MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA
NOMOR:42
/ PER / M.KOMINFO/
10/
2009 TENTANGTATA CARA MEMPEROLEH IZIN BAGI LEMBAGA PENYIARAN AS.ING YANG MELAKUKAN KEGIATAN PELIPUTAN DI INDONESIA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang:
bahwa
untuk
melaksanakan ketentuan
Pasal
7
PeraturanPemerintah
Republik
lndonesia Nomor
49
Tahun 2005
tentangPedoman
Kegiatan Peliputan Lembaga Penyiaran
Asing,
perlumenetapkan Peraturan Menteri Komunikasi dan lnformatika Republik
lndonesia tentang
Tata
Cara
Memperoleh
lzin
Bagi
Lembagapenyiaran Asing
ylng
Melakukan Kegiatan Peliputan di lndonesia;Mengingat
:
1.undang-undang Nomor
32
Tahun 2002 tentang
Penyiaran(Lembiran
Negira
Republik lndonesia Tahun2002
Nomor 139,iambahan
Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4252), Peraturan Pemerintah Republik lndonesia Nomor 49 Tahun 2005 tentang Pedoman Kegiatan Peliputan Lembaga Penyiaran Asing(Lembiran
Negara Republik lndonesia Tahun2005
Nomor 126,iambahan
Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4565); Peraturan Presiden Republiklndonesia Nomor
9
Tahun
2005tentang
Kedudukan,Tugas, Fungsi, Susunan
Organisasi, dan Tata Kbrja Kementerian Negara Republik lndonesia;Peraturan Presiden Republik lndonesia
Nomor 10 Tahun
2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik lndonesia sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2005;Keputusan Presiden Republik lndonesia Nomor 31/P Tahun 2007
tentang
PengangkatanMenteri Negara
dan
Kabinet
lndonesia Bersatu;peraturan Menteri
Komunikasi
dan
lnformatika
Nomor 25lP/M.KOMINFO/7/2098tentang organisasi
dan Tata
Kerja Departemen Komunikasi dan lnformatika;2. 3. 4 5. 6.
1*Y
t
MEMUTUSKAN:
Menetapkan:
PERATURAN MENTERI
KoMUNIKASI DAN
INFORMATIKAREPUBLIKINDoNESIATENTANGTATACARA
MEMPERoLEHIZINBAGILEMBAGAPENYIARANASING
YANGMELAKUKANKEGIATANPELIPUTANDIINDoNESIA.
BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1Dalam Peraturan
iniyang
dimaksud dengan'1.
Siaran adalah pesan atau rangkaian pesan dalam bentuk suara, gambar, atau'
,uur"
Oungamb"r,
atau
yan!
berbentukgrafis,
karakter,baik yang
bersifatinteraktif maupun
tidak,
yuni
Oup"t diteiima
melalui perangkat
penerimasiaran.
2.
Penyiaran
adalah
kegiatan
pemancarluasan
siaran
melalui
saranap"rln""r"n
dan/atau sarana transmisidi
darat, laut, atau
antariksa dengan menggunak"n"p"ktrrm
frekuensi radio melalui udara, kabel, dan/ataumedia
lainriy-a untuk dapat diterima secara serentak dan bersamaan oleh masyarakat dengan perangkat penerima siaran'
3'LembagaPenyiaranAsingadalahlembagapenyiaranyang.didirikan
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan
luar
negeri dan/atau berpusat'di luar negeri.4.
Stasiun Penyiaran adalah tempat program
aca?
diproduksi/diolah. dandipancarluaskan
melalui sarana pemunciran dan/atau sarana transmisi
didarat, laut atau
antariksa dengan
menggunakan s.pektrumfrekuensi
radiomelalui udara, kabel, dan/atau media lainnya
untuk dapat diterima
secaraserentak dan bersamaan oleh masyarakat dengan perangkat penerima siaran'
5.
Siaran tidak tetap adalah kegiatan siaran yang tidak dilakukan secara berkaladan
merup"k"n'p"iiiti*,
iang
terjadi
bi
lndonesia
untuk
diketahui
oleh masYarakat internasional'6.
Jurnalistik
adalah
kegiatan
yang
meliputi mencari, memperoleh'
memiliki'menyimpan,mengolah,danmenyampaikaninformasibaikdalambentuk
tulisan, suara,
g";;;r,
suara
dan
gambar,.serta
data dan grafik
maupun dalam'bentuk tainnya yang akan dimuat di media penyiaran'7.
Koresponden adalah
jurnalis
atau
komentator
yang
memberikan
laporankepada radio atau berita televisi dari lokasi lain'
g.
Kantor
Penyiaran
Asing
adalah tempat
korespon-denLembaga
Penyiaran Asing bekerja,ntut
,.nu"nOut ungfeliatan
liputan jurnalistik yang dilakukan di lndonesia.9.
Clearing House adalah forum atau rapat koordinasi dan pengawasan terhadaporang
asing
dan
Lembaga Swadaya Masyarakat
asing yang masuk
kelndonesia
yang
dikoordinir
oleh
Departemen
Luar
Negeri
berdasarkanKeputusan
Menteri
Luar
Negeri
yang
bertugas
guna
mencegah
dan menanggulangi masalah-
masalah yang menjadi ancaman Negara Kesatuanl0.Menteri
adalah menteri yang ruang lingkup tugas dan tanggung jawabnya dibidang komunikasi dan informatika.
ll.Perwakilan
Republik lndonesia adalah kantor perwakilan Republik lndonesia diluar
negeri, baik
setingkat Kedutaan
Besar,
Konsulat
Jenderal,
maupun Konsulat Rl.BAB II
KEGIATAN PELIPUTAN
Pasal 2
Lembaga Penyiaran Asing dilarang didirikan di lndonesia.
Pasal 3
Lembaga Penyiaran Asing hanya dapat menyelenggarakan kegiatan peliputan di lndonesia, yang meliputi:
a.
kegiatan siaran secara tidak tetap; dan/ataub.
kegiatanjurnalistik.Pasal 4
Lembaga Penyiaran Asing yang menyelenggarakan kegiatan siaran secara
tidak tetap
di
lndonesia
sebagaimanadimaksud
dalam Pasal
3
dapat membawa perangkat pengiriman ke dan penerima siaran dari satelit dan/atau media lainnya.Lembaga Penyiaran
Asing yang
menyelenggarakan kegiatanjurnalistik
di lndonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dapat:a.
menempatkan koresponden untuk melakukan kegiatan jurnalistik; ataub.
membuka kantor penyiaran asing untuk mendukung bidang administratif. (1)(2)
Pasal 5
Kegiatan peliputan Lembaga
PenyiaranAsing
di
lndo-nesiabeserta
fasilitasp"idrkrngnyu
sebagaimana dimaksud
dalam Pasal
3
dan
Pasal
4
harusmendapatkan izin Menteri.
BAB III
PERSYARATAN KEGIATAN PELIPUTAN
Bagian Kesatu
Perangkat Pengiriman
ke dan penerimasiaran dari
satelit
pasal
6Perangkat pengiriman ke dan penerima siaran dari satelit dan/atau media lainnya sebagaimana
dimaksud
dalam pasal
4
ayat
(1)
wajib
memenuhi
ketentuan peraturan perundangan-undangan.Pasal 7
(1)
Perangkat pengirimanke
dan
penerimasiaran dari satelit
dan/atau media lainnya sebagaimana dimaksud darampasal
6
hanya dapat
digunakan dilndonesia dalam jangka waktu yang diizinkan Menteri
(2)
Setelah rnasa berlaku penggunaan perangkat pengirimanke dan
penerima siaran dari satelit danlatau media lainnya telah habis sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Lembaga Penyiaran Asing wajib membawa-kembali perangkat pengiriman dan penerima siaran tersebut ke negara asalnya.Bagian Kedua Koresponden
Pasat 8
Koresponden sebagaimana
dimaksud dalam Pasal
4
ayat
(2)
huruf
a
dapatmelakukan
kegiatan
peliputan
ke
seluruh
wilayah
lndonesia
sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, kecuali wilayah-wilayah tertentu yang memerlukan pertimbangankhusus dalam rangka menjaga kedaulatan
Negara Kesatuan Republik lndonesia.BAB IV
KANTOR PENYIARAN ASING
Pasal
9Dalam membuka kantor penyiaran asing sebagaimana dimaksud
dalam
Pasal 4 ayat(2)
hurufb,
Lembaga Penyiaran Asingwajib
memenuhi ketentuan sebagai berikut:kantor penyiaran asing terse'but bukan merupakan stasiun penyiaran; dan kantor penyiaran asing tersebut berlokasi
di
ibukota negaradan
berada pada wilayah yurisdiksi Negara Republik lndonesia.a. b.
4
(1)
(2)
(1)
(2)
BAB V
JANGKA WAKTU PENYIMPANAN MATERI SIARAN LEMBAGA PENYIARAN ASING
Pasal 10
Bahan siaran, termasuk rekaman audio, rekaman video, foto, dan dokumen yang
diperoleh
dari
kegiatan peliputan
di
lndonesiawajib
disimpan
oleh
Lembaga Penyiaran Asing dalam jangka waktu paling kurang selama 1 (satu) tahun.BAB VI
TATA CARA PERIZINAN
Pasal 11
Untuk
mendapatkan
lzin
siaran secara
tidak tetap
dan/atau
kegiatanjurnalistik, membawa
perangkat pengirimanke
dan
penerima
dari
satelit dan/atau media lainnya, menempatkan koresponden, atau membuka kantor penyiaran asing-sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, Lembaga Penyiaran Asing mengajukan surat permohonan tertulis kepada Menteri.Surat
permohonantertulis
sebagaimana dimaksudpada
ayat (1)
memuat alasan, jangka waktu, dan lokasi kegiatan, serta dilengkapi rekomendasi dari Penruakilan Pemerintah Republik lndonesiadi
negara asal tempat Lembaga Penyiaran Asing tersebut.Pasal 12
Permohonan
tertulis
sebagaimana dimaksud
dalam
Pasal
11,
Menteri meneruskan permohonan tersebut kepada clearing house untuk dibahas.Hasil pembahasan clearing
house sebagaimanadimaksud pada
ayat
(1)berupa
rekomendasi
kepada Menteri sebagai
dasar
pemberian
atau penolakan izin.Pasal 13
Setelah
menerima rekomendasiclearing
house sebagaimana dimaksud dalam Pasal12
ayat(2),
Menteri mempertimbangkan untuk memberikanatau
menolak izin kegiatan peliputan oleh Lembaga Penyiaran Asing di lndonesia.Pasal 14
Keputusan pemberian
atau
penolakan
permohonanizin
disampaikan
Menteri kepada Lembaga Penyiaran Asing dalam waktu paling lama 14 (empat belas) hari kerja setelah diterimanya rekomendasi dari clearing house.Pasal 15
Pemberian
izin
kegiatan peliputanoleh
Lembaga PenyiaranAsing
di
lndonesia ditetapkan dengan keputusan Menteri.Pasal 16
(1)
lzin
kegiatan
peliputan sebagaimana dimaksuddalam Pasal 15
diberikan kepada Lembaga Penyiaran Asing dalam jangka waktu sebagai berikut:a.
untuk perangkat pengiriman ke dan penerima siaran dari satelit dan/ataumedia
lainnya, dan/atau penempatan koresponden
di
lndonesia diberikan izin sesuai dengan permohonan;b.
untuk
pendirian
kantor
penyiaran
asing
di
lndonesia diberikan
izinselama
5
(lima)
tahun dan
dapat
diperpanjangdengan
mengajukan permohonan perpanjangan3
(tiga) bulan sebelum
izin
berakhir untuk dilakukan evaluasi.(2)
Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi:a.
efektivitas kantor penyiaran asing; danb.
peruntukan permohonan perpanjangan.Pasal 17
Lembaga
Penyiaran
Asing yang
tidak
memenuhi ketentuan
sebagaimana dimaksuddalam Pasal
6,
Pasal7,
Pasal8, dan
Pasal
9,
maka
izin
kegiatan peliputan yang telah diberikan akan ditinjau kembali.BAB VI
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 18