• Tidak ada hasil yang ditemukan

avanza

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "avanza"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

DIAGNOSTIC

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)

PEMERIKSAAN POWER SUPLY

Pemeriksaan power suply. 1. Lakukan pemeriksaan

tegangan baterai.

2. Periksa kondisi sekering EFI 15A yang terdapat di JB .

3. Periksa kondisi sekering Engine 10A yang terdapat di JB 2.

4. Periksa kerja EFI Main Relay.

(10)

PEMERIKSAAN SEKERING EFI 15A

Pemeriksaan dilakukan menggunakan Ohm Meter.

• Lepaskan sekering EFI 15A dari R/B yang terdapat di ruang mesin.

• Periksa tahanan Fuse EFI : nilai tahanan dibawah 1 Ohm.

• Jika sekering OK pasang kembali.

• Periksa tegangan pada posisi kaki Fuse EFI dan pastikan tegangan akan ada terus menerus walaupun kunci kontak OFF

(11)

PEMERIKSAAN SEKERING ENGINE 10A

Jika pemeriksaan pada Sekering EFI 15A sudah OK tetapi mesin masih tidak

mau hidup juga maka lakukan pemeriksaan pada Fuse Engine 10A. Pemeriksaan dilakukan menggunakan Ohm Meter.

• Lepaskan Fuse E/G 10A dari J/B 2 yang terdapat di ruang pengemudi diatas pedal gas.

• Periksa tahanan Fuse E/G : nilai tahanan dibawah 1 Ohm.

• Jika sekering OK pasang kembali. • Periksa tegangan pada posisi kaki

Fuse E/G dan pastikan tegangan akan ada jika kunci kontak pada posisi ON

(12)

PEMERIKSAAN EFI MAIN RELAY

EFI main Relay berfungsi untuk mengaktifkan Engine ECU ( Control Unit EFI ). Jadi walaupun tidak ada sekering yang putus tetapi relay ini rusak maka sistim EFI menjadi tidak dapat berfungsi.

• Lepaskan Relay EFI dari J/B 2 yang terdapat di ruang pengemudi diatas pedal gas.

• Periksa tegangan pada kaki relay ( 3 ) yang terdapat pada J/B 2, tegangan > 11 Volt. Dan aka ada terus

walaupun kunci kotak OFF

• Periksa tegangan pada kaki relay ( 2 ) yang terdapat pada J/B 2, tegangan > 11 Volt. Ketika kunci kontak ON. •

(13)

PEMERIKSAAN EFI MAIN RELAY

Jika tegangan pada dudukan EFI Main Relay yang terdapat pada J/B 2 Ok, pemeriksaan kita lanjutkan ke EFI Main Realy

• Ukur tahanan pada kaki relay antara no 1 dan no 2 nilai tahanan kurang lebih 170 ohm.

• Ukur nilai tahanan antara kaki relay no 3 dan 5, nilai tahanan harus > 10 Kilo ohm.

• Beri tegangan dengan baterai pada kaki no 1 dan 2, kemudian ukur nilai tahanan antara kaki relay no 3 dan 5, nilai tahanan harus dibawah 1 Ohm.

(14)

PEMERIKSAAN POWER SUPLAY PADA ECM

Jika pemeriksaan sampai pada relay sudah Ok sekarang pemeriksaan kita lanjutkan pada ECU ( Engine ECU )

Lepaskan Connector E8 pada engine ECU Putar kunci kontak pada posisi ON.Periksa tegangan yang terdapat pada pin no 7 • Tegangan pada pin no 7 harus sama

dengan tegangan baterai.

• Jika pada pin no 7 tidak terdapat

tegangan. Periksa hubungan antara pin no 5 pada EFI main relay yang terdapat pada J/B 2 dengan pin no 7 pada

(15)

SIRKUIT POMPA BAHAN BAKAR

Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar relay bahan bakar menjadi ON pada saat kunci kontak pada posisi start

1. Ada input ke ECM pada terminal STA

2. Pada saat signal STA

masuk ke ECM, ada signal N1 dan N2 ( dari crank sensor )

3. Selama mesin hidup signal N1 dan N2 harus tetap

(16)

SIRKUIT POMPA BAHAN BAKAR

Pompa bahan bakar tidak diberikan sekering khusus ( tersendiri ), sebagai pengaman jika terjadi konsluiting pada pompa bahan bakar dijaga oleh Fuse EFI 15A.

Pemeriksaan Realy Fuel Pump.

Lakukan pemeriksaan relay

• Periksa nilai tahanan relay antara

terminal 1 dan 2 pada relay pompa ( nilai tahanan berkisar 170 Ohm ).

• Ukur nilai tahanan antara terminal 3 dan 5 ( nilai tahanan diatas 10 Kilo Ohm ) • Berikan arus pada terminal 1 dan 2,

kemudian ukur nilai tahanan antara

terminal 3 dan 5. ( Nilai tahanan dibawah 1 Ohm )

(17)

SIRKUIT POMPA BAHAN BAKAR

Pemeriksaan pada J/B 2 ( Fuse Bock )

• Putar kunci kontak pada posisi “ ON “.

• Periksa tegangan pada

terminal no 3 yang terdapat pada J/B 2. ( tegangan sama dengan tegangan baterai ). • Periksa tegangan pada

terminal no 2 yang terdapat pada J/B 2. ( tegangan sama dengan tegangan baterai ).

(18)

SIRKUIT POMPA BAHAN BAKAR

Jika pada terminal No 2. J/B 2 tidak ada tegangan.

Cabut Fuse E/G 10A dari J/B 2 ukur hubungan diantara kedua kaki fuse.

(19)

SIRKUIT POMPA BAHAN BAKAR

Jika Pemeriksaan pada J/B 2 ( Fuse Bock ) dan Realy OK tetapi

Fuel Pump tidak juga mau bekerja

Pemeriksaan kita lanjutkan dengan menggunakan wirring diagram.

Jadi kita telusuri dimana hilangnya tegangan maupun arus yang menuju ke pompa.

Langkah – langkah yang harus kita ikuti.

• Temukan jalur kabel ( harnes yang menuju ke pompa / Fuel Pump ).

• Temukan lokasi Connector.

• Temukan no pin yang menghubungkan kabel dari Fuel Pump Relay menuju ke Pompa.

(20)

SIRKUIT POMPA BAHAN BAKAR

(21)

SIRKUIT POMPA BAHAN BAKAR

Membaca Wirring Diagram

Dari pembacaan wirring diagram kita menemukan bahwa diantara relay pompa menuju ke pompa terdapat dua buah Connector to Connector, satu buah Connector to Componen dan satu buah Grounding Point.

1. Connector “ IF1 “ 2. Connector “ BC1 “.

3. Grounding point “ BA “.

4. Connector to Componen “ F15 “

Setelah ini kita temukan, kita cari lokasi komponen tersebut didalam list lokasi komponen.

(22)

SIRKUIT POMPA BAHAN BAKAR

(23)

SIRKUIT POMPA BAHAN BAKAR

(24)

SIRKUIT POMPA BAHAN BAKAR

Lokasi Komponen

Seperti ditunjukkan didalam gambar lokasi komponen, Connector IF1 terdapat disisi kanan dekat pedal gas.

Bentuk Connector IF1 dapat kita lihat seperti didalam connector list

• Periksa mengunakan Ohm meter hubungan pin no13 pada Female Connector IF1 dengan Pin no 5 Relay Pompa pada J/B 2, nilai tahanan kurang dari 1 Ohm. • Jika dari hasil pemeriksaan Ok

lakukan pemeriksaan pada langkah berikutnya.

(25)

SIRKUIT POMPA BAHAN BAKAR

(26)
(27)

SIRKUIT POMPA BAHAN BAKAR

Lokasi Komponen

Connector BC1 terletak diatas didepan roda belakang kanan. Periksa

hubungan antara pin no 13 pada connector IF1 dan pin no 5 pada connector BC1. Nilai tahanan harus kurang dari 1 Ohm.

(28)

SIRKUIT POMPA BAHAN BAKAR

Lokasi Komponen

Connector F15 bergabung dengan fuel pump assy . Periksa hubungan antara pin no 5 pada connector BC1. Dan pin no 3 F15. Nilai tahanan < 1 ohm.

• Jika nilai tahanan terminal no 5 BC1 dengan pin no 3 F 15 tidak putus, lakukan pemeriksaan antara ternminal 4 BC 1 dengan terminal no 3 F 15 • Jika hubungan antara terminal 4 BC! Dengan terminal no 3 F 15 ok lakukan

pemeriksaan hubungan grounding point BA. Jika Ok . Periksa atau ganti pompa

(29)

SIGNAL NE ( CRANK SENSOR )

Signal NE, akan memberi inputan ke Engine ECU / ECM mengenai Rpm Mesin untukmenentukan ijeksi bahan bakar dan mengaktifkan kerja pompa secara terus menerus

(30)

PEMERIKSAAN CRANK SHAFT POSISI SENSOR

Periksa nilai tahanan antara terminal 1 dan 2 pada Crank Posisi Sensor Pada suhu 20o C. Nilai tahanannya 1.850 ~ 2.450 Ohm

(31)

PEMERIKSAAN HARNESS

Periksa Hubungan antara Connector C2 pin no 1 dengan connector E8 pin no 11 serta Connector C2 pin no 2 dengan connector E8 pin no 21. nilai tahanan dibawah 1 Ohm

Periksa Hubungan antara Connector C2 pin no 1 dengan body serta Connector C2 pin no 2 dengan body. nilai tahanan > 1Ohm

(32)

VVT-i CONTROL

VVT-i Mencakup ECM, OCV, dan VVT-i Controller. Cam Sensor

UMUM

• ECM mengirim target duty control ke OCV.

• OCV mengatur tekanan oli yang disuplay ke VVT-i Controller,

• Cam sensor melakukan penyesuaian dengan kondisi kerja mesin.

• VVT-i Controller mengatur mengatur maju dan mundur sudut pembukaan Camshaft Intake

(33)

VVT-i CONTROL

DIAGRAM

(34)

PEMERIKSAAN VVT-i CONTROL

Penyebab tidak berfungsinya VVT-i control terdiri dari 2 unsur.

1. Akibat sistim mekanical ( mekanis ) • OCV macet.

• Rantai timing kendor.

• Filter oli pada OCV mampet 2. Akibat sistim electrical ( Electris )

• OCV macet karena benda asing. • Rantai timing kendor.

(35)

PEMERIKSAAN OCV / OIL CONTROL VALVE

Memeriksa fungsi dan kerja OCV

• Memeriksa nilai tahanan kumparan Specifikasi nilai tahanan kumparan

6,9 ~ 7,9 Ohm pada 20o C

• Memeriksa kerja OCV

Berikan tegangan + pada pin no 1 dan pin no 2, katup spool harus bergerak dengan lembut

(36)
(37)

PEMERIKSAAN TIMING CHAIN

Memeriksa Valve Timing Chain dari kemungkinan kendor atau loncat

• Luruskan tanda TOP yang

terdapat pada pulley Crankshaft.

• Pastikan tanda pada Camshaft Timing sprocket menghadap ke atas ( TOP ) .

(38)

PEMERIKSAAN FILTER OCV

( OIL CONTROL VALVE )

Memeriksa filter OCV dari kemungkinan tersumbat ( mampet )

• Lepas filter OCV ( Camshaft Timing Oil Control Valve )

• Bersihkan agar filter tidak mampet

(39)

SISTIM KELISTRIKAN

VVT-i CONTROL

Sirkuit ini mengoperasikan spool valve menggunakan signal duty dari ECM, sehingga spool valve memindahkan saluran oli dari sisi advance ke sisi retard untuk mengaktifkan VVT-i Controller. Sehingga valve timing optimum dapat dipertahankan.

Jika mesin berhenti camshaft timing oil control valve diset ke posisi retarded sepenuhmya.

(40)

PEMERIKSAAN CAMSHAFT TIMING OIL CONTROL

VALVE

• Lepaskan Connector C7.

• Berikan tegangan positive baterai pada pin no 1 dan negative pada pin no 2 OCV.

• Periksa putaran mesin, jika idle

menjadi kasar atau mesin mati berarti OCV OK

(41)

PEMERIKSAAN SIGNAL OCV DARI ECM

OCV disuplay arus dari connector E9 pada ECM

Connector E9 pin no 7 menyuplay arus positive dan pin no 6 adalah massa Pada saat kunci kontak ON Spec tegangan antara pin no 7 dan no 6.

adalah 0,4 volt

Cara pengukuran. Connector E9.

(42)

PEMERIKSAAN SIGNAL OCV

Signal OCV, signal ini berfungsi untuk mengaktifkan OCV dalam menentukan aliran minyak pelumas yang menuju ke sisi retard maupun advance.

• Putar kunci kontak ke posisi ON.

• Ukur tegangan antara pin no 6 ( - ) dan pin no 7 ( + ). Spesifikasi tegangan 0,4 atau kurang.

(43)

PEMERIKSAAN HARNESS DAN CONNECTOR

( ECM – OCV )

Pemeriksaan ini untuk menentukan apakah harness ada yang putus atau short dengan harness lain.

• Ukur nilai tahanan antara pin no 6 ECM connector dan pin no 2 OCV connector ( nilai < 1 Ohm ).

• Ukur nilai tahanan antara pin no 7 ECM connector dan pin no 2 OCV connector ( nilai < 1 Ohm )

• Ukur juga pin – pin tersebut dengan pin yang ada disekitarnya ( nilai > 10 Kilo Ohm )

Referensi

Dokumen terkait

Untuk membuktikan asersi keberadaan saldo piutang usaha yang dicantumkan oleh klien di neracadan asersi keterjadian transaksi yang berkaitan dengan piutang usaha dalam tahun yang

Bila dibandingkan antara hasil dari penukar kation dan anion , data yang diperoleh lebih stabil pada resin kation dibandingkan dengan resin anion yang tidak stabil pada hasil Ca

tabungan wadiah.. Selain itu juga, bank syariah memiliki sumber dana lain yang berasal dari modal sendiri. Sumber dana lain dan semua penghimpunan dana tersebut

Dengan adanya jumlah permintaan yang selalu berubah-ubah dari waktu ke waktu, sehingga dibutuhkan adanya ramalan permintaan pada periode selanjutnya agar persediaan

Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Non Performing Financing (NPF) dan Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Return On Asset (ROA) pada PT.BNI Syariah..

Jawaban terhadap surat rujukan dari dokter keluarga merupakan hal yang penting dilakukan oleh dokter spesialis di RS karena informasi pelayanan kesehatan pasien

Sedangkan Megawangi sebagai tokoh pendidikan karakter di Indonesia menyebutnya dengan 9 Pilar pendidikan karakter yaitu : (1) cinta Tuhan dan kebenaran; (2) tanggungjawab,

Bagi mahasiswa yang berhalangan hadir pada waktu yang telah dijadwalkan dimohon untuk konfirmasi ke DAAK maksimal sehari sebelum hari pelaksanaan ujian.. Yogyakarta, 13