pada kepala sangat besar
terjadi.
Pemenuhan rambu parkir yang sesuai
dan jelas akan membantu pemilik
kendaraan dapat meletakkan kendaraannya sesuai dengan prosedur yang jelas
pada tempat parkir tersebut
UU No. 1 Tahun 1970
PMP no 7 Tahun 1964 Pasal 10
n. Peletakkan muster point di Kolam renang tidak
Pemenuhan peletakan rambu muster point harus
UU No. 1 Tahun 1970 Permen 132 thn 2015 tempat berkumpul darurat
sesuai pada tempatnya (diletakkan ditempat yang sempit/tidak luas) sehingga akan terjadi malfungsi jika akan diperlukan sewaktu-waktu.
ditempat yang luas dan mudah terlihat sehingga pada saat digunakan dapat membuat proses berkumpulnya karyawan menjadi mudah dan efisien
o. Ruangan Genset untuk operatornya tidak dilengkapi APD yang sesuai seperti ear plug atau ear muff.
Dengan pengadaan APD yang lengkap dan sesuai dapat
menghilangkan potensi bahaya dan
PAK terhadap karyawan tersebut
UU No. 1 Tahun 1970 pasal 14 huruf a & c
Kepmen 186/1999 Permen 08/2010
PMP 07 Tahun 1964 Pasal 2 ayat 1
p. Tidak adanya Klinik dan juga staff medis dan kerjasama dengan dinas kesehatan / Puskesmas atau Rumah Sakit terdekat
Setiap perusahaan yang berpotensi bahaya sedang dan
besar wajib memiliki klinik dan
tenaga ahli medis minimal dan juga
harus ada kerjasama dengan Rumah Sakit terdekat UU No 1 Tahun 1970 UU No 13 Tahun 2003 Pasal 86 UU No 23 Tahun 1992 UU No 36 Tahun 2009 Permen No 1/1979 Pasal 2 q. Untuk karyawan receptionist memiliki potensi PAK karena diharuskan berdiri dengan menggunakan sepatu wanita high heels dengan durasi jam kerja yang lebih dari 8 jam perhari dan hanya ada 1 hari day
Karyawan harus melakukan istirahat minimal 10 menit untuk
mengistirahatkan kerja otot kaki bagi yang diharuskan bekerja dengan posisi berdiri lebih
dari 8 jam. Penggunaan money UU No 1 Tahun 1970 Kepmen 1/Men/1981 Kepres 22 Tahun 1992 PMP no 7 Tahun 1964 Pasal 9
off sehingga dapat menimbulkan karyawan mengalami penyakit yang disebabkan factor ergonomis pada saat melakukan pekerjaaan. Karyawan tersebut juga menggunakan money detector namun frekuensi penggunaan alatnya sangat rendah detector harus diberikan suplemen makanan atau minuman untuk mengurangi resiko akibat pengunaan mesin tersebut.
r. Tidak terdapat stiker Jagalah Kebersihan
Hal ini terkait dengan tidak terpenuhinya program 5R di lingkungan Hotel Horison Sagita Balikpapan
Wajib disediakan stiker untuk menumbuhkan kesadaran diri dari setiap pekerja maupun tamu hotel untuk menjaga kebersihan dan kerapian tempat kerja UU No 1 tahun 1970 Permenkes 80 TAHUN 1990
s. Pembuangan limbah cair tidak terawat (buntu)
Pembuangan harus dibersihkan secara berkala sehingga mencegah kebuntuan saluran pembuangan. UU No 1 Tahun 1970 Kepmen No 197 Tahun 1999
t. Tidak terdapat emergency exit mencakup sebagian besar ruangan dihotel
Emergency Exit sangat diperlukan guna memudahkan karyawan maupun tamu hotel untuk mencapai area aman (tempat berkumpul darurat
/ muster point)
UU No 1 Tahun 1970
Permenkes No.48 tahun 2016 Kepmen 186 Tahun 1999
apabila terjadi bahaya didalam
ruangan hotel u. Tidak terdapat Safety
Induction dari pihak hotel kepada Tamu Hotel
Pengadaan pelaksaan Safety Induction sangat diperlukan untuk tujuan mengenali lingkungan / area yang berpotensi ataupun tidak terhadap bahaya. Salah satu contoh dibuatnya video disetiap kamar hotel dan lobby serta pemaparan safety induction dari pihak hotel setiap sesi acara dengan tamu hotel.
UU No. 1 Tahun 1970 Pasal 14