• Tidak ada hasil yang ditemukan

Monitoring dan Pemetaan UMKM Sektor Informal Kota Malang Berbasis Sistem Informasi Geografis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Monitoring dan Pemetaan UMKM Sektor Informal Kota Malang Berbasis Sistem Informasi Geografis"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

307

Monitoring dan Pemetaan UMKM Sektor Informal Kota Malang

Berbasis Sistem Informasi Geografis

Yudhi Kurniawan1, Rony Joyo Negoro O2

1Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Sains Dan Teknologi, Universitas Ma Chung 2,Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Universitas Ma Chung

Email: 1yudhi.kurniawan@machung.ac.id, 2rony.joyo@machung.ac.id

Abstrak

Visualisasi data dan informasi tidak hanya terbatas pada format data tabular saja, perkembangan Teknologi Informasi yang cukup signifikan saat ini mampu menyajikan informasi secara cepat berbasis multimedia. Sistem Informasi Geografis menjadi salah satu media memvisualisasikan informasi dalam bentuk peta digital yang dapat diakses secara daring dan juga dengan pengelompokan informasi atau clustering berbasis data spasial. Potret data dan informasi UMKM Sektor Informal Kota Malang disajikan dalam bentuk Sistem Informasi Geografis dengan tujuan untuk memberikan kemudahan akan pemetaan letak dan posisi UMKM secara realtime dengan bantuan Sistem Informasi Geografis Pemetaan UMKM Kota Malang diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup pelaku kegiatan UMKM sektor informal ke arah sektor formal karena adanya monitoring dan evaluasi secara berkelanjutan dari stackholder yang ada di Kota Malang yang dapat mengambil keputusan dan kebijakan dari penerapan strategi pengembangan ekonomi masyarakat Kota Malang berbasis budaya dan kreatifitas lokal.

Kata Kunci: Visualisasi informasi, sistem informasi geografis, google map, UMKM Kota Malang

Abstract

Visualization of data and information is not limited to any tabular data format, the development of information technology significantly enough now able to present a multimedia-based information quickly. Geographic Information Systems became one of the media to visualize information in the form of digital maps that can be accessed online, and also with information grouping/clustering based spatial data. Portrait of data and information

SMEs Informal Sector Malang is presented in the form of a Geographic Information System with the aim to provide

convenience to be mapping the location and position of SMEs in realtime with the help of Geographic Information Systems Mapping SMEs Malang is expected to improve the lives of the perpetrators activities of SMEs informal sector towards sector formal for their ongoing monitoring and evaluation of the various stakeholders in Malang who can take decisions and policies of the application of community economic development strategy based Malang local culture and creativity

Keyword: Visualization of information, geographic information systems, google map, SMEs Malang

1. PENDAHULUAN

Pentingnya peranan Informasi Geospasial dalam pembangunan sudah disadari sebelum program MP3EI dimunculkan. Dimana sesuai dengan UU No. 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial dikembangkan untuk mencapai 3 tujuan. Pertama untuk menjamin ketersediaan dan akses terhadap informasi geospasial yang dapat dipertanggungjawabkan. Kedua agar penyelenggaraan informasi geospasial di Negara Indonesia dapat terkoordinasi dengan baik. Jelas siapa yang bertanggungjawab untuk menyelenggarakan informasi geospasial. Ketiga, mendorong agar penggunaan informasi geospasial menjadi lebih banyak lagi diberbagai sektor pemerintah, aktivitas dunia usaha, maupun di masyarakat. Dengan demikian maka aktivitas pembangunan kita akan semakin berkualitas karena didasarkan kepada informasi geospasial yang andal, terintegrasi dan mudah dimanfaatkan.

Pemanfaatan teknologi Informasi Geospasial diperlukan untuk melengkapi kekurangan metode-metode analisis perencanaan pengembangan wilayah yang selama ini telah biasa digunakan. Pemanfaatan teknologi informasi geospasial dalam bentuk sistem informasi geografis dapat menjadi dasar perumusan skenario pembangunan wilayah di setiap koridor untuk dapat memaksimalkan dampak positif dan meminimalkan dampak negatif, sehingga sustainable development akan bisa lebih terjaga sehingga fungsi dari pemerintah sebagai media pelayanan terhadap masyarakat mempunyai peranan penting terutama dalam ketersediaan dan perhatian pada bisnis UMKM yang dikembangkan pada setiap tahun anggaran untuk dapat direncanakan, dimonitor, dan dievaluasi terkait jumlah dan kualitas yang sudah ada dapat lebih efektif dan efisien dalam pelaksanaannya.

(2)

308

GIS (Geographic Information System) digunakan untuk memahami, menganalisis dan mengelola data spasial terdistribusi dipetakan ke suatu wilayah geografis. meskipun dimulai dengan tujuan menciptakan peta digital, dengan cepat menjadi alat yang berharga dalam pengambilan keputusan yang untuk berbagai industri ataupun proses bisnis [1]. GIS digunakan untuk memahami, menganalisis, dan mengelola data spasial terdistribusi dalam bentuk peta dalam suatu wilayah geografis. meskipun dimulai dengan tujuan untuk menciptakan peta digital, seiring perkembangannya GIS dengan cepat menjadi tools dalam pengambilan keputusan yang mengolah data dalam bentuk spasial menjadi informasi yang berguna untuk berbagai industri [2]. GIS telah diterima secara luas oleh instansi pemerintah. mayoritas GIS aplikasi dikembangkan untuk memetakan sumber daya alam, demografi sosial ekonomi dan perencanaan kota serta transportasi.

Beberapa instansi pemerintah sedang mengembangkan dataset dan database GIS untuk fitur spasial seperti jalan, jalan raya, sungai, danau, taman, lahan basah, rumah sakit, area perumahan, arus lalu lintas, tambang, polusi udara, biro perhubungan, stasiun, ladang minyak dan pipa [3]. Dalam kebanyakan kasus, data spasial juga mengandung atribut tambahan yang mencerminkan kondisi demografi dan sosial ekonomi di suatu daerah. Data ini menjadi sangat berguna dalam membuat keputusan strategis berurusan dengan isu-isu pemerintahan dan bisnis daerah. Sistem Informasi Geografis mempunyai kekhasan dalam menggabungkan dataset non-spasial untuk data spasial dengan data atribut lain sebagai komplemen dari data spasial serta menemukan cara-cara untuk menyajikan dataset yang dihasilkan yang cocok untuk membuat keputusan konklusif dan berdasarkan data kondisi geografis pada satu wilayah [4].

Seiring dengan berkembangnya teknologi Geografis Dan Pemetaan serta perkembangan Teknologi Informasi Dan Sistem Informasi keberadaan usaha mikro kecil dan menengah atau UMKM pada sektor informal sebuah kota dapat dikembangkan ke dalam sebuah media digital dengan tujuan utama memberikan informasi yang atraktif dan informatif kepada para stakeholder yang dapat diakses secara bersama-sama, simultan, serta dimana saja sehingga mampu meningkatkan UMKM itu sendiri dari sektor informal menjadi sektor formal [5]. Usaha Mikro Kecil Dan Menengah menjadi penting jika dilihat aspek keberlanjutan pembangunan dan monitoring perkembangan perekonomian berbasis kerakyatan pada Pemerintah Daerah, secara cepat pemerintah dapat melihat peta UMKM dibandingkan dengan kebijakan yang ada dimana UMKM sektor informal membutuhkan monitoring dan pendampingan supaya bisa menjadi formal [6] sehingga dengan clustering dan zoning [7] untuk UMKM dalam bentuk peta digital yang disertai dengan informasi yang tersedia dengan akurat dan tepat maka UMKM dan Pemerintah Daerah dapat saling bersinergi membangun perekonomian masyarakat dengan harapan peningkatan kesejahteraan masyarakat berbasis usaha mandiri.

2. METODE

Penelitian ini adalah penelitian pengembangan sistem informasi yaitu melakukan implementasi metodologi pada studi kasus nyata di lapangan, dengan tujuan untuk menghasilkan sebuah sistem lengkap dengan sub sistem dan function yang sesuai dalam Sistem Geografis Pemetaan UMKM di Pemerintahan. Metodologi pengembangan sistem ini menggunakan Agile Development Methods dengan tujuan menghasilkan kualitas dari perangkat lunak yang bagus dan seimbang antara kebutuhan pengguna dengan pengembang sistem [8]. Kerangka dan alur penelitian dapat digambarkan seperti terlihat pada Gambar 1.

(3)

309

Adapun Tahapan-tahapan dalam pengembangan sistem dapat diuraikan sebagai berikut: 2.1 Perencanaan Sistem (Brainstorm)

Pada langkah ini peneliti membuat rencana tentang kebutuhan dan juga data serta informasi yang dibutuhkan dalam pengembangan Sistem Informasi Geografis dan informasi detail dari yang akan dibuat, dalam rencana kebutuhan yang melibatkan beberapa aktivitas dalam tahapan requirement yang dimulai pada tahapan Requirement Engineering Process, Requirement Analysis dan menghasilkan Software

Requirement Specifications [9].

Dalam tahapan ini kegiatan yang dilakukan adalah penentuan lokasi penelitian yaitu di Kota Malang, dengan pertimbangan aktivitas UMKM dan dukungan pemerintah terhadap kegiatan ekonomi ke masyarakat untuk Industri UMKM sangatlah tinggi seperti yang tertuang pada Peraturan Walikota Malang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Strategi Penanggulangan Kemiskinan Kota Malang Tahun 2013-2018 yaitu pada pasal 6 dan pasal 7 “Mendukung dan mengembangkan UMKM Kota Malang dengan merancang kawasan untuk usaha mikro kecil dan menengah” dengan wilayah strategi pengembangan seperti ditunjukkan pada Gambar 2.

Gambar 2. Peta RT/RW letak strategis kota malang 2010-2030 2.2 Implementasi (Design & Development)

Bagian dari proses ini dimana programmer melakukan pengodean perangkat lunak dalam bentuk desain fisik atau form dan code aplikasi, dalam desain dimulai mendefinisikan kebutuhan data spasial dan data

atribute lainnya, yang juga sekaligus membuat interface untuk data spasial dan attribute yang dilanjutkan

dengan mengembangkan backend Sistem Informasi Geografis. 2.3 Tes Perangkat Lunak (Identify defects & Resolve bugs)

Disini perangkat lunak yang telah dibuat di tes oleh bagian control kualitas agar bug yang ditemukan bisa segera diperbaiki rules dalam testing dipilih menggunakan blackbox testing concepts dengan menguji pada ketepatan data spasial yang diintegrasikan dengan basemap dari google map dan juga keterkaitan antara informasi umum yang disajikan diatas peta digital.

2.4 Dokumentasi

Setelah dilakukan tes perangkat lunak langkah selanjutnya yaitu proses dokumentasi perangkat lunak untuk mempermudah tahapan maintenance kedepannya dokumentasi dihasilkan dari reverse

engineering[10] sesuai dengan aplikasi yang sudah dibuat dan dilanjutkan dengan iterasi pengembangan

(4)

310 2.5 Deployment (Production & Technical Support)

Proses yang dilakukan oleh penjamin kualitas untuk menguji kualitas sistem sudah dilaksanakan sesuai prosedur dan setelah sistem memenuhi syarat maka perangkat lunak siap di deployment and delivery to

client dengan mempersiapkan Technical Support dalam bentuk helpdesk atau supporting system yang

ditempatkan pada Satuan Kerja Perangkat Daerah yang di tunjuk oleh Pemerintah Kota Malang.

2.6 Maintenance

langkah terakhir dari fase pengembangan sistem yaitu pemeliharaan, pemeliharan ini adalah pemeliharaan rutin yang terdiri dari backup dan restore yang bersifat operasional bukan penambahan fungsi akibat perubahan bisnis proses pada organisasi yang menjalankan. Detail kegiatan dalam tahapan ini adalah

Maintenance Activities, Maintenance Process, Organizational Aspects of Maintenance, Problems of Software Maintenance, Maintenance Cost, Maintenance Measurement and Techniques for Maintenance

[11].

3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Software Requirement Specification

Sistem Informasi ini adalah sebuah sistem yang mengolah data atau informasi tentang UMKM khususnya untuk sektor informal dengan tambahan fitur visualisasi data kedalam informasi dalam bentuk geografis atau peta digital.

3.2 Deskripsi Produk atau Sistem

Sistem Informasi ini adalah Sistem Informasi Geografis yang menampilkan data sebaran UMKM khususnya untuk sektor informal di Kota Malang Raya yang dapat diakses menggunakan browser dengan

platform desktop or mobile.

3.3 Asumsi Dan Batasan Sistem

Sistem Informasi Geografis ini adalah sebuah sistem yang digunakan untuk mengelola data UMKM sektor informal dengan tujuan memetakan strategi pengembangan UMKM dan sekaligus menginventarisirnya sehingga informasi yang dihasilkan dapat menjadi bahan pengambilan keputusan akan pengembangan UKM atau UMKM di Kota Malang Raya sesuai dengan harapan dan strategi yang sudah ditentukan oleh stakeholder dengan beberapa batasan sistem:

a. Sistem Informasi Geografis ini digunakan secara online dan berbasis website.

b. Informasi yang disajikan adalah informasi terkait UMKM dengan isian data sesuai dengan Peraturan yang berlaku dan kebutuhan dari stakeholder.

c. Pengguna dapat menggunakan Sistem Informasi dan hanya yang sudah terdaftar yang dapat menggunakan melalui moderasi dari pengguna dengan level akses tertinggi.

3.4 Karakteristik Pengguna

Pengguna sistem ini ada beberapa tipe atau karakterisitik yaitu:

a. Super Administrator: pengguna dengan level tertinggi terhadap akses dan penggunaan serta penambahan dan perubahan data dari seluruh informasi yang ditampilkan dalam sistem.

b. Pengguna: adalah level pengguna yang berfungsi dan bertanggung jawab terhadap transaksi dari UMKM, perubahan data UMKM dan hal lain terkait dengan informasi UMKM.

3.5 Kebutuhan Fungsional dan Non Fungsional

Dari hasil analisa dan observasi serta pengumpulan fakta dan harapan maka seluruh hasil terangkum dalam tabel kebutuhan fungsional baik pada pengguna dan sistem yang harus ada dan tersedia dalam Sistem Informasi Geografis Pemetaan UMKM Sektor Informal Kota Malang. Selain kebutuhan fungsional beberapa harapan yang tidak dapat dikategorikan ke dalam kategori tersebut masuk kedalam kategori kebutuhan non fungsional, detail dari deskripsi dapat dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2.

(5)

311

Tabel 1. Kebutuhan fungsional sistem informasi geografis pemetaan UMKM sektor informal kota malang

Deskripsi Kebutuhan Fungsional

System User

Sistem dapat menampilkan sebaran letak UMKM yang sudah terdaftar secara valid dalam sistem, sekaligus juga menampilkan jumlah informasi penambahan UMKM dan sebaran UMKM per Kecamatan yang ada di Kota Malang

V

Pengguna dapat menggunakan sistem dengan terlebih dahulu

login dan sesuai dengan sistem rule yang ada.

V

Pengguna dapat menambahkan data UMKM baru, melakukan perubahan data dan menonaktifkan data UMKM sesuai dengan data letak dan atribut tambahan lainnya yang nantinya dapat ditampilkan dalam Sistem Informasi Geografis Pemetaan UMKM Informal Kota Malang

V

Pengguna dapat melihat history atau riwayat UMKM dari berdiri dan perubahan status sesuai dengan perkembangan dari status UMKM yang juga dapat dikelompokkan dalam bidang usaha serta kategori dari masing-masing UMKM

V

Sistem dapat menampilkan data UMKM dari beberapa filter sesuai dengan wilayah, kategori dan juga sesuai dengan bidang atau jenis usaha.

V

Sistem dapat memberikan halaman khusus bagi UMKM yang ingin mendaftarakan UMKM secara mandiri dan online dan kemudian ada verifikasi dari admin sistem

V

Tabel 2. Kebutuhan non fungsional sistem informasi geografis pemetaan UMKM informal kota Malang Deskripsi Kebutuhan Non Fungsional

Sistem dapat berjalan secara online dan dapat diakses menggunakan

browser, baik browser yang bersifat desktop or mobile

Internet menjadi kebutuhan utama dengan kecepatan yang stabil dan sesuai dengan jumlah pengguna sistem

Sistem membutuhkan koneksi internet dan interkoneksi dengan google

map sebagai basemap dari pada Sistem Informasi Geografis Pemetaan

UMKM Sektor Informal Kota Malang

Ketersediaan perangkat keras pendukung yaitu GPS dibutuhkan untuk mempermudah proses digitasi posisi letak UMKM secara realtime dan sesuai dengan kondisi di lapangan.

3.6 Sistem Informasi Geografis Untuk Pemetaan UMKM

Tampilan ini adalah tampil pada halaman portal saat akses URL kedalam sistem terlaksana dengan sukses, tampilan menampilkan bagian awal dari sistem pada sisi bagian atas atau header sistem yang ditunjukkan seperti pada Gambar 3.

(6)

312

Gambar 3. Halaman awal bagian header

Di bagian bawah header menampilkan peta digital yang merupakan sebaran UMKM Sektor Informal di Kota Malang seperti ditunjukan pada Gambar 4.

Gambar 4. Halaman awal bagian middle konten

Pada bagian middle menampilkan informasi grafik jumlah UMKM Sektor Informal yang ada di Kota Malang sampai pada satu waktu (per waktu akses), sesuai dengan jumlah data yang ada seperti ditunjukkan pada Gambar 5.

Gambar 5. Tampilan awal middle konten

Di bagian footer terdapat ketersediaan informasi tentang jumlah UMKM yang dikelompokkan per masing-masing wilayah administratif yaitu Kecamatan seperti ditunjukkan pada Gambar 6.

(7)

313

Gambar 6. Tampilan awal footer konten 3.8 Informasi Ketersediaan

Halaman ini digunakan untuk menampilkan halaman awal ketika pengguna berhasil login kedalam sistem, dan menampilkan menu atau daftar menu yang dapat diakses oleh pengguna dalam menggunakan sistem baik untuk masuk pada fitur management master data, transaksional menu dan reporting menu, selain itu juga ada dashboarding sistem dari kondisi terbaru atau realtime terkait informasi UMKM Sektor Informal di Kota Malang seperti ditunjukkan pada Gambar 7.

Gambar 7. Halaman awal sistem dan dashboarding system 3.9 Mastering Data Management Dan Halaman Transaksional

Halaman ini digunakan untuk memanajemen data master yang digunakan pada sistem ketika pengguna

login dan menggunakan sistem. Yang nantinya akan berkorelasi dengan halaman ini untuk melakukan

aktivitas pada registrasi UMKM baru yang bersifat activity transactional, yang dilakukan oleh pengguna. Data input-an UMKM dilakukan pada form Pendataan UMKM Sektor Informal. data spasial di-input-kan pada form ini juga, dan juga didukung dengan dokumen pendukung digital dalam bentuk foto seperti ditunjukkan pada Gambar 8.

(8)

314 4. SIMPULAN

Sistem Informasi Geografis untuk Pemetaan UMKM Informal Di Kota Malang Raya berjalan dengan mengintegrasikan antara Sistem Informasi Manajemen Dan Sistem Informasi Geografis yang terintegrasi dengan menggunakan basemap googlemap. Penggunaan Application Programming Interfaces (API) secara terbuka milik google map mendukung akan pengembangan Sistem Informasi Geografis Pemetaan UMKM Sektor Informal di Kota Malang dengan basis teknologi web dapat diakses pada media apapun secara realtime dan tepat.

5. REFERENSI

[1] Francica, J. 2000. Location Analysis Tools Help Starbucks Brew Up New Ideas. Business

Geographics, Vol. 8(8): 32-33.

[2] Hockstra, D. & Mattejat, P. 2002. Manage Drainage Infrastructure. Public Works, Vol. 133(5): 170-171.

[3] Texas General Land Office. 2002. Geographic Information Systems Data from the Texas General

Land Office. http://www.glo.state.tx.us/gisdata/gisdata.html, diakses tanggal 10 Agustus 2015.

[4] Weigel, D. & Cao, B. 1999. Applying GIS and OR Techniques to Solve Sears Technician-Dispatching and Home-Delivery Problems. Interfaces. Vol. 29 (1):112-130.

[5] Salim, Dadi A. 2015. UMKM Indonesia Masih Bergerak di Sektor Informal. http://swa.co.id/swa/ profile/profile-entrepreneur/umkm-di-indonesia-masih-bergerak-di-sektor-informal, diakses tanggal 11 April 2015.

[6] Kendal, K dan Kendall, J. 2005. Systems Analysis and Design 6th Edition. Pearson International Edition. Prentice Hall, New Jersey.

[7] Pemerintah Republik Indonesia. 2005. Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan

Menengah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2005 Tentang Pedoman Penumbuhan dan Pengembangan Sentra Usaha Kecil dan Menengah.

[8] Whitten, Jeffery, L., etc. 2004. Systems Analysis and Design Methods. The McGraw-Hill Companies,Inc, New York

[9] Satish. 2004. Model View Controller (MVC) Architecture. http://www.dotnetspider.com/resources/ 316-Model-View-Controller-MVC-architecture.aspx, diakses tanggal 10 Maret 2014.

[10] Hidayat, A. dan Surarso, B. 2012. Penerapan Arsitektur Model, View, dan Controller (MVC) dalam

Rancang Bangun Sistem Kuis Online Adaptif. Seminar Nasional Teknologi Informasi dan

Komunikasi 2012. SENTIKA 2012 ISSN: 2089-9815. Yogyakarta, 10 Maret 2012.

[11] Deacon, John. 2009. Model-View-Controller Architecture. http://www.jdl.co.uk/briefings/ index.html/#mvc, diakses tanggal 10 Maret 2014.

Gambar

Gambar 1. Kerangka kerja pengembangan sistem
Gambar 2.  Peta RT/RW letak strategis kota malang 2010-2030
Gambar 3. Halaman awal bagian header
Gambar 6. Tampilan awal footer konten  3.8  Informasi Ketersediaan

Referensi

Dokumen terkait

Tahapan selanjutnya untuk menghasilkan Gambar-2 yaitu melakukan scoring pada variabel berbeda, yaitu variabel bahan konstruksi bangunan, yang menunjukkan bahwa zona

Perihal tempat dan bangunan yang ada kaitan dengan peristiwa tertentu UNSUR PATRIOTISME; Menghargai warisan sejarah yang terdapat di negara kita... Perihal bahan sejarah

Abstrak – Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis apakah manajemen modal kerja yang terdiri atas indikator average collection period, inventory turnover in

diperlukan teknologi yang dapat menghadapi per- masalahan serius cekaman lingkungan seperti kadar garam tinggi. Hambatan pertumbuhan di lahan tersebut meningkat pada

Pengurus Panti Werdha Mojopahit Mojokerto menuturkan bahwa hampir seluruh penghuni panti werdha berada di Panti Werdha Majapahit Mojokerto karena masalah ekonomi. Sebagai

Many studies have been proposed in the past decades to investigate the performance of metaheuristic optimization algorithms in solving different resource leveling problems

Kode Barang Asal-usul Cara Nomor Bahan Nomor Register Merk / Type Ukuran /cc Nama Barang /.

Berdasarkan masalah penelitian yang telah dikemukakan peneliti-peneliti di atas serta fenomena-fenomena yang terjadi di Kabupaten Karanganyar yang merupakan salah