• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung. Tidak dapat dipungkiri bahwa kegiatan perekonomian. usaha ekonomi tersebut adalah dana atau uang.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. berlangsung. Tidak dapat dipungkiri bahwa kegiatan perekonomian. usaha ekonomi tersebut adalah dana atau uang."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada saat ini kegiatan perekonomian di Indonesia di manapun dan oleh siapapun baik pelaku usaha, pribadi, badan hukum baik privat atau publik, bahkan gabungan orang yang bukan badan hukum sekalipun terus berlangsung. Tidak dapat dipungkiri bahwa kegiatan perekonomian dilakukan sebagai upaya dari peningkatan perekonomian negara. Salah satu faktor yang menjadi penting untuk menjalankan dan mengembangkan suatu usaha ekonomi tersebut adalah dana atau uang.

Sektor keuangan merupakan saalah satu sektor yang mempengaruhi pertumbuhan perekonomian yang ada di Indonesia, khususnya pada lembaga keuangan perbankan yang memiliki pengaruh besar dalam roda perputaran perekonomian suatu negara. Lembaga perbankan semakin mendominasi perkembangan ekonomi bisnis di Indonesia. Sebagai lembaga keuangan, Bank dalam hal ini menjalankan fungsinya untuk membantu pemerintah dalam meningkatkan pembangunan dan mengurani adanya kesulitan ekonomi yang ada dimasyarakat.

Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan, dijelaskan bahwa usaha perbankan meliputi tiga kegiatan, yaitu menghimpun dana, menyalurkan dana, dan memberikan jasa bank lainnya.

(2)

Bank dalam kegiatan keuangan dibagi dalam beberapa jenis yaitu Bank Sentral, Bank Umum, dan Bank Perkreditan Rakyat. Bank Sentral merupakan bank yang mengatur berbagai macam kegiatan yang berkaitan dengan dunia perbankan dan keuangan di negara. Bank Umum merupakan lembaga keuangan yang memberikan penawaran berbagai layanan produk dan jasa kepada masyarakat. Sedangkan Bank Perkreditan Rakyat merupakan bank penunjang yang memiliki keterbatasan terhadap wilayah operasional dan dana yang dimiliki dengan layanan yang terbatas pula seperti memberikan kredit pinjaman dengan jumlah yang terbatas, menerima simpanan masyarakat umum, menyediakan pembiayaan dengan prinsip bagi hasil, penempatan dalam sertifikat bank Indonesia, deposito berjangka, sertifikat, tabungan, dan lain sebagainya.

Dalam kegiatan perbankan di Indonesia terdapat beberapa layanan perbankan yang ditawarkan kepada masyarakat. Usaha perbankan yang paling banyak diminati dan banyak digunakan baik oleh perorangan maupun badan usaha yakni dalam jasa bidang perkreditan.

Secara etimologis istilah kredit berasal dari bahasa Latin, credere, yang berarti kepercayaan, yang dimana kreditor memberikan kredit kepada nasabah dengan berdasarkan atas kepercayaan.1 Jasa Kredit merupakan

persetujuanatau kesepakatan pinjam meminjam antara Bank dan nasabah yang mewajibkan nasabah atau peminjamnya untuk melunasi hutangnya dalam jangka waktu yang telah disepakati dengan tambahan jumlah bunga,

1 Hermansyah. 2008. Hukum Perbankan Nasional Indonesia. Jakarta. Kencana Prenada

(3)

imbalan atau pembagian hasil keuntungan sebagaimana yang diatur dalam ketentuan pasal 1 angka 11 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan.

Jasa Pembiayaan kredit yang diberikan oleh Bank kepada nasabah merupakan kegiatan yang rentan terhadap resiko, maka dari itu dalam pemberian jasa pembiayaan kredit harus memperhatikan asas-asas perkreditan atau pembiayaan kredit berdasarkan prinsip kehati-hatian. Sebelum memberikan jasa layanan kredit kepada calon nasabah atau debitur, Bank sebagai kreditur harus melakukan penilaian yang baik terhadap berbagai aspek. Adapun agar mendapat penilaian yang benar-benar layak terhadap calon nasabah atau debitur, kreditur dapat melakukan analasis 5C yakni penilaian terhadap Character, Capacity, Collateral, Capital, dan Condition.

Indonesia sendiri merupakan suatu negara yang penduduknya mayoritas beragama islam atau muslim, maka dari itu perlu adanya lembaga keuangan yang berbasis syari’ah. Lembaga keuangan yang berprinsip ekonomi syari’ah memiliki tujuan pokok yakni layanan kegiatan ekonomi yang sesuai dengan aturan dalam hukum islam yang melarang adanya riba (bunga), maisir (perjudian dan spekulasi yang disengaja), gharar (ketidakjelasan dan manipulatif), haram, dan zalim. Prinsip ekonomi syari’ah merupakan prinsip ekonomi yang berpedoman pada prinsip-prinsip hukum islam yang diambil dari Al-Qur’an dan Hadist. Prinsip inilah yang dianut dalam sistem keuangan syari’ah yang diaplikasikan dalam lembaga keuangan syari’ah. Lembaga

(4)

keuangan syari’ah dijalankan oleh dua jenis lembaga keuangan diIndonesia yakni, lembaga keuangan Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank. Lemabga keuangan Bank meliputi Bank Umum Syari’ah, Unit Usaha, dan Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah. Sedangkan Lembaga keuangan bukan Bank meliputi Pasar Modal Syariah, Asuransi, Penggadaian, dan Baitul Maal wat Tamwil atau BMT.2

Perbankan Syari’ah merupakan suatu sistem perbankan yang dalam pelaksanaannya berdasarkan hukum islam yang memiliki tujuan yang sama dengan perbankan konvensional, yang dimana agar lembaga keuangan atau perbankan dapat menghasilkan keuntungan dengan cara meminjamkan modal, menyimpan dana, membiayai kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang sesuai dengan ketentuan Bank tersebut. Selain itu lembagaa perbankan syari’ah juga memiliki tujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan keadilan, kebersamaan, dan pemerataan kesejahteraan rakyat.

Lembaga Perbankan Syari’ah memberikan kesempatan kepada seluruh masyarakat agar ikut berpartisipasi dalam mengadakan pengumpulan dana melalui usaha yang dijalankan oleh lembaga keuangan atau perbankan seperti tabungan, deposito, maupun kredit yang memberikan perputaran uang di masyarakat sehingga dapat digunakan untuk pembangunan suatu negara. Sebagaimana yang telah tercantum dalam Pasal 7 Undang Undang Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syari’ah bahwa bentuk badan hukum Bank

2 Andri Soemitra. 2010. Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah. Jakarta. Penerbit Kencana.

(5)

Syari’ah adalah Perseroan Terbatas dan pada pasal 21 dijelaskan bahwa Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah memiliki beberapa kegiatan usahanya yaitu : a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk:

1. Simpanan berupa Tabungan atau yang dipersamakan dengan itu berdasarkan Akad wadi’ah atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syari’ah; dan

2. Investasi berupa Deposito atau Tabungan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan Akad mudharabah atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syari’ah;

b. Menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk:

1. Pembiayaan bagi hasil berdasarkan Akad mudharabah atau musyarakah;

2. Pembiayaan berdasarkan Akad murabahah, salam, atau istishna’; 3. Pembiayaan berdasarkan Akad qardh;

4. Pembiayaan penyewaan barang bergerak atau tidak bergerak kepada Nasabah berdasarkan Akad ijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik; dan

5. Pengambil alihan utang berdasarkan Akad hawalah;

c. Menempatkan dana pada Bank Syari’ah lain dalam bentuk titipan berdasarkan Akad wadi’ah atau Investasi berdasarkan Akad mudharabah dan/atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syari’ah; d. Memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk

(6)

Syari’ah yang ada di Bank Umum Syari’ah, Bank Umum Konvensional, dan UUS; dan

e. Menyediakan produk atau melakukan kegiatan usaha Bank Syari’ah lainnya yang sesuai dengan Prinsip Syari’ah berdasarkan persetujuan Bank Indonesia.

Landasan Syari’ah dari Perbankan Syari’ah adalah ketentuan-ketentuan hukum muamalah, khususnya menyangkut hukum akad. Bentuk-bentuk akad jual beli yang telah dibahas para ulama dalam fiqih muamalah terbilang banyak. Ada tiga jenis jual beli yang telah banyak dikembangkan sebagai sandaran pokok dalam pembiayaan di perbankan Syari’ah, yaitu bai’ al- murabahah (jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan/margin yang disepakati), bai’ as-salam (pembelian barang yang diserahkan dikemudian hari di mana pembayaran dilakukan di muka/tunai), dan bai’ al-istishna (Istishna’ hampir sama dengan Salam yaitu dari segi obyek pesanannya yang harus dibuat atau dipesan terlebih dahulu dengan ciri-ciri khusus, hanya saja pembayaran dilakukan secara bertahap sesuai kesepakatan).3

Akad pembiayaan al-Murabahah adalah akad yang paling banyak diminati para nasabah di Bank Syari’ah. Beberapa alasan yang menjadi sebab diminatinya akad ini adalah sebagai berikut :4

3 M. Syafi’i Antonio. 2001. Bank Syari’ah : Dari Teori Ke Praktek. Jakarta. Gema Insani

Press. Hal. 101. 4 Ibid, hal 103.

(7)

1. Murabahah adalah suatu mekanisme investasi pembiayaan jangka pendek, dan dibandingkan dengan sistem Profit and Loss Sharing (PLS), lebih mudah;

2. Mark-up dalam murabahah dapat ditentukan secara pasti yang merupakan jaminan bagi LKS dalam memberikan return kepada penyimpan dana dan juga dapat melakukan perbandingan dengan tingkat bunga yang ada di bank konvensional;

3. Murabahah menjauhkan ketidakpastian yang ada pada pendapatan dari bisnis-bisnis dengan sistem PLS;

4. Murabahah tidak memungkinkan LKS untuk mencampuri manajemen bisnis, karena LKS bukanlah mitra si nasabah, sebab hubungan mereka dalam murabahah adalah hubungan antara penjual dan pembeli atau pemberi dan penerima pembiayaan.

Akad Pembiayaan murabahah merupakan salah satu produk pembiayaan yang dalam prakteknya mengguankan akad jual-beli, yang dimana objek dari lembaga pembiayaan syari’ah dan lembaga pembiayaan konvensional berbeda. Objek pembiayaan dari lembaga keuangan Konvensional adalah uang, berbeda dengan objek pada akad pembiayaan Syari’ah berupa barang. Hal ini yang membedakan jenis pembiayaan antara konvensional dan Syari’ah yang berpedoman pada hukum islam. Dalam praktiknya, lembaga keuangan perbankan syari’ah diatur Fatwa DSN MUI No 4/DSN-MUI/IV/2000 tentang Murabahah.

(8)

Dari data yang penulis dapatkan pada skripsi yang ditulis oleh Wardah Dinnar Rahmadanti dengan judul Akad Pembiayaan Syari’ah Ditinjau Dari Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dan Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah Tentang Syarat Sah Perjanjian bahwa di PT BPRS Bumi Rinjani Kota Malang sebagai cabang dari BPRS Bumi Rinjani Kota Batu terdapat banyak nasabah yang mengajukan akad pembiayaan murabahah, yang dimana BPRS Bumi Rinjani Kota Malang menjual barang dengan menegaskan harga perolehan barang pada saat perjanjian kepada nasabah secara jujur dan nasabah membayar dengan harga lebih sebagai keuntungan (margin) bagi bank selaku penjual sesuai dengan kesepakatan para pihak. Namun, BPRS Bumi Rinjani Kota Malang melakukan pembiayaan murabahah dengan memberikan pembiayaan berupa sejumlah uang sesuai dengan pembiayaan yang dibutuhkan kepada nasabah, dimana hal ini disebut dengan akad wakalah, yakni adanya pemberian kuasa atas dana dan nama bank kepada nasabah untuk melakukan pembelian barang sendiri sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan kepada pihak supplier setelah memperoleh pembiayaan dari pihak bank.5 Pemberian dengan dana atau uang sebagai objeknya merupakan kegiatan yang sama dengan pemberian kredit Bank Konvensional, maka dari itu penerapan akad pembiayaan murabahah dengan memberi pembiayaan berupa kuasa pada nasabah di BPRS Bumi

5 Wardah Dinnar Rahmadanti. 2018. “Akad Pembiayaan Syari’ah Ditinjau dari Pasal 1320

Undang-Undang Hukum Perdata dan Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah Tentang Syarat Sah Perjanjian (Studi di PT BPRS Bumi Rinjani Kota Malang)”. Hasil Penelitian Skripsi Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang.

(9)

Rinjani Kota Malang kurang sesuai dalam melakukan penerapan pembiayaan murabahah dengan prinsip syari’ah.

Selain adanya pemberian pembiayaan akad murabahah yang dinilai kurang menerapkan prinsip prinsip syari’ah, dalam pelaksanaan akad pembiayaan murabahah ini juga terdapat banyak kredit bermasalah. Dengan adanya kredit bermasalah tersebut diperlukan penyelesaian oleh pihak bank agar tidak berlanjut menjadi kredit macet (Non Performing Loan) yang apabila presentasenya terus meningkat akan dapat mempengaruhi tingkat kesehatan suatu bank. Maka dari itu pihak bank wajib menerapkan serta melaksanakan prinsip kehati-hatian yang terkait dengan pemberian kredit atau akad pembiayaan murabahah.

Tidak hanya dari data BPRS Bumi Rinjani Kota Malang, penulis menelaah skripsi yang di tulis oleh Zulfa Raihanatin dengan judul Tinjauan Hukum Islam Terhadao Pelaksanaan Pembiayaan Murabahah Di BMT Bina Insani Di Desa Pringapus Kabupaten Semarang.6 Yang mana skripsi ini berisi tentang pembiayaan murabahah yang dalam penerapannya pembiayaan murabahah di BMT Bina Insani belum sesuai dengan sistem murabahah dalam hukum islam, yakni pemberian pembiayaan dilakukan hanya dengan pemberian uang bukan barang yang diperjual belikan. Berdasarkan fatwa DSN (Dewan Syari’ah Nasional) No. 04/DSN-MUI/IV/2000 tentang Murabahah, ketentuan pertama yaitu ketentuan umum dalam bank Syari’ah butir 9 bahwa pembelian boleh diwakilkan kepada nasabah, namun secara

6 Zulfa Raihanatin. 2010. “ Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pelaksanaan Pembiayaan

Murabahah Di BMT Bina Insani Di Desa Pringapus Kabupaten Semarang”. Hasil Penelitian Skripsi Fakultas Syari’ah Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

(10)

prinsip harus milik BMT Bina Insani. Namun pada saat akad murabahah berlangsung, barang belum dimiliki pihak BMT, sehingga praktek jual beli ini tidak sah dikarekanan belum memenuhi ketentuan jual beli.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, masih terdapat banyak permasalahan dalam hal pelaksanaan akad pembiayaan murabahah di Bank Syari’ah yang ada, maka dari itu penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan dalam pembiayaan murabahah. Atas dasar tersebut penulis melakukan penelitian skripsi ini di BPRS Bumi Rinjani Kota Batu. Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “PELAKSANAAN AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARI’AH BUMI RINJANI KOTA BATU DITINJAU UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PERBANKAN SYARI’AH DAN KOMPILASI HUKUM EKONOMI SYARI’AH”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar belakang diatas,ada beberapa pokok permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan hukum ini, yakni sebagai berikut :

1. Bagaimana Pelaksanaan Akad Pembiayaan Murabahah di PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah Bumi Rinjani Kota Batu ditinjau dari Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan syari’ah dan Kompilasi Hukum Ekonomi Syari’ah?

(11)

2. Bagaimana upaya penyelesaian dalam pelaksanaan Akad Pembiayaan Murabahah apabila debitur wanprestasi?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut diatas, maka peneliti menentukan tujuan penelitian sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pelaksanaan akad pembiayaan murabahah yang dilakukan oleh para pihak PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah Bumi Rinjani Kota Batu ditinjau dari Undang Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syari’ah dan Kompilasi Hukum Ekonomi Syari’ah. 2. Untuk mengetahui upaya penyelamatan apa saja yang dilakukan oleh

pihak PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah Bumi Rinjani Kota Batu dalam pelaksanaan Akad Pembiayaan yang bermasalah.

D. Manfaat Penelitian

Ada beberapa manfaat yang bisa di ambil dalam penelitian ini, yakni : 1. Manfaat Teoritis

a. Dari Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada mahasiswa pada khususnya dan masyarakat luas mengenai masalah yang berkaitan dengan pelaksanaan akad pembiayaan murabahah Bank Syari’ah.

b. Penelitian ini dapat memberikan manfaat dan informasi dengan memberikan wawasan baru guna kepentingan perkembangan ilmu hukum mengenai pelaksanaan akad pembiayaan murabahah di Bank Syari’ah.

(12)

2. Manfaat Praktis a. Bagi Penulis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pemahaman penulis tentang pelaksanaan akad pembiayaan murabahah pada Bank Syari’ah, serta penulisan ini sebagai persyaratan untuk mencapai gelar S1 di bidang ilmu hukum Universitas Muhammadiyah Malang.

b. Bagi PT. BPRS Bumi Rinjani Kota Batu

Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan sebagai bahan pertimbangan serta penyusunan kebijakan perusahaan yang baik guna memperbaiki kinerja perusahaan dengan tetap menerapkan peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

c. Bagi Nasabah

Penelitian ini bermanfaat sebagai informasi bagi nasabah untuk memahami aspek hukum yang harus dipahami didalam dunia perbankan syari’ah.

d. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu dan memberikan pengetahuan kepada masyarakat mengenai aspek hukum yang ada didalam dunia perbankan terutama dalam pelaksanaan akad pembiayaan perbankan syari’ah.

(13)

E. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat berguna dan bermanfaat bagi masyarakat luas, serta dapat menambah ilmu pengetahuan tentang hukum perdata khususnya dalam pelaksanaan akad pembiayaan murabahah di Bank Syari’ah dan memahami apa saja yang menjadi faktor pendukung atau hambatan yang terdapat pada pelaksanaan akad pembiayaan syari’ah sesuai dengan Undang-Undang No 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syari’ah serta Kompilasi Hukum Ekonomi Islam.

F. Metode Penulisan

Untuk memperoleh data-data valid yang berhubungan dengan penulisan tugas akhir ini, maka penulis menggunakan metode sebagai berikut :

1. Metode Pendekatan

Dalam penelitian ini, Penulis menggunakan metode pendekatan yuridis sosiologis atau yang dapat disebut pula dengan penelitian lapangan, yaitu mengkaji ketentuan hukum yang berlaku serta yang terjadi dalam kenyataannya dimasyarakat. Dengan kata lain yaitu suatu penelitian yang dilakukan terhadap keadaan sebenarnya atau keadaan nyata yang terjadi di masyarakat dengan maksud untuk mengetahui dan menemukan fakta-fakta dan data yang dibutuhkan, setelah data yang dibutuhkan terkumpul kemudian menuju kepada identifikasi masalah yang pada akhirnya menuju pada penyelesaian masalah.7

(14)

Pendekatan yuridis sosiologis adalah mengidentifikasi dan mengkonsepsikan hukum sebagai institusi sosial yang rill dan fungsional dalam sistem kehidupan yang nyata.8 Pendekatan yuridis sosiologis adalah menekankan penelitian yang bertujuan memperoleh pengetahuan hukum secara empiris dengan terjun langsung ke obyeknya yaitu mengetahui pelaksanaan akad pembiayaan murabahah di Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah Kota Batu.

Pendekatan Perundang-undangan (statute approach) dilakukan dengan menggunakan regulasi atau peraturan Perundang-undangan yang terkait dengan aspek hukum yang akan diteliti, yaitu penelitian terhadap pelaksanaan Undang-undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syari’ah dan Kompilasi Hukum Ekonomi Islam.

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang akan digunakan sebagai tempat untuk mencari data yang berhubungan untuk penelitian ini adalah PT. Bank Pembiayaan Syari’ah Bumi Rinjani Kota Batu. Penetapan lokasi penelitian karena adanya permasalahan terkait pelaksanaan akad pembiayaan murabahah pada Bank Pembiayaan Syari’ah maka dari itu penulis menetapkan tempat penelitian di PT. BPRS Bumi Rinjani Kota Batu. Selain itu juga penetapan lokasi diperlukan untuk mempertanggungjawabkan keabsahan data yang akan diperoleh nantinya.

8 Soerjono Soekamto. 1986. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta. Penerbit Universitas

(15)

3. Sumber Data

Dalam penelitian ini peneliti mencari dan mendapatkan data, baik data primer maupun data sekunder diantaranya ialah sebagai berikut : a. Data Primer

Data Primer merupakan data yang diperoleh langsung dari lapangan atau sumber pertama dalam hal ini data primer yang diperoleh dari catatan hasil wawancara dengan responden dan dokumen-dokumen terkait dengan pelaksanaan akad pembiayaan murabahah yang diperoleh di PT. BPRS Bumi Rinjani Kota Batu. b. Data Sekunder

Bahan Hukum Sekunder merupakan semua publikasi tentang hukum yang bukan merupakan dokumen-dokumen resmi.9 Data Sekunder diperoleh dari buku-buku sebagai pelengkap sumber data primer. Data sekunder mencakup dokumen-dokumen, buku, hasil penelitian yang berwujud laporan, dan seterusnya.10 Adapun dokumen, buku, hasil penelitian yang menjadi sumber data sekunder adalah bahan-bahan yang terkait dengan pelaksanaan akad pembiayaan murabahah pada Bank Syari’ah. Selain itu, Undang-undang yang menjadi data sekunder adalah Undang-Undang No 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syari’ah dan Peraturan Mahkamah

9 Peter Mahmud Marzuki. 2013. Penelitian Hukum (Edisi Revisi). Jakarta. Prenada Media

Group. Hal. 140.

10 Soerjono Soekanto. 1986. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta. Penerbit Universitas

(16)

Agung Nomor 02 Tahun 2008 Tentang Kompilasi Hukum Ekonomi Syari’ah.

4. Teknik Pengumpulan Data

a. Interview atau Wawancara langsung,

Wawancara langsung dalam pengumpulan fakta sosial yang dilakukan dengan cara tanya jawab secara langsung dimana semua pertanyaan disusun secara sistematis, jelas, dan terarah sesuai dengan permasalahan yang diangkat dalam penelitian. Wawancara dilakukan untuk memperoleh keterangan secara lisan guna mencapai tujuan mendapatkan infomasi yang akurat dari narasumber yang berkompeten. 11

Interview ini bertujuan untuk agar dapat memperoleh informasi secara nyata karena berhubungan langsung dengan pihak yang bersangkutan.

b. Studi Dokumentasi

Teknik Dokumentasi yang mana dalam teknik ini peneliti mengumpulkan sumber data tertulis atau gambar yang berupa dokumen resmi yang berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti salah satunya seperti adanya suatu akad pembiayaan yang dimiliki oleh bank dalam memberikan pembiayaan kredit kepada nasabah.

(17)

c. Studi Pustaka, dalam hal ini penulis melakukannya dengan mencari serta menganalisis undang-undang yang terkait dengan pelaksanaan akad pembiayaan dalam pembiayaan murabahah.

5. Populasi Dan Sampel a. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek / subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.12

Populasi dalam penelitian adalah semua yang memiliki hubungan dengan pembuatan akad pembiayaan Murabahah pada Bank Syari’ah Bumi Rinjani Kota Batu yang terdiri dari : Bank Syari’ah Bumi Rinjani Kota Batu, peminjam (mustahiq) dan pemilik dana (muzaki).

b. Teknik Sampel

Teknik sampling yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah secara purposive sampling, yaitu penarikan sampel yang dilakukan dengan cara mengambil subyek yang didasarkan pada tujuan tertentu yaitu Bank Syari’ah Bumi Rinjani Kota Batu. Responden sebagai sumber data pada penelitian ini :

1. Kepala Bank Syari’ah Bumi Rinjani Kota Batu.

(18)

2. Kepala Bagian Pembiayaan Bank Syari’ah Bumi Rinjani Kota Batu.

3. Pemilik dana (muzaki) pada Bank Syari’ah Bumi Rinjani Kota Batu sebanyak 3 (tiga) orang.

4. Peminjam (mustahiq) melalui lembaga pembiayaan Murabahah pada Bank Syari’ah Bumi Rinjani Kota Batu sebanyak 1 (satu) orang.

6. Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian yuridis sosiologis adalah menganalisa secara deskriptif kualitatif. Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, dan memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistensikan, mencari, dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan menemukan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.13

Analisis data kualitatif adalah suatu teknik yang menggambarkan data-data yang telah terkumpul, sehingga memudahkan pemahaman dan menghasilkan suatu data yang nantinya dapat ditarik suatu kesimpulan dari solusi suatu permasalahan yang telah dibahas yakni mengenai pelaksanaan akad pembiayaan murabahah Bank Syari’ah ditinjau dengan Undang-undang Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syari’ah dan Kompilasi Hukum Ekonomi Islam.

13 Lexy J. Moleong. 2010. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Jakarta. Remaja Rosdakarya. Hal.

(19)

G. Sistematika Penulisan

Pada penelitian ini, Penulis membagi pembahasan ke dalam empat bab, dimana setiap bab dibagi atas beberapa sub-bab, sistematika penulisannya secara singkat adalah sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan

Bab ini memuat hal-hal yang melatarbelakangi pemilihan topik dari penulisan penulisan dan sekaligus menjadi pengantar umum di dalam memahami penulisan secara keseluruhan yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, tujuan penelitian, kerangka pemikiran, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II Tinjauan Pustaka

Di dalam bab ini diuraikan pengertian serta pembahasan terhadap beberapa pokok permasalahan yakni terdiri dari : A. Tinjauan Umum Perbankan Syari’ah

B. Tinjauan Umum Akad Pembiayaan Bank Syari’ah C. Tinjauan Umum Akad Murabahah

BAB III Hasil Penelitian dan Pembahasan

Dimana peneliti menelaah data-data yang telah didapat, yang kemudian dianalisa secara terperinci dan jelas terkait permasalahan yang berhubungan dengan obyek yang diteliti.

(20)

Adapun hasil penelitian dan pembahasan penulis yakni :

A. Gambaran Umum PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah Bumi Rinjani Kota Batu

B. Pelaksanaan Akad Pembiayaan Murabahah di PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah Bumi Rinjani Kota Batu

C. Penyelesaian yang dilakukan PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah Bumi Rinjani Kota Batu.

BAB IV Penutup

Pada bab memuat kesimpulan dan saran atas hasil dari analisa permasalahan yang diteliti.

Referensi

Dokumen terkait

peran Humas dilihat dari perencanaan Program, Perencanaan Strategi, Aplikasi Strategi, dan Evaluasi dan kontrol, jika semua itu diprioritaskan untuk

Prinsip-prinsip dasar Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim diimplementasikan dalam 10 (sepuluh) aturan perilaku sebagai berikut: 1). Bersikap Mandiri; 5)

Jamur adalah makanan kaya serat dan mineral seperti kalium, besi, dll juga mengandung Vitamin B tinggi dan ergosterol yang akan dikonversi menjadi vitamin D dalam

Input data, yaitu: data Sumber PLN, Trafo, Saluran, dan beban yang diperoleh dari sistem yang terkait dengan catu daya Kawasan GI PUSPIPTEK dalam hal ini menggunakan catu

Adiratna (2004) mengatakan penyebab yang mempengaruhi tingginya kebutuhan nasional terhadap beras sebagai bahan makanan pokok di Indonesia adalah karena jumlah penduduk

Sedangkan dalam proses menampilkan hasil pencarian, setelah data dalam tabel (baik data yang dicari ditemukan atau tidak), maka proses ini akan berjalan untuk menampilkan

Valbury Asia Securities hanya sebagai informasi dan bukan ditujukan untuk memberikan rekomendasi kepada siapa pun untuk membeli atau.. menjual suatu

Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil pengukuran parameter fisik untuk kesesuaian pariwisata pantai yang terdiri dari kedalaman, kemiringan gisik,