Rencana Lima Tahunan Puskesmas
BAB I
Pendahuluan
A. Keadaan Umum PuskesmasPusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) sebagai salah satu jenis fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama memiliki peranan penting dalam sistem kesehatan nasional, khususnya sub sistem upaya kesehatan. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014, Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
Puskesmas Haurpanggung merupakan salah satu dari 65 puskesmas yang ada di Kabupaten Garut dan salah satu dari 3 puskesmas yang ada di Kecamatan Tarogong Kidul memiliki wilayah kerja yang terdiri dari 2 desa dan 2 kelurahan, yaitu :
Desa Haurpanggung Desa Jayaraga Kelurahan Jayawaras Kelurahan Pataruman
Secara geografis Puskesmas Haurpanggung terletak di daerah perkotaan, dekat terminal bus dan pasar induk Ciawitali. Walaupun terletak di daerah perkotaan, wilayah kerja Puskesmas Haupanggung memiliki karakteristik sebagai berikut :
- Puskesmas terletak di Desa Haurpanggung yang merupakan daerah “kampung” ditengah perkotaan.
- Merupakan daerah urban dan tempat transit, khususnya Desa Haurpanggung - Paling banyak sarana pendidikannya
Luas wilayah kerja 488,849 Ha, yang terdiri dari 100% dataran dengan ketinggian 3.200 meter tas permukaan laut, dengan batas-batas wilayah kerja :
- Sebelah utara : Desa Jati/Puskesmas DTP Tarogong - Sebelah Selatan : Kel.Paminggir/Puskesmas Siliwangi - Sebelah Timur : Kel. Sukamentri/Puskesmas Guntur
- Sebelah Barat : Kel.Sukajaya/Puskesmas Pembangunan
B. Tujuan Penyusunan Rencana Lima Tahunan
Maksud penyususnan Renstra Puskesmas Haurpanggung adalah menyediakan dokumen perencanaan kesehatan lima tahunan berpedoman pada dokumen Renstra Dinas Kesehatan dan RPJMD Kabupaten Garut periode 2014-2019. Melalui penyusunan Renstra Puskesmas Haurpanggung periode 2014-2019 diharapakan dapat tersedianya suatu dokumen perencanaan strategis dan komprehensif yang menjamin adanya konsistensi perumusan masalah daerah, tersedianya perencanaan indikatif yang memuat arah kebijakan dan strategi, program pembangunan strategis sesuai dengan target-target yang harus dicapai daerah di bidang kesehatan, serta menjadi acuan dan pegangan Puskesmas Haurpanggung dalam menjalankan tugas pemerintah dan pembangunan kesehatan.
KENDALA DAN MASALAH
A. Data Umum
1. Letak Geografis
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) sebagai salah satu jenis fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama memiliki peranan penting dalam sistem kesehatan nasional, khususnya sub sistem upaya kesehatan. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014, Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
Puskesmas Haurpanggung merupakan salah satu dari 65 puskesmas yang ada di Kabupaten Garut dan salah satu dari 3 puskesmas yang ada di Kecamatan Tarogong Kidul memiliki wilayah kerja yang terdiri dari 2 desa dan 2 kelurahan, yaitu :
Desa Haurpanggung Desa Jayaraga Kelurahan Jayawaras Kelurahan Pataruman
Secara geografis Puskesmas Haurpanggung terletak di daerah perkotaan, dekat terminal bis dan pasar induk Ciawitali. Walaupun terletak di daerah perkotaan, wilayah kerja Puskesmas Haupanggung memiliki karakteristik sebagai berikut :
- Puskesmas terletak di Desa Haurpanggung yang merupakan daerah “kampung” ditengah perkotaan.
- Merupakan daerah urban dan tempat transit, khususnya Desa Haurpanggung - Paling banyak sarana pendidikannya
Luas wilayah kerja 488,849 Ha, yang terdiri dari 100% dataran dengan ketinggian 3.200 meter tas permukaan laut, dengan batas-batas wilayah kerja :
- Sebelah utara : Desa Jati/Puskesmas DTP Tarogong - Sebelah Selatan : Kel.Paminggir/Puskesmas Siliwangi - Sebelah Timur : Kel. Sukamentri/Puskesmas Guntur
- Sebelah Barat : Kel.Sukajaya/Puskesmas Pembangunan \
2. Kependudukan / Demografi
A. Jumlah penduduk tahun 2015 sebanyak 43.967 jiwa yang terdiri dari :
Laki-laki : 22.409 jiwa
Perempuan : 21.558 jiwa
B. Proporsi jumlah penduduk
Tabel 2.1
Proporsi Jumlah Penduduk Per Desa/Kelurahan di Wilayah Kerja Puskesmas Haurpanggung Tahun 2015
No. Desa/Kel. Penduduk RW
1 HAURPANGGUNG 14.028 21
2 JAYARAGA 12.280 16
3 JAYAWARAS 9.169 19
4 PATARUMAN 8.490 15
JUMLAH 43.967 71
Sumber Data : Rekapitulasi Hasil Pendataan Keluarga Tingkat
Tabel 2.2
Distribusi Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur di Wilayah KerjaPuskesmas Haurpanggung Tahun 2015
NO DESA/KEL
JUMLAH PENDUDUK
LAKI-LAKI (TAHUN) PEREMPUAN (TAHUN)
<1 1-4 5-14 15-44 45-64 >= 65 JML <1 1-4 5-14 15-44 45-64 >= 65 JML 1 Haurpanggung 174 454 348 1389 4438 393 7196 201 495 327 1284 4156 369 6832 2 Jayaraga 170 348 236 1125 3887 478 6244 183 514 222 1037 3632 448 6036 3 Jayawaras 140 303 163 859 2894 317 4676 145 436 153 760 2701 298 4493 4 Pataruman 119 279 154 798 2569 374 4293 156 437 145 706 2402 351 4197 JUMLAH 603 1384 901 4171 13788 1562 22409 685 1882 847 3787 12891 1466 21558
Tabel 2.3
Luas Wilayah, Rata-rata Jiwa dan Kepadatan Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Haurpanggung Tahun 2015
N NO DESA/KEL LUAS WILAYA H (H/m2) JML RW JUMLAH RUMAH TANGGA RATA-RATA JIWA/ RUMAH TANGGA KEPADATAN PENDUDUK h/km2 1 Haurpanggung 1.665.274 21 3.379 4 7 2 Jayaraga 1.072.312 16 2.766 4 10 3 Jayawaras 968.444 19 2.348 4 8 4 Pataruman 1.182.837 15 1.749 5 8 JUMLAH 4.888.867 71 9.335 4 8
Sumber Data : Profil Desa dan Kelurahan, Tahun 2015
Tabel 2.4
Jumlah Penduduk Miskin di Wilayah Kerja Puskesmas Haurpanggung Tahun 2015
NO DESA/KEL JUMLA
H PDDK
PENDUDUK MISKIN
PDDK MISKIN YANG TERDAPTAR DALAM PROGRAM JUMLAH % JAM KESMAS % JAM KESDA % 1 Haurpanggung 14.028 5.356 38,18 4.563 32,53 793 5,65 2 Jayaraga 12.280 3.439 28,00 2.734 22,26 705 5,74 3 Jayawaras 9.169 2.730 29,77 1.980 21,59 750 8,18
4 Pataruman 8.490 3.880 45,70 3.128 36,84 752 8,86
JUMLAH 43.967 15.405 35,04 12.405 28,21 3000 6,82
Sumber Data : Profil Desa dan Kelurahan, Tahun 2015 Tabel 2.5
Jumlah Sasaran Penduduk Kelompok Rentan di Wilayah Kerja Puskesmas Haurpanggung Tahun 2015
NO DESA/KEL JML
PDDK
JUMLAH SASARAN Bumi
l Bulin Buteki Balita Neonatus
1 Haurpanggun g 14.028 432 413 567 1342 393 2 Jayaraga 12.280 376 359 289 1183 342 3 Jayawaras 9.169 290 276 379 1005 263 4 Pataruman 8.490 345 330 371 1036 314 JUMLAH 43.967 1443 1378 1706 4548 1312
Sumber Data : Profil Desa dan Kelurahan, Tahun 2015 3. Data Cakupan
3.1 Pelayanan Kesehatan Lingkungan Tabel 3.1.1
Cakupan Sasaran Kesehatan Lingkungan Tahun 2016
No. Sarana Binaan Jumlah (Buah)
1. TP2 2
3. TTU 119 4. SAB 6951 5. SPAL 4347 6. JAGA 6114 7. MCK 9 8. TPS 18 9. TPA 0 10. Jasa Boga 0 11. Pengrajin makanan 0
Sumber: DataPuskesmas Haurpanggung Tahun 2015
Hasil Cakupan kegiatannya dapat dilihat pada table 3.1.2 berikut ini :
Tabel 3.1.2
Cakupan Kegiatan Kesehatan Lingkungan
No Variabel Target Pencapaian Kesenjangan
1 Rumah Sehat 75 37,04 -37,96
2 Pengawasan Sarana Air Bersih 80 89,40 9.36
3 Pengawasan Jamban 75 75,95 0.95
4 Pengawasan SPAL 80 55,35 -24.65
5 Pengawasan Tempat-Tempat Umum (TTU)
75 71
-4 6 Pengawasan Tempat Pengelolaan
Makanan TPM) 75 75
7 Pengawasan Industri 75 75
8 Kegiatan Klinik Sanitasi 25 25
Sumber: DataPuskesmas Haurpanggung Tahun 2015
Berdasarkan hasil perhitungan dari jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Haurpanggung, maka diketahui jumlah sasaran ibu hamil pada tahun 2015 sebanyak 1.443 orang. Untuk mengetahui lebih rinci K1 ibu hamil dari empat desa dan hasil cakupannya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.2.1
Cakupan, Hasil, dan Target K1 di Puskesmas Haurpanggung Tahun 2015
No. Desa Sasara
n Hasil % Target Kesenjang an 1 Haurpanggung 400 396 99 98 >1 2 Jayaraga 364 358 98.52 98 >0.52 3 Jayawaras 311 310 99.67 98 >1.67 4 Pataruman 336 334 99.41 98 >1.47 Jumlah Puskesmas 1411 1398 99.07 98 >1.07
Sumber: Data Laporan bulalan KIA Puskesmas Haurpanggung Tahun 2015
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui cakupan K1 dari seluruh wilayah kerja Puskesmas Haurpanggung sudah mencapai target
Tabel 3.2.3
Cakupan, Hasil, dan Target K4 di Puskesmas Haurpanggung Tahun 2015
NNo. Desa Sasara
n Hasil % Target Kesenjangan
1 Haurpanggung 400 391 97.75 95 >2.75
3 Jayawaras 311 293 94.21 95 <0.79
4 Pataruman 336 326 97.02 95 >2.02
Jumlah Puskesmas 1411 1359 96.31 95 >1.31
Sumber: Data Laporan bulanan KIA Puskesmas Haurpanggung Tahun 2015
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui cakupan K4 Desa Jayawaras belum mencapai target.
Tabel 3.2.2
Cakupan, Hasil, dan Target Linakes di Puskesmas HaurpanggungTahun 2015
No. Desa Sasaran Hasil % Target Kesenjang
an 1 Haurpanggung 382 370 96.85 90 >6.85 2 Jayaraga 348 315 86.53 90 >6.53 3 Jayawaras 297 278 93.60 90 >3.60 4 Pataruman 320 296 92.5 90 >2.5 Jumlah Puskesmas 1347 1259 93.46 90 >3.46 Sumber: Data laporan bulanan KIA Puskesmas Haurpanggung Tahun 2015
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui cakupan Linakes di Puskesmas Haurpanggung sudah mencapai target.
Tabel 3.3.3
Cakupan, Hasil, dan Target N3 di Puskesmas Haurpanggung Tahun 2015
n 1 Haurpanggung 364 365 100 95 >5 2 Jayaraga 331 318 96.07 95 >1.07 3 Jayawaras 283 279 98.58 95 >3.58 4 Pataruman 305 298 97.70 95 >2.70 Jumlah Puskesmas 1283 1260 98.20 95 >3.20
Sumber: Data Laporan bulanan KIA Puskesmas Haurpanggung Tahun 2015
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui cakupan N3 di wilayah kerja Puskesmas Haurpanggung sudah mencapai target
Tabel 3.3.4
Pemakaian KB di Wilayah Kerja Puskesmas Haurpanggung Tahun 2015
N o Nama Desa Metode KB IUD MO P MO W Impla n Sunti k PIL Kondo m 1. Haurpanggu ng 583 0 102 85 917 26 7 35 2. Jayaraga 602 0 49 43 571 15 8 10 3. Jayawaras 29 6 1 35 22 468 14 2 6 4. Pataruman 302 0 28 28 632 21 2 14
Jumlah 178
3 1 214 178 2588
77
9 65
Sumber: Data laporan bulanan KIA Puskesmas Haurpanggung Tahun 2015
Berdasarkan hasil kunjungan peran serta masyarakat dalam mengikuti program Keluarga Berencana (KB) di Puskesmas Haurpanggung sebagian besar menggunakan KB Suntik.
Tabel 3.11
Ibu Hamil dengan KEK di Wilayah Kerja Puskesmas Haurpanggung
Tahun 2015
No. Desa Jml BUMIL KEK %
1 Haurpanggung 400 6 1.5
2 Jayaraga 364 10 2.7
3 Jayawaras 311 9 2.8
4 Pataruman 336 15 4.4
Jumlah 1411 40 2.8
Sumber: Data laporan bulanan gizi Puskesmas Haurpanggung Tahun 2015 Berdasarkan tabel diatas Ibu hamil dengan KEK yang paling banyak di desa Pataruman sebanyak 15 orang (4.4%) sedangkan yang paling sedikit di desa Haurpanggung sebanyak 6 orang (1.5%)
Tabel 3.12
Cakupan Ibu Hamil yang diberikan Tablet FE selama 90 hari di Wilayah Kerja Puskesmas Haurpanggung Tahun 2015
No. Bulan Fe 1 Fe3 KET
1 Januari 108 101 2 Februari 111 107 3 Maret 111 103 4 April 122 121 5 Mei 119 112 6 Juni 114 104 7 Juli 115 108 8 Agustus 0 0 9 September 60 58 10 Oktober 101 96 11 November 62 64 12 Desember 67 60
Sumber: Data Puskesmas Haurpanggung Tahun 2015
Pada dasarnya seluruh cakupan program KIB sudah mencapai target walaupun masih ada kekurangan dalam pencatatan dan pelaporan. Untuk kelengkapan pencatatan dan pelaporan kami mengharapkan bimbingan dan informasi dari Dinas Kesehatan Kabupaten Garut secara rutin agar kami bisamelaksanakan pencatatan dan pelaporan sesuai standar yang berlaku.
BAB II
PROGRAM DAN KEGIATAN A. KEBIJAKAN DAN PROGRAM
Berdasarkan RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) Kabupaten Garut tahun 2014 – 2019 tentang Rencana Program Prioritas yang berkaitan dengan program kesehatan, Sebagai berikut :
1. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan; 2. Program Upaya Kesehatan Masyarakat;
3. Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin;
4. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat; 5. Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan;
6. Program Perbaikan Gizi Masyarakat;
7. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular;
8. Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas/Puskesmas Pembantu dan Jaringannya;
9. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak; 10. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia;
11. Program Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan Makanan; 12. Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak; 13. Program Pengembangan Lingkungan Sehat;
14. Program Pengelolaan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD);
15. Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit Paru-Paru/Rumah Sakit Mata;
16. Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana RS/ RS Jiwa/RS Paru-paru/ RS Mata;
Selain itu sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014, Puskesmas Haurpanggung menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Sehubungan hal tersebut maka Model Pelayanan Puskesmas Haurpanggung terdiri dari :
Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi
timbulnya masalah kesehatan dengan sasaran keluarga, kelompok, dan masyarakat.
Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk peningkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit dan memulihkan kesehatan perseorangan.
Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang :
a. Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat;
b. Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu c. Hidup dalam lingkungan sehat; dan
d. Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
Dengan tercapainya tujuan tersebut diharapkan dapat mendukung terwujudnya kecamatan sehat.
Puskesmas menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama secara terintegrasi dan berkesinambungan. Upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama meliputi upaya kesehatan masyarakat esensial dan upaya kesehatan masyarakat pengembangan.
Upaya kesehatan masyarakat esensial bertujuan mendukung pencapaian standar pelayanan minimal kabupaten/kota bidang kesehatan meliputi:
a. pelayanan promosi kesehatan; b. pelayanan kesehatan lingkungan;
c. pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana; d. pelayanan gizi; dan
e. pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit.
Upaya kesehatan masyarakat pengembangan merupakan upaya kesehatan masyarakat yang kegiatannya memerlukan upaya yang sifatnya inovatif dan/atau
bersifat ekstensifikasi dan intensifikasi pelayanan, disesuaikan dengan prioritas masalah kesehatan, kekhususan wilayah kerja dan potensi sumber daya yang tersedia di masing-masing Puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan yang dilaksanakan oleh Puskesmas Haurpanggung terdiri dari :
a) Upaya Kesehatan Gigi Anak Sekolah (UKGS) dan Upaya Kesehatan Gigi Masyarakat Desa (UKGMD)
b) Upaya Kesehatan Sekolah c) Upaya Kesehatan Usia Lanjut
d) Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat/Community Health Nursing e) Upaya Kesehatan Mata
f) Upaya Kesehatan Jiwa g) Kesehatan Kerja
h) Bina kesehatan Tradisional i) Kesehatan Olah Raga
j) Upaya kesehatan inovatif terdiri dari : 1. Upaya Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja / PKPR
2. Upaya Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat/ JPKM 3. Quality Assurance /Program Jaminan Mutu
4. Klinter/ Klinik Terpadu
5. Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (PTM)
Upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama dilaksanakan dalam bentuk:
a. rawat jalan;
b. pelayanan gawat darurat;
c. home care; berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan. Upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama dilaksanakan sesuai dengan standar prosedur operasional dan standar pelayanan. Dalam melaksanakan upaya kesehatan Puskesmas Haurpanggung juga menyelenggarakan:
a. manajemen Puskesmas; b. pelayanan kefarmasian;
d. pelayanan laboratorium.
Dalam melaksanakan upaya kesehatan, puskesmas didukung oleh system manajemen yang meliputi :
1. Perencanaan /P1
2. Penggerakan pelaksanaan / P2
3. Pengawasan, pengendalian dan penilaian / P3
Semua upaya diatas dapat merupakan unit yang bisa dikelola sebagai unit bisnis karena bersifat private good dengan tidak mengabaikan fungsi sosial sebuah institusi pelayanan kesehatan.
Untuk keberhasilan puskesmas dalam menjalankan Akreditasi maka Dibuat Kebijakan dan Program serta Kegiatan yang mengacu pada Peraturan diatas, diantaranya adalah :
N No
Kebijakan Program Kegiatan
1 Obat dan Perbekalan Kesehatan
Pelayanan Obat Non racikan kurang dari 5 menit
Penyediaan Obat yang
Lengkap di Ruangan Pelayanan Pelayanan Obat Racikan
kurang dari 15 menit
Penyediaan Peralatan Racik modern
Pemberian Informasi Pelayanan PIO dan Konseling serta Home Care Pasien Penyakit Kronis
Perbekalan Kesehatan Pengadaan Alat Kesehatan dan Penunjang Pelayanan
2 Upaya Kesehatan Masyarakat
Perkesmas Pembinaan Keluarga Rawan
atau RESTI
Pembinaan Kelompok
Kesehatan Jiwa Penjaringan dan Pemantauan Paasien Jiwa
UKGS/ UKGMD Penjaringan , Pemeriksaan dan Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut
UKS Penjaringan dan Pemeriksaan
dan Penyuluhan Kesehatan Anak Sekolah
Kesehatan Indra Penjaringan Pasien Katarak Kesehatan Kerja Pemantauan Tempat Kerja
Pengobatan Tradisional Pembinaan tempat Pengobatan Tradisional
3 Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin
Pelayanan Pasien BPJS Pelayanan Pengobatan, Konseling dan Pemberian Rujukan
4 Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Promosi Kesehatan PHBS, UKBM dan Desa Siaga
5 Standarisasi Pelayanan Kesehatan
Penyusunan Pedoman Standar Pelayanan
Pembuatan Standar Pelayanan, dan Standar Prosedur
Operasional, Pembuatan Surat Keputusan
6 Perbaikan Gizi Masyarakat
Gizi Masyarakat Penimbangan Balita,
Surveilans Gizi dan Pembinaan Gizi Masyarakat
7 Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
TB Paru Penjaringan , Pengobatan dan
Konseling TB Paru
Imunisasi Pemberian Imunisasi Lengkap
Surveilans Skrining Penyakit
ISPA Skrining Penyakit
Diare Skrining Penyakit
8 Perbaikan Sarana Puskesmas dan Jaringannya Peningkatan Status Puskesmas Pembangunan Puskesmas DTP dan PONED Peningkatan Jaringan Puskesmas Pembuatan Pustu 9 Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sakit)
Pembinaan kesehatan anak balita
SDIDTK (Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang)
Pembinaan Tumbuh Kembang Anak Balita 1 0 Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia
Program Lanjut Usia Pembentukan Posbindu dan Pembinaan Lansia
1 1
Pengawasan dan Pengendalian
Produksi Makanan Sehat Pengawasan dan Pembuatan Rekomendasi Tempat – tempat
Kesehatan Makanan Pengolahan Makanan dan Minuman 1 2 Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak Peningkatan Kualitas Kesehatan Ibu dan Anak
Pemeriksaan ANC, INC dan PNC
Kelas Ibu Hamil
Pemantauan Bumil Resiko Tinggi Pelayanan KB 1 3 Pengembangan Lingkungan Sehat
Kesehatan lingkungan Inspeksi Sanitasi Sarana Air Bersih, Tempat – tempat Umum dan Industri
Kegiatan Pembebasan BABS (CLTS) Penanganan Limbah RAKSA 1 4 Pengelolaa n Badan Layanan Umum Daerah Puskesmas PPK BLUD Penyusunan Dokumen BLUD Pelaksanaan BLUD Pelayanan Prima B. TARGET KINERJA
A. Upaya Kesehatan Wajib
1. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta KB a. Cakupan K-I Ibu Hamil ( Bumil )
Judul Cakupan K-I Ibu Hamil
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Tergambarnya kemampuan Puskesmas dalam
Definisi Operasional Cakupan K-I Bumil adalah Bumil yang telah memperoleh pelayanan Antenatal sesuai Standar Minimal satu kali pada triwulan pertama di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Frekuensi pengumpulan Data
Setiap Bulan
Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah kumulatif Bumil yang telah memperoleh pelayanan Antenatal sesuai standar minimal satu kali pada triwulan pertama di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah sasaran Bumil di satu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama
Sumber data SIMPUS dan KOHOR IBU
Target 100 %
Langkah Kegiatan Pendataan Bumil, Pembuatan kantong persalinan, Pelayanan Antenatal, Pencatatan dan Pelaporan, MONEV dan PWS
Penanggung jawab Bidan Koordinator KIA
b. Cakupan K-4 Ibu hamil ( Bumil )
Judul Cakupan K-4 Ibu Hamil
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Tergambarnya kemampuan puskesmas dalam mengakses pelayanan ibu hamil
Definisi Operasional Cakupan K-4 bumil adalah Bumil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai standar minimal empat kali pada triwulan ke empat disatu wilayah kerja pada kurun waktu Frekuensi pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah kumulatif bumil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai standar minimal empat kali pada triwulan ke empat di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah sasaran Bumil di satu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama
Sumber data SIMPUS dan KOHORT IBU
Target 100 %
Langkah kegiatan Pendataan Bumil, pembuatan kantong persalinan, pelayanan antenatal, pencatatan dan pelaporan, MONEV dan PWS Penanggung jawab Bidan koordinator KIA
c. Drop Out (DO) K1 – K4
Judul Drop Out (DO) K1 – K4
Dimensi Mutu Kontinuitas dan kualitas
Tujuan Agar Bumil memenuhi standar antenatal minimal empat kali selam kehamilan
Definisi Operasional DO K1 – K4 adalah Bumil yang telah mencapai K1 dikurangi Bumil yang telah mencapai K4 disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Frekuensi pengumpulan data
Setiap bulan Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Bumil yang telah mencapai K1 dikurangi Bumil yang telah mencapai K4 disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu Denominator Jumlah kumulatif Bumil yang telah memperoleh pelayanan
antenatal sesuai standar minimal satu kali pada triwulan pertama (K1) disatu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama
Sumber data SIMPUS dan KOHORT IBU
Target 10 %
Langkah kegiatan Pendataan Bumil, pembuatan kantong persalinan, pelayanan antenatal, pencatatan dan pelaporan, MONEV dan PWS Penanggung jawab Bidan Koordinator KIA
d. Cakupan Deteksi Dini Ibu Hamil Resiko Tinggi
Judul Cakupan Deteksi Dini Ibu Hamil Resiko Tinggi
Tujuan Terditeksinya faktor resiko yang menyertai Bumil
Definisi Operasional Cakupan deteksi Bumil yang mempunyai faktor resiko tinggi (anemia, hipertensi, oedema mata, ekslamsia, perdarahan pervaginam, ketuban pecah dini, letak lintang pada primigravida, infeksi berat/sepsis, prematur) disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Frekuensi pengumpulan data
Setiap bulan Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah kumulatif Bumil yanng dideteksi resiko tinggi disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah sasaran Bumil di satu wilayah keraj pada kurun waktu yang sama
Sumber data SIMPUS dan KOHORT IBU
Target 20 %
Langkah kegiatan Pendataan Bumil, persiapan pelayanan antenatal, pertolongan persalinan, deteksi Bumil Resti/komplikasi, PWS
Penanggung jawab Bidan Koordinator KIA e. Ibu Hamil Resiko Tinggi yang Dirujuk
Judul Ibu Hamil Resiko Tinggi yang Dirujuk
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Terselamatkannya Bumil Resiko tinggi dari ancaman komplikasi yang secara langsung menyebabkan kesakitan dan kematian ibu maupun bayinya
Definisi Operasional Ibu Hamil Resiko Tinggi yang dirujuk adalah Bumil resiko tinggi/komplikasi yang dirujuk disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Frekuensi pengumpulan data
Setiap bulan Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah kumulatif Bumil resiko tinggi/komplikasi yang dirujuk disatu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama Denominator Jumlah Bumil resiko tinggi/komplikasi yang dirujuk disatu
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Sumber data SIMPUS dan KOHORT IBU
Target 100 %
persalinan, deteksi Bumil Resti/komplikasi, PWS Penanggung jawab Bidan Koordinator KIA
f. Cakupan Kunjungan Noenatus
Judul Cakupan Kunjungan Noenatus
Dimensi Mutu Keselamatan dan kontinuitas
Tujuan Terpeliharanya kesehatan bayi umur 0-28 hari melalui pelayanan kesehatan maupun pelayanan melalui kunjungan rumah
Definisi Operasional
Cakupan Kunjungan Neonatus adalah cakupan neonates yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi klinis kesehatan neonatal paling sedikit 3 kali (KN I 5-48 jam, KN II 3-7 hari, dan KN III 8-28 hari) disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Frekuensi
pengumpulan data
Setiap bulan Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah kumulatif neonates yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai standar paling sedikit 3 kali disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Denominator Seluruh bayi lahir hidup disatu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama
Sumber data SIMPUS, KOHORT IBUdan KOHORT Bayi
Target 90 %
Langkah kegiatan Pemantauan pasca persalinan dan MTBM, pelayanan kunjungan neonatus didalam gedung dan diluar gedung, pelayanan rujukan neonatus, audit kesakitan dan kematian neonates, PWS
Penanggung jawab
Bidan Koordinator KIA
g. Cakupan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan
Judul Cakupan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Dimensi Mutu Keselamatan dan efektifitas
persalinan Definisi
Operasional
Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah cakupan ibu bersalin yang mendapat pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Frekuensi
pengumpulan data
Setiap bulan Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah kumulatif persalianan disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu, yang persalinannya memperoleh pertolongan dari tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan
Denominator Jumlah seluruh sasaran persalina disatu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama
Sumber data SIMPUS, KOHORT IBUdan KOHORT Bayi
Target 90 %
Langkah kegiatan Pelayanan persalinan, perawatan nifas, monitoring dan evaluasi serta PWS
Penanggung jawab Bidan Koordinator KIA h. Cakupan Kunjungan Bayi
Judul Cakupan Kujungan Bayi
Dimensi Mutu Keselamatan dan kontinuitas
Tujuan Agar terpantau
Definisi Operasional
Cakupan kunjungan bayi adalah cakupan bayi yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai standar oleh dokter, bidan, dan perawat yang memiliki kompetensi klinis kesehatan paling sedikit 4 kali disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Frekuensi pengumpulan data Setiap bulan Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah bayi yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai standar, paling sedikit 4 kali disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu Denominator Seluruh bayi lahir hidup disuatu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu
Sumber data SIMPUS, KOHORT Bayi, SIRS Klinik
Target 90 %
dan luar gedung, rujukan audit kematian dan kesakitan Penanggung jawab Bidan koordinator KIA dan koodinator MTBM
i. Cakupan BBLR yang Ditangani
Judul Cakupan BBLR yang Ditangani
Dimensi Mutu Keselamatan dan kontinuitas
Tujuan Menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi akibat BBLR Definisi
Operasional
Cakupan BBLR yang Ditangani adalah cakupan BBLR (BBL < 2500gr) yang ditangani sesuai standar oleh dokter, bidan dan perawat yang memiliki kompetensi klinis kesehatan dan penanganan BBLR disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu Frekuensi
pengumpulan data
Setiap bulan Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah kumulatif BBLR yang ditangani sesuai standar oleh tenaga kesehatan disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah kumulatif BBLR yang ada disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Sumber data SIMPUS, KOHORT IBU dan KOHORT Bayi
Target 100 %
Langkah kegiatan Pemantauan BBLR, pelayanan rujukan dan pembahasan audit Penanggung jawab Bidan Koordinator KIA
j. Cakupan Deteksi Dini Balita dan Anak Pra Sekolah
Judul Cakupan Deteksi Dini Balita dan Anak Pra Sekolah Dimensi Mutu Keselamatan dan kontuinitas
Tujuan Menemukan secara dini gangguan kesehatan dan kelainan tumbuh kembang yang terjadi pada balita dan pra sekolah
Definisi Operasional Cakupan deteksi dini balita dan anak pra sekolah adalah cakupan kumulatif bayi umur 29 hari – 11 bulan yang dideteksi kesehatan dan tumbuh kembangnya sesuai standar oleh dokter, bidan dan perawat paling sedikit 4 kali pertahun dan cakupan deteksi dini anak umur 12 – 72 bulan yang dideteksi kesehatan dan tumbuh kembangnya sesuai standar oleh dokter, bidan dan perawat paling sedikit 2 kali pertahun diuatu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu Frekuensi
pengumpulan data
Setiap bulan Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumalah kumulatif bayi umur 29 hari – 11 bulan yang dideteksi kesehatan dan tumbuh kembangnya sesuai standar oleh dokter, bidan dan perawat paling sedikit 4 kali pertahun dan cakupan deteksi dini anak umur 12 – 72 bulan yang dideteksi kesehatan dan tumbuh kembangnya sesuai standar oleh dokter, bidan dan perawat paling sedikit 2 kali pertahun disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah balita dan anak para sekolah yang ada disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Sumber data SIMPUS, kohort Balita, buku KIA dan KMS
Target 90 %
Langkah kegiatan Peningkatan kompetensi kesehatan balita (MTBM, MTBS, DIDTK) pelayanan kununjungan balita dan anak para sekolah dai dalam maupun diluar gedung serta pelayanan rujukan
Penanggung jawab Bidan Koordinator KIA dan koordinator MTBM, MTBS k. Cakupan Peserta KB Baru
Judul Cakupan Peserta KB Baru
Dimensi Mutu Keselamatan dan kualitas
Tujuan Menjarangkan dan atau menunda kehamilan diantara pasangan usia subur (PUS)
Definisi Operasional
Cakupan peserta KB baru adalah cakupan kumulatif PUS yang baru pertamakali menggunakan kontrasepsi termasuk mereka yang paska keguguran, sesudah melahirkan atau pasca istirahat minimal 3 bulan disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Frekuensi
pengumpulan data
Setiap bulan Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah kumulatif peserta KB baru disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah PUS disatu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama Sumber data Hasil pencatatan dan pelaporan KB
Target 80 %
Penanggung jawab Bidan Koordinator KIA - KB l. Cakupan Peserta KB Aktif
Judul Cakupan Peserta KB Aktif
Dimensi Mutu Kualitas dan Kontuinitas
Tujuan Untuk menunjukan berapa pasangan usia subur (PUS) yang berpotensi hamil yang terlindungi dari kejadian kehamilan dan untuk menilai kinerja program KB
Definisi Operasional
Cakupan peserta KB Aktif adalah jumalh peserta KB aktif dibandingkan dengan jumlah pasangan usia subur (PUS) disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Frekuensi
pengumpulan data
Setiap bulan Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah PUS yang menggunakan kontrasepsi, disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah PUS disatu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama Sumber data SIMPUS, hasil pencatatan dan pelaporan KB
Target 80 %
Langkah kegiatan Pendataan sasaran, pemberian pelayanan berkualitas dan konseling KB
Penanggung jawab Bidan Koordinator KIA - KB 2. Upaya Gizi Masyarakat
a. Cakupan Balita terdaftar di Posyandu dan Memiliki KMS
Judul Cakupan Balita terdaftar di Posyandu Dan Memiliki KMS Dimensi Mutu Keselamatan dan kualitas kesehatan
Tujuan Agar diketahui jumlah balita yang ada disetiap posyandu untuk akses pemantauan tumbuh kembangnya
Definisi Operasional
Cakupan balita terdaftar di posyandu dan memiliki KMS adalah balita (0 – 59 bulan) yang ada disetiap posyandu tercatat dalam kohort balitan dan memiliki KMS
Frekuensi
pengumpulan data
Setiap bulan Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah balita yang terdaftar di posyandu dan memiliki KM /buku KIA
posyandu
Sumber data SIMPUS dan kohort balita
Target 100 %
Langkah kegiatan Pendataan balita, pengadaan KMS/buku KIA dan distribusinya Penanggung jawab Koordinator Gizi dan Bidan Desa
b. Cakupan Partisipasi Balita Datang ke Posyandu (D/S)
Judul Cakupan Balita datang nimbang Berat Badan ke Posyandu (D/S) Dimensi Mutu Keselamatan dan kualitas
Tujuan Agar diketahui jumlah balita yang ada disetiap posyandu untuk akses pemantauan tumbuh kembangnya
Definisi Operasional
Cakupan Balita datang nimbang Berat Badan ke Posyandu (D/S) adalah jumlah balita yang hadir nimbang setiap bulan di Posyandu Frekuensi
pengumpulan data
Setiap bulan Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah balita yang hadir nimbang di Posyandu Denominator Jumlah balita yang ada tercatat di Posyandu Sumber data Kohort balita, data kelahiran dan KMS/buku KIA
Target 80 %
Langkah kegiatan Pembinaan kader dan pelayanan kesehatan balita di Posyandu Penanggung jawab Koordinator Gizi dan Bidan Desa
c. Cakupan Balita Naik Berat Badannya setiap Bulan (N/D)
Judul Cakupan Balita Naik Berat Badannya setiap Bulan (N/D) Dimensi Mutu Keselamatan dan kualitas kesehatan
Tujuan Mengetahui tingkat tumbuh kembang kesehatan balita Definisi
Operasional
Cakupan Balita Naik BB setiap Bulan adalah jumlah balita yang naik BB nya setiap bulannya
Frekuensi
pengumpulan data
Setiap bulan Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumalah balita yang naik berat badanya
Denominator Jumlah balita yang datang nimbang BB di Posyandu Sumber data Kohort balita dan KMS/buku KIA
Target 80 %
Langkah kegiatan Pembinaan kader dan pelayanan kesehatan balita di Posyandu Penanggung jawab Koordinator Gizi
d. Balita yang Berat Badannya di Bawah Garis Merah (BGM)
Judul Balita yang BB nya pada KMS/buku KIA di Bawah Garis Merah (BGM)
Dimensi Mutu Keselamatan dan kualitas
Tujuan Mengetahui tingkat tumbuh kembang balita Definisi
Operasional
Balita yang BB nya pada KMS/buku KIA di Bawah Garis Merah (BGM) adalah jumlah balita yang BB nya berada dibawah garis merah (BGM) pada KMS/buku KIA
Frekuensi
pengumpulan data
Setiap bulan Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah kumulatif Balita yang berat badannya dibawah garis merah pada satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah balita yang ada disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Sumber data Kohort balita dan KMS/buku KIA
Target 5 %
Langkah kegiatan Pembinaan kader dan pelayanan kesehatan balita di Posyandu Penanggung jawab Koordinator Gizi
e. Balita Gizi Kurang yang Ditangani
Judul Balita Gizi Kurang yang Tertangani Dimensi Mutu Keselamatan dan kualitas
Tujuan Meningkatkan status gizi balita menjadi gizi baik Definisi
Operasional
Balita Gizi Kurang yang Tertangani adalah jumlah balita gizi kurang yang ditangani dengan menggunakan KIE, diagnostik dan atau intervensi dengan PMT
Frekuensi
pengumpulan data
Setiap bulan Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah kumulatif balita gizi kurang yang ditangani disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah kumulatif balita yang ada disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Sumber data LB-3 SIMPUS, kohort balita dan KMS/buku KIA
Target 100 %
Langkah kegiatan Verifikasi status gizi, KIE, intervensi dengan PMT pemulihan Penanggung jawab Koordinator Gizi
f. Balita Gizi Buruk yang ditangani
Judul Balita Gizi Buruk yang Tertangani Dimensi Mutu Keselamatan dan kualitas
Tujuan Meningkatkan status gizi balita menjadi gizi baik Definisi
Operasional
Balita Gizi Buruk yang Tertangani adalah jumlah balita gizi Buruk yang ditangani dengan menggunakan KIE, diagnostik dan atau intervensi dengan PMT
Frekuensi
pengumpulan data
Setiap bulan Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah kumulatif balita gizi buruk yang ditangani disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah kumulatif balita gizi buruk yang ditangani disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Sumber data LB-3 SIMPUS, kohort balita dan KMS/buku KIA
Target 100 %
Langkah kegiatan Verifikasi status gizi, KIE, intervensi dengan PMT pemulihan Penanggung jawab Koordinator Gizi
g. Balita mendapat Vitamin A 2 kali perrtahun
Judul Balita mendapat Vitamin A 2 kali perrtahun Dimensi Mutu Keselamatan dan kualitas
Tujuan Mencegah terjadinya kasus kekurangan vitamin A pada Balita Definisi
Operasional
Balita mendapat Vitamin A 2 kali pertahun pemberian Vitamin A dosis tinggi setiap bulan Februari dan Agustus
Frekuensi
pengumpulan data
2 kali setahun Periode Analisa 2 kali setahun
Numerator Jumlah balita yang mendapat Vitamin A disatu wilayah kerja pada kurun dalam kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah balita yang ada disatu wilayah kerja pada kurun dalam kurun waktu tertentu
Sumber data LB-3 SIMPUS, kohort balita dan KMS/buku KIA
Target 90 %
Langkah kegiatan Pendataan Balita dan logistik, distribusi ke Posyandu serta sweeping
Penanggung jawab Koordinator Gizi
Judul Pelaksanaan PSG Posyandu Dimensi Mutu Kualitas dan kontinuitas
Tujuan Memantau status tumbuh kembang balita di Posyandu Definisi
Operasional
Pelaksanaan PSG Posyandu adalah suatu upaya pemantauan status gizi balita yang dilakukan di Posyandu oleh petugas kesehatan dan kader
Frekuensi
pengumpulan data
1 kali setahun Periode Analisa 1 kali setahun
Numerator Jumlah Posyandu yang melaksanakan PSG Denominator Jumlah Posyandu
Sumber data Data UKBM
Target 10 %
Langkah kegiatan Penentuan sampel Posyandu, pelaksanaan PSG dana analisa data Penanggung jawab Koordinator Gizi
i. Pemantauan Keluarga Sadar Gizi (KADARZI)
Judul Pemantauan KADARZI
Dimensi Mutu Kualitas dan kontinuitas
Tujuan Memantau dan membina keluarga agar sadar gizi Definisi
Operasional
Pemantauan KADARZI adalah suatu upaya pemantauan perilaku akan pola konsumsi melalui survey keluarga yang dilakukan oleh petugas kesehatan
Frekuensi
pengumpulan data
1 kali setahun Periode Analisa 1 kali setahun
Numerator Jumalah keluarga sadar gizi Denominator Jumalah keluarga yang disurvey Sumber data Data keluarga
Target 65 %
Langkah kegiatan Penentuan kluster KK, pelaksanaan kadarzi, analisa data Penanggung jawab Koordinator Gizi
j. Bumil yang diukur LILA
Judul Bumil yang diukur LILA
Dimensi Mutu Keselamatan dan kualitas
Tujuan Memantau status gizi Bumil (tingkat pemenuhan kalori) Definisi
Operasional
Pengukuran LILA Bumil adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dengan mengukur lilngkar lengan atas Bumil agar diketahui tingkat pemenuhan kalori
Frekuensi
pengumpulan data
Setiap Bulan Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumalah kumulatif Bumil yang diukur LILA nya disatu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu
Denominator Jumalah kumulatif Bumil yang ada disatu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu
Sumber data LB-3 SIMPUS, kohort bumil dan buku KIA
Target 100 %
Langkah kegiatan Verifikasi status gizi, KIE, intervensi dengan PMT pemulihan Penanggung jawab Koordinator Gizi
k. Bumil KEK yang tertangani
Judul Bumil KEK yang ditangani
Dimensi Mutu Keselamatan dan kualitas
Tujuan Meningakatkan status gizi Bumil selama kehamilan Definisi
Operasional
Bumil KEK tertangani adalah jumlah Bumil KEK yang ditangani dengan malakukan KIE, diagnostik dan atau intervensi dengan PMT
Frekuensi
pengumpulan data
Setiap bulan Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah kumulatif Bumil KEK yang ditangani disatu wilayah dalam kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah Bumil yang ada ditangani disatu wilayah dalam kurun waktu tertentu
Sumber data LB-3 SIMPUS, kohort Bumil dan buku KIA
Target 100 %
Langkah kegiatan Verifikasi status gizi, KIE, intervensi dengan PMT pemulihan Penanggung jawab Koordinator Gizi
l. Ibu Nifas yang mendapat Vitamin A
Judul Ibu Nifas yang mendapat Vitamin A Dimensi Mutu Keselamatan dan kualitas
Tujuan Miningkstksn pemenuhan Vitamin A bagi ibu dan bayinya sehingga terhindar dari gangguan penyakit akibat dari defisiensi Vitamin A
Definisi Operasional
Ibu Nifas yang mendapat Vitamin A adalah vitamin A diberikan ibu nifas (0-42 hari) setelah melahirkan segera 1 kapsul Vitamin
A (200.000 IU) warana merah dan 1 kapsul lagi diberikan dengan selang waktu 24 jam
Frekuensi
pengumpulan data
Setiap bulan Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah kumulatif ibu nifas yang mendapat Vitamin A disatu wilayah dalam kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah kumulatif ibu nifas yang ada disatu wilayah dalam kurun waktu tertentu
Sumber data SIMPUS, kohort Bumil dan buku KIA
Target 100 %
Langkah kegiatan Pendataan kelahiran, distribusi Vitamin A melalui kunjungan neonatus
Penanggung jawab Koordinator Gizi dan koordinator KIA m. Bumil yang mendapat Tablet Zat Besi (Fe) 90 tablet
Judul Bumil dapat Tablet Zat Besi (Fe) 90 tablet Dimensi Mutu Keselamatan dan kualitas
Tujuan Meningkatkan pemenuhan zat besi bagi ibu hhamil sehingga terhindar dari gangguan penyakit akibat dari deefisiensi zat besi (anemia)
Definisi Operasional
Bumil dapat tablet zat besi (Fe) 90 tablet adalah bumil yang selami kehamilannya telah meng konsumsi tambahan zat besi dengan meminum tablet Fe minimal 90 tablet
Frekuensi
pengumpulan data
Setiap bulan Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah kumulatif Bumil yang mendapat Fe 90 tablet disatu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah kumulatif Bumil yang ada disatu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu
Sumber data SIMPUS, kohort Bumil, buku KIA dan PWS
Target 90 %
Langkah kegiatan Antenatal care, perencanaan dan distribusi tablet Fe Penanggung jawab Koordinator Gizi dan koordinator KIA
n. MP-ASI pada Bayi BGM dari masyarakat miskin (Maskin) Judul MP-ASI pada Bayi BGM dari (Maskin) Dimensi Mutu Keselamatan dan kualitas
Definisi Operasional
MP-ASI pada Bayi BGM dari Maskin adalah pemberian makanan pendamping ASI pada bayi (6-11 bulan) BGM dari Maskin dengan porsi 100 gram perhari selama 90 hari
Frekuensi
pengumpulan data
Setiap bulan Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah kumulatif balita gizi kurang yang ditangani disatu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah kumulatif bayi BGM dari Maskin yang mendapat MP-ASI disatu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu
Sumber data SIMPUS, kohort Balita, KMS/buku KIA serta pendataan Maskin
Target 90 %
Langkah kegiatan Verifikasi status gizi, KIE, intervensi dengan MP-ASI Penanggung jawab Koordinator Gizi
3. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular a. Pelayanan Imunisasi
1) Cakupan Imunisasi HB-O bayi baru lahir < 7 hari Judul Cakupan Imunisasi HB-O bayi baru lahir < 7 hari Dimensi Mutu Keselamatan dan kualitas
Tujuan Memberikan perlindungan sedini mungkin kepada bayi baru lahir hidup dari ancaman penularan dan komplikasi berat penyakit Hepatitis B
Definisi Operasional
Cakupan Imunisasi HB-O bayi baru lahir < 7 hari adalah imunisasi Hepatitis B yang diberikan pertama kali kepada bayi baru lahir hidup sebelaum berumur 7 hari dengan cara menyuntikan disalah satu paha bayi disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Frekuensi
pengumpulan Data
Setiap Bulan Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah kumulatif imunisasi HB-O < 7 hari disatu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah sasaran bayi (0-12 bulan) disatu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu
Sumber data SIMPUS, kohort Bayi, KMS/buku KIA serta buku catatan imunisasi
Langkah Kegiatan Pendataan sasaran, perencanaan dan pengambilan logistik, pelayanan imunisasi dan PWS imunisasi
Penanggung jawab Koordinator imunisasi dan Bidan penanggung jawab Desa
2) Cakupan Imunisasi BCG
Judul Cakupan Imunisasi BCG
Dimensi Mutu Keselamatan dan kualitas
Tujuan Memberikan perlindungan sedini mungkin kepada bayi baru lahir hidup dari ancaman penularan dan komplikasi berat penyakit TBC
Definisi Operasional
Cakupan Imunisasi BCG adalah imunisasi BCG yang diberikan satu kali kepada bayi lahir hidup seawal munkin dengan cara menyuntikan disalah satu lengan atas bayi disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Frekuensi
pengumpulan Data
Setiap Bulan Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah kumulatif imunisasi BCG disatu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu
Denominator Jumalah sasaran bayi (0-12 bulan) yang ada disatu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu
Sumber data SIMPUS, kohort Bayi, KMS/buku KIA serta buku catatan imunisasi
Target 98 %
Langkah Kegiatan Pendataan sasaran, perencanaan dan pengambilan logistik, pelayanan imunisasi dan PWS imunisasi
Penanggung jawab Koordinator imunisasi dan Bidan penanggung jawab Desa
3) Cakupan Imunisasi DPT HiB1
Judul Cakupan Imunisasi DPT HiB1
Dimensi Mutu Keselamatan dan kualitas
Tujuan Memberikan perlindungan sedini mungkin kepada bayi baru lahir hidup dari ancaman penularan dan komplikasi berat penyakit Hepatitis B, Difteri, Pertusis, Tetanus dan Haemophilus Influenza
Definisi Operasional
Cakupan Imunisasi DPT HiB1 adalah imunisasi kombinasi HiB dan DPT yang diberikan pertama kepada bayi berumur 2 bulan dengan cara menyuntikan disalah satu paha bayi disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Frekuensi
pengumpulan Data
Setiap Bulan Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah kumulatif DPT HiB1 disatu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah sasaran bayi (0-12 bulan) yang ada disatu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu
Sumber data SIMPUS, kohort Bayi, KMS/buku KIA serta buku catatan imunisasi
Target 98 %
Langkah Kegiatan Pendataan sasaran, perencanaan dan pengambilan logistik, pelayanan imunisasi dan PWS imunisasi
Penanggung jawab Koordinator imunisasi dan Bidan penanggung jawab Desa
4) Cakupan Imunisasi DPT HiB3
Judul Cakupan Imunisasi DPT HiB3
Dimensi Mutu Keselamatan dan kualitas
Tujuan Memberikan perlindungan sedini mungkin kepada bayi baru lahir hidup dari ancaman penularan dan komplikasi berat penyakit Hepatitis B, Difteri, Pertusis, Tetanus dan Haemophilus Influenza
Definisi Operasional
Cakupan Imunisasi DPT HiB1 adalah imunisasi kombinasi HiB dan DPT lanjutan yang diberikan pertama kepada bayi berumur 4 bulan dengan cara menyuntikan disalah satu paha bayi disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Frekuensi
pengumpulan Data
Setiap Bulan Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah kumulatif DPT HiB3 disatu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah sasaran bayi (0-12 bulan) yang ada disatu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu
imunisasi
Target 93 %
Langkah Kegiatan Pendataan sasaran, perencanaan dan pengambilan logistik, pelayanan imunisasi dan PWS imunisasi
Penanggung jawab Koordinator imunisasi dan Bidan penanggung jawab Desa 5) Cakupan Imunisasi Polio 4
Judul Cakupan Imunisasi Polio 4
Dimensi Mutu Keselamatan dan kualitas
Tujuan Memberikan perlindungan sedini mungkin kepada bayi baru lahir hidup dari ancaman penularan dan komplikasi berat penyakit Polio
Definisi Operasional
Cakupan Imunisasi Polio 4 adalah imunisasi polio lanjutan yang diberikan pertama kepada bayi berumur 4 bulan dengan cara meneteskan sebanyak 2 tetes dosis dimulut bayi disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Frekuensi
pengumpulan Data
Setiap Bulan Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah kumulatif Polio disatu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah sasaran bayi (0-12 bulan) yang ada disatu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu
Sumber data SIMPUS, kohort Bayi, KMS/buku KIA serta buku catatan imunisasi
Target 90 %
Langkah Kegiatan Pendataan sasaran, perencanaan dan pengambilan logistik, pelayanan imunisasi dan PWS imunisasi
Penanggung jawab Koordinator imunisasi dan Bidan penanggung jawab Desa
6) Cakupan Imunisasi Campak
Judul Cakupan Imunisasi Campak
Dimensi Mutu Keselamatan dan kualitas
Tujuan Memberikan perlindungan sedini mungkin kepada bayi baru lahir hidup dari ancaman penularan dan komplikasi berat penyakit Campak
Operasional diberikan kepada bayi berumur 9 bulan dengan cara menyuntikan dilengan kiri bayi disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Frekuensi
pengumpulan Data
Setiap Bulan Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah kumulatif campak disatu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah sasaran bayi (0-12 bulan) yang ada disatu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu
Sumber data SIMPUS, kohort Bayi, KMS/buku KIA serta buku catatan imunisasi
Target 98 %
Langkah Kegiatan Pendataan sasaran, perencanaan dan pengambilan logistik, pelayanan imunisasi dan PWS imunisasi
Penanggung jawab Koordinator imunisasi dan Bidan penanggung jawab Desa
7) DO DPT HB - Campak
Judul DO DPT HB - Campak
Dimensi Mutu Keselamatan dan kualitas
Tujuan Mengetahui kelengkapan dan intensitasn imunisasi yang didapatkan terhadap seluruh sasaran bayi (0-12 bulan)
Definisi Operasional
DO DPT HB – Campak adalah DO (Drop Out) yang terjadi dari pemberian iminisasi DPT HiB1 (kontak II) pada bayi dengan kelengkapan pemberian imunisasi campak sebelum berumur 12 bulan, disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Frekuensi
pengumpulan Data
Setiap Bulan Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah kumulatif imunisasi DPT HiB1 dikurangi jumlah kumulatif imunisasi campak disatu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah kumulatif imunisasi DPT HiB1 disatu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu
Sumber data SIMPUS, kohort Bayi, KMS/buku KIA serta buku catatan imunisasi
Langkah Kegiatan Pendataan sasaran, perencanaan dan pengambilan logistik, pelayanan imunisasi dan PWS imunisasi
Penanggung jawab Koordinator imunisasi dan Bidan penanggung jawab Desa
8) Cakupan Desa UCI (Universal Child Imunization)
Judul Cakupan Desa UCI
Dimensi Mutu Keselamatan dan kualitas
Tujuan Mengetahui akses wilayah terhadap kelengkapan dan intensitas imunisasi yang didapatkan terhadap sasaran bayi (0-12 bulan) Definisi
Operasional
Cakupan Desa UCI adalah Desa dimana ≥ 80 % dari jumlah bayi yang ada di Desa tersebut sudah mendapat imunisasi dasar lengkap dalam 1 tahun
Frekuensi
pengumpulan Data
Setiap Bulan Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah Desa UCI disatu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah Desa yang ada disatu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu
Sumber data SIMPUS, kohort Bayi, KMS/buku KIA serta buku catatan imunisasi
Target 100 %
Langkah Kegiatan Pendataan sasaran, perencanaan, pelayanan imunisasi yang berkualitas, PWS imunisasi dan Monev
Penanggung jawab Koordinator imunisasi dan Bidan penanggung jawab Desa
9) Status T5 Bumil
Judul Status T5 Bumil
Dimensi Mutu Keselamatan dan kualitas
Tujuan Memberikan kekebalan seumur hidup pada ibu usia subur dari ancaman penyakit tetanus yang menyerang neonatus yang dikandung dan dilahirkan
Definisi Operasional
Status T5 Bumil adalah wanita sampai dengan usia subur dan selama kehamilan menddapatkan imunisasi TT sesuai standar Frekuensi
pengumpulan Data
Setiap Bulan Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah kumulatif bumil yang sudah T5 disatu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah Bumil yang ada disatu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu
Sumber data SIMPUS, kohort Bayi, KMS/buku KIA serta buku catatan imunisasi
Target 95 %
Langkah Kegiatan Pendataan sasaran, perencanaan dan pengambilan logistik, pelayanan imunisasi dan PWS imunisasi
Penanggung jawab Koordinator imunisasi dan Bidan penanggung jawab Desa 10) Cakupan Bias campak kelas I SD
Judul Cakupan Bias campak kelas I SD
Dimensi Mutu Keselamatan dan kualitas
Tujuan Membrikan boster campak kepada anak usia 6 tahun/kelas I sehingga menambah kekebalan anak dan terhindar dari penyakit campak dan komplikasi campak
Definisi Operasional
Cakupan Bias campak kelas I SD adalah kefgianatan imunisasi anak SD dan sederajat dengan memberikan suntikan campak dilengan kiri pada anak SD kelas I
Frekuensi
pengumpulan Data
Setiap Bulan September Periode Analisa Setiap bulan September
Numerator Jumlah murid kelas I SD yang mendapat imunisasi campak disatu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah murid kelas I SD yang ada disatu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu
Sumber data Data anak SD kelas I, absensi kelas
Target 100 %
Langkah Kegiatan Pendataan sasaran, perencanaan dan pengambilan logistik, Penanggung jawab Koordinator imunisasi
11) Cakupan BIAS DT kelas I dan Td kelas II – III SD
Judul Cakupan BIAS DT kelas I dan Td kelas II – III SD Dimensi Mutu Keselamatan dan kualitas
Tujuan Membrikan boster DT, Td kepada anak usia 6 – 8 tahun/kelas II-III SD sehingga menambah kekebalan anak dan terhindar dari penyakit difteri dan tetanus maupun komplikasinya
Operasional kegiatan imunisasi anak SD dan sederajat dengan memberikan imunisasi DT pada murid kelas I SD dan Td pada murid kelas II-III SD
Frekuensi
pengumpulan Data
Satu kali satu tahun Periode Analisa Satu kali satu tahun
Numerator Jumlah murid kelas I SD yang mendapat imunisasi DT dan jumlah murid kelas II-III SD yang mendapat imunisasi Td disatu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah murid kelas I SD dan murid kelas II-III SD yang ada disatu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu
Sumber data Data anak SD kelas I, II dan III, absensi kelas
Target 100 %
Langkah Kegiatan Pendataan sasaran, perencanaan dan pengambilan logistik, Penanggung jawab Koordinator imunisasi
b. Pelayanan Imunisasi
1) Desa yang mengalami KLB yang ditangani < 24 jam
Judul Desa yang mengalami KLB yang ditangani < 24 jam Dimensi Mutu Keselamatan dan kualitas
Tujuan Meminimalkan penyebaran wabah dan dampak penyakit Definisi
Operasional
Desa yang mengalami KLB yang ditangani < 24 jam adalah kejadian luar biasa (KLB) yang ditangani < 24 jam pada suatu Desa disatu wilayah kerja dalam periode/kurun waktu tertentu Frekuensi
pengumpulan Data
Setiap hari kerja Periode Analisa Satu bulan
Numerator Jumlah kejadian luar biasa (KLB) yang ditangani <24 jam disatu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah kejadian luar biasa (KLB) yang terjadi dalm satu wilayah kerja dalam kurun waktu sama
Sumber data Laporan KLB 24 jam (WI) masyarakat dan massa
Target 100 %
Langkah Kegiatan Pemastian KLB, investigasi, penanggulangan, memutus mata rantai dan pengamatan pasca KLB
Penanggung jawab Koordinator P2M dan surveilen
2) Acute Flacid Paralisys (AFP) rate per 100.000 penduduk < 15 tahun
tahun
Dimensi Mutu Keselamatan dan kualitas
Tujuan Mengetahui / penemuan virus polio liar Definisi
Operasional
Acute Flacid Paralisys (AFP) rate per 100.000 penduduk < 15 tahun adalah jumlah kasus AFP non polio yang ditemukan dintara 100.000 penduduk <15 tahun disatu wilayah kerja dalam periode/kurun waktu tertentu
Frekuensi
pengumpulan Data
Setiap bulan Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Acute Flacid Paralisys (AFP) rate per 100.000 penduduk < 15 tahun disatu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah penduduk < 15 tahun disatu wilayah kerja dalam kurun waktu sama
Sumber data Laporan surveilen AFP
Target ≥ 1 %
Langkah Kegiatan Sosialisasi, pancarian kasus, pangamatan spesimen, kunjungan ulang dan pencarian kontak ( teman bermain)
Penanggung jawab Koordinator P2M dan surveilen 3) Penemuan TB Paru BTA +
Judul Penemuan TB Paru BTA +
Dimensi Mutu Keselamatan dan kualitas
Tujuan Menemukan kasus TB Paru dengan BTA + pada penderita suspek TB Paru
Definisi Operasional
Penemuan TB Paru BTA + adalah jumlah penderita TB Paru BTA + pada penderita dengan gejala batuk berdahak/berdarah > 2 minggu disatu wilayah kerja dalam periode/kurun waktu tertentu
Frekuensi
pengumpulan Data
Setiap bulan Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah penderita TB Paru BTA + yang ditemukan disatu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah penderita suspek TB Paru disatu wilayah kerja dalam kurun waktu sama
Sumber data Laporan TB
Target 100 %
Langkah Kegiatan Tatalaksana TB Paru, pemeriksaan Sputum, penyuluhan, pencatatan pelaporan dan monitoring evaluasi
Penanggung jawab Koordinator P2M dan surveilen 4) Cakupan Balita dengan Pnemonia yang ditangani
Judul Cakupan Balita dengan Pnemonia yang ditangani Dimensi Mutu Keselamatan dan kualitas
Tujuan Balita yang menderita pnemonia mendapatkan tatalaksana penanganan sesuai standar
Definisi Operasional
Cakupan Balita dengan Pnemonia yang ditangani adalah cakupan Balita dengan Pnemonia yang ditangani sesuai denga standar disatu wilayah kerja dalam periode/kurun waktu tertentu Frekuensi
pengumpulan Data
Setiap bulan Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah Balita dengan Pnemonia yang ditangani sesuai denga standar disatu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah perkiraan kasus pnemonia balita disatu wilayah kerja dalam kurun waktu sama
Sumber data Laporan P2 ISPA
Target 100 % (10% dari populasi balita
Langkah Kegiatan Penemuan penderita, pengobatan, kunjungan rumah, promkes dan monev
Penanggung jawab Koordinator P2M 5) Penderita DBD yang ditangani
Judul Penderita DBD yang ditangani
Dimensi Mutu Keselamatan dan kwalitas
Tujuan Penderita kasus DBD mendapatkan tatalaksana penanganan sesuai standar
Definisi Operasional
Penderita DBD yang ditangani adalah pederita DBD yang ditanganinya sesuai standar di satu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu
Frekuensi
pengumpulan Data
Setiap bulan Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah penderita DBD yang ditangani sesuai dengan standar di suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah seluruh penderita DBD yang ada di satu wilayah dalam kurun waktu tertentu
Sumber data Laporan P2DBD SP2TP
Target 100 %
Langkah Kegiatan Penegakan Diagnosa,tatalaksana,Monev dan PROMKES Penanggung jawab Koordinator P2M dan surveilen
6) Cakupan balita dengan diare yang ditangani Judul Balita dengan diare yang ditangani Dimensi Mutu Keselamatan dan kwalitas
Tujuan Balita dengan diare mendapatkan tatalaksana penanganan sesuai setandar sehingga tidak berakibat dehidrasi
Definisi Operasional
Balita dengan diare yang ditangani adalah balita dengan diare yang penangannannya sesuai standar di satu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu
Frekuensi
pengumpulan Data
Setiap bulan Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah Balita dengan Diare yang ditangani sesuai dengan standar di suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah seluruh Balita Diare yang ditangani disatu wilayah dalam kurun waktu tertentu
Sumber data Laporan P2DBD SP2TP
Target 100 %
Langkah Kegiatan Penegakan Diagnosa,tatalaksana,Monev dan PROMKES Penanggung jawab Koordinator P2M dan surveilen
7) Penderita Kusta yang selesai berobat (RFT)
Judul Penderita Kusta yang selesai berobat(RFT) Dimensi Mutu Keselamatan dan kwalitas
Tujuan Penderita Kustamendapatkan tatalaksana yana sesuai dengan standar sehingga tidak relaps dan menjmbulkan kecacadan Definisi
Operasional
Penderita Kusta yang selesai berobat adalah penderita Kusta PB/MB yang penangannannya sesuai standar di satu wilayah kerja dalam periode waktu tertentu
Frekuensi
pengumpulan Data
Setiap bulan Periode Analisa Setiap bulan
standar di suatu wilayah dalam kurun waktu yang tertentu
Denominator Jumlah seluruh penderita Kusta yang ada di satu wilayah dalam kurun waktu yang sama
Sumber data Laporan P2DBD SP2TP
Target 100 %
Langkah Kegiatan Penegakan Diagnosa,tatalaksana,Monev dan PROMKES Penanggung jawab Koordinator P2M dan surveilen
8) Infesi Menular Sekual (IMS) yang diobati Judul Infeksi menular yang diobati Dimensi Mutu Keselamatan dan kwalitas
Tujuan Penderita IMS mendapatkan tatalaksana penanganan sesuai standar sehingga tidak terjadi penyebaran dan resistensi obat Definisi
Operasional
Penderita IMS yang diobati adalah penderita IMS yang penanganannya sesuai dengan standar di wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu
Frekuensi
pengumpulan Data
Setiap bulan Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah penderita IMS yang diobati sesuai dengan standar di suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah pederita IMS yang ditangani disatu wilayah dalam kurun waktu tertentu
Sumber data Laporan P2DBD SP2TP
Target 100 %
Langkah Kegiatan Penegakan Diagnosa,tatalaksana,Monev dan PROMKES Penanggung jawab Koordinator P2M dan surveilen
9) Kasus gigitan hewan penukar rabies yang ditangani Judul Kasus gigitan penular rabies yang ditangani Dimensi Mutu Keselamatan dan kwalitas
Tujuan Penderita Penderita gigitan hewan penular rabies mendapatkan tatalaksana penanganan sesuai standar
Definisi Operasional
Kasus gigitan hewan yang penular rabies ditangani adalah penderita yang digigit hewan penular rabies seperti anjing kera dan kucingyang penanganannya sesuai standar di satu wilayah kerja dalam periode atau kurun waktu tertentu.
Frekuensi
pengumpulan Data
Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah penderita gigitan hewan penular rabies yang diobati sesuai dengan standar di suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah seluruh pederita gigitan penular rabies yang ditangani disatu wilayah dalam kurun waktu tertentu
Sumber data Laporan P2DBD SP2TP
Target 100 %
Langkah Kegiatan Sosialisasi protap,VAR,inpestigasi,pencatatan dan pelaporan Penanggung jawab Koordinator P2M dan surveile
4. Upaya Kesehatan Lingkungan
a. Rumah /bangunan bebas jentik nyamuk Aides Judul Rumah bebes jentik nyamuk Aides Dimensi Mutu Keselamatan dan kwalitas
Tujuan Menekan kepadatan jentik nyamuk Aides sehingga siklus penularan penyakit melalui vektor bisa di kurangi
Definisi Operasional
Rumah bebas jentik nyamuk Aides adalah rumah atau bangunan yang bebas jentik nyamuk aides di satu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu
Frekuensi
pengumpulan Data
Setiap bulan Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah rumah/bangunan yang bebas jentik nyamuk aides di satu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu.
Denominator Jumlah rumah/bangunan yang diperiksa di satu wilayah kerja dalam kurun waktu yang sama
Sumber data Laporan Inspeksi Sanitasi
Target 95%
Langkah Kegiatan Surveilan,pengendalian vektor,promkes dan monev Penanggung jawab Koordinator Kesling .
b. Cakupan sarana air bersih
Judul Cakupan sarana air bersih
Dimensi Mutu Keselamatan dan kwalitas
Tujuan Terpenuhinya akses sanitasi dasar terhadap air bersih
Operasional kebutuhan rumah tangga yang memenuhi persaratan hygines sanitasi sesuai sesuai standar d satu wilayah kerja dalam periode atau kurun waktu tertentu
Frekuensi
pengumpulan Data
Setiap bulan Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah jiwa yang terakses dalam air untuk kebutuhan rumah tangga yang memenuhi sarat hygines sanitasi di satu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah jiwa di satu wilayah tertentu dalam kurun waktu tertentu Sumber data Laporan Kesling
Target 100%
Langkah Kegiatan Pendataan sosialisasi dan inpeksi sanitasi Penanggung jawab Koordinator Kesling .
c. Cakupan SPAL (Saluran Pembuangan Air Limbah)
Judul Cakupan SPAL
Dimensi Mutu Keselamatan dan kwalitas
Tujuan Terpenuhinya akses sanitasi dasar terhadap pembuangan lmbah rumah tangga
Definisi Operasional
Cakupan SPAL adalah sarana SPAL untuk kebutuhan rumah tangga yang memenuhi syarat hygienes sanitasi di suatu wilayah kerja dalam periode waktu tertentu
Frekuensi
pengumpulan Data
Setiap bulan Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah KK yang terakses SPAL untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga yang memenuhi syarat hygienis sanitasi di satu wilayah kerja dalam waktu tertentu
Denominator Jumlah KK yang ada di satu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu
Sumber data Laporan Kesling
Target 95%
Langkah Kegiatan Pendataan sosialasasi dan inpeksi sanitarian Penanggung jawab Koordinator Kesling
d. Tata kelola limbah non medis
Judul Tata Kelola Limbah Non Medis