• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KEBERHASILAN PENGOBATAN TUBERCULOSIS PARU DI RUMAH SAKIT PUSRI PALEMBANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS KEBERHASILAN PENGOBATAN TUBERCULOSIS PARU DI RUMAH SAKIT PUSRI PALEMBANG"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

129

ANALISIS KEBERHASILAN PENGOBATAN TUBERCULOSIS PARU DI

RUMAH SAKIT PUSRI PALEMBANG

R.A. Fadila

Program Studi SI Keperawatan, STIKES Mitra Adiguna Palembang Jl. Komplek Kenten Permai Blok J No. 9-12 Bukit Sangkal Palembang 30114

ABSTRAK

Tuberculosis merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan mycobacterium tuberculosis yang menyerang paru-paru dan hampir seluruh organ tubuh lainnya. Laporan terbaru dari WHO 2016 menunjukan peningkatan yang signifikan pada kasus TB di dunia sejak tahun 2012 hingga tahun 2015. Salah satu upaya untuk mengendalikan dan menanggulangi banyaknya penderita TB yaitu dengan pengobatan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keberhasilan pengobatan tuberculosis paru di Ruang Rawat Inap Jalan Rumah Sakit Pusri Palembang tahun 2019.Desain penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Sumber data atau informan yang akan digali berjumlah 5 orang yang terdiri dari 3 orang pasien TB paru, 1 orang perawat dan 1 orang kepala ruangan sebagai informan kunci. Hasil penelitian keberhasilan pengobatan TB paru dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain kepatuhan informan mengkonsumsi obat sesuai anjuran dokter, serta dukungan keluarga, pengetahuan. Penderita TB paru menjalani pengobatan rawat inap, informan selanjutnya disarankan menjalani pengobatan rawat jalan. Diharapkan untuk lebih sering melakukan penyuluhan mengenai TB paru di masyarakat agar masyarakat lebih mengerti penularan penyakit TB paru sehingga dapat mencegah terjadinya peningkatan kejadian TB paru.

Kata Kunci : Tuberkulosis Paru, Pengobatan

ABSTRACT

Tuberculosis is a contagious infectious disease caused by mycobacterium tuberculosis which attacks the lungs and almost all other organs of the body. The latest report from WHO 2016 shows a significant increase in TB cases in the world from 2012 to 2015. One of the efforts to control and overcome the number of TB sufferers is by treatment. This study aims to analyze the success of pulmonary tuberculosis treatment in the Inpatient Room at Pusri Hospital Palembang in 2019. The design of this study is a qualitative study. Source of data or informants to be extracted amounted to 5 people consisting of 3 pulmonary TB patients, 1 nurse and 1 head of the room as key informants. The results of research on the success of pulmonary TB treatment are influenced by various factors including compliance with informants taking drugs according to doctor's recommendations, as well as family support, knowledge. Lung TB patients undergoing inpatient treatment, informants are further advised to undergo outpatient treatment. It is hoped that more frequent outreach of pulmonary TB in the community so that people better understand the transmission of pulmonary TB disease so as to prevent an increase in the incidence of pulmonary TB.

(2)

130 PENDAHULUAN

Tuberculosis merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan

mycobacterium tuberculosi yang

menyerang paru-paru dan hampir seluruh organ tubuh lainnya. Bakteri dapat masuk melalui saluran pernafasan dan saluran pencernaan (GI) dan luka terbuka pada kulit. Tetapi paling banyak melalui inhalasi doplet yang berasal dari orang yang terinfeksi bakteri tersebut (Nuratif, 2015).

Laporan terbaru dari WHO 2016 menunjukan peningkatan yang signifikan pada kasus TB di dunia sejak tahun 2012 hingga tahun 2015 . Pada tahun 2012 diperkirakan terdapat 8,6 juta kasus TB di dunia, pada tahun 2013 sebanyak 9 juta, dan pada tahun 2014 sebanyak 9,6 juta penduduk dunia terinfeksi bakteri TB. Pada tahun 2015, jumlah kasus TB di dunia kembali mengalami peningkatan hingga 10,4 juta kasus. Walaupun angka kasus TB di dunia mengalami peningkatan tiap tahunnya, tetapi angka kematian TB mengalami penurunan sebesar 22% dari tahun 2000 – 2015. Meskipun demikian, TB adalah salah satu dari 10 penyebab kematian terbesar di seluruh dunia (Ramadhayanti, 2018).

Salah satu upaya untuk mengendalikan dan menanggulangi banyaknya penderita TB yaitu dengan pengobatan. Indikator yang digunakan sebagai evaluasi pengobatan yaitu angka keberhasilan program (success rate). Angka keberhasilan pengobatan ini dibentuk dari angka kesembuhan (cure

rate) dan angka pengobatan lengkap. Ada

banyak faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan pengobatan TB. Tinggi rendahnya TSR atau Treatment Success

Rate dipengaruhi oleh beberapa faktor,

antara lain; faktor pasien: pasien tidak patuh minum obat anti TB (OAT), pasien pindah fasilitas pelayanan kesehatan, dan TB nya termasuk yang resisten terhadap OAT. faktor pengawas minum obat

(PMO): PMO tidak ada, PMO ada tapi kurang memantau. Faktor obat: suplai OAT terganggu sehingga pasien menunda atau tidak meneruskan minum obat, dan kualitas OAT menurun karena penyimpanan tidak sesuai standar (Kemenkes dalam Maulidya, 2016).

Ketidakpatuhan pasien TB untuk menjalani pengobatan pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan (FPK) secara teratur tetap menjadi hambatan dalam mencapai angka kesembuhan yang tinggi (Kemenkes dalam Kurniawan, 2015). Hasil penelitian Simamora (2004) menyatakan kebanyakan pasien tidak teratur dalam berobat selama fase intensif karena tidak adekuatnya motivasi terhadap kepatuhan berobat dan pasien merasa enak pada akhir fase intensif sehingga tidak perlu kembali untuk pengobatan (Dermawanti, 2014). Ketidakpatuhan terhadap obat yang diberikan dokter juga dapat meningkatkan risiko morbiditas, mortalitas, dan resistensi obat baik pada pasien TB maupun pada masyarakat luas. Diagnosa yang tepat, pemilihan obat serta pemberian obat yang benar dari tenaga kesehatan ternyata belum cukup untuk menjamin keberhasilan suatu terapi jika tidak diikuti dengan kepatuhan pasien TB dalam mengkonsumsi obatnya (Dermawanti dalam Kurniawan, 2015).

Keberhasilan pengobatan TB paru ditentukan oleh kepatuhan pasien TB dalam minum Obat Anti Tuberkulosis (OAT). Kepatuhan menyangkut aspek jumlah dan jenis OAT yang diminum, serta keteraturan waktu minum obat. Tingginya angka putus obat mengakibatkan tingginya kasus resistensi kuman terhadap OAT yang membutuhkan biaya yang lebih besar dan bertambah lamanya pengobatan. Keberhasilan pengobatan juga ditentukan oleh penemuan kasus secara mikroskopis. Hal ini dipilih mengingat secara umum pemeriksaan mikroskopis merupakan cara yang yang cara ekonomis sangat efektif dan efisien dalam menemukan kasus TB.

(3)

131 Penemuan dan penyembuhan pasien TB

menular bertujuan untuk menurunkan kesakitan dan kematian akibat TB, penularan TB di masyarakat, dan merupakan kegiatan pencegahan penularan TB yang paling efektif di masyarakat (Kemenkes dalam Kurniawan, 2015).

Berdasarkan data Kemenkes RI (2017) jumlah kejadian tuberculosis di Indonesia sebanyak 360.565 kasus dengan keberhasilan pengobatan sebanyak 279.703 kasus (77,57%), sementara itu di Provinsi Sumatera Selatan kejadian tuberculosis sebanyak 10.344kasus dengan keberhasilan pengobatan 8.135 kasus (78,64%).

Kejadian tuberculosis di kota Palembang pada tahun 2016 sebesar 2.370 kasus kemudian mengalami peningkatan pada tahun 2017 sebesar 5.125 kasus (Dinkes Kota Palembang, 2017). Menurut data Rumah Sakit Pusri Palembang jumlah pasien tuberculosis yang berobat pada tahun 2016 sebanyak 142 orang, pada tahun 2017 sebanyak 209 orang dan pada tahun 2018 sebanyak 198 orang.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul analisis keberhasilan pengobatan tuberculosis paru di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Pusri Palembang tahun 2019.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana keberhasilan pengobatan tuberculosis paru di Ruang Rawat Inap Jalan Rumah Sakit Pusri Palembang tahun 2019 ?.

Tujuan penelitian ini adalah Diketahuinya informasi mendalam keberhasilan pengobatan tuberculosis paru di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Pusri Palembang tahun 2019.

METODE PENELITIAN Jenis Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan desain penelitian

kualitatif yang bertujuan untuk memahami dan menggali lebih dalam tentang analisis keberhasilan pengobatan tuberkulosis. Ruang lingkup penelitian ini ditujukan pada perawat ruangan di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Pusri Palembang. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 02 Mei tahun 2019. Variabel penelitian ini adalah dukungan keluarga, pengetahuan dan kepatuhan minum obat. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 02 Mei 2019 di Poli Rawat Jalan Rumah Sakit Pusri Palembang.

Subjek Penelitian

Informan yang akan dilakukan indeph interview berjumlah 5 orang yang terdiri dari 3 orang pasien, 1 orang perawat dan 1 orang kepala ruangan sebagai informan kunci. Kriteria informan dalam penelitian ini adalah: 1. Pasien dengan penyakit tuberkulosis 2. Sedang dirawat di Ruang Nusa Indah 3. Pasien dalam keadaan sadar

4. Bersedia menjadi informan

Sedangkan kriteria informan kunci dalam penelitian ini adalah:

1. Kepala ruangan Nusa Inda Rumah Sakit Pusri Palembang

2. Perawat ruangan Nusa Inda Rumah Sakit Pusri Palembang

3. Perawat yang bekerja > 2 tahun Teknik Pengumpulan Data 1. Data primer

Data primer adalah data yang langsung berasal dari yang mempunyai wewenang dan bertanggung jawab terhadap data tersebut (Notoatmodjo, 2012). Data primer didapat dari hasil wawancara mendalam pada pasien tuberculosis. 2. Data sekunder

Data sekunder adalah data atau sumber informasi yang bukan lansung dari tangan pertama, dan yang bukan mempunyai wewenang dan tanggung

(4)

132 jawab terhadap informasi atau data

tersebut (Notoatmodjo, 2012). Data sekunder didapat dari pendokumentasian wawancara.

Penelitian menggunakan data sekunder yang diperoleh di Rumah Sakit Pusri Palembang. Selain itu sekunder dapat pula diperoleh dengan melakukan studi perpustakaan berupa buku maupun media elektronik berupa internet yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan.

Penulisan hasil pengumpulan data dilakukan segera setelah proses observasi dan wawancara, kemudian dilakukan dengan pembuatan transkrip dalam bentuk verbatim berdasarkan hasil observasi, wawancara dan catatan lapangan. Sebelum dianalisa, peneli membaca transkrip dan catatan lapangan secara seksama agar dapat memahami data dengan baik dan dapat melakukan analisis. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini melalui prosedur bertahap antara lain :

1. Analisis univariat

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan presentasi dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2010). Analisa data yang digunakan untuk melihat distribusi frekuensi dari tiap-tiap variabel yaitu pemberian kompres air hangat aroma terapi lavender dan skala nyeri pasien lansia dengan nyeri sendi.

2. Analisis bivariat

Pada penelitian ini akan menggunakan metode analisa isis (content analysis). Langkah-langkah content analisys

yaitu sebagai berikut:

a. Membuat Transkrip Data

Data yang sudah direkam dalam

mp3 recorder, catatan lapangan

atau dokumentasi lainnya akan ditranskrip menjadi sebuah teks narasi berisi pertanyaan partisipan atau catatan hasil observasi. Mentranskrip data adalah tahap awal dari analisis data kualitatif dan seluruh data verbatim di transkrip ke dalam teks narasi yang siap dianalisis.

b. Menentukan meaning unit

Kalimat atau paragraph yang saling berhubungan melalui isinya dan membentuk suatu makna. Tidak seluruh pertanyaan partisipan yang sudah dibuat dalam transkrip memiliki makna sesuai dengan tujuan penelitian. Sehingga akan dipilih beberapa kata kalimat atau paragraph yang memiliki makna dari keseluruhan transkrip. Data yang tidak relevan bisa dihilangkan tanpa mengurangi makna dari data keseluruhan. Pemilihan meaning unit akan lebih focus saat melakukan analisis. c. Meringkas dan Mengorganisir

Data

Pada tahap ini data yang mengandung meaning unit disusun dan dikelompokkan sesuai dengan tpik atau pertanyaan yan diajukan. Mengelompokkan dan menyusun

meaning unit sesuai dengan topic

akan mempermudah dalam menganalisis data.

d. Melakukan Abstraksi Data

Mengelompokkan data yang memiliki makna yang sama kemudian membuat label terhadap data tersebut. Hal ini merupakan tahap penting dalam content analisys, karena tahap ini peneliti membuat makna atau mengartikan data sesuai isi data tersebut. e. Mengidentifikasi variabel dan

hubungan antar variabel secara kualitatif

(5)

133 Tema-tema yang telah

teridentifikasi dari beberapa kumpulan data dirumuskan dan dikelompokkan menjadi suatu variabel. Variabel yang teridentifikasi dari kumpulan tema dilihat kecenderungan hubungan secara kualitatif.

f. Menarik kesimpulan

Pada tahap ini memahami kembali seluruh isi data dari kumpulan kategori, tema, hubungan antar tema dan variabel sehingga menghasilkan suatu wawasan baru tentang fenomena yang diteliti. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian

Gambaran Umum Informan

Informan dalam penelitian ini terdiri dari 5 orang yaitu 3 orang penderita TB Paru dan 1 orang perawat dan 1 orang kepala ruangan. Adapun gambaran umum dari informan adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1

Karakteristik Informan di Rumah Sakit Pusri Tahun 2019

Inisial Umur Lama menderita tuberkulosisTB

Paru PS1“L” 53 tahun 7 bulan PS2”A” 46 tahun 4 bulan PS3.”T” 48 tahun 1 tahun Sumber : Hasil Penelitian Lapangan, 2019

Dari tabel 4.1 diatas diketahui informan adalah pasien tuberkulosis Tn”L” berumur 53 tahun sudah menderita TB paru selama 7 bulan dan Tn”A” berumur 46 tahun dan sudah 4 bulan mengalami TB paru serta Tn.”T” berumur 48 tahun sudah mengalami TB paru selama 1 tahun.

Tabel 4.2

Karakteristik Informan Kunci (Kepala Ruangan dan Perawat)

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan, 2019

Dari tabel 4.2 diatas diketahui informan kunci pada penelitian ini adalah berinisial “T”, berumur 39 tahun merupakan kepala ruangan dan Ny.”Y” berumur 30 tahun merupakan perawat ruangan.

Analisis Univariat

1. Program pengobatan TB paru

Berdasarkan hasil wawancara mendalam (indeph interview) dengan informan 1 perawat 3 orang pasien dan key informan 1 kepala ruangan didapatkan bahwa Program pengobatan TB paru atau metode pengobatan tb paru yaitu dengan cara diantaranya program-program mengenai TB paru misalnya SOP yang diterapkan dirumah sakit pusri palembang itu adalah tentang cara prosedur sebelum dan sesudah berinteraksi dengan pasien TB paru harus menggunakan ADP dan selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah berinteraksi dengan pasien. 2. Kepatuhan dan pengobatan TB paru

Berdasarkan hasil wawancara mendalam (indeph interview) dengan informan 1 perawat 3 orang pasien dan key informan 1 kepala ruangan didapatkan bahwa kepatuhan dan pengoabatan TB paru Program pengobatan TB yaitu dengan cara diantaranya peran pengawas dukungan keluarga yang selalu mengingatkan tentang cara kepatuhan pasien meminum obat menentukan keberhasilan pengobatan TB paru tersebut.

3. Faktor penghambat keberhasilan TB paru

Berdasarkan hasil wawancara mendalam (indeph interview) dengan informan 1 perawat 3 orang pasien dan key informan 1 kepala ruangan didapatkan bahwa faktor penghambat keberhasilan TB paru yaitu diantaranya minimnya peran pengawas yang tidak bisa No Nama Umur Pekerjaan

1 KR1”T” 39 tahun Kepala ruangan 2 P1”Y” 30 tahun Perawat

(6)

134 mengontrol 24x/jam dan faktor

penghambat dari luar minim fasilitas kesehatan dan faktor kendaraan dan biaya. 4. Jangka pengobatan TB paru

Berdasarkan hasil wawancara mendalam (indeph interview) dengan informan 1 perawat 3 orang pasien dan key informan 1 kepala ruangan didapatkan bahwa Jangka pengoabatan TB harus dilakukan selama kurang lebih berapa bulan berturut- turut dengan rawat jalan dan mengonsumsi obat secara teratur. 5. Proses pengobatan TB paru

Berdasarkan hasil wawancara mendalam (indeph interview) dengan informan 1 perawat 3 orang pasien dan key informan 1 kepala ruangan didapatkan bahwa Proses pengoabatan TB paru harus melakukan prosedur diantara fasilitas dan sarana lengkap harus pemeriksaan umum, pengecekanTB paru, Pemeriksaan dahak, Pemeriksaan lab dan selanjutnya diakhari rekam medis.

6. Pengetahuan tentang TB paru

Berdasarkan hasil wawancara mendalam (indeph interview) dengan informan 1 perawat 3 orang pasien dan key informan 1 kepala ruangan didapatkan bahwa Program pengobatan TB paru atau metode pengobatan tb paru yaitu Pengetahuan tentang TB paru yang diantara itu pemahaman dan pengetahuan TB paru konseling TB paru terhadap keberhasilan TB paru.

Pembahasan

Berdasarkan hasil temuan pada tema program pada pengobatan TB paru adalah SOP yang diterapkan dirumah sakit pusri palembang itu adalah tentang cara prosedur sebelum dan sesudah berinteraksi dengan pasien TB paru harus menggunakan ADP dan selalu mencuci tangan sebelum dan sudah berinteraksi dengan pasien.

Berdasarkan hasil penelitian dirumah sakit pusri palembang tentang program keberhasilan TB paru menurut peniliti sesuai dengan SOP TB paru dengan program yang dilakukan misalnya memakai APD dan mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien.

1. Kepatuhan dan keberhasilan pengobatan TB paru

Berdasarkan hasil temuan pada tema kepatuhan dan keberhasilan pengobatan TB paru diruang nusa indah rumah sakit pusri palembangditemukan peneliti sesuai dengan hasil penelitian dengan cara diantaranya peran pengawas dukungan keluarga yang selalu mengingatkan tentang cara kepatuhan pasien meminum obat menentukan keberhasilan pengobatan TB paru tersebut.

Berdasarkan data angka kesembuhan dan keberhasilan pengoabatan TB BTA positif di indoensia tahun 2014-2016 dapat disimpulkan bahwa terdapat penurunan angka keberhasilan pengobatan pada tahun 2014 angka keberhasilan pengoabatan sebesar 81,3%. WHO menetapkan standar angka keberhasilan pengoabatan sebesar 85%. Dengan demikian pada tahun 2014, indonesiabelum mencapai standar tersebut dan harus memenuhi 3,7 % target yang kurang. Sementara kementerian kesehatan menetapka target renstra minimal 88% untuk amgka keberhasilan 2014 berdasarkan hal tersebut, capaian angka keberhasilan pengoabatan tahun 2013 yang sebesar 81.3% juga tidak memenuhi target renstra tahun 2014 (Kemenkes

RI,2015).

Berdasarkan hasil penelitian dengan tema kepatuhan dan keberhasilan TB paru diruang nusa indah dirumah sakit pusri palembang sesuai dengan yang ada dijurnal dengan faktorapa saka yang mempengaruhi kepatuhan dan keberhasilan TB paru.

(7)

135 2. Faktor penghambat keberhasilan TB

paru

Berdasarkan faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan pengobatan TB. Tinggi rendahnya TSR atau treatment

success rate dipengaruhi oleh beberapa

faktor antara lain faktor pasien, pasien tidak patuh minum obat anti tuberculosis TB (OAT) pasien pindah fasilitas pelayanan kesehatan,dan TB nya termasuk yang resisten terhadap OAT. Faktor pengawas minum obat (PMO) ada tapi kurang merantau, faktor obat suplai OAT terganggu sehingga pasien menunda atau tidak meneruskan minum obat dan kualitas dan kualitas OAT menurun karena penyimpangan tidak sesuai standar (Kemenkes RI.2014).

Berdasarkan salah satu akibat ketidakteraturan minum obat adalah resistensi. Resistensi obat terjadi karena pengobatan jangka panjang, dan klien berhenti minum obat saat merasa sudah lebih baik lagi atau akibat dari permasalahan kesehatan lainnya. Seperti penyalahgunaan obat (black & hawks.2014).

Berdasarkan penelitian pada tema faktor penghambat keberhsilan pengobatan di ruang nusa indah rs pusri palembang sesuai dengan yang terdapat dijurnal bawasannya faktor penghambat keberhasilan tb baru yaitu faktor ketidak patuhan minum obat dan pengawasminum obat yang masi minim.

3. Jangka pengobatan TB paru

Berdasarkan hasil temuan diruang nusa indah rs pusri palembang dengan tema jangka pengobatan TB paru bahwa Jangka pengoabatan TB harus dilakukan selama kurang lebih berapa bulan berturut- turut dengan rawat jalan dan mengonsumsi obat secara teratur .

Berdasarkan DOTS strategi penyembuhan TB paru dengan jangka pendek dengan pengawasan secara langsung. Dengan menggunakan strategi DOTS, maka proses penyembuhan TB paru dapat berlangsung secara cepat.

Kategori kesembuhan penyakit TB yaitu kondisi dimana individu telah menunjukan peningkatan kesehatan dan memiliki salah satu indikator kesembuhan penyakit TB paru diantaranya menyelesaikan pengobatan secara lengkap dan pemeriksaan ulang dahak (follow up) hasilnya negative pada akhir pengobatan dan minimal satu pemeriksaan follow up sebelumnya negatif. Program kesembuhan TB paru DOTS menekankan pentingnya pengawasan terhadap penderita TB paru agar menelan obat secara teratur sesuai ketentuan obat secara teratur sesuai ketentuan samapi dinyatakan sembuh. 4. Proses pengobatan TB paru

Berdasasarkan hasil temuan diruang nusa indah di rs pusri palembang tentang proses pengobatan TB melakukan prosedur diantara fasilitas dan sarana lengkap harus pemeriksaan umum, pengecekanTB paru, Pemeriksaan dahak, Pemeriksaan lab dan selanjutnya diakhari rekam medis.

Berdasarkan data angka kesembuhan data keberhasilan pengobatan TB BTA positif indonesia tahun 2014-2016 dapat disimpulkan bahwa terdapat penurunsn angka keberhasilan pengobatan TB paru, proses pencapaian pengobatan paru harus ada peran keluarga yang mendukung proses pengobatan. Ada banyak yang mempengaruhi keberhasilan pengobatan TB. Tinggi rendahnya TSR atau treatment succes rate dipengaruhi oleh beberapa faktor antara faktor pasien tidak patuh minum obat anti TB.

Berdasarkan hasil temuan peneliti diruang nusa indah di rs pusri palembang tentang proses TB paru sesuai dengan jurnal untuk keberhasila pengobatan TB harus dilengkapi fsilkitas yang lengkap agar proses pengoabatan TB paru berhasil sesuai pencapaian yang di inginkan. 5. Pengetahuan tentang TB paru

Berdasarkan hasil temuan di ruang nusa indah rs pusri palembang dengan tema pengetahuan tentang TB

(8)

136 Pengetahuan tentang TB paru yang

diantara itu pemahaman dan pengetahuan TB paru konseling TB paru terhadap keberhasilan TB paru.

Berdasarkan laporan hasil survei yang dilakukan oleh WHO dari tahun 2014 sampai dengan 2015 dinegara-negara di dunia, bahwa penggunaan survey directly observed treatment dan strategi stop TB mampu menurunkan beban TB setiap tahunnya. Penggunaan DOTS dan strategi stop TB menunjukan pengobatan dengan pengawasan langsung terapi dengan cara membantu pasien mengambil obat secara teratur untuk memastikan kepatuhan pasien dalam pengobatan TB paru.

Kepatuhan pasien dalam pengobatan TB paru sangat berarti bahwa dunia berada di trek untuk mencapai tujuan Millenium Development Goals (MDGs) untuk membalikan penyebaran TB pada tahun 2015 dan angka kematian yang disebabkan oleh TB paru menurun 45% dan diperkiraan sekitar 22 juta jiwa didunia diselamatkan oleh program tersebut (WHO.2015).

Berdasarkan penelitian yang peneliti temukan sama dengan jurnal yang diantaranya pengetahuan tentang TB sangat baik untuk menurunkan angkat kematian yang disebabkan oleh TB paru. KESIMPULAN

Keberhasilan pengobatan TB paru dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain kepatuhan informan mengkonsumsi obat sesuai anjuran dokter, peran pengawas minum obat, serta dukungan keluarga.Penderita TB paru menjalani pengobatan rawat jalan tidak ada informan yang menjalani pengobatan rawat inap.

SARAN

1 Bagi Rumah Sakit Pusri Palembang Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam melakukan pengobatan TB Paru 2 Bagi Institusi Pendidikan

Penelitian ini diharapkan dapat menambah sumber bacaan di perpustakaan STIKES Mitra Adiguna khususnya mengenai TB Parusehingga dapat membantu bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitian lebih lanjut dan meningkatkan pengetahuan mahasiswa seputar masalah pengobatan TB Paru

3 Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian dengan menggunakan sampel yang lebih banyak lagi sehingga bisa dilihat perbandingannya dan diharapkan mendapatkan hasil yang lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Ardiansyah. 2012. Buku Ajar: Asuhan

keperawatan klien dengan

gangguan sistem pernapasan.

Jakarta: Salemba Medika.

Bahar Nizar 2009. Pemberantasan dan

Penanggulangan tuberculosis.

Yogyakarta Gosyen Publishing Budiman dan Riyanto, 2014. Kapita

Selekta Kuesioner Pengetahuan

dan Sikap Dalam Penelitian

Kesehatan. Cimahi: Salemba

Medika

Dermawanti. 2014. Hubungan Komunikasi Interpersonal petugas kesehatan terhadap kepatuhan pasien menjalani pengobatan TB paru di Puskesmas Sunggal Medan. Jurnal FKM Univ Sumut

(9)

137 Dinkes, Kota Palembang. 2017. Profil

Kesehatan Masyarakat.

Palembang. Dinkes

Freidman, M. M., Bowden, V. R., & Jones, E. G. (2010). Buku ajar

keperawatan keluarga: Riset,

teori, dan praktik, alih bahasa,

Akhir Yani S. Hamid dkk; Edisi 5. Jakarta: EGC.

Immala. 2016. Hubungan Kepatuhan Terhadap Keberhasilan Terapi pada pasien Tuberkulosis Paru Fase Intensif di Instalasi Rawat Jalan Balai Besar Kesehatan paru Masyarakat Surakarta. Jurnal Univ

Muhammadiyah Surakarta.

Kemenkes, RI 2017. Profil Kesehatan

Indonesia. Jakarta. Kemenkes RI

Kurniawan Nurmasadi. 2015. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Pengobatan TB Paru.

Jurnal Univ. Riau.

Laban Y Yoannes. 2008.Penyakit TBC

dan Cara Pencegahannya.

Yogyakarta: Kanisius

Masriadi, 2012. Epidemiologi Penyakit

Menular. Yogyakarta : Nuha

Medika

Maulidya Nur Yulinda. 2016. Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Pengobatan Tuberkulosis (TB) Paru Pada Pasien Pasca Pengobatan di Puskesmas DinoyoKota Malang. Jurnal Univ.

Negeri Malang.

Noorhizmah Hardiani Rini. 2014. Hubungan tingkat pengetahuan klien TB dengan tingkat kepatuhan minum Obat Anti Tuberkulosis (OAT). Jurnal Univ. Indonesia.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Metodologi

Penelitian Kesehatan. Jakarta :

Rineka Cipta

Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Promosi

Kesehatan dan Ilmu Perilaku.

Jakarta : Rineka Cipta

Nuratif. 2015. Aplikasi Asuhan

Keperawatan Berdasarkan

Diagnosa Medis & NANDA

NIC-NOC. Jogyakarta: Mediaction

Publishing.

Padil Amri, 2013. Asuhan Keperawatan

Penyakit Dalam. Yogyakarta :

Nuha Medika

Price A Sylvia, 2012. Aplikasi Asuhan

Keperawatan Berdasarkan

Diagnosa dan Nanda Nic Noc Jilid 3. Yogyakarta : Mediaction

Profil Rumah Sakit Pusri Palembang tahun 2019.

Ramadhayanti, Aulia Dita. 2018. Faktor-faktor yang mempengaruhi pencegahan kejadian drop out tuberculosis pada keluarga di Seluruh Wilayah Kerja Puskesmas Kota Semarang. Jurnal. FKM

Univ. Diponegoro.

Saydam, Gauzi 2011. Memahami Berbagai Penyakit (Penyakit

Pernapasan dan Gangguan

Referensi

Dokumen terkait

Dari uji coba kelompok kecil dan kelompok besar terlihat hasil belajar siswa mengalami peningkatan yang cukup tinggi, dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa

Surat Setoran Retribusi Daerah yang selanjutnya dapat disingkat SSRD adalah surat yang oleh wajib digunakan untuk melakukan pembayaran atau penyetoran retribusi yang

Misalnya lagi ramadhan, dia bakal bikin konten yang untuk ramadhan gitu.Konten buat Ramadan tuh misalnya kayak tips and trik buat buka puasa biar tidak capek kayak gimana

Desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah masyarakat, termasuk di dalamnya kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai organisasi pemerintahan terendah dan langsung

Tindakan mitigasi untuk risiko-risiko yang termasuk dalam kategori tidak dapat diterima ( unacceptable ) dapat dilakukan penanganan resiko sesuai dengan hasil

Hal ini membuktikan bahwa Bawang Putih 2% yang mempunyai khasiat anti jamur memiliki efektivitas yang setara dengan Ketokonazol 2% dalam menghambat pertumbuhan Malassezia

Radikal bebas ini ada yang berhasil mencapai ketinggian tempat bersemayamnya lapisan ozon sehingga begitu merasakan keberadaan ozon, langsung saja disambar sehingga molekul O 3

Disaat yang sama banyak kelompok yang menghendaki hal yang sama, maka untuk mampu meraih kemenangan tentunya dalam pemilu ,dibutuhkanlah suatu perencanaan yang hati- hati,