• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN BIMBINGAN DAN KONSELING. Disusun oleh. Dini Wangi Fauziah. Bpk. Arie Rakhmat Riyadi, M.Pd

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KAJIAN BIMBINGAN DAN KONSELING. Disusun oleh. Dini Wangi Fauziah. Bpk. Arie Rakhmat Riyadi, M.Pd"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Disusun oleh Dini Wangi Fauziah

1605981

Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling yang diampu oleh

(2)

PENGERTIAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Menurut Abu Ahmadi (1991:1), bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu (peserta didik) agar dengan potensi yang dimiliki mampu mengembangkan diri secara optimal dengan jalan memahami diri, memahami lingkungan, mengatasi hambatan guna menentukan rencana masa depan yang lebih baik. Selain dari Abu Ahmadi, Erman Amti (2004:99) berpendapat bahwa bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, atau orang dewasa; agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangakan berdasarkan norma-norma yang berlaku. Sedangkan konseling adalah hubungan professional antara seorang konselor yang terlatih dengan klien, dalam hubungan ini biasanya bersifat individual atau seorang-seorang meskipun kadang-kadang melibatkan lebih dari dua orang untuk membantu klien memahami dan memperjelas pandangan terhadap ruang lingkup hidupnya, sehingga dapat membuat pilihan yang bermakna bagi dirinya.

Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa Bimbingan dan Konseling adalah suatu bantuan yang diberikan oleh konselor kepada klien agar mampu menyelesaikan masalah yang dihadapinya dan juga mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya.

KENAPA BIMBINGAN DAN KONSELING ? TIDAK KONSELING SAJA. Berdasarkan kedua kata penyusunnya yaitu bimbingan dan konseling. Keduanya memiliki tujuan yang sama yaitu berusaha memandirikan individu, hanya dari segi isi kedua kata ini memiliki makna yang berbeda dimana bimbingan lebih banyak bersangkut paut dengan usaha pemberian informasi dan kegiatan pengumpulan data tentang siswa dan lebih menekankan kepada fungsi pencegahan. Sedangkan konseling merupakan bantuan yang diberikan dalam pertemuan tatap muka antara konselor dank lien. Sehingga, kata Bimbingan dicantumkan untuk menjelaskan bantuan apa saja yang diberikan oleh konselor kepada kliennya. Sehingga, Bimbingan dan Konseling bukan hanya semata mata pertemuan tatap

(3)

muka antara dua orang (konselor dan klien) saja melainkan memberikan bantuan kepada klien dalam usaha memandirikan klien.

MENGAPA BIMBINGAN DAN KONSELING PERLU DILAKUKAN DI SEKOLAH DASAR

Menurut Crow & Crow (1960) fungsi dari bimbingan konseling di sekolah dasar adalahmembantu penyesuaian masing masing siswa terhadap sekolah dan dari sekolah terhadap siswa. Sehingga, sekolah perlu merancang program bimbingan untuk :

1. Mencegah terjadinya masalah pada diri siswa.

2. Memberikan bantuan bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar.

3. Mengenali siswa-siswa yang mengalami kesulitan yang mendalam agar dapat diadakan usaha-usaha penyembuhan secara lebih tepat.

4. Bertindak sebagai alat untuk memudahkan komunikasi antara rumah tangga dan sekolah.

5. Menyediakan informasi tentang perkembangan siswa, sekolah, proses belajar, kurikulum bagi orang tua siswa.

6. Memeprkenalkan siswa tentang sekolah dan menyiapkan mereka untuk memasuki sekolah yang lebih tinggi.

7. Memperkenalkan guru-guru tentang testing yang dapat melengkapi informasi tentang anak untuk digunakan secara bersama-sama dengan informasi lainnya yang diperoleh guru di dalam kelas.

8. Menyediakan kesempatan bagi individu siswa yang membutuhkan bantuan untuk mnegikuti konseling dan mendapatkan informasi pendidikan dan jabatan.

9. Bertindak sebagai perantara untuk layanan-layanan khusus yang tersedia diluar system persekolahan.

10. Memberikan bantuan dalam penempatan siswa dalam kelas kelas dan sekolah yang sesuai

11. Bekerja sama dengan lembaga lembaga lain dalam mengkoordinasi program kesehatan mental siswa.

(4)

Peranan sekolah dasar pada pokoknya berada pada dalam bidang bimbingan intelektual dan meletakan faktor- faktor sikap dan psikomotor sebagai dasar dan tujuan pengembangan antelektual atau kegiatan belajar, peran demikian berarti sekolah dasar menyiapkan pengalaman belajar agar kemampuan intelektual anak dapat berkembang optimal, yang ditunjang oleh sikap dan psikomotor yang dalam prosesnya dan menghasilkan kepintaran, sikap dan ketrampilan yang diharapakan. Bimbingan dan Konseling pun memiliki kedudukan di sekolah, seperti yang tercantum dalam Depdikbud tahun 1973 yang menyatakan bahwa seyogyanya sekolah memberikan pelayanan yang optimal berdasarkan tiga usaha pokok, yaitu : 1. Pemupukan perasaan ingin memiliki pengetahuan, keterampilan, dan nilai nilai melalui penyajian berbagai mata pelajaran secara relevan, efektif, dan efisien

2. Penyelenggaraan administrasi sekolah yang memadai, yang menunjang terlaksananyapengelolaan proses belajar mengajar yang optimal

3. Pelayanan bantuan khusus dalam menghadapi kemungkinan kemungkinan serta kenyataan kenyataan mengenai adanya kesulitan yang dihadapi oleh siswa dalam rangka mencapai perkembangan yang optimal itu.

APA SAJA YANG MENJADI PERHATIAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH DASAR ?

Hal-hal yang biasanya menjadi perhatian bimbingan dan konseling di sekolah dasar adalah :

1. Penguasaan bahan belajar tuntutan kurikuler. 2. Sikap pandanga belajar siswa

3. Pola pola belajar siswa

4. Teman bergaul atau kelompok kelompok belajar

PENYELENGGARAAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH DASAR.

Layanan bimbingan belajar di SD adalah suatu proses bantuan yang diberikan kepada individu (murid) untuk daapt mengatasi masalah-masalah yang dihasapinya dalam belajar, agar setelah melaksanakan kegiatan belajar mengajar

(5)

mereka dapat mencapai hasil belajar yang lebih baik sesuai dengan kemampuan,

bakat dan minat yang dimiliki masing-masing.

Pelaksanaan layanan bimbingan belajar dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menentukan murid yang mengalami masalah belajar 2. Mengungkapkan sebab-sebab terjadinya masalah belajar 3. Membantu murid mengatasi masalah yang dialaminya dalam belajar 4. Melaksanakan penilaian untuk menentukan sejauh mana layanan bantuan yang telah diberikan mencapai hasil yang diharapkan 5. Melaksanakan usaha-usaha tindak lanjut dari layanan-layanan sebelumnya

MANFAAT MEMPELAJARI BIMBINGAN KONSELING BAGI CALON GURU

Guru mampu mengembangkan sikap positif terhadap segala jenis pekerjaan. Dalam hal ini Guru Kelas harus benar- benar berhati- hati. Jangan sampai melalui kata, isyarat atau tindakan, Guru Kelas menunjukan atau menampilkan prasangka ataupun kecendrungan tertentu terhadap jenis- jenis pekerjaan (misalnya tertentu disikapi posotif, sedang yang lain disikapi negatif). Guru juga dapat membawa para siswa untuk menyadari betapa luasnya dunia kerja yang ada , terentang dari pekerjaan yang dijabat orang tua anak-anak itu sendiri sampai kesegala macam pekerjaan di masyarakat luas. Menjawab berbagai pertanyaan para siswa tentang pekerjaan, dorongan ingin tahu anak- anak akan membawa mereka menanyakan segala sesuatu tentang pekerjaaan. Dalam hal ini jawaban atau informasi yang tepat dan benar (tidak dibuat- buat atau disamarakan) harus segeradiberikan setiap waktu mereka bertanya. Menekankan jasa dari masing- masing jennis pekrjaan, yaitu untuk kesejatraan hidup rumah tangga dan masyarakat (tidak hanya mengemukan besaran gaji atau penghasilan diperoleh melalui pekerjaan itu) perlunya bakat atau kemampuan atau ketrampilan khusus untuk jenis- jenis pekerjaan tertentu, terutama pekerjaan yang bermaanfaat bagi pemberian bantuan kepada sesama manusia, hendaklah disampaikan dan ditonjolkan.

(6)

HAMBATAN PENYELENGGARAAN BIMBINGAN KONSELING DI SEKOLAH DASAR.

Keberadaan konselor dalam sistem pendidikan nasional dinyatakan sebagai salah satu kualifikasi pendidik, sejajar dengan kualifikasi guru, dosen, pamong belajar, tutor, widyaiswara, fasilitator, dan instruktur (UU No. 20 Tahun 2003 pasal 1 Ayat 6). Kegiatan pelayanan yang konselor berikan kepada konseli atau konseli yang datang kepada konselor untuk memecahkan masalahnya, tidaklah selalu berhasil dengan baik. Hal ini disebabkan oleh hambatan-hambatan atau rintangan-rintangan yang mungkin datang dari konseli atau konselor itu sendiri.

Hambatan-hambatan yang mungkin datang atau berasal dari konseli bisa berupa karena konseli tidak terbuka sepenuhnya kepada konselor atas persoalan yang sedang dihadapi atau konseli merasa tidak bebas untuk mengungkapkan persoalannya karena suasana di sekitaran tempat pelayanan kurang nyaman/aman atau konseli tidak percaya kepada konselor untuk dapat membantu menyelesaikan persoalan yang sedang dihadapinya, terutama bagi konseli yang dipanggil.

Sementara itu, hambatan-hambatan yang mungkin datang dari seorang konselor biasanya disebabkan oleh kurangnya kemampuan/penguasaan seorang konselor dalam menggunakan teknik-teknik konseling, baik itu verbal maupun non verbal, sehingga masalah yang dialami siswa tidak terungkap dengan jelas. Selain itu, juga mungkin disebabkan oleh ketidakmampuan seorang konselor dalam membina hubungan yang baik dengan konseli pada saat/permulaan konseling, sehingga membuat konseli merasa tidak bebas untuk mengungkapkan masalahnya, terutama bagi konseli yang dipanggil.

Namun selain hambatan-hambatan tersebut, masih banyak ditemukan hambatan-hambatan lain yang dihadapi konselor dalam melakukan layanan bimbingan dan konseling. Secara garis besar hambatan bimbingan dan konseling dapat dikelompokkan dalam dua hal, yaitu 1) hambatan internal dan 2) hambatan eksternal.

(7)

Hambatan internal ini berkaitan dengan kompetensi konselor. Kompetensi konselor meliputi kompetensi akademik dan kompetensi profesional. Kompetensi akademik konselor yakni lulusan S1 bimbingan konseling atau S2 bimbingan konseling dan melanjutkan pendidikan profesi selama 1 tahun. Kenyataan di lapangan membuktikan bahwa masih banyak di temukan diberbagai sekolah SMP, MTs, MA, SMA, dan SMK guru bimbingan dan konseling non bimbingan dan konseling, artinya konselor sekolah yang bukan berlatar pendidikan bimbingan konseling. Mereka diangakat oleh kepala sekolah karena dianggap bisa atau mereka yang berasal dari sarjana agama. Meskipun secara keilmuan mereka tidak mendalami tentang teori-teori bimbingan konseling.

Kompetensi profesional terbentuk melalui latihan, seminar, workshop. Untuk menjadi konselor profesional memerlukan proses dan waktu. Konselor profesional membutuhkan jam terbang yang cukup matang. Di samping itu masih juga ditemukan di lapangan, adanya manajemen bimbingan dan konseling yang masih amburadul. Uman Suherman (2008), lebih lanjut menjelaskan mengenai manajemen bimbingan dan konseling, layanan bimbingan dan konseling perlu diurus, diatur, dikemudikan, dikendalikan, ditangani, dikelola, diselenggarakan, dijalankan, dilaksanakan dan dipimpin oleh orang yang memiliki keahlian, keterampilan, serta wawasan dan pemahaman tentang arah, tujuan, fungsi, kegiatan, strategi dan indikator keberhasilannya.

2. Hambatan Eksternal

 Anggapan bahwa layanan Bimbingan dan Konseling dapat dilakukan oleh siapa saja

Benarkah pekerjaan bimbingan konseling dapat dilakukan oleh siapa saja? Jawabannya bisa saja “benar” dan bisa pula “tidak”. Jawaban ”benar”, jika bimbingan dan konseling dianggap sebagai pekerjaan yang mudah dan dapat dilakukan secara amatiran belaka. Sedangkan jawaban ”tidak”, jika bimbingan dan konseling itu dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip keilmuan dan teknologi (yaitu mengikuti filosopi, tujuan, metode, dan asas-asas tertentu), dengan kata lain dilaksanakan secara profesional. Salah satu ciri keprofesionalan bimbingan dan

(8)

konseling adalah bahwa pelayanan itu harus dilakukan oleh orang-orang yang ahli dalam bidang bimbingan dan konseling. Keahliannya itu diperoleh melalui pendidikan dan latihan yang cukup lama di Perguruan Tinggi, serta pengalaman-pengalaman.

 Anggapan bahwa Bimbingan dan Konseling hanya untuk orang yang bermasalah saja

Sebagian orang berpandangan bahwa guru bimbingan dan konseling itu ada karena adanya masalah, jika tidak ada maka guru bimbingan dan konseling tidak diperlukan, dan guru bimbingan dan konseling itu diperlukan untuk membantu menyelesaikan masalah saja. Memang tidak dipungkiri bahwa salah satu tugas utama bimbingan dan konseling adalah untuk membantu dalam menyelesaikan masalah. Tetapi sebenarnya juga peranan guru bimbingan dan konseling itu sendiri adalah melakukan tindakan preventif agar masalah tidak timbul dan antisipasi agar ketika masalah yang sewaktu-waktu datang tidak berkembang menjadi masalah yang besar. Kita pastinya tahu semboyan yang berbunyi “Mencegah itu lebih baik daripada mengobati”.

 Keberhasilan layanan Bimbingan dan Konseling tergantung kepada sarana dan prasarana

Sering kali kita temukan pandangan bahwa kehandalan dan kehebatan seorang konselor itu disebabkan dari ketersediaan sarana dan prasarana yang lengkap dan mutakhir. Seorang konselor yang dinilai tidak bagus kinerjanya, seringkali berdalih dengan alasan bahwa ia kurang didukung oleh sarana dan prasarana yang bagus. Sebaliknya pihak konseli pun terkadang juga terjebak dalam asumsi bahwa konselor yang hebat itu terlihat dari sarana dan prasarana yang dimiliki konselor. Pada hakikatnya kehebatan konselor itu dinilai bukan dari faktor luarnya, tetapi lebih kepada faktor kepribadian konselor itu sendiri, termasuk didalamnya pemahaman agama, tingkah laku sehari-hari, pergaulan dan gaya hidup.

(9)

Sering kita temukan bahwa konseli sering menyerahkan sepenuhnya penyelesaian masalahnya kepada konselor, mereka menganggap bahwa memang itulah kewajiban konselor, terlebih lagi jika dalam pelayanan bimbingan dan konseling tersebut konseli harus membayar. Hal ini terjadi sebenarnya juga disebabkan karena tak jarang konselor yang membuat konseli itu menjadi sangat berketergantungan dengan konselor. Konselor terkadang mencitrakan dirinya sebagai pemecah masalah yang handal dan dapat dipercaya. Konselor seperti ini biasanya berorientasi pada ekonomi bukan pengabdian. Tak jarang juga konselor yang enggan melepaskan konselinya, sehingga dia merekayasa untuk memperlambat proses penyelesaian masalah, karena tentunya jika tiap pertemuan konseli harus membayar maka akan semakin banyak keuntungan yang diperoleh konselor.  Menganggap hasil pekerjaan Bimbingan dan Konseling harus segera terlihat Seringkali konseli (orang tua/keluarga konseli) yang berekonomi tinggi memaksakan kehendak kepada konselor untuk dapat menyelesaikan masalahnya secepat mungkin tak peduli berapapun biaya yang harus dikeluarkan. Tidak jarang konselor sendiri secara tidak sadar atau sadar (karena ada faktor tertentu) menyanggupi keinginan konseli yang seperti ini, biasanya konselor ini meminta kompensasi dengan bayaran yang tinggi. Yang lebih parah justru kadang ada konselor itu sendiri yang mempromosikan dirinya sebagai konselor yang mampu menyelesaikan masalah secara tuntas dan cepat. Pada dasarnya yang mampu menganalisa besar-kecilnya masalah dan cepat-lambatnya penanganan masalah adalah konselor itu sendiri, karena konselor tentunya memahami landasan dan kerangka teoritik bimbingan dan konseling serta mempunyai pengalaman dalam penanganan masalah yang sejenisnya.

 Guru Bimbingan dan Konseling di sekolah adalah “polisi sekolah”

Masih banyak anggapan bahwa bimbingan dan konseling adalah “polisi sekolah”. Hal ini disebabkan karena seringkali pihak sekolah menyerahkan sepenuhnya masalah pelanggaran kedisiplinan dan peraturan sekolah lainnya kepada guru bimbingan dan konseling. Bahkan banyak guru bimbingan dan konseling yang diberi wewenang sebagai eksekutor bagi siswa yang bermasalah. Sehingga banyak

(10)

sekali kita temukan di sekolah-sekolah yang menganggap guru bimbingan dan konseling sebagai guru “killer” (yang ditakuti). Guru (bimbingan dan konseling) itu bukan untuk ditakuti tetapi untuk disegani, dicintai dan diteladani. Jika kita menganalogikan dengan dunia hukum, konselor harus mampu berperan sebagai pengacara, yang bertindak sebagai sahabat kepercayaan, tempat mencurahkan isi hati dan pikiran. Konselor adalah kawan pengiring, penunjuk jalan, pemberi informasi, pembangun kekuatan, dan pembina perilaku-perilaku positif yang dikehendaki sehingga siapa pun yang berhubungan dengan bimbingan dan konseling akan memperoleh suasana sejuk dan memberi harapan. Kendati demikian, konselor juga tidak bisa membela atau melindungi siswa yang memang jelas bermasalah, tetapi konselor boleh menjadi jaminan untuk penangguhan hukuman atau pemaafan bagi konselinya. Yang salah tetaplah salah tetapi hukuman boleh saja tidak diberikan, tergantung kepada besar kecilnya masalah itu sendiri. ASAS ASAS PENYELENGGARAAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH DASAR.

1. Asas kerahasiaan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menuntut dirahasiakannya segenap data dan keterangan tentang konseli yang menjadi sasaran pelayanan, yaitu data atau keterangan yang tidak boleh dan tidak layak diketahui oleh orang lain.

2. Asas kesukarelaan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki adanya kesukaan dan kerelaan konseli mengikuti/menjalani pelayanan/kegiatan yang diperlukan baginya.

3. Asas keterbukaan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar konseli yang menjadi sasaran pelayanan/kegiatan bersifat terbuka dan tidak berpura-pura, baik di dalam memberikan keterangan tentang dirinya sendiri maupun dalam menerima berbagai informasi dan materi dari luar yang berguna bagi pengembangan dirinya.

4. Asas kegiat yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar konseli yang menjadi sasaran pelayanan berpartisipasi secara aktif di dalam penyelenggaraan pelayanan/kegiatan bimbingan.

(11)

5. Asas kemandirian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menunjuk pada tujuan umum bimbingan dan konseling.

6. Asas kekinian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar objek sasaran pelayanan bimbingan dan konseling ialah permasalahan konseli dalam kondisinya sekarang.

7. Asas kedinamisan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar isi pelayanan terhadap sasaran pelayanan yang sama hendaknya terus bergerak maju, tidak monoton, dan terus berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya dari waktu ke waktu. 8. Asas keterpaduan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki

agar berbagai pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling, baik yang dilakukan oleh guru pembimbing maupun pihak lain, saling menunjang, harmonis, dan terpadu.

9. Asas keharmonisan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar segenap pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling didasarkan pada dan tidak boleh bertentangan dengan nilai dan norma yang ada, yaitu nilai dan norma agama, hukum dan peraturan, adat istiadat, ilmu pengetahuan, dan kebiasaan yang berlaku.

10. Asas keahlian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling diselenggarakan atas dasar kaidah-kaidah professional. Keprofesionalan guru pembimbing harus terwujud baik dalam penyelenggaraan jenis-jenis pelayanan dan kegiataan bimbingan dan konseling maupun dalam penegakan kode etik bimbingan dan konseling.

11. Asas alih tangan kasus, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar pihak-pihak yang tidak mampu menyelenggarakan pelayanan bimbingan dan konseling secara tepat dan tuntas atas suatu permasalahan konseli mengalihtangankan permasalahan itu kepada pihak yang lebih ahli.

12. Asas tut wuri handayani, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menunjuk pada suasana umum yang hendaknya tercipta dalam rangka hubungan keseluruhan antara konselor dan klien. Lebih-lebih di lingkungan

(12)

sekolah, asas ini makin dirasakan keperluannya dan bahkan perlu dilengkapi dengan “ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso”.

APA YANG DIDAPAT SETELAH BELAJAR BIMBINGAN DAN KONSELING.

Setelah mempelajari Bimbingan dan Konseling, membaca definisi dari kata Bimbingan dan Konseling itu sendiri. Saya mulai faham kenapa Bimbingan Konseling perlu dilakukan di Sekolah Formal begitupun di SD, bagaimana penyelenggaraanya dan betapa pentingnya peranan BK di SD.

Referensi

Niamah. 2012.Pengertian Bimbingan dan Konseling Menurut Pendapat Beberapa Ahli. (diunduh melalui http://tholearies.blongspot.co.id)

Yulianti. 2014. Hakikat Bimbingan Konseling. (diunduh dari http://yuliantimediabkiblog.wordpress.com)

Ruang Lingkup Bimbingan dan Konseling di SD

http://atalewobunga.blogspot.co.id/2013/09/ruang-lingkup-bimbingan-dan-konseling.html

http://animenekoi.blogspot.co.id/2012/01/penyelenggaraan-bimbingan-belajar-di-sd.html

Referensi

Dokumen terkait

Melalui Paskah , kita dihantar menjadi anak-anak Allah yang hidup merdeka, yang mampu bersyukur, hingga mampu mengajak umat lainnya untuk membangun persaudaraan sejati, menjadi

Moreover, in the web application point of view, we aim to improve the usability and performance of the current PHP by adding some new features, manage the navigation of the website,

Beberapa manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah menambah wawasan bagi peneliti tentang bagaimana cara melakukan penelitian kuantitatif, sebagai bahan

Pemberian makanan penguat pada ternak domba pada prinsipnya adalah untuk menyempurnakan kekurangan zat-zat pakan yang terkandung pada hijauan, karena protein dapat diperoleh

Kadar air pada kerupuk merupakan salah satu parameter yang berpengaruh terhadap penilaian konsumen karena berhubungan dengan tekstur maupun kerenyahan kerupuk

Keempat bahasa tersebut dipilih untuk dikaji karena merupakan bahasa deskripsi perangkat keras tingkat aliran data Hasil kajian menunjukkan bahwa ke empat bahasa tersebut

speech functions spoken by Lennox, and whether the addressee replies or does not reply. the Lennox’s utterances with

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Giving Question and Getting Answer dalam Kegiatan Belajar Mengajar. Motivasi