PENGARUH VARIABEL FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA
OLEH :
ARDIN DOLOK SARIBU, SE., MSi
(Dosen Fakultas Ekonomi Universitas HKBP Nommesen)
LEMBAGA PENELITIAN
UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN
MEDAN
ABSTRACT
Target of this research is to obtain get evidence empirically and clarity about fundamental variable influence consisting of ROA, ROE, DER, EPS, simultanrously and partially on the stock price in the banking companies listed in Indonesia Stock Exchange. The population in this research are all banking companies listed in Indonesia Stock Exchange from 2006 until 2010. The research sample was taken by using purposive sampling method resulting in 21 banks. The method of anlysis used is multiple linear regression analysis. Result of research simultaneously shows all the independent variables affect the share price with significant value of o,001. While only partial and ROA, ROE, DER variables that influence the stock prices and DER variable not affect to stock price.
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penelitian ini. Penulis sangat menyadari bahwa penyusunan penelitian ini tidak
lepas dari pengorbanan dan bantuan dari banyak pihak, untuk itu dalam
kesempatan ini penulis dengan tulus menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Ir. Jongkers Tampubolon, MSc, selaku Rektor Universitas
HKBP Nommensen besarta seluruh stafnya.
2. Bapak Prof. Dr. Ir. Hasan Sitorus, MSi., selaku Ketua Lembaga Penelitian
Universitas HKBP Nommensen beserta seluruh stafnya.
3. Bapak Dr. Ir. Parulian Simanjuntak, MA., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas HKBP Nommensen beserta seluruh stafnya.
4. Bapak Dr. Jadongan Sijabat, SE., MSi., selaku Ketua Program Studi
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas HKBP Nommensen beserta
seluruh stafnya.
5. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi Fakultas Ekonomi Universitas
HKBP Nommensen.
6. Kedua Orang Tua dan Istriku Jojor Delima Samosir, AMKeb. serta seluruh
keluarga yang telah memberikan doa, dukungan dan motivasi dengan
7. Seluruh pihak-pihak tidak disebutkan yang telah mendukung dan
memberikan saran yang membangun kepada penulis khususnya
mahasiswa/i yang turut serta membantu pengisian kuesioner.
Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna,
sehingga masih diperlukan masukan dan saran yang membangun guna perbaikan
dan kesempurnaan, dan akhirnya harapan penulis semoga penelitian ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca.
Medan, Juli 2012
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... ... iii
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... vii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 5
1.3. Tujuan Penelitian ... 5
1.4. Manfaat Penelitian ... 6
1.5. Batasan Masalah... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8
2.1. Tinjauan Teori ... 8
2.1.1. Pengertian Pasar Modal... 8
2.1.2. Saham ... 9
2.1.3. Analisis Fundamental ... 11
2.1.4. Harga Saham dan Penilaian Harga Saham ... 11
2.1.5. Rasio Keuangan ... 15
2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 16
2.3. Kerangka Konseptual ... 19
BAB III METODE PENELITIAN ... 22
3.1. Rancangan Penelitian ... 22
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 22
3.3. Populasi dan Sampel ... 23
3.4. Metode Pengumpulan Data ... 24
3.5. Defenisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel ... 25
3.6. Metode Analisis Data ... 28
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 36
4.1. Deskriptif Data Penelitian ... 36
4.2. Pengujian Asumsi Klasik ... 38
4.2.1. Hasil Pengujian Normalitas... 38
4.2.2. Hasil Pengujian Multikolonieritas ... 40
4.2.3. Hasil Pengujian Heteroskedastisitas ... 41
4.2.4. Hasil Pengujian Autokorelasi ... 42
4.3. Hasil Pengujian Hipotesis ... 42
4.4. Pembahasan Hipotesis ... 45
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 50
5.1. Kesimpulan ... 50
5.2. Keterbatasan Penelitian ... 50
5.3. Saran ... 51
DAFTAR PUSTAKA ... 53
DAFTAR GAMBAR
No. Judul Halaman
2. 3. Kerangka Konseptual ... 19
4. 1. Normal PP Plot Residual ... 38
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perekonomian bangsa Indonesia dalam beberapa tahun terakhir ini telah
memperhatikan perkembangan yang cukup signifikan. Dengan semakin
banyaknya bermunculan perusahaan-perusahaan yang mendaftar dan menjual
saham/go public di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dalam upaya melakukan
pengembangan terhadap kegiatan bisnisnya, perusahaan tentu saja membutuhkan
dana yang sangat besar. Kebutuhan akan dana tersebut semakin bertambah seiring
dengan semakin besarnya kegiatan ekspansi yang dilakukan oleh perusahaan
tersebut. Pasar modal merupakan salah satu alternatif sumber dana eksternal
disamping sumber dana pinjaman.
Pasar modal memiliki peran bagi perekonomian suatu negara karena pasar
modal menjalankan dua fungsi sekaligus, fungsi ekonomi dan fungsi keuangan.
Dengan adanya pasar modal dapat menginvestasikan dana dengan harapan
memperoleh imbalan (return) sedangkan pihak issuer (dalam hal ini perusahaan)
dapat memanfaatkan dana tersebut untuk kepentingan investasi tanpa harus
mengganggu tersedianya dana dari operasi perusahaan.
Adanya perkembangan pasar modal yang pesat dapat membuat investor
lebih leluasa dalam melakukan aktivitasnya, baik dalam pemilihan portofolio
investasi pada efek yang tersedia maupun besarnya jumlah yang diinvestasikan.
meningkatkan kekayaan mereka di masa mendatang, yaitu dengan memperoleh
hasil berupa deviden maupun capital gain yang jumlahnya diharapkan lebih besar
dari tingkat return sarana investasi lain seperti deposito dan pembelian obligasi.
Dalam berinvestasi para investor memerlukan informasi akurat yang akan
digunakan sebagai pertimbangan dalam menentukan pilihan untuk membeli
saham-saham perusahaan yang menguntungkan. Informasi yang ada dapat
digunakan sebagai bahan analisa saham baik secara fundamental maupun teknikal.
Keadaan ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan para pemakai untuk
mendukung proses pengambilan keputusan investasi di pasar modal. Analisa
laporan keuangan ini mencakup (1) perbandingan kinerja perusahaan dengan
perusahaan lain dalam industri yang sama, dan (2) evaluasi kecenderungan posisi
keuangan perusahaan sepanjang waktu (Brigham dan Houston, 2006).
Badan pengawasan pasar modal (BAPEPAM) mewajibkan para emiten
untuk menyampaikan laporan keuangan tahunan atau annual report agar adanya
transparansi dalam pengungkapan berbagai informasi yang berhubungan dengan
kinerja emiten yang bersangkutan. Dengan analisis tertentu atas laporan keuangan
masyarakat dapat menentukan pilihan untuk berinvestasi pada saham perusahaan
yang menurut penilaiannya memiliki prospek yang menguntungkan misalnya
dengan menggunakan berbagai rasio yang diperoleh dari laporan keuangan untuk
mengevaluasi kinerja perusahaan-perusahaan di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Investor dalam melakukan analisis dan menilai saham di pasar modal
secara umum menggunakan 2 (dua) pendekatan yaitu analisis fundamental dan
interaksi antara permintaan dan penawaran yang berpengaruh terhadap transaksi
saham perusahaan sehingga harga saham akan mengalami berbagai fluktuasi.
Analisis fundamental didasarkan pada dua model dasar penilaian sekuritas yaitu
earning multipler dan asset value.
Studi Utami dan Suharmadi (1998) menunjukkan bahwa faktor
fundamental perusahaan memegang peranan penting dalam proses pengambilan
keputusan. Penilaian saham secara akurat dapat meminimalkan resiko sekaligus
membantu unvestor mendapatkan keuntungan wajar, mengingat investasi daham
di pasar modal merupakan jenis investasi yang cukup berisiko tinggi meskipun
menjanjikan keuntungan yang relatif besar. Analisis fundamental memfokuskan
pada laporan keuangan perusahaan di mana tujuannya untuk mendeteksi
perbedaan harga saham sekuritas dengan nilai intrinsiknya. Pendekatan
fundamental memberikan dasar teoritis perhitungan nilai intrinsiknya yang dapat
ditentukan berdasarkan faktor fundamental perusahaan misalnya, laba, deviden,
struktur modal, ratio dan potensi pertumbuhan perusahaan.
Faktor fundamental yang digunakan untuk memprediksi harga saham atau
retur saham adalah resiko keuangan dan resiko pasar. Rasio keuangan yang
berfungsi untuk memprediksi harga saham yaitu ROA (Return On Asset), DER
(Debt Equity Ratio), ROE (Return On Equity), BVS (Book Value per Share).
Rasio ini digunakan untuk menilai kewajaran harga saham maupun menilai
tingkat harga relatif jika diperbandingkan dengan harga saham lainnya.
Peneliti sebelumnya yang menghubungkan antara faktor fundamental
konsisten. Beberapa peneliti menghasilkan kesimpulan pengaruh faktor
fundamental terhadap harga saham yaitu silalahi (1991), dan Dwipayana (2007),
Wathi (2006) melakukan penelitian dan memperoleh hasil bahwa
variabel-variabel fundamental mempunyai pengaruh terhadap harga saham.
Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh variabel fundamental
terhadap harga saham sebagai kelanjutan dari penelitian sebelumnya karena masih
terdapat ketidakkonsistensinan hasil penelitian-penelitian tersebut. Penelitian ini
merupakan replikasi dari penelitian yang dilakakukan oleh Nainggolan (2008)
yang menguji Pengaruh Variabel Fundamental Terhadap Harga Saham
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Perbedaan
penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah penelitian sebelumnya
variabel bebasnya yang digunakan adalah ROA, ROE, DER, BVS. Sementara
dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah ROA, ROE, DER, EPS. Perbedaan
lainnya adalah penelitian ini mengunakan objek penelitian pada perusahaan
perbankan sedangkan objek penelitian sebleumnya adalah perusahaan manufaktur.
Kemudian perbedaan berikutnya adalah tahun periode penelitian ini adalah dari
tahun 2005 – 2009 sedangkan periode penlitian sebelumnya adalah tahun 2004 –
2006. Melihat hasil penelitian yang tidak konsisten tersebut, penulis merasa
tertarik untuk melakukan penelitian untuk memberikan kajian akademik yang
semakin jelas mengenai permasalahan yang dikemukakan di atas. Faktor
fundamental dengan menggunakan rasio keuangan yang akan digunakan adalah
ROA, ROE, DER, EPS sebagai variabel yang akan diteliti terhadap harga saham
dengan judul “Pengaruh Variabel Fundamental Terhadap Harga Saham
Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.
1.2. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang yang telah diuraikan di atas, untuk
memberikan fokus dan batasan penelitian agar hasil yang diperoleh bisa
memberikan kesimpulan yang baik, penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah variabel fundamental yang terdiri dari ROA, ROE, DER, EPS
secara bersama-sama (Simultan) mempunyai pengaruh terhadap harga
saham pada perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Apakah variabel fundamental yang terdiri dari ROA, ROE, DER, EPS
secara individual (Parsial) mempunyai pengaruh terhadap harga saham
pada perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
1.3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor
fundamentar dalam pembentukan harga saham. Secara terinci tujuan penelitian
adalah sebagai berikut:
1. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh variabel fundamental yang
terdiri dari ROA, ROE, DER, EPS secara bersama-sama (Simultan)
terhadap harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa
2. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh variabel fundamental yang
terdiri dari ROA, ROE, DER, EPS secara Individual (Parsial) terhadap
harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat pada berbagai bidang dan
profesi, yaitu sebagai berikut:
1. Menambah pengetahuan dan wawasan bagi peneliti dalam memahami
pengaruh variabel fundamental yang terdiri dari ROA, ROE, DER, EPS
terhadap Harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia.
2. Menambah informasi bagi investor pasar modal untuk pertimbangan
dalam pengambilan keputusan investasi yang optimal.
3. Menambah perbendaharaan riset di akademisi dibidang manajemen
keuangan khususnya manajemen investasi di pasar modal, dan referensi
peneliti selanjutnya pada permasalahan atau subjek yang sama.
1.5. Originalitas Penelitian
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh
Nainggolan (2008) yang menguji analisis pengaruh variabel fundamental terhadap
harga saham perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Tabel 1.1. Perbedaan penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu
No Keterangan Penelitian sekarang Penelitian terdahulu 1 Variabel Bebas ROA, ROE, DER, EPS ROA, ROE, DER, BVS
2 Perusahaan Perbankan Manufaktur
3 Periode 2006 – 2010 2005 – 2009
BAB II
TINJAUAN PUSTAKAN
2.1. Tinjauan Teori
2.1.1. Pengertian Pasar Modal
Pada dasarnya pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen
keuangan jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk utang
maupun modal sendiri. Jika di pasar modal diperjualbelikan instrumen keuangan
seperti saham, obligasi, waran, right, obligasi konvertibel, dan berbagai produk
turunan seperti opsi, maka di pasar uang diperjualbelikan antara lain Sertifikat
Bank Indonesia, Surat Berharga Pasar Uang, Comercial Paper, Promissory Notes,
Call Money, Repurchase Agreement, Banker’s Acceptence, Treasury Bills dan
lain-lain.
Undang-uandang pasar modal No. 8 tahun 1995 memberikan pengertian
pasar modal yang lebih spesifik yaitu “kegiatan yang bersangkutan dengan
penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan
dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan
dengan efek.
Sharpe (1999:9) menyatakan bahwa pasar modal sebagai salah satu jenis
pasar sekuritas yang memperdagangkan aktiva keuangan yang memiliki jangka
waktu lebih dari setahun. Menurut Sunariyah (2004:5) pasar modal sebagai
tempat pertemuan antara penawaran dan permintaan surat berharga. Ditempat
mempunyai kelebihan dana melakukan investasi dalam surat berharga yang
ditawarkan oleh emiten. Sebaliknya ditempat ini pula perusahaan yang
membutuhkan dana menawarkan surat berharga dengan listeng terlebih dahulu
pada badan otoritas di pasar modal sebagai emiten.
Dari definisi di atas maka pasar modal adalah sistem keuangan yang
terorganisasi yang mempertemukan pihak penawar dan pembeli instrumen
keuangan jangka panjang baik dalam bentuk hutung maupun modal sendiri.
2.1.2. Saham
Perseroan adalah badan usaha yang dibentuk berdasarkan
Undang-Undang, dan mempunyai eksistensi yang terpisah dengan pemiliknya dan dapat
melakukan usaha dalam batas tertentu sebagai mana lazimnya manusia biasa, sifat
ini sering disebut sebagai berbadan hukum. Perseroan mempunyai eksistensi tidak
terbatas, kecuali jika umumnya dibatasi oleh Undang-Undang. Sebagai bukti
keikutsertaan mereka dalam perseroan tersebut makaperseroan menerbitkan
saham bagi pemilik modal. Saham merupakan surat berharga yang paling populer
dan dikenal luas dimasyarakat. Umumnya saham yang dikenal sehari-hari
merupakan saham biasa. Bentuk saham yang lain adalah saham yang memiliki
sifat-sifat obligasi yaitu Preferred stock. Wujud saham adalah selembar kertas
yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang
menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa
besar penyertaan yang ditanamkan diperusahaan tersebut, Tjiptono dan Hendy
Menurut Tjiptono dan Hendy (2001:7) ditinjau dari kinerja perdagangan
maka saham dapat dikategorikan atas:
1. Blue Chip Stock yaitu saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki
reputasi tinggi, sebagai leader di industri sejenis, memiliki pendapatan
yang stabil dan konsisten dalam pembayaran deviden.
2. Income Stock yaitu saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan
membayar deviden lebih tinggi dari rata-rata deviden yang dibayarkan
pada tahun sebelumnya.
3. Growth Stock yaitu saham-saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan
pendapatan yang tinggi, sebagai leader di industri sejenis yang mempunyai
reputasi tinggi.
4. Speculative Stock yaitu suatu perusahaan yang tidak bisa secara konsisten
memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi mempunyai
kemungkinan penghasilan yang tinggi di masa mendatang, meskipun
belum pasti.
5. Counter Cyclical Stock yaitu saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi
ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum. Pada saat resesi
ekonomi, harga saham ini tetap tinggi, di mana emitennya mampu
memberikan deviden yang tinggi sebagai akibat dari kemampuan emiten
2.1.3. Analisis Fundamental
Analisis fundamental adalah metode analisis yang didasarkan pada
fundamental ekonomi suatu perusahaan. Teknis ini menitik beratkan pada rasio
finansial dan kejadian yang secara langsung maupun tidak langsung
mempengaruhi kinerja perusahaan. Sebagian ahli berpendapat teknik analisis
fundamental lebih cocok untuk membuat keputusan dalam memilih saham
perusahaan mana yang dibeli untuk jangkan panjang. Pendekatan dengan analisis
fundamental didasarkan pada suatu anggapan bahwa saham memiliki nilai
instriksi yang diestimasi oleh para analis atau investor, (Jones:2002). Menurut
Bodie (2005:140) bahwa analisis fundamental selalu memulai penilaian harga
saham dengan melihat kepada pembelajaran atas laba historis dan pengujian atas
laporan keuangan suatu perusahaan. Ide dasar pendekatan ini adalah bahwa harga
saham akan dipengaruhi oleh kinerja perusahaan.
Menurut Husnan (1994:145) pendekatan fundamental memperkirakan
harga saham di masa yang akan datang dengan mengestimasi nilai faktor-faktor
fundamental (pertumbuhan penjualan, nilai penjualan, Net profot Margin, dan
Price earning ratio) berdasarkan pada informasi akuntansi yang telah diaudit oleh
akuntan publik dan dipercaya oleh segenap peserta pasar.
2.1.4. Harga Saham dan Penilaian Harga Saham
Berbagai studi empiris menunjukkan bahwa terdapat beberapa unsur
utama yang terdapat dalam harga saham individual, yaitu:
2. Kondisi industri sejenis
3. Kinerja perusahaan
Sedangkan yang menjadi penyebab utama fluktuasi harga saham adalah kondisi
perekonomian dan kinerja perusahaan.
Kinerja perusahaan merupakan hal yang sangat penting, misalnya dalam
beberapa kasus terdapat beberapa perusahaan tertentu bergerak dengan arah yang
berbeda dengan industri sejenis. Perusahaan-perusahaan tertentu bergerak dengan
arah yang berbeda dengan industri sejenis. Perusahaan-perusahaan ini
mengembangkan produk atau teknologi yang baru sehingga membuat para
investor merasa dapat memperoleh keuntungan, setidaknya bersifat temporer. Hal
ini akan mengakibatkan bereaksinya harga saham akibat antisipasi dari pada
investor terhadap keuntungan atau kerugian yang mungkin terjadi di masa yang
akan datang. Reaksi harga saham yang cukup tajam terhadapa naik turunnya
pendapatan perusahaan sudah merupakan hal yang biasa akibat tindakan investor
untuk mengantisipasi hal ini. Berbagai pemberitaan dari kejadian-kejadian yang
akan mempengaruhi kinerja perusahaan dapat pula menyebabkan naik turunnya
harga.
Pertimbangan para fundamentalis mengenai pertumbuhan perusahaan,
besarnya deviden, resiko dan tingkat bunga memiliki pengaruh yang cukup besar
terhadap harga saham. Ekspektasi yang tinggi untuk meraih keuntungan dari
investasi yang dilakukan cenderung melipatgandakan harga saham, sementara itu
resiko dan tingkat bunga yang lebih tinggi cenderung akan mengakibatkan
Hal-hal penting yang merupakan faktor makro atau pasar yang dapat
menyebabkan fluktuasi harga saham adalah:
1. Tingkat inflasi dan suku bunga
2. Kebijakan keuangan dan fiskal
3. Situasi bisnis international
4. Situasi perekonomian
Menurut Jogiyanto (1998:70), penilaian Harga saham menjelaskan ada 2
(dua) pendekatan untuk menilai interinsik saham yaitu:
a. Pendekatan nilai sekarang (Present Value Approaching)
Pendekatan niali sekarang juga disebut dengan metode kapitalisasi laba
karena melibatkan proses kapitalisasi nilai-nilai masa depan yang
didiskontokan menjadi nilai sekarang.
b. Pendekatan PER (Price earningratio approach)
Pendekatan ini menunjukkan rasio dari harga saham terhadap earnings.
Rasio ini melihat berapa besar investor menilai harga saham dari saham
terhadap kelipatan dari earnings.
Untuk mengetahui sampai sejauh mana investasi yang akan ditanamkan
investor disuatu perusahaan mampu memberikan return yang sesuai dengan
tingkat yang diisyaratkan investor, dapat dilihat dari:
1. Return On Asset (ROA)
Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
ini kita bisa menilai apakah perusahaan ini efisien dalam memanfaatkan
aktiva dalam kegiatan operasional perusahaan.
ROA =
Rasio ini berguna untuk mengukur tingkat kemampuan perusahaan untuk
memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan.
ROE =
Rasio ini menunjukkan persentase penyediaan dana oleh pemegang saham
terhadap pemberi pinjaman. Semakin tinggi rasio semakin rendah
pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham.
DER =
Salah satu angka yang dipertimbangkan oleh analis adalah Earnings Per
Share (EPS). Informasi EPS suatu perusahaan menunjukkan besarnya laba
perusahaan yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan.
Besarnya EPS suatu perusahaan bisa diketahui dari informasi laporan
keuangan perusahaan. Meskipun tidak semua perusahaan mencamtumkan
besarnya EPS perusahaan bersangkutan dalam laporan keuangannya,
besarnya EPS dapat dihitung berdasarkan laporan neraca dan laba rugi
EPS =
Untuk mengetahui makna yang ada pada laporan keuangan diperlukan
sebuah alat analisis. Alat analisis ini digunakan biasanya adalah analsis laporan
keuangan yang berupa rasio-rasio laporan keuangan. Rasio ini bertujuan untuk
mengukur kinerja perusahaan dari berbagai aspek kinerja. Ukuran kinerja yang
pertama yang diukur adalah ukuran likuiditas di mana menukur kinerja
perusahaan dari aspek kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang
jatuh tempo dalam jangka pendek. Ukuran kinerja kedua adalah leverage atau
solvabilitas yang mengukur kinerja perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang
jatuh tempo dalam jangka panjang. Ukuran ketiga adalah profitalibitas yang
mengukur kinerja perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan sumber
daya yang dimiliki.
Menurut harahap (2003:298), keunggulan analisis rasio keuangan
dibandingkan dengan teknik analisis yang lainnya:
a. Rasio merupakan angka-angka atau iktisar yang lebih mudah
dibaca dan signifikan.
b. Mengetahui posisi perusahaan ditengah industri lain.
c. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model
d. Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan
lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau
time series.
e. Lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan prediksi di
masa yang akan datang.
2.2. Tinjauan Penelitian terdahulu
Penelitian yang berkaitan dengan penggunaan variabel fundamental yang
dihubungkan dengan harga saham perusahaan dalam analisis harga saham telah
banyak dilakukan oleh sejumlah peneliti. Haryanto (2003) melakukan penelitian
bahwa beberapa variabel fundamental memeiliki pengaruh terhadap harga saham
tetapi hanya ROE yang mempunyai pengaruh positif terhadap harga saham.
Dalam penelitian Dwipayana (2007) mengemukakan bahwa variabel ROA, PER,
DER tidak berpengaruh secara positif terhadap harga saham. Adapun hasil
penelitian tersebut bahwa pengaruh terbesar dari nilai koefisien regresi NPM.
Penelitian Silalahi (1991) mengemukakan bahwa fluktuasi harga saham secara
nyata juga dipengaruhi oleh ROA. Penelitian Sasongko dan Wulandari (2003)
mengemukakan bahwa hanya variabel EPS yang memiliki pengaruh terhadap
harga saham.
Hasil penelitian Wathi (2006) membuktikan bahwa rasio profitabilitas dan
rasio leverage secara simultas mempengaruhi harga saham, namun secara parsial
hanya ROA dan DER yang berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.
yang memiliki pengaruh terhadap harga saham. Beberapa perbedaan tersebut
terjadi antara peneliti satu dengan lainnya, dan perbedaan antara bukti empiris
Tabel 2.1. Penelitian terdahulu beserta hasil penelitian NO Nama/Tahun Judul penelitian Variabel
2.3. Kerangka Konseptual
Variabel Independen Variabel Dependen
Gambar 2.1. Kerangka Konseptual: Pengaruh variabel fundamental terhadap harga saham
Kerangka konseptual bertujuan untuk memberikan gambaran konsep
pemikiran dalam menjalankan penelitian ini. Kerangkan pemikiran disusun
berdasarkan pemahaman penulis terhadap tinjauan teoritis serta penelitian
terdahulu yang telah dikaji penulis pada bagian sebelumnya. Kerangka pemikiran
ini akan digunakan untuk menyusun hipotesis dan instrumen penelitian yang akan
digunakan. Memprediksi harga saham merupakan isu yang snagat penting dalam
bidang keuangan terutama dalam pembuatan keputusan berinvestasi. Analisa
fundamental merupakan salah satu cara untuk memprediksi harga saham dengan
menggunakan laporan keuangan sebagai salah satu sumber informasi terutama
yang terkait dengan rasio keuangan. ROA (X1)
ROE (X2)
DER (X3)
EPS (X4)
Analisis fundamental merupakan estimasi nilai faktor-faktor internal
emiten dan ekonom pada saat ini untuk memperkirakan harga saham di masa
mendatang dengan memproyeksikan data dan informasi aktual agar dapat
diestimasi nilai intriksik dari harga saham saat ini. Dengan diperolehnya nilai
intrinsik, analisis atau investor dapat menentukan tindakan apa yang akan
dilakukan dipasar dengan membandingkan nilai intrinsik dan nilai pasar saham.
Return On Asset yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan keuntungan dari setiap aset yang digunakan. Dengan mengetahui
rasio ini peneliti bisa menilai apakah perusahaan efisien dalam memanfaatkan
aktivanya dalam kegiatan operasional perusahaan.
Return On Equty, rasio ini menunjukkan kesuksesan manajemen dalam
memaksimalkan tingkat kembalian pada pemegang saham. Semakin tinggi rasio
ini akan semakin baik karena memberikan tingkat kembalian yang lebih besar
bagi pemegang saham.
Debt Equty Ratio, rasio ini menunjukkan persentase penyediaan dana oleh
pemegang saham terhadap pemberi pinjaman. Semakin tinggi rasio ini semakin
rendah pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham. Dari
perspektif kemampuan membayar kewajiban jangka panjang, semakin rendah
rasio akan semakin baik kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban
jangka panjang.
Hubungan antara variabel penelitian ini adalah terdapat hubungan antara
variabel independen yaitu faktor fundamental yang terdiri dari ROA, ROE, DER,
2.4. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan permasalahan, tujuan penelitian dan hasil penelitian
sebelumnya, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Terdapat pengaruh variabel fundamental yang terdiri dari Return On Asset
(ROA), Return On Equity (ROE), Debt Equity Ratio (DER), Earning Per
Share (EPS) secara simultan berpengaruh terhadap harga saham pada
perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Terdapat pengaruh variabel fundamental yang terdiri dari Return On Asset
(ROA), Return On Equity (ROE), Debt Equity Ratio (DER), Earning Per
Share (EPS) secara parsial berpengaruh terhadap harga saham pada
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Rancangan Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan dalam tahapan penelitian yang terstruktur
dengan melalui tahapan penelitian yang baik. Model regresi akan digunakan
sebagai alat dalam pengujian hipotesa yang diajukan dalam penelitian ini untuk
menarik kesimpulan peneliti.
Sesuai dengan tujuan peneliti yaitu untuk menganalisis pengaruh faktor
fundamental terhadap harga saham, maka jenis penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah jenis penelitian penjelasan (explanotory research) yaitu
memberikan penjelasan kausal atau hubungan antara variabel-variabel serta untuk
menganlisis bagaimana pengaruh suatu variabel terhadap variabel lainnya dan
untuk menguji hubungan antara variabel yang dihipotesiskan.
3.2. Lokasi dan waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia (BEI) terhadap seluruh
perusahaan perbankan yang sudah go public dari tahun 2006 sampai dengan 2010.
Penelitian ini dilakukan mulai dari bulan Maret 2012 sampai dengan Juli
2012, dimulai dari pemilihan masalah, pengumpulan data, analisis data dan
3. 3. Populasi dan Sampel
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh perusahaan perbankan yang
terdaftar/aktif di Bursa Efek Indonesia dengan periode selama 5 tahun, yaitu dari
tahun 2006 sampai dengan 2010. Berdasarkan data yang diperoleh dari Bursa
Efek Indonesia, terdapat 31 perusahaan perbankan yang terdaftar/aktif dari
tanggal 1 Januari 2006 hingga 31 Desember 2010. Kemudian dari jumlah populasi
tersebut diambil sampel penelitian dengan menggunakan metode purposive
sampling berdasarkan atas pertimbangan tertentu sehingga diperoleh sampel yang
representatif sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Adapun beberapa
pertimbangan atau kriteria yang digunakan dalam pemilihan sampel adalah:
1. Perusahaan yang dipilih adalah perusahaan perbankan yang telah
terdaftar di Bursa Efek Indonesia mulai dari tahun 2006 sampai dengan
2010.
2. Laporan keuangan perusahaan perbankan yang diteliti tersedia lengkap
dan telah dipublikasikan setiap tahunnya mulai dari tahun 2006 sampai
dengan 2010.
Berikut ini ringkasan teknik penentuan jumlah sampel berdasarkan kriteria
di atas dapat dilihat pada tabel 3.1.
Tabel 3.1. Teknik Pengambilan Sampel
No Kriteria Jumlah
1 Populasi 31
2 Tidak memenuhi kriteria 1 dan 2 ( 10 )
Total sampel 21
Maka jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 21
perusahaan perbankan yang go public di Bursa Efek Indonesia. Adapun
bank-bank yang menjadi sampel dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.2.
Tabel 3.2. Daftar Sampel Penelitian
No. Saham Perusahaan Tanggal Listing
1 BMRI Bank Mandiri.Tbk 14/07/2003
2 BABP Bank Bumi Putra Indonesia. Tbk 15/07/2002
3 BBCA Bank Central Asia. Tbk 31/05/2000
4 BBNI Bank Negara Indonesia. Tbk 20/11/1996 5 BBRI Bank Rakyat Indonesi. Tbk 10/11/2003
6 BCIC Bank Century. Tbk 03/06/1997
7 BEKS Bank Eksekutif Internasional. Tbk 22/06/2001
8 BKSW Bank Kesawan. Tbk 21/11/2002
9 BNGA Bank Niaga. Tbk 29/11/1989
10 BNII Bank Internasional Indonesia. Tbk 02/10/1989
11 BNLI Bank Permata. Tbk 15/01/1990
12 BSWD Bank Swadesi. Tbk 01/05/2002
13 BVIC Bank Victory Internasional. Tbk 30/06/1999
14 MAYA Bank Mayapada. Tbk 07/08/1997
15 MEGA Bank Mega. Tbk 17/04/2000
16 NISP Bank NISP. Tbk 20/10/1994
17 PNBN Bank Pan Indonesia. Tbk 29/12/1982
18 BBNP Bank Nusantara Parahyangan. Tbk 14/12/2000 19 BDMN Bank Danamon Indonesia, Tbk 08/12/1989 20 INPC Bank Artha Graha International, Tbk 23/08/1990
21 BBKP Bank Bukopin, Tbk 10/07/2006
Sumber : Situs Resmi BEI, http://www.idx.co.id, 2010 (data diolah)
3. 4. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan studi dokumentasi yang
dilakukan dengan cara mengakses situs resmi Bursa Efek Indonesia, data
diperoleh dengan cara mendownload laporan tahunan perusahaan yang diteliti
3. 5. Defenisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel
Berdasarkan hipotesis pada bagian sebelumnya, variabel peneliti dapat
dikelompokkan sebagai berikut:
1) Variabel independen (bebas), adalah variabel yang menjelaskan atau
mempengaruhi variabel yang lain. Variabel independen dalam penelitian
ini adalah variabel fundamental yang terdiri dari: ROA (X1), ROE (X2),
DER (X3), dan EPS (X4).
2) Variabel dependen (Terikat), adalah variabel yang dijelaskan atau yang
dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian
ini adalah harga saham (Y).
a. Variabel independen
Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
rasio keuangan yang terdiri atas (ROA (X1), ROE (X2), DER (X4)
dan EPS (X4).
Return on Asset (ROA)/X1
Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan keuntungan dari setiap asset yang digunakan.
Dengan mengetahui rasio ini dapat digunakan untuk menilai
apakah perusahaan ini efisien dalam memanfaatkan aktivanya
dalam kegiatan operasional perusahaan, (Darsono dan Ashari,
Variabel Return On Asset (ROA) dalam penelitian ini secara
sistematis dapat dihitung sebagai berikut:
∆ ROA (%) = 100%
Rasio ini berguna untuk mengukur tingkat kemampuan
perusahaan untuk memperoleh laba yang tersedia bagi
pemegang saham perusahaan. Rasio ini bisa dihitung dengan
membagi laba bersih dengan jumlah ekuitas perusahaan.
ROE (X2) =
sistematis dapat dihitung sebagai berikut:
∆ ROE (%) = 100%
Debt to Equity Ratio (DER)/X3
Rasio ini menunjukkan persentase penyediaan dana oleh
pemegang saham terhadap pemberi pinjaman. Dari perspektif
kemampuan membayar kewajiban jangka panjang, semakin
rendah rasio akan semakin baik kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban jangka panjang, (Darsono dan Ashari,
Variabel Debt to Equity Ratio (DER) dalam penelitian ini
secara matematis dapat dihitung sebagai berikut:
∆ DER (%) = 100%
menunjukkan proporsi laba perusahaan yang dapat diklaim
dengan setiap lembar saham. Semakin tinggi rasio EPS
menunjukkan bahwa semakin baik kinerja perusahaan.
EPS (X3) =
b. Variabel dependen (Harga Saham)/Y
Realisasi harga saham penutupan tahunan. Harga saham ini
dipandang layak untuk mewakili pencerminan kinerja perusahaan
dalam satu periode laporan keuangan. Variabel harga saham akan
dihitung berdasarkan rasio persentase perubahan antara dua
periode waktu yang berurutan. Secara matematis dapat
digambarkan dalam rumusan berikut ini:
∆ Perubahan Harga (%) =
Dalam melakukan penelitian agar tidak terjadi kesalahan persepsi dan
independen, variabel dependen maka peneliti menetapkan operasionalisasi
variabel yang akan diteliti dapat dilihat pada tabel 3.3.
Tabel 3.3. Defenisi operasional variabel
Jenis Variabel Nama variabel Defenisi Operasional Skala
Independen
Return On Asset (ROA) (X1)
Rasio antara Net Income After Tax terhadap asset secara keseluruhan akan menunjukkan ukuran produktivitas aktiva dalam memberikan pengembalian kepada penanam modal
Rasio
Return On Equity (ROE) (X2)
mengukur profitabilitas dari sisi modal atau dengan kata lain untuk mengukur seberapa besar keuntungan yang mempengaruhi perputaran aktiva
Rasio
Debt to Equty Ratio (DER)
(X3)
Rasio yang menunjukkan persentase penyediaan dana oleh pemegang saham terhadap pemberi pinjaman.
Rasio
Earnings Per Share (EPS) (X4)
rasio yang menunjukkan proporsi laba perusahaan yang dapat diklaim dengan
Penelitian ini menggunakan uji statistik untuk menguji apakah rasio
keuangan yang terdiri dari ROE (Return On Equity), ROA (Return On Asset),
Debt Equity Ratio (DER), EPS (Earnings Per Share) secara simultan dan parsial
Metode analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah analisis
regresi linier berganda. Adapun persamaan yang dipakai dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
Persamaaan Hipotesis Pertama:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 +
ε
Dimana:
Y = Harga Saham
a = Parameter konstanta
b = Koefisien garis regresi masing-masing Xi, i = 1, 2, 3, 4.
X1 = Return on Asset
X2 = Return on Equity
X3 = Debt Equity Ratio
X4 = Earnings Per Share
ε = Error
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu akan dilakukan uji
asumsi-asumsi yang mendasari penggunaan persamaan regresi linier berganda.
Metode regresi yang digunakan dalam menguji hipotesis haruslah menghidari
kemungkinan terjadinya penyimpangan asumsi klasik. Dengan dipenuhinya
asumsi-asumsi tersebut maka estimator OLS (Ordinary Least Square) dapat
memenuhi harapan, yaitu sebagai estimator BLUE (Based Linier Unbiased
Estimator), artinya suatu penaksir adalah BLUE kalau linier (yaitu fungsi linier
dari variabel random seperti variabel dependen Y dalam model regresi) dan
Asumsi klasik regresi meliputi (Gujarati, 2008) yaitu : Multikolinieritas,
Autokorelasi, Heteroskedastisitas, Normalitas.
a) Uji Multikolinieritas
Menurut Gujarati (2008), bahwa satu dari asumsi model linier klasik
adalah tidak adanya multikolonieritas diantara variabel yang menjelaskan yaitu
diantara variabel independen. Diinterpretasikan secara luas multikolinieritas
berhubungan dengan situasi di mana ada hubungan linier baik yang pasti atau
mendekati pasti diantara variabel independen.
Ghozali (2005) menyatakan bahwa model regresi yang baik seharusnya
tidak korelasi diantara variabel independen. Untuk melihat gejala ini dapat diukur
dengan nilai tolerance dan nilai variance inflation factor (VIF). Jadi nilai
tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (VIF = 1 / Tolerance). Nilai
cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah
nilai tolerance > 0.10 atau sama dengan nilai VIF < 10. Setiap peneliti harus
menentukan tingkat kolonieritas yang masih dapat ditolerir.
b) Uji Autokorelasi
Di dalam model regresi, dianggap bahwa kesalahan pengganggu i, i =
1,2,....,n merupakan variabel acak yang bebas. Dengan perkataan lain, kesalahan
observasi yang berikutnya diperoleh secara bebas terhadap kesalahan sebelumnya.
Artinya, E(ii+i) = 0, untuk semua i dan semua r ≠ 0. Apabila terjadi
menghilangkannya. Cara pengujiannya dilakukan dengan menggunakan Statistik
d Durbin Watson (The Durbin Watson d Statistic). Untuk menguji apakah ada
autokorelasi negatif atau tidak, digunakan (4 - d) sebagai pengganti d. Apabila (4
– d) < dl(batas bawah), maka kita tolak H0 yang menyatakan bahwa tidak ada
autokorelasi negatif. Selanjutnya apabila dl < ( 4 – d ) < du(batas atas), hasil
pengujian tidak dapat disimpulkan (Supranto, 2007).
c) Uji Heteroskedastisitas
Suatu asumsi kritis dari model regresi linier klasik adalah bahwa gangguan
ini semuanya mempunyai varians yang sama. Jika asumsi ini tidak dipenuhi, kita
mempunyai heteroskedastisitas. Heterokedastisitas tidak merusak sifat
ketidakbiasan dan konsistensi dari penaksir OLS. Tetapi penaksir tidak lagi
mempunyai varians minimum/efisien. Dengan perkataan lain, ini tidak lagi
BLUE. Penaksir BLUE diberikan oleh metode kuadrat terkecil tertimbang
(Gujarati, 2008).
Untuk mendeteksi apakah ada atau tidak gejala heteroskedastisitas dapat
dilakukan dengan melihat grafik Plot dan uji Park. Menurut uji Park bahwa
varians (S2) merupakan fungsi dari variabel-variabel bebas. Uji ini dilakukan
dengan mengkuadratkan nilai residual ( u2i ) dari model kemusiman kuadrat, nilai
kuadrat dilogaritmakan (ln u2i) dan nilai logaritma dari kuadrat residual
dimasukkan sebagai variabel terikat dalam persamaan regresi yang baru. Jika
angka signifikansi t yang diperoleh dari persamaan regresi yang baru lebih besar
sebaliknya jika angka signifikansi yang diperoleh lebih kecil dari alpha 5%, maka
dapat dikatakan terdapat heterokedastisitas dalam data model (Ghozali, 2005).
d) Uji Normalitas
Uji normalitas pada penelitian ini dilakukan dengan uji
Kolmogorov-Smirnov, dimana jika angka signifikansi yang ditunjukkan dalam tabel lebih kecil
dari alpha 5%, maka dikatakan tidak memenuhi asumsi normalitas, sedangkan
sebaliknya jika angka signifikansi di dalam tabel lebih besar dari alpha 5% maka
data sudah memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2005).
4. 6. 2. Pengujian Hipotesis
Setelah dilakukan uji asumsi klasik terhadap data, selanjutnya dilakukan
uji hipotesis. Untuk membuktikan hipotesis pertama dan kedua maka digunakan
alat uji sebagai berikut :
Uji Serempak (Uji F), dengan maksud menguji apakah secara simultan variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat, dengan tingkat keyakinan 95% ( =
0.05).
Urutan Uji F
Merumuskan hipotesis null dan hipotesis alternatif
1). Ho : b1= b2= b3= b4 = 0
Hal ini berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan variabel ROA,
ROE, DER, dan EPS terhadap harga saham pada perusahaan perbankan di bursa
2). H1 = b1= b2= b3= b4 ≠ 0
Hal ini berati terdapat pengaruh yang signifikan variabel ROA, ROE,
DER, dan EPS terhadap harga saham pada perusahaan perbankan di bursa efek
Indonesia.
Menghitung Fhitung dengan menggunakan rumus menurut Arief (2006) adalah
sebagai berikut :
Untuk mementukan nilai Fhitung yang dibandingkan dengan Ftabel dengan level
of significant 0.05 (5%) dan degre of fredom (df) = (k-1) dan (n-k) dengan kriteria
sebagai berikut:
dimana : Fhitung > Ftabel = H0 ditolak
Fhitung < Ftabel = H0 diterima
Uji Parsial ( Uji t ), dengan maksud untuk menguji apakah secara parsial variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat, dengan tingkat keyakinan
Urutan Uji t
Merumuskan hipotesis null dan hipotesis alternatif
1. H0 : bi= 0
Hal ini berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan variabel ROA,
ROE, DER, dan EPS terhadap harga saham pada perusahaan perbankan di bursa
efek Indonesia.
2. H1 : bi≠ 0 i = 1,2,3,4
Hal ini berati terdapat pengaruh yang signifikan variabel ROA, ROE,
DER, dan EPS terhadap harga saham pada perusahaan perbankan di bursa efek
Indonesia.
Menghitung Thitung dengan menggunakan rumus menurut Arief (2006) adalah
sebagai berikut :
T hitung = Sbi
bi
Dimana :
bi = Koefisien regresi masing-masing variabel
Sbi = Standar error masing-masing variabel
Dari perhitungan tersebut akan diperoleh nilai t hitung yang kemudian
dibandingkan dengan t tabelpada tingkat keyakinan 95% (=0.05) dan degree of
freedom (df) = n-k-1
Kriteria pengujian
thitung < ttabel = H0 diterima
Uji Koefisien Determinasi (R2)
Uji Koefisien Determinasi (R2), melihat berapa besar variasi dari variabel
independen secara bersama-sama dengan mempengaruhi variabel dependen
dengan menggunakan rumus (Gujarati, 2008) sebagai berikut :
R2 = Y R
JK JK
Dimana :
JkR = Jumlah kuadrat regresi ( explained sum of square )
JkY = Jumlah kuadrat total ( total sum of square )
Menurut Gujarati (2008), menyatakan bahwa untuk mengetahui sebaik
mana garis regresi sampel dengan mencocokkan data digunakan uji R2 yang
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Setelah melalui berbagai tahapan yang telah direncanakan, penelitian ini
menghasilkan berbagai hal terkait dengan masalah yang diajukan pada bagian
awal. Hasil statistik deskriptif akan memberikan gambaran umum terhadap data
yang digunakan di dalam penelitian ini. Sebelum melakukan pengujian hipotesa,
penelitian ini terlebih dahulu melakukan pengujian terhadap kualitas data yang
digunakan untuk menjamin terpenuhinya asumsi yang diperlukan pengujian
terhadap model regresi berganda.
4.1. Deskriptif Data Penelitian
Data yang diperoleh dari hasil analisis deskriptif, menunjukkan nilai
tertinggi (maksimum), nilai terendah (minimum), rata-rata (mean) dan standar
deviasi dari setiap variabel yang diteliti, baik itu variabel bebas yaitu ROA, ROE,
DER, EPS, dan variabel terikat yaitu harga saham. Hasil analisis deskriptif dapat
dilihat pada tabel 4.1. berikut ini:
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
ROA 105 -811,00 61,00 -442,5429 159,02044
ROE 105 -557,00 156,00 -224,4857 111,41866
DER 105 ,00 2301,00 602,6381 778,21507
EPS 105 -782,00 686,00 340,4667 223,04588
HS 105 292,00 894,00 641,4381 150,49808
Berdasarkan Tabel 4.1 di atas, dapat disimpulkan bahwa pengukuran
variabel dari N sebanyak 105 (seratus lima) dapat disimpulkan bahwa nilai
rata-rata harga saham dalam kurun waktu tahun 2006-2010 yaitu sebesar 641,4381
dengan nilai standar deviasi sebesar 150,49808 serta nilai minimum dan
maksimum adalah 292 dan 894. Kondisi ini menunjukkan bahwa perusahaan yang
menjadi sampel memiliki harga saham yang relatif tinggi.
Nilai rata-rata ROA dalam kurun waktu tahun 2006-2010 yaitu sebesar –
442,54 dengan nilai standar deviasi sebesar 159,02 serta nilai minimum dan
maksimum sebesar - 811 dan 61. Kondisi ini menunjukkan bahwa perusahaan
yang menjadi sampel memiliki ROA yang relatif jauh. Nilai rata-rata ROE dalam
kurun waktu tahun 2006-2010 yaitu sebesar – 224,49 dengan nilai standar deviasi
sebesar 111,42 serta nilai minimum dan maksimum sebesar - 557 dan 156.
Kondisi ini menunjukkan bahwa perusahaan yang menjadi sampel memiliki ROE
yang relatif jauh.
Nilai rata-rata DER dalam kurun waktu tahun 2006-2010 yaitu sebesar
602,64 dengan nilai standar deviasi sebesar 778,22 serta nilai minimum dan
maksimum sebesar 0 dan 2301. Kondisi ini menunjukkan bahwa perusahaan yang
menjadi sampel memiliki DER yang relatif besar. Keadaan ini memberikan
indikasi bahwa resiko menginvestasikan dana di perusahaan di Indonesia terutama
perusahaan perbankan sebenarnya memiliki resiko yang cukup besar. Jumlah
modal yang menjadi jaminan atas hutang tersebut lebih kepada aktiva yang
Nilai rata-rata EPS dalam kurun waktu tahun 2006-2010 yaitu sebesar
340,47 dengan nilai standar deviasi sebesar 223,05 serta nilai minimum dan
maksimum adalah – 782 dan 686. Kondisi ini menunjukkan bahwa perusahaan
yang menjadi sampel memiliki EPS bervariasi. Rata-rata dan nilai tengah dari
EPS yang tertinggi memiliki jarak yang cukup jauh antara nilai tertinggi dengan
nilai terendahnya.
Statistik deskriptif di atas belum mampu memberikan gambaran yang jelas
sehingga diperlukan pengujian lebih lanjut. Hal ini sesuai dengan tujuan statistik
deskriptif yang hanya memberikan gambaran awal terhadap penelitian yang akan
dilakukan.
4.2. Pengujian Asumsi Klasik 4.2.1. Hasil Pengujian Normalitas
Pengujian Normalitas dilakukan untuk melihat apakah nilai residual yang
diperoleh dari model mengikuti distribusi normal atau tidak. Hasil pengujian
menunjukkan residual berdistribusi normal. Hal ini dapat dilihat dari grafik
normal PP Plot pada gambar 4.1.
Dari gambar 4.1. dapat dilihat titik-titik berada di sekitar garis diagonal.
Titik-titik yang menyebar disekitar garis diagonal menunjukkan residual
berdistribusi normal. Pengujian normalitas juga dapat dilihat dengan
menggunakan pengujian one sample kolmogorov-smirnov. Pengujian dengan
metode ini menyatakan jika nilai kolmogorov-smirnov memiliki probabilitas lebih
besar dari 0,05, maka variabel penelitian tersebut dapat dinyatakan berdistribusi
normal. Data kolmogorov-smirnov dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2. Hasil pengujian Normalitas dengan Uji One Sample Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 105
Normal Parametersa,b Mean 0E-7
Std. Deviation 137,94956637
Most Extreme Differences
Absolute ,067
Positive ,067
Negative -,062
Kolmogorov-Smirnov Z ,690
Asymp. Sig. (2-tailed) ,728
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Dari Tabel 4.2, besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov Z adalah 0,690 dan
nilai signifikansi sebesar 0,728 > α 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan H0
diterima, tidak ada perbedaan distribusi residual dengan distribusi normal, atau
4.2.2. Hasil Pengujian Multikolonieritas
Hasil pengujian asumsi Multikolonieritas menunjukkan di dalam model
tidak terjadi Multikolonieritas. Hal ini dapat dilihat dari matriks korelasi antara
variabel bebas pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3. Matriks Korelasi Variabel Bebas
Coefficient Correlationsa
Model EPS DER ROA ROE
1
Correlations
EPS 1,000 -,042 ,117 -,177
DER -,042 1,000 -,047 -,001
ROA ,117 -,047 1,000 -,891
ROE -,177 -,001 -,891 1,000
Covariances
EPS ,004 -4,725E-005 ,001 -,003
DER -4,725E-005 ,000 ,000 -4,662E-006
ROA ,001 ,000 ,037 -,048
ROE -,003 -4,662E-006 -,048 ,077
a. Dependent Variable: HS
Dari hasil analisis dapat dilihat korelasi antara variabel bebas dibawah
0.95%, maka dapat dikatakan tidak terjadi multikolonieritas yang serius (Ghozali,
2009). Cara lain untuk menentukan adanya multikolonieritas juga dapat diketahui
dengan melihat VIF dan nilai tolerance yang diperoleh. Dari hasil pengujian
diperoleh nilai VIF yang lebih kecil dari 10 dan nilai tolerance yang lebih besar
dari 0,10 sehingga disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolonieritas. Nilai VIF
Tabel 4.4. Tabel Variance Inflation Factor (VIF)
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) 684,114 50,717 13,489 ,000
ROA ,673 ,193 ,711 3,487 ,001 ,202 4,944
ROE -,886 ,278 -,656 -3,192 ,002 ,199 5,024
DER -,013 ,018 -,066 -,713 ,478 ,986 1,014
EPS ,187 ,063 ,278 2,964 ,004 ,958 1,044
a. Dependent Variable: HS
4.2.3. Hasil Pengujian Heteroskedastisitas
Hasil pengujian asumsi heteroskedastisitas menunjukkan di dalam model
tidak terjadi heteroskedastisitas. Hal ini dapat dilihat dari gambar 4.2. berikut, di
mana titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu.
4.2.4. Hasil Pengujian Autokorelasi
Autokolerasi adalah masalah statistik dalam model yang ditunjukkan oleh
adanya hubungan antara variasi error antara berbagai periode waktu penelitian.
Gejala ini dapat timbul dalam penelitian time series. Berdasarkan pengujian
autokolerasi dengan menggunakan pengujian Durbin-Watson, diperoleh nilai d
untuk persamaan regresi yang diajukan sebesar 2,182. Model yang tidak memiliki
autokolerasi jika dl < d < du (4 – dl) atau dalam persamaan ini untuk n sebanyak
100, α = 5 %, dan k = 4 maka dl = 0,144 dan du = 3,856 (4 – 0,144) sehingga
0,144 < 2,182 < 3,856. Hal ini berarti variabel gangguan antara satu periode
dengan periode lain tidak saling berkolerasi. Berdasarkan pengujian ini,
persamaan regresi yang diajukan sudah dapat dianalisa dengan baik. Hasil
pengujian Autokolerasi dapat dilihat pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5. Pengujian Autokolerasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 ,400a ,160 ,126 140,68151 2,182
a. Predictors: (Constant), EPS, DER, ROA, ROE
b. Dependent Variable: HS
4.3. Hasil Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis yaitu untuk menganalisis pengaruh ROA, ROE, DER,
EPS, terhadap harga saham. Hasil analisis dengan menggunakan regresi linier
Tabel 4.6. Hasil Analisis Pengaruh ROA, ROE, DER, EPS, terhadap Harga Saham secara Simultan.
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 376437,230 4 94109,307 4,755 ,001b
Residual 1979128,618 100 19791,286
Total 2355565,848 104
a. Dependent Variable: HS
b. Predictors: (Constant), EPS, DER, ROA, ROE
Tabel 4.6, menunjukkan secara serempak ROA, ROE, DER, EPS,
berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Hal ini dapat dilihat dari nilai
Fhitung 4,755 > Ftabel (0,05, 100) (2,463). Pengaruh yang signifikan juga dapat
dilihat dari nilai signifikansi F (0,01) < α 0,05. Dengan demikian, hipotesis yang
menyatakan ROA, ROE, DER, EPS, berpengaruh signifikan terhadap harga
saham diterima. Nilai R Square diperoleh sebesar 0,160 artinya 16 % variasi
variabel harga saham mampu dijelaskan oleh variasi variabel ROA, ROE, DER,
EPS, sedangkan sisanya sebesar 84 % (100% - 16%) dijelaskan oleh variabel lain
yang tidak dimasukkan di dalam model penelitian ini.
Secara parsial ada tiga variabel yang berpengaruh signifikan terhadap
harga saham. Variabel yang berpengaruh tersebut adalah ROA, ROE, dan EPS.
Variabel DER tidak berpengaruh signifikan. Hasil pengujian ini dapat dilihat pada
Tabel 4.7. Hasil analisis Pengaruh ROA, ROE, DER, EPS, terhadap Harga Saham secara Parsial.
Coefficientsa
Model yang dibangun dari hasil penelitian ini adalah:
Y = 684,114 – 0,886 ROA + 0,673 ROE – 0,013 DER + 0,187 EPS
Nilai konstanta sebesar 684,114 menyatakan bahwa jika variable
independent dianggap konstanta, maka rata-rata harga saham sebesar 684,114.
Koefisien regresi ROA sebesar – 0,886 menyatakan bahwa setiap pengurangan
ROA Rp 1.000 akan mengurangi harga saham sebesar Rp 886. Koefisien regresi
ROE 0,673 menyatakan bahwa setiap penambahan ROE Rp 1.000 akan
meningkatkan harga saham sebesar Rp 673. Koefisien regresi EPS sebesar 0,187
menyatakan bahwa setiap penambahan EPS Rp 1.000 akan meningkatkan harga
saham sebesar Rp 187.
Variabel ROA memperoleh nilai Thitung 3,487 dengan signifikansi
sebesar 0,001. Nilai Thitung yang diperoleh lebih besar dari nilai Ttabel (0,05,
100) 1,984 dan nilai signifikansinya lebih kecil dari α 0,05 dengan demikian
Variabel ROE memperoleh nilai Thitung – 3,192 dengan signifikansi
sebesar 0,002. Nilai Thitung yang diperoleh lebih besar dari nilai Ttabel (0,05,
100) – 1,984 dan nilai signifikansinya lebih kecil dari α 0,05 dengan demikian
dinyatakan bahwa ROE berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Variabel DER memperoleh nilai Thitung – 0,713 dengan signifikansi
sebesar 0,478. Nilai Thitung yang diperoleh lebih kecil dari nilai Ttabel (0,05,
100) – 1,984 dan nilai signifikansinya lebih besar dari α 0,05 dengan demikian
dinyatakan bahwa DER tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Variabel EPS memperoleh nilai Thitung 3,102 dengan signifikansi sebesar
0,004. Nilai thitung yang diperoleh lebih besar dari nilai Ttabel (0,05, 100) 1,984
dan nilai signifikansinya lebih kecil dari α 0,05 dengan demikian dinyatakan
bahwa EPS berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
4.4. Pembahasan Hipotesis
Pengujian hipotesis memperoleh nilai R Square diperoleh sebesar 0,16
artinya 16 % variasi variabel harga saham mampu dijelaskan oleh variasi variabel
ROA, ROE, DER, EPS sedangkan sisanya sebesar 84 % dijelaskan oleh variabel
lain yang tidak dimasukkan di dalam model. Variabel-variabel lain tersebut dapat
berasal dari pertumbuhan laba perusahaan, kondisi makro ekonomi Indonesia,
gejolak politik dalam negeri, keamanan, kondisi pasar modal Indonesia sendiri
maupun nilai tukar rupiah terhadap dollar. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa variabel fundamental ROA, ROE, EPS memiliki pengaruh terhadap harga
mendekati 1,00 (plus atau minus) menunjukkan derajak hubungan yang tinggi,
koefisien korelasi lebih besar dari 0,40 sampai dibawah 0,70 (plus atau minus)
menunjukkan derajat hubungan yang sedang. Apabila koefisiennya di atas 0,20
sampai dibawah 0,40 (plus atau minus) menunjukkan derajat hubungan yang
lemah atau rendah.
Secara simultan, seluruh variabel independen yang terdiri dari ROA, ROE,
DER, EPS berpengaruh terhadap harga saham. Nilai Fhitung yang diperoleh
sebesar 4,755 dengan signifikan 0,001. Dengan demikian hipotesis yang
menyatakan rasio keuangan (ROE, EPS) dan TA berpengaruh terhadap harga
saham ditolak.
Secara parsial, ada tiga variabel yang berpengaruh signifikan terhadap
harga saham. Variabel yang berpengaruh tersebut adalah ROA, ROE, dan EPS.
Sedangkan variabel DER tidak berpengaruh signifikan. Uraian dari
masing-masing variabel dapat dilihat sebagai berikut.
1. Return On Asset (ROA)
Dari hasil pengujian pada Tabel 4.7. diperoleh nilai Thitung sebesar 3,487
dengan signifikansi sebesar 0,001. Nilai Thitung yang diperoleh lebih
besar dari nilai Ttabel (0,05; 100) 1,984 dan nilai signifikansi lebih kecil
dari α 0,05, dengan demikian hipotesis yang menyatakan ROA
berpengaruh signifikan terhadap harga saham ditolak. Dengan demikian
ROA berpengaruh terhadap harga saham. Hasil ini mengindikasikan
bahwa ROA menjadi pertimbangan oleh investor dalam melakukan
mempertimbangkan ROA ketika pemegang saham tersebut mengharapkan
besarnya capital gain yang akan diperoleh dalam transaksi saham. Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Nurmalasari (2009), Wathi (2006), yang menyatakan variabel ROA
memiliki pengaruh terhadap harga saham. Namun hasil penelitian ini tidak
sejalan dengan penelitian Nainggolan (2008), dan Dwipayana (2007),
Sasongko dan Wulandari (2003), Haryanto (2003), yang menyatakan
bahwa ROA tidak berpengaruh terhadap harga saham.
2. Return On Equity (ROE)
Dari hasil pengujian pada Tabel 4.7. diperoleh nilai Thitung sebesar –
3,192 dengan signifikansi sebesar 0,002. Nilai Thitung yang diperoleh
lebih besar dari nilai Ttabel (0,05; 100 ) 1,984 dan nilai signifikansi lebih
kecil dari α 0,05, dengan demikian hipotesis yang menyatakan ROE
berpengaruh signifikan terhadap harga saham ditolak. Dengan demikian
ROE berpengaruh terhadap harga saham. Hasil ini mengindikasikan
bahwa ROE menjadi pertimbangan oleh investor dalam melakukan
investasi transaksi saham, sehingga para pemegang saham penting untuk
mempertimbangkan ROE ketika pemegang saham tersebut mengharapkan
besarnya capital gain yang akan diperoleh dalam transaksi saham. Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Haryanto (2003), yang menyatakan variabel ROE memiliki pengaruh
penelitian Nainggolan (2008), dan Nurmalsari (2009), yang menyatakan
bahwa ROE tidak berpengaruh terhadap harga saham.
3. Debt Equty Ratio (DER)
Dari hasil pengujian pada Tabel 4.7. diperoleh nilai Thitung sebesar –
0,713 dengan signifikansi sebesar 0,478. Nilai Thitung yang diperoleh
lebih kecil dari nilai Ttabel (0,05; 100 ) 1,984 dan nilai signifikansi lebih
besar dari α 0,05, sehingga hipotesis yang menyatakan DER berpengaruh
signifikan terhadap harga saham diterima. Dengan demikian DER tidak
berpengaruh terhadap harga saham. Hasil ini mengindikasikan bahwa
DER bukan menjadi pertimbangan oleh investor dalam melakukan
investasi transaksi saham, sehingga para pemegang saham tidak terlalu
penting untuk mempertimbangkan DER ketika pemegang saham tersebut
mengharapkan besarnya capital gain yang akan diperoleh dalam transaksi
saham. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Dwipayana (2007), Nainggolan (2008) yang menyatakan
variabel DER tidak memiliki pengaruh terhadap harga saham. Namun
hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Wathi (2006), yang
menyatakan bahwa DER memiliki pengaruh terhadap harga saham.
4. Earnings Per Share (EPS)
Dari hasil penelitian pada Tabel 4.7. diperoleh Thitung sebesar 2,964
dengan signifikansi sebesar 0,004. Nilai Thitung yang diperoleh lebih
besar dari nilai Ttabel(0,05; 100) 1,984 dan nilai signifikansi lebih kecil
signifikan terhadap harga saham ditolak. Dengan demikian variabel EPS
berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Hasil penelitian ini sejalan
dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Silalahi (1991),
Sasongko dan Wulandari (2003), Nurmalasari (2009) yang menyatakan
bahwa EPS berpengaruh terhadap harga saham.
Dari keempat variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini
terdapat tiga variabel yang memberikan pengaruh terhadap harga saham. Dan
hanya satu variabel yang tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap harga
saham. Dari ketiga variabel ini, investor dapat menggunakan variabel tersebut
sebagai dasar pertimbangan dalam mempengaruhi pengambilan keputusan untuk
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data serta pembahasan yang dilakukan pada
bagian sebelumnya, maka penelitian ini menghasilkan beberapa kesimpulan
sebagai berikut:
1. Pengujian hipotesis secara simultan (serempak) variabel Return On Asset
(ROA), Return On Equity (ROE), Debt Equity Ratio (DER), Earnings Per
Share (EPS), berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
2. Pengujian hipotesis secara parsial (individu) dari keempat variabel
independen yang diuji, terdapat 3 variabel yaitu ROA, ROE, dan EPS yang
memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham. Sedangkan Debt
Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh terhadap harga saham karena
tingkat signifikan lebih besar dari 0,05.
5.2. Kerbatasan Penelitian
Peneliti telah berusaha melakukan penelitian dengan optimal tetapi
terdapat beberapa kendala yang terjadi, yaitu:
1. Periode penelitian yang singkat. Periode yang diamati dalam penelitian ini