122
BAB VIII
ASPEK TEKNIS PER SEKTOR
8.1 Pengembangan Permukiman
Berdasarkan UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman, permukiman didefinisikan sebagai bagian dari lingkungan hunian yang
terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana,
utilitas umum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan
atau perdesaan. Kegiatan pengembangan permukiman terdiri dari pengembangan
permukiman kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan. Pengembangan permukiman
kawasan perkotaan terdiri dari pengembangan kawasan permukiman baru dan
peningkatan kualitas permukiman kumuh, sedangkan untuk pengembangan kawasan
perdesaan terdiri dari pengembangan kawasan permukiman perdesaan, kawasan pusat
pertumbuhan, serta desa tertinggal.
8.1.1. Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan
Terkait dengan tugas dan wewenang Pemerintah Kabupaten Bulukumba dalam
pengembangan permukiman sesuai UU No. 1 Tahun 2011. Tugas Pemerintah Kabupaten
Bulukumba, adalah :
1. Menyusun dan melaksanakan kebijakan dan stretegi di bidang perumahan dan kawasan permukiman dengan berpedoman pada kebijakan dan strategi nasional dan provinsi.
2. Penyusun dan rencana pembangunan dan pengembangan perumahan dan kawasan permukiman.
3. Menyelenggarakan fungsi operasional dan koordinasi terhadap pelaksanaan kebijakan dalam penyediaan rumah, perumahan, permukiman, lingkungan hunian, dan kawasan permukiman.
4. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaanperaturan perundang undangan, kebijakan, strategi, serta program di bidang perumahan, permukiman, lingkungan hunian, dan kawasan permukiman.
123
6. Melaksanakan peraturan perundang undangan serta kebijakan dan strategi penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman.
7. Melaksanakan peningkatan kualitas perumahan dan permukiman
8. Melaksanakan jakstra provinsi dalam penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman berpedoman pada kebijakan nasional.
9. Meleksanakan pengelolaan prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan dan kawasan permukiman.
10. Mengawasi pelaksanaan kebijakan dan strategi nasional dan provinsi di bidang perumahan dan kawasan permukiman.
11. Menetapkan Kasiba dan Lisiba.
Sedangkan kewenangan Pemerintah Kabupaten Bulukumba dalam pengembangan permukiman, adalah :
a. Menyusun dan menyediakan basis data perumahan dan kawasan permukiman Kabupaten Bulukumba
b. Menyusun dan menyempurnakan peraturan perundang undanganbidang perumahan dan kawasan permukima Kabupaten Bulukumba.
c. Memberdayakan pemangku kepentingan dalam bidang perumahan dan kawasan permukiman Kabupaten Bulukumba.
d. Melaksanakan sinkronisasi dan sosialisasi peraturan perundang-undangan serta kebijakan dan strategi penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman Kabupaten Bulukumba. e. Mencadangkan atau menyediakan tanah untuk pembangunan perumahan dan permukiman
bagi MBR.
f. Menyediakan prasarana dan sarana pembangunan perumahan bagi MBR di Kabupaten Bulukumba.
g. Memfasilitasi kerjasama antara pemerintah dan badan hokum dalam penyelanggaraan perumahan dan kawasan permukiman
h. Menetapkan lokasi perumahan dan permukiman sebagai perumahan kumuh dan permukiman kumuh di Kabupaten Bulukumba.
i. Memfasiliasi peningkatan kualitas perumahan kumuh dan permukiman kumuh di Kabupaten Bulukumba.
Kebijaksanaan dan program pembangunan infrastruktur PU Bidang Cipta Karya Kabupaten Bulukumba tidak hanya menyangkut pembangunan dan penyediaan fasilitas umum bagi masyarakat, melainkan juga menyangkut pembangunan prasarana dan sarana fisik
124
keciptakaryaan. Dengan demikian peranan infrastruktur PU Bidang Cipta Karya sangat penting dalam kebebasan memilih pembangunan yang memungkinkan lingkungan hidup dapat menunjang proses pembangunan secara berkelanjutan, sebaliknya kebijaksanaan pembangunan dan lingkungan hidup mempunyai pengaruh langsung pada perkembangan pembangunan.
Penataan bangunan dan lingkungan bertujuan untuk menjamin kondisi bangunan karena akan menjadi dasar di masa yang akan datang, Jika ditinjau dari intensitas bangunan yang ada saat ini, maka penataan bangunan dan lingkungan belum tertata baik. Rencana penataan bangunan dan lingkungan terutama pada daerah yang sudah terbangun harus memperhatikan kelestarian lingkungan. Untuk itu, maka beberapa kawasan yang peruntukan sebagai lahan bebas bangunan akan dijadikan sebagai open space untuk memberikan nuansa lingkungan yang asri.
8.1.2. Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan dan Tantangan a. Isu Strategis Pengembangan Permukiman
Isu strategis kondisi permukiman di Kabupaten Bulukumba cenderung padat dan tidak tertata dengan baik. Daya dukung dan daya tampung lahan untuk pengembangan permukiman di masa yang akan datang sudah tidak memungkinkan. Sehingga upaya pengembangan permukiman akan diprioritaskan pada program penataan lingkungan dan perbaikan prasaranan dan sarana dasar permukiman.
Isu strategis lainnya terkait permukiman dan infrastrukturnya di Kabupaten Bulukumba adalah:
- Kawasan permukiman rawan banjir (genangan),
- kondisi fisik kawasan merupakan lahan relative datar dan cekung dengan adanya rawa-rawa
- Merupakan kawasan daerah kumuh nelayan dan pinggiran kota
- Daya dukung lingkungan rencah dan kepadatan bangunan tinggi
- Infrastruktur kawasan masih memerlukan peningkatan
- Kawasan rawan konflik
- Sumber air terbatas dan penyediaan sanitasi lingkungan relative minim.
- Penetapan Kasiba Lisiba
125
Kondisi sebagian dari permukiman di Kabupaten Bulukumba bisa dikatakan masih jauh dari kata layak. Permukiman yang dibangun oleh masyarakat tidak sepenuhnya dilengkapi denhan fasilitas penunjang layaknya permukiman lain. Selain karena masih tingginya jumlah kawsan kumuh di wilayah perkotaan dan di wilayah Kecamatan di Luar kota, pembangunan permukiman juga tidak terarah karena tidak adanya peraturan daerah yang mengatur tentang pembangunan kawsan permukiman. Kawasan permukiman cenderung tumbuh berkelompok-kelompok dan tidak dilengkapi dengan prasaran dan sarana yang layak.
Permukiman kumuh yang tumbuh di Kabupaten Bulukumba memiliki luasan yang cukup tinggi dan tersebar di seluruh Kecamatan, tidak hanya terpusat pada kawasan perkotaan Bulukumba. Luasan dari permukiman Kumuh di Kab. Bulukumba tersaji dalam tabulasi berikut:
c. Permasalahan dan Tantangan Pengembangan Permukiman
Sebagaimana dengan isu strategis maka Kab. Bulukumba juga mengalami permasalahan dan tantangan dalam pengembangan permukiman. Tingginya jumlah kawasan kumuh, masih terbatasnya Prasarana dasar di daerah terpencil, belumberkembanganya kawasan tradisionil yang merupakan kawasan perdesaan potensial secara optimal dan masih rendahnya pembiayaan yang ada untuk peningkatan prasaran perdesaan dan kawasan kumuh. Berikut hasil identifikasi permasalahan dan tantangan Pengembangan Permukiman di kabupaten Bbulukumba
8.1.3. Analisis Kebutuhan Permukiman
Pembangunan permukiman kumuh di Kabupaten Bulukumba dilakukan dan dibangun oleh masyarakat secara swadaya yang tidak dilengkapi fasilitas penunjang layaknya sebagai kawasan permukiman dan kategorikan sebagai permukiman kumuh pinggiran kota dan permukiman kumuh nelayan. Jumlah kawasan kumuh yanga da di Kabupaten Bulukumba tersaji dalam tabulasi berikut:
Layanan prasarana dan sarana perumahan dimaksudkan sebagai ketersediaan, jangkauan dan tingkat pelayanan sarana dan prasarana yang bersangkutan dalam
126
memenuhi kebutuhan penduduk perumahan. Ketersediaan dilihat dari jumlah yang ada saat ini, jangkauan dilihat dari umlah penduduk yang terlayani, sedangkan tingkat pelayanan merupakan ukuran seberapa banyak pendudukl yang telaayani oleh fasilitas yang bersangkutan berdasarkan standar kebutuhan minimumnya.
Program/kegiatan pembangunan permukiman berdasarkan tingkat permasalahan sosial ekonomi masyarakat baik perkotaan maupun di pedesan seperti peningkatan kualitas permukiman kumuh perkotaan/ nelayan, pembangunan infrastruktur pedesaan, yang lebih baik diprioritaskan pada desa-desa tertinggal dan pengembangan wilayah kecamatan terisolir.
Prosedur standar yang digunakan berdasarkan buku petunjuk oleh Departemen Pekerjaan Umum dan Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri No. 13 dan No. 59 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah).
Salah satu aspek penting dalam pelaksanaan rencana pembangunan perumahan dan permukiman sebagai bagian dari rencana pembangunan perkotaan adalah tersediaanya dana yang cukup untuk membiayai setiap program pembangunan yang telah dirumuskan. Secara yuridis, penyediaan dan pembiayaan fasilitas infratruktur tentang pelayanan perkotaan merupakan kewenangan dan tanggung jawab pemerintah kabupaten terutama pada instansi yang membawahinya secara langsung.
Ketersediaan pembiayaan pembangunan infrastruktur tergantung pada kondisi dari sumber-sumber penerimaan, baik berupa pendapatan asli daerah (PAD), dana perimbangan (bagi hasil pajak, bagi hasil bukan pajak, dana alokasi umum (DAU), dana-dana lain yang sah (penerimaan dari provinsi).
Peningkatan penerimaan daerah dapat dilakukan dalam bentuk peningkatan volume/nilai bagi sumber penerimaan yang telah ada dan memungkinkan untuk itu atau berusaha untuk menggali sumber-sumber penerimaan baru sejauh masih dimungkinkan oleh perundang-perundang yang berlaku. Dalam rangka meningkatkan penerimaan daerah beberapa cara yang dapat ditempuh Pemerintah Kabupaten yaitu: a. Mengumpulkan dana dari pajak-pajak dan retribusi daerah yang tidak bertentangan
atau diperbolehkan oleh peraturan atau perundang-undangan yang berlaku;
b. Pemerintah Kabupaten dapat melakukan pinjaman dari pihak ketiga, pasar uang atau bank atau pinjaman dalam negeri maupun luar negeri;
127
c. Ikut ambil bagian dalam pendapatan pajak sentral ( pusat) yang dipungut di daerah; dan
d. Pemerintah Kabupaten dapat menerima bantuan atau subsidi dari pemerintah propinsi atau pemerintah pusat.
Upaya menjamin terlaksananya program pembangunan yang diperlukan pula peningkatan partisipasi swasta dan masyarakat baik dalam pengadaan dan penyediaan fasilitas pelayanan maupun dalam upaya pemeliharaannya. Untuk meningkatkan partisipasi swasta dalam penyediaan fasilitas pelayanan dapat dilakukan dengan memberikan kemudahan kepada swasta yang berminat melakukan investasi pembangunan prasarana kota, misalnya dalam pembangunan sarana perbelanjaan, kesehatan dan lainnya. Kemudahan dalam memperoleh ijin lokasi, pembebasan tanah serta ijin mendirikan bangunan sejauh tidak menyimpang dari rencana kota yang telah ditetapkan.
Penghematan yang telah diperoleh pihak swasta dalam menanamkan investasi ini
karena adanya kemudahan yang diberikan Pemerintah Kabupaten dapat
dikompensasikan dengan mewajibkan pihak swasta tersebut untuk membangun fasilitas pelayanan yang dibutuhkan oleh warga kota. Kerja sama dengan pihak swasta dapat diperluas pada hampir selurh sektor pembangunan. Singkatnya setiap kemudahan yang diberikan Pemerintah Kabupaten kepada pihak swasta yang akan melakukan investasi selayaknya pula pemerintah daerah memperoleh konpensasi yang seimbang.
Partipasi warga masyarakat terutama diharapkan dalam upaya memelihara fasilitas pelayanan yang telah disediakan oleh Pemerintah Kabupaten. Langkah yang perlu dilakukan adalah menanamkan kesadaran kepada warga bahwa sebagai penerima manfaat dari prasarana pelayanan maka masyarakat sudah selayaknya pula memberikan kontribusinya kepada Pemerintah Kabupaten.
Kerjasama ini secara kongrit dapat diwujudkan misalnya dengan melakukan konsolidasi lahan perkotaan. Dengan dilaksanakannya program pada kawasan perencanaan, maka Pemerintah Kabupaten dapat memperoleh lahan untuk pembangunan prasarana melalui sumbangan dari masyarakat. Pada akhirnya tercipta suatu kelembagan antara pemerintah, swasta maupun terhadap mayarakat dalam penyelediaan dana untuk pengadaan infrastruktur.
128
a. Dinas Bina Marga Kabupaten Bulukumba;
b. Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kabupaten Bulukumba;
c. Dinas Penyediaan Sumber Daya Air (PSDA) Kabupaten Bulukumba
d. Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Bulukumba;
e. Dinas Kesehatan Kabupaten Bulukumba;
f. Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bulukumba;
g. Dinas Pertanian Kabupaten Bulukumba;
h. PDAM Kabupaten Bulukumba;
Perencanaan kota khususnya pada investasi infrastruktur permukiman akan sejalan dengan program pembangunan lainnya, dimana setiap program tersebut pada akhirnya akan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) karena tingkat perputaran perekonomian dapat tercipta dimana-mana.
Sebelum dilakukan analisis pengembangan permukiman, maka diperlukan telaahan indikator permasalahan perumahan dan permukiman di Kabupaten Bulukumba, antara lain:
a. Tumbuhnya permukiman liar yang terkesan kumuh di beberapa kawasan dengan
mengesampingkan arahan pemanfaatan ruang yang telah ditetapkan dalam rencana tata ruang; dan
b. Sistem kelembagaan yang bertugas, belum terorganisir dengan baik sehingga komunikasi antara instansi terkait dalam hal pengembangan permukiman tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
Implementasi Penataan Bangunan dan Lingkungan di Kabupaten Bulukumba mengacu pada aturan yang dipersyaratkan oleh Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Direktur Jenderal Cipta Karya maupun peraturan perundang-undangan lainnya yang berkaitan dengan penyelenggaraan tata bangunan gedung dan lingkungan serta peraturan daerah daerah yang mengatur tentang penyelenggaran Bangunan Gedung, maka permasalahan secara fisik, sebagai berikut:
a. Umumnya bangunan yang ada belum memenuhi syarat teknis maupun keserasian
bangunan dan lingkungannya;
b. Masih terdapat bangunan yang melanggar aturan tentang garis sempadan jalan, sungai, pantai dan kawasan non budidaya lainnya;
129
c. Belum adanya aturan yang jelas, antara lain; peraturan bangunan setempat (PBS) dan
peraturan bangunan lainnya; dan
d. Prilaku masyarakat yang tidak menghiraukan aturan dalam membangun
Berdasarkan permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan permukiman di Kabupaten Bulukumba, yaitu dari aspek kelembagaan , aspek pendanaan dan aspek peran serta masyarakat, maka sehubungan dengan hal tersebut ada beberapa alternatif pemecahan masalah yang direkomendasikan sebagai berikut:
a. Kelembagaan yang menangani Bidang Keciptakaryaan khususnya pengembangan
permukiman yang didukung dengan uraian tugas dan fungsi (tupoksi) yang jelas, serta penempatan tenaga pelaksana sesuai dengan latar belakang pendidikan dan pengalaman kerja yang dimiliki;
b. Adanya pengorganisasian pendanaan dari berbagai sumber (APBD Kabupaten, APBD Provinsi, APBN dan Swadaya) yang pelaksanaannya oleh satker berada dalam SKPD; dan
c. Peningkatan peran serta masyarakat dalam menangani program/kegiatan pengembangan
permukiman baik individu maupun Organisasi Masyarakat.
Sistem Infrastruktur permukiman yang diusulkan adalah adanya keserasian dan keseimbangan pembangunan infrastruktur permukiman perkotaan dan perdesaan diharapkan mengacu kepada konsep pembangunan prasarana kota terpadu antar sektor sesuai dengan rencana induk sistem prasarana dan sarana yang ada seperti peningkatan kualitas permukiman kumuh dan pengembangan pemukiman baru, yang ditunjang dengan pembangunan sektor lainnya seperti pembangunan drainase, persampahan, pengelolaan air limbah dan pembangunan jalan kota.
Sedangkan sistem infrastruktur perdesaan dan perkotaan mengacu pada konsep pemberdayaan melalui program pemberdayaan masyarakat antara lain : Program Pembangunan Infrastruktur Permukiman (PPIP) oleh Organisasi Masyarakat Setempat (OMS), Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) oleh Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM), PNPM Mandiri Perkotaan, Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Masyarakat (PLPBK), Replikasi Penanggulangan Kemiskinan Terpadu (Replikasi PAKET), PAMSIMAS, Sanitasi Berbasis Masyarakat (SANIMAS) dan DAK-Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat (DAK_SLBM),dengan tujuan meningkatkan aksesibilitas kehidupan dan penghidupan masyarakat menuju terwujudnya masyarakat sejahtera dan mandiri.
130
8.1.4. Program-program Sektor Pengembangan Permukiman
Usulan dari prioritas program pembangunan prasarana dan sarana permukiman meliputi: pembangunan jalan lingkungan, jalan setapak, drainase, sanitasi, penyediaan air bersih/minum dan fasilitas umum lainnya untuk meningkatkan kesejahteraan dan kegiatan usaha masyarakat di perkotaan maupun di perdesaan melalui program penigkatan kualitas permukiman kumuh, program pembangunan infrastruktur perdesaan, program pengembangan infrastruktur perkotaan dan program penanganan kawasan mendesak.
Kerangka pengembangan dan strategi pengembangan perumahan permukiman di Kabupaten Bulukumba pada dasarnya dilaksanakan dengan memperhatikan konsep pengembangan tata ruang wilayah yang terdiri dari 3 (tiga) kawasan utama:
a. Kawasan lindung merupakan kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi
keserasian lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam dan sumber daya buatan;
b. Kawasan penyangga, merupakan kawasan yang dikembangkan secara terbatas dengan tujuan untuk melindungi kerusakan kawasan lindung dengan tepat; dan
c. Kawasan urban/perkotaan, merupakan kawasan yang mempunyai kegiatan non pertanian
dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman, pertokoan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan ekonomi.
Usulan dan prioritas kegiatan pembangunan infrastruktur permukiman meliputi:
a. Program Prioritas Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh
1. Perbaikan Lingkungan Permukiman, dengan Kegiatan:
a) Peningkatan Prasarana dan Sarana Lingkungan Permukiman;
b) Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah;
c) Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK) Kabupaten Bulukumba; dan;
d) Penyediaan Prasarana dan Sarana Air Minum berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) Kabupaten Bulukumba;
e) Pembangunan prasarana dan sarana air bersih bagi masyarakat berpenghasilan rendah Kabupaten Bulukumba;
f) Pembangunan prasarana dan sarana air limbah/sanitasi melalui DAK-SLBM dan SANIMAS.
131
2. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan
Program pemberdayaan yang terdiri atas 3 pilar pembangunan yang dikenal dengan TRIDAYA PEMBANGUNAN yaitu Lingkungan, Ekonomi dan Sosial.
8.1.5. Usulan Dan Prioritas Proyek Pembangunan Infrastruktur Permukiman
Setelah memperhatikan kriteria kesiapan maka dapat dirumuskan usulan program kegiatan pembangunan permukiman di Kabupaten Bulukumba yang disusun berdasarkan prioritas, seperti terlihat pada tabel berikut.
Sedangkan usulan pembiayaan baik dari APBD Kabupaten Bulukumba, APBD Provinsi Sulsel, APBN, maupun dari masyarakat dan swasta sesuai dengan kemampuan pembiayaan dapat dilihat pada tabel-tabel berikut.
132
Tabel 8.1 :Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan Permukiman Kabupaten/Kota
NO OUTPUT / SUB OUTPUT
LOKASI VOLUM E OUTPU T/SUB OUTPU T SATUA N OUTPU T/ SUB OUTPU T SUMBER PENDANAAN x Rp. 1.000,- TAH UN ANG GAR AN Readiness Criteria
KAB/KOTA DETAIL LOKASI
APBN APBD PROV. APBD KAB / KOTA PDA M/ SWA STA/ MAS Y. Terca ntum dala m RPIJ M Kesia pan Laha n
DED Dok. AMD AL Dana Sharing Daerah Rp. MURNI PLN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 20 21 22 23 1 LAPORAN PEMBINAAN PENGEMBANGAN
PERMUKIMAN 0 LAPORAN 1.a. STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN
DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) - LAPORAN
1.b. RENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN
PERKOTAAN DAN PERDESAAN (RPKPP) - LAPORAN
2 INFRASTRUKTUR KAWASAN PERMUKIMAN
PERKOTAAN 2 KAWASAN 2.a. INFRASTRUKTUR KAWASAN PERMUKIMAN
133
Penataan/Peningkatan Infrastruktur Permukiman Kawasan Kumuh
Kab. Bulukumba Kel. Caile Kec. Ujungbulu 1 Kws 2,950,000
- - 295,00 0 - 2016 Ya Siap 2014 - Ada
Penataan/Peningkatan Infrastruktur Permukiman Kawasan Kumuh
Kab. Bulukumba Kel. Kalumeme Kec. Ujungbulu 1 Kws 2,950,000
- - 295,00 0 - 2016 Ya Siap 2015 - Ada
Penataan/Peningkatan Infrastruktur Permukiman Kawasan Kumuh
Kab. Bulukumba Kel. Ela-ela Kec. Ujungbulu 1 Kws 2,950,000
- - 295,00 0 - 2016 Ya Siap 2016 - Ada
Penataan/Peningkatan Infrastruktur Permukiman Kawasan Kumuh
Kab. Bulukumba Kongkong Kec. Kel. Tanah
Ujungbulu 1 Kws 2,950,000 - - 295,00 0 - 2019 Ya Siap 2015 - Ada
Penataan/Peningkatan Infrastruktur Permukiman Kawasan Kumuh
Kab. Bulukumba Kel. Kasimpureng Kec. Ujungbulu 1 Kws 2,950,000
- - 295,00 0 - 2019 Ya Siap 2016 - Ada
Penataan/Peningkatan Infrastruktur Permukiman Kawasan Kumuh
Kab. Bulukumba Kel. Kasimpureng Kec. Ujungbulu 1 Kws 2,950,000
- - 295,00 0 - 2020 Ya Siap 2016 - Ada
Penataan/Peningkatan Infrastruktur Permukiman Kawasan Kumuh
Kab. Bulukumba Kel. Kasimpureng Kec. Ujungbulu 1 Kws 2,950,000
- - 295,00 0 - 2020 Ya Siap 2016 - Ada
2.b. INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN RSH YANG
MENINGKAT KUALITASNYA 0 KAWASAN
134
3 RUSUNAWA BESERTA INFRASTRUKTUR
PENDUKUNGNYA 0 BLOCK TWIN
4 INFRASTRUKTUR KAWASAN PERMUKIMAN
PERDESAAN 4 KAWASAN 4.a. INFRASTRUKTUR KAWASAN PERMUKIMAN
PERDESAAN POTENSIAL YANG MENINGKAT
KUALITASNYA 0 KAWA SAN
4.b. INFRASTRUKTUR KAWASAN PERMUKIMAN
RAWAN BENCANA 4 KAWASAN
Infrastruktur Kawasan Rawan Bencana Banjir
Kab. Bulukumba Kel. Kasimpureng Kec. Ujungbulu 1 KAWASAN
1,000,000 - - 100,00 0
- 2017 Ya Siap belum - Ada Infrastruktur Kawasan Rawan Bencana Banjir
Kab. Bulukumba Kec. Ujungbulu Kel. Bintarore 1 KAWASAN
1,000,000 - - 100,00 0
- 2017 Ya Siap belum - Ada Infrastruktur Kawasan Rawan Bencana Longsor
Kab. Bulukumba Kindang-Kahayya Kec. Kindang 1 KAWASAN
1,500,000 - - 150,00 0
- 2018 Ya Siap belum - Ada Infrastruktur Kawasan Rawan Bencana Longsor
Kab. Bulukumba Erelebu Kec. Bontotiro 1 KAWASAN
1,000,000 - - 100,00 0 - 2018 Ya Siap belu m - Ada
Infrastruktur Kawasan Rawan Bencana Longsor
Kab. Bulukumba Kec. Gantarang 1 KAWASAN
1,500,000 - - 150,00 0 - 2019 Ya Siap belu m - Ada
Infrastruktur Kawasan Rawan Bencana Longsor
Kab. Bulukumba Kec. Kindang 1 KAWASAN
1,000,000 - - 100,00 0 - 2019 Ya Siap belu m - Ada
135 Infrastruktur Kawasan Rawan Bencana Longsor
Kab. Bulukumba Kec. Kindang 1 KAWASAN
1,500,000 - - 150,00 0 - 2020 Ya Siap belu m - Ada
Infrastruktur Kawasan Rawan Bencana Longsor
Kab. Bulukumba Kec. Kindang 1 KAWASAN
1,000,000 - - 100,00 0 - 2020 Ya Siap belu m - Ada
4.c. INFRASTRUKTUR KAWASAN PERMUKIMAN DI PERBATASAN DAN PULAU KECIL
TERLUAR 0 KAWA SAN Total 30,150,000 - - 3,015,0 00 - Sub Total 2016 8,850,000 - - 885,000 - Sub Total 2017 2,000,000 - - 200,000 - Sub Total 2018 2,500,000 - - 250,000 - Sub Total 2019 8,400,000 - - 840,000 - Sub Total 2020 8,400,000 - - 840,000
136
8.2 PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN (PBL) 8.3.6. Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan
Arahan penataan bangunan dan lingkungan adalah serangkaian kegiatan yang diperlukan sebagai bagian dari upaya pengendalian pemanfaatan ruang, terutama untuk mewujudkan lingkungan binaan di Kabupaten Bulukumba, khususnya wujud fisik bangunan gedung dan lingkungannya.
Kebijakan penataan bangunan dan lingkungan di Kabupaten Bulukumba mengacu pada undang-undang dan peraturan, antara lain:
1) UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman 2) UU No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
3) PP No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan UU No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
4) Permen PU No. 06/PRT/M/2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata Ruang Bangunan dan Lingkungan.
5) Permen PU No. 14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
6) Permen PU No. 8 Tahun 2010 tentang Lingkup Tugas dan Fungsi Direktoral PBL
8.3.7. Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan dan Tantangan
Isu-isu strategis yang berkembang terkait bidang PBL di Kabupaten Bulukumba dikelompokkan dalam tiga cakupan kegiatan, yaitu penataan lingkungan permukiman, penyelenggaraan bangunan gedung dan rumah Negara, pemberdayaan komunitas dalam penanggulangan kemiskinan. Identifikasi isu strategis ini berdasarkan kondisi nyata yang termuat dalam berbagai agenda yang sifatnya internasional, nasional dan daerah yang kemudian diturunkan dalam berbagai program kegiatan berdasarkan skala prioritas dan manfaat dari rencana tindak, yang meliputi : a) Revitalisasi, b) RTH, c) bangunan tradisional/bersejarah dan d) penanggulangan kebakaran, bagi pencapaian terwujudnya pembangunan lingkungan permukiman yang layak huni, berjati diri, produktif dan berkelanjutan.
Secara umum isu strategis dan kondisi penataan bangunan dan lingkungan di Kabupaten Bulukumba, antara lain :
1. Kondisi Aturan Keselamatan, Keamanan dan Kenyamanan. Secara umum
137
standar keselamatan, keamanan dan kenyamanan baik bagi pengguna bangunan
maupun lingkungan sekitarnya. Aturan-aturan ini antara lain terdapat pada aturan
Koefisien Dasar Bangunan (KDB), Koefisien Lantai Bangunan (KLB) dan aturan
bangunan yang lain. Sedangkan untuk daerah-daerah rawan bencana misalnya
kebakaran, banjir, gelombang pasang, maka disyaratkan bangunan-banguna tersebut
harus tahan dan memiliki tingkat keamanan yang tinggi tehadap ancaman bencana
tersebut.
2. Kondisi Prasarana dan Sarana Hidran Hidran adalah cadangan air pada media
tertentu sebagai sarana penaggulangan bencana kebakaran. Sarana hidran ini
biasanya berbentuk tabung dan selang pemadaman, seharusnya dimilki oleh setiap
bangunan terutama yang rawan bencana kebakaran, seperti bangunan pabrik,
gudang, bangunan bertingkat, perkantoran, supermarket/plaza, pusat perbelanjaan
dan lain-lain. Namun sampai saat ini belum semua gedung yang disebutkan di atas
memiliki sarana hidran tersebut, atau kalau pun ada kondisinya belum sesuai dengan
standar yang telah ditentukan bahkan ada yang dalam kondisi rusak. Keberadan
hidran ini sangat penting untuk menjadi sarana pertolongan pertama pada bencana
kebakaran yang tentu saja bila tidak ditangani secara serius akan mengakibatkan
kerugian baik materi maupun korban jiwa. Oleh karena itu perlu ada penataan
sarana hidran ini dengan membuat rencana induk sistem proteksi kebakaran yang
sampai saat ini belum dimiliki oleh pemerintah daerah ataupun dinas terkait.
3. Kondisi Kualitas Pelayanan Publik dan Perijinan Bangunan. Beberapa kawasan di
Kabupaten Bulukumba memang telah memiliki rencana tata bangunan danlingkungan, namun belum terdapat penegakan aturan tata bangunan dam
lingkungan tersebut karena RTBL yang ada belum disahkan yang berarti belum
memiliki landasan hukum untuk ditegakkan. Keadaan demikian tentu saja sangat
mengganggu proses perijinan pendirian bangunan yang sesuai dengan fungsi
kawasan. Akibat pelayanan publik terhadap perijinan mendirikan bangunan gedung
ini tidak terlaksanakan secara baik, maka bermunculan bangunan gedung yang tidak
sesuai dengan fungsi lahan/kawasan. Akhirnya ini berdampak pada tidak tertibnya
kawasan yang telah direncanakan dan akan menurunkannya citra kawasan itu
138
sendiri. Tingkat keselamatan, keamanan serta kenyamanan bangunan dan
lingkungan tidak bisa terwujud dengan baik.
4.
Permasalahan utama dalam penataan bangunan bersejarah di
Kabupaten Bulukumbaadalah belum adanya aturan yang mengatur perlindungan bangunan-bangunan
tersebut, sehingga sangat mungkin terjadi pembongkaran atau pemugaran yang
tidak mengindahkan kaidah-kaidah konservasi/preservasi bangunan bersejarah.
Kawasan peruntukan ruang yang sudah direvitalisasi untuk kegiatan-kegiatan
sektor informal direncanakan untuk memberikan ruang yang khusus guna menampung
para pedagang kaki lima yang selama ini tersebar secara tidak teratur dan terkesan
kurang bersih dari segi lingkungan sekitarnya, apalagi yang memakai trotoar sebagai
ruang untuk berdagang atau melaksanakan kegiatan lainnya. Kawasan peruntukan
ruang khusus untuk pedagang kaki lima diupayakan diatur dan ditempatkan sesuai
dengan karakteristik pedagang kaki lima itu sendiri. Kawasan peruntukan ruang bagi
sektor informal, meliputi: kawasan Pasar Senggol di Kelurahan Ujung Sabbang; kawasan
Mattirotasi Baru di Kelurahan Sumpang Minangae; kawasan Cempae di Kelurahan
Watang Soreang; dan kawasan reklamasi Labukkang bagian selatan di Kelurahan
Labukkang.
Sesuai dengan peraturan perundang-undangan penataan ruang yang baru UU Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang yang mengisyaratkan kebutuhan Ruang Terbuka Hijau (RTH) pada sebuah kawasan perkotaan adalah seluas 30% dari total luas lahan kawasan perkotaan. RTH tersebut harus dapat memenuhi fungsi kawasan penyeimbang, konservasi ekosistem dan pencipta iklim mikro (ekologis), sarana rekreasi, olahraga dan pelayanan umum (ekonomis), pembibitan, penelitian (edukatif), dan keindahan lansekap kota (estetis).
Pemanfaatan lahan ruang terbuka non hijau lebih diarahkan pada kawasan ruang terbuka non hijau yang meliputi: ruang terbuka yang mengikuti rute jalan arteri primer dan kolektor primer; trotoar atau pedestrian yang berada di samping kiri kanan jalan, baik bagi masyarakat umum maupun penyandang cacat; ruang terbuka yang berada di depan, samping atau belakang bangunan publik dengan fungsi perkantoran, perdagangan dan jasa dan fungsi
lainnya; dan ruang terbuka peruntukan area parkir, anjungan seperti: hall dan tempat bermain.
Kabupaten Bulukumba memiliki beberapa Kawasan Wisata Alam yaitu :
139
-
Pantai Pasir Putih Lemo-Lemo, Terdapat Di Kecamatan Bontobahari;
-
Pantai Mandala Ria, Terdapat Di Ara Kecamatan Bontobahari;
-
Pantai Samboang, Terdapat Di Samboang Kecamatan Bontotiro;
-
Pulau Liukang Loe, Terdapat Di Kecamatan Bontobahari;
-
Pulau Kambing, Terdapat Di Kecamatan Bontobahari;
-
Permandian Alam Limbua, Terdapat Di Kecamatan Bontotiro;
-
Permandian Sumur Panjang Hila-Hila, Terdapat Di Kecamatan Bontotiro;
-
Permandian Alam Bravo Terdapat Di Kelurahan Borong Rappoa Di Kecamatan
Kindang;
-
Danau Buhung Tujuh Kahayya Terdapat Di Desa Kindang Kecamatan Kindang;
-
Pantai Panrang Luhu Terdapat Di Desa Bira Kecamatan Bontobahari;
-
Pantai Marummasa Terdapat Di Desa Darubia Kecamatan Bontobahari;
-
Pantai Kasuso Terdapat Di Kecamatan Bontobahari;
-
Permandian Alam Seppenge’ Desa Bontomate’ne Kecamatan Rilau Ale;
-
Permandian Alam Bombang Tellue Kecamatan Rilau Ale;
-
Permandian Alam Kantang Jodoh Desa Bontoharu Kecamatan Rilau Ale.
Untuk Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan di kabupaten Bulukumba yaitu :
-
Kawasan Adat Amma Toa Kajang, terdapat di Kecamatan kajang;
-
Gua Passohara, terdapat di Desa Ara Kecamatan Bontobahari;
-
Gua Malukua, terdapat di Desa Bira Kecamatan Bontobahari;
-
Gua Liukang Panikia, terdapat di Desa Bira Kecamatan Bontobahari;
-
Makam Samparaja Karaeng Sapo Batu, terdapat di Desa Tri Tiro Kecamatan
Bontotiro
-
Situs Pua Janggo, terdapat di Desa Bira Kecamatan Bontobahari;
-
Situs Karangpuang, terdapat di Desa Karampuang Kecamatan Bulukumpa. Makam
Al Maulana Khatib Bungsu (Dato Tiro), terdapat di Hila-hila Kecamatan Bontotiro;
-
Makam Launru Daeng Biasa (Karaeng Ambibia). terdapat di Kelurahan Ekatiro
Kecamatan Bontotiro.
140
-
Perkebunan Karet terdapat di Kecamatan Ujung Loe, Kajang dan Bulukumpa
-
Agrowisata Tambak di Kecamatan Ujung Loe
-
Pasar Cekkeng di Kecamatan Ujung Bulu
-
Dermaga Leppe’e di Kelurahan Kalumeme Kecamatan Ujung Bulu
- Agro Wisata Parukku Desa Bululohe dan Bontomanai Kecamatan Rilau Ale
Penataan dan perlindungan permukiman tradisional dan bangunan/situs cagar budaya tersebut perlu diintegrasikan dengan pengembangan sektor pariwisata sebagai sektor unggulan daerah. Usaha Pemerintah Kabupaten Bulukumba dalam mengembangkan kawasan/ Bangunan tradisional dan sejarah diharapkan tetap memperhatikan pengembangan kawasan pariwisata secara terpadu dengan tetap mempertahankan kelestarian daya dukung lingkungan; mengembangkan pariwisata yang komersial dan mandiri; melengkapi objek wisata dan rekreasi dengan fasilitas penunjang; dan melibatkan masyarakat sekitar dalam pengembangan dan pengelolaan wisata dan rekreasi.
8.3.8. Analisis Kebutuhan Pengembangan PBL
Analisis kebutuhan pengembangan PBL didasarkan pada Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan dan Tantangan yang disebutkan sebelumnya sebagai upaya pengendalian pemanfaatan ruang, terutama untuk mewujudkan lingkungan binaan sebagai wujud fisik bangunan gedung dan lingkungannya. Kebutuhan pengembangan PBL berdasarkan kebijakan penataan bangunan gedung dan lingkungan di Kabupaten Bulukumba, meliputi:
1. Meningkatkan pembinaan penyelenggaraan bangunan gedung, termasuk bangunan
gedung dan rumah negara.
2. Meningkatkan pemahaman, kesadaran dan kemampuan masyarakat untuk
memenuhi persyaratan bangunan gedung dan penataan lingkungan.
3. Meningkatkan
kapasitas
penyelenggaraan
dalam
penataan
lingkungan
permukiman.
4. Meningkatkan kualitas lingkungan untuk mendukung pewngembangan jatidiri dan
produktifitas masyarakat.
5. Mengembangkan kawasan-kawasan yang memiliki peran dan potensi strategis dari
pertumbuhan wilayah.
141
6. Mengembangkan kemitraan antara pemerintah, swasta dan masyarakat di bidang
bangunan gedung dan penataan lingkungan.
7. Mewuudkan arsitektur perkotaan yang memperhatikan khasanah arsitektur lokal
dan nilai tradisional.
8. Menjaga kelestarian nilai-nilai arsitektur bangunan gedung.
8.3.9. Program dan Kriteria Kesiapan Pengembangan PBL
Berdasarkan kebijakan di atas, mengarahkan rencana kebutuhan kegiatan sektor penataan bangunan dan lingkungan di Kabupaten Bulukumba, antara lain :
1. Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman, meliputi :
- Ruang Terbuka Hijau
- Ruang Terbuka Non Hijau
- PSD
- PS Lingkungan
- HSBGN dan Pelatihan Teknis Tenaga Pendata HSBGN
2. Kegiatan Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara, meliputi :
- Bangunan fungsi hunian, Bangunan fungsi bangunan Bangunan fungsi usaha
- Bangunan fungsi sosial budaya, bangunan fungsi khusus
- Bintek pembangunan gedung negara
3. Kegiatan Pemberdayaan Komunitas dalam Penaggulangan Kemiskinan, meliputi :
- PNPM Mandiri Perkotaan;
- Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Masyarakat (PLPBK);
- Penataan Bangunan dan Lingkungan (PBL).
8.3.10. Usulan dan Prioritas Program
Dalam rangka meningkatkan dan menyelenggarakan penataan bangunan dan lingkungan yang baik sehingga menghasilkan suatu lingkungan yang layak huni, maka perlu dilakukan beberapa kegiatan yang diwujudkan dalam beberapa program adalah sebagai berikut :
142
penyelenggaraan desiminasi/sosialisasi peraturan perundang - undangan penataan
bangunan dan lingkungan.
pengembangan sistem informasi bangunan, gedung dan arsitektur
penyelenggaraan pelatihan teknis tenaga pendata bangunan gedung
penyusunan rencana teknis pengelolaan ruang terbuka hijau.
Program yang disusulkan meliputi bangunan gedung dan lingkungan permukiman dan harus dilaksanakan dalam lima tahun kedepan, antara lain:
A. Bangunan Gedung
-
Penyelenggaraan operasional dan pemeliharaan perkantoran
-
Penyusunan NSPK Penataan Bangunan dan Lingkungan
-
Sosialisai pentingnya IMB
-
Pengembangan Sistem Informasi bangunan Gedung dan Arsitektur
-
Peningkatan/Pemantapan kelembagaan bangunan Gedung
-
Pengelolaan Bangunan Gedung dan Rumah Negara
-
Pembinaan Teknis Pembangunan Bangunan gedung Negara
-
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi kebakaran
-
Penyusunan Ranperda Bangunan gedung
B. Lingkungan permukiman
- Bantek RTBL
- Bantek Penataan RTH
- Dukungan Sarana dan prasraana Lingkungan Permukiman Kumuh
- Dukungan sarana dan Prasarana Penataan Lingkungan Permukiman Tradisional
Bersejarah
C. Pembinaan PBL
- Bantek dan Pendampingan Penyusunan Ranperda BG
- Fasilitasi Penyusunan RTBL
- Fasilitasi RISPK
- Fasilitasi Penyusunan Rencana Tindak Penataan dan Revitalisasi Kawasan
- Fasilitasi Rencana Tindak Sistem Ruang Terbuka Hijau
- Fasilitasi penyusunan Rencana Tindak Pengembangan Kawasan Permukiman
Tradisional Bersejarah
143
- Fasilitasi Penguatan Kelembagaan Bangunan dan Lingkungan
D. Pengawasan PBL
- Pemeriksaan Keadaan Bangunan Gedung
- Perbaikan kondisi bangunan gedung yang rusak
E. Sarana dan Prasarana Lingkungan Permukiman
- Pengembangan sarana dan prasarana proteksi bangunan
- Pengembangan sarana dan prasarana untuk aksesibilitas bangunan gedung
- Sarana dan prasarana revitalisasi kawasan
- Sarana dan prasarana ruang terbuka hijau
- Sarana dan prasarana permukiman tradisonal dan bersejarah
- Pengembangan sarana dan prasarana untuk proteksi kebakaran
F.
Keswadayaan/Pemberdayaan Msyarakat (P2KP)
- Pendampingan pemberdayaan sosial masyarakat (P2KP)
- Pendapingan dan pemberdayaan sosial masyarakat (PNPM)
144
Tabel 8.2 Tabel Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan Penataan Bangunan dan Lingkungan Kabupaten Bulukumba
NO OUTPUT / SUB OUTPUT
LOKASI VOLUM E OUTPU T/SUB OUTPU T SATUA N OUTPU T/ SUB OUTPU T SUMBER PENDANAAN x Rp. 1.000,- TAHUN ANGGAR AN Readiness Criteria
KAB/KOTA LOKASI DETAIL
APBN
APBD
PROV. APBD KAB / KOTA
PDAM/ SWASTA/ MASY. Tercant um dalam RPIJM Kesiapan Lahan DED Dok. AMD AL Dana Sharin g Daera h Rp. MURNI PLN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 1 LAPORAN PEMBINAAN PELAKSANAAN PBL , PENGELOLAAN GEDUNG DAN
RUMAH NEGARA 1a Draft NSPK daerah Bidang Penataan Bangunan dan Lingkungan
1b Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan ( RTBL ) RTBL Kawasan Perdagangan Bulukumba Kab. Bulukumba Kota 1 Laporan 500,000 - - 50,000 - 2017 Ya Siap Ya
RTBL Kawasan Perkantoran Bulukumba Kab. Bulukumba Kota 1 Laporan 500,000 - - 50,000 - 2017 Ya Siap Ya
RTBL Kawasan Pariwisata Bulukumba Kab. Bulukumba Kota 1 Laporan 500,000 - - 50,000 - 2018 Ya Siap Ya
RTBL Kawasan Pesisir Bulukumba Kab. Bulukumba Kota 1 Laporan 500,000 - - 50,000 - 2019 Ya Siap Ya
145
1c LAPORAN PEMBINAAN PELAKSANAAN PBL, PENGELOLAAN GEDUNG DAN
RUMAH NEGARA Laporan Pembinaan Pelaksanaan Penataan Bangunan dan Lingkungan, Pengelolaan
Gedung dan Rumah Negara (RTBL)
Kab.
Bulukumba Bulukumba Kota 1 Laporan 750,000 - - 75,000 - 2016 Ya Siap Ya
2 LAPORAN PENGAWASAN PELAKSANAAN PBL , PENGELOLAAN
GEDUNG DAN RUMAH NEGARA
3 BANGUNAN GEDUNG DAN FASILITASNYA
3a Aksesibilitas Bangunan Gedung dan Lingkungan
Aksesibilitas Bangunan Gedung dan Lingkungan Bulukumba Kab. Bulukumba Kota 1 kws 250,000 2016 Ya Siap 2013 YA
Dukungan Bangunan Gedung dan Lingkungan "Bulukumba Tower" Bulukumba Kab. Bulukumba Kota 1 kws - 5,000,000 2016 Ya Siap 2013 YA
Aksesibilitas Bangunan Gedung dan Lingkungan "Islamic Centre" Bulukumba Kab. Bulukumba Kota 1 kws 1,000,000 100,000 2018 Ya Siap 2013 YA
Aksesibilitas Bangunan Gedung dan Lingkungan "Bulukumba Tower" Bulukumba Kab. Bulukumba Kota 1 kws 1,000,000 100,000 2019 Ya Siap 2013 YA
4 SARANA DAN PRASARANA LINGKUNGAN PERMUKIMAN
4a Sarana dan Prasarana Revitalisasi Kawasan
Kawasan Dukungan PSD Penataan dan Revitalisasi Bulukumba Kab. Bulukumba 1 Kws 500,000 - - 50,000 - 2016 Ya Siap 2013 - -
Dukungan PSD Penataan dan Revitalisasi
Kawasan Kab. Bulukumba Water Front City Kec. Ujungbulu 1 Kws 10,000,000 - - 1,000,000 - 2016 Ya Siap 2012 - Ya
146
Dukungan PSD Penataan dan Revitalisasi
Kawasan Kab. Bulukumba kws. Agropilitan Kec. Gantarang 1 Kws 3,000,000 - - 300,000 - 2018 Ya Siap 2014 - -
Kawasan Dukungan PSD Penataan dan Revitalisasi Bulukumba Kab. Bulukumba 1 Kws 3,000,000 - - 300,000 - 2019 Ya Siap 2014 - -
Kawasan Dukungan PSD Penataan dan Revitalisasi Bulukumba Kab. Bulukumba 1 Kws 3,000,000 - - 300,000 - 2020 Ya Siap 2014 - -
4b Sarana dan Prasarana Penanggulangan Bahaya Kebakaran
Penyusunan RISPK Bulukumba Kab. Bulukumba Kota 1 Laporan - - - 550,000 - 2016 Ya
Dukungan Sarana dan Prasarana Penanggulangan Bahaya Kebakaran Bulukumba Kab. Bulukumba Kota 1 Kws 2,000,000 - - 200,000 - 2017 Ya 2014
Dukungan Sarana dan Prasarana Penanggulangan Bahaya Kebakaran Bulukumba Kab. Bulukumba Kota 1 Kws 1,000,000 - - 100,000 - 2018 Ya 2014
Dukungan Sarana dan Prasarana Penanggulangan Bahaya Kebakaran Bulukumba Kab. Bulukumba Kota 1 Kws 1,000,000 - - 100,000 - 2019 Ya 2014
4c Sarana dan Prasarana Penataan Ruang Terbuka Hijau ( RTH )
Dukungan Prasarana dan Sarana Ruang
Terbuka Hijau Kab.
Bulukumba Kota Bulukumba Kec. Ujungbulu 1 kws 1,500,000 - - 150,000 - 2017 ya Siap 2012 - Ya
Dukungan Prasarana dan Sarana Ruang
Terbuka Hijau Kab.
Bulukumba Kota Bulukumba Kec. Ujungbulu 1 kws 1,500,000 - - 150,000 - 2018 ya Siap 2012 - Ya
Dukungan Prasarana dan Sarana Ruang
Terbuka Hijau Kab.
Bulukumba Kota Bulukumba Kec. Ujungbulu 1 kws 1,000,000 - - 100,000 - 2019 ya Siap 2012 - Ya
Dukungan Prasarana dan Sarana Ruang
Terbuka Hijau Kab.
Bulukumba Kota Bulukumba Kec. Ujungbulu 1 kws 500,000 - - 50,000 - 2020 ya Siap 2012 - Ya
147
4d Sarana dan Prasarana Penataan Lingkungan Permukiman Tradisional/
Bersejarah Kws Permukiman Tradisional dan
Bersejarah yang Meningkat Kualitasnya
Kab. Bulukumba Kws. Ammatoa Kec. Kajang 1 kws 2,000,000 - - 200,000 - 2016 Ya Siap 2012
Kws Permukiman Tradisional dan
Bersejarah yang Meningkat Kualitasnya
Kab. Bulukumba Kws. Ammatoa Kec. Kajang 1 kws 3,000,000 - - 300,000 - 2017 Ya Siap 2012
Kws Permukiman Tradisional dan
Bersejarah yang Meningkat Kualitasnya
Kab. Bulukumba Kws. Ammatoa Kec. Kajang 1 kws 3,000,000 - - 300,000 - 2017 Ya Siap 2012
Kws Permukiman Tradisional dan
Bersejarah yang Meningkat Kualitasnya
Kab. Bulukumba Kws. Ammatoa Kec. Kajang 1 kws 3,000,000 - - 300,000 - 2017 Ya Siap 2012
Sarana dan Prasarana Lingkungan Permukiman (Pemukiman Tradisional &
bersejarah) Kab. Bulukumba Kws. Ammatoa Kec. Kajang 1 kws 1,500,000 - - 150,000 - 2016 Ya Siap 2012
Sarana dan Prasarana Lingkungan Permukiman (Pemukiman Tradisional &
bersejarah) Kab. Bulukumba Kws. Ammatoa Kec. Kajang 1 kws 1,500,000 - - 150,000 - 2017 Ya Siap 2012 4e KESWADAYAAN MASYARAKAT Keswadayaan Masyarakat PNPM Mandiri Perkotaan Bulukumba Kab. Bulukumba Kab. 9 kws 997,500 52,500 2017 Ya Siap - Keswadayaan Masyarakat PBL/PLPBK /P4IP Bulukumba Kab. Bulukumba Kab. 3 kws 3,000,000 300,000 2016 Ya Siap - Keswadayaan Masyarakat PBL/PLPBK /P4IP Bulukumba Kab. Bulukumba Kab. 3 kws 3,000,000 300,000 2017 Ya Siap - Keswadayaan Masyarakat PBL/PLPBK /P4IP Bulukumba Kab. Bulukumba Kab. 3 kws 3,000,000 300,000 2018 Ya Siap - Keswadayaan Masyarakat PBL/PLPBK /P4IP Bulukumba Kab. Bulukumba Kab. 3 kws 3,000,000 300,000 2019 Ya Siap - Keswadayaan Masyarakat PBL/PLPBK /P4IP Bulukumba Kab. Bulukumba Kab. 3 kws 3,000,000 300,000 2020 Ya Siap -
148
Bansos Bulukumba Kab. Bulukumba Kab. 9 kws 1,350,000 135,000 2017 Ya Siap - Bansos Bulukumba Kab. Bulukumba Kab. 9 kws 1,350,000 135,000 2018 Ya Siap - Bansos Bulukumba Kab. Bulukumba Kab. 9 kws 1,350,000 135,000 2020 Ya Siap -
Total 65,397,500 - - 12,017,500 - Sub Total 2016 18,000,000 - - 7,325,000 - Sub Total 2017 17,347,500 - - 1,687,500 - Sub Total 2018 11,350,000 - - 1,135,000 - Sub Total 2018 10,850,000 - - 1,085,000 - Sub Total 2020 7,850,000 - - 785,000 -
149
8.3 SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM) 8.4.6. Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan
Sektor air minum, merupakan kebutuhan pokok penduduk dari beberapa kebutuhan pokok lainnya. Sasaran estimasi kebutuhan air minum dikategorikan berdasarkan jumlah penduduk pendukung dan kebutuhan aktivitas perkotaan (fasilitas umum dan sosial). Pelayanan air bersih di Kabupaten Bulukumba dapat dilakukan dengan pengadaan air bersih sendiri di dalam wilayah Kabupaten Bulukumba, disamping itu juga memungkinkan untuk melakukan kerjasama antar wilayah dalam pengelolaan Air Bersih,misalnya kerja sama pengelolaan Air Bersih.
8.4.7. Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan
Sumber Air Bersih yang paling utama adalah dari sungai karaje. Oleh karena itu pelestarian derah tangkapan air pada hulu sungai tersebut perlu perhatian yang serius. Disamping dari sungai karaje juga diharapkan dari sumur-sumur bor/terbuka terutama penduduk yang jauh dari pesisir pantai.
Berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor: 47 Tahun 1999 Tentang Kinerja PDAM, salah satu penilaiannya adalah cakupan pelayanan. Pelayanan Air Bersih suatu daerah masyarakat dianggap ideal jika sudah dapat melayani sebanyak 80% dari jumlah penduduk. Dari dasar itu, dapat dikatakan bahwa cakupan pelayanan di Kabupaten Bulukumba masih dibawah standar.
Permasalahan pokok yang dihadapi dalam hal pemenuhan kebutuhan akan air minum, sebagai berikut:
a. Kemampuan dana yang disediakan pemda dalam pengalokasian dan distribusi air minum
terbatas; dan
b. Kurangnya sumber-sumber air baku yang dapat dijadikan sebagai sumber air minum dalam suatu wilayah/kawasan.
Perhatian terhadap kebutuhan air minum dinilai masih kurang khususnya bagi masyarakat yang bermukim di perdesaan.
Tersedianya air bersih yang layak untuk dikomsumsi bagi masyarakat baik melalui layanan PDAM maupun sumber air lainnya. Dimana kewajiban pemerintah dalam menyediakan sarana dan prasarana mulai hulu hingga dapat dinikmati oleh masyarakat.
150
Permasalahan yang utama dalam melakukan kegiatan adalah terdiri dari perencanaan yang kurang baik, sdm, kelembagaan hingga dana. Oleh karena itu pentingnya nilai-nilai kebersamaan dalam melakukan kegiatan yang tujuannya kepada kesejahteraan masyarakan mulai dari tingkat pimpinan.kebijakan hingga masyarakat itu sendiri.
8.4.8. Analisis Kebutuhan Prasarana Air Minum
Melihat kondisi ketersediaan air minum dii Kabupaten Bulukumba masih belum mampu melayani kebutuhan masyarakat secara optimal, hal ini disebabkan kapasitas produksi yang memang tidak cukup untuk memenuhi masyarakat kota disamping kualitas produksi air yang masih perlu ditingkatkan
Untuk memenuhi kebutuhan warga kota mengenai air bersih, seiring dengan semakin meningkatnya usaha sosial ekonomi masyarakat, seperti semakin tumbuhnya perhotelan dan perumahan dan lain-lain maka tentu akan diikuti dengan semakin meningkatnya tingkat kebutuhan air bersih. Oleh karena itu dengan kondisi sekarang ini saja sudah menunjukkan kekurang mampuan pihak PDAM dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, sehingga pencarian sumber air baku yang baru dan memenuhi kualitas menjadi suatu kebutuhan.
Berdasarkan data yang ditemukan, bahwa tingkat pelayanan PDAM sudah menghampiri standar yang ditentukan ideal berdasarkan keputusan Mentri Dalam Negeri No 47 Tahun 1999 yakni 80% penduduk terlayani. Sementara PDAM Kabupaten Bulukumba telah melayani 76.59% dari total penduduk Kabupaten Bulukumba .
8.4.9. Program dan Kriteria Kesiapan, serta Skema Kebijakan Pendanaan Pengembangan SPAM
Alternatif program yang bisa dilakukan dan efisien dari segi operasional adalah dengan meanambah jaringan perpipaan dengan mencari sumber air baku yang baru yang memungkinkan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat di perkotaan maupun di perdesaan. Hal yang paling memungkinkan adalah pengaliran melalui sistem gravitasi karena daerah pelayanan pada umunya letaknya lebih rendah dari sumber air. Rekomendasi yang diusulkan dalam pengelolaan sistem air minum adalah pemenuhan kebutuhan penduduk akan air minum melalui peningkatan kapasitas sistem distribusi air minum.
Berdasarkan hal diatas, maka pengembangan sistem penyediaan air bersih/minum di Kabupaten Bulukumba, meliputi:
151
a. Pelayanan sarana dan prasarana air bersih dilakukan melalui pengembangan
rencana induk dan peta jaringan air bersih, dengan mengutamakan pemenuhan
kebutuhan untuk rumah tangga, jasa dan industri, kesehatan dan lainnya;
b. Membangun sumur-sumur dalam pada wilayah rawan air bersih yang tidak
terjangkau jaringan perpipaan;
c. Meningkatkan cakupan wilayah pelayanan distribusi air bersih untuk seluruh
wilayah Kabupaten Bulukumba; dan
d. Memperbaiki jaringan pipa air bersih secara bertahap dan meningkatkan
manajemen opersional pelayanan
e. Jaringan perpipaan, baik di kota maupun perdesaan yang memiliki sumber mata
air/sumber air baku yang memungkinkan untuk menjangkau kebutuhan
masyarakat setempat;
f.
Sumur bor pada daerah perdesaan yang berada pada daerah yang memiliki muka air
tanah yang cukup dalam; dan
g. Sumur gali di daerah perdesaan yang permukaan air tanahnya cukuk rendah dan
kwalitas airnya tidak asin.
Adapun pembiayaan proyek penyediaan pengelolaan air bersih/minum diharapkan melalui sumber APBN mengingat kebutuhan dana yang diperlukan cukup besar, sehingga diharapkan dari pemerintah daerah melalui dana APBN, maupun dari dana APBD propinsi dan juga partisipasi masyarakat.
8.4.10. Usulan dan Prioritas Program
Usulan dan Prioritas Proyek Penyediaan Pengelolaan Air Minum adalah:
a. Kegiatan Penyedian Prasarana dan Sarana Air Minum, yang terdiri dari pengadaan perpipan
untuk daerah pesisir, pengadaan hydrant Umum, sumur bor, pengadaan mesin pompa dan Pembuatan bak penampungan air yang lokasinya tersebar di beberapa kecamatan di Kabupaten Bulukumba;
b. Kegiatan penyediaan Prasarana dan Sarana Air Minum bagi kawasan RHS yang terdiri dari Penyusunan Master Plan Air Minum Kabupaten Bulukumba;
c. Kegiatan Pembangunan Sarana Prasarana Air minum di desa rawan air, Pesisir dan desa terpencil;
152
d. Kegiatan bantuan teknis/bantuan program penyehatan PDAM diantaranya Pembenahan jaringan PDAM, Perencanaan dan pembangunan jaringan air sistem gravitasi kapasitas 0,5 liter/detik dan instalasi penjernihan air bersih/minum;
e. Kegiatan pembangunan SPAM IKK/Kawasan yang belum memiliki SPAM;
153
Tabel 8.3 Contoh Tabel Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan SPAM
NO OUTPUT / SUB OUTPUT
LOKASI VOLUME OUTPUT /SUB OUTPUT SATUAN OUTPUT/ SUB OUTPUT SUMBER PENDANAAN x Rp. 1.000,- TAHU N ANGG ARAN Readiness Criteria
KAB/KOTA DETAIL LOKASI
APBN APBD PROV. APBD KAB / KOTA PDAM/ SWASTA / MASY. Tercan tum dalam RPIJM Kesia pan Laha n DE D Dok. AM DAL Dan a Shari ng Daer ah Rp. MURNI PLN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 1 LAYANAN PERKANTORAN
Jumlah Bulan Layanan Perkantoran Kab. Bulukumba Kec. Ujungbulu 12 Bulan - 0
50,000 2014-2018 ya - - -
2 PERATURAN PENGEMBANGAN SISTEM AIR MINUM
Jumlah NSPK Bid. SPAM Kab. Bulukumba Kec. Ujungbulu, Kec. Ujungloe 2 Laporan 100,000 2016 ya
Jumlah NSPK Bid. SPAM Kab. Bulukumba
Kec. Bontobahari,
Kec Bontotiro 2 Laporan
100,000 2017 ya
Jumlah NSPK Bid. SPAM Kab. Bulukumba
Kec. Herlang, Kec.
Kajang 2 Laporan
100,000 2018 ya
Jumlah NSPK Bid. SPAM Kab. Bulukumba
Kec. Bulukumpa,
Kec. Rilau Ale 2 Laporan
154
Jumlah NSPK Bid. SPAM Kab. Bulukumba Kec. Gantarang, Kec. Kondang 2 Laporan 100,000 2020 ya
3 LAPORAN PEMBINAAN PELAKSANAAN PENGEMBANGAN SPAM
Jumlah Laporan Pembinaan Penyelenggaraan SPAM Kab. Bulukumba Kec. Ujungbulu, Kec. Ujungloe 2 Laporan 100,000 2016 ya
Jumlah Laporan Pembinaan Penyelenggaraan SPAM Kab. Bulukumba Kec. Bontobahari, Kec Bontotiro 2 Laporan 100,000 2017 ya
Jumlah Laporan Pembinaan Penyelenggaraan SPAM Kab. Bulukumba Kec. Herlang, Kec. Kajang 2 Laporan 100,000 2018 ya
Jumlah Laporan Pembinaan Penyelenggaraan SPAM
Kab. Bulukumba
Kec. Bulukumpa,
Kec. Rilau Ale 2 Laporan
100,000 2019 ya
Jumlah Laporan Pembinaan Penyelenggaraan SPAM
Kab. Bulukumba
Kec. Gantarang,
Kec. Kondang 2 Laporan
100,000 2020 ya
4 LAPORAN PENGAWASAN PELAKSANAAN PENGEMBANGAN SPAM
Jumlah Laporan Pengawasan Bidang SPAM Kab. Bulukumba Kec. Ujungbulu, Kec. Ujungloe 2 Laporan 100,000 2016 ya
Jumlah Laporan Pengawasan Bidang SPAM Kab. Bulukumba Kec. Bontobahari, Kec Bontotiro 2 Laporan 100,000 2017 ya
Jumlah Laporan Pengawasan Bidang SPAM Kab. Bulukumba Kec. Herlang, Kec. Kajang 2 Laporan 100,000 2018 ya
Jumlah Laporan Pengawasan Bidang SPAM Kab. Bulukumba Kec. Bulukumpa, Kec. Rilau Ale 2 Laporan 100,000 2019 ya
155
5 PERCONTOHAN RE-USE DAN DAUR ULANG AIR MINUM
5.a Jumlah Kawasan yang Ditangani
Kampanye hemat air Kab. Bulukumba Semua Kecamatan 2 Laporan 120,000 2016-2020 ya
Aktivitas Re-Use dan Daur Ulang Air Kab. Bulukumba Semua Kecamatan 2 Laporan 150,000 2016-2020 ya
6 PENYELENGGARA SPAM TERFASILITASI
6a PDAM yang Memperoleh Pembinaan
7 SPAM DI KAWASAN MBR
7a SPAM di Kawasan RSH/Rusunawa
Ada
7b SPAM di Kawasan Kumuh & Nelayan
SPAM di Kawasan Kumuh & Nelayan Kab. Bulukumba Kec. Ujungbulu Kel. Kalumeme 1 Kws 3,000,000
300,000 2016 ya Belum bel u m Ada
SPAM di Kawasan Kumuh & Nelayan Kab. Bulukumba Kel. Ela-ela Kec. Ujungbulu 1 Kws 3,000,000
300,000 2018 ya Belum bel u m Ada
7c SPAM di Kawasan MBR (optimalisasi IKK)
156
8 SPAM DI IBU KOTA KECAMATAN (IKK)
Pembangunan/Peningkatan SPAM IKK Kab. Bulukumba Pembangunan/Pe ningkatan SPAM IKK Kec. Gantarang 1 paket 14,989,00 0 1,498,90 0 2016 YA 201 4 20 14
Pembangunan/Peningkatan SPAM IKK Kab.
Bulukumba Kassi Kec. Kajang 1 paket
14,989,00 0 1,498,90 0 2017 YA 201 4 20 14
Pembangunan/Peningkatan SPAM IKK Kab. Bulukumba Tanete Kec. Bulukumpa 1 paket 14,989,00 0 1,498,90 0 2018 YA 201 4 20 14 Pembangunan/Peningkatan SPAM IKK
Kab. Bulukumba Kecamatan Bontotiro 1 paket 2,000,000 200,000 2019 YA 2014 2014 9 SPAM PERDESAAN
9a SPAM di Desa Rawan Air/Pesisir/Terpencil
SPAM di Pedesaan (Desa Rawan Air/Pesisir/Terpencil) Kab. Bulukumba Desa Tanah Toa Kec. Kajang 1 Desa 591,000
59,100 2016 Ya 201 4 20 14
SPAM di Pedesaan (Desa Rawan Air/Pesisir/Terpencil) Kab. Bulukumba Desa Pakubalaho Kec. Bontotiro 1 Desa 591,000
59,100 2018 Ya 201 4 20 14
SPAM di Pedesaan (Desa Rawan Air/Pesisir/Terpencil) Kab. Bulukumba Kec. Kindang 1 Desa 591,000
59,100 2019 Ya 201 4 20 14
SPAM di Pedesaan (Desa Rawan Air/Pesisir/Terpencil)
Kab. Bulukumba
Desa Manyampa
Kec. Ujungloe 1 Desa
591,000 59,100 2020 Ya 201 4 20 14
Pembangunan SPAM BAtu Rapa Kec. Kindang Kab. Bulukumba Kec. Kindang 1 Desa
176,000 2016 Ya 201 4 20 14
Pembangunan SPAM Cibollo Desa Kindang Kec. Kindang Kab. Bulukumba Desa Kindang Kec. Kindang 1 Desa
176,000 2016 Ya 201 4 20 14