• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru Pendidikan Agama Islam Pada MTsN 4 Kabupaten Pasaman TESIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Strategi Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru Pendidikan Agama Islam Pada MTsN 4 Kabupaten Pasaman TESIS"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

Strategi Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru Pendidikan Agama Islam Pada MTsN 4 Kabupaten Pasaman

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Pada Program Studi Magister Pendidikan Agama Islam Fakultas

Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Bukittinggi

Oleh

AMRI . R NIM 201. 16007

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN AGAMA ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

BUKITTINGGI SUMATERA BARAT 1440 H/2019 M

(2)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Kepemimpinan yang handal sangat dibutuhkan dalam mengelola sebuah lembaga pendidikan, karena maju mundurnya sebuah lembaga pendidikan dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan terletak pada pemimpinya. Bagaimanapun gaya kepemimpinannya, diarahkan untuk kepentingan bersama yaitu kepentingan lembaga, tenaga pendidikan/guru, peserta didik, dan sebagainya. Dalam sebuah lembaga pendidikan, salah satu elemen yang berperan penting sebagai agen perubahan adalah pemimpin yang memimpin lembaga tersebut. Peran key position kemajuan dan perkembangan tidak kelirunya rasanya bila diarahkan kepada kepemimpinan tersebut. Begitu pentingnya sebuah kepemimpinan dalam kehidupan manusia, Allah SWT mewajibkan setiap individu untuk mentaati Allah SWT dan rasul-Nya serta ulil amri/pemimpin, sebagaimana firman-Nya surat An-Nisak ayat 59:



























































59. Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul

(Nya), dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.

Berdasarkan ayat di atas peneliti memahami bahwa hakikat dari manusia dalam melaksanakan tugasnya di permukaan bumi adalah menjalani peran sebagai pemimpin. Konsep ini yang dikenal dengan istilah khalifah dengan tugas utama menyuruh dengan melakukan perbuatan yang baik dan

(3)

melarang dari perbuatan mungkar.1 Allah S. W. T memilih manusia sebagai

pemimpin tentunya menjadi indikator bahwa memang manusia adalah makhluk yang terbaik dengan potensi sebagai pemimpin. Konsep pemimpin ini menjadi landasan manusia dalam mengambil sikapnya menjadi berbagai sub komponen dalam kehidupan. Misalnya menjadi pemimpin untuk diri sendiri, kemudian yang terbaik akan menjadi pemimpin dalam kelompok kecil dan menengah. Dalam kelompok kecil kepemimpinan dapat terlihat dalam keluarga. Sedangkan kepemimpinan dalam kelompok menengah dapat terlihat dalam lingkungan masyarakat dan sekolah.

Dalam lingkungan masyarakat menjadi pemimpin sifatnya ada dua.

Pertama untuk mewujudkan masyarakat berbudaya dan kedua mewujudkan

masyarakat beritegritas nasional. Dalam mewujudkan integritas nasional masyarakat mengikuti pendidikan mulai dari jenjang dasar samai pada jenjang yang tinggi. Oleh karena itu dibutuhkan pemimpin pada setiap aspeknya. Dalam hal ini mendukung pernyataan peneliti tersebut, Rasulullah SAW juga bersabda:2

ِهّللا َلوُسَر َعِمَس ُهّن

َأ اَمُهْنَع ُهّللا َيِضَر َرَمُع ِنْب ِهّللا ِدْبَع ْنَع

ْنَع ٌلوُئْسَم ْمُكّلُكَو ٍعاَرْْمُكّلُكَف ُلوُقَي َمّلَسَو ِهْيَلَع ُهّللا ىّلَص

هِتّيِعَر

Artinya: Dari Abdullah bin Umar bahwa dia mendengar Rasulullah SAW

bersabda, tiap-tiap kamu pemimpin, dan tiap-tiap pemimpin akan diminta pertanggungjawabannya. (H.R. Bukhari dan Muslim).

Dalam ayat dan hadis di atas memberikan pengertian kepada kita, bahwa setiap kepemimpinan yang diemban oleh manusia dituntut untuk mempertanggungjawabkan kepemimpinannya. Maka dalam memanfaatkan posisi kepemimpinan ini potensi akan tumbuh dan berkembang dengan baik 1 Amka Abdul Aziz, Guru Profesional Berkarakter, (Cempaka Putih, Klaten, 2012), hal. 14

(4)

apabila dikembangkan dengan niat dan i’tikad yang baik pula. Dalam penelitian ini peneliti akan terfokus kepada kajian kepemimpinan kepala sekolah dan peranya untuk meningkatkan kemajuan sebuah sekolah melalui peningkatan kemapuan guru sebagai pendidik khususnya kemampuan (kompetensi) pedagogik guru.3 Upaya seorang pemimpin (kepala sekolah)

dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru berimplikasi terhadapkeberhasilan sebuah lembaga pendidikan.

Sebuah sekolah adalah organisasi yang kompleks dan unik. Bersifat kompleks karena sekolah sebagai organisasi di dalamnya terdapat berbagai dimensi yang saling berkaitan dan saling menentukan. Sifat unik menunjukkan bahwa sekolah dalam penelitian ini penulis memperhatikan sekolah menegah pada tingkat Madrasah Tsanawiyah Negri, sebagai organisasi memiliki ciri-ciri tertentu yang tidak dimiliki oleh organisasi-organisasi lain. Ciri-ciri yang menempatkannya memiliki karakter tersendiri, di mana terjadi proses belajar mengajar, tempat terselenggaranya pembudayaan kehidupan umat manusia.4

Karena sifatnya yang kompleks dan unik tersebutlah, kunci keberhasilan suatu madrasah/sekolah pada hakekatnya terletak pada efisiensi dan efektifitas penampilan seorang kepala sekolah. Keberhasilan sekolah adalah keberhasilan kepala sekolah, dan keberhasilan kepala sekolah adalah keberhasilan sekolah.

Pada saat ini masalah kepala sekolah merupakan suatu peran yang menuntut persyaratan kualitas kepemimpinan yang kuat, bahkan telah berkembang menjadi tuntutan yang meluas dari masyarakat, sebagai kriteria keberhasilan sekolah diperlukan adanya kepemimpinan kepala sekolah yang berkualitas. Betapa perlunya kualitas kepemimpinan kepala sekolah, maka selalu ditekankan pentingnya tiga kemampuan dasar yang perlu dimiliki oleh kepala sekolah, yaitu conceptual skills, human skills, dan technical skills.

Kepala sekolah adalah sebagai top manajer yang diharapkan dapat memainkan peranannya dalam mempengaruhi bawahannya, khususnya para guru dalam rangka meningkatkan kinerja mereka. Untuk 3 Amka Abdul Aziz, Guru Profesional Berkarakter,... hal. 26.

4Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan Permaslahannya, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010), hal 81

(5)

melaksanakan hal tersebut tidaklah mudah karena menuntut adanya sejumlah hal yang harus dimilikinya. Mereka tidak hanya dituntut memiliki kemampuan pengetahuan, tetapi juga harus memiliki kemampuan keterampilan mengendalikan emosi untuk memahami diri sendiri, guru, dan peserta didik. Dan yang lebih penting lagi adalah seorang pemimpin adalah bukan permainan ego.5 Untuk itu dalam lembaga pendidikan Islam, pemimpin seharusnya

dipersiapkan dan dipilih secara selektif, mengingat peran yang dimainkan pemimpin dapat mempengaruhi kondisi keseluruhan organisasi. Maju mundurnya lembaga pendidikan lebih ditentukan oleh faktor pemimpin daripada faktor-faktor lain.6

Wahjosumidjo mengartikan kepala sekolah adalah seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas tambahan untuk memimpin suatu madrasah/sekolah di mana diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat dimana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran.7 Pada tingkat operasional, kepala sekolah adalah

orang yang berada di garis terdepan yang mengkoordinasikan upaya meningkatkan pembelajaran yang bermutu. Kepala sekolah diangkat untuk menduduki jabatan bertanggung jawab mengkoordinasikan upaya bersama mencapai tujuan pendidikan pada level sekolah yang dipimpinnya. Tentu saja kepala sekolah bukan satu-satunya yang bertanggung jawab penuh terhadap suatu sekolah, karena masih ada faktor lain yang perlu diperhatikan, seperti tenaga pendidikan/guru, peserta didik, lingkungan yang mempengaruhi proses pembelajaran, dan sebagainya. Kepala sekolah sebagai pemimpin pada suatu lembaga pendidikan, selain bertugas mengelola sumber daya manusia yang menjadi staf dan bawahannya, persoalan keuangan dan perlengkapan (sarana dan prasarana) lainnya, juga harus berupaya memimpin sumber daya manusia/guru, guna meningkatkan mutu proses dan hasil belajar 5I.Donald Walters, The Art of Leadeship (Penataan Kepemimpinan), Terj. Kuswanto (Semarang: Dahara Prize, 2005), hal 15

6Mujamil Qamar, Manajemen Pendidikan Islam: Strategi Baru Pengelolaan Lembaga Pendidikan Islam, (Malang: Erlangga, 2007), hal 273

7Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya,..., hal 83

(6)

peserta didik khususnya, serta mutu pendidikan lembaga/institusi umumnya. Hal ini mengisyaratkan bahwa peran kepala sekolah sebagai pemimpin tidak dapat digantikan oleh peran mesin secanggih apapun mesin tersebut. Seperti yang dijelaskan Asnawir, “Meskipun kualitas suatu produk banyak ditentukan oleh kecanggihan mesin, akan tetapi juga sangat ditentukan oleh manusia yang berada di belakang mesin tersebut (the man behind the gun)”.8

Pemimpin sekolah adalah mereka yang dilukiskan sebagai orang yang

memiliki harapan tinggi terhadap staf dan para peserta didik, mengetahui tentang tugas-tugas mereka, dan menentukan suasana madrasah mereka. Kepala sekolah sebagai pemimpin (leader) harus mampu melakukan tugas-tugas, seperti: menimbulkan kemauan yang kuat dengan penuh semangat dan percaya diri pada bawahan dalam melaksanakan tugas masing-masing dan memberikan bimbingan dan arahan pada bawahan serta memberikan dorongan, memacu dan berdiri di depan demi kemajuan dan memberikan inspirasi dalam mencapai tujuan. Hal ini dilakukan dalam rangka peningkatan mutu lembaga pendidikan secara keseluruhan dan pencapaian mutu hasil belajar peserta didik yang baik ke depan. Kepala sekolah yang berhasil apabila mereka memahami keberadaan madrasah sebagai organisasi yang kompleks dan unik, serta mampu melaksanakan peranan kepala sekolah sebagai seseorang yang diberi tanggung jawab untuk memimpin sekolah. Studi keberhasilan kepala sekolah menunjukkan bahwa kepala sekolah adalah seseorang yang menentukan titik pusat dan irama suatu sekolah. Bahkan lebih jauh studi tersebut menyimpulkan bahwa keberhasilan sekolah adalah keberhasilan kepala sekolah. Untuk itu erat hubungannya antara mutu kepala sekolah dengan berbagai aspek kehidupan sekolah seperti disiplin sekolah, iklim sekolah, dan menurunnya perilaku nakal peserta didik.

Oleh sebab itu, kepala sekolah bertanggung jawab atas manajemen pendidikan secara mikro, yang secara langsung berkaitan dengan proses pembelajaran di sekolah. Pembelajaran merupakan kegiatan mengembangkan

(7)

ilmu penegtahuan, seni, budaya dan kajian sosial serta bahasa juga diterapkan dalam lingkungan Madrasah sebagai lembaga pendiidkan Islam. Kepala sekolah memiliki peran penting dalam menyukseskan semua tujuan tersebut dengan sebaik-bainya melalui kegiatan pengembangan dn pelatihan guru yang dilakukan oleh kepala sekolah.9

Kepala sekolah dituntut memilki visi dan misi, serta strategi manajemen pendidikan secara utuh dan berorientasi kepada mutu. Strategi ini dikenal dengan Manajemen Mutu Terpadu (MMT), yang lebih populer dalam dunia bisnis dan industri dengan istilah Total Quality Management (TQM). Strategi ini merupakan usaha sistematis dan terkoordinasi secara terus-menerus memperbaikai kualitas layanan, sehingga fokusnya diarahkan ke pelanggan dalam hal ini peserta didik, orang tua peserta didik, pemakai lulusan, guru, karyawan, pemerintah, dan masyarakat. Sedikitnya terdapat lima sifat layanan yang harus diwujudkan oleh kepala sekolah agar pelanggan puas, yaitu layanan sesuai dengan yang dijanjikan (reliability), mampu menjamin kualitas pembelajaran (assurance), iklim sekolah yang kondusif (tangible), memberikan perhatian penuh kepada peserta didik (emphaty), dan cepat tanggap terhadap kebutuhan peserta didik (responsiveness). Beberapa di antara kepala sekolah dilukiskan sebagai orang yang memilki harapan tinggi terhadap tenaga pendidikan/guru dan peserta didik, dan mereka banyak mengetahui tugas-tugas mereka, dan menentukan irama bagi sekolah mereka.

Berdasarkan hal di atas menunjukkan betapa pentingnya peranan kepala sekolah dalam menggerakkan kehidupan sekolah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, untuk itu ada dua hal yang perlu diperhatikan yaitu:

1. Kepala sekolah berperan sebagai kekuatan sentral yang menjadi kekuatan penggerak kehidupan sekolah.

2. Kepala sekolah harus memahami tugas dan fungsi mereka demi keberhasilan madrasah/sekolah, serta memiliki kepribadian kepada tenaga pendidikan dan pesera didik.10

9E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), hal 25

(8)

Sesuai dengan ciri-ciri madrasah/sekolah sebagai organisasi yang bersifat kompleks dan unik, tugas kepala sekolah seharusnya dilihat dari berbagai sudut pandang. Dari sisi tertentu kepala sekolah dapat dipandang sebagai pejabat formal, sedang dari sisi lain seorang kepala sekolah dapat berperan sebagai manajer, sebagai pemimpin, sebagai pendidik, dan yang tidak kalah penting seorang kepala sekolah juga berperan sebagai staf.

Uhbiyati menjelaskan bahwa pendidikan yang bermutu sangat tergantung pada kapasitas satuan pendidikan dalam mentransformasikan peserta didik untuk memperoleh nilai tambah, baik yang terkait dengan aspek olah zikir, pikir, dan mahirnya. Dapat diketahui bahwa dari sekian banyak komponen pendidikan, pendidik merupakan faktor yang sangat strategis dalam usaha meningkatkan mutu pendidikan di setiap satuan pendidikan, namun tanpa kehadiran pendidik yang kompeten, profesional, bermartabat, dan sejahtera, maka dapat diduga tujuan pendidikan tidak akan tercapai seperti yang diharapakan.11 Oleh karena itu, kepala sekolah dituntut untuk dapat

memberdayakan bawahannya seoptimal mungkin melalui kekuatan mempengaruhi yang dimilikinya sebagai satu syarat mutlak yang mesti ada pada diri seorang pemimpin.

Sebagai subsistem, guru memilki peran yang sangat penting dalam mencapai tujuan pendidikan. Dikatakan demikian karena penyelenggaraan dan keberhasilan proses pendidikan pada semua jenjang banyak ditentukan oleh faktor pendidik, di samping unsur penunjang lainnya seperti sarana prasarana, kurikulum, dan proses belajar mengajar yang efektif. Oleh sebab itu kualitas dan kemampuan pendidik/guru yang rendah akan berdampak pada rendahnya mutu pendidikan. Dengan demikian, kehadiran guru dalam proses pembelajaran memegang peranan penting. Menurut Hasan, dari maraknya arus informasi, guru bukan lagi satu-satunya sumber informasi, namun perannya dalam dunia pendidikan masih tetap diperlukan khususnya yang berkenaan dengan sentuhan-sentuhan psikologis-edukatif terhadap peserta didik.12 Guru

11Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2005), hal. 69

12M. Ali Hasan, dan Mukti Ali, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2003), hal 81

(9)

mempunyai andil yang cukup besar dalam pembentukan kepribadian seseorang, oleh karena itu, hakekatnya guru dibutuhkan oleh setiap orang, sehingga wajar kalau semua orang mengidamkan kehadiran citra guru yang ideal dalam dirinya.

Untuk mencapai tujuan dan harapan tersebut, pemerintah telah berusaha secara bertahap melengkapi lembaga pendidikan dengan sarana dan prasarana yang memadai, mencakup juga persediaan pendidik yang profesional. Di antara usaha pemerintah tersebut seperti memberikan kesempatan kepada guru untuk melanjutkan tugas belajar pada program pendidikan yang lebih tinggi. Jika sebelumnya guru masih bergelar A.Ma. atau A.Md. untuk program Diploma Dua dan Diploma Tiga, mereka diberi kesempatan untuk melanjutkan ke jenjang Strata Satu (S.1), atau guru yang bergelar Strata Satu (S.1) diberi kesempatan tugas belajar untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang Strata Dua (S.2), demikian seterusnya. Di samping itu, program Sertifikasi guru juga merupakan salah satu bentuk program pemerintah dalam rangka meningkatkan mutu dan kualitas guru di sekolah, dan penilaian portofolio serta bentuk bentuk penilaian lainnya menjadi ukuran untuk menentukan lulus atau tidaknya guru dalam mengikuti program sertifikasi ini. Kemudian dalam rangka melengkapi sarana dan prasarana lembaga pendidikan tersebut, pemerintah juga berupaya mengangkat pimpinan atau kepala sekolah yang kompeten. Hal ini ditandai dengan kemampuan mereka mengelola, membimbing, mengarahkan, menggerakkan, dan membantu pendidik dalam mengatasi kesulitannya. Kesulitan itu terutama berhubungan dengan pelaksanaan tugas sebagai pendidik. Di samping itu kepala sekolah dituntut pula dapat menjalin kerja sama yang baik dengan masyarakat sekitarnya. Hal ini dimaksudkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi madrasah/sekolah sesuai dengan paradigma baru manajemen pendidikan, disarankan perlunya memberdayakan masyarakat dan lingkungan sekolah secara optimal. Hal ini penting, karena sekolah memerlukan masukan dari masyarakat dalam

(10)

menyusun program yang relevan, sekaligus memerlukan dukungan masyarakat dalam melaksanakan program tersebut.13

Adapun proses pembelajaran erat kaitannya dengan kompetensi guru. Dalam hal ini paling tidak guru harus memiliki dua modal dasar, yaitu pertama kemampuan mendesain program dan keterampilan mengkomunikasikan program itu kepada peserta didik, kedua modal tersebut berkaitan erat dengan salah satu dari empat kompetensi yang terkandung dalam Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, yakni kompetensi pedagogik. Selanjutnya pada bagian lain kompetensi guru diperlukan sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam pendidikan dan pembelajaran.

Menurut Djamarah, kompetensi guru tidak hanya berperan untuk mendorong meningkatkan prestasi belajar siswa, tetapi juga mempunyai peran untuk memotivasi siswa agar lebih aktif dan bergairah belajar. Hal ini berarti bahwa guru telah berhasil memotivasi siswa dan mengandung konsep bahwa seorang guru dipandang profesional bila telah memiliki dan menguasai kompetensi-kompetensi yang dituntut dan menunjang bagi pelaksanaan tugas-tugasnya di sekolah dengan sebaik-baiknya.14

Dalam pasal 28 ayat 3 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (PPRI) Nomor 19 Tanggal 16 Mei Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dijelaskan bahwa”kompetensi yang harus dimiliki guru meliputi aspek: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional”. Untuk efektifnya pencapaian keempat kopetensi tersebut oleh guru, diharapkan kepala sekolah sebagai atasan perlu melakukan berbagai upaya manajerial yang meliputi: upaya mempengaruhi, memotivasi, menggerakkan, mengarahkan, dan membimbing guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab.15

Satu hal yang menjadi sebuah harapan hingga pada gilirannya menjadi sebuah kenyataan adalah bahwa kepala sekolah sebagai atasan (pimpinan) pada 13 Syafruddin Nurdin, Guru dan Implementasi Kurikulum, (Jakarta, Quantum Teaching, 2005), hal. 6

14Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, (Surabaya: Usaha Nasional, 1991), hal 25

(11)

suatu lembaga pendidikan juga memiliki tanggung jawab yang demikian besar dalam membina, mengarahkan para guru agar mereka dapat bekerja sesuai dengan tuntutan kompetensi yang harus mereka kuasai sebagai orang yang berprofesi guru. Hal ni menunjukkan bahwa kepemimpinan kepala sekolah memberikan pengaruh yang demikian besar terhadap para guru dalam mencapai kompetensi-kompetensi yang diharapkan, terutama dalam hal ini berkaitan dengan kompetensi pedagogik. Walaupun demikian, perlu disadari bahwa tidak hanya saja kepemimpinan kepala sekolah yang dapat mempengaruhi kompetensi para guru, akan tetapi kinerja yang ditunjukkan oleh guru dengan berbagai kompetensi yang dimilikinya juga dapat mempengaruhi kepemimpinan kepala sekolah. Dengan demikian terjadi hubungan timbal balik dan interaksi yang saling mempengaruhi antara kepemimpinan kepala sekolah dengan kompetensi guru.

Wahjosumidjo menjelaskan bahwa inti kepemimpinan adalah mempengaruhi orang lain atau bawahan, tanpa bawahan pemimpin tidak ada. Tetapi proses pengaruh antara pemimpin dan bawahan tidak searah. Pemimpin mempengaruhi bawahan, tetapi bawahan juga mempunyai beberapa pengaruh dari para pemimpin dan sumber pengaruh dari bawahan.16

Dari berbagai fenomena di lapangan, di antara indikator rendahnya kompetensi guru seperti: tidak membuat rencana atau persiapan sebelum mengajar, baik dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), program tahunan, bulanan, mingguan, maupun program lainnya. Tidak menguasai materi pembelajaran yang diajarkan kepada peserta didik, kurang mampu mengevaluasi hasil belajar, serta pemanfaatan hasil evaluasi tersebut untuk kegiatan peningkatan mutu hasil belajar peserta didik, pemilihan media yang kurang tepat, minimnya kemampuan memahami perbedaan individu peserta didik, minimnya kemampuan guru mengembagkan potensi peserta didik, dan lain sebagainya. Semua itu berkaitan erat dengan kompetensi

16Wahjosumidjo, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Jakarta: Raja Grafindo, 2003), hal 34

(12)

pedagogik yang mesti dicapai oleh setiap guru profesional, karena kompetensi ini banyak berkaitan dengan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran.

Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan dengan salah seorang kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri 4 Pasaman yang bernama Dra, Raflis, M.A., mengatakan bahwa program pembelajaran harus diselesaikan paling lambat minggu pertama awal sekolah, baik bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) maupun tenaga honorer, bagi ASN yang tidak mengumpulkan program pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah ditentukan maka tunjangan sertifikasinya tidak akan dimintakan untuk bulan depannya, akan tetapi masih ada ASN atau tenaga honorer yang tidak tepat waktu mengumpulkan program tersebut, bahkan sampai minggu ketiga awal sekolah.17 Kompetensi pedagogik

guru adalah kebulatan pengetahuan , keterampilan dan sikap yang berwujud tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran. Sebagai agen pembelajaran maka guru dituntut untuk kreatif dalam mnenyiapkan metode dan strategi yang cocok untuk kondisi anak didiknya, memilih dan menetukan sebuah metode pembelajaran yang sesuai dengan indikator pembahasan. Hal ini tentunya membutuhkan upaya maksimal dari kepala sekolah dalam mengarhkan dan meningkatkanya.

Peneliti juga melakukan wawancara dengan Dra, Raflis, MA, kepala sekolah MTsN 4 Pasaman. Beliau menuturkan bahwa kompetensi pedagogik harus dimiliki guru dan beliau akan terus berupaya meningkatnya karena merupakan dasar kemapuan kerja guru. Dengan kata lain kompetensi itu merupakan kemampuan unjuk kerja (ability to do) yang dilatarbelakangi oleh penguasaan pengetahuan, sikap dan keterampilan. Hal ini mengandung arti bahwa kualitas unjuk kerja itu ditentukan oleh kualitas penguasaan pengetahuan, sikap dan keterampilan. Semakin tinggi kualitas penguasaan pengetahuan, sikap dan keterampilan, semakin tinggi juga unjuk kerjanya, dan sebaliknya. Jadi ada korelasi positif tinggi antara tingkat penguasaan pengetahuan, sikap dan keterampilan dengan kompetensi yang terbentuk dalam

(13)

melakukan pembelajaran pada kelas.18 Seiring dengan hal tersebut peneliti juga

menemui semua kepala sekolah MTsN 4 menuturkan bahwa sedang dilakukan berbagai upaya untuk meningkatkan komptensi pedagogik guru. Sedangkan kepala MTsN 4 menyatakan bahwa kegiatan MGMP secara rutin dibawah pengawasan pihak berwenang sedang dicanangkan.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan fokus penelitian yang telah dikemukan di atas, maka perlu kiranya diberikan suatu identifikasi masalah, hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi penyimpangan dalam pembahasan penelitian. Adapun yang menjadi identifikasi masalahnya adalah sebagai berikut:

1. Kompetensi pedagogik yang telah dimiliki guru MTsN Pasaman memiliki keanekaragaman.

2. Terdapat guru PAI yang sudah memiliki kompetensi pedagogik yang memenuhi standar sebagai seorang pendidik namun masih ditemukan ada yang belum memilliki standar kompetensi.

3. Strategi yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru MTsN di Kabupaten Pasaman berbeda-beda pada setiap sekolahnya

C. Fokus Penelitian

Adapun yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah berbagai Strategi Kepala Sekolah Untuk Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru PAI pada Madrasah Tsanawiyah Negeri 4 di Kabupaten Pasaman pada tahun 2019.

D. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan dalam penelitian ini adalah: Bagaimana Strategi Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru Madrasah Tsanawiyah Negeri di Kabupaten Pasaman?

E.Tujuan Penelitian

18 Raflis, Kepala MTsN 4 Pasaman, wawancara pribadi dilaksanakan pada 16 Januari 2019.

(14)

Peneliti melakukan penelitian ini dengan tujuan untuk menganalisis strategi kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru PAI dan menganalisis peningkatan kompetensi guru PAI setelah strategi dilakukan

F. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Kegunaan teoritis, diantaranya:

a. Menganalisis berbagai strategi kepala sekolah dan pengaruhnya terhadap kompetensi pedagogik guru

b. Menjadi acuan tambahan penelitian sejenis selanjutnya. 2. Kegunaan praktis, di antaranya:

a. Bagi mahasiswa dapat menambah keilmuan dalam memahami hal-hal yang berkaitan dengan kepemimpinan kepala sekolah dan pengaruhnya terhadap kompetensi pedagogik guru.

b. Sebagai input terhadap lembaga pendidikan yang bersangkutan dalam upaya peningkatan kepemimpinan kepala sekolah dan pengaruhnya terhadap kompetensi pedagogik guru.

c. Sebagai bahan bacaan dan pembanding terhadap fakta yang terjadi di lapangan.

G. Defenisi Istilah 1. Strategi

Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dalam pengembangannya, konsep mengenai strategi terus berkembang dan setiap orang mempunyai pendapat yang berbeda mengenai strategi. Strategi dalam suatu dunia usaha sangat diperlukan untuk pencapaian visi dan misi yang diterapkan oleh suatu perusahaan, serta pencapaian tujuan, baik tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka panjang. Strategi merupakan hal penting bagi kelangsungan hidup dari suatu perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan yang efektif dan efisien, perusahan harus bisa menghadapi masalah dan hambatan yang datang dari dalam atau luar perusahaan.

(15)

Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Sebagaimana diungkapkan dalam pasal 12 ayat 1 PP 28 tahun 1990 bahwa: “kepala sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan lainya, dan pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana.”19 Kepala seklah akan dikaji melalui aspek majanjerial,

administrator, evaluator, coordinator dan supervisor terhadap guru PAI 2. Kompetensi Pedagogik Guru

Kompetensi pedagogic dalam standar nasional pendidikan pada pasal 26 ayat 3 merupakan kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik perencanaa, dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan penegmbangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.20

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

19 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2007), hlm.25

(16)

A. Konsep Tentang Kepala Sekolah 1. Pengertian Kepala Sekolah

Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Sebagaimana diungkapkan dalam pasal 12 ayat 1 PP 28 tahun 1990 bahwa: “kepala sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan lainya, dan pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana.”21

Kepala sekolah merupakan orang terpenting di suatu sekolah. Dan penelitian-penelitian maupun pengamatan tidak formal diketahui memang kepal sekolah merupakan kunci bagi pengembangan dan peningkatan suatu sekolah. Indikator dari keberhasilan sekolah adalah jika sekolah tersebut berfungsi dengan baik, terutama jika prestasi belajar murid-murid dapat mencapai maksimal. 22

Bagaimanapun, kepala sekolah merupakan unsur vital bagi efektifitas lembaga pendidikan. Tidak akan pernah kita jumpai sekolah yang baik dengan kepala sekolah yang buruk atau sebaliknya sekolah yang buruk dengan kepala sekolah yang baik. Kepala sekolah yang baik akan bersikap dinamis dalam bekerja, dan menyiapkan berbagai program rancangan kegiatan pendiidkan. Dengan demikian mutu sebuah lembaga pendidikan tergantung oleh kepala sekolah.23

Kepala sekolah adalah tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu lembaga dimana diselenggarakan proses belajar mengajar atau tempat di mana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan peserta didik yang menerima pelajaran.24

21 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2007), hal.25

22 Suharsimi Arikunto, Organisai dan Administrasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, (Jakarta: CV. Rajawali, 1990), hal. 196

23 Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Teras Tahun, 2012), hal. 167 24 Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Jakarta: Raja Grafindo, 2005, hal. 83.

(17)

Kepala sekolah sebagai penentu kebijakan di sekolah juga harus memfungsikan perannya secara maksimal, pernyataan Kartini kartono dalam buku Idochi Anwar menyebutkan bahwa fungsi kepemimpinan adalah memandu, menuntun, membimbing, memberi atau membangun motivasi-motivasi kerja, mengemudikan organisasi,menjalin jaringan komunikasi yang lebih baik sehingga akan mampu membawa para pengikutnya kepada tujuan yang telah direncanakan.25Allah SWT.

berfirman dalam Al-Qur’an sebagai berikut:

       

      

        

       

Artinya: “Sesungguhnya kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di

muka bumi, Maka berilahKeputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, Karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat darin jalan Allah akan mendapat azab yang berat, Karena mereka melupakan hari perhitungan”.26

Dari penjelasan di atas, maka dapat difahami bahwasannya posisi kepala sekolah akan menentukan arah suatu lembaga. Kepala sekolah merupakan pengaturan dari program yang ada disekolah. Karena nantinya diharapkan kepala sekolah dapat meningkatkan kompetensi profesional guru, khususnya guru pendidikan agama Islam.

2. Peran dan Fungsi Kepala Sekolah

Kepala sekolah memiliki berbagai fungsi yang sangat strategis sesuai dengan jabatan yang dimilikinya. Peran dan fungsi utama kepala sekolah adalah sebagai educator, manajer, administrator,dan supervisor. Perkembangan kebutuhan zaman menuntut kepala sekolah berkembang 25 Moch. Idochi Anwar, Administrasi Pendidikan dan Manajemen Biaya Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2004), hal. 78

(18)

pula sebagai leader dan innovator serta motivator (EMASLIM).27Konsep

ini akan menjadikan kepala sekolah sebagai penentu keberhasilan sebuah sekolah sebagai lembaga pendidikan formal.

Fungsi kepemimpinan pendidikan sebagaiman dikutip oleh Junaidi terbagi atas beberapa aspek berikut ini:28

a. Mengembangkan dan menyalurkan kebebasan berfikir dan mengeluarkan pendapat, baik secara perorangan maupun kelompok sebagai usaha mengumpulkan data atau bahan dari anggota kelompok dalam menetapkan kepemimpinan yang mampu memenuhi aspirasi di dalam kelompoknya. Dengan demikian keputusan akan dipandang sebagai sesuatu yang patut atau tepat untuk dilaksanakan oleh setiap anggota kelompok dalam rangka mencapai tujuan tertentu.

b. Mengembangkan suasana kerjasama yang efektif (cooperatife) dengan memberikan pengharapan dan pengakuan terhadap kemampuan orang-orang yang dipimpinnya, sehingga timbul kepercayaan terhadap dirinya sendiri dan kesediaan menghargai orang lain sesuai dengan kemampuan masing-masing.

c. Membantu menyelesaikan masalah-masalah baik yang dihadapi secara perorangan maupun kelompok dengan memberikan petunjuk-petunjuk dalam mengatasinya sehingga berkembang kesediaan untuk memecahkannya dengan kemampuan sendiri (problem solving dan

conflict Management).29 Peneliti akan menjelaskan konsep peran dan

fungsi kepala sekolah melalui uraian berikut ini: a. Kepala Sekolah sebagai Educator (pendidik)

Dalam melakukan fungsinya sebagai educator, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan di sekolahnya. Menciptakan iklim sekolah yang kondusif, memberikan nasehat kepada warga sekolah, memberikan 27 E, Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional….., hal. 97-98

28 Junaidi, Jurnal Educative Vol.2 No. 1 2017, diakses 2 Maret 2019

(19)

dorongan kepada seluruh tenaga kependidikan, serta melaksanakan model pembelajaran yang menarik, seperti team teaching, moving

class, dan mengadakan program akselerasi bagi peserta didik yang

cerdas..30

Sebagai seorang pendidik kepala sekolah harus mampu menanamkan, memajukan dan meningkatkan empat macam hal berikut yaitu:

1) Mentail, merupakan hal-hal yang berkaitan dengan sikap batin dan watak manusia (peserta didik dan guru yang akan dibina oleh kepala sekolah).

2) Moral, merupakan hal-hal yang berkaitan dengan prinsip, ajaran baik dan etika sopan santun sehingga memberikan pengaruh terhadap penilaian budi pekerti, sikap dan kesusilaan.

3) Fisik, merupakan hal-hal yang berkaitan degan raga manusia seperti anggota tubuh dn anggota gerak

4) Artisti, merupakan hal-hal yang menyebabkan sesuatu bernilai indah dan menyenangkan bagi orang yang menikmatinya.31

Berbagai hal diatas dapat dijadikan strategi bagi kepla sekolah dengan melakukan beberapa hal sebagimana berikut ini::

1) Memberikan dan mengikutsertakan setiap guru terhadap program pengembangan diri dan karirnya dengan berbagai pertimbangan kegiatan tersebut disesuaikan dengan kemampuan dan tidak menganggau aktifitas pembelajaran.

2) Kepala sekolah harus berusaha menggerakkan tim evaluasi hasil belajar peserta didik untuk lebih giat bekerja, kemudian hasilnya diumumkan secara terbuka dan diperlihatkan dipapan pengumuman. Hal ini bermanfaat untuk memotivasi para peserta didik agar lebih giat belajar dan meningkatkan prestasinya.

30 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional……, hal. 99 31 Wahjosumidjo….., hal. 123-124

(20)

3) Menggunakan waktu belajar secara efektif di sekolah, dengan cara mendorong para guru untuk memulai dan mengakhiri pembelajaran sesuai waktu yang telah ditentukan, seta memanfaatkannya secara efektif dan efisien untuk kepentingan pembelajaran.32

Dengan demikian dapat diambil pemahaman bahwa kepala sekolah sebagai educator harus memiliki kemampuan untuk membimbing guru, membimbing tenaga kependidikan non guru, membimbing peserta didik, mengembangkan tenaga kependidikan, mengikuti perkembangan iptek dan memberi contoh mengajar.

b. Kepala Sekolah sebagai Manajer

Manajemen pada hakekatnya merupakan suatu proses merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, memimpin dan mengendalikan usaha para anggota organisasi serta mendayagunakan seluruh sumber-sumber daya organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dikatakan suatu proses, karena semua manajer dengan ketangkasan dan keterampilan yang dimilikinya mengusahakan dan mendayagunakan berbagai kegiatan yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan.

Menurut Stoner sebagaiman dikutip oleh Wahjosumijo menyatakan bahwa peran dan fungsi kepala sekolah sebagai manajer memang sangat penting dengan berbagai alas an berikut ini:

1) Kepala sekolah bekerja bersama dengan orang lain

2) Kepala sekolah bertanggungjawab atas semua anggotanya 3) Kemampuan mengahadapi dan memecahkan persoalan 4) Efisiensi waktu dan efektifitasnya

5) Kemampuan analisis dan pengemabngan konsep 6) Kemampuan menengahi persoalan

7) Kemampuan mengambi keputusan dan membentuk tim solid.33

32 E, Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional….., hlm. 100-101 33 Wahjosumidjo…., hal. 97

(21)

Dari pemaparan di atas dapat difahami bahwa kepala sekolah mesti memiliki strategi jitu agar peserta ddik dan guru yang menjadi tanggungjawabnya dapat menyelesaikan tugas dengan baik.

c. Kepala Sekolah Sebagai Administrator

Peran dan fungsi sebagai administrator merupakan kemampuan untuk mengelola berbagai administrasi yang terdapat dalam sebuah lembaga pendiidkan. Pengerjaanya dilakukan oleh tim yang dibentuk oleh kepala sekolah namun pemeriksaanya dilakukan oleh kepala sekolah dan semua anggota tim memiliki tanggungjawab terhada kepala sekolah. Administrai meripakan kebutuhan sebuah sekolah. Kegiatan mengelola dan mengatur administrai tersebut dilakukan kepala sekolah agar berlangsung dengan baik sesuai amanat pemerintah dalam UU SISDIKNAS. Kemampuan untuk melaksanakan peran ini dapat diuraikan sebagai berikut ini:34

1) Kemampuan mengelola kurikulum harus diwujudkan dalam penyusunan kelengkapan data administrasi pembelajaran, penyusunan kelengkapan data administrasi bimbingan konseling, penyusunan kelengkapan data administrasi kegiatan belajar peserta didik di perpustakaan.

2) Kemampuan mengelola administrasi peserta didik harus diwujudkan dalam penyusunan kelengkapan data administrasi peserta didik, penyususan kelengkapan data administrasi kegiatan ekstrakurikuler, dan penyususan kelengkapan data administrasi hubungan sekolah dengan orang tua peserta didik

3) Kemampuan mengelola administrasi personalia harus diwujudkan dalam pengembangan kelengkapan data administrasi tenaga guru serta pengembangan kelengkapan data administrasi tenaga kependidikan non guru, seperti pustakawan, laporan, pegawai tata usaha, penjaga sekolah, dan teknisi.

(22)

4) Kemampuan mengelola administrasi sarana dan prasarana harus diwujudkan dalam pengembangan kelengkapan data administrasi gedung dan ruang, pengembangan data administrasi meubeler, pengembangan kelengkapan data administrasi alat mesin kantor (AMK), pengembangan kelengkapan data administrasi buku atau bahan pustaka, pengembangan kelengkapan data administrasi alat laboratorium, serta pengembangan kelengkapan data administrasi alat bengkel dan workshop

5) Kemampuan mengelola administrasi kearsipan harus diwujudkan dalam pengembangan kelengkapan data administrasi surat masuk, pengembangan data administrasi surat keluar, pengembangan kelengkapan data administrasi surat keputusan dan pengembangan kelengkapan data administrasi surat edaran

6) Kemampuan mengelola administrasi keuangan harus diwujudkan dalam pengembangan administrasi keuangan rutin, pengembangan administrasi keuangan yang bersumber dari masyarakat dan orang tua peserta didik, pengembangan administrasi keuangan yang bersumber dari pemerintah yakni uang yang harus dipertanggung jawabkan (UYHD), dan dana bantuan operasional (DBO), pengembangan proposal untuk mendapatkan bantuan keuangan, seperti hibah atau block grant, dan pengemabangan proposal untuk mencari berbagai kemungkinan dalam mendapatkan bantuan keuangan dari berbagai pihak yang tidak mengikat.35

Peneliti menyimpulkan bahwa peran dan fungsis ebagai administrator ini sebagai kemampuan untuk mengelola dan memberikan perbakan terhadap tanggungjawab administrati yang diberikan kepada anggota tim yang ditunjuk dan dipilih langsung oleh kepala sekolah.

d. Kepala Sekolah Sebagai Supervisor

(23)

Peran dan fungsi ini merupakan bentyuk dari kegiatan supervisiyang merupakan tanggungjawab tugas utama seorang kepala sekolah. Kepala sekolah memberikan penilaian sekaligus perbaikan terhadap kinerja guru berupa penilaian acuan dan penilaian kinerja..36

Selanjutnya sebagai implikasi tugas supervisor tersebut beberapa hal yang perlu dilakukan kepala sekolah adalah:

1) Mengetahui keadaan / kondisi guru dalam latar belakang kehidupan lingkungan dan sosial ekonominya.

2) Merangsang semangat kerja guru dengan berbagai cara.

3) Mengusahakan tersedianya fasilitas yang diperlukan umtuk mengembangkan kemampuan guru.

4) Meningkatkan partisipasi guru dalam kehidupan sekolah. 5) Membina kekeluargaan dan kerja sama antar pegawai

6) Membina hubungan dengan masyarakat dan lingkungan sekitar sekolah agar tercipta lingkungan yang aman dan tertib.37

Peneliti menyimpulkan bahwa peran dan fungsi kepala sekolah dalam hal supervisor ini adalah menilai dan membina kondisi kinerja guru agar selalu stabil dan membina hubungan baik antar sesame guru, guru dengan siswa, dan terhadap lingkunagn sekitar sekolah seperti masyarakat sekitar sekolah.

e. Kepala Sekolah Sebagai Leader

Kepala sekolah memiliki peran dan fungsi dasar sebagai pemimpin atau memimpin kinerja para pegawainya. Kemampuan tersebut sesuai dengan pendapat Wahjosumidjo bahwa sebagai pemimpin merupakan karakter khusu yang dimiliki oleh kepala sekolah dengan mencakup beberapaindikator berikut ini:.38

1) Kepribadian

36 M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), hal. 76

37 Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam….., hal. 185-186 38 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional…., hal.115

(24)

2) Keahlian dasar

3) Pengalaman dan pengetahuan profesional 4) pengetahuan administrasi dan pengawasan.39

Menurut Koontz dalam buku Sulistyorini menyatakan bahwa kepala sekolah sebagai seorang pemimpin harus mampu:

1) Mendorong timbulnya kemauan yang kuat dengan penuh semangat dan percaya diri pada guru, staf dan siswa dalam melaksanakan tugas masing-masing

2) Memberikan bimbingan dan mengarahkan kepada guru, staf dan para siswa serta memberikan dorongan memacu dan berdiri di depan demi kemajuan dan memberikan inspirasi sekolah dalam mencapai tujuan.40

Penliti memandang bahwa kemampuan ini sangat menunjang peran dan fungsi kepala sekolah. Peneraoany dalam pengelolaan sekolah dapat dilihat melalui tiga sifat kepemimpinan kepala sekolahD yaitu: demokratis, otoriter, dan bebas (laissez faire). Ketiga sifat tersebut sering dimiliki secara bersama oleh seorang leader, sehingga dalam melaksanakan kepemimpinannya, sifat-sifat tersebut muncul secara situasional.

Peneliti menyimpulkan kemampuan ini merupakan bakat alami yang dimiliki atau meruakan hasil pelatihan yang didapatkan keala sekolah dalam kegiatan formal pendidikanya dan sulit untuk dimiliki oleh banyak orang. Kepala sekolah tentunya merupakan sosok yang tumbuh besar dengan berbagai kemampuan dan jiwa kepemimpinan hal ini mustahil data dimiliki dengan waktu singkat.

f. Kepala Sekolah sebagai Innovator

Kemampuan melakukan inovasi berkaitan erat engan kemapuan membuat pembaharuan dalam lembaga dan menciptakan keputusan yang bermanfaat dan mempertimbangakn berbagai aspek agar sekolah 39 Wahjosumidjo….., hal. 110

(25)

mejadi mahu dengan pembaharuan tersebut. Kepala sekolah ditnutut memiliki ide kreasi dan inovatif seperti menciptakan lingkunagn yanga sri, peraturan yang mengikat dan menguntungkan semua pihak serta melakukan penegmbangan kegiatan baik terhadap guru, siswa maupun masyarakat yang berada di sekitar sekolah..41

Kepala sekolah sebagi innovator sebagaiman dijelaskan oleh Junaidi akan tercermin dari cara-cara ia melakukan pekerjaannya secara beberapa aspek berikut:42

1) Konstruktif, dimaksudkan bahwa dalam meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan di sekolah, kepala sekolah harus berusaha mendorong dan membina setiap tenaga kependidikan agar dapat berkembang secara optimal dalam melakukan tugas-tugas yang diembannya kepada masing-masing tenaga kependidikan.

2) Kreatif, dimaksudkan bahwa dalam meningkatkan profesionalisme tenaga pendidik di sekolah, kepala sekolah harus berusaha mencari gagasan dan cara-cara baru dalam melaksanakan tugasnya . hal ini dilakukan agar tenaga pendidik dapat memahami apa-apa yang disampaikan oleh kepala sekolah sebagai pimpinan, sehingga dapat mencapai tujuan sesuai dengan visi dan misi sekolah.

3) Delegatif, dimaksudkan bahwa dalam meningkatkan profesionalisme tenaga pendidikan di sekolah, kepala sekolah harus berupaya mendelegasikan tugas kepada tenaga pendidikan sesuai dengan deskripsi tugas, jabatan serta kemampuan masing-masing.

4) Integrative, dimaksudkan bahwa dalam meningkatkan profesionalisme tenaga pendidik di sekolah, kepala sekolah harus berusaha mengintegrasikan semua kegiatan sehingga dapat

41 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional…., hal.118 42 Junaidi, Jurnal Tarbiyah, 2017, hal. 8, diakses pada 2 Maret 2019

(26)

menghasilkan sinergi untuk mencapai tujuan sekolah secara efektif, efisien dan produktif.

5) Rasional dan objektif, dimaksudkan bahwa dalam meningkatkan profesionalisme tenaga pendidik di sekolah, kepala sekolah harus berusaha bertindak berdasarkan pertimbangan rasio dan objektif. 6) Pragmatis, dimaksudkan bahwa dalam meningkatkan

profesionalisme tenaga pendidik di sekolah, kepala sekolah harus berusaha menetapkan kegiatan atau target berdasarkan kondisi dan kemampuan nyata yang dimiliki oleh setiap tenaga pendidik, serta kemampuan yang dimiliki sekolah.

7) Keteladanan, dimaksudkan bahwa dalam meningkatkan profesionalisme tenaga pendidik di sekolah, kepala sekolah harus berusaha memberikan teladan dan contoh yang baik.

8) Adaptabel dan fleksibel, dimaksudkan bahwa dalam meningkatkan profesionalisme tenaga pendidik di sekolah, kepala sekolah harus mampu berusaha beradaptasi dan fleksibel dalam menghadapi situasi baru, serta berusaha menciptakan situasi kerja yang menyenangkan dan memudahkan para tenaga kependidikan untuk beradaptasi dalam melaksanakan tugasnya.43

Jadi sesuai dengan pemaparan di atas, dapat difahami bahwa dalam melaksanakan serta menjalankan peran dan fungsinya sebagai

innovator, kepala sekolah harus mampu mencari, menemukan dan

melaksanakan berbagai pembaharuan di sekolah. 3. Strategi Kepala Sekolah

Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dalam pengembangannya, konsep mengenai strategi terus berkembang dan setiap orang mempunyai pendapat yang berbeda mengenai strategi. Strategi dalam suatu dunia usaha sangat diperlukan untuk pencapaian visi dan misi yang diterapkan oleh suatu perusahaan, serta pencapaian tujuan, baik tujuan jangka pendek maupun

(27)

tujuan jangka panjang. Strategi merupakan hal penting bagi kelangsungan hidup dari suatu perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan yang efektif dan efisien, perusahan harus bisa menghadapi masalah dan hambatan yang datang dari dalam atau luar perusahaan.

Eneliti memandang bahwa startegi untuk eningkatkan kemampuan pedagogic guru harus dilakukan secara sistematis, dalam arti diawali dengan perencanaan secara matang, pelaksanaan kegiatan yang bermutu dan evaluasi yang valid agar hasilnya terlihat dan dapat dipastikan secara jelas dan langsung oleh kepala sekolah.

Dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru pendidikan agama Islam, kepala sekolah dituntut untuk memiliki strategi khusus yang bisa memudahkan kepala sekolah tersebut dalam melaksanakan tugasnya. Oleh karena itu, dalam usaha untuk meningkatkan kompetensi pedagogik guru pendidikan agama Islam strategi yang harus digunakan oleh kepala sekolah yaitu:

1) Mengikutkan guru dalam Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Guru (PPTG) dan tenaga kependidikan pada umumnya.

Hal ini dimaksudkan agar guru mampu merespon perubahan dan tuntutan perkembangan IPTEK dan kemajuan kemasyarakatan, termasuk perubahan sistem pendidikan dan pembelajaran secara mikro. Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Guru (PPTG) terdiri dari dua jenis, yaitu

a. Pendidikan prajabatan (preservice education), adalah pendidikan persiapan mahasiswa untuk meniti karir dalam bidang pendidikan dan pengajaran.

b. Pendidikan dalam jabatan (interservice education), Pendidikan dalam jabatan merupakan salah satu aktivitas untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan guru, baik secara pribadi, sosial, maupun profesionalnya. Praksisnya merupakan aktivitas pendidikan, pelatihan dan pengembangan yang dimaksudkan untuk meningkatkan

(28)

kemampuan dan ketrampilan staf, sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan tuntutan masyarakat.44

Kegiatan dalam jabatan antara lain berkaitan dengan pemberian kesempatan kepada guru atau tenaga pendidik untuk mengikuti berbagai pendidikan dan pelatihan secara teratur, musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) musyawarah guru pembimbing (MGP) dan kelompok kerja guru (KKG), diskusi seminar lokakarya dan penyediaan sumber belajar.

2) Memotivasi guru

Sebagai pemimpin yang bertanggung jawab terhadap pencapaian tujuan dengan melalui orang lain atau karyawan, mereka diharapkan mempunyai kemampuan untuk memotivasi para karyawan.dengan memahami apa yang menjadi kebutuhan mereka dan berusaha untuk menyiapkan alat-alat pemenuhan kebutuhan para karyawan maka seorang pemimpin akan dapat mendorong para karyawannya untuk bekerja lebih giat.45

Motivasi adalah suatu keadaan psikologik tertentu dalam diri seseorang yang muncul oleh karena adanya dorongan untuk memenuhi kebutuhan tertentu. Dari motivasi ini kemudian timbul tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan tadi.46

Dalam hal ini motivasi diberikan kepada para guru agar terus meningkatkan profesionalitasnya sebagai pendidik, sehingga nantinya dapat menghasilkan pembelajaran yang berkualitas dan menghasilkan lulusan yang berprestasi.

3) Penataran dan lokakarya

Pelaksanakan penataran dan lokakarya untuk meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar dapat dilakukan oleh sekelompok guru yang mempunyai maksud sama.

44 Bambang Swasto, Manajemen Sumber Daya Manusia., hlm. 46

45 Bambang Swasto, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Malang: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya, 2006), hlm. 71

(29)

Pelaksanaannya dilakukan dengan cara mengundang seorang atau beberapa orang pakar sebagai narasumber.

Dinas Pendidikan Nasional melaksanakan kegiatan penataran tenaga kependidikan, khususnya guru, dengan menggunakan tiga model penataran, yaitu:

a. Model A, adalah pola penataran guru SMP dan SMU yang berada di kota-kota yang instruktur maupun pesertanya berada di satu lokasi. b. Model B, adalah pola penataran untuk guru di kota kabupaten yang

para instrukturnya harus datang ke kabupaten untuk menatar.

c. Model C, adalah pola penataran untuk guru-guru yang bertugas di daerah terpencil, yang didatangkan ke kota provinsi dengan fasilitas pondokan.47

Dengan demikian, para guru tidak hanya memperoleh bekal-bekal pengetahuan, tetapi juga dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilan mengajarnya. Untuk mengetahui penambahan atau peningkatan pengetahuan pada akhir kegiatan dilakukan evaluasi atas kemampuan dan keterampilan hasil pelaksanaan loka karya.

4) Supervisi

Supervisi dilakukan dengan tujuan memberikan layanan dan bantuan untuk meningkatkan kualitas mengajar guru di kelas yang pada gilirannya untuk meningkatkan kualitas belajar siswa, bukan saja memperbaiki kemampuan mengajar tapi juga untuk pengembangan potensi kualitas guru.48

Sebelum pelaksanaan pengamatan, terlebih dahulu dibicarakan bentuk-bentuk tingkah laku apa yang menjadi fokus pengamatan, dan secara bersama disusun panduannya. Berdasarkan panduan itu, dilakukan pengamatan untuk melihat di mana letak kelemahan-kelemahannya. Setelah masing-masing mengetahui kelemahan diri sendiri, hal itu 47 Bambang Swasto, Manajemen Sumber Daya Manusia,.., hlm. 48

48 Luk-luk Nur Mufidah, Supervisi Pendidikan, (Jember: Center for Society Studies, 2008), hlm. 16

(30)

dijadikan dasar upaya untuk melakukan perbaikan dan peningkatan kemampuan.

5) Pengajaran mikro

Kegiatan pngembangan ini dapat dilakukan dalam kegiatan remedial dan pengayaan terhadap siswa.

6) Menumbuhkan kreativitas guru

Kepala sekolah menuntut pembaharuan kegiatan gurus eperti menciptakan lingkunagn kelas yang asri datau memberikan model pembelajaran yang kreatif atau menciptakan modul pembelajaran yang kreatif.

7) Mengembangkan tenaga pendidik

Tenaga atau sumber daya yang telah diperoleh suatu organisasi, perlu pengembangan sampai pada taraf tertentu sesuai dengan pengembangan organisasi itu. Pengembangan sumber daya ini penting searah dengan pengembangan organisasi.49

Pengembangan sumber daya manusia, dalam hal ini tenaga kependidikan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:

a. Secara makro, adalah suatu proses peningkatan kualitas atau kemampuan manusia dalam rangka mencapai suatu tujuan pembangunan bangsa.

b. Secara mikro, adalah suatu proses perencanaan pendidikan , pelatihan, dan pengolahan tenaga atau karyawan untuk mencapai suatu hasil optimal.50

B. Konsep Tentang Kompetensi Pedagogik Guru PAI 1. Pengertian Guru

Menurut Bahasa Arab sebagaimana dikutip dalam buku “Guru

Profesional” karangan Jamil Suprihatiningrum mengatakan bahwa guru

dikenal dengan al-mu’alim atau al-Ustadz, yang bertugas memberikan ilmu 49 Soekidjo Notoatmodjo, Pengembangan Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hlm. 115

(31)

dalam majelis taklim, artinya guru adalah seseorang yang memberikan ilmu. Sedangkan pendapat klasik mengatakan bahwa guru adalah orang yang pekerjaannya mengajar (hal ini hanya menekankan satu sisi tidak melihat sisi lain sebagai pendidik dan pelatih). Namun pada dinamika selanjutnya, defenisi guru berkembang secara luas. Guru disebut pendidik profesional karena guru itu telah menerima dan memikul beban dari orang tua untuk ikut mendidik anak.51

Seorang guru dikatakan pendidik yaitu orang dewasa yang diberi wewenang untuk mengajarkan suatu ilmu pengetahuan dan memberikan pertolongan kepada anak didik dalam perkembangan jasmani dan rohani. Dengan demikian seorang pendidik diharapkan bertanggung jawab terhadap terselenggaranya pendidikan dilembaga formal berdasarkan undang-undang atau peraturan yang berlaku.

Dilihat dari pendapat dikalangan para ahli pendidikan, terjadi perbedaan pendapat tentang pengertian guru, hal ini disebabkan karena adanya perbedaan individual, namun demikian tetap mempunyai maksud dan tujuan yang sama, adapun pendapat para ahli pendidikan yang mengemukakan pengertian guru sebagaimana dikutip oleh Irwandi adalah :52

a. Menurut Hadari Nawawi mengatakan bahwa guru adalah ”Anggota masyarakat yang harus ikut aktif dan berjiwa bebas serta kreatif dalam mengarahkan perkembangan anak didiknya untuk menjadi anggota masyarakat sebagai orang dewasa”.53

b. Menurut Sardiman A.M mengatakan bahwa yang dimaksud dengan guru adalah ”Salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial dibidang pembangunan”.54

51Jamil Suprihatiningrum, Guru Peofesional : Pedoman Kinerja, Kaulifikasi dan Kompetensi Guru, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2016) Cet ke-III, hal. 23

52 Irwandi Natsir, Jurnal UNRI Pelita Bangsa Pelestari Pancasila Vol. 12, 2016 , hal 131 53 Dinasril Amir, Diktat Ilmu Pendidikan Islam, ( Padang : IAIN Press, 2006 ), hal. 23 54 Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, ( Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1996 ), hal. 123

(32)

c. Zakiyah Daradjat, dkk, mengatakan bahwa guru adalah ”Seseorang yang memiliki kemampuan dan pengalaman yang dapat memudahkan dan melaksanakan peranannya dalam membimbing muridnya, ia harus sanggup menilai dirinya sendiri tanpa berlebih-lebihan, sanggup berkomunikasi hal mana yang ia miliki kemampuan dan kelemahan”.55

Dibuku Ilmu Pendidikan Islam Zakiyah Daradjat mengungkapkan bahwa guru adalah pendidik profesional, karenanya secara implisit guru telah merelakan dirinya menerima dan memikul sebagian tanggung jawab pendidikan yang terpikul di pundak para orang tua”.56

d. Menurut N.A Amen Tembun ”Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap pendidikan murid-murid, baik secara individual atau klasikal di sekolah ataupun di luar sekolah”.57

e. Menurut Ngalim Purwanto, yang dimaksud dengan guru adalah ”Semua orang yang pernah memberikan suatu ilmu pengetahuan tertentu kepada seseorang atau kelompok orang, misalnya guru silat, guru menjahit dan lain-lain. Sedangkan pendidik adalah seseorang yang berjasa terhadap masyarakat dan negara”.58

Berdasarkan beberapa pengertian guru yang dikemukan oleh para ahli pendidikan di atas dapatlah kita ketahui bahwa untuk menjadi seorang guru bukanlah suatu yang mudah, oleh sebab itu untuk menjadi seorang guru harus memiliki syarat-syarat sebagaimana yang dikutip dalam buku ”Proses Belajar Mengajar” karangan Oemar Hamalik mengatakan bahwa syarat-syarat menjadi guru adalah :

1). Harus memiliki bakat sebagai guru 2). Harus memiliki keahlian sebagai guru

3) Memiliki kepribadian yang baik dan terintegrasi 4) Memiliki mental yang sehat

55 Zakiyah Daradjat, Metodologi Pengajaran Agama Islam, ( Jakarta : Bumi Aksara, 1995), hal. 226

56 Zakiah Daradjat,dkk, Ilmu Pendidikan Islam, ( Jakarta : Bumi Aksara, 2004 ), hal. 39 57 Syaiful Bachri Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru ( Surabaya : Usaha Nasional , 1994 ), hal. 33

58 Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, ( Bandung : Rosda Karya, tth), hal. 9

(33)

5) Berbadan sehat

6) Memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas 7) Guru adalah manusia berjiwa Pancasila

8) Guru adalah seorang warga negara yang Baik.59

Sedangkan Menurut Syaiful Bachri Djamarah, mengatakan bahwa persyarat untuk menjadi seorang guru adalah :

1). Takwa kepada Allah SWT 2). Berilmu

3) Sehat Jasmani 4) Berkelakuan baik.60

Jadi untuk menjadi Guru harus memenuhi syarat sehingga bisa menjadi guru atau pendidik profesional. Maka oleh karena itu guru sebagai pelaku utama pendidikan merupakan pendidik yang profesional. Sebagai pendidik profesional, guru bukan saja dituntut melaksanakan tugasnya secara profesional tetapi juga harus memiliki pengetahuan dan kemampuan profesional. Salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh guru adalah kemampuan mengelola proses belajar mengajar yang meliputi kemampuan mempersiapkan pembelajaran, kemampuan melaksanakan pembelajaran dan kemampuan mengevaluasi.

Untuk dapat memiliki kemampuan mengelola proses belajar mengajar tersebut, guru harus selalu mengembangkan kemampuannya agar dalam menyampaikan materi kepada para siswanya sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi saat kini. Guru memegang peranan yang sangat strategis terutama dalam membentuk watak bangsa serta mengembangkan potensi siswa. Guru yang profesional diharapkan menghasilkan lulusan yang berkualitas. Profesionalisme guru sebagai ujung tombak di dalam implementasi kurikulum di kelas yang perlu mendapat perhatian.

59 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, ( Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2007 ), Cet. Ke-7, hal. 118

60 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Suatu Pendekatan Teoritis Psikologis), ( Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2005 ), hal. 32

(34)

2. Peranan Guru

Guru memegang peranan yang sangat penting dalam proses belajar mengajar. Di pundak gurulah terpikul tanggung jawab utama keefektifan seluruh usaha kependidikan persekolahan. Kompetensi guru merupakan salah satu unsur yang sangat berperan terhadap keberhasilan belajar siswa, dengan kata lain tinggi rendahnya prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh kompetensi guru.61 Berbicara tentang peranan guru menurut pendapat Adams & Dickey

sebagaimana dikutip dalam buku “Proses Belajar Mengajar “ mengatakan bahwa peranan guru sesungguhnya sangat luas, yang meliputi :62

a. Guru sebagai Pengajar (teacher as intructor) Guru bertugas memberikan pengajaran di dalam sekolah (kelas) Guru menyampaikan pelajaran agar murid memahami dengan baik semua pengatahuan yang telah disampaikan oleh guru.

b. Guru sebagai Pembimbing (teacher as

counsellor )

Guru berkewajiban memberikan bantuan dan bimbingan kepada murid agar mereka mampu menemukan masalahnya sendiri, memecahkan masalahnya sendiri, mengenal diri sendiri dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

c. Guru sebagai Pemimpin

Disekolah dan di dalam kelas adalah suatu organisasi, dimana murid adalah sebagai pemimpinnya dan guru berkewajiban mengadakan supervisi atas kegiatan belajar murid, membuat rencana pengajaran bagi kelasnya, mengadakan menajemen belajar sebaik-bainya, melakukan manajemen kelas, mengatur disiplin kelas secara demokratis.

d. Guru sebagai Ilmuwan (teacher as scrientis ) Guru dipandang sebagi orang yang paling berpengetahuan. Guru bukan saja berkewajiban menyampaikan pengetahuan yang dimilikinya

61 Syaiful Bacri Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru.... , hal. 18

(35)

kepada murid, tetapi juga berkewajiabn mengembangkan pengetahuan itu dan terus menerus memupuk pengetahuan yang telah dimilikinya.

e. Guru sebagai Pribadi ( teacher as person)

Sebagai pribadi setiap guru harus memiliki sifat-sifat yang disenangi oleh murid-muridnya, oleh orang tua dan oleh masyarakat. Sifat-sifat itu sangat diperlukan agar ia dapat melaksanakan pengajaran secara efektif, oleh karena itu seorang guru wajib berusaha memupuk sifat-sifat pribadi sendiri dan mengembangkan sifat-sifat yang disenangi oleh pihak luar. Maka untuk menjadi guru yang baik harus memiliki 10 kriteria sebagaimana dikutip dalam buku “ Paradigma Pendidikan Demokratis” karangan Dr. Dede Rosyada, MA mengatakan bahwa kriteria guru yang baik adalah :

1). Seorang guru yang baik benar-benar berkeinginan untuk menjadi guru yang baik.

2). Seorang guru yang baik berani mengambil resiko, mereka berani menyusun tujuan yang muluk lalu mereka berjuang untuk mencapainya.

3). Seorang guru yang baik memiliki sikap positif.

4). Seorang yang baik tidak selalu tidak pernah punya waktu yang cukup. 5). Seorang guru yang baik berfikir bahwa mengajar adalah sebuah tugas

menjadi orang tua siswa, yakni bahwa guru punya tanggung jawab terhadap siswa.

6). Seorang guru yang baik harus selalu mencoba membuat siswanya percaya diri.

7) Seorang guru yang baik selalu membuat posisi tidak seimbang antar siswa dengan dirinya.

8) Seorang guru yang baik selalu mencoba memotivasii siswa-siswinya untuk hidup mandiri dan lebih independent.

9) Seorang guru yang baik tidak percaya penuh terhadap evaluasi yang diberikan siswanya.

(36)

10) Seorang guru yang baik senantiasa mendengarkan terhadap pernyataan-pernyataan siswanya.63

f. Guru sebagai Penghubung

Guru sebagai penghubung berfungsi sebagai pelaksana, banyak yang dapat dilakukan oleh guru untuk menghubungkan antara sekolah dengan masyarakat, public relation, bulletin, pameran, pertemuan-pertemuan berskala, kunjungan masyarakat dan sebagainya.

g. Guru sebagai Pembaharu

Pembaharu di dalam masyarakat terjadi karena adanya pengaruh teknologi modren, maka guru memegang peranan yang sangat penting karena melalui kegiatan penyampaian ilmu pengetahuan dan teknologi dalam batas-batas kemampuan perkembangan jiwa anak didik.

h. Guru sebagai Pembangunan

Sekolah turut memperbaiki masyarakat dengan jalan memecahkan masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat dan dengan turut melakukan kegiatan pembangunan yang sedang dilaksanakan oleh masyarakat, maka guru yang baik sebagai pribadi maupun sebagai guru profesional dapat menggunakan setiap kesempatan yang ada untuk membantu berhasilnya rencana pembangunan masyarakat.64

Dari uraian di atas menurut Syaiful Bachri Djamarah masih banyak peran guru yang diperlukan sebagai pendidik atau siapa saja yang menerjunkan diri menjadi guru, semua peranan yang diharapkan dari guru seperti :

a. Korektor

Sebagai korektor, guru harus bisa membedakan mana nilai yang baik dan mana nilai yang buruk, kedua nilai yang berbeda itu harus betul-betul dipahami dalam kehidupan di masyarakat. Dan kedua nilai ini mungkin telah dimiliki dan mempengaruhi sebelum anak didik masuk sekolah.

b. Inspirator

63 Dede Rosyada, Paradigma Pendidikan Demokratis, ( Jakarta : Prenada Media, 2004 ), h. 114 - 117

(37)

Guru harus dapat memberikan ilham yang baik bagi kemajuan belajar anak didik. Persoalan belajar adalah masalah utama anak didik. Guru harus dapat memberikan petunjuk sebagaimana cara belajar yang baik.

c. Informator

Guru sebagai informator harus dapat memberikan informasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, selain sejumlah bahan pelajaran untuk setiap mata pelajaran yang telah diprogramkan dalam kurikulum. Informasi yang baik dan efektif diperlukan dari seorang guru dan kesalahan informasi adalah racun bagi anak didik.

d. Orgnisator

Guru harus memiliki kegiatan pengelolaan akademik, menyusun tata tertib sekolah, menyusun kalender akademik dan sebagainya. Semua diorganisasikan sehingga dapat mencapai efektivitas dan efisiensi dalam belajar pada diri anak didik.

e. Motivator

Guru hendaknya dapat mendorong anak didik agar bergairah dan aktif belajar. Dalam upaya memberikan motivasi guru dapat menganalisis motif-motif yang melatar belakangi anak didik malas belajar dan menurunnya prestasi di sekolah. Setiap saat guru harus bertindak sebagai motivator, karena dalam interaksi edukatif tidak mustahil ada di antara anak didik yang malas belajar dan sebagainya.

f. Inisiator

Dalam peranannya sebagai inisiator guru harus dapat menjadi pencetus ide-ide kemajuan dalam pendidikan dan pengajaran. Proses interaksi edukatif yang ada sekarang harus diperbaiki sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang pendidikan.

g. Fasilitator

Guru sebagai fasilitator hendaklah dapat menyediakan fasilitas yang memungkinkan kemudahan kegiatan proses belajar mengajar bagi anak didik. Lingkungan belajar yang tidak menyenangkan, suasana ruang kelas

Referensi

Dokumen terkait

Adapun tujuan dari penulisan skripsi yaitu untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dari Jakabaring Sportcity sebagai salah satu destinasi wisata

Performa akurasi pengenalan wajah dengan variasi jumlah data training menunjukkan hasil yang baik pada semua database wajah, seperti ditunjukkan pada tabel 1. Akurasi

MANAJEMEN PENERIMAAN DOSIS Guna melindungi keselamatan dan kesehatan pekerja radiasi yang yang terlibat dalam kegiatan perakitan Generator Tc-99m, PI dapat menetapkan kebijakan

Dalam kajian ini Model Kualiti yang dibangunkan mcncrusi tcknik QFD berpotensi untuk digunakan dalam mengenalpasti ciri-ciri MPK yang dikchcndaki olch pengguna modul dalam

Penggunaan internet di kalangan pelajar universiti banyak di dorong oleh keperluan semasa. Sumber bagi mendapatkan bahan-bahan rujukan untuk menyiapkan tugasan yang diberikan

2 The draft financial statements of Choctaw, a limited liability company, for the year ended 31 December 2004 showed a profit of $86,400. The trial balance did not balance, and

Kali ini saya akan mengenalkan anda dengan Cisco Packet Tracer, ialah sebuah software keluaran dari cisco yang dapat digunakan untuk mensimulasikan dan untuk

Yang paling terlihat jelas disini adalah aktifitas manusia yang secara langsung menghancurkan terumbu karang, seperti misalnya pembangunan lapangan terbang dan