• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS GAYA BAHASA NOVEL ANAK SEJUTA BINTANG KARYA AKMAL NASERY BASRAL ARTIKEL E-JOURNAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS GAYA BAHASA NOVEL ANAK SEJUTA BINTANG KARYA AKMAL NASERY BASRAL ARTIKEL E-JOURNAL"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS GAYA BAHASA NOVEL ANAK SEJUTA BINTANG KARYA

AKMAL NASERY BASRAL

ARTIKEL E-JOURNAL

Oleh

EMI SUSANTO NIM 080320717056

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

TANJUNGPINANG

(2)

Nama

NIM

Kelas

Semester

Angkatarl Tahun Akademik Judul Skripsi

SURAT PERhIYATAAI{ TIDAK PLAGIAT

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Emi Susanto

a80320717056

A.2

IX (Sembilan)

II (Dua)/ 2012

:ANALISIS

GAYA

BAHASA NOVEL

ANAK SEJUTA BINTANG KARYA

AKMAL

NASERY BASRAL

Dengan ini menyatakan bahwa:

1. Karya tulis saya ini, adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik Sarjana, baik di Universitas Maritim Raja Ali Haji maupun di

perguruan tinggi lain;

2. Karya tulis ini murni gagasan, dan penelitian saya sendiritanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan dari Tim Pembimbing;

3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat orang lain yang telah ditulis atau dipublikasikan, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan menyebutkan nama pengarang dan

dicantumkan dalam daftar pustaka;

4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari

terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya

bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh

karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan nonna yang berlaku di perguruan tinggi ini, dan sesuai dengan perundangan-perundangan yang berlaku.

Tanjungpinang, 31 Januari 2013

Yaag membuat pernyataan,

0$&$'ffi

(3)
(4)
(5)

Analisis Gaya Bahasa Novel Anak Sejuta Bintang Karya Akmal Nasery Basral oleh Emi Susanto. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Panduan dosen pembimbing 1, Riau wati, M.Hum dosen pembimbing 2, Erwin Pohan, M.Pd

emisusant00@gmail.com

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan macam-macam gaya bahasa yang digunakan dan gaya bahasa yang paling dominan digunakan, oleh Akmal Nasery Basral. Dalam novel Anak Sejuta Bintang. Objek penelitian adalah Novel Anak Sejuta Bintang karya Akmal Nasery Basral. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, yaitu penelitian dengan menggambarkan suatu objek. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu;, teknik pustaka, dan teknik dokumentasi. Data yang digunakan adalah data primer, yaitu data yang telah tersedia dalam novel Anak sejuta Bintang karya Akaml Nasery Basral. Dari hasil penelitian ditemukan penggunaan gaya bahasa sebagai berikut: (a) perbandingan meliputi Perumpamaan, Metafora, Personifikasi, Depersonifikasi, Antitesis, Tautologi, Perifrasis; (b) pertentangan meliputi Hiperbola, Ironi, Oksimoron,Inuendo, Paradoks, Klimaks, Antiklimaks, Sarkasme. (c) pertautan meliputi Metonimia, Epitet, Erotesis, Asindeton. (d). Perulangan meliputi Alitrasi, Epizeukis, Anafora.Gaya bahasa yang dominan digunakan pada novel Anak Sejuta Bintang yaitu gaya bahasa hiperbola, dengan jumlah 37 pemakaian.

Kata kunci : Gaya Bahasa Novel

Abstract

The purposeof this study is to describe the various language style and language style that most dominant used by Akmal Nasery Basral in the Novel Anak Sejuta Bintang. by The object of this study is novel Anak Sejuta Bintang by Akmal Nasery Basral. This study used the descriptive method. Techniques of data collection that used in this study were technical literature and documentation. The data is primer data, that is, data have been available in the Novel Anak Sejuta Bintang by Akmal Nasery Basral. The results of the study found the use of language styles : (a) comparison that is parable, metaphor, personification, Depersonifikasi, Antithesis, Tautologies, Perifrasis; (b) antithesis that is Hyperbole, irony, oxymoron, inuendo, Paradox, climax, anticlimax, Sarcasm; (c) convergence that is Metonymy, epithet, erotesis, Asindeton; (d) reiteration that is Alitrasi, Epizeukis, anaphora. The dominant les. style dominant used in the novel is hiperbola language style, the amount of 37 usage.

(6)

1. Pendahuluan

Novel Anak Sejuta Bintang karya Akmal Nasery Basral sangat menarik untuk dikaji, selain banyak mengandung nilai-nilai pendidikan didalamnya, novel ini juga disusun dengan bahasa yang menghibur, dengan pemanfaatan gaya bahasa yang berpariasi.“Novel ini menyadarkan kita bahwa kesuksesan tidak ditentukan oleh kekayaan dan status, namun berkat pola asuh yang benar dan tepat. Bahasanya segar dan menghibur. Patut dibaca orang tua, pendidik, anak-anak dan remaja” (Prof. Dr. H. Arief Racman, M.Pd. pendidik).“Anak Sejuta Bintang adalah novel yang sangat berguna, baik dijadikan dasar pengajaran anak, terutama dimasa pertumbuhan” (Nh. Dini Sastrawan).Novel Anak Sejuta Bintang merupakan novel biografis yang kreatif-imajinatif.Pembaca perlu memahami makna yang terkandung didalamnya agar dapat memberikan kesan dan dapat diimplementasikan dalam kehidupan. Dari latar belakang ini lah penulis mengangkat judul analisis gaya bahasa novel Anak Sejuta Bintang. Penulis membatasi pada segi gaya bahasa. Berdasarkan segi gaya bahasa karena setelah membaca novel Anak Sejuta Bintang, ada banyak gaya bahasa yang digunakan pengarang. Mudah-mudahan penelitian ini dapat membantu pembaca dalam memahami novel Anak Sejuta Bintang karya Akmal Nasery Basral

2. Pembahasan

Dalam bukunya Tarigan membuat pembagian gaya bahasa ke dalam 4 kelompok besar yaitu, gaya bahasa Perbandingan, gaya bahasa pertentangan, gaya bahasa pertautan dan gaya bahasa perulangan kemudian dari kelompok besar tersebut dibagi lagi kedalam beberapa jenis. Setiap gaya bahasa dapat melekat pada sebuah karya sastra, misalnya novel. Karena kehadirannya dapat membuat sebuah novel menjadi hidup dan menarik.

Berikut akan dijelaskan ciri-ciri dari sebuah gaya bahasa yang dapat diklasifikasikan berdasarkan kalimat pada teks novel Anak Sejuta Bintang karya Akmal Nasery Basral

1. Gaya Bahasa Perumpamaan. Gaya bahasa Perumpamaan adalah Perbandingan dua hal yang pada hakikatnya bertentangan dan yang sengaja kita anggap sama. Perbandingan itu secara eksplisit dijelaskan oleh pemakaian kata seperti dan sejenisnya.“Bocah-bocah berlarian keluar seperti tawon meninggalkan sarangnya (hal; 117).”

2. Metafora adalah suatu Perbandingan secara implisit tanpa menggunakan kata, seperti, ibarat umpama dan sebagainya, kalimat metafora dapat dilihat pada kutipan berikut.

“Bagi Rosniah suaminya adalah cermin bening yang setiap pergulatan batin dan pergumulan pikirannya selalu bisa terpantul sejernih-jernihnya (hal; 33).”

3.Gaya Bahasa Personifikasi. Gaya bahasa Personifikasi adalah gaya bahasa yang menggambarkan benda mati dapat bertindak seperti manusia atau memilki sifat seperti manusia.

“Pohon beringin di sebelah kiri depan sekolah seolah mengucapkan ‘selamat datang’ dengan gaya yang anggun dan berwibawa (hal; 161).”

4.Gaya Bahasa Depersonifikasi. Depersonifikasi, atau pembendaan adalah kebalikan dari personifikasi yaitu gaya bahasa yang melekatkan sifat benda pada manusia

“Begitu memasuki rumah baru itu, Ical, Odi, dan Nirwan yang sudah mulai lancer jalan sendiri terus berkicau (hal; 197).”

(7)

5. Gaya Bahasa Antitesis. Antitesis adalah sejenis gaya bahasa yang mengadakan komparasi atau perbandingan antara dua antonim yaitu kata-kata yang mengandung ciri-ciri semantik yang bertentangan

“Banyak orang yang siap merayakan kemenangan, tapi tidak banyak yang siap menerima kekalahan (hal; 237).”

6.Gaya Bahasa Tautologi. Gaya bahasa tautologi adalah gaya bahasa yang berupa penggunaan kata yang berlebihan yang pada dasarnya merupakan perulangan dari kata yang lain.

“Padahal, belum lama mereka berpisah, baru satu jam (hal; 117).”

7.Gaya Bahasa Perifrasis. Perifrasis sejenis gaya bahasa yang mirip dengan pleonasme. Kedua-duanya menggunakan kata-kata lebih banyak daripada yang dibutuhkan.

“Tapi sekali lagi Tuhanlah yang menentukan segalanya.Malaikat maut mejemput Alamsjah (hal; 59).”

8.Gaya Bahasa Hiperbola. Hiperbola, adalah gaya bahasa yang berupa ungkapan secara berlebih-lebihan apa yang sebenarnya dimaksudkan: jumlahnya, ukurannya, atau sifatnya. “Gemericing logam dan dentam genderang terdengar semakin keras, memekakkan telinga (hal; 23)

9. Gaya Bahasa Ironi. Gaya bahasa Ironi ialah Sindiran dengan menyembunyikan fakta yang sebenarnya dan mengatakan kebalikan dari fakta tersebut.

“Lain halnya dengan Adian atau Maher.Mereka sering mendapat ‘panggilan mesra’ dari Cik Sul karena terlalu aktif di kelas.Mereka rajin mondar-mandir atau menggagu teman lainnya (hal; 133).”

10.Gaya Bahasa Oksimoron. Gaya bahasa oksimoron adalah gaya bahasa yang mengandung pertentangan dengan menggunakan kata-kata yang berlawanan dalam frase yang sama.

“Tak ada yang menjawab, ibu-ibu komat-kamit membisikkan jawaban, tapi murid-murid itu tetap membisu (hal;102).”

11. Gaya Bahasa Inuendo. Gaya bahasa inuendo adalah sejenis gaya bahasa yang berupa sindiran dengan mengecilkan kenyataan yang sebenarnya

“Roosniah melihat ke arah gadis kecil berkulit agak gelap yang digandeng Alimah (hal; 102).”

12. Gaya Bahasa Paradoks. Gaya bahasa paradoks adalah semacam gaya bahasa yang mengandung pertentangan yang nyata dengan fakta-fakta yang ada

”suaranya nyaris tidak terlalu keras, tapi cukup nyaring terdengar di meja makan yang sedang hening (hal; 97).”

13. Gaya Bahasa Klimaks. Gaya bahasa klimaks adalah semacam gaya bahasa yang mengandung urutan-urutan pikiran yang setiap kali semakin meningkat kepentingannya dari gagasan-gagasan sebelumnya

“Keningnya mengerut, dadanya bergemuruh, jantungnya berdetak lebih cepat (hal; 23).” 14.Gaya Bahasa Antiklimaks. Gaya bahasa antiklimaks adalah kebalikan gaya bahasa klimaks. Yang merupakan suatu acuan yang berisi gagasan-gagasan yang diurutkan dari yang terpenting ke gagasan yang kurang penting

“Jangankan beli rumah, buat beli susu saja susahnya minta ampun, pak (hal; 46).”

15.Gaya Bahasa Sarkasme. Gaya bahasa sarkasme adalah gaya bahasa yang mengandung ‘olok-olok atau sindiran pedas dan menyakiti hati.

“Ah mana mungkin!” tampik Adian.“Belanda hitam itu Cuma jago ngomong (hal; 298).” 16.Gaya Bahasa Metonomia. Metonimia adalah gaya bahasa yang memakai nama ciri atau nama hal yang ditautkan dengan nama orang, barang, atau hal, sebagai penggantinya

“Dengan cepat demam P. Ramlee segera membuat panas –dingin murid-murid kelas 4 (hal; 318).”

(8)

ciri khas dari seseorang atau suatu hal

“sekarang keluarkan buku berhitung kalian, kita akan mempelajari operasi hitung pembagian (hal; 229).”

18.Gaya Bahasa Erotesis. Gaya bahasa erotesis, ini bisa juga disebut sebagai pertanyaan retoris; dan didalamnya terdapat suatu asumsi bahwa hanya ada satu jawaban yang mungkin “Kalau kita masih dijajah Belanda atau Jepang, bisakah sekolah kalian yang bagus ini berdiri? (hal; 176).”

19.Gaya Bahasa Asindeton. Gaya bahasa asindeton adalah semacam gaya bahasa yang berupa acuan padat dan mampat di mana beberapa kata, frase, atau klausa yang sederajat tidak dihubungkan dengan kata sambung

“Laki-laki muda berjubah panjang keemasan bersulam naga, matahari, awan, dan bintang tampak gagah berni (hal; 37).”

20.Gaya Bahasa Alitrasi. Gaya bahasa alitrasi adalah sejenis gaya bahasa yang memanfaatkan purwakanti atau pemakaian kata-kata yang permulaannya sama bunyinya

“Ada yang berdiri, ada yang jongkok, ada juga yang setengah berdiri setengah jongkok (hal; 23).”

21.Gaya Bahasa Epizeukis. Gaya bahasa epizeukis adalah gaya bahasa perulangan yang bersifat langsung, yaitu kata yang ditekankan atau yang dipentingkan diulang beberapa kali berturut-turut.

“Sedangkan senyumnya, ya, senyumnya menyiratkan kelembutan dan kehangatan (hal; 128).” 22. Gaya Bahasa Anafora. Gaya bahasa anafora adalah gaya bahasa yang berupa perulangan kata pertama pada setiap baris atau setiap kalimat

“Ada yang tidur sambil mengipas-ngipas wajah, ada yang sedang makan dari rantang, ada juga yang berdiri di dinding geladak menikmati alun ombak dan tiupan angin (hal; 300).” 3. Simpulan dan Rekomendasi

Berdasarkan rumusan masalah pada analisis gaya bahasa novel Anak Sejuta Bintang karya Akmal Nasery Basral, yaitu mencari apa saja gaya bahasa yang digunakan dan gaya bahasa yang dominan pada novel tersebut, maka pada bab ini dapatlah dijawab pertanyaan diatas. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, penulis menemukan gaya bahasa yang digunakan pengarang dalam novel Anak Sejuta Bintang yaitu, gaya bahasa Perumpamaan, metafora, personifikasi, depersonifikasi, antitesis, tautologi, perifrasis, hiperbola, ironi, oksimoron, inuendo, paradoks, klimaks, antiklimaks, sarkasme, metonomia, epitet, erotesis, asindeton, alitrasi, epizeukis, anafora. sebanyak 170 kali pemakaian dari 22 jenis gaya bahasa, dan gaya bahasa yang dominan digunakan pengarang pada novel Anak Sejuta Bintang yaitu gaya bahasa hiperbola dengan 37 kali kemunculan.

Novel Anak Sejuta Bintang disusun dengan bahasa yang indah di dalamnya terkandung unsur gaya bahasa. oleh karena itu kepada pembaca agar dapat menghanyati novel Anak Sejuta Bintang berdasakan deskripsi penelitian yang penulis lakukan, dan pembaca dapat memaknai gaya bahasa sebagai suatu teknik pengembangan kosa kata, serta dapat menunjang keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca dan meningkatkan kemampuan menulis. Penelitian ini hanya bagian kecil dari objek yang dapat di kaji dalam sebuah novel. Oleh karena itu penulis menyarankan kepada para peneliti selanjutnya supaya mengembangkan dan melakukan penelitian-penelitian dengan objek yang lain agar unsur dalam karya sastra dapat dipahami oleh pembaca

(9)

Daftar Pustaka

Amelia NovitaRihi. 2010. “Analisis Gaya Bahasa dan Nilai Pendidikan Novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata”. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

Universitas Sebelas Maret. Skripsi

Atminigsih, Ririh Yuli. 2008. “Analisis Gaya Bahasa dan Nilai Pendidikan Novel Laskar Pelangi Karya Andrea Hirata”.Skripsi. Surakarta: Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UNS (tidak diterbitkan)

Badudu, J.S. 1985. Ejaan yang Disempurnakan. Bandung: Pustaka Prima Basral Nasery Akmal. 2012. Anak Sejuta Bintang. Jakarta: Expose

Chaer Abdul. 2003. Seputar Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Pineka Cipta

Djojosuroto, Kinayati dan Sumaryati, M.L.A. 2010.Prinsip-prinsip Dasar Penelitian Bahasa & Sastra. Bandung: Nuansa

Keraf Goreys. 2009. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Kurniawan Budi. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Surabaya: Jawara

Moeleong, Lexi. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosada Karya. Nurgiyantoro, Burhan. 1995. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Priyatni Endah Tri. 2010. Membaca Sastra Dengan Ancangan Literasi Kritis. Jakarta: Bumi Aksara

Purwara Yessi. 2012. “Analisis Gaya Bahasa Kumpulan Cerita Rakyat Kepulauan Riau Karya Tusiran Suseno dan Drs. Aminuddin A.A.”. Tanjungpinang: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Maritim Raja Ali Haji. Skripsi

S, Mahsun M. 2005. Metode Penelitian Bahasa. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Siswanto Wahyudi. 2008. Pengantar Teori Sastra. Jakarta: PT. Grasindo

Siswantoro. 2010. Metode Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Tarigan, Hendry Guntur.1985.Pengajaran Gaya Bahasa.Bandung: Angkasa Zainudin.1992. Materi Pokok Bahasa Indonesia.Jakarta: PT Rineka Cipta Zulfahnur, dkk. 1996. Sastra Banding. Jakarta: Depdikbut

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keuntungan dari usaha pengolahan ubi kayu menjadi bahan mentah keripik singkong, efisiensi dari usaha pengolahan ubi kayu menjadi

Pada bagian Awal karya ini menggambarkan pendidikan di surau pada masa lalu dengan melihat pada aspek kuatnya sosok guru tuo (guru tua) yang mengajarkan anak-anak belajar

Sementara variabel lama usaha dan jam kerja tidak berpengaruh terhadap pedapatan pedagang monza di Pasar Simalingkar, artinya semakin lama usaha seorang dalam

Untuk mendekatkan jangkauan pembinaan kepada keluarga-keluarga / masyarakat dengan cara membentuk kelompok kerja (Pokja) PKK Kecamatan, PKK Kelurahan, PKK Lingkungan dan

Untuk mengetahui Laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah Dinas di Pemerintah Kabupaten Bandung, digunakan metode deskriptif analysis dan survey dengan

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan judul “Analisa

Sistem Kendali Terdistribusi ( Distributed Control Systems ) merupakan salah satu metode pengendalian yang menggunakan beberapa unit pemroses untuk mengendalikan suatu plant

Karena sesungguhnya dua pihak yang bersengketa, jika masing-masing mengajukan argumennya dan ternyata salah satu dari keduanya lebih fasih dan lebih unggul di dalam