• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengelolaan Supervisi Akademik Kepala Sekolah Di SDN Pongangan Kecamatan Gunungpati Kota Semarang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengelolaan Supervisi Akademik Kepala Sekolah Di SDN Pongangan Kecamatan Gunungpati Kota Semarang"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1.

Pendekatan Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode diskriptif. Proses penelitian menggunakan pendekatan kualitatif bersifat fenomenologis yaitu menyelidiki suatu fenomena sosial atau masalah manusia. Menurut Sugiyono (2009:1), penelitian kualitatif yaitu suatu metode yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), sifat analisis data dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.

Peneliti mendeskripsikan sesuatu yang terjadi pada sasaran penelitian yang merupakan kata-kata, tingkah laku atau aktivitas dan realitas dari sumber penelitian. Oleh karena itu penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah bersifat penemuan sehingga peneliti merupakan instrument kunci. Tujuan dari penelitian kualitatif deskriptif ini dimaksudkan untuk mendiskripsikan permasalahan yang ada pada suatu penelitian sehingga akan diperoleh pemecahan permasalahnya dalam hal ini berhubungan dengan pengelolaan supervisi akademik oleh Kepala Sekolah di SDN Pongangan Kecamatan Gunungpati Kota Semarang.

(2)

Menurut Nasution (dalam Sugiyono, 2009:60), dalam penelitian kualitatif tidak ada pilihan lain dari pada menjadikan manusia sebagai instrumen penelitian utama. Alasannya ialah bahwa, segala sesuatunya masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapai tujuan yang diinginkannya.

3.2 Subyek dan Lokasi Penelitian

Subjek pada penelitian ini adalah Kepala Sekolah SDN Pongangan Kecamatan Gunungpati Kota Semarang.

Lokasi penelitian yaitu di SDN Pongangan Kecatam Gunungpati Kota Semarang. Dipilihnya SDN Pongangan sebagai objek dan lokasi penelitian karena sekolah tersebut merupakan SD inti yang nantinya hasil penelitian dapat dikembangkan dan direkomendasi untuk sekolah itu sendiri dan sekolah imbas.

3.3 Fokus Operasional Penelitian

(3)

bertentangan, dan untuk mencapai efisiensi dan efektivitas.

Untuk itu yang dimaksud penelitian ini adalah ingin mengetahui lebih lanjut akan dilakukan pengumpulan data tentang:

1. Dokumen perencanaan supervisi akademik 2. Dokumen pelaksanaan supervisi akademik 3. Dokumen laporan hasil supervisi akademik

Dari definisi operasional konsep penelitian ini sebagaiman tertulis pada judul adalah sebagai berikut: 3.3.1 Pengelolaan

Pengelolaan merupakan usaha dan proses berupa kegiatan-kegiatan pengelolaan yaitu merencanaan, mengorganisasi, memotivasi dan mengantrol serta pengarahan dalam pelaksanaan proses pembalajaran yaitu persiapan untuk pelaksanaan supervisi kepada guru diperlukan program perencanaan, instrumen supervisi administrasi, supervisi pembelajaran di kelas yang terdiri dari pembuatan perangkat pembelajaran.

Dalam penelitian yang dimaksudkan adalah pengelolaan supervisi yang dilakukan oleh Kepala Sekolah di SDN Pongangan yang meliputi perencanaan tentang supervisi akademik itu sendiri atau “Rencana Program Supervisi Akademik SDN Pongangan”.

3.3.2 Supervisi Akademik

(4)

pula menyiapkan proses kegiatan belajar peserta didik yang efektif dan efisien.

Panelitian ini akan mengkaji tentang supervisi akademik dengan sasaran materi administrasi manajerial/pembelajaran dan supervisi akademik pada aspek pelaksanaan pembelajaran ditinjau dari pengelolaan perencanaan, pelaksanaan, dan tindak lanjut oleh kepala sekolah.

3.3.3 Kepala Sekolah

Kepala Sekolah adalah guru yang diberi tugas tambahan dengan tugas dan fungsinya yaitu sebagai EMASLIM (Educator, Manager, Administrator, Supervisor, Leader, Inovator, Motivator). Tugas seorang kepala sekolah sebagai supervisor maka bertanggungjawab memantau, membina, memperbaiki, dan memotivasi guru dalam proses pembelajaran salah satu tugasnya adalah supervisi. Disamping itu kepala sekolah juga bertanggungjawab terhadap peningkatan mutu pembelajaran yang dilaksanakan oleh para guru di sekolah yang dipimpinnya.

Kepala sekolah pada penelitian ini adalah Kepala Sekolah SDN Pongangan Kecamatan Gunungpati Kota Semarang.

3.3.4 Perencanaan Supervisi Akademik

Perencanaan merupakan syarat bagi setiap organisasi atau lembaga dalam melakukan kegiatan, baik perorangan maupun kelompok. Perencanaan merupakan keharusan untuk melakukan kegiatan pelaksanaan.

(5)

dilakukan oleh kepala sekolah yang ditinjau dari tujuan, sasaran, langkah-langkah, dan waktu yang ditetapkan.

3.3.5 Pelaksanaan Supervisi akademik

Pelaksanaan supervisi akademik merupakan pelaksanan dari perencanaan yang telah disusun kepala sekolah. Bagaimana dalam pelaksanaan supervisi akademik berjalan dengan baik, maka perlu cara atau teknik yang baik, sehingga para guru menjadi termotivasi selalu meningkatkan proses pembelajaran.

Pada penelitian ini fokus penelitian akan mengkaji tentang bagimana kepala sekolah SDN Pongangan melaksanakan supervisi akademik ditinjau dari aspek penerapan prinsip-psinsip supervisi akademik, pendekatan, dan tehnik yang digunakan.

3.3.6 Tindak lanjut Supervisi Akademik

Tindak lanjut merupakan kegiatan ketiga dari pengelolaan supervisi akademik. Kegitan ini digunakan pertemuan umpan balik yang dilakukan antara kepala sekolah dan guru setelah melaksanakan supervisi akademik.

Penelitian ini pada unsur tindak lanjut supervisi akademik akan mengupas sejauhmana kepala sekolah SDN Pongangan melakukan kegiatan-kegiatan tindak lanjut supervisi akademik.

3.4

Teknik Pengumpul Data

(6)

primer, dan sumber data sekunder. Sumber primer

adalah sumber data yang diperoleh dari pihak yang langsung berhubungan dengan permasalahan,

sedangkan data primer adalah sumber data dari pihak/sumber lain yang berfungsi untuk penguatan atau croschek.

Ditinjau dari segi tata cara atau teknik pengumpul data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan wawancara (interview), observasi (pengamatan), dokumentasi dan gabungan ketiganya. Sugiyono (2012:331), hal tersebut diperjelas dengan gambar 3.4 di bawah ini.

Gambar 3.1 Triangulasi “teknik” pengumpulan data

(bermacam-macam cara pada sumber yang sama).

Tehnik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan tehnik observasi, studi dokumentasi, dan wawancara. Observasi dilakukan untuk memperoleh data dan kondisi pengelolaan supervisi akademik di SDN Pongangan dengan pengamatan langsung. Studi dokumentasi dimaksudkan untuk melihat dan memperoleh data otentik yang dapat digunakan sebagai croschek data yang sama dengan

Observasi Partisipatif

Wawancara Mendalam

Dokumentasi

FGD (Focus Group Discussion

(7)

tehnik lain. Wawancara dimaksudkan untuk memperoleh informasi langsung dari sumber data. Wawancara dilakukan kepada kepala sekolah dan guru kelas sebanyak enam (6) orang.

3.4.1 Triangulasi Sumber

Untuk mengetahui data tentang pengelolaan supervisi akademik kepala sekolah di SDN Pongangan, dengan menggunakan teknik wawancara mendalam dengan kepala sekolah, sebagai pemimpin satuan pendidikan.Wawancara dengan guru sebagai informan, untuk mendapatkan informasi terkait dengan teknik supervisi akademik.

Gambar.3.2 Triangulasi “sumber” pengumpulan data (suatu

teknik pengumpulan data pada bermacam-macam sumber data A, B, C)

3.4.2 Triangulasi Metode

Dalam pengumpulan data peneliti menggunakan teknik observasi, wawancara mendalam, dan dokumesntasi, sebagai sumber data.

Berdasarkan sifat penelitian kualitatif maka data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri data primer dan data sekunder, dengan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara:

a.Wawancara

Wawancara merupakan percakapan yang dilakukan oleh peneliti dan infoman. Cakupan wawancara banyak sekali yang akan dibahas, namun peneliti menfokuskan tentang supervisi akademik. Wawancara yang dilakukan peneliti Wawancara

mendalam

B

A

(8)

akan digunakan untuk memperoleh data yang berhubungan dengan supervisi akademik kepala sekolah. Teknik wawancara yang dilakukan secara terbuka.Pelaksanaan wawancara sesuai dengan karakteristik penelitian kualitafif, yaitu peneliti sebagai alat pengumpul data, kepala sekolah dan guru tempat penelitian mengisi pedoman wawancara yang dibuat peneliti supaya mendapat informasi yang nyata, riil sehingga mudah untuk menganalisis data.

Wawancara yang dilakukan baik secara langsung(face to face) antara peneliti dengan informen maupun menggunakan pesawat telepon, sehingga terjadi kontak pribadi.Oleh karena itu pewawancara perlu memahami situasi dan kondisi sehingga dapat menentukan waktu yang tepat kapan dan dimana harus melakukan wawancara.Kegiatan wawancara dalam penelitian ini dilakukan secara kekeluargaan yaitu menyampaikan secara langsung kepada kepala sekolah sebagai informan kunci dan guru sebagai informan pendukung.Hal ini dilakukan untuk memperoleh informasi yang diperlukan karena informan terlibat langsung dengan pelaksanan penelitian. Pelaksanaan wawancara ini dilakukan secara terbuka dan luwes tidak mengikat, dengan menggunakan pertanyaan awal yang ringan kemudian semakin memfokus sehingga informasi yang dikumpulkan dapat secara mendalam dan mencapai sasaran. Keluwesan ini diharapkan mampu mengorek kejujuran informan untuk memberikan informasi yang sebenarnya.

(9)

pertanyaan sifatnya hanya sebagai pedoman atau acuan dalam melakukan wawancara agar peneliti tetap berada pada jalur penelitian dan tidak keluar dari substansi penelitian.

b.Pengamatan (Observasi)

Observasi untuk mendapatkan informasi yang nyata di sekolah. sehingga peneliti akan memperoleh manfaat dan pandangan yang menyeluruh,juga pengalaman langsung, memperoleh kesan-kesan pribadi, dan merasakan suasana situasi sosial yang diteliti. Kegiatan pengamatan (observasi) dilakukan sebagai upaya untuk mendapatkan informasi tentang adanya faktor-faktor yang mempunyai peranan penting sebagai faktor mendukung maupun faktor yang menghambat dalam pelaksanaan supervisi akademik oleh kepala sekolah dalam meningkatkan profesionalisme guru sekolah dasar di SDN Pongangan Kecamatan Gunungpati kota Semarang.

c. Dokumentasi dan Arsip

(10)

d. Focus Group Discussion (FGD)

FGD digunakan untuk menarik kesimpulan terhadap makna-makna intersubjektif yang sulit diberi makna sendiri oleh si peneliti. Berarti juga tujuan Focus Group Discussion (FGD) adalah untuk mengeksplorasi masa lebih spesifik. Hal itu berkaitan dengan topik yang dibahas, sehingga teknik ini menghindari pemaknaan yang salah dari peneliti terhadap masalah yang diteliti.

3.5

Teknik Analisis Data

Setelah diperoleh data, maka data dianalisisis. Pada penelitian ini analisis data menggunakan model interaktif, yaitu mengumpulkan data dengan model analisis interaktif ada tiga komponen utama analisis, yaitu reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga data yang diperoleh sampai titik jenuh.Untuk memperjelas model analisis interktif dapat digambarkan dengan skema sebagai berikut:

Gambar 3.3 Skema Model Analisis Interaktif Sumber : Sutopo (2006 : 120)

PENGUMPULAN DATA

REDUKSI DATA

PENARIKAN SIMPULAN/ VERIVIKASI

DATA

SAJIAN DATA

1

3

(11)

Dari gambar di atas maka dapat dijelaskan reduksi data, penyajian data dan penarikan simpulan/ verifikasi sebagai suatu jalinan pada saat sebelumnya, selama dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk yang sejajar, untuk membangun wawasan umum yang disebut analisis. Masing-masing kegiatan dijelaskan sebagai berikut:

1. Pengumpul Data

Data yang sudah terkumpul secara keseluruhan dari banyak sumber yaitu wawancara, pengamatan (observasi), dokumentasi resmi, gambar, foto, serta data-data lain yang mendukung.

2. Reduksi Data

Reduksi data berjalan secara berkelanjutan selama penelitian berlangsung.Sesudah data terkumpul mulai membaca catatan, memahami uraian dari informan dilanjutkan membuat ringkasan.Membuat table tentang uraian hasil penelitian, dari catatan dilapangan serta jawaban terhadap masalah yang diteliti.

3.Penyajian Data

Data yang diperoleh peneliti nanti berupa kalimat-kalimat, maka dari itu data tersebut akan disajikan berbentuk teks atau uraian deskriptif.

4. Penarikan Kesimpulan

(12)

3.6 Kerangka Dasar Penelitian

Kerangka dasar penelitian merupakan suatu proses tahapan atau langkah-langkah penelitian,

sehingga hasil penelitian dapat

dipertanggungjawabkan. Alur penelitian ini mengungkap tentang supervisi akademik di SDN Pongangan. Sistematika pengelolaan supervisi akademik di SDN Pongangan dijelaskan pada gambar 3.4 di bawah ini.

Gambar 3.4 :

Alur Pengelolaan Supervisi Akademik Kepala Sekolah

Pengelolaan:Perencanaan program supervisi

akademik

Pelaksanaan Supervisi Akademik

Evaluasi dan tindak lanjut supervisi

akademik Menerapkan

prinsip supervisi

Menyiapkan instrumen

Melakukan evaluasi

dengan Membicarakan

Gambar

Gambar 3.1 Triangulasi “teknik” pengumpulan data
Gambar 3.3 Skema Model Analisis Interaktif Sumber : Sutopo
Gambar 3.4 :

Referensi

Dokumen terkait

Zat ini diklasifikasikan sebagai sama berbahayanya dengan debu mudah terbakar oleh Standar Komunikasi Bahaya OSHA 2012 Amerika Serikat (29 CFR 1910.1200) dan Peraturan Produk

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui energi listrik yang dihasilkan oleh generator termoelektrik dengan menggunakan berbagai jenis limbah organik (tatal kayu akasia, tatal

disampaikan guru, dan diskusi, siswa dapat mempraktikkan gerak spesifik menahan (menggunakan kaki bagian dalam, dan kaki bagian luar) pada permainan sepak bola

Hal ini dapat terjadi melalui dua mekanisme yaitu diawali dengan terjadinya hipertrofi ventrikel kiri yang menyebabkan kepayahan otot jantung dalam memompa, maupun

Alasan Peneliti memilih tema tentang profesionalisme pustakawan ialah karena melihat pentingnya profesionalisme yang harus dimiliki oleh seorang pustakawan dalam

kawin lari merupakan perbutan yang menyimpang dan kawin lari merupakan perbuatan yang tidak di sukai oleh masyarakat karena merusak nama baik keluarga karena adat istiadat dikelurahan

Dari hasil data pengujian sistem pendeteksi barang dan sistem pendeteksi ketinggian benda dengan menggunakan aplikasi sensor cahaya, maka dapat disimpulkan kerja

4< ◆ ◆ Kagcbkbtj ugtuh Kagcbkbtj ugtuh kagcjlagtjejhbsj lbg kagcjlagtjejhbsj lbg karukushbg kbsbibo karukushbg kbsbibo tagtbgc fdyah 0 ljkagsj tagtbgc fdyah 0 ljkagsj ◆