• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNAUDIT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNAUDIT"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

L

APORAN

K

EUANGAN KONSOLIDASIAN

U

NAUDIT

ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

PT ULTRAJAYA MILK INDUSTRY & TRADING COMPANY Tbk.

DAN ANAK PERUSAHAAN

UNTUK MASA-MASA ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA

TANGGAL 30 JUNI 2008 DAN 2007

(2)
(3)

AKTIVA LANCAR

Kas dan Setara kas 2b,3,31 388.516.644.126 114.069.071.103 Piutang Usaha :

- Pihak Ketiga 2b,2c,4,31 164.000.356.224 118.880.698.116 - Pihak Yang Mempunyai Hubungan Istimewa 2d,30 5.415.413.605 4.951.159.295 Piutang Lain-lain 2c,5 807.972.367 1.468.949.335 Persediaan 2e,6 248.867.631.863 267.287.862.088 Pajak Dibayar di Muka 7,15,29 16.056.011.653 11.899.222.456 Uang Muka 2b,8,31 37.030.414.495 11.585.167.193 Biaya Dibayar di Muka 2f,9 8.339.094.525 8.170.548.507 Jumlah Aktiva Lancar 869.033.538.858 538.312.678.093 AKTIVA TIDAK LANCAR

Penyertaan Saham 2g,10,30 47.308.086.516 38.281.050.098 Aktiva Tetap

(Setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan amortisasi sebesar Rp 420.394.143.273 per 30 Juni 2008

dan Rp 351.686.069.080 per 30 Juni 2007) 2h,2i,11,19,26,27 786.483.059.831 775.349.017.854 Aktiva Lain-lain 2k,12 6.478.407.600 2.630.818.104 Jumlah Aktiva Tidak Lancar 840.269.553.947 816.260.886.056

JUMLAH AKTIVA 1.354.573.564.1491.709.303.092.805

(Lihat Catatan atas Laporan Keuangan konsolidasian yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan konsolidasian secara keseluruhan)

Catatan

(4)

KEWAJIBAN LANCAR

Pinjaman Jangka Pendek 14 7.799.798.456 15.820.160.087 Hutang Usaha:

- Pihak Ketiga 2b,14,31 132.972.039.019 132.911.079.331 - Pihak Yang Mempunyai Hubungan Istimewa 2d,30 100.910.923 69.585.968 Hutang Pajak 15,29 84.171.542.903 5.839.768.229 Beban Masih Harus Dibayar 16,31 13.430.540.126 10.290.668.734 Bagian Kewajiban Jangka Panjang Yang

Jatuh Tempo Dalam Satu Tahun:

- Hutang Bank 19,31 81.487.352.738 41.472.125.175 - Hutang Sewa Guna Usaha 2i,11,19 37.142.857.143 -Jumlah Kewajiban Lancar 357.105.041.308 206.403.387.524 KEWAJIBAN TIDAK LANCAR

Kewajiban Pajak Tangguhan 2n,29 13.392.946.535 15.629.379.027 Kewajiban Manfaat Karyawan 2l,18 7.869.131.602

Kewajiban Jangka Panjang Setelah Dikurangi Bagian Yang Jatuh Tempo Dalam Satu Tahun:

- Hutang Bank 19,31 150.828.750.000 302.490.812.588 - Hutang Sewa Guna Usaha 2i,11,19 13.219.530.486 -Jumlah Kewajiban Tidak Lancar 185.310.358.623 318.120.191.615 HAK MINORITAS ATAS AKTIVA BERSIH

ANAK PERUSAHAAN YANG DIKONSOLIDASI 1b,2r,10,17 1.543.640.125 1.179.600.208 EKUITAS

Modal Saham

Nilai nominal per saham Rp 200 Modal dasar 7.500.000.000 saham

Modal ditempatkan dan disetor penuh 2.888.382.000 saham 1c, 20 577.676.400.000 577.676.400.000 Tambahan Modal Disetor - bersih 1c,21 51.130.441.727 51.130.441.727 Selisih Penilaian Kembali Aktiva Tetap 2h,11,22 37.113.595.344 37.113.595.344 Cadangan Nilai Wajar dan Cadangan Lainnya 23 (2.048.503.499)

Saldo Laba:

- Ditentukan Penggunaannya 24 8.900.000.000 5.900.000.000 - Belum Ditentukan Penggunaannya 492.572.119.177 157.049.947.731

Jumlah Ekuitas 1.165.344.052.749 828.870.384.802

JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 1.354.573.564.1491.709.303.092.805

(Lihat Catatan atas Laporan Keuangan konsolidasian yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan konsolidasian secara keseluruhan)

(5)

PENJUALAN/PENDAPATAN USAHA

Penjualan Bersih 2m,25,30,33 645.363.242.697 500.067.503.596

BEBAN POKOK PENJUALAN 2m,11,26,33 (507.030.714.913) (348.407.865.101)

LABA KOTOR 138.332.527.784 151.659.638.495

0

BEBAN USAHA 2m,11,27

Penjualan 104.408.022.533 78.213.487.258 Administrasi dan Umum 22.996.220.381 22.973.324.324

Jumlah Beban Usaha 127.404.242.914 101.186.811.582

LABA USAHA 33 10.928.284.870 50.472.826.913

0

PENGHASILAN/(BEBAN) LAIN-LAIN

Penghasilan Bunga 7.871.338.594 2.128.889.204 Bagian Laba/(Rugi) Bersih Perusahaan Asosiasi 2g,10 4.755.568.436 2.469.286.800 Bagian Laba/(Rugi) Bersih Perusahaan Anak 2g,10 322.181.555 200.463.971 Keuntungan Penjualan Aktiva Tetap 2h,11 1.570.490.205 27.500.000 Keuntungan Penjualan Aktiva tak Berwujud 400.000.000.000 -Beban Bunga 13,16,19,28 (18.436.523.956) (19.887.714.678) Keuntungan/(kerugian) Kurs Mata Uang Asing - Bersih 2b 3.203.973.916 (737.675.590) Lain-lain - Bersih (4.973.662.989) (6.405.149.420)

Beban Lain-lain - bersih 394.313.365.761 (22.204.399.713)

LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN 405.241.650.631 28.268.427.200

PENGHASILAN/(BEBAN) PAJAK

Pajak Kini 15,29 (81.053.020.000) (5.581.280.900) Pajak Tangguhan 2n,29 2.405.959.798 (8.540.555.239)

LABA BERSIH SEBELUM HAK MINORITAS ATAS

BAGIAN RUGI BERSIH ANAK PERUSAHAAN 326.594.590.429 14.146.591.061

HAK MINORITAS ATAS BAGIAN RUGI BERSIH

ANAK PERUSAHAAN 1b,17 (362.769.063) (75.117.050)

LABA BERSIH 326.231.821.366 14.071.474.011

LABA BERSIH PER SAHAM DASAR 20 113 5

(Lihat Catatan atas Laporan Keuangan konsolidasian yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan konsolidasian secara keseluruhan)

(6)

Tambahan Selisih Cadangan Nilai Saldo Laba

Modal Modal Penilaian Kembali Wajar dan Ditentukan Belum ditentukan

Saham Disetor Aktiva tetap Cadangan Lainnya penggunaannya penggunaannya

Saldo per 31 Desember 2006 577.676.400.000 51.130.441.727 37.113.595.344 - 5.900.000.000 142.978.473.720 814.798.910.791

Laba Bersih Periode Berjalan - - - - - 14.071.474.011 14.071.474.011

Saldo per 30 Juni 2007 577.676.400.000 51.130.441.727 37.113.595.344 - 5.900.000.000 157.049.947.731 828.870.384.802

Saldo per 31 Desember 2007 577.676.400.000 51.130.441.727 37.113.595.344 (10.003.779.886) 5.900.000.000 169.340.297.811 831.156.954.996

Lindung Nilai :

- Penyesuaian atas Keuntungan Nilai

Wajar Bersih yang belum direalisasi 24 - - - 7.955.276.387 - - 7.955.276.387

Laba Bersih Periode Berjalan - - - - 326.231.821.366 326.231.821.366

Penyisihan Cadangan Wajib - - - - 3.000.000.000 (3.000.000.000)

-Saldo per 30 Juni 2008 577.676.400.000 51.130.441.727 37.113.595.344 (2.048.503.499) 8.900.000.000 492.572.119.177 1.165.344.052.749

(Lihat Catatan atas Laporan Keuangan konsolidasian yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan konsolidasian secara keseluruhan)

Jumlah Catatan

(7)

Arus Kas dari Aktivitas Operasi:

Penerimaan Kas dari pelanggan *) 700.589.132.125 548.178.991.062 Pengeluaran Kas kepada pemasok, karyawan, dan beban operasi lainnya *) (562.240.037.917) (508.492.924.188) Penerimaan Kas dari Aktivitas Operasi 138.349.094.208 39.686.066.874

Penerimaan dari:

- Penghasilan Bunga 7.871.338.594 2.128.889.204 Pembayaran atas:

- Beban Bunga 28 (21.170.008.922) (23.528.740.232) - Pajak Penghasilan 29 (5.108.283.577) (4.328.133.882)

Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Operasi 119.942.140.303 13.958.081.964

Arus Kas dari Aktivitas Investasi:

Hasil penjualan aktiva tetap 11 55.833.030.486 27.500.000 Penyertaan Saham 1b - -Penambahan Aktiva Tetap 11 (56.035.228.947) (18.550.070.164) Penambahan/(Pengurangan) Aktiva Tidak Lancar lainnya 13 (4.262.842.919) 128.596.317

Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi (4.465.041.380) (18.393.973.847)

Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan:

Penambahan Pinjaman Jangka Pendek 14 - -Penambahan Pinjaman Jangka Panjang 19 - 329.155.000.000 Pembayaran Pinjaman Jangka Pendek 14 (41.780.460.706) (40.793.140.513) Pembayaran Sewa Guna Usaha 19 (5.836.309.524) -Pembayaran Pinjaman Jangka Panjang yang jatuh tempo 19

dalam satu tahun:

- Hutang Bank (37.769.995.515) (125.246.880.356) - Hutang Obligasi - Bersih - (119.823.804.000) Pembayaran Pinjaman Jangka Panjang 19 (73.136.000.000)

Dana Hasil Penjualan Merk Dagang 391.570.307.752

Pembayaran Deviden -

-Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Pendanaan 233.047.542.007 43.291.175.131

Kenaikan/(Penurunan) Bersih Kas dan Setara Kas 348.524.640.930 38.855.283.248

Saldo Kas dan Setara Kas Pada Awal Tahun 3 39.992.003.196 75.213.787.855

Saldo Kas dan Setara Kas Pada Akhir Periode 3 388.516.644.126 114.069.071.103

-*) Termasuk penerimaan/pembayaran dari/kepada pihak yang memiliki hubungan istimewa dalam rangka kegiatan operasi.

dari Laporan Keuangan konsolidasian secara keseluruhan)

(Lihat Catatan atas Laporan Keuangan konsolidasian yang merupakan bagian tidak terpisahkan

(8)

1. U M U M

a. Induk Perusahaan

1). Riwayat Ringkas Pendirian Induk Perusahaan

PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk., selanjutnya disebut "Induk Perusahaan", didirikan dengan Akta No. 8 tanggal 2 Nopember 1971 jo Akta Perubahan No. 71 tanggal 29 Desember 1971 yang dibuat dihadapan Komar Andasasmita, S.H., Notaris di Bandung. Akta-akta tersebut telah mendapat persetujuan Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Keputusan No. Y.A.5/34/21 tanggal 20 Januari 1973, dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 34 tanggal 27 April 1973, Tambahan No. 313, dan mulai beroperasi secara komersial pada awal tahun 1974.

Anggaran Dasar Induk Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan. Perubahan terakhir dilakukan dengan Akta Pernyataan Keputusan Rapat PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk. No. 9 tanggal 20 Juni 2006 dibuat oleh Fani Andayani S.H., Notaris di Cimahi. Pelaporan tentang perubahan akta ini telah diterima oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan no. C-20559 HT.01.04.TH.2006 tanggal 13 Juli 2006, didaftarkan dalam Daftar Perusahaan di Kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bandung dengan TDP no. 102411500112 tanggal 26 Oktober 2000 di bawah Agenda pendaftaran no. 603/BH.10.24/VII/06, dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia no. 68 tanggal 25 Agustus 2006, Tambahan no. 890. (Lihat Catatan 21)

Induk Perusahaan memiliki kantor pusat dan pabrik yang berlokasi di Jl. Raya Cimareme 131 Padalarang Kabupaten Bandung Barat 40552.

2). Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan Induk Perusahaan adalah untuk berusaha dalam bidang perindustrian, perkebunan pertanian, peternakan dan perikanan darat/laut, serta perdagangan.

3). Kegiatan Induk Perusahaan

Induk Perusahaan bergerak dalam bidang industri makanan dan minuman, khususnya minuman aseptik yang dikemas dalam kemasan karton yang diolah dengan teknologi UHT

(Ultra High Temperature) seperti minuman susu, minuman sari buah, minuman tradisional

dan minuman kesehatan. Induk Perusahaan juga memproduksi rupa-rupa mentega, teh celup, konsentrat buah-buahan tropis, susu bubuk dan susu kental manis.

Induk Perusahaan melakukan kerjasama dengan beberapa perusahaan multi nasional seperti dengan Nestle, Morinaga dan lain-lain.

Induk Perusahaan memasarkan hasil produksinya ke toko-toko, P&D, supermarket, grosir, hotel, institusi, bakeri dan konsumen lain yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia dan melakukan ekspor ke beberapa negara.

Untuk menunjang kegiatan pemasaran dan memperlancar distribusi produknya, Induk Perusahaan memiliki kantor perwakilan dan stock point yang tersebar di Pulau Jawa.

(9)

1. U M U M (Lanjutan)

Terjadinya transaksi penjualan merk dagang “Buavita” dan “Go-Go” kepada PT Unilever Indonesia Tbk. tidak mengakibatkan berkurangnya volume produksi di bagian produksi, sebab produk-produk tersebut masih diproduksi oleh Induk Perusahaan sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati.

b. Anak Perusahaan

1). PT Nikos Intertrade adalah sebuah perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) yang

berdomisili di Indonesia dan berlokasi di Jakarta, bergerak dalam bidang logistik. Persentase kepemilikan Induk Perusahaan di PT Nikos Intertrade adalah sebesar 60%, sedangkan jumlah Aktiva PT Nikos Intertrade per 30 Juni 2008 adalah sebesar Rp 3.092.553.126 dan mulai beroperasi pada tahun 2005.

PT Nikos Intertrade melakukan penyertaan saham sebesar 49% di PT Semblog Indonesia. Berdasarkan Akta No.16 tanggal 23 Januari 2007 yang dibuat dihadapan Unita Christina Winata, S.H., Notaris di Tangerang, PT Semblog Indonesia telah berganti nama menjadi PT Toll Indonesia.

(Lihat Catatan 10).

Dewan Komisaris:

• Presiden Komisaris : Nyonya Lai Su Yim

• Komisaris : Tuan Sabana Prawirawidjaja

Direksi:

• Presiden Direktur : Tuan Handri Wana

• Direktur : Tuan Kurnia Wana

2). PT Nikos Distribution Indonesia adalah sebuah perusahaan yang berdomisili di

Indonesia dan berlokasi di Jakarta, bergerak dalam bidang logistik. Persentase kepemilikan Induk Perusahaan di PT Nikos Distribution Indonesia adalah sebesar 70%, sedangkan jumlah Aktiva PT Nikos Distribution Indonesia per 30 Juni 2008 adalah sebesar Rp 1.459.458.523 Sampai laporan keuangan ini dibuat perusahaan tersebut masih belum beroperasi secara komersial.

Dewan Komisaris:

• Presiden Komisaris : Tuan Sabana Prawirawidjaja

• Komisaris : Tuan Kurnia Wana

Direksi:

• Presiden Direktur : Tuan Sun Swie Som

• Direktur : Tuan Handri Wana

c. Penawaran Umum Saham dan Obligasi

Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.SI-105/SHAM/MK.10/1990, tanggal 15 Mei 1990 Induk Perusahaan melakukan Penawaran Umum Perdana (Initial Public

Offering) sebanyak 6.000.000 saham dengan harga perdana Rp 7.500 per saham kepada

(10)

Pada tanggal 28 Maret 1994 Induk Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas

(Rights Issue I) sebanyak 66.020.160 saham biasa atas nama, nilai nominal Rp 1.000 per

saham, dengan harga Rp 2.500 setiap saham, kepada para pemegang saham dengan hak memesan terlebih dulu. Setiap pemegang 1 (satu) saham lama berhak membeli atas 3 (tiga) saham baru.

Pada tanggal 13 Agustus 1999 Induk Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas II

(Rights Issue II) sebanyak 165.050.400 saham, nilai nominal Rp 1.000 per saham, yang

ditawarkan dengan harga Rp 1.000 per saham. Setiap pemegang 4 (empat) saham lama mempunyai hak untuk membeli atas 3 (tiga) saham baru.

(Lihat Catatan 21)

Pada tanggal 6 Desember 1999 Induk Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) untuk melakukan penawaran umum Obligasi I Ultrajaya Tahun 1999 senilai Rp 100.000.000.000 yang ditawarkan dengan tingkat bunga tetap atau mengambang.

Pada tanggal 2 Maret 2001 Induk Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) untuk melakukan penawaran umum Obligasi II Ultrajaya Tahun 2001 sebanyak-banyaknya senilai Rp 250.000.000.000 yang ditawarkan dengan tingkat bunga tetap dan/atau mengambang.

(Lihat Catatan 20).

Pada tanggal 9 Maret 2004 Induk Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas III dalam rangka penerbitan saham (Rights Issue III) sebanyak 962.794.000 saham, nilai nominal Rp 200 per saham, yang ditawarkan dengan harga Rp 260 per saham, setiap pemegang 2 (dua) saham lama mempunyai hak untuk membeli atas 1 (satu) saham baru (Lihat Catatan 21 dan 33), dan penerbitan obligasi III Ultrajaya Tahun 2004 dengan Tingkat Bunga Tetap senilai Rp 159.823.804.000.

(Lihat Catatan 20)

Saham Induk Perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 30 Juni 2008 seluruhnya adalah 2.888.382.000 saham.

d. Karyawan, Direksi dan Dewan Komisaris

Berdasarkan akta risalah RUPS No. 12 tanggal 29 Juni 2004 dari Ny. Fani Andayani, S.H., Notaris di Bandung, susunan dewan komisaris dan direksi Induk Perusahaan ditetapkan untuk masa jabatan sampai dengan tahun 2009. Susunan dewan komisaris dan direksi menjadi sebagai berikut:

Dewan Komisaris:

• Presiden Komisaris : Tuan Supiandi Prawirawidjaja

• Komisaris : Tuan Drs. H. Soeharsono Sagir

• Komisaris Independen : Tuan Drh. Endang Suharya

Direksi:

• Presiden Direktur : Tuan Sabana Prawirawidjaja

• Direktur : Tuan Samudera Prawirawidjaja

(11)

1. U M U M (Lanjutan)

Jumlah remunerasi yang ditetapkan untuk komisaris dan direksi Induk Perusahaan pada tahun 2008 dan 2007 maksimum adalah Rp 1.250.000.000.

Jumlah karyawan Induk Perusahaan pada tahun 2008 lebih kurang 1.300 orang, karyawan tersebut ditempatkan di Bagian Produksi, Bagian Distribusi dan Pemasaran dan Bagian Administrasi dan Umum.

Kompensasi untuk karyawan ditetapkan sesuai dengan peraturan ketenagakerjaan yang berlaku, dan tidak lebih rendah dari UMR.

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI

Ikhtisar kebijakan akuntansi utama yang dianut oleh Induk Perusahaan adalah sebagai berikut:

a. Dasar Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian

− Laporan keuangan Konsolidasian ini disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yaitu Standar Akuntansi Keuangan, peraturan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dan Pedoman Penyajian Laporan Keuangan yang ditetapkan oleh Bursa Efek Jakarta (BEJ) bagi perusahaan manufaktur yang menawarkan sahamnya kepada masyarakat.

− Dasar pengukuran laporan keuangan Konsolidasian adalah nilai historis (historical cost), kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun.

− Dasar penyusunan laporan keuangan Konsolidasian yaitu dasar akrual kecuali untuk laporan arus kas.

− Laporan Keuangan Konsolidasian meliputi laporan keuangan perusahaan induk dan perusahaan anak dimana kepemilikan hak suara atau sahamnya lebih dari 50%. Induk Perusahaan memiliki sepenuhnya hak suara atau 60% saham untuk PT Nikos Intertrade dan 70% saham untuk PT Nikos Distribution Indonesia.

− Semua transaksi antar induk dan perusahaan anak telah dieliminasi

− Laporan arus kas menyajikan informasi penerimaan dan pengeluaran kas yang berasal dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan dengan menggunakan metode langsung.

− Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan ini adalah Rupiah Indonesia.

b. Transaksi dan Saldo Dalam Mata Uang Asing

Induk Perusahaan melakukan pencatatan dalam mata uang Rupiah Indonesia. Transaksi yang berhubungan dengan mata uang asing dijabarkan dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi tersebut.

Pada tanggal neraca, aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dikonversikan ke rupiah berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia. Kurs tengah Bank Indonesia yang digunakan pada tanggal 30 Juni 2008 dan 2007 adalah sebagai berikut:

(12)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

Valuta Asing Unit 2008 2007

Poundsterling 1,- 18.397 18.125

Euro 1,- 14.563 12.164

US Dollar 1,- 9.225 9.054

Australian Dollar 1,- 8.879 7.676

New Zealand Dollar 1,- 7.033 6.963

Singapore Dollar 1,- 6.779 5.908

Danish Kroner 1,- 1.953 1.634

Thailand Bath 1,- 275 262

Yen 100,- 8.672 7.347

c. Penghapusan Piutang

Induk Perusahaan melakukan penghapusan piutang berdasarkan penelaahan terhadap keadaan piutang masing-masing debitur pada setiap akhir periode yang bersangkutan.

d. Transaksi dengan Pihak Yang Mempunyai Hubungan Istimewa

Induk Perusahaan melakukan transaksi dengan perusahaan yang mempunyai hubungan istimewa sesuai dengan PSAK No. 7 mengenai “Pengungkapan Pihak-Pihak Yang Mempunyai Hubungan Istimewa”.

Seluruh transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan tingkat bunga atau harga, persyaratan dan kondisi yang sama sebagaimana dilakukan dengan pihak di luar pihak yang mempunyai hubungan istimewa diungkapkan dalam laporan keuangan.

e. Persediaan

Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara harga perolehan dan nilai realisasi bersih (the lower cost or net realizable value). Harga perolehan dinyatakan berdasarkan metode FIFO (First-In First-Out).

Laba/ (Rugi) yang sifatnya biasa antara lain yang timbul karena selisih pemeriksaan fisik dan kerugian kerusakan bahan karena penyimpanan, dikoreksi pada nilai persediaan dan dibebankan ke dalam pendapatan dan beban lain-lain.

f. Biaya Dibayar Di Muka

Biaya dibayar di muka akan dibebankan sesuai dengan masa diperolehnya manfaat dari masing-masing biaya yang bersangkutan.

g. Investasi

Deposito berjangka yang jatuh temponya kurang dari tiga bulan pada saat penempatan namun dijaminkan, atau telah ditentukan penggunaannya dan deposito berjangka yang jatuh temponya lebih dari tiga bulan pada saat penempatannya disajikan sebagai investasi jangka pendek. Deposito disajikan sebesar nilai nominal.

Investasi dalam bentuk surat berharga (efek) yang nilai wajarnya tersedia dapat berupa efek hutang (debt securities), digolongkan sebagai berikut:

(13)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

- Diperdagangkan (trading securities)

Termasuk dalam kelompok ini adalah efek yang dibeli dan dimiliki untuk dijual kembali dalam waktu dekat, yang biasanya ditunjukan dengan frekuensi Pembelian dan penjualan yang sering. Efek ini dimiliki dengan tujuan untuk menghasilkan laba dari perbedaan harga jangka pendek. Investasi dalam efek termasuk dalam kelompok ini diukur sebesar nilai wajarnya. Laba/rugi yang timbul dari pengukuran tersebut diakui pada periode berjalan. - Dimiliki hingga jatuh tempo (held to maturity)

Investasi dalam efek hutang yang dimaksudkan untuk dimiliki hingga jatuh tempo diukur sebesar harga perolehan yang disesuaikan dengan Amortisasi premi atau diskonto yang belum diamortisasi.

- Tersedia untuk dijual (available for sale)

Investasi dalam efek yang tidak memenuhi kriteria kelompok diperdagangkan dan yang dimiliki hingga jatuh tempo diukur sebesar nilai wajarnya. Laba/rugi yang belum direalisasi dari kepemilikan efek ini disajikan sebagai komponen ekuitas.

- Penyertaan Saham

Penyertaan saham dengan pemilikan kurang dari 20% dinyatakan sebesar nilai terendah antara biaya perolehan dan nilai bersih yang dapat direalisasi (cost method). Pemilikan saham antara 20% sampai dengan 50% dinyatakan dengan metode kepemilikan (equity

method), harga perolehan dari penyertaan saham ditambah atau dikurangi dengan bagian

Induk Perusahaan atas laba atau rugi bersih perusahaan asosiasi sejak tanggal perolehan. Sedangkan pemilikan saham lebih dari 50% dilakukan konsolidasi laporan keuangan.

h. Aktiva Tetap dan Kapitalisasi

Aktiva tetap disajikan sebesar harga perolehan kecuali tanah yang disajikan sebesar nilai revaluasi berdasarkan hasil penilaian kembali yang dilakukan oleh penilai independen dan sesuai peraturan pemerintah yang berlaku.

Aktiva tetap, kecuali tanah, disusutkan berdasarkan metode garis lurus (straight-line method) sesuai dengan taksiran masa manfaat ekonomis aktiva tetap yang bersangkutan sebagai berikut:

Bangunan 20 tahun

Mesin dan Instalasi 15 tahun

Kendaraan Bermotor 5 tahun

Peralatan dan Inventaris 5 tahun

Biaya pemeliharaan dan perbaikan rutin dibebankan pada laporan laba rugi pada saat terjadinya. Sedangkan pengeluaran untuk perbaikan yang memperpanjang masa manfaat ekonomisnya ditambahkan ke dalam nilai aktiva tetap yang bersangkutan. Aktiva tetap yang dijual, rusak dan tidak dipergunakan lagi dikeluarkan dari kelompok aktiva tetap, keuntungan atau kerugian yang ditimbulkannya diperhitungkan sebagai laba atau rugi tahun bersangkutan. Aktiva dalam masa konstruksi dinyatakan sebesar biaya perolehan dan disajikan sebagai bagian dari aktiva tetap. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing aktiva tetap yang bersangkutan pada saat aktiva tersebut selesai dikerjakan dan siap digunakan.

(14)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

Biaya pinjaman (bunga) untuk kegiatan aktivitas investasi dikapitalisasi selama masa konstruksi secara normal sedang berlangsung, dan tidak dikapitalisasi bila terjadi penundaan pelaksanaannya walaupun biaya pinjaman masih efektif. Kapitalisasi biaya pinjaman diakhiri pada saat aktivitas untuk memperoleh aktiva tetap tersebut selesai sesuai dengan tujuannya secara substansial.

PSAK No. 48 mengenai “Penurunan Nilai Aktiva” mensyaratkan manajemen Induk Perusahaan untuk menelaah nilai aktiva untuk setiap penurunan dan kemungkinan penurunan nilai wajar aktiva jika terjadi peristiwa atau perubahan keadaan yang menunjukkan bahwa nilai tercatat tidak bisa diperoleh kembali.

i. Aktiva Sewa-guna Usaha

Pencatatan Aktiva Sewa-guna Usaha dilakukan dengan menggunakan metode Capital Lease apabila memenuhi kriteria sebagai berikut :

a) Perseroan memiliki hak opsi untuk membeli aktiva sewa-guna usaha pada akhir masa sewa-guna usaha dengan harga yang telah disetujui bersama pada saat dimulainya perjanjian sewa-guna usaha.

b) Masa sewa-guna usaha minimal 2 tahun.

c) Seluruh pembayaran berkala yang dilakukan oleh penyewa sewa-guna usaha ditambah dengan nilai sisa dapat menutup pengembalian biaya perolehan barang modal yang disewa-guna usaha beserta bunganya sebagai keuntungan perusahaan sewa-guna usaha. Sedangkan transaksi sewa-guna usaha yang tidak memenuhi kriteria tersebut di atas dicatat dengan menggunakan metode Operating Lease.

Aktiva sewa guna usaha disusutkan berdasarkan metode garis lurus (Straight-line method) sesuai dengan taksiran masa manfaat ekonomis aktiva yang bersangkutan, yaitu :

Mesin dan Instalasi 15 tahun

Kendaraan Bermotor 5 tahun

Peralatan dan Inventaris 5 tahun

j. Penyisihan Dana Pelunasan Obligasi

Penyisihan Dana Pelunasan Obligasi (sinking fund) yang telah ditentukan penggunaannya sebagaimana ditetapkan dalam Perjanjian Perwaliamanatan disimpan dalam bentuk deposito dan disajikan pada aktiva tidak lancar pada akun Penyisihan Dana Pelunasan Obligasi sebesar nilai nominal. Penyisihan Dana Pelunasan Obligasi yang akan digunakan kurang dari satu tahun sejak tanggal neraca disajikan sebagai bagian dari aktiva lancar pada neraca.

k. Beban Ditangguhkan

Biaya yang terjadi sehubungan dengan pengurusan legal hak atas tanah dan emisi obligasi ditangguhkan dan diamortisasi dengan metode garis lurus (Straight-line Method). Amortisasi hak atas tanah dilakukan sepanjang umur hukum hak atas tanah karena umur hukum hak atas tanah lebih pendek dari umur ekonomisnya. Sedangkan beban emisi obligasi diamortisasi sepanjang umur hutang obligasi.

(15)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) l. Manfaat Karyawan

Induk Perusahaan menghitung dan membukukan estimasi manfaat karyawan untuk semua karyawan tetap sesuai dengan peraturan ketenagakerjaan yang berlaku atas penyelesaian pemutusan hubungan kerja dan penetapan uang pesangon, uang penghargaan masa kerja dan ganti kerugian.

Biaya jasa kini diakui sebagai beban pada periode berjalan. Kewajiban yang timbul atas jasa masa lalu karyawan yang masih aktif bekerja diamortisasi menggunakan metode garis lurus selama sisa masa kerja karyawan.

Program Pesangon

Terhitung mulai tahun 2005 PT Ultrajaya Milk Industri & Trading Company Tbk. menyertakan seluruh karyawan tetap, kontrak, dan trainee ke dalam Program “Manulife Program Pesangon Plus (MPP Plus)” melalui Lembaga Keuangan PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia.

Manfaat pesangon yang akan dibayar dihitung berdasarkan penghasilan dasar pensiun dan masa kerja karyawan.

Program Pesangon karyawan PT Ultrajaya Milk Industri & Trading Company Tbk. dikelola oleh PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia sesuai dengan Perjanjian Kerjasama Employee Benefits Program tanggal 15 September 2005.

Sumber pembebanan asuransi dana pesangon karyawan ditanggung oleh pemberi kerja. Sehubungan dengan berlakunya Undang-undang No.13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan yang mengharuskan perusahaan untuk membayar kompensasi kepada karyawan pada saat terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) sesuai dengan persyaratan yang terdapat dalam undang-undang tersebut, setiap perusahaan wajib mengantisipasi terjadinya pemutusan hubungan kerja tersebut.

Berdasarkan pernyataan manajemen, adanya undang-undang tersebut di atas tidak mempunyai dampak signifikan terhadap laporan keuangan perusahaan karena:

- Perusahaan telah menyertakan seluruh karyawan tetap, kontrak dan trainee ke dalam Program Pesangon “MPP Plus” melalui Lembaga Keuangan PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia.

- Perusahaan telah menyertakan seluruh karyawan tetap, kontrak, trainee dan harian ke dalam asuransi jaminan sosial tenaga kerja melalui PT Jamsostek.

- Perusahaan tidak mempunyai rencana dalam 2 (dua) tahun ke depan untuk melakukan

pemutusan hubungan kerja atau tindakan lain yang dapat menimbulkan beban material bagi perusahaan.

- Perusahaan sampai saat ini belum mengeluarkan surat keputusan untuk melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) dengan pihak karyawan dan belum menerima pengunduran diri dari pihak karyawan.

- Perusahaan saat ini tidak sedang menghadapi tuntutan-tuntutan hukum dari karyawan yang akan mengakibatkan beban yang harus ditanggung oleh perusahaan.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas menurut penilaian manajemen dengan diberlakukannya undang-undang tidak mempunyai kewajiban kontijensi yang perlu diperhitungkan dan disajikan dalam laporan keuangan tahun berjalan sebagaimana yang diatur dalam PSAK No. 24 [PSAK-24 (Revisi 2004)] tentang Imbalan Kerja.

(16)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) m. Pengakuan Pendapatan dan Beban

Pendapatan dari penjualan lokal diakui pada saat penyerahan barang kepada pelanggan, sedangkan untuk penjualan ekspor diakui pada saat penyerahan barang di atas kapal. Beban diakui sesuai dengan masa manfaatnya (dasar akrual).

n. Pajak Penghasilan

Induk Perusahaan menerapkan PSAK No. 46 mengenai “Akuntansi Pajak Penghasilan”, yang mensyaratkan perhitungan pengaruh pajak atas pemulihan aktiva dan penyelesaian kewajiban sebesar nilai tercatat, dan pengakuan serta pengukuran aktiva dan kewajiban pajak tangguhan untuk pengaruh pajak yang mungkin terjadi pada masa yang akan datang atas kejadian-kejadian yang diakui pada laporan keuangan termasuk rugi fiskal yang dapat dikompensasi.

o. Laba Per Saham

Laba bersih per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih periode berjalan dengan jumlah rata-rata tertimbang yang ditempatkan dan disetor penuh selama periode yang bersangkutan. Tidak ada efek berpotensi saham dilutive, sehingga laba bersih per saham dilusian sama dengan laba bersih per saham dasar.

p. Informasi Segmen

Induk Perusahaan menetapkan PSAK No. 5 (Revisi 2000) mengenai “Pelaporan Segmen” yang mensyaratkan penyajian informasi keuangan berdasarkan segmen usaha dan segmen geografis. Induk Perusahaan menyajikan informasi segmen berdasarkan pengelompokan umum produk dan wilayah pemasaran. Segmen usaha adalah komponen yang dapat dibedakan (distinguishable components) dan menghasilkan suatu produk atau jasa yang berbeda menurut pembagian industri atau sekelompok produk atau jasa sejenis yang berbeda, terutama para langganan di luar entitas Induk Perusahaan.

q. Penggunaan Estimasi

Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum mengharuskan manajemen untuk membuat taksiran dan asumsi yang mempengaruhi nilai yang dilaporkan. Sehubungan dengan ketidakpastian yang melekat dalam pembuatan taksiran, hasil realisasi yang akan terjadi dapat berbeda dengan taksiran yang telah dilaporkan sebelumnya.

r. Prinsip Konsolidasian

Laporan keuangan Konsolidasian meliputi laporan keuangan Induk Perusahaan dan Anak Perusahaan dengan kepemilikan saham lebih dari 50%, baik secara langsung maupun tidak langsung. Saldo dan transaksi antar Induk Perusahaan dan Anak Perusahaan yang cukup material dieliminasi untuk mencerminkan posisi keuangan dan hasil usaha Induk Perusahaan dan Anak Perusahaan sebagai satu kesatuan usaha.

s. Manajemen Risiko Keuangan

Induk Perusahaan beroperasi secara internasional dan menghadapi risiko nilai tukar mata uang asing dari berbagai mata uang asing yang digunakan, khususnya Dollar Amerika, untuk melakukan lindung nilai terhadap risiko nilai tukar. Perseroan melakukan lindung nilai atas pinjaman yang menggunakan mata uang asing dengan pihak eksternal.

(17)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) t. Derivatif

Instrumen keuangan derivative pada awalnya diakui di neraca konsolidasian berdasarkan harga perolehannya dan selanjutnya dinilai kembali berdasarkan nilai wajarnya. Metode untuk mengakui keuntungan atau kerugian yang terjadi tergantung pada sifat dari obyek yang dilindung nilainya. Induk Perusahaan mengelompokkan derivatif sebagai :

(1) Instrumen lindung nilai terhadap nilai wajar suatu aktiva atau kewajiban yang diakui atau terhadap komitmen teguh yang belum diakui (lindung nilai atas nilai wajar)

(2) Instrumen lindung nilai transaksi yang diperkirakan akan terjadi (lindung nilai arus kas) (3) Lindung nilai terhadap investasi bersih pada entitas asing, pada tanggal kontrak derivatif

dilakukan.

Perubahan nilai wajar derivatif yang ditunjukkan dan memenuhi kualifikasi sebagai lindung nilai atas nilai wajar, dan lindung nilai tersebut efektif, dicatat dalam laporan laba rugi konsolidasian, bersama dengan perubahan yang terjadi pada nilai wajar aktiva atau kewajiban yang dilindungi nilainya.

Perubahan nilai wajar derivatif yang ditunjukkan dan memenuhi kualifikasi sebagai lindung nilai arus kas dan lindung nilai tersebut efektif, diakui sebagai bagian dari nilai ekuitas, khususnya pada akun cadangan nilai wajar dan cadangan lainnya. Jumlah yang ditangguhkan di ekuitas kemudian dialihkan pada laporan laba rugi konsolidasian (contohnya ketika penjualan yang diantisipasi benar-benar terjadi)

Lindung nilai investasi bersih pada kegiatan operasi luar negeri diperlukan sama seperti pada lindung nilai arus kas. Keuntungan maupun kerugian instrumen lindung nilai terkait dengan porsi efektif lindung nilai tersebut diakui dalam ekuitas; keuntungan maupun kerugian yang berhubungan dengan porsi yang tidak efektif diakui segera dalam laporan laba rugi konsolidasian. Keuntungan maupun kerugian yang terakumulasi sebagai bagian dari ekuitas diakui pada laporan laba rugi konsolidasian ketika kegiatan usaha luar negeri tersebut dilepas.

Instrument derivative diakui pada neraca sebagai aktiva atau kewajiban, tergantung pada hak

atau kewajiban sebagaimana diatur dalam kontrak, dan dicatat sebesar nilai wajarnya. Perubahan nilai wajar derivative yang tidak memenuhi kriteria lindung nilai diakui pada laporan laba rugi konsolidasian. Sedangkan perubahan nilai wajar yang berhubungan dengan lindung nilai pada dasarnya diperlakukan sesuai perlakuan terhadap unsur yang dilindungnilaikan. Untuk dapat menggunakan akuntansi lindung nilai, PSAK 55 mengharuskan beberapa persyaratan tertentu dipenuhi antara lain mengenai dokumen sejak tanggal mulainya lindung nilai.

(18)

2008 2007

3. KAS DAN SETARA KAS

Rincian akun kas dan bank pada tanggal neraca adalah sebagai berikut:

Kas (1) 1.567.268.870 993.295.024

Bank Pihak Ketiga (2):

Rupiah:

PT Bank Central Asia Tbk. 11.779.663.020 97.344.463.879

PT Bank Mandiri 3.700.831.728 1.234.740.640 Citibank NA 3.019.958.875 2.758.753.397 PT Bank NISP Tbk. 2.963.383.935 1.036.140.147 PT Bank Bukopin 748.150.426 936.857.954 Bank lainnya 1.535.912.473 919.045.494 US Dollar: Citibank NA 3.211.372.591 6.793.143.225

PT Bank Central Asia Tbk. 2.646.016.067 1.229.021.558

Bank lainnya 795.584.941 823.609.785

Jumlah (2) 30.400.874.056 113.075.776.079

Setara Kas (3):

Rupiah:

PT Bank Central Asia Tbk. 242.503.028.322

-UBS AG Singapore 66.479.699.073

-Bank Bumiputera 47.565.773.809

-Jumlah (3) 356.548.501.204

-Jumlah (1+2+3) 388.516.644.126 114.069.071.103

Setara Kas, merupakan dana yang ditempatkan pada bank dalam bentuk deposito dengan tingkat

bunga berkisar antara 8%. (Lihat catatan 2b, 31)

4. PIUTANG USAHA

Rincian akun piutang usaha pada tanggal neraca adalah sebagai berikut:

Pihak Ketiga:

Pengecer 84.781.087.134 55.001.410.983

Agen/Distributor 67.450.258.154 53.027.241.411

Eksportir 11.769.010.936 10.852.045.722

Jumlah (1) 164.000.356.224 118.880.698.116

Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa:

PT Campina Ice Cream Industry 4.574.087.034 4.361.841.912

PT Kraft Ultrajaya Indonesia 841.326.571 589.317.383

Jumlah (2) 5.415.413.605 4.951.159.295

(19)

4. PIUTANG USAHA (Lanjutan)

Pada tanggal 30 Juni 2008 dan 2007, piutang eksportir dalam valuta asing masing-masing sebesar USD 1.275.774 dan USD 1.198.591.

(Lihat Catatan 2b, 2c, 30, 31).

Dalam kegiatan usahanya, Induk Perusahaan melakukan transaksi dagang dengan beberapa pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Transaksi tersebut dilakukan dengan persyaratan normal seperti yang dilakukan kepada pihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa.

Piutang kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa yaitu kepada PT Campina Ice Cream Industry merupakan piutang usaha sehubungan adanya penjualan bahan baku, sedangkan kepada PT Kraft Ultrajaya Indonesia dikarenakan adanya jasa dan penggunaan fasilitas produksi Induk Perusahaan.

2008 2007

Rincian piutang usaha berdasarkan umur masing-masing piutang pada tanggal 30 Juni 2008 dan 2007 adalah sebagai berikut:

Keterangan Jumlah piutang dalam rupiah

Dan ekuivalen dalam rupiah

Belum jatuh tempo 125.836.993.714 101.901.681.086

Jatuh Tempo:

1-30 hari 26.201.840.561 15.403.162.923

31-60 hari 3.480.428.708 3.545.200.183

61-90 hari 4.455.180.303 972.468.988

Lebih dari 90 hari 9.441.326.543 2.009.344.231

Jumlah 169.415.769.829 123.831.857.411

Induk Perusahaan tidak secara khusus menjaminkan piutang usaha tersebut di atas kepada pihak manapun, dan Induk Perusahaan tidak menyisihkan piutang ragu-ragu dengan pertimbangan bahwa kolektibilitas dari piutang pengecer, agen dan eksportir relatif tinggi, selain itu penagihannya dilakukan secara berkala dan teratur. Jangka waktu dan nilai kredit yang diberikan kepada para langganan tersebut dikendalikan secara ketat dan hampir seluruh piutang tersebut dapat ditagih. Begitu pula piutang kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa manajemen berpendapat hampir seluruh piutang tersebut dapat ditagih.

(Lihat Catatan 2b, 2c, 2d, 31)

5. PIUTANG LAIN-LAIN

Akun piutang lain-lain merupakan piutang jangka pendek dan diperkirakan lancar serta memiliki kepastian atas pembayarannya. Rincian piutang lain-lain pada tanggal neraca adalah sebagai berikut:

Koperasi Peternak Susu 285.479.733 993.618.250

Lain-lain 522.492.634 475.331.085

(20)

2008 2007 6. PERSEDIAAN

Persediaan pada tanggal neraca terdiri dari:

Bahan Baku 143.628.697.463 162.242.037.456

Barang Jadi 87.133.331.926 80.809.335.044

Suku Cadang, dll. 18.105.602.473 24.236.489.588

Jumlah 248.867.631.862 267.287.862.088

Persediaan-persediaan tersebut tidak disimpan dalam satu lokasi penyimpanan saja tetapi tersebar di beberapa lokasi. Persediaan barang jadi bahkan termasuk yang disimpan di lokasi gudang kantor perwakilan pemasaran yang terdapat di beberapa kota di Pulau Jawa.

Induk Perusahaan telah mengasuransikan seluruh hartanya, termasuk seluruh persediaan barang jadi dan bahan baku, melalui Property All Risk Insurance. Nilai pertanggungan untuk persediaan untuk periode 1 Januari 2008 sampai dengan 31 Desember 2008 adalah sebesar USD 19.500.000. Nilai pertanggungan ini dianggap cukup untuk menutup kemungkinan kerugian yang timbul, dengan asumsi bahwa peristiwa yang menyebabkan timbulnya kerugian tersebut tidak terjadi secara bersamaan di semua lokasi penyimpanan.

Persediaan tersebut tidak dijaminkan kepada pihak manapun. (Lihat Catatan 2e)

7. PAJAK DIBAYAR DI MUKA

Pajak dibayar di muka terdiri dari:

Pajak Pertambahan Nilai (PPN) - 362.829.437

PPH Pasal 22 13.966.731.855 8.865.339.614

PPH Pasal 23 2.065.279.798 2.654.053.405

Fiskal LN 24.000.000 17.000.000

Jumlah 16.056.011.653 11.899.222.456

Pajak dibayar di muka merupakan saldo hasil kompensasi antara jumlah pajak yang harus dibayar dengan jumlah pembayaran pajak dimuka atau pajak yang dapat dikreditkan.

(Lihat Catatan 15, 29)

8. UANG MUKA

Uang muka ini dalam rupiah dan mata uang asing dengan rincian sebagai berikut:

Mata uang asing 22.351.983.026 8.587.169.135

Rupiah 14.678.431.469 2.997.998.058

Jumlah 37.030.414.495 11.585.167.193

Merupakan uang muka untuk pembelian bahan baku, yang terdiri dari uang jaminan pembukaan

Letter of Credit (L/C) impor untuk pembelian bahan baku dan bahan pembantu, pada tanggal

(21)

2008 2007 9. BIAYA DIBAYAR DI MUKA

Akun ini terdiri dari:

Biaya bank 4.176.776.823 5.799.246.678

Asuransi 1.452.054.927 1.369.088.008

Sewa Gudang dan Stock point 2.667.054.445 927.447.160

Lainnya 43.208.330 74.766.661

Jumlah 8.339.094.525 8.170.548.507

Biaya bank, merupakan fee loan agent kepada The Hongkong and Shanghai Banking Corporation

Limited sesuai perjanjian tanggal 5 Maret 2007 yang harus dibayar perusahaan sehubungan dengan fasilitas pinjaman bank sindikasi The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited. (Lihat Catatan 2f)

10. PENYERTAAN SAHAM

Jumlah penyertaan saham per 30 Juni 2008 dan 2007 adalah sebagai berikut:

Tahun 2008

Perubahan selama periode berjalan

Nilai awal periode Penambahan (Pengurangan) Bagian laba (rugi) bersih Penerimaan dividen Nilai akhir periode PT Kraft Ultrajaya Indonesia 39.499.207.500 - 4.755.568.436 - 44.254.775.936 PT Toll Indonesia 2.731.129.026 - 322.181.554 - 3.053.310.580

Jumlah 42.230.336.526 - 5.077.749.990 - 47.308.086.516

Tahun 2007

Perubahan selama periode berjalan

Nilai awal periode Penambahan (Pengurangan) Bagian laba (rugi) bersih Penerimaan dividen Nilai akhir periode PT Kraft Ultrajaya Indonesia 33.080.424.000 - 2.469.286.800 - 35.549.710.800 PT Toll Indonesia 1.852.837.326 678.038.000 200.463.972 - 2.731.339.298

Jumlah 34.933.261.326 678.038.000 2.669.750.772 - 38.281.050.098

PT Kraft Ultrajaya Indonesia

Merupakan penyertaan saham di PT Kraft Ultrajaya Indonesia. Induk Perusahaan melakukan penyertaan sebanyak 2.250.000 saham atau sebesar 30% dari modal disetor PT Kraft Ultrajaya Indonesia.

PT Toll Indonesia

Merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang logistik yang didirikan oleh PT Nikos Intertrade bersama-sama dengan Sembcorp Logistics Limited. PT Nikos Intertrade melakukan penyertaan sebanyak 318.500 saham atau sebesar 49% dari modal disetor

(22)

11. AKTIVA TETAP

Rincian dan mutasi aktiva tetap untuk masa-masa enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2008 dan 2007 adalah sebagai berikut:

2008

01 Januari 2008 Penambahan Pengurangan Reklasifikasi 30 Juni 2008

Rp Rp Rp Rp Rp

BIAYA PEROLEHAN:

Aktiva Pemilikan Langsung:

Tanah 95.246.669.000 - - - 95.246.669.000

Bangunan dan Perumahan 44.457.213.122 - - - 44.457.213.122 Mesin dan Instalasi 924.239.159.655 39.821.670.153 43.612.361.758 32.988.146.071 953.436.614.121 Kendaraan Bermotor 14.451.299.624 3.000.000 183.875.000 - 14.270.424.624 Peralatan dan Inventaris 36.832.551.526 2.466.177.802 - - 39.298.729.328 Jumlah 1.115.226.892.927 42.290.847.955 43.796.236.758 32.988.146.071 1.146.709.650.195 Aktiva Sewa Guna Usaha:

Mesin dan Instalasi - 55.719.530.486 - - 55.719.530.486

Jumlah - 55.719.530.486 - - 55.719.530.486

Aktiva Dalam Masa Konstruksi:

Bangunan 222.330.000 388.587.856 - - 610.917.856

Mesin dan Instalasi 33.146.736.231 12.807.141.220 12.107.368.728 (32.988.146.071) 858.362.652 Peralatan dan Inventaris 2.430.089.999 548.651.916 - - 2.978.741.915 Jumlah 35.799.156.230 13.744.380.992 12.107.368.728 (32.988.146.071) 4.448.022.423

JUMLAH BIAYA

PEROLEHAN 1.151.026.049.157 111.754.759.433 55.903.605.486 - 1.206.877.203.104

AKUMULASI PENYUSUTAN DAN AMORTISASI:

Aktiva Pemilikan Langsung:

Bangunan dan Perumahan 15.682.326.636 1.111.430.328 - - 16.793.756.964 Mesin dan Instalasi 328.122.695.429 32.736.136.647 1.457.190.206 - 359.401.641.870 Kendaraan Bermotor 14.137.523.247 77.684.348 183.875.000 - 14.031.332.595 Peralatan dan Inventaris 27.276.080.772 2.272.225.178 - - 29.548.305.950 JUMLAH 385.218.626.084 36.197.476.501 1.641.065.206 - 419.775.037.379 Aktiva Sewa Guna Usaha:

Mesin dan Instalasi - 619.105.894 - - 619.105.894

JUMLAH - 619.105.894 - - 619.105.894

JUMLAH AKUMULASI PENYUSUTAN DAN

AMORTISASI 385.218.626.084 36.816.582.395 1.641.065.206 - 420.394.143.273

(23)

11. AKTIVA TETAP (Lanjutan)

2007

1 Januari 2007 Penambahan Pengurangan Reklasifikasi 30 Juni 2007

Rp Rp Rp Rp Rp

BIAYA PEROLEHAN:

Aktiva Pemilikan Langsung:

Tanah 95.246.669.000 - - - 95.246.669.000

Bangunan dan Perumahan 41.352.602.540 112.648.400 - 2.991.962.182 44.457.213.122 Mesin dan Instalasi 879.984.743.281 3.580.123.801 - 8.036.744.513 891.601.611.595 Kendaraan Bermotor 15.080.864.951 - 102.935.727 - 14.977.929.224 Peralatan dan Inventaris 32.969.478.812 2.635.889.553 - 145.824.981 35.751.193.346 Jumlah 1.064.634.358.584 6.328.661.754 102.935.727 11.174.531.676 1.082.034.616.287 Aktiva Dalam Masa Konstruksi:

Bangunan 2.742.644.824 249.317.358 - (2.991.962.182)

-Mesin dan Instalasi 40.863.550.750 11.594.187.819 - (8.036.744.513) 44.420.994.056 Peralatan dan Inventaris 347.398.347 377.903.233 - (145.824.981) 579.476.599 Jumlah 43.953.593.921 12.221.408.410 - (11.174.531.676) 45.000.470.655

JUMLAH BIAYA

PEROLEHAN 1.108.587.952.505 18.550.070.164 102.935.727 - 1.127.035.086.942

AKUMULASI PENYUSUTAN:

Aktiva Pemilikan Langsung:

Bangunan dan Perumahan 13.481.884.561 1.089.011.747 - - 14.570.896.308 Mesin dan Instalasi 268.179.942.312 29.568.016.634 - - 297.747.958.946 Kendaraan Bermotor 14.848.994.878 78.638.515 102.935.727 - 14.824.697.666 Peralatan dan Inventaris 21.868.729.126 2.673.787.042 - - 24.542.516.168 JUMLAH

AKUM.PENYUSUTAN 318.379.550.877 33.409.453.938 102.935.727 - 351.686.069.088

NILAI BUKU 790.208.401.628 775.349.017.854

Penambahan aktiva tetap mencakup aktiva sewa guna usaha sebesar Rp 55.719.530.486, melalui sewa guna usaha pembiayaan dari PT Saseka Gelora Finance. Aktiva tetap dalam rangka sewa guna usaha pembiayaan (sale and lease back) tersebut di atas mencakup mesin-mesin produksi, dan berdasarkan perjanjian sewa guna usaha No. JKT/2008/017/00 tanggal 16 Mei 2008 Induk Perusahaan akan membayar kewajiban sewa guna usaha sebesar Rp 53.402.083.333 untuk jangka waktu 3 tahun kedepan. (Lihat Catatan 19c)

Seluruh aktiva kepemilikan langsung telah diasuransikan (property all risk insurance) untuk periode 1 Januari 2008 sampai dengan 31 Desember 2008 dengan jumlah pertanggungan yang memadai sebesar USD 90.000.000 untuk bangunan, mesin dan peralatan, sedangkan kendaraan jumlah pertanggungannya sebesar Rp 13.307.980.000. Manajemen berpendapat bahwa nilai

(24)

11. AKTIVA TETAP (Lanjutan)

Selain asuransi terhadap aktiva tetap tersebut di atas, Induk Perusahaan mengasuransikan juga risiko kehilangan margin (profit loss) selama tenggang waktu yang diakibatkan oleh kejadian-kejadian tak terduga atas aktiva-aktiva tetap Induk Perusahaan (Business Interruption), dengan nilai pertanggungan sebesar Rp 390.000.000.000,-

Aktiva dalam masa konstruksi berupa bangunan, mesin dan Sistem Informasi Manajemen. Aktiva tetap milik Induk Perusahaan berupa tanah, bangunan dan mesin-mesin tidak dijadikan jaminan fasilitas kredit.

Harga jual, nilai buku dan laba penjualan aktiva untuk masa-masa enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2008 dan 2007 adalah sebagai berikut:

2008 2007

Harga Jual 55.833.030.486 27.500.000

Nilai Buku 54.262.540.281 -

Laba penjualan aktiva tetap 1.570.490.205 27.500.000

Beban penyusutan dan amortisasi aktiva tetap untuk masa-masa enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2008 dan 2007 adalah sebagai berikut:

Beban Produksi Tidak Langsung 34.911.422.083 31.036.616.704

Beban Usaha 1.905.160.312 2.372.837.234

Jumlah 36.816.582.395 33.409.453.938

(Lihat Catatan 2h, 26, 27, 29).

Rincian aktiva tetap dalam masa konstruksi pada tanggal 30 Juni 2008 dan 2007 adalah sebagai berikut: Tahun 2008 Persentase Penyelesaian Akumulasi Biaya Estimasi Penyelesaian % Rp Bangunan 90 610.917.856 Juni 2008

Mesin dan Instalasi 80 858.362.652 September 2008

Peralatan 90 2.978.741.915 Juli 2008 Jumlah 4.448.022.423 Tahun 2007 Persentase Penyelesaian Akumulasi Biaya Estimasi Penyelesaian % Rp

Mesin dan Instalasi 85 44.420.994.056 September 2007

Peralatan 80 579.476.599 September 2007

Jumlah 45.000.470.655

Berdasarkan penelaahan manajemen, tidak terdapat kejadian atau perubahan keadaan yang mengindikasikan adanya penurunan nilai aktiva tetap pada 30 Juni 2008 dan 2007.

(25)

2008 2007

12. AKTIVA LAIN-LAIN

Rincian aktiva lain-lain pada tanggal neraca adalah sebagai berikut:

Beban Tangguhan:

- Hak Atas Tanah 610.287.700 638.749.768

- Uang Jaminan 5.836.962.586 120.108.450 - Lainnya - 1.117.212.820 Piutang Lain-lain: - Piutang Karyawan 31.157.314 542.985.134 - Lainnya - 211.761.932 Jumlah 6.478.407.600 2.630.818.104

Beban tangguhan Hak Atas Tanah, merupakan biaya pengurusan Hak Guna Bangunan.

Beban ini diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama 30 tahun sampai dengan tahun 2032.

(Lihat Catatan 2k).

Piutang lain-lain, merupakan tagihan kepada pihak ketiga dan terafiliasi atas transaksi pinjaman

dana yang tidak diikat secara pasti dan merupakan piutang jangka panjang.

Uang Jaminan, merupakan uang jaminan dalam rangka transaksi sewa guna usaha yang akan

jatuh tempo sesuai dengan berakhirnya sewa guna usaha. (Lihat Catatan 19c)

13. PINJAMAN JANGKA PENDEK

Pinjaman jangka pendek Induk Perusahaan pada tanggal neraca adalah sebagai berikut: Pihak Ketiga:

Citibank, N.A. 2.000.000.000 2.000.000.000

PT Bank Mandiri Tbk. 111.117.537 7.087.208.075

PT Bank Central Asia Tbk. 5.688.680.919 6.732.952.012

Jumlah 7.799.798.456 15.820.160.087

a. Citibank, N.A.

Pinjaman dari Citibank, N.A. sesuai perjanjian perpanjangan kredit yang diperbarui pada tanggal 13 Juli 2008, dengan ketentuan sebagai berikut:

Limit : Rp 5.000.000.000

Tujuan : Modal kerja

Bunga : Floating rate

Jangka waktu : Sampai dengan tanggal 13 Juli 2009

Berdasarkan amandemen perjanjian tanggal 23 Mei 2008 Induk Perusahaan memperoleh fasilitas L/C sebesar US$ 5.000.000,-

(26)

13. PINJAMAN JANGKA PENDEK (Lanjutan) b. PT Bank Mandiri Tbk.

Berdasarkan akta perjanjian No. 11 tanggal 24 Maret 2003 di hadapan Raharti Sudjardjati S.H.,Notaris di Jakarta, Induk Perusahaan memperoleh fasilitas kredit untuk modal kerja dan investasi. Dan melalui surat No. TOP.CRO/CCLA.137/ADD/2007 tanggal 23 Maret 2007 dan CBG.TRE/RD7.001/ 2007 tanggal 22 Maret 2007 PT Bank Mandiri Tbk. telah menyetujui perpanjangan fasilitas kredit, dengan ketentuan sebagai berikut:

Limit : Rp 30.000.000.000

Tujuan : Modal kerja

Bunga : 13,00% per tahun

Jangka waktu : 24 Maret 2007 s/d 23 Maret 2009

c. PT Bank Central Asia Tbk.

Pinjaman dari PT Bank Central Asia Tbk. berdasarkan perjanjian kredit tanggal 23 Maret 2001 yang diperbarui dengan perjanjian No. 24 tanggal 25 Pebruari 2005 di hadapan Ineke Srihartati, S.H., Notaris di Bandung. Melalui Surat No. 10072/GBK/2008 tanggal 26 Pebruari 2008 PT Bank Central Asia Tbk. telah menyetujui perpanjangan fasilitas kredit modal kerja dan Omnibus Letter of Credit, masing-masing sebagai berikut:

Limit : Rp 40.000.000.000

Tujuan : Modal kerja

Bunga : 10,25% p.a.

Jangka waktu : 18 Maret 2008 s/d 18 Maret 2009

Limit : USD 2.000.000

Tujuan : Pembelian impor bahan baku

Jangka waktu : 18 Maret 2008 s/d 18 Maret 2009

d. PT Bank Mizuho Indonesia

Berdasarkan akta perjanjian No. 8 tanggal 26 September 2003 di hadapan Musa Muarta, S.H., Notaris di Jakarta, Induk Perusahaan memperoleh fasilitas kredit untuk modal kerja. Fasilitas tersebut telah diperpanjang melalui perjanjian No. 772/AMD/MZH/0907 tanggal 26 September 2007 menjadi sebagai berikut:

Limit : Rp 50.000.000.000

Tujuan : Modal kerja

Bunga : Cost of Fund plus 1,5% p.a.

Jangka waktu : 26 September 2007 s/d 26 September 2008

Saldo pinjaman pada posisi 30 Juni 2008 adalah nihil.

e. PT Rabobank International Indonesia

Pinjaman dari PT Rabobank International Indonesia Tbk. berdasarkan perjanjian kredit No LA/CA/675/2000 tanggal 04 Desember 2000, dan telah diperpanjang melalui perjanjian No. LA/CA/1579/2007 tanggal 26 Nopember 2007 menjadi sebagai berikut:

Limit : Revolving short term advances maksimum Rp 15.000.000.000, dan

uncommitted foreign exchange spot maksimum USD 1,000,000.

Tujuan : Modal kerja

Bunga : Cost of Fund plus 3,0% p.a.

Jangka waktu : 28 Nopember 2008

(27)

13. PINJAMAN JANGKA PENDEK (Lanjutan)

Seluruh pinjaman Induk Perusahaan tidak didukung oleh agunan khusus serta tidak dijamin oleh pihak manapun. Seluruh harta kekayaan Induk Perusahaan baik barang bergerak maupun barang tidak bergerak, baik yang sudah ada maupun yang akan ada dikemudian hari menjadi jaminan atas hutang Induk Perusahaan kepada kreditur pinjaman jangka pendek/bank tanpa hak preference, melainkan secara konkuren dengan kreditur lain (pari passu).

2008 2007 14. HUTANG USAHA

Rincian hutang usaha pada tanggal neraca adalah sebagai berikut:

Pihak Ketiga:

Pemasok Dalam Negeri 118.338.477.910 112.420.036.595

Pemasok Luar Negeri 14.633.561.109 20.491.042.736

Jumlah 132.972.039.019 132.911.079.331

Pihak Yang Mempunyai Hubungan Istimewa

PT Toll Indonesia 100.910.923 69.585.968

Jumlah 133.072.949.942 132.980.665.299

Hutang dalam negeri berasal dari pembelian bahan baku kemasan dan susu murni, bahan pembantu dan lainnya yang disuplai oleh pemasok utama antara lain PT Tetra Pak Indonesia, PT Indopack Pratama, PT Latinusa Indonesia, PT Purinusa Indah Persada, PD Sumber Jaya, Koperasi Peternak Bandung Selatan, KUD Sarwamukti, PT General Food, dan PT Teteco.

Hutang usaha luar negeri berasal dari pembelian bahan baku kemasan dan concentrate untuk produk minuman, yang disuplai oleh Fonterra Ltd., Louis Dreyfus Citrus B.V., SIG Combibloc Ltd., Kifa Ltd., Jimway International Ltd., James Farrell & Co., Marubeni Steel Ltd. dan Ybb Staller. Perincian hutang berdasarkan umur masing-masing hutang pada tanggal 30 Juni 2008 dan 2007 adalah sebagai berikut:

Keterangan Jumlah hutang dalam rupiah dan

Ekuivalen dalam rupiah

Belum jatuh tempo 77.090.521.409 76.440.805.407

Jatuh Tempo:

1-30 hari 52.596.028.802 32.071.461.730

31-60 hari 176.288.153 20.530.390.150

61-90 hari 466.107.051 3.860.627.890

Lebih dari 90 hari 2.744.004.527 77.380.122

Jumlah 133.072.949.942 132.980.665.299

Hutang Usaha pada tanggal neraca terdiri dari hutang usaha dalam rupiah dan mata uang asing dengan perincian sebagai berikut (Lihat Catatan 31):

Mata uang asing 103.585.231.930 112.721.884.629

(28)

14. HUTANG USAHA (Lanjutan)

Tidak ada jaminan dalam bentuk apapun yang diberikan oleh Perusahaan kepada pemasok

sedangkan perincian saldo hutang usaha dalam mata uang asing diungkapkan secara terpisah dalam catatan laporan keuangan ini.

(Lihat Catatan 2b, 30, 31)

2008 2007 15. HUTANG PAJAK

Rincian hutang pajak pada tanggal neraca adalah:

Pajak Pertambahan Nilai 2.666.661.734 -

PPh Pasal 25/29 81.018.032.500 5.581.280.900

PPh Pasal 21 115.659.880 84.536.077

PPh Pasal 23 371.188.789 173.951.252

Jumlah 84.171.542.903 5.839.768.229

Berdasarkan Surat Ketetapan Pajak yang telah dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pajak sampai

dengan tahun pajak 2006, Induk Perusahaan masih memiliki rugi fiskal sebesar Rp 120.051.531.461 yang masih dapat dikompensasikan terhadap laba fiskal tahun berjalan.

(Lihat Catatan 30).

16. BEBAN MASIH HARUS DIBAYAR

Pada tanggal neraca, beban masih harus dibayar terdiri atas:

Beban Angkutan 8.567.459.274 6.470.561.258

Bunga Bank :

a. Bunga Sindikasi Lindung Nilai: • Bunga lindung nilai

• Selisih penjabaran ke dalam rupiah yang belum direalisasi

1.422.232.418 12.899.332

- -

Jumlah Bunga nilai wajar 1.435.131.750 -

b. Bunga bank non sindikasi 91.253.137 1.959.965.249

Jumlah Bunga Bank (a+b) 1.526.384.887 1.959.965.249

Lain-lain 3.336.695.965 1.860.142.227

Jumlah 13.430.540.126 10.290.668.734

Bunga Bank, merupakan beban bunga pinjaman bank yang belum jatuh tempo. Selisih kurs

sebesar Rp 12.899.332 merupakan keuntungan kurs lindung nilai yang belum direalisasi dari penjabaran ke dalam mata uang rupiah yang pada tanggal neraca diakui pada bagian ekuitas. (Lihat Catatan 2t, 13, 19, 23).

(29)

2008 2007 17. HAK MINORITAS ATAS AKTIVA BERSIH ANAK PERUSAHAAN

Saham Minoritas 1.276.744.400 1.276.744.400

Selisih Setoran Modal Anak Perusahaan 33.500.000 33.500.000

Bagian Saldo Laba (Rugi) 233.395.725 (130.644.192)

Jumlah 1.543.640.125 1.179.600.208

Merupakan hak pemegang saham minoritas atas ekuitas Anak Perusahaan masing-masing sebesar 40% untuk PT Nikos Intertrade dan 30% untuk PT Nikos Distribution Indonesia, yang terdiri dari modal saham dan hak atas bagian laba/(rugi) anak perusahaan tersebut di atas.

(Lihat Catatan 1b, 10)

18. HUTANG IMBALAN KERJA

Jumlah Hutang Imbalan Kerja 7.869.131.602 -

Merupakan cadangan kewajiban imbal kerja terhadap karyawan yang dihitung berdasarkan keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor 13 tahun 2003 dan PSAK No. 24 [PSAK-24 (Revisi 2004)] tentang Imbalan Kerja. Penetapan penyisihan kewajiban tersebut memperhatikan laporan PT Sienco Aktuarindo Utama tanggal 18 Maret 2008 dan mempertimbangkan besaran pertanggungan yang diperoleh karyawan dari PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia.

(Lihat Catatan 2l, 29).

19. KEWAJIBAN JANGKA PANJANG

Pada tanggal neraca, kewajiban jangka panjang Induk Perusahaan terdiri dari:

Hutang Bank

PT Rabobank International Indonesia 5.842.352.738 14.847.937.763

Bank Sindikasi 224.438.145.833 325.944.000.000

Selisih Kurs Hedging yang belum terealisasi 2.035.604.167 3.171.000.000

Jumlah 232.316.102.738 343.962.937.763

Hutang Sewa Guna Usaha

PT Saseka Gelora Finance 50.362.387.629 -

Jumlah 50.362.387.629 -

Jumlah 282.678.490.367 343.962.937.763

Dikurangi,

Bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun: Hutang Bank

PT Rabobank International Indonesia (5.842.352.738) 9.898.625.175

Bank Sindikasi (74.965.083.333) 31.236.300.000

Selisih Kurs Hedging yang belum terealisasi (679.916.667) 337.200.000

Jumlah (81.487.352.738) 41.472.125.175

Hutang Sewa Guna Usaha

(30)

2008 2007 19. KEWAJIBAN JANGKA PANJANG (Lanjutan)

Bagian jangka panjang Hutang Bank

PT Rabobank International Indonesia - 4.949.312.588

Bank Sindikasi 149.473.062.500 294.707.700.000

Selisih Kurs Hedging yang belum terealisasi 1.355.687.500 2.833.800.000

Jumlah 150.828.750.000 302.490.812.588

Hutang Sewa Guna Usaha

Hutang Sewa-guna Usaha 13.219.530.486 -

Jumlah Bagian Jangka Panjang 164.048.280.486 302.490.812.588

(Lihat Catatan 31)

a. Hutang Bank

• PT Rabobank International Indonesia

Berdasarkan perjanjian kredit No. LA/CA/929/2003 tanggal 23 Desember 2003, Induk Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman dari PT Rabobank International Indonesia dengan ketentuan sebagai berikut:

Limit : JPY 538,950,000

Tujuan : Investasi

Bunga : EIB funding rate + 3,50% per tahun

Jangka waktu : 5 tahun atau s/d 28 September 2008

• Bank Sindikasi

Berdasarkan perjanjian kredit ditandatangani tanggal 05 Maret 2007, Induk Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman bank sindikasi dengan ketentuan sebagai berikut:

Arranger : The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited

Limit : USD 36.000.000 (Tranche A USD 23.000.000 & Tranche B

USD 13.000.000)

Tingkat Bunga : 11,5% - 12,1% p.a. bersifat tetap dan dibayarkan per triwulan

(3 bulan) takwin setiap tanggal 14.

Jangka waktu : Empat tahun atau (sampai dengan tanggal 30 Mei 2011)

Persyaratan penting antara lain

: - Tangible net worth harus lebih besar dari Rp. 800 miliar

- Debt Service Coverage Ratio, minimal 1 : 1

- Gearing Ratio, minimal 2 : 1

- Current Ratio, minimal 1 : 1

Persyaratan penting sehubungan dengan penerbitan Obligasi I antara lain adalah :

Tidak melakukan pengeluaran obligasi atau instrument hutang lain sejenis yang mempunyai tingkat lebih tinggi dari obligasi atau pembayarannya didahulukan dari pembayaran atas obligasi.

(31)

19. KEWAJIBAN JANGKA PANJANG (Lanjutan)

Memelihara dan mempertahankan ketentuan dan pembatasan keuangan setiap akhir periode pembukuan sebagai berikut :

• Memelihara kekayaan netto berwujud (tangible net worth) harus lebih besar dari Rp 800 miliar.

• Memelihara ratio antara laba sebelum beban bunga, pajak, dan beban penyusutan dan amortisasi terhadap beban bunga ditambah bagian hutang jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun (debt service coverage ratio), tidak kurang dari 1 : 1

• Memelihara ratio antara seluruh pinjaman terhadap kekayaan netto berwujud (gearing

ratio), tidak lebih dari 2 : 1

• Memelihara ratio antara aktiva lancar terhadap hutang lancar, tidak kurang dari 1 : 1 Tujuan pinjaman sindikasi di atas merupakan langkah restrukturisasi hutang di antaranya untuk melunasi kewajiban obligasi III Ultrajaya tahun 2004 yang jatuh tempo, serta untuk pembiayaan investasi. Saldo pinjaman sindikasi per 30 Juni 2008 setelah dikonversikan dengan kurs tengah Bank Indonesia adalah sebesar Rp 226.473.750.000.

Tujuan lainnya adalah langkah pengendalian atas risiko suku bunga (interest rate risk) dan risiko kurs tukar (exchange rate risk). Atas dasar itu Induk Perusahaan melakukan lindung nilai (Currency Swap) terhadap pinjaman sindikasi dengan kurs lindung nilai (Currency

Swap) sebesar Rp. 9.142 per USD 1,- dan tarif suku bunga tetap yang disepakati dengan

perincian sebagai berikut :

Swap Reference

Nomor CSW:

Jangka Waktu Kredit Pinjaman

Pokok USD Kurs Lindung Nilai IDR Pinjaman Pokok IDR 070729996 22-03-2007 s/d 22-03-2011 5,000,000 9.080 45.400.000.000 070729997 30-05-2007 s/d 30-05-2011 11,000,000 9.230 101.530.000.000 070119998 14-03-2007 s/d 14-03-2011 8,000,000 9.125 73.000.000.000 070119999 14-03-2007 s/d 14-03-2011 5,000,000 9.125 45.625.000.000 070729998 22-03-2007 s/d 22-03-2011 7,000,000 9.080 63.560.000.000

Pinjaman berdasarkan kurs

lindung nilai/hedging 24.550.000 9.142 224.436.100.000

Keuntungan selisih kurs

penjabaran mata uang asing ke dalam rupiah

24.550.000 83 2.037.650.000

Pinjaman berdasarkan kurs

tengah Bank Indonesia per 30 Juni 2008

24.550.000 9.225 226.473.750.000

Kerugian selisih kurs sebesar Rp 2.037.650.000 per 30 Juni 2008 berasal dari penjabaran pinjaman ke dalam mata uang rupiah pada tanggal neraca. Atas keuntungan/ (kerugian) tersebut belum direalisasi diakui sebagai bagian akun ekuitas.

(Lihat Catatan: 2t, 23)

b. Hutang Obligasi

Hutang Obligasi III telah dilunasi pada tanggal 4 April 2007

(32)

19. KEWAJIBAN JANGKA PANJANG (Lanjutan) c. Hutang Sewa Guna Usaha

• PT Saseka Gelora Finance

Berdasarkan perjanjian No. JKT/2008/017/00 tanggal 16 Mei 2008, Induk Perusahaan telah melakukan transaksi sewa-guna usaha pembiayaan (sale and lease back) dengan PT Saseka Gelora Finance untuk mesin-mesin produksi dengan persyaratan sebagai berikut :

Barang Modal : Mesin Produksi

Harga Perolehan : Rp 55.719.530.486

Simpanan Jaminan : Rp 5.719.530.486

Nilai Pokok Pembiayaan : Rp 50.000.000.000

Tingkat suku bunga : 11,50% p.a

Jangka waktu : 3 tahun

(Lihat Catatan 11)

20. MODAL SAHAM

Pada tahun 2000, sesuai dengan akta risalah RUPS No. 31 tanggal 30 Agustus 2000 dari Lien Tanudirdja, S.H., Notaris di Bandung, Induk Perusahaan meningkatkan modal dasar dan melakukan pemecahan nilai saham (stock split). Modal dasar sebesar Rp 425.000.000.000 ditingkatkan menjadi Rp 1.500.000.000.000 yang terbagi atas 7.500.000.000 saham dengan nilai nominal sebesar Rp 200 per saham (Lihat Catatan 1c).

Komposisi pemilikan saham Induk Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2008 dan 2007 berdasarkan catatan yang dibuat oleh Biro Administrasi Efek PT Sirca Datapro Perdana, adalah sebagai berikut:

2008

Pemegang saham Saham Nilai Nominal

(Rp)

Persentase (%)

UBS Equities 774.348.461 154.869.692.200 26,81

PT Prawirawidjaja Prakarsa 618.076.065 123.615.213.000 21,40

Tuan Sabana Prawirawidjaja 165.305.500 33.061.100.000 5,72

Masyarakat 1.330.651.974 266.130.394.800 46,07

Jumlah 2.888.382.000 577.676.400.000 100,00

2007

Pemegang saham Saham Nilai Nominal

(Rp)

Persentase (%)

PT Prawirawidjaja Prakarsa 618.076.065 123.615.213.000 21,40

PT Indolife Pensiontama 500.000.000 100.000.000.000 17,31

PT Nikko Securities Indonesia 157.152.000 31.430.400.000 5,44

Masyarakat 1.613.153.935 322.630.787.000 55,85

Referensi

Dokumen terkait

Jaringan syaraf tiruan LVQ diharapkan dapat digunakan dalam mengklasifikasikan bidang konsentrasi tugas akhir yang sesuai dengan pola nilai mata kuliah yang

Hal ini ditegaskan oleh Sanjaya (2014:191) bahwa strategi pembelajaran ekspositori sebagai berikut: (1) hanya dapat dilakukan terhadap siswa yang memiliki kemampuan mendengar

Penerapan prinsip kehati-hatian (prudential banking principle) dalam pemberian kredit dapat diartikan sebagai prinsip yang diterapkan oleh bank dalam menjalankan

(menggunakan dua ukuran kinerja yaitu Tobin’s-Q sebagai ukuran penilaian pasar terhadap perusahaan dan ROA sebagai ukuran kinerja operasional) dan variabel independen yang dipakai

Hasil angket dari ahli media diperoleh bahwa validator A pada menilai dari aspek penilaian tampilan dan program bahan ajarmenarik dan membuat siswa mudah memahami materi, dan

Tulisan ini dibuat untuk mengidentifikasi masalah risiko pada koleksi digital dan bagaimana penilaian risiko terhadap koleksi digital dari peluang risiko yang mungkin

Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 52 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Balai Pengembangan Cadangan Pangan Sebagai Unit Pelaksana Teknis Pada Badan

Dari tabel tersebut terlihat bahwa diantara usia, jenis kelamin serta pendidikan yang memiliki hubungan terhadap tingkat kepatuhan adalah pendidikan dengan nilai p <