• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH FISIOLOGI OLAHRAGA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MAKALAH FISIOLOGI OLAHRAGA"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH FISIOLOGI OLAHRAGA

DOPING

Dosen Pengampu: Jaka Sunardi, M. Kes

Nama : Della Ardhani NIM : 11601244010

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2012

(2)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Ambisi untuk menang dalam jagat olahraga, baik bagi kebanggaan diri sendiri, keluarga, maupun negara, menyebabkan atlet, pelatih, atau si orang tua atlet menghalalkan segala cara. Tersering, cara yang digunakan adalah meminum secara teratur obat, ramuan tetumbuhan, atau zat tertentu agar otot tubuh menjadi besar dan kuat.

Tak perlu bertanya kepada para pelaku, kita bisa menduga bahwa prestasi, gengsi, ambisi, bonus, uang, ketenaran, hiruk pikuk tepukan dan puja puji adalah jawaban mengapa seorang atlet menggunakan doping. Bisa jadi atlet hanyalah alat dari ambisi terselubung sebuah institusi induk organisasi, atau siapapun yang berada di balik layar, atau bahkan sebuah negara. Nilai sportifitas dalam beberapa cabang olahraga sering ternoda oleh pemakaian obat doping yang dikonsumsi atletnya. Persaingan prestasi olahraga yang semakin ketat membuat sebagian atlet sering menghalalkan berbagai cara.

Sejauh ini, jika seorang olahragawan dicurigai dan pada pemeriksaan berikutnya benar-benar terbukti menggunakan Doping, maka dialah terdakwa utama, mungkin ada kambing hitam yang ikut berperan namun luput dari jeratan sanksi. Atau, tak jarang pula olahragawan tersebut memang pengguna doping sejati yang merancangnya secara sistematis demi sebuah prestasi.

Kita memaklumi, banyak negara menjadikan olahraga bak sebuah industri, melibatkan uang, melibatkan berbagai pihak dan kepentingan. Di sisi lain, sajian olahraga menjadi makin menarik, penuh pesona, mampu menyedot perhatian berjuta pasang mata, menciptakan kelompok-kelompok para fans, melecut gairah, menggugah histeria. Kadang memicu pertengkaran, perkelahian atau bahkan nyawapun jadi tumbal. Untuk itulah para olahragawan (dan para ofisial) dituntut selalu tampil prima untuk meraih impian, yakni kemenangan dan prestasi.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu doping?

2. Apa saja jenis-jenis doping?

3. Apakah dampak dari penggunaan doping bagi tubuh? 4. Mengapa penggunaan doping dilarang?

(3)

BAB II PEMBAHASAN 1. Doping

Kata Doping sendiri berasal dari kata dope, bahasa suku Kaffern di Afrika Selatan yang artinya minuman keras berkonsentrasi tinggi dari campuran akar tumbuhan yang biasa dipakai suku setempat untuk perangsang (stimulan) pada acara trance adat. Sedangkan Doping dalam Bahasa Inggris berarti zat campuran opium dan narkotika untuk perangsang. Kata doping pertama kali dipakai di Inggris pada tahun 1869 untuk balapan kuda di Inggris, di mana kuda didoping agar menjadi juara.

Menurut UU No.3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional, Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 ayat 22, Doping adalah penggunaan zat dan/atau metode terlarang untuk meningkatkan prestasi olahraga.

Menurut International Congress of Sport Sciences; Olympiade Tokyo 1964 : Doping adalah pemberian/penggunaan oleh peserta lomba berupa bahan yang asing bagi organisme melalui jalan apa saja atau bahan fisiologis dalam jumlah yang abnor-mal atau diberikan melalui jalan yang abnormal, dengan tujuan meningkatkan prestasi.

Sesuai dengan Undang Undang No.3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional dalam Bab XVIII pasal 85 ayat (1) diuraikan : Doping dilarang dalam semua kegiatan olahraga. Ayat (2) : Setiap induk organisasi cabang olah-raga dan/atau lembaga/organisasi olahraga nasional wajib membuat peraturan doping dan disertai sanksi. Ayat (3) : Pengawasan doping sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Pemerintah.

Di Indonesia, wadah yang melakukan pengawasan doping adalah LADI (Lembaga Anti Doping Indonesia). Sedangkan pada tingkat dunia, pengawasan dilakukan oleh WADA (World Anti Doping Agency).

(4)

2. Jenis-Jenis Doping

Obat-obatan yang dilarang oleh Badan Anti Doping Dunia dalam daftar tahun 2004 dapat dimasukan dalam delapan golongan. Ke delapan golongan tersebut adalah sebagai berikut :

a). Stimulants

Stimulan adalah obat yang digunakan untuk meningkatkan aktivitas fisik dan kewaspadaan dengan meningkatkan gerak jantung dan pernapasan serta meningkatkan fungsi otak. Dengan berkerja pada sistem saraf pusat, stimulan bisa merangsang tubuh baik secara mental dan fisik. Contohnya adalah adrafinil, kokain, modafinil, pemoline, selegiline. Dilarang karena dapat merangsang pikiran atau tubuh, sehingga meningkatkan kinerja dan memberi atlet keuntungan yang tidak adil.

Atlet menggunakannya untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam latihan pada tingkat yang optimal, menekan kelelahan tempur dan nafsu makan.

b). Narcotic Analgesics

Analgesik narkotik biasanya mengambil bentuk obat penghilang rasa sakit yang bekerja pada otak dan sumsum tulang belakang untuk mengobati rasa sakit yang terkait dengan stimulus yang menyakitkan. Contohnya : buprenorfin, dextromoramide, heroin, morfin, petidin. Analgesik narkotik dilarang karena dapat digunakan untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri dirasakan dari cedera atau sakit sehingga untuk membantu atlet dalam latihan yang lebih keras dan untuk jangka waktu yang lama. Bahaya dalam hal ini adalah bahwa obat itu hanya menyembunyikan rasa sakit tidak mengobati sakitnya itu sendiri.

Akibatnya, atlet mungkin memiliki rasa aman yang palsu, dan dengan terus melatih dan bersaing, resiko kesehatan menjadi meningkat. Oleh karena itu obat ini dilarang digunakan dalam kompetisi.

c). Cannabinoids

Cannabinoids adalah bahan kimia psikoaktif berasal dari tanaman ganja yang menyebabkan perasaan relaksasi. Contohnya adalah hashis, minyak hashis, marijuana. Marijuana umumnya tidak dianggap meningkatkan kinerja, tapi dilarang karena penggunaannya merusak citra olahraga. Ada juga faktor keamanan terlibat karena

(5)

penggunaan ganja dapat melemahkan kemampuan atlet, sehingga mengorbankan keselamatan atlet dan pesaing lainnya.

Atlet menggunakannya untuk meningkatkan waktu pemulihan mereka setelah latihan, meningkatkan denyut jantung mereka, mengurangi kelemahan mereka. Obat ini Dilarang dalam kompetisi.

d). Anabolic Agents

Anabolik steroid androgenik (AAS) adalah versi sintetis dari hormon testosteron. Testosteron adalah hormon kelamin laki-laki ditemukan dalam jumlah besar pada kebanyakan laki-laki dan di beberapa perempuan. Anabolik steroid androgenik masuk ke dalam salah satu dari dua kategori: 1). Steroid eksogen adalah substansi yang tidak mampu diproduksi oleh tubuh secara alami, dan 2). Steroid endogen adalah mereka zat yang mampu diproduksi oleh tubuh secara alami. Contoh steroid eksogen adalah drostanolone, metenolone dan oksandrolon, sedangkan contoh steroid endogen adalha androstenediol (andro), dehydroepiandrosterone (DHEA) dan testosterone. Agen anabolik hanya boleh diresepkan untuk penggunaan medis saja. Dilarang karena penggunaan agen anabolik dapat meningkatkan kinerja seorang atlet, memberikan mereka keuntungan yang tidak adil. Kemungkinan lain adalah efek samping yang serius medis bagi pengguna.

Atlet menggunakannya untuk meningkatkan ukuran dan kekuatan otot, mengurangi jumlah waktu yang diperlukan untuk pulih setelah latihan,dan untuk melatih lebih keras dan untuk jangka waktu yang lama. Obat ini dilarang di dalam dan di luar kompetisi.

e). Peptides Hormones

Hormon peptida adalah zat yang diproduksi oleh kelenjar dalam tubuh ,dan setelah beredar melalui darah, dapat mempengaruhi organ-organ dan jaringan lain untuk mengubah fungsi tubuh. Contohnya adalah eritropoietin, hormon pertumbuhan manusia, insulin, corticotrophins. Hormon Peptida yang merupakan pelayan pembawa pesan antara organ berbeda, dilarang karena merangsang berbagai fungsi tubuh seperti pertumbuhan, perilaku dan sensitifitas terhadap rasa sakit.

(6)

Atlet menggunakannya untuk merangsang produksi hormone alami, meningkatkan pertumbuhan otot dan kekuatan, dan meningkatkan produksi sel darah merah yang bisa meningkatkan kemampuan darah untuk membawa oksigen. Obat ini filarang di dalam dan di luar kompetisi.

f). Beta-2 Agonists

Beta-2 agonis adalah obat yang biasa digunakan untuk mengobati asma dengan relaksasi otot-otot yang mengelilingi jalan napas dan membuka saluran udara. Contohnya : bambuterol hidroklorida, hidroklorida reproterol, hidroklorida tulobuterol. Dilarang karena mereka dapat memberikan keuntungan yang sama dengan Stimulan (no 1) atau, jika diberikan ke dalam aliran darah, memiliki efek anabolic (lihat no 4).

Atlet menggunakannya untuk meningkatkan ukuran otot mereka dan mengurangi lemak tubuh. Bila dimasukan melalui mulut atau pun dengan suntikan, Beta-2dapat memiliki efek stimulasi yang kuat. Obat ini dilarang di dalam dan di luar kompetisi.

g). Masking Agents

Agen masking adalah produk yang berpotensi dapat menyembunyikan keberadaan zat terlarang dalam urin atau sampel lainnya. Contohnya : epitestosterone, dekstran, diuretik, probenesid. Dilarang karena Masking Agen dapat menyembunyikan keberadaan zat terlarang dalam urin seorang atlet atau sampel lainnya, yang memungkinkan mereka untuk menutupi penggunaan dan memperoleh keunggulan kompetitif yang tidak adil.

Atlet memang menggunakannya untuk menyembunyikan penggunaan zat terlarang dalam proses pengujian. Obat ini dilarang di dalam dan di luar kompetisi

h.) Glucocorticosteroids

Dalam pengobatan konvensional, glukokortikosteroid digunakan terutama sebagai obat anti-inflamasi dan untuk meringankan rasa sakit. Mereka umumnya digunakan untuk mengobati asma, demam, peradangan jaringan dan rheumatoid arthritis. Contohnya : deksametason, flutikason, prednison, triamsinolon, asetonid dan rofleponide. Dilarang karena ketika diberikan secara sistemik (ke dalam darah) glukokortikosteroid dapat menghasilkan perasaan euforia, berpotensi memberikan keuntungan yang tidak adil bagi atlet. Atlet menggunakannya biasanya untuk menutupi rasa sakit yang dirasakan dari cedera dan penyakit. Obat ini dilarang di dalam kompetisi saja.

(7)

3. Dampak penggunaan Doping

Berikut ini merupakan dampak buruk atau bahaya doping bagi orang yang mengkonsumsinya :

1. Konsumsi obat doping pada atlet dapat meningkatkan prestasi yang melampai batas kemampuan normal. Keadaan ini tidak wajar dan berbahaya, karena rasa letih merupakan peringatan dari tubuh bahwa seseorang tersebut telah sampai batas kemampuannya. Jika dipaksakan bisa menimbulkan “exhaustion” yang membahayakan kesehatan. Overdose dapat berbahaya, dapat menimbulkan kekacauan pikiran, delirium, halusinasi, perilaku ganas, dan juga aritmia jantung yang dapat menimbulkan masalah serius. Untuk mengatasi gejala ini digunakan sedative misalnya diazepam.

2. Doping dengan suntikan darah akan menimbulkan reaksi alergi, meningkatnya sirkulasi darah di atas normal, dan mungkin gangguan ginjal. Golongan obat peptide hormonis dan analognya dapat berakibat si atlet menderita sakit kepala, perasaan selalu letih, depresi, pembesaran buah dada pada atlet pria, dan mudah tersinggung.

3.Dampak buruk dari suntikan eritropoetin adalah darah menjadi lebih pekat sehingga mudah menggumpal dan memungkinkan terjadinya stroke (pecahnya pembuluh darah di otak). 4. Pemakaian deuretika yang terlalu berlebihan dapat menyebabkan pengeluaran garam mineral

yang berlebihan. Sehingga mengakibatkan timbulnya kejang otot, mual, sakit kepala, dan pingsan. Pemakaian yang terlalu sering mungkin akan menyebabkan gangguan ginjal dan jantung.

5.Pemakaian obat analgesic pada atlit perempuan berfungsi menghilangkan rasa sakit ketika haid. Namuan dampak buruknya jika salah memilih obat bisa menyebabkan sulit bernapas, mual, konsentrasi yang hilang, dan mungkin menimbulkan adiksi atau ketagihan.

6. Salah satu jenis obat doping yang paling sering digunakan para atlet adalah obat-obatan anabolik, seperti hormon androgenik steorid. Jenis hormon ini punya efek berbahaya, baik bagi atlet pria maupun atlet perempuan karena mengganggu keseimbangan hormon tubuh dan dapat juga meningkatkan risiko terkena penyakit hati dan jantung. Jika atlit wanita mengkonsumsi obat ini, dapat menyebabkan tumbuhnya sifat pria, seperti berkumis, suara berat, dan serak. Selanjutnya, menimbulkan gangguan menstruasi, perubahan pola distribusi pertumbuhan rambut, mengecilkan ukuran buah dada, dan meningkatkan agresivitas. Bagi

(8)

atlet remaja, penggunaan obat ini dapat menyebabkan timbulnya jerawat. Dan yang paling mengkhawatirkan adalah pertumbuhannya akan berhenti.

7. Beta-blockers membendung penyampaikan rangsangan ke jantung, paru-paru dan aliran darah, memperlambat rata-rata detak jantung. Itu dilarang dalam olahraga seperti panahan dan menyelam karena menghindarkan getaran. Efek merugikan yang terjadi antar alain mimpi buruk, susah tidur, kelelahan, depresi, gula darah rendah dan gagal jantung.

8. HGH atau Human Growth Hormone (hormon pertumbuhan manusia), somatotrophin. menyamai hormon pertumbuhan dalam darah yang dikendalikan oleh mekanisme kompleks yang merangsang pertumbuhan, membantu sintesa protein dan menghancurkan lemak. HGH disalahgunakan oleh saingan untuk merangsang otot dan pertumbuhan jaringan. Efek yang merugikan termasuk kelebihan kadar glukosa, akumulasi cairan, sakit jantung, masalah sendi dan jaringan pengikat, kadar lemak tinggi, lemahnya otot, aktivitas thyroid yang rendah dan cacat.

4. Alasan pelarangan Doping

Banyak organisasi olahraga melarang penggunaan anabolika yang dimuat dalam suatu daftar khusus dengan alasan terutama mengacu pada ancaman kesehatan (gangguan fungsi hati dan tumor hati) atas obat peningkat performa, kesamaan kesempatan bagi semua atlet dan efek olahraga “bersih” (bebas doping) yang patut dicontoh dalam kehidupan umum. Selain obat, bentuk lain dari doping ialah doping darah, baik melalui transfusi darah maupun penggunaan hormon eritropoietin atau steroid anabolik tetrahidrogestrinon.

1. Alasan etis : penggunaan doping melanggar norma fairplay dan sportivitas yang merupakan jiwa olahraga.

2. Alasan medis : membahayakan keselamatan pemakainya. Atlet akan mengalami :

 Kebiasaan (Habituation)

 Kecanduan (Addiction)

(9)

BAB III PENUTUP

Kesimpulan

Doping adalah penggunaan obat obatan untuk meningkatkan perfomance dalam berolahraga. Bila karena suatu pengobatan terjadi kenaikan suatu kemampuan fisik karena khasiat obat atau karena dosis yang berlebih maka pengobatan tersebut dianggap sebagai suatu doping. Secara kesehatan, doping juga tidak dianjurkan atau bahkan dilarang oleh pemerintah. Secara psikologi, seorang yang memakai doping pasti akan dihantui ketakutan baik mental maupun psiskis atlet tersebut. Apabila seorang atlet ingin diakui dan berprestasi, maka ia harus berlatih dengan giat dan tekun serta bersaing dengan jujur tanpa doping. Karena doping hanya akan menejerumuskan dan merusak tubuh serta bila ketahuan menggunakan doping maka akan menanggung malu dan mendapatkan hukuman dari pihak yang berwenang yaitu WADA ( World Anti Doping Agency ), sebuah lembaga yang khusus menangani doping.

Segala keberhasilan itu perlu proses, tidak asal datang secara tiba-tiba seorang altet menjadi juara. Maka untuk menjadi juara perlu latihan yang teratur serta selalu berusaha dengan baik. Sebagai calon seorang guru olahraga, kelak kita tidak mengutamakan prestasi dengan cara curang tetapi kita harus menanamkan sifat jujur serta menjunjung tinggi sifat sportif dan fair play agar kemenangan itu sangat berarti dan lawan mengakui kehebatan kita. Pemerintah harus benar-benar menangani untuk masalah doping, pemerintah harus bekerja sama dengan pelatih serta memberi pengetahuan tentang bahaya doping terhadap kesehatan dan efek dari doping dalam jangka panjang terhadap tubuh nanusia agar para atlet terhindar dari doping.

(10)

Daftar Pustaka : http://ridwanaz.com/kesehatan/pengertian-doping-jenis-jenis-doping-obat-perangsang-prestasi-yang-dilarang/comment-page-1/ http://smamuhbulukumba.blogspot.com/2010/02/penggunaan-doping-dalam-olahraga.html http://rendrapjk08.wordpress.com/2010/10/27/doping-terhadap-olahraga-di-indonesia/ http://pratamawisnu.blogspot.com/2011/12/makalah-doping.html

(11)

adaptasi latihan olahraga terhadap fisiologi otot skelet

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

“Latihan merupakan gerakan dan kegiatan fisik yang melibatkan penggunaan kelompok otot besar, seperti latihan kalistenik, jogging, berenang, dan berlari” (Kent dalam Soni, 2008: 72). “Latihan olahraga merupakan salah satu modulator fungsi biologis yang bersifat ganda, yakni dapat menimbulkan pengaruh positif (meningkatkan dan memperbaiki), maupun pengaruh negatif (menurunkan dan merusak)” (Harjanto dan Santoso dalam Bawono, 2008: 102). Menurut Sugiarto, “Latihan olahraga yang dilakukan secara baik, teratur, progesif, dan tepat dosis akan menyebabkan peningkatan sistem adaptasi tubuh” (Bawono, 2008: 103).

Latihan merupakan salah satu tekanan ekstrim yang diterima oleh tubuh. Adaptasi fisiologis merupakan bentuk reaksi yang terjadi dalam tubuh untuk mempertahankan homeostatis tubuh saat menghadapi tekanan latihan olahraga. Ada empat bentuk adaptasi yang nampak dalam mempertahankan proses homeostatis tubuh, meliputi adaptasi neuromuscular, adaptasi metabolisme, adaptasi kardiorespiratori, dan adaptasi otot skelet. Selain empat bentuk

adaptasi tersebut, kelelahan otot merupakan salah bentuk mempertahankan homeostatis tubuh (Roger, 2009: 24).

“Salah satu bentuk adaptasi otot skelet pada latihan olahraga adalah terjadinya proses hipertropi” (Fox dalam Pardjiono, 2008: 114). Menurut Guyton dan Hall, (Pardjiono, 2008: 114) Pada otot skelet manusia belum ditemukan bukti bahwa latihan olahraga dapat

menyebabkan proses hyperplasia. B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah pengaruh latihan olahraga terhadap mekanisme hipertropi dan hyperplasia otot skelet?

2. Jelaskan bentuk-bentuk latihan terhadap hipertropi otot skelet?

3. Bagaimanakah mekanisme terjadinya kelelahan otot dan macam-macam cedera otot skelet?

C. Tujuan

1. Menjelaskan pengaruh latihan terhadap hipertropi dan hyperplasia otot skelet. 2. Menjelaskan bentuk-bentuk latihan terhadap hipertropi otot skelet.

3. Menjelaskan mekanisme kelelahan otot skelet dan macam-macam cedera otot skelet. D. Manfaat

1. Manfaat teoritis

Secara teoritis penulisan makalah ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan tentang proses adaptasi apa saja yang dapat terjadi akibat latihan, dan apa asaja pengaruhnya terhadap otot skelet.

2. Manfaat Praktis

Dalam penulisan makalah ini, kami berharap agar para pembaca khususnya masyarakat olahraga (pelatih dan atlet) untuk lebih memperhatikan dampak yang dapat timbul akibat latihan (Training) terhadap tubuh khususnya otot skelet, agar dapat dapat menjalankan latihan dengan prinsip-prinsip yang benar dan dapat mengoptimalkan penampilan.

(12)

1. Adaptasi adalah penyesuaian atau pengkondisian akibat pengaruh atau stimulus dari luar (Badudu, 2001: 7).

2. Adaptasi olahraga adalah perubahan struktur atau fungsi organ-organ tubuh yang sifatnya lebih menetap karena latihan fisik yang dilakukan dengan teratur dalam periode waktu tertentu (Vananen dalam Bawono,2008:103).

3. Latihan adalah gerakan atau kegiatan fisik yang menggunakan sekelompok otot besar, seperti latihan kalistenik, dansa, bersepeda, berlari dan lain-lain (Kent dalam Soni, 2008: 72). 4. Fisiologi adalah Ilmu yang mempelajari fungsi pada zat hidup dan mencoba menerangkan faktor-faktor fisik dan kimia yang bertanggung jawab akan asal, perkembangan, dan gerak maju kehidupa (Dault, 2006: 1).

5. Fisiologi olahraga adalah suatu diskusi mengenai batas tertinggi bagi sebagian besar mekanisme tubuh untuk menerima stress (Weineck dalam Pardjiono, 2008: 114).

6. Otot skelet adalah salah satu jenis otot yang menempel pada rangka dan mempunyai fungsi untuk gerak tubuh serta dalam menjalankan tugasnya dipengaruhi oleh kehendak (Dault, 2006: 37).

7. Hiperplasia adalah bertambahnya jumlah sel dari proses pembelahan ( Mouncastle dalam Pardjiono, 2008: 115).

8. Hipertropi adalah bertambahnya ukuran massa dan ukuran sel otot (Mouncastle dalam Pardjiono, 2008: 115).

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Latihan

“Latihan olahraga merupakan gerakan atau kegiatan fisik yang melibatkan penggunaan kelompok otot besar, seperti dansa, kalistenik, permainan dan aktivitas yang lebih formal seperti jogging, berenang, dan berlari” (Kent dalam Soni, 2008: 72). Menurut Maladi “Latihan olahraga adalah suatu bentuk kegiatan jasmani yang terdapat di dalam permainan, perlombaan dan kegiatan intensif dalam rangka memperoleh relevansi kemenangan dan prestasi olahraga” (Syarifuddin, 2009: 1).

Acute exercise adalah latihan yang dilakukan hanya sekali saja atau disebut juga dengan exercise, sedangkan chronik exercise adalah latihan yang dilakukan secara berulang-ulang sampai beberapa hari atau bahkan sampai beberapa bulan. Hal penting yang perlu

diperhatikan adalah dengan melakukan Training akan terjadi perubahan penting di dalam tubuh sedangkan dengan melakukan exercise perubahan yang terjadi kurang penting.

Perubahan yang terjadi saat seseorang melakukan exercise disebut dengan respon. Sedangkan perubahan yang terjadi karena training disebut adaptasi ( Bawono, 2008: 104).

B. Prinsip-Prinsip Latihan

Dalam mempelajarai prinsip umum berolahraga kita perlu memperhatikan tiga disiplin ilmu yaitu: Ilmu Faal (Fisiologik), Ilmu Jiwa (Psikologik), dan Ilmu Kependidikan (Pedagogik). Dari ketiga disiplin ilmu tersebut menghasilkan tiga hukum atau prinsip dasar berolahraga yaitu: hukum pedagogik, hukum psikologik, hukum fisiologik. Dalam berolahraga

dipengaruhi oleh tiga hukum fisiologik, yaitu : hukum overload, hukum kekhususan (Specificity), dan hukum reversibilitas (Reversibility) (Roger, 2009: 2).

a. Prinsip overload

“Prinsip overload banyak memperbaiki dalam kebugaran seorang, sehingga membutuhkan suatu peningkatan beban latihan yang akan menantang keadaan kebugaran seseorang. Beban latihan berfungsi sebagai suatu stimulus dan mendatangkan suatu respon dari tubuh” (Roger,

(13)

2009: 2).

Hanya dengan prinsip overload atau pembebanan yang meningkat seacara bertahap akan menghasilkan overkompensasi dalam kemampuan biologik. Karena itu, bias terjadi beban latihan terlampau ringan, jauh dibawah demand yang sesungguhnya dan sebaliknya bila proses pembebanan tersebut berlebihan maka akan terjadi overtraining (Sudrajat dkk, 2000: 28).

b. Prinsip kekhususan (Specificity)

“Prinsip kekhususan adalah bahwa beban latihan yang alami menentukan efek latihan”, latihan harus secara khusus untuk efek yang diinginkan”. “Metode latihan yang diterapkan harus sesuai dengan kebutuhan latihan”. Beban latihan menjadi spesifik ketika memiliki rasio ... dan struktur pembebanan latihan yang tepat” (Roger, 2009: 3).

c. Prinsip kebalikan (Reversibility)

Prinsip latihan yang lain adalah prinsip kebalikaan atau reversibility,

Prinsip kebalikan (reversibility) adalah apabila kita berhenti berlatih maka tubuh kita akan kembali ke keadaan semula atau kondisinya tidak akan meningkat. Tingkat kebugaran akan menurun jika pembebanan latihan tidak dilanjutkan (continued). Dalam pembebanan latihan, tuntutan ini adalah bahwa beban latihan harus berkelanjutan jika kebugaran umum dan khusus terus ditingkatkan, beban latihan harus ditingkatkan secara regular (Roger, 2009: 12). C. Fisiologi

Menurut Dault, (2006: 1-2) “Fisiologi merupakan ilmu yang mempelajari fungsi pada zat hidup, yang mencoba ... menerangkan faktor-faktor fisik dari kimia yang bertanggung jawab akan asal, perkembangan, dan gerak maju kehidupan”. Dia menambahkan, “dalam fisiologi manusia lebih membahas tentang sel, jaringan, organ, sistem organ dalam tubuh” ....

D. Fisiologi Olahraga

“Fisiologi olahraga adalah ilmu yang mempelajari tubuh manusia ... pada waktu olahraga”. “Fisiologi olahraga ... berusaha untuk mempelajari efek latihan terhadap tubuh, mempelajari bagaimana efisiensi tubuh manusia yang dapat diperbaiki dengan latihan” (Claudius, 2009: 3).

Fisiologi olahraga merupakan suatu diskusi mengenai batas tertinggi bagi sebagian besar mekanisme tubuh untuk menerima stress. Misalnya pada seseorang yang menderita demam yang sangat tinggi, mendekati tingkat letal, metabolisme tubuh meningkat sekitar 100 % di atas normal. Sebagai pembandinya yaitu metabolisme tubuh selama lari marathon, meningkat sampai 2000 % di atas normal (Weineck dalam Pardjiono, 2008: 114).

E. Otot

“Otot digunakan untuk menggerakkan bagian tubuh, dengan cara berkontraksi, kalau dikaitkan dengan kegiatan manusia fungsi otot memiliki urutan teratas ... terutama dalam latihan olahraga”. “ Otot yang terlatih akan menyebabkan otot tersebut menjadi lebih efisien artinya dalam pekerjaanya otot tersebut akan memerlukan relatif sedikit tenaga dibanding otot yang tak terlatih” (Tjaliek, 1992: 70).

“ Berdasarkan stuktur dan sifat fisiologik, otot dibagi menjadi 3 jenis, yakni otot skelet, otot polos dan otot jantung”, khusus untuk pergerakan tubuh dilakukan oleh otot skelet saja”. Hampir 50% tubuh tersusun oleh otot, sekitar 40%-nya adalah otot skelet, dan 5-10%-nya adalah otot polos dan otot jantung” (Guyton dan Hall, dalam Pardjiono 2008: 112). F. Otot Skelet

(14)

Berdasarkan uraian di atas, salah satu jenis otot pada manusia adalah otot skelet atau otot rangka.

Otot ini kebanyakan melekat pada tulang sehingga disebut sebagai otot rangka atau tulang. Penampang otot skelet jika diamati dengan mikroskop akan nampak seperti lurik. Otot ini memiliki sifat bisa diperintah oleh kehendak (voluntary), artinya dalam proses pemendekanya tergantung kepada kemauan atau kehendak. Otot skelet ada dua macam yakni otot merah atau slow twich dan otot putih atau fast twich. Otot merah kontraksinya lambat memiliki banyak pembuluh darah, power tidak begitu besar, tetapi tahan lama. Otot putih kontraksinya cepat, tidak banyak mengandung pembuluh darah, power tidak begitu besar, dan tetapi tidak tahan tahan lama dalam melakukan kontraksinya ( Tjaliek, 1992: 73).

Gambar 2. 1 Susunan otot skelet (Sumber ; Gibson:1995: 34).

“Otot skelet terdiri beberapa komponen, yaitu sarkolema, myofibril, dan sarkoplasma” (Thibodeau dan patton dalam Pardjiono, 2008: 113-114). “Sarkolema adalah membran sel serabut otot yang terdiri dari membran plasma dan lapisan luarnya terdiri dari lapisan

polisakarida dan mengandung banyak serat kolagen”. “Ujung-ujung serabut otot yang dilapisi sarkolema akan menyatu ... dan bergabung dengan serat tendon otot”. “Beberapa serat tendon otot akan bergabung menjadi berkas otot membentuk tendon otot dan melekat pada tulang (Guyton dan Hall dalam Pardjiono, 2008: 113).

Menurut Guyton dan Hall, “Tiap-tiap serabut otot mengandung beratus-ratus bahkan beribu-ribu myofibril yang terdiri dari filament aktin dan myosin, yang terlihat sebagai bintik-bintik pada potongan melintang”. Selain itu, “Filamen aktin dan myosin ... berperan dalam

kontraksi otot” . “Pita gelap tebal disebut pita A, bersifat anisotop, terdiri dari filament myosin yang tersusun parallel”. Sedangkan, “Pita terang lebar disebut pita I, bersifat isotrop, terdiri dari filament aktin yang terbagi menjadi dua yang simetris oleh sebuah pita A terdapat pita yang lebih terang dan lebar, juga membagi dua simetris pita A, disebut pita H”. Daerah yang terletak diantara dua pita Z disebut sarkomer” (Pardjiono, 2008: 114).

Menurut Patton,Fuch dan Hille, “Myofibril terbagi menjadi dua yaitu miofilamen atau

filament myosin lebarnya 10-14 nm dengan panjang 1,6m, sedangkan filament aktin lebarnya 7 nm dan panjangnya” (Pardjiono,2008: 113).

Gambar 2. 2 Struktur Anatomi Serabut Otot Skelet. (Sumber; Gibson, 1995: 34)

G. Adaptasi Latihan

Menurut Sugiarto, “ketika tubuh melakukan latihan fisik yang merupakan suatu bentuk stressor fisik dapat menyebabkan gangguan homeostatik, dan tubuh akan memberikan tanggapan berupa mekanisme umpan balik negatif” ( Bawono, 2008: 103).

Tanggapan tersebut berupa:

1. Respon “jawab sewaktu‟‟ adalah perubahan fungsi organ tubuh yang bersifat sementara dan berlangsung tiba-tiba, sebagai akibat dari aktivitas fisik. Perubahan fungsi ini akan segera

(15)

hilang dengan segera dan kembali normal setelah aktivitas dihentikan.

2. Adaptasi “ jawab lambat adalah perubahan struktur atau fungsi organ- organ tubuh yang sifatnya lebih menetap karena latihan fisik yang lebih dilakukan dengan teratur dalam periode waktu tertentu

(Vaananen dalam Bawono, 2008: 103).

“Reaksi adaptasi hanya akan timbul apabila beban latihan yang diberikan intensitasnya cukup memadai dan berlangsung cukup lama” (Vaananen dalam Bawono, 2008). Jadi latihan harus dilakukan dalam training zone dan durasi latihan dilakukan dalam waktu yang cukup lama. Menurut Supriadi, “chronic training adalah latihan yang dilakukan secara berulang-ulang sampai beberapa hari atau sampai beberapa bulan (Training)” (Bawono, 2008:103). “ Perubahan yang terjadi karena training disebut dengan adaptasi, salah satu bentuk adaptasi otot skelet pada olahraga, diantaranya terjadinya hipertropi otot, kelelahan otot ” (Tjaliek, 1992: 45).

H. Hipertropi Otot Skelet dan Hiperplasia Otot Skelet 1. Hipertropi Otot Skelet

“ Dengan olahraga otot dapat mengalami hipertropi, karena selama kita latihan menghasilkan faktor-faktor yang … mempengaruhi terjadinya hipertropi otot.‟‟ Sedangkan, “ Mekanisme hipertropi otot skelet dapat terjadi karena beberapa factor, antara lain hormon

pertumbuhan,IGF-1, sintesa protein miofibrilar, sintesa aktin protein aktin mRNA, aktifitas aktin promoter, rintangan dari ubiquitin ligases tertentu serta famili integrin yang secara umum sampai saat ini telah diketahui dapat berfungsi sebagai „‟ promotor‟‟ atau „‟inisiator‟‟ pada sel otot skelet untuk modulasi hipertropi otot " (Weineck dalam Pardjiono, 2008: 115). Calcineurin juga berperan dalam proses hipertropi otot, … yakni calmodulin-dependen phosphatase yang penting sekali dalam memberikan sinyal pada keadaan yang kelebihan muatan serat otot yang mengalami hipertropi otot (Astrand, Rodahl, Dahl dalam Pardjiono, 2008: 119). Kegunaan calcineurin dalam dalam hipertropi otot dengan beragam perintang farmakologi calcineurin. Calcineurin diaktifkan dalam otot yang terlalu berat melalui

peningkatan kronis dalam kalsium intraselular yang terjadi di bawah kondisi yang kelebihan muatan sebagai hasilnya dari suatu penggandaan syaraf yang di tengahi aktifasi serat otot dan muatan yang bersangkutan meningkat dalam IGF-1 (Weineck dalam Pardjiono, 2008). Sekali diaktifkan, calcineurin memberikan sinyal ke bawah gen yang terlibat dalam pengaturan ukuran serat otot melalui desphophorylation dari factor transkipsi substratnya, factor nuklir sel T yang diaktifkan (NFAT) (Selman, De Ruisseau dan Betters dalam Pardjiono,2008:117). Beragam isoform NFAT mampu untuk mengakifkan beragam gen, yang telah diimplikasikan dalam serat otot yang lemah dan gen otot yang hipertropi. Calcineurin diperlukan hanya pada waktu yang spesifik dan pertumbuhan kembali otot dari otot yang atropi, dan waktu ini beragam diantara beragam diantara otot cepat dan lambat (De Vol, Rotwein dan

Sadow,dalam Pardjiono, 2008).

Rintangan dari ubiquitin ligases tertentu juga berperan dalam hipertropi otot. Myostastin terdapat dalam otot yang mengalami hipertropi,peregangan otot dapat meningkatkan protein myostatin, sebaliknya ketika pada waktu terjadi muatan singkat menghalangi selama

peregangan. Kondisi yang kuat untuk pertumbuhan pada pengaturan otot myostatin adalah setelah lahir. Rintangan dari sintesa glikogen kinase-3a oleh suatu muatan negatif yang dominan atau LICI dihubungkan dengan suatu perluasan dari C2C12 myotubes dalam turunan (Amstrong,Wong dan Esser,dalam Pardjiono, 2008: 116 ).

Aktifasi‟‟ eksternal ‟‟ integrin dapat disebabkan oleh signaling transduction dari senyawa aggrin yang serupa integrin pada neuromuscular junction dan nitric oxide (NO) yang disekresi olek ujung serabut saraf (Selman,De Ruisseau dan Betters,dalam Pardjiono, 2008:

(16)

117). Sedangkan “ signaling transduktion pathways intraselular atau „‟internal‟‟ secara garis besar meliputi dua tahap”. “Tahap pertama signaling transduction pathways terjadi sampai pada tingkat modulasi transkipsi gen”, modulasi tersebut juga berjalan secara berjenjang secara cascade (De Vol, Rotwein dan Sadow,dalam Pardjiono, 2008 : 117). Selanjutnya, adalah “ Tahap kedua, signaling transduction pathways terjadi pada tingkat transkipsi gen ( inisiator dan inhibitor)”. “ Genetik renspons diawali dengan proses transkipsi, Proses ini sangat penting untuik diketahui, sebab proses tersebut terjadi secara pesifik pada gen yang terkait dengan biologis otot skelet. Proses transkipsi terdiri dari transcription-initiator factor dan transciption- inhibitor factor‟‟. “Kedua macam senyawa tersebut berupa senyawa

activator domain dan inhibitory domain kedua domain tersebut mempunyai ikatan pada DNA (DNA binding domain)” (Adams dan Haddad, dalam Pardjiono, 2008: 115).

Selanjutnya serangkaian mekenisme hipertropi otot tersebut adalah terbentuknya berbagai macam protein baik yang bersifat structural (terutama actin dan miosin) dan berbagai enzim untuk kepentingan metabolisme sel. Namun sampai saat ini proporsi sitesis semacam protein terutama yang menyangkut jumlah aktin dan miosin belum diketahui dengan jelas (Astrand, Rodahl dan K, Dahl dalam Pardjiono, 2008: 114).

2. Hiperplasia Otot Skelet

Menurut Claudius, “Sel-sel otot tidak mampu membelah secara mitosis, tetapi bukti-bukti eksperimental mengisyaratkan bahwa serat yang membesar dapat terputus menjadi dua di tengahnya, sehingga terjadi peningkatan jumlah serat (splitting)”. “Perubahan-perubahan adaptif yang terjadi di otot rangka secara bertahap berbalik ke keadaan semula dalam ... beberapa bulan apabila program latihan teratur yang menimbulkan perubahan itu dihentikan” (Claudius, 2009: 3).

Hiperplasia merupakan bertambahnya jumlah dari serabut otot akibat proses pembelahan. Pada otot manusia belum ditemukan bukti, bahwa pembebanan latihan fisik dapat terjadi hiperplasia, kalaupun terjadi jumlahnya sangat sedikit (Guyton dan Hall dalam Pardjiono, 2008: 114). Jadi mekanisme terjadinya hiperplasia otot skelet sangat jarang terjadi

dibandingkan dengan mekanisme hipertropi otots kelet. Kedua mekanisme tersebut juga bergantung pada prinsip-prinsip latihan yang dilakukan.

I. Mekanisme kelelahan otot skelet

Setiap otot berkontraksi akan terjadi asam laktat. Makin tinggi intensitas latihan makin banyak asam laktat yang terbentuk dan untuk mengurangi asam laktat diperlukan oksidasi .... Bila O2 yang masuk kedalam otot relatif sedikit bila dibanding dengan kebutuhan proses oksidasi, dapat dipastikan makin lama jumlah asam laktat akan bertambah banyak. Kadar asam laktat dalam otot mencapai 0,3%-0.6%, maka otot tak dapat bereaksi lagi terhadap rangsang, sehingga otot tersebut dapat dikatakan leleh total …. “ Bertambah banyaknya asam laktat ini dapat menghalangi rangsang yang dibawa oleh saraf menuju otot, sehingga tidak semua rangsang sampai pada otot dan otot akan berkurang kekuatannya.” “ Dengan demikian seseorang yang mempunyai kemampuan mengambil O2 yang baik saat latihan, ia tidak mudah lelah.‟‟

“ Apabila seseorang mengalami kelelahan akibat latihan, kemudian istirahat, maka setelah beberapa waktu ia akan pulih dengan ditandai kekuatan otot yang lebih besar. Keadaan ini dikenal dengan recovery. Jadi recovery adalah proses pemulihan kekuatan otot, bukan pemulihan tenaga. Proses recovery dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Otot yang lelah karena kada rasam laktat tinggi akibat latihan dengan intensitas tinggi. b. Kalau otot terus digunakan untuk latihan dan pemasukan O2 relatif sedikit, maka makin lama kadar asam laktat semakin tingi sehingga menghalangi saraf dan kekuatan semaikin lama makin menurun.

(17)

c. Dengan istirahat maka produksi asam laktat dan dio otot tak selalu ada proses oksidasi sehingga kadar asam laktat makin kecil, kemudian blokir terhadap rangsang hilang atau berkurang.

d. Setelah beristirahat kekuatan otot akan pulih kembali (Tjaliek, 1992: 77-79). J. Macam-Macam Cedera Otot Skelet Saat Latihan

“Selain menyebabkan adaptasi otot skelet yang bersifat positif, latihan juga dapat

menyebabkan pengaruh negatif ... diantaranya timbulnya berbagai macam cedera otot skelet” (Harjanto dan Santoso dalam Bawono, 2008: 102). Pertolongan pertama yang dianjurkan adalah dengan menerapkan metode RICE,” yaitu

R : rest = istirahat

I : ice = ditempel dengan iceatau bahan yang dingin C : compression = Ditekan dengan bebat elastic

E: elevation = bagian yang mengalami cedera tadi dinaikkan (Sumosarjuno, 1996: 157).

Berikut akan diuraikan beberapa macam-macam cedera otots kelet: a. Cedera achilles tendonitis,

cedera ini dengan mudah diketahui apabila tendo ditekan akan terasa sakit. Rasa sakit akan terasa lebih pada pagi hari, bisa juga saat akhir atau mulai latihan. Tendo Achilles mudah mengalami cedera apabila peregangan pada otot betis tidak cukup dilakukan atau bahkan tak melakukan sama sekali. Dapat juga karena otot betis terlalu kaku, banyak lari, mendapat beban latihan berat dan kecepatan tinggi. Pertolongan pertama pada cedera ini adalah dengan istirahat, gosoklah bagian yang sakit dengan es dan akan obat-obat anti inflamasi. Jangan latihan kecepatan dulu dan kurangi intensitas latihan (Sumosarjuno, 1996: 178).

b. Cedera strain

“Cedera lain otot skelet akibat latihan olahraga adalah strain atau pegel-pegel, mulai dari yang ringan hingga yang berat. Cedera ini disebabkan oleh latihan yang berlebihan pada otot tertentu” (Aminudin, 2009: 1).

c. Miogelosis

“Banyak atlet yang mengeluh bahwa otot-ototnya, terutama di punggung menjadi keras di beberapa tempat, hal ini terjadi akibat latihan olahraga yang cukup intensif dan

terus-menerus”. “Keluhan ini disebut dengan miogelosis ... Ada dua macam tipe miogelosis, yakni yang berbentuk bulat dan memanjang”. “Penyebab miogelosis belum begitu jelas, namun diduga akibat beban latihan beban lebih terhadap otot yang bersangkutan” (Sumosarjuno, 1990: 140).

d. Kram otot skelet

“Aktifitas [saat] keadaan otot tidak siap dapat mengakibatkan ketegangan berlebihan yang tidak dapat dikendalikan ... otot, atau sering disebut dengan kram otot”. “Kram otot umumnya terjadi pada saat mendekati akhir latihan, kontraksi otot ringan mula-mula berkembang saat awal latihan, yang bertambah berat saat seseorang mengalami kelelahan dan berkurang jika kerja otot berkurang”.

Kram otot akan meningkat jika panjang otot dalam keadaan sangat memendek. Otot yang mengalami kram akan tampak sangat tegang, bergerak-gerak di bagian tengahnya ... Kram otot diduga disebabkan oleh ketidakseimbangan mineral dalam tubuh, khususnya natrium. Keadaan kekurangan cairan dan kelelahan otot juga dipercaya dapat menyebabkan kram otot. Dengan demikian pencegahan kram otot adalah menjaga kondisi tubuh secara umum jika

(18)

hendak berlatih, mempertahankan nutrisi, perhatikan pemulihan kondisi tubuh jika setelah berlatih berat (Nani, 2009: 4).

BAB III PEMBAHASAN

A. Pengaruh latihan terhadap Hipertropi Dan Hiperplasia Otot Skelet

Dengan olahraga otot dapat mengalami hipertropi, karena selama kita latihan menghasilkan faktor-faktor yang mmempengaruhi terjadinya hipertropi otot. Sedangkan, Mekanisme hipertropi otot skelet dapat terjadi karena beberapa factor, antara lain hormon

pertumbuhan,IGF-1, sintesa protein miofibrilar, sintesa aktin protein aktin mRNA, aktifitas aktin promoter, rintangan dari ubiquitin ligases tertentu serta famili integrin yang secara umum sampai saat ini telah diketahui dapat berfungsi sebagai „promotor‟‟ atau „‟inisiator‟‟ pada sel otot skelet untuk modulasi hipertropi otot. Tidak semua latihan fisik dapat

menyebabkan hipertropi otot, pada intinya latihan dengan prinsip-prinsip yang benar, seperti overload progession yang dapat menyebabkan hipertropi otot skelet.

Selain mekanisme hipertropi, otot juga dapat mengalami hiperplasia yakni bertambahnya jumlah sel akibat pembelahan. Mekanisme terjadinya hiperplasia otot skelet sangat jarang terjadi dibandingkan dengan mekanisme hipertropi otot skelet.

B. Bentuk bentuk latihan terhadap hipertropi otot skelet

Mekanisme terjadinya hipertropi otot skelet juga dipengaruhi oleh bentuk-bentuk latihan. Pada umumnya apapun bentuk latihannya, kalau dilakukan dengan prinsip-prinsip yang tepat dan benar dapat menyebabkan hipertropi otot skelet.

Ketika otot skelet mengalami hipertropi, serabut-serabut myofibril aktin dan myosin yang berperan dalam proses kontaksi otot mengalami penambahan, selain itu enzim untuk

metabolisme energi juga bertambah. Berikut beberpa bentuk latihan yng berhubungan dengan hipertropi otot diantarnya:

1. Latihan kekuatan, apabila latihan kekuatan dilakukan dengan prinsip-prinsip yang benar maka hipertropi otot akan terjadi. Latihan kekuatan sangat penting untuk kekuatan otot, apabila latihan ini mengalami penurunan akan berlangsung hukum kebalikan.

2. Latihan beban, latihan beban atau weight training memang sangat berhubungan dengan hipertropi otot skelet. Tujuan dari latihan beban adalah melatih otot-otot tubuh, supaya mengalami peningkatan kekuatan. Intinya dengan latihan beban yang terkonsep dan teratur dapat menyebabkan penambahan masa serabut otot.

3. Latihan daya tahan, jenis latihan ini juga dapat mengakibatkan hipertropi otot, namun sangat sedikit. Adaptasi terbesar yang disebabkan oleh latihan ini adalah adaptasi biokimiawi dalam tubuh.

C. Mekanisme Terjadinya Kelelahan Otot dan Macam-Macam Cedera Otot Skelet Saat otot mengalami kontraksi dapat menghasilkan asam laktat, kadar asam laktat akan mengalami peningkatan dalam otot saat jmlah oksigen dan intensitas latihan tinggi. Asam laktat berhubungan dengan kelelahan otot, bahkan sebagian orang menganggap bahwa asam laktat merupakan penyebab utama terjadinya kelelahan otot. Padahal selain asam laktat ada dua factor lain yang memilki peranan yang cukup untuk terjadinya kelelahan otot, yakni naiknya denyut jantung yang semakin tinggi dan kehabisan simpanan glikogen dalam otot. Oleh karena itu melakukan praktek karbohidrat loading sebelum pertandingan yang

melelahkan dan intensitas tinggi perlu dilakukan untuk menjaga simpanan glikogen dalam otot. Apabila terjadi kelelahan otot, maka istirahat aktif maupun pasif sangat diperlukan. Sebaliknya jika dalam keadaan kelelahan kita tetap melakukan aktivitas atau latihan kadar

(19)

asam laktat dan denyut jantung akan semakin tinggi, dan cadangan glikogen semakin menurun akibatnya kekuatan semakin menurun, dan bahkan dapat terjadi berbagai macam cedera otot. Cedera otot yang terjadi akibat kelelahan diantarannya cedera strain. miogelosis, dan kram otot.

BAB IV PENUTUP A. Simpulan

1. Dengan olahraga dapat menyebabkan hipertrofi otot skelet, karena selam kita latihan dapat menghasilkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hipertropi otot skelet. Latihan yang overload progessive adalah salah satu prinsip latihan yang benar untuk menyebabkan mekanisme hipertropi otot skelet. Sedangkan sangan jarang dan sedikit sekali latihan dsapat mempengaruhi mekanisme hiperplasia.

2. Bentuk-bentuk latihan yang dapat mempengaruhi hipertropi otot skelet diantaranya adalah latihan kekuatan, latihan beban serta latihan daya tahan. Latihan beban dan latihan kekuatan sangat berhubungan, kedua macam latihan tersebut apabila dilakukan dengan prinsip-prinsip yang benar dapat menyebabkan hipertropi otot skelet. Sedangkan latihan daya tahan sangat sedikit sekali dapat menyebabkan hipertropi otot skelet. .

3. Kelelahan otot adalah suatu keadaan dimana kadar asam laktat semakin tinggi akibat latihan intensitasnya tinggi dan bertambah banyaknya asam laktat ini dapat menghalangi rangsang yang dibawa oleh saraf menuju otot, sehingga tidak semua rangsang sampai pada otot dan otot akan berkurang kekuatannya. Saat dalam keadaan kelelahan kita memaksakam untuk berlatih dengan intensitas yang tinggi dan durasi yang lama dapat menyebabkan berbagai macam cedera yang timbul, diantaranya cedera strain, miogelosis, dan kram otot. B. Saran

1. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh latihan dan hipertropi otot skelet untuk mempertajam pengetahuan yang sudah ada selama ini.

2. Pelatih dan atlet harus lebih memperhatikan lagi faktor fisiologi tubuh, khususnya otot skelet hubungannya dengan latihan, guna memperoleh penampilan yang optimal.

DAFTAR PUSTAKA

Aminudin. 2009. Cedera Otot Pada Olahraga Futsal.Http://mediascastore.com. diakses pada tanggal 25 februari 2010 jam 14.00.

Badudu. Sutan, Mohamad. 2001. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Bawono, M.N. 2008. Adaptasi latihan aerobic terhadap stress oksidatif dan antioksidan. Jurnal Ilmu Keolahragaan. 5(2): 102-110.

(20)

Cahyani, N. 2006. Pengaruh latihan terhadap kerja otot rangka. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Carlson, N. R.1994. Physiology ofbehaviour,5Th Ed, USA. Allyn and Bacon, Paramount Publish.

Claudius. 2009. Pengertian Fisiologi Olahraga. http://ikorsportscience.blogspot.com. Diakses padatanggal 26 maret 2010 jam 14.00.

Dault, Adhyaksa. 2007. Ilmu Faal. Jakarta: Cerdas Jaya.

Gibson, J.1995. Fisiologi Dan Anatomi Modern Untuk Perawat. Jakarta. EGC. Hlm: 75-78. Mountcastle,V.B.1980. Medical physiology.14Th.Ed. USA The C.V. Mosby Company. Pp; 1349-1364.

Nani. 2009. Kram Otot Pada Olahraga. http://Nani.Kramp-otot-pada-olahraga.html./. Diakses pada tanggal 24 februari 2010 jam 15.00

Patton, Fuchs, Hille, et all. 1990. Text book of physiology. 21Th. Ed. USA.W.B. Saunders Company. Pp:1461-1470, 1584.

Pardjiono, 2008. Hipertropi otot skelet pada olahraga. Jurnal ilmu keolahragaan.5(2):111-119.

Roger. 2009. Prinsip umum berolahraga. http://twdroger.blogspot.com/2009/10/prinsip-umum-or.html. diakses pada tanggal 14 februari 2010 juam 12.15.

Syarifuddin, Aip. 1990. Belajar Aktif Pendidikan Jasmani dan Kesehatan SMP. Jakarta: Grasindo.

Soni. 2008. Pengaruh Pemberian Latihan Fisik Terhadap Peningkatan kadar HB dan VO2max. jurnal ilmu keolahragaan.5(2): 71-85.

Sumosarjuno, Sadoso. 1990. Petunjuk praktis Kesehatan dan olahraga 2. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Sumosarjuno, Sadoso.1996. Sehat dan Bugar. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Sudrajat, Prawirasaputra. Lutan, Rusli. Ucup. 2000. Dasar-Dasar Kepelatihan. Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.

(21)

MAKALAH

“PENGARUH OLAHRAGA TERHADAP KESEHATAN”

OLAHRAGA KESEHATAN

Disusun Oleh :

RIAN SEPTIAN

2009 141 072

Kelas Ib

Dosen :

Bpk Drs Muhammad Waluyo, M.Pd

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

BIMBINGAN KONSELING

UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG

2009

Kata pengantar

(22)

Puji dan syukur kami ucapkan tuhan YME. Atas rahmatnya lah saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Topik tentang pengaruh olahraga terhadap kesehatan ini saya pilih karena memang sesuai dengan mata kuliah kita yaitu olahraga kesehatan. Makalah ini berisi tentang olahraga dan manfaat-manfaatnya.

Data-data yang dimuat dalam makalah ini berasal dari berbagai situs internet. Saya berusaha mengumpulkan sebanyak mungkin data-data terbaik untuk diberikan kepada teman-teman semua.

Perlu teman-teman sekalian semua ketahui bahwa dalam pembuatan makalah ini saya mengakui bahwa masih banyak kekurangan dimana-mana, maka dari itu sebelumnya saya meminta maaf sekaligus saya minta dimaklumi. Jika masih banyak kekurangan dalam makalah ini karena saya juga masih dalam tahap pembelajaran.

Semoga dengan makalah ini bisa menambah wawasan dan pengetahuan kita semua. Walaupun Cuma sedikit tetapi mungkin akan bermanfaat bagi kita semua. Dan saya harap teman-teman bisa mengambil pelajaran dari makalah kami ini. saya akhiri

Wassalam‟mualaikum wr wb

Daftar isi

Cover……….. 1 Kata pengantar……… 2 Daftar isi………. 3

(23)

Bab I PENDAHULUAN

Latar belakang masalah..….……….. 4 Masalah………. 5 Tujuan penulisan…..………. 5

Bab II PEMBAHASAN

A. Jenis olahraga dan manfaat-manfaatnya…...………. 5 B. Manfaat olahraga bagi persalinan……….. 9 C. Manfaat olahraga bagi anak-anak……….. 10 D. Manfaat olahraga terhadap kesehatan secara umum....……. 12

Bab III PENUTUP

Kesimpulan……….. 15 Saran……… 15 Daftar pustaka………. 15

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Kesehatan merupakan sesuatu yang sangat berharga yang harus dijaga agar kita dapat terus bertahan hidup di dunia ini. Kesehatan sangatlah penting. Karena kesehatan itu tidak dapat dibeli dengan uang. Kita sendirilah yang harus bertanggung jawab terhadap kesehatan

(24)

kita. Oleh karena itu, kita harus selalu menjaga kesehatan. Salah satu cara menjaga kesehatan ialah dengan berolahraga secara teratur. Selain olahraga, pola hidup juga dapat mempengaruhi kesehatan.

Olahraga merupakan bagian kegiatan yang dialakukan sedemikian rupa sehinggga jantung cukup terbebani. Ada banyak jenis olahraga yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan. Kita dapat memilihnya sesuai dengan selera atau kebutuhan kita. Karena setiap jenis olahraga mempunyai manfaat yang berbeda-beda bagi kesehatan. Kita tidak harus selalu melakukan kegiatan yang berat, cukup hanya dengan aktif beraktifitas dalam kehidupan sehari-hari, itu sudah cukup untuk menjaga kesehatan.

Walaupun berolahraga itu penting, tetapi masih banyak orang yang belum menyadarinya. Banyak penyakit yang bersumber dari pola hidup yang salah, seperti kurang bergerak dan berolahraga, serta kurang istirahat dan lupa makan. Orang-orang beralasan, mereka terlalu sibuk untuk berolahraga. Padahal olahraga sangat dibutuhkan. Olahraga juga dapat menghilangkan stress. Yoga misalnya, olahraga ini dapat menimbulkan ketenangan bathin. Karena itulah, dalam makalah ini akan dituliskan betapa pentingnya berolahraga, agar masyarakat sadar dan merubah pola hidupnya.

Masalah

Banyak orang yang tidak sadar betapa pentingnya olahraga. Namun banyak juga yang sadar, tapi ada saja alasan mereka untuk tidak berolahraga. Alasannya beragam, ada yang sibuk, malas, dan ada juga yang bilang olahraga itu hanya membuang-buang tenaga dan waktu saja. Pemikiran seperti itu harus dihilangkan, karena hal itu salah besar. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan ditunjukkan pentingnya berolahraga.

Tujuan penulisan

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah olahraga kesehatan dan bertujuan untuk memberitahukan masyarakat luas akan banyaknya manfaat olahraga dan olahraga apa saja yang bermanfaat bagi kesehatan.

(25)

BAB II

PEMBAHASAN

“Pengaruh olahraga terhadap kesehatan”

A. Jenis Olahraga dan manfaat-manfaatnya

1. Jogging

Jogging merupakan salah satu olahraga yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan. Tidak perlu punya keahlian khusus agar dapat melakukan jogging. Semua orang dari segala usia dapat melakukan jogging. Oleh karena itu, jogging termasuk salah satu olahraga yang paling banyak dilakukan. Dengan melakukan jogging, banyak manfaat yang bisa diperoleh, antara lain :

a. Membuat jantung kuat, dimana semakin memperlancar peredaran darah dan pernapasan.

b. Mempercepat sistem pencernaan dan membantu menyingkirkan masalah pencernaan. c. Menetralkan depresi.

d. Meningkatkan kapasitas untuk bekerja dan mengarahkan pada kehidupan yang lebih aktif.

e. Membantu membakar lemak dan mengatasi kegemukan. f. Dapat membantu mengatasi masalah dengan selera makan. g. Mengencangkan otot kaki, paha dan punggung.

h. Membuat tidur lebih nyenyak.

Selain manfaat-manfaat diatas, jogging juga dapat memberikan kesenangan secara fisik maupun mental. Apabila jogging dilakukan dengan benar, kelelahan tidak akan terasa meskipun telah menyelesaikan satu tur lebih dari yang dilakukan sebelumnya. Manfaat yang dirasakan ialah merasa nyaman di otot selama jogging dan setelahnya.

Sebelum jogging, lakukan peregangan terlebih dahulu. Dalam memulai jogging, sebaiknya bergerak dengan lambat dengan usaha kecil yang pertama dalam beberapa ratus meter untuk pemanasan otot. Lalu perlahan-lahan tambahkan kecepatan. Kalau sudah melakukan setengah rute, tingkatkanlah kecepatan berlari sesuai kemampuan. Jika rute cukup

(26)

panjang, bisa mengambil dua atau tiga dorongan dengan kapasitas yang hampir penuh. Untuk jarak ratus meter terakhir lambatkan gerakan. Setelah jogging pun peregangan harus dilakukan, yakni 3-4 menit setelah jogging berakhir.

Dengan melakukan jogging setiap dua hari sekali. Itu sudah cukup untuk meningkatkan kondisi dan daya tahan tubuh.

2. Berenang dan Aquarobik

Berenang merupakan salah satu olahraga air yang sangat populer bahkan sangat digemari oleh siapapun karena gerakannya hampir melibatkan semua otot tubuh, sehingga sangat bermanfaat bagi kesehatan dan menjaga tubuh tetap bugar.

Berenang sangat baik bagi kesehatan, karena apabila kita melakukan satu gerakan saja, misalnya gaya bebas, maka hampir seluruh otot tubuh terlibat, sehingga olahraga ini sangat bermanfaat bagi mereka yang mengutamakan kesegaran jasmani.

Meski begitu, jangan lupa untuk melakukan pemanasan dan pendinginan untuk mencegah kram otot. Selain itu, walaupun melakukan olahraga di dalam air, jangan lupa minum air putih agar tidak mengalami dehidrasi yang mungkin terjadi. Tabir surya juga perlu digunakan, terutama jika berolahraga ketika sinar matahari belum tenggelam.

Disamping itu, olahraga ini adalah pilihan yang tepat, sebab selain dilakukan di lingkungan yang dingin namun tetap efektif untuk membakar lemak.

Pendapat keduanya adalah benar adanya, sebab saat berenang, misalnya tubuh harus bergerak melawan air. Berenang jarak pendek sekalipun sudah cukup melibatkan sebagian besar otot-otot tubuh, yang sama artinya dengan membakar lemak yang ada dalam tubuh. Menurut penelitian, sekitar 25% kalori bisa terbakar dengan melakukan olahraga renang.

Selain itu, dengan melakukan olahraga air ini keuntungan lain yang didapat adalah berkurangnya ketegangan pada sendi-sendi. Penelitian menunjukkan bahwa berolahraga didalam air dengan ketinggian sebatas pinggang dapat mengurangi ketegangan sendi hingga 50% dan 75% jika dalamnya air sebatas dada.

Berenang juga baik untuk ibu hamil. Air yang menopang berat badan si ibu hamil amat berguna di trimester terakhir kehamilan, untuk memudahkan proses persalinan kelak.

Olahraga air, terutama renang juga bermanfaat sebagai terapi untuk penderit asma. Renang membantu menguatkan otot-otot organ pernapasan, sehingga gejala asma bisa berkurang.

(27)

Bagi orang yang dapat berenang, maka olahraga aquarobik dapat menjadi pilihan yang tepat. Berasal dari kata aqua dan aerobik atau aerobik di dalam air. Olahraga ini merupakan salah satu olahraga kardiovaskular (jantung dan pembuluh darah).

Olahraga ini dasarnya adalah aerobik hanya saja tempatnya berbeda yaitu di kolam renang, dimana tidak ada ekstra beban terhadap sendi-sendi, tulang dan otot yang rapuh. Kondisi air yang tanpa tekanan dapat mengeliminasi risiko cidera yang kadang bisa terjadi di daratan.

Aquarobik sangat cocok bagi orang-orang yang memiliki masalah dengan persendian, cidera pada tulang otot, para lansia, kelebihan berat badan dan wanita hamil. Jadi, olahraga ini cocok bagi semua orang pemula atau mahir berenang atau yang bukan perenang.

Walaupun olahraga ini bisa dilakukan oleh yang tidak bisa berenang, tapi bisa menimbulkan rasa tak nyaman. Oleh karena itu, lebih baik berlatih pada kolam yang dangkal sehingga lebih leluasa. Olahraga dalam air ini adalah pengalaman yang menyenangkan karena membuat badan tetap dingin dan rileks, serta tetap fit.

3. Yoga

Yoga merupakan perpaduan olahraga dengan meditasi. Peminatnya kebanyakan ialah kaum wanita. Bahkan bagi sebagian orang, yoga menjadi gaya hidup baru. Apalagi dalam perkembangannya, aktivitas yang satu ini memiliki image yang eksklusif.

Kata yoga berasal dari bahasa sanskerta yang berarti YOKE, atau membawa harmonisasi antara pikiran, tibuh dan jiwa. Mendisiplinkan pikiran dan tubuh, dan juga berhubungan dengan jiwa adalah tujuan utama dari gaya hidup yoga.

Selain untuk membugarkan tubuh, yoga juga berfungsi sebagai media pelepasan stress. Karena itu yoga sangat cocok untuk bagi mereka yang memiliki kesibukan, terutama pekerjaan yang mudah memicu stress. Tapi bagi mereka yang selalu ingin tampil segar dan energik, yoga juga media yang pas bagi kalangan manapun.

Jika yoga dilakukan secara rutin, hal ini memungkinkan seseorang dapat meredam stress, mengendalikan keseimbangan emosional, sekaligus mendapatkan kebugarn tubuh. Bahkan gerakannya yang terkesan ringan juga dapat untuk mengurangi berat badan.

Belajar yoga tidak cukup hanya dari menonton video atau mengikuti beberapa kelas yoga saja. Karena ada posisi tubuh dan sistem pernapasan tertentu yang harus dipahami. Pemilihan gerakannya pun harus tepat serta disesuaikan dengan kondisi tubuh dan kemampuan melakukan gerakan yoga.

(28)

Gerakan yoga yang tenang, memiliki daya tarik sendiri bagi orang-orang yang pernah mencobanya. Olahraga yang tadinya dianggap hanya cocok untuk kalangan orang tua, belakangan ini justru banyak diminati oleh kalangan muda, terutama para pekerja.dan tidak sedikit wanita karir memilih yoga menjadi pilihan utama olahraga mereka.

4. Aerobik dan anaerobik

Aerobik merupakan salah satu olahraga yang sedang populer saat ini. Semua orang dari segala usia berlatih aerobik. Tidak hanya masyarakat kota besar saja yang menikmatinya, tapi juga masyarakat pinggiran. Dan kegiatannya tidak hanya dilakukan di pusat-pusat kebugaran saja, tapi fasilitas umum yang biasa mengadakan senam missal juga banyak diminati.

Latihan aerobik dilakukan dengan menggerakkan kedua tangan dan kaki, seperti bulu tangkis, jogging, berenang, bersepeda aktif. Latihan ini dimulai dengan pemanasan selama 5 menit kemudian diikuti latihan pokok dengan mengukur maksimum detak jantung menuju pencapaian 200 dikurangi usia yang sedang berlatih per menit. Latihan ini dilakukan selama 20 menit, namun bila dilakukan setiap hari atau bila tidak ada waktu boleh dilakukan 3x30 menit perminggu.

Selain untuk kebugaran tubuh, manfaat latihan aerobik antara lain : meningkatkan daya tahun jantung, paru-paru, menguatkan otot tubuh, kelenturan, membakar kalori, dan lain-lain. Latihan aerobik juga bermanfaat untuk meningkatkan daya kerja organ jantung terutama dalam meningkatkan kedua ventrikel. Bagi lansia, latihan ini memperbaiki keadaan fisik mereka dan mencegah agar tidak pelupa.

Anaerobik merupakan latihan yang dilakukan para atlet olahragawan untuk meningkatkan masa otot dan non-endurancesifatnya, seperti angkat beban dalam meningkatkan masa otot. American Heart Association (2007) menganjurkan angkat beban hendaknya dilakukan setelah latihan aerobik dan hanya sebagai pelengkap yang sifatnya untuk penampilan yang baik bagi tubuh kita. Latihan aerobik dan anaerobik hendaknya dilakukan secara teratur dan tidak usah berlama-lama sehingga over-exchausted yang malah berbahaya karena dapat menimbulkan serangan jantung mendadak.

Latihan olahraga sebaiknya dilakukan di udara terbuka dan bebas polusi atau diruangan tertutup yang temperetur ruangannya sudah diatur. Dan sebaiknya dilakukan setiap sore minimal 30 menit. Hal ini karena sebuah penelitian di Framingham USA, di inggris, belgia, National University of Singapore dan di jepang bahwa serangan jantung frekuensinya banyak terjadi antar pukul 06.00-12.00 siang.

(29)

B. Manfaat Olahraga bagi Persalinan.

Ternyata olahraga tidak hanya bermanfaat bagi mereka yang dalam kondisi normal. Para ibu yang tengah hamil pun bisa memperoleh manfaatnya, dari beberapa penelitian, ditemukan bahwa manfaat fisiologis olahraga selama kehamilan adalah :

1. Mengurangi kejadian pendarahan sampai 65%, karena pembuluh darah sangat elastis dan sistem pompa jantung jadi lebih efisien.

2. Mengurangi rasa sakit sampai 50%, karena kekuatan otot rahim, panggul, dan punggung akan membantu janin keluar dengan cepat. Kelenturan sendi panggul juga akan memudahkan peregangan yang maksimal saat persalinan.

3. mengurangi kejadian kehabisan napas dan anoksia (jaringan kekurangan suplai oksigen), karena olahraga meningkatkan transfer oksigen ke seluruh jaringan dan memperbaiki fungsi sitem pernapasan dengan cara meningkatkan volume udara dan meningkatkan kekuatan otot-otot pernapasan.

4. cepat pulih dari luka pada jalur persalinan, karena sistem kekebalan tubuh meningkat dan cepat pulih dari kelelahan usai melahirkan.

Selain itu, olahraga juga akan membuat calon ibu memiliki optimisme tinggi dalam menghadapi persalinan, menghilangkan ketakutan menghadapi persalinan, serta memicu rasa bahagia menanti kelahiran sang bayi.

C. Manfaat olahraga bagi anak-anak.

1. Manfaat olahraga bagi pertumbuhan anak-anak.

Olahraga digemari anak karena identik dengan permainan. Agar bermanfaat bagi kesehatan tubuh sikecil, orang tua harus pintar-pintar memilih olahraga yang tepat.

Anak-anak memiliki kecenderungan bergerak dengan aktif. Apa pun kegiatan yang melibatkan gerak tubuh, akan disukainya. Memang banyak pilihan olahraga yang bisa dimainkan anak-anak, mulai sepak bola, karate, taekwondo, dan silat. Namun, tidak semuanya bisa memberikan manfaat bagi kesehatan tubuh anak-anak maupun manfaat bagi perkembangan mental anak.

Hal tersebut tentu saja dipengaruhi oleh suka atau tidaknya seorang anak pada olahraga yang dimainkan. Karena itu, peran orang tua sangat dibutuhkan untuk mengetahui apakah

(30)

olahraga yang digeluti entah itu di sekolah ataupun tempat kursus, bisa dinikmati sepenuh hati.

Tak heran bila memilih olahraga bagi anak sangat penting. Ini menyangkut pertumbuhan fisik dan psikis mereka. Bila anak tidak menyukai olahraga, jangan di paksa karena hal itu akan membuat anak membenci apa pun kegiatan yang melibatkan gerak tubuh. Dan tentu saja berbahaya karena lama-kelamaan sang anak semakin tidak menyukai olahraga tersebut.

Anak yang merasa fisiknya lebih lemah disbanding teman-temannya akan merasa sangat tidak nyaman saat melakukan olahraga tim seperti : sepak bola, soft ball, atau volley ball. Anak juga akan menjadi tidak percaya diri apabila dia memiliki masalah dengan bentuk tubuhnya.

Alasan lainya mungkin saja anak memiliki peasaan takut gagal dan malu, jika di banding-bandingkan dengan teman-temannya. Untuk anak yang seperti itu, sebaiknya diberikan olahraga yang mengandalkan kekuatan tubuh pribadi seperti : bulu tangkis, renang, lari, atau olahraga bela diri.

Peran orang tua, juga dibutuhkan ketika anak memilih jenis olahraga yang tidak biasa, misalnya sepak bola walau anak berjenis kelamin wanita. Membuat sikecil nyaman dengan olahraga yang dipilihnya, sudah menjadi dasar utama bagi anak untuk bisa merasakan manfaat dari olahraga.

Selain olahraga rutin disekolah atau di rumah, waktu libur bersama keluarga seharusnya juga bisa dimanfaatkan untuk memastikan olahraga apa yang paling digemari anak. Cobalah rencanakan liburan ke daerah atau tempat wisata yang sejuk dengan suasana dan lokasi yang memungkinkan melakukan olahraga bersama. Biarkan anak melakukan olahraga yang digemarinya.

Susah-susah gampang sebenarnya membuat anak memilih olahraga favorit baginya. Karena anak-anak masih cenderung mengikuti olahraga apa yang paling banyak dimainkan oleh teman-teman sebayanya.

Ada beberapa gejala awal yang bisa dilihat jika anak tidak menyukai olahraga yang diberikan kepadanya, di antaranya adalah anak jadi tidak bersemangat, bermalas-malasan, malas berangkat kesekolah, bahkan tidak mau disuruh sama sekali.

Berbagai kegiatan olahraga termasuk bermain yang menggunakan ketrampilan fisik dapat membantu anak untuk mengembangkan jenis kecerdasan yang dinamakan dengan kinestetik jasmani, yaitu kecerdasan seluruh tubuh dan kecerdasan tangan. Kalau kinestetik jasmani

(31)

anak seimbang, maka anak akan menjadi lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan dan dalam situasi apapun, anak juga lebih percaya diri.

2. Manfaat olahraga bagi anak penderita kelainan jantung

Anak-anak yang lahir dengan kelainan jantung bawaan selam ini dianjurkan untuk tidak melakukan olahraga, karena dikhawatirkan akan meningkatkan fungsi kerja jantung sehingga dapat memperparah kondisi jantungnya, tetapi ternyata hasil penelitian terbaru mengatakan sebaliknya, yakni bahwa olahraga mermanfaat bagi penderita kelainan jantung.

Seorang ahli jantung anak di Chicago memberi pernyataan bahwa setelah melakukan uji coba latihan, ternyata olahraga secara keseluruhan aman dan baik dilakukan untuk anak-anak dengan kelainan jantung bawaan, dikatakan Jonathan Rhodes, seorang ahli jantung di rumah sakit anak Boston, yang memimpin penelitian.

Hasil laporannya mengatakan bahwa 15 dari 16 anak usia 8 sampai 17 tahun yang menjalankan program rehabilitasi selama 3 bulan menunjukkan perbaikan fungsi jantung secara bermakna. Program olahraga ini di lakukan dua kali seminggu, selama satu jam melakukan peregangan, aerobik, angkat beban, dance, senam, kickboxing, lmpat tali dan permaianan.

Anak-anak yang melakukan program tersebut adalah mereka yang telah melakukan operasi jantung ataupun yang tidak atau belum melakukan tindakan operasi, 11 dari 16 anak tersebut memiliki kelainan yang berat pada bilik jantungnya. Rhodes mengatakan, ketika program tersebut selesai. 15 anak yang diteliti mengalami peningkatan fungsi jantung secara bermakna.

D. Manfaat Olahraga terhadap kesehatan secara umum.

Di zaman yang modern ini, orang terlalu sibuk dengan pekerjaannya dan lupa atau terlalu lelah untuk berolahraga. Padahal, olahraga itu sangat penting sekali bagi kesehatan tubuh kita. Di saat sehat, hal ini memang tidak terasa, tetapi jika sudah terserang penyakit barulah kita menyadari pentingnnya olahraga.

Beberapa manfaat olahraga diantaranya adalah melancarkan peredaran darah, mengurangi resiko darah tinggi dan obesitas, serta membakar lemak dan kalori.

Selain itu, riset terbaru menunjukkan bahwa dengan berolahraga minimal 10 menit setiap harinya, kita juga bisa membuat mental menjadi lebih sehat, pikiran jernih, stress berkurang

(32)

dan menimbulkan perasaan bahagia. Daniel Landers, professor pendidikan olahraga dari Arizona State University mengungkapkan 5 manfaat olahraga bagi otak kita.

1. meningkatkan kemampuan.

Latihan fisik rutin dapat meningkatkan konsentrasi, kretivitas, dan kesehatan mental. Karena olahraga bisa meningkatkan jumlah oksigen dalam darah dan mempercepat aliran darah menuju otak. Para ahli percaya bahwa hal-hal ini dapat mendorong reaksi fisik dan mental yang lebih baik.

2. Membantu menunda proses penuaan.

Riset membuktikan bahwa latihan sederhana seperti jalan kaki secara teratur dapat membantu mengurangi penurunan mental pada wanita diatas 65 tahun. Semakin sering dan lama mereka melakukannnya, maka penurunan mental kian lambat. Kabarnya, banyak orang yang merasakan manfaat aktivitas itu setelah sembilan minggu melakukannya secara teratur tiga kali seminggu. Latihan ini tidak harus dilakukan dalam intensitas tinggi. Cukup berjalan kaki disekitar rumah.

3. Mengurangi stress.

Olahraga dapat mengurangi kegelisahan. Bahkan lebih jauh lagi, bisa membantu mengendalikan amarah. Latihan aerobik dapat meningkatkan kemampuan jantung dan membuat anda lebih cepat mengatasi stress. Aktivitas seperti jalan kaki, berenang, dan lari merupakan cara terbaik mengurangi stress.

4. Menaikkan daya tahan tubuh.

Jika senang berolahraga, meski dalam waktu yang singkat namun intensif, atau lama tapi dilakukan dengan santai, aktivitas ini bisa meningkatkan hormon-hormon baik dalam otak seperti adrenalin, serotin, dopamine, dan endorphin. Hormon ini berperan dalam meningkatkan daya tahan tubuh. Studi yang dilakukan di inggris memperlihatkan bahwa 83% orang yang memiliki gangguan mental mengandalkan olahraga untuk meningkatkan mood dan mengurangi kegelisahan. Landers mengatakan, untuk orang yang menderita depresi ringan dan sedang, olahraga sedikitnya 16 minggu bisa menimbulkan efek samping yang sama dengan menelan obat anti depresi.

Sementara para ahli di Duke University menemukan bahwa 60% orang depresi ringan dan sedang, olahraga selama empat bulan dengan frekuensi tiga kali seminggu dan setiap latihan

(33)

selama 30 menit bisa mengatasi gejala ini tanpa obat. Meski tergolong langkah ini mujarab, namun bukan berarti pengobatan bisa langsung dihentika, apalagi bagi yang mengalami depresi berat.

5. Memperbaiki kepercayaan diri.

Umumnya semakin mahir seseorang dalam suatu aktivitas, maka kepercayaan diri pun akan meningkat. Bahkan suatu riset membuktikan bahwa remaja yang aktif berolahraga merasa lebih percaya diri dibandingkan dengan teman-temannya yang tidak melakukan kegiatan serupa.

Malas berolahraga dengan alasan kurang memiliki waktu dalam jangka panjang dampaknya cukup buruk, yakni munculnya penyakit yang disebabkan oleh hipokinesa (kurang gerak). Di antaranya, tekanan darah tinggi, diabetes mellitus, jantung, arthritis, hiperkolesterolemia, dan obesitas.

Albert M Hutapea dalam bukunya “menuju hidup sehat” mengungkapkan, penelitian selama 16 tahun terhadap 17.000 alumnus Universitas Harvard menunjukkan, mereka yang aktif berolahraga (yang membakar tidak lebih dari 500 kalori perminggu dalam kegiatan olah raga) lebih cenderung mengidap penyakit jantung.

Karena itu, olahraga menjadi keharusan bila ingin hidup sehat. Olah raga mesti dijadikan bagian dari gaya hidup. Dalam arti luas, yang dimaksud dengan olahraga sebenarnya adalah kegiatan yang dilakukan begitu rupa sehingga jantung cukup terbebani.

Selain itu usai melakukan aktivitas bisnis sepanjang hari, tentunya membuat tubuh kecapaian. Olahraga dan rekreasi merupakan pilihan yang tepat untuk menyegarkan diri kembali. Dengan tubuh yang selalu segar bugar, kita akan selalu siap sedia melakukan semua aktifitas.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dilakukan pada atlet bolabasket putra Gunungkidul, dengan harapan para atlet maupun pembina bakat prestasi olahraga ataupun pelatih khususnya bolabasket

Penelitian ini dilatar belakangi oleh pentingnya komunikasi pelatih dan atlet terhadap motivasi atlet dalam mengikuti latihan pada cabang olahraga sepakbola di UKM

Peneliti memberikan saran kepada para atlet, pelatih, dan Pembina olahraga sepatu roda, khususnya sprint 300 meter olahraga sepatu roda untuk lebih

Tabel 2. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa faktor ekstrinsik yang dimiliki atlet terhadap upaya pelatih dalam mengatasi kecemasan atlet cabang olahraga senam

Dalam dunia olahraga sering kali menggunakan komunikasi asertif yang dilakukan oleh antar atlet maupun pelatih dengan atlet, hal tersebut sering terjadi karena mereka

Kesesuaian tipe latihan terhadap atlet yang memiliki serabut otot dominan diantara kedua jenis otot tersebut, akan lebih menjan- jikan hasil yang optimal, dibanding

Prestasi yang telah diukir oleh atlet anggar tersebut apakah merupakan hasil dari pembibitan dari program pusat pembinaan dan latihan olahraga pelajar (PPLP) cabang

Dengan didukung tenaga pelatih dan administrasi yang profesional diharapkan penyelenggaraan Kelas Bakat Istimewa Olahraga di SMA Negeri I Sewon dapat