• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbedaan nyeri persalinan pada kala I fase aktif sebelum dan sesudah mendengarkan ayat suci AL-Quran

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Perbedaan nyeri persalinan pada kala I fase aktif sebelum dan sesudah mendengarkan ayat suci AL-Quran"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN NYERI PERSALINAN PADA KALA I FASE AKTIF SEBELUM DAN SESUDAH MENDENGARKAN AYAT SUCI AL-QUR’ANDI BPS DIANA ERNAWATI,

Amd. Keb. PARENGAN KECAMATAN MADURAN TAHUN 2013

Heny Ekawati

…………...……….…… … … ABSTRAK… … … ...………. …… ……

Nyeri persalinan merupakan sensasi yang tidak menyenangkan, bersifat subjektif, bagian normal dari proses persalinan akibat terstimulasinya saraf sensorik yang disebabkan oleh dilatalasi dan penipisan serviks. Masalah penelitian adalah masih banyak atau 60 % ibu bersalin yang mengalami nyeri berat. Tujuan penelitian untuk mengetahui perbedaan nyeri persalinan pada kala I fase aktif sebelum dan sesudah mendengarkan Ayat Suci Al-Qur’an.

Desain penelitian ini menggunakan metode pra-experiment dengan pendekatan One Group Pratest-Postest Design. Populasi penelitian adalah ibu bersalin yang mengalami nyeri persalinan pada kala I fase aktif bulan Mei sampai Juli tahun 2011 dengan besar sampel 23. Metode sampling dengan simple random sampling. Data penelitian ini diambil dengan menggunakan lembar observasi pengkajian tingkat nyeri persalinan, dengan skala nyeri menurut Melsach. Setelah tabulasi data yang ada dianalisis dengan menggunakan uji komparasi Wilcoxon Sign Rank Test dengan tingkat signifikan α <0.05.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum ibu bersalin dilakukan perlakuan mendengarkan Ayat Suci Al-Qur’an sebagian besar ibu mengalami nyeri berat atau 69.6%, setelah dilakukan perlakuan mendengarkan Ayat Suci Al-Qur’an hampir sebagian ibu mengalami nyeri sedang atau 47.8%, ada perbedaan nyeri persalinan pada kala I fase aktif sebelum dan sesudah mendengarkan Ayat Suci Al-Qur’andengan p = 0.008.

Untuk mengatasi nyeri persalinan diperlukan peran tenaga kesehatan dengan pemberian terapi secara nonfarmakologis atau dengan cara mendengarkan Ayat Suci Al-Qur’an sehingga nyeri persalinan tersebut dapat berkurang.

Kata Kunci:nyeri persalinan, nonfarmakologis, mendengarkan Al-Quran

PENDAHULUAN.…… . … … .

Persalinan merupakan raingkaian proses yang berakhir dengan pengeluaran hasil konsepsi oleh ibu. Proses ini dimulai dengan kontraksi persalinan sejati, yang ditandai oleh perubahan progresif pada serviks, dan diakhiri dengan pengeluaran plasenta (Bobak, 2004). Pada persalinan kala I fase aktif ibu sering mengalami nyeri. Pada pembukaan 4 sampai dengan 10 cm nyeri dirasakan semakin berat. Rasa tidak nyaman ini berasal dari bagian bawah abdoment akibat dari pembukaan dan penipisan serviks kemudian nyeri menyebar ke punggung bawah dan turun ke paha yang

disebabkan oleh tekanan kepala janin terhadap tulang belakang ibu. Nyeri yang dirasakan hanya selama kontraksi dan akan berkurang pada interval antar kontraksi (Bobak, 2004).

(2)

Al-gelombang delta yang menyebabkan pendengar dalam keadaan tenang, tentram, dan nyaman (Sari, Ika Permana, 2010). Seseorang dapat menoleransi, menahan nyeri atau pain tolerance, atau dapat mengenali jumlah stimulasi nyeri sebelum merasakan nyeri atau pain threshold. Untuk memodifikasi stimulus nyeri dengan menggunakan tehnik latihan penglihatan yang diantaranya menonton televisi, berbincang-bincang dengan orang lain, dan mendengarkan musik (Hidayat, Aziz Alimul, 2006).

Semua wanita yang pernah melahirkan secara normal pasti merasakan nyeri, tetapi banyak yang berpendapat bahwa rasa sakit itu wajar dalam persalinan. Walaupun demikian, sebenarnya ambang rasa sakit setiap orang itu berbeda, ada beberapa dari mereka merasakan nyeri persalinan yang begitu hebat, sehingga penderita merasa ketakutan dan dapat berakhir dengan kepanikan bahkan menangis dan berteriak. Usaha yang dilakukan beberapa tenaga kesehatan untuk mengurangi rasa nyeri dalam persalinan masih dengan metode farmakologi, yaitu dengan cara pemberian obat-obatan pereda nyeri. Padahal nyeri tersebut bisa ditangani dengan metode non farmakologi salah satunya dengan mendengarkan musik atau Ayat Suci Al-Qur’an. Mendengarkan musik atau Ayat Suci Al-Qur’an merupakan tehnik distraksi efektif yang dapat memberikan energi dan membawa perintah melalui irama, sehingga musik dengan tempo yang tepat membantu wanita mengatur pernafasannya.

Penelitian di Amerika sekitar 70 % sampai 80 % wanita yang melahirkan mengharapkan persalinan berlangsung tanpa nyeri, berbagai cara dilakukan agar ibu melahirkan tidak selalu merasa sakit dan merasa nyaman, salah satunya dengan menggunakan tehnik non farmakologi dengan cara mendengarkan musik atau Ayat Suci Al-Qur’an (Damayanti, 2006).

Di Indonesia sendiri walaupun banyak yang berpendapat bahwa rasa sakit itu

persalinan dengan tindakan darurat, usaha untuk mengurangi rasa sakit ini dilakukan walaupun masih secara konvensional, yaitu dengan cara pemberian obat-obatan narkotika atau sedativa. Menurut Prayetni (2010) wanita yang akan bersalin ingin mengurangi nyeri yang dirasakannya tetapi tidak dengan metode farmakologis, alasannya yaitu adanya rasa kekecewaan yang meningkatkan kesadaran adanya efek samping dari pengobatan yang merugikan, nyeri persalinan merupakan tanggung jawabnya sendiri dan nyeri persalinan merupakan pengaruh dari perawatan diri.

Survei awal yang dilakukan peneliti terhadap 10 responden ibu inpartu pada bulan Februari 2013 di BPS Diana Ernawati Parengan peneliti menemukan, responden yang mengalami nyeri kala I fase aktif sebanyak 6 orang atau 60% mengalami nyeri berat 2 orang atau 20% mengalami nyeri sedang 2 orang atau 20%. Dari data diatas maka masalah penelitian adalah masih banyak ibu bersalin yang mengalami nyeri berat.

Rasa tidak nyaman selama persalinan disebabkan oleh dua hal. Pada tahap pertama persalinan, kontraksi rahim menyebabkan dilatasi dan penipisan serviks serta iskemi rahim atau penurunan aliran darah sehingga oksigen lokal mengalami defisit akibat kontraksi arteri miometrium (Bobak, 2004). Adapun faktor yang dapat mempengaruhi nyeri persalinan kala I fase aktif adalah usia, pengalaman sebelumnya, anxietas, presepsi nyeri, gaya koping, dukungan keluarga dan sosial, lingkungan, kebudayaan. Faktor usia merupakan variabel penting yang mempengaruhi nyeri, individu yang berusia lenjut memiliki resiko tinggi mengalami situasi-situasi yang membuat mereka merasakan nyeri (Potter Patricia & Perry, 2005).

(3)

Perbedaan nyeri persalinan pada kala I fase aktif sebelum dan

sesudah mendengarkan ayat suci AL-Quran

maka rasa cemas tersebut dapat

menimbulkan suatu masalah nyeri yang serius. Faktor presepsi nyeri bisa berkurang atau hilang pada periode stres berat atau dalam keadaan emosi. Salah satu distraksi yang efektif untuk meredahkan emosi adalah musik, yang dapat menurunkan nyeri fisiologis, stres, dan kecemasan dengan mengalihkan perhatian seseorang dari nyeri. Musik terbukti menunjukkan efek yaitu menurunkan frekuensi denyut jantung, mengurangi kecemasan dan depresi, menghilangkan nyeri, menurunkan tekanan darah, dan mengubah presepsi waktu (Potter Patricia & Perry, 2005).

Faktor gaya koping mempengaruhi kemampuan individu tersebut untuk mnegatasi nyeri. Faktor dukungan keluarga dan sosial menjadi salah satu faktor penting yang mempengaruhi presepsi nyeri individu, walaupun nyeri tetap dirasakan, kehadiran orang yang dicintai akan meminimalkan kesepian dan ketakutan. Faktor lingkungan menurut (Henderson Christine, 2005), tempat persalinan sangat penting bagi ibu dan bersifat mendukung dan senyaman mungkin. Faktor kebudayaan merupakan faktor yang mempengaruhi reaksi terhadap nyeri dan ekspresi nyeri. Individu mempelajari apa yang diharapkan dan apa yang diterima oleh kebudayaan mereka. Hal ini meliputi bagaimana individu bereaksi terhadap nyeri (Potter Patricia & Perry, 2005).

Apabila nyeri persalinan kala I fase aktif tidak ditangani, maka ibu akan merasakan nyeri yang berat sehingga anxietas atau rasa takut akan muncul yang dapat berakhir dengan kepanikan. Nyeri dapat menyebabkan penderita, kehilangan kontrol dan kerusakan kualitas kehidupan. Jika nyeri terlalu berat atau berlangsung lama dapat berakibat tidak baik bagi tubuh dan akan menyebabkan penderita menjadi tidak tenang dan putus asa. Bahkan bila nyeri cenderung tidak tertahankan, penderita bisa sampai melakukan bunuh diri.

Untuk menurunkan nyeri persalinan kala I fase aktif, maka dapat dilakukan metode nonfarmakologis, salah satu metode yang digunakan adalah dengan tehnik distraksi yaitu terapi musik atau mendengarkan Ayat Suci al-Qur’an (Rosmery, 2003).

METODE PENELITIAN.… … .

Pada penelitian menggunakansimple random sampling, jumlah populasi 24 responden dan sampel sejumlah 23 responden.

HASIL.PENELITIAN

1.1 Data Umum

Data umum pada penelitian ini berupa karakteristik responden yang meliputi umur, pendidikan dan pekerjaan.

1) Karakteristik responden berdasarkan Umur

Tabel 1 Distribusi responden berdasarkan umur ibu bersalin kala I fase aktif .

No Umur Frekuensi (%)

1

Berdasarkan tabel 1 menunjukan sebagian besar ibu bersalin kala I fase aktif berumur antara 20-30 tahun sebanyak 56.5 % dan sebagian kecil berumur kurang dari 20 tahun sebanyak 17.4 %.

2) Karakteristik pendidikan responden Tabel 2 Distribusi responden berdasarkan

pendidikan ibu bersalin kala I fase

(4)

Tabel 3 Distribusi responden berdasarkan pekerjaan ibu bersalin kala I fase aktif di BPS .

No Pekerjaan Frekuensi (%) 1

Berdasarkan table 3 menunjukkan hampir sebagian ibu bersalin kala I fase aktif tidak bekerja yaitu sebanyak 39.1% dan sebagian kecil PNS sebanyak 8.7%.

1.2 Data Khusus

1) Distribusi frekuensi tingkatan nyeri persalinan sebelum mendengarkan Ayat Suci Al-Qur’an

Tabel 4 Distribusi Frekuensi Tingkatan Nyeri Persalinan pada Ibu Bersalin Sebelum mendengarkan Ayat Suci Al-Qur’an

Berdasarkan table 4 menunjukan sebagian besar ibu bersalin kala I fase aktif yang mengalami nyeri berat sebelum mendengarkan Ayat Suci Al-Qur’an sebanyak 69.6 % dan sebagian kecil yang mengalami nyeri ringan dan nyeri panik sebelum mendengarkan Ayat Suci Al-Qur’an masing-masing sebanyak 4.3 %.

2) Distribusi frekuensi tingkatan nyeri persalinan sesudah mendengarkan Ayat Suci Al-Qur’an

Tabel 5 Distribusi Frekuensi Tingkatan Nyeri Persalinan pada Ibu Bersalin Sesudah Mendengarkan Ayat Suci Al-Qur’an

Berdasarkan tabel 5 menunjukan hampir sebagian ibu bersalin kala I fase aktif yang mengalami nyeri sedang sesudah mendengarkan Ayat Suci Al-Qur’an sebanyak 47.8 % dan sebagian kecil yang mengalami nyeri ringan sesudah mendengarkan Ayat Suci Al-Qur’an sebanyak 17.4 %.

3) Uji statistik perbedaan nyeri persalinan pada kala I sebelum dan sesudah mendengarkan Ayat Suci Al-Qur’an Tabel 6 Tabel UjiWilcoxon Sign Rank Test

Perbedaan Tingkatan Nyeri Persalian pada Kala I Fase Aktif

Tingkat nyeri sesudah– Tingkat nyeri sebelum Z. -2.673a

Asymp. Sig. (2-tailed)

.008

Berdasarkan tabel 6 diatas dapat diketahui bahwa hasil uji statistik Wilcoxon Sign Rank Testmenunjukkan nilai signifikasi (p sign = 0,008) dimana hal ini berarti p sign < 0,05 sehingga H1 diterima artinya ada perbedaan tingkatan nyeri persalinan pada kala I fase aktif sebelum dan sesudah mendengarkan Ayat Suci Al-Qur’an di BPS Diana Ernawati Amd. Keb, Parengan Kecamatan Maduran Tahun 2014

PEMBAHASAN.… .…

1) Distribusi frekuensi tingkatan nyeri persalinan sebelum mendengarkan Ayat Suci Al-Qur’an

(5)

Perbedaan nyeri persalinan pada kala I fase aktif sebelum dan

sesudah mendengarkan ayat suci AL-Quran

Keb, Parengan Kecamatan Maduran sebelum

mendengarkan Ayat Suci Al-Qur’an mengalami nyeri berat dan hanya sebagian kecil yang mengalami nyeri ringan. Tingkatan nyeri dikatakan berat jika klien masuk tanda-tanda presyok seperti pernafasan berat, keringat dingin dan pucat, mata berkunang-kunang, ada keluhan pencernaan dan perkemihan, ada perubahan TTV. Dan tingkat nyeri dikatakan ringan jika ada stimulus atau rangsang nyeri, misal : dengan sentuhan, tidak mempengaruhi aktifitas atau ADL, tidak mempengaruhi perilaku atau tingkat emosi, secara obyektif klien dapat berkomunikasi dengan baik.

Nyeri sebagai suatu sensori subyektif dan pengalaman emosional yang tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dirasakan dalam kejadian-kejadian di mana terjadi kerusakan (Potter, Patricia & Perry. 2006).

Rasa tidak nyaman selama persalinan disebabkan oleh dua hal. Pada tahap pertama persalian, kontraksi rahim menyebabkan dialatasi dan penipisan serviksserta iskhemi rahim yaitu penurunan aliran darah sehingga oksigen lokal mengalami defisit akibat kontraksi arteri miometrium (Bobak, 2004). Nyeri bersalin dapat menimbulkan respon fisiologis yang mngurangi kemampuan rahim berkontraksi dan akan merubah perilaku seseorang. Pada fase aktif kontraksi cenderung menjadi teratur dan nyerinya sedang. Pada saat kontraksi rahim terjadi juga peregangan otot panggul maupun peregangan jaringan dasar panggul sekitar jalan lahir, juga merupakan sumber penyebab nyeri lainnya. Di samping itu keluhan nyeri secara psikis dapat memicu rasa cemas dan takut, mencekam yang justru akan memperberat sensasi nyeri yang dirasakan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di BPS Ny. Diana Ernawati Amd. Keb, Parengan Kecamatan Maduran, tingkat nyeri yang dirasakan ibu bersalin pada kala I fase aktif sebelum mendengarkan Ayat Suci Al-Qur’an sebagian besar mengalami nyeri berat. Hal ini dikarenakan nyeri persalinan dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah

satunya usia. Semakin berusia lanjut maka nyeri yang dirasakan semakin berat pula.

2) Distribusi frekuensi tingkatan nyeri persalinan sesudah mendengarkan Ayat Suci Al-Qur’an

Berdasarkan tabel 5 diatas menunjukkan bahwa hampir sebagian ibu bersalin di BPS Ny. Diana Ernawati Amd. Keb, Parengan Kecamatan Maduran sesudah mendengarkan Ayat Suci Al-Qur’an mengalami nyeri sedang dan hanya sebagian kecil yang mengalami nyeri ringan. Tingkatan nyeri dikatakan sedang jika ada stimulus atau rangsang nyeri, misal : dengan sentuhan, tidak mempengaruhi aktifitas atau ADL, tidak mempengaruhi perilaku atau tingkat emosi, secara obyektif klien dapat berkomunikasi dengan baik. Dan tingkat nyeri dikatakan ringan jika ada stimulus atau rangsang nyeri.

Menurut Smeltzer (2001), Terdapat 2 metode untuk terapi nyeri yaitu farmakologi dan non farmakologi. Tehnik distraksi dapat menstimulasi sistem kontrol desenden yang mengakibatkan lebih sedikit stimulasi nyeri yang ditransmisikan ke otak, sehingga presepsi nyeri akan berkurang. Tidak semua pasien mencapai peredaan melalui distraksi, terutama mereka yang dalam nyeri hebat. Karena mungkin pasien tidak dapat berkonsentrasi cukup baik untuk ikut serta dalam aktivitas mental atau fisik yang komplek. Contoh tehnik distraksi yaitu : mendengarkan musik, permainan, nonton tv, baca buku, interaksi sosial atau aktivitas kerja.

Tingkat nyeri persalinan menjadi lebih ringan seiring dengan sering dan efektifnya pengendalian nyeri interventif. Tindakan tersebut kemungkinan melibatkan strategi koping tertentu.

3) Uji statistik perbedaan nyeri persalinan pada kala I sebelum dan sesudah mendengarkan Ayat Suci Al-Qur’an

(6)

berarti p sign < 0,05 sehingga H1 diterima artinya ada perbedaan tingkat nyeri persalinan pada kala I fase aktif sebelum dan sesudah mendengarkan Ayat Suci Al-Qur’an di BPS Ny. Diana Ernawati Amd. Keb, Parengan Kecamatan Maduran.

Hal ini berdasarkan dari observasi yang sudah dilakukan selama penelitian, didapatkan sebagian besar ibu bersalin yang masuk pada fase aktif mengalami nyeri berat, kemudian setelah diperdengarkan Ayat Suci Al-Qur’an selama ± 15 menit hampir sebagian ibu bersalin mengalami nyeri sedang, tetapi ada juga responden yang setelah diperdengarkan Ayat Suci Al-Qur’an tetap mengalami nyeri, hal itu disebabkan oleh beberapa faktor dari masing-masing responden yang berbeda-beda, yang diantaranya disebabkan oleh psikis ibu, pengalaman nyeri persalinan yang lalu, usia, kecemasan, dan presepsi ibu tentang nyeri. Semua wanita yang pernah melahirkan secara normal pasti merasakan nyeri, tetapi banyak yang berpendapat bahwa rasa sakit itu wajar dalam persalinan. Walaupun demikian, sebenarnya ambang rasa sakit setiap orang berbeda.

Mendengarkan Ayat Suci Al-Qur’an merupakan tehnik distraksi yang efektif, dapat mestimulus gelombang delta yang menyebabkan pendengar dalam keadaan tenang, tentram, dan nyaman. Dalam konteks ini musik dapat memberikan energi dan membawa perintah melalui irama, sehingga musik dengan tempo yang tepat membantu wanita mengatur pernafasannya (Rosemary, 2003).

Mendengarkan

musik

selama

persalinan tidak membutuhkan anestesi.

Rangsangan

musik

meningkatkan

pelepasan

endofrin

dan ini menurunkan

kebutuhan akan obat-obatan. Pelepasan

tersebut

memberikan

pula

suatu

pengalihan perhatian dari rasa sakit dan

dapat mengurangi kecemasan ataupu

nyeri. Musik yang digunakan sebagai

terapi hendaknya musik yang lembut

seperti musik klasik ataupun musik pop,

tubuh (Firman Faradi, 2009).

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan tingkatan nyeri persalinan pada kala I fase aktif sebelum dan sesudah mendengarkan Ayat Suci Al-Qur’an dimana sebagian besar responden mengalami penurunan tingkat nyeri.

Adapun pengaruh terapi pembacaan Al-Quran adalah Adanya perubahan-perubahan arus listrik di otot, perubahan sirkulasi darah, Perubahan detak jantung, dan kadar darah pada kulit. Perubahan tersebut menunjukan adanya relaksasi atau penurunan ketegangan urat saraf reflektif yang mengakibatkan terjadinya pelonggaran pembulu nadi dan penambahan kadar darah dalam kulit, diiringi dengan penurunan frekuensi detak jantung. Terapi musik dan Al-Qur’an ini bekerja pada otak, dimana ketika didorong oleh rangsangan dari luar, maka otak akan memproduksi zat kimia yang disebut neuropeptide. Molekul ini akan menyangkutkan kedalam reseptor-reseptor mereka yang ada di dalam tubuh dan akan memberikan umpan balik berupa kenikmatan atau kenyamanan.

KESIMPULAN DAN SARAN.

1) Kesimpulan

1. Sebagian besar responden ibu bersalin pada kala I fase aktif sebelum mendengarkan Ayat Suci Al-Qur’an mengalami nyeri berat

2. Hampir sebagian responden ibu bersalin pada kala I fase aktif sesudah mendengarkan Ayat Suci Al-Qur’an mengalami nyeri sedang

3. Terdapat perbedaan tingkat nyeri persalinan pada kala I fase aktif sebelum dan sesudah mendengarkan Ayat Suci Al-Qur’an

2). Saran

(7)

Perbedaan nyeri persalinan pada kala I fase aktif sebelum dan

sesudah mendengarkan ayat suci AL-Quran

mendengarkan Ayat Suci Al-Qur’an. Dan

sebagai sarana pembanding bagi dunia ilmu pengetahuan dalam memperkaya informasi tentang penanganan nyeri persalinan.

. . .DAFTAR PUSTAKA . . .

Bobak. (2004). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC.

Damayanti. (2006).

http://www.Damayanti.com. Diakses : tanggal 17 Februari

Firman, Faradi. (2009).Perbedaan Efektifitas Pemberian Terapi Murotal

Dengan Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasa,

http://etd.eprints.ums.ac.id/6410/1/J210 050040.pdf. Diakses : tanggal 17 Februari 2011.

Henderson, Christine. (2005). Buku Ajar Konsep Kebidanan. Jakarta : EGC.

Hidayat, Aziz Alimul. (2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi Konsep dan Proses Keperwatan. Jakarta : Salemba Medika.

Potter, Patricia & Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC

Prayetni. (2010). Pengetahuan Bidan Tentang Penanggulangan Nyeri

Persalinan Non Farmakologis, http://4 akbid.blogspot.com/2010/12/pengetahu an-bidan-tentang.html.

Diakses : tanggal 24 Maret 2011.

Rosemary, Mander. (2003). Nyeri persalinan. Jakarta : EGC

Sari, Ika permana. (2010). Pengaruh Mendengarkan Ayat Suci Al-Qur’an Terhadap Tingkat Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif,

http://www.indomedia.com. Diakses : tanggal 17 Februari 2011.

Gambar

Tabel 3 Distribusi responden berdasarkan

Referensi

Dokumen terkait

58 18 Februari 2011 Inspektorat jenderal kementerian Agama RI Jakarta 50 Terselengara. 59 19 Februari 2011 Setjen Pusdiklat kementerian PU Denpasar

penambahan konsentrasi 1% mempercepat proses terbentuknya biodisel dari asam lemak, sedangkan tanpa adanya netralisasi asam lemak bebas masih banyak terkandung dalam minyak

 Bagi mahasiswa yang sudah melaksanakan perwalian dan memilih mata kuliah yang memiliki praktikum, tetapi tidak mendapat nomor random/jumlah praktikum yang diambil

Akhir dari hidup adalah salah satu saat yang paling penting dalam hu!ungan dokter'pasien&#34; #!at paliati( dapat dikom!inasikan dengan  peraatan atau modalitas lain dengan

Dan dari daya tahan nya juga bermasalah terutama pada � rambut � nya yang sering mudah patah, seringkali menjadi bahan penggangu sistem filtrasi yang lain misalkan pompa.&lt;/p&gt;

Observasi dilaksanakan dalam penelitian bertujuan untuk mengamati aktifitas peserta didik dan guru dalam proses pembelajaran serta interaksi peserta didik dan guru dalam

Hiperbilirubin adalah kondisi dimana terjadi akumulasi bilirubin dalam darah yang mencapai kadar tertentu dan dapat menimbulkan efek patologis pada neonatus ditandai joudince

Biaya pemasaran juga dapat digolongkan menurut fungsi atau kegiatan pemasaran, yaitu sebagai berikut;3. • Fungsi penjualan • Fungsi advertensi •