• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - HARDIANTO BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - HARDIANTO BAB I"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Strategi pembangunan yang diutamakan oleh pemerintahan saat ini

adalah pengembangan sumber daya dan peningkatan efisiensi pertanian. Salah

satu prioritas dalam mencapai tujuan pembangunan pertanian subsektor

tanaman pangan dan holtikultura adalah pengembangan komoditas

holtikultura. Indikator keberhasilan tersebut dicirikan adanya peningkatan

kesejahteraan petani dan keluarga.

Peluang untuk pengembangan holtikultura, terutama buah-buahan

masih sangat terbuka lebar karena jutaan hektar lahan kering yang belum

dimanfaatkan secara optimal. Selain itu, peningkatan tanaman buah, baik itu

lokal maupun nasional masih sangat tinggi permintaannya.

Kehidupan masyarakat pedesaan dengan pertanian tidak dapat

dipisahkan sehingga pedesaan merupakan lumbung tani bagi konsumen hasil

pertanian di perkotaan. Jenis pertanian suatu desa dipengaruhi oleh prefrensi

masyarakat dan kondisi alam wilayah setempat yang berkaitan dengan sumber

daya alam dan sumber daya manusia.

Kehidupan masyarakat pedesaan dapat dipengaruhi oleh faktor

perkembangan pola pikir masyarakat. Cara pandang masyarakat yang statis,

berubah menjadi cara pandang yang dinamis. Saat ini terjadi perubahan pola

(2)

yang paling menguntungkan dalam usaha petani di Kabupaten Pemalang.

Kondisi ini akan berhubungan dengan otonomi daerah, dan pemberdayaan

masyarakat.

Sebagian orang mengartikan pertanian sebagai kegiatan manusia

dalam membuka lahan dan menanaminya dengan berbagai jenis tanaman, baik

tanaman semusim maupun tanaman tahunan, tanaman pangan maupun tanaman

non pangan, serta digunakan untuk memelihara ternak maupun ikan, pengertian

tersebut sangat sederhana karena tidak dilengkapi dengan berbagai tujuan dan

alasan mengapa lahan di buka dan diusahakan oleh manusia. Bagi penduduk

pedesaan bertani merupakan mata pencaharian utama, yang berfungsi untuk

membantu pendepatan keluarga, selain sebagai petani ada juga yang berpotensi

diluar bidang pertanian, akan tetapi banyak penduduk yang memilih menjadi

petani. Masyarakat desa mempunyai mata pencaharian sebagai petani. Dari

dulu sampai sekarang kebiasaan bertani yang di lakukan adalah sebagai petani

tradisional.

Kondisi ini tidak jauh berbeda dengan denga masyarakat Desa Belik

yang sebagian besar menjadi petani tradisional dengan memiliki tanah yang

senpit sekitar tempat tinggal, pengolahan yang apa adanya, serta sikap tertutup

masyarakat terhadap pembaharuan, membuat petani sulit

berkembang.pertanian yang semula diremehkan sekarang mulai diperhatikan

untuk mengembangkan pertanian yang dapat menghasilkan perubahan, baik di

bidang sosial maupun ekonomi. Petani denga kondisi seperti itu akan

(3)

Seiring denga perkembangan zaman an peningkatan kebutuhan hidup sebagai

masyarakat Desa Belik berubah ke dalam pertanian baru yang lebih bernilai

ekonomis tinggi yaitu sebagai petani Nanas Madu.

Masyarakat Desa Belik awalnya adalah petani sawah danjuga lahan

kering, akan tetapi dengan kemajuan teknologi mereka mulai berganti

menanam jenis tanaman. Tanaman yanag memiliki nilai ekonomis yang kurang

maka akan digantikan dengan tanaman yang memiliki nilai jual tinggi dengan

adanya perkebunan nanas itu terlihat perubahan sosial ekonomi yang terjadi di

desa Belik, Hal ini dapat dilihat dari pola kehidupanya seperti bentuk rumah,

barang-barang yang dimiliki dan sebagainya, Hal ini mencerminkan

keberhasilan usaha perkebunan Nanas madu.

Tanaman Nanas Madu mulai dibudidayakan dan berhasil dicoba di

Desa Belik, selain itu sebagai penghasil tanaman buah. Dengan demikian

masyarakat sebagai subjek berpikir dengan kemampuannya mampu mengelola

dan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan masyarakat dan

dapat mencukupi kebutuhan sosial-ekonomi.

Peningkatan pendapatan kehidupan petani ini yang menjadi perhatian

khusus oleh petani dimana penghasilan dari Nanas Madu sangatlah

menjanjikan. Oleh karen itu, petani berganti menananm tanaman yang lebih

menguntungkan, dimana dapat membiayai anak sekolah, kehidupan rumah

tangga, sandang, pangan papan, dan juga yang lainnya.

Adanya kebutuhan yang mendesak masyarakat tidak sulit dalam

(4)

tempat pedagang Nanas Madu atau dijajakkan di pinggir jalan yang terjangkau

dengan kendaraan pedagang.

Sesuai dengan latar belakang masalah diatas, penulis tertarik untuk

mengadakan penelitian tentang Kehidupan Sosial-Ekonomi Petani Nanas Madu

di Desa Belik, Kabupaten Pemalang tahun 2000-2016. Agar dapat kemudahan

dan efektif dalam penelitian enulis menyederhanakan penelitiannya. Gottsclak

menjelaskan bahwa suatu subjek dapat dikurangi ruang lingkupnya Jika

bahan-bahannya terlalu banyak untuk bisa digunakan secara pantas dan layak. Hal itu

dapat dilakukan denga mengurangi wilayah geografisnya, jumlah orang dan

jenis kegiatan yang tersangkut. Bedasarkan hal tersebut penulis membatasi

penulisan dalam masalah waktu yang akan diteliti pada tahun 2000-2016.

Adanya alasan penetapan yang ditulis oleh penulis antara tahun

2000-2016 adalah merupakan hal penting sebagai berikut.

1. Pada tahun 2000 petani Nanas Madu di Desa Belik mengalami

peningkatan dibanding tahu sebelumnya, yakni yang dulunya petani tidak

memiliki tanaman Nanas Madu pada tahun 2000 hampir semua sudah

memiliki, walaupun prosentasenya kecil.

2. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh penulis, pada tahun itu

juga (2000-2016), petani Nanas Madu di desa Belik mengalami perubahan

dalam bidang Sosial-Ekonomi yang disebabkan karena harga jual Nanas

Madu laku di pasaran dan peminatnya juga meningkat.

3. Pembatasan penulisan itu untuk memudahkan dalam penelitian dalam

(5)

B. Perumusan Masalah

Bertolak dari latar belakang, permasalahan dalam penelitian ini

sebagai berikut:

1. Bagaimana keadaaan wilayah Desa Belik, Kabupaten Pemalang ?

2. Bagaimana perkembangan pertanian Nanas Madu di Desa Belik,

Kabupaten Pemalang ?

3. Bagaimana kehidupan Sosial-Ekonomi yang ada pada petani Nanas Madu

di Desa Belik, Kabupaten Pemalang ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas penelitian ini bertujuan untuk

mengungkap:

1. Kondisi wilayah Desa Belik, Kabupaten Pemalang.

2. Perkembangan petani Nanas Madu di Desa Belik, Kabupaten Pemalang,

dan

3. Proses perubahan Sosial-Ekonomi yang terjadi pada petani Nanas Madu di

Desa Belik, Kabupaten Pemalang.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi sebagian besar

pihak yang terkait, baik bagi peneliti, masyarakat Belik, pemerintahan desa,

(6)

1. Memberi masukan kepada petani tentang perlunya perkembangan produksi

atau hasil dengan cara memahami peningkatan kualitas perawatan sehingga

dapat bersaing dengan pertanian lain.

2. Memberi masukan kepada petani tentang perlunya partisipasi petani dalam

masyarakat denga cara meningkatkan kerjasama dengan petani lain maupaun

dengan masyarakat.

3. Memberi masukkan tentang perlunya kenaikan taraf hidup melalui

pemenuhan fasilitas denga tetap mementingkan saling membatu dengan

sesama petani.

4. Memberi masukkan kepada pemerintah setempat, pihak-pihak terkait dan

petani Nanas Madu untuk terus mengembangkan pertaniannya.

5. Dapat menjadi refrensi atau acuan bagi peniliti yang akan datang dalam

penulisan-penulisan agar lebih baik.

E. Tinjauan Pustaka

Perubahan Sosial-Ekonomi dimulai dari perubahan ekonomi, dimana

perubahan ekonomi mengalami perkembangan sangat pesat dibanding

perubahan sosial. pertentangan sosial-ekonomi barat dan timur tentang sistem

ekonomi itu bersifat abadi atau tidak berubah dalam waktu yang lama.

Demikan pula dengan perubahan sosial pada saat ini telah berubah dengan

cepat tidak hanya di kota saja namun juag terjadi di Desa. Perubahan di Desa

(7)

peningkatan ini pendapatan petani yang semula sedikit kemudian menjadi

lebih banyak, apalagi pada saat panen raya tiba (Salim, 2002 : 137-138).

Perubahan yang lain terjadi pada hal sosial yaitu mengenai kegiatan

gotong-royong mulai pudar. Hal ini dpat dilihat dari kehadiran warga dalam

kerja bakti, mereka lebih suka membayar denga uang dari pada datang

bersama warga lain untuk gotong-royong. Menurut Sayogyo (1995 : 27)

menjelaskan sistem tolong menolong, merupakan tambahan tenaga bantuan

dalam pekerjaan yang tidak disewa tetapi diminta dari sesama warga desa

atau sering disebut gotong-royong. Akan tetapi warga Belik masih banyak

yang mementingkan gotong-royong.

Pada saat ini peniliti cenderung memusatkan kajiannya pada bidang

sejarah Sosial-Ekonomi terutama pertanian. Tujuan utama adalah untuk

mengungkapkan peranan peranan petani, potensi, golongan petani yang

dianggap sangat banyak ambil bagian dlam bidang pertanian dan sektor

agribisnis. Pelaku usaha merupakan suatu peningkatan sumber daya manusia

dalam meningkatkan usaha yang sedang digelutinya. Memperluas pasar

dengan berbagai pihak pelaku agribisnis ini adalah kerjasama yang akan

membawa pemberdayaan petani.Penelitian kehidupan Sosial-Ekonomi pada

petani Nanas Madu di Desa Belik, Kabupaten Pemalang, merupakan peneliti

yang pertama di Desa tersebut. Akan tetapi penelitain sejenis di tempat lain

yang berkaitan denga Sosial-Ekonomi petani sudah pernah dilakukan.

Menurut Boeke yang di kutip dalam buku Sejarah Sosial-Ekonomi

(8)

suatu kompleks perusahaan unit teknis yang sering kali di lengkapi oleh

petugas adminidtratif dan export. Boeke memberikan definisi perkebunan

hanya dari segi teknsis dan efisiensi organisasi, tanpa menyebutkan tentang

ketersediaan tenaga kerja atau kaitanya dengan masyarakat di sekitarnya. Dan

melihat perkebunan sebagai lembaga yang tidak ada hubunganya dengan

masyarakat sekitarnya.

Penelitian Supriyadi (2004) yang berjudul Perubahan Sosial Pada

Pengrajin Sale Pisang di Desa Ciporos, Kecamatan Karangpucung,

Kabupaten Cilacap Tahun 1998-2004, bahwa peningkatan pendapatan

membuat para pengrajin sale mampu mengubah gaya hidup yang lebih baik.

Kepemilikkn barang mewah menyebabkan perubahan status dan kenaikan

kedudukan sosial, dibidang pendidikan pengrajin sale pisang dapat

menyekolahkan anaknay sampai menuju perguruan tinggi.

Sujanto (2004) menurut dalam penelitiannya yang berjudul

Kehidupan Sosial-Ekonomi Pengrajin Gedeg di Desa Selakambang,

Kecamatan Kaligondang, Kabupaten Purbalingga Tahun 1999-2003,

bahwwa dengan berbekal memiliki kemampuam membuat gedeg mesyarakat

desa Selakambang menjadi lebih maju, dimana masyarakatnya selain bertani

juga memiliki kesibukkan untuk mengembangkan kraetivitas industri kecil.

Ketiga Penelitian tersebut menyimpulakan bahwa keadaan ekonomi

keluarga sangat mempengahruhi kehidupan sebab pendapatan masyarakat

meningkat dan kesejahteraan masyarakat juga mengikutinya dengan

(9)

ekonomi mapan juga akan berpengaruh pada perubahan lain, misalnya dapat

menyekolahkan anak sampai tingkat yang lebih tinggi.

F. Landasan Teori dan Pendekatan

Untuk mengungkap secara tepat berbagai permasalahan sebagaimana

sudah disebutkan diatas, maka perlu dilakukan kajian teori terhadap pokok

masalah penelitian. Pada penelitian ini yang mengkaji pokok permasalahan

adalah mengenai Perubahan Sosial Ekonomi Petani Nanas di Desa Belik

Kecamatan Belik Kabupaten Pemalang, untuk itu perlu dilakukan pengkajian

lebih dahulu mengenai sosial ekonomi, apakah dapat merubah dan apakah

sosial ekonomi dapat berubah terhadap orangg lain.

Menurut Khaldun (1993:43) bahwa manusia adalah makhluk sosial

yang pada hakikatnya sifat sosial manusia itu berasal dari kenyataan bahwa

menolong dirinya sendiri, yang diperlukan aktifitas dalam upaya

mempertahankan hidupnya. Untuk itu mansia pada kelompok manapun pasti

memiliki sosial ekonomi. Faktor yang mempengaruhi sosial ekonomi antara

lain kondisi sosial ekonomi yang bersangkutan. Berdasarkan keterangan

diatas maka dapatlah diambil suatu pengertian mengenai sosial ekonomi..

Karakteristik tersebut berkaitan dengan penggunaan waktu, uang dan

obyek-obyek yang berkaitan dengan semuanya. Misalnya cara makan, berbicara,

kebiasaan dirumah, kebiasaan dikantor, kebiasaan berbelanja dan pilihan

(10)

Manusia pada kelompok manapun pasti memiliki sosial ekonomi.

Sosial ekonomi ini biasanya yang membedakan kehidupan suatu kelompok

dengan kelompok lain. Sosial ekonomi biasanya dipengaruhi oleh berbagai

factor antara lain kondisi sosial ekonomi masyarakat yang bersangkutan.

Dalam ilmu sosial, pertanian, dan masalh pembangunan kehidupan

petani, baik itu yang berkaitan dengan perekonomian maupun yanag lainnya

merupakan penelitian yang mengkaji mengenai masyarakat.

Pokok penelitian ini adalah mengenai kehidupan sosial-ekonomi

petani Nanas Madu di Desa Belik, Kabupaten Pemalang, untuk mengungkap

permasalahan yang ada, maka perlu diadakan kajian teori pada pokok

permaslahan penelitian.

Pertanian sebagai sumber kehidupan manusia merupakan lapangan

kerja dari ilmu pertanian. Sudah selayaknya kalo lebih dahulu ingin

mengetahui apa yang di maksud pertanian itu. Menurut Tohir (1983: 1)

pertanian dalam arti sempit atau pertanian dalam arti sehari-hari yakni

bercocok tanam sedangkan pertanian dalam arti yang luas atau pertanian

dalam arti ilmiah.

Pertanian Indonesia dalam pengelolaan usaha tani, dimana dan kapan

saja, dalam hakikatnya akan dipengaruhi oleh perilaku petani yang

mengusahakan. Perlakuan orang itu nyata tergantung dari banyak faktor, di

antaranya dari watak petani itu sendiri, tingkat kebudayaan, dan kebijakan

pemerintah. Auburn dan Nimkof mengatakan bahwa kehidupan

(11)

1. Lingkungan alam (invironment).

2. Warisan sosial (heritage), pandangan hidup, dan adat istiadat.

3. Keturunan (heridity).

4. Hidup bermasyarakat (the group), bagaimana kedudukan dan pandangan

mengenai ekonomi.

Pada titik permulaan, cara-cara untuk memperbesar pendapatan nyata

ini dapat diusahakan melalui perluasan lahan pertanian, memperbesar jumlah

produksi, mengubah lingkungan sosial, dan kultural sehingga sumber-sumber

produktif dapat ditambah. Mengingat hal tersebut perlu penegasan tentang

rasionalisasi dan efisiensi dalam arti ekonomis. Ada dua jalan yang dapat

ditempuh untuk mencapai tujuan yakni:

1. Memperkecil biaya keseluruhannya dengan mempertahankan tinggi

produksi yang telah tercapai.

2. Memperbesar produksi tanpa menambah biaya seluruhnya.

Hal tersebut juga bergantung pada kepemilikan tanah yang dimiliki

masyarakat.

Perkembangan petani merupakan suatu upaya yang sangat tepat

karena selain dapat menyerap tenaga kerja, usaha pertanian juga dapat

membantu meningkatkan pendapatan petani. Jadi, usaha pertanian secara

langsung atau tidak langsung dapat meningkatkan keadaan ekonomi

masyarakat. Sebagaimana masyarakat yang ada di Desa Belik yang menanam

Nanas Madu sangat besar manfaatnya dalam meningkatkan ekonomi keluarga

(12)

Perkembang yang terjadi pada sektor ekonomi ternyata banyak

berpengaruh pada perkembangan sektor lain dengan meningkatnya pertanian

Nanas Madu ini maka akan berdampak pada meningkatnya pendapatan dan

perkembangan sektor industri secara langsung menyebabkan meningkatnya

kebutuhan hidup yang diikuti oleh meningkatnya biaya hidup.

Menurut Soekanto menyatakan bahwa faktor-faktor yang mendorong

jalannya perubahan, antara lain:

1. Sistem pendidikan yang maju.

2. Sikap menghargai hasil karya orang dan keinginan untuk maju.

3. Toleransi tehadap perubahan-perubahan yang menyimpang.

4. Sistem terbuka dalam masyarakat.

5. Penduduk yang heterogen.

6. Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang tertentu.

7. Disorganisasi dalam masyarakat.

8. Sikap mudah menerima hal-hal baru.

Menurut Soekanto (1982 : 231-232) ukuran atau kriteria yang biasa

dipakai untuk menggolong-golongkan anggota-anggota masyarakat ke dalam

lapisan-lapisan. Lapisan-lapisan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Ukuran kekayaan.

2. Ukuran kekuasaan.

3. Ukuran kehormatan.

(13)

Di dalam masyarakat dimana terjadi sesuatu proses perubahan yang dapat

membawa jalannya perubahan kehidupan itu. Soekanto (1982 : 333-336)

menyatakan bahwa faktor pendorong jalannya perubahan tersebut antara lain:

1. Kontak dengan kebudayaan lain.

2. Sistem pendidikan formal yang maju.

3. Sikap menghargai hasil karya orang dan keinginan untuk maju.

4. Tolersansi terhadap perbuatan-perbuatan yang menyimpang, yang

bukan merupakan delik.

5. Sistem terbuka dalam lapisan-lapisan masyarakat.

Dengan kelima fakor pendorong jalannya perubahan tentunya masih

berkaitan dengan seiring waktu. Sangatlah penting dala sejarah ialah satuan

waktu.

Menurut Kutowijoyo (2004 : 99) sangatlah penting dalam sejarah

ialah satuan waktu. Dalam sejarah ekonomi, maslah tahapan perkembangan

selalu menjadi perhatian yang utama. Tidak saja dalam skala makro akan

tetapi berbicara tentang sistem ekonomi atau cara produksi, tetapi juga dalam

lingkup mikro. Berdasarkan keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa

perubahan dibidang ekonomi akan berdampak pada terjadinya perubahan di

bidang yang lain, seperti terjadi pada perubahan sosial.

Kenaikan jumlah penduduk, aneka warna suku bangsa Indonesia dan

sikap mental penduduk merupakan salah satu faktor pendukung

pembangunan. Masyarakat dan kebudayaan dimanapun selalu dalam keadaan

(14)

berbagai hubungan masyarakat yang lain. Tidak ada masyarakat yang statis,

semua kebudayaan mempunyai dinamika dan gerak. Gerak budaya

sebenarnya adalah gerakan manusia yang hidup dalam masyarakat yang

menjadi wadah kebuduyaan tadi. Gerak manusia terjadi karena ia

mengadakan hubungann dengan manusia lain atau kelompok manusia dalam

kelompok. Perubahan ini selain karena jumlah penduduk dan komposisi, juga

karena difusi kebudayaan, penemuan baru, masuknya teknologi, dan inovasi.

Pendekatan yang digunakan dalm penelitian ini adalah

sosiologi-ekonomi. Pendekatan ini penting adanya karena berkaitan dengan kehidupan

sosial-ekonomi yang terjadi pada Petani Nanas Madu di Desa Belik

Kabupaten Pemalang. Pendekatan ekonomi akan memilih penekanan

perhatiannya pada bidang produksi, pemasaran, dan konsumsi. Sedangkan,

pendekatan sosiologi pedesaan yang melihat masalah pembangunan

pertanian sebagai masalah organisasi sosial petani, artinya sebagai insan

sosial, petani berusaha memenuhi berbagai kebutuhan pribadi dan kebutuhan

(15)

G. Metode Penelitian

Peneliti ini termasuk kategori penelitian sejarah karena didalamnya

terdapat unsur manusia, ruang, dan waktu. Jadi, penelitian ini menggunakan

metode penelitian sejarah. Metode yang digunakan dlam penelitian skripsi

yang berjudul Kehidupan Sosial-Ekonomi Petani Nanas Madu di Desa Belik,

Kabupaten Pemalang tahun 2000-2016, ini adalah dengan menggunakan

metode penelitian sejarah.

Berdasarkan kesepakatan para ahli sejarah maka metode sejarah

menggunakan empat langkah yaitu, heuristik, kritik (verifikasi), interpretasi

atau penafisran, dan penulisan sejarah atau historiografi (Notosusanto, 1978 :

36-43).

Akan dijelaskan secara ringkas mengenai masalah metode dalam sejarah yaitu:

1. Heuristik pencarian sumber lisan, sumber sejarah lisan, dan fakta atau

informasi lain, ini adalah metode dengan kegiatan menghimpun jejak-jejak

masa lampau dengan melakukan observasi dan wawancara. Penulis

mengadakan observasi dan ditindaklanjuti dengan melakukan wawancara.

Penulis mengadakan wawancara secara langsung dengan para pelaku antara

lain, Petani Nanas Madu, pedagang, warga buruh dan juga informan lain

untik mendapatkan data tentang perkembangan perkebunan Petani Nanas

Madu.

2. Kritik (verifikasi) Berupa pengkajian sumber sejarah, di tempuh dengan

cara mencari keontetikan dan kredibilitas sumber yang sesuai dengan

(16)

a. Kritik eksteren yaitu mencari otwntitas atau keotentikan (keaslian),

untuk membuktikan bahwa penjelasan yang di kemukakan oleh suatu

sumber itu otentik atau asli.

b. Kritik interen yaitu untuk menghasilkan kredibilitas isi sumber

(keabsahan untuk dipercaya) penulis menggunakan kedua kritik

tersebut setelah jejak sejarah di kumpulkan dari wawancara kemudian

di nilai,serta di uji kebenaranya agar mendapat data yang vailid.

Sumber lisan dengan cara mewawancarai Petani Nanas Madu, buruh

tani dan masyarakat setempat

3. Interpretasi (penafsiran) yaitu metode penelitian sejarah dengan

penafsiran yang nyata menetapkan makna yang saling berhubungan dari

fakta-fakta yang diperlukan. Penulisan Sejarah di perlukan, Penulisan

sejarah di perlukan dua komponen, yaitu fakta sejarah dan interpretasi.

Fakta yang tidak di interpretasikan bukanlah sejarah (Priyadi, 2013:121).

Dalam langkah ini penulis menggunakanya untuk

menghubungkan fakta-fakta yang satu dengan yang lainya agar keserasian

dan kesesuaian yang di miliki nanti.

4. Historigrafi langkah terakhir untuk puncak metode sejarah yaitu penulisan

sejarah atau sering di sebut historiografi, artinya sejarah di pandang sebagai

kisah, yaitu kisah yang di tulis oleh sejarahwan, maupun penulis sehingga

(17)

H. Sistematika Penulisan

Sistematika penyajian dalam sekripsi ini terbagi dalam lima bab.

Antara bab satu antara bab yang lain merupakan satu kesatuan yang utuh dan

saling berkaitan. Masing-masing bab terbagi dalam berbagai subbab. Untuk

mempermudah pemahaman, Sistematika penulisan sekripsi ini adalah sebagai

berikut :

Bab satu berisi pendahuluan yang terdiri atas latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka,

landasan teori dan pendekatan, metode penelitian dan sistematika penulisan.

Bab dua kondisi wilayah desa Belik, Kecamatan Belik, Kabupaten Pemalang

yang terdiri dari letak geografis dan luas wilayah, keadaan penduduk, lahan,

keadaan sosial ekonomi.

Bab tiga menguas tentang Tingkat Kehidupan petani Nanas

Maduyang terdiri dari karakter petani, Dampak petani terhadap Perubahan

Sosial Ekonomi dan tingkat Kehidupan.

Bab empat menjelaskan tentang Mengupas tentang Perkembangan

kehidupan Sosial-Ekonomi di Desa Belik Kabupaten Pemalang terdiri dari

Penghsilan Petani Nanas Madu, Keuntungan untuk saving Petani Nanas Madu,

Interaksi Sosial Petani Nanas Madu, Aktifitas sosial, Pemenuhan kebutuhan

Sosia.

Bab lima berisi simpulan tentang hasil penelitian dan saran-saran

Referensi

Dokumen terkait

Analisis stilistika pada ayat tersebut adalah Allah memberikan perintah kepada manusia untuk tetap menjaga dirinya dari orang-orang yang akan mencelakainya dengan jalan

Pada tahap pertama ini kajian difokuskan pada kajian yang sifatnya linguistis antropologis untuk mengetahui : bentuk teks atau naskah yang memuat bentuk

 Biaya produksi menjadi lebih efisien jika hanya ada satu produsen tunggal yang membuat produk itu dari pada banyak perusahaan.. Barrier

Berdasarkan pengamatan kemampuan berbahasa siswa pada siklus 1 telah mengalami peningkatan dari pratindakan walaupun belum mencapai persentase KKM yang telah ditentukan.

Lembaga kearsipan perguruan tinggi bertugas untuk mengelola arsip statis, yaitu arsip yang mempunyai nilai guna kesejarahan, telah habis retensinya, dan

underwear rules ini memiliki aturan sederhana dimana anak tidak boleh disentuh oleh orang lain pada bagian tubuhnya yang ditutupi pakaian dalam (underwear ) anak dan anak

Bedasarkan faktor-faktor tersebut, maka ketiadaan hubungan paparan debu terhirup dengan kapasitas vital paru pada pekerja penyapu pasar Johar kota Semarang, tidak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil analisis penerimaan pajak hotel Kota Surakarta pada tahun 2013- 2016.. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah