• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM PENCERNAAN (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SISTEM PENCERNAAN (1)"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

FK2203 Anatomi Fisiologi Manusia

Sistem Pemeliharaan

SISTEM

(2)

2 Lia Amalia / SF ITB

(3)
(4)

Pendahuluan

Fungsi : Mencerna dan menyerap makanan

Rongga yang terlibat : mulut, farings,

esofagus, lambung/gastrik, usus halus, usus

besar

Organ pelengkap :gigi, lidah, kelenjar ludah,

empedu, hati & pankreas

4 Lia Amalia / SF ITB

(5)

Aktivitas dalam saluran cerna

Saluran cerna memungkinkan nutrien tersedia

dalam tubuh

Ada 6 tahap utama dalam pencernaan :

 ingesti  propulsi  digesti mekanik  digesti kimia  absorpsi  defekasi

(6)

 Ingesti : pengambilan makanan masuk ke saluran cerna  Propulsi : Menelan dan peristaltis

 Peristaltis : gerakan kontraksi dan relaksasi otot2

pada dinding organ

 Digesti mekanik : mengunyah, mencampur, mengaduk makanan

 Digesti kimia – penguraian makanan/katabolik

 Absorpsi : gerakan nutrien dari sal cerna ke darah atau limpa

 Defekasi : eliminasi buangan padat yang tidak dapat dicerna

Aktivitas dalam saluran cerna

6 Lia Amalia / SF ITB

(7)
(8)

8 Lia Amalia / SF ITB

(9)

Mulut

Rongga permulaan saluran pencernaan

Berhubungan dg bibir, pipi, palatum dan lidah

Terdiri dari 2 bag.:

 bag luar, vestibula dan bag. dalam rongga mulut

yg dibatasi sisinya oleh tulang maksilatis & gigi ;

 Seb.belakang bersambung dg orofaring

Fungsi :

U/menahan abrasi, mulut dilapisi lapisan

(10)

Anatomi rongga mulut

Figure 23.7a10

(11)
(12)

Palatum (langit-langit)

 Mrp atap dr rongga mulut

 Palatum keras

 Tersusun atas tajuk palatum dr seb depan tulang maksilaris & lebih

ke belakang terdiri atas 2 tulang palatum

 Membantu lidah untuk mengunyah  Sedikit berombak pada bagian tengah

 Palatum lunak – lipatan menggantung, dpt bergerak berubah oleh otot skelet

 Terdiri atas jaringan fibrosa dan selaput lendir  Menjauhi nasofaring saat mengunyah

 Di tengahnya menggantung keluar  prosesus berbentuk kerucut :

uvula

 Lengkung palatoglossal & palatopharyngeal membentuk batas pada fauces

12 Lia Amalia / SF ITB

(13)

Lidah

Ada dasar mulut dan ada dalam rongga mulut pada saat mulut tertutup, terikat pd tulang hioid

Fungsi :

 Memegang dan mereposisi makanan selama

dikunyah

 Mencampur makanan dg saliva dan membentuk

bolus

(14)

Lidah

Otot intrinsik mengubah bentuknya

 Superior longitudinal  Verticalis

 Transversus

 Inferior longitudinal

Otot ekstrinsik mengubah posisi lidah

 Genioglossus  Hyoglossus  Styloglossus  Palatoglossus

14 Lia Amalia / SF ITB

(15)

Frenulum lingualis berada di grs tengah lipatan membran mukosa, menjaga lidah tetap di dasar mulut

Di sisi fren.lingualis terletak papila sublingualis  memuat lubang kelenjar ludah submandibularis

Selaput lendir mulut dilapisi o/ epitelium yg berlapis2. Di bawahnya terletak kelenjar2 halus mengeluarkan lendir  bnyak mengandung pembuluh darah &

ujung akhir saraf sensoris

(16)

Lidah

Figure 23.816

(17)

Sulcus terminalis, celah yg membagi lidah jd 2 bag :

 2/3 anterior pada rongga mulut  1/3 posterior pada orofaring

Permukaan superior lidah terbagi 3 jenis papila

 Filiformis – memberikan kekasaran & friksi pd lidah  Sirkumvalatum – bentuk V di bag.belakang lidah

 Fungiformis – menyebar di permukaan lidah & memberi

warna kemerahan pd lidah

Lidah

(18)

Kelenjar ludah

 Fungsi kelenjar ludah

 Mensekresi saliva/ludah

 Fungsi ludah

 Membersihkan mulut

 Membasahi & melarutkan bahan kimia dalam makanan  Membantu membentuk bolus makanan  mudah ditelan  Mengandung enzim yg memecah makanan

 Terdiri dr kelenjar ludah intrinsik dan ekstrinsik

 Kelenjar ludah intrinsik : kelenjar bukal, yg menyebar di

mukosa mulut

 Kelenjar ludah ekstrinsik : parotis, submandibularis,

sublingualis

18 Lia Amalia / SF ITB

(19)

Kelenjar ludah

 Kelenjar parotis

 Kelenjar terbesar

 Di sebelah kiri & kanan, anterior agak ke bawah telinga  Sekret keluar mll saluran parotis atau Stensen ke vestibula  Melintas arteri karotis eksterna & saraf kranial VII (fasialis)

 Kelenjar submandibularis

 Di bawah kedua sisi tl rahang

 Sekret keluar mll saluran submandibularis/Wharton, yg

bermuara di dasar mulut dkt frenulum lingualis

 Kelenjar sublingualis

 Kelenjar terkecil, anterior terhadap submadibularis  Di bawah lidah, di kanan & kiri frenulum lingualis

(20)

Kelenjar ludah

Figure 23.9a20

(21)

Ludah

Disekresi dr sel serosa & mukosa kelenjar ludah

97-99,5% air, larutan hipoosmotik, sedikit asam,

mengandung :

Elektrolit: Na

+

, K

+

, Cl

-

, PO

42-

, HCO

3 -

Enzim pencernaan – amilase

Protein : mucin, lisosim, defensin dan IgA

Sisa metabolit : urea, asam urat

(22)

Pengendalian salivasi

 Kelenjar intrinsik menjaga kelembaban mulut

 Kelenjar ekstrinsik mensekresi ludah yang serous, kaya akan enzim sebagai respon dr :

 Adanya makanan yg masuk mulut  stimulasi

kemoreseptor & mekanoresseptor

 Pemikirin ttg makanan

 Stimulasi simpatik yg kuat menginhibisi salivasi dan menyebabkan mulut kering

22 Lia Amalia / SF ITB

(23)

Gigi

Gigi sementara/susu – 20 gigi, muncul pada 6-24

bulan

Gigi permanen – biasanya 32 gigi

Membesar & berkembang, meresorpsi akar

gigi susu

Muncul pada 6-12 tahun

(24)

Klasifikasi gigi

Dikelompokkan berdasarkan bentuk dan fungsi :

Gigi seri/insisivus  memotong

Gigi taring/kanina  merobek

Premolar & molar  menggiling,

menghancurkan

24 Lia Amalia / SF ITB

(25)

Gigi

 Terdiri dr 2 kelompok gigi sementara/susu & gigi tetap

 Gigi sementara (20 gigi), tiap rahang terdapat :

 4 gigi seri/insisivus  2 gigi taring/kanina  4 gigi geraham/molar

 Gigi tetap (32 gigi), tiap rahang terdapat :

 4 gigi seri/insisivus  2 gigi taring/kanina

 4 gigi geraham depan/premolar  6 gigi geraham belakang/molar

(26)

Gigi sementara/susu

26 Lia Amalia / SF ITB

(27)
(28)

Struktur gigi

Terdiri dr 2 bag utama : mahkota dan akar

 Mahkota : bag gigi di atas gingiva

 Akar : bag. gigi yang menempel pada tulang

rahang

Leher – penghubung mahkota dan akar

Enamel – bahan rapuh terdiri dr kristal

garam Ca & hidroksiapatit, melapisi mahkota

Ligamen periodontal : melekatkan gigi pada alveolus rahang, membentuk sambungan fibrosa yg disebut gomphosis

28 Lia Amalia / SF ITB

(29)

 Sulcus gingivalis – lubang tempat gingiva/gusi berbatasan dg gigi

 Sementum – jaringan penghubung berkalsium

 Menyelimuti akar gigi

 Melengkapi ligamen periodontal

 Dentin – bahan menyerupai tulang, di bawah enamel, yg membentuk ruah gigi

 Rongga pulpa – ronggayg dikelilingi dentin mengandung pulpa

 Pulpa – jaringan penghubung, pembuluh darah & saraf

(30)

Struktur gigi

Kanal akar – bag rongga pulpa yg

memanjang smp akar

Foramen apikal – bukaan proksimal ke

kanal akar

Odontalblast – mensekresi dan

memelihara dentin

30 Lia Amalia / SF ITB

(31)
(32)

Faring

Dr mulut, oro dan laringofaring memungkinkan

 makanan & cairan masuk esofagus  Udara ke trakhea

Dibatasi oleh epitel dan kelenjar mukus

Memiliki 2 lapisan otot skelet :

 Longitudinal dalam

 Konstriktor faringeal luar

32 Lia Amalia / SF ITB

(33)

Esofagus

Tabung muskular dr laringofaring ke orifisium kardiak lambung

terletak di belakang trakhea & di depan tulang punggung

Panjang 20-25 cm

Dinding terdiri dr 4 lapis :

 lap luar – lapisan jaringan ikat yg renggang,

 lapisan otot yg terdiri dr 2 lapis serabut otot (sirkular &

longitudinal)

(34)

Menelan

Dilakukan setelah mengunyah

Terdiri dr :

 gerakan membentuk makanan  bolus dg

bantuan lidah & pipi  faring

 Faring  palatum lunak naik-turun menutup nares

posterior  otot konstriktor faring mendorong makanan ke esofagus

 Makanan masuk ke esofagus dg kerja peristaltik

34 Lia Amalia / SF ITB

(35)
(36)

LAMBUNG

 Terletak di daerah epigastrik dan sebagian di sebelah kiri daerah hipokondriak & umbilikal

 Berhubungan dg esofagus mll orifisium kardiak, & dengan duodenum mll orifisium pilorik

 Terdiri dari bag atas : fundus, batang utama & bagian bawah yg horisontal : antrum pilorik

 Lapisan lambung :

 Lap peritoneal luar : serosa

 Lap berotot : serabut longitudinal, serabut sirkular (membentuk

otot sfingter), serabut oblik/oblique

 Lapisan submukosa : pembuluh darah & saluran limfe  Lapisan mukosa : terdapat rugae/kerutan

36 Lia Amalia / SF ITB

(37)
(38)

38 Lia Amalia / SF ITB

(39)

Lambung

Fungsi :

 Menerima makanan, bekerja sbg penampung

sementara (jangka pendek)

 Mencampur makanan dg HCl  disiapkan u/

dicerna oleh usus

 Protein diubah menjadi pepton  Mulai terjadi pencernaan lemak

(40)

Kelenjar dalam lambung

 Kelenjar gastrik kardia & pilorus  sekresi mukus alkali

 Kelenjar gastrik antrum pilorik  sekresi hormon

 Kelenjar fundus & badan gastrik  berbagai sel sekretori :

 Mucus neck cell  sekresi mukus (asam)

 Parietal cell  sekresi HCl dan faktor intrinsik  Chief cell  sekresi pepsinogen

Pepsinogen diubah mjd pepsin oleh HCl dan pepsin itu sendiri melalui mekanisme umpan balik positif

 Enteroendocrine cell  sekresi gastrin, endorfin, histamin,

serotonin, kolesitokinin & somatostatin  ke lamina propria

40 Lia Amalia / SF ITB

(41)
(42)

Regulasi sekresi asam lambung

42 Lia Amalia / SF ITB

(43)

Sel parietal :

 reseptor asetilkolin, gastrin dan histamin  menstimulasi produksi asam lambung

 reseptor PGE2 dan I2  menginhibisi produksi asam lambung

Gastrin: hormon di lambung dan duodenum 

respon ingesti makanan

Histamin : dilepaskan dr sel di mukosa lambung dan berdifusi ke sel parietal

Pepsin : enzim proteolitik  mencernakan protein

(44)

Ikatan reseptor + gastrin, asetilkolin  peningkatan

kadar Ca intraselular  aktivasi pompa proton H/K

ATPase  sekresi HCl ke lumen

Ikatan reseptor + histamin  aktivasi enzim adenilat

siklase  aktivasi pompa proton H/K ATPase  sekresi

HCl ke lumen

Ikatan reseptor + PG E2 dan I2  menghambat enzim

adenilat siklase  inhibisi sekresi HCl

Regulasi sekresi asam lambung

44 Lia Amalia / SF ITB

(45)

Lapisan pada lambung

Lambung memiliki barier mukosa  menjaga lambung tdk terdigesti :

 Lapisan tebal mukus kaya bikarbonat pada

dinding

 Sel epitelium yg berikatan erat  kelenjar

lambung yg terdiri dr sel2 yang impermeabel thdp HCl

Kerusakan sel epitelium dengan cepat akan diperbaiki

(46)

Digesti dalam Lambung

Menguraikan makanan secara fisik dan kimia

Menghantarkan khimus ke dalam usus halus

Secara enzimatik mendisgesti protein (oleh pepsin)

Mensekresi faktor intrinsik yg dibutuhkan untuk absorpsi vit B12

46 Lia Amalia / SF ITB

(47)

Pengaturan sekresi lambung

Mekanisme neural & hormonal mengatur pengeluaran cairan lambung

Mekanisme stimulasi dan inhibisi terjadi dalam 3 fase :

 Fase sefalik (refleks)  sebelum makanan masuk  Fase gastrik  makanan masuk ke lambung

(48)

Apa yang terjadi pada ketiga fase

tersebut ?

48 Lia Amalia / SF ITB

(49)

Fase sefalik  mll saraf vagus

 Eksitasi mencakup:

 Melihat & memikirkan makanan  Stimulasi reseptor rasa & bau

 Menuju hipotalamus, medula oblongata (nukleus

vagus)

 Stimulasi kelenjar lambung  nhibisi mencakup :

 Hilangnya nafsu makan & depresi

(50)

Fase gastrik

Eksitasi mencakup :

 Distensi lambung

 Aktivasi kemoreseptor oleh peptida, kafein &

peningkatan pH

 Pelepasan gastrin ke dlm darah

 Peningkatan pelepasan HCl

Inhibisi mencakup :

 pH < 2

 Gangguan emosional yg menurunkan kerja

parasimpatis

50 Lia Amalia / SF ITB

(51)

Fase intestinal

Fase eksitasi :

pH rendah; scr parsial makanan yg terdigesti

masuk ke duodenum & mendorong aktivitas

kelenj gastrin melalui gastrin intestinal

Fase inhibisi (refleks enterogastrik)

distensi duodenum, keberadaan khimus

berlemak, asam atau hipertonis, &/atau iritan

dalam duodenum

(52)

52 Lia Amalia / SF ITB

(53)

Aktivitas kontraksi lambung (1)

Gelombang peristaltik bergerak ke pilorus dg

kcptan 3 gelombang/menit

Ritme elektrikal dasar ini diatur oleh sel

pacemaker (sel Cajal) pada lap. longitudinal 

mengatur kcptan kontraksi

Stimulus saraf & hormonal

 Memulai stimulus

(54)

Peristaltik & pemcampuran paling kuat trjadi

dekat pilorus

Khimus akan:

Dihantarkan sejumlah kecil ke duodenum

atau

Mendorong kembali ke lambung u/

pencampuran lebih lanjut

Aktivitas kontraksi lambung (2)

54 Lia Amalia / SF ITB

(55)

Respon pengisian lambung

Daya tampung lambung + 1L makanan

Tekanan dlm lambung tetap rendah smp mendekati batas daya tampung 1L  kelenturan otot polos

lambung memungkinkan ukurannya berubah pada tonus yg tetap

Respon yang dimediasi o/ refleks :

 Relaksasi reseptif – makanan berjalan mll esofagus,

relaksasi otot lambung

 Relaksasi adaptif – lambung dilatasi pada saat terisi

Plastisitas – kemampuan intrinsik otot polos u/ memberikan respon tekanan-relaksasi

(56)

Pengaturan pengosongan lambung

Pengosongan lambung diatur oleh :

 Refleks enterogastrik neural

 Mekanisme hormonal (enterogastron)

Mekanisme ini menginhibisi sekresi lambung & pengisian duodenum

Khimus kaya karbohidrat secara cepat bergerak melalui duodenum

Khimus berlemak secara lambat dicerna sehingga lebih lama tinggal di dalam lambung

56 Lia Amalia / SF ITB

(57)
(58)

Usus halus

58 Lia Amalia / SF ITB

(59)
(60)

60 Lia Amalia / SF ITB

(61)

EMPEDU

Disekresi secara kontinyu o/ hati

Tidak mengandung enzim pencernaan

Garam2 empedu mengemulsikan globul lemak 

memudahkan pencernaannya o/ lipase

Transpor produk akhir dr metabolisme lemak ke

villi usus  dapat diserap ke dalam pembuluh

limfe

(62)

Komposisi empedu

Warna kuning-hijau, larutan alkali mengandung

garam empedu, pigmen empedu, kolesterol, lemak netral, fosfolipid & elektrolit

Garam empedu ad derivat kolesterol yang

 Mengemulsi lemak

 Memfasilitasi absorpsi lemak & kolesterol  Membantu solubilisasi kolesterol

Sirkulasi enterohepatik mendaur ulang garam empedu

Pigmen empedu yang utama adalah bilirubin, produk buangan dr heme

62 Lia Amalia / SF ITB

(63)

Kandung empedu

Kantung hijau pada permukaan ventral hati,

berdinding tipis

Menyimpan & mengkonsentrasi empedu dg

mengabsorpsi air dan ion2nya

Melepaskan empedu melalui saluran sistis,

yang mengalir ke saluran empedu

(64)

Pengaturan pelepasan empedu (1)

Khimus yang asam, berlemak  duodenum

melepaskan kolesitokinin (CCK) dan sekretin ke

aliran darah

CCK dan sekretin yg diangkut dalam darah

menstimulasi hati untuk memproduksi empedu

Stimulasi vagus menyebabkan kontraksi lemah

kandung empedu

64 Lia Amalia / SF ITB

(65)

CCK mengakibatkan :

Kandung empedu kontraksi

Sfingter hepatopankreatik relaksasi

Sekresi cairan pankreatik

Akibatnya  cairan empedu & pankreatik

memasuki duodenum

(66)

Pengaturan pelepasan empedu (3)

66 Lia Amalia / SF ITB

(67)

PANKREAS

Berada dekat dengan kurvatura besar lambung

Bagian kepala dikelilingi oleh duodenum & ekor berbatasan dengan limpa

Fungsi eksokrin

 Mensekresi cairan pankreatik yg memecah

makanan

 Acinus (bagian dr sel sekretori) mengandung

granul zimogen dg enzim pencernaan

Fungsi endokrin

(68)

68 Lia Amalia / SF ITB

(69)

Komposisi dan fungsi cairan pankreatik

Larutan air mengandung enzim & elektrolit

(terutama HCO

3-

)

 Menetralkan khimus yang asam

 Memberikan lingkungan optimal untuk enzim

pankreatik

Protease pankreatik dilepaskan dlm bentuk

inaktif & diaktifkan dalam duodenum

 Tripsinogen diaktifkan  tripsin oleh enterokinase

(70)

Tripsin mengaktifkan :

 Prokarboksipeptidase  karboksipeptidase  Kimotripsinogen  kimotripsin

Enzim aktif yang disekresi :

 Amilase, lipase & nuklease

 Enzim2 ini memerlukan empedu untuk aktivitas

optimal

Komposisi dan fungsi cairan pankreatik

70 Lia Amalia / SF ITB

(71)

Pengaturan sekresi pankreatik

Sekretin dan CCK dilepaskan ketika khimus lemak atau asam masuk ke duodenum

CCK & sekretin masuk ke aliran darah

Selama mencapai pakreas :

 CCK menginduksi sekresi cairan pankreatik yg

mengandung enzim

 Sekretin menyebabkan sekresi cairan pankreatik

mengandung bikarbonat

(72)

Pencernaan pada usus halus

Saat masuk duodenum :

 KH dan protein sebagian dicerna

 Hampir tidak terjadi pencernaan lemak

Pencernaan di usus halus

 Khimus dilepaskan perlahan ke duodenum  Hipertonis dg pH <<  pencampuran

diperlukan  u/ proses pencernaan

Absorpsi nutrisi terjadi disini

72 Lia Amalia / SF ITB

(73)

Motilitas pada Usus Halus

Gerakan usus halus pada umumnya adalah

segmentasi, bukan peristaltis

 Diinisiasi oleh sel pacemaker (sel cajal)  Menggerakkan isi ke arah katup ileosekal

Setelah nutrisi diabsorbsi

 Peristaltis dimulai sbg respon dr hormon motilin

dg tiap gelombang mulai distal to the previous

 Bakteri, sel mukosa & debris bergerak ke usus

(74)

Pengendalian motilitas

 Neuron enterik saluran cerna mengkoordinasikan motilitas intestinal

 Neuron kolinergik mengakibatkan :

 Kontraksi & pemendekan lapisan otot sirkular proksimal  Pemendekan otot longitudinal distal

 Distensi intestinal

 Refleks GI diinisiasi oleh aktivitas lambung yg meningkat  meningkatkan segmentasi pada ileum

 Gastrin yang dilepaskan o/ lambung

 Merelaksasi sfingter ileosekal  Meningkatkan motilitas ileum

 Memungkinkan khimus lewat ke usus besar

74 Lia Amalia / SF ITB

(75)
(76)

Pengendalian intrinsik

 Pleksus saraf dekat dg sal cerna memulai refleks

pendek

 Refleks pendek dimediasi oleh pleksus enterik

lokal

Pengendalian ekstrinsik

 Refleks panjang muncul di dalam/luar sal.cerna  Saraf pusat SSP & saraf otonom ekstrinsik

Pengendalian saraf saluran cerna (1)

76 Lia Amalia / SF ITB

(77)

Gambar

Figure 23.7a 10Lia Amalia / SF ITB
Figure 23.8 16Lia Amalia / SF ITB
Figure 23.9a 20Lia Amalia / SF ITB

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian Magfuroh (2013) obyeknya adalah berkas rekam medis dan data kode diagnosis yang ada pada Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit pada pasien Rawat

Setelah diperoleh hasil ADD yang optimum dicoba pada sterol dari hasil isolasi ampas tahu dengan kondisi sebagai berikut, penambahan inhibitor enzim α, α’-dipiridil dengan

Pada hari ini Selasa tanggal Tiga puluh bulan Mai tahun Dua Ribu Tujuh Belas, yang bertanda tangan dibawah ini Kelompok Kerja Empat Lingkungan Peradilan Propinsi Aceh Unit

Pengaruh Variabel Fundamental terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia , Tesis, Universitas Sumatera Utara. Investasi , Penerjemah: Hanry

Jika jumlah luas daerah yang tidak diarsir pada bangun di samping adalah 50 cm 2 , maka luas daerah yang diarsir adalah…A. Sebuah taman berbentuk persegi panjang yang panjangnya 30

Bagian Ketujuh Masa Percobaan dan Waktu Studi Mahasiswa Khusus Program Sarjana

Siswa menulis teks laporan eksplanasi tentang konversi energi listrik berdasarkan literatur yang mereka baca (buku perpustakaan, eksiklopedia, dan berbagai sumber dari

Manajemen sumber daya manusia merupakan bagian dari ilmu manajemen yang memfokuskan perhatiannya pada peranan sumber daya manusia dalam suatu perusahaan. Peran penting bagi setiap