• Tidak ada hasil yang ditemukan

1 e ABSTRAK. atribut biaya perjalanan adalah P BMlg = 0, ΔX1 Bsby =1- P BMlg, probability model, P BSby= 1- P BMlg, model

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "1 e ABSTRAK. atribut biaya perjalanan adalah P BMlg = 0, ΔX1 Bsby =1- P BMlg, probability model, P BSby= 1- P BMlg, model"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 8, Nomor 1, Juli 2016 139 PENGARUH AKSESIBILITAS DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP PEMILIHAN

MODA TRANSPORTASI UDARA (STUDI KASUS BANDARA ABDURACHMAN SALEH MALANG-BANDARA JUANDA SURABAYA)

Akhriadi, Ludfi Djakfar, Agus Suharyanto

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Jalan Mayjen Haryono 167, Malang 65145, Indonesia-Telp (0341)580120

e-mail: akhriadi@ymail.com

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui karakteristik pengguna moda transportasi pesawat Udara di Bandara Abdulrachman Saleh Malang dan di Bandara Juanda Surabaya, mengetahui pengaruh faktor aksesibiltas dan kualitas pelayanan terhadap pemilihan Bandara dengan mengunakan moda transportasi udara di Bandara Abdulrachman Saleh Malang dan di Bandara Juanda Surabaya serta mengetahui model pemilihan Bandara antara Bandara Abdulrachman Saleh Malang dan Bandara Juanda Surabaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Importance Performance Analysis (IPA) dan Stated Preference. Hasil metode Importance Performance Analysis didapatkan pengaruh faktor aksesibilitas dan kualitas pelayanan di Bandara Abdulrachamn Saleh Malang dipengaruhi 8 (delapan) faktor dengan kinerja rendah dengan kepentingan tinggi, yaitu ruang tunggu yang luas, kebersihan ruang tunggu dan area bandara, suhu udara ruang tunggu, Jumlah Tempat duduk ruang tunggu, luas ruang check in, waktu pelayanan di antrian check in, fasilitas penunjang bandara, adanya cctv di area parkir bandara, di Bandara Juanda Surabaya di pengaruhi 5 (lima) faktor yang kinerjanya kurang baik yaitu ongkos menuju Bandara, harga tiket pesawat, kemudahan menuju Bandara, waktu tempuh menuju Bandara, tersedianya angkutan umum menuju Bandara, sedangkan model probabilitas Berdasar

atribut biaya perjalanan adalah PBMlg = 0,812 0,000006674ΔX1

ΔX1 4 0,00000667 0,812

e

1

e

 

, PBsby =1- PBMlg, model probabilitas,

berdasarkan atribut frekuensi perjalanan adalah PBMlg = -0,35 0,171ΔX2

ΔX2 171 0, -0,635

e

1

e

 

PBSby= 1- PBMlg, model

berdasarkan biaya perjalanan dan frekuensi perjalanan PBMlg= -1,923 0,000004367ΔX1 0,230ΔX2

ΔX2 0,230 ΔX1 4367 0,00000 -1,923

e

1

e

   

PBSby= 1- PBMlg

Kata Kunci : kualitas pelayanan, metode IPA, metode stated preference, bandara abdulrachman saleh Malang.

ABSTRACT

The purpose of this study to determine the characteristics of the user plane the mode of air transportation Abdulrachman Saleh Airport in Malang and Surabaya Juanda Airport, know the influence of the accessibility and quality of services to the selection of service by using air transportation Abdul Rachman Saleh Airport in Malang and Surabaya Juanda Airport and identify model election Abdul Rachman Saleh Airport Airport between Malang and Surabaya Juanda Airport. The method used in this study is the Importance Performance Analysis (IPA) and Stated Preference. The results obtained Importance Performance Analysis of factors influence the accessibility and quality of services in service Abdulrachamn Saleh Malang affected 8 (eight) factors with low performance with high interest, namely a spacious waiting area, waiting room cleanliness and the airport area, waiting room air temperature, Total Points sitting waiting room, spacious living room check-in, service time in the queue to check in, airport support facilities, their cctv airport parking area, Juanda Airport in Surabaya influenced 5 (five) factors whose performance is not good that the cost to the airport, ticket , ease towards the airport, travel time to the airport, the availability of public transportation to the airport, while the

probability model based attribute is PBMlg = 0,812 0,000006674ΔX1

ΔX1 4 0,00000667 0,812

e

1

e

 

(2)

based on the attributes of the trip frequency is PBMlg = -0,35 0,171ΔX2 ΔX2 171 0, -0,635

e

1

e

 

PBSby= 1- PBMlg, models based on the

cost of travel and trip frequency is PBMlg= -1,923 0,000004367ΔX1 0,230ΔX2

ΔX2 0,230 ΔX1 4367 0,00000 -1,923

e

1

e

   

PBSby= 1- PBMlg.

Keywords: quality of service, IPA method, stated preference methods, Abdulrachman Saleh airports

PENDAHULUAN

Bandara Internasional Juanda Surabaya, dan Bandara Abdulrachman Saleh Malang, merupakan Bandara yang berada di provinsi Jawa Timur, yang mengalami peningkatan yang sangat pesat, hal ini bisa dilihat dari jumlah penumpang yang semakin meningkat, dari tahun ke tahun yang melalui kedua Bandara tersebut.

Peningkatan jumlah penumpang, di Bandara Abdulrachman Saleh Malang tidak di ikuti dengan peningkatan kualitas pelayanan, sehingga kebutuhan perjalanan udara masyarakat Malang Raya dan sekitarnya sebagian besar dilakukan melalui Bandara International Juanda Surabaya. Dalam kondisi seperti ini, hal utama yang harus diperhatikan adalah kebutuhan masyarakat akan peningkatan kualitas pelayanan dan kemudahan untuk mendapatkan semua jenis pelayanan transportasi. Untuk mewujudkan hal tersebut, maka perlu diketahui hal-hal apa saja yang mempengaruhi kecenderungan masyarakat Malang Raya dan sekitarnya dalam memilih Bandara dan moda transportasi udara.

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui karakteristik pengguna moda transportasi pesawat udara di Bandara Abdulrachman Saleh Malang dan di Bandara Juanda Surabaya?

2. Mengetahui pengaruh faktor-faktor aksesibiltas dan kualitas pelayanan terhadap pemilihan Bandara dengan menggunakan transportasi udara di Bandara Abdulrachman Saleh Malang dan di Bandara Juanda Surabaya?

3. Mengetahui model pemilihan Bandara antara Bandara Abdulrachman Saleh Malang dan Bandara Juanda Surabaya?

Batasan Masalah

1. Tinjauan masalah dibatasi, pada pemilihan moda transportasi udara rute Malang Jakarta,

2. Data respon penumpang dibatasi, untuk dari daerah asal Kota Malang dan sekitarnya, dengan tujuan penerbangan Malang Jakarta baik hanya sekedar transit atau mengakhiri perjalanan di Jakarta.

3. Data-data karakteristik penumpang seperti: jenis kelamin, usia, pekerjaan, maksud perjalanan, dan tingkat pendapatan tidak dapat diperhitungkan sebagai variabel bebas tetapi dipakai sebagai pertimbangan dalam menilai respon penumpang.

4. Lokasi pengambilan data adalah Bandara Abdulrachman Saleh Malang, dan Bandara Juanda Surabaya (T1),

Penentuan jumlah sampel mengacu pada data jumlah penumpang rata-rata selama satu hari yang dianggap sebagai populasi

METODE PENELITIAN

Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Merumuskan masalah yang ada pada saat ini, adalah seperti apa pemilihan moda saat ini serta faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pemilihan moda transportasi udara.

2. Studi literatur dan pengamatan fakta, adalah mengetahui sumber sumber yang nantinya, akan digunakan sebagai bahan pengolahan data penelitian serta mencari data data empiris yang akan digunakan sebagai pendekatan analisis.

3. Survei pendahuluan dan pengumpulan data sekunder adalah, upaya untuk mendapatkan data data pendukung, yang nantinya digunakan sebagai landasan di dalam penentuan atribut, serta mendukung proses kegiatan penelitian serta sebagai acuan di dalam menentukan disain sampel serta disain kuesioner yang nantinya Akan digunakan dalam pengumpulan data.

4. Uji coba perlu dilaksanakan, sebagai upaya untuk mengevaluasi desain yang dibuat, apakah desain tersebut dengan mudah untuk pelaksanaan pengumpulan data atau tidak, sehingga perlu untuk peninjauan ulang untuk mendapatkan hasil yang optimal

(3)

Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 8, Nomor 1, Juli 2016 141 5. Tahap pengumpulan data, adalah yang paling

pokok dalam proses ini yaitu mengumpulkan data lapangan, dengan Cara wawancara dan identifikasi pemilihan moda transportasi udara.

6. Penggabungan data-data yang dikumpulkan di lapangan, yang selanjutnya di analisis serta diadakan pembahasan untuk menghasilkan kesimpulan dari penelitian.

Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu dibidang pemilihan moda adalah adalah sebagai berikut:

a. Radam (2010), pengaruh faktor pelayanan dalam pemilihan moda antara moda sungai dan moda darat di Banjarmasin. Tujuan dari Penelitian ini adalah untuk mendapat nilai pengaruh, dari faktor pelayanan di samping faktor waktu tempuh dan faktor biaya perjalanan dalam pemilihan moda antara moda sungai dan moda darat. Faktor pelayanan yang diharapkan, adalah jadwal keberangkatan yang terencana dan ketersediaan angkutan. Model yang digunaka untuk mendapatkan model pilihan moda digunakan metoda Logit dengan pendekatan data Stated Preference (SP). Hasil dari Penelitian ini, pengaruh dari faktor pelayanan pada pilihan moda sangat besar pengaruhnya di samping faktor biaya waktu tempuh dan perjalanan. Dalam kasus pemilihan moda antara moda sungai dan moda darat terlihat bahwa faktor pelayanan

adalah sangat berpengaruh untuk

meningkatkan kemungkinan pilihan dengan nilai rata-rata 21% pada kondisi perbedaan waktu-tempuhnya +/- 10 menit dan biaya perjalanan Rp. 500,-. Oleh karena itu, di dalam menentukan atribut dari pilihan moda, faktor pelayanan juga menjadi penting untuk dipertimbangkan dalam model di samping atribut lain.

b. Nasution (2010), studi karakteristik dan model pemilihan moda angkutan mahasiswa menuju kampus (sepeda motor atau angkutan umum) di kota Malang. Studi ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik pengguna, karakteristik pergerakan, dan karakteristik fasilitas moda angkutan mahasiswa menuju kampus, serta membuat model pemilihan moda angkutan mahasiswa menuju kampus antara sepeda motor dan angkutan umum. Metode yang digunakan adalah metode wawancara dalam bentuk kuesioner yang disebarkan pada mahasiswa. Analisis data yang digunakan adalah statistik

deskriptif dan model binary logistik karena hanya ada dua pilihan alternatif moda dalam studi ini yaitu angkutan umum dan sepeda motor. Hasil dari Penelitian ini adalah, karakteristik pengguna adalah sebagai berikut: Responden yang memiliki prosentase terbesar dalam melakukan

perjalanan menuju kampus adalah

mahasiswa dengan jenis kelamin laki laki, dan 70% mahasiswa menggunakan sepeda motor untuk perjalanan menuju kampus. Faktor yang mempengaruhi penggunaan kendaraan pribadi yaitu kenyamanan sepeda motor waktu dan kendaraan umum adalah biaya.

c. Widiarta (2010), Judul: Analisis Pemilihan Moda Transportasi Untuk Perjalanan Kerja (Studi Kasus: Desa Dalang, Kecamatan Kuta Utara, Badung, Bali). Tujuan penelitian ini adalah, pesatnya perkembangan serta pengalihan fungsi lahan menjadi pemukiman

menyebabkan tingginya bangkitan

pergerakan terutama untuk bekerja di Desa Dalung. Dengan adanya aglomerasi Samigita akan memberi dampak pada kian kompleksnya masalah transportasi yang harus segera mendapatkan penanganan yang serius. Hasil dari penelitian dengann metode Biaya angkutan umum dan pribadi sama besar sehingga peluang penggunaan angkutan pribadi akan menjadi lebih besar, apabila biaya angkutan umum lebih besar dibanding angkutan pribadi maka orang cenderung menggunakan angkutan pribadi daripada angkutan umum.

d. Thompson et al (1993) menggunakan model MNL perkiraan pangsa pasar untuk Bandara baru di Utara Inggris; Akses waktu, frekuensi penerbangan dan jumlah kursi di pesawat (yang mencerminkan ukuran atau kenyamanan) menunjukan paling signifikan, dengan akses waktu yang paling penting bagi pengguna angkutan udara yang tinggal dekat dengan Bandara dan frekuensi yang lebih penting bagi pengguna yang tinggal lebih jauh dari bandara.

e. Furuichi et al (1994) menggunakan model Nested Logit, untuk pemilihan tujuan bandara

f. Rahman (1999), Studi Pemilihan Moda Angkutan Umum Antar Kota Menggunakan Metode Stated Preference. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui karakteristik pengguna moda, menentukan faktor – faktor yang

mempengaruhi pemilihan moda,

memperoleh suatu model pemilihan moda yang dapat menjelaskan probabilitas pelaku

(4)

perjalanan dalam memilih moda serta untuk mengetahui sensitivitas model dari respon individu pelaku perjalanan dalam menentukan pilihan seandainya terjadi perubahan pada setiap atribut perjalanan. Metode Pengumpulan Data

1. Observasi

Dilakukan untuk mendapatkan data-data sekunder dari Regulator serta dokumentasi yang diperlukan.

2. Wawancara

Ditujukan kepada penumpang untuk

mendapatkan masukan terkait kinerja pelayanan.

3. Kuisioner

Penyebaran kuisoner, dengan cara

membagikan kuisoner kepada penumpang pesawat udara, tujuan Malang Jakarta di Bandara Abdulrachman Saleh Malang dan di Bandara Juanda Surabaya. Pertanyaan kuisoner ini akan menjadi variabel yang akan diolah dengan menggunakan metode IPA (Importance Performance Analysis) dan metode Stated Prefernce Pengambilan data dari instansi

4. Metode pengumpulan data pada penelitian ini yang terakhir adalah dengan mengambil data dari instansi-instansi, antara lain: Bandara Abdulurachman Saleh Malang, Kantor Otoritas Bandara Wilayah III Surabaya, Dinas Perhubungan Kabupaten Malang

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Deskriptif Gambaran Responden Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 100 responden yang di ambil dari Bandara Abdulrachman Saleh Malang dan Bandara Juanda Surabaya dengan responden berasal dari kota Malang dan sekitarnya.

Berdasarkan Tabel 1, karakteristik responden Bandara Abdulrachman Saleh Malang sebagian besar adalah perempuan, sehingga faktor keamanan harus dijadikan prioritas utama oleh pengelola Bandara, dikarenakan pada saat ini kaum perempuan cenderung menjadi objek kejahatan, sedangkan di Bandara Juanda Surabaya di dominasi oleh laki laki dengan prosentase 63 %. Dari tabel 1 di atas, didapatkan bahwa umur terendah dari responden di Bandara Abdulrachman Saleh Malang adalah 17-30 tahun dengan prosentasi 2% dan tertinggi adalah 31-50 tahun dengan prosentase total 80%. Bandara

Juanda umur dengan frekuensi terendah adalah diatas 50 tahun dengan prosentase 18% dan tertinggi adalah 30-40 tahun dengan prosentase 38. Hasil distribusi frekuensi responden menurut jenis pendidikan terakhir, nampak bahwa sebagian besar responden lebih banyak memiliki jenjang pendidikan sebagai sarjana yakni, sebesar 42 % di Bandara Abdulrachman Saleh dan 40 % di Bandara Juanda Surabaya. Sebagian besar

jenis pekerjaan responden Bandara

Abdulrachman Saleh Malang yang menjadi sampel dalam penelitian ini dengan Prosentase 46% adalah PNS

Tabel 1. Data Karakteristik Pengguna Bandara No Karakteristik Responden ABD Saleh Malang Juanda Surabaya Σ % Σ %

1 Jenis Kelamin Laki-laki 19 38% 32 63% Perempuan 31 62% 19 37% 2 Usia 17-30 tahun 2 4% 12 24% 31-40 tahun 20 40% 19 38% 41-50 tahun 20 40% 10 20% >50 tahun 8 16% 9 18% 3 Pendidikan Sd 1 2% 0 0% SMP 1 2% 0 0% SMA/Sederaj at 12 24% 15 30% S1 21 42% 20 40% S2 13 26% 10 20% S3 2 4% 5 10% 4 Pekerjaan PNS 23 46% 13 26% TNI/Polri 0 0% 4 8% Swasta 14 28% 17 34% Wiraswasta 7 14% 13 26% Pelajar/Mahas iswa 3 6% 0 0% Lainnya 3 6% 3 6% 5 Penghasilan 1-2 juta 10 20% 3 6% 2-3 juta 8 16% 16 32% 3-4 juta 12 24% 21 42% >4 juta 20 40% 10 20%

Di Bandara Juanda Surabaya di dominasi swasta dengan prosentasi 34%. Penghasilan responden Bandara Abdulrachman Saleh Malang, dengan penghasilan terendah, di antara 1-2 Juta Rupiah dengan prosentase 20%, 2-3 Juta Rupiah dengan prosentase 16%, dan penghasil tertinggi adalah lebih besar 4 Juta Rupiah dengan prosentase 40% serta 3-4 Juta rupiah dengan prosentase 24%. Di Bandara Juanda Surabaya dengan penghasilan terendah di antara 1-2 Juta Rupiah dengan prosentase 6%, 2-3 Juta Rupiah dengan prosentase 6% dan penghasil tertinggi adalah lebih besar 3-4 Juta Rupiah dengan prosentase 40% serta lebih besar 4 Juta rupiah dengan prosentase 20%.

(5)

Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 8, Nomor 1, Juli 2016 143

Sub Bab Atribut Penilaian Bandara dengan Metode IPA

Kinerja Bandara menurut presepsi pengguna Bandara dari daerah Malang Raya dan sekitarnya, yang dinilai dengan metode IPA pada

penelitian ini dibagi dalam empat aspek pelayanan yaitu: aspek kenyamanan, aspek keamanan, aspek biaya perjalanan dan aspek aksesibilitas. Atribut-atribut hasil observasi dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Atribut penilaian Bandara

No Indikator Item Penilaian

Kepuasan Kepentingan

1 Kenyamanan

1. Tempat parkir Bandara yang luas x1-1 y1-1 2. Ruang tunggu yang luas x1-2 y1-2 3. Kebersihan ruang tunggu dan area Bandara x1-3 y1-3 4. Suhu udara ruang tunggu x1-4 y1-4 5. Jumlah tempat duduk di ruang tunggu x1-5 y1-5 6. Jumlah tempat duduk di luar ruang tunggu x1-6 y1-6

7. Luas ruang check in x1-7 y1-7

8. Suhu udara ruang check in x1-8 y1-8 9. Waktu pelayanan di antrean check in x1-9 y1-9 10. Fasilitas penunjang Bandara x1-10 y1-10 2 Keamanan

11. Adanya CCTV di area parkir Bandara x1-11 y1-11 12. Adanya CCTV di terminal Bandara x1-12 y1-12 13. Adanya alat pemadam kebaran di area Bandara x1-13 y1-13 14. Jaminan keamanan terhadap barang bawaan x1-14 y1-14 3 Biaya Perjalanan

15. Ongkos menuju Bandara x1-15 y1-15 16. Harga tiket pesawat x1-16 y1-16 17. Tarif parkir kendaraan di Bandara x1-17 y1-17

18. Airport Tax x1-18 y1-18

4 Aksesibilitas

19. Kemudahan menuju Bandara x1-19 y1-19 20. Waktu tempuh menuju Bandara x1-20 y1-20 21. Tersedianya angkutan umum menuju Bandara x1-21 y1-21 22. Tersedianya angkutan Khusus menuju Bandara x1-22 y1-22

Bandara Abdulrachman Saleh Malang

Untuk menjawab perumusan masalah bagaimana pengaruh faktor aksesibilitas dan kualitas pelayanan terhadap pemilihan bandara menurut persepsi pengguna jasa tentang tingkat kinerja dan tingkat kepentingan pengguna jasa di Bandara Abdulrachman Saleh Malang terhadap pelayanan yang diberikan. digunakan metode

Importance-Performance Analysis (IPA) atau

Analisis Tingkat Kinerja dan Kepentingan Pengguna Jasa. Perhitungan rata-rata skor per item pertanyaan untuk tingkat kinerja dan tingkat kepentingan sebagai berikut:

𝑋 =∑ 𝑋𝑖 𝑛 = 67,8 22 = 3,10 (1) 𝑌 =∑ 𝑌𝑖 𝑛 = 100,56 22 = 4,57 (2)

Gambar 1 . Diagram kartesius untuk 22 item kepentingan & kepuasan

Kuadaran I Kuadaran II

(6)

Berdasarkan diagram kartesius IPA pada Gambar 1 maka faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja pelayanan di Bandara Abdulrachman Saleh Malang dikelompokkan dalam masing-masing kuadran sebagai berikut: 1. Kuadran I (prioritas utama) dengan tingkat

kepentingan tinggi tapi tingkat kinerjanya rendah, berisi item nomor : 2 (ruang tunggu yang luas), 3 (kebersihan ruang tunggu dan area bandara), 4 (suhu udara ruang tunggu), 5 (Jumlah Tempat duduk ruang tunggu), 7 (luas ruang check in), 9 (waktu pelayanan di antrian

check in), 10 (fasilitas penunjang bandara), 11

(adanya CCTV di area parkir bandara), Berikut ini penjelasan faktor yang ada d kuadran I : 2 (ruang tunggu yang luas) penumpang merasa ruang tunggu kurang luas

sehingga menyebabkan kenyamanan

berkurang untuk itu perlu adanya perbaikan dengan melakukan perluasan ruang tunggu, 3 (kebersihan ruang tunggu dan area bandara) penumpang menilai kebersihan ruang tunggu dan area bandara masih kurang bersih sehingga perlu dilakukan peningkatan kebersihan dengan menambah jumlah petugas kebersihan, 4 (suhu udara ruang tunggu), penumpang menilai suhu udara ruang tunggu kurang nyaman sehingga perlu dilakukan perbaikan dan penambahan jumlah pendingin udara, 5 (Jumlah Tempat duduk ruang tunggu), pada kondisi tertentu penumpang merasakan jumlah tempat duduk kurang sehingga perlu dilakukan penambahan, 7 (luas ruang check in), penumpang menilai ruang

check in yang sempit sehingga perlu

dilakukan penambahan luas ruang check in, 9 (waktu pelayanan di antrian check in) penumpang merasakan antrian pelayanan

check in sangat lama sehingga diperlukan

kordinasi dengan maskapai penerbangan untuk menambah petugas sehingga antrian dapat dipersingkat, 10 (fasilitas penunjang bandara) penumpang menilai fasilitas masih minim dan tidak sesuai kebutuhan sehingga perlu dilakukan penambahan fasilitas oleh pengelola bandara, 11 (adanya cctv di area parkir bandara) penumpang menilai keamanan masih rendah karena belum adanya cctv di area parkir sehingga perlu dilakukan pengadaan cctv oleh pengelola Bandara, 2. Kuadran II, faktor yang masuk pada dari segi

kinerja dan pelayanannya dilihat dari persepsi penumpang sudah baik dan dari segi kepentingan dinilai penting, jadi perlu dipertahankan. (pertahankan prestasi) dengan tingkat kepentingan tinggi dan tingkat

kinerjanya tinggi, berisi item nomor: 1 (tempat parkir bandara yang luas), 12 (adanya cctv di terminal Bandara), 13 (adanya alat pemadam kebakaran di area Bandara), 14 (jaminan keamanan terhadap barang bawaan), 19 (kemudahan menuju bandara), 20 (waktu tempuh menuju bandara). Pada kuadran II

kinerjanya sangat memuaskan harus

dipertahankan dan bila perlu semakin di

tingkatkan sehingga akan menambah

kepuasan pengguna angkutan udara di masa yang akan datang sebagai pengguna Bandara. 3. Kuadran III (prioritas rendah) dengan tingkat

kepentingan rendah dan tingkat kinerjanya rendah, merupakan faktor yang dianggap kurang penting bagi penumpang dan kinerja pada faktor ini juga kurang diperhatikan. Factor - faktor tersebut antara lain berisi item nomor: 6 (jumlah tempat duduk diluar ruang tunggu), 8 (Suhu udara ruang check in), 21 (tersedia angkutan umum menuju bandara), 22 (tersedia angkutan khusus menuju bandara). 4. Kuadran IV (berlebihan) dengan tingkat

kepentingan rendah tapi tingkat kinerjanya tinggi, merupakan faktor yang dianggap kurang penting bagi penumpang, tetapi kinerjanya dilakukan dengan baik sehingga penumpang menilai kinerja tersebut dirasa berlebihan berisi item nomor: 15 (ongkos menuju bandara), 16 (harga tiket pesawat), 17 (tarif parkir kendaraan di bandara), 18 (airport tax).

5. Untuk item-item atau faktor-faktor yang berada di luar kuadran I, juga tetap mendapatkan perhatian. Untuk item-item yang masuk kuadran II (pertahankan prestasi) dengan tingkat kepentingan tinggi dan tingkat kinerjanya tinggi maka kinerjanya harus dipertahankan dan ditingkatkan. Sedangkan untuk item-item yang masuk kuadran III dan IV juga harus ditingkatkan tingkat kinerja dan tingkat kepentingannya, agar lebih baik lagi kedepannya.

Bandara Juanda Surabaya

Hasil rekapitulasi skor data kuesioner untuk tingkat kinerja (X) dan tingkat kepentingan (Y), perhitungan rata-rata skor per item pertanyaan untuk tingkat kinerja dan tingkat kepentingan sebagai berikut

𝑋 =∑ 𝑋𝑖 𝑛 = 75,56 22 = 3,40 (3) 𝑌 =∑ 𝑌𝑖 𝑛 = 99,68 22 = 4,52 (4)

(7)

Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 8, Nomor 1, Juli 2016 145 Gambar 2. Diagram kartesius untuk 22 item kepentingan & kepuasan

Dari gambar 2. di atas, dapat diketahui item-item apa saja yang masuk tiap kuadran. Adapun penjabarannya sebagai berikut :

1. Kuadran I (prioritas utama) dengan tingkat kepentingan tinggi tapi tingkat kinerjanya rendah, berisi item nomor : 15 (ongkos menuju bandara),16 (harga tiket pesawat), 19 (kemudahan menuju bandara), 20 (Waktu tempuh menuju Bandara), 21(tersedianya angkutan umum menuju Bandara) Berikut penjelasan faktor yang ada di kuadaran I : 15

(ongkos menuju Bandara) penumpang

merasakan ongkos menuju Bandara masih mahal dibandingkan dengan pelayanan yang diterima sehingga perlu adanya perbaikan dari pihak pemerintah dan operator), 16 (harga tiket pesawat) pada kondisi tertentu harga tiket relatif mahal sehingga perlu dilakuakan koordinasi antar pihak maskapai dan pengelola supaya tidak semena mena menetapkan tarif, , 19 (kemudahan menuju bandara) penumpang menilai kemudahan menuju bandara masih sulit maka perlu dilakukan perbaikan dengan penyediaan angkutan umum masal yang langsung terintregasi dengan Bandara, 20 (Waktu tempuh menuju Bandara) penumpang menilai waktu tempuh tidak sesuai harapan sehingga perlu ada perbaikan dengan penyedian angkutan umum yang tepat waktu. 21

(tersedianya angkutan umum menuju

Bandara) responden menilai tidak adanya angkutan umum yang langsung menuju Bandara, perlu di sediakan angkutan umum dari Malang ke Bandara Juanda Surabaya 2. Kuadran II, faktor yang masuk pada dari segi

kinerja dan pelayanannya dilihat dari persepsi penumpang sudah baik dan dari segi kepentingan dinilai penting, jadi perlu

dipertahankan. (pertahankan prestasi) dengan tingkat kepentingan tinggi dan tingkat kinerjanya tinggi, berisi item nomor: 6 (jumlah tempat duduk diluar ruang tunggu), 10 ( Fasilitas penunjang Bandara), 11(adanya cctv di area Bandara, 12 (adanya cctv diterminal Bandara), 13 (adanya alat pemadam kebakaran di area Bandara)

3. Kuadran III (prioritas rendah) dengan tingkat kepentingan rendah dan tingkat kinerjanya rendah, merupakan faktor yang dianggap kurang penting bagi penumpang dan kinerja pada faktor ini juga kurang diperhatikan, berisi item nomor, 17 (tarif parkir kendaraan di bandara), 18 (airport tax).

4. Kuadran IV (berlebihan) dengan tingkat kepentingan rendah tapi kinerja tinggi merupakan faktor yang di anggap kurang penting, tapi kinerja dilakukan dengan berlebihan, berisi item 1 (tempat parkir Bandara yang luas, 2 (ruang tunggu yang luas), 3 (kebersihan ruang tunggu di area Bandara), 4 (Suhu udara ruang tunggu), 5 (jumlah tempat duduk di ruang tunggu),7 (luas ruang check in), 9 (waktu pelayanan di antrian check in), 14 (jaminan keamanan terhadap barang bawaan), 22 (tersedianya angkutan khusus menuju Bandara).

Hasil Survei Stated Preference

Data stated preference pelaku perjalanan diperoleh dari hasil survei. Data stated preference diolah agar dapat digunakan sebagai data masukan dalam proses analisa, selanjutnya analisa data kualitatif hasil survei lapangan yang disajikan dalam skala semantik dilakukan transformasi ke dalam skala numerik. Diperoleh bahwa nilai skala numerik digunakan sebagai Kuadaran I

Kuadaran II

(8)

variabel tidak bebas dan sebagai variabel bebas merupakan selisih nilai atribut dari Bandara Abdulrachman Saleh Malang dan Bandara Juanda Surabaya. Proses analisa yang dilakukan dengan cara analisa regresi linear dengan input data variabel bebas dan tidak bebas. Dari hasil estimasi parameter tersebut akan didapatkan variabel bebas yang merupakan tingkat pelayanan serta variabel terikat (utilitas) yang akan dapat menggambarkan bagaimana pengaruh pilihan para responden ada seluruh tingkat pelayanan yang ditawarkan.

a) Karakteristik Umum Responden

Dalam survei pemilihan Bandara untuk karakteristik umum responden antara lain didapatkan bahwa untuk penggunaan bandara denga responden saat ini, diperoleh 75-80 % responden memanfaatkan kedua Bandara sedangkan 20-25% hanya memanfaatkan salah satu pada tabel 1.

b) Karakteristik Pemilihan Bandara

Pada survei pemilihan Bandara responden diminta menyatakan pilihannya melalui lima skala pilihan, dan pertanyaan disusun dengan metode stated preference, dalam kuisoiner yang dibagikan terdapat tiga atribut yang dibandingkan antara lain atribut biaya perjalanan dan frekwensi keberangkatan. Sedangkan pertanyaan pada masing-masing atribut diberikan 7 opsi pilihan. Dari skala pilihan responden ditransformasikan kedalam skala probabilitas pemilihan moda, dimana skala 1 menunjukkan pasti memilih Bandara Abdulrachman Saleh Malang, skala 2 menunjukan mungkin memilih Bandara Malang, skala 3 pilihan berimbang dan skala 4 dan 5 masing masing menujukan mungkin memilih Bandara Juanda Surabaya dan pasti memilih Bandara Surabaya. Data jumlah respon untuk masing-masing skala pilihan dapat dilihat pada Tabel 3 sampai dengan Tabel 5

Tabel 3. Rekapitulasi Skala Pilihan Berdasarkan Atribut Biaya Perjalanan

Opsi ΔX1 ΔX2

Jumlah Responden

Masing-masing Sekala Total 1 2 3 4 5 1 -50000 0 57 24 12 6 1 100 2 -100000 0 61 21 11 7 0 100 3 -150000 0 69 17 10 2 2 100 4 0 0 43 21 23 10 3 100 5 50000 0 25 33 19 14 9 100 6 100000 0 17 20 26 23 14 100 7 150000 0 15 14 21 27 23 100

Tabel 4. Rekapitulasi Skala Pilihan Berdasarkan Atribut Frekuensi

Opsi ΔX1 ΔX2

Jumlah Responden

Masing-masing Sekala Total 1 2 3 4 5 1 7 0 31 22 28 14 5 100 2 8 0 30 24 29 14 3 100 3 9 0 31 27 32 7 3 100 4 10 0 46 24 25 3 2 100 5 11 0 54 24 27 3 2 100 6 12 0 59 18 18 3 2 100

Tabel 5. Rekapitulasi skala pilihan berdasarkan atribut biaya perjalanan dan Frekuensi perjalanan

Opsi ΔX1 ΔX2 Point Rating Total 1 2 3 4 5 1 -50000 7 12 17 20 37 14 100 2 -100000 8 10 25 25 33 7 100 3 -150000 9 27 28 26 18 1 100 4 0 10 38 18 31 11 2 100 5 50000 11 25 32 29 9 5 100 6 100000 12 18 25 27 21 9 100 7 150000 13 19 24 23 23 11 100

c) Model Pemilihan Bandara Dengan Metode Binomial Logit Model

Model logit binomial yang digunakan dalam penelitian, pemilihan antara Bandara Abdulrachman Saleh Malang, dan Bandara Juanda Surabaya merupakan fungsi dari selisih utilitas pada kedua jenis Bandara yang ditinjau. Persamaan (UBandara Abd Saleh Mlg – UBandara Juanda Sby)

adalah fungsi selisih utilitas antara Bandara Abdulrachman Saleh Malang dan Bandara Juanda Surabaya. Dalam analisa pengolahan data, persamaan fungsi selisih utilitas tersebut dapat digunakan untuk mendapatkan hubungan kuantitatif antara atribut dan respon yang diekspresikan dalam skala semantik, dimana Persamaan (UBandara Abd Saleh Mlg – UBandara Juanda Sby),

menyatakan respon individu terhadap pernyataan pilihan.

d) Probabilitas Peralihan Bandara Juanda Ke Bandara Abd Saleh

Probabilitas perpindahan dapat

didefinisikan dengan model logit biner sebagai berikut:

(9)

Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 8, Nomor 1, Juli 2016 147

Fungsi utilitas baik Bandara

Abdulrachman Saleh Malang maupun Bandara Juanda Surabaya lain didapatkan dari hasil survei dengan memakai teknik stated preference. Untuk mengetahui model persamaan utilitas dari data yang terkumpul dilakukan dengan menggunakan analisis regresi, model-model yang didapat berdasarkan analisis regresi dengan program statistik.

1. Probabilitas Pemilihan Bandara Berdasarkan Atribut Biaya Perjalanan

PBMlg = ΔX1 4 0,00000667 0,812 ΔX1 4 0,00000667 0,812

e

1

e

 

(6) PBSby = 1- PBMlg (7)

Jika selisih total biaya perjalanan (Δx1), sejumlah Rp.100.000,- (kondisi saat ini), dimasukan kedalam persamaan di atas maka,

didapatkan probabilitas penumpang

menggunakan Bandara Abdulrachman Saleh Malang sebesar 0,693 atau 69,3%, dari total penumpang rata-rata dalam satu hari, ini berarti jika biaya perjalanan melalui Bandara Abdulrachman Saleh Malang lebih murah Rp.100.000,- maka 69,3% penumpang yang berasal dari malang raya akan beralih menggunakan Bandara Abdulrachman Saleh Malang demikian sebaliknya

2. Probabilitas Pemilihan Bandara Berdasarkan Atribut Frekuensi Perjalanan

PBMlg = ΔX2 0,171 35 0, -ΔX2 171 0, -0,635

e

1

e

 

(8) PBSby = 1- PBMlg (9)

Jika selisih Frekuensi (Δx2), sejumlah 8 kali (kondisi saat ini) di masukan kedalam persamaan di atas maka didapatkan

probabilitas penumpang menggunakan

Bandara Abdulrachman Saleh Malang sebesar 0,675 atau 67,5%, dari total penumpang rata-rata dalam satu hari, ini berarti jika frekuensi perjalanan melalui Bandara Abdulrachman Saleh Malang 8 kali maka 67,5% penumpang yang berasal dari malang raya akan beralih menggunakan Bandara Abdulrachman Saleh Malang demikian sebaliknya.

3. Probabilitas Pemilihan Bandara Berdasarkan Atribut Biaya Perjalanan dan Frekuensi Keberangkatan persamaan untuk menghitung probabilitas pemilihan Bandara dengan menggunakan moda pesawat terbang Bandara

Abdulrachman Saleh Malang dan Bandara Juanda Surabaya adalah :

(10) Jika selisih total biaya perjalanan (Δx1), sejumlah Rp.100.000,- (kondisi saat ini) dengan frekuensi sebesar 8 kali (Δx2) dimasukan kedalam persamaan di atas maka, didapatkan probabilitas penumpang menggunakan Bandara Abdulrachman Saleh Malang sebesar 0,5875 atau 58,7%, dari total penumpang rata-rata dalam satu hari, ini berarti jika biaya perjalanan lebih murah Rp.100.000,- dengan frekuensi 8 kali maka penumpang dari Malang Raya yang melalui Bandara Abdulrachman Saleh Malang sebanyak 58,7% dari total penumpang rata dalam satu hari, demikian sebaliknya.

SIMPULAN

Beberapa hal yang bisa disimpulkan dari analisis-analisis diatas adalah:

1. Dengan menggunakan metode IPA, faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap kinerja pelayanan bandara Abdulrachman Saleh menurut persepsi penumpang adalah : ruang tunggu yang luas, kebersihan ruang tunggu dan area bandara, suhu udara ruang tunggu, Jumlah Tempat duduk ruang tunggu, luas ruang check in, waktu pelayanan di antrian check in, fasilitas penunjang bandara, dan adanya cctv di area parkir bandara, sedangkan di Bandara Juanda Surabaya adalah : ongkos menuju bandara, harga tiket pesawat, kemudahan menuju bandara, Waktu tempuh menuju Bandara), tersedianya angkutan umum menuju

2. Model pemilihan Bandara

a. Berdasar atribut biaya perjalanan dengan persamaan PBMlg = 0,812 0,000006674ΔX1 ΔX1 4 0,00000667 0,812

e

1

e

 

, PBsby = 1- PBMlg,

b. Berdasarkan atribut frekuensi perjalanan dengan persamaan PBMlg = -0,35 0,171ΔX2 ΔX2 171 0, -0,635

e

1

e

 

(10)

PBSby = 1- PBMlg

c. Berdasarkan biaya perjalanan dan frekuensi perjalanan dengan persamaan PBMlg= -1,923 0,000004367ΔX1 0,230ΔX2 ΔX2 0,230 ΔX1 4367 0,00000 -1,923

e

1

e

   

PBSby= 1- PBMlg Rekomendasi

1. Kepada pihak operator penerbangan di Bandara Abdulrachman Saleh Malang diharapkan untuk menambah frekuensi penerbangan, diiringi dengan peningkatan kualitas pelayanan, mengingat berdasarkan analisa pembentukan model pemilihan Bandara, semakin tinggi frekuensi penerbangan maka probabilitas masyarakat Malang Raya beralih menggunakan Bandara Abdulrachman Saleh Malang akan semakin besar.

2. Kepada pihak pengelola Bandara diharapkan meningkatkan kualitas pelayanan, yang menjadi kebutuhan masyarakat, dengan menetapkan standar pelayanan minimum, sehingga kebutuhan pengguna jasa transportasi udara terhadap kualitas pelayanan dapat terpenuhi. 3. Kepada pihak regulator penerbangan

diharapkan menambah kompetitor,

sehingga terjadi persaingan yang sehat dari segi penetapan tarif dan peningkatan kualitas pelayanan antar maskapai penerbangan.

Saran

1. Perlu adanya perhatian dari instansi terkait,

dalam hal ini pihak Bandara

Abdulrachman Saleh Malang, selaku pengelola Bandara, dan pihak maskapai penerbangan selaku operator penerbangan, yang mempunyai peran aktif terhadap pengawasan dan penyediaan pelayanan,

yang dibutuhkan pengguna moda

transportasi udara.

2. Diharapkan penelitian ini dapat dikembangkan di terapkan di Bandara Abdulrachman Saleh Malang sehingga dapat dijadikan salah satu rekomendasi untuk pembuatan Standar Pelayanan Minimum.

3. Bagi peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian dengan obyek yang lebih besar

dengan jumlah indikator pelayanan yang lebih lengkap.

DAFTAR PUSTAKA

Ashford and Bencheman .1987. Study Pemilihan

Bandara Di Inggris. Inggris.

Bruton, M.J. 1975. Introduction To Transportation Planning. Hutchinson da Co (Publisher) Ltd. London.

Button, K. J. and Pearman, A. D. 1983. The

Practice of Transport Investment

Appraisal. Gower Publishing Company Ltd. Aldershot, Hants, England.

Furuichi, M.and Koppelman, F.S., 1994. An

Analysis Of Air Travelers’ Departure

Airport And Destination Choice

Behavior.

Idris, Ahmad. 2009. Analisis Minat Konsumen

Terhadap Citra Perusahaan Pada PT. Evil Bandung. Sekripsi, Manajemen S1,

Bisnis dan Manajemen, Universitas Widyatama Bandung. Bandung

Innes, J. D. and Doucet, D. H. 1990. Effects Of

Access Distance And Level Of Service On Airport Choice. Journal of Transportation

Engineering.

Kementrian Perhubungan Indonesia. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 69 Tahun 2013, Tentang Tatanan Kebandar Udaraan Nasional. Jakarta.

Lestarini, Wiji. 2007. Pengarus Status Sosial

Ekonomi Terhadap Pemilihan Moda Transportasi Untuk Perjalanan Kerja (Studi Kasus: Karyawan PT. SSSWI Kabupaten Wonosobo). Tesis Universitas

Diponegoro.

Loudon, D. L. and Bitta, A. J. D., 1984.

Customer Behaviour : Concept and Aplication. Second edition. MC Graw

Hill Book Company.

Manheim, Marvin L. 1979. Fundamentals of

Transportation System Analysis, volume I, Basic Consept. The MIT Press.

Cambridge.

Miro, F. 2005. Perencanaan Transportasi Untuk Mahasiswa, Perencana, dan Praktisi. Erlangga. Jakarta.

Morlok, Edward K. 1984. Pengantar Dan Teknik Perencanaan Transportasi. Erlangga. Jakarta.

Nasution, Akhmad Sya’ban. ,2010. Studi

Karakteristik Dan Model Pemilihan Moda Angkutan Mahasiswa Menuju Kampus Di Kota Malang. Sekripsi,

(11)

Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 8, Nomor 1, Juli 2016 149 Teknik Sipil Universitas Brawijaya

Malang. Malang.

Nasution, S.(1996).Metode Penelitian

Naturalistik Kualitatif Tarsito.Bandung Oliver, Richard L. 1997. Satisfaction A

Behavioral Respective on The

Customer,Mc Graw-Hill. Companies In.

Singapore.

Ortuzar, J. and Willumsen, L.,1994. Modelling

Transport; Chichester, UK. Second

edition. John Wiley & Sons Ltd. Chichester, England.

Radam, Iphan Fitrian. 2010. Pengaruh Faktor

Pelayanan Dalam Pemilihan Moda Antara Moda Sungai Dan Moda Darat di Banjarmasin. Banjarmasin.

Rahman, R. 2009. Studi Pemilihan Moda

Angkutan Umum Antar Kota

Menggunakan Metode Stated Preference.

Jurnal SMARTek, Vol. 7, No. 4

Rangkuti, Freddy. 2003. Riset Pemasaran. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Scheaffer, R.L., Mendenhall III, W., & Ott, L.

(1996). Elementary survey sampling, fifth edition. Duxbury Press. New York Setiawan, Rudi ,ST, MT. 2005. Analisa Tingkat

Kepuasan Pengguna Kereta Api Komuter Surabaya . Simposium VIII FSTPT,

Universitas Sriwijaya, 5-6 Desember 2005. Sidoarjo.

Simamora, Henry. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Ke-3. STIE YKPN. Yogyakarta.

Stopher, Peter R., Meyburg, Arnim H. 1978. Urban Transportation Modelling and

Planning. Lexington Books.

Massachusetts, USA:..

Sugiyono, 2007, Statistik Untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung.

Supranto, J. 1983.Ekonometrik (Buku Satu & Buku Dua). Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI., Jakarta.

Supranto, J. 2001. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan Untuk Menaikkan Pangsa Pasar. Rineke Cipta. Jakarta.

Tjiptono, Fandy. 2004. Manajemen Jasa. Andy Offset. Yogyakarta.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2009. Tentang Penerbangan. Jakarta.

Widiarta, Ida Bagus Putu. 2010. Judul: Analisis

Pemilihan Moda Transportasi Untuk Perjalanan Kerja (Studi Kasus: Desa Dalang, Kecamatan Kuta Utara, Badung, Bali). Denpasar.

(12)

Gambar

Tabel  1.  Data  Karakteristik  Pengguna  Bandara  No  Karakteristik Responden  ABD Saleh Malang  Juanda  Surabaya  Σ  %  Σ  %
Gambar 1 . Diagram kartesius untuk 22 item kepentingan & kepuasan
Gambar 2. Diagram kartesius untuk 22 item kepentingan & kepuasan  Dari  gambar  2
Tabel  3.  Rekapitulasi  Skala  Pilihan  Berdasarkan Atribut Biaya Perjalanan

Referensi

Dokumen terkait

Belgia (secara resmi disebut -era%aan Belgia adalah sebuah negara yang terletak di bagian  barat  benua 'ropa.   9egara ini merupakan negara anggota  pendiri /ni 'ropa

c) Konektor ST : bentuknya seperti bayonet berkunci dan hampir mirip dengan konektor BNC. Umum digunakan pada jenis kabel single mode maupun multi mode. Konektor ini paling umum

21 Rakyat Yang Maha Mulia Raja-raja bermaksud mereka yang merupakan kaum asli negeri tersebut, atau mempunyai bapa yang merupakan penduduk asli negeri itu dan juga mereka yang

sebagai berikut: 1) pasien mengalami infeksi; 2) pasien dengan komorbid keganasan; serangan stroke yang diderita merupakan rekurensi; 3) pasien dengan amputasi

Akan tetapi, apabila wajib pajak tersebut sering melakukan pinjaman dari pihak luar yang biasa diperoleh dari keluarga, teman, maupun bank, dapat dikatakan bahwa

Momen lentur  pile cap adalah momen lentur yang dihasilkan dari  besarnya beban yang dipikul dikalikan dengan jarak tegak lurus dari tengah  pile menuju titik kritis

• Perbandingan produk OMPS dg NOAA: data ozon dari OMPS lebih rinci secara spasial, tetapi. nilainya sedikit lebih rendah daripada ozon dari

Sementara untuk tujuan makalah ini adalah merancang Sinkronisasi dan CS pada audio watermarking, menganalisis kualitas audio yang sudah disisipkan watermark dibandingkan