• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakter Tokoh dalam Novel Anak Sejuta Bintang Karya Akmal Nasery Basral

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Karakter Tokoh dalam Novel Anak Sejuta Bintang Karya Akmal Nasery Basral"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora Mei 2021 eISSN 2657- 0998

501

Karakter Tokoh dalam Novel Anak Sejuta Bintang

Karya Akmal Nasery Basral

Yulsafli, Resi Yeni

Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh yulsafli@serambimekkah.ac.id

ABSTRAK

Karakter tokoh merupakan sifat atau watak yang diperankan oleh seorang tokoh dalam sebuah cerita. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan karakter dari masing-masing tokoh yang digambarkan dalam novel Anak Sejuta Bintang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Data yang dikumpulkan berupa kutipan kata, kalimat dan wacana. Metode kualitatif deskriptif dalam penelitian ini bertujuan mendeskripsikan data tentang karakter tokoh dalam novel Anak Sejuta Bintang karya Akmal Nasery Basral. Dalam hal ini yang dideskripsikan adalah karakter tokoh yang terdapat dalam novel Anak Sejuta Bintang. Teknik pengumpulan data yang sesuai digunakan dalam penelitian ini adalah studi pustaka, yaitu teknik pencarian data yang menggunakan sumber-sumber tertulis untuk memperoleh data penelitian. Data diperoleh dalam bentuk tulisan, maka harus dibaca, disimak, dan dicatat hal-hal yang penting dari buku novel Anak Sejuta

Bintangyang berisi bahan-bahan yang berkaitan dengan masalah penelitian. Dari hasil

penelitian diketahui bahwa novel Anak Sejuta Bintang merupakan karya sastra yang mengandung karakter penyayang, sabar, lembut, ceria, dan kerja keras. Novel ini menggambarkan tentang betapa besar pengaruh keluarga dalam perkembangan anak. Peran tokoh dalam novel Anak Sejuta Bintang terdiri dari tokoh utama dan tokoh tambahan. Tokoh utama Ical, sedangkan tokoh tambahan Bakrie (Ayah Ical), Roosniah (Ibu Ical), Raymond, Hasan, dan Hajjah Rafiah.

Kata Kunci: Karakter Tokoh, Anak Sejuta Bintang PENDAHULUAN

Karya sastra merupakan hasil imajinasi manusia yang bersifat indah dan dapat menimbulkan kesan yang indah pada jiwa pembaca. Imaji adalah daya pikir untuk membayangkan atau menciptakan gambaran kejadian berdasarkan kenyataan atau pengalaman seseorang. Batos (dalam Tarigan, 1988:164) mengatakan, “Novel merupakan sebuah roman, pelaku-pelaku mulai dengan waktu muda, menjadi tua, bergerak dari sebuah adegan yang lain dari suatu tempat ke tempat yang lain”. Karya sastra merupakan ungkapan tentang perasaan,semngat, kepercayaan, ide dan visi manusia dan menggunakan bahasa sebagai medianya.

Membahas masalah karya sastra, ada beberapa masalah yang muncul, antara lain kurangnya kemampuan pembaca dalam memahami karya sastra yang bersifat kompleks, unik, dan tidak langsung dalam pengungkapannya. Hal ini antara lain menyebabkan sulitnya pembaca dalam menafsirkan karya sastra. Nurgiyantoro (2002:31-32) menyatakan, “Salah satu penyebab sulitnya pembaca dalam menafsirkan karya sastra,

(2)

502

yaitu dikarenakan novel merupakan sebuah struktur yang kompleks, unik, serta mengungkapkan sesuatu secara tidak langsung. Oleh karena itu, perluh dilakukan suatu bukti-bukti hasil kerja analisis”.

Dalam sebuah cerita tentu ada tokoh-tokoh didalamnya dengan berbagai karakter. Nurgiyantoro (2002:166) menyatakan, “Karakter disebut juga penokohan yang lebih menyarankan pada teknik perwujudan dan pengembangan tokoh dalam sebuah cerita”. Karakter adalah teknik pengarang dalam penampilkan tokoh cerita. Wellek (1999:106) mengatakan, “Karakter mengacu pada dua pengertian yang berbeda, yaitu tokoh-tokoh cerita yang ditampilkan dan sebagai sikap, ketertarikan, emosi, dan prinsip moral yang dimiliki tokoh tersebut”. Dapat disimpulkan bahwa karakter adalah suatu sifat khasyang melekat pada seseorang yang menjadi suatu kebiasaan dari manusia yang diungkapkan melalui tindakan.

Penelitian karakter tokoh ini adalah suatu hal yang menarik, selanjutnya yang menambah penulis tertarik untuk mengadakan penelitian ini adalah tokoh dalam novel ini adalah sesorang yang terlahir dari kelurga berkecukupan dalam dunia nyata. Dalam novel ini juga menceritakan berapa pentingnya peran keluarga atau orang tua bagi seorang anak untuk menjadi yang disiplin, kerja keras, pantang menyerah dan lain-lain. Tidak hanya itu dalam novel ini bukan hanya dapat diteliti untuk mengetahui karakter tokohnya tetapi novel ini juga dapat dijadikan bahan untuk belajar bagi pelajar, baik itu siswa maupun orang tua.

LANDASAN TEORITIS

Karya fiksi yang mengungkap aspek kemanusiaan yang lebih mendalam dan disajikan dengan halus.Tarigan, 1988:162) “Novel merupakan sebuah roman, pelaku-pelaku mulai dengan waktu muda, menjadi tua, bergerak dari sebuah adegan ke adegan yang lain dari suatu tempat ke tempat lain”.Pendapat lainnya disampaikan oleh Nurgiyantoro (2002:15) yang menjelaskan, “Novel merupakan karya sastra yang bersifat realitas dengan mengandung nilai psikologi yang mendalam dan menggambarkan atau melukiskan kehidupan tokoh-tokoh dengan menggunakan alur, cerita fiktif tidak hanya sebagai cerita khayalan semata, tetapi sebuah imajinasi yang dihasilkan oleh pengarang dalam realita atau fenomena yang dilihat dan dirasakan”.

Hasil karya sastra novel mengandung keindahan yang dapat menimbulkan rasa senang, nikmat, terharu, menarik perhatian, menyegarkan perasaan pembaca, pengalaman jiwa yang terdapat dalam karya sastra memperkaya kehidupan batin manusia khususnya pembaca. Sugihastuti (2002:45) menyatakan, ”Karya sastra (novel) merupakan struktur yang bermakna”. Novel tidak hanya serangkaian tulisan yang menggairahkan ketika dibaca, tetapi merupakan struktur pikiran yang tersusun dari unsur-unsur yang padu.

Banyak sastrawan yang memberikan batasan atau definisi novel. Akan tetapi batasan dan definisi novel yang mereka berikan berbeda-beda menurut sudut pandagannya. Definisi-definisi itu antara lain sebagai berikut.

(1) Novel adalah bentuk sastra yang paling popular di dunia. Sumardjo(2004:137) menjelaskan, “Bentuk sastra ini paling banyak dicetak dan beredar kerena daya komunikasinya yang luas pada masyarakat”.

(3)

Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora April 2021 eISSN 2657- 0998

503 (2) Rustam(1997:156) menyatakan, “Novel merupakan karya sastra yang mempunyai

dua unsur, yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik yang keduanya saling berhubungan karena sangat berpengaruh dalam kehadiran sebuah karya sastra”.

Novel adalah prosa rekaan yang menyuguhkan tokoh dan menampilkan serangkaian peristiwa serta latar secara tersusun Sudjiman (1992:53). Novel sebagai karya imajinatif mengungkapkan aspek-aspek kemanusiaan yang mendalam dan menyajikan secara halus. Novel tidak hanya sebagai alat kehidupan dan nilai baik buruk (moral) dalam kehidupan ini dan mengarah pada pembaca tentang budipekerti yang luhur. Hasil cipta sastra akan selalu berbicara masalah manusia dengan manusia, manusia dengan lingkungan, dan hubungan manusia dengan penciptanya.

Tokoh merupakan pelaku yang mengembangkan peristiwa dalam cerita fiksi sehingga peristiwa itu mampu menjalin cerita atau pelaku dalam karya sastra.Sudjiman (1991:16) menyatakan, “Tokoh ialah individu rekaan yang mengalami peristiwa atau berlakuan di dalam berbagai peristiwa cerita”. Tokoh pada umumnya berwujud manusia, tetapi juga dapat berwujud binatang atau benda-benda yang diinsankan.

Membicarakan masalah tokoh berarti membicarakan pula penokohan. Penokohan merupakan upaya pengarang dalam menampilkan gambaran dan watak para tokoh, bagaimana mengembangkan dan membangun para tokoh dalam sebuah cerita.Penokohan menyaran pada perwatakan, karakter dari tokoh yang menunjuk pada sifat dan sikap. Kosasih (2003:256) menjelaskan, “Penokohan adalah cara pengarang menggambarkan dan mengembangkan tokoh-tokoh dalam cerita”.

Watak atau karakter adalah kumpulan tata nilai yang menuju pada suatu sistem, yang melandasi pemikiran, sikap, dan prilaku yang ditampilkan”.Sedangkan Stanton (dalam Nurgiyantoro,2005:165) mengatakan, “Karakter mengacu pada dua pengertian yang berbeda, yaitu sebagai tokoh-tokoh cerita yang ditampilkan, dan sebagai sikap, keterkaitan, keinginan, emosi, serta prinsip moral yang ada dalam diri tokoh yang ditampilkan dalam cerita.

METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian merupakan cara pencapaian tujuan yakni untuk mencapai pokok permasalahan. Demikian halnya dengan penelitian terhadap karya sastra harus melalui metode yang tepat.Penelitian ini tergolong dalam penelitian kualitatif dan menggunakan metode deskriptif. Moleong (2007:6) berpendapat, “Metode kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan prosedur analisis yang tidak menggunakan prosedur analisis statistic atau cara kualitatif lainnya.”

Dengan demikian, penelitian menggunakan metode kualitatif ini data yang dikumpulkan berupa kutipan kata, kalimat dan wacana.Metode kualitatif deskriptif dalam penelitian ini bertujuan mendeskripsikan data tentang karakter tokoh dalam novel Anak Sejuta Bintang karya Akmal Nasery Basral.

Sumber data merupakan subjek dari mana data dapat diperoleh. Sesuai dengan pendapat Arikunto (2002:107) menyatakan sumber data dalam penelitian adalah , “Subjek

(4)

504

dari mana data dapat diperoleh dan merupakan suatu hal pokok dalam penelitian. Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumen”.Dokumen digunakan adalah buku novel Anak Sejuta Bintang karya Akmal Nasery Basral.Penerbit Expose pada tahun 2012 jumlah halaman 405, serta buku-buku teori kesusastraan yang berhubungan dengan masalah penelitian dan berfungsi sebagai bahan penelitian

Teknik pengumpulan data yang sesuai digunakan dalam penelitian ini adalah studi pustaka. Satoto (1993:187) menyatakan, “Studi pustaka merupakan teknik pencarian data yang menggunakan sumber-sumber tertulis untuk memperoleh data”. Data diperoleh dalam bentuk tulisan, maka harus dibaca, disimak, dan dicatat hal-hal yang penting dari buku novel Anak Sejuta Bintangyang berisi bahan-bahan yang berkaitan dengan masalah penelitian. Melalui teknik ini penulis bertujuan menemukan dan memahami karakter tokoh dalam novel Anak Sejuta Bintang.

Memperoleh data yang akurat penulis juga menggunakan teknik catat, yang merupakan suatu cara yang ditempuh untuk menemukan teori-teori yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, hasil penyimakan itu dicatat sebagai sumber data.

Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara: (1) Membaca dan memahami novel Anak Sejuta Bintangsecara berulang-ulang.

(2) Mencatat bagian-bagian isi novel Anak Sejuta Bintangyang berkaitan dengan karakter tokoh.

(3) Menentukan karakter tokoh dalam novel Anak Sejuta Bintang.

Berdasarkan metode yang digunakan, pengelolaan data penelitian ini menggunakan teknik analisis dokumen, dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam teknik pengolahan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

(1) Menganalisis karakter tokoh yang terdapat dalam novel Anak Sejuta Bintang karya

Akmal Nasery Basral.

(2) Mendeskripsikan karakter tokoh yang terdapat dalam novel Anak Sejuta Bintang karya

Akmal Nasery Basral.

(3) Menyimpulkan karakter tokoh yang terdapat dalam novelAnak Sejuta Bintang karya

Akmal Nasery Basral.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi data yang akan disajikan dari hasil penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran umum mengenai data yang diperoleh. Data dalam penelitian ini berupa karakter tokoh dalam novel Anak Sejuta Bintang Karya Akmal Nasery Basral.

Pengelompokkan data dalam penelitian ini adalah data kualitatif, data kualitatif adalah data yang disajikan dalam bentuk kata, kalimat, dan ungkapan yang mengandung makna sesuai dengan kategori atau kelompoknya.

(5)

Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora April 2021 eISSN 2657- 0998

505 Berdasarkan jenis tokoh terbagi atas beberapa macam yaitu sebagai berikut.

Tokoh Utama (kar akter tokoh protagonis)

Berkaitan dengan perannya, ada tokoh yang ditampilkan secara terus-menerus sehingga tampaknya mendominasi sebagian besar cerita. tokoh yang ditampilkan seperti ini dalam cerita disebut tokoh utama (central character, main character). Karmini (2011:23) mengatakan, ”Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam cerita bersangkutan”.

Ical

Ical (sapaan kecil Aburizal Bakrie) merupakan anak sulung dari Ahmad Bakrie dan Roosniah. Saat Ical masih kecil, ia dan keluarnya tinggal di Emma Laan, Jakarta Timur. Ical tumbuh dalam lingkungan keluarga yang berkecukupan. Namun, hal itu tidak membuatnya menjadi anak yang manja. Justru ia sering mengalami kekalahan dan pernah pula mengalami penolakan. Kehadiran keluarganya yang selalu mendengarkan cerita dan keluhannya serta memberi semangat menghadapi hidup ini membuatnya menjadi pribadi yang kuat dan pantang menyerah. Ical menyukai Barongsai di usianya sekitar tiga tahun lebih Ical diajak oleh ayahnya ke acara malam Cap Lak Meh.

Tahun 1952, Ical masuk Sekolah Rakyat Perwari. Di sekolah itu, hampir tiap tahun ajaran baru ada murid baru. Semasa sekolah di SR Perwari banyak kenangan yang memberikan pelajararan bagi Ical. Ketika ia belajar bermain bola kasti, ia tahu bagaimana kekurangannya dalam permainan tersebut. Ia juga pernah bermain sepak bola melawan anak-anak Gang Ampiun dengan skor telak 1-7, namun berkat gurunya yang selalu memberi semangat mereka tetap memiliki semangat, dengan berpegang pada prinsip bahwa hasil yang luar biasa hanya bisa dicapai dengan persiapan yang luar biasa. Ical juga belajar Judo sesuai dengan sarang ayahnya, agar nantinya Ical mampu menyelamatkan dirinya jika mendapat perlakuan tidak baik dari preman yang mulai banyak bermunculan di Jakarta.

Dari kelas satu hingga kelas lima Ical selalu mendapat peringkat pertama. Namun di perjuangan akhirnya Ical tidak mampu mempertahankan peringkatnya, ia menduduki peringkat kedua setelah sahabatnya Ingga, mengambil posisinya menjadi lulusan terbaik. Ical sangat sedih mengetahui hal itu. Namun kesedihan Ical bukan karena sahabatnya Ingga yang menjadi peringkat pertama, tetapi karena Ical tidak mampu meraih posisi itu, terlebih lagi perbedaan angka Ical dan Ingga hanya satu angka.

Ical sangat disayangi orang tuanya, mereka memanjakan anak-anak mereka dan mendidik Ical menjadi pribadi yang lebih baik lagi dari masa ke masa, begitu juga sebaliknya Cinta Ical kepada ibunya dapat dilihat dari beberapa kutipan di bawah ini.

“Ical menarik tangan ibunya sambil menunjuk kepala barongsai di kejauhan yang baru saja bergaya seolah sedang melahap angpau yang disodorkan seorang penonton. Mata Barongsai itu berkedip-kedip, lalu badannya badannya ditegakkan, berdiri di atas dua kaki belakangnya, sementara sepasang kaki depannya memegang bagian perut, seperti seseorang yang kekenyangan. Ical terpingkal-pingkal melihatnya (ASB, 2012:28)”

(6)

506

a. Bakrie (Ayah Ical)

Bakrie merupakan seorang pengusaha yang memiliki prinsip bahwa pengusaha tidak boleh mendekat pada penguasa. Ia juga sangat menghargai hubungan persahabatan, karena menurutnya selain keluarga, sahabat juga mempunyai peran jika mendapat masalah. Keluarga Bakrie juga pernah mengalami kebangkrutan di perusahaan Bakrie &

Brothers, namun mereka berhasil melewatinya dengan membangun kembali dari nol.

Bakrie adalah sosok seorang ayah yang sangat menyayangi keluarganya, menyangi istrinya dan anak-anaknya berikut beberapa kutipan kecintaan bakrie kepada istri dan anaknya.

Berikut kutipan Bakrie yang sangat mencintai istrinya.

“Roosniah mendelik, buru-buru menyela, papa mau menyerahkan ikan bandeng ke calon

mertua yang mana, cecarnya dengan suara pelan dan mata berbinar jenaka.Mertua papa di Pangkalan Berandan tidak suka Bandeng, Loh.Bakrie tergelak bahunya terguncang-guncang.Kalau begitu, papa cari lagi calon mertua yang suka bandeng. Roosniah berdiri, mengelus perut dan berjalan mendekati Bakrie tanpa di duga, dia memukul-mukuli lengan suaminya dengan pelan. Sangat pelan, dan lembut Bakrie merangkul istrinya dan berbisik, boleh ya?. Roosniyah terkikik-kikik mendengar bisikan suaminya (ASB, 2012:34)”

b. Roosniah (Ibu Ical)

Roosniyah merupakan ibu dari Ical, roosniah ayah seorang ibu yang penyayang bagi anak dan suaminya. Roosniyah juga merupakan seorang istri yang penurut kepada suami, segala perintah suami dia lakukan, tujuannya melakukan itu untuk membuat suaminya senang kepada dirinya dan untuk mewujudkan kebahagiaan dalam keluarganya. “papa punya pikiran lain, Ma,” tukas Bakrie. “jakarta ini makin lama makin tdak aman.

Dulu, musuh kita jelas. Sekarang, banyak yang tidak jelas. Makin banyak preman, seperti yang diceritakan lembu itu. Jadi, papa pikir, sebaiknya ical mulai belajar diri.” (ASB, 2002: 211)”

Novel ini juga mencerminkan keceriaan dan pengalaman-pengalaman menarik anak-anak pada umumnya, ada soal persahabatan, persaingan, bagaiman menghargai orang tua, , spirit mengejar cita-cita, dan sebagainya.

c. Raymond

Selain Ical sebenarnya ada satu tokoh yang menarik di novel ini, yaitu Raymond, anak mantan tentara KNIL yang pernah tinggal di Belanda. Raymond dengan sombong selalu membanding-bandingkan kondisi di Belanda yang lebih baik dibanding di Indonesia. Dalam satu kesempatan dikisahkan Ical menegur kesombongan Raymond yang dianggapnya telah menghina pemainan bola Ical dan kawan-kawannya. Di luar dugaan Raymond tidak marah melainkan menjawab teguran Ical dengan rasional.

“Maaf, bukan menghina,” ujar Raymond.. “Kalian semua main bola dengan ini,” katanya sambil menunjuk kaki. “Bukan dengan ini,” katanya sambil menunjuk kepala. “Aku tidak menghina, aku bicara terus terang. Itu beda.” (ASB, 2012: 292)

(7)

Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora April 2021 eISSN 2657- 0998

507 Karakter tokoh Sederhana

Karmini (2011:26) “Tokoh sederhana adalah tokoh yang hanya memiliki satu kualitas pribadi tertentu, satu sifat-watak yang tertentu saja”. Sifat dan tingkah laku seorang tokoh sederhana bersifat datar, monoton, hanya mencerminkan satu watak tertentu

Hasan

Selain karakter protagonis ada juga karakter antagonis dan karakter samping, untuk menyeimbangkan isi novel ini salah satunya adalah Hasan berikut kutipannya

“Kali ini cuping Hasan membesar.memang selama ini majikannya terkenal ramah dann

tidak membedakan siapa pun. Tapi, majikannya bukanlah orang yang gampang memuji. Lalu hasan berbisik Kalo dibilang pinter, berarti bulan depan gaji saya naik dong? (ASB, 2010:50)”

Tokoh protagonis sangat perlu dalam sebuah novel karena dengan adanya tokoh protagonist akan membuat, novel tersebut enak untuk dibaca. Selain Hasan karyawan Bakrie juga ada tokoh pendamping protagonis adalah sebagai berikut.

Hajjah Rafiah

“Apa kita satukan saja Ical dan Odi tin? Tanya Roos, dua-duanya sedang batuk hebat, jangan digabung dulu. anak kecil gampang sekali tertular. ujar Hajjah Rafiah sambil

menyerahkan satu gelas kepada Roos. minumkan dulu buat Odi pelan-pelan, biar Batin yang melihat Ical (ASB, 2012:63).”

Kutipan di atas juga menjelaskan bahwa ada beberapa lagi tokoh karakter sampingan yang membuat cerita dalam novel ini lebih menarik dan enak untuk dibaca, Karen ada tokoh tambahan.

PENUTUP Simpulan

Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa karakter Tokoh dalam Novel Anak sejuta Bintangyaitu sebagai berikut.

1. Terdapat karakter tokoh dalam novel Anak Sejuta Bintang yaitu sebagai berikut a. Karakter tokoh protagonist

b. Karakter tokoh Antagonis c. Karakter tokoh Sederhana

2. Novel ini dapat dibaca oleh semua kalangan lebih khusus bagi remaja (pelajar). Didalam novel ini terdapat pengajaran atau pelajaran yang dapat diaplikasikan bagi anak-anak maupun orang dewasa. Pembaca tidak terpaku dengan kisah perjuangan inspiratif saja, namun juga berisi hiburan-hiburan yang dapat membuat pikiran pembaca menjadi rileks dan tidak tegang. Hiburan-hiburan tersebut dicerminkan melalui tingkah laku anak SD yang polos dan mengundang gelak tawa pembaca.

(8)

508

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Satra Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Rineka Cipta.

Basral, Akmal Nasery. 2012. Anak Sejuta Bintang. Jakarta: Expose.

Gunawan, Heri. 2012. Pendidikan Karakter, Konsep dan Implementasi. Bandung: Alfabeta.

Karmini, Ni Nyoman, 2011. Teori Pengkajian Prosa Fiksi dan Drama. Bali : Pustaka Larasan.

Nurgiyantoro. Burhan.2002. Teori Pengkajian Fiksi. Jakarta. Gajah Mada Universitas Press.

Satoto, Soediro. 1993. Metode Penelitian Satra. Surakarta: UNS Press. Semi, M.Atar. 1988. Kritik Sastra. Bandung: Angkasa.

Sumardjo, Jakob Saini, K.M. 2004. Memahami Kesusastraan. Yogyakarta: Nurcahya. Sudjiman, Panuti. 1992. Memahami Kesusastraan Rekaan. Jakarta: Pustaka Jaya. Tarigan, Hendry ,Guntur. 1988. Prinsip-Prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa. Wellek, Rene dan Austin Warren. 1999. Teori Kesusastraan. Jakarta: Erlangga. Waluyo. J Herman . 2006. Pengkajian dan Apresiasi Prosa Fiksi. Surakarta: Sebelas

Maret University Press.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam pelaksanaan tugas akhir ini terdapat beberapa permasalahan yang akan dibahas, diantaranya adalah bagaimana implementasi edge detection pada sebuah citra medis

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengukur kadar senyawa fenol dalam buah mengkudu (Morinda citrifolia) mentah, mengkal, dan matang, membandingkan daya

fluks dan koefisien rejeksi warna, zat organik, serta kekeruhan pada proses pengolahan menggunakan membran ultrafiltrasi tanpa dan dengan kombinasi

Sementara variabel lama usaha dan jam kerja tidak berpengaruh terhadap pedapatan pedagang monza di Pasar Simalingkar, artinya semakin lama usaha seorang dalam

Untuk mendekatkan jangkauan pembinaan kepada keluarga-keluarga / masyarakat dengan cara membentuk kelompok kerja (Pokja) PKK Kecamatan, PKK Kelurahan, PKK Lingkungan dan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis pastura campuran memberikan pengaruh yang nyata terhadap kandungan protein kasar, serat kasar, dan lemak kasar.. Pemberian sluri gas

Untuk mengetahui Laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah Dinas di Pemerintah Kabupaten Bandung, digunakan metode deskriptif analysis dan survey dengan

sosial-ekonomi yang terjadi pada Petani Nanas Madu di Desa Belik. Kabupaten