• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rencana Lima Tahunan Puskesmas Belum Selesai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Rencana Lima Tahunan Puskesmas Belum Selesai"

Copied!
139
0
0

Teks penuh

(1)

Rencana Lima Tahunan Puskesmas

BAB I

Pendahuluan

A. Keadaan Umum Puskesmas

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) sebagai salah satu jenis fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama memiliki peranan penting dalam sistem kesehatan nasional, khususnya sub sistem upaya kesehatan. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014, Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.

Puskesmas Haurpanggung merupakan salah satu dari 65 puskesmas yang ada di Kabupaten Garut dan salah satu dari 3 puskesmas yang ada di Kecamatan Tarogong Kidul memiliki wilayah kerja yang terdiri dari 2 desa dan 2 kelurahan, yaitu :

Desa Haurpanggung Desa Jayaraga Kelurahan Jayawaras Kelurahan Pataruman

Secara geografis Puskesmas Haurpanggung terletak di daerah perkotaan, dekat terminal bus dan pasar induk Ciawitali. Walaupun terletak di daerah perkotaan, wilayah kerja Puskesmas Haupanggung memiliki karakteristik sebagai berikut :

- Puskesmas terletak di Desa Haurpanggung yang merupakan daerah “kampung” ditengah perkotaan.

- Merupakan daerah urban dan tempat transit, khususnya Desa Haurpanggung - Paling banyak sarana pendidikannya

Luas wilayah kerja 488,849 Ha, yang terdiri dari 100% dataran dengan ketinggian 3.200 meter tas permukaan laut, dengan batas-batas wilayah kerja :

(2)

- Sebelah utara : Desa Jati/Puskesmas DTP Tarogong - Sebelah Selatan : Kel.Paminggir/Puskesmas Siliwangi - Sebelah Timur : Kel. Sukamentri/Puskesmas Guntur

- Sebelah Barat : Kel.Sukajaya/Puskesmas Pembangunan

B. Tujuan Penyusunan Rencana Lima Tahunan

Maksud penyususnan Renstra Puskesmas Haurpanggung adalah menyediakan dokumen perencanaan kesehatan lima tahunan berpedoman pada dokumen Renstra Dinas Kesehatan dan RPJMD Kabupaten Garut periode 2014-2019. Melalui penyusunan Renstra Puskesmas Haurpanggung periode 2014-2019 diharapakan dapat tersedianya suatu dokumen perencanaan strategis dan komprehensif yang menjamin adanya konsistensi perumusan masalah daerah, tersedianya perencanaan indikatif yang memuat arah kebijakan dan strategi, program pembangunan strategis sesuai dengan target-target yang harus dicapai daerah di bidang kesehatan, serta menjadi acuan dan pegangan Puskesmas Haurpanggung dalam menjalankan tugas pemerintah dan pembangunan kesehatan.

(3)

KENDALA DAN MASALAH

A. Data Umum

1. Letak Geografis

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) sebagai salah satu jenis fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama memiliki peranan penting dalam sistem kesehatan nasional, khususnya sub sistem upaya kesehatan. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014, Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.

Puskesmas Haurpanggung merupakan salah satu dari 65 puskesmas yang ada di Kabupaten Garut dan salah satu dari 3 puskesmas yang ada di Kecamatan Tarogong Kidul memiliki wilayah kerja yang terdiri dari 2 desa dan 2 kelurahan, yaitu :

Desa Haurpanggung Desa Jayaraga Kelurahan Jayawaras Kelurahan Pataruman

Secara geografis Puskesmas Haurpanggung terletak di daerah perkotaan, dekat terminal bis dan pasar induk Ciawitali. Walaupun terletak di daerah perkotaan, wilayah kerja Puskesmas Haupanggung memiliki karakteristik sebagai berikut :

- Puskesmas terletak di Desa Haurpanggung yang merupakan daerah “kampung” ditengah perkotaan.

- Merupakan daerah urban dan tempat transit, khususnya Desa Haurpanggung - Paling banyak sarana pendidikannya

Luas wilayah kerja 488,849 Ha, yang terdiri dari 100% dataran dengan ketinggian 3.200 meter tas permukaan laut, dengan batas-batas wilayah kerja :

(4)

- Sebelah utara : Desa Jati/Puskesmas DTP Tarogong - Sebelah Selatan : Kel.Paminggir/Puskesmas Siliwangi - Sebelah Timur : Kel. Sukamentri/Puskesmas Guntur

- Sebelah Barat : Kel.Sukajaya/Puskesmas Pembangunan \

2. Kependudukan / Demografi

A. Jumlah penduduk tahun 2015 sebanyak 43.967 jiwa yang terdiri dari :

Laki-laki : 22.409 jiwa

Perempuan : 21.558 jiwa

B. Proporsi jumlah penduduk

Tabel 2.1

Proporsi Jumlah Penduduk Per Desa/Kelurahan di Wilayah Kerja Puskesmas Haurpanggung Tahun 2015

No. Desa/Kel. Penduduk RW

1 HAURPANGGUNG 14.028 21

2 JAYARAGA 12.280 16

3 JAYAWARAS 9.169 19

4 PATARUMAN 8.490 15

JUMLAH 43.967 71

Sumber Data : Rekapitulasi Hasil Pendataan Keluarga Tingkat

(5)
(6)

Tabel 2.2

Distribusi Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur di Wilayah KerjaPuskesmas Haurpanggung Tahun 2015

NO DESA/KEL

JUMLAH PENDUDUK

LAKI-LAKI (TAHUN) PEREMPUAN (TAHUN)

<1 1-4 5-14 15-44 45-64 >= 65 JML <1 1-4 5-14 15-44 45-64 >= 65 JML 1 Haurpanggung 174 454 348 1389 4438 393 7196 201 495 327 1284 4156 369 6832 2 Jayaraga 170 348 236 1125 3887 478 6244 183 514 222 1037 3632 448 6036 3 Jayawaras 140 303 163 859 2894 317 4676 145 436 153 760 2701 298 4493 4 Pataruman 119 279 154 798 2569 374 4293 156 437 145 706 2402 351 4197 JUMLAH 603 1384 901 4171 13788 1562 22409 685 1882 847 3787 12891 1466 21558

(7)

Tabel 2.3

Luas Wilayah, Rata-rata Jiwa dan Kepadatan Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Haurpanggung Tahun 2015

N NO DESA/KEL LUAS WILAYA H (H/m2) JML RW JUMLAH RUMAH TANGGA RATA-RATA JIWA/ RUMAH TANGGA KEPADATAN PENDUDUK h/km2 1 Haurpanggung 1.665.274 21 3.379 4 7 2 Jayaraga 1.072.312 16 2.766 4 10 3 Jayawaras 968.444 19 2.348 4 8 4 Pataruman 1.182.837 15 1.749 5 8 JUMLAH 4.888.867 71 9.335 4 8

Sumber Data : Profil Desa dan Kelurahan, Tahun 2015

Tabel 2.4

Jumlah Penduduk Miskin di Wilayah Kerja Puskesmas Haurpanggung Tahun 2015

NO DESA/KEL JUMLA

H PDDK

PENDUDUK MISKIN

PDDK MISKIN YANG TERDAPTAR DALAM PROGRAM JUMLAH % JAM KESMAS % JAM KESDA % 1 Haurpanggung 14.028 5.356 38,18 4.563 32,53 793 5,65 2 Jayaraga 12.280 3.439 28,00 2.734 22,26 705 5,74 3 Jayawaras 9.169 2.730 29,77 1.980 21,59 750 8,18

(8)

4 Pataruman 8.490 3.880 45,70 3.128 36,84 752 8,86

JUMLAH 43.967 15.405 35,04 12.405 28,21 3000 6,82

Sumber Data : Profil Desa dan Kelurahan, Tahun 2015 Tabel 2.5

Jumlah Sasaran Penduduk Kelompok Rentan di Wilayah Kerja Puskesmas Haurpanggung Tahun 2015

NO DESA/KEL JML

PDDK

JUMLAH SASARAN Bumi

l Bulin Buteki Balita Neonatus

1 Haurpanggun g 14.028 432 413 567 1342 393 2 Jayaraga 12.280 376 359 289 1183 342 3 Jayawaras 9.169 290 276 379 1005 263 4 Pataruman 8.490 345 330 371 1036 314 JUMLAH 43.967 1443 1378 1706 4548 1312

Sumber Data : Profil Desa dan Kelurahan, Tahun 2015 3. Data Cakupan

3.1 Pelayanan Kesehatan Lingkungan Tabel 3.1.1

Cakupan Sasaran Kesehatan Lingkungan Tahun 2016

No. Sarana Binaan Jumlah (Buah)

1. TP2 2

(9)

3. TTU 119 4. SAB 6951 5. SPAL 4347 6. JAGA 6114 7. MCK 9 8. TPS 18 9. TPA 0 10. Jasa Boga 0 11. Pengrajin makanan 0

Sumber: DataPuskesmas Haurpanggung Tahun 2015

Hasil Cakupan kegiatannya dapat dilihat pada table 3.1.2 berikut ini :

Tabel 3.1.2

Cakupan Kegiatan Kesehatan Lingkungan

No Variabel Target Pencapaian Kesenjangan

1 Rumah Sehat 75 37,04 -37,96

2 Pengawasan Sarana Air Bersih 80 89,40 9.36

3 Pengawasan Jamban 75 75,95 0.95

4 Pengawasan SPAL 80 55,35 -24.65

5 Pengawasan Tempat-Tempat Umum (TTU)

75 71

-4 6 Pengawasan Tempat Pengelolaan

Makanan TPM) 75 75

7 Pengawasan Industri 75 75

8 Kegiatan Klinik Sanitasi 25 25

Sumber: DataPuskesmas Haurpanggung Tahun 2015

(10)

Berdasarkan hasil perhitungan dari jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Haurpanggung, maka diketahui jumlah sasaran ibu hamil pada tahun 2015 sebanyak 1.443 orang. Untuk mengetahui lebih rinci K1 ibu hamil dari empat desa dan hasil cakupannya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.2.1

Cakupan, Hasil, dan Target K1 di Puskesmas Haurpanggung Tahun 2015

No. Desa Sasara

n Hasil % Target Kesenjang an 1 Haurpanggung 400 396 99 98 >1 2 Jayaraga 364 358 98.52 98 >0.52 3 Jayawaras 311 310 99.67 98 >1.67 4 Pataruman 336 334 99.41 98 >1.47 Jumlah Puskesmas 1411 1398 99.07 98 >1.07

Sumber: Data Laporan bulalan KIA Puskesmas Haurpanggung Tahun 2015

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui cakupan K1 dari seluruh wilayah kerja Puskesmas Haurpanggung sudah mencapai target

Tabel 3.2.3

Cakupan, Hasil, dan Target K4 di Puskesmas Haurpanggung Tahun 2015

NNo. Desa Sasara

n Hasil % Target Kesenjangan

1 Haurpanggung 400 391 97.75 95 >2.75

(11)

3 Jayawaras 311 293 94.21 95 <0.79

4 Pataruman 336 326 97.02 95 >2.02

Jumlah Puskesmas 1411 1359 96.31 95 >1.31

Sumber: Data Laporan bulanan KIA Puskesmas Haurpanggung Tahun 2015

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui cakupan K4 Desa Jayawaras belum mencapai target.

Tabel 3.2.2

Cakupan, Hasil, dan Target Linakes di Puskesmas HaurpanggungTahun 2015

No. Desa Sasaran Hasil % Target Kesenjang

an 1 Haurpanggung 382 370 96.85 90 >6.85 2 Jayaraga 348 315 86.53 90 >6.53 3 Jayawaras 297 278 93.60 90 >3.60 4 Pataruman 320 296 92.5 90 >2.5 Jumlah Puskesmas 1347 1259 93.46 90 >3.46 Sumber: Data laporan bulanan KIA Puskesmas Haurpanggung Tahun 2015

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui cakupan Linakes di Puskesmas Haurpanggung sudah mencapai target.

Tabel 3.3.3

Cakupan, Hasil, dan Target N3 di Puskesmas Haurpanggung Tahun 2015

(12)

n 1 Haurpanggung 364 365 100 95 >5 2 Jayaraga 331 318 96.07 95 >1.07 3 Jayawaras 283 279 98.58 95 >3.58 4 Pataruman 305 298 97.70 95 >2.70 Jumlah Puskesmas 1283 1260 98.20 95 >3.20

Sumber: Data Laporan bulanan KIA Puskesmas Haurpanggung Tahun 2015

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui cakupan N3 di wilayah kerja Puskesmas Haurpanggung sudah mencapai target

Tabel 3.3.4

Pemakaian KB di Wilayah Kerja Puskesmas Haurpanggung Tahun 2015

N o Nama Desa Metode KB IUD MO P MO W Impla n Sunti k PIL Kondo m 1. Haurpanggu ng 583 0 102 85 917 26 7 35 2. Jayaraga 602 0 49 43 571 15 8 10 3. Jayawaras 29 6 1 35 22 468 14 2 6 4. Pataruman 302 0 28 28 632 21 2 14

(13)

Jumlah 178

3 1 214 178 2588

77

9 65

Sumber: Data laporan bulanan KIA Puskesmas Haurpanggung Tahun 2015

Berdasarkan hasil kunjungan peran serta masyarakat dalam mengikuti program Keluarga Berencana (KB) di Puskesmas Haurpanggung sebagian besar menggunakan KB Suntik.

Tabel 3.11

Ibu Hamil dengan KEK di Wilayah Kerja Puskesmas Haurpanggung

Tahun 2015

No. Desa Jml BUMIL KEK %

1 Haurpanggung 400 6 1.5

2 Jayaraga 364 10 2.7

3 Jayawaras 311 9 2.8

4 Pataruman 336 15 4.4

Jumlah 1411 40 2.8

Sumber: Data laporan bulanan gizi Puskesmas Haurpanggung Tahun 2015 Berdasarkan tabel diatas Ibu hamil dengan KEK yang paling banyak di desa Pataruman sebanyak 15 orang (4.4%) sedangkan yang paling sedikit di desa Haurpanggung sebanyak 6 orang (1.5%)

(14)

Tabel 3.12

Cakupan Ibu Hamil yang diberikan Tablet FE selama 90 hari di Wilayah Kerja Puskesmas Haurpanggung Tahun 2015

No. Bulan Fe 1 Fe3 KET

1 Januari 108 101 2 Februari 111 107 3 Maret 111 103 4 April 122 121 5 Mei 119 112 6 Juni 114 104 7 Juli 115 108 8 Agustus 0 0 9 September 60 58 10 Oktober 101 96 11 November 62 64 12 Desember 67 60

Sumber: Data Puskesmas Haurpanggung Tahun 2015

Pada dasarnya seluruh cakupan program KIB sudah mencapai target walaupun masih ada kekurangan dalam pencatatan dan pelaporan. Untuk kelengkapan pencatatan dan pelaporan kami mengharapkan bimbingan dan informasi dari Dinas Kesehatan Kabupaten Garut secara rutin agar kami bisamelaksanakan pencatatan dan pelaporan sesuai standar yang berlaku.

BAB II

PROGRAM DAN KEGIATAN A. KEBIJAKAN DAN PROGRAM

(15)

Berdasarkan RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) Kabupaten Garut tahun 2014 – 2019 tentang Rencana Program Prioritas yang berkaitan dengan program kesehatan, Sebagai berikut :

1. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan; 2. Program Upaya Kesehatan Masyarakat;

3. Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin;

4. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat; 5. Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan;

6. Program Perbaikan Gizi Masyarakat;

7. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular;

8. Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas/Puskesmas Pembantu dan Jaringannya;

9. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak; 10. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia;

11. Program Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan Makanan; 12. Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak; 13. Program Pengembangan Lingkungan Sehat;

14. Program Pengelolaan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD);

15. Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit Paru-Paru/Rumah Sakit Mata;

16. Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana RS/ RS Jiwa/RS Paru-paru/ RS Mata;

Selain itu sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014, Puskesmas Haurpanggung menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Sehubungan hal tersebut maka Model Pelayanan Puskesmas Haurpanggung terdiri dari :

Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi

(16)

timbulnya masalah kesehatan dengan sasaran keluarga, kelompok, dan masyarakat.

Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk peningkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit dan memulihkan kesehatan perseorangan.

Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang :

a. Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat;

b. Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu c. Hidup dalam lingkungan sehat; dan

d. Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.

Dengan tercapainya tujuan tersebut diharapkan dapat mendukung terwujudnya kecamatan sehat.

Puskesmas menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama secara terintegrasi dan berkesinambungan. Upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama meliputi upaya kesehatan masyarakat esensial dan upaya kesehatan masyarakat pengembangan.

Upaya kesehatan masyarakat esensial bertujuan mendukung pencapaian standar pelayanan minimal kabupaten/kota bidang kesehatan meliputi:

a. pelayanan promosi kesehatan; b. pelayanan kesehatan lingkungan;

c. pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana; d. pelayanan gizi; dan

e. pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit.

Upaya kesehatan masyarakat pengembangan merupakan upaya kesehatan masyarakat yang kegiatannya memerlukan upaya yang sifatnya inovatif dan/atau

(17)

bersifat ekstensifikasi dan intensifikasi pelayanan, disesuaikan dengan prioritas masalah kesehatan, kekhususan wilayah kerja dan potensi sumber daya yang tersedia di masing-masing Puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan yang dilaksanakan oleh Puskesmas Haurpanggung terdiri dari :

a) Upaya Kesehatan Gigi Anak Sekolah (UKGS) dan Upaya Kesehatan Gigi Masyarakat Desa (UKGMD)

b) Upaya Kesehatan Sekolah c) Upaya Kesehatan Usia Lanjut

d) Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat/Community Health Nursing e) Upaya Kesehatan Mata

f) Upaya Kesehatan Jiwa g) Kesehatan Kerja

h) Bina kesehatan Tradisional i) Kesehatan Olah Raga

j) Upaya kesehatan inovatif terdiri dari : 1. Upaya Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja / PKPR

2. Upaya Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat/ JPKM 3. Quality Assurance /Program Jaminan Mutu

4. Klinter/ Klinik Terpadu

5. Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (PTM)

Upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama dilaksanakan dalam bentuk:

a. rawat jalan;

b. pelayanan gawat darurat;

c. home care; berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan. Upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama dilaksanakan sesuai dengan standar prosedur operasional dan standar pelayanan. Dalam melaksanakan upaya kesehatan Puskesmas Haurpanggung juga menyelenggarakan:

a. manajemen Puskesmas; b. pelayanan kefarmasian;

(18)

d. pelayanan laboratorium.

Dalam melaksanakan upaya kesehatan, puskesmas didukung oleh system manajemen yang meliputi :

1. Perencanaan /P1

2. Penggerakan pelaksanaan / P2

3. Pengawasan, pengendalian dan penilaian / P3

Semua upaya diatas dapat merupakan unit yang bisa dikelola sebagai unit bisnis karena bersifat private good dengan tidak mengabaikan fungsi sosial sebuah institusi pelayanan kesehatan.

Untuk keberhasilan puskesmas dalam menjalankan Akreditasi maka Dibuat Kebijakan dan Program serta Kegiatan yang mengacu pada Peraturan diatas, diantaranya adalah :

N No

Kebijakan Program Kegiatan

1 Obat dan Perbekalan Kesehatan

Pelayanan Obat Non racikan kurang dari 5 menit

Penyediaan Obat yang

Lengkap di Ruangan Pelayanan Pelayanan Obat Racikan

kurang dari 15 menit

Penyediaan Peralatan Racik modern

Pemberian Informasi Pelayanan PIO dan Konseling serta Home Care Pasien Penyakit Kronis

Perbekalan Kesehatan Pengadaan Alat Kesehatan dan Penunjang Pelayanan

2 Upaya Kesehatan Masyarakat

Perkesmas Pembinaan Keluarga Rawan

atau RESTI

Pembinaan Kelompok

Kesehatan Jiwa Penjaringan dan Pemantauan Paasien Jiwa

UKGS/ UKGMD Penjaringan , Pemeriksaan dan Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut

UKS Penjaringan dan Pemeriksaan

dan Penyuluhan Kesehatan Anak Sekolah

Kesehatan Indra Penjaringan Pasien Katarak Kesehatan Kerja Pemantauan Tempat Kerja

(19)

Pengobatan Tradisional Pembinaan tempat Pengobatan Tradisional

3 Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin

Pelayanan Pasien BPJS Pelayanan Pengobatan, Konseling dan Pemberian Rujukan

4 Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

Promosi Kesehatan PHBS, UKBM dan Desa Siaga

5 Standarisasi Pelayanan Kesehatan

Penyusunan Pedoman Standar Pelayanan

Pembuatan Standar Pelayanan, dan Standar Prosedur

Operasional, Pembuatan Surat Keputusan

6 Perbaikan Gizi Masyarakat

Gizi Masyarakat Penimbangan Balita,

Surveilans Gizi dan Pembinaan Gizi Masyarakat

7 Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular

TB Paru Penjaringan , Pengobatan dan

Konseling TB Paru

Imunisasi Pemberian Imunisasi Lengkap

Surveilans Skrining Penyakit

ISPA Skrining Penyakit

Diare Skrining Penyakit

8 Perbaikan Sarana Puskesmas dan Jaringannya Peningkatan Status Puskesmas Pembangunan Puskesmas DTP dan PONED Peningkatan Jaringan Puskesmas Pembuatan Pustu 9 Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sakit)

Pembinaan kesehatan anak balita

SDIDTK (Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang)

Pembinaan Tumbuh Kembang Anak Balita 1 0 Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia

Program Lanjut Usia Pembentukan Posbindu dan Pembinaan Lansia

1 1

Pengawasan dan Pengendalian

Produksi Makanan Sehat Pengawasan dan Pembuatan Rekomendasi Tempat – tempat

(20)

Kesehatan Makanan Pengolahan Makanan dan Minuman 1 2 Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak Peningkatan Kualitas Kesehatan Ibu dan Anak

Pemeriksaan ANC, INC dan PNC

Kelas Ibu Hamil

Pemantauan Bumil Resiko Tinggi Pelayanan KB 1 3 Pengembangan Lingkungan Sehat

Kesehatan lingkungan Inspeksi Sanitasi Sarana Air Bersih, Tempat – tempat Umum dan Industri

Kegiatan Pembebasan BABS (CLTS) Penanganan Limbah RAKSA 1 4 Pengelolaa n Badan Layanan Umum Daerah Puskesmas PPK BLUD Penyusunan Dokumen BLUD Pelaksanaan BLUD Pelayanan Prima B. TARGET KINERJA

A. Upaya Kesehatan Wajib

1. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta KB a. Cakupan K-I Ibu Hamil ( Bumil )

Judul Cakupan K-I Ibu Hamil

Dimensi Mutu Keselamatan

Tujuan Tergambarnya kemampuan Puskesmas dalam

(21)

Definisi Operasional Cakupan K-I Bumil adalah Bumil yang telah memperoleh pelayanan Antenatal sesuai Standar Minimal satu kali pada triwulan pertama di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu

Frekuensi pengumpulan Data

Setiap Bulan

Periode Analisa Setiap bulan

Numerator Jumlah kumulatif Bumil yang telah memperoleh pelayanan Antenatal sesuai standar minimal satu kali pada triwulan pertama di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu

Denominator Jumlah sasaran Bumil di satu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama

Sumber data SIMPUS dan KOHOR IBU

Target 100 %

Langkah Kegiatan Pendataan Bumil, Pembuatan kantong persalinan, Pelayanan Antenatal, Pencatatan dan Pelaporan, MONEV dan PWS

Penanggung jawab Bidan Koordinator KIA

b. Cakupan K-4 Ibu hamil ( Bumil )

Judul Cakupan K-4 Ibu Hamil

Dimensi Mutu Keselamatan

Tujuan Tergambarnya kemampuan puskesmas dalam mengakses pelayanan ibu hamil

Definisi Operasional Cakupan K-4 bumil adalah Bumil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai standar minimal empat kali pada triwulan ke empat disatu wilayah kerja pada kurun waktu Frekuensi pengumpulan

data

(22)

Periode Analisa Setiap bulan

Numerator Jumlah kumulatif bumil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai standar minimal empat kali pada triwulan ke empat di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu

Denominator Jumlah sasaran Bumil di satu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama

Sumber data SIMPUS dan KOHORT IBU

Target 100 %

Langkah kegiatan Pendataan Bumil, pembuatan kantong persalinan, pelayanan antenatal, pencatatan dan pelaporan, MONEV dan PWS Penanggung jawab Bidan koordinator KIA

c. Drop Out (DO) K1 – K4

Judul Drop Out (DO) K1 – K4

Dimensi Mutu Kontinuitas dan kualitas

Tujuan Agar Bumil memenuhi standar antenatal minimal empat kali selam kehamilan

Definisi Operasional DO K1 – K4 adalah Bumil yang telah mencapai K1 dikurangi Bumil yang telah mencapai K4 disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu

Frekuensi pengumpulan data

Setiap bulan Periode Analisa Setiap bulan

Numerator Bumil yang telah mencapai K1 dikurangi Bumil yang telah mencapai K4 disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu Denominator Jumlah kumulatif Bumil yang telah memperoleh pelayanan

antenatal sesuai standar minimal satu kali pada triwulan pertama (K1) disatu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama

Sumber data SIMPUS dan KOHORT IBU

Target 10 %

Langkah kegiatan Pendataan Bumil, pembuatan kantong persalinan, pelayanan antenatal, pencatatan dan pelaporan, MONEV dan PWS Penanggung jawab Bidan Koordinator KIA

d. Cakupan Deteksi Dini Ibu Hamil Resiko Tinggi

Judul Cakupan Deteksi Dini Ibu Hamil Resiko Tinggi

(23)

Tujuan Terditeksinya faktor resiko yang menyertai Bumil

Definisi Operasional Cakupan deteksi Bumil yang mempunyai faktor resiko tinggi (anemia, hipertensi, oedema mata, ekslamsia, perdarahan pervaginam, ketuban pecah dini, letak lintang pada primigravida, infeksi berat/sepsis, prematur) disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu

Frekuensi pengumpulan data

Setiap bulan Periode Analisa Setiap bulan

Numerator Jumlah kumulatif Bumil yanng dideteksi resiko tinggi disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu

Denominator Jumlah sasaran Bumil di satu wilayah keraj pada kurun waktu yang sama

Sumber data SIMPUS dan KOHORT IBU

Target 20 %

Langkah kegiatan Pendataan Bumil, persiapan pelayanan antenatal, pertolongan persalinan, deteksi Bumil Resti/komplikasi, PWS

Penanggung jawab Bidan Koordinator KIA e. Ibu Hamil Resiko Tinggi yang Dirujuk

Judul Ibu Hamil Resiko Tinggi yang Dirujuk

Dimensi Mutu Keselamatan

Tujuan Terselamatkannya Bumil Resiko tinggi dari ancaman komplikasi yang secara langsung menyebabkan kesakitan dan kematian ibu maupun bayinya

Definisi Operasional Ibu Hamil Resiko Tinggi yang dirujuk adalah Bumil resiko tinggi/komplikasi yang dirujuk disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu

Frekuensi pengumpulan data

Setiap bulan Periode Analisa Setiap bulan

Numerator Jumlah kumulatif Bumil resiko tinggi/komplikasi yang dirujuk disatu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama Denominator Jumlah Bumil resiko tinggi/komplikasi yang dirujuk disatu

wilayah kerja pada kurun waktu tertentu

Sumber data SIMPUS dan KOHORT IBU

Target 100 %

(24)

persalinan, deteksi Bumil Resti/komplikasi, PWS Penanggung jawab Bidan Koordinator KIA

f. Cakupan Kunjungan Noenatus

Judul Cakupan Kunjungan Noenatus

Dimensi Mutu Keselamatan dan kontinuitas

Tujuan Terpeliharanya kesehatan bayi umur 0-28 hari melalui pelayanan kesehatan maupun pelayanan melalui kunjungan rumah

Definisi Operasional

Cakupan Kunjungan Neonatus adalah cakupan neonates yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi klinis kesehatan neonatal paling sedikit 3 kali (KN I 5-48 jam, KN II 3-7 hari, dan KN III 8-28 hari) disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu

Frekuensi

pengumpulan data

Setiap bulan Periode Analisa Setiap bulan

Numerator Jumlah kumulatif neonates yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai standar paling sedikit 3 kali disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu

Denominator Seluruh bayi lahir hidup disatu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama

Sumber data SIMPUS, KOHORT IBUdan KOHORT Bayi

Target 90 %

Langkah kegiatan Pemantauan pasca persalinan dan MTBM, pelayanan kunjungan neonatus didalam gedung dan diluar gedung, pelayanan rujukan neonatus, audit kesakitan dan kematian neonates, PWS

Penanggung jawab

Bidan Koordinator KIA

g. Cakupan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan

Judul Cakupan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Dimensi Mutu Keselamatan dan efektifitas

(25)

persalinan Definisi

Operasional

Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah cakupan ibu bersalin yang mendapat pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu

Frekuensi

pengumpulan data

Setiap bulan Periode Analisa Setiap bulan

Numerator Jumlah kumulatif persalianan disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu, yang persalinannya memperoleh pertolongan dari tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan

Denominator Jumlah seluruh sasaran persalina disatu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama

Sumber data SIMPUS, KOHORT IBUdan KOHORT Bayi

Target 90 %

Langkah kegiatan Pelayanan persalinan, perawatan nifas, monitoring dan evaluasi serta PWS

Penanggung jawab Bidan Koordinator KIA h. Cakupan Kunjungan Bayi

Judul Cakupan Kujungan Bayi

Dimensi Mutu Keselamatan dan kontinuitas

Tujuan Agar terpantau

Definisi Operasional

Cakupan kunjungan bayi adalah cakupan bayi yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai standar oleh dokter, bidan, dan perawat yang memiliki kompetensi klinis kesehatan paling sedikit 4 kali disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu

Frekuensi pengumpulan data Setiap bulan Periode Analisa Setiap bulan

Numerator Jumlah bayi yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai standar, paling sedikit 4 kali disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu Denominator Seluruh bayi lahir hidup disuatu wilayah kerja pada kurun waktu

tertentu

Sumber data SIMPUS, KOHORT Bayi, SIRS Klinik

Target 90 %

(26)

dan luar gedung, rujukan audit kematian dan kesakitan Penanggung jawab Bidan koordinator KIA dan koodinator MTBM

i. Cakupan BBLR yang Ditangani

Judul Cakupan BBLR yang Ditangani

Dimensi Mutu Keselamatan dan kontinuitas

Tujuan Menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi akibat BBLR Definisi

Operasional

Cakupan BBLR yang Ditangani adalah cakupan BBLR (BBL < 2500gr) yang ditangani sesuai standar oleh dokter, bidan dan perawat yang memiliki kompetensi klinis kesehatan dan penanganan BBLR disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu Frekuensi

pengumpulan data

Setiap bulan Periode Analisa Setiap bulan

Numerator Jumlah kumulatif BBLR yang ditangani sesuai standar oleh tenaga kesehatan disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu

Denominator Jumlah kumulatif BBLR yang ada disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu

Sumber data SIMPUS, KOHORT IBU dan KOHORT Bayi

Target 100 %

Langkah kegiatan Pemantauan BBLR, pelayanan rujukan dan pembahasan audit Penanggung jawab Bidan Koordinator KIA

j. Cakupan Deteksi Dini Balita dan Anak Pra Sekolah

Judul Cakupan Deteksi Dini Balita dan Anak Pra Sekolah Dimensi Mutu Keselamatan dan kontuinitas

Tujuan Menemukan secara dini gangguan kesehatan dan kelainan tumbuh kembang yang terjadi pada balita dan pra sekolah

Definisi Operasional Cakupan deteksi dini balita dan anak pra sekolah adalah cakupan kumulatif bayi umur 29 hari – 11 bulan yang dideteksi kesehatan dan tumbuh kembangnya sesuai standar oleh dokter, bidan dan perawat paling sedikit 4 kali pertahun dan cakupan deteksi dini anak umur 12 – 72 bulan yang dideteksi kesehatan dan tumbuh kembangnya sesuai standar oleh dokter, bidan dan perawat paling sedikit 2 kali pertahun diuatu wilayah kerja pada kurun waktu

(27)

tertentu Frekuensi

pengumpulan data

Setiap bulan Periode Analisa Setiap bulan

Numerator Jumalah kumulatif bayi umur 29 hari – 11 bulan yang dideteksi kesehatan dan tumbuh kembangnya sesuai standar oleh dokter, bidan dan perawat paling sedikit 4 kali pertahun dan cakupan deteksi dini anak umur 12 – 72 bulan yang dideteksi kesehatan dan tumbuh kembangnya sesuai standar oleh dokter, bidan dan perawat paling sedikit 2 kali pertahun disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu

Denominator Jumlah balita dan anak para sekolah yang ada disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu

Sumber data SIMPUS, kohort Balita, buku KIA dan KMS

Target 90 %

Langkah kegiatan Peningkatan kompetensi kesehatan balita (MTBM, MTBS, DIDTK) pelayanan kununjungan balita dan anak para sekolah dai dalam maupun diluar gedung serta pelayanan rujukan

Penanggung jawab Bidan Koordinator KIA dan koordinator MTBM, MTBS k. Cakupan Peserta KB Baru

Judul Cakupan Peserta KB Baru

Dimensi Mutu Keselamatan dan kualitas

Tujuan Menjarangkan dan atau menunda kehamilan diantara pasangan usia subur (PUS)

Definisi Operasional

Cakupan peserta KB baru adalah cakupan kumulatif PUS yang baru pertamakali menggunakan kontrasepsi termasuk mereka yang paska keguguran, sesudah melahirkan atau pasca istirahat minimal 3 bulan disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu

Frekuensi

pengumpulan data

Setiap bulan Periode Analisa Setiap bulan

Numerator Jumlah kumulatif peserta KB baru disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu

Denominator Jumlah PUS disatu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama Sumber data Hasil pencatatan dan pelaporan KB

Target 80 %

(28)

Penanggung jawab Bidan Koordinator KIA - KB l. Cakupan Peserta KB Aktif

Judul Cakupan Peserta KB Aktif

Dimensi Mutu Kualitas dan Kontuinitas

Tujuan Untuk menunjukan berapa pasangan usia subur (PUS) yang berpotensi hamil yang terlindungi dari kejadian kehamilan dan untuk menilai kinerja program KB

Definisi Operasional

Cakupan peserta KB Aktif adalah jumalh peserta KB aktif dibandingkan dengan jumlah pasangan usia subur (PUS) disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu

Frekuensi

pengumpulan data

Setiap bulan Periode Analisa Setiap bulan

Numerator Jumlah PUS yang menggunakan kontrasepsi, disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu

Denominator Jumlah PUS disatu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama Sumber data SIMPUS, hasil pencatatan dan pelaporan KB

Target 80 %

Langkah kegiatan Pendataan sasaran, pemberian pelayanan berkualitas dan konseling KB

Penanggung jawab Bidan Koordinator KIA - KB 2. Upaya Gizi Masyarakat

a. Cakupan Balita terdaftar di Posyandu dan Memiliki KMS

Judul Cakupan Balita terdaftar di Posyandu Dan Memiliki KMS Dimensi Mutu Keselamatan dan kualitas kesehatan

Tujuan Agar diketahui jumlah balita yang ada disetiap posyandu untuk akses pemantauan tumbuh kembangnya

Definisi Operasional

Cakupan balita terdaftar di posyandu dan memiliki KMS adalah balita (0 – 59 bulan) yang ada disetiap posyandu tercatat dalam kohort balitan dan memiliki KMS

Frekuensi

pengumpulan data

Setiap bulan Periode Analisa Setiap bulan

Numerator Jumlah balita yang terdaftar di posyandu dan memiliki KM /buku KIA

(29)

posyandu

Sumber data SIMPUS dan kohort balita

Target 100 %

Langkah kegiatan Pendataan balita, pengadaan KMS/buku KIA dan distribusinya Penanggung jawab Koordinator Gizi dan Bidan Desa

b. Cakupan Partisipasi Balita Datang ke Posyandu (D/S)

Judul Cakupan Balita datang nimbang Berat Badan ke Posyandu (D/S) Dimensi Mutu Keselamatan dan kualitas

Tujuan Agar diketahui jumlah balita yang ada disetiap posyandu untuk akses pemantauan tumbuh kembangnya

Definisi Operasional

Cakupan Balita datang nimbang Berat Badan ke Posyandu (D/S) adalah jumlah balita yang hadir nimbang setiap bulan di Posyandu Frekuensi

pengumpulan data

Setiap bulan Periode Analisa Setiap bulan

Numerator Jumlah balita yang hadir nimbang di Posyandu Denominator Jumlah balita yang ada tercatat di Posyandu Sumber data Kohort balita, data kelahiran dan KMS/buku KIA

Target 80 %

Langkah kegiatan Pembinaan kader dan pelayanan kesehatan balita di Posyandu Penanggung jawab Koordinator Gizi dan Bidan Desa

c. Cakupan Balita Naik Berat Badannya setiap Bulan (N/D)

Judul Cakupan Balita Naik Berat Badannya setiap Bulan (N/D) Dimensi Mutu Keselamatan dan kualitas kesehatan

Tujuan Mengetahui tingkat tumbuh kembang kesehatan balita Definisi

Operasional

Cakupan Balita Naik BB setiap Bulan adalah jumlah balita yang naik BB nya setiap bulannya

Frekuensi

pengumpulan data

Setiap bulan Periode Analisa Setiap bulan

Numerator Jumalah balita yang naik berat badanya

Denominator Jumlah balita yang datang nimbang BB di Posyandu Sumber data Kohort balita dan KMS/buku KIA

Target 80 %

Langkah kegiatan Pembinaan kader dan pelayanan kesehatan balita di Posyandu Penanggung jawab Koordinator Gizi

(30)

d. Balita yang Berat Badannya di Bawah Garis Merah (BGM)

Judul Balita yang BB nya pada KMS/buku KIA di Bawah Garis Merah (BGM)

Dimensi Mutu Keselamatan dan kualitas

Tujuan Mengetahui tingkat tumbuh kembang balita Definisi

Operasional

Balita yang BB nya pada KMS/buku KIA di Bawah Garis Merah (BGM) adalah jumlah balita yang BB nya berada dibawah garis merah (BGM) pada KMS/buku KIA

Frekuensi

pengumpulan data

Setiap bulan Periode Analisa Setiap bulan

Numerator Jumlah kumulatif Balita yang berat badannya dibawah garis merah pada satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu

Denominator Jumlah balita yang ada disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu

Sumber data Kohort balita dan KMS/buku KIA

Target 5 %

Langkah kegiatan Pembinaan kader dan pelayanan kesehatan balita di Posyandu Penanggung jawab Koordinator Gizi

e. Balita Gizi Kurang yang Ditangani

Judul Balita Gizi Kurang yang Tertangani Dimensi Mutu Keselamatan dan kualitas

Tujuan Meningkatkan status gizi balita menjadi gizi baik Definisi

Operasional

Balita Gizi Kurang yang Tertangani adalah jumlah balita gizi kurang yang ditangani dengan menggunakan KIE, diagnostik dan atau intervensi dengan PMT

Frekuensi

pengumpulan data

Setiap bulan Periode Analisa Setiap bulan

Numerator Jumlah kumulatif balita gizi kurang yang ditangani disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu

Denominator Jumlah kumulatif balita yang ada disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu

Sumber data LB-3 SIMPUS, kohort balita dan KMS/buku KIA

Target 100 %

Langkah kegiatan Verifikasi status gizi, KIE, intervensi dengan PMT pemulihan Penanggung jawab Koordinator Gizi

(31)

f. Balita Gizi Buruk yang ditangani

Judul Balita Gizi Buruk yang Tertangani Dimensi Mutu Keselamatan dan kualitas

Tujuan Meningkatkan status gizi balita menjadi gizi baik Definisi

Operasional

Balita Gizi Buruk yang Tertangani adalah jumlah balita gizi Buruk yang ditangani dengan menggunakan KIE, diagnostik dan atau intervensi dengan PMT

Frekuensi

pengumpulan data

Setiap bulan Periode Analisa Setiap bulan

Numerator Jumlah kumulatif balita gizi buruk yang ditangani disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu

Denominator Jumlah kumulatif balita gizi buruk yang ditangani disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu

Sumber data LB-3 SIMPUS, kohort balita dan KMS/buku KIA

Target 100 %

Langkah kegiatan Verifikasi status gizi, KIE, intervensi dengan PMT pemulihan Penanggung jawab Koordinator Gizi

g. Balita mendapat Vitamin A 2 kali perrtahun

Judul Balita mendapat Vitamin A 2 kali perrtahun Dimensi Mutu Keselamatan dan kualitas

Tujuan Mencegah terjadinya kasus kekurangan vitamin A pada Balita Definisi

Operasional

Balita mendapat Vitamin A 2 kali pertahun pemberian Vitamin A dosis tinggi setiap bulan Februari dan Agustus

Frekuensi

pengumpulan data

2 kali setahun Periode Analisa 2 kali setahun

Numerator Jumlah balita yang mendapat Vitamin A disatu wilayah kerja pada kurun dalam kurun waktu tertentu

Denominator Jumlah balita yang ada disatu wilayah kerja pada kurun dalam kurun waktu tertentu

Sumber data LB-3 SIMPUS, kohort balita dan KMS/buku KIA

Target 90 %

Langkah kegiatan Pendataan Balita dan logistik, distribusi ke Posyandu serta sweeping

Penanggung jawab Koordinator Gizi

(32)

Judul Pelaksanaan PSG Posyandu Dimensi Mutu Kualitas dan kontinuitas

Tujuan Memantau status tumbuh kembang balita di Posyandu Definisi

Operasional

Pelaksanaan PSG Posyandu adalah suatu upaya pemantauan status gizi balita yang dilakukan di Posyandu oleh petugas kesehatan dan kader

Frekuensi

pengumpulan data

1 kali setahun Periode Analisa 1 kali setahun

Numerator Jumlah Posyandu yang melaksanakan PSG Denominator Jumlah Posyandu

Sumber data Data UKBM

Target 10 %

Langkah kegiatan Penentuan sampel Posyandu, pelaksanaan PSG dana analisa data Penanggung jawab Koordinator Gizi

i. Pemantauan Keluarga Sadar Gizi (KADARZI)

Judul Pemantauan KADARZI

Dimensi Mutu Kualitas dan kontinuitas

Tujuan Memantau dan membina keluarga agar sadar gizi Definisi

Operasional

Pemantauan KADARZI adalah suatu upaya pemantauan perilaku akan pola konsumsi melalui survey keluarga yang dilakukan oleh petugas kesehatan

Frekuensi

pengumpulan data

1 kali setahun Periode Analisa 1 kali setahun

Numerator Jumalah keluarga sadar gizi Denominator Jumalah keluarga yang disurvey Sumber data Data keluarga

Target 65 %

Langkah kegiatan Penentuan kluster KK, pelaksanaan kadarzi, analisa data Penanggung jawab Koordinator Gizi

j. Bumil yang diukur LILA

Judul Bumil yang diukur LILA

Dimensi Mutu Keselamatan dan kualitas

Tujuan Memantau status gizi Bumil (tingkat pemenuhan kalori) Definisi

Operasional

Pengukuran LILA Bumil adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dengan mengukur lilngkar lengan atas Bumil agar diketahui tingkat pemenuhan kalori

(33)

Frekuensi

pengumpulan data

Setiap Bulan Periode Analisa Setiap bulan

Numerator Jumalah kumulatif Bumil yang diukur LILA nya disatu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu

Denominator Jumalah kumulatif Bumil yang ada disatu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu

Sumber data LB-3 SIMPUS, kohort bumil dan buku KIA

Target 100 %

Langkah kegiatan Verifikasi status gizi, KIE, intervensi dengan PMT pemulihan Penanggung jawab Koordinator Gizi

k. Bumil KEK yang tertangani

Judul Bumil KEK yang ditangani

Dimensi Mutu Keselamatan dan kualitas

Tujuan Meningakatkan status gizi Bumil selama kehamilan Definisi

Operasional

Bumil KEK tertangani adalah jumlah Bumil KEK yang ditangani dengan malakukan KIE, diagnostik dan atau intervensi dengan PMT

Frekuensi

pengumpulan data

Setiap bulan Periode Analisa Setiap bulan

Numerator Jumlah kumulatif Bumil KEK yang ditangani disatu wilayah dalam kurun waktu tertentu

Denominator Jumlah Bumil yang ada ditangani disatu wilayah dalam kurun waktu tertentu

Sumber data LB-3 SIMPUS, kohort Bumil dan buku KIA

Target 100 %

Langkah kegiatan Verifikasi status gizi, KIE, intervensi dengan PMT pemulihan Penanggung jawab Koordinator Gizi

l. Ibu Nifas yang mendapat Vitamin A

Judul Ibu Nifas yang mendapat Vitamin A Dimensi Mutu Keselamatan dan kualitas

Tujuan Miningkstksn pemenuhan Vitamin A bagi ibu dan bayinya sehingga terhindar dari gangguan penyakit akibat dari defisiensi Vitamin A

Definisi Operasional

Ibu Nifas yang mendapat Vitamin A adalah vitamin A diberikan ibu nifas (0-42 hari) setelah melahirkan segera 1 kapsul Vitamin

(34)

A (200.000 IU) warana merah dan 1 kapsul lagi diberikan dengan selang waktu 24 jam

Frekuensi

pengumpulan data

Setiap bulan Periode Analisa Setiap bulan

Numerator Jumlah kumulatif ibu nifas yang mendapat Vitamin A disatu wilayah dalam kurun waktu tertentu

Denominator Jumlah kumulatif ibu nifas yang ada disatu wilayah dalam kurun waktu tertentu

Sumber data SIMPUS, kohort Bumil dan buku KIA

Target 100 %

Langkah kegiatan Pendataan kelahiran, distribusi Vitamin A melalui kunjungan neonatus

Penanggung jawab Koordinator Gizi dan koordinator KIA m. Bumil yang mendapat Tablet Zat Besi (Fe) 90 tablet

Judul Bumil dapat Tablet Zat Besi (Fe) 90 tablet Dimensi Mutu Keselamatan dan kualitas

Tujuan Meningkatkan pemenuhan zat besi bagi ibu hhamil sehingga terhindar dari gangguan penyakit akibat dari deefisiensi zat besi (anemia)

Definisi Operasional

Bumil dapat tablet zat besi (Fe) 90 tablet adalah bumil yang selami kehamilannya telah meng konsumsi tambahan zat besi dengan meminum tablet Fe minimal 90 tablet

Frekuensi

pengumpulan data

Setiap bulan Periode Analisa Setiap bulan

Numerator Jumlah kumulatif Bumil yang mendapat Fe 90 tablet disatu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu

Denominator Jumlah kumulatif Bumil yang ada disatu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu

Sumber data SIMPUS, kohort Bumil, buku KIA dan PWS

Target 90 %

Langkah kegiatan Antenatal care, perencanaan dan distribusi tablet Fe Penanggung jawab Koordinator Gizi dan koordinator KIA

n. MP-ASI pada Bayi BGM dari masyarakat miskin (Maskin) Judul MP-ASI pada Bayi BGM dari (Maskin) Dimensi Mutu Keselamatan dan kualitas

(35)

Definisi Operasional

MP-ASI pada Bayi BGM dari Maskin adalah pemberian makanan pendamping ASI pada bayi (6-11 bulan) BGM dari Maskin dengan porsi 100 gram perhari selama 90 hari

Frekuensi

pengumpulan data

Setiap bulan Periode Analisa Setiap bulan

Numerator Jumlah kumulatif balita gizi kurang yang ditangani disatu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu

Denominator Jumlah kumulatif bayi BGM dari Maskin yang mendapat MP-ASI disatu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu

Sumber data SIMPUS, kohort Balita, KMS/buku KIA serta pendataan Maskin

Target 90 %

Langkah kegiatan Verifikasi status gizi, KIE, intervensi dengan MP-ASI Penanggung jawab Koordinator Gizi

3. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular a. Pelayanan Imunisasi

1) Cakupan Imunisasi HB-O bayi baru lahir < 7 hari Judul Cakupan Imunisasi HB-O bayi baru lahir < 7 hari Dimensi Mutu Keselamatan dan kualitas

Tujuan Memberikan perlindungan sedini mungkin kepada bayi baru lahir hidup dari ancaman penularan dan komplikasi berat penyakit Hepatitis B

Definisi Operasional

Cakupan Imunisasi HB-O bayi baru lahir < 7 hari adalah imunisasi Hepatitis B yang diberikan pertama kali kepada bayi baru lahir hidup sebelaum berumur 7 hari dengan cara menyuntikan disalah satu paha bayi disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu

Frekuensi

pengumpulan Data

Setiap Bulan Periode Analisa Setiap bulan

Numerator Jumlah kumulatif imunisasi HB-O < 7 hari disatu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu

Denominator Jumlah sasaran bayi (0-12 bulan) disatu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu

Sumber data SIMPUS, kohort Bayi, KMS/buku KIA serta buku catatan imunisasi

(36)

Langkah Kegiatan Pendataan sasaran, perencanaan dan pengambilan logistik, pelayanan imunisasi dan PWS imunisasi

Penanggung jawab Koordinator imunisasi dan Bidan penanggung jawab Desa

2) Cakupan Imunisasi BCG

Judul Cakupan Imunisasi BCG

Dimensi Mutu Keselamatan dan kualitas

Tujuan Memberikan perlindungan sedini mungkin kepada bayi baru lahir hidup dari ancaman penularan dan komplikasi berat penyakit TBC

Definisi Operasional

Cakupan Imunisasi BCG adalah imunisasi BCG yang diberikan satu kali kepada bayi lahir hidup seawal munkin dengan cara menyuntikan disalah satu lengan atas bayi disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu

Frekuensi

pengumpulan Data

Setiap Bulan Periode Analisa Setiap bulan

Numerator Jumlah kumulatif imunisasi BCG disatu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu

Denominator Jumalah sasaran bayi (0-12 bulan) yang ada disatu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu

Sumber data SIMPUS, kohort Bayi, KMS/buku KIA serta buku catatan imunisasi

Target 98 %

Langkah Kegiatan Pendataan sasaran, perencanaan dan pengambilan logistik, pelayanan imunisasi dan PWS imunisasi

Penanggung jawab Koordinator imunisasi dan Bidan penanggung jawab Desa

3) Cakupan Imunisasi DPT HiB1

Judul Cakupan Imunisasi DPT HiB1

Dimensi Mutu Keselamatan dan kualitas

Tujuan Memberikan perlindungan sedini mungkin kepada bayi baru lahir hidup dari ancaman penularan dan komplikasi berat penyakit Hepatitis B, Difteri, Pertusis, Tetanus dan Haemophilus Influenza

(37)

Definisi Operasional

Cakupan Imunisasi DPT HiB1 adalah imunisasi kombinasi HiB dan DPT yang diberikan pertama kepada bayi berumur 2 bulan dengan cara menyuntikan disalah satu paha bayi disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu

Frekuensi

pengumpulan Data

Setiap Bulan Periode Analisa Setiap bulan

Numerator Jumlah kumulatif DPT HiB1 disatu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu

Denominator Jumlah sasaran bayi (0-12 bulan) yang ada disatu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu

Sumber data SIMPUS, kohort Bayi, KMS/buku KIA serta buku catatan imunisasi

Target 98 %

Langkah Kegiatan Pendataan sasaran, perencanaan dan pengambilan logistik, pelayanan imunisasi dan PWS imunisasi

Penanggung jawab Koordinator imunisasi dan Bidan penanggung jawab Desa

4) Cakupan Imunisasi DPT HiB3

Judul Cakupan Imunisasi DPT HiB3

Dimensi Mutu Keselamatan dan kualitas

Tujuan Memberikan perlindungan sedini mungkin kepada bayi baru lahir hidup dari ancaman penularan dan komplikasi berat penyakit Hepatitis B, Difteri, Pertusis, Tetanus dan Haemophilus Influenza

Definisi Operasional

Cakupan Imunisasi DPT HiB1 adalah imunisasi kombinasi HiB dan DPT lanjutan yang diberikan pertama kepada bayi berumur 4 bulan dengan cara menyuntikan disalah satu paha bayi disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu

Frekuensi

pengumpulan Data

Setiap Bulan Periode Analisa Setiap bulan

Numerator Jumlah kumulatif DPT HiB3 disatu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu

Denominator Jumlah sasaran bayi (0-12 bulan) yang ada disatu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu

(38)

imunisasi

Target 93 %

Langkah Kegiatan Pendataan sasaran, perencanaan dan pengambilan logistik, pelayanan imunisasi dan PWS imunisasi

Penanggung jawab Koordinator imunisasi dan Bidan penanggung jawab Desa 5) Cakupan Imunisasi Polio 4

Judul Cakupan Imunisasi Polio 4

Dimensi Mutu Keselamatan dan kualitas

Tujuan Memberikan perlindungan sedini mungkin kepada bayi baru lahir hidup dari ancaman penularan dan komplikasi berat penyakit Polio

Definisi Operasional

Cakupan Imunisasi Polio 4 adalah imunisasi polio lanjutan yang diberikan pertama kepada bayi berumur 4 bulan dengan cara meneteskan sebanyak 2 tetes dosis dimulut bayi disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu

Frekuensi

pengumpulan Data

Setiap Bulan Periode Analisa Setiap bulan

Numerator Jumlah kumulatif Polio disatu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu

Denominator Jumlah sasaran bayi (0-12 bulan) yang ada disatu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu

Sumber data SIMPUS, kohort Bayi, KMS/buku KIA serta buku catatan imunisasi

Target 90 %

Langkah Kegiatan Pendataan sasaran, perencanaan dan pengambilan logistik, pelayanan imunisasi dan PWS imunisasi

Penanggung jawab Koordinator imunisasi dan Bidan penanggung jawab Desa

6) Cakupan Imunisasi Campak

Judul Cakupan Imunisasi Campak

Dimensi Mutu Keselamatan dan kualitas

Tujuan Memberikan perlindungan sedini mungkin kepada bayi baru lahir hidup dari ancaman penularan dan komplikasi berat penyakit Campak

(39)

Operasional diberikan kepada bayi berumur 9 bulan dengan cara menyuntikan dilengan kiri bayi disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu

Frekuensi

pengumpulan Data

Setiap Bulan Periode Analisa Setiap bulan

Numerator Jumlah kumulatif campak disatu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu

Denominator Jumlah sasaran bayi (0-12 bulan) yang ada disatu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu

Sumber data SIMPUS, kohort Bayi, KMS/buku KIA serta buku catatan imunisasi

Target 98 %

Langkah Kegiatan Pendataan sasaran, perencanaan dan pengambilan logistik, pelayanan imunisasi dan PWS imunisasi

Penanggung jawab Koordinator imunisasi dan Bidan penanggung jawab Desa

7) DO DPT HB - Campak

Judul DO DPT HB - Campak

Dimensi Mutu Keselamatan dan kualitas

Tujuan Mengetahui kelengkapan dan intensitasn imunisasi yang didapatkan terhadap seluruh sasaran bayi (0-12 bulan)

Definisi Operasional

DO DPT HB – Campak adalah DO (Drop Out) yang terjadi dari pemberian iminisasi DPT HiB1 (kontak II) pada bayi dengan kelengkapan pemberian imunisasi campak sebelum berumur 12 bulan, disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu

Frekuensi

pengumpulan Data

Setiap Bulan Periode Analisa Setiap bulan

Numerator Jumlah kumulatif imunisasi DPT HiB1 dikurangi jumlah kumulatif imunisasi campak disatu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu

Denominator Jumlah kumulatif imunisasi DPT HiB1 disatu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu

Sumber data SIMPUS, kohort Bayi, KMS/buku KIA serta buku catatan imunisasi

(40)

Langkah Kegiatan Pendataan sasaran, perencanaan dan pengambilan logistik, pelayanan imunisasi dan PWS imunisasi

Penanggung jawab Koordinator imunisasi dan Bidan penanggung jawab Desa

8) Cakupan Desa UCI (Universal Child Imunization)

Judul Cakupan Desa UCI

Dimensi Mutu Keselamatan dan kualitas

Tujuan Mengetahui akses wilayah terhadap kelengkapan dan intensitas imunisasi yang didapatkan terhadap sasaran bayi (0-12 bulan) Definisi

Operasional

Cakupan Desa UCI adalah Desa dimana ≥ 80 % dari jumlah bayi yang ada di Desa tersebut sudah mendapat imunisasi dasar lengkap dalam 1 tahun

Frekuensi

pengumpulan Data

Setiap Bulan Periode Analisa Setiap bulan

Numerator Jumlah Desa UCI disatu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu

Denominator Jumlah Desa yang ada disatu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu

Sumber data SIMPUS, kohort Bayi, KMS/buku KIA serta buku catatan imunisasi

Target 100 %

Langkah Kegiatan Pendataan sasaran, perencanaan, pelayanan imunisasi yang berkualitas, PWS imunisasi dan Monev

Penanggung jawab Koordinator imunisasi dan Bidan penanggung jawab Desa

9) Status T5 Bumil

Judul Status T5 Bumil

Dimensi Mutu Keselamatan dan kualitas

Tujuan Memberikan kekebalan seumur hidup pada ibu usia subur dari ancaman penyakit tetanus yang menyerang neonatus yang dikandung dan dilahirkan

Definisi Operasional

Status T5 Bumil adalah wanita sampai dengan usia subur dan selama kehamilan menddapatkan imunisasi TT sesuai standar Frekuensi

pengumpulan Data

Setiap Bulan Periode Analisa Setiap bulan

(41)

Numerator Jumlah kumulatif bumil yang sudah T5 disatu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu

Denominator Jumlah Bumil yang ada disatu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu

Sumber data SIMPUS, kohort Bayi, KMS/buku KIA serta buku catatan imunisasi

Target 95 %

Langkah Kegiatan Pendataan sasaran, perencanaan dan pengambilan logistik, pelayanan imunisasi dan PWS imunisasi

Penanggung jawab Koordinator imunisasi dan Bidan penanggung jawab Desa 10) Cakupan Bias campak kelas I SD

Judul Cakupan Bias campak kelas I SD

Dimensi Mutu Keselamatan dan kualitas

Tujuan Membrikan boster campak kepada anak usia 6 tahun/kelas I sehingga menambah kekebalan anak dan terhindar dari penyakit campak dan komplikasi campak

Definisi Operasional

Cakupan Bias campak kelas I SD adalah kefgianatan imunisasi anak SD dan sederajat dengan memberikan suntikan campak dilengan kiri pada anak SD kelas I

Frekuensi

pengumpulan Data

Setiap Bulan September Periode Analisa Setiap bulan September

Numerator Jumlah murid kelas I SD yang mendapat imunisasi campak disatu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu

Denominator Jumlah murid kelas I SD yang ada disatu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu

Sumber data Data anak SD kelas I, absensi kelas

Target 100 %

Langkah Kegiatan Pendataan sasaran, perencanaan dan pengambilan logistik, Penanggung jawab Koordinator imunisasi

11) Cakupan BIAS DT kelas I dan Td kelas II – III SD

Judul Cakupan BIAS DT kelas I dan Td kelas II – III SD Dimensi Mutu Keselamatan dan kualitas

Tujuan Membrikan boster DT, Td kepada anak usia 6 – 8 tahun/kelas II-III SD sehingga menambah kekebalan anak dan terhindar dari penyakit difteri dan tetanus maupun komplikasinya

(42)

Operasional kegiatan imunisasi anak SD dan sederajat dengan memberikan imunisasi DT pada murid kelas I SD dan Td pada murid kelas II-III SD

Frekuensi

pengumpulan Data

Satu kali satu tahun Periode Analisa Satu kali satu tahun

Numerator Jumlah murid kelas I SD yang mendapat imunisasi DT dan jumlah murid kelas II-III SD yang mendapat imunisasi Td disatu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu

Denominator Jumlah murid kelas I SD dan murid kelas II-III SD yang ada disatu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu

Sumber data Data anak SD kelas I, II dan III, absensi kelas

Target 100 %

Langkah Kegiatan Pendataan sasaran, perencanaan dan pengambilan logistik, Penanggung jawab Koordinator imunisasi

b. Pelayanan Imunisasi

1) Desa yang mengalami KLB yang ditangani < 24 jam

Judul Desa yang mengalami KLB yang ditangani < 24 jam Dimensi Mutu Keselamatan dan kualitas

Tujuan Meminimalkan penyebaran wabah dan dampak penyakit Definisi

Operasional

Desa yang mengalami KLB yang ditangani < 24 jam adalah kejadian luar biasa (KLB) yang ditangani < 24 jam pada suatu Desa disatu wilayah kerja dalam periode/kurun waktu tertentu Frekuensi

pengumpulan Data

Setiap hari kerja Periode Analisa Satu bulan

Numerator Jumlah kejadian luar biasa (KLB) yang ditangani <24 jam disatu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu

Denominator Jumlah kejadian luar biasa (KLB) yang terjadi dalm satu wilayah kerja dalam kurun waktu sama

Sumber data Laporan KLB 24 jam (WI) masyarakat dan massa

Target 100 %

Langkah Kegiatan Pemastian KLB, investigasi, penanggulangan, memutus mata rantai dan pengamatan pasca KLB

Penanggung jawab Koordinator P2M dan surveilen

2) Acute Flacid Paralisys (AFP) rate per 100.000 penduduk < 15 tahun

(43)

tahun

Dimensi Mutu Keselamatan dan kualitas

Tujuan Mengetahui / penemuan virus polio liar Definisi

Operasional

Acute Flacid Paralisys (AFP) rate per 100.000 penduduk < 15 tahun adalah jumlah kasus AFP non polio yang ditemukan dintara 100.000 penduduk <15 tahun disatu wilayah kerja dalam periode/kurun waktu tertentu

Frekuensi

pengumpulan Data

Setiap bulan Periode Analisa Setiap bulan

Numerator Acute Flacid Paralisys (AFP) rate per 100.000 penduduk < 15 tahun disatu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu

Denominator Jumlah penduduk < 15 tahun disatu wilayah kerja dalam kurun waktu sama

Sumber data Laporan surveilen AFP

Target ≥ 1 %

Langkah Kegiatan Sosialisasi, pancarian kasus, pangamatan spesimen, kunjungan ulang dan pencarian kontak ( teman bermain)

Penanggung jawab Koordinator P2M dan surveilen 3) Penemuan TB Paru BTA +

Judul Penemuan TB Paru BTA +

Dimensi Mutu Keselamatan dan kualitas

Tujuan Menemukan kasus TB Paru dengan BTA + pada penderita suspek TB Paru

Definisi Operasional

Penemuan TB Paru BTA + adalah jumlah penderita TB Paru BTA + pada penderita dengan gejala batuk berdahak/berdarah > 2 minggu disatu wilayah kerja dalam periode/kurun waktu tertentu

Frekuensi

pengumpulan Data

Setiap bulan Periode Analisa Setiap bulan

Numerator Jumlah penderita TB Paru BTA + yang ditemukan disatu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu

Denominator Jumlah penderita suspek TB Paru disatu wilayah kerja dalam kurun waktu sama

Sumber data Laporan TB

Target 100 %

Langkah Kegiatan Tatalaksana TB Paru, pemeriksaan Sputum, penyuluhan, pencatatan pelaporan dan monitoring evaluasi

(44)

Penanggung jawab Koordinator P2M dan surveilen 4) Cakupan Balita dengan Pnemonia yang ditangani

Judul Cakupan Balita dengan Pnemonia yang ditangani Dimensi Mutu Keselamatan dan kualitas

Tujuan Balita yang menderita pnemonia mendapatkan tatalaksana penanganan sesuai standar

Definisi Operasional

Cakupan Balita dengan Pnemonia yang ditangani adalah cakupan Balita dengan Pnemonia yang ditangani sesuai denga standar disatu wilayah kerja dalam periode/kurun waktu tertentu Frekuensi

pengumpulan Data

Setiap bulan Periode Analisa Setiap bulan

Numerator Jumlah Balita dengan Pnemonia yang ditangani sesuai denga standar disatu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu

Denominator Jumlah perkiraan kasus pnemonia balita disatu wilayah kerja dalam kurun waktu sama

Sumber data Laporan P2 ISPA

Target 100 % (10% dari populasi balita

Langkah Kegiatan Penemuan penderita, pengobatan, kunjungan rumah, promkes dan monev

Penanggung jawab Koordinator P2M 5) Penderita DBD yang ditangani

Judul Penderita DBD yang ditangani

Dimensi Mutu Keselamatan dan kwalitas

Tujuan Penderita kasus DBD mendapatkan tatalaksana penanganan sesuai standar

Definisi Operasional

Penderita DBD yang ditangani adalah pederita DBD yang ditanganinya sesuai standar di satu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu

Frekuensi

pengumpulan Data

Setiap bulan Periode Analisa Setiap bulan

Numerator Jumlah penderita DBD yang ditangani sesuai dengan standar di suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu

Denominator Jumlah seluruh penderita DBD yang ada di satu wilayah dalam kurun waktu tertentu

(45)

Sumber data Laporan P2DBD SP2TP

Target 100 %

Langkah Kegiatan Penegakan Diagnosa,tatalaksana,Monev dan PROMKES Penanggung jawab Koordinator P2M dan surveilen

6) Cakupan balita dengan diare yang ditangani Judul Balita dengan diare yang ditangani Dimensi Mutu Keselamatan dan kwalitas

Tujuan Balita dengan diare mendapatkan tatalaksana penanganan sesuai setandar sehingga tidak berakibat dehidrasi

Definisi Operasional

Balita dengan diare yang ditangani adalah balita dengan diare yang penangannannya sesuai standar di satu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu

Frekuensi

pengumpulan Data

Setiap bulan Periode Analisa Setiap bulan

Numerator Jumlah Balita dengan Diare yang ditangani sesuai dengan standar di suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu

Denominator Jumlah seluruh Balita Diare yang ditangani disatu wilayah dalam kurun waktu tertentu

Sumber data Laporan P2DBD SP2TP

Target 100 %

Langkah Kegiatan Penegakan Diagnosa,tatalaksana,Monev dan PROMKES Penanggung jawab Koordinator P2M dan surveilen

7) Penderita Kusta yang selesai berobat (RFT)

Judul Penderita Kusta yang selesai berobat(RFT) Dimensi Mutu Keselamatan dan kwalitas

Tujuan Penderita Kustamendapatkan tatalaksana yana sesuai dengan standar sehingga tidak relaps dan menjmbulkan kecacadan Definisi

Operasional

Penderita Kusta yang selesai berobat adalah penderita Kusta PB/MB yang penangannannya sesuai standar di satu wilayah kerja dalam periode waktu tertentu

Frekuensi

pengumpulan Data

Setiap bulan Periode Analisa Setiap bulan

(46)

standar di suatu wilayah dalam kurun waktu yang tertentu

Denominator Jumlah seluruh penderita Kusta yang ada di satu wilayah dalam kurun waktu yang sama

Sumber data Laporan P2DBD SP2TP

Target 100 %

Langkah Kegiatan Penegakan Diagnosa,tatalaksana,Monev dan PROMKES Penanggung jawab Koordinator P2M dan surveilen

8) Infesi Menular Sekual (IMS) yang diobati Judul Infeksi menular yang diobati Dimensi Mutu Keselamatan dan kwalitas

Tujuan Penderita IMS mendapatkan tatalaksana penanganan sesuai standar sehingga tidak terjadi penyebaran dan resistensi obat Definisi

Operasional

Penderita IMS yang diobati adalah penderita IMS yang penanganannya sesuai dengan standar di wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu

Frekuensi

pengumpulan Data

Setiap bulan Periode Analisa Setiap bulan

Numerator Jumlah penderita IMS yang diobati sesuai dengan standar di suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu

Denominator Jumlah pederita IMS yang ditangani disatu wilayah dalam kurun waktu tertentu

Sumber data Laporan P2DBD SP2TP

Target 100 %

Langkah Kegiatan Penegakan Diagnosa,tatalaksana,Monev dan PROMKES Penanggung jawab Koordinator P2M dan surveilen

9) Kasus gigitan hewan penukar rabies yang ditangani Judul Kasus gigitan penular rabies yang ditangani Dimensi Mutu Keselamatan dan kwalitas

Tujuan Penderita Penderita gigitan hewan penular rabies mendapatkan tatalaksana penanganan sesuai standar

Definisi Operasional

Kasus gigitan hewan yang penular rabies ditangani adalah penderita yang digigit hewan penular rabies seperti anjing kera dan kucingyang penanganannya sesuai standar di satu wilayah kerja dalam periode atau kurun waktu tertentu.

Frekuensi

pengumpulan Data

(47)

Periode Analisa Setiap bulan

Numerator Jumlah penderita gigitan hewan penular rabies yang diobati sesuai dengan standar di suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu

Denominator Jumlah seluruh pederita gigitan penular rabies yang ditangani disatu wilayah dalam kurun waktu tertentu

Sumber data Laporan P2DBD SP2TP

Target 100 %

Langkah Kegiatan Sosialisasi protap,VAR,inpestigasi,pencatatan dan pelaporan Penanggung jawab Koordinator P2M dan surveile

4. Upaya Kesehatan Lingkungan

a. Rumah /bangunan bebas jentik nyamuk Aides Judul Rumah bebes jentik nyamuk Aides Dimensi Mutu Keselamatan dan kwalitas

Tujuan Menekan kepadatan jentik nyamuk Aides sehingga siklus penularan penyakit melalui vektor bisa di kurangi

Definisi Operasional

Rumah bebas jentik nyamuk Aides adalah rumah atau bangunan yang bebas jentik nyamuk aides di satu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu

Frekuensi

pengumpulan Data

Setiap bulan Periode Analisa Setiap bulan

Numerator Jumlah rumah/bangunan yang bebas jentik nyamuk aides di satu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu.

Denominator Jumlah rumah/bangunan yang diperiksa di satu wilayah kerja dalam kurun waktu yang sama

Sumber data Laporan Inspeksi Sanitasi

Target 95%

Langkah Kegiatan Surveilan,pengendalian vektor,promkes dan monev Penanggung jawab Koordinator Kesling .

b. Cakupan sarana air bersih

Judul Cakupan sarana air bersih

Dimensi Mutu Keselamatan dan kwalitas

Tujuan Terpenuhinya akses sanitasi dasar terhadap air bersih

(48)

Operasional kebutuhan rumah tangga yang memenuhi persaratan hygines sanitasi sesuai sesuai standar d satu wilayah kerja dalam periode atau kurun waktu tertentu

Frekuensi

pengumpulan Data

Setiap bulan Periode Analisa Setiap bulan

Numerator Jumlah jiwa yang terakses dalam air untuk kebutuhan rumah tangga yang memenuhi sarat hygines sanitasi di satu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu

Denominator Jumlah jiwa di satu wilayah tertentu dalam kurun waktu tertentu Sumber data Laporan Kesling

Target 100%

Langkah Kegiatan Pendataan sosialisasi dan inpeksi sanitasi Penanggung jawab Koordinator Kesling .

c. Cakupan SPAL (Saluran Pembuangan Air Limbah)

Judul Cakupan SPAL

Dimensi Mutu Keselamatan dan kwalitas

Tujuan Terpenuhinya akses sanitasi dasar terhadap pembuangan lmbah rumah tangga

Definisi Operasional

Cakupan SPAL adalah sarana SPAL untuk kebutuhan rumah tangga yang memenuhi syarat hygienes sanitasi di suatu wilayah kerja dalam periode waktu tertentu

Frekuensi

pengumpulan Data

Setiap bulan Periode Analisa Setiap bulan

Numerator Jumlah KK yang terakses SPAL untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga yang memenuhi syarat hygienis sanitasi di satu wilayah kerja dalam waktu tertentu

Denominator Jumlah KK yang ada di satu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu

Sumber data Laporan Kesling

Target 95%

Langkah Kegiatan Pendataan sosialasasi dan inpeksi sanitarian Penanggung jawab Koordinator Kesling

d. Tata kelola limbah non medis

Judul Tata Kelola Limbah Non Medis

Gambar

GRAFIK 1. KUNJUNGAN LANSIA DI DALAM GEDUNG                                                            PUSKESMAS H1AURPANGGUNG  TH 201.5
GRAFIK  3. KEADAAN TEKANAN DARAH LANSIA YANG DIPERIKSA DI                                                                        PUSKESMAS HAURPANGGUNG TH 2015
GRAFIK 4. INDEKS MASA TUBUH LANSIA  YANG DIPERIKSA DI                     PUSKESMAS HAURPANGGUNG TH 2015
GRAFIK 6. KUNJ. LANSIA DENGAN KASUS  ASMA, PPOK. DAN JANTUNG  PUSKESMAS HAURPANGGUNG TH 2015

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan kondisi di atas, dalam lima tahun ke depan UPI akan melakukan upaya pengembangan dengan berfokus pada: (1) Penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan yang

Sampai dengan pengusahaan atau pemilikan lahan 0,5 hektar, rumahtangga basis perkebunan karet, kakao, kelapa sawit dan tebu persentase sumber pendapatan dari sektor non pertanian

DAFTAR PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL TINGKAT KABUPATEN/KOTA YANG MASUK KE TINGKAT PROVINSI DKI JAKARTA.. MATA PELAJARAN : ASTRONOMI WILAYAH :

Dengan menggunakan data yang dikumpulkan dari survei perkotaan rumah tangga ini berfokus pada angka umum, karakteristik pendatang baru (mereka yang pindah ke kota

Media buku besar dalam penerapan metode read aloud sebagai media visual mempermudah anak untuk memahami informasi yang anak dapatkan melalui indra pendengarannya, karena

Untuk dapat melakukan pemetaan multi risiko bencana banjir dan tanah longsor dengan baik, maka keberadaan perangkat lunak (software) berbasis sistem informasi geografis

Diposisikan terdepan mengindikasikan bahwa air bersih (atau lebih luas sanitasi dan sumber daya air) memuat derajat kepentingan, kepekaan, dan kedalaman yang signifikan

Dengan latar belakang pendidikan sebagai seorang biologis, Rudi Putra menghentikan perkebunan kelapa sawit liar yang menyebabkan deforestasi yang masif di Ekosistem Leuser di