• Tidak ada hasil yang ditemukan

PUTUSAN NOMOR HK.2010/02/I/MP.15 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN MAHKAMAH PELAYARAN TENTANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PUTUSAN NOMOR HK.2010/02/I/MP.15 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN MAHKAMAH PELAYARAN TENTANG"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

TENTANG

KECELAKAAN KAPAL BOCOR DAN KANDAS KLM. MAHSUNAH DI DERMAGA PELABUHAN PT. SEMEN BOSOWA KABIL-BATAM

Pada tanggal 14 Desember 2013, pukul 21.15 WIB, saat kapal sandar di Dermaga Pelabuhan PT. Semen Bosowa Kabil-Batam telah memuat 4.000 sak semen dari rencana 7.000 sak semen yang akan dimuat, KLM. Mahsunah bocor dan kandas di Dermaga Pelabuhan PT. Semen Bosowa Kabil-Batam.

Dalam peristiwa tersebut tidak terdapat korban jiwa ataupun luka, melainkan terdapat kerugian harta benda berupa KLM. Mahsunah bocor dan kandas beserta muatannya terendam air laut.

Direktur Jenderal Perhubungan Laut dengan suratnya No.KL.205/3/5/DN-14, tanggal 27 Maret 2014, telah melimpahkan berkas kecelakaan kapal KLM. Mahsunah kepada Mahkamah Pelayaran untuk dilakukan Pemeriksaan Lanjutan.

Berdasarkan Pasal 253 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran juncto Pasal 17 Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1998 tentang Pemeriksaan Kecelakaan Kapal, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2004 dan Pasal 373 huruf (a) Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD), Mahkamah Pelayaran telah mengadakan penelitian dan pemeriksaan lanjutan kecelakaan kapal, untuk mengetahui sebab-sebab terjadinya kecelakaan kapal tersebut, dan menentukan ada atau tidak adanya kesalahan atau kelalaian dalam penerapan standar profesi kepelautan serta menjatuhkan sanksi administratif kepada Tersangkut yang terbukti bersalah atau lalai.

Berkas-berkas yang diterima oleh Mahkamah Pelayaran, antara lain berupa :

1. Laporan Kecelakaan Kapal (LKK) nomor KL.205/1/6/Kpl-Btm.2013, dibuat oleh Nakhoda di Batam, tanggal 14 Desember 2013, dan diketahui oleh Kepala Bidang Kesyahbandara Kantor Pelabuhan Batam;

2. Laporan Awal Kecelakaan Kapal, nomor KL.205/1/6/Kpl.Btm-13, dibuat di Batam tanggal 15 Desember 2013, oleh Kepala Bidang Kesyahbandaran Kantor Pelabuhan Batam;

3. Berita Acara, dibuat di Batam, tanggal 16 Desember 2013, oleh Nakhoda KLM. Mahsunah;

(2)

4. Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP), Nakhoda dan Anak Buah Kapal, dibuat di Batam, tanggal 16 Desember 2013, oleh Marine Inspector Kantor Pelabuhan Batam, terhadap :

a. Nakhoda, Andi Asri Riyansyah; b. Kelasi, Dicky Frima Simanungkalit.

5. Berita Acara Pendapat (

Resume

), dibuat tanggal 20 Januari 2014, oleh Marine Marine Inspector Kantor Pelabuhan Batam dan diketahui Kepala Bidang Kesyahbandaran Kantor Pelabuhan Batam;

6. Dokumen Kapal, terdiri dari :

a. Surat Ijin Model E, nomor PK.673/1/9/UPP.TUB-2013, tanggal 20 Agustus 2013, berlaku sampai dengan tanggal 19 November 2013, diterbitkan oleh Kepala Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Tanjung Uban sebagai pengganti Surat Laut;

b. Halaman Tambahan, nomor PK.205/6/15/KSOP.TLD-2013, tanggal 21 November 2013, berlaku sampai dengan tanggal 20 Desember 2013, diterbitkan oleh Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas III Talang Duku;

c. Surat Ukur Internasional (1969), nomor 471/No, tanggal 26 Desember 2008, diterbitkan oleh Administrator Pelabuhan Tanjung Wangi;

d. Sertifikat Keselamatan Bagi Kapal Layar Motor (KLM) Berukuran Tonase Kotor Sampai Dengan 500 GT, nomor PK.001/29/5/KSOP.TLD-2013, diterbitkan oleh Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas III Talang Duku; e. Sertifikat Bebas Tindakan Sanitasi Kapal, nomor D03-0054858-ICX, tanggal

15 Agustus 2013, berlaku sampai dengan tanggal 14 Februari 2014, diterbitkan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan Palembang;

f. Sertifikat Pengawasan PPPK Kapal, nomor PM.04.12/VII.19/918/2013, tanggal 15 Agustus 2013, berlaku sampai dengan tanggal 14 Februari 2014, diterbitkan oleh Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Palembang;

g. Surat Keterangan Docking, nomor 012/SKD/SYS/III/2013, dibuat di Batam, tanggal 05 Maret 2013, oleh PT. Sarana Yeoman Sembada;

h. Surat Keterangan Susunan Perwira, nomor PK.304/8/6/KSOP-TLD-2013, tanggal 21 November 2013, diterbitkan oleh Kepala Seksi Keselamatan Berlayar Penjagaan dan Patroli, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Talang Duku;

(3)

i. Surat Persetujuan Berlayar (SPB), nomor E.2/KSOP.III/3920/XI/2013, tanggal 21 November 2013, diterbitkan oleh Syahbandar Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Talang Duku.

7. Sertifkat Keahlian Pelaut, terdiri dari :

Surat Kecakapan MPR TK.I, nomor K2 001 160, dikeluarkan di Semarang, tanggal 04 Juni 2003, atas nama Andi Asri Riyansyah.

Dari berkas dan keterangan dalam Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP) dan keterangan yang diberikan dalam Pemeriksaan Lanjutan dihadapan Sidang Mahkamah Pelayaran di Kantor Mahkamah Pelayaran Jakarta, tanggal 20 Oktober 2014 dan tanggal 03 November 2014, dapat dikemukakan hal-hal sebagai berikut :

A. Berkas dan keterangan yang diberikan dalam pemeriksaan

pendahuluan: 1. Data Kapal

Nama : MAHSUNAH

Jenis : Kapal Layar Motor

Bendera : Indonesia

Pembuatan / Konstruksi : Tahun 2007/ Kayu Isi kotor / Isi bersih : GT. 189 / NT.131 Tanda selar : GT. 189 No.471/Na

Tenaga Penggerak Utama : 1 (satu) buah merek Nissan RF 10, 410 PK 2000 Rpm

Ukuran Pokok

Panjang : 23,36 meter Lebar : 9,25 meter

Dalam : 3,60 meter

Pemilik/Agen : Lukmanul Hakim/PT. Pelra Batam Putra Tempatan

Nakhoda : Andi Asri Riyansyah Awak Kapal : 4 (empat) orang

2. Jalannya Peristiwa.

a. Pada tanggal 21 November 2013, pukul 15.00 WIB, KLM. Mahsunah, diawaki 4 (empat) orang, di Nakhodai Saudara Asril, bertolak dari Pelabuhan Talang Duku Jambi menuju Pelabuhan Batam, muatan nihil; b. Tanggal 14 Desember 2013, pukul 15.00 WIB, KLM. Mahsunah yang sandar

kiri di dermaga PT Semen Bosowa Pelabuhan Kabil Batam sedang melakukan pemuatan semen sebanyak 4.000 sak semen dari rencana

(4)

7.000 sak semen yang akan dimuat, cuaca mulai buruk, angin kencang, laut mulai berombak, sehingga lambung kiri kapal membentur dermaga berulang kali mengakibatkan kapal bocor;

c. Setelah KLM. Mahsunah bocor, salah satu Awak Kapal melihat air laut masuk ke kamar mesin melalui lambung kiri kapal dan melaporkan kepada Nakhoda, selanjutnya Nakhoda memerintahkan untuk memompa air yang berada di dalam ruang kamar mesin dengan menggunakan 7 (tujuh) buah mesin pompa, tetapi tidak berhasil, kemudian Awak Kapal sempat melakukan pembongkaran untuk 1000 sak semen yang ada di dalam palkah sambil menarik kapal tersebut ketempat yang dangkal;

d. Pukul 21.05 WIB kapal kandas, tidak terdapat korban jiwa awak kapal yang berada di kapal hanya 2 (dua) orang yaitu Nakhoda Saudara Andi Asri Riyansyah dan Kelasi Saudara Dicky Frima Simanungkalit, namun terdapat kerugian harta benda berupa KLM. Mahsunah bocor dan kandas beserta muatan semen yang ada terendam air Laut.

3. Dalam peristiwa kecelakaan tersebut, Mahkamah Pelayaran menetapkan Tersangkut dan Saksi-saksi sebagai berikut :

a. Tersangkut : Nakhoda, Andi Asri Riyansyah;

b. Saksi-saksi : 1) Kelasi, Dicky Frima Simanungkalit;

2) Kepala Seksi Tertib Berlayar Kantor Pelabuhan Batam, Capt. Benny Berkiah Pandelaki;

3) Marine Inspector Kantor Pelabuhan Batam, Artonny, S.Si.T

B. Dalam upaya untuk memperoleh keterangan lebih lanjut sehubungan dengan Kecelakaan Kapal, Mahkamah Pelayaran telah memanggil secara patut kepada Tersangkut dan para Saksi guna didengar keterangannya di hadapan Sidang Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal, tanggal 20 Oktober 2014 dan tanggal 03 Nopember 2014, di Kantor Mahkmah Pelayaran, Jakarta. Keterangan yang diberikan dalam Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP) dan dihadapan Sidang Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal Mahkamah Pelayaran adalah sebagai berkut :

1. Tersangkut Nakhoda, Andi Asri Riyansyah, tidak hadir dalam sidang pemeriksaan lanjutan, keterangan yang diambil dari BAPP adalah sebagai berikut :

a. Lahir di : Sulawesi Selatan Tanggal : 05 Desember 1978 Agama : Islam

Alamat : Jl. Pertatean Barat RT.03/RW.04 Cirebon Pendidikan

Umum : 1) SD, Ijazah tahun 1989;

(5)

2) SMP, Ijazah tahun 1992;

Kepelautan : MPR TK.I, Surat Kecakapan tahun 2003.

Pengalaman berlayar :

1) Nakhoda, KLM. Sari Bunga Sentosa, tahun 2009; 2) Nakhoda, KLM. Rahim Jaya Abadi, tahun 2011; 3) Nakhoda, KLM. Equator, tahun 2013;

4) Nakhoda, KLM. Mahsunah, 10 Desember 2013 s/d kejadian.

b. Pada tanggal 10 Desember 2013, Tersangkut Nakhoda bersama 3 (tiga) orang ABK lainnya mulai bekerja di KLM. Mahsunah pada saat kapal sandar di Dermaga Bosowa, Kabil Batam;

c. Tanggal 14 Desember 2013, kapal berada di Pelabuhan Bosowa untuk kegiatan muat rencana 7.000 sak semen, namun pada saat pemuatan 4.000 sak semen, keadaan cuaca angin mulai kencang dan gelombang laut kuat, sehingga lambung kiri kapal membentur dermaga berulang kali mengakibatkan kapal bocor;

d. Pukul 15.00 WIB, Kelasi Saudara Dicky Frima Simanungkalit melihat air laut masuk ke kamar mesin melalui lambung kiri kapal dan melaporkan kepada Tersangkaut Nakhoda, selanjutnya Tersangkut Nakhoda memerintahkan untuk memompa air yang berada di ruang kamar mesin dengan menggunakan 7 (tujuh) buah pompa, tetapi tidak berhasil, kemudian Awak Kapal sempat melakukan pembongkaran untuk 1000 sak semen yang ada di ruang muat dan para awak kapal menarik KLM. Mahsunah ke tempat yang dangkal untuk dikandaskan agar tidak tenggelam seluruhnya dan pukul 21.05 WIB, kapal kandas;

e. Dalam peristiwa tersebut, tidak terdapat korban jiwa maupun luka, namun terdapat kerugian harta benda berupa KLM. Mahsunah bocor dan kandas beserta muatannya terendam air laut.

2. Saksi Kelasi, Dicky Frima Simanungkalit, tidak hadir dalam sidang pemeriksaan lanjutan, keterangan yang diambil dari BAPP adalah sebagai berikut:

a. Lahir di : Tebing Tinggi Tanggal : 01 Desember 1983 Agama : Islam

Alamat : Jln. Nusa Indah V No.5 LK. IX Pendidikan

Umum : 1) SD, Ijazah tahun 1992; 2) SMP, Ijazah tahun 1998; 3) SMA, Ijazah tahun 2001.

(6)

Pengalaman berlayar :

1) Kelasi, KM. Cipta Raya, tahun 2004;

2) Kelasi, KLM. Rahim Jaya Abadi, tahun 2012;

3) Kelasi, KLM. Mahsunah, 10 Desember 2013 s/d kejadian.

b. Saksi tidak mengetahui kapal datang dari mana tetapi Saksi mengetahui kapal akan bertolak ke Talang Duku Jambi. Saksi mulai bekerja di kapal tanggal 10 Desember 2013, ketika kapal berada di Dermaga Bosowa, Kabil Batam;

c. Tanggal 14 Desember 2013, kapal berada di Dermaga Bosowa, Kabil Batam untuk memuat semen, pada saat itu keadaan cuaca angin mulai kencang dan gelombang laut besar, kapal membentur dermaga berulang kali dari sisi lambung kiri;

d. Pukul 15.00 WIB, Saksi melihat air laut masuk ke kamar mesin dan memberitahu kepada Nakhoda, selanjutnya Nakhoda memerintahkan Awak Kapal untuk memompa air yang masuk ke dalam ruang kamar mesin dengan menggunakan 7 (tujuh) buah pompa celup namun tidak berhasil, karena jumlah air laut yang masuk ke dalam ruang kamar mesin tidak sebanding dengan pompa yang di gunakan;

e. Dari kejadian tersebut tidak terdapat korban jiwa maupun luka hanya terdapat kerugian materil yaitu muatan sebagian yang sudah masuk kedalam palkah terendam air tidak sempat di selamatkan dan kapal separuh badan tenggelam di air.

3. Saksi Kepala Seksi Tertib Berlayar Bidang Kesyahbandaram Kantor Pelabuhan Batam, Capt. Benny Berkiah Pandelaki, dalam keadaan sehat dibawah sumpah, memberikan keterangan sebagai berikut :

a. Lahir di : Parigi

Tanggal : 28 November 1971 Agama : Kristen Protestan

Alamat : Perumahan Beverly Park blok P2 No.2 Batam Center, Batam Pendidikan

Umum : 1) SD, Ijazah tahun 1984, di Parigi; 2) SMP, Ijazah tahun 1987, di Parigi; 3) SMA, Ijazah tahun 1990, di Parigi;

4) D III/Strata A, Ijazah tahun 1994, di Ujung Pandang; 5) S1/Strata B, Ijazah tahun 2003, di Jakarta.

Kepelautan : 1) MPB III, Ijazah tahun 1994, di Ujung Pandang; 2) ANT I, Ijazah tahun 2010, di Jakarta.

Pengalaman bekerja :

1) Staff, Adpel Kelas Utama Tanjung Priok, mulai 01 April 2006;

(7)

2) Kepala Seksi Bidang Kesyahbandaran Kantor Pelabuhan Batam, mulai 08 Desember 2010 s/d sekarang.

b. Saksi menyatakan tidak mengetahui kejadian kandasnya KLM. Mahsunah secara langsung, dan Saksi mengetahui kejadian setelah pihak keagenan mengirimkan surat pemberitahuan bocor dan kandasnya KLM. Mahsunah ke Kantor Pelabuhan Batam;

c. Saksi mulai menjabat sebagai Kepala Seksi Tertib Berlayar Bidang Kesyahbandaran di Kantor Pelabuhan Batam sejak 08 Desember 2010, yang bertugas dan bertanggung jawab untuk melakukan pengawasan keselamatan dan keamanan pelabuhan pada daerah lingkungan kerja dan daerah lingkungan kepentingan pelabuhan, mengadakan pemeriksaan terhadap kapal yang akan keluar masuk pelabuhan, mengecek dokumen-dokumen kapal, memberikan rekomendasi perijinan olah gerak kapal, penerbitan SPB, pengangkutan Barang Berbahaya, membuat BAPP serta memberikan pertolongan dalam hal terjadi kecelakaan;

d. Saksi sebagai Tim Pemeriksa, tetapi tidak ikut melakukan pemeriksaan, karena yang melakukan pemeriksaan Saudara Artonny sebagai wilker Kabil Batam atas perintah Kepala Bidang Kesyahbandaran sedangkan Saksi bertugas di Pelabuhan Telaga Punggur;

e. Penyebab kecelakaan adalah cuaca buruk dan karena benturan kapal dengan dermaga mengakibatkan kapal bocor.

4 Saksi Marine Inspector Kantor Pelabuhan Batam, Artonny, S. Si. T, dalam keadaan sehat dibawah sumpah, memberikan keterangan sebagai berikut : a. Lahir di : Belawan

Tanggal : 02 Mei 1979 Agama : Islam

Alamat : Aviari Griya Pratama Blok DD/29 Batu Aji Batam Pendidikan

Umum : 1) SD, Ijazah tahun 1991, di Belawan; 2) SMP, Ijazah tahun 1994, di Belawan; 3) SMA, Ijazah tahun 1997, di Medan; 4) D IV, Ijazah tahun 2001, di Jakarta Kepelautan: 1) ANT III, Ijazah tahun 2001, di Jakarta; 2) ANT II, Ijazah tahun 2004, di Jakarta. Pengalaman berlayar :

1) Mualim I, MV. Tong Bao, tahun 2006 s/d tahun 2007;

2) Nakhoda, MV. Mandiri Tanggo 4, tahun 2007 s/d tahun 2008;

3) CPNS, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, tahun 2009 s/d tahun 2010;

4) Staff, Kantor Pelabuhan Batam, tahun 2010 s/d tahun 2011;

(8)

5) Marine Inspector, Kantor Pelabuhan Batam, tahun 2011 s/d sekarang. b. Saksi menyatakan bahwa menurut pengakuan Tersangkut Nakhoda pada

saat dipanggil untuk dibuatkan Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan, pada tanggal 14 Desember 2013, pukul 13.00 WIB, sebelum kejadian angin sudah mulai kencang, ombak kuat, kemudian KLM. Mahsunah membentur Dermaga berulang kali, mengakibatkan kapal bocor karena fender (dapra) dari Dermaga tidak tersedia, salah satu dari Awak Kapal memberitahukan bahwa ada air masuk ke ruang kamar mesin, dan akhirnya kapal digiring ke tempat yang dangkal dengan cara menarik secara manual bersama-sama untuk dikandaskan disekitar pelabuhan agar muatan dan kapal tidak tenggelam seluruhnya;

c. Sebelumnya Saksi tidak mengetahui ada KLM. Mahsunah sedang sandar di Pelabuhan PT. Semen Bosowa Kabil Batam, karena tidak ada laporan dan tidak ada registrasi;

d. Saksi ditugaskan di Wilker Kabil sejak bulan April 2013 merangkap sebagai Marine Inspector dan bertugas untuk keselamatan pelayaran, mengecek kapal-kapal dan membuat serta menerbitkan SPB (Surat Persetujuan Berlayar);

e. Saksi mengetahui terjadinya kecelakaan bocor dan kandasnya KLM. Mahsunah, tanggal 15 Desember 2013, setelah ada laporan dari pihak

Agen, dan Saksi langsung melaporkan kejadian tersebut ke pimpinan, selanjutnya pimpinan memerintahkan saksi untuk turun ke lokasi untuk melihat/memeriksa kejadian kandasnya KLM. Mahsunah dan melapor ke Poskodalops di Batu Ampar, selanjutnya memanggil Tersangkut Nakhoda dan Kelasi ke Kantor Pelabuhan Batam untuk dibuatkan BAPP sesuai SPT dan atas perintah atasan.

C. Pendapat Mahkamah Pelayaran.

Atas dasar penelitian dan pemeriksaan secara seksama terhadap berkas yang diterima Mahkamah Pelayaran dalam Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan, serta keterangan-keterangan yang diberikan para Tersangkut dan Para Saksi dihadapan Sidang Pemeriksaan Lanjutan di Kantor Mahkamah Pelayaran, Jakarta, pada tanggal 20 Oktober 2014 dan tanggal 03 November 2014, sehubungan dengan Kecelakaan Kapal Kandasnya KLM. Mahsunah, di Pelabuhan PT. Semen Bosowa Kabil Batam, pada tanggal 14 Desember 2013, pukul 21.15 WIB, telah sampai pada pendapat sebagai berikut :

1. Tentang Kapal, Surat Kapal dan Awak Kapal.

Berdasarkan pemeriksaan atas data-data administratif, dan berdasarkan hasil pemeriksaan lanjutan terhadap para Tersangkut dan para Saksi serta

(9)

keterangan yang di ambil dari BAPP, maka keadaan kapal, surat kapal, dan Awak Kapal dapat disimpulkan sebagai berikut :

a. Kapal.

KLM. Mahsunah adalah Kapal Layar Motor (KLM) bahan kayu, berbendera Indonesia berukuran GT 189 dibangun tahun 2007, bergeladak 1 (satu), berbaling-baling 2 (dua), tenaga penggerak utama mesin induk 1 (satu) buah merk Nissan RF 10, 410 PK Rpm 2000, mesin bantu 3 (tiga) unit merk Dong Feng, ME 1110,22 PK x 3 unit = 66 PK.

Kapal telah melaksanakan docking terakhir tanggal 22 sampai dengan tanggal 28 Februari 2013 di docking PT. Sarana Yeoman Sembada, Teluk Nipah Telaga Punggur Batam.

b. Surat-surat Kapal.

KLM. Mahsunah belum memiliki Surat Laut sebagai penggantinya diterbitkan Surat Ijin dengan Model E nomor PK.673/1/9/UPP.TUB-2013, tanggal 20 Agustus 2013, berlaku sampai dengan tanggal 19 November 2013, dikeluarkan oleh Kepala Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Tanjung Uban, sebagai perpanjangan Surat Ijin yang telah habis masa berlakunya diterbitkan Halaman Tambahan nomor PK.205/6/15/KSOP.TLD-2013, berlaku sampai dengan tanggal 21 November PK.205/6/15/KSOP.TLD-2013, sampai dengan tanggal 20 Desember 2013, oleh Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Talang Duku Jambi.

Surat Ukur Internasional (1969) nomor 471/Na, tanggal 26 Desember 2008 dikeluarkan oleh Kepala Kantor Administrator Pelabuhan Tanjungwangi, Sertifikat Keselamatan Bagi Kapal Layar Motor (KLM) berukuran Tonase Kotor sampai dengan 500 GT nomor PK.001/29/5/KSOP-TLD-2013, dikeluarkan oleh Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas III Talang Duku.

c. Awak Kapal.

Susunan Perwira Deck dan Mesin, sebagai berikut : Bagian Deck

Nakhoda : Andi Asri Riyansyah sertifikat MPR Tk. I, tahun 2003. Bagian Mesin

KKM : Tidak ada.

KLM. Mahsunah belum dilengkapi dengan Susunan Perwira Deck dan Mesin yang ada hanya Nakhoda atas nama Saudara Andi Asri Riyansyah, memiliki Surat Kecakapan sebagai Mualim Pelayaran Rakyat Tingkat I nomor K2 001 160, yang diterbitkan tanggal 04 Juni 2003 oleh Kepala Kantor Wilayah

(10)

Departemen Perhubungan Jawa Tengah, dapat diduga adanya ketidakabsahan sertifikat, mengingat Kantor Wilayah Departemen Perhubungan tidak mempunyai kewenangan menerbitkan Surat Keterangan tersebut dikarenakan sejak tahun 2001 telah berubah statusnya menjadi Otonomi Daerah.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa :

1. Kapal, instalasi permesinan, perlengkapan kapal dalam keadaan baik dan memenuhi persyaratan;

2. Surat-surat kapal lengkap, namun ada beberapa dokumen kapal yang habis masa berlakunya;

3. Susunan Perwira Deck dan Mesin tidak memenuhi persyaratan sesuai Keputusan Menteri Perhubungan nomor KM 70 Tahun 1998, tanggal 21 Oktober 1998 dan Surat Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut nomor PY.67/2/3-01, tanggal 06 November 2001.

2. Tentang Cuaca.

Berdasarkan hasil analisis dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, dan berdasarkan keterangan Tersangkut dan para Saksi pada BAPP, maka mengenai keadaan cuaca pada saat kejadian kecelakaan kapal di lokasi kejadian adalah sebagai berikut :

a. Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Stasiun Meteorologi Maritim Klas I Tanjung Priok, dengan suratnya tanggal 11 September 2014, bahwa keadaan cuaca pada tanggal 14 Desember 2013, pukul 21.15 WIB, di Dermaga Pelabuhan PT. Semen Bosowa Kabil-Batam, adalah sebagai berikut :

Cuaca : Cerah - Berawan

Arah dan Kecepatan Angin : Utara – Timar Laut, 6.8 – 9.9/10.8 knots Arah dan Kecepatan Arus : Utara, 8.6 – 10.0 Cm/det

Tinggi Gelombang : Timur Laut, 0.9 M – 1.5/1.6 M Jarak Penglihatan : 6.0 – 8.0 Mil

b. Menurut keterangan Tersangkut dan para saksi dalam BAPP maupun dihadapan Sidang Majelis Mahkamah Pelayaran, pada saat kapal sedang memuat keadaan cuaca cerah, namun angin semakin kencang dari arah Utara yang menimbulkan ombak dan gelombang semakin tinggi.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa keterangan Tersangkut dan para Saksi tentang keadaan cuaca pada saat kejadian dapat diterima.

(11)

3. Tentang Muatan dan Stabilitas Kapal.

Berdasarkan data ukuran kapal, daftar manifest, tata letak bangunan kapal, dan tata letak susunan muatan, maka mengenai keadaan muatan dan stabilitas kapal adalah sebagai berikut :

a. Muatan.

KLM. Mahsunah dengan surat ukur Internasional (1969) nomor 471/Na, diterbitkan oleh Adpel Tanjung Wangi, tanggal 26 Desember 2008, memiliki ukuran ukuran pokok sebagai berikut :

Panjang : 23,36 meter Lebar : 9,25 meter Dalam : 3,60 meter

Pada saat kejadian dalam kondisi sedang melaksanakan pemuatan semen sebanyak 4000 sak yang di rencanakan memuat sebanyak 7000 sak namun kapal terlanjur mengalami kebocoran sehingga muatannya terendam air kondisi rusak.

b. Stabilitas.

KLM. Mahsunah pada saat sebelum dan sedang melaksanakan pemuatan kondisi Stabilitas kapal cukup baik dan kapal berdiri tegak, namun setelah terjadi kebocoran dan air masuk kedalam ruang kamar mesin stabilitas menjadi tidak baik dan kapal mengalami kemiringan.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa keadaan muatan KLM. Mahsunah sebelum kejadian dapat diterima, sedangkan keadaan muatan dan stabilitas sesudah kejadian tidak dapat diterima.

4. Tentang Navigasi dan Olah Gerak.

Setelah menganalisa tentang kelengkapan alat bantu navigasi, aturan-aturan bernavigasi, situasi lingkungan tempat kejadian, dan kebiasaan pelaut yang baik (

good seamanship

), maka cara bernavigasi dan cara berolah gerak dinilai sebagai berikut :

Pada tanggal 14 Desember 2013, pukul 21.15 WIB, KLM. Mahsunah sedang sandar di Dermaga PT. Semen Bosowa Kabil Batam untuk melakukan pemuatan sebanyak 7000 sak semen.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa kapal pada saat kejadian tidak sedang bernavigasi dan tidak sedang berolah gerak.

(12)

5. Tentang Sebab Terjadinya Peristiwa.

Setelah menganalisa fakta-fakta dasar, kondisi lingkungan (faktor alam), dokumen, faktor teknis, faktor manusia dan faktor organisasi, mengenai kecelakaan kapal bocor dan kandasnya KLM. Mahsunah, maka Majelis Sidang Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa :

a. Angin kencang yang bertiup disertai gelombang laut yang dialami oleh KLM. Mahsunah, menghempas langsung ke lambung yang sedang sandar di dermaga yang mengakibatkan benturan ke dinding dermaga tersebut tidak dilengkapi dengan dapra (

fender

) secara terus menerus mengakibatkan kebocoran pada lambung kiri kapal tersebut;

b. Penyebab bocor dan kandasnya KLM. Mahsunah diawali adanya angin cukup kencang dibarengi dengan gelombang yang kuat dari arah lambung kanan kapal, menyebabkan kapal berayun dan bergerak ke kiri dan ke kanan tidak menentu serta membentur-bentur dermaga beton tanpa dilindungi oleh dapra (

fender

) dimana kapal konstruksi terbuat dari kayu yang mengakibatkan terjadinya kebocoran pada lambung kapal tersebut, sehingga air laut dengan mudah masuk ke dalam ruang kapal;

c. Kurang cepatnya Tersangkut Nakhoda dalam mengambil keputusan pada saat kapal mulai membentur-bentur dermaga untuk memasang dapra (

fender

) atau segera mengambil tindakan keluar dari dermaga untuk berlabuh agar tidak terjadi benturan-benturan tersebut serta ketidak mampuan peralatan pompa untuk memompa ruangan yang kemasukan air mengingat jumlah air yang masuk tidak sebanding dengan jumlah air yang dipompa.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa bocor dan kandasnya KLM. Mahsunah disebabkan oleh faktor cuaca buruk dan angin kencang serta tidak tanggapnya Tersangkut Nakhoda untuk bertindak secara cepat untuk mengendorkan tali-tali yang mengikat atau melakukan olah gerak untuk keluar dari dermaga, mengingat dermaga tidak terpasang karet dapra (

fender

) sebagai pelindung benturan kapal tersebut.

6. Tentang Upaya Penyelamatan.

Berdasarkan pemeriksaan data dalam Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan, dan berdasarkan hasil pemeriksaan lanjutan, maka mengenai upaya penyelamatan yang dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Tersangkut Nakhoda berupaya semaksimal mungkin untuk melakukan dan memerintahkan pada awak kapalnya untuk melakukan pemompaan pada saat kapal bocor dan air mulai masuk ke kamar mesin;

(13)

b. Tersangkut Nakhoda telah berupaya secara manual untuk menggeser dan menarik kapal tersebut ke tempat yang dangkal untuk dikandaskan agar kapal tersebut tidak tenggelam di area Dermaga yang kelak akan lebih menyulitkan untuk dilakukan pengangkatan maupun penggunaan dermaga di kemudian hari.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa upaya penyelamatan yang dilakukan Tersangkut Nakhoda dan para Saksi dapat diterima.

7. Tentang Kesalahan dan Kelalaian.

Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan di atas, dalam kasus kecelakaan kapal bocor dan kandasnya KLM. Mahsunah, pada tanggal 14 Desember 2013, pukul 21.15 WIB, di Pelabuhan PT. Semen Bosowa Kabil Batam, maka beban tanggung jawab terhadap kesalahan dan kelalaian adalah sebagai berikut : a. Tersangkut Nakhoda adalah penanggung jawab umum, dalam hal situasi di

anggap kritis tidak mengambil keputusan dengan cepat dan segera, namun pada kejadian KLM. Mahsunah pada saat angin kencang datang dibarengi dengan ombak dan gelombang yang menghempas lambung kapal dan membentur dermaga, tidak segera melakukan penyelamatan untuk berolah gerak meninggalkan dermaga dan melakukan labuh jangkar agar kapal aman tidak terjadi benturan – benturan yang berkelanjutan yang mengakibatkan terjadi kebocoran;

b. Tersangkut Nakhoda mengetahui bahwa pada saat kapal sandar dan ternyata Dermaga tidak dilengkapai dengan dapra (

fender

) seharusnya bisa memerintahkan pada awak kapal untuk memasang dapra (

fender

) secara manual.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa Tersangkut Nakhoda KLM. Mahsunah belum sepenuhnya menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan kebiasaan pelaut yang baik (

good seamanship

) dan dinilai belum memenuhi kewajibannya sesuai amanah pasal 342 Kitab

Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD), sedangkan bocor dan kandasnya KLM. Mahsunah juga adalah sebagai akibat dari angin kencang disertai

gelombang serta ombak yang tidak dapat diprediksi sebelumnya yang menghempas begitu keras terhadap lambung kapal dan dirasakan Tersangkut Nakhoda tidak berdaya yang juga merupakan peristiwa alam (

force majoure

).

(14)

8. Tentang Hal-Hal Yang Meringankan dan Memberatkan.

Berdasarkan proses persidangan terhadap Tersangkut, dan hal-hal pribadi yang disampaikan oleh Tersangkut, maka dipandang perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a. Tentang Hal-hal yang meringankan. Tidak ada

b. Tentang Hal-hal yang memberatkan.

Tidak hadir dalam 2 (dua) kali Sidang Pemeriksaan Lanjutan Mahkamah Pelayaran.

D. PUTUSAN :

Atas dasar kenyataan-kenyataan tersebut di atas, berdasarkan Pasal 373 huruf (a) Kitab Undang – Undang Hukum Dagang (KUHD), Pasal 253 ayat (1) dan ayat (2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran, dan Pasal 18 huruf (b) Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1998 tentang Pemeriksaan Kecelakaan Kapal dengan mempertimbangkan hal-hal yang meringankan dan memberatkan, Mahkamah Pelayaran :

MEMUTUSKAN :

I. Menyatakan bahwa Mahkamah Pelayaran telah memanggil Tersangkut Nakhoda secara patut, namun Tersangkut Nakhoda telah tidak hadir mememenuhi panggilan tersebut dan pemeriksaan lanjutan dilaksanakan secara

in absensia

. II. Menyatakan bahwa kecelakaan kapal bocor serta kandasnya KLM. Mahsunah,

tanggal 14 Desember 2013, pukul 21.15 WIB, di Pelabuhan PT. Semen Bosowa Kabil Batam, disebabkan karena faktor cuaca angin kencang disertai dengan ombak dan gelombang yang menghempas lambung kanan kapal tersebut lalu membentur Dermaga yang selanjutnya terjadi kebocoran (

force majoure

). III. Menyatakan bahwa kecelakaan kapal bocor dan kandasnya KLM. Mahsunah

tanggal 14 Desember 2013, pukul 21.15 WIB, adalah kurang tanggapnya Tersangkut Nakhoda untuk mengambil tindakan cepat dan tepat untuk menghindar atau menggerakkan kapal ketempat yang lebih aman pada saat awal-awal terjadinya benturan - benturan kapal dengan dermaga agar kapal terhindar dari kebocoran, Tersangkut Nakhoda tidak melaksanakan kewajibannya sesuai dengan amanah pasal 342 kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD).

(15)

IV. Menghukum Tersangkut Nakhoda KLM. Mahsunah, atas nama Andi Asri Riyansyah, lahir tanggal 05 Desember 1978, memiliki Surat Kecakapan MPR TK.I tahun 2003, nomor K2 001 160, diterbitkan di Semarang, tanggal 04 Juni 2003, oleh Kepala Kantor Wilayah Departemen Perhubungan Jawa Tengah, dengan

Peringatan

.

V. Putusan ini mulai berlaku sejak Berita Acara Pelaksanaan Putusan Mahkamah Pelayaran dari Direktur Jenderal Perhubungan Laut diterima oleh Terhukum.

Demikian Putusan Mahkamah Pelayaran yang dibacakan oleh Ketua Majelis dalam sidang terbuka di Jakarta, pada hari Kamis, tanggal 08 Januari 2015, dengan dihadiri oleh para Anggota Majelis dan Sekretaris Majelis Pengganti, tanpa dihadiri oleh Terhukum.

Ketua : ………... Capt. Gajah Rooseno, M. Mar.

Anggota : ………... Capt. Yan Risuandi, M. Sc.

Anggota : ………... Rusman Hoesien, ATT-I, M. Sc.

Anggota : ………... Ir. Budi Prasetyo

Anggota : ……….….... Muryamtini, S. H.

(16)

Referensi

Dokumen terkait

3.4 Mengidentifikasi fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan teks interaksi transaksional lisan dan tulis yang melibatkan tindakan memberi dan meminta informasi

Dokumen lain yang dapat dijadikan acuan dalam pengembangan silabus di satuan pendidikan antara lain adalah: Contoh silabus, bahan ajar, model satuan kredit semester, model

Penelitian ini telah dilakukan dengan ruang lingkup atau batasan kajian yang telah ditentukan, dimana pihak responden yang memberikan pendapat atau pandangan terhadap

Berdasarkan hasil analisis pengolahan data dari semua jawaban responden dan penelitian faktor yang menyebabkan keterlambatan pelaksanaan konstruksi Jalan Bebas

Dalam penelitian tugas akhir ini, adapun metode yang dilakukan yakni pengumpulan data melalui studi literasi yang bersumber dari antara lain: kajian desain yang disajikan

Analisis wah target peningkata ce improvem kan bagia Perwakilan dap kinerj gan targe dengan ket aratur Neg tikberatkan menyempu utama (IKU gi BPKP gsung. maksudka ksanaan g telah

1. Satuan Polisi Pamong Praja yang selanjutnya disingkat Satpol PP adalah Satuan Polisi Pamong Praja Kota Yogyakarta. Unit Pelaksana Teknis Satuan Polisi Pamong Praja

Logo dibuat bukan sekedar sebagai merek dagang atau simbol perusahaan melainkan harus mampu mempresentasikan korporasi dan mampu memberikan kepercayaan (trust) dalam tempo