• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOMODIFIKASI SARANA UPACARA UMAT HINDU DI PASAR KARANG LELEDE KOTA MATARAM SAYU KADEK JELANTIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KOMODIFIKASI SARANA UPACARA UMAT HINDU DI PASAR KARANG LELEDE KOTA MATARAM SAYU KADEK JELANTIK"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Sayu Kadek Jelantik : Komodifikasi Sarana Upacara Umat Hindu Di Pasar Karang Lelede Kota Mataram

14

KOMODIFIKASI SARANA UPACARA UMAT HINDU DI PASAR KARANG LELEDE KOTA MATARAM

SAYU KADEK JELANTIK Abstrak

Munculnya produktivitas sarana upacara Umat Hindu, dari kebutuhan rohani

di era globalisasi ini yang mengubah pola hidup Umat Hindu menjadi konsumtif. Penelitian ini diarahkan untuk mendapatkan deskripsi tentang komodifikasi sarana upacara Umat Hindu di Kota Mataram. Adapun masalah dan tujuan penelitian yang digunakan sebagai landasan adalah: (1) Pendeskripsian bentuk komodifikasi sarana upacara Umat Hindu di Pasar Karang Lelede Kota Mataram, (2) Pendeskripsian faktor penyebab munculnya komodifikasi sarana upacara Umat Hindu di Pasar Karang Lelede Kota Mataram, (3) Pendeskripsian dampak komodifikasi sarana upacara Umat Hindu.

Beberapa komponen yang dapat dianalisis dan disimpulkan meliputi: Bentuk komodifikasi sarana upacara Umat Hindu di Pasar Karang Lelede Kota Mataram yaitu: Bentuk komodifikasi sarana upacara Umat Hindu terdiri dari komodifikasi produksi yaitu produksi skala kecil dan produksi skala besar yang mengandung nilai ekonomi, komodifikasi distribusi yaitu pedagang lapakan dan pedagang pertokoan yang mengandung nilai tukar, dan komodifikasi konsumsi yang mengarah pada nilai guna sarana upacara Umat Hindu untuk pelaksanaan upacara Yadnya. Faktor penyebab munculnya komodifikasi sarana upacara Umat Hindu di Pasar Karang Lelede kota Mataram yaitu pengaruh globalisasi disegala aspek kehidupan berimbas pada kehidupan beragama di Kota Mataram yang membutuhkan efisiensi waktu dan tenaga dan efektivitas perdagangan sarana upacara, Sedangkan terciptanya masyarakat konsumtif dari perubahan pola hidup Umat Hindu di era post-modrenisme yang bersifat konsumerisme . Komodifikasi sarana upacara Umat Hindu di Pasar Karang Lelede Kota Mataram berdampak positif pada konsep Tri Hita Karana yaitu Tri Hita Wasana antara lain: Peningkatan Sradha dan Bhakti Umat Hindu kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, terbentuknya pola komunikasi sosial (manusia dengan manusia), pelestarian sumber daya alam (manusia dengan alam). Dari sektor sosial ekonomi berdampak positif yaitu bergeraknya roda perekonomian yang terjadi distribusi pendapatan masyarakat dan pemerataan kesejahteraan masyarakat sosial.

Kata Kunci : Komodifikasi, Sarana Upacara Umat Hindu

PENDAHULUAN

Memasuki zaman modern, manusia dihadapi dengan perkembangan arus globalisasi yang semakin pesat dan kompleks. Modernitas bukan hanya menunjuk pada periode, melainkan juga suatu bentuk kesadaran yang terkait dengan kehidupan yang lebih maju dari sebelumnya. Istilah perubahan, kemajuan, revolusi, pertumbuhan adalah

(2)

Sayu Kadek Jelantik : Komodifikasi Sarana Upacara Umat Hindu Di Pasar Karang Lelede Kota Mataram

15

istilah-istilah kunci kesadaran modern yang mengarah kepada kehidupan Sosial, Ekonomi, Politik, dan Agama.

Gejala-gejala perubahan di zaman modern ini terlihat dari pola kehidupan yang tinggi di dalam pemenuhan kebutuhan hidup. Agar dapat memenuhi kebutuhan hidup manusia harus bekerja keras mencari penghasilan untuk menjalankan kehidupan ini. Kebutuhan terdiri dari kebutuhan rohani, jasmani< dan rohani. Kebutuhan rohani yang dirasakan oleh Umat Hindu yang bersumber dari kitab suci Weda, memiliki kewajiban-kewajiban agama yang diaplikasikan dalam bentuk kegiatan keagamaan adalah hal yang paling terpenting sebagai rasa bhakti Umat Hindu kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa.

Dalam tindakan menunaikan kewajiban, menurut Kant manusia meninggalkan harapan-harapannya, maka kehendak baik di dunia ini terwujud dalam pelaksanaan kewajiban. Kant lebih lanjut membedakan antara “tindakan yang sesuai dengan kewajiban” dan “tindakan yang dilakukan demi kewajiban” yang pertama ini baginya tidak berharga secara moral dan disebut “legalitas”, sedangkan yang kedua benilai moral dan disebut “moralitas” (Hardiman, 2004: 146).

Agama Hindu yang memiliki cara tersendiri untuk melaksanakan kewajiban agama ini yang mengandung penuh kehalusan seni budaya, falsafah-falsafah keagungan budi, yang sesungguhnya senantiasa menempa dan membesarkan jiwa Umat Hindu. Salah satu bentuk bhakti Umat Hindu kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa yaitu dengan konsep Yadnya. Yadnya yang memiliki pengertian pemujaan suci, yang dilakukan dengan perasaan tulus ikhlas, dan harus dilakukan pada hari-hari dan dewasa tertentu (Surayin, 2004: 3).

Upaya yang paling mendasar untuk melangkah ke arah persiapan sarana upacara

Yadnya dalam Agama Hindu yang disebut Upakara-Upacara Yadnya ialah memahami

terlebih dahulu akan makna dan arti yang khusus, dalam mencari jalan terdekat untuk berkomunkasi/kontak batin dengan Ida Sang Hyang Widhi beserta manefestasi-Nya, dan kepada para leluhur kawitan (Ida Bhetara-Bhetari), dalam pengakuan dan keberadaan kita sebagai Umat Hindu.

Kebutuhan rohani Umat Hindu yang merupakan kewajiban melaksanakan

Yadnya juga berlangsung dalam kehidupan yang meliputi penyediaan sarana upacara Yadnya. Pola hidup Umat Hindu yang mengalami perubahan pada zaman modern ini

(3)

Sayu Kadek Jelantik : Komodifikasi Sarana Upacara Umat Hindu Di Pasar Karang Lelede Kota Mataram

16

sarana upacara Umat Hindu di kawasana wilayah Kota Mataram pada umumnya dan Pasar Karang Lelede pada khususnya.

Suatu produk muncul akibat dari reaksi terhadap aksi kebutuhan manusia yang harus dipenuhi, manusia yang menjadi individu bebas berusaha agar dapat selalu mempertahankan kehidupannya. Hal inilah yang terjadi di Pasar Karang Lelede Kota Mataram. Keadaan ini disebut dengan gejala komodifikasi, komodifikasi yang mengandung makna suatu proses dimana barang/jasa yang sebelumnya tidak menjadi barang komoditi sekarang berubah menjadi barang komoditi. Sarana upacara Umat Hindu yang dulunya dipersiapkan sendiri untuk pelaksanaan upacara Yadnya tetapi pada saat ini diperjualbelikan di Pasar Karang Lelede Kota Mataram yang merupakan pasar yang unik dengan pasar penyedia produk sarana upacara Umat Hindu paling terlengkap di Kota Mataram.

Gejala komodifikasi yang terjadi di Pasar Karang Lelede Kota Mataram ini memberikan suatu bentuk kajian tentang bagaimana bentuk dari komodifikasi sarana upacara Umat Hindu, dan bentuk kajian tentang bagaimana faktor penyebab munculnya komodifikasi sarana upacara Umat Hindu, dan mengkaji tentang bagaimana dampak yang timbul dari komodifikasi sarana upacara Umat Hindu.

Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah bentuk Komodifikasi Sarana Upacara Umat Hindu di Pasar Karang Lelede Kota Mataram?

2. Apakah faktor penyebab munculnya Komodifikasi Sarana Upacara Umat Hindu di Pasar Karang Lelede Kota Mataram?

3. Bagaimana dampak dari Komodifikasi Sarana Upacara Umat Hindu?

TUJUAN

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk memberikan wawasan pengetahuan yang baru bagi Umat Hindu yang berada di Kota Mataram tentang perubahan praktis sarana upacara yang sebelumnya tidak diperdagangkan tetapi pada kenyataannya pada saat ini menjadi barang dagangan. Sehingga Umat Hindu mampu memberikan persepsi atas fenomena yang terjadi ini dan dapat menambah khasanah nilai-nilai positif yang terkandung di dalam penelitian ini. Untuk mengetahui bentuk Komodifikasi Sarana Upacara Umat Hindu di Pasar Karang Lelede Kota Mataram.

(4)

Sayu Kadek Jelantik : Komodifikasi Sarana Upacara Umat Hindu Di Pasar Karang Lelede Kota Mataram

17

Untuk mengetahui faktor penyebab munculnya Komodifikasi Sarana Upacara Umat Hindu di Pasar Karang Lelede Kota Mataram. Untuk mengetahui dampak dari Komodifikasi Sarana Upacara Umat Hindu.

MANFAAT

Dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan, tentang kajian mengenai Komodifikasi Sarana Upacara Umat Hindu di Pasar Karang Lelede Kota Mataram, yang sesuai dengan ajaran agama yang bersumber pada kitab Suci Weda. Serta dapat dijadikan suatu sumber informasi untuk penelitian selanjutnya agar mendapat suatu kebenaran yang sesuai dengan waktu dan keadaan yang terjadi pada saat penelitian dilaksanakan. Dapat dipergunakan sebagai sumber informasi bagi Umat Hindu dalam memahami Komodifikasi Sarana Upacara Umat Hindu di Pasar Karang Lelede Kota Mataram, yang sesuai dengan kajian pustaka Suci Weda dan dapat memperkokoh kerukunan umat seagama dan mengembangkan keselarasan pemahaman keagamaan yang bervisi kebangsaan.

1. Komodifikasi

Sehingga Komodifikasi memiliki arti pengubahan sesuatu menjadi komoditas (Barang Dagangan) yang dapat diperjual-belikan. Komodifikasi (comodification) adalah sebuah proses menjadikan sesuatu yang sebelumnya bukan komoditi sehingga kini menjadi komoditi (Piliang, 2011: 23) “Komoditas secara sederhana dapat didefinisikan sebagai hasil kerja manusia, dapat berupa barang atau jasa, yang sangat sengaja diproduksi untuk dipertukarkan melalui mekanisme pasar. Komoditas, dalam wujudnya sebagai benda maupun jasa umumnya diproduksi secara massal, melayani kebutuhan banyak konsumen, dan juga diproduksi berulang-ulang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat konsumen yang menjadi target pasarnya. Komoditas adalah pengobjekan atau pematerialan atau kristalisasi kerja sosial manusia. Komoditas merepresentasikan bentuk simbolis dan material yang digunakan untuk mereproduksi tenaga kerja melalui konsumsi” Lee dalam Suyanto (2013: 175).

Komoditas berbeda dengan komodifikasi, tidak hanya sekedar memproduksi barang dan jasa yang dapat dipertukar-kan atau diperjual-belikan di pasar, yang dimaksud dengan komodifikasi adalah proses dimana semakin banyak aktivitas manusia

(5)

Sayu Kadek Jelantik : Komodifikasi Sarana Upacara Umat Hindu Di Pasar Karang Lelede Kota Mataram

18

yang memiliki nilai moneter dan menjadi barang yang diperjual-belikan di pasar (Suyanto, 2013: 190-191).

Komodifikasi memiliki makna yang luas dan tidak hanya menyangkut masalah produksi komoditas tentang barang dan jasa yang diperjualbelikan. Permasalahan bagaimana barang dan jasa tersebut didistribusikan dan dikonsumsi termasuk juga di dalamnya. komodifikasi adalah proses perubahan sosial yang perhatiannya tidak hanya memproduksi komoditas dalam pengertian ekonomi yang sempit mengenai barang-barang yang akan dijual, tetapi bagaimana diorganisasikan dan dikonseptualisasikan dari segi produksi, distribusi, dan konsumsi komoditas.

2. Sarana Upacara Umat Hindu

sarana upacara Umat Hindu adalah segala sesuatu yang dijadikan alat baik kongkret maupun abstrak dengan berbagai cara dan berbagai macam syarat yang disebut digunakan dalam melakukan suatu kegiatan keagamaan Hindu yang disebut dengan upacara, sarana upacara Agama Hindu disebut Upakara yang bersumber pada Kitab Suci Weda ditujukan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa dengan tujuan sebagai Bhakti atau terimakasih Umat Hindu atas apa yang telah diberikan di dunia ini sehingga dapat mencapai tujuan hidup tertinggi yaitu “Moksartam jagadhita ya ca iti dharma”.

3. Pasar Karang Lelede Kota Mataram

Pasar Karang Lelede adalah salah satu pasar yang terletak di wilayah Kelurahan Saptamarga, Kecamatan Cakranegara, Kota Mataram, dengan jenis pasar tradisional yang memiliki fungsi yang sama dengan pasar yang lainnya yaitu tempat bertemunya pembeli dan penjual sehingga terjadinya suatu transaksi jual beli kebutuhan yang diinginkan oleh pembeli. Pasar Karang Lelede menspesifikan diri sebagai pasar komoditas sarana upacara Umat Hindu, sehingga menjadi primadona bagi masyarakat untuk membuka lahan bisnis.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Pengertian penelitian kualitatif dapat diartikan sebagai penelitian yang menghasilkan data deskriptif mengenai kata-kata lisan maupun tertulis, dan tingkah laku yang dapat diamati dari orang-orang yang diteliti (Suyanto dan Sutinah, 2006: 166).

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada karakteristik pendekatan kualitatif deskriptif yang terjadi secara alamiah. Tujuan dari

(6)

Sayu Kadek Jelantik : Komodifikasi Sarana Upacara Umat Hindu Di Pasar Karang Lelede Kota Mataram

19

digunakannya pendekatan ini adalah untuk melakukan penggalian yang mendalam tentang Komodifikasi Sarana Upacara Umat Hindu di Kota Mataram.

PEMBAHASAN

Bentuk Komodifikasi Sarana Upacara Umat Hindu di Pasar Karang Lelede Kota Mataram.

a. Komodifikasi Produksi Sarana Upacara Umat Hindu

Bentuk komodifikasi produksi yaitu produksi skala kecil dan produksi skala besar sarana upacara Umat Hindu mengandung nilai ekonomi bagi pelaku produksi tersebut (Produsen), kegiatan produksi yang dilakukan merupakan produksi yang menghasilkan suatu produk sarana upacara Umat Hindu yang berasal dari cipta karya manusia (Umat Hindu) dalam rangka memenuhi kebutuhan pasar (konsumen) yang terdiri dari proses produksi yang menghasilkan produk yang bertujuan untuk penyelenggaraan Upacara Yadnya Umat Hindu.

b. Komodifikasi Distribusi Sarana Upacara Umat Hindu

Bentuk komodifikasi distribusi sarana upacara Umat Hindu terdiri dari dua kelompok besar yaitu pendistribusian pedagang lapakan dan pendistribusian pedagang pertokoan yang sama-sama bertujuan untuk memenuhi kebutuhan Umat Hindu dalam pengadaan produk sarana upacara Yadnya yang mengandung nilai tukar dari mekanisme produksi sarana upacara Umat Hindu, kemudian mengalami proses pendistribusian, dan pada akhirnya akan dikonsumsi oleh konsumen dengan alat tukar berupa uang dari setiap mekanisme pertukaran, guna mendapat tujuan utama memperoleh nilai guna untuk Umat Hindu yang ada di Pulau Lombok pada umumnya dan Kota Mataram pada khusunya.

c. Komodifikasi Konsumsi Sarana Upacara Umat Hindu

komodifikasi konsumsi sarana upacara Umat Hindu di Pasar Karang Lelede merupakan suatu proses pengubahan pesan dan makna suatu ajaran Agama Hindu di dalam melaksanakan kewajiban kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa sebagai Maha Agung pencipta seluruh yang ada di alam semesta menjadi suatu objek (sarana upacara) digunakan sebagai rasa terimakasih Umat Hindu Kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang pada zaman post-modernisme ini telah mengalami penggandaan fungsi yang

(7)

Sayu Kadek Jelantik : Komodifikasi Sarana Upacara Umat Hindu Di Pasar Karang Lelede Kota Mataram

20

dulunya mempunyai satu fungsi (nilai guna) sekarang menjadi dua fungsi (nilai guna dan nilai tukar) sehingga menjadi produk yang siap diperjual-belikan di pasar bebas dan dikonsumsi oleh Umat Hindu.

Faktor penyebab munculnya Komodifikasi Sarana Upacara Umat Hindu di Pasar Karang Lelede Kota Mataram.

a. Globalisasi

Faktor penyebab komodifikasi sarana upacara Umat Hindu di era globalisasi ini adalah efektivitas perdagangan sarana upacara Umat Hindu di Kota Mataram. Madyo Kasihadi, (1985: 54) menyatakan bahwa efektifitas adalah keadaan yang menunjukkan sejauh mana apa yang direncanakan dapat tercapai, semakin banyak rencana yang dapat dicapai semakin efektif pada kegiatan tersebut.

Efektivitas yang terjadi adalah Umat Hindu dapat memanfaatkan keberadaan produk sarana upacara untuk melaksanakan upacara Yadnya. Dapat membuka suatu lahan bisnis baru bagi Umat Hindu dalam memperoleh penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup agar dapat melangsungkan kehidupan dengan baik. Jadi dengan peningkatan efektivitas perdagangan sarana upacara, maka semakin efektif keberadaan para pedagang sarana upacara Umat Hindu di Pasar Karang Lelede Kota Mataram

Jadi, arus globalisasi yang menyebabkan munculnya komodifikasi sarana upacara Umat Hindu di Pasar Karang Lelede Kota Mataram, terdiri dari dua bagian penting yaitu; adanya efisiensi waktu dan tenaga oleh Umat Hindu dan adanya efektivitas perdagangan sarana upacara yang sangat efektif keberadaannya.

b. Masyarakat Konsumtif

Sarana yang diperdagangkan tidak hanya menyangkut dalam produk saja, tetapi manusiapun telah menjadi objek komodifikasi ini, ketika daya cipta manusia dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan keuntungan secara ekonomis, dalam rangka pemenuhan kebutuhan yang muncul akibat dari proses kehidupan yang mengalami perubahan dari setiap aspek kehidupan yang terjadi dalam kehidupan Umat Hindu pada saat ini, masyarakat konsumen yang menghadirkan komodifikasi ini.

(8)

Sayu Kadek Jelantik : Komodifikasi Sarana Upacara Umat Hindu Di Pasar Karang Lelede Kota Mataram

21

Jadi munculnya masyarakat konsumtif menjadi faktor penyebab munculnya komodifikasi sarana upacara Umat Hindu di Pasar Karang Lelede Kota Mataram, karena produk sarana upacara muncul ketika pola kehidupan Umat Hindu bersifat konsumtif karena keadaan dan faktor-faktor di era post-modernisme.

3 . Dampak Komodifikasi Sarana Upacara Umat Hindu. Kajian Agama Hindu (Konsep Tri Hita Karana).

Dampak komodifikasi sarana upacara Umat Hindu dengan Konsep Tri Hita

Karana yang diaplikasikan dalam kehidupan disebut dengan Tri Hita Wasana dengan

penjabaran sebagai berikut:

1). Peningkatan Sradha dan Bhakti Umat Hindu kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa.

Komodifikasi sarana upacara Umat Hindu di Pasar Karang Lelede memiliki dampak yang positif bagi Umat Hindu karena mengalami peningkatan Sradha dan

Bhakti kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa dengan konsep Tri Hita Karana dengan

peningkatan tingkat penjualan dan pembelian Sarana Upacara.

2). Terbentuknya Pola Komunikasi Sosial (Manusia dengan Manusia).

Hubungan harmonis manusia dengan manusia, Umat Hindu di Kota Mataram yang memiliki aktivitas yang padat di dalam kehidupannya memiliki kendala tersendiri didalam memenuhi kewajiban keagamaannya (Umat Hindu) yaitu sembahyang dibantu dengan kehadiran Pasar Karang Lelede yang menyiapkan segala macam Sarana Upacara Umat Hindu, ini menimbulkan suatu keadaan Mutualisme yang berarti saling menguntungkan. Di pihak penjual akan memperoleh keuntungan yang dapat dimanfaatkan sedangkan untuk pembeli memperoleh manfaat nilai guna dengan menukar sejumlah uangnya untuk memenuhi kewajiban keagamaannya.

3). Pelestarian Sumber Daya Alam (Manusia dengan Alam)

Hubungan harmonis manusia dengan alam semesta, sarana upacara Umat Hindu secara mendasar terdiri dari unsur alam yaitu patram, puspam, palam, toyam, pada era post-modernisme ini unsur-unsur dasar sarana upacara Umat Hindu ini mengalami

Inovasi-inovasi terbaru hasil dari cipta karya manusia. Dengan adanya aktivitas

perdagangan sarana upacara khusunya yang mengambil di alam secara langsung maka kesadaran untuk melestarikan alam pun akan tercipta baik dari penjual maupun pembeli yang sama-sama bekerjasama didalam hal ini. Tentunya para penjual produk-produk

(9)

Sayu Kadek Jelantik : Komodifikasi Sarana Upacara Umat Hindu Di Pasar Karang Lelede Kota Mataram

22

sarana upacara memelihara segala sesuatu yang diambil di alam, oleh karena itu hubungan yang baik diciptakan oleh para penjual dengan alam semesta sehingga tidak terjadi suatu eksploitasi kekayaan alam secara negatif. Dan terciptanya hubungan harmonis manusia dengan alam.

Kajian Sosial Ekonomi

1). Bergeraknya Roda Perekonomian

Dampak dari komodifikasi sarana upacara Umat Hindu di Pasar Karang Lelede Kota Mataram ini dilihat dari bergeraknya roda perekonomian masyarakat, baik yang beragama Hindu maupun beragama lainnya di wilayah Kota dari perdagangan sarana upacara Umat Hindu di Pasar Karang Lelede Kota Mataram, yaitu: Memperbanyak jumlah barang dan jasa sarana upacara Umat Hindu. Menghasilkan barang dan jasa sarana upacara Umat Hindu yang berkualitas tinggi. Memenuhi kebutuhan Umat Hindu sesuai dengan peradaban. Mengganti barang-barang yang rusak atau habis yang diperlukan untuk menunjang upacara Yadnya. Memenuhi permintaan pasar dengan produk utama yaitu sarana upacara Umat Hindu. Meningkatkan kemakmuran Produsen dan para karyawan yang terlibat dalam kegiatan produksi. Menjaga kesinambungan usaha yang dijalankan oleh produsen. Memperluas lapangan pekerjaan dengan memperkerjakan tenaga kerja dalam kegiatan produksi sarana upacara Umat Hindu dengan meningkatkan nilai guna barang atau jasa sarana upacara Umat Hindu yaitu nilai tukar. Meningkatkan kemakmuran masyarakat. Meningkatkan keuntungan bagi pelaku kegiatan produksi.

2). Pemerataan Kesejahteraan Masyarakat Sosial

Dari sektor sosial masyarakat telah berbaur menjadi satu di Pasar Karang Lelede untuk bidang penjualan sarana upacara Umat Hindu, dimana banyak terdapat pedagang non Hindu yang ikut berjualan juga sehingga tatanan kehidupan sosial masyarakat Kota Mataram dapat saling berinteraksi satu dengan yang lainnya dan saling menguntungkan dan dapat terwujudnya suatu keharmonisan bermasyarakat, beragama, dan bernegara.

Kehidupan masyarakat sebagai interaksi sosial yang terjalin dengan baik menjadi dampak positif dari komodifikasi sarana upacara Umat Hindu di Pasar Karang Lelede Kota Mataram. Keanekaragaman latar belakang dan tujuan para pedagang sarana upacara Umat Hindu, tidak menjadi suatu halangan untuk pemerataan kesejahteraan

(10)

Sayu Kadek Jelantik : Komodifikasi Sarana Upacara Umat Hindu Di Pasar Karang Lelede Kota Mataram

23

masyarakat sosial dengan memberikan hak dan kewajiban yang sama kepada masyarakat untuk mendapatkan penghasilan yang layak.

SIMPULAN

Pertama, Komodifikasi Sarana Upacara Umat Hindu di Pasar Karang Lelede Kota Mataram terdiri dari tiga bentuk yaitu komodifikasi produksi, distribusi, dan konsumsi. Pertama, komodifikasi produksi terdiri dari produksi skala kecil dan produksi skala besar yang mengandung nilai ekonomi. Kedua, komodifikasi distribusi yang terdiri dari pedagang lapakan dan pedagang pertokoan yang mengandung nilai tukar. Ketiga, Komodifikasi konsumsi yang meliputi dari manfaat nilai guna yang terkandung di dalam sarana upacara Umat Hindu untuk melaksanakan upacara Yadnya.

Kedua, adapun faktor penyebab munculnya Komodifikasi Sarana Upacara Umat Hindu di Pasar Karang Lelede Kota Mataram yaitu pengaruh globalisasi dan terciptanya masyarakat konsumtif di era post-modernisme ini. Pengaruh globalisasi di segala aspek kehidupan menciptakan adanya efisiensi waktu dan tenaga Umat Hindu dan efektifitas perdagangan sarana upacara yang bermanfaat. Pada kehidupan beragama di Kota Mataram, kemajuan teknologi, informasi, dan komunikasi memudahkan akses pengetahuan Umat Hindu terhadap produktivitas sarana upacara Umat Hindu.

Sedangkan terciptanya masyarakat konsumtif dari perubahan pola hidup Umat Hindu yang dipenuhi dengan aktivitas kehidupan di era post-modernisme, dapat diefisiensikan dalam memenuhi kewajiban keagamaan yang tersedia di Pasar Karang Lelede Kota Mataram sehingga bersifat konsumtif.

Ketiga, Komodifikasi Sarana Upacara Umat Hindu di Pasar Karang Lelede Kota Mataram berdampak positif pada konsep Tri Hita Karana, yaitu Tri Hita Wasana antara lain: peningkatan Sradha dan Bhakti Umat Hindu kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa dengan upacara Yadnya yang dilaksanakan, terbentuknya pola komunikasi sosial dalam produktivitas sarana upacara Umat Hindu (manusia dengan manusia), pelestarian sumber daya alam yang dikelola dengan baik (manusia dengan alam). Dari sektor sosial ekonomi berdampak positif yaitu bergeraknya roda perekonomian yang terjadi distribusi pendapatan masyarakat dan pemerataan kesejahteraan masyarakat sosial.

(11)

Sayu Kadek Jelantik : Komodifikasi Sarana Upacara Umat Hindu Di Pasar Karang Lelede Kota Mataram

24

DAFTAR PUSTAKA

Abercrombie, Nicholas. 2010. Kamus Sosiologi. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Arikunto, Suharsimini. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Baudrillard, Jean P. 2006. Masyarakat Konsumsi. Yogyakarta: Kreasi Wacana. Campbell, Colin. 2008. Kamus Lengkap Pemikiran Sosial Modern. Jakarta: Prenada Media Group.

Chilcote, H. Ronald. 2004. Teori Perbandingan Politik. Jakarta: Rajawali Pers. Daryanto. 1997. Kamus Bahasa Indonesia Lengkap. Surabaya: Apollo.

Hardiman, Budi. 2004. Filsafat Modern. Jakarta: Gramedia.

Kunarjo. 2003. Glosarium, Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan. Universitas Indonesia: UI Perss

Lee, Martyn J. 2006. Budaya Konsumen Terlahir Kembali: Arah Baru Modernitas

dalam Kajian Modal Konsumsi dan Kebudayaan. Yogyakarta: Kreasi

Wacana.

Madyo, Eko Susilo dan Kasihadi. 1985. Dasar-Dasar Pendidikan. Semarang: Effhar.

Mufid, Muhamad. 2005. Komunikasi dan regulasi penyiaran. Jakarata: Kencana. Mulyanto, Dede. 2012. Geneologi Kapitalisme: Antropologi dan Ekonomi Politik

Pranata Eksploitasi Kapitalistik. Yogyakarta: Resist Book.

Nawawi, Hadari. 2007. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Piliang. Amir Yasraf. 2011. Dunia yang Dilipat Tamasya Melampaui Batas-batas

Kebudayaan. Bandung: Matahari.

Purwanto, Susilo Edy. 2013. Komodifikasi Pura Lingsar di Lombok. Mataram: Penelitian STAHN Gde Pudja Mataram.

Pringgodigjo. 1973. Ensiklopedia Umum. Yogyakarta: Yayasan Kanisius. Raras, Niken Tambang. 2007. Pesucian dan penyapa. Surabaya: Paramita.

Ridwan. 2006. Belajar Mudah Untuk penelitian Guru-Karyawan dan Penelitian

Pemula. Bandung: Alfabeta.

Subagiasta, I Ketut. 2008. Pengantar Acara Agama Hindu. Surabaya: Paramita. Sudaharta, Tjok Rai. 2007. Upadsa Tentang Ajaran-Ajaran Agama Hindu.

(12)

Sayu Kadek Jelantik : Komodifikasi Sarana Upacara Umat Hindu Di Pasar Karang Lelede Kota Mataram

25

Surabaya : Paramita.

Sugiyono, 2007. Metode Penelitian Administrasi, Bandung : CV. Alpabeta Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif; Dilengkapi Contoh Proposal

dan Laporan Penelitian. Bandung: PT Alfabeta.

Sukwiaty. 2009. Ekonomi. Jakarta: Yudhistira.

Sumarwan. 2002. Ekonomi Dasar. Surabaya: Paramita.

Sukandarrumidi. 2006. Metodologi penelitian; Petunjuk Praktis Untuk Peneliti

Pemula. Yogyakarta: Gadjah Mada University Pers.

Surayin, Ida Ayu Putu. 2004. Melangkah Kearah Persiapan Upakara-upakara

Yadnya. Surabaya: Paramita.

Suyanto, Bagong. 2013. Sosiologi Ekonomi. Jakarta: Kencana.

Suyanto dan Sutinah. 2006. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Kencana.

Titib, I Made. 2003, Tri Sandhya, Sembahyang dan Berdoa, Surabaya : Penerbit Paramita.

Wiana, I Ketut. 2009. Tri Hita Karana. Surabaya: Paramita. www.mataramkota.go.id

Referensi

Dokumen terkait

Jadi strategi nasional adalah cara melaksanakan politik nasional dalam mencapai sasaran dan tujuan yang di tetapkan oleh politik nasional.. Penyusunan Politik dan

Bentuk dari penyiapan tersebut berupa pendidikan yang dimandatkan untuk menjadikan sumber daya manusia sebagai praktisi yang profesional. Makna pendidikan memiliki

Kertas kerja ini cuba membincangkan secara terperinci model guru berkualiti seperti yang telah dibincangkan oleh tokoh Pendidikan Islam dan Pendidikan Barat yang terdiri

Penyebab ketidakadilan terhadap pustakawan perempuan karena masyarakat sudah memberikan kesimpulan bahwa perempuan memiliki pisik dan pemikiran yang lemah di

Berdasarkan hasil dari identifikasi secara morfologi dan biokimia, menunjukkan bahwa isolat bakteri CS7 termasuk ke dalam genus Bacillus koloni bakteri berwarna

Berdasarkan pada fakta dan situasi tersebut di dalam kaitannya dengan bidang studi Desain Komunikasi Visual, maka lingkup yang di bahas dibatasi pada hal-hal yang dapat ditangani atau

Perjalanan „Aisyiyah dari awal berdiri hingga kini tidak pernah lepas dari campur tangan dan buah pikiran pemimpin-pemimpin termasuk salah satunya yaitu Bu Elida

2.1.1 Menghayati dan mengamalkan sikap jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, dan gotong royong dalam menyelesaikan soal yang terkait dengan materi merubah