• Tidak ada hasil yang ditemukan

juranl pakem

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "juranl pakem"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

JURNAL BELAJAR JURNAL BELAJAR

BELAJAR DAN PEMBELAJARAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

DosenPengampuDr. Hj. Sri EndahIndriwati, M.Pd DosenPengampuDr. Hj. Sri EndahIndriwati, M.Pd

Hari,

Hari, tanggal tanggal : : Senin Senin / / 13 13 Ferbruari Ferbruari 20172017  Nama/ NIM

 Nama/ NIM : Siti Nurhalizah / 1503416071: Siti Nurhalizah / 15034160713030 Kelas

Kelas : : AA Prodi

Prodi : S1 : S1 Pendidikan Pendidikan BiologiBiologi Topik

Topik : : Teori Teori Belajar Belajar Konstruktivisme Konstruktivisme dandan Penerapannya Dalam Pembelajaran Penerapannya Dalam Pembelajaran

1.

1. Konsep belajarKonsep belajar

Model Pembelajaran Model Pembelajaran

PAKEM PAKEM

Prinsip dan Jenis Prinsip dan Jenis  pembelajaran PAKEM  pembelajaran PAKEM Pengertian dan Konsep

Pengertian dan Konsep PAKEM

PAKEM

Peran PAKEM dalam Peran PAKEM dalam Membangun Karakter Membangun Karakter

Siswa Siswa Hal yang harus

Hal yang harus diperhatikan dalam diperhatikan dalam menerapkan PAKEM menerapkan PAKEM Aplikasi Model Aplikasi Model Pembelajaran PAKEM Pembelajaran PAKEM

(2)

2. Bukti Belajar 2.1 Pengertian Pakem

PAKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Belajar memang merupakan suatu  proses aktif dari si pembelajar dalam membangun pengetahuannya, bukan proses  pasif yang hanya menerima kucuran ceramah guru tentang pengetahuan.

Sehingga, jika pembelajaran tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk  berperan aktif, maka pembelajaran tersebut bertentangan dengan hakikat belajar.

Secara garis besar, gambaran PAKEM adalah sebagai berikut:

 Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman

dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.

 Guru menggunakan berbagai alat bantu dan cara membangkitkan

semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa.

 Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang

lebih menarik dan menyediakan ‘pojok baca’ Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara belajar kelompok.

 Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam

 pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkam siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya.

2.2 Konsep Pakem

PP No. 19 tahun 2005 Bab IV Pasal 19 ayat 1 menyatakan bahwa ”Proses  pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,

menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpatisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, keatifitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta

(3)

didik.” Hal tersebut merupakan dasar bahwa guru perlu menyelenggarakan  pembelajaan yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM).

PAKEM kepanjangan dari pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Aktif berarti dalam proses pembelajaran Kreatif berarti Efektif  berarti tujuan pembelajaran dapat tercapai. Menyenangkan berarti suasana dalam

KBM. Pakem mempunyai empat ciri-ciri sebagtai berikut: 1. Aktif.

Ciri aktif dalam PAKEM berarti dalam pembelajaran memungkinkan siswa berinteraksi secara aktif dengan lingkungan, memanipulasi objek-objek yang ada di dalamnya serta mengamati pengaruh dari manipulasi yang sudah dilakukan. Guru terlibat secara aktif dalam merancang, melaksanakan maupun mengevaluasi proses pembelajarannya. Guru diharapkan dapat menciptakan suasana yang mendukung (kondusif) sehingga siswa aktif bertanya.

2. Kreatif

Kreatif merupakan ciri ke-2 dari PAKEM yang artinya pembelajaran yang membangun kreativitas siswa dalam berinteraksi dengan lingkungan, bahan ajar serta sesama siswa lainnya terutama dalam menyelesaikan tugas-tugas  pembelajarannya.Gurupun dituntut untuk kreatif dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran. Guru diharapkan mampu menciptakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa.

3. Efektif

Ciri ketiga pembelajaran PAKEM adalah efektif . Maksudnya  pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran, yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

4. Menyenangkan

Menyenangkan merupakan ciri ke empat dari PAKEM dengan maksud  pembelajaran dirancang untuk menciptakan suasana yang menyenangkan.

(4)

 perhatiannya secara penuh pada pembelajaran, dengan demikian waktu untuk mencurahkan perhatian (time of task) siswa menjadi tinggi. Dengan demikian diharapkan siswa dapat meningkatkan hasil belajarnya.

5. Menciptakan lingkungan tanpa stress (relaks), lingkungan yang aman untuk melakukan kesalahan, namum harapan untuk sukses tetap tinggi. 6. Menjamin bahwa bahan ajar itu relevan. Anda ingin belajar ketika Anda

melihat manfaat dan pentingnya bahan ajar. Demikian Rose dan Nicholl. 7. Menjamin bahwa belajar secara emosional adalah positif, yang pada

umumnya hal itu terjadi ketika belajar dilakukan bersama orang lain, ketika ada humor dan dorongan semangat,waktu rehat dan jeda teratur serta dukungan antusias.

8. Melibatkan secara sadar semua indera dan juga pikiran otak kiri dan otak kanan.

9. Menantang peserta didik untuk dapat berpikir jauh ke depan dan mengekspresikan apa yang sedang dipelajari dengan sebanyak mungkin kecerdasan yang relevan untuk memahami bahan ajar.

Dari uraian singkat tentang Pembelajaran Aktif, Kreatif dan Menyenangkan (PAKEM), dalam pelaksanaan kurikulum tingkat satuan  pendidikan harus diwujudkan di kelas karena dasar hukumnya sudah jelas yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Permasalahannya adalah bagaimana kreatifitas dan inovasi guru dalam menciptakan suasana kelas agar siswa belajar, yang pada dasarnya belajar adalah memproduksi gagasan atau membangun makna baru dari dari pengetahuan awal yang sudah dimiliki siswa. Siswa sebagai subjek belajar tidak mengkonsumsi gagasan tetapi memproduksi gagasan dalam proses pembelajaran yang difasilitasi oleh guru. Guru sebagai fasilitator hendaknya dapat memfasilitasi terwujudnya pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan yang diantaranya dapat menggunakan model pembelajaran.

2.3 Prinsip pakem PAKEM Prinsip PAKEM antara lain:

1. Mengalami: peserta didik terlibat secara aktif baik fisik, mental maupun emosional

(5)

2. Komunikasi: kegiatan pembelajaran memungkinkan terjadinya komunikasi antara guru dan peserta diidik

3. Interaksi: kegiatan pembelajarannyaa memungkinkan terjadinya interaksi multi arah

4. Refkesi: kegiatan pembelajarannya memungkinkan peserta didik memikirkan kembali apa yang telah dilakukan

2.4 Jenis dan proses pembelajaran PAKEM

1. Penilaian yang sesuai dengan pembelajaran model Pakem adalah penilaian otentik yang merupakan proses pengumpulan informasi oleh guru tentang  perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik melalui berbagai teknik yang mampu mengungkapkan, membuktikan atau menunjukkan secara tepat bahwa tujuan pembelajaran telah benar- benar dikuasai dan dicapai.

2. Tujuan Penilaian otentik itu sendiri adalah untuk: (a) Menilai Kemampuan Individual melalui tugas tertentu; (b) Menentukan kebutuhan  pembelajaran; (c) Membantu dan mendorong siswa; (d) Membantu dan mendorong guru untuk mengajar yang lebih baik; (e) Menentukan strategi  pembelajaran; (f) Akuntabilitas lembaga; dan (g) Meningkatkan kualitas  pendidikan.

3. Bentuk penilaian tes dapat dilakukan secara lisan, tertulis, dan perbuatan. Sementara itu, bentuk penilaian non tes dilakukan dengan menggunakan skala sikap, cek lis, kuesioner, studi kasus, dan portofolio.

4. Dalam pembelajaran, dengan pendekatan Pakem rangkaian penilaian ini seyogiayanya dilakukan oleh seorang guru. Hal ini disebabkan setiap jenis atau bentuk penilaian tersebut memiliki beberapa kelemahan selain keunggulan.

2.5 Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan Pakem  Memahami sifat yang dimiliki anak

Pada dasarnya anak memiliki sifat: rasa ingin tahu dan berimajinasi. Anak desa, anak kota, anak orang kaya, anak orang miskin, anak Indonesia, atau anak  bukan Indonesia  –   selama mereka normal  –   terlahir memiliki kedua sifat itu.

(6)

Kedua sifat tersebut merupakan modal dasar bagi berkembangnya sikap/berpikir kritis dan kreatif.

Kegiatan pembelajaran merupakan salah satu lahan yang harus kita olah sehingga subur bagi berkembangnya kedua sifat, anugerah Tuhan, tersebut. Suasana pembelajaran dimana guru memuji anak karena hasil karyanya, guru mengajukan pertanyaan yang menantang, dan guru yang mendorong anak untuk melakukan percobaan, misalnya, merupakan pembelajaran yang subur seperti yang dimaksud.

 Mengenal anak secara perorangan

Para siswa berasal dari lingkungan keluarga yang bervariasi dan memiliki kemampuan yang berbeda. Dalam PAKEM (Pembelajaran Aktif, Menyenangkan, dan Efektif) perbedaan individual perlu diperhatikan dan harus tercermin dalam kegiatan pembelajaran.Semua anak dalam kelas tidak selalu mengerjakan kegiatan yang sama, melainkan berbeda sesuai dengan kecepatan belajarnya. Anak-anak yang memiliki kemampuan lebih dapat dimanfaatkan untuk membantu temannya yang lemah (tutor sebaya).Dengan mengenal kemampuan anak, kita dapat membantunya bila mendapat kesulitan sehingga belajar anak tersebut menjadi optimal.

 Memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar

Sebagai makhluk sosial, anak sejak kecil secara alami bermain  berpasangan atau berkelompok dalam bermain. Perilaku ini dapat dimanfaatkan dalam pengorganisasian belajar. Dalam melakukan tugas atau membahas sesuatu, anak dapat bekerja berpasangan atau dalam kelompok.

(7)

Berdasarkan pengalaman, anak akan menyelesaikan tugas dengan baik bila mereka duduk berkelompok. Duduk seperti ini memudahkan mereka untuk  berinteraksi dan bertukar pikiran. Namun demikian, anak perlu juga

menyelesaikan tugas secara perorangan agar bakat individunya berkembang.

 Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah

Pada dasarnya hidup ini adalah memecahkan masalah. Hal ini memerlukan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Kritis untuk menganalisis masalah; dan kreatif untuk melahirkan alternatif pemecahan masalah. Kedua jenis berpikir tersebut, kritis dan kreatif, berasal dari rasa ingin tahu dan imajinasi yang keduanya ada pada diri anak sejak lahir.Oleh karena itu, tugas guru adalah mengembangkannya, antara lain dengan sering-sering memberikan tugas atau mengajukan pertanyaan yang terbuka serta memberoi kebebasan kepada siswanya untuk kreatif..

 Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik 

Ruang kelas yang menarik merupakan hal yang sangat disarankan dalam PAKEM. Hasil pekerjaan siswa sebaiknya dipajangkan untuk memenuhi ruang kelas seperti itu. Selain itu, hasil pekerjaan yang dipajangkan diharapkan memotivasi siswa untuk bekerja lebih baik dan menimbulkan inspirasi bagi siswa

(8)

lain.Yang dipajangkan dapat berupa hasil kerja perorangan, berpasangan, atau kelompok. Pajangan dapat berupa gambar, peta, diagram, model, benda asli, puisi, karangan, dan sebagainya. Ruang kelas yang penuh dengan pajangan hasil  pekerjaan siswa, dan ditata dengan baik, dapat membantu guru dalam PEMBELAJARAN karena dapat dijadikan rujukan ketika membahas suatu masalah.

 Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar

Lingkungan (fisik, sosial, atau budaya) merupakan sumber yang sangat kaya untuk bahan belajar anak. Lingkungan dapat berperan sebagai media belajar, tetapi juga sebagai objek kajian (sumber belajar). Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar sering membuat anak merasa senang dalam belajar.Belajar dengan menggunakan lingkungan tidak selalu harus keluar kelas. Bahan dari lingkungan dapat dibawa ke ruang kelas untuk menghemat biaya dan waktu. Pemanfaatan lingkungan dapat men-gembangkan sejumlah keterampilan seperti mengamati (dengan seluruh indera), mencatat, merumuskan pertanyaan, berhipotesis, mengklasifikasi, membuat tulisan, dan membuat gambar/diagram.

 Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar

Mutu hasil belajar akan meningkat bila terjadi interaksi dalam belajar. Pemberian umpan balik dari guru kepada siswa merupakan salah satu bentuk interaksi antara guru dan siswa. Umpan balik hendaknya lebih mengungkap kekuatan daripada kelemahan siswa.Selain itu, cara memberikan umpan balik pun harus secara santun. Hal ini dimaksudkan agar siswa lebih percaya diri dalam menghadapi tugas-tugas belajar selanjutnya. Guru harus konsisten memeriksa hasil pekerjaan siswa dan memberikan komentar dan catatan. Catatan guru

(9)

 berkaitan dengan pekerjaan siswa lebih bermakna bagi pengembangan diri siswa daripada hanya sekedar angka.

 Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental

Banyak guru yang sudah merasa puas bila menyaksikan para siswa kelihatan sibuk bekerja dan bergerak. Apalagi jika bangku dan meja diatur  berkelompok serta siswa duduk saling berhadapan. Keadaan tersebut bukanlah ciri

yang sebenarnya dari PAKEM.

Aktif mental lebih diinginkan daripada aktif fisik. Sering bertanya, mempertanyakan gagasan orang lain, dan mengungkapkan gagasan merupakan tanda-tanda aktif mental. Syarat berkembangnya aktif mental adalah tumbuhnya  perasaan tidak takut: takut ditertawakan, takut disepelekan, atau takut dimarahi  jika salah. Oleh karena itu, guru hendaknya menghilangkan penyebab rasa takut tersebut, baik yang datang dari guru itu sendiri maupun dari temannya. Berkembangnya rasa takut sangat bertentangan dengan ‘PAKEM menyenangkan.’

 Pelaksanaan PAKEM

Gambaran PAKEM diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi selama Pembelajaran. Pada saat yang sama, gambaran tersebut menunjukkan kemampuan yang perlu dikuasai guru untuk menciptakan keadaan tersebut. Berikut tabel beberapa contoh kegiatan pembelajaran dan kemampuan guru.

Kemampuan Guru Pembelajaran

Guru menggunakan alat bantu dan sumber belajar yang beragam.

Sesuai mata pelajaran, guru menggunakan, misal: Alat yang tersedia atau yang dibuat,sendiri, Gambar, Studi kasus,  Narasumber, Lingkungan, LCD, Dll Guru memberi kesempatan kepada

siswa untuk mengembangkan keterampilan.

Siswa:

Melakukan percobaan, pengamatan, atau wawancara

Mengumpulkan data/jawaban dan mengolahnya sendiri

(10)

Memecahkan masalah, mencari rumus sendiri

Menulis laporan/hasil karya lain dengan kata-kata sendiri

Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan gagasannya sendiri secara lisan atau

tulisan.

Melalui: Diskusi

Lebih banyak pertanyaan terbuka Hasil karya yang merupakan pemikiran

anak sendiri Guru menyesuaikan bahan dan kegiatan

 belajar dengan kemampuan siswa.

Siswa dikelompokkan sesuai dengan kemampuan (untuk kegiatan tertentu)

Bahan pelajaran disesuaikan dengan kemampuan kelompok tersebut. Tugas perbaikan atau pengayaan

diberikan Guru mengaitkan PEMBELAJARAN

dengan pengalaman siswa sehari-hari.

Siswa menceritakan atau memanfaatkan  pengalamannya sendiri.

Siswa menerapkan hal yang dipelajari dalam kegiatan sehari-hari Menilai PEMBELAJARAN dan

kemajuan belajar siswa secara terus menerus.

Guru memantau kerja siswa Guru memberikan umpan balik

2.6 Jenis Penilaian Sesuai Dg Pembelajaran Model Pakem

1. Penilaian yang sesuai dengan pembelajaran model Pakem adalah penilaian otentik yang merupakan proses pengumpulan informasi oleh guru tentang  perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik melalui berbagai teknik yang mampu mengungkapkan, membuktikan atau menunjukkan secara tepat bahwa tujuan pembelajaran telah benar- benar dikuasai dan dicapai.

(11)

2. Tujuan Penilaian otentik itu sendiri adalah untuk: (a) Menilai Kemampuan Individual melalui tugas tertentu; (b) Menentukan kebutuhan  pembelajaran; (c) Membantu dan mendorong siswa; (d) Membantu dan mendorong guru untuk mengajar yang lebih baik; (e) Menentukan strategi  pembelajaran; (f) Akuntabilitas lembaga; dan (g) Meningkatkan kualitas  pendidikan.

3. Bentuk penilaian tes dapat dilakukan secara lisan, tertulis, dan perbuatan. Sementara itu, bentuk penilaian non tes dilakukan dengan menggunakan skala sikap, cek lis, kuesioner, studi kasus, dan portofolio.

4. Dalam pembelajaran, dengan pendekatan Pakem rangkaian penilaian ini seyogiayanya dilakukan oleh seorang guru. Hal ini disebabkan setiap jenis atau bentuk penilaian tersebut memiliki beberapa kelemahan selain keunggulan.

2.7 Keungguan Dan Kelemahan Strategi Pakem 1. Keunggulan

Dengan strategi pembelajaran PAKEM, guru tidak hanya monoton saja dalam menyampaikan materinya, namun dapat bervariatif dan lebih kreatif dalam menampilkan berbagai hal materi kepada siswanya. Begitu pula dengan keadaan  peserta didik akan lebih enjoy dalam menangkap materi, mengikuti pelajarannya tidak mudah bosan dan suntuk. Siswa selalu termotivasi akan lebih giat untuk meraih  prestasi yang cerah, gemilang, penuh antusias.

Guru lebih dekat dengan siswa karena dengan prinsip PAKEM, maka guru selalu menjadi inspirator dan motivator bagi merea tentunya lebih mengenal masing-masing individu.

2. Kelemahan

Sebagaimana keterangan diatas, PAKEM menuntut seorang guru untuk aktif dan kreatif dalam mengembangkan ilmu dan wawasannya, sehingga mampu

(12)

memberikan inspirasi dan motivasi siswa untuk belajar dan mengembangkan kreativitasnya. Apabila guru pasif, maka tujuan PAKEM tidak akan tercapai.

Kelemahan lainnya adalah program ini mengharuskan seorang guru untuk  berperan aktif, proaktif dan kreatif dalam mencari dan merancang media/bahan ajar

alternatif yang mudah,murah dan sederhana, namun tetap relevan dengan tema  pelajaran yang sedang dipelajari. Penggunaan perangkat multimedia seperti ICT

sungguh sangat ideal, tetapi tidak semua sekolah mampu mengaksesnya. Hal ini jelas akan menjadi sebuah bumerang bagi guru, ketika ia tidak memiliki kemampuan untuk memanajemen dan menguasai hal-hal yang harus ada untuk melakukan metode  pembelajaran PAKEM. Guru yang tidak memiliki daya kreasi yang tinggi tidak akan

mampu melakukan metode pembelajaran ini dengan baik di dalam kelas.

Dalam menghadapi situasi ini, hal paling mendasar yang hasrus dilakukan oleh guru adalah mengubah cara pikirnya, yaitu pembelajaran ini tidak hanya membutuhkan penguasaan terhadap materi secara verbal, namun juga membutuhkan daya kreatavitas yang tinggi untuk mempermudah belajar siswa. Selain itu, guru juga harus mengubah pandangan bahwa belajar hanyalah ritual yang membosankan. Sebab, PAKEM juga memperhatikan bakat, minat dan modalitas belajar siswa, bukan semata potensi akademiknya saja.

Proses pembelajaran akan berlangsung seperti yang diharapkan jika peran guru dalam berinteraksi dengan siswanya selalu memberikan motivasi, memfasilitasi tanpa mendominasi, memberikan kesempatan untuk berpartisipasi aktif, serta membantu dan mengarahkan siswa untuk mengembangkan bakat dan minat mereka melalui  proses pembelajaran yang terencana. Perlu dicatat bahwa tugas dan tanggung jawab

utama bagi guru dalam paradigma baru pendidikan bukan “membuat siswa belajar” tetapi “membuat siswa mau belajar” dan bukan “mengajarkan mata pelajaran” tetapi “mengajarkan cara bagaimana mempelajari mata pelajaran”.

Tidak ada sesuatu yang sempurna di dunia ini. Semua pasti ada kelemahan dan kelebihannya. Dalam konteks pembelajaran ini, pendapat yang mengatakan bahwa PAKEM menyebabkan guru pasif, karena siswa lebih aktif adalah kurang benar. Justru dengan memahami PAKEM, secara esensial guru akan menjadi sosok ideal yang mampu memberikan inspirasi dan motivasi kepada siswa untuk berpikir kritis,

(13)

dinamis, kompetitif dan produktif. Seorang guru tentu tidak mungkin mampu mengemban tugas besar ini kalau pasif, stagnan dan statis.

2.8Peran Pakem Dalam Membangun Karakter Peserta Didik 

1. Adanya interaksi yang harmonis antara guru dengan peserta didik (pembelajaran aktif guru dan siswa), sehingga karakter siswa menjadi rajin, tanggung jawab, dan lain-lain.

2. Pembelajaran kreatif (mampu mengembangkan kegiatan yang menarik dan  beragam)

3. Pembelajaran menyenangkan (merasa dekat dengan murid)

Mengantarkan peserta didik yang berwawasan intelektual secara mendalam,  bermoral

PAKEM sebagai strategi sangat efektif menggali potensi terbesar siswa dengan metodologi pembelajaran yang mengedepankan keaktifan anak, mendorong kreatifitas, efektivitas dalam prosesnya, sehingga anak bisa memahami materi dengan nyaman, senang dan lain-lain. Dalam topik keadilan, siswa diajak untuk menghitung berapa persen penduduk Indonesia yang miskin, yang diperlakukan tidak adil dan diminta membuat tabel tentang data tersebut.

3. Relevansi

Berdasarkan pemahaman saya terhadap prinsip Pembelajaran PAKEM, saya memiliki pandangan bahwa model ini sangat cocok untuk diterapkan karena guru tidak hanya sebagai transfer pengetahuan, akan tetapi guru juga menjadi sarana untuk memandirikan proses belajar siswa dalam pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Setelah mendapatkan pembelajaran yang lebih rinci mengenai teori ini yang dilaksanakan melalui diskusi dalam kelas, saya menyadari adanya relevansi teori belajar yang dipelajari yakni model pembelajaran PAKEM dengan pembentukan karakter yang baik kepada seorang siswa. Dalam prosesnya, ketika menjadi seorang guru harus dapat menciptakan suasana kelas yang sesuai dengan model PAKEM dengan cara menjalankan proses pembelajaran berbasis Model.

4. Identifikasi Masalah

(14)

1. Masalah :

Apakah perbedaan metode pembelajaran PAKEM dengan metode  pembelajaran yang lain?

Jawab : Berdasarkan prinsip PAKEM yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Aplikasinya dapat diterapkan dalam  pembelajaran matematika misalnya, Pembelajaran di kelas

matematika tidak hanya hafalan rumus, tetapi dapat dilakukan dengan mempraktikkan langsung selama pembelajaran di kelas. 2. Masalah :

Teori belajar dan strategi belajar mana yang cocok untuk diterapkan pada model pembelajaran PAKEM ini?

Jawab : Dengan menggunakan hanya satu metode pelajaran, maka kekurangan dari teori belajar tidak aka nada yang melengkapi. Jadi  perlu adanya kombinasi yang tepat antar teori belajar agar  pembelajaran lebih bervariasi untuk menutupi kekurangan.

3. Masalah :

Bagaimana cara membuat siswa aktif, namun pada dasarnya siswa malas untuk mencari informasi?

Jawab : Hal ini berkaitan dengan psikologis siswa, mungkin anak tersebut memiliki pengalaman-pengalaman yang kurang menyenangkan saat menyampaikan pendapat, sehingga seorang guru harus menghargai setiap pendapat siswa.

4. Masalah :

Bagaimana cara yang paling tepat untuk mengenal murid?

Jawab : Guru tidak boleh hanya focus pada satu siswa, dan siswa  pun perlu adanya timbal balik. Guru mudah menghafal tiga

golongan murid, yaitu paling pintar, paling nakal dan rupawan 5. Masalah :

Bagaimana pembelajaran PAKEM ini menghadapi siswa yang kurang aktif dan individual?

(15)

Jawab : Anak-anak yang pasif dan individual merupakan sasaran dari PAKEM. Diharapkan siswa menjadi aktif, kreatif dan efektif sehingga pembelajaran menjadi menyenangkan.

5. Elemen yang menarik

Pada semester ini, akan dibimbing oleh dosen pembimbing sendiri sehingga  proses pembelajaran akan berbeda dengan matakuliah KH sebelumnya. Menarik karena akan mempelajari bagaimana menjadi pendidik dan langsung belajar dari ahli yang berpengalaman di bidangnya.

6. Refleksi Diri (Umum)

Saya dapat memahami prinsip apa saja yang terdapat dalam model  pembelajaran PAKEM. Setelah proses belajar saya dapat menyimpulkan bahwa  peran guru hanyalah sebagai fasilitator untuk membentuk konsep kondisi belajar yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Dalam prosesnya, guru dituntut untuk memiliki pemikiran yang lebih kreatif dalam mengondisikan kelas.

7. Refleksi Diri (khusus)

Dalam proses pembelajaran ini saya merasa sangat senang karena dapat  belajar mengenai bagaimana seharusnya yang menjadi ciri seorang pendidik yang  baik, selain itu saya mendapatkan banyak penguatan dari ceramah dan penjelasan yang telah diberikan. Saya merasa mendapatkan alasan baru untuk menjadi lebih  baik lagi sebagai calon pendidik pada masa akan datang.

(16)

KRITERIA PENILAIAN JURNAL BELAJAR MATAKULIAH BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

SEMESTER GENAP 2016-2017 SITI NURHALIZAH

150341607130/ S1 P. Bio 2015/ Offr. A Jurnal Minggu ke-6 KRITERIA PENILAIAN JURNAL BELAJAR

MATAKULIAH BELAJAR DAN PEMBELAJARAN SEMESTER GENAP 2016-2017

No. Elemen Skor

Maks

Penilaian

I. Identitas

1 Nama dicantumkan 5

2 Seluruh masukan dibubuhi tanggal 5

3 Konsep yang dipelajari dicantumkan 5

II. Sistematika

4 Jurnal terorganisasi dengan baik dan lengkap 10

III. Isi Jurnal

5 Mengeksplor beragam konsep yang dipelajari 10 6 Menyajikan hasil eksplorasi berupa informasi sebagai bukti 15

Belajar

7 Terdapat pernyataan yang menunjukkan relevansi dan keter- 10 kaitan terhadap konsep yang dipelajari

8 Mengidentifikasi permasalahan beserta pemecahannya 15 (minimal 3 permasalahan)

9 Mengidentifikasi elemen yang menarik beserta alasannya 10 10 Jurnal menunjukkan bahwa mahasiswa dapat melihat dirinya 15

sendiri sebagai pembelajar, menemukan dan menyelesaikan masalah serta bekerja untuk meningkatkan kebiasaan

Belajarnya

J u m l a h S k o r M a k s i m a l 100

(17)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan pengumpulan dan analisis data dapat dikembangkan model pembelajaran PAKEM untuk pelajaran Bahasa Inggris semester I kelas IV SD yang sesuai dengan karakteristik dan

Permasalah yang dikaji dalam peneitian ini adalah bagaimana menerapkan model pembelajaran PAKEM dengan pendekatan tematik sains SD, dan bagaimana respon siswa terhadap model

Skripsi yang mengangkat tema tentang Penerapan Pendekatan Saintifik Dalam Model Pakem Untuk Meningkatkan Pemahaman Materi Pembelajaran IPS Terpadu Pada Kelas Vii CNegeri

Faktor pendukung dan faktor penghambat dalam implementasi model pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM) pada pelajaran PAI kelas VII di SMPN

Hasil refleksi pada siklus III bahwa guru telah menerapkan pembelajaran model PAKEM dengan baik dan dilihat dari aktivitas siswa serta hasil belajar siswa

PAKEM adalah sebuah model pembelajaran yang memungkinkan peserta didik mengerjakan kegiatan yang beragam untuk mengembangkan ketrampilan sikap dan pemahaman dengan penekanan

1) Dilihat dari sisi hasil pre tes dan pos tes menunjukkan adanya peningkatan pemahaman guru-guru SD Negeri 158 Pekanbaru tentang pendekatan PAKEM. Data

bahwa peningkatan pemahaman dan keterampilan guru tentang penerapan PAKEM dalam kegiatan belajar mengajar berimplikasi pada peningkatan partisipasi atau keaktifan