• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERILAKU SINTAKTIS PENANDA LINGUAL PRONOMINA BAHASA SASAK /NI/, /NIKI/, /NO/, DAN /NIK / PADA MASYARAKAT DESA GERUNUNG KECAMATAN PRAYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERILAKU SINTAKTIS PENANDA LINGUAL PRONOMINA BAHASA SASAK /NI/, /NIKI/, /NO/, DAN /NIK / PADA MASYARAKAT DESA GERUNUNG KECAMATAN PRAYA"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PERILAKU SINTAKTIS PENANDA LINGUAL PRONOMINA

BAHASA SASAK /NI/, /NIKI/, /NO/, DAN /NIK∂/ PADA

MASYARAKAT DESA GERUNUNG KECAMATAN PRAYA

JURNAL SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

Oleh

Lailatul Badriah

E1C112062

UNIVERSITAS MATARAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

DAN DAERAH

(2)
(3)

iii

Perilaku Sintaktis Penanda Lingual Pronomina Bahasa Sasak /Ni/, /Niki/, /No/, dan

/Nik∂/ Pada Masyarakat Desa Gerunung Kecamatan Praya

Lailatul Badriah, H. Khairul Paridi, Syamsinas Jafar

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah FKIP UNIVERSITAS MATARAM

Email : laela_badri@yahoo.com

ABSTRAK

Masalah dalam penelitian ini, yaitu bagaimanakah perilaku sintaktis penanda lingual pronomina bahasa Sasak /ni/, /niki/, /no/, dan /nik∂/ pada masyarakat desa Gerunung kecamatan Praya?. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perilaku sintaktis penanda lingual pronomina bahasa Sasak /ni/, /niki/, /no/, dan /nik∂/ pada masyarakat Desa Gerunung Kecamatan Praya. Metode penelitian yang digunakan dalam pengumpulan data terdiri atas beberapa metode yaitu metode simak dan metode cakap. Setelah data terkumpul, selanjutnya dilakukan analisis data dengan menggunakan metode padan teknik referensial dan translasional. Hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa; perilaku sintaktis penanda lingual pronomina bahasa Sasak /ni/, /niki/, /no/, dan /nik∂/ pada masyarakat Desa Gerunung Kecamatan Praya menghasilkan dua bentuk pronomina yakni (a) perilaku sintaktis penanda lingual pronomina BSDG sebagai pronomina penunjuk tempat dan (b) perilaku sintaktis penanda lingual pronomina BSDG sebagai pronomina demonstratif.

Kata kunci : perilaku sintaktis, pronomina penunjuk tempat, dan pronomina

(4)

iv

Syntactically Behavioral Markers Lingual Pronouns Sasak Language / Ni /, / Niki /, / No /, and / Nik∂ / At the Village Community Gerunung Praya

Subdistrict

Lailatul Badriah, H. Khairul Paridi, Syamsinas Jafar

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah FKIP UNIVERSITAS MATARAM

Email : laela_badri@yahoo.com

ABSTRACT

The problem in this study, namely how the behavior of syntactic marker lingual pronouns Sasak language / ni /, / Niki /, / no /, and / nik∂ / at the village community Gerunung Praya subdistrict ?. This study aimed to describe the behavior of syntactic marker lingual pronouns Sasak language / ni /, / Niki /, / no /, and / nik∂ / at the communities in Gerunung Praya subdistrict. The research methods used in data collection consists of several methods that refer to the method and ably method. Once the data is collected, subsequent data analysis using techniques unified referential and translational. The results of data analysis can be concluded that; syntactic behavior lingual marker pronouns Sasak language / ni /, / Niki /, / no /, and / nik∂ / the communities in Praya subdistrict Gerunung produce two forms of pronouns, namely (a) the syntactic behavior of pronouns BSDG lingual marker as a pointer place pronouns and ( b) the syntactic behavior of marker lingual BSDG demonstrative pronouns.

Keywords: syntactic behavior, pointer place pronouns, and demonstrative pronouns.

(5)

A. PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri atas berbagai kelompok etnik. Tiap-tiap kelompok etnik memiliki bahasa daerah sebagai identitas kelompok etniknya. Salah satu bahasa daerah yang ada di Nusa Tenggara Barat adalah bahasa sasak. Bahasa sasak merupakan salah satu unsur budaya nasional. Bahasa Sasak mempunyai kedudukan yang sama dengan bahasa daerah lainnya yang ada di Indonesia. Fungsi bahasa Sasak antara lain sebagai alat komunikasi yang dipakai dalam pergaulan sehari-hari oleh sebagian masyarakatnya yang berdomisili di Pulau Lombok. Bahasa Sasak juga berfungsi sebagai lambang identitas daerah, sebagai lambang kebudayaan daerah dan sebagai sarana pengembangan serta pendukung kebudayaan daerah. Oleh karena itu, eksistensi bahasa Sasak perlu dijaga dan dikembangkan mengingat bahasa ini masih tetap dipakai dan dipelihara oleh masyarakat penuturnya.

Salah satu upaya tetap untuk memelihara dan menjaga eksistensi bahasa Sasak adalah penelitian dan pengkajian pada bidang kebahasaan. Penelitian yang dapat dilakukan pada bahasa Sasak adalah bahasa Sasak di Desa Gerunung Kecamatan Praya.

Bahasa Sasak Desa Gerunung (BSDG) adalah bahasa Sasak yang masih produktif karena bahasa Sasak tersebut masih eksis digunakan oleh penuturnya dalam berkomunikasi sehari-hari. Pada umumnya BSDG ini dipakai secara lisan di kalangan anggota masyarakat penuturnya, sedangkan dalam bentuk tulisan sangat jarang dipakai baik itu dalam bentuk buku maupun media cetak lainnya.

Keunikan pronomina BSDG yang menarik perhatian penulis ialah pronomina ini berbeda dengan bahasa lainnya yang ada di wilayah Praya. Berdasarkan pengamatan penulis, salah satu perbedaanya yaitu dalam segi penanda lingual pronomina. Dalam BSDG untuk menyatakan ‘ini’ digunakan dua varian bentuk penanda lingual pronomina demonstratif yaitu /ni/ dan /niki/, dan untuk menyatakan ‘itu’ digunakan dua varian bentuk penanda lingual pronomina demonstratif yaitu /no/ dan /nik∂/. Sedangkan dalam bahasa Sasak Praya untuk menyatakan ‘ini’ digunakan dua varian bentuk penanda lingual pronomina demonstratif yaitu /ni/ dan /niki/ dan untuk menyatakan ‘itu’ digunakan juga dua varian bentuk penanda lingual pronomina demonstratif yaitu /no/ dan /nik∂/.

Keunikan lain yang dimiliki oleh BSDG yaitu bentuk /ni/, /niki/, /no/, dan

(6)

2 /nik∂/ bisa menjadi pronomina

demonstratif dan bisa juga menjadi pronomina penunjuk tempat. Bentuk /ni/, /niki/, /no/, dan /nik∂/ sebagai pronomina demonstratif ketika menyatakan objek benda atau hal umum, baik itu yang dekat dengan pembicara maupun yang jauh dari pembicara. Tetapi bentuk /ni/, /niki/, /no/, dan /nik∂/ bisa menjadi pronomina penunjuk tempat ketika bentuk /ni/, /niki/, /no/, dan /nik∂/ berdistribusi dengan kata /taoq/ ‘tempat’.

Berdasarkan uraian di atas, penelitian tentang penanda lingual pronomina bahasa Sasak /ni/, /niki/, /no/, dan /nik∂/ dalam BSDG perlu dilakukan mengingat BSDG belum pernah diteliti khususnya pada bidang penanda lingual pronomina itu sendiri. Penelitian ini akan dapat mendeskripsikan perilaku sintaktis penanda lingual pronomina bahasa Sasak /ni/, /niki/, /no/, dan /nik∂/ pada masyarakat Desa Gerunung.

B. Landasan Teori 1. Pronomina

Pronomina disebut juga dengan istilah kata ganti yang dapat dilihat dari tiga segi yaitu segi semantis, segi sintaksis, dan segi bentuk. Apabila ditinjau dari segi semantisnya, pronomina adalah kata yang dipakai untuk mengacu ke nomina lain dan jika dilihat dari segi fungsinya, dapat dikatakan bahwa pronomina menduduki fungsi yang umumnya diduduki oleh

nomina seperti subjek, predikat dan objek (A. Rahim, 1998, dalam Jannah, 2007 : 10).

2. Pronomina Demonstratif

Pronomina demonstratif adalah pronomina seperti ini dan itu dalam bahasa Indonesia (Verhaar, 2006 : 406). Menurut Alwi (2010 : 267) kata ganti penunjuk (pronomina demonstratif) ialah segala kata yang menunjuk letak suatu benda atau yang dibendakan. Kata ganti penunjuk dalam bahasa Indonesia ada tiga macam, yaitu (1) kata ganti penunjuk umum, (2) kata ganti penunjuk tempat, dan (3) kata ganti penunjuk ihwal.

Pronomina penunjuk merupakan kata yang bersifat deiksis, karena merupakan kata penunjukan secara langsung yang bersifat pada maksud si pembicara. Oleh sebab itu, digunakan istilah deiksis.

Menurut George Yule (1996:13) deiksis adalah istilah teknis (dari bahasa yunani) untuk salah satu hal mendasar yang kita lakukan dengan tuturan. bahasa.

3. Pronomina Penunjuk Tempat

Pronomina penunjuk tempat dalam bahasa Indonesia ialah sini, situ, atau sana. Kata sini dipakai untuk menunjuk lokasi/tempat yang dekat dengan pembicara/penulis, kata sana dipakai untuk menunjuk lokasi/tempat yang agak jauh dengan pembicara/penulis, sedangkan kata situ dipakai untuk menunjuk

(7)

3 lokasi/tempat yang jauh dari

pembicara/penulis, karena menunjuk lokasi, pronomina ini sering digunakan dengan preposisi pengacu arah, di/ke/dari, sehingga terdapat di/ke/dari situ, di/ke/dari sana, dan di/ke/dari sana, (Alwi, 2010: 271).

4. Perilaku Sintaktis

Perilaku di dalam satuan lingual disebut pula dengan sifat. Satuan lingual tertentu itu dapat berwujud morfem, kata, frasa, atau kelompok kata, klausa, dan kalimat (Sudaryanto, 1985 : 184 – 185, dalam Rozi, 2015 : 9).

Istilah sintaksis berasal dari bahasa Yunani, yaitu kata sun yang berarti ‘dengan’ dan tattein yang berarti ‘menempatkan’. Jadi secara istilah berarti menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat, (Chaer, 2007 : 206).

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat peneliti simpulkan bahwa perilaku sintaktis merupakan perilaku lingual dalam struktur kalimat secara gramatikal yang memiliki sifat sintaksis. Perilaku atau sifat tersebut muncul dari satuan lingual tertentu setelah berkonstruksi membentuk frasa, klausa, maupun kalimat dengan satuan lingual yang lain dalam satuan bahasa yang menyangkut susunan kata-kata di dalam tataran kalimat.

5. Konsep Distribusi

Depdiknas (2005:270), distribusi adalah semua posisi yang ditempati oleh unsur bahasa. Konsep distribusi meliputi penempatan di awal, di tengah, di akhir, berdampingan, berselingan, dan berseberangan. Konsep distribusi ini diterapkan pada setiap tataran analisis bahasa,

(http://emmacantika58.blogspot.co.id/2013 /04/konsep-distribusi-dan-arsitektur-kalimat.html).

C. METODE PENELITIAN

Metode dan jenis penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, dengan metode ini diharapkan dapat memberikan gambaran objektif tentang penanda lingual pronomina bahasa Sasak /ni/, /niki/, /no/, dan /nik∂/ dalam proses komunikasi. Keseluruhan penutur asli bahasa Sasak di kecamatan Praya menjadi populasi dalam penelitian ini .

Sampel penelitian ini adalah semua penutur asli bahasa Sasak di desa Gerunung, dari keseluruhan penutur bahasa Sasak di desa Gerunung tersebut, peneliti mengambil 50 informan yang dijadikan sampel, yang menurut pengamatan peneliti sampel yang diambil telah dapat mewakili populasi yang dijadikan subjek penelitian. Penutur yang dijadikan sampel dipilih dengan

(8)

4 menggunakan kriteria informan sebagai

berikut.

1. Penutur asli memakai bahasa Sasak Gerunung kecamatan Praya.

2. Sehat jasmani (tidak mengalami kelainan fisik, seperti tuli atau sudah terlanjur tua/uzur sehingga mengganggu pendengarannya dan tidak diragukan keabsahan berbicaranya) dan sehat rohani (tidak gila).

3. Memiliki daya intelegensi yang cukup tinggi dan setidaknya berpendidikan SD.

4. Bersifat terbuka, sabar, ramah, jujur, tidak terlalu emosional, dan tidak mudah tersinggung.

5. Tidak terlalu lama menggunakan bahasa lain secara terus menerus atau belum dipengaruhi oleh bahasa lain.

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode simak dan metode cakap. Metode simak ini digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data dengan cara menyimak tuturan atau pengguna bahasa, teknik ini diikuti oleh teknik lanjutan yang berupa teknik catat dan teknik rekam. Metode ini digunakan untuk memperoleh data berupa penanda lingual pronomina bahasa sasak /ni/, /niki/, /no/, dan /nik∂/ yang digunakan oleh informan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini. Alat yang

digunakan untuk teknik rekam ini adalah handphone. Dengan menggunakan handphone peneliti bisa melakukan rekaman, dengan rekaman inilah peneliti dapat menyimak hasilnya baik pada saat melaksanakan penelitian atau setelah selesai dilakukan rekaman suara tersebut. Metode cakap digunakan untuk melakukaukan percakapan antara peneliti dan infiorman untuk mandapatkan data yang terkait dengan pronomina demonstratif dan pronomina penunjuk tempat. Metode analisis data dalam penelitian ini adalah metode padan dengan teknik referensial dan teknik translasional. Teknik referensial dgunakan dalam upaya menjelaskan wujud perilaku sintaktis pronomina bahasa Sasak di Desa Gerunung sedangkan teknik translasional digunakan untuk melihat kesamaan dan perbedaan antara pronomina yang satu dengan pronomina yang lain dalam tataran kalimat yang digunakan di desa Gerunung.

Sehubungan dengan hal tersebut, prosedur analisis data dalam penelitian ini akan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut.

1. Identifikasi bentuk pronomina demonstratif dan pronomina penunjuk tempat dalam BSDG.

(9)

5 2. Klasifikasi bentuk pronomina

demonstratif dan pronomina penunjuk tempat dalam BSDG. 3. Interpretasi bentuk pronomina

demonstratif dan pronomina penunjuk tempat dalam BSDG.

Hasil analisis data akan disajikan dengan menggunakan metode formal dan informal. Metode formal adalah metode penyajian hasil analisis data menggunakan perumusan dengan tanda dan lambang-lambang.

Selain metode formal, peneliti juga menggunakan metode informal. Metode informal yang digunakan adalah kata-kata biasa untuk merumuskan kaidah sesuai dengan ranah dan hubungan antar kaidah mengenai fokus penelitian yang dimaksudkan.

D. PEMBAHASAN

1. Perilaku Sintaktis Penanda Lingual Pronomina Bahasa Sasak /ni/, /niki/, /no/, dan /nik∂/ Pada Masyarakat Desa Gerunung Kecamatan Praya

Pada bab ini dipaparkan hasil penelitian yang telah dilakukan. Penelitian tentang perilaku sintaktis penanda lingual pronomina BSDG menghasilkan dua bentuk pronomina yakni perilaku sintaktis penanda lingual pronomina BSDG sebagai pronomina penunjuk tempat dan sebagai pronomina demonstratif. Berikut akan dipaparkan

pembahasan mengenai kedua pronomina tersebut.

1) Perilaku Sintaktis Penanda Lingual Pronomina BSDG /ni/ Sebagai Pronomina Penunjuk Tempat dan Pronomina Demonstratif

Bentuk /ni/ dalam BSDG bisa berfungsi sebagai pronomina penunjuk tempat dan bisa juga sebagai pronomina demonstratif karena bentuk /ni/ ketika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia memiliki dua arti yakni ‘ini’ dan ‘di sini’. Bentuk /ni/ sebagai pronomina penunjuk tempat memiliki perilaku sintaktis yakni bentuk /ni/ ketika berada di dalam kalimat harus berdistribusi dengan kata /taoq/ ‘tempat’ dan harus berada di awal kalimat, sedangkan bentuk /ni/ sebagai pronomina demonstratif meiliki perilaku sintaktis yakni bentuk /ni/ ketika berada di dalam kalimat bisa menempati posisi awal, tengah, dan akhir kalimat. Perhatikan contoh berikut ini!.

Contoh kalimat bentuk /ni/ sebagai pronomina penunjuk tempat.

(1) /ni/ /taoq/ /bale/ /k/

Di sini tempat rumah ku

[ni taoʔ balek] ‘di sini rumahku’

Contoh kalimat bentuk /ni/ sebagai pronomina demonstratif.

(2) /sai/ /epe/ /ni/?

Siapa punya ini?

(10)

6 ‘siapa punya ini?’

Contoh (1) merupakan contoh kalimat yang menunjukkan perilaku sintaktis penanda lingual BSDG sebagai pronomina penunjuk tempat terlihat pada kata /ni/ ‘di sini’ yang berdistribusi dengan kata /taoq/ ‘tempat’ dan menghasilkan bentuk /ni/ + /taoq/ yang berarti ‘di sini tempat’ sedangkan contoh (2) merupakan contoh kalimat yang menunjukkan perilaku sintaktis penanda lingual pronomina BSDG sebagai pronomina demonstratif karena fungsi /ni/ dalam kalimat tersebut menunjuk hal umum atau benda.

2) Perilaku Sintaktis Penanda Lingual Pronomina BSDG /niki/ Sebagai Pronomina Penunjuk Tempat dan Pronomina Demonstratif

Perilaku sintaktis penanda lingual pronomina /niki/ dalam BSDG memiliki dua fungsi yakni bisa sebagai pronomina penunjuk tempat ketika bentuk /niki/ diterjemahkan ‘di sini’ dan bisa juga sebagai pronomina demonstratif ketika diterjemahkan ‘ini’. Bentuk /niki/ sebagai pronomina penunjuk tempat memiliki perilaku sintaktis yakni bentuk /niki/ ketika berada di dalam kalimat harus berdistribusi dengan kata /taoq/ ‘tempat’ dan harus berada di awal kalimat, sedangkan bentuk /niki/ sebagai pronomina demonstratif memiliki perilaku sintaktis yakni bentuk /niki/

ketika berada di dalam kalimat bisa menempati posisi awal, tengah, dan akhir kalimat. Perhatikan contoh kalimat berikut ini!.

Contoh kalimat bentuk /niki/ sebagai pronomina penunjuk tempat

(3) /niki/ /taoq/ /m/ /ngupi/ /om/

Di sini tempat mu ngopi om

[niki taoʔm ŋupi om]

‘di sini kamu minum kopi om’ Contoh kalimat bentuk /niki/ sebagai pronomina demonstratif

(4) /sai/ /niki/?

Siapa ini?

[sai niki?] ‘siapa ini?’

Contoh (3) merupakan contoh kalimat yang menunjukkan perilaku sintaktis penanda lingual BSDG sebagai pronomina penunjuk tempat bentuk halus terlihat pada kata /niki/ ‘di sini’ yang berdistribusi dengan kata /taoq/ ‘tempat’ dan menghasilkan bentuk /niki/ + /taoq/ yang berari ‘di sini tempat’, sedangkan contoh (4) merupakan contoh kalimat yang menunjukkan perilaku sintaktis penanda lingual pronomina BSDG sebagai pronomina demonstratif bentuk halus karena dalam kalimat /sai niki?/ ‘siapa ini?’, terlihat jelas kata /niki/ memiliki arti ‘ini’ yang berfungsi untuk menunjuk hal umum atau benda.

(11)

7

3) Perilaku Sintaktis Penanda Lingual Pronomina /no/ Dalam BSDG Sebagai Pronomina Penunjuk Tempat dan Pronomina Demonstratif

Perilaku sintaktis penanda lingual pronomina /no/ dalam BSDG mempunyai dua fungsi yakni bisa sebagai pronomina penunjuk tempat ketika /no/ diterjemahkan ‘di situ/di sana’ dan bisa juga sebagai pronomina demonstratif ketika bentuk /no/ diterjemahkan ‘itu’. Bentuk /no/ sebagai pronomina penunjuk tempat memiliki perilaku sintaktis yakni bentuk /no/ ketika berada di dalam kalimat harus berdistribusi dengan kata /taoq/ ‘tempat’ dan harus berada di awal kalimat, sedangkan bentuk /no/ sebagai pronomina demonstratif meiliki perilaku sintaktis yakni bentuk /no/ ketika berada di dalam kalimat bisa menempati posisi awal, tengah, dan akhir kalimat. Perhatikan contoh berikut ini!.

Contoh kalimat bentuk /no/ sebagai pronomina penunjuk tempat.

(5) /no/ /taoq/ /bale/ /n/ /bebalu/ /no/

Di sana tempat rumah nya janda itu

[no taoʔ balen b∂balu no]

‘di sana tempat rumahnya janda itu’ (6) /no/ /taoq/ /m/ /maen/ /PS/

Di situ tempat kamu main PS

[no taoʔm maεn PS] ‘di situ kamu main PS’

Contoh kalimat bentuk /no/ sebagai pronomina demonstratif

(7) /Man/ /baruk/ /n/ /olek/ /no/

Man barusan dia pulang itu

[Man baruʔn oleʔ no]

‘Man barusan dia pulang itu’

Contoh (5) dan (6) merupakan contoh kalimat yang menunjukkan perilaku sintaktis penanda lingual pronomina /no/ dalam BSDG sebagai pronomina penunjuk tempat. Contoh (5) merupakan contoh kalimat pemakai pronomina penunjuk tempat /no/ ‘di situ’ dan contoh (6) merupakan contoh kalimat pemakai pronomina penunjuk tempat /no/ ‘di sana’. Kedua contoh tersebut harus berdistribusi dengan kata /taoq/ dan menghasilkan bentuk /no/ + /taoq/ yang berarti ‘di situ/di sana tempat’, sedangkan contoh (7) merupakan contoh kalimat yang menunjukkan perilaku sintaktis penanda lingual pronomina /no/ dalam BSDG sebagai pronomina demonstratif karena pada kalimat /Man barukn olek no/ ‘Man barusan dia pulang itu’, terlihat jelas bahwa bentuk /no/ merupakan pronomina demonstratif karena menunjuk hal umum atau benda yakni si pembicara menunjuk seseorang yang baru pulang.

4) Perilaku Sintaktis Penanda Lingual Pronomina /nik∂/ Dalam BSDG Sebagai Pronomina Penunjuk Tempat dan Pronomina Demonstratif

Perilaku sintaktis penanda lingual pronomina /nik∂/ dalam BSDG mempunyai dua fungsi yakni bisa sebagai

(12)

8 pronomina penunjuk tempat ketika

bentuk /nik∂/ diterjemahkan ‘di situ’ dan bisa juga sebagai pronomina demonstratif ketika diterjemahkan bentuk /nik∂/ diterjemahkan ‘itu’. Bentuk /nik∂/ sebagai pronomina penunjuk tempat memiliki perilaku sintaktis yakni bentuk /nik∂/ ketika berada di dalam kalimat harus berdistribusi dengan kata /taoq/ ‘tempat’ dan harus berada di awal kalimat, sedangkan bentuk /nik∂/ sebagai pronomina demonstratif meiliki perilaku sintaktis yakni bentuk /nik∂/ ketika berada di dalam kalimat bisa menempati posisi awal, tengah, dan akhir kalimat. Perhatikan contoh berikut ini!.

Contoh kalimat bentuk /nik∂/ sebagai pronomina penunjuk tempat.

(8) /silaq/ /nik∂/ /taoq/ /te/ /ngeraos/

Ayo di situ tempat kita bicara

[silaʔ nik∂ taoʔt∂ ŋ∂raↄs] ‘ayo di situ kita bicara’

Contoh kalimat bentuk /nik∂/ sebagai pronomina demonstratif.

(9) /nik∂/ /bale/ /tiang/

Itu rumah ku

[nik∂ bale tiyaŋ] ‘itu rumahku’

Contoh (8) merupakan contoh kalimat yang menunjukkan perilaku sintaktis penanda lingual pronomina /nik∂/ dalam BSDG sebagai pronomina penunjuk tempat bentuk halus yang berarti ‘di situ’ terlihat pada kata /nik∂/

‘di situ’ yang berdistribusi dengan kata /taoq/ ‘tempat’ dan menghasilkan bentuk /nik∂/ + /taoq/ yang berarti ‘di situ tempat’ sedangkan contoh (9) merupakan contoh kalimat yang menunjukkan perilaku sintaktis penanda lingual pronomina /nik∂/ dalam BSDG sebagai pronomina demonstratif bentuk halus karena pada kalimat /nik∂ yekn buku sak mukm pete/ ‘itu buku yang kamu cari’, terlihat jelas penggunaan kata /nik∂/ diterjemahkan ‘itu’ karena menunjuk hal umum atau benda yakni pembicara menunjukkan buku yang dicari oleh lawan bicaranya.

Untuk lebih jelasnya mengenai perincian perbedaan perilaku sintaktis pronomina bahasa Sasak /ni/, /niki/, /no/, dan /nik∂/ perhatikan tabel berikut ini. Pronomina BSDG Distribusi dalam Kalimat Posisi Dalam Kalimat Perilaku Sintaktis /ni/ /niki/ di sini Wajib berdistrib usi dengan kata /taoq/ ‘tempat’. Hanya berada di awal kalimat saja. Berperila ku sintaktis sebagai pronomi na penunjuk tempat /no/ /nik∂/ di situ Wajib berdistrib usi dengan kata /taoq/ ‘tempat’. Hanya berada di awal kalimat saja.

(13)

9 /no/ di sana Wajib berdistrib usi dengan kata /taoq/ ‘tempat’. Hanya berada di awal kalimat saja. /ni/ /niki/ ini - Bisa berada di awal, tengah, dan akhir kalimat. Berperila ku sintaktis sebagai pronomi na demonstr atif /no/ /nik∂/ itu - Bisa berada di awal, tengah, dan akhir kalimat. E. PENUTUP 1. Simpulan

Perilaku sintaktis penanda lingual pronomina bahasa Sasak /ni/, /niki/, /no/, dan /nik∂/ pada masyarakat desa Gerunung kecamatan Praya menghasilkan dua bentuk pronomina yakni perilaku sintaktis penanda lingual pronomina bahasa Sasak /ni/, /niki/, /no/, dan /nik∂/ sebagai pronomina penunjuk tempat dan sebagai pronomina demonstratif.

Perilaku sintaktis penanda lingual pronomina bahasa Sasak /ni/, /niki/, /no/, dan /nik∂/ sebagai pronomina penunjuk tempat yakni perilaku sintaktis yang wajib berdistribusi dengan kata /taoq/

‘tempat’ saja dan hanya bisa berada di awal kalimat saja.

Perilaku sintaktis penanda lingual pronomina bahasa Sasak /ni/, /niki/, /no/, dan /nik∂/ sebagai pronomina demonstratif memiliki perilaku sintaktis yakni perilaku sintaktis yang ketika berada di dalam kalimat keempat varian bentuk pronomina demonstratif tersebut bisa berada di awal, di tengah, dan di akhir kalimat.

2. Saran

a. Kepada peneliti lain disarankan agar hasil analisis ini dapat dimanfaatkan sebagai acuan dalam melakukan analisis yang lebih mendalam mengenai bahasa Sasak. Serta berusaha untuk mengungkapkan faktor-faktor lain yang belum diungkap dalam penelitian ini.

b. Kepada guru mata pelajaran bahasa daerah (Sasak), lembaga-lembaga formal, disarankan agar hasil analisis ini dimanfaatkan sebagai bahan acuan dalam mengajarkan siswa mengenai pronomina demonstratif dan pronomina penunjuk tempat.

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, H. Dkk. 2010. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta : Balai Pustaka.

Arjan, M. 2015. “Perilaku Sintaktis Pronomina Penunjuk Tempat dalam Bahasa Sasak Desa Monggas Kecamatan Kopang Lombok Tengah (Skripsi)”. Mataram : FKIP UNRAM.

Chaer, Abdul. 2007.LinguistikUmum. Jakarta :Rinekacipta

Cummings, Louise. 2007. Pragmatik (Sebuah Perspektif Multi disipliner). Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

KBBI. 2013. Edisi Keempat. BalaiPustaka.

Jannah, Riyadatul. 2007. “Pronomina Interogatif dalam Bahasa Sasak Dusun Senggigi Kecamatan Batu Layar (Skripsi)”. Mataram : FKIP UNRAM. Muhammad. 2011. Paradigma Kualitatif Penelitian Bahasa. Yogyakarta : Liebe

Book Press.

Muzni, Nurul Huda. 2016. “Pronomina Demonstratif Bahasa Sasak di Desa Ketangga Kecamatan Keruak Kabupaten Lombok Timur (skripsi)”. Mataram : FKIP UNRAM.

Ramlan, M. 2005. Ilmu Bahasa Indonesia Sintaksis. Yogyakarta : CV. Karyono. Rozi, Muhammad Burhan. 2015. “Perilaku Pemarkah Negasi Bahasa Sasak Desa

Gunung Sari”. Mataram : FKIP UNRAM.

Sukini. 2010. Sintaksis (Sebuah Panduan Praktis). Surakarta : Yuma Pustaka. Verhaar, J.W.M. 2006. Asas-Asas Linguistik Umum. EdisiKelima. Yogyakarta :

Gadjah Mada University Press.

Yule, George. 2014. Pragmatik. Edisi Kedua. Yogyakarta : PustakaPelajar

Referensi

Dokumen terkait

Desain Interior “Javanese Food Center” Di Surakarta Dengan Konsep arsitektur Thomas Karsten (Revitalisasi Kantor Eks.DPU Surakarta) adalah.. benar-benar karya sendiri,

Proyeksi cash inflow dilakukan untuk menggambarkan kondisi kas perusahaan di masa yang akan datang, pada perhitungan ini nilai sisa yang timbul adalah merupakan

dari uraian psikologi sosial, erich Fromm mendifinisikan masyarakat modern adalah produk kapitalisme sebagai manusia yang berorientasi pasar ( markeeting character type ),

Adapun Dokumen-Dokumen yang akan diadakan pembuktian dan harus dibawa, diserahkan serta diperlihatkan Aslinya kepada Pokja ULP, yakni :.. Formulir Isian Kualifikasi Asli

Pembuktian kualifikasi dapat diwakilkan dengan membawa surat kuasa bermaterai dari Direktur Utama/Pimpinan Perusahaan atau Kepala Cabang dan membawa Kartu Identitas;

Kegiatan Penemuan Kasus Malaria Secara Aktif di Lapangan (ACD) menjadi salah satu cara pengendalian malaria pada tahap preeliminasi, dan eliminasi, terutama di fokus malaria

Selain itu, buku teks berbahasa Inggris yang digunakan juga belum dapat membantu siswa dan guru dalam mencapai tujuan belajar pada materi persamaan kuadrat..

Namun demikian, jumlah tercatat bagi penurunan nilai adalah kerugian kumulatif yang diukur sebagai selisih antara biaya perolehan diamortisasi dan nilai wajar kini, dikurangi