MAKALAH KONSEP DASAR ANATOMI DAN FISIOLOGI
Disusun Oleh : KELOMPOK 1
KELAS ALIH JENJANG VIIA
Agus Trisia PO 62242230997
Ayu lestari PO62242231000
Anita Fransiska.S PO62242230998
Dalsy Tiwun PO62242231001
Dewi Ramayanti PO62242231003
Dwi Nurjanah PO62242231004
Elita Susanti PO62242231006
Farida PO62242231009
Fatimah PO62242231010
Lella Conthesa PO62242231012
Mia Tri Rahmaniati PO62242231014
Mukiyah PO62242231015
Raudah PO62242231019
Rifha khairul gaverin PO62242231020
Riska PO62242231021
Siti Aisyah PO62242231025
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES KEMENKES PALANGKA RAYA
PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN JURUSAN KEBIDANAN
TAHUN 2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segenap limpahan rahmat dan karuniaNya sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini dengan judul “Konsep Dasar Anatomi dan Fisiologi” dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Anatomi Fisiologi. Dalam makalah Konsep Konsep Dasar Anatomi dan Fisiologi ini membahas tentang Konsep dasar dan Fungsi Sistem Muskulosletal
Pada kesempatan ini kami tidak lupa untuk menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan moral dan spiritual langsung maupun tidak langsung dalam menyelesaikan tugas ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan tugas ini masih jauh dari kategori sempurna, oleh karena itu kami dengan hati dan tangan terbuka mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan tugas yang akan datang.
Akhirnya, kami selaku penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Palangkaraya, 18 Februari 2024
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL...i
KATA PENGANTAR...ii
DAFTAR ISI...iii
BAB I PENDAHULUAN...1
A. Latar Belakang...1
B. Rumusan Masalah...2
C. Tujuan...2
BAB II PEMBAHASAN...3
A. Konsep Dasar Anatomi dan Fisiologi...3
B. Organisasi Anatomi dan Sistem Muskulosletal...6
C. Anatomi dan Fungsi Rangka aksial...10
D. Anatomi dan fungsi rangka apendikuler...13
BAB III PENUTUP ...18 DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anatomi dan Fisiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur tubuh beserta fungsinya. Kata anatomy berasal dari bahasa Yunani (Greek) yang diartikan sebagai “membuka suatu potongan”. Anatomi adalah suatu ilmu yang mempelajari bagian dalam (internal) dan luar (external) dari struktur tubuh manusia dan hubungan fisiknya dengan bagian tubuh lainnya. anatomi secara harfiah juga diterjemahkan pada Bahasa Latin, dari susunan kata “Ana” adalah bagian atau memisahkan, dan “Tomi”
adalah irisan atau potongan. Sehingga anatomi dapat juga dimaknai sebagai ilmu yang mempelajari bentuk dan susunan tubuh baik secara keseluruhan maupun bagian-bagian serta hubungan alat tubuh yang satu dengan lainnya (Heni Puji, 2022).
Tubuh manusia terdiri dari berbagai sistem, diantaranya adalah sistem rangka, sistem pencernaan, sistem peredaran darah, sistem pernafasan, sistem syaraf, sistem penginderaan, sistem otot, dll. Sistem-sistem tersebut saling terkait antara satu dengan yang lainnya dan berperan dalam menyokong kehidupan manusia. Akan tetapi dalam ergonomi, sistem yang paling berpengaruh adalah sistem otot, sistem rangka, dan sistem syaraf.
Ketiga sistem ini sangat berpengaruh dalam ergonomi karena manusia yang memegang peran sebagai pusat dalam ilmu ergonomi/ person centered ergonomics (Heni Puji, 2022).
Salah satu ciri mahluk hidup atau organisme adalah bergerak. Manusia yang merupakan bagian dari mahluk hidup juga melakukan gerakan dalam menjalankan aktivitasnya. Dalam melakukan pergerakan, seseorang membutuhkan tulang dan otot untuk bergerak. Tulang tidak dapat bergerak sendiri apa bila tidak digerakkan oleh otot. Gerakan adalah hasil interaksi antar tulang, otot dan persendian tulang. Dari ketiga unsur tersebut digabungkan menjadi sistem rangka. Kerangka manusia tersusun atas tulang-tulang baik tulang yang panjang maupun tulang yang pendek.
Tulang-tulang tersebut membentuk rangka dalam (endoskeleton) (Heni Puji, 2022).
Endoskeleton terbagi atas dua bagian yaitu rangka sumbu (aksial) dan rangka anggota apendikular. Rangka aksial meliputi tengkorak, tulang belakang, tulang dada dan tulang rusuk. Sedangkan rangka anggota meliputi gelang bahu, gelang pinggul dengan rangka anggota dalam.
Sistem rangka merupakan suatu sistem yang dibangun oleh struktur- struktur keras dari tubuh yang sifatnya menyokong dan melindungi.
Sistem ini meliputi eksoskeleton, dan endoskeleton. Sistem rangka adalah suatu sistem organ yang memberikan dukungan fisik pada makhluk hidup.
Sistem rangka umumnya dibagi menjadi tiga tipe: eksternal, internal, dan basis cairan (rangka hidrostatik), walaupun sistem rangka hidrostatik dapat pula dikelompokkan secara terpisah dari dua jenis lainnya karena tidak adanya struktur penunjang (Rohmah, 2021).
Adapun hal yang melatar belakangi sehingga makalah ini dibuat adalah untuk mengetahui lebih jelas mengenai kerangka tubuh pada manusia beserta bagian-bagiannya dan fungsinya.
B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana Konsep dasar anatomi dan fisiologi ?
b. Bagaimana Organisasi dan fungsi sistem muskulosletal ? c. Bagaimana Anatomi dan fungsi rangka aksial ?
d. Bagaimana Anatomi dan fungsi rangka apendikuler ? C. Tujuan
a. Untuk mengetahui Konsep dasar anatomi dan fisiologi
b. Untuk mengetahui Organisasi dan fungsi sistem muskulosletal c. Untuk mengetahui Anatomi dan fungsi rangka aksial
d. Untuk mengetahui Anatomi dan fungsi rangka apendikuler
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep dasar anatomi dan fisiologi 1. Pengertian anatomi dan fisiologi
Anatomi berasal dari bahasa yunani yang terdiri dari ana yang artinya memisah misahkan atau mengurai dan tomos artinya memotong motong.adalah suatu ilmu yang mempelajari atau membahas tentang bentuk dan rangka pada tubuh manusia. Dengan kata lain bahwa anatomi merupakan ilmu yang mempelajari susunan struktur tubuh manusia baik dari dalam (internal) maupun dari luar (Rohmah, 2021).
Fisiologi adalah ilmu yang mempelajari dan membahas tentang fungsi organisme serta pengaturan pada tubuh manusia. Dengan kata lain bahwa fisiologi merupakan ilmu yang mempelajari fungsi atau kerja organisme tubuh manusia baik secara mekanis fisik maupun biokimia dalam keadaan normal (Rohmah, 2021).
Anatomi fisiologi adalah ilmu yang mempelajari susunan struktur dan fungsi organisme tubuh manusia baik dari dalam (internal) maupun dari luar (eksternal) dalam keadaan normal (Rohmah, 2021).
2. Klasifikasi Anatomi
a. Anatomi makroskopis : mempelajari susunan tiap alat tubuh dengan jalan memotong dan memisahkan bagian bagian tubuh.
b. Anatomi mikroskopis : mempelajari tentang susunan tiap alat tubuh dengan menggunakan kaca pembesar atau mikroskop.
c. Anatomi sistemik: mempelajari tentang fungsi dari sistem dan jaringan pada susunan tiap alat tubuh .
d. Anatomi regional : mempelajari tentang letak alat-alat tubuh satu dengan yang lainnya yang berguna untuk melakukan pembedahan.
e. Anatomi perkembangan (embriologi) : mempelajari tentang perubahan yang terdapat pada sel dari mulai kehamilan sampai anak lahir.
f. Anatomi permukaan : mempelajari tentang letak alat-alat dalam tubuh yang diprojeksikan ke permukaan tubuh.
g. Anatomi perbandingan: mempelajari tentang persamaan dan perbedaan antara susunan tubuh manusia dan makhluk yang lebih rendah (binatang).
h. Anatomi radiologi : mempelajari tentang ukuran tubuh manusia yang berbeda antara satu bangsa dengan bangsa lain .
3. Bidang Anatomi
a. Bidang koronal : bidang yang sejajar dengan membagi tubuh menjadi dua bagian yaitu depan (ventral) dan belakang.
b. Bidang sagital : bidang yang sejajar dengan bidang yang membagi tubuh menjadi 2 bagian yaitu kanan dan kiri.
c. Bidang median: bidang yang sejajar dan membagi tubuh menjadi bagian kanan (dextra) dan kiri (sinistra).
d. Bidang horizontal: bidang yang membagi tubuh menjadi bagian atas (superior) dan bawah (inferior).
Gambar 2.1 Bidang Anatomi (Sarpini, 2021) 4. Gerakan Anatomi
a. Fleksi dan ekstensi
Fleksi : gerak menekuk atau membengkokkan Ekstensi : gerak meluruskan
Gambar 2.2 Fleksi dan Ekstensi (Sarpini, 2021)
b. Adduksi dan Abduksi
Adduksi : Gerak mendekati tubuh.
Abduksi : gerak menjauhi tubuh
Gambar 2.3. Adduksi dan Abduksi (Sarpini, 2021)
c. Elevasi dan Depresi
Evalasi : Gerakan mengangkat.
Depresi : gerakan menurunkan
Gambar 2.4. Adduksi dan Abduksi (Sarpini, 2021)
d. Inversi dan Eversi
Inversi : Gerak memiringkan telapak kaki kedalam tubuh.
Eversi : gerak memiringkan keluar
Gambar 2.5. Inversi dan Eversi (Sarpini, 2021)
e. Supinasi dan pronasi
Supinasi : gerak menengadah tangan.
Pronasi : gerak menelungkupkan tangan
Gambar 2.6. Supinasi dan Pronasi (Sarpini, 2021)
B. Organisasi dan Sistem muskulosletal
1. Tingkatan Organisasi pada tubuh manusia
Tingkatan organisasi pada tubuh manusia berdasarkan kajian mikroskopik ke makroskopik anatomi adalah sebagai berikut :
a. Tingkat kimia atau molekul, dibentuk oleh atom yang merupakan unit sangat terkecil membentuk molekul-molekul dengan ukuran sangat kompleks. Contoh: molekul kompleks protein.
b. Tingkat seluler, interaksi dari molekul-mlekul yang membentuk organelle tertentu yang akan membentuk sebuah sel.
c. Tingkat jaringan, kumpulan dari sel-sel tersebut akan membentuk suatu jaringan. Contoh: jaringan otot.
d. Tingkat organ, merupakan kumpulan dari beberapa jaringan yang menyusun suatu organ. Contoh: jantung.
e. Tingkat sistem organ, merupakan interaksi dari satu organ dengan organ yang lainnya sehingga menyusun sistem organ. Contoh: sistem pencernaan.
f. Tingkat organisme, merupakan kesatuan seluruh sistem organ pada manusia yang akan mempertahankan kehidupan dan kesehatan.
(Oktama, Ardiya, 2022) 2. Sistem Muskulosletal
a. Pengertian sistem muskulosletal
Sistem muskuloskeletal terdiri dari kata muskulo yang berarti otot dan kata skeletal yang berarti tulang. Muskulo atau muskular adalah jaringan otot- otot tubuh. Ilmu yang mempelajari tentang muskulo atau jaringan otot-otot tubuh adalah myologi. Skeletal atau osteo adalah tulang kerangka tubuh, yang terdiri dari tulang dan sendi. Ilmu yang mempelajari tentang skeletal atau osteo tubuh adalah osteology.
rangka( skeletal) adalah rangkaian tulang pada tubuh yang terdiri dari sendi, tulang rawan (cartilago) sebagai tempat melekatnya otot sehingga dapat mempertahankan rangka manusia dan posisi tubuh.
Rangka tulang: terdiri dari jaringan ikat yang kaku dan keras (jaringan penyokong) yang terdiri dari mineral, zat perekat dan zat kapur (Oktama, Ardiya, 2022).
b. Sistem muskuler (otot) dan skeletal (rangka/tulang) 1) Sistem muskuler
a) Otot
Semua sel-sel otot mempunyai kekhususan yaitu untuk berkontraksi. Terdapat lebih dari 600 buah otot pada tubuh manusia.
Sebagian besar otot-otot tersebut dilekatkan pada tulang- tulang kerangka tubuh oleh tendon, dan sebagian kecil ada yang melekat di bawah permukaan kulit. Sistem muskuler terdiri dari otot, tendon dan ligamen (Septiani, 2022).
b) Fungsi Sistem Muskuler
Adapun fungsi sistem muskuler/otot meliputi hal berikut ini :
 Pergerakan. Otot menghasilkan gerakan pada tulang tempat otot tersebut melekat dan bergerak dalam bagian organ internal tubuh.
 Penopang tubuh dan mempertahankan postur. Otot menopang rangka dan mempertahankan tubuh saat berada dalam posisi berdiri atau saat duduk terhadap gaya gravitasi.
 Produksi panas. Kontraksi otot-otot secara metabolis menghasilkan panas untuk mepertahankan suhu tubuh normal.
c) Ciri-ciri Sistem Muskuler
Sistem muskuler memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
 Kontrakstilitas. Serabut otot berkontraksi dan menegang, yang dapat atau tidak melibatkan pemendekan otot.
 Eksitabilitas. Serabut otot akan merespons dengan kuat jika distimulasi oleh impuls saraf.
 Ekstensibilitas. Serabut otot memiliki kemampuan untuk menegang melebihi panjang otot saat rileks.
 Elastisitas. Serabut otot dapat kembali ke ukuran semula setelah berkontraksi atau meregang.
d) Jenis-jenis Otot
Otot dibedakan menjadi otot rangka, otot polos, dan otot jantung.
 Otot Rangka : Otot rangka, merupakan otot lurik, volunter, dan melekat pada rangka. Karakteristik otot rangka sebagai berikut.
 Otot Polos merupakan otot tidak berlurik dan involunter. Jenis otot ini dapat ditemukan pada dinding berongga seperti kandung kemih dan uterus, serta pada dinding tuba seperti pada sistem respiratorik, pencernaan, reproduksi, urinarius, dan sistem sirkulasi darah.
 Otot jantung mempunyai sifat bekerja terus-menerus setiap saat tanpa henti, tapi otot jantung juga mempunyai masa istirahat, yaitu setiap kali berdenyut. Struktur mikroskopis otot jantung mirip dengan otot skelet. Memilki banyak inti sel yang terletak
di tepi agak ke tengah. Panjang sel berkisar antara 85-100 mikron dan diameternya sekitar 15 mikron.
Gambar 2.7 Tiga Jenis Otot
2) Sistem Skletal
a) Sistem rangka adalah bagian tubuh yang terdiri dari tulang, sendi, dan tulang rawan (kartilago) sebagai tempat menempelnya otot dan memungkinkan tubuh untuk mempertahankan sikap dan posisi.
Tulang sebagai alat gerak pasif karena hanya mengikuti kendali otot. Akan tetapi tulang tetap mempunyai peranan penting karena gerak tidak akan terjadi tanpa tulang. Tubuh kita memiliki 206 tulang yang membentuk rangka (Septiani, 2022).
b) Fungsi dari sistem skeletal/rangka adalah:
 Penyangga berdirinya tubuh, tempat melekatnya ligamen- ligamen, otot, jaringan lunak dan organ. Membentuk kerangka yang berfungsi untuk menyangga tubuh dan otot-otot yang melekat pada tulang.Penyimpanan mineral (kalsium dan fosfat) dan lipid (yellow marrow) atau hemopoesis.
 Produksi sel darah (red marrow).
 Pelindung yaitu membentuk rongga melindungi organ yang halus dan lunak, serta memproteksi organ-organ internal dari trauma mekanis.
 Penggerak yaitu dapat mengubah arah dan kekuatan otot rangka saat bergerak karena adanya persendian.
c) Klasifikasi tulang
Jaringan tulang berdasarkan jaringan penyusun dan sifat-sifat fisiknya dibedakan menjadi tulang rawan dan tulang sejati (Septiani, 2022).
 Tulang rawan (kartilago) terdiri dari 3 macam yaitu : Tulang rawan hyalin, bersifat kuat dan elastis terdapat pada ujung tulang pipa; Tulang rawan fibrosa yaitu memperdalam rongga dari cawan-cawan (tulang panggul) dan rongga glenoid dari scapula;
Tulang rawan elastik yaitu terdapat dalam daun telinga, epiglottis, dan faring.
 Tulang Sejati (osteon) bersifat keras dan berfungsi menyusun berbagai sistem rangka. Permukaan luar tulang dilapisi selubung fibrosa (periosteum). Lapis tipis jaringan ikat (endosteum) melapisi rongga sumsum dan meluas ke dalam kanalikuli tulang kompak.
d) Sel Penyusun Tulang
Tulang tersusun oleh sel osteobast, osteosit, dan osteoclast.
 Osteobast, merupakan sel tulang muda yang menghasilkan jaringan osteosit dan mengkresikan fosfatase dalam pengendapan kalsium dan fosfat ke dalam matriks tulang.
 Osteosit, yaitu sel- sel tulang dewasa yang bertindak sebagai lintasan untuk pertukaran kimiawi melaui tulang yang padat.
 Osteoclast, yaitu sel-sel yang dapat mengabsorbsi mineral dan matriks tulang.
C. Anatomi dan Fungsi rangka aksial
Rangka Aksial Terdiri atas sekelompok tulang yang menyusun poros tubuh dan memberikan dukungan dan perlindungan pada organ di kepala, leher dan badan (Sumarmin, 2021) . Macam-macam rangka aksial yaitu:
1. Tengkorak
berfungsi melindungi otak. Hubungan tulang yang terdapat pada tempurung kepala bersifat suture, yaitu tidak dapat digerakkan. Dibagi menjadi 2:
a. 8 tulang kranium :
1) 1 tulang oksipital ( tulang Kepala Belakang) 2) 2 tulang parietal (tulang ubun-ubun)
3) 1 tulang frontal (tulang dahi) 4) 2 tulang temporal (tulang pelipis) 5) 1 tulang etmoid (tulang tapis) 6) 1 tulang sfenoid (tulang Baji b. 14 tulang wajah:
1) Bagian rahang:
2 Os maksila (tulang rahang atas) 1 Os mandibula (tulang Rahang bawah) 2 Os zigomatikum (tulang pipi)
2 Os palatum (tulang Langit-langit) 2) Bagian Hidung:
3) 2 Os nasale (tulang Hidung) 4) 1 Os vomer (sekat rongga hidung) 5) 2 Os lakrimalis (tulang mata)
6) 2 Os konka nasal (tulang karang hidung)
Gambar 2.8 rangka kepala 2. Tulang Hioid
Hioid merupakan tulang yang berbentuk huruf U, terdapat di antara laring dan mandibula. Hioid berfungsi sebagai tempat pelekatan
beberapa otot mulut dan lidah. Jumlah tulang hioid hanya 1 pada setiap manusia.
Gambar 2.9 Tulang Hioid 3. Tulang Belakang
Pada tulang belakang terjadi pelengkungan – pelengkungan yang berfungsi untuk menyangga berat dan memungkinkan manusia melakukan berbagai jenis posisi dan gerakar misalnya berdiri, duduk, atau berlari.
Gambar 2.10 Tulang belakang
4. Tulang dada dan tulang rusuk
Tulang dada dan tulang rusuk bersamaan membentuk perisai pelindung bagi organ-organ penting yang terdapat di dada, yaitu paru-paru dan jantung. Tulang rusuk juga berhubungan dengan tulang belakang.
Gambar 2.11 Tulang dada atau tulang rusuk
D. Anatomi dan Fungsi rangka apendikuler
Rangka apendikular Tersusun atas tulang tulang yang merupakan tambahan dari rangka aksial (Sumarmin, 2021) . rangka apendikuler terdiri dari :
1. Anggota gerak atas
Tulang penyusun anggota gerak atas tersusun atas:
a. Humerus / tulang lengan atas. Termasuk kelompok tulang panjang /pipa, ujung atasnya besar, halus, dan dikelilingi oleh tulang belikat. pada bagian bawah memiliki dua lekukan merupakan tempat melekatnya tulang radius dan ulna
b. Radius dan ulna / pengumpil dan hasta. Tulang ulna berukuran lebih besar dibandingkan radius, dan melekat dengan kuat di humerus.
Tulang radius memiliki kontribusi yang besar untuk gerakan lengan bawah dibandingkan ulna.
c. Karpal / pergelangan tangan. tersusun atas 8 buah tulang yang saling dihubungkan oleh ligament
d. Metakarpal / telapak tangan. Tersusun atas lima buah tangan. Pada bagian atas berhubungan dengan tulang pergelangan tangan, sedangkan bagian bawah berhubungan dengan tulang-tulang jari (palanges)
e. Palanges (tulang jari-jari). tersusun atas 14 buah tulang. Setiap jari tersusun atas tiga buah tulang, kecuali ibu jari yang hanya tersusun atas 2 buah tulang.
Gambar 2.12 Anggota gerak atas (Sumarmin, 2021)
2. Anggota gerak bawah
Tulang anggota gerak bawah disusun oleh tulang:
a. Femur / tulang paha. Termasuk kelompok tulang panjang, terletak mulai dari gelang panggul sampai ke lutut.
b. Tibia dan fibula / tulang kering dan tulang betis. Bagian pangkal berhubungan dengan lutut bagian ujung berhubungan dengan pergelangan kaki. Ukuran tulang kering lebih besar dinandingkan tulang betis karena berfungsi untuk menahan beban atau berat tubuh. Tulang betis merupakan tempat melekatnya beberapa otot
c. Patela / tempurung lutut. terletak antara femur dengan tibia, bentuk segitiga. patela berfungsi melindungi sendi lutut, dan memberikan kekuatan pada tendon yang membentuk lutut
d. Tarsal / Tulang pergelangan kaki. Termasuk tulang pendek, dan tersusun atas 8 tulang dengan salah satunya adalah tulang tumit.
e. Metatarsal / Tulang telapak kaki. Tersusun atas 5 buah tulang yang tersesun mendatar.
f. Palanges / tulang jari-jari tangan. Setiap jari tersusun atas 3 tulang kecuali tulang ibu jari atas 14 tulang.
Gambar 2.13 Anggota gerak bawah (Sumarmin, 2021)
3. Gelang bahu
a. Tulang gelang bahu (klavikula dan scapula / belikat dan selangka) b. Tulang selangka berbentuk seperti huruf "S", berhubungan dengan
tulang lengan atas (humerus) untuk membentuk persendian yang menghasilkan gerakan lebih bebas, ujung yang satu berhubungan dengan tulang dada sedangkan ujung lainnya berhubungan dengan tulang belikat.
c. Tulang belikat (skapula) berukuran besar, bentuk segitiga dan pipih, terletak pada bagian belakang dari tulang rusuk. Fungsi utama dari gelang bahu adalah tempat melekatnya sejumlah otot yang memungkinkan terjadinya gerakan pada sendi.
Gambar 2.14 Gelang bahu (Sumarmin, 2021) 4. Gelang panggung
Tulang gelang panggul terdiri atas dua buah tulang pinggung. Pada anak anak tulang pinggul ini terpisah terdiri atas tiga buah tulang yaitu illium (bagian atas), tulang ischiun (bagian bawah) dan tulang pubis (bagian tengah). Dibagian belakang dari gelang panggul terdapat tulang sakrum yang merupakan bagian dari ruas-ruas tulang belakang.
Pada bagian depan terdapat simfisis pubis merupakan jaringan ikat yang menghubungkan kedua tulang pubis. Fungsi gelang panggung terutama untuk mendukung berat badan bersama-sama dengan ruas tulang belakang. melindungi dan mendukung organ-organ bawah, seperti kandung kemih, organ reproduksi, dan sebagai tempat tumbuh kembangnya janin.
Gambar 2.15 Gelang panggul
BAB III PENUTUP
Dari pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa anatomi fisiologi manusia adalah ilmu yang mempelajari susunan struktur dan fungsi organisme tubuh manusia baik dari dalam (internal) maupun dari luar (eksternal) dalam keadaan normal.
Rangka penyusun tubuh manusia terdiri dari dua bagian yakni rangka aksial dan rangka apendikular. Rangka aksial merupakan sekelompok tulang yang menyusun poros tubuh dan memberikan dukungan dan perlindungan pada organ di kepala, leher dan badan.
Sedangkan rangka apendikular merupakan rangka yang menyusun alat gerak, yaitu tangan dan kaki yang dibedakan atas rangka bagian atas dan rangka bagian bawah. Rangka Aksial terdiri atas tengkorak, tulang Belakang, hyoid, tulang dada dan tulang rusuk. Rangka Apendikuler terdiri atas tulang selangka, tulang belikat, tulang pangkal lengan, Pengumpil, hasta, tangan dan kaki.
DAFTAR PUSTAKA
Heni Puji, W. (2022) ‘Konsep dasar Anatomi Fisiologi’, journal midwife, 12(3), pp. 90–120.
Oktama, Ardiya, T.I.W. (2022) ‘Anatomi dan Fisiologi Sistem Muskuloskeletal’, Faculty of medicine, 20(32), pp. 7–45. Available at:
http://eprints.undip.ac.id/57594/.
Rohmah, M.K. (2021) Pengertian Anatomi Fisiologi Manusia.
Sarpini, R. (2021) Anatomi dan Fisiologi Tubuh Manusia Untuk Paramedis, Edisi Revisi. Available at:
http://r2kn.litbang.kemkes.go.id:8080/handle/123456789/75009.
Septiani, H. (2022) ‘Fungsi sistem muskulosletal’, Journal of Education Research, 2(1), p. 45.
Sumarmin, D.R.M.S. (2021) ‘Rangka Aksial dan Apindekuler’, Journal of Healthcare Technology and Medicine, 23(19), pp. 1–13.