• Tidak ada hasil yang ditemukan

DENGAN EKSPERIMEN SEDERHANA PADA MATERI FLUIDA STATIS DAN DINAMIS. Maryati

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DENGAN EKSPERIMEN SEDERHANA PADA MATERI FLUIDA STATIS DAN DINAMIS. Maryati"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DENGAN EKSPERIMEN SEDERHANA PADA MATERI FLUIDA STATIS DAN DINAMIS

Maryati 1

Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 20, No. 2, Mei – Agustus 2020

ISSN 2087-3557

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

DENGAN EKSPERIMEN SEDERHANA PADA MATERI

FLUIDA STATIS DAN DINAMIS

Maryati

SMA Negeri 3 Kota Tegal, Jawa Tengah

Abstrak

Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya hasil belajar siswa dengan ketidaktuntasan klasikal mencapai 61,29% pada materi fluida statis dan dinamis. Tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada materi Fluida. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik tes untuk mengukur kemampuan pemahaman Siswa dalam bentuk nilai hasil belajar, dan teknik observasi dilakukan secara kolaboratif guna merekam motivasi Siswa dalam pembelajaran dan mengetahui kemajuan proses pembelajaran dari siklus ke siklus. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : (1) Kondisi awal , daya serap klasikal seluruh siswa hanya mencapai 38,71 %. (2) Pada Siklus I, daya serap klasikal mencapai 77,42 % yang berarti masih di bawah ketuntasan kelas. (3) Pada Siklus II, bahwa daya serap klasikal mencapai 87,09 % berada di atas ketuntasan kelas yang telah ditetapkan 80%. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan, bahwa terdapat peningkatan motivasi dan hasil belajar materi Fluida dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning ( PBL ) dengan Ekspos (Eksperimen Sederhana).

© 2020 Didaktikum

Kata Kunci: Eksperimen Sederhana; Fluida; Hasil Belajar; Motivasi Belajar; Problem Based

Learning

PENDAHULUAN

Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya hasil belajar siswa, diperoleh nilai tertinggi 85 dan terendah 50 dengan ketidaktuntasan klasikal mencapai 61,29% pada materi fluida statis dan dinamis. Hal inilah yang mendorong peneliti untuk mengatasi masalah tersebut dengan menerapkan model Problem Based Learning ( PBL ) dengan Ekspos (eksperimen sederhana) dalam pembelajaran fisika materi fluida. PBL adalah model pembelajaran yang melibatkan siswa dalam suatu kegiatan yang menghasilkan suatu produk. Keunggulan PBL adalah peserta didik sebagai subjek yang memiliki kemampuan untuk secara aktif mencari, mengolah, mengkonstruksi dan menggunakan pengetahuan (Sanjaya, 2006: 218). Model ini melatih siswa untuk memecahkan masalah dengan pengetahuan yang dimilikinya. Proses tersebut akan membuat terbangunnya pengetahuan baru yang lebih bermakna bagi siswa (Gunantara, Suarjana, & Riastini, 2014).

Di dalam PBL, pusat pembelajaran adalah peserta didik (student-centered), sementara guru berperan sebagai fasilitator yang memfasilitasi peserta didik untuk secara aktif menyelesaikan masalah dan membangun pengetahuannya secara berpasangan ataupun berkelompok (kolaborasi antar peserta didik). Dalam proses pembelajaran, seorang guru dikatakan berhasil melaksanakan pembelajaran apabila hasil akhir atau hasil belajar siswa memiliki hasil yang memuaskan yaitu nilai yang dicapai sudah di atas KKM (Riani & Supraptono, 2016). Ekspos adalah eksperimen sederhana yang melatih siswa untuk berpikir kritis dan analitis sehingga memudahkan siswa memahami konsep Fluida Statis

(2)

2 Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 20, No. 2, Mei - Agustus 2020

dan Fluida Dinamis. PBL dengan Ekspos menekankan bagaimana para peserta didik merencanakan suatu eksperimen untuk menjawab sederet pertanyaan.

Menurut Hilgard & Bower dalam bukunya Theoris of Learning (1975) mengemukakan bahwa belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang – ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan atau keadaan–keadaan sesaat seorang, misalnya kelelahan, pengaruh obat dan sebagainya. (Pupuh Fatkhurrohman, 2007 : 5).

M. Sobry Sutikno dalam bukunya Menuju Pendidikan bermutu (2004), mengartikan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Kaki seseorang patah karena terkena benda yang berat yang terjatuh dari atas loteng, ini tidak bisa disebut perubahan hasil belajar. Jadi perubahan yang bagaimana yang disebut belajar Perubahan yang dimaksud di sini adalah perubahan yang terjadi secara sadar (disengaja) dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. (Pupuh Fatkhurrohman , 2007 : 5).

Dari uraian di atas maka pengertian proses belajar yaitu suatu tahapan perubahan tingkah laku yang relatif positif dan bersifat menetap sebagai hasil interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses affektif, kognitif dan psikomotor. Dalam belajar yang terpenting adalah proses bukan hasil yang diperolehnya, artinya belajar hanya diperoleh dengan usaha sendiri, adapun orang lain itu hanya sebagai perantara atau penunjang dalam kegiatan belajar agar belajar itu dapat berhasil dengan baik. Ketika seorang anak mendapatkan hasil tes yang bagus tidak bisa dikatakan sebagai belajar apabila hasil tesnya itu didapatkan dengan cara yang tidak benar, misalnya hasil mencontek. Dalam proses belajar dikenal adanya bermacam–macam kegiatan yang memiliki corak yang berbeda antara satu dengan lainnya, baik dalam aspek materi dan metodenya maupun aspek tujuan dan perubahan tingkah laku yang diharapkan. Keanekaragaman jenis belajar ini muncul dalam dunia pendidikan sejalan dengan kebutuhan kehidupan manusia yang juga bermacam – macam.

Setelah menyampaikan motivasi belajar fisika, maka penulis akan menyampaikan tentang hasil belajar. Proses yang dialami oleh siswa akan menghasilkan perubahan-perubahan. Perubahan-perubahan ini meliputi bidang pengetahuan, ketrampilan, nilai dan sikap. Adanya Perubahan-perubahan tersebut dilihat pada kemampuan yang dimiliki siswa yaitu dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bisa dan dari tidak terampil menjadi terampil. Dari situasi formal, perubahan tersebut tidak cukup hanya dibuktikan melalui pengamatan sepintas, dan perubahan ini dilakukan dengan mengadakan penilaian. Hal ini sangat bermanfaat untuk mengetahui perubahan-perubahan yang dimiliki anak.

Perubahan-perubahan pada bidang pengetahuan, ketrampilan, nilai, dan sikap yang diperoleh melalui proses belajar ini disebut sebagai prestasi belajar atau hasil belajar. Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. Nana Sudjana (2009: 3) mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Jadi hasil belajar fisika adalah hasil yang telah dicapai menurut kemampuan yang dimiliki siswa dan ditandai dengan perkembangan serta perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang diperlukan dari belajar dengan waktu tertentu, hasil belajar ini dapat dinyatakan dalam bentuk nilai dan hasil tes atau ujian. Hasil belajar fisika tidak cukup hanya dibuktikan melalui pengamatan sepintas, tetapi dilakukan dengan mengevaluasi dan penilaian. Evaluasi yang dilakukan oleh guru dalam rangka kegiatan pembelajaran fisika yang meliputi pengumpulan dan penggunaan informasi tentang proses dan hasil belajar siswa untuk mengukur tingkat penguasaan terhadap kompetensi yang telah ditetapkan.

(3)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DENGAN EKSPERIMEN SEDERHANA PADA MATERI FLUIDA STATIS DAN DINAMIS

Maryati 3

Problem Based Learning (Problem Based Instruction) adalah pembelajaran yang menggunakan

masalah nyata (autentik) yang tidak terstruktur (ill-structured) dan bersifat terbuka bagi peserta didik untuk mengembangkan ketrampilan menyelesaikan masalah dan berpikir kritis serta sekaligus membangun pengetahuan baru atau suatu model pembelajaran yang melibatkan peserta didik untuk memecahkan masalah. (Muhammad Fathurrohman, 2017).

Fluida adalah zat yang dapat mengalir atau sering disebut Zat Alir. Jadi perkataan fluida dapat mencakup zat cair atau gas. Antara zat cair dan gas dapat dibedakan: Zat cair adalah Fluida yang non kompresibel (tidak dapat ditekan) artinya tidak berubah volumenya jika mendapat tekanan. Gas adalah fluida yang kompresibel, artinya dapat ditekan. Hidrodinamika, mempelajari gaya-gaya maupun tekanan di dalam zat cair yang bergerak. Fluida dibagi menjadi dua bagian yakni fluida statis (fluida diam) dan fluida dinamis (fluida bergerak). Fluida statis ditinjau ketika fluida yang sedang diam atau berada dalam keadaan setimbang. Fluida dinamis ditinjau ketika fluida ketika sedang dalam keadaan bergerak (Abidin & Wagiani, 2013).

METODE PENELITIAN

Subyek penelitian ini sebanyak 31 siswa yang terdiri 12 laki-laki dan 19 perempuan. Obyek Penelitian adalah Hasil belajar siswa materi fluida statis dan dinamis. Alasan penulis memilih kelas tersebut sebagai subyek penelitian ini karena siswa kelas XI MIPA 6 mempunyai motivasi dan hasil belajar yang masih kurang bahkan di bawah rata-rata kelas yang lain. Kegiatan pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SMA Negeri 3 Tegal pada semester gasal tahun pelajaran 2019/2020 pada bulan Juli (mulai menyusun proposal) sampai dengan bulan November 2019 (menyusun laporan PTK).

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, yaitu penelitian yang merefleksi dan mencari solusi berupa tindakan untuk mengatasi masalah pembelajaran di kelas. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperbaiki strategi pembelajaran fisika khususnya konsep Fluida dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning ( PBL ) dengan Ekspos ( Eksperimen Sederhana

) untuk meningkatkan kompetensi konsep Fluida.

Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Masing-masing siklus terdiri atas empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Penilaian awal dilakukan sebelum mulai melaksanakan siklus I dan siklus II. Penilaian dilakukan dengan observasi terhadap siswa. Instrumen penilaian awal berkaitan dengan (1) Motivasi siswa pada saat mengikuti pembelajaran materi konsep Fluida. (2) kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa dalam pembelajaran konsep Fluida. (3) hasil penilaian pembelajaran fisika pada konsep Fluida sebelum siklus I. Tahap kedua dalam kegiatan penelitian ini adalah tindakan. Tahapan ini merupakan realisasi dari langkah-langkah yang telah direncanakan. Pada tahap ini diperlukan adanya peran aktif siswa dan guru, siswa diharapkan mengetahui kaidah materi pembelajaran.

Berhasil tidaknya penelitian ini tergantung ada atau tidaknya peningkatan prestasi belajar dan peningkatan motivasi siswa. Tahap ketiga adalah observasi pada tahap ini kegiatan observasi dilakukan oleh peneliti dengan kolaborah atau rekan guru satu rumpun mata pelajaran. Pada kegiatan ini kolaborah melakukan observasi terhadap keseluruhan kegiatan pembelajaran, yaitu suasana kelas, respon siswa, motivasi siswa, dan keaktifan siswa selama pembelajaran. Langkah berikutnya adalah refleksi. Pada kegiatan ini peneliti melakukan diskusi dengan teman kolabor dan siswa berkaitan dengan hal-hal selama pelaksanaan penelitian dikelas. Hasil dari refleksi ini digunakan sebagai acuan untuk langkah perbaikan berikutnya.

Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini berupa tes dan nontes. Instrumen tes digunakan untuk mengetahui kemampuan kompetensi pada konsep Fluida. Sedangkan instrumen nontes terdiri dari observasi, wawancara, dokumentasi, catatan harian guru dan siswa, serta dokumentasi digunakan untuk mengetahui motivasi perilaku siswa selama

(4)

4 Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 20, No. 2, Mei - Agustus 2020

proses pembelajaran dengan model pembelajaran Problem Based Learning ( PBL ) dengan Ekspos (

Eksperimen Sederhana ) ini berlangsung.

Prosedur penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (class action research) terdiri dari 2 siklus yang masing-masing siklus dengan 3 kali pertemuan. Adapun langkah–langkah pada setiap siklus yang meliputi perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (acting) dan pengamatan (observasing) serta refleksi (reflekting).

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam dua siklus. Setiap siklus memuat empat tahapan penelitian yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Secara garis besar deskripsi kegiatan penelitian tindakan kelas ini pada setiap siklus adalah sebagai berikut : Siklus I tahap-tahap pelaksanaan penelitian meliputi : (a) Perencanaan tindakan, kegiatan yang dilakukan peneliti adalah : membuat RPP siklus I, membuat bahan ajar, menyiapkan instrumen observasi, dan menyusun soal evaluasi siklus I. (b) Pelaksanaan Tindakan : Tindakan penelitian melalui kegiatan pembelajaran pada siklus I dilaksanakan dalam 3 pertemuan, dan setiap pertemuan 2 jam pelajaran (2 x 45 menit).

Dalam pelaksanaan tindakan , meliputi : 1) memberikan penjelasan tentang penggunaan alat peraga, 2) membagi siswa dalam 6 kelompok terdiri 5 - 6 siswa. 3) siswa belajar berkelompok dengan mengikuti beberapa tahapan 4) Melakukan pemantauan, pembimbingan dan pengamatan setiap kelompok 5) Melaksanakan tes setelah siklus 1 selesai (c) Pengamatan proses pembelajaran dilakukan bersama dengan teman sejawat secara kolaboratif pada setiap pertemuan siklus 1. Adapun hasil pengamatan yang diperoleh adalah motivasi dan motivasi siswa selama proses pembelajaran (d) Refleksi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana efektivitas pelaksanaan tindakan ( Acting ) dalam proses pembelajaran pada siklus 1. Kekurangan dan kelebihan yang timbul pada pelaksanaan siklus 1 dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan tindakan proses pembelajaran pada siklus yang ke 2.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Setiap pelaksanaan tindakan dalam kegiatan tatap muka (setiap pertemuan) dilakukan pengamatan (observasi). Dalam siklus I yang berlangsung sebanyak 3 kali pertemuan ternyata hasil proses pembelajaran dari pertemuan yang ke-1 sampai dengan pertemuan yang ke-3 diperoleh hasil pengamatan sebagai berikut :

Tabel 1. Data Observasi Pertemuan ke-1 Siklus I

NO INDIKATOR PROSENTASE SKOR KELAS

1 Disiplin 48%

2 Tanggung Jawab 53%

3 Kerja Sama 50%

4 Teliti 42%

5 Persentase skor rata-rata kelas 48,59%

Motivasi belajar cukup baik

Berdasarkan lembar observasi dapat dilihat pada tabel di atas, kesimpulan dari pengamat/observer menunjukkan bahwa hasil perhitungan rata-rata untuk indikator Disiplin 48% (dari jumlah peserta didik) Tanggung Jawab dalam melaksanakan pembelajaran. 53% bekerja sama dalam Eksperimen 50%, Teliti dalam melakukan eksperimen 42%. Dari data tersebut menunjukkan bahwa motivasi peserta didik dalam pembelajaran ini rata-rata 48,59%, artinya 48,59% dari jumlah peserta didik (15 peserta didik) menunjukkan motivasi yang sudah cukup baik, sedangkan 51,41% ( 16 peserta didik ) masih kurang semangat dan kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran ini.

(5)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DENGAN EKSPERIMEN SEDERHANA PADA MATERI FLUIDA STATIS DAN DINAMIS

Maryati 5

Tabel 2. Data Observasi Pertemuan ke- 2 Siklus I

NO INDIKATOR PROSENTASE SKOR KELAS

1 Disiplin 61%

2 Tanggung Jawab 61%

3 Kerja Sama 51%

4 Teliti 42%

5 Persentase skor rata-rata kelas 54,23% Motivasi baik

Berdasarkan lembar observasi penilaian motivasi kegiatan eksperimen dilihat pada tabel di atas, kesimpulan dari pengamat/observer pada pertemuan kedua ini menunjukkan bahwa hasil perhitungan rata-rata untuk indikator disiplin 61% (dari jumlah peserta didik) Tanggung Jawab dalam melaksanakan pembelajaran. 61% bekerja sama dalam bereksperimen 51%, Teliti 42% Dari data tersebut menunjukkan bahwa tingkat antusias peserta didik dalam pembelajaran ini rata-rata 54,23%, artinya 54,23% (17peserta didik) menunjukkan tingkat kreativitas yang baik, sedangkan 46% (14 peserta didik) kreativitas dan semangat mengikuti pembelajaran cukup baik, ini suatu peningkatan dari keadaan sebelumnya.

Menurut tabel di atas, besarnya persentase motivasi siswa pada tiap indikator observasi dalam pembelajaran Siklus I secara jelas dapat digambarkan pada grafik berikut ini :

Gambar 1. Grafik Motivasi Siswa dalam Pembelajaran Siklus I

Berdasarkan tabel dan grafik di atas dapat diketahui adanya peningkatan semangat belajar yang ditunjukkan dengan meningkatnya motivasi siswa selama proses pembelajaran berlangsung dibandingkan dengan kondisi awal. Suasana belajar lebih baik dengan adanya beberapa siswa yang aktif bertanya. Siswa juga memberikan respon positif ketika ada temannya yang bertanya atau menjawab pertanyaan guru. Pengamatan dalam proses pembelajaran pada siklus 1 adalah selama pembelajaran siswa yang pasif agak banyak, sebagian kecil siswa mengantuk dan motivasi belajar agak tinggi. Kondisi siklus 1 bahwa sebagian besar siswa aktif dalam diskusi dan eksperimen kelompok walaupun masih ada siswa yang pasif, semangat dalam pembelajaran agak tinggi.

Hal ini dibuktikan dengan banyaknya siswa yang berani mengemukakan pendapatnya dan memberikan tanggapan dari pendapat temannya. Walaupun peran aktif dalam siklus I ini telah mengalami peningkatan dibandingkan dengan kondisi awal namun masih ada beberapa siswa yang sedikit malu dan kurang percaya diri untuk mengemukakan pendapatnya. Kondisi siklus I ini menunjukkan peran siswa dalam proses pembelajaran masih perlu ditingkatkan lagi, sehingga guru dalam membimbing dan mengarahkan siswa harus lebih intensif dan efektif pada siklus berikutnya dengan harapan peran aktif siswa dalam proses pembelajaran dapat meningkat dan hasil belajarpun dapat meningkat pula.

48 53 50 42 61 61 51 42 0 10 20 30 40 50 60 70 Disiplin Tanggung Jawab

Kerja sama Teliti Grafik Motivasi Siswa Pada Siklus I

Pertemuan 1 Pertemuan 2

(6)

6 Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 20, No. 2, Mei - Agustus 2020

Tabel 3. Rekap Nilai Eksperimen Kelompok Siklus I

Kelompok Eksperimen Pert.1 Presentasi Pert.1 Eksperimen Pert.2 Presentasi Pert.2 Rata-Rata I 75 70 78 73 74 II 67 68 65 65 66 III 60 60 75 72 66 IV 75 73 63 70 70 V 55 60 60 60 59

Sumber: Hasil penilaian, September 2019

Dari data hasil eksperimen dan presentasi materi Fluida Statis hanya ada 2 kelompok yang sudah memenuhi KKM sebagian besar belum mencapai nilai yang di harapkan.

Setelah siklus I selesai, diadakan tes secara tertulis, ternyata hasil belajar Fisika konsep Fluida dengan mengimplementasikan model pembelajaran Problem Based Learining (PBL) dengan Ekspos

(Eksperimen Sederhana) pada siswa sebagaimana ditunjukkan pada tabel dibawah ini :

Tabel 4. Hasil Tes Akhir Siklus I

Berdasarkan tabel 4 tersebut menunjukkan nilai tertinggi 90 hanya satu peserta didik, terendah 50, rata-rata hasil tes 73,23 dan 77,42% dari 31 peserta didik tuntas, artinya 24 peserta didik tuntas dan 7 peserta didik tidak tuntas dengan KKM 70. Untuk 7 peserta didik yang tidak tuntas perlu ditindak lanjuti dengan memberikan bimbingan dengan latihan soal- soal secara khusus. Data hasil belajar pada siklus I ini dapat digambarkan dengan grafik sebagai berikut:

Gambar 2. Grafik Hasil Tes pada Siklus I

Dari data tersebut menunjukkan hasil belajar pada Siklus I, bahwa; siswa yang telah tuntas di atas nilai KKM sebesar 77,42% . Dengan nilai rata-rata kelas 73.23 yang berarti masih rendah. Daya serap klasikal pada siklus I, siswa yang telah tuntas 77,42 %, yang berarti masih di bawah ketuntasan klasikal yang ditetapkan yaitu sebesar 80%. Dari hasil belajar pada siklus I ini, ternyata proses pembelajarannya perlu ditingkatkan lagi pada siklus berikutnya dengan berpedoman pada hasil observasi dan refleksi siklus I.

22,5 45,16 32,26 77,42 73,23 0 20 40 60 80 100 <70 70-80 >80 Tuntas Rata-rata Hasil Tes Pada Siklus I

N0 URAIAN

1 Nilai terendah 50 2 Nilai tertinggi 90 3 Nilai rata-rata 73,23

4 Nilai < 70 7 peserta didik ( 22,50% Belum tuntas ) 5 Nilai ≥ 70 24 peserta didik ( 77,42% Tuntas )

(7)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DENGAN EKSPERIMEN SEDERHANA PADA MATERI FLUIDA STATIS DAN DINAMIS

Maryati 7

Pembahasan

Kondisi awal dalam pelaksanaan pembelajaran fisika materi Fluida yang dilakukan oleh guru masih menggunakan metode ceramah belum menggunakan PBL. Untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar materi fisika materi Fluida pada siklus I guru menerapkan metode pembelajaran namun masih ada beberapa siswa yang masih pasif motivasi belum tinggi dan hasil belajar belum tuntas sesuai kriteria ketuntasan minimal klasikal yaitu 80%. Dalam pembelajaran siklus II yang dilakukan oleh guru lebih intensif memberikan motivasi belajar siswa dari kelompok ke kelompok, siswa lebih perhatian dan intensif dalam pengamatan pada siswa yang kurang dalam motivasi dan siswa yang mengalami kesulitan dalam pemahaman materi materi Fluida.

Perbandingan nilai rata-rata kelas dari kondisi awal, siklus I dan siklus II, mengalami peningkatan yaitu dari kondisi awal 66,77 sedangkan pada siklus I nilai rata 73,23 dan nilai rata-rata pada siklus II sebesar 77,42 berarti telah mengalami peningkatan. Ketuntasan hasil belajar siswa dari kondisi awal dibandingkan dengan siklus I dan siklus II, dari jumlah siswa yang telah tuntas (memenuhi KKM) meningkat dari 38,70 % menjadi 77,42 % sedangkan pada siklus II telah meningkat menjadi 87,09 %. Dengan demikian dari kondisi awal, siklus I sampai kondisi akhir siklus II telah terdapat peningkatan hasil belajar dari jumlah siswa yang tuntas sebesar : 87,09 % – 77,42 % = 9,67 %. Adapun hasil tes atau nilai tes dari kondisi awal, siklus I dan siklus II dapat disajikan pada tabel berikut ini.

Tabel 5. Perbandingan Hasil Belajar Kondisi Awal, Siklus I Dan Siklus II

No Rentang Nilai Kondisi

Awal Tindakan Siklus 1 Tindakan Siklus 2 Ket. 1 < 70 61,29 % 22,5 % 12,90 % Belum Tuntas 2 70 – 80 32,25 % 45,16% 61,29 % Tuntas 3 >80 6,45 % 32,26 % 25,80 % Tuntas 4 Nilai rata-rata kelas 70,39 73,23 77,74 Meningkat 5 Ketuntasan Klasikal 38,70 % 77,42% 87,09 % Meningkat

Data di atas dapat digambarkan dengan bentuk grafik sebagai berikut :

Gambar 3. Grafik Perbandingan Hasil Tes Awal, Siklus I dan Siklus II 0 20 40 60 80 100 <70 70-80 >80 Tuntas Rata-rata

Perbandingan Hasil Tes Tiap Siklus

Kondisi awal Siklus 1 Siklus 2

(8)

8 Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 20, No. 2, Mei - Agustus 2020

Siklus I yang terdiri dari 3 kali pertemuan, pada pertemuan 1 motivasi siswa cukup baik, pertemuan kedua semakin baik, siswa sudah mulai mengerti cara bereksperimen ,harus disiplin, tanggung jawab, dapat bekerja sama dalam kelompoknya. Siswa dituntut penuh ketelitian, sehingga data yang dihasilkan sesuai dengan tujuan eksperimen. Pada siklus I, pertemuan 1 maupun 2 nilai yang diperoleh saat eksperimen dan presentasi hanya 2 kelompok yang sudah memenuhi KKM, 3 kelompok lainnya masih belum tuntas. Pada pertemuan ke 3 dilakukan ulangan siklus I, diperoleh data 22,5% belum tuntas. Hal ini yang mendorong penulis berusaha untuk lebih meningkatkan motivasi dan hasil belajar pada siklus berikutnya. Siklus II terdiri dari 3 kali pertemuan. Pertemuan 1 dilakukan eksperimen Hukum Bernoulli, hasilnya 7 kelompok memenuhi batas KKM (nilai 70), hanya 1 kelompok yang belum tuntas. Pertemuan ke 2 presentasi hasil eksperimen dan latihan soal-soal, pada pertemuan ke 3 dilakukan ulangan siklus II, hasilnya sangat memuaskan di mana nilai rata-rata yang diperoleh siswa 77,74, melampaui batas KKM (70).

Berdasarkan data hasil belajar pada kondisi awal, siklus I dan siklus II terjadi peningkatan, baik persentase ketuntasan kelas maupun nilai rata-rata kelas. Dengan demikian penggunaan model PBL materi Fluida Statis dan Dinamis pada siswa kelas XI SMA Negeri 3 Tegal dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Peningkatan hasil belajar siswa ini, sangat dipengaruhi motivasi siswa saat mengikuti pelajaran Fluida. Pada saat menyaksikan video siswa tertarik, mengamati dengan sungguh-sungguh video Fluida Statis, berdiskusi dengan penuh semangat dalam kelompoknya. Siswa melakukan eksperimen di pertemuan ke 2. Masing-masing kelompok melakukan eksperimen Fluida Dinamis, menganalisis hasilnya. Siswa terlihat sungguh-sungguh bereksperimen. Eksperimen sederhana inilah yang memotivasi siswa, karena siswa benar-benar memahami teori Fluida Statis dan Dinamis secara nyata.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dalam proses pembelajaran fisika konsep Fluida Statis dan Dinamis dengan implementasi model Problem Based Learining (PBL) dengan Ekspos

(Eksperimen Sederhana) , dapat disimpulkan bahwa dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan

motivasi belajar dan hasil belajar siswa. Hasil belajar materi Fluida Statis dan Dinamis meningkat, terbukti ketuntasan klasikal hasil belajar dari kondisi awal sebesar 38,70 %, pada siklus I telah meningkat menjadi 77,42 %, dan pada siklus II telah meningkat menjadi 87,09 % yang berarti telah di atas ketuntasan klasikal yang ditetapkan 80%.

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, K., & Wagiani, S. (2013). Studi Analisis Perbandingan Kecepatan Aliran Air Melalui Pipa Venturi dengan Perbedaan Diameter Pipa. Dinamika, 4(1).

Fathurrohman, Muhammad. 2017. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media.

Fatkhurrohman, Pupuh . 2007.Strategi Belajar Mengajar melalui konsep umum dan konsep Islami. Bandung. PT. Refika Aditama.

Gunantara, G., Suarjana, I. M., & Riastini, P. N. (2014). Penerapan model pembelajaran problem based learning untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas V. MIMBAR PGSD Undiksha, 2(1).

M. Sobry Sutikno. (2004). Menuju Pendidikan Bermutu. Mataram: NTP Press.

Riani, N., & Supraptono, E. (2016). Penerapan Model Pembelajaran Take and Give dalam Materi Ajar Media Komunikasi Data jaringan. Jurnal Pendidikan Tindakan Kelas, 6(2).

Sanjaya. 2006. “Keunggulan Problem Based Learning”.

Sudjana, Nana. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Gambar

Tabel 1. Data Observasi Pertemuan ke-1 Siklus I
Gambar 1. Grafik Motivasi Siswa dalam Pembelajaran Siklus I
Gambar 2. Grafik Hasil Tes pada Siklus I
Tabel 5.  Perbandingan Hasil Belajar Kondisi Awal, Siklus I Dan Siklus II  No  Rentang Nilai  Kondisi

Referensi

Dokumen terkait

1 Witzig dan Spahl pada tahun 1987 menyatakan bahwa terdapat insidensi problem TMJ pada pasien maloklusi kelas II divisi 2 dengan deep bite dan pasien dengan

Hipotesis pertama dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kontrol diri dan nilai materialisme secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

Lagi-lagi tugas dan tanggung jawab pemerintah daerah Pakir Kota Palu dan pihak yang berwajib dipertanyakan, olehnya pemerintah dituntut untuk mengelola sumber

Namun kenyataannya di lapangan terhadap siswa SDN 004 Teluk Nilap Kecamatan Kubu Babussalam, masih terlihat kesegaran jasmani siswa yang rendah, indikatornya adalah pada

Analisis atas pencapaian kinerja pelaksanaan program dan kegiatan selama tahun 2014, sesuai dengan perjanjian kinerja yang ditetapkan oleh Bupati Badung berupa

 Lapisan marginal lempeng basal metensefalon meluas saat membentuk jembatan yang mneghubungkan korteks serebri &amp; korteks serebeli dengan korda spinalis yang dikenal se bagai

Setiap Pemegang saham public DVLA yang secara tegas memberikan suara tidak setuju atas rencana Penggabungan Usaha pada saat RUPSLB DVLA dan bermaksud untuk

Hasil tersebut menunjukkan terdapat perbedaan yang bermakna pada pH saliva sebelum dan sesudah berkumur dengan air kelapa muda atau dapat dikatakan bahwa terdapat