• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengelolaan Supervisi Akademik Kepala Sekolah Di SDN Pongangan Kecamatan Gunungpati Kota Semarang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengelolaan Supervisi Akademik Kepala Sekolah Di SDN Pongangan Kecamatan Gunungpati Kota Semarang"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Pengelolaan Pendidikan

Istilah pengelolaan merupakan inti dari manajemen atau administrasi. Secara konseptual pengelolaan sama dengan manajemen. Hal tersebut sebagaimana yang dikemukakan oleh Husnaini Usman (2004: 3). Ia menyatakan bahwa “management

diterjemahkan dalam bahasa Indonesia menjadi manajemen atau pengelolaan. Dalam konteks administrasi keduanya mempunyai persamaan arti, dengan kandungan makna to control yang artinya mengatur dan mengurus. Istilah pengelolaan adalah suatu kemampuan dan keterampilan khusus untuk melakukan suatu kegiatan baik bersama orang lain, atau melalui orang lain dalam mencapai tujuan organisasi.

Hersey dan Blanchard menurut Stoner dalam Sudjana (2000:17) memberi arti pengelolaan sebagai

berikut “Managemen as working with and through individual and groups to accomplish organizational goals” (pengelolaan merupakan kegiatan yang dilakukan bersama dan melalui orang-orang serta kelompok dengan maksud untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi).

Sumijo Soebedjo dalam Sudjana (2000:17)

mengemukakan bahwa “Management the process of planning, organizing, leading, and controlling the efforts

of organizing members and of using all other

organizational resources achieve statet organizational goals”. Kalau kita simpulkan dari kedua pengertian di

(2)

efisien untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

Menurut M.Manulang (2006:5) manajemen merupakan sebuah seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan, dan pengawasan sumber daya untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Terkait dengan proses pelaksanaan manajemen, Nanang Fattah (2004:1) mengemukakan bahwa:

Dalam proses manajemen terlihat fungsi-fungsi pokok yang ditampilkan oleh seorang manajer/pimpinan. Perencanaan (Planning), pengorganisasian (Organizing), Pemimpinan (leading), dan Pengawasan (Controlling). Oleh karena itu manajemen diartikan sebagai proses merencarakan, mengorganisasikan, memimpin, dan mengendalikan upaya organisasi dengan segala aspeknya agar tujuan organisasi tercapai secara efekfit

dan efisien.”

(3)

Hal senada disampaikan pula oleh (Pidarta, 2004: 13) memberikan penjelasan bahwa empat fungsi pengelolaan yakni merencanakan, mengorganisasi, memotivasi dan mengontrol. Menurut Suryobroto (2004: 35) pengelolaan pendidikan mengandung pengertian proses untuk mencapai tujuan pendidikan. Proses itu dimulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pemantauan. Berdasarkan Mulyono (2008 : 25-27) proses pengelolaan meliputi;

1. Perencanaan

Perencanaan adalah proses kegiatan rasional dan sistemik dalam menetapkan keputusan, kegiatan atau langkah-langkah yang akan dilaksanakan di kemudian hari dalam rangka usaha mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Perencanaan ini mengandung arti: pertama, manajer memikirkan dengan matang terlebih dahulu sasaran dan tindakan berdasarkan pada beberapa metode, rencana atau logika dan bukan berdasarkan perasaan. Kedua, rencana mengarahkan tujuan organisasi. Ketiga, disamping itu rencan merupakan pedoman untuk:a)Organisasi memperoleh dan menggunakan sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan, b) Anggota organisasi melaksanakan aktivitas yang konsisten dengan tujuan dan prosedur yang sudah ditetapkan, dan c) Memonitor dan mengukur kemajuan untuk mencapai tujuan, sehingga tindakan korektif dapat diambil bila kemajuan tidak memuaskan.

2. Pengorganisasian

Pengorganisai adalah menyusun hubungan perilaku yang efektif dan antar personalia, sehingga mereka dapat bekerjasama secara efisien dan memperoleh keputusan pribadi dalam melaksanakan tugas-tugas dalam situasi lingkungan yang ada guna mencapai tujuan dan sasaran tertentu.

3. Pelaksanaan

Pelaksanaan merupakan kegiatan untuk merealisasikan rencana menjadi tindakan nyata dalam rangka mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Rencana yang telah disusun akan mempunyai nilai jika dilaksanakan dengan efektif dan efisien. Dalam pelaksanaan, setiap organisasi harus memiliki kekuatan yang mantap dan meyakinkan sebab jika tidak kuat, maka proses pendidikan yang diinginkan sulit terealisasi.

4. Pengawasan

(4)

merekam, memberi penjelasan, petunjuk, pembinaan dan meluruskan berbagai hal yang kurang tepat, serta memperbaiki kesalahan. Pengawasan meruapakn kunci keberhasilan dalam keseluruhan proses pengelolaan, perlu dilihat secara komprehensip, terpadu dan tidak terbatas hal-hal tertentu.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pengelolaan adalah suatu usaha yang dilakukan secara bersama-sama untuk menentukan dan mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), dan pengawasan (controlling). Manajemen dibutuhkan setidaknya untuk mencapai tujuan, menjaga keseimbangan di antara tujuan-tujuan yang saling bertentangan, dan untuk mencapai efisiensi dan efektivitas.

2.2. Supervisi Akademik

2.2.1 Konsep Supervisi Akademik

(5)

pertanyaan-pertanyaan ini akan diperoleh informasi mengenai kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran. Namun satu hal yang perlu ditegaskan di sini, bahwa setelah melakuakan penilaian kinerja bukan berarti selesailah pelaksanaan supervisi akademik, melainkan harus dilanjutkan dengan tindak lanjutnya berupa pembuatan program tindak lanjut.

Dalam kaitannya dengan manajemen dan kepemimpinan kepala sekolah, supervisi lebih ditekankan pada pembinaan dan peningkatan kemampuan dan kinerja tenaga kependidikan/guru di sekolah dalam melaksanakan pembelajaran. Untuk memahami dan wawasan yang lebih luas tentang supervisi, dalam Carter Good’s Dictionary of Education dikemukakan definisi supervisi sebagai berikut : Segala usaha pejabat sekolah dalam memimpin guru-guru dan tenaga kependidikan lainnya, untuk memperbaiki pengajaran, termasuk mensti-mulasi, menyeleksi pertumbuhan dan perkembangan jabatan guru-guru, menyeleksi, dan merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan pengajaran dan metode-metode mengajar serta evaluasi pengajaran.

(6)

Kata akademik dalam konteks sekolah, dipertautkan dengan segala hal yang berhubungan dengan penguasaan ilmu pengetahuan yang harus dikuasai siswa setelah mengikuti proses pembelajaran, sehingga yang disebut kegiatan akademik adalahkegiatan proses pembelajaran dan hal-hal lain yang terkait misalnya penyusunan jadwal akademik pembelajaran dan silabus. Supervisi akademik adalah menilai dan membina guru dalam rangka meningkatkan kualitas proses pembelajaran agar kompetensi peserta didik mencapai optimal (Sujana, 2008; 3). Dari pengertian di atas dapat disimpulkan supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membina para guru untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi peserta didik mencapai optimal.

Tujuan supervisi akademik yaitu untuk mengembangkan kompetensi guru, mengembangkan kurikulum dan mengembangkan kelompok kerja guru dan membimbing guru untuk menyusun penelitian tindakan kelas. Seorang kepala sekolah dalam melakukan supervisi akademik dengan baik dan benar, sehingga sesuai dengan tujuannya untuk meningkatkan profesionalisme guru dalam perencanaan, pelaksanaan dan penilaian proses pembelajaran, maka kepala sekolah harus paham memahami dan terampil dalam teknik supervisi. Sebagaimana diungkapkan Glickman, at al; (2007), bahwa untuk melaksanakan supervisi akademik secara efektif diperlukan keterampilan konseptual, interpersonal dan teknikal.

Kimbal Wiles (dalam Maryono, 2011:18)

menyatakan “Supervision is assistance in the

development of a batter teaching-learning situation”.

(7)

meliputi keseluruhan situasi belajar mengajar (goal,

material, technique, method, teacher,student an

envirovment). Situasi belajar inilah yang seharusnya

diperbaiki dan ditingkatkan melalui layanan kegiatan supervisi akademik. Dengan demikian layanan supervisi akademik mencakup seluruh aspek dari penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran. Konsep supervisi tidak bisa disamakan dengan inspeksi, inspeksi lebih menekankan kepada kekuasaan dan bersifat otoriter, sedangkan supervisi lebih menekankan kepada persahabatan yang dilandasi oleh pemberian pelayanan dan kerjasama yang lebih baik diantara guru-guru, karena bersifat demokratis. Kegiatan supervisi adalah proses pendidikan dalam upaya peningkatan prestasi belajar dan mutu sekolah.

Jadi supervisi tidak lain adalah usaha memberikan layanan kepada stakeholder pendidikan, terutama guru-guru, baik secara individu maupun secara kelompok dalam usaha meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran. Seorang supervisor yang baik memiliki lima keterempilan dasar sebagai berikut: 1) keterampilan dalam hubungan antar manusia; 2) keterampilan dalam proses kelompok; 3) keterampilan dalam kepemimpinan pendidikan; 4) keterampilan dalam mengatur personalia sekolah; dan 5) keterampilan dalam evaluasi.

(8)

guru agar selalu berkembang dalam jabatan. Supervisi merupakan suatu inservice education dan usaha mengembangkan kelompok (group) secara bersama, program supervisi itu bertumpu pada suatu prinsip yang berakar mendalam pada pengakuan bahwa tiap orang itu mempunyai potensi untuk berkembang. Potensi itu harus merealisasikan dirinya melalui dorongan dan bantuan agar dapat menemukan jati dirinya sehingga ia mampu berpartisipasi. Usaha supervisi adalah penerepan prinsip demokrasi, sehingga potensi-potensi manusia dapat berkembang secara kontinyu, baik secara pribadi maupun secara bersama dan berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat dimana ia berada.

Pendapat ini sejalan dengan Boarman, at al (1953) mengatakan supervisi suatu usaha menstimulasi, mengkoordinir dan membimbing secara kontinyu pertumbuhan guru-guru di sekolah baik secara individual maupun secara kolektif, agar lebih mengerti dan lebih efektif mewujudkan seluruh fungsi pengajaran. Dengan demikian mereka dapat menstimulasi dan membimbing pertumbuhan tiap murid secara kontinyu serta mampu dan lebih cakap berpartisipasi dalam masyarakat demokrasi modern (Sahertian, 2008 : 17).

(9)

maupun secara kelompok dalam usaha memperbaiki pengajaran, sehingga guru dan tenaga kependidikan lainnya merasakan bimbingan dari seorang supervisor, bukan sebagai hubungan antara atasan dengan bawahan tetapi suatu hubungan kemanusiaan.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa supervisi akademik adalah bantuan profesional yang diberikan kepala sekolah pada guru yang merupakan serangkaian kegiatan pada guru untuk dapat mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.

2.2.2 Tujuan dan Fungsi Supervisi Akademik

Fungsi dan tujuan supervisi, kedua hal ini cukup sulit untuk dibedakan sebab sering suatu obyek dapat diterangkan dari fungsi dan dapat pula dari segi tujuan. Fungsi utama supervisi akademik adalah ditujukan untuk perbaikan dan peningkatan kualitas pengajaran. Senada dengan yang diungkapkan oleh Burton dan Bruckner (1955: 3) bahwa fungsi utama supervisi modern ialah menilai dan memperbaiki faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran peserta didik. Sedangkan menurut Brigg dalam Sahertian (2008: 21) mengungkapkan bahwa fungsi utama supervisi bukan perbaikan pembelajaran saja, tetapi juga untuk mengkoordinasikan, menstimulasi, dan mendorong ke arah pertumbuhan profesi guru yang lebih baik. Dengan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi dasar supervisi ialah memperbaiki situasi belajar mengajar di sekolah dapat diperbaiki bila supervisor atau kepala sekolah yang memiliki lima keterampilan dasar supervisi. Supervisi berfungsi juga sebagai program pelayanan untuk memajukan pengajaran, dalam situasi belajar sering terjadi masalah, baik yang dihadapi guru maupun siswa.

(10)

bimbingan kepada guru agar dapat mengelola pembelajaran secara lebih efektif termasuk bantuan menyelesaikan masalah belajar siswa. Selain itu supervisi berfungsi untuk meningkatkan kemampuan hubungan manusia untuk mencapai tujuan, guru ataupun kepala sekolah tidak dapat melakukan sendiri maka perlu kerja sama dan bantuan sesama guru, kepala sekolah ataupun masyarakat. Pada kenyatannya, tidak semua guru dan kepala sekolah mampu melaksanakan hubungan kerja sama dengan pihak-pihak yang terkait, maka tugas supervisor membantu guru mengenali diri dan mengenali tugas-tugasnya, serta bagaimana untuk menyelesaikannya. Gambar 2.1. dibawah ini menunjukkan salah satu tujuan supervisi akademik yaitu membantu guru mengembangkan kompetensinya, mengembangkan kurikulum, mengembangkan kelompok kerja guru, dan membimbing penelitian tindakan kelas (PTK) (Glickman, et al; 2007, Sergiovanni, 1987).

Selain itu, supervisi akademik memiliki fungsi mendasar (essential funcation) dalam keseluruhan program sekolah (Weingartner, 1973; Alfonso dkk.,1981; dan Glickman,et al;2007) karena hasil supervisi akademik dapat berfungsi sebagai sumber informasi bagi pengembangan profesionlisme guru.

TIGA

TUJUAN SUPERVISI

Gambar 2.1 Tiga Tujuan Supervisi Akademik

Dari gambar di atas, maka dapat ditegaskan bahwa tujuan supervisi akademik antara lain membantu guru-guru,(1) mengembangkan proses belajar mengajar, (2) menerjemahkan kurikulum ke dalam bahasa belajar mengajar,(3) melihat tujuan pendidikan membimbing

Pengembangan Profesionalisme

Pertumbuhan Motivasi

(11)

pengalaman belajar mengajar, menggunakan sumber dan metode mengajar, memenuhi kebutuhan belajar dan menilai kemajuan siswa, membina moral kerja, menyesuaikan diri, dan (4) membantu mengembangkan profesional guru.

2.2.3 Prinsip-prinsip Supervisi Akademik

Proses pelaksanaan supervisi memiliki beberapa prinsip antara lain:

a. Praktis, artinya mudah dikerjakan sesuai aspek-aspek instumen.

b. Sistematis, artinya dikembangkan sesuai perencanaan program supervise yang matang dan tujuan pembelajaran. c. Objektif, artinya masukan sesuai aspek-aspek instrument. d. Realistis, artinya berdasarkan kenyatan sebenarnya.

e. Antisipatif, artinya mampu menghadapi masalah-maalah yang mungkin akan terjadi.

f. Konstruktif, artinya mengembangkan kreatifitas dan inovasi guru dalam mengembangkan proses pembelajaran.

g. Kooperatif, artinya ada kerja sama yang antara supervisor dan guru dalam mengembangkan pembelajaran.

h. Kekeluargaan, artinya mempertimbangkan saling asah, asih, dan asuh dalam mengembangkan pembelajaran.

i. Demokratis, artinya supervisor tidak boleh mendominasi pelaksanaan supervisi akademik.

j. Aktif, artinya guru dan supervisor harus aktif berpatisipasi. k. Humanis, artinya mampu menciptakan hubungan

kemanusiaan yang harmonis,terbuka, jujur, ajeg, sabar, antusias, dan penuh humor.

l. Berkesinambungan (supervisi akademik dilakukan secara teratur dan berkelanjutan oleh kepala sekolah)

m. Terpadu, artinya menyatu dengan program pendidikan.

n. Komprehensif, artinya memenuhi ketiga tujuan supervisi akademik (Dodd, 1972) dalam BPSDMPK dan PMP (2013:165).

2.2.4 Teknik Supervisi Akademik

(12)

Gambar 2.2 Teknik Supervisi Akademik

2.2.5 Prosedur Supervisi Akademik

Prosedur supervisi akademik merupakan rangkaian kegiatan supervisi untuk memberikan bantuan dan bimbingan kepada kepala sekolah dan guru agar termotifasi melakukan perbaikan-perbaikan yang diperlukan dalam bidang akademik dengan cara memilih pendekatan, metode, dan teknik supervisi yang tepat sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Prosedur pelaksanaan supervisi akademik terdiri atas: 1) Tahap persiapan meliputi: (a) menyiapkan instrument dan (b) menyiapkan jadwal bersama, 2) Tahap pelaksanaan, yaitu pelaksanaan observasi supervisi baik secara langsung maupun tidak langsung, 3) Tahap pelaporan, meliputi; (a) mengidentifikasi hasil pengamatan pada saat observasi, (b) menganalisis hasil supervisi, (c) mengevaluasi bersama antara supervisor dengan kepala sekolah dan guru, (d) membuat catatan hasil supervisi yang didokumentasikan sebagai laporan, 4) Tahap tindak lanjut, meliputi: (a) mendiskusikan dan membuat solusi bersama, (b) memberitahukan hasil pelaksanaan supervisi akademik, dan (c) mengkomunikasikan hasil pelaksanaan supervisi akademik antara kepala sekolah dan guru.

Teknik supervisi Akademik

Supervisi individu

Supervisi kelompok

Kunjungan kelas Observasi kelas

Pertemuan individual Kunjungan

(13)

2.2.6 Instrumen Supervisi Akademik

Menurut Alwi. (2002:437) kata instrument dapat diartikan sebagai: (1) alat yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu (seperti alat yang dipakai oleh pekerja teknik, alat-alat kedokteran),(2) saran penelitian (berupa seperangkat tes, angket). Arikunto, (1988:48-52) langkah-langkah yang harus dilalui dalam menyusun instrument apapun, termasuk instrument supervisi akademik sekolah adalah sebagai berikut : a) merumuskan tujuan yang akan dicapai b) membuat kisi-kisi c) membuat butir-butir instrumen d) menyusun instrument. Namun dalam penelitian ini peneliti menggunakan model instrumen supervisi yaitu pedoman wawancara (interview), digunakan untuk memperoleh informasi yang mendalam.

2.3 Tindak Lanjut Supervisi Akademik

(14)

segera dari hasil analisis supervisi, pembinaan dapat dilakukan melalui pemberian contoh, diskusi, konsultasi, atau pengadakan pelatihan. b) Pembinaan tidak langsung adalah hal-hal yang bersifat umum dari hasil analisis supervisi.

Apabila guru-guru yang performance-nya sudah baik dapat diberikan inovasi-inovasi dengan model pengembangan coaching. Hayes (2003) menulis bahwa coaching adalah kunci dari keberhasilan dalam suatu proses manajemen, karena coaching membawa orang-orang selalu berkontribusi sebagai mitra kerja yang aktif, efektif dapat memaksimalkan potensi dimiliki seseorang pribadi. Hal ini selaras dengan Parsloe (1999) yang juga mengatakan bawa coaching adalah suatu proses yang memungkinkan pembelajaran dan pengembangan diri terjadi sehingga meningkatkan kinerjanya.

Model pelaksanaan feed back supervisi akademik dapat digunakan coaching dengan model GROW ME. Model GROW ME berorienntasi pada pengembangan manusia oleh Ng (2005) dengan tahapan sebagai berikut : (a) Goals (G)- Tujuan, (b) Reality(R)–Realitas (c)

Options (O)-Alternatif (d) What’s Next/Will (W)- Langkah

selanjutnya (e) Monitoring (M)- dan (f) Evaluasi (E). PPTK dan PMP (2014: 37) Berikut disajikan tehnik coaching pada gambar 2.3. di bawah ini ;

Gambar 2.3 Tehnik coaching

Tujuan

Realitas

Alternatif

Langkah selanjutnya Monitoring

Evaluasi

(15)

Dari gambar di atas dapat dijelaskan sebagai berikut : (1)Goals (G)- Tujuan yaitu Coachee menentukan sendiri tujuan,Coach bertanya tentang tujuan, makna dan indikator sukses sampai tujuan; (2)Reality (R)-Realitas yaitu Coachee/guru menilai dirinya sendiri, bagaimana kondisi sekarang dan mengapa begitu. Coach bertanya tentang kondisi dan alasannya, dan upaya yang pernah dilakukan; (3)Options (O) – Alternatif artinya Coachee bertanya kepada dirinya tentang solusi untuk mencai tujuan. Coach meminta coachee mengeksplorasi berbagai alternativi dan menawarkan saran-saran dengan hati-hati; (4)What’s Next? - Langkah Selanjutnya. Coachee mengungkapkan rencana alternativi pemecahan masalah berikut tahapan, serta potensi hambatan dan pemecahannya, serta alokasi waktunya. Coach meminta coachee memegang teguh pilihan rencana tindakan dan mengidentifikasi langkah, hambatan, dukungan,cara mengatasi, serta waktu yang diperlukan. Coach dan Coachee membuat komitmen tentang rencana tersebut dan didokumentasikan; (5) Monitoring (M) artinya Coachee mengecek dan mereview kemajuan pencapaian tujuan tahapan GROW, Coach bertanya tentang proses mencapai tujuan, posisi, konsistensi waktu, dukungan yang dibutuhkan.Coachee dan Coach berbagi pengalaman tentang hasil pengamatannya. Coach member umpan balik yang kreatif, akurat, konstruktif dan memotivasi; (6) Evaluasi ( E ) yang artinya Coachee pengevaluasi pencapaian tujuan yang telah ditetapkan dan alasannya. Coach bertanya tentang hasil evaluasi pencapaian tujuan dan alasannya, bagian yang signifikan, serta komentar. Coach memberiksn hasil evaluasi, bila mana hasil evaluasi jauh berbeda diperlukan penyamaan persepsi dan kreteria. Coachee merayakan kesuksesan dan Coach menyatakan dukungan atas usaha-usaha yang telah dilakuakan coachee, dalam BPSDMK dan PMP (2013: 39)

(16)

2.4 Kompetensi Kepala Sekolah

Kepala sekolah merupakan jabatan karir yang diperoleh seseorang setelah sekian lama sebagai guru. Seseorang diangkat dan dipercaya menduduki jabatan kepala sekolah. Tanggungjawab dan tugas pokok kepala sekolah di sekolah dasar mengalami perkembangan dan perubahan. Kepala sekolah tidak hanya bertanggungjawab atas kelancaran di satuan pendidikan secara teknis akademis saja. Sebagai pemimpin di satuan pendidikan, kepala sekolah merupakan orang yang paling bertanggungjawab terhadap keberhasilan pendidikan di sekolah dan membangun kerjasama dengan tim kerja yang solid untuk menyelesaikan berbagai macam persoalan dalam penyelenggaraan program kegiatan sekolah.

Menurut Pidarta (2009: 13) bahwa kepala sekolah mempunyai lima macam posisi yaitu sebagai manajer, administrator, motor penggerak, hubungan dengan masyarakat, pemimpin, dan sebagai supervisor. Salah satu kompetensi kepala sekolah adalah melaksanakan supervisi akademik.Dalam hal ini sesuai dengan tugas pokok dan fungsi kepala sekolah, ada konsep untuk memudahkan diingat yaitu EMASLIM (Educator, Manager, Administrator, Supervisor, Leader, Innovator,

Motivator) di sekolah. Berkaitan dengan kemampuan

(17)

lembaga yang mendapat pengakuan dan dapat dipertanggungjawabkan.

2.5 Penelitian Relevan

Hasil penelitian terdahulu yang relevan dangan pelaksanaan supervisi akademik untuk meningkatkan mutu pembelajaran dan profesionalisme guru di sekolah sebagai bahan untuk membandingkan dengan penelitian ini. Hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya dan yang terkait dengan peleksanaan supervisi akademik kepala sekolah, yaitu sebagai berikut:

1. Penelitian Hamadi (FISIPUI, 2011:113) dengan tesisnya berjudul “ Pelaksanaan Supervisi Akademik

Kepala Sekolah dalam Upaya Meningkatkan

Profesionalisme Guru Sekolah Dasar Kecamatan

Kelapa Kampit Kabupaten Belitung Timur”.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Dalam penelitian ini dapat ditarik kesimpulkan untuk menjawab permasalahan sebagai berikut:

(18)

menyusunnya, apalagi melaksanakannya secara terprogam dan kontinyu, sehingga membuat guru kurang termotivasi untuk mempersiapkan diri dalam melaksanakan tugas, karena hasil supervisi belum dimanfaatkan untuk dapat membina dan mengembangkan potensi guru. Pada hal supervisi akademik bertujuan memberikan layanan dan bantuan untuk memperbaiki proses pembelajaran dan meningkatkan kompetensi guru.

b.Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pelaksanaan supervisi akademik yaitu, fator yang mendukung antara lain program supervisi yang telah disusun, komitmen terhadap tugas dan tanggungjawab, motivasi serta penilaian terhadap kinerja kepala sekolah. Sedangkan faktor yang menghambat pelaksanaan supervisi akademik yaitu, kompleksitas dan beban tugas yang tinggi, rendahnya kompetensi, kurangnya komunikasi dan wawasan ilmu pengetahuan serta penguasan teknologi. Hal ini sangat menjadi kendala dalam pelaksanaan supervisi terhadap guru di sekolah, apalagi kompetensi yang dimiliki sangat rendah dan berdampak terhadap pengelolaan sekolah secara keseluruhan.

(19)

administratif, masih ada kepala sekolah yang tidak mampu menyusun program supervisi, tidak melaksanakan supervisi, melaksanakan supervisi hanya sebagai tugas saja ,sehingga belum ada umpan balik bagi guru untuk perbaikan dalam pembelajaran.

2. Jurnal internasional berjudul Supervision as Profesional Development: Compatible or Strange bedfellows in the Policy Quest for Increased Student

Achievement oleh Rucinski and Hazi (2007: 3)

bahwa supervisi merupakan usaha evaluasi guru yang berguna untuk meningkatkan kualifikasi guru sebagai tenaga pengajar. Prosesnya berlangsung secara berjangka atau bertahap yang dilakukan dalam rangka peningkatan pembelajaran siswa di kelas melalui guru yang disupervisi.

2.6 Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Perencanaan supervisi akademik adalah proses kegiatan rasional dan sistemik dalam menetapkan keputusan, kegiatan atau langkah-langkah yang akan dilaksanakan nantinya dalam rangka usaha mencapai tujuan secara efektif dan efisien pada proses supervisi akademik untuk meningkatkan proses pembelajaran guru.

(20)

berlangsung dengan perencanaan yang sudah disusun sebelumnya.

Tindak lanjut supervisi akademik adalah tindakan yang dilakukan kepala sekolah setelah hasil dari supervisi akademik dilakukan yang tujuannya untuk memperbaiki kekurangan dan kelemahan guru yang diperoleh dari proses pembelajaran yang dilakukan.

Gambar 2.4 Kerangka Berpikir

PENGELOLAAN SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH

PERENCANAAN SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH

PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH

Gambar

Gambar 2.1. dibawah ini menunjukkan salah satu tujuan supervisi akademik yaitu membantu guru
Gambar 2.2 Teknik Supervisi Akademik nsi
Gambar 2.3 Tehnik coaching
Gambar 2.4 Kerangka Berpikir

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa model BBL berpengaruh nyata terhadap hasil belajar biologi siswa kelas X SMA Negeri Colomadu baik pada ranah

Pentaksiran Psikometrik mengukur kebolehan semula jadi dan kebolehan yang diperoleh daripada pengalaman dan persekitaran melalui Inventori Minat Kerjaya dan Ujian

b. Seleksi proposal untuk LPNK dan konsorsium riset untuk memastikan bahwa usulan sesuai prosedur pengusulan dan merupakan bagian dari road-map pencapaian flagship. Seleksi

Variabel-variabel di atas memiliki hasil yang berbeda dari tiap penelitian, pada penelitian Kemp, Jillapalli and Becerra (2014) menghasilkan bahwa Komitmen afektif

Hal ini dibuktikan oleh berat umbi segar ha -1 yang tinggi (19,70 t ha -1 ) yaitu 16,9% lebih tinggi diberikan oleh perlakuan dosis 30 t ha -1 dibandingkan perlakuan tanpa pupuk

Kesehatan sebagai suatu spectrum merupakan suata kondisi yang fleksibel antara badan dan mental yang dibedakan dalam rentang yang selalu berfluktuasi atau

1) Ditetapkan harga emas oleh penggadai pada saat pelelangan dengan margin 2% untuk pembeli. 2) Harga penawaran yang dilakukan oleh banyak orang tidak

Negara kesatuan republik indonesia(NKRI) adalah merupakan negara persatuan dalam arti negara yang warga negaranya erat bersatu, yang menjamin setiap warga