• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

49

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMK Batik 1 Surakarta yang beralamat di Desa Tunggulsari, Kelurahan Pajang, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta tepatnya di Jalan Slamet Riyadi-Kleco-Surakarta. Pertimbangan memilih SMK Batik 1 Surakarta adalah:

a. Adanya permasalahan cara belajar dan disiplin belajar di SMK Batik 1 Surakarta.

b. Tersedianya data yang dibutuhkan oleh peneliti dan data tersebut dapat dipertanggung jawabkan.

c. Adanya keterbukaan dari pihak sekoah, sehingga memudahkan dalam pengumpulan data yang diperlukan berhubungan dengan masalah yang dihadapi.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian merupakan waktu yang peneliti lakukan di dalam melaksanakan penelitian. Penelitian berlangsung selama enam bulan, terhitung dari persiapan penyusunan proposal penelitian sampai dengan penyusunan laporan penelitian yakni bulan Januari 2016 sampai dengan Juni 2016. Adapun perincian jadwal terlampir.

B. Desain Penelitian

Rancangan atau desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti akan memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitiannya. Rancangan penelitian menggambarkan hubungan antar variabel-variabel yang akan diteliti dan metode yang akan digunakan untuk memperoleh data sesuai kebenaran ilmiah. Rancangan penelitian yang baik selain berguna untuk peneliti sendiri juga memudahkan pihak lain untuk melakukan evaluasi.

(2)

Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah metode korelasional dengan bentuk hubungan kausal yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran variabel-variabel penelitian dengan menggunakan informasi ataupun data dalam bentuk angka dan selanjutnya melakukan analisis data dengan prosedur statistik (Iskandar, 2013: 27).

Metode korelasional adalah penelitian yang digunakan untuk mengetahui hubungan atau pengaruh suatu variabel terhadap variabel lainnya dengan cara mengukur koefisien korelasi atau koefisien regresinya (Sugiyono, 2013: 260). Menurut Iskandar (2013: 64) “Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antar dua variabel atau lebih, atau hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat”.

Menurut Suryabrata (2013: 84) “Sifat hubungan kausal bertujuan untuk menyelidiki hubungan sebab-akibat berdasarkan atas pengamatan terhadap akibat yang ada mencari kembali faktor yang mungkin menjadi penyebab melalui data tertentu.” Sedangkan menurut Iskandar (2013: 48) “Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat antara variabel independen dengan variabel dependen.”

Maka metode penelitian korelasional yang bersifat kausal adalah penelitian yang bertujuan mencari hubungan atau pengaruh variabel satu dengan variabel yang lainnya dengan cara mengumpulkan data yang telah terjadi kemudian peneliti mengambil satu atau lebih akibat yang akan dijadikan variabel independen dan menguji data dengan cara mengukur koefisien korelasi atau koefisien regresinya. Berdasarkan permasalahan dan tujuan tersebut maka variabel-variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel Bebas (Independen Variable)

Variabel bebas adalah vaiabel yang mempengaruhi variable terikat, baik secara positif maupun negatif, serta sifatnya dapat berdiri sendiri. Pada penelitian ini yang dijadikan variabel bebas ialah cara belajar (X1) dan disiplin

(3)

2. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas yang sifatnya tidak bisa berdiri sendiri serta menjadi perhatian utama peneliti. Pada penelitian ini yang dijadikan variabel terikat adalah hasil belajar (Y).

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Menurut Sugiyono (2014: 80) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Sedangkan menurut Arikunto (2006: 130) “Populasi adalah keseluruhan objek penelitian”.

Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan populasi adalah jumlah keseluruhan dari sasaran analisis data yang memiliki ciri-ciri tertentu untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan.

Pada penelitian ini yang dijadikan populasi penelitian adalah seluruh peserta didik kelas X Administrasi Perkantoran dari dua kelas (AP1, AP2, dan AP3) dengan jumlah 120 peserta didik. Dengan rincian kelas X AP1 berjumlah 39 peserta didik, kelas X AP2 41 peserta didik dan kelas X AP3 berjumlah 40.

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2014: 81) “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Sedangkan menurut Arikunto (2006: 131-135) “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dari pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah yang akan diteliti.

Sampel pada penelitian ini adalah sebagian peserta didik kelas X Administrasi Perkantoran Tahun Pelajaran 2015/2016. Penentuan sampel menggunakan rumus dari Taro Yamane sebagai berikut:

n = N

N. d2+ 1

(4)

Keterangan:

n = Jumlah Sampel N = Jumlah Populasi

d2 = Presisi yang di terapkan

Diketahui bahwa jumlah populasi (N) peserta didik kelas X Administrasi Perkantoran SMK Batik 1 Surakarta adalah sebesar 120 peserta didi dan tingkat presisi yang di tetapkan (d2) adalah sebesar 10%. Maka diperoleh jumlah sampel sebagai berikut:

n = N N. d2+ 1 = 120 120. 0,12+ 1= 120 (120). (0.01) + 1= 120 2,2 = 54,5 Jadi, jumlah sempel sebesar 54.5 menjadi 55 responden.

Rumus ini digunakan peneliti karena jumlah populasi sudah diketahui sehingga sempel yang ditentukan dapat diminimalisir untuk efisiensi waktu, tenaga dan biaya dalam penelitian.

D. Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang benar-benar dapat mewakili dan dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya. Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel (Sugiyono 2014: 81). Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan. Sedangkan Martono (2012: 74) bependapat bahwa “teknik sampeling merupakan metode atau cara menentukan sampel dan besar sample”.

Pada penelitian ini, populasi sejumlah 120 peserta didik dan sampel 55 peserta didik. Karena jumlah masing-masing kelas berbeda, maka jumlah sampel yang diambil sesuai dengan porposi ukuran masing-masing kelas. Oleh karean itu, teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Proporsional random sampling dengan cara undian. Proporsional random sampling merupakan teknik pengambilan proporsi untuk memperoleh sampel yang representative, pengambilan objek dari setiap starta atau wilayah ditentukan seimbang atau sebanding dalam masing-masing wilayah (Arikunto, 2006: 127).

(5)

Teknik sampling ini dipilih karena sederhana dan mudah dalam penyerapannya serta agar semua populasi yang ada tiap kelas terwakili. Berdasarkan perhitungan dalam penentuan sampel, dapat ditentukan sampel pada tiap kelas sehingga:

Kelas X AP 1 : 39 𝑥 55 120 = 17.8 = 18 peserta didik Kelas X AP 2 : 41 𝑥 55 120 = 18.9 = 19 peserta didik Kelas X AP 3 : 40 𝑥 55 120 =18.4 = 18 peserta didik

Jadi, jumlah sampelnya = 18+19+18 = 55 peserta didik.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan suatu kegiatan untuk mengumpulkan data atau informasi yang akan menjadi bahan baku penelitian untuk selanjutnya diolah menjadi sebuah laporan. Data yang didapat adalah data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh melalui kegiatan observasi, wawancara dan penyebaran kuesioner. Sedangkan data sekunder merupakan data yang diperoleh melalui pengumpulan data dan bersifat studi dokumentasi berupa penelaah mengenai dokumen pribadi, referensi seperti laporan, literature atau tulisan dan lain-lain. Sugiyono (2014: 136)

Berdasarkan keterangan tersebut, maka sumber data dalam penelitian ini adalah data primer merupakan hasil dari penyebaran angket kepada siswa kelas X Administrasi Perkantoran SMK Batik 1 Surakarta mengenai cara belajar (X1) dan

disiplin belajar (X2) untuk mendapatkan respon terhadap atribut peneliti yang akan

dikaji. Sedangkan data sekunder diperoleh dari nilai hasil belajar mata pelajaran Mengelola Peralatan Kantor (Y) yang berupa nilai Ujian Semester Gasal.

Bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, Arikunto (2002: 126) menyebutkan 7 cara pengumpulan data yakni dengan Tes, Quesioner (angket), Interview (wawancara), Observasi, Rating Scale (skala bertingkat), dan Dokumentasi. Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan teknik pengumpulan data yang sesuai dengan permasalahan dalam peneliatian adapaun teknik tersebut sebagai berikut:

(6)

1. Quesioner atau Angket

a. Pengertian Quesioner atau Angket

Menurut Sugiyono (2014: 142) “Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pernyataan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”. Munurut Arikunto (2006: 151) “Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui”.

Berdasarkan pendapat di atas maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa quesioner atau angket adalah teknik pengumpulan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis yang diberikan kepada responden untuk direspon dengan memberikan jawaban.

Prosedur yang dilakukan sebelum penyusunan angket menurut Arikunto (2006: 225):

1) Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan kuesioner.

2) Mengidentifikasikan variabel yang akan menjadi sasaran kuesioner. 3) Menjabarkan setiap variabel menjadi sub-variabel yang lebih spesifik

dan tunggal.

4) Menentukan jenis data yang akan dikumpulkan, sekaligus untuk menentukan teknik analisisnya.

b. Jenis-Jenis Quesioner atau Angket

Jenis kuesioner ditinjau menurut sudut pandang menurut Arikunto (2006: 152), dibedakan menjadi:

1) Dipandang dari cara menjawab, maka ada:

a) Kuesioner terbuka, yang memberi kesempatan kepada responden untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri.

b) Kuesioner tertutup, yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih.

2) Dipandang dari jawaban yang diberikan ada:

(7)

b) Kuesioner tidak langsung, yaitu jika responden menjawab tentang orang lain.

3) Dipandang dari bentuknya maka ada:

a) Kuesioner pilihan ganda, yang dimaksud adalah sama dengan kuesioner tertutup.

b) Kuesioner isian, yang dimaksud adalah kuesioner terbuka.

c) Check list, sebuah daftar, di mana responden tinggal membubuhkan tanda check (√) pada kolom yang sesuai.

d) Rating-scale, (skala bertingkat), yaitu sebuah pertanyaan yang diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukkan tingktan-tingkatan, misalnya mulai dari sangat setuju sampai ke sangat tidak setuju. c. Prinsip-Prinsip Penulisan Quesioner atau Angket

Sedangkan, prinsip-prinsip dalam penulisan angket yang dikemukakan oleh Uma Sekaran dalam Sugiyono (2014: 142-144) antara lain:

1) Isi dan Tujuan Pertanyaan

Jika isi pertanyaan tersebut merupakan bentuk pengukuran maka, dalam membuat pertanyaan harus teliti. Setiap pertanyaan harus pada skala pengukuran dan jumlah itemnya mencukupi untuk mengukur variabel yang diteliti.

2) Bahasa yang digunakan

Bahasa yang digunakan dalam penulisan kuisioner(angket) harus disesuaikan dengan kemampuan berbahasa responden. Oleh karena itu, bahasa yang digunakan dalam angket harus memperhatikan jenjang pendidikan responden, keadaan sosial budaya, dan “frame of reference” dari responden.

3) Tipe dan Bentuk Pertanyaan

Tipe pertanyaan dalam angket dapat terbuka atau tertutup, (apabila bentuk wawancara dibedakan menjadi dua yakni terstruktur dan tidak terstruktur). Bentuknya dapat menggunakan kalimat positif atau negatif.

(8)

a) Pertanyaan terbuka

Pertanyaan terbuka, adalah pertanyaan yang mengharapkan responden untuk menuliskan jawabannya berbentuk uraian tentang sesuatu hal. Sebaliknya pertanyaan tertutup, adalah pertanyaan yang mengharapkan jawaban singkat atau mengharapkan responden untuk memilih salah satu alternatif jawaban dari setiap pertayaan yang telah tersedia. Setiap pertanyaan angket yang mengharapkan jawaban berbentuk data nominal, ordinal, interval, dan ratio, adalah bentuk pertanyaan tertutup.

b) Pertanyaan tertutup

Pertanyaan tertutup akan membantu responden untuk menjawab dengan cepat, dan juga memudahkan peneliti dalam melakukan analisis data terhadap seluruh angket yang telah terkumpul. Pertanyaan/ pernyataan dalam angket perlu dibuat kalimat positif dan negative agar responden dalam memberikan jawaban setiap pertanyaan lebih serius, dan tidak mekanistis.

4) Pertanyaan Tidak Mendua

Setiap pertanyaan dalam angket tidak diperbolehkan mendua (double-barreled) sehingga menyulitkan responden untuk memberikan jawaban.

5) Tidak Menanyakan yang Sudah Lupa

Setiap pertanyaan dalam instrumen angket, sebaiknya juga tidak menanyakan hal-hal sekiranya responden sudah lupa, atau pertanyaan yang memerlukan jawaban dengan berfikir berat.

6) Pertanyaan yang Tidak Menggiring

Pertanyaan dalam angket sebaiknya juga tidak menggiring ke jawaban yang baik saja atau ke yang jelek saja.

7) Panjang Pertanyaan

Pertanyaan dalam angket sebaiknya tidak terlalu panjang, sehingga akan membuat jenuh responden dalam mengisi. Bila jumlah variabel

(9)

banyak, sehingga memerlukan instrumen yang banyak, maka instrument tersebut dibuat bervariasi dalam penampilan, model skala pengukuran yang digunakan, dan cara mengisinya. Disarankan empirik jumlah pertanyaan yang memadai adalah 20 s/d 30 pertanyaan.

8) Urutan Pertanyaan

Untuk pertanyaan dalam angket, dimulai dari yang umum menuju ke hal yang spesifik, atau dari yang mudah menuju ke hal yang sulit, atau diacak. Hal ini perlu dipertimbangkan karena secara psikologis akan mempegaruhi semangat responden untuk menjawab. Apabila pada awalnya sudah diberi pertanyaan yang sulit, atau yang spesifik, maka responden akan patah semangat untuk mengisi angket yang telah mereka terima. Urutan pertanyaan yang diacak perlu dibuat bila tingkat kematangan responden terhadap masalah yang ditanyakan sudah tinggi.

9) Prinsip Pengukuran

Angket diberikan kepada responden adalah merupakan instrument penelitian, yang digunakan untuk mengukur variabel yang akan diteliti. Oleh karena itu, instrument angket tersebut harus dapat digunakan untuk mendapatkan data yang valid dan realibel tentang variabel yang diukur. Agar diperoleh data penelitian yang valid dan realibel, maka sebelum instrument angket tersebut diberikan pada responden, maka perlu diuji validitas dan reliabilitasnya terlebih dahulu. Instrumen yang tidak valid dan reliabel bila digunakan untuk mengumpulkan data, akan menghasilkan data yang tidak valid dan realibel pula.

10) Penampilan Fisik Angket

Penampilan fisik angket sebagai alat pengumpul data akan mempengaruhi respon atau keseriusan responden dalam mengisi angket. Angket yang dibuat di kertas buram, akan mendapat respon yang kurang menarik bagi responden, bila dibandingkan angket yang

(10)

dicetak dalam kertas yang bagus dan berwarna. Tetapi angket yang dicetak kertas yang bagus dan berwarna akan menjadi mahal.

d. Langkah-Langkah Menyusun Angket

Langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam penyusunan angket yaitu:

1) Menetapkan Tujuan Pembuatan Angket

Adapaun maksud dalam menetapkan tujuan angket adalah untuk memperoleh data tentang tipe belajar dan disiplin peserta didik dengan hasil belajar mata pelajaran Mengelola Peralatan Kantor.

2) Menetapkan Aspek yang Akan Diukur

Untuk memperjelas pertanyaan-pertanyaan yang disusun, perlu dibuat matrik spesifikasi data. Matrik ini merupakan penjabaran dari aspek yang akan diukur untuk memperjelas permasalahan yang akan dituangkan ke dalam angket. Adapun isi matrik antara lain batasan dari konsep yang akan diteliti, variabel serta indikator yang akan diukur. 3) Menyusun Petunjuk Pengisian Angket

Menyusun butir-butir pernyataan yang sesuai dengan variabel-variabel yang akan diteliti. Untuk pedoman penelitian jawaban masing-masing pertanyaan yang diajukan kepada responden menggunakan modifikasi skala likert. Menurut Sugiyono (2014: 93) “Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial”. Jawaban setiap instrument yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi sangat positif sampai sangat negatif yang dapat berapa kata antara lain:

Tabel 3.1. Penskoran Skala Likert Alternatif Jawaban Skor Selalu 5 Sering 4 Kadang-kadang 3 Jarang 2 Tidak Pernah 1

(11)

Untuk memudahkan perhitungan dalam penyusunan angket ini maka peneliti akan menghilangkan katagori jarang. Hal ini dimaksudkan untuk menghilangkan-kelemahan yang terkandung dalam skala lima tingkat. Dengan merujuk pendapat dari Arikunto jawaban ragu-ragu peneliti memodifikasi jawaban tersebut dihilangkan karena untuk mencegah reponden memilih alternatif jawaban tersebut. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Arikunto (2006) yang menyatakan bahwa:

Jika pembaca berpendapat bahwa ada kelamahan dengan lima alternative karena responden cenderung memilih alternative yang ada di tengah (karena dirasa aman dan paling gampang karena hampir tidak berpikir) dan alasan itu memang ada benarnya. Maka memang disarankan alternatif pilihan hanya empat saja. (halaman 241)

Berdasarkan pernyataan di atas maka dalam menyusun cara penilaian terhadap angket yang akan digunakan dalam penelitian in adalah sebagai berikut:

a) Setiap pernyataan terdiri dari empat pilihan jawaban.

b) Dalam menjawab pernyataan, responden memilih salah satu alternative jawaban yang sesuai, dengan memberikan tanda (√) pada kolom jawaban yang dipilih.

c) Penilaian pernyataan dalam anget penelitian adalah sebaigai berikut:

Tabel 3.2. Skor Alternatif Jawaban

Pernyataan Positif dan Pernyataan Negatif Alternatif Jawaban Skor Pernyataan

Positif Skor Pernyataan negatif Selalu 4 1 Sering 3 2 Kadang-kadang 2 3 Tidak Pernah 1 4

4) Membuat Surat Pengantar

Surat pengantar berfungsi menghantarkan angket sehingga responden dapat menerima dengan jelas.

(12)

5) Mengadakan Uji Coba Angket (try out)

Angket yang telah disusun di uji cobakan untuk mengetahui letak kelemahan yang menyulitkan responden dalam menjawab pertanyaan. Dalam penelitian ini try out akan diujikan pada peserta kelas X AP di SMK Batik 1 Surakarta yang tidak termasuk dalam sampel, dengan peserta didik yang akan diuji berjumlah 15 orang. Selain itu uji coba (try out) ini bertujuan untuk:

a) Untuk mengetahui tingkat keterpemahaman instrument, apakah responden tidak menemui kesulitan dalam menangkap maksud peneliti.

b) Untuk mengetahui teknik paling efektif.

c) Untuk memperkirakan waktu yang dibutuhkan oleh responden dalam mengisi angket.

d) Untuk mengetahui apakah butir-butir yang tertera dalam angkat sudah memadai dan cocok dengan keadaan lapangan.

6) Revisi Angket

Setelah di ujicobakan angket direvisi dengan menghilangkan item-item pertanyaan tidak valid atau tidak reliabel.

7) Memperbanyak Angket

Angket yang telah direvisi dan diyakini valid dan reliabel diperbanyak sesuai dengan jumlah responden yang dijadikan sampel angket.

2. Dokumentasi

Menurut Arikunto (2006:158) “Dokumentasi dari asal kata dokumen yang artinya barang-barang tertulis. Hal-hal tersebut berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notula rapat, agenda, dan sebagainya. Pada penelitian ini dokumentasi yang dikumpulkan digunakan untuk melengkapi data yang diperlukan dalam penelitian”.

Teknik dokuemntasi pada pentlitian ini data yang dikumpulkan adalah jumlah peserta didik yang diteliti, presensi peserta didik, dan hasil belajar peserta didik kelas X Mata Pelajaran Mengelola Peralatan Kantor Program Keahlian Administrasi Perkantoran SMK Batik 1 Surakarta. Hasil belajar

(13)

peserta didik ini diperoleh dari daftar nilai ujian semester ganjil mata pelajaran Mengelola Peralatan Kantor Tahun Pelajaran 2015/2016.

F. Teknik Validasi Instrumen Penelitian 1. Uji Validitas Instrumen

“Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrument” (Arikunto, 2006). Sedangkan Sugiyono (2004: 137) menyatakan bahwa validitas adalah tingkat keandalan dan kesahihan alat ukur yang dipergunakan untuk mendapatkan data itu valid atau dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Dengan demikian, instrumen yang valid merupakan instrumen yang benar-benar tepat untuk mengukur apa yang hendak diukur.

Tujuan uji validitas adalah mengetahui apakah ada pertanyaan-pertanyaan pada kuesioner yang harus dibuang/diganti karena dianggap tidak relevan. Cara perhitungannya yaitu dengan cara mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total. Pada penelitian ini digunakan analisis butir koefesien korelasi product moment dan perhitungannya dibantu dengan program SPSS 20.0 for windows untuk mengukur kevalidan instrumen.

Memakai teknik korelasi product moment dari Pearson dengan rumus 𝑟𝑥𝑦 = 𝑁 𝛴𝑋𝑌 − (𝛴𝑋) (𝛴𝑌)

√{𝑁 𝛴𝑋2 − (𝛴𝑋2)} {𝑁 𝛴𝑌2 − (𝛴𝑌2)}

(Arikunto, 2010: 213) Keterangan :

𝑟𝑥𝑦 : Koefesien korelasi antara X dan Y 𝚺X : Jumlah nilai tiap-tiap item

𝚺Y : Jumlah total item

𝚺XY : Jumlah hasil kali antara X dan Y N : Jumlah Sampel

Hasil dari rxy dikonsultasikan dengan tabel harga kritis product moment.

Apabila hasil yang diperoleh rhitung > rtabel dengan taraf signifikan 5% maka

(14)

2. Uji Reliabilitas Instrumen

Mencari reliabilitas instrumen berarti menganalisis alat ukur apakah dapat dipercaya dan dapat digunakan sebagai alat pengumpulan data. Reliabilitas memiliki tujuan yaitu untuk mengetahui konsistensi atau keteraturan hasil pengukuran suatu instrumen yang digunakan sebagai alat ukur suatu objek atau responden. Dalam penelitian ini, uji reliabilitas perhitungannya dibantu dengan program SPSS 22.0. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Cronbach Alpha dengan rumus reliabilitas:

𝑟11= ( 𝑘 𝑘 − 1) (1 − 𝛴𝜎𝑏2 𝜎12 ) (Arikunto, 2010: 239) Keterangan : 𝑟11 : Reliabilitas instrument

k : Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal 𝛴𝜎𝑏2 : Jumlah varians butir

𝜎12 : Varians total

Hasil 𝑟11 dikonsultasikan dengan tabel harga kritis product moment. Apabila hasil yang diperoleh rhitung > rtabel dengan taraf signifikan 5% maka

angket tersebut reliabel.

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah suatu cara yang digunakan untuk mengolah data yang terkumpul dalam penelitian dengan maksud untuk menguji hipotesis yang diajukan. Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah teknik analisis regresi linier ganda. Analisis regresi ganda adalah teknik analisis tentang pengaruh antara satu variabel terikat dengan dua atau lebih variabel bebas. Adapun penggunaan teknik analisis regresi ganda harus memenuhi beberapa asumsi klasik, yaitu data residual terditeribusi noramal, model regresi harus menunjukan kelinierannya, dan tidak adanya multikolinieritas. (Priyanto, 2010:89)

(15)

1. Menyusun Tabulasi Data

Data yang diperoleh kemudian disusun dalam tabel untuk memudahkan perhitungan.

2. Uji Prasyarat Analisis a. Uji Normalitas

Uji Normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah nilai residual terdistribusi normal atau tidak. Mendeteksi normalitas data dalam penelitian dibantu dengan program SPSS for windows release 20 yang dilakukan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan taraf signifikansi 5%. Asumsi normalitas terpenuhi ketika pengujian normalitas menghasilkan Asymp. Sig (2-tailed) lebih besar dari 0,05. (Priyanto, 2014:77)

b. Uji Mulitkolinieritas

Uji multikolinier bertujuan untuk melihat ada tidaknya hubungan yang signifikan antara variabel bebas (prediktor) dalam suatu model regresi linier ganda. Model regresi yang baik seharusnya tidak terdapat korelasi antar variabel-variabel bebas. Jika ada korelasi yang tinggi diantara variabel-variabel bebas maka hubungan antara variabel bebas dan variabel terikatnya menjadi terganggu.

Uji multikolinier pada penelitian ini dihitung dengan bantuan program SPSS 20.0 dengan melihat nilai VIF. Dinyatakan bahwa masalah multikolinieritas dapat dilihat melalui nilai Variance Inflation Factor dan Tolerance. Jika VIF kurang dari 10 dan Tolerance lebih dari 0,1 maka dinyatakan data tersebut tidak terjadi multikolinieritas, Godzali dalam Priyanto (2014:103).

c. Uji Linieritas

Uji linieritas digunakan untuk melihat apakah model yang dibangun (dua variabel) memiliki hubungan yang linier atau tidak. Uji linieritas variabel 𝑋1 (cara belajar) terhadap Y (hasil belajar), 𝑋2 (disiplin belajar) terhadap Y (hasil belajar) yaitu untuk mengetahui tingkat kelinearan data atau mengetahui bahwa setiap peningkatan variabel X juga diikuti

(16)

peningkatan variabel Y. Pengujian linear ini akan dihitung dengan menggunakan program SPSS 20.0. jika Fhitung < Ftabel maka regresi bersifat

linier, sedangkan sebaliknya jika Fhitung > Ftabel maka regresi tidak linier.

Atau dengan kriteria pengujian taraf signifikansi (Sig.) < 0,05 maka dapat dikatakan variabel tersebut tidak bersifat linier, sebaliknya taraf signifikansi (Sig.) > 0,05 maka dapat dikatakan variabel bersifat linier. (Priyanto, 2014:77)

3. Uji Hipotesis

Setelah uji prasyarat dilakukan atau dipenuhi maka akan dapat dilakukan pengujian hipotesis yang telah diajukan. Tujuan dilakukan pengujian hipotesis terhadap penerapan metode regresi linear berganda adalah untuk mengetahui sejauh mana pengaruh secara simultan antara variabel bebas X1 (cara belajar) dan X2 (disiplin belajar) terhadap kelompok

data variabel tak bebas Y (hasil belajar). Dalam penelitian ini dibantu dengan program SPSS 20.0. Langkah-langkah uji hipotesis adalah sebagai berikut: a. Menghitung koefisien korelasi sederhana antara X1 terhadap Y dan X2

terhadap Y.

Koefisien korelasi merupakan indek atau bilangan yang digunakan untuk mengukur arah dan keeratan (kuat, lemah, atau tidak ada) pengaruh antarvariabel secara parsial. Jadi arah dan kuat lemahnya pengaruh antar variabel dinyatakan dalam koefisiensi korelasi. Koefisien korelasi positif terbesar = 1 dan koefisien korelasi negatif terbesar = -1, sedangkan yang terkecil adalah 0. Arah pengaruh dua variabel atau lebih dikatakan positif, bila nilai suatu variabel ditingkatkan, maka akan meningkatkan variabel yang lain, begitu juga sebaliknya. Arah pengaruh dua variabel atau lebih dikatakan negatif, bila nilai suatu variabel ditingkatkan, maka akan menurunkan angka variabel yang lain, begitu juga sebaliknya. Untuk menginterprestasikan hasil perhitungan dapat digunakan tabel interprestasi koefisien korelasi (Sugiyono, 2010; 231) sebagai berikut:

(17)

Tabel 3.3. Pedoman interprestasi terhadap koefisien korelasi Interval Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

Rumus koefisien korelasi sederhana sebagai berikut: 1) Koefisien korelasi sederhana antara X1 terhadap Y.

𝑟𝑦1 = 𝑁 𝛴𝑋1𝑌 − (𝛴𝑋1) (𝛴𝑌) √{𝑁 𝛴𝑋12− (𝛴𝑋

2)2} {𝑁 𝛴𝑌2 − (𝛴𝑌2)}

2) Koefisien korelasi sederhana antara X2 terhadap Y

𝑟𝑦2 = 𝑁 𝛴𝑋2𝑌 − (𝛴𝑋1) (𝛴𝑌) √{𝑁 𝛴𝑋22− (𝛴𝑋 2)2} {𝑁 𝛴𝑌2 − (𝛴𝑌2)} (Sugiyono, 2010; 228) Dimana: 𝑟𝑦1 = Koefisien X1 dan Y 𝑟𝑦2 = Koefisien X2 dan Y

𝑁 = Jumlah data obeservasi 𝑋 = Variabel prediktor 𝑌 = Variabel kriterium b. Uji t

Uji t ini digunakan menunjukan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model memiliki pengaruh yang signifikan secara parsial terhadap variabel terikat (Sugiyono, 2010; 228). Pengujian akan dilakukan dengan bantuan program program SPSS 20.0. dengan taraf signifikansi sebesar 0,05 (5%). Menurut Priyatno (2014: 162), penerimaan atau penolakan hipotesis dapat dilakukan dengan kriteria sebagai berikut:

1) Jika nilai signifikansi thitung > 0,05 maka H0 yang diajukan diterima

(18)

parsial variabel independen tidak memilik pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

2) Jika nilai signifikansi thitung < 0,05 maka H0 yang diajukan ditolak

(koefisien korelasi sederhana signifikan). Hal ini berarti secara parsial variabel independen memilik pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

c. Menghitung koefisien korelasi multiple antara kriterium Y dengan predictor X1 dan predictor X2

Koefisien korelasi multipel merupakan angka yang menunjukkan arah dan kuatnya pengaruh antara dua variabel independen secara bersama-sama dengan satu variabel dependen. Pada penelitian ini perhitungan dibantu dengan program SPSS 20.0. Menurut Sugiyono (2010; 231) untuk menginterprestasikan hasil perhitungan dapat digunakan tabel interprestasi koefisien korelasi sebagai berikut:

Tabel 3.4. Pedoman interprestasi terhadap koefisien korelasi Interval Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

Rumus koefisien korelasi multiple sebagai berikut:

𝑅𝑦.12 = √

𝑟𝑦12 + 𝑟𝑦22 − 2𝑟𝑦1𝑟𝑦2𝑟𝑥1𝑥2

1 − 𝑟122

(Sudjana, 2005: 385) Dimana:

ry1 = koefisien korelasi antara Y dan X1

ry2 = koefisien korelasi antara Y dan X2

(19)

d. Uji Simultan (Uji F)

Uji simultan menunjukan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model memiliki pengaruh yang signifikan secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Menggunakan bantuan program SPSS 20.0. dengan tingkat signifikansi 5%. Dengan melihat tabel Anova pada kolom nilai F, maka kriteria pengujian sebagai berikut:

a) Jika nilai Fhitung > Ftabel maka dapat disimpilkan variabel bebas

secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.

b) Jika nilai signifikansi Fhitung < Ftabel dengan signifikansi < 0,05

maka dapat disimpilkan variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.

e. Menghitung persamaan regresi linier multiple

Untuk menentukan persamaan regresi linier ganda dengan dua variabel bebas X1 dan X2 adalah sebagai berikut:

𝑌̂ = 𝑏𝑜+ 𝑏1𝑋1+ 𝑏2𝑋2 Dimana:

𝑌̂ = nilai kriterium yang dicari bo = bilangan konstanta

b1 = koefisien predictor 1

b2 = koefisien predictor 2

X1 = predictor 1

X2 = predictor 2

Dari persamaan di tersebut bo dicari dari:

𝑏𝑜= 𝑌̂ − 𝑏1𝑋1+ 𝑏2𝑋2

Nilai b1 dan b2 dapat dicari dari:

𝑏1 =(𝛴𝑥2 2)(𝛴𝑥 1𝑦) − (𝛴𝑥1𝑥2) (𝛴𝑥2𝑦) (𝛴𝑥12)(𝛴𝑥 22) − (𝛴𝑥1𝑥2)2 𝑏2 = (𝛴𝑥1 2)(𝛴𝑥 2𝑦) − (𝛴𝑥1𝑥2) (𝛴𝑥1𝑦) (𝛴𝑥12)(𝛴𝑥 22) − (𝛴𝑥1𝑥2)2 (Budiyono, 2013: 281)

(20)

f. Koefisien Determinasi (R2)

Ghozali dalam Priyatno (2014:99), “Koefisien Determinasi (R2

) pada intinya untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model untuk menerangkan variasi-variabel dependen”. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 dan 1. Nilai (R2) yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel-variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati 1 berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

Penelitian ini akan menggunakan program SPSS 20.0 untuk mencari nilai (R2). Koefisien determinasi partial (r2) menerangkan besarnya pengaruh variabel independen secara partial terhadap variabel dependen. Koefisien dapat dilihat melalui tabel coefficient uji partial dengan melihat correlation partial.

g. Sumbangan Relatif dan Efektif

Sumbangan relatif yaitu untuk mengetahui seberapa besar sumbangan masing-masing predikator 𝑋1 dan 𝑋2 terhadap kriterium 𝑌1 dengan

rumus: 𝑋1 = 𝑎1∑𝑥1𝑦 𝐽𝐾 (𝑅𝐸𝐺) x 100% 𝑋2 = 𝑎2∑𝑥2𝑦 𝐽𝐾 (𝑅𝐸𝐺) x 100% (Hadi, 2001: 45) 1) Sumbangan efektif yaitu untuk mengetahui seberapa besar sumbangan

murni masing-masing predikator 𝑋1 dan 𝑋2 terhadap kriterium 𝑌1 dengan rumus:

a) Terlebih dahulu dicari efektifitas garis regresi dengan rumus: 𝑅2 = 𝐽𝐾 (𝑅𝐸𝐺)

𝐽𝐾 (𝑇) x 100%

b) Mencari sumbangan efektif 𝑋1 dan 𝑋2 terhadap 𝑌1

Untuk 𝑋1 : SE%𝑋1=SR 𝑋1x𝑅2

Untuk 𝑋2 : SE%𝑋2=SR 𝑋2x𝑅2

(21)

H. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian adalah langkah-langkah yang dilakukan peneliti selama melaksanakan penelitian. Langkah-langkah penelitian sebagai berikut:

Gambar 3.1 Skema Prosedur Penelitian

Berdasarkan gambar, penjelasan langkah-langkah penelitian adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi dan memilih masalah yang akan diteliti, peneliti melakukan identifikasi dan memilih masalah yang terjadi di lapangan atau tempat penelitian.

2. Dari masalah-masalah yang tersebut, kemudian peneliti merumuskan dan membatasi masalah penelitian.

3. Melakukan tinjauan pustaka untuk kedua variabel bebas dan variabel terikat. 4. Setelah melakukan tinjauan pustaka, kemudian peneliti merumuskan hipotesis

penelitian.

5. Menentukan populasi penelitian dan sampel penelitian. Sampel tersebut diambil dari populasi penelitian, selanjutnya menentukan teknik pengumpulan apa yang akan digunakan.

6. Peneliti menentukan instrumen penelitian yang sesuai dengan kondisi tempat penelitian.

7. Setelah menentukan instrumen penelitian, peneliti menyebar instrumen tersebut kemudian mengumpulkan data untuk dianalisis.

Mengidentifikasi dan memilih masalah yang

akan diteliti Menyusun laporan Menganalisis data Mengumpulkan data penelitian Menentukan instrumen Menentukan populasi, sampel dan teknik pengumpulan data Merumuskan hipotesis Melakukan tinjauan pustaka Merumuskan dan membatasi masalah

(22)

8. Melakukan analisis data penelitian.

Gambar

Gambar 3.1 Skema Prosedur Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Hasil uji statistik didapatkan nilai p=0,000 &lt; 0,05 yang artinya Ho di tolak dan Ha diterima, sehingga terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata

Didalam IDE Arduino terdapat library yang beberapa sudah ada menjadi dasar tersimpan di sistem, namun jika ada perangkat alat lainnya yang belum ada library , maka

Hasil dari penelitian ini terdiri dari tiga aspek, yaitu (1) dampak keberadaan hiburan malam (band) terhadap perilaku remaja baik berdampak positif maupun negatif, (2) faktor

Di Indonesia, Hukum Nasional yang mengatur zona keselamatan penerbangan di sekitar kawasan bandar udara sudah diatur secara ketat , demi menjamin keamanan, kenyamanan,

Oleh karena itu, hipotesis yang diajukan penelitian ini mengenai pengaruh spesialisasi auditor industri eksternal terhadap hubungan audit tenure dan ARL adalah

Model fluida mosaik mengusulkan bahwa protein integral membran memiliki gugus R asam amino yang bersifat hidrofobik pada permukaan protein yang akan

Putusan Nomor 375/PID/2016/PT.MDN Halaman 5 dari 10 hal ---- Bahwa pada hari Jumat, tanggal 30 Januari 2015 sekira pukul 11.00 Wib saksi Hotnita br Tamba

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran menulis teks berita pada siswa kelas VIII B SMP N 1 Banyudono melalui