• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4. HASIL dan PEMBAHASAN. Hingga saat ini Hero Pasar Swalayan merupakan industri ritel pasar swalayan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 4. HASIL dan PEMBAHASAN. Hingga saat ini Hero Pasar Swalayan merupakan industri ritel pasar swalayan"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 4

HASIL dan PEMBAHASAN

4.1 Profile Perusahaan

Hingga saat ini Hero Pasar Swalayan merupakan industri ritel pasar swalayan (supermarket) terbesar di Indonesia yang berdiri pertama kali pada tanggal 23 Agustus 1971 di Jl. Faletehan I No. 23, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan dengan luas gedung kurang lebih 251 m² atau lebih tepat disebut Toko Swalayan dengan nama Hero Mini Supermarket.

Pencetus ide sekaligus pendiri Hero Supermarket adalah Bapak Mohamad Saleh Kurnia, putra kelahiran Cibadak, Suka Bumi, Jawa Barat. Ia belajar berdagang mulai kecil mengikuti jejak orang tuanya yang sudah berdagang barang-barang kebutuhan sehari-hari dikota asalnya.

Sekitar tahun 1948-an Keluarga Kurnia menganggap usahanya kurang berkembang jika terus berdagang di Cibadak dan melihat Jakarta mempunyai peluang dimasa depan maka keluarga memutuskan untuk pindah ke Jakarta dengan awal sejarahnya sebagai berikut.

1. Tahun 1948, orang tua M.S Kurnia mengawali udaha di Jakarta dengan mengelola usaha kaki lima ”Gerbong Dorong” di Gang Ribal (sekarang lebih dikenal dengan Jalan Pintu Besar Selatan I), Jakarta Barat. Dengan menjual makanan dan minuman. Dari sisilah M.S. Kurnia bersama kakaknya mulai aktif membantu orang tuanya mengelola usaha barunya di Jakarta.

2. Kian hari usahanya berkembang pesat dan tahun 1951 usahanya tidak lagi di gerbong dorong tetapi sudah mampu memindahkan usahanya di Ruko pada jalan yang sama dengan nama ” Toko Hero”.

(2)

3. Untuk memperlancar usahanya tahun 1954 Toko Hero mendirikan CV Hero yang banyak mengimport makanan dan minuman dari luar negeri.

4. Tahun 1969 Keluarga menyerahkan pimpinan CV Hero kepada M.S. Kurnia, dan di tangan M.S. Kurnia, usaha semakin besar dengan banyak mengimport barang dari luar negeri dan menjadi agen beberapa produk import.

5. Melihat potensi pasar produk import yang semakin besar dan belum adanya tempat belanja keluarga yang modern dan memadai bagi orang asing kala itu maka tahun 1971, M.S. Kurnia membuka gerai (outlet) yang pertama di Jl. Faletehan I, Jakarta Selatan dengan nama Hero Mini Supermarket.

6. Tahun 1976, M.S. Kurnia mengembangkan usahanya di bidang pabrikan yang memproses makanan dan minuman dengan nama PT SUBA INDAH di Desa Mekarsari, Jalan Raya Bogor KM. 31, dengan areal seluas 3.000 m2 yang memproduksi sebagai berikut :

a. Konsentrat dengan merk Sunquick dengan lisensi dari Denmark. b. Syrup dengan merk Marjan Boudoin dan Fruty dengan berbagai rasa. c. Snos, sambal dengan merk Hunt’s.

d. Minuman beralkohol dengan merk Mansion House, Drum, dll. e. Minuman kaleng dengan merk Suntory Sport Drink.

f. Bakery dengan merk Family. g. Mie Jepang (noodle).

h. Sosis dengan merk Farm House.

i. Mengemas makanan / Repacking dengan nama Hero House Brand.

7. Tahun 1978 bersama Tuan Then Siok Liong, Sun Yuen Hong and Fen Hin Chon Enterprise Ltd. Hongkong dan Welcome Trading Co., Pte. Ltd. Singapore investasi

(3)

mendirikan PT Onward Paper Corporation yang mengelola pabrik tissue dengan merk Scott lisensi dari Scott Paper Company Pennsylvania USA dan merk sendiri Four Roses dan PT Hero Supermarket menguasai sepertiga dari total investasi di PT Onward Paper Corporation.

8. Tahun 1985 mendirikan PT Mitra Sarana Purnama sebagai pengganti dan penerus CV Hero, yang merupakan perusahaan Trading import, eksport dan distributor makanan minuman.

9. Tahun 1988 mendirikan PT Wiramaju Kharismajaya yang mengelola usaha eceran dengan konsep harga murah yait Mitra Toko Discount (Discount Store) dan tutup pada tahun 2001.

10. Tahun 1989 diversivikasi diarahkan ke usaha eceran lain berupa Convenience Store (minimarket) dan special store dan berdiri Special Store Toko Perawatan Pribadi dengan nama SHOP IN dan Departemen Store mainan anak-anak dengan nama TOYS CITY sekarang sudah keluar dari PT. Hero Supermarket.

11. Tanggal 30 Juni 1989 PT Hero Supermarket Go Public meramaikan pasar modal dan merupakan perusahaan ritel pasar swalayan pertama di Indonesia yang memperoleh kepercayaan untuk menjual sahamnya kepada masyarakat luas. Penjualan saham pertama 1.795.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp. 1.000,- dan ditawarkan dengan harga perdana Rp. 7.200,- per saham dan dari hasil penjualan tahun 1989 mencapai Rp. 159,9 milyar. Tahun 1992 PT. Hero Supermarket Tbk menawarkan 29.412.500 lembar saham di Bursa Efek Jakarta dengan harga penawaran @ Rp. 1.500,-

Pada tahun 2001 penawaran umum terbatas II kepada para pemegang saham dalam rangka penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD). 94.120.000 (Sembilan Puluh Empat Juta Seratus Dua Puluh Ribu Rupiah) Saham Biasa Atas

(4)

Nama dengan nilai Nominal Rp. 500,- (Lima Ratus Rupiah) per saham. Setiap pemegang 10 (Sepuluh) saham yang tercatat dalam Daftar Pemegang Saham pada tanggal 28 Agustus 2001 pukul 16.00 WIB mempunyai 4 (empat) HMETD, dimana setiap pemegang 1 (satu) HMETD berhak untuk membeli sebanyak 1 (satu) saham baru dengan harga Rp. 1.100,- (seribu seratus rupiah) per saham yang harus dibayar penuh pada saat pelaksanaan HMETD.

HMETD akan diperdagangkan di BEJ serta di luar Bursa selama 5 (lima) hari kerja mulai tanggal 10 September 2001 sampai dengan 14 September 2001. Pelaksanaan MHETD dimulai tanggal 10 September 2001 sampai dengan 14 September 2001 dan HMETD yang tidak dilaksanakan pada tanggal tersebut tidak berlaku lagi.

Saham baru yang ditawarkan dalam Penawaran Umum Terbatas II ini akan dicatatkan di BEJ.

4.1.1 Kondisi Perusahaan

1. Tahun 1991 Heru Group mendirikan PT Cahayaceria Laksanamega yang mengelola usaha toko eceran dengan konsep Modern Warehouse Store dengan nama Mega Super Grosir yang merupakan toko perkulakan pertama di Indonesia dengan sistem swalayan, target pasarnya adalah, toko eceran kecil, koperasi, perhotelan, perkantoran, instansi pemerintah, dll.

2. Tahun 1991 ini juga PT Hero Supermarket membuka toko swalayan kecil dengan konsep convenience store dan diberi nama Star Mart, yang melayanio kebutuhan rumah tangga secara cepat, dengan lokasi yang strategis seperti Hotel, Apartemen, Perumahan, Komplek Ruko, dll.

3. Bulan Februari 1998 PT Hero Supermarket mengadakan aliansi strategis dengan Dairy Farm Hongkong, anggota Jardine Matheson. Dairy Farm memiliki penyertaan saham

(5)

langsung pada perseroan sebesar 7,6% dan melalui obligasi tukar yang dapat ditukarkan dengan saham perseroan sebesar 24,55%. Jalinan kerjasama ini juga diwujudkan dengan bergabungnya eksekutif Dairy Farm dalam jajaran Direksi dan Komisaris PT Supermarket Tbk.

4. Pada tahun 1998 inilah restrukturisasi perusahaan dan kepemilikannya diperjelas dan beberapa usaha yang tergabung dalam Hero Group dipersatukan dalam PT Hero Supermarket Tbk yang meliputi PT Hero Supermarket (Hero Supermarket), PT Woramaju Karismajaya (Mitra Toko Discount), PT. Catur Abadi Jayasakti (Shop In), Star Mart, dan Guardian (ex. Dairy Farm) dan yang lainnya dijual.

5. Akibat kerusuhan 13 dan 14 Mei 1998, 26 gerai di Jakarta mengalami kerusakan, 6 gerai hangus terbakar, 10 gerai dijarah – rusak berat dan 10 gerai dijarah – rusak ringan, dengan total nilai kerugian sebesar Rp. 70 miliar.

6. Hingga bulan Mei 2008, PT Hero Supermarket memiliki gerai-gerai sebagai berikut :

- Hero Supermarket 68 gerai

- Star Mart Convenience Store 91 gerai - Guardian Toko Kecantikan dan Apotik 168 gerai

- Giant 62 gerai

- Mitra 10 gerai

Total 399 gerai

7. PT. Hero Supermarket telah mengalihkan saham miliknya sebanyak 120.000 (seratus dua puluh ribu) lembar saham kepada Koperasi Karyawan Perusahaan, Koperasi Pegawai Pemda Tingkat I, Denpasar, KUD Pasir Jambu dan KUD Sinar Jaya dari Jawa Barat. 8. Pada bulan Februari 1988, kami dengan sangat gembira menyambut Dairy Farm,

(6)

Beberapa eksekutif yang handal dan berpengalaman telah bergabung untuk memperkuat tim manajemen kami.

9. Pada tahun 1998 Dairy Farm International yang memiliki penyertaan saham pada HERO sebesar 32% mengontribusikan pengalaman internasional dan keahlian yang sangat bermanfaat bagi pengetahuan lokal dan pemahaman manajemen HERO, dan juga memberikan pengakuan bahwa Indonesia merupakan salah satu pasar berkembang yang paling menarik di kawasan Asia Tenggara untuk jangka waktu menengah hingga jangka panjang.

10. Pada tanggal 26 Juli 2002, Giant Hypermarket yang pertama dibuka yang berlokasi di Villa Melati Mas, Serpong – Tangerang. Giant Hypermarket dengan mottonya “Banyak Pilihan Harga Lebih Murah” dengan menyediakan jumlah barang yang besar antara 35.000 – 50.000 item yang mana 90% nya berasal dari produk lokal dan etnik.

Dengan operating philosophy “Garansi Harga Murah Setiap Hari”, Giant ingin dikenal sebagai brand yang murah terjangkau dan dapat dipercaya dengan memberikan nilai lebih dari harga yang dibayarkan.

Giant Hypermarket dan Supermarket hingga bulan Januari 2008 telah memiliki 39 gerai yang terletak di Jabodetabek (26), Surabaya (4), dan Bandung (5), Pekalongan (1), Purwakarta (1), Jawa Timur (2).

11. KUD Pasir Jambu pada bulan April 2004 telah menjual saham PT Hero Supermarket ke Bursa Efek Jakarta, begitu pula dengan KUD Sinar Jaya pada bulan Mei 2004. Mereka sudah tidak memiliki saham lagi di PT Hero Supermarket Tbk.

12. Mulai tanggal 28 Maret 2005, penerimaan barang sudah dapat dilakukan di gudang yang baru yaitu Hero Distribution Centre Grocery sebagai pengganti Gudang Davids.

13. Pada awal tahun 2006 ini, tepatnya tanggal 06 Januari 2006 Mitra Toko Discount mulai beroperasi kembali di Jl. Margonda Raya – Depok. Konsep baru dari Toko Mitra Diskon

(7)

yaitu “Mitra Hard Discount Store” dengan visinya “To be the cheapest no – frills, limited assortment discount retailer in Indonesia targeting the middle to low families looking for alternative cheaper place to shop”.

14. Sejak Maret 2007 ada beberapa toko Hero Supermarket telah diganti namanya menjadi Giant Supermarket. Sampai dengan Oktober 2007, telah ada 12 toko.

4.1.2 Visi dan Misi

™ Visi

Menjadi peritel terkemuka di Indonesia dalam segi penjualan dan penciptaan nilai jangka panjang bagi pemegang saham.

™ Misi

Meningkatkan nilai investasi pemegang saham kami melalui keberhasilan komersial dengan menarik pelanggan dan meningkatkan daya saing yang mantap.

4.1.3 Falsafah Hero

™ Kita selalu mengutamakan service yang terbaik kepada pelanggan.

™ Kita selalu menyediakan produk yang bermutu tinggi sesuai dengan keinginan pelanggan.

(8)

4.1.4 Fungsi PT Hero Sepermarket

™ Fungsi Sosial

1. Memberi kesempatan kerja

PT Hero Supermarket sampai tahun 2007 sudah memberi kesempatan bekerja kepada ± 10.000 karyawan yang tersebar di gerai-gerai Hero Supermarket, Guardian, Shop In, Star Mart, Head Office, dll.

2. Kesejahteraan karyawan

- Gaji memadai di atas Upah Minimum Propinsi (UMP).

- Dapat tunjangan kesehatan, hari tua, kecelakaan, kematian, uang makan, uang transport.

3. Kepemilikan umum

Hero merupakan perusahaan terbuka (Go Public) sehingga saham Hero dapat dimiliki oleh masyarakat.

4. Kegiatan sosial masyarakat

- Menyumbang Yayasan kurang mampu (fakir miskin).

- Membantu pengembangan Koperasi dan Usaha Kecil melalui kegiatan kemitraan.

- Menyelenggarakan perayaan-perayaan keagamaan, hari kemerdekaan, dll.

™ Fungsi Ekonomi

- Membantu menyediakan bahan pangan yang baik dan sehat.

- Membantu meningkatkan penghasilan negara melalui kontribusi pajak. - Meramaikan bursa efek.

(9)

4.1.5 Sistem Pengupahan

Tabel 4.1 Sistem Pengupahan

1. Upah Tetap 2. Upah Tidak Tetap

- Gaji Pokok - Tunjangan makan - Tunjangan pengobatan - Tunjangan jabatan - Tunjangan transport - Lembur - Incentive - Bonus Perhitungan Lembur

Jam kerja 1 minggu = 40 jam, lembur maksimal = 14 jam per minggu (maksimal memperkerjakan karyawan 55 jam / minggu)

a. Hari Biasa

- Jam pertama 1/173 x gaji kotor x 1 x 1,5 - Jam kedua, dst 1/173 x gaji kotor x 1 x 2 b. Hari Libur

− Jam 1 – 7 1/173 x gaji kotor x 7 jam x 2 − Jam pertama (ke 9) 1/173 x gaji kotor x 1 x 3 − Jam kedua (ke 10), dst 1/173 x gaji kotor x 1 x 4

A. Asuransi

Besarnya iuran program jaminan tenaga kerja khusus kelompok I (Toko Eceran, Grosir, Distributor, dll) dan besarnya penanggungan sebagai berikut :

(10)

Tabel 4.2 iuran Program Jaminan Tenaga Kerja

No Jenis Iuran Nilai Dibayar

Perusahaan

Dibayar Karyawan

1 Jaminan kecelakaan 0,24% x upah Penuh 0% 2 Jaminan kematian 0,30% x upah Penuh 0%

3 Jaminan hari tua 5,70% x upah 3,7% 2%

Total 6,24%

Santunan Akibat Kecelakaan Kerja

1. Biaya medis diberikan maksimum sebesar Rp. 6.400.000,- per kasus. 2. Santunan meninggal dunia diberikan sebesar 60% x 70 bulan upah. 3. Santunan cacat diberikan maksimum 70% x 70 bulan upah.

4. Biaya alat bantu / alat palsu anggota tubuh (kaki dan tangan) berpatokan pada R.S. Suharso Solo ditambah 40% dari harga yang tercantum.

Jaminan Hari Tua

Jaminan hari tua bersifat tabungan dengan mekanisme asuransi atau berjangka dan dihitung berdasarkan iuran yang terkumpul ditambah bunga dan hasil pengembangannya.

Jaminan hari tua dapat dibayarkan apabila :

- Usia 55 tahun atau cacat total dan tidak mampu bekerja lagi. - Meninggal dunia akibat kecelakaan kerja maupun bukan.

(11)

- Menjadi pegawai negeri sipil (PNS) atau TNI dengan masa kepersertaan minimal 5 tahun.

- Pindah ke luar negeri.

- Dibayarkan sekaligus jika jaminan hari tua kurang dari Rp. 3.000.000,-

- Dibayarkan secara berkala jika jumlah jaminan hari tua mencapai Rp. 3.000.000,- atau lebih.

-

Jaminan Kematian

Jaminan Kematian diberikan sebesar Rp. 3.000.000,- (tiga juta rupiah) ditambah dengan biaya pemakaman Rp. 600.000,- (enam ratus ribu rupiah).

Jaminan kesehatan seluruh karyawan diasuransikan pada asuransi kesehatan Allianz.

4.2 Hasil Analisis Data

Untuk menganalisis data selanjutnya Penulis menggunakan software LISREL 8.8, salah satu program yang menunjang penggunaan analisis dengan metode penelitian Structural Equation Modelling (SEM). Karena keterbatasan jumlah input variabel teramati (observed variables), maka Penulis memasukan data berdasarkan dimensi-dimensi per variabel. Sehingga observed variables yang diteliti adalah :

Latent Variables: KUALITAS NILAI MERK MINAT ASOSIASI Relationships: p1 - p3= KUALITAS p4 - p7= NILAI p8 - p10= MERK p12 - p15= MINAT p16 - p20= ASOSIASI

(12)

4.2.1 Spesifikasi Model - Model pengukuran

Menurut Setyo Hari Wijanto (2008, p173) model pengukuran memodelkan hubungan antara variabel laten dengan variabel teramati (observed/measured variables). Hubungan ini bersifat reflektis, dimana variabel-variabel teramati merupakan refleksi dari variebel laten terkait. Lazimnya dalam SEM hubungan ini bersifat con-generic, yaitu satu variabel teramati hanya mengukur atau merefleksikan sebua variabel laten.

penetapan variabel-variabel teramatai yang merefleksikan sebuah variabel laten dilakukan berdasarkan substansi dari studi yang bersangkutan. Kemudian model pengukuran berusaha untuk mengkonfirmasi apakah variabel-variabel teramati tersebut memang merupakan ukuran/refleksi dari sebuah variabel laten. Oleh karena itu, analisis model pengukuran ini disebut juga sebagai Confirmatory Factor Analysis (CFA). Hasil akhir CFA diperoleh melalui uji kecocokan keseluruhan model, analisis validitas model dan analisis reliabilitas model.

- Spesifikasi Model Pengukuran

Variabel-variabel laten:

Laten Exogen : X1 = Core Inti CBBE

X2 = Asosiasi Merek

(13)

Variabel-variabel teramati :

Variabel Teramati Dari X1 = 1= Persepsi kualitas 2= Persepsi Nilai biaya 3= Keunikan Merek Variabel Teramati dari X2 = 1= Brand Awareness

2= Brand Familiarity 3= Brand Popularity

4= Organisational Associations 5= Brand Image Consistency

4.2.2 Menjalankan program SIMPLIS

Program SIMPLIS dari model pengukuran (CFA) dan analisis keluarannya dan Respesifikasi model.

Berikut input syntax SIMPLIS awal :

The following lines were read from file C:\WORKSHOP\CFA.spl: Raw Data from File Dewi.psf

Latent Variables: KUALITAS NILAI MERK MINAT ASOSIASI Relationships: p1 - p3= KUALITAS p4 - p7= NILAI p8 - p10= MERK p12 - p15= MINAT p16 - p20= ASOSIASI Path Diagram End of Problem Sample Size = 100

(14)

4.2.3 Uji Kecocokan Keseluruhan Model

Uji kecocokan keseluruhan model atau overall model fit berkaitan dengan analisis terhadap GOF statistik yang dihasilkan oleh program. Berikut di bawah ini adalah tabel hasil uji kecocokan model secara keseluruhan :

1. Offending estimate

Setelah program SIMPLIS dijalankan, diperoleh keluaran printed output, dan diagram lintasan (lihat gambar 4.1). Tersajinya diagram lintasan merupakan tanda bahwa program SIMPLIS dapat berjalan dengan baik. Printed output menunjukan adanya offending estimate berupa negative error variance seperti pada gambar 4.3.

Dari program SIMPLIS Kita periksa adanya offending estimate, seperti negative error variance dan standardized loading factor >1.0 (yang paling sering terjadi), serta nilai standard error yang sangat besar.

(15)

Gambar 4.1 Diagram CFA

Printed output dari program SIMPLIS menunjukan adanya offending estimate berupa negative error variance, seperti pada gambar 4.2.

(16)

Tabel 4.3 GOF Model 1

Ukuran GOF Target tingkat kecocokan

Hasil Estimasi Keterangan

Chi Square P

Nilai yang kecil P≥ 0.05

134.53 (P = 0.66)

Baik (good fit)

NCP

Interval NCP

Nilai yang kecil Interval yang sempit

185.28 (142.86 – 223.16) kurang baik RMSEA P close fit RMSEA ≤ 0.08 P ≥ 0.5 0.21 0.02 kurang baik

ECVI nilai yang kecil dan

dekat dengan ECVI saturated

M : 3.84 S : 2.40 I : 18.23

Baik (good fit)

AIC nilai yang kecil dan

dekat dengan AIC saturated

M : 210.59 S : 260.00 I : 1064.98

Baik (good fit)

CAIC nilai yang kecil dan

dekat dengan CAIC saturated

M : 384.52 S : 268.14 I : 1873.00

Baik (good fit)

NFI NFI ≥ 0.90 0.72 kurang baik

NNFI NNFI ≥ 0.90 1.01 Baik (good fit)

CFI CFI ≥ 0.90 1.00 kurang baik

IFI IFI ≥ 0.90 0.71 kurang baik

RFI RFI ≥ 0.90 0.88 kurang baik

(17)

RMR Std. RMR ≤ 0.05 0.02 Baik (good fit)

GFI ≥ 0.90 0.92 Baik (good fit)

AGFI ≥ 0.90 0.98 Baik (good fit)

Gambar 4.2 Negative Error Variance

4.2.3.1 Respesifikasi Model 1 Model 2

Karena kecocokan model terhadap data berdasarkan tabel 4.3 diatas masih banyak yang kurang baik, maka penulis melakukan respesifikasi model.

ACCURACY = 0.63*Tft, Errorvar. = -0.021 , R² = 1.04 (0.019) (0.051)

33.45 -0.41

W_A_R_N_I_N_G : Error variance is negative.

p2 = 0.42*KUALITAS, Errorvar.= 0.48 , R² = 0.27 (0.087) (0.078) 4.86 6.23 p6 = 0.094*NILAI, Errorvar.= 0.25 , R² = 0.034 (0.051) (0.036) 1.83 7.03 p14 = 0.39*MINAT, Errorvar.= 0.32 , R² = 0.33 (0.063) (0.045) 6.21 7.03 p18 = - 0.033*ASOSIASI, Errorvar.= 0.73 , R² = 0.0015 (0.089) (0.10) -0.37 7.04

(18)

Gambar 4.3 Respesifikasi Model 1 ke Model 2 (diagram CFA)

2. Memeriksa Validitas variable teramati

Analisis validitas model pengukuran dilakukan dengan memeriksa (a) apakah t-value dari standardized loading factor (λ) dari variabel-variabel teramati dalam model ada yang <1,96. Jika tidak ada kita lanjutkan ke (b) standardized loading factor (λ) dari variabel-variabel teramati dalam model ≥0.70 atau kita pilih saran Igbran et.al. (1997) ≥ 0.50. Jika semuanya ≥ dari nilai cut off yang kita pilih, maka kita lanjutkan langkah berikutnya.

(19)

3. Meningkatkan Kecocokan seluruh model Gambar 4.4 Standardized Factor Loading

Program SIMPLIS yang telah diubah dan dijalankan lagi menyajikan diagram lintasan pada gambar 4.4 dan printed output. Dari diagram lintasan kita melihat bahwa tidak ada lagi offending estimate maupun factor standard yang < 0.50 ataupun < 0.70. Selanjutnya , perhatian kita arahkan ke Printed output yang berkaitan dengan Goodness of Fit Statistic yang mmengandung nilai dari berbagai ukuran kecocokan model, seperti pada tabel 4.4.

Completely Standardized Solution

LAMBDA-X

Kualitas Nilai Merek Minat Asosiasi --- --- --- --- --- P1 0.58 - - - - - - - - P2 0.42 - - - - - - - - P3 0.61 - - - - - - - - P4 - - 0.68 - - - - - - P5 - - 0.71 - - - - - - P6 - - 0.09 - - - - - - P7 - - 0.70 - - - - - - P8 - - - - 0.58 - - - - P9 - - - - 0.82 - - - - P10 - - - - 0.76 - - - - P12 - - - - - - 0.70 - - P13 - - - - - - 0.72 - - P14 - - - - - - 0.39 - - P15 - - - - - - 0.72 - - P16 - - - - - - - - 0.69 P17 - - - - - - - - 0.70 P18 - - - - - - - - -0.03 P19 - - - - - - - - 0.57 P20 - - - - - - - - 0.63

(20)

Gambar 4.5 Diagram Lintasan Task Technology Fit setelah Respesifikasi pertama (Solusi Standar)

Dari GOF Statistic pada tabel 4.4 dapat dilihat meskipun ada beberpa ukuran yang menunjukankecocokan yang kurang baik ( NCP dan Critical N (CN), tetapi banyak ukuran yang menunjukan kecocokan yang baik seperti NFI, NNFI, CFI,IFI, RFI, GFI, AIC, Dan CAIC model lebih dekat ke nilai ECVI, AIC, CAIC saturated dibandingkan independent, yang berarti kecocokan model adalah baik.

(21)

Tabel 4.4 GOF Model Respesifikasi Akhir

Ukuran GOF Target tingkat kecocokan

Hasil Estimasi Keterangan

Chi Square P

Nilai yang kecil P≥ 0.05

134.53 (P = 0.66)

Baik (good fit)

NCP

Interval NCP

Nilai yang kecil Interval yang sempit

185.28 (142.86 – 223.16) kurang baik RMSEA P close fit RMSEA ≤ 0.08 P ≥ 0.5 0.04 0.1

Baik (good fit

ECVI nilai yang kecil dan

dekat dengan ECVI saturated

M : 3.84 S : 2.40 I : 18.23

Baik (good fit)

AIC nilai yang kecil dan

dekat dengan AIC saturated

M : 209.49 S : 380.00 I : 1064.98

Baik (good fit)

CAIC nilai yang kecil dan

dekat dengan CAIC saturated

M : 382.54 S : 288.16 I : 1873.00

Baik (good fit)

NFI NFI ≥ 0.90 0.92 Baik (good fit)

NNFI NNFI ≥ 0.90 1.01 Baik (good fit)

CFI CFI ≥ 0.90 1.00 Baik (good fit)

IFI IFI ≥ 0.90 1.00 Baik (good fit)

RFI RFI ≥ 0.90 0.91 Baik (good fit)

(22)

RMR Std. RMR ≤ 0.05 0.02 Baik (good fit)

GFI ≥ 0.90 0.92 Baik (good fit)

AGFI ≥ 0.90 0.98 Baik (good fit)

Dengan menganggap bahwa GOF cukup baik, kita bisa melakukan pengujian validitas model pengukuran. Hal ini dapat dilakukan dengan memeriksa nilai-t dan standardized loading factors dari model. Nilai-nilai tersebut dapat diperoleh dari Path Diagram (4.1 Path Diagram). Menurut Rigdon dan Ferguson (1991), dan Doll, Xia, torkzadeh (1994), suatu variabel dikatakan validitas yang baik terhadap konstruk atau variabel latennya, jika:

Nilai t muatan faktornya (loading factors) lebih besar dari nilai kritis (atau ≥1.96 atau untuk praktisnya ≥2),

Muatan Faktor standarnya (Standardized loading faktor) ≥ 0.70.

Sementara itu, Igbaria et.al. (1997) yang menggunakan guidelines dari Hair et.al. (1995) tentang relative importance and significant of the factor loading of each time, menyatakan bahwa muatan factor standar ≥ 0.50 adalah sangat signifikan.

3. Reliabilitas model

Reliabilitas adalah konsistensi pengukuran. Reliabilitas tinggi menunjukkan bahwa indicator-indikator mempunyai konsistensi tinggi dalam mengukur konstruk latennya. Secara umum teknik untuk mengestimasi reliabilitas adalah test-retest, alternative forms, spilt-halves, dan Cronbach’s alpha. Dari berbagai pendekatan ini, teryata koefisien Cronbach’s alpha yang menggunakan batasan asumsi paling sedikit. Meskipun demikian, alpha akan

(23)

memberikan estimasi terlalu rendah jika digunakan untuk mengestimasi reliabilitas congeneric measure (Bollen 1989). Berdasarkan hal tersebut untuk mengukur reliabilitas dalam SEM akan digunakan: composite reliability measure (ukuran reliabilitas komposit) dan variance extract measure (ukuran ekstrak varian).

Menurut Setyo Hari Wijanto (2008,p175) analisis reliabilitas model pengukuran yang baik adalah jika :

Construct Reliability ≥ 0.70 dan Variance Extracted ≥ 0.50

Jika nilai-nilai CR dan VE memenuhi persyaratan model yang baik, maka prosedur CFA telah diselesaikan.

Construct Reliability = (∑ std. loading)2 / (∑ std. loading)2 + ∑ej

Kualitas: (ΣSLF)²=(0.58+0.61)² =(1.19)² = 1.416 ΣSLF² = 0.58²+0.61²= 0.7085 Σerrors =0.30+0.18= 0.48 CR=1.416/(1.416+0.48)=0.746 VE= 0.7085/(0.7085+0.48)= 0.59 Nilai (ΣSLF)²= (0.68+0.71+0.70)²=(2.09)²= 4.37 ΣSLF² = 0.68²+0.71²+0.70²= 1.456 Σerrors= 0.18+0.01+0.11= 0.3 CR=4.37/(4.37+0.3)=0.94 VE=1.456/(1.456+0.3)= 0.82

(24)

Merek (ΣSLF)²= (0.58+0.82+0.76)²=(2.16)²= 4.67 ΣSLF² = 0.58²+0.82²+0.76²=1.587 Σerrors= 0.44+0.14+0.42 = 1 CR=4.67/(4.67+1)=0.82 VE=1.587/(1.587+1)= 0.61 Minat (ΣSLF)²= (0.70+0.72+0.72)²=(2.14)²= 4.57 ΣSLF² = 0.70²+0.72²+0.72²= 1.53 Σerrors= 0.04+0.00+0.00=0.04 CR=4.57/(4.57+0.04)= 0.99 VE=1.53/(1.53+0.04)= 0.97 Asosiasi (ΣSLF)²= (0.69+0.70+0.57+0.63)²=(2.59)²=6.70 ΣSLF² =0.69²+0.70²+0.57²+0.63²=1.69 Σerrors= 0.04+0.11+0.04+0.04= 0.23 CR= 6.70/(6.70+0.23)=0.96 VE=1.69/(1.69+0.23)=0.88

(25)

Berikut kesimpulan hasil analisis reliabilitas model pengukuran diatas:

Tabel 4.5 Hasil Analisis Reliabilitas Hasil Pengukuran

Variabel CR VE Kesimpulan Reliabilitas

Kualitas 0.75>0.70 0.59>0.50 Baik

Nilai 0.94>0.70 0.82>0.50 Baik

Merek 0.82>0.70 0.61>0.50 Baik

Minat 0.99>0.70 0.97>0.50 Baik

Asosiasi 0.96>0.70 0.88>0.50 Baik

1) Analisis Model pengukuran dan Struktural

Analisis ini berhubungan dengan evaluasi terhadap koefisien-koefisien atau parameter-parameter yang menunjukkan hubungan kausal atau pengaruh satu variabel laten terhadap variabel laten lain sperti yang sudah dihipotesiskan pada bab 2 sebelumnya.

Berikut hasil output SIMPLIS untuk persamaan-persamaan model pengukuran dan struktural : Measurement Equations P115 = 1.44*MINAT, Errorvar.= 1.27 , R² = 0.92 (0.0058) 2.46 p17 = 1.74*MINAT, Errorvar.= 0.69 , R² = 1.00 (0.021) (0.00065) 4.60 0.79 p18 = 4.21*MINAT, Errorvar.= 0.97 , R² = 0.33 (0.058) (0.045) 3.42 7.03 p19 = 0.78*MINAT, Errorvar.= 8.28 , R² = 1.00

(26)

(0.021) (0.00065) 7.21 0.79

p20 = 1.15*NILAI, Errorvar.= 1.87 , R² = 0.81 (0.061) (0.025)

5.48 4.49 Error Covariance for p7 and p1 = 0.075 (0.023)

3.28

Structural Equations

MINAT = 0.27*KUALITAS, Errorvar.= 0.44 , R² = 0.51 (0.085) (0.076)

3.90 4.05

MINAT = 0.70*MERK, Errorvar.= 0.40 , R² = 0.14 (0.070) (0.063)

6.99 7.04

MINAT = 0.70*NILAI, Errorvar.= 0.11 , R² = 0.81 (0.061) (0.025)

11.34 4.49

MINAT = 0.10*KUALITAS + 0.39*NILAI - 0.044*MERK + 0.22*ASOSIASI, Errorvar.= 0.81 , R² = 0.19

(0.10) (0.12) (0.096) (0.097) (0.12) 0.96 3.32 0.45 2.30 6.77

(27)

Dibawah ini merupakan tabel hasil ringkasan keluaran SIMPLIS untuk model Pengukuran dan Struktural :

Tabel 4.6 Model pengukuran

Model Estimasi t (t > 2) Errorvar. Kesimpulan Model Pengukuran

BA (p15) Minat 1.44 2.46 1.27 signifikan BF (p17) Minat 1.74 4.60 0.69 signifikan BP (p18) Minat 4.21 3.42 0.97 signifikan OA (p19) Minat 0.78 7.21 8.28 signifikan BIC (p20) Minat 1.15 5.48 1.87 signifikan

Tabel 4.7 Model Struktural

Model Estimasi t (t > 2) Errorvar. Kesimpulan Model Struktural

CBBE Minat 0.57 6.77 0.81 signifikan PQ Minat 0.27 3.90 0.44 signifikan PVC Minat 0.70 11.34 0.11 signifikan BU Minat 0.70 6.99 0.40 signifikan

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa variabel teramati atau manifes secara positif dan signifikan mempengaruhi variabel latennya. Dan bsarnya pengaruh dapat dilihat pada Path Diagram Lintasan full (Standardized Solution).

(28)

Gambar 4.6 Path Diagram Lintasan Full (Standardized Solution)

Pada path diagram di atas menjelaskan hubungan dan pengaruh antar variabel-variabel laten dan teramati berdasarkan muatan faktor standarnya atau standardized loadings factor (SLF).

(29)

4.3 Implikasi Hasil Penelitian

Penelitian ini membahas mengenai ”Analisis Ekuitas Merek Berbasis pelanggan Terhadap Minat Pembelian Produk House Brand konsumen Giant”. Pada penelitian ini perusahaan ingin mengetahui sejauh mana pengaruh merek terhadap minat pembelian produk House Brand pada Giant Supermarket. Dari uraian hasil analisis data diatas, maka dapat diuraikan hasil penelitian sebagai berikut :

a. Berdasarkan tabel 4.6 indikator Brand Awareness (BA) memanifes variabel laten Minat secara signifikan. Hal ini dapat dilihat dari nilai-t (T-value) yang lebih besar dari 2, yaitu sebesar 2.46.

b. Untuk indikator Brand familiarity (BF) memanifes variabel laten Minat secara signifikan. Hal ini dapat dilihat dari nilai-t yang > 2, yaitu sebesar 4.60.

c. Untuk indikator Brand Popularity (BP) memanifes variabel laten Minat secara signifikan. Hal ini dapat dilihat dari nilai-t yang > 2, yaitu sebesar 3.42.

d. Untuk indikator Organisational Associations (OA) memanifes variabel laten Minat secara signifikan. Hal ini dapat dilihat dari nilai-t yang > 2, yaitu sebesar 7.21.

e. Untuk indikator Brand Image Consistency (BIC) memanifes variabel laten Minat secara signifikan. Hal ini dapat dilihat dari nilai-t yang > 2, yaitu sebesar 5.48.

(30)

f. Berdasarkan tabel 4.7untuk indikator Perceived Quality (PQ) memanifes variabel laten Minat secara signifikan. Hal ini dapat dilihat dari nilai-t yang > 2, yaitu sebesar 3.90.

g. Untuk indikator Perceived Value For the Cost (PVC) memanifes variabel laten Minat secara signifikan. Hal ini dapat dilihat dari nilai-t yang > 2, yaitu sebesar 11.34.

h. Untuk indikator Brand Uniqueness (BU) memanifes variabel laten Minat secara signifikan. Hal ini dapat dilihat dari nilai-t yang > 2, yaitu sebesar 6.99.

i. Untuk indikator Customer-Based Brand Equity (CBBE) memanifes variabel laten Minat secara signifikan. Hal ini dapat dilihat dari nilai-t yang > 2, yaitu sebesar 6.77.

Gambar

Tabel 4.1 Sistem Pengupahan
Tabel 4.2 iuran Program Jaminan Tenaga Kerja
Gambar 4.1 Diagram CFA
Tabel 4.3 GOF Model 1  Ukuran GOF  Target  tingkat
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil uji statistik dengan menggunakan Chi-square menunjukkan bahwa pada penelitian ini tidak ada hubungan yang bermakna antara aktivitas fisik dengan obesitas pada wanita

Penelitian dan pengembangan tanaman perkebunan dilakukan dalam konteks kebijakan prioritas komoditas melalui kegiatan pemuliaan dan pengelolaan sumberdaya genetik, inovasi

Pada usia 3 tahun seandainya disiplin telah ditanamkan dengan teratur pada anak maka anak akan mengetahui perbuatan apa yang diperbolehkan dan benar dan perbuatan apa yang tidak

[r]

Kendala yang dihadapi mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Prancis Dalam berbagai pertemuan yang diselenggarakan baik oleh himpunan mahasiswa maupun oleh lembaga pendidikan

Oleh sebab itu, peneliti membatasi diri hanya berkaitan dengan “Peramalan Minat Penelusuran Terhadap Marketplace Shopee Menggunakan Metode Fuzzy Time Series Chen”,

dalam ilmu penelitian digolongkan sebagai jenis data sekunder. 15 Pada penelitian ini, peneliti tidak turun ke lapangan atau melakukan field research, tetapi