PEMBAHASAN
Struktur Anatomi Tangan
Struktur anatomi tangan disusun dari tulang tangan, otot tangan, sendi tangan, dan saraf tangan. Keempat panyusun anatomi tangan tersebut bersama-sama menciptakan gerakan yang dapat dilakukan oleh tangan. Tulang-tulang tangan disatukan oleh sendi, kemudian sendi dikelilingi oleh otot sehingga dapat melakukan pergerakan. Otot juga terbentang dari tulang ke tulang. Untuk lebih jelasnya, akan dilakukan pembahasan di bawah ini.
Tulang Tangan
Dalam tubuh kita terdapat bermacam-macam tulang. Menurut bentuknya, tulang dapat diklasifikasikan sebagai berikut :1
1. Ossa longa (tulang panjang)1
Ossa longa atau tulang panjang ditemukan di tungkai. Tulang panjang ini berelongasi dan memiliki bentuk silindris, serta terdiri dari diafisis dan epifisis. Tulang panjang ini berfungsi untuk menahan berat tubuh dan juga berperan dalam pergerakan tubuh. Contoh tulang panjang yaitu humerus.
2. Ossa brevia (tulang pendek)1
Ossa brevia adalah tulang yang memiliki struktur kubodial atau bujur. Tulang ini biasanya berkelompok. Ini berguna untuk memberikan kekuatan dan kekompakan pada area yang memiliki pergerakan terbatas. Contoh ossa brevia adalah tulang pergelangan tangan dan tulang pergelangan kaki.
3. Ossa plana (tulang pipih)1
Ossa plana memiliki ukuran lebar yang terbesar sehingga bentuknya mirip lempengan. Permukaan yang luas ini berguna untuk perlekatan otot dan berguna untuk memberikan perlindungan. Contoh tulang pipih adalah os parietale.
Sesuai dengan namanya, tulang ini memiliki bentuk yang tidak beraturan. Contoh tulang ini adalah os sphenoidale.
5. Tulang sesamoid1
Tulang ini berbentuk bulat dan kecil. Tulang ini masuk ke dalam formasi persendian atau bersambungan dengan kartilago, ligamen, ataupun tulang lainnya. Contoh tulang ini adalah patela.
Tulang pergelangan tangan (karpus) terbentuk dari delapan tulang karpal ireguler yang tersusun dalam dua baris. Masing-masing dari baris tersebut tersusun dari empat tulang. Barisan tersebut terbagi menjadi barisan tulang pergelangan tangan proksimal dan barisan tulang pergelangan tangan distal.2
a. Barisan tulang pergelangan tangan proksimal terdiri dari tulang-tulang sebagai berikut :2
1) Skafoid. Skafoid juga disebut navikular. Tulang ini memiliki bentuk seperti perahu.
2) Lunatum. Tulang ini memliki bentuk seperti bulan sabit.
3) Triquetrum. Tulang ini memiliki bentuk seperti segi tiga karena memliki tiga sudut.
4) Pisiforme. Tulang ini memiliki bentuk seperti kacang karena ukurannya yang kecil.
b. Barisan tulang pergelangan tangan distal terdiri dari tulang-tulang sebagai berikut :2
1) Trapezium. Tulang ini memiliki permukaan yang banyak.
2) Trapezoid. Tulang ini berukuran lebih kecil dari trapezium dan memiliki permukaan yang banyak juga.
3) Kapitatum. Tulang ini memiliki bentuk kepala tulang yang bulat dan besar.
4) Hamatum. Tulang ini berbentuk menyerupai palu.
Tulang tangan (metakarpus) tersusun dari lima tulang panjang mini yang terletak membujur pada telapak tangan. Semua tulang metakarpal memiliki bentuk yang sangat serupa. Namun tidak berlaku untuk ukuran metakarpal pertama pada ibu jari. Setiap tulang metakarpal memiliki basis proksimal yang berartikulasi dengan sebuah tulang falang atau tulang jari. Falangs juga merupakan tulang panjang mini, tiga untuk masing-masing jari dan dua untuk ibu jari. Pada tangan terdapat bagian buku jari yang menonjol yang merupakan bentuk dari kepala tulang metakarpal.2
Sendi Tangan
Pergerakan tidaklah mungkin dapat terjadi apabila tidak ada kelenturan dalam rangka tulang. Kelenturan itu dimungkinkan karena adanya persendian. Sendi yaitu suatu ruangan, tempat agar satu atau dua tulang dapat terletak saling berdekatan. Fungsi utama dari sendi adalah untuk memberikan pergerakan dan fleksibilitas dalam tubuh. Bentuk persendian ditentukan berdasarkan dari jumlah dan tipe pergerakannya, sedangkan klasifikasi sendi berdasarkan pada jumlah pergerakan yang dapat dilakukan.2,3
Menurut klasifikasinya, sendi terdiri dari :2,3
1. Sendi sinartrosis.2,3
Jenis sendi ini memiliki suatu kesinambungan, oleh karena di antara kedua ujung tulang yang bersendi terdapat suatu jaringan sehingga sendi ini tidak memungkinkan terjadi pergerakan sama sekali. Contohnya yaitu sutura tulang tengkorak.
2. Sendi amfiartrosi.2,3
(sendi bergerak terbatas). Contohnya pelvik, simfisis, dan tibia. 3. Sendi diartrosis/sinovial.2,3
Sendi ini tidak memiliki kesinambungan oleh karena di antara tulang-tulang yang bersendi terdapat suatu ruang sehingga dapat memungkinkan pergerakan
yang bebas. Di dalam ruang tersebut terdapat cairan yang disebut cairan sinovial. Contoh sendi diartrosis/sinovial yaitu siku, lutut dan pergelangan tangan. Sendi sinovial mempunyai struktur anatomi, yaitu :
a. Ball and socket joint.
Sendi ini dibentuk oleh sebuah kepala hemisfer yang masuk ke dalam cekungan berbentuk mangkuk, sehingga memungkinkan untuk membuat pergerakan ke segala arah. Sendi ini terdapat pada bahu dan pinggul. b. Hinge joints.
Sendi ini memungkinkan pergerakan hanya pada satu arah yaitu membuat pergerakan fleksi dan ekstensi. Lutut seringkali diklasifikasikan sebagai hinge joints, tetapi berputar sebaik fleksi dan ekstensi.
c. Biaxial joints.
Pergerakan biaxial joints adalah gerakan yang luwes dan lembut di pergelangan tangan.
d. Pivot joint.
Sendi pivot ini memungkinkan terjadinya putaran (rotasi). Misalnya antara radius dan ulna pada daerah siku dan antara vertebrata servikalis I dan II yang memungkinkan terjadinya gerakan memutar pada pergelangan tangan dan kepala.
Sendi diartrosis/sinovial ini dapat membuat berbagai macam gerakan, yaitu :3
a. Abduksi, yaitu menggerakkan tungkai menjauhi bagian tubuh. b. Adduksi, yaitu menggerakkan tungkai mendekati tubuh. c. Ekstensi, yaitu meluruskan tungkai pada persendian. d. Fleksi, yaitu membengkokkan tungkai pada sendi. e. Dorso-fleksi, yaitu membengkokkan tungkai pada sendi.
f. Plantar-fleksi, yaitu meluruskan pergelangan ke arah bawah.
g. Pronasi, yaitu memutar lengan atas sehingga telapak tangan berada di bawah.
h. Supinasi, yaitu memutar lengan atas sehingga telapak tangan berada di atas.
i. Eversi, yaitu memutar keluar. j. Inversi, yaitu memutar ke dalam.
k. Sirkumduksi, yaitu bergerak dalam lingkaran.
l. Internal rotasi, yaitu bergerak ke dalam pada sumbu pusat. m. Eksternal rotasi, yaitu bergerak ke luar pada sumbu pusat.
Articulatio radiocarpalis atau sendi radio-karpal adalah sendi kondiloid antara ujung bawah radius dan diskus persendian di bawah kepala ulna, yang bersama-sama membentuk permukaan konkaf (cekung) untuk menerima sisi atas dari tulang skafoid, lunatum, dan tulang-tulang triquetrum. Sendi yang terdapat di antara tulang karpalia diantaranya adalah sendi elips. Sendi elips yang terdapat di antara tulang karpalia dapat dilakukan gerakan fleksi, ekstensi, aduksi (deviasi ulna), abduksi (deviasi radius).2,4,5
Articulatio mediocarpalis adalah sendi antar ossa carpalia proximal dan ossa carpalia distalia. Os trapezium bersendi dengan os scaphoideum, os capitatum dan os hamatum bersendi dengan os lunatum dan os triquetrum. Jenis sendi ini adalah sendi engsel yang dapat melakukan gerakan fleksi dan ekstensi. 2,4,5
Articulatio carpometacarpales adalah sendi antara metacarpalia dengan ossa carpalia distalia. Sendi jenis ini yaitu sendi pelana atau articulatio sellaris dengan gerakan abduksi-adduksi, dan sendi datar atau articulatio planae.2,4,5
Articulatio metacarpophalangeae adalah sendi antara metacarpalia dengan phalanx proximalis. Articulatio metacarpophalangeae adalah sendi peluru dengan fungsi yang terbatas yang terbentuk antara sisi distal dari baris bawah ossa metacarpalia dari setiap tulang. Articulatio metacarpophalangeae dari ibu jari, yaitu sendi pelana, terbentuk antara basis
metacarpalia pertama dan trapezium. Karena ikat-ikat samping yang kuat, pada sendi ini hanya dapat dilakukan fleksi-ekstensi dan abduksi-adduksi jari.2,4,5
Articulatio interphalangeae manus proximales adalah sendi antara phalanx proximalis dengan phalanx media. Sendi interphalangeae merupakan sendi pelana dan hanya memberi gerakan fleksi dan ekstensi.2,4,5
Articulatio interphalangeae manus distales adalah sendi antara phalanx media dengan phalanx distalis. Sendi interphalangeae merupakan sendi pelana dan hanya memberi gerakan fleksi dan ekstensi.2,4,5
Pada tangan, istilah aduksi dan abduksi digunakan untuk pergerakan ke arah dan dari arah garis tengah tangan dan bukan dari garis tengah tubuh secara keseluruhan. Adduksi ibu jari adalah gerakan ibu jari ke dan melintasi telapak tangan sedangkan adduksi jari kelingking adalah gerakan kelingking ke arah ibu jari. Pada posisi anatomis, jari kelingking bergerak menjauhi garis tengah tubuh tetapi mendekati garis tengah tangan.2
Otot Tangan
Sendi-sendi di atas dapat bergerak, namun gerakan tersebut dilakukan oleh berbagai otot yang ada di sekitar sendi tersebut. Selain dapat menghasilkan gerakan, otot-otot tersebut juga terbentang dari tulang ke tulang. Otot juga berperan mempertahankan posisi tulang serta membantu kapsul sendi, selama tonus normalnya dipertahankan. Jika otot mengalami kelumpuhan dan lunglai, maka sendi-sendi yang longgar akan mudah mengalami dislokasi. Dislokasi ini biasanya terjadi pada sendi-sendi bahu yang bergerak bebas. Apabila otot lumpuh dan dalam kondisi kaku dan mengerut, sendi tidak dapat mengalami pergerakan sama sekali. Kekakuan ini juga dapat disebabkan karena adanya permukaan sendi yang menempel satu sama lain atau pada kapsul sendi akibat penyakit ataupun trauma mengenai otot.2
Otot pada tangan diantaranya yaitu musculus abductor pollicis brevis, musculus opponens pollicis, musculus flexor pollicis brevis, musculus adductor policcis, musculus palmaris brevis, musculus abductor digiti minimi, musculus flexor digiti minimi brevis, musculus opponens digiti minimi. 6
Musculus extensor digitorum communis adalah otot pada lengan bawah, berfungsi mengekstensi masing-masing jari tangan. Musculus ekstensor digitorum minimi adalah otot pada lengan bawah yang berfungsi untuk mengekstensi jari kelingking tangan. Musculus ekstensor pollicis longus adalah otot pada tangan, berfungsi mengekstensi ibu jari tangan. Musculus flexor carpi ulnaris, musculus flexor carporadialid, dan musculus palmaris longus merupakan otot pada lengan bawah, berfungsi untuk memfleksi pergelangan tangan.7
Mekanisme Kontraksi Otot
Otot yang sedang berkontraksi dapat berubah menjadi besar, memendek, dan mengeras. Tulang-tulang tempat otot melekat akan ikut bergerak karena tertarik oleh otot yang sedang berkontraksi. Adanya pergerakan tulang menyebabkan persendian ikut bergerak pula. Jadi, gerak otot tubuh kita melibatkan kerja sama dari otot, tulang, sendi, dan saraf.8
Untuk melakukan kontraksi, otot memerlukan tenaga (energi). Energi itu berasal dari energi yang disimpan di dalam sel-sel otot. Otot dalam keadaan bekerja juga dapat menghasilkan zat sisa. Zat sisa tersebut disebut asam susu (asam laktat). Asam susu ini kemudian akan dibawa oleh darah untuk nantinya dibuang ke luar tubuh. Akan tetapi, asam susu yang seharusnya dibuang tersebut juga dapat tertimbun dalam otot. Hal inilah yang sehingga menimbulkan rasa kelelahan atau pegal-pegal. Keadaan ini sering terjadi saat kita melakukan kerja berat.8
Untuk dapat menguraikan asam susu diperlukan oksigen yang cukup banyak. Penggunaan oksigen yang banyak dalam waktu singkat menyebabkan napas terngah-engah.8
Otot-otot yang sering dilatih akan berkembang atau membesar, disebut hipertropi. Contoh hipertropi yaitu otot pada binaragawan. Sebaliknya, otot yang tidak sering digunakan akan mengecil, disebut atropi.8
Otot berkontraksi jika ada rangsangan. Energi kontraksi berasal dari pemecahan adenosin trifosfat (ATP) dan kalsium. Beberapa tipe kontraksi otot yaitu :9
1. Tonik, yaitu kontraksi dari sebagian otot yang terjadi secara terus-menerus. Kontraksi ini penting untuk mempertahankan postur tubuh.
2. Isotonik, adalah kontraksi otot yang menyebabkan otot menjadi tegang, namun kontraksi tersebut tidak menyebabkan perubahan pada otot, melainkan hanya mengubah panjang otot (otot menjadi lebih pendek).
3. Isometrik. Ketegangan otot meningkat pada saat isometrik, tetapi otot mengalami perubahan menjadi lebih pendek.
4. Twich. Twich yaitu suatu reaksi sentakan (refleks) pada suatu stimulus.
5. Tetanik, adalah kontraksi yang lebih menopang daripada twich yang dihasilkan akibat dari rangkaian stimulus yang cepat.
6. Treppe, adalah kontraksi twich yang lebih kuat dalam merespons stimulus yang terjadi secara terus-menerus berulang secara konstan dan kuat.
7. Fibillation, adalah kontraksi asincronus pada setiap otot individu.
8. Konvulsi, adalah kontraksi titanik yang tidak terkoordinasi secara normal pada kelompok otot tersebut.
Mekanisme kontraksi otot terjadi dengan urutan sebagai berikut :10
1. Suatu potensial aksi berjalan pada sepanjang sebuah saraf motorik hingga ke ujungnya pada serabut otot.
2. Saraf menyekresi substansi neurotransmiter, yaitu asetilkolin dalam jumlah sedikit di setiap ujungnya.
3. Asetilkolin bekerja pada membran setempat pada membran serabut otot supaya dapat membuka banyak kanal yang bergerbang asetilkolin dengan melalui molekul-molekul yang terapung pada membran
4. Kanal bergerbang asetilkolin yang terbuka, kemuadian akan memungkinkan sejumlah besar ion natrium untuk dapat berdifusi ke bagian dalam membran serabut otot. Kemudian akan terjadi potensial aksi pada membran ini.
5. Potensial aksi yang ditimbulkan akan berjalan di sepanjang membran serabut otot dengan cara yang sama seperti saat potensial aksi berjalan di sepanjang serabut saraf.
6. Depolarisasi membran otot terjadi akibat dari adanya potensial aksi sehingga akan banyak aliran listrik mengalir melalui pusat serabut otot. Retikulum sarkoplasma melepaskan sejumlah ion kalsium yang tersimpan di dalam retikulum.
7. Terjadi kekuatan menarik antara filamen aktin dan miosin akibat dari ion-ion kalsium. Sehingga filamen tersebut bergeser satu sama lain dan menimbulkan terjadinya proses kontraksi.
8. Selama kurang dari satu detik ion kalsium dipompa kembali ke dalam retikulum sarkoplasma oleh pompa membran Ca++, dan ion-ion ini tetap tersimpan di
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat diketahui bahwa struktur tangan yang terdiri dari tulang tangan, sendi tangan, otot tangan, dan saraf tangan bersama-sama menciptakan gerakan yang dapat dilakukan oleh tangan. Selain itu, untuk dapat menciptakan suatu pergerakan, juga diperlukan kontraksi otot. Hal itu terjadi karena untuk dapat terjadinya suatu pergerakan harus diawali dengan adanya kontraksi otot.
DAFTAR PUSTAKA
1. Slonae, Ethel. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta ; EGC. 2003. h 96-97. 2. Watson, Roger. Anatomi dan Fisiologi untuk Perawat. Jakarta ; EGC. 2002. h 93-94,
170-172, 181-5.
3. Suratun, Heryati, Santa Manurung, Een Raenah. Klien Gangguan Sistem Muskuloskeletal Seri Asuhan Keperawatan. Jakarta ; EGC. 2008. h 9-11.
4. Putz, Reinhard, Reinhard Pabst. Sobotta Atlas Anatomi Manusia. Jakarta ; EGC. 2007. h 158.
5. Putz, Reinhard, Reinhard Pabst. Sobotta Tabel Otot, Sendi, dan Saraf. Jakarta ; EGC. 2007. h 36.
6. Gibson, John. Fisiolgi dan Anatomi Modern untuk Perawat. Jakarta ; EGC. 2003. h 82.
7. Gendo, Udayana. Teori Dasar Kedokteran Tradisional Cina. Yogyakarta ; Kanisius. 2009. h 161.
8. Suratun, Heryati, Santa Manurung, Een Raenah. Klien Gangguan Sistem Muskuloskeletal Seri Asuhan Keperawatan. Jakarta ; EGC. 2008. h 13.
9. Saktiyono. IPA Biologi SMP dan MTs Jilid 2. Jakarta ; Esis. 2009. h 52.