• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERENCANAAN PROYEK DENGAN METODE NETWORK PLANNING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERENCANAAN PROYEK DENGAN METODE NETWORK PLANNING"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PENELITIAN

“PERENCANAAN PROYEK DENGAN METODE NETWORK PLANNING PADA PROYEK TK PERTIWI KABUPATEN PEMALANG”

Oleh:

1. Saufik Luthfianto, S.T, MT (Ketua) 2. Ir. Tofik Hidayat, M.Eng (Anggota)

3. Galuh Renggani Wilis, S.T, M.T (Anggota)

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL

2011

(2)

HALAMAN PENGESAHAN

1. a. Judul Penelitian : “Perencanaan Proyek Dengan Metode Network Planning Pada Proyek TK Pertiwi Kabupaten Pemalang”

b. Bidang Ilmu : Teknologi (Teknik Industri) c. Kategori Penelitian : Pengembangan Ilmu Pengetahuan

2. Ketua Peneliti :

a. Nama : Saufik Luthfianto, S.T, MT

b. Jenis Kelamin : Laki-laki

c. Gol. Pangkat dan NIPY : Penata muda /IIIA &18752531981 d. Jabatan Fungsional : Asisten Ahli

e. Jabatan Struktural : Ketua Program Studi Teknik Industri f. Fakultas/Program Studi : Teknik/Teknik Industri

g. Pusat Penelitian : Universitas Pancasakti Tegal 3. Alamat Ketua Peneliti :

a. Alamat Kantor : Jl. Halmahera Km.1 Tegal Telp. (0283)342519 / Faxs. (0283)342519 b. Alamat Rumah : Jalan Belitung 49 Beji Taman Pemalang 4. Jumlah Anggota Peneliti : 2 orang

a. Nama Anggota Peneliti : Tofik Hidayat, M.Eng

b. Nama Anggota Peneliti : Galuh Renggani Wilis, S.T, MT 5. Lokasi Penelitian : TK Pertiwi Pemalang

6. Lama Penelitian : 6 bulan 7. Biaya yang Diperlukan :

a. Sumber dari UPS : Rp. 2.000.000

(Dua Juta rupiah)

Tegal, Oktober 2011

Mengetahui: Ketua Peneliti,

Dekan Fakultas Teknik

(Mustaqim, ST, M.Eng.) (Saufik Luthfianto,ST, MT)

NIPY. 9050751970 NIPY. 18752531981

Menyetujui,

Kepala Lembaga Penelitian UPS Tegal

(Siswanto, S.H, M.H.) NIP. 19641213 199203 1 002

(3)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, Rabb alam semesta. Shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rassulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, keluarganya, sahabatnya dan pengikutnya hingga akhir zaman. Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, dan syukur Alhamdulillah atas segala rahmat dan anugerah-Nya yang telah memberi ilmu, kekuatan dan kesempatan sehingga penelitian dengan judul ” Perencanaan Proyek Dengan Metode Network Planning Pada Proyek TK Pertiwi Kabupaten Pemalang” ini dapat terselesaikan.

Tujuan penulisan Penelitian ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi Universitas Pancasakti Tegal. Keberhasilan terselesaikannya Penelitian ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu dengan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Tri Jaka Kartana, M.Si selaku Rektor Universitas Pancasakti Tegal 2. Bapak Siswanto, SH, MH, selaku Kepala Litbang Universitas Pancasakti Tegal. 3. Bapak Mustaqim, ST, M.Eng selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Pancasakti

Tegal.

4. Universitas Pancasakti Tegal yang telah memberikan bantuan dana penelitian.

5. Segenap dosen pengajar Fakultas Teknik Universitas Pancasakti Tegal yang telah memberikan banyak perhatian, arahan dan wawasan selama penelitian.

6. Seluruh staf dan karyawan Fakultas Teknik Universitas Pancasakti Tegal yang telah memberikan pelayanan administrasi.

7. Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu.

Penulis menyadari bahwa Penelitian ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun untuk penelitian yang lebih lanjut masih sangat diperlukan. Akhir kata penulis berharap semoga laporan Penelitian ini dapat memberi kontribusi yang berarti kepada kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi umumnya, dan khususnya.

Tegal, Oktober 2011 Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

ABSTRAK ... ii

DAFTAR ISI... iii

(4)

DAFTAR GAMBAR ... vi BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Rumusan Masalah ... 4 1.3 Tujuan Penelitian ... 4 1.4 Manfaat Penelitian ... 5 1.5 Batasan Masalah... 5 1.6 Asumsi ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1 Manajemen Proyek... 6

2.1.1 Definisi Kegiatan Proyek ... 6

2.1.2 Kompleksitas dan jenis-jenis proyek ... 7

2.1.3 Definisi manajemen proyek ... 8

2.2 Penjadwalan Proyek ... 12

2.2.1 Microsoft Project 2007 ... 12

2.2.2 Istilah penting dalam Ms Project 2007 ... 15

2.2.3 Menyusun Sumber Daya ... 22

2.2.4 Menyusun Biaya ... 22

BAB III METODE PENELITIAN ... 25

3.1 Studi lapangan ... 25 3.2 Studi Pustaka ... 25 3.3 Perumusan masalah ... 26 3.4 Tujuan Penelitian ... 26 3.5 Pengumpulan data ... 26 3.6 Pengolahan Data ... 28

3.7 Hasil dan Pembahasan ... 31

3.8 Kesimpulan dan saran ... 31

3.9 Diagram alur penelitian ... 32

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 34

4.1 Pengumpulan data ... 34 4.2 Pengolahan data ... 36 BAB V KESIMPULAN ... 52 5.1 Kesimpulan ... 52 5.2 Saran ... 52 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR TABEL Tabel 4.1 Data Kebutuhan Dan Biaya Tenaga Kerja ... 35

Tabel 4.2 Aktivitas-aktivitas pekerjaan ... 36

(5)

Tabel 4.4 Pembantu diagram network planning ... 39

Tabel 4.5 identifikasi jalur kritis dan float ... 43

Tabel 4.6 slack/kelonggaran waktu... 44

Tabel 4.7 biaya per kegiatan ... 46

Tabel 4.8 penjadwalan SDM... 48

DAFTAR GAMBAR Gambar 4.1 network planning... 41

(6)

BAB I PENDAHULUAN

(7)

1.1 Latar Belakang Masalah

Proyek adalah suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang sasarannya telah digariskan dengan jelas (Soeharto, 1995). Untuk mengelola kegiatan yang berbentuk proyek diperlukan suatu manajemen proyek, yang berfungsi untuk merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumber daya perusahaan baik berupa manusia, peralatan, dana maupun material.

Salah satu cara untuk merencanakan dan mengendalikan proyek tersebut adalah dengan menyusun time schedule yang tepat, sedangkan time schedule yang tepat dapat dibuat setelah diketahui urutan pengerjaan kegiatan proyek. Time schedule adalah jadwal aktivitas waktu penyelesaian proyek sesuai urutan pengerjaan kegiatan proyek dan kurun waktu penyelesaiannya. Keterlambatan waktu penyelesaian proyek dapat mengakibatkan membengkaknya biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek. Secara umum keterlambatan proyek sering kali menjadi sumber perselisihan dan tuntutan antara pemilik dan kontraktor, sehingga keterlambatan proyek akan menjadi sangat mahal nilainya baik ditinjau dari sisi kontraktor maupun pemilik. Kontraktor akan terkena denda penalti sesuai dengan kontrak, kontraktor juga akan mengalami tambahan biaya overhead selama proyek masih berlangsung. Dari sisi pemilik keterlambatan proyek akan membawa dampak pengurangan pemasukan karena penundaan pengoperasian fasilitasnya. Dengan demikian sangatlah perlu dilakukan perencanaan dan pengendalian proyek yang baik.

Perencanaan dalam suatu proyek mutlak dilakukan, karena perencanaan bermanfaat membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan, membantu manajer memahami keseluruhan gambaran operasi dengan lebih jelas,

memudahkan dalam melaksanakan koordinasi diantara berbagai bagian organisasi, membuat tujuan khusus, terperinci dan mudah dipahami. Salah satu alat yang dapat digunakan dalam perencanaan proyek adalah dengan metode network planning.

(8)

Proyek TK pertiwi di Pemalang adalah proyek pemerintah yang dilaksanakan tahun 2010 untuk membangun sarana pendidikan (sekolah). CV LANTERA KEMBAR adalah salah satu pelaksana proyek TK KABUPATEN PEMALANG. Pada pelaksanaan pembangunan proyek TK, CV LANTERA KEMBAR menangani pembangunan gedung TK Pertiwi. Dalam merencanakan penjadwalan proyek, CV LANTERA KEMBAR

mempunyai masalah dalam menetukan waktu penyelesaian proyek. Penentuan waktu penyelesaian proyek hanya berdasarkan perkiraan, belum menggunakan pedoman yang pasti untuk menetukan berapa lama kira-kira waktu yang optimal untuk penyelesaian proyek Perencanaan jadwal kerjanya (time schedule) yang dibuat oleh pelaksana tidak dihasilkan dari jarigan kerja melainkan hasil estimasi subyektif pengalaman dilapangan. Sehingga time schedule yang dihasilkan tidak dapat menjabarkan secara detail apakah time schedule tersebut berasal dari lintasan kritis atau tidak, dan tidak dapat

menunjukkan secara spesifik hubungan ketergantungan antara kegiatan satu dengan kegiaan lain. Akibatnya jika terjadi keterlambatan dalam suatu kegiatan akan sulit

mengetahui dampak yang diakibatkan terhadap jadwal keseluruhan proyek. Oleh karena itu perlu dibuat time schedule yang baik salah satunya dengan cara analisis network planning.

Metode diagram network planning pada Microsoft project 2007 menyajikan perencanaan jadwal kegiatan proyek secara sistematis dan analitis, sehingga mudah dipahami oleh pihak-pihak yang terkait, dalam pelaksanaan proyek di lapangan, yaitu pelaksana dan konsultan pengawas. Pembuatan network planning dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai hubungan ketergantungan dan urutan kegiatan proyek, kegiatan-kegiatan kritis, kebutuhan sumber daya tiap-tiap keiatan, dan alokasi waktu pelaksanaan proyek. Diagram network planning juga dapat digunakan untuk mengatasi masalah keterbatasan sumber daya dan program percepatan jika pemilik proyek

(9)

Keterbatasan sumber daya dapat mempengaruhi jadwal proyek seperti bertambahnya waktu penyelesain proyek, dan terbentuknya jalur kritis baru. Keterbatasan sumber daya juga akan mempengaruhi biaya yang dibutuhkan. Merekrut, menyeleksi dan melatih tenaga kerja memerlukan biaya yang mahal dan membutuhkan waktu lama sebelum mereka siap pakai. Setelah mereka bergabung dengan proyek, tidak mudah melepas dan memanggil kembali sesuai dengan naik turunnya pekerjan yang tersedia. Sedangkan menahan mereka untuk stand by akan menelan biaya yang dipandang tidak efisien. Oleh karena itu, diusahakan jangan terjadi keperluan yang bersifat naik turun yang sangat tajam (fluctuation). Metode network planning dapat membantu mengatasi masalah tersebut, yang dikenal sebagai pemerataan sumber daya (resource lavelling) Penelitan ini akan

membahas perencanaan proyek TK Pertiwi dengan menggunakan metode network planning pada aplikasi Microsoft Project 2007 termasuk analisis biaya yang diakibatkan oleh

kemungkinan terjadinya percepatan penyelesaian proyek serta kemungkinan terjadinya keterbatasan sumber daya manusia.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, dapat dibuat perumusan masalah sebagai berikut: bagaimana merencanakan proyek pembangunan TK Pertiwi tahap II dengan menggunakan metode network planning dengan aplikasi Microsoft Project 2007 serta melakukan analisis terhadap kemungkinan terjadinya percepatan penyelesaian proyek dan keterbatasan sumber daya manusia.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari kegiatan penelitian ini adalah menyusun rencana penyelesaian proyek TK Pertiwi Pemalang dengan memperhatikan jalur kritis, keterbatasan sumber daya manusia, percepatan penyelesaian proyek dan biaya penyelesaian proyek.

1.4 Manfaat Penelitian

(10)

1. Perusahaan dapat mengantisipasi adanya keterlambatan proyek dengan adanya program percepatan.

2. Memberikan masukan untuk perencanaan proyek bila terjadi kemungkinan keterbatasan sumber daya manusia dan kemungkinan adanya percepatan proyek.

1.5 Batasan Masalah

Agar sasaran dalam studi lapangan ini tercapai, maka diperlukan batasan - batasan sebagai berikut:

1. Perencanaan hanya dilakukan pada proyek Pembangunan sarana pendidikan 2. Perencanaan hanya dilakukan pada pembangunan TK Pertiwi Kabupaten Pemalang 1.6 Asumsi

1. Cuaca dianggap tidak mempengaruhi aktivitas kegiatan proyek.

2. Semua peralatan dan material dianggap cukup memenuhi standar penggunaan.

(11)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Proyek

2.1.1. Definisi Kegiatan Proyek

Kegiatan proyek adalah suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk

melaksanakan tugas yang sasarannya telah digariskan dengan jelas (Soeharto,1995). Dari pengertian diatas terlihat bahwa ciri proyek adalah sebagai berikut:

1. Memiliki tujuan yang khusus, produk akhir atau hasil kerja akhir

2. Jumlah biaya, sasaran jadwal serta kriteria mutu dalam proses mencapai tujuan yang telah ditentukan.

3. Bersifat sementara, dalam arti umurnya dibatasi oleh selesainya tugas. Titik awal dan akhir ditentukan dengan jelas.

4. Nonrutin, tidak berulang-ulang. Jenis dan intensitas kegiatan berubah sepanjang proyek berlangsung.

Di dalam proses mencapai tujuan tersebut ditentukan batasan yaitu besar biaya (anggaran) yang dialokasikan, dan jadwal serta mutu yang harus dipenuhi. Ketiga batasan tersebut disebut kendala (constraint). Hal ini merupkan parameter penting bagi

penyelenggara proyek yang sering diasosiasikan sebagai sasaran proyek. Sasaran proyek dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Anggaran

Anggaran proyek harus diselesaikan dengan biaya yang tidak melebihi anggaran b. Jadwal

Jadwal Proyek harus dikerjakan sesuai dengan kurun waktu dan tanggal akhir yang telah ditentukan.

(12)

c. Mutu

Mutu Produk atau hasil kegiatan proyek harus memenuhi spesifikasi dan kriteria yang dipersyaratkan.

2.1.2 Kompleksitas dan Jenis-jenis Proyek

Kompleksitas proyek tergantung dari jumlah macam kegiatan di dalam proyek, macam dan jumlah hubungan antara kelompok (organisasi) didalam macam dan jumlah hubungan antar kegiatan (organisasi) di dalam proyek pihak luar. Kompleksitas tidak tergantung dari besar kecilnya proyek.(Soeharto,1995).

Dilihat dari komponen kegiatan maka macam-macam proyek dapat dikelompokkan menjadi:

a. Proyek-Engineering-Konstruksi

Komponen kegiatan utama jenis proyek ini terdiri dari pengkajian kelayakan, desain engineering, pengadaan dan konstruksi.

b. Proyek-Engineering-Manufakture

Proyek ini dimaksudkan untuk menghasilkan produk baru. Jadi produk tersebut adalah hasil usaha kegiatan proyek.

c. Proyek Penelitian dan Pengembangan

Proyek penelitian dan pengembangan (research and development) bertujuan melakukan penelitian dan pengembangan dalam rangka menghasilkan suatu produk tertentu.

d. Proyek Pelayanan Manajemen

Proyek pelayanan Manajemen diantaranya sebagai berikut:

 Merancang sistem informasi manajemen, meliputi perangkat lunak maupun perangkat keras.

(13)

 Diversifikasi, penggabungan dan pengambilalihan. 2.1.3. Definisi manajemen Proyek

Manajemen Proyek adalah merencanakan, mengorganisir, memimpin dan mengendalikan sumber daya perusahaan untuk mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan ( Soeharto,1995).

Hal-hal pokok yang terkandung dalam manajemen proyek adalah sebagai berikut:

a. Menggunakan pengertian manajemen berdasarkan fungsinya, yaitu merencanakan , mengorganisasi, memimpin dan mengendalikan sumber daya perusahaan yang berupa manusia, dana dan material.

b. Kegiatan yang dikelola berjangka pendek, dengan sasaran yang telah digariskan secara spesifik.

c. Memakai pendekatan system (system approach to management) d. Mempunyai hirarki (arus kegiatan) horisontal disamping vertikal.

Fungsi dasar manajemen proyek terdiri dari pengelolaan-pengelolaan lingkup kerja, waktu, biaya, dan mutu. Pengelolan-pengelolaan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Pengelolaan Lingkup proyek

Lingkup proyek adalah total jumlah kegiatan atau pekerjaan yang harus dilakukan untuk menghasilkan produk yang diinginkan tersebut. Misalnya produk proyek

engineering konstruksi dapat berupa instalasi gedung bertingkat, sedangkan proyek engineering manufaktur menghasilkan kendaraan motor tipe baru.

2. Pengelolaan Waktu dan Jadwal

Waktu dan jadwal merupakan salah satu sasaran utama proyek. Keterlambatan akan mengakibatkan berbagai macam bentuk kerugian misalnya: penambahan biaya, kehilangan kesempatan produk memasuki pasar, dan lain-lain.

(14)

3. Pengelolaan Biaya

Pengelolaan biaya meliputi segala aspek yang berkaitan dengan hubungan antara dana dan kegiatan proyek. Mulai dari proses memperkirakan jumlah keperluan dana, mencari dan memilih sumber serta macam pembiayaan, perencanaan, seta pengendalian alokasi pemakaian biaya.

4. Mengelola Kualitas dan Mutu

Mutu, dalam kaitannya dengan proyek dapat diartikan sebagai memenuhi syarat untuk penggunaan yang telah ditentukan (fit of intended use). Agar suatu produk atau jasa hasil proyek memenuhi syarat penggunaan, diperlukan suatu proses yang panjang dan kompleks, mulai dari mengkaji apa saja syarat-syarat yang dikehendaki oleh pemilik proyek atau pemesan produk.

Fungsi Integrasi manajemen proyek terdiri dari: 1. Pengelolaan Sumber Daya

Pengelolaan Sumber Daya terdiri dari pengelolaan sumber daya manusia dan non manusia. Dalam hal ini sering dikatakan salah satu fungsi pengelolaan yang mungkin tersulit adalah pengelolaan sumber daya manusia, mulai dari inventarisasi kebutuhan, merekut atau mengajukan keperluan, membentuk tim, melatih, memotivasi serta

membimbing agar menjadi satu tim yang tangguh untuk menangani kegiatan proyek yang menjadi tanggung jawabnya.

2. Pengelolaan Kontrak dan Pembelian

Proyek akan selalu melibatkan perjanjian yang mengikat pihak-pihak peserta, seperti pemilik, kontraktor, rekanan, konsultan, manufaktur, dan lain-lain. Perjanjian ini dapat berupa kontrak jasa, pembelian, bantuan teknis atau

PO-pembelian.

(15)

Dalam konteks proyek, mengelola resiko berarti mengidentifikasi secara sistematis jenis, besar dan sumber timbulnya resiko selama siklus proyek, kemudian menyiapkan tanggapan yang tepat untuk menghadapi risiko tersebut.

4. Pengelolaan Komunikasi

Untuk memperlancar arus dapat dibuka dan dipelihara komunikasi dengan dengan pimpinan dan personil di bidang-bidang fungsional (horisontal), atasan, maupun anggota tim inti.

2.1.4 Fungsi dan Proses Perencanaan serta Pengendalian

Perencanan adalah proses yang mencoba meletakkan dasar tujuan dan sasaran termasuk menyiapkan segala sumber daya untuk mencapainya. (Soeharto,1995 ). Salah satu lingkup perencanaan adalah pengambilan keputusan, karena hal tersebut diperlukan dalam proses memilih dan menentukan langkah yang akan datang. Suatu perencanaan yang tepat disusun secara sistematis, dan memperhatikan faktor obyektif akan dapat berfungsi sebagai berikut:

Sarana komunikasi bagi semua pihak penyelenggara proyek a. Dasar pengaturan alokasi sumber daya

b. Pendorong para perencana dan pelaksana melihat ke depan dan menyadari pentingnya unsur waktu

c. Pegangan dan tolak ukur fungsi pengendalian Fungsi perencanaan proyek adalah sebagai berikut:

1. Identifikasi pelanggan proyek 2. Menetapkan produk akhir atau jasa 3. Menetapkan sasaran proyek

(16)

5. Memutuskan bentuk organisasi proyek 6. Menunjuk orang-orang penting dalam proyek 7. Mendefinisikan tugas pokok yang dibutuhkan 8. Menetapkan anggaran

Fungsi dari penjadwalan adalah sebagai berikut:

1. Mengembangkan struktur penjabaran kerja secara rinci 2. Memperkirakan waktu yang diperlukan untuk tiap tugas 3. Menentukan urutan tugas dalam urutan yang tepat

4. Mengembangkan waktu mulai atau berhenti untuk tiap tugas 5. Mengembangkan anggaran rinci untuk tiap tugas

2.2 Penjadwalan Proyek

2.2.1 Microsoft Project 2007

Microsoft Office Project 2007 dibuat untuk melengkapi paket program Microsoft Office 2007. Hanya program ini dijual terpisah diluar paket tersebut. Selanjutnya dalam pembahasan di buku ini akan kita sebut sebagai Microsoft Project saja. Program ini

merupakan sistem perencanaan yang dapat membantu Anda dalam menyusun penjadwalan (schedulling) suatu proyek atau rangkaian pekerjaan. Dengan bantuan program ini,

seorang pimpinan proyek akan dibantu memperhitungkan jadwal proyek waktu proyek secara terperinci pekerjaan demi pekrjaan. Kapan proyek akan selesai jika pekerjaan dimulai hari ini. Jika yang ditangani adalah suatu proyek besar, maka Microsoft Project mampu menghubungkan dengan antara suatu subproyek dengan subproyek yang lain yang saling berkaitan, lalu mengelola kesemuanya ke dalam suatu file proyek.

Micosoft Project juga mampu membantu melakukan pencacatan dan pemantauan terhadap sumber dya (resource), baik yang berupa sumber daya manusia maupun sumber

(17)

daya yang berupa peralatan-peralatan. Yang dikerjakan Ms.Project antara lain mencatat kebutuhan tenaga kerja pada setiap sektor pekerjaan, mencatat jam kerja para pegawai, jam lembur, dan menghitung pengeluaran sehubungan dengan ongkos tenaga kerja, memasukkan biaya tetap, menghitung total biaya proyek, serta membantu mengontrol penggunaan tenaga kerja pada bagian pekerjaan untuk menghindari overallocation

(kelebihan beban pada penggunaan tenaga kerja). Program ini mampu menyajikan laporan setiap posisi yang dikehendaki sesuai dengan perkembangan yang terjadi. Laporan yang dihasilkan berupa visual, yaitu tampilan layer maupun hasil cetak melalui printer.

Program ini akan sangat berguna untuk membantu seorang perencana proyek untuk membuat perencanaan atau penjadwalan terhadap proyek-proyek yang sedang dan akan dikerjakan. Dari perencanaan dan penjadwalan tersebut, akan dihasilkan suatu rencana proyek yang lebih kongkrit dan mudah.

Dari rencana proyek yang lebih kongkrit ini akan memungkinkan semua orang yang terlibat dalam proyek ini, baik pimpinan, perencana dan para pelaksana akan biasa melakukan negosiasi awal dengan melibatkan pengelola Task (macam-macam

kegiatan/pekerjaan), Resource (sumber daya manusia, peralatan yang dialokasikan untuk mengerjakan pekerjaan tersebut), Cost (berupa biaya yang dikeluarkan untuk masing-masing task), Schedule (jadwal kapan pekerjaan akan dimulai dan kapan selesai). Jika semua pihak yang terkait telah menyetujui, rencana proyek ini kemuadian ditetapkan sebagai rencana dasar atau dalam Microsoft Project disebut Baseline.

Setelah rencana berjalan, atau dengan kata lain proyek telah dikerjakan, dari waktu ke waktu terjadi perkembangan. Untuk memantau apakah perkembangan yang terjadi di lapangan sudah selesai dengan rencana, Anda dapat memasukkan informasi tersebut kedalam Microsoft Project dalam tahapan yang disebut Tracking. Selanjutnya program ini akan menghitung apakah perkembangan yang terjadi itu lebih lambat atau lebih cepat dari yang direncanakan. Dari informasi ini penanggung jawab proyek akan bisa

(18)

menyesuaikannya, misalnya jika proyek lebig lambat dari yang dijadwalkan, maka ia akan melakukan Reschedulling (penjadwalan ulang) atau menambahkan.

Sumber daya yang dianggap terlambat dari jadwal, serta meantapkan kembali penjadwalan antar pekerjaan. Demikian pula jika proyek lebih cepat dari yang

dijadwalkan, proyek tersebut dapat dianalisa kembali apakah sumber daya yang dapat dikurangi dan mungkin tindakan lain yang dianggap tepat.

Dari semua langkah yang telah disebutkan diatas, seorang perencana dapat menyajikan setiap posisi kedalam suatu laporan. Laporan ini dapat disajikan dalam beberapa sudut, baik dari sudut penjadwalan, penggunaan sumber daya, pengeluaran biaya, baik biaya tetap, biaya peralatan dan biaya tenaga kerja, sehingga hasilnya dapat dianalisis dalam suatu forum diskusi.

2.2.2 Istilah Penting dalam Ms Project 2007

2.2.2.1 Task

Dalam menggunakan Microsoft Project, Anda akan menjumpai istilah task yang bila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia artinya pekerjaan/gugus tugas atau bisa juga berarti kegiatan. Dalam sebuah proyek akan terdiri atas beberapa pekerjaan, bahkan suatu pekerjaan masih dapat dibagi-bagi lebih rinci kedalam sub-sb pekerjaan lagi.

2.2.2.2 Resource

Resource dapat diartikan sebagai sumber daya, bai berupa perangkat keras atau peralatan, maupun perangkat lunak atau sumber daya manusia. Dalam merencanakan suatu proyek, tentunya orang perencana tidak akan lepas dari pengalokasian alt-alat dan tenaga kerja yang digunakan untuk menyelesaikan setiap pekerjaan. Jika sebuah proyek hanya memiliki 1 orang tukang listrik, sementara ia dijadwalkan mengerjakan 3 buah pekerjaan ditempat yang berbeda pada waktu yang bersamaan, hal ini dapat dikatakan overalocated atau pemakaian yang melebihi kapasitas.

(19)

2.2.2.3 Cost

Cost atau biaya adalah sejumlah uang yang dikeluarkan sebagai biaya terhadap penyelesaian suatu pekerjaan. Biaya itu bisa berupa biaya tetap, fixed cost, maupun variabel cost. Biaya ini dapat dihitung dalam satuan jam, harian, mingguan, bulanan maupun borongan.

Microsoft Project menyediakan perhitungan gaji pegawai, upah lembur maupun upah borongan (cost per use). Jika Anda telah memasukkan komponen biaya yang harus dikeluarkan pada setiap pekerjaan, maka Anda memperoleh hasil perhitungan berapa besarnya yang harus dikeluarkan untuk pengerjaan seluruh proyek.

2.2.2.4 Duration

Duration (durasi) adalah waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Dalam Microsoft Project, default dasar satuan waktu yang digunakan adalah hari (day), namun selain itu dikenal satuan waktu lain.

Berikut ini satuan waktu yang ada dalam Microsoft Project.

Sebagai default digunakan konversi sebagai berikut ini: 1m = 1/60 h

1d = 8h 1w = 5d = 40h

Default ini bisa anda ubah sesuai dengan definisi yang diperlukan. 2.2.2.5 Calendar

Singkatan Untuk satuan

m minute (menit)

h hour (jam)

d day (hari)

w week (minggu)

ed elapsed day (1 hari penuh) ew elapsed week (1 minggu penuh)

(20)

Calender (kalendar) atau penanggalan dalam Microsoft Project bisa berarti pengaturan satuan waktu. Selain berpedoman pada penanggalan umum (standar) yang dapat disesuaikan dengan rencana kerja Anda, dalam penanggalan ini dapat juga

dimasukkan hari-hari kerja, hari libur dan jam kerja yang ditentukan sesuai keadaan yang dibutuhkan. Bahkan pada pendefinisian yang lebih rinci, Anda akan dapat memasukkan jam-jam kerja serta hari kerja dalam seminggu pada tiap-tiap sumber daya.

2.2.2.6 Prodecessor

Dalam suatu proyek, suatu kegiatan senantiasa saling berkaitan dengan kegiatan yang lain, sehingga antara satu pekerjaan dengan pekerjaan yang lain mempunyai hubungan. Jika pekerjaan B terkait hubungan dengan pekerjaan A,maka pekerjaan A dikatakkan sebagai prodecessor pekerjaan B. Prodecessor dinyatakan dengan nomor ID atau nomor baris dari pekerjaan yang menjadi Prodecessor tersebut. Jadi, jika pekerjaan berada pada baris 2 dan pekerjaan B berada pada baris 3, maka pada kolom prodecessor pekerjaan B diisikan nomor baris pekerjaan A, yaitu 2.

2.2.6.1 Macam Hubungan Pekerjaan

 FS (FINISH TO START) Suatu Pekerjaan Boleh Dimulai Jika Pekerjaan Yang Lain Selesai

 FF (FINISH TO FINISH) Suatu Pekerjaan Harus Dimulai Bersamaan Dengan Pekerjaan Yang Lain

 SS (START TO START) Suatu Pekerjaan Harus Dimulai Bersamaan Dengan Pekerjaan Yang Lain

(21)

 SF (START TO FINISH) Suatu Pekerjaan Baru Boleh Diakhiri Jika Pekerjaan Lain Dimulai

2.2.6.2 Lag Time Dan Lead Time

Hubungan antara dua buah pekerjaan dapat terjadi tenggang waktu maupun penumpukan waktu antara selesainya pekerjaan pertama dengan dimulainya pekerjaan berikutnya. Dalam Ms. Project Anda akan mengenal dua istilah, yaitu lag Time dan Lead Time. Lag Time adalah tenggang waktu antara selesainya suatu pekerjaan dengan dimulainya

pekerjaan berikutnya. Angka LagTime dinyatakan dengan bilangan positif (dengan tanda+didiepannya) dan ditulis setelah tipe hubungan. Jika Anda mengetikkan nilai Lag Time tanpa satuan waktu, maka akan otomatis dianggap sebagai bersatuan hari. Oleh karena itu, dilayar akan terlihat tambahan days dibelakang hari. Oleh karena itu, dilayar akan terlihat tambahan days dibelakang bilangan.

Contoh:

Pada tipe hubungan Finish to Start: 3FS+4, 3 adalah ID Prodecessor, FS adalah tipe hubungan, +4 days menyatakan Lag Time

Tipe hubungan Start To Start: 14SS+14, penjelasannya sama seperti contoh diatas

Lead Time adalah menumpuknya waktu antara selesainya pekerjaan pertama dengan

dimulainya pekerjaan kedua. Angka Lead Time dinyatakan dengan bilangan negatif (tanda – didepannya).

Contoh :

(22)

Tipe hubungan Start to Start: 24SS-3, dimana 24 adalah ID Prodecessor, SS adalah tipe hubungan, -3 menyatakan Lead Time.

Lag Time dan Lead Time dapat diberikan dalam bentuk prosentase. Sebagai contoh, jika pekerjaan kedua harus dimulai begitu pekerjaan pertama selesai 50%, maka penulisannya adalah: (nomor ID) SS+50% atau (nomor ID) FS-50%

Jika suatu pekerjaan memiliki lebih dari 1 Prodecessor, maka penulisan pada kolom

prodecessor harus dibubuhkan tanda ; (titik koma) diantara prodecessor pertama dan kedua tanpa diberikan spasi.

2.2.2.7 Baseline

Jika suatu rencana proyek telah matang dan disetujui baik jadwal maupun perkiraan biayanya, maka rencana tadi ditetapkan sebagai baseline. Baseline dapat dikatakan sebagai patokan atau bahkan target dari suatu proyek sehingga nantinya dapat djadikan sebagai bahan perbandingan dengan kenyataan yang didapat di lapangan. 2.2.2.8 Tracking

Tracking adalah mengisikan data yang terdapat dilapangan pada perencanaan yang telah dibuat. Setelah proses tracking, Anda akan dapat membandingkan apakah rencana yang dibuat sesuai dengan apa yang diperoleh dilapangan atau tidak.

2.2.2.9 Gant Chart

Ini adalah cara menampilkan grafik yang mula-mula dipakai oleh Henry L.Gantt. salah satu layar microsoft project yang paling familiar dengan pemakaiannya, dimana pada layar ini ditampilkan grafik batang horizontal yang menggambarkan setiap pekerjaan dengan masing-masing durasinya. Grafik Bar Horizontal ini posisinya menggambarkan periode waktu dimana skala waktunya ditunjukkan dengan tanggal dan nama bulan sekaligus mampu menggambarkan hubungan antara pekerjaan yang diwakili dengan

(23)

rangkaian garis dan ujung panah yang menunjukkna arah hubungan. Selain itu, pada batang-batang grafik juga ditampilkan nama sumber daya yang bekerja pada pekerjaan tersebut.

2.2.2.10 Network Diagram

Network Diagram adalah sebagai pengganti dari Perth Chart pada Microsoft Project versi lama, Ia adalah sebuah diagram yang menggambarkan hubungan antar task dalam suatu proyek. Task (pekerjaan) digambarkan dalam sebuah kotak atau node. Pada node ini berisi informasi dasar mengenai pekerjaan tersebut, yang meliputi nama

pekerjaan, nomor ID, tanggal dimulai dan tanggal selesai. Selain itu, pada kotak node tadi Anda juga membubuhkan keterangan (note) perihal pekerjaan tersebut. Sedangkan

hubungan antar task digambarkan dengan garis link yang menghubungkan antar kotak. Dalam sebuah proyek, Network Diagram View adalah gambaran sebuah Network Diagram.

2.2.3 Menyusun Sumber Daya

Sumber daya manusia, peralatan dan fasilitas pada program ini disebut reources. Merekalah yang akan mengerjakan proyek atau sarana dalam menyelesaikan suatu proyek. Beberapa hal yang bias dilakukan dengan Ms. Project:

1. Menugaskan ke masing-masing pekerjaan, sehingga dapat membagi mereka yang ada ke seluruh gugus tugas yang direncanakan.

2. Membuat jadwal kerja masing-masing resources sehingga jika suatu resources telah menyelesaikan tugasnya segera dapat ditempatkan pada pekerjaan berikutnya.

(24)

3. Dalam Ms. Project anda akan mengenal istilah Resources Assignment (penugasan tenaga kerja) jika resources adalah sumber daya manusia atau (penggunaan peralatan) jika resources berupa peralatan.

2.2.4 Menyusun Biaya

Microsoft Project membantu menghitung biaya (cost) yang diperlukan pada proyek jika anda memasukkan informasi tentang biaya tersebut. Biaya yang dikalkulasikan oleh Microsoft Project dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu Resources Cost dan Fixed Cost.

1. Resources Cost dihitung berdasarkan masukkan Standard Rate, Overtime Rate serta Cost Per Use pada Resources Sheet dikalikan jam kerja yang dimasukkan pada duration masing-masing task sesuai dengan kalender masing-masing resource. Sedangkan masukkan berupa Fixed Cost dapat berupa bahan-bahan maupun pengeluaran lain di luar Resource Cost.

2. Fixed Cost merupakan kumulatif dari semua unsur cost diluar Resource Cost yang dihitung terlebih dulu di luar Ms.Project, kemudian datanya simasukkan kedalam Ms. Project melalui Table Cost. Dengan demikian, Microsoft Project tidak memiliki fasilitas untuk menghitungkan pembaruan jika terjadi perkembangan Fixed Cost seandainya task tersebut mangalami perpanjangan jadwal atau perbaikan bagian-bagian pekerjaan yang kurang sempurna.

Jika anda biasa bekerja dengan program spreadsheet untuk mempersiapkan perhitungan Fixed Cost, dapat Anda lakukan melalui Ms. Excel, karena kedua program ini dapat bekerja sama.

Microsoft Project menyediakan 3 cara pembayaran untuk Resource Cost, yaitu: 1. START : pembayaran dilakukan pada saat pekerjaan dimulai 2. END : pembayaran dilakukan pada saat pekerjaan selesai

(25)

3. PRORATE : pembayaran dilakukan sebanyak pekerjaan telah dikerjakan. Sedangkan semua Fixed Cost masing-masing task dihitung pada saat pekerjaan dimulai.

2.2.4.1 Resources Cost

Standard Rate, untuk resource yang berupa sumber daya manusia dapat diartikan sebagai

gaji karyawan, sedangkan resource yang berupa peralatan diartikan sebagai sewa alat. Dengan demikian Standard Rate dapat juga diartikan sebagai tarif Standard dari resouce tersebut. Microsoft Project menggunakan dasar perhitungan tarif ini dalam satuan jam. Sekalipun anda mendefinisikan tarif per hari, per minggu, per bulan, kalkulasi tetap akan dilakukan per jam.

Overtime, adalah tarif lembur per jam, Ms. Project akan secara otomatis

memperhitungkannya dengan tarif jam lembur jika seseorang resource (karyawan) telah bekerja melewati default jam kerja hari itu.

Cost per Use, digunakan utnuk memasukkkan biaya yang diperhitungkan secara borongan

atau biaya all-in dari suatu resource yang digunakan dalam task. 2.2.4.2 Biaya Tetap

Biaya tetap biasanya menyangkut perhiungan bahan yang digunakan dalam suatu task. Biaya tetap ini diperhiutngkan diluar Ms.Project, sehingga anda tinggal memasukkan Total Fixed Cost dari suatu Task. Hal ini karena biaya yang termasuk Fixed Cost

kemungkinannya dapat bermacam-macam sehingga program ini tidak menyediakan fasilitas perhitungan bahan atau biaya tetap yang lain.

(26)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Studi Lapangan

Studi Lapangan dilakukan untuk mengidentifikasi permasalahan yang muncul dalam sistem perencanaan proyek yang dilakukan CV LANTERA KEMBAR dalam proyek TK KABUPATEN PEMALANG. Permasalahan yang muncul dalam melakukan perencanaan proyek yang dilakukan CV LANTERA KEMBAR yang disebabkan oleh: 1. Perencanaan dalam membuat jadwal proyek hanya didasarkan oleh perkiraan dan

pengalaman di lapangan.

2. Time schedule yang dihasilkan tidak dapat mengetahui hubungan ketergantungan tiap kegiatan sehingga jika terjadi keterlambatan sulit mengetahui dampak yang diakibatkan terhadap jadwal keseluruhan proyek

3. Dalam menentukan durasi pekerjaan hanya berdasarkan perkiraan dan pengalaman di lapangan.

3.2 Studi Pustaka

Studi pustaka dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai teori-teori dan konsep-konsep yang akan digunakan dalam menyelesaikan permasalahan yang diteliti dan untuk mendapatkan dasar-dasar referensi yang kuat dalam menerapkan suatu metode yang digunakan. Studi literatur dilakukan dengan mengeksplorasi buku-buku, jurnal, penelitian-penelitian dan sumber-sumber lain yang terkait dengan perencanaan dengan metode network planning, crash program dan teori-teori lain yang mendukung.

3.3 Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dilakukan, kemudian disusun sebuah rumusan masalah. Perumusan masalah dilakukan dengan menetapkan sasaran-sasaran yang akan dibahas untuk kemudian dicari solusi pemecahan masalahnya. Perumusan masalah juga dilakukan agar dapat berfokus dalam membahas permasalahan yang dihadapi. Dalam

(27)

penelitian ini dirumuskan permasalahannya yaitu merencanakan proyek pembangunan TK Pertiwi dengan menggunakan metode network planning serta melakukan analisis terhadap peluang terjadinya percepatan penyelesaian proyek dan peluang terjadinya keterbatasan sumber daya manusia.

3.4 Tujuan Penelitian

Tujuan ini kemudian dijadikan acuan dalam pembahasan sehingga hasil dari pembahasan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan dari kegiatan penelitian ini adalah merencanakan waktu penyelesaian proyek TK Pertiwi, dengan memperhatikan jalur kritis, keterbatasan sumber daya manusia, percepatan penyelesaian proyek dan biaya

penyelesaian proyek. 3.5 Pengumpulan Data

Pada tahap selanjutnya dilakukan pengumpulan data, yang meliputi pengumpulan data sekunder. Data yang diperlukan adalah time schedule, rencana anggaran biaya, kebutuhan dan ketersediaan sumber daya. Data yang diambil adalah data tahun 2010 selama 3 bulan yaitu bulan Maret – Mei.

3.6 Pengolahan Data

3.6.1 Pengelompokan Aktivitas Pekerjaan

Pada tahap ini dilakukan pengelompokan pekerjaan, menguraikan atau memecah lingkup proyek menjadi beberapa sub komponen atau sub kegiatan. Suatu sub komponen atau sub kegiatan dapat dibagi lagi ke dalam beberapa komponen proyek, sehingga diperoleh suatu level dimana elemen kegiatan dianggap telah cukup detail untuk menggambarkan

keseluruhan kegiatan proyek.

3.6.2 Penyusunan Kegiatan Sesuai Hubungan Ketergantungan

Pada tahap ini dilakukan penyusunan aktivitas-aktivitas kegiatan, menjadi mata rantai dengan urutan yang sesuai dengan logika ketergantungan. Atau engan kata lain mencari hubungan yang satu dengan yang lain (kegiatan yang mendahului). Penyusunan logika

(28)

ketergantungan ini dilakukan dengan melakukan interview terhadap pelaksana proyek (yang bertanggung jawab terhadap aktivitas proyek).

3.6.3 Penentuan Durasi Pekerjaan

Setelah dilakukan penyusunan hubungan ketergantungan maka dicari durasi waktu

penyelesaian tiap pekerjaan untuk mendapatkan kurun waktu per kegiatan. Yang dimaksud kurun waktu kegiatan adalah lama waktu yang diperlukan untuk melakukan kegiatan dari awal hingga akhir.

3.6.4 Pembuatan Diagram Network Planning

Pembuatan diagram network planning dapat dibuat melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:

1. Inventarisasi seluruh kegiatan/pengelompokan kegiatan. 2. Identifikasi pasangan–pasangan kegiatan

a. Pemberian huruf pada setiap kegiatan

b. Penentuan kegiatan pendahulu dan kegiatan berikutnya

c. Penentuan kegiatan paling awal (waktu) dan kegiatan paling akhir. 3. Penyusunan langkah - langkah kegiatan

4. Semua kejadian atau peristiwa diberi nomor urut 5. Analisa Waktu

a. TE = The Earliest Time b. TL = The Latest Time 3.6.5 Identifikasi jalur kritis

(29)

Jalur kritis adalah jalur yang melintasi kegiatan-kegiatan kritis, dimulai dari kegiatan pertama hingga kegiatan akhir proyek. langkah-langkah menentukan jalur kritis adalah sebagai berikut:

a. Langkah 1: Hitungan Maju dan Hitungan Mundur b. Langkah 2: Alokasi waktu pelaksanaan proyek c. Langkah 3: Identifikasi total float dan jalur kritis

Identifikasi jalur kritis dapat dicari dengan melihat sifat dan syarat umum yang berlaku pada jalur kritis yaitu:

a. Waktu mulai paling awal dan kegiatan akhir harus sama ES = LS b. Waktu selesai paling awal dan akhir kegiatan harus sama EF= LF

c. Kurun waktu kegiatan adalah sama dengan perbedaan waktu selesai paling akhir dengan waktu awal dan float total bernilai nol.

3.6.6 Keterbatasan SDM

Sumber daya yang dialokasikan untuk menyelesaikan proyek mempunyai dua sifat yaitu terbatas dan tak terbatas. Terbatas disini mempunyai artian jumlah sumber daya tetap yang dialokasikan untuk pembangunan proyek TK Pertiwi terbatas. Dalam kondisi apabila perusahaan kesulitan untuk merekrut karyawan dan mengurangi karyawan pada saat berlangsungnya suatu proyek maka diperlukan sebuah perencanaan untuk mengalokasikan sumber daya tetap. Perencanaan pengalokasian sumber daya tidak perlu dipentingkan apabila perusahaan tidak kesulitan untuk merekrut atau mengurangi tenaga kerja. 3.6.7 Crash Program

Pada tahap ini diidentifikasi apakah kegiatan proyek memungkinkan dilakukan program percepatan. Pengidentifkasian kemungkinan adanya program pecepatan dapat dicari dengan melihat total float dan kelonggaran pada jalur kritis dan non kritis pada diagram network planning.

(30)

3.6.8 Waktu Penyelesaian Proyek

Pada tahap ini dilakukan perhitungan waktu penyelesaian proyek dengan metode network planning. Waktu penyelesaian proyek dapat dicari dari perhitungan jalur kritis.

3.6.9 Biaya Penyelesaian Proyek

Setelah diketahui waktu penyelesaian proyek maka dapat dihitung biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek dari diagram network planning yang sudah dibuat. Biaya penyelesain proyek dicari dengan menjumlahkan biaya material dan biaya tenaga kerja per kegiatan.

3.6.10 Alokasi SDM

Prosedur pengalokasikan sumber daya didapatkan setelah diketahui diagram network planningnya. Sumber daya manusia yang dialokasikan dicari dengan 2 cara yaitu alokasi sumber daya tunggal ( tenaga kerja fleksibel dan spesialis). dan alokasi sumber daya majemuk yaitu jenis-jenis tenaga kerja ( pekerja, tukang batu, tukang besi, dan tukang kayu). Masing masing jenis tenaga kerja dialokasikan dengan 3 jenis batas tetap untuk alokasi sumber daya tunggal dan 5 jenis batas tetap untuk alokasi sumber daya majemuk. Penentuan batas tetap didasarkan pada jumlah kebutuhan tenaga kerja terbanyak, batas tetap hasil perhitungan dan batas tenaga kerja yang sudah dinaikan jumlahnya.

3.6.11 Biaya Penyelesaian Proyek dengan Program Percepatan

Biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek dengan program percepatan dapat dicari dengan menambahkan biaya material dan biaya tenaga kerja tiap kegiatan. Pada dasarnya biaya material dalam program percepatan tidak mengalami perubahan karena diasumsikan material yang dibutuhkan sudah memenuhi standart. Sedangkan biaya tenaga kerja tiap kegiatan akan mengalami perubahan. Biaya tenaga kerja yang dibutuhkan dapat dihitung menggunakan

(31)

3.6.12 Perbandingan Waktu dan Biaya Penyelesaian Proyek dengan Network

Planning, Alokasi Sumber Daya dan Program Percepatan

Dalam tahap ini waktu dan biaya penyelesaian proyek TK dari perhitungan network planning, alokasi sumber daya dan hasil dari program percepatan dibandingkan hasilnya. 3.7 Hasil dan Pembahasan

Dalam tahap analisis ini, dilakukan analisis terhadap jadwal waktu penyelesaian proyek, biaya, dan alokasi sumber daya yang telah dilakukan setelah menggunakan perencanaan network planning.

3.8 Kesimpulan dan Saran

Dalam tahap ini dapat dilakukan penarikan kesimpulan terhadap penelitian yang dilakukan yang merupakan jawaban dari perumusan masalah dan tujuan pada bab I.

(32)

(33)
(34)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengumpulan Data

Berikut ini data-data yang diperoleh dari hasil observasi lapangan terhadap objek penelitian.

4.1.1 Data Time Schedule

Untuk mengetahui rencana kerja pelaksanaan proyek TK Pertiwi Pemalang maka diperlukan sebuah time schedule. Data time schedule penyelesaian proyek dimana dapat dilihat urut-urutan pengerjaan kegiatan proyek dan kurun waktu penyelesaiannya Data tersebut dapat dilihat pada lampiran 1.

4.1.2 Data Rencana Anggaran Biaya

Data jumlah anggaran biaya merupakan data total biaya pengeluaran yang diperlukan untuk pelaksanaan proyek. Dalam data ini dapat dilihat harga satuan pekerjaan, harga upah dan harga bahan masing-masing pekerjaan. Dalam rencana Anggaran Biaya proyek TK Pertiwi Pemalang pada pembangunan TK Pertiwi Pemalang menghabiskan biaya sebesar Rp. 40.750.000,00.

4.1.3 Data Kebutuhan dan Ketersediaan Sumber Daya

Data Kebutuhan dan Ketersediaan Sumber Daya merupakan data tentang alokasi sumber daya manusia yang diperlukan dalam setiap pekerjaan per harinya. Data penggunaan dan ketersediaan sumber daya setiap aktivitas pekerjaan dapat dilihat pada tabel 4.1.

(35)

Tabel 4.1 Data Kebutuhan dan BiayaTenaga Keja

NO NAMA KEGIATAN JUMLAH TENAGA KERJA YANG DIBUTUHKAN

BIAYA TENAGA KERJA

1 mulai Rp0

2 persiapan lahan (Rp5,662,715,580) PEKERJA[10] 3 uitzer & bawplank (Rp514,319,274) TUKANG BATU[4] 4 steigerwerk (Rp1,285,798,186) TUKANG BATU[5]

5 galian tanah pondasi (Rp9,243,019,462) PEKERJA[10],TUKANG GALIAN[10] 6 urugan tanah kembali (Rp9,421,805,639) PEKERJA[10],TUKANG BATU[7] 7 urugan pasir bawah pondasi (Rp9,421,805,639) PEKERJA[10],TUKANG BATU[8] 8 pasang pondasi batu kali (Rp9,421,805,639) PEKERJA[10],TUKANG BATU[10] 9

cor beton pondasi footplate

landas & trauspal (Rp10,673,738,466)

PEKERJA[10],TUKANG BATU[8],TUKANG BESI[8] 10 cor beton kolom struktur (Rp10,673,738,466)

PEKERJA[10],TUKANG BATU[8],TUKANG BESI[8] 11 cor berulang balok lantai (Rp10,673,738,466) PEKERJA[10],TUKANG

BATU[8],TUKANG BESI[8] 12

cor beton berulang balok

tangga (Rp10,673,738,466)

PEKERJA[10],TUKANG BATU[8],TUKANG BESI[8] 13 cor beton plat lantai (Rp10,673,738,466)

PEKERJA[10],TUKANG BATU[8],TUKANG BESI[8] 14

cor beton berulang plat

tangga (Rp10,673,738,466)

PEKERJA[10],TUKANG BATU[8],TUKANG BESI[8] 15 cor berulang plat atap (Rp10,673,738,466)

PEKERJA[10],TUKANG BATU[8],TUKANG BESI[8] 16 pasangan batu merah (Rp9,162,308,187) PEKERJA[10],TUKANG BATU[8] 17 plesteran (Rp9,162,308,187) TUKANG BATU[8],PEKERJA[10] 18

pasang railing stainles stell

ramp dan tangga (Rp9,162,308,187) PEKERJA[10],TUKANG BATU[8] 19 pasang batu paras (Rp9,162,308,187) PEKERJA[10],TUKANG BATU[8] 20 pasang lis dan sponengan (Rp1,037,989,808) TUKANG BATU[8]

21

urugan tanah peninggian

didapatkan (Rp10,057,269,053) PEKERJA[10],TUKANG BATU[8],TUKANG GALIAN[8] 22 urugan pasir (Rp10,057,269,053) PEKERJA[10],TUKANG BATU[8],TUKANG GALIAN[8] 23 cor beton rabat (Rp10,673,738,466)

PEKERJA[10],TUKANG BATU[8],TUKANG BESI[8] 24 pasang keramik lantai (Rp9,162,308,187) PEKERJA[10],TUKANG BATU[8] 25 pasang keramik dinding (Rp9,162,308,187) PEKERJA[10],TUKANG BATU[8] 26 pasang saluran (Rp1,037,989,808) TUKANG BATU[8]

27

pekerjaan kusen, pintu dan

jendela (Rp5,925,914,665) TUKANG KAYU[8]

28 pekerjaan kaca (Rp5,925,914,665) TUKANG KAYU[8] 29

pekerjaan kunci, engsel dan

(36)

30 pekerjaan plaffond (Rp12,074,928,155) PEKERJA[10],TUKANG KAYU[8] 31 pekerjaan pengecatan (Rp9,162,308,187) PEKERJA[10],TUKANG BATU[8] 32 pekerjaan instalasi listrik Rp4,671,000 TUKANG LISTRIK[10]

33 pekerjaan instalasi air (Rp10,540,506,722)

PEKERJA[20],TUKANG

BATU[10],TUKANG GALIAN[10] 34

pasang railing void stainless

steel (Rp9,162,308,187) PEKERJA[20],TUKANG BATU[8]

35 pasang kuda-kuda (Rp12,074,928,155) PEKERJA[20],TUKANG KAYU[10] 36 pasang usuk reng (Rp9,253,726,605) PEKERJA[10],TUKANG KAYU[8] 37 pasang genteng (Rp9,253,726,605) PEKERJA[10],TUKANG KAYU[8] 38 pasang lisplank (Rp5,925,914,665) TUKANG KAYU[8]

39 selesai Rp0

4.2 Pengolahan Data

Berikut ini tahapan-tahapan pengolahan data dari data-data yang diperoleh dari hasil observasi lapangan terhadap objek penelitian.

4.2.1 Pengelompokan Aktivitas Pekerjaan

Untuk membuat diagram network planning maka terlebih dahulu harus diketahui lingkup aktivitas-aktivitas pekerjaan yang dilakukan. Secara rinci kegiatan-kegiatan yang menjadi komponen proyek pembangunan TK PERTIWI untuk setiap unit pekerjaan dapat dikelompokkan pada tabel 4.2.

Tabel 4.2 Aktivitas-aktivitas Pekerjaan

NO NOTASI

KEGIATAN NAMA KEGIATAN

1 A mulai

2 B persiapan lahan

3 C uitzer & bawplank

4 D steigerwerk

5 E galian tanah pondasi

6 F urugan tanah kembali

7 G urugan pasir bawah pondasi

8 H pasang pondasi batu kali

9 I cor beton pondasi footplate landas & trauspal

10 J cor beton kolom struktur

11 K cor berulang balok lantai

12 L cor beton berulang balok tangga

13 M cor beton plat lantai

(37)

15 O cor berulang plat atap

16 P pasangan batu merah

17 Q plesteran

18 R

pasang railing stainles stell ramp dan tangga

19 S pasang batu paras

20 T pasang lis dan sponengan

21 U urugan tanah peninggian didapatkan

22 V urugan pasir

23 W cor beton rabat

24 X pasang keramik lantai

25 Y pasang keramik dinding

26 Z pasang saluran

27 AA pekerjaan kusen, pintu dan jendela

28 AB pekerjaan kaca

29 AC

pekerjaan kunci, engsel dan perlengkapan

30 AD pekerjaan plaffond

31 AF pekerjaan pengecatan

32 AG pekerjaan instalasi listrik 33 AH pekerjaan instalasi air

34 AI pasang railing void stainless steel

35 AJ pasang kuda-kuda

36 AK pasang usuk reng

37 AL pasang genteng

38 AM pasang lisplank

39 AN selesai

4.2.2 Penyusunan Kegiatan Sesuai Hubungan Ketergantungan

Setelah didapatkan aktivitas masing-masing pekerjaan / kegiatan maka langkah selanjutnya adalah menyusun kegiatan-kegiatan tersebut berdasarkan hubungan ketergantungan. Hubungan ketergantungan ini bisa berupa hubungan seri bila sebuah kegiatan tidak dapat dimulai kalau kegiatan lainnya belum selesai dikerjakan. Sedangkan antara dua kegiatan dikatakan memiliki hubungan paralel bila untuk memulai atau menyelesaikan sebuah kegiatan tidak perlu menunggu kegiatan lainnya atau kegiatan lainnya selesai.

Penyusunan hubungan ketergantungan ini dilakukan dengan melakukan interview terhadap pelaksana proyek ( yang bertanggung jawab terhadap aktivitas proyek). Secara rinci hubungan ketergantungan antar kegiatan dapat dilihat pada

(38)

tabel 4.3.

Tabel 4.3 Hubungan Ketergantungan antar kegiatan

NOTASI

KEGIATAN NAMA KEGIATAN PRODECESSOR

A mulai

B persiapan lahan A

C uitzer & bawplank B

D steigerwerk C

E galian tanah pondasi B

F urugan tanah kembali H

G urugan pasir bawah pondasi E

H pasang pondasi batu kali G

I

cor beton pondasi footplate landas &

trauspal F

J cor beton kolom struktur I

K cor berulang balok lantai V

L cor beton berulang balok tangga J

M cor beton plat lantai W

N cor beton berulang plat tangga L

O cor berulang plat atap N

P pasangan batu merah H

Q plesteran S,Z

R

pasang railing stainles stell ramp dan

tangga P

S pasang batu paras R

T pasang lis dan sponengan S

U urugan tanah peninggian didapatkan G

V urugan pasir U

W cor beton rabat K

X pasang keramik lantai M

Y pasang keramik dinding Q,AD

Z pasang saluran M

AA pekerjaan kusen, pintu dan jendela P

AB pekerjaan kaca AA

AC pekerjaan kunci, engsel dan perlengkapan AB

AD pekerjaan plaffond O

AF pekerjaan pengecatan Q,AD,AM

AG pekerjaan instalasi listrik P

AH pekerjaan instalasi air P

AI pasang railing void stainless steel R

AJ pasang kuda-kuda W

AK pasang usuk reng AJ

(39)

AM pasang lisplank AL

AN selesai Y,AF

4.2.3 Pembuatan diagram Network Planning

Setelah diketahui aktivitas-aktivitas ketergantungan dari setiap kegiatan dan durasi tiap-tiap kegiatan maka dapat dibuat diagram network planningnya. Untuk memudahkan pembuatan diagram network planning diperlukan data-data pada tabel 4.5.

Tabel 4.5 Tabel Pembantu Diagram Network Planning

NOTASI

KEGIATAN NAMA KEGIATAN PRODECESSOR DURASI

A mulai 0 days

B persiapan lahan A 0.1 days?

C uitzer & bawplank B 0.25 days?

D steigerwerk C 2 days?

E galian tanah pondasi B 5 days

F urugan tanah kembali H 1 day?

G urugan pasir bawah pondasi E 1 day

H pasang pondasi batu kali G 14 days

I

cor beton pondasi footplate landas &

trauspal F 30 days

J cor beton kolom struktur I 16.33 days

K cor berulang balok lantai V 1 day

L cor beton berulang balok tangga J 1 day

M cor beton plat lantai W 17 days

N cor beton berulang plat tangga L 3 days

O cor berulang plat atap N 4 days

P pasangan batu merah H 18 days

Q plesteran S,Z 11.14 days

R

pasang railing stainles stell ramp dan

tangga P 1.29 days

S pasang batu paras R 1.29 days

T pasang lis dan sponengan S 5.25 days

U urugan tanah peninggian didapatkan G 3 days

V urugan pasir U 1 day

W cor beton rabat K 5 days

X pasang keramik lantai M 22 days

Y pasang keramik dinding Q,AD 4 days

(40)

AA pekerjaan kusen, pintu dan jendela P 33.75 days

AB pekerjaan kaca AA 10.31 days

AC pekerjaan kunci, engsel dan perlengkapan AB 11.25 days

AD pekerjaan plaffond O 58 days

AF pekerjaan pengecatan Q,AD,AM 33 days

AG pekerjaan instalasi listrik P 28.5 days

AH pekerjaan instalasi air P 11 days

AI pasang railing void stainless steel R 0.5 days

AJ pasang kuda-kuda W 7.6 days

AK pasang usuk reng AJ 9.75 days

AL pasang genteng AK 6 days

AM pasang lisplank AL 2.81 days

AN selesai Y,AF 0 days

Diagram network planning merupakan penyajian grafis dari suatu proyek. Penyajian diagram ini hendaknya mencerminkan atau memberikan gambaran jelas tentang proyek yang bersangkutan, singkat teratur dan mudah dimengerti. Diagram network planning dari proyek TK PERTIWI dapat dilihat pada gambar 4.1.

(41)
(42)

4.2.4 Identifikasi jalur Kritis

Dari diagram network planning kemudian dihitung waktu dari penyelesaian proyeknya. Untuk menghitung waktu penyelesaian proyek menggunakan cara hitungan maju dan hitungan mundur:

a. Hitungan Maju

Hitungan maju adalah cara perhitungan waktu mulai dari selesai suatu kegiatan dalam rangkaian jaringan kerja yang hanya mempergunakan ES,EF dan D saja.

Aturan aturan:

- Kecuali kegiatan awal, maka suatu kegiatan baru dapat dimulai bila kegiatan yang mendahuluinya selesai.

- Rumus untuk hitungan maju

EF(i-j) = ES (i-j) + D(i-j)

Bila suatu kegiatan memiliki dua atau lebih kegiatan kegiatan terdahulu menggabung, maka ES kegiatan tersebut adalah sama dengan EF yang terbesar dari kegiatan terdahulu.

b. Hitungan Mundur

Perhitungan mundur dimaksudkan untuk mengetahui waktu paling akhir masing-masing kegiatan yang masih dapat dimulai dan diakhiri tanpa menunda kurun waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan, yang telah dihasilkan dari hitungan maju. Hitungan mundur dimulai dari ujung kanan satu jaringan kerja atau waktu akhir penyelesaian proyek. Aturan-aturan Hitungan mundur

(43)

LS(i-j) = LF(i-j) – D(i-j)

- Bila suatu kegiatan memiliki dua atau lebih kegiatan yang mengikuti, maka LF kegiatan tersebut adalah sama dengan LS kegiatan berikutnya yang terkecil.

Dari diagram network planning dapat diketahui kelonggaran waktu atau slack. Slack untuk seluruh kegiatan dapat dilihat pada tabel 4.6.

Tabel 4.6 Identifikasi Jalur Kritis dan Float

NO Activity

On

Critical Activity Earliest Earliest Latest Latest Slack

Name Path Time Start Finish Start Finish (LS-ES)

1 mulai Yes 0 0 0 0 0 0

2 persiapan lahan Yes 0.1 0 0.1 0 0.1 0

3 uitzer & bawplank no 0.25 0.1 0.35 133.18 133.43 133.08

4 steigerwerk no 2 0.35 2.35 133.43 135.43 133.08

5 galian tanah pondasi Yes 5 0.1 5.1 0.1 5.1 0

6 urugan tanah kembali no 1 20.1 21.1 104.43 105.43 84.33

7 urugan pasir bawah pondasi Yes 1 5.1 6.1 5.1 6.1 0

8 pasang pondasi batu kali Yes 14 6.1 20.1 6.1 20.1 0

9

cor beton pondasi footplate landas

& trauspal no 30 21.1 51.1 105.43 135.43 84.33 10 cor beton kolom struktur Yes 16.33 20.1 36.43 20.1 36.43 0 11 cor berulang balok lantai no 1 10.1 11.1 66.29 67.29 56.19 12 cor beton berulang balok tangga Yes 1 36.43 37.43 36.43 37.43 0 13 cor beton plat lantai no 17 16.1 33.1 72.29 89.29 56.19 14 cor beton berulang plat tangga Ltl Yes 3 37.43 40.43 37.43 40.43 0 15 cor berulang plat atap Yes 4 40.43 44.43 40.43 44.43 0 16 pasangan batu merah no 18 20.1 38.1 70.71 88.71 50.61

17 plesteran no 11.14 40.68 51.82 91.29 102.43 50.61

18

pasang railing stainles stell ramp

dan tangga no 1.29 38.1 39.39 88.71 90 50.61

19 pasang batu paras no 1.29 39.39 40.68 90 91.29 50.61 20 pasang lis dan sponengan no 5.25 40.68 45.93 130.18 135.43 89.5 21 urugan tanah peninggian didapatkan no 3 6.1 9.1 62.29 65.29 56.19

22 urugan pasir no 1 9.1 10.1 65.29 66.29 56.19

23 cor beton rabat no 5 11.1 16.1 67.29 72.29 56.19

24 pasang keramik lantai no 22 33.1 55.1 113.43 135.43 80.33 25 pasang keramik dinding no 4 102.43 106.43 131.43 135.43 29

26 pasang saluran no 2 33.1 35.1 89.29 91.29 56.19

27 pekerjaan kusen, pintu dan jendela no 33.75 38.1 71.85 101.68 135.43 63.58

(44)

29

pekerjaan kunci, engsel dan

perlengkapan no 11.25 10.31 21.56 124.18 135.43 113.87 30 pekerjaan plaffond Yes 58 44.43 102.43 44.43 102.43 0 31 pekerjaan pengecatan Yes 33 102.43 135.43 102.43 135.43 0 32 pekerjaan instalasi listrik no 28.5 38.1 66.6 106.93 135.43 68.83 33 pekerjaan instalasi air no 11 38.1 49.1 124.43 135.43 86.33 34 pasang railing void stainless steel no 0.5 39.39 39.89 134.93 135.43 95.54

35 pasang kuda-kuda no 7.6 16.1 23.7 76.27 83.87 60.17

36 pasang usuk reng no 9.75 23.7 33.45 83.87 93.62 60.17

37 pasang genteng no 6 33.45 39.45 93.62 99.62 60.17

38 pasang lisplank no 2.81 39.45 42.26 99.62 102.43 60.17

39 selesai Yes 0 135.43 135.43 135.43 135.43 0

Dari diagram network planning tersebut dapat dilihat adanya beberapa jalur kritis. Jalur kritis tersebut memerlukan waktu penyelesaian 135,43 Hari. Jalur kritis pada pembangunan proyek TK PERTIWI terdapat jalur kritis yaitu (A- B-E-G-H-J-L-N-O- D-AF-AN).

4.2.5 Crash Program

Kegiatan proyek TK PERTIWI memungkinkan dilakukan program percepatan. Pengidentifkasian kemungkinan adanya program pecepatan dapat dicari dengan melihat total float dan kelonggaran pada jalur kritis dan non kritis pada diagram network planning. Identifikasi kelonggaran / slack dapat dilihat pada tabel 4.7.

Tabel 4.7 Slack/ Kelonggaran Waktu

NO Activity Slack

Name (LS-ES)

1 mulai 0

2 persiapan lahan 0

3 uitzer & bawplank 133.08

4 steigerwerk 133.08

5 galian tanah pondasi 0

6 urugan tanah kembali 84.33

7 urugan pasir bawah pondasi 0

8 pasang pondasi batu kali 0

9 cor beton pondasi footplate landas & trauspal 84.33

10 cor beton kolom struktur 0

11 cor berulang balok lantai 56.19 12 cor beton berulang balok tangga 0

(45)

13 cor beton plat lantai 56.19

14 cor beton berulang plat tangga Ltl 0

15 cor berulang plat atap 0

16 pasangan batu merah 50.61

17 plesteran 50.61

18 pasang railing stainles stell ramp dan tangga 50.61

19 pasang batu paras 50.61

20 pasang lis dan sponengan 89.5

21 urugan tanah peninggian didapatkan 56.19

22 urugan pasir 56.19

23 cor beton rabat 56.19

24 pasang keramik lantai 80.33

25 pasang keramik dinding 29

26 pasang saluran 56.19

27 pekerjaan kusen, pintu dan jendela 63.58

28 pekerjaan kaca 113.87

29 pekerjaan kunci, engsel dan perlengkapan 113.87

30 pekerjaan plaffond 0

31 pekerjaan pengecatan 0

32 pekerjaan instalasi listrik 68.83

33 pekerjaan instalasi air 86.33

34 pasang railing void stainless steel 95.54

35 pasang kuda-kuda 60.17

36 pasang usuk reng 60.17

37 pasang genteng 60.17

38 pasang lisplank 60.17

39 Selesai 0

4.2.6 Waktu Penyelesaian Proyek

Dari hasil perhitungan jalur kritis didapatkan waktu penyelesaian proyek adalah 135, 43 hari . Pada gambar diagram network planning peristiwa akhir adalah kegiatan AN. Waktu penyelesaian proyek yang dihasilkan tersebut merupakan waktu penyelesaian pada kondisi normal artinya waktu penyelesaian yang dihasilkan bukan dari hasil percepatan dan sumber daya yang dialokasikan tidak terbatas.

(46)

4.2.7 Biaya Penyelesaian Proyek

Biaya yang dibutuhkan untuk penyelesaian proyek dapat dicari dari biaya material ditambah dengan biaya tenaga kerja. Perhitungan biaya material dicari berdasarkan pada volume pekerjaan yang diperlukan sehingga umur proyek tidak mempengaruhi biaya material total yang dibutuhkan.

Tabel 4.7 Biaya per Kegiatan (Rp)

NOTASI KEGIATAN KEGIATAN BIAYA

A mulai Rp0

B persiapan lahan (Rp5,662,715,580)

C uitzer & bawplank (Rp514,319,274)

D steigerwerk (Rp1,285,798,186)

E galian tanah pondasi (Rp9,243,019,462)

F urugan tanah kembali (Rp9,421,805,639)

G urugan pasir bawah pondasi (Rp9,421,805,639)

H pasang pondasi batu kali (Rp9,421,805,639)

I cor beton pondasi footplate landas & trauspal (Rp10,673,738,466)

J cor beton kolom struktur (Rp10,673,738,466)

K cor berulang balok lantai (Rp10,673,738,466)

L cor beton berulang balok tangga (Rp10,673,738,466)

M cor beton plat lantai (Rp10,673,738,466)

N cor beton berulang plat tangga (Rp10,673,738,466)

O cor berulang plat atap (Rp10,673,738,466)

P pasangan batu merah (Rp9,162,308,187)

Q plesteran (Rp9,162,308,187)

R pasang railing stainles stell ramp dan tangga (Rp9,162,308,187)

S pasang batu paras (Rp9,162,308,187)

T pasang lis dan sponengan (Rp1,037,989,808)

U urugan tanah peninggian didapatkan (Rp10,057,269,053)

V urugan pasir (Rp10,057,269,053)

W cor beton rabat (Rp10,673,738,466)

X pasang keramik lantai (Rp9,162,308,187)

Y pasang keramik dinding (Rp9,162,308,187)

Z pasang saluran (Rp1,037,989,808)

AA pekerjaan kusen, pintu dan jendela (Rp5,925,914,665)

AB pekerjaan kaca (Rp5,925,914,665)

AC pekerjaan kunci, engsel dan perlengkapan (Rp9,175,642,017)

AD pekerjaan plaffond (Rp12,074,928,155)

AF pekerjaan pengecatan (Rp9,162,308,187)

(47)

AH pekerjaan instalasi air (Rp10,540,506,722) AI pasang railing void stainless steel (Rp9,162,308,187)

AJ pasang kuda-kuda (Rp12,074,928,155)

AK pasang usuk reng (Rp9,253,726,605)

AL pasang genteng (Rp9,253,726,605)

AM pasang lisplank (Rp5,925,914,665)

AN selesai

1. Alokasi Sumber Daya Tunggal

Untuk alokasi pekerja dan tukang batu resources requirement yaitu; 40 TK, 50 TK dan 60 TK. Pemilihan 3 resources requirement ini didasarkan pada jumlah kebutuhan tenaga kerja terbanyak tiap pekerjaan (40 TK) dan merupakan jumlah tenaga kerja yang berada dibawah standart dari perhitungan batas tetap. Untuk 50 TK didasarkan pada perhitungan batas tetap sumber daya yang dibutuhkan. Perhitungan batas tetap untuk pekerja dapat dicari dengan rumus sebagai berikut:

Batas tetap = N D

= 9115 = 50,08 ≈50 tenaga kerja 182

Ket : N = Hasil penjumlahan tenaga kerja perhari D = Waktu peyelesaian proyek

Batas tetap kebutuhan tenaga kerja yang ketiga didasarkan pada batas tenaga kerja yang dicari dari perhitungan dinaikkan jumlahnya yaitu 60 tenaga kerja. Alokasi sumber daya untuk kebutuhan tukang kayu juga disajikan dalam 3 pilihan resources requirement yaitu; 15 TK, 18 TK dan 20 TK.

2. Alokasi Sumber Daya Majemuk

Untuk alokasi sumber daya majemuk disajikan 5 pilihan resources requirement yaitu; (20 pekerja, 20 tkg batu ,10 tkg besi ,15 tkg kayu,10 tkg galian,15 tkg listrik), (40 pekerja, 30 tkg batu ,20 tkg

(48)

besi ,15 tkg kayu,10 tkg galian,15 tkg listrik), (30 pekerja, 20 tkg batu ,20 tkg besi ,15 tkg kayu,10 tkg galian,15 tkg listrik), (40 pekerja, 20 tkg batu ,20 tkg besi ,15 tkg kayu,10 tkg galian,15 tkg listrik), (40 pekerja, 20 tkg batu ,10 tkg besi ,15 tkg kayu,10 tkg galian,15 tkg listrik). Pemilihan 5 resources requirement ini didasarkan pada jumlah kebutuhan jenis tenaga kerja terbanyak tiap pekerjaan, perhitungan batas tetap tenaga kerja dan kenaikan kebutuhan tenaga kerja. Untuk kebutuhan tenaga kerja tukang kayu, tukang galian dan tkg listrik tetap karena kebutuhan jenis tenaga kerja tersebut hanya pada beberapa pekerjaan, sehingga jumlah resources requirementnya diubah ubah tidak akan mempengaruhi waktu penyelesaian

4.2.9 Penjadwalan SDM

Dari hasil perhitungan maka dapat dibuat time schedule proyek yang baru. Time schedule yang dbuat setelah pengalokasian sumber daya manusia merupakan time schedule yang sudah memperhatikan

keterbatasan sumber daya yang ada. Dari time schedule yang dihasilkan dapat diketahui bobot kegiatan sumber daya tenaga kerja setiap harinya, dengan demikian dapat diketahui kebutuhan tenaga kerja perharinya.

Tabel 4.8 Penjadwalan SDM

NO SUMBER DAYA MANUSIA JAM KERJA

1 mulai 0 hrs

2 persiapan lahan 8 hrs

3 PEKERJA 8 hrs

4 uitzer & bawplank 8 hrs

5 TUKANG BATU 8 hrs

6 steigerwerk 80 hrs

7 TUKANG BATU 80 hrs

8 galian tanah pondasi 600 hrs

9 PEKERJA 400 hrs

(49)

11 urugan tanah kembali 120 hrs

12 TUKANG BATU 40 hrs

13 PEKERJA 80 hrs

14 urugan pasir bawah pondasi 120 hrs

15 TUKANG BATU 40 hrs

16 PEKERJA 80 hrs

17 pasang pondasi batu kali 1,680 hrs

18 TUKANG BATU 560 hrs

19 PEKERJA 1,120 hrs

20 cor beton pondasi footplate landas & trauspal 4,320 hrs

21 TUKANG BATU 960 hrs

22 PEKERJA 2,400 hrs

23 TUKANG BESI 960 hrs

24 cor beton kolom struktur 2,352 hrs

25 TUKANG BATU 522.67 hrs

26 PEKERJA 1,306.67 hrs

27 TUKANG BESI 522.67 hrs

28 cor berulang balok lantai 144 hrs

29 TUKANG BATU 32 hrs

30 PEKERJA 80 hrs

31 TUKANG BESI 32 hrs

32 cor beton berulang balok tangga 144 hrs

33 TUKANG BATU 32 hrs

34 PEKERJA 80 hrs

35 TUKANG BESI 32 hrs

36 cor beton plat lantai 2,448 hrs

37 TUKANG BATU 544 hrs

38 PEKERJA 1,360 hrs

39 TUKANG BESI 544 hrs

40 cor beton berulang plat tangga 432 hrs

41 TUKANG BATU 96 hrs

42 PEKERJA 240 hrs

43 TUKANG BESI 96 hrs

44 cor berulang plat atap 576 hrs

45 TUKANG BATU 128 hrs

46 PEKERJA 320 hrs

47 TUKANG BESI 128 hrs

48 pasangan batu merah 2,016 hrs

49 TUKANG BATU 576 hrs

50 PEKERJA 1,440 hrs

51 plesteran 1,248 hrs

52 TUKANG BATU 356.57 hrs

53 PEKERJA 891.43 hrs

54 pasang railing stainles stell ramp dan tangga 144 hrs

55 TUKANG BATU 41.15 hrs

Gambar

Tabel 4.1 Data Kebutuhan dan BiayaTenaga Keja
Tabel 4.2 Aktivitas-aktivitas Pekerjaan
Tabel 4.5 Tabel Pembantu Diagram Network Planning  NOTASI
Diagram  network  planning  merupakan  penyajian  grafis  dari  suatu  proyek.  Penyajian  diagram ini hendaknya mencerminkan atau memberikan gambaran jelas tentang   proyek  yang     bersangkutan,     singkat     teratur     dan     mudah     dimengerti
+5

Referensi

Dokumen terkait

Lingkup penelitian yang akan diteliti adalah hasil belajar siswa dalam pelaksanaan pengajaran dengan menggunakan model pembelajaran Active Learning tipe Dynamics

Bila dibandingkan dengan BI Rate yang mengalami penurunan, hal tersebut tidak sesuai karena bila BI Rate menurun seharusnya bank ikut menurunkan suku bunganya.Namun

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kredit adalah suatu usaha pemberian prestasi baik berupa barang, jasa, atau uang dari suatu pihak (pemberi kredit) kepada pihak lain

Pada hasil analisa multivariat yang sudah dilakukan, didapatkan bahwa faktor yang berhubungan dengan penurunan gejala perilaku kekerasan antara lain pekerjaan, kemampuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tipe screen dalam pembuatan lapisan TiO 2 sebagai elektroda kerja pada Dye Sensitized Solar Cell (DSSC).. Pasta TiO 2

Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan teknik untuk menentukan waktu mula ( onset time ) dan arah anomali konduktifitas dari aktivitas seismogenik gempa bumi

Pada tahun 2013 program pembangunan Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sumenep lebih berorentasi pada Interen Organisasi dan pengembangan Extren Organisasi serta juga

HI : De wan komisaris berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan pada perusahaan konstruksi bangunan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode 2012 -2016.. Dewan