D
D
A
A
T
T
A
A
B
B
A
A
S
S
E
E
G
G
O
O
O
O
D
D
P
P
R
R
A
A
C
C
T
T
I
I
C
C
E
E
Antar Jemput Persalinan Gratis Puskesmas Panekan,
Kabupaten Magetan
Sektor Kesehatan Sub-sektor Persalinan Aman
Provinsi Jawa Timur Kota/Kabupaten Magetan
Institusi Pelaksana Puskesmas Panekan Kategori Institusi Puskesmas
Penghargaan Juara I Penilaian Unit Pelayanan Publik Percontohan Kabupaten Magetan Tahun 2011
Predikat Baik Unit Pelayanan Publik Percontohan Terbaik Tingkat Propinsi Jawa Timur Tahun 2011 (Kategori Kelompok Pelayanan Kesehatan)
Puskesmas Berprestasi Tingkat Jawa Timur Tahun 2012 Penghargaan Tenaga Medis Teladan Kabupaten Magetan
Tahun 2012
Kontak UPTD Puskesmas Panekan Jl. Raya Panekan No.8 Magetan Telp. (0351) 892445
Mitra Bidan Desa, Aparat Pemerintah Desa, PKK Peneliti dan Penulis Achmad Syarkowi Jazuli ([email protected])
Tia Subekti ([email protected]) Mengapa program/kebijakan tersebut muncul?
Karena keprihatinan Puskesama Panekan dengan lingkungan geografis dan keadaan ekonomi masyarakat Kecamatan Panekan. Melihat lingkungan geografis Kecamatan Panekan yang berbukit, jarak tempuh yang cukup jauh menuju Puskesmas dan ditambah dengan keadaan ekonomi mayoritas penduduk yang tidak memadai, maka Kepala
Puskesmas Panekan mempunyai inisiatif untuk melakukan inovasi dalam pelayanan antar jemput persalinan gratis bagi warga Kecamatan Panekan. Apa tujuan program/kebijakan tersebut?
Memberikan pertolongan lebih cepat dan menjamin kemanan dan keselamatan persalinan ibu hamil beresiko tinggi
University Network for Governance Innovation
merupakan jaringan beberapa universitas di Indonesia sebagai wujud kepedulian civitas akademika terhadap upaya pengembangan inovasi tata pemerintahan dan pelayanan publik yang lebih baik. Saat ini terdapat lima institusi yang tergabung yakni FISIPOL UGM, FISIP UNSYIAH, FISIP UNTAN, FISIP UNAIR, DAN FISIP UNHAS.
Sekretriat
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada Jl. Sosio-Justisia Bulaksumur Yogyakarta 55281 email: [email protected]
Bagaimana gagasan tersebut bekerja?
Puskesmas Panekan membuat kebijakan antar jemput persalinan gratis menggunakan ambulance puskesmas dengan ditemani perawat yang juga bisa merangkap sebagai sopir untuk menjemput pasien yang akan bersalin di Puskesmas Panekan. Dengan hanya cukup menelepon pihak
Puskesmas dan Puskesmas akan menjemput pasien langsung ke rumah tanpa dikenai biaya (gratis).
Siapa inisiatornya? Siapa saja pihak-pihak utama yang terlibat? dr. Sudewo Pangestu, Kepala Puskesmas Panekan Tahun 2008. Apa perubahan utama yang dihasilkan?
Angka Kematian Ibu berkurang karena program Antar Jemput Persalinan Gratis ini diprioritaskan pada kehamilan ibu yang beresiko tinggi yang terhambat karena masalah geografis.
Siapa yang paling memperoleh manfaat?
Ibu hamil beresiko tinggi di wilayah Kecamatan Panekan serta penduduk yang tidak mampu.
Deskripsi Ringkas
Berawal dari keprihatinan Kepala Puskesmas Panekan Bapak dr. Sudewo Pangestu akan ke-adaan masyarakat dan lingkungan geografis Keca-matan Panekan maka munculah program bertajuk “Antar Jemput Persalinan Gratis”. Keadaan geogra-fis yang berbukit disebabkan letak Kecamatan Panekan berada di daerah Pegunungan Lawu Kabupaten Magetan yang berbatasan langsung de-ngan Kabupaten Ngawi dan Provinsi Jawa Tengah. Dengan jarak tempuh sejauh 4-5 km, pasien (ibu yang akan melahirkan) membutuhkan waktu sekitar 30-45 menit untuk mencapai Puskesmas. Faktor geografis tersebut yang menyebabkan Angka Kematian Ibu meningkat di Kecamatan Panekan, karena sulitnya medan dan akses transportasi dari desa ke Puskesmas.
Dari keprihatinan tersebut, dr. Sudewo akhirnya mencetuskan program “Antar Jemput Persalinan Gratis” yang telah disahkan melalui Surat Instruksi Kepala Puskesmas Panekan No. 447/403.104/2008 tentang Antar Jemput Persalinan Gratis di Wilayah Puskesmas Panekan tanggal 2 April 2008. Tujuannya adalah sebagai pertolongan tingkat lanjut pada ibu hamil yang tidak dapat ditolong oleh bidan setempat karena keterbatasan kemampuan teknis dan fasilitas. Khususnya dalam menangani proses persalinan beresiko tinggi seperti pendarahan dan lahir prematur.
Program antar jemput persalinan gratis ini dilakukan dengan menggunakan alat transportasi berupa mobil ambulance Puskesmas. Melalui kerja sama seluruh bidan desa Kecamatan Panekan beserta aparat desa, maka program ini dapat berjalan dengan baik. Para ibu hamil di setiap desa telah didata oleh bidan desa. Bagi ibu hamil yang akan melakukan persalinan diarahkan oleh bidan desa untuk melakukan persalinan di Puskesmas Kecamatan Panekan dan jika sudah tiba hari persalinan maka ambulance Puskesmas akan menjemput langsung ke rumah pasien. Kegiatan penjemputan oleh ambulance Puskesmas tidak dipungut biaya (gratis).
Program ini memberikan manfaat yang sangat besar khususnya pada masyarakat kurang mampu. Mereka bisa menghemat biaya sebesar RP. 75.000,00 hingga Rp.100.000,00 untuk transportasi menuju Puskesmas. Selain itu, dengan dijemput oleh ambulance Puskesmas, maka keselamatan ibu hamil yang beresiko tinggi lebih terjamin. Sopir ambulance adalah pegawai yang direkrut khusus, jika sopir berhalangan hadir maka akan digantikan perawat untuk mengendarai ambulance. Hal tersebut merupakan solusi untuk memastikan keselamatan pasien di tengah perjalanan dengan cara perawat merangkap sebagai sopir. Pilihan lainnya adalah mengajak serta bidan perawat dalam
mobil ambulance yang dikendarai oleh sopir.
Sejak tahun 2008 program ini terus mendapat apresiasi yang sangat baik, khususnya dari masyarakat. Masyarakat semakin banyak yang melakukan persalinan di Puskesmas Panekan. Apresiasi juga datang dari pemerintah kabupaten, provinsi, maupun dari pemerintah pusat. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya penghargaan yang diperoleh oleh Puskesmas Panekan sejak terbentuknya program tersebut, diantaranya: (1)
Juara I Penilaian Unit Pelayanan Publik Percontohan Kabupaten Magetan tahun 2011. (2) Predikat baik Unit Pelayanan Publik Percontohan Terbaik Tingkat Propinsi Jawa Timur tahun 2011 (Kategori Kelompok Pelayanan Kesehatan), (3) Puskesmas Berprestasi tingkat Jawa Timur tahun 2012, (4) Penghargaan Tenaga Medis Teladan Kabupaten Magetan tahun 2012.
Rincian Inovasi
Latar Belakang MasalahPermasalahan utama dari kasus Kecamatan Panekan adalah terhambatnya pertolongan cepat ibu hamil beresiko tinggi yang harus ditangani oleh Puskesmas Panekan sebagai rujukan oleh bidan desa. Hal tersebut disebabkan kondisi geografis Kecamatan Panekan sebagai daerah pegunungan, menjadi hambatan para ibu hamil menuju Puskesmas untuk mendapatkan perawatan. Hal ini berujung pada meningkatnya kasus kematian ibu di Kecamatan Panekan.
Angka Kematian Ibu (AKI) di wilayah kerja Puskesmas Panekan tergolong tinggi jika melihat standar MDG`S (Millenium Development Goals). Menurut MDGs, AKI standar adalah 102 per 100.000 kelahiran hidup dan Kecamatan Panekan pada tahun 2011 memiliki Angka Kematian sebanyak 148 kasus per 100.000 kelahiran hidup 1. Angka tersebut tergolong tinggi jika dibandingkan AKI Kabupaten Magetan pada tahun yang sama sebesar 118 kasus dari 19 kecamatan2.
Dua faktor penyebabnya adalah persoalan jarak tempuh dan mahalnya transportasi menuju Puskesmas Panekan. Faktor pertama terkait kondisi geografis Kecamatan Panekan itu sendiri. Dengan jarak tempuh sejauh 4-5 km, pasien (ibu yang akan melahirkan) membutuhkan waktu sekitar 30-45 menit untuk mencapai Puskesmas. Selain itu, kesulitan medan yang harus dilalui sangat
membahayakan keselamatan pasien dalam
perjalanan jika tidak didampingi tenaga ahli. Dan faktor yang kedua, adalah mahalnya biaya transportasi dari kelurahan/desa menuju
1
Arsip Data Sub Bidang PONED Puskesmas Panekan tahun 2012.
2 Lihat artikel berjudul “26 ANC Terpadu di Kabupaten
Magetan”, diakses dari www.dinkesmagetan.net pada tanggal 18 Februari 2013.
Puskesmas Panekan. Biaya tersebut mencapai Rp. 75.000,00 hingga Rp. 100.000,00 memberatkan warga yang sebagian besar adalah keluarga pra-sejahtera di samping harus membiayai kebutuhan lain pasca melahirkan.
Oleh karena itu, keengganan warga melakukan persalinan di Puskesmas dikarenakan mayoritas penduduk Kecamatan Panekan berstatus sebagai keluarga pra-sejahtera. 34% dari total penduduk berprofesi sebagai petani dengan pendapatan rata-rata Rp. 553.857,39 per bulan3. Dari persoalan tersebut, lahirlah program “Antar Jemput Persalinan Gratis” yang merupakan instruksi Kepala Puskesmas Panekan, dr. Sadewo Pangestu, pada tahun 2008. Ini merupakan langkah “jemput bola” yang dilakukan untuk memberikan pertolongan cepat dan aman pada ibu hamil beresiko tinggi di wilayah kerja Puskesmas Panekan, sejalan dengan visi dan misi Puskesmas Panekan yaitu “memberikan pelayanan berkualitas dalam bidang kesehatan”4
.
Inisiasi
Untuk menangani persalinan beresiko tinggi kemampuan dan fasilitas yang dimiliki oleh bidan desa tergolong tidak memadai. Pada akhirnya dapat
membahayakan keselamatan pasien yang
melahirkan secara tidak normal. Persepsi tentang sulitnya akses dan mahalnya biaya transportasi menuju Puskesmas Panekan membuat masyarakat desa lebih memilih melakukan persalinan di bidan desa walaupun harus menanggung resiko yang
3
Data Rekapitulasi Tingkat Perkembangan desa dalam Kecamatan Panekan tahun 2012, diakses dari website Profil Desa dan Kelurahan www.prodeskel-pmd.web.id
pada tanggal 18 Februari 2013.
4
Profil Pelayanan Puskesmas Panekan Kabupaten Magetan tahun 2012.
tinggi. Berangkat dari permasalahan tersebut, maka dibentuklah Program “Antar Jemput Persalinan Gratis” pada tahun 2008 oleh dr. Sadewo Pangestu. Program ini ditangani oleh sub bidang PONED (Pelayanan Obstetric Neonatal Emergency Dasar) yang dikepalai oleh Bidan Sri Wahyuni5.
Dasar hukum program ini berdasarkan Surat Instruksi Kepala Puskesmas Panekan No. 447/403.104/2008 tentang Antar Jemput Persalinan Gratis di Wilayah Puskesmas Panekan tanggal 2 April 2008. Proses konsolidasi gagasan program ini tidak menemui hambatan yang berarti, semua bidan, dokter, dan perawat di Puskesmas Panekan sangat mendukung adanya program inovasi ini6. Hal tersebut dibuktikan dengan lancarnya pembuatan dan penerimaan Surat Instruksi Kepala Puskesmas Panekan yang disahkan pada tanggal 2 April 2008. Untuk mengoperasionalisasikan program ini, pihak Puskesmas Panekan menggunakan sebagian dana Jampersal dari pemerintah pusat. Adapun tujuan dari program antar jemput persalinan gratis ini adalah memberikan pertolongan lebih cepat kepada ibu hamil yang akan melakukan persalinan, meringankan beban masyarakat khususnya mengurangi biaya melahirkan, dan menurunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi di wilayah kerja Puskesmas Panekan.
Sumber daya Puskesmas Panekan menjadi pertimbangan program ini dapat berjalan.
5
Panduan Standar Pelayanan Publik UPTD Puskesmas Panekan tahun 2011.
6
Wawancara dengan Bidan Suparti, 12 oktober 2012.
Pertimbangan utama adalah Sumber Daya Manusia (SDM) dan yang kedua adalah fasilitas dalam bentuk kendaraan transportasi serta ruang khusus untuk pasien melahirkan. Dalam SOP (Standart Operating Procedure) Surat Instruksi Kepala Puskesmas Tahun 2008, persyaratan untuk menjalankan program antar jemput persalinan memiliki syarat minimal supaya berjalan. Oleh karena itu, ketersediaan sarana prasarana dan SDM Kecamatan Panekan sudah mampu melakukan program antar jemput tersebut walaupun dengan standar paling minimum, yang mengakibatkan pelayanannya masih terbatas. Seperti yang ditampilkan pada tabel 1.
Setelah dr. Sadewo pensiun pada tahun 2010 lalu, program ini kemudian dilanjutkan oleh Kepala Puskesmas yang baru yaitu dr. Nurhayati7. Sejak kepempimpinannya, Puskesmas Panekan menjadi unit pelayanan kesehatan yang profesional. Ini terbukti dengan hadirnya dokter spesialis kandungan yang sebelumnya tidak. Perubahan lainnya yaitu terintegrasikannya layanan antar jemput gratis langsung ke bidang PONED untuk memudahkan proses persalinan pasien.8
7
Dr. Nurhayati Triasih menjabat sebagai Kepala Puskesmas Panekan sejak tahun 2010, menggantikan dr. Sadewo. Lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya ini mendapat penghargaan Dokter Teladan Tingkat Provinsi Jawa Timur tahun 2012 dan membawa banyak prestasi bagi Puskesmas Panekan sejak kepempimpinannya.
8
Wawancara dengan dr. Nurhayati Triasih, 16 Februari 2013.
Tabel 1. Rekapitulasi Ketersediaan Sumber Daya Puskesmas Panekan Berdasarkan SOP Program Antar Jemput Persalinan Gratis Tahun 2012
Syarat berdasarkan SOP
Sumber Daya Puskesmas Panekan
SDM Sarana dan Prasarana
Mobil Ambulance 1 buah mobil ambulance
Hand Phone 1 buah hand phone yang dapat
dihubungi dengan nomor 08123250276
Pengemudi 1 orang sopir lulusan SMA Bidan Pengantar 25 bidan lulusan D1 Kebidanan Bidan Desa Wilayah
Setempat
25 bidan yang tersebar di daerah
Implementasi
Program “Antar Jemput Persalinan Gratis” ini berjalan melalui mekanisme kemitraan (pra kelahiran) dan pengaduan (waktu kelahiran).
Kemitraan adalah langkah dasar dalam
pengumpulan informasi tentang jumlah ibu hamil di Kecamatan Panekan dengan bantuan bidan desa. Pengaduan merupakan langkah yang dilakukan setelah mendapat informasi jumlah ibu yang akan melahirkan. Gunanya adalah memperkirakan kapan salah satu pasien akan melahirkan untuk mempersiapkan fasilitas (mobil ambulance) dan sopirnya. Di bawah ini mekanisme kerja dari layanan antar jemput persalinan gratis.
Penjelasan tentang dua mekanisme program sebagai berikut. Pertama, kemitraan. pihak Puskesmas Panekan bekerja sama dengan bidan dan aparat desa, yaitu kader PKK desa. Bidan desa dibantu oleh kader PKK desa mendata seluruh ibu hamil yang ada di 17 desa dalam ruang kerja
Puskesmas Panekan. Mereka kemudian
memberikan sosialisasi setiap bulan kepada para ibu hamil yang melakukan pemeriksaan rutin di Posyandu. Dengan demikian, pihak Puskesmas memiliki data jumlah ibu hamil di setiap desa di Kecamatan Panekan. Pemanfaatan Posyandu sebagai sarana sosialisasi untuk mempermudah akses informasi kepada ibu-ibu hamil tentang adanya program antar jemput gratis tersebut. Namun demikian, tidak semua ibu hamil mau melakukan proses persalinan di Puskesmas.
Mereka yang mampu atau kalangan menengah ke atas, terkadang lebih memilih untuk melakukan proses persalinan di dokter spesialis kandungan. Pada tahun 2011, layanan antar jemput gratis ini digunakan oleh 195 pasien dari total 6759 ibu melahirkan yang terdaftar di Kecamatan Panekan. Berdasarkan data tersebut, setidaknya 29 % warga dari keseluruhan 56.08610 penduduk Kecamatan Panekan menggunakan jasa antar jemput gratis. Hasil tersebut merupakan rata-rata presentase antara jumlah pasien (yang menggunakan fasilitas antar jemput) dengan total ibu melahirkan di Kecamatan Panekan pada tahun 2011.
Untuk memudahkan proses antar jemput gratis, maka dibentuklah alur kemitraan antara Puskesmas dengan aparatur desa. Program kemitraan tersebut dapat dilihat pada Bagan 2.
Kedua, pengaduan yang merupakan langkah cepat tanggap untuk menangani ibu yang akan segera melahirkan. Mekanisme pengaduan dilakukan oleh pasien dengan menelepon pihak Puskesmas. Kemudian ambulance akan menjemput pasien serta membawa bidan atau perawat untuk menangani pasien diperjalanan menuju puskesmas. Langkah pengaduan bisa dilihat pada Bagan 3.
Alur tersebut bisa dijelaskan sebagai berikut:
1. Pengaduan dari pasien yang akan melahirkan atau dari bidan desa bisa dilakukan dengan
9
Arsip data., Op.Cit
10
menghubungi nomor 08123250276 atau (0351) 892445.
2. Setelah aduan diterima oleh pihak Puskesmas, maka ambulance akan datang menjemput pasien dengan membawa serta bidan perawat dalam mobil jemputan.
3. Setelah dijemput oleh ambulance dan tiba di Puskesmas Panekan, pasien akan dibawa ke bagian PONED untuk melakukan persalinan aman.
4. Setelah selesai melakukan persalinan, ibu dan anak akan diantar pulang ke rumahnya lagi dengan mobil ambulance.
5. Layanan antar jemput ini bersifat gratis, sehingga tidak membebani warga Panekan
dalam masalah biaya transportasi menuju puskesmas.
Sebagai catatan, jika ada dua atau lebih panggilan untuk penjemputan di saat yang bersamaan, maka diprioritaskan menjemput salah satu pasien yang memiliki tingkat kegawatan lebih tinggi. Tingkat kegawatan adalah skala yang memperlihatkan berbagai masalah dan komplikasi yang dialami ibu melahirkan dengan resiko yang lebih tinggi dibandingkan persalinan lain secara normal, misalnya pendarahan dan lahir prematur. Mengenai prioritas penjemputan, dr. Nurhayati juga menjelaskan bahwa:
“Karena masalah keterbatasan kendaraan, maka prioritas penjemputan ibu yang akan melahirkan berdasarkan tingkat kegawatannya. Apakah kelahiran tersebut memiliki komplikasi yang
beresiko tinggi bagi sang ibu maupun sang anak. Sedangkan pasien lain tetap akan mendapatkan pertolongan pertama dari bidan desa.”11
Bidan desa merupakan partner Puskesmas Panekan dalam menangani pertolongan pertama pada ibu yang akan melahirkan. Tujuannya adalah memastikan keselamatan ibu dan anak saat proses persalinan. Namun demikian, terjadinya berbagai masalah yang tak terduga dalam persalinan, maka perlu dilakukan pencegahan terhadap hal-hal yang tidak diinginkan. Bidan desa dalam hal ini hanya bertugas ketika persalinan normal dengan resiko rendah. Untuk mewujudkan persalinan aman, maka pihak Puskesmas menganjurkan pasien untuk
mendapat layanan persalinan di PONED
Puskesmas Panekan dengan rujukan bidan desa setempat.
Gambar 1. Jajaran Petinggi Puskesmas Panekan
Sumber: dokumentasi peneliti
11
dr. Nurhayati Triasih., Op.Cit
Dalam pelayanan antar jemput gratis yang dikeluarkan sebagai Instruksi Kepala Puskesmas pada tanggal 2 April 2008, desain implementasi antar jemput persalinan gratis ini bertumpu pada keadaan fasilitas dan sumber daya manusia yang ada. Tabel 2 adalah SOP yang menjadi acuan dalam mengadakan pelayanan antar jemput persalinan gratis Puskesmas Panekan.
Dukungan SDM diperoleh dari pegawai Puskesmas sendiri. Sedangkan dana untuk melaksanakannya berasal dari dana Jampersal yang diberikan dari anggaran pemerintah pusat dan didistribusikan oleh Kabupaten Magetan ke Puskesmas kecamatan, termasuk juga di Puskesmas Panekan.
Penyelenggaraan program inovasi ini ditunjang dengan adanya dukungan sumber daya manusia yang dimiliki oleh Puskesmas Panekan sendiri, walaupun masih terkendala masalah supir ambulance yang hanya satu orang. Adapun SDM yang dimiliki oleh Puskesmas Panekan12 dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Daftar Sumber Daya Manusia Puskesmas Panekan
No Kompetensi
Tugas Jumlah Pendidikan
1. Dokter umum 3 SI kedokteran umum 2. Dokter gigi 1 S1 kedokteran
gigi 3. Apoteker 1 S2 farmasi 4. Sarjana farmasi 1 S1 farmasi
12
Panduan Standar Pelayanan Publik., Op.Cit.
Tabel 2. SOP Antar Jemput Persalinan Gratis Puskesmas Panekan Bidang Sub
Bidang
Persyaratan Kelengkapan Waktu Output
2 3 4 5 6 7 Bidang Persalinan Antar Jemput Persalinan Gratis 1. Informasi Pasien dan Puskesmas dari Bidan Wilayah Setempat 2. Kartu SKTM 3. Ambulance dalam keadaan fit 1. Mobil ambulance 2. HP 3. Pengemudi 4. Bidan Pengantar 5. Bidan Desa wilayah setempat Jam menyesuaikan , tempat, kedudukan, keadaan medan 1. Tercapainya tujuan, visi, misi dan motto Puskesmas Panekan 2. Tercapainya persalinan aman. Efisien, dan lancar
5. Perawat S1 1 S1 keperawatan 6. Perawat D3 26 D3 keperawatan
7. Bidan 25 D3 bidan
8. Ahli gizi 1 D1 gizi 9. Sanitarian 2 D3 kesehatan
lingkungan 10. Analis
laboratorium 1 D3 analis 11. Asisten apoteker 1 SMK farmasi 12. Administrasi 8 SMA 13. Sopir 1 SMA 14. Petugas kebersihan 4 SMA 15. Petugas keamanan 1 SMA
Sumber: Panduan Standar Pelayanan Publik UPTD
Puskesmas Panekan Tahun 2011
Sedangkan dalam masalah fasilitas (sarana dan prasarana) ketersediaan ruangan khusus PONED menjadi keunggulan dari Puskesmas Panekan. Ruangan PONED berupa bangunan terpisah dari bangunan utama Puskesmas. Dengan fasilitas ruang tempat periksa seluas 3x4 meter persegi, dan ruang rawat inap paska melahirkan yang dilengkapi tempat tidur bayi. Dan yang terpenting Puskesmas Panekan adalah puskesmas rawat inap yang melayani pasien selama 24 jam.13
Hambatan dalam Impelementasi
Dalam implementasi program layanan kesehatan ini, persepesi hambatan yang menjadi fokus pada kasus “Antar Jemput Persalinan Gratis” ini adalah kemampuan pihak Puskesmas Panekan dalam memberikan pertolongan jika ada dua atau lebih kasus kehamilan Ibu beresiko tinggi di saat bersamaan. Sehingga pihak Puskesmas harus
memilih pasien mana dulu yang harus
diprioritaskan. Hal ini menjadi dilema ketika institusi kesehatan seperti Puskesmas harus memilih pasien yang seharusnya mendapatkan pertolongan yang cepat dan aman, menjadi terabaikan karena keterbatasan fasilitas dan sumber daya yang dimiliki oleh pihak Puskesmas. Puskesmas Panekan dalam hal ini memiliki fasilitas minimum, di mana seharusnya fasilitas yang dimiliki sebagai pemberi
13
dr. Nurhayati Triasih., Op.Cit
layanan publik harus memenuhi permintaan masyarakat yang semakin berkembang.
Dari pandangan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat tiga hambatan utama yang menjadi fokus dalam sub bab ini. Pertama, masalah sarana transportasi yaitu minimnya ketersediaan ambulance. Puskesmas Panekan hanya memliki 1 unit ambulance untuk operasional puskesmas. Hal ini kemudian membuat pelayanan Puskesmas Panekan menjadi terbatas. Seperti yang diungkapkan Bidan Sri Wahyuni koordinator PONED (Pelayanan Obstetric Neonatal Emergency Dasar) Puskesmas Panekan.
“Ambulance puskesmas hanya tersedia satu unit, sedangakan terkadang dipakai untuk melayani pasien yang lain, jadi ketika ada ibu hamil yang harus dijemput, kami mengalami kerepotan”14
Kedua, sumber daya manusia yang dimiliki Puskesmas yaitu keterbatasan jumlah sopir juga menjadi kendala bagi program ini. Satu orang sopir dirasa bisa menjadi masalah jika sopir sedang tidak ada di Puskesmas atau tidak masuk kerja. Hal tersebut yang mengakibatkatkan layanan antar jemput tidak dapat beroperasi, disamping jika ada kesibukan oleh pegawai puskesmas yang fokus melayani berbagai keluhan masyarakat disamping masalah persalinan semata. Ketiga, kendala berasal dari pasien sendiri. Karakter masyarakat Kecamatan Panekan yang mayoritas etnis Jawa memiliki sifat serba sungkan. Sehingga membuat program ini justru tidak dimanfaatkan dengan maksimal oleh masyarakat. Budaya ewuh pekewuh (sungkan ketika mendapatkan pertolongan yang gratis dan merasa tidak nyaman merepotkan orang lain) menjadi fenomena yang disoroti oleh Bidan Sri Wahyuni.
“Sebagian besar dari pasien sungkan kalo antar jemput gratis dari puskesmas Panekan, mereka biasanya hanya mau di jemput ketika akan bersalin, dan pulangnya mereka pulang sendiri, atau sebalikya. Mereka sungkan sudah dijemput gratis kok diantar pulang gratis lagi”15
Saat ini beberapa upaya telah dilakukan oleh pihak Puskemas dalam mengatasi ketiga hambatan tersebut. Pertama, untuk masalah alat transportasi Puskesmas Panekan telah mengajukan permintaan satu unit mobil ambulance sejak tahun 2008 kepada Dinas Kesehatan Magetan dan baru akan disetujui pada pertengahan tahun 201316. Kedua, masalah keterbatasan supir diselesaikan dengan
14
Wawancara dengan Sri Wahyuni,12 Oktober 2012
15
Sri Wahyuni., Ibid
16
memanfaatkan perawat yang bisa mengendarai ambulance jika supir berhalangan hadir. Dan ketiga, mengatasi masalah budaya sungkan warga pihak Puskesmas menekankan sosialisasi pada aparat dan bidan desa yang dekat dengan warga. Sehingga menghilangkan sikap sungkan dengan pendekatan kekeluargaan17.
Proses Evaluasi
Proses evaluasi program ini berdasarkan kesesuaian kinerja melalui SOP yang telah ditetapkan dengan melihat fakta di lapangan. Sedangkan program “Antar Jemput Persalinan Gratis” belum memiliki sarana pengaduan secara langsung karena masih tergolong program yang baru. Hingga proses evaluasinya dilakukan berdasarkan laporan yang diterima oleh Tim Pengelola Pengaduan, dan masuk dalam evaluasi umum bersama program-program puskesmas lainnya. Seperti yang tertulis dalam janji dan malkumat UPTD Puskesmas Panekan.
“Menetapkan Tim Pengelola Pengaduan yang bertugas menginventarisir pengaduan pengguna layanan kemudian menetapkan prioritas dan disampaikan dalam lokakarya mini puskesmas dan terlihat IKM Puskesmas Panekan dengan hasil sangat baik”18
Sistem evaluasi dilaksanakan dengan medium
lokakarya mini yang dilakukan untuk
mensosialisasikan program dan pencapaian yang dilakukan oleh Puskesmas Panekan, baik SDM
17
dr. Nurhayati Triasih., Ibid
18
Panduan Standar Pelayanan Publik., Op.Cit
maupun Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) terhadap pelayanan kesehatan di Kecamatan Panekan. Yang melakukan evaluasi adalah Tim Pengelola Pengaduan dan Ketua Puskesmas Panekan dengan forum yang dilakukan dalam lokakarya mini. Berbagai hasil evaluasi kemudian ditindaklanjuti dengan membuat perencanaan baru untuk meminimalisir kekurangan yang terjadi pada periode sebelumnya. Salah satu caranya adalah dengan membuat perencanaan setiap tahun untuk acuan perencanaan kegiatan selanjutnya, semisal PKP, PTP, RUK, LPK, dan Lokakarya Mini19. Berikut adalah mekanisme pengaduan untuk melakukan evaluasi.
Dampak Substansif
Program antar jemput persalinan gratis ini pada kenyataannya telah memberikan dampak yang sangat besar, baik bagi Puskesmas Panekan dan bagi masyarakat umum. Beberapa manfaat dari program ini antara lain:
1. Dampak untuk Puskesmas Panekan
a. Meningkatnya kepuasan terhadap kinerja Puskesmas Panekan
Program antar jemput gratis bermula di tahun 2008, tapi secara kelembagaan dan struktur baru berkembang pada tahun 2010 hingga sekarang. Perbandingan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) terhadap Puskesmas Panekan di tahun 2010 mencapai 82%, dan berdasarkan survey IKM (Indeks Kepuasan Masyarakat) oleh
19
Kabupaten Magetan pada tahun 2011 Puskesmas Panekan mencapai angka 82,3 dan 81,7720 yang termasuk dalam kategori
pelayanan yang memuaskan.
Ketidakpuasan masyarakat disebabkan sikap pelayanan yang diberikan oleh
petugas puskesmas masih kurang
maksimal21. Hasil survey IKM Puskesmas Panekan dapat dilihat pada Grafik 1.
b. Meningkatnya beban kerja Bidan
Puskesmas dan meringankan Bidan
Desa dalam mengatasi kelahiran
beresiko tinggi
Inovasi oleh Puskesmas Panekan ini telah memberikan dampak internal. Bidan puskesmas bertambah beban kerjanya, khususnynya dalam sub-bidang PONED yang langsung menangani pasien antar jemput gratis. Disamping dampak yang diterima oleh bidan puskesmas, dampak inovasi ini juga berpengaruh pada kinerja bidan desa. Kini bidan desa tidak perlu menangani pasien yang mengalami proses kehamilan beresiko tinggi, karena bisa dirujuk ke Puskesmas Panekan dengan program antar jemput tersebut. Hingga bidan desa hanya melakukan persalinan normal di tingkat desa, dan jika ada kasus kehamilan beresiko tinggi langsung dilimpahkan kepada pihak Puskesmas Panekan untuk ditangani secepat mungkin.
20
Arsip Data., Op.Cit
21
Arsip Data., Ibid
2. Dampak bagi masyarakat
a. Meningkatnya angka persalinan oleh tenaga kesehatan (100%)
Hal ini tampak pada capaian angka persalinan terhadap 675 ibu melahirkan, dan semuanya ditolong oleh tenaga kesehatan Puskesmas Panekan (data Profil Puskesmas Panekan tahun 2011). Ini menunjukkan bahwa keselamatan Ibu dan Anak akan semakin terjamin dengan pertolongan profesional, cepat dan aman
oleh tenaga kesehatan Puskesmas
Panekan. Data dibawah adalah peningkatan penggunaan layanan antar jemput gratis dari tahun ke tahun.
Tabel 4. Penggunaan Layanan
Antar Jemput Gratis dengan Perbandingan Jumlah Ibu Hamil Tiap Tahun Tahun 2008-2012
Tahun Pengguna Jasa Antar Jemput Gratis Jumlah Ibu Hamil Kecamatan Panekan 2008 115 743 2009 118 715 2010 100 730 2011 195 747 2012 152 723
Sumber: Arsip Data Sub Bidang PONED Puskesmas Panekan tahun 2012
b. Menurunnya AKI di Kecamatan Panekan
Angka Kematian Ibu yang tercatat di Puskesmas Panekan tahun 2011 masih tinggi, yakni sebesar 148,15 yang artinya ada 148 kasus kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup di Kecamatan Panekan. Bandingkan dengan AKI kecamatan-kecamatan di Kabupaten Kebumen pada tahun 2011, data Dinas Kesehatan Kebumen menyebutkan, jumlah kematian ibu saat melahirkan terjadi di Kecamatan
Karangsambung dan Kutowinangun
masing-masing dua kasus. Kemudian Kecamatan Buluspesantren, Padureso, Karanggayam dan Bonorowo masing-masing satu kasus22. Ini mengindikasikan bahwa AKI di Kecamatan Panekan masih relatif tinggi, jika dibandingkan jumlah kasus kematian ibu di kecamatan-kecamatan lain di Indonesia.
Tapi setelah adanya program layanan antar jemput persalinan gratis, di tahun 2012 hanya ada 2 kasus kematian ibu23. Hal tersebut berdampak pada menurunnya AKI Kabupaten Magetan di tahun 2012 menjadi 22 kasus kematian ibu24, yang sebelumnya masih berada dalam angka 118,525 (118 kasus kematian ibu per 100.000 kelahiran
22
Lihat artikel berjudul “Angka Kematian Bayi di Kebumen Capai 164 Kasus” diakses dari
www.suaramerdeka.com pada tanggal 21 Maret 2013
23
dr. Nurhayati Triasih., Op.Cit
24
Lihat artikel berjudul “Jampersal Menurunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi” diakses dari www.setkab.go.id pada tanggal 18 Februari 2013
25
Arsip data., Op.Cit
hidup) pada tahun 2011. Dengan kata lain
secara langsung AKI Kecamatan
berpengaruh terhadap tinggi rendahnya AKI kabupaten dan nasional.
c. Membantu biaya persalinan Masyarakat
Dengan program antar jemput persalinan gratis maka secara langsung akan mengurangi biaya persalinan mahal yang harus ditanggung oleh pasien dan keluarga. Dengan adanya antar jemput gratis, maka keluarga pasien akan menghemat Rp. 100.000,- sampai Rp. 75.000,- hanya untuk membayar transportasi menuju Puskesmas.
3. Dampak Sistemik (Jangka Panjang)
a. Meningkatnya Kesadaran Ibu Hamil
untuk memeriksakan kandungan ke Puskesmas Panekan
Salah satu dampak jangka panjang yang dihasilkan adalah makin sadarnya masyarakat Kecamatan Panekan untuk datang dan memeriksakan kandungannya di Puskesmas Panekan. Hasilkan adalah meningkatnya jumlah ibu melahirkan di Puskesmas Panekan daripada di rumah bidan. Hal tersebut merupakan upaya
pencegahan dan antisipasi pihak
puskesmas ketika ada komplikasi selama persalinan, apalagi jika terjadi di rumah bidan desa dengan peralatan yang seadanya. Tidak lagi bergantung pada dukun ataupun bidan desa yang memiliki keterbatasan fasilitas dalam menangani ibu hamil dalam kondisi kritis. Adanya
konsultasi setiap hari senin oleh dokter spesialis kandungan di Puskesmas Panekan menjadi salah satu alternatif bagi pasien untuk mengetahui lebih mendalam tentang kehamilannya. Peningkatan tersebut dapat dilhat dalam Grafik 2.
Prioritas layanan antar jemput ini untuk pasien yang melahirkan dengan resiko tinggi. Sejak tahun 2008 (awal mula program antar jemput gratis) hingga tahun 2011 tercatat kenaikan jumlah ibu melahirkan yang menggunakan layanan antar jemput gratis di Puskesmas Panekan meningkat dari 30 pasien pada tahun 2007, 115 pasien tahun 2008, 118 pasien tahun 2009, 100 pasien tahun 2010, dan 195 pasien tahun 2011.
Institusionalisasi dan Tantangan
Program ini berjalan sejak tahun 2008 dengan disahkan melalui Surat Intsruksi Kepala Puskesmas Panekan No. 447/ /403.104/2008 tentang Antar Jemput Persalinan Gratis di wilayah Puskesmas Panekan pada tanggal 2 April 2008. Strategi utama dalam institusionalisasi ini adalah efektifitas unit kerja. Strategi efektifitas unit kerja melalui penambahan fungsi suatu bidang tanpa harus membentuk struktur yang baru, dalam hal ini adalah menambahkan fungsi antar jemput persalinan kepada sub-bidang PONED sebagai unit kerja yang berurusan langsung dengan pasien ibu melahirkan. Dalam proses integrasinya, tidak ada akomodasi dari Puskesmas lain. Hal ini merupakan gagasan
murni dari Ketua Puskesmas Panekan dan diakomodasi oleh pegawai-pegawai Puskesmas. Program antar jemput persalinan gratis di bawah
pengawasan langsung Kepala Puskesmas
Panekan, namun menjadi tanggung jawab sub bidang PONED (Pelayanan Obstetric Neonatal Emergency Dasar). Sebelum program tersebut muncul, PONED hanya melaksanakan proses persalinan biasa, hal ini dapat dilihat skema alur kerja PONED sebelum diintegrasikan dengan program “Antar Jemput Persalinan Gratis”.
Pada awalnya PONED hanya melayani persalinan biasa tanpa ada program antar jemput gratis. Tapi semenjak surat instruksi keluar, PONED kemudian menjadi institusi yang menjalankan program inisiasi tersebut. Sehingga alur pelayanan mekanisme PONED mengalami perubahan. Ini dilakukan agar tidak ada tumpang tindih fungsi antara program antar jemput gratis dengan PONED yang bertujuan untuk memberikan pelayanan persalinan aman dan cepat.
Harmonisasi program antar jemput persalinan gratis dengan kinerja PONED Puskesmas Panekan tidak menjumpai hambatan yang berarti. Karena pada dasarnya dengan adanya program antar jemput ini, maka kerja PONED akan semakin baik dalam melayani pasien dalam persalinan yang cepat dan aman. Bagan 6 adalah skema alur pelayanan persalianan PONED yang sudah terintegrasi dengan program layanan antar jemput persalinan gratis:
Yang menjadi perhatian khusus adalah, dengan bertambahnya fungsi kerja dari perawat PONED
yang awalnya hanya mengawasi persalinan dalam ruangan puskesmas, kini harus menjemput pasien dengan mobil ambulance. Sehingga memang dibutuhkan keterampilan khusus dalam menangani pasien ketika dalam perjalanan.
Untuk anggaran sendiri, program ini dibiayai dengan anggaran Jampersal yaitu dana BOK (Bantuan Opersional Kesehatan) mulai dari Rp 75 juta hingga Rp 106 juta yang kemudian sudah terintegrasi dalam bidang PONED sebagai pengelola dana. Ditambah dengan bantuan keuangan dari Gubernur Jawa Timur sebesar Rp. 100.000.000,- untuk mengembangkan program ini kedepannya. Salah satu kelebihan inovasi ini adalah tidak perlu memberikan alokasi khusus bagi program antar jemput gratis, karena telah masuk dalam integrasi dan tata kelola bagian PONED sebagai pengembangan usaha pelayanan persalinan aman dan cepat oleh Puskesmas Panekan.
Poin Pembelajaran
Kegiatan inovasi pelayanan publik ternyata mampu dilaksanakan oleh unit pelayanan dasar di tingkat terkecil, yaitu Puskesmas. Inovasi yang dilakukan oleh Puskesmas Panekan ini memberi pelajaran yang penting bahwa setiap instansi sebenarnya memiliki kemampuan untuk memberikan pelayanan
lebih dari standar yang telah baku. Puskesmas Panekan dalam pelaksanaan program ini berdasarkan surat instruksi Kepala Puskesmas pada tahun 2008, tetap berjalan hingga sekarang. Sama halnya dengan inovasi yang dilakukan Kabupaten Bulukumba, dengan Program Kelas Ibu Hamil (KIH) berhasil menurunkan angka kematian ibu menjadi nol di tahun 201126. Padahal dukungan dari pemerintah dari aspek anggaran sangat kurang, bahkan para stakeholder hanya mengandalkan ADD (Alokasi Dana Desa) dan bahkan salah satu desa menginisiasi tabungan untuk membiayai program KIH dan sistem pendukungnya27. Maka program inovasi antar jemput persalinan gratis Puskesmas Panekan merupakan bentuk inisiatif dan kemandirian perangkat daerah, khususnya dalam
memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat Panekan secara langsung.
Sekiranya ada tiga Pelajaran penting yang dapat diambil dari program inovasi ini. Pertama, tidak dibutuhkan rencana dan biaya yang besar dalam
26
Atiyatul Izzah dan Lutfi Atmansyah, “Memantau Kehamilan
melalui Kelas Ibu Hamil di Kabupaten Bulukumba”, laporan inovasi pemerintahan Initiative for Governance Innovation (IGI) melalui website www.igi.fisipol.ugm.ac.id diunduh pada tanggal 18 Maret 2013
27
“Memantau Kehamilan melalui Kelas Ibu Hamil di Kabupaten
melakukan inovasi ditingkat terkecil suatu institusi. Ini dapat dilihat dari terbitnya surat instruksi program antar jemput gratis yang hanya dibuat oleh Kepala Puskesmas pada tahun 2008, tapi tetap berjalan hingga sekarang. Kedua, tidak perlu membentuk instansi khusus yang melaksanakan program ini. Efisiensi kerja suatu bagian seperti PONED yang melayani persalinan, kini bisa mengembangkan fungsinya dalam menjemput dan mengantar ibu yang akan melahirkan. Sejalan dengan prinsip “struktur yang kaya fungsi” sebagai efisiensi dan efektivitas kerja organisasi.
Ketiga, memberikan pelajaran yang berharga bagi instansi terkecil berinteraksi dan berhubungan dengan masyarakat secara langsung. Khususnya dalam konsistensi memberikan pelayanan dasar tingkat kecamatan, walau dengan program yang sederhana. Tapi dampak yang dihasilkan terbilang cukup memuaskan, baik bagi Puskesmas Panekan maupun bagi masyarakat sekitar. Oleh karena itu wajar jika beberapa penghargaan berhasil diraih oleh Puskesmas Panekan dari tingkat daerah hingga skala nasional.
Gambar 2. Penghargaan yang Dimiliki Puskesmas Penekan
Sumber: dokumentasi peneliti
Peluang Replikasi
Melihat akan kesederhanaan dan kemudahan program yang dijalankan dengan hasil maksimal, maka sangat mungkin program “Antar Jemput Persalinan Gratis” direplikasi oleh Puskesmas di daerah lain. Khususnya Puskesmas yang wilayah kerjanya terkendala jalur transportasi yang sulit dilewati dan keadaan ekonomi masyarakat kurang memadai. Poin penting untuk mereplikasi program antar jemput persalinan gratis. Pertama, perlu adanya inisiatif dari pimpinan Puskesmas untuk
membuat program yang didasarkan pada surat instruksi sebagai landasan hukum. Inisiatif dari pimpinan Puskesmas mempunyai peran penting untuk keberlangsungan program, di samping dukungan dari segenap pegawai puskemas.
Kedua, perlu adanya konsistensi dalam menjalankan program antar jemput tersebut. Konsistensi program dapat dilakukan dengan membuat landasan dan kebijakan umum, seperti pembuatan SOP yang menjadi patokan program tersebut saat dijalankan. Tujuannya adalah program akan terus berjalan dan berkembang walau terjadi pergantian pimpinan.
Ketiga, Puskesmas yang akan mereplikasi perlu memiliki ketersediaan SDM dan infrastruktur yang memadai untuk menunjang program antar jemput tersebut. Alat tranportasi mutlak diperlukan dalam proses antar serta jemput pasien menuju Puskesmas. SDM menjadi pertimbangan utama. SDM minimal yang harus dimiliki oleh suatu Puskesmas dalam menjalankan program antar jemput gratis di antaranya, bidan perawat yang menemani pasien dalam perjalanan serta satu orang supir yang siap 24 jam menjemput pasien yang akan melakukan persalinan di Puskesmas. Fasilitas Puskesmas juga harus mendukung adanya sub bagian PONED dan ruangannya yang akan berintegrasi dengan program antar jemput tersebut. Keeempat, yang paling penting adalah program ini mudah direplikasi pada daerah dengan keadaan alam (geografis) yang sulit ditempuh dan minimnya alat transportasi. Dengan keadaan alam yang sulit, serta keadaan sosial ekonomi yang jauh di bawah rata-rata, program tersebut dapat diaplikasikan guna meningkatkan keselamatan ibu yang akan melahirkan, sehingga angka kematian ibu dan anak akan dapat dikurangi.
Di samping itu, sosialisasi juga penting dalam
memberikan pengetahuan kepada seluruh
masyarakat desa agar mereka bisa memanfaatkan program ini. Baik dari kalangan tergolong mampu hingga masyarakat yang kurang mampu. Harus dijelaskan bahwa program ini menjamin
keselamatan dan keamanan pada proses
persalinan, yang menunjukkan keseriusan pemerintah (daerah maupun pusat) dalam memberikan pelayanan dasar kesehatan bagi warganya.
Daftar Pustaka
Arsip Data Sub Bidang PONED Puskesmas Panekan tahun 2012.
Kecamatan Panekan Dalam Angka Tahun 2012. Triasih, Nurhayati, 2012, Puskesmas Berprestasi. Panduan Standar Pelayanan Publik UPTD
Puskesmas Panekan tahun 201.1
Profil Pelayanan Puskesmas Panekan Kabupaten Magetan tahun 2012.
Izzah, Atiyatul dan Lutfi Atmansyah, (tt), Memantau Kehamilan melalui Kelas Ibu Hamil di
Kabupaten Bulukumba, Laporan Inovasi Pemerintahan Initiative for Governance Innovation (IGI), diakses melalui website www.igi.fisipol.ugm.ac.id.
Wawancara
Wawancara dengan Bpk. Eko Priyatno, Kasubag Tata Usaha Puskesmas Panekan Tahun 2012, tanggal 12 Oktober 2012, pukul 10.00 WIB. Wawancara dengan Ibu Bidan Suparti, Koordinator
Promosi Kesehatan Puskesmas Panekan tahun 2012, tanggal 12 Oktober 2012, pukul 10.00 WIB.
Wawancara dengan Ibu Bidan Sri Wahyuni, Koordinator PONED Puskesmas Panekan tahun 2012, tanggal 12 Oktober 2012, pukul 10.00 WIB.
Wawancara dengan dr. Nurhayati Triasih, Kepala Puskesmas Panekan tahun 2012, tanggal 16 Februari 2013, pukul 11.00 WIB.
Website www.prodeskel-pmd.web.id www.dinkesmagetan.net www.setkab.go.id www.magetankab.bps.go.id www.igi.fisipol.ugm.ac.id www.suaramerdeka.com