• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lp Kdp Kebutuhan Aktivitas Dan Latihan (Muscle)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Lp Kdp Kebutuhan Aktivitas Dan Latihan (Muscle)"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PENDAHULUAN AKTIVITAS DAN LATIHAN PADA

LAPORAN PENDAHULUAN AKTIVITAS DAN LATIHAN PADA

PASIEN DENGAN POST OP.

PASIEN DENGAN POST OP.

 S

 S E

E C

C TI

TIO C

O C A

A E

E S

S A

A R

R E

E A

A

DI RUANG PERAWATAN GARUDA 4

DI RUANG PERAWATAN GARUDA 4

RS. SARI MULIA BANJARMASIN

RS. SARI MULIA BANJARMASIN

Oleh Oleh Chumaira Anindayudina Chumaira Anindayudina NIM: 18NS244 NIM: 18NS244

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SARI MULIA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SARI MULIA

2018

2018

(2)

A. Anatomi dan Fisiologi Sistem Muskuluskeletal

 Anatomi fisiologi menurut Alimul (2009) yaitu;

Muskuloskeletal terdiri dari kata Muskulo yang berarti otot dan kata Skeletal yang berarti tulang.

1. Otot ( Muskulus / Muscle )

Otot merupakan organ tubuh yang mempunyai kemampuan mengubah energi kimia menjadi energi mekanik/gerak sehingga dapat berkontraksi untuk menggerakkan rangka, sebagai respons tubuh terhadap perubahan lingkungan. Otot disebut alat gerak aktif karena mampu berkontraksi, sehingga mampu menggerakan tulang. Semua sel-sel otot mempunyai kekhususan yaitu untuk berkontraksi.

a. Fungsi Sistem Otot 1) Pergerakan

2) Penopang tubuh dan mempertahankan postur 3) Produksi panas

b. Jenis-Jenis Otot

(3)

a) Otot Rangka (Otot Lurik) Otot rangka merupakan otot lurik, volunter (secara sadar atas perintah dari otak), dan melekat pada rangka, misalnya yang terdapat pada otot paha, otot betis, otot dada. Kontraksinya sangat cepat dan kuat.

b) Otot Polos Otot polos merupakan otot tidak berlurik dan involunter (bekerja secara tak sadar). Jenis otot ini dapat ditemukan pada dinding berongga seperti kandung kemih dan uterus, serta pada dinding tuba, seperti pada sistem respiratorik, pencernaan, reproduksi, urinarius, dan sistem sirkulasi darah. Kontraksinya kuat dan lamban.

c) Otot Jantung Otot Jantung juga otot serat lintang involunter, mempunyai struktur yang sama dengan otot lurik. Otot ini hanya terdapat pada jantung. Bekerja terus-menerus setiap saat tanpa henti, tapi otot jantung juga mempunyai masa istirahat, yaitu setiap kali berdenyut.

2) Berdasarkan gerakannya dibedakan menjadi :

a) Otot Antagonis, yaitu hubungan antarotot yang cara kerjanya

bertolak belakang/tidak searah, menimbulkan gerak

berlawanan.

b) Otot Sinergis, yaitu hubungan antar otot yang cara kerjanya saling mendukung/bekerjasama, menimbulkan gerakan searah. Contohnya pronator teres dan pronator kuadrus.

c. Mekanisme Kontraksi Otot

Dari hasil penelitian dan pengamatan dengan mikroskop elektron dan difraksi sinar X, Hansen dan Huxly (1995) mengemukakan teori kontraksi otot yang disebut model Sliding Filamens. Model ini menyatakan bahwa kontraksi terjadi berdasarkan adanya dua set filamen didalam sel otot kontraktil yang berupa filamen aktin dan miosin. Ketika otot berkontraksi, aktin dan miosin bertautan dan saling menggelincir satu sama lain, sehingga sarkomer pun juga memendek. Dalam otot terdapat zat yang sangat peka terhadap rangsang disebut asetilkolin. Otot yang terangsang menyebabkan asetilkolin terurai

(4)

membentuk miogen yang merangsang pembentukan aktomiosin. Hal ini menyebabkan otot berkontraksi sehingga otot yang melekat pada tulang bergerak.

2. Rangka (skeletal)

Sistem rangka adalah bagian tubuh yang terdiri dari tulang, sendi, dan tulang rawan (kartilago) sebagai tempat menempelnya otot dan memungkinkan tubuh untuk mempertahankan sikap dan posisi. Tulang sebagai alat gerak pasif karena hanya mengikuti kendali otot. Akan tetapi tulang tetap mempunyai peranan penting karena gerak tidak akan terjadi tanpa tulang.

a. Fungsi Rangka

1) Penyangga; berdirinya tubuh, tempat melekatnya ligamen-ligamen, otot, jaringan lunak dan organ.

2) Penyimpanan mineral (kalsium dan fosfat) dan lipid (yellow marrow) 3) Produksi sel darah (red marrow)

4) Pelindung; membentuk rongga melindungi organ yang halus dan lunak.

5) Penggerak; dapat mengubah arah dan kekuatan otot rangka saat bergerak karena adanya persendian.

b. Jenis Tulang

1) Berdasarkan jaringan penyusun dan sifat-sifat fisiknya, yaitu: Tulang Rawan (kartilago)

a) Tulang Rawan Hyalin: kuat dan elastis terdapat pada ujung tulang pipa.

b) Tulang Rawan Fibrosa: memperdalam rongga dari cawan-cawan (tl. Panggul) dan rongga glenoid dari skapula.

c) Tulang Rawan Elastik: terdapat dalam daun telinga, epiglotis dan faring.

Tulang Sejati (osteon)

Tulang bersifat keras dan berfungsi menyusun berbagai sistem rangka. Permukaan luar tulang dilapisi selubung fibrosa (periosteum). Lapis tipis jaringan ikat (endosteum) melapisi rongga sumsum dan meluas ke dalam kanalikuli tulang kompak.

(5)

2) Berdasarkan matriksnya, yaitu:

a) Tulang kompak, yaitu tulang dengan matriks yang padat dan rapat. b) Tulang Spons, yaitu tulang dengan matriksnya berongga.

3) Berdasarkan bentuknya, yaitu:

a) Ossa longa (tulang pipa/panjang), yaitu tulang yang ukuran panjangnya terbesar. Contohnya os humerus dan os femur.

b) Ossa brevia (tulang pendek), yaitu tulang yang ukurannya pendek. Contohnya tulang yang terdapat pada pangkal kaki, pangkal lengan, dan ruas-ruas tulang belakang.

c) Ossa plana (tulang pipih), yaitu tulang yang ukurannya lebar. Contohnya os scapula (tengkorak), tulang belikat, tulang rusuk.

d) Ossa irregular (tulang tak beraturan), yaitu tulang dengan bentuk yang tak tentu. Contohnya os vertebrae (tulang belakang).

e) Ossa pneumatica (tulang berongga udara). Contohnya os maxilla. c. Organisasi Sistem Rangka Sistem skeletal dibentuk oleh 206 buah

tulang yang membentuk suatu kerangka tubuh. Rangka digolongkan kedalam tiga bagian sebagai berikut.

1) Rangka Aksial Rangka Aksial terdiri dari 80 tulang yang membentuk aksis panjang tubuh dan melindungi organ-organ pada kepala, leher, dan dada.

a) Tengkorak (cranium), yaitu tulang yang tersusun dari 22 tulang; 8 tulang kranial dan 14 tulang fasial.

b) Tulang Pendengaran (Auditory) terdiri dari 6 buah

c) Tulang Hioid, yaitu tulang yang berbentuk huruf U, terdapat diantara laring dan mandibula, berfungsi sebagai pelekatan beberapa otot mulut dan lidah 1 buah

d) Tulang Belakang (vertebra), berfungsi menyangga berat tubuh dan memungkinkan manusia melakukan berbagai macam posisi dan gerakan, misalnya berdiri, duduk, atau berlari. Tulang belakang

berjumlah 26 buah

e) Tulang Iga/Rusuk (costae), yaitu tulang yang bersama-sama dengan tulang dada membentuk perisai pelindung bagi organ-organ penting yang terdapat di dada, seperti paru-paru dan

(6)

 jantung. Tulang rusuk juga berhubungan dengan tulang belakang, berjumlah 12 ruas

2) Rangka Apendikular Rangka apendikuler merupakan rangka yang tersusun dari tulang-tulang bahu, tulang panggul, dan tulang anggota gerak atas dan bawah terdiri atas 126 tulang. Secara umum rangka apendikular menyusun alat gerak, tangan dan kaki. Tulang rangka apendikular dibagi kedalam 2 bagian yaitu ekstrimitas atas dan ekstrimitas bawah

B. Definisi

 Aktivitas adalah suatu energi atau keadaan bergerak dimana manusia memerlukan itu untuk memenuhi kebutuhan hidup. Salah satu tanda kesehatan adalah adanya kemampuan seseorang melakukan aktivitas seperti berdiri, berjalan dan bekerja. Kemampuan aktivitas seseorang tidak terlepas dari keadekuatan sistem persarafan dan musculoskeletal (Heriana, 2014)

C. Fisiologi Perubahan Fungsi Menurut Hidayat (2014):

1) Tulang skeleton memberikan kerangka kerja untuk gerak. Tulang yang rapuh memiliki kerangka kerja yang buruk dan dapat memburuk kapan saja dan selanjutnya dapat menghalangi gerak.

2) Sendi synovial paling banyak mendukung aktivitas serta ada pula ligament yang merupakan kumpulan jaringan serabut fleksibel yang menghubungkan tulang satu dengan tulang lainnya, ligament yangrobek dapat menghambat stabilitas sendi dan akan merusak gerak.

3) Kontraksi otot dan relaksasi otot berhubungan dengan tendon (struktur berbentuk gelendng kuat yang melekatkan otot pada tulang) untuk menghasilkan gerak.

(7)

D. Etiologi

Menurut (Hidayat, 2014) penyebab gangguan aktivitas adalah sebagai berikut :

1. Kelainan postur

2. Gangguan perkembangan otot 3. Kerusakan sistem saraf pusat

4. Trauma langsung pada sistem muskuloskeletal dan neuromuskular 5. Kekakuan atau kelemahan otot

E. Pathway

Hambatan Mobilitas Fisik Intoleransi  Aktivitas

Gangguan Rasa Nyaman

(8)

F. Klasifikasi

Klasifikasi aktivitas dan latihan menurut Heriana (2014): 1) Klasifikasi aktivitas antara lain:

a) Aktivitas penuh, merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak secara penuh dan bebas sehingga dapat melakukan interaksi sosial dan menjalankan peran sehari-hari. Aktivitas penuh tersebut

merupakan saraf motoric volunteer dan sensorik untuk dapat

mengontrol seluruh tubuh seseorang.

b) Aktivitas sebagian, merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak dengan batasan jelas dan tidak mampu bergerak secara bebas karena dipengaruhi oleh gangguan saraf motorik dan sensorik pada area tubuhnya.

 Aktivitas sebagian temporer, merupakan kemampuan individu

untuk bergerak dengan batasan yang sifatnya sementara, contohnya seperti dislokasi sendi dan tulang.

 Aktivitas permanen, merupakan kemampuan individu untuk

bergerak dengan batasan yang sifatnya menetap, contohnya seperti hemiplegia karen stroke dan paraplegi karena cidera tulang belakang.

2) Klasifikasi latihan antara lain

a) Latihan fleksibilitas seperti regang memperbaiki kisaran gerakan otot dan sendi.

b) Latihan aerobik seperti berjalan dan berlari berpusat pada penambahan daya tahan kardiovaskular.

c) Latihan anaerobik seperti angkat besi menambah kekuatan otot  jangka pendek.

G. Manifestasi Perubahan Fungsi

Manifestasi klinik pada gangguan aktivitas yaitu tidak mampu bergerak secara mandiri atau perlu bantuan alat/orang lain, memiliki hambatan dalam berdiri dan memiliki hambatan dalam berjalan (Hidayat, 2014).

(9)

H. Diagnosa Keperawatan

1. Hambatan Mobilitas Fisik berhubungan dengan Intoleransi Aktivitas 2. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik (Prosedur pembedahan) 3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum.

4. Gangguan Rasa Nyaman berhubungan dengan Proses Penyakit.

I. NIC dan NOC

No. Dx

Keperawatan NOC NIC

1. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan intoleransi aktifitas Setelah dilakukan tindakan keperawatan pasien tidak mengalami gangguan mobilitas fisik dengan kriteria hasil : Mobility 1. Mampu mengkoordinasi kan aktifitas yang dianjurkan 2. Mampu memposisikan kemampuan tubuh 3. Klien meningkat dalam aktivitas fisik 4. Mengerti tujuan dari peningkatan Excercise Therapy :  Ambulation

1. Monitoring vital sign

sebelm/sesudah latihan

dan lihat respon pasien saat latihan

2. Konsultasikan dengan

terapi fisik tentang rencana ambulasi sesuai dengan kebutuhan

3. Ajarkan pasien atau

tenaga kesehatan lain

tentang teknik ambulasi

4. Latih pasien dalam

pemenuhan kebutuhan

 ADLs secara mandiri

sesuai kemampuan

5. Ajarkan pasien bagaimana

merubah posisi dan

berikan bantuan jika

(10)

mobilitas 2. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik (Prosedur pembedahan) Setelah dilakukan tindakan keperawatan pasien melaporkan nyeri berkurang dengan kriteria hasil : Pain Level 1. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang 2. Tanda vital dalam rentang normal 3. Tidak mengalami gangguan tidur Pain Control 1. Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari

Pain Management Nursing 2. Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif

termasuk lokasi,

karakteristik, durasi,

frekuensi, kualitas dan

faktor presipitasi

3. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan

4. Bantu pasien dan keluarga

untuk mencari dan

menemukan dukungan 5. Ajarkan tentang teknik non

farmakologi: napas dala,

relaksasi, distraksi,

kompres hangat/ dingin

6. Berikan analgetik untuk

mengurangi nyeri: ……...

7. Tingkatkan istirahat

8. Berikan informasi tentang

nyeri seperti penyebab

nyeri, berapa lama nyeri

akan berkurang dan

antisipasi ketidaknyamanan dari prosedur

(11)

bantuan) 2. Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri) Comfort Level 1. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri 3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum Setelah dilakukan tindakan keperawatan pasien bertoleransi terhadap aktifitas dengan kriteria hasil : Self Management :  Acute Illness 1. Ajarkan pasien mengikuti rekomendasi pencegahan dalam aktifitas 2. Ajarkan pasien membuat strategi  Activity Intolerance

1. Bantu klien untuk

mengidentifikasi aktivitas

yang mampu dilakukan

2. Terapi latihan ambulasi

sesuai anjuran dokter 3. Kontrol nyeri saat aktifitas  Activity Intolerance, risk for

1. Monitor tanda vital saat aktivitas

2. Beri posisi yang nyaman 3. Manajemen nutrisi pasien

(12)

meningkatkan kenyamanan 3. Pasien paham dengan saran yang diberikan oleh tenaga kesehatan Self Care : ADL

2. Makan sesuai anjuran 3. Mampu memposisikan diri sesuai anjuran 4. Mampu bergerak secara mandiri sesuai kemampuan pasien 4 Gangguan rasa nyaman b.d Proses Penyakit  A nxiety Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien menunjukkan tingkat kenyamanan dg KH: 1. Mampu mengontrol kecemasan 2. Status kenyaman

 A nxiety R educti on

1. Gunakan pendekatan

yang menenegkan

2. Nyatajkan dengan jelas harapan terhadap pelaku pasien

3. Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur

4. Dorong keluarga untuk menemani anak

(13)

meningkat 3. Status lingkungan yang nyaman 4. Status kenyamanan meningkat perhatian 6. Identifikasi tingkat kecemasan

7. Bantu klien untuk

mengenal situasi yang

yang menimbulkan

kecemasan

8. Instruksikan klien

menggunakan teknik

relaksasi

9. Berikan obat untuk

(14)

Daftar Pustaka

Handayani, Wiwik. Andi Sulistyo Haribowo. 2008. Buku ajar Asuhan Keperawatan padaklien dengan gangguan sistem hemtologi. Jakarta : Salemba Mendika.

Hidayat, A. Aziz Alimul dan Musrifatul Uliyah. 2014. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : Salemba medika

Heriana, Pelapina. 2014. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Tangerang selatan : Binarupa aksara

 Asmadi. 2008. Konsep Dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika.

Nanda (2015). Nursing Diagnoses: Definitions and Classification (2015-2017) Tenth Edition editor T Heather Herdman, Shigemi Kamitsuru. Jakarta: ECG.

(15)

Referensi

Dokumen terkait

Bagian tubuh kita yang memiliki jaringan tulang rawan adalah ... Rangka dada dibentuk oleh sejumlah tulang antara lain yang melekat pada tulang dada dan tulang punggung adalah

Sistem muskuloskeletal pada manusia terdiri dari tulang, otot dan persendian (dibantu oleh tendon, ligamen dan tulang rawan). Sistem ini memungkinkan kita untuk duduk,

Tubuh manusia dapat melakukan gerak atau pergerakan dari satu tempat ke tempat lain apabila ketiga sistem tersebut di atas (sistem otot, tulang dan persendian) beserta

Mahasiswa mampu menjelaskan sistem penyangga dan gerak tubuh (tulang, sendi dan otot) ditinjau dari aspek anatomi, histologi, fisiologi sebagai landasan pengetahuan untuk

Gangguan muskuloskeletal yang berhubungan dengan pekerjaan MSDs adalah gangguan dalam struktur tubuh seperti otot, sendi, tendon, ligamen, saraf, tulang atau sistem sirkulasi darah

Pada rangka manusia disamping, bagian yang ditunjuk tanda panah merupakan tulang ….. Otot yang bekerja tanpa kesadaran yang dipengaruhi sistem saraf tak sadar adalah otot …