• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dosen

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Dosen"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Peran Dosen dalam Proses Belajar Mengajar di Kelas

1. Dosen sebagai komunikator dan informator

Dalam peran ini dosen merupakan sumber informasi sekaligus pengolah informasi.

2. Dosen sebagai organisator

Dalam hal ini dosen harus bisa mengorganisasi materi dan bahan perkuliahan, sekaligus mengorganisasikan mahasiswa sebagai subyek belajar.

3. Dosen Sebagai Motivator dan Dinamisator

Peran ini mengharuskan dosen untuk selalu dapat membangkitkan gairah dan semangat belajar mahasiswa, di samping dituntut untuk kreatif menciptakan suasana belajar yang tidak membosankan.

4. Dosen sebagai Konduktor

Dosen berperan untuk dapat mengarahkan dan menyerasikan proses belajar mengajar dengan tujuan pengajaran.

5. Dosen sebagai Inisiator

Peran ini menuntut dosen untuk selalu kreatif dalam upaya menumbuhkan ide-ide baru.

6. Dosen sebagai katalisator

Peran ini menuntut dosen untuk selalu berupaya agar tujuan pengajaran dapat tercapai tanpa upaya intervensi terhadap hasilnya.

7. Dosen sebagai pengarah dalam proses belajar mengajar

Dosen dituntut untuk mampu mengarahkan aktifitas mahasiswa agar dapat berperan aktif dalam perkuliahan.

8. Dosen sebagai fasilitator

Peranan ini menuntut dosen untuk menciptakan suasana perkuliahan sesuai dengan perkembangan mahasiswa.

9. Dosen sebagai moderator

Tuntunan terhadap dosen agar selalu mampu bertindak sebagai penengah dalam segala situasi.

10. Dosen sebagai evaluator

Peran dosen dalam memberikan penilaian terhadap hasil belajar yang telah dicapai oleh mahasiswanya (Dirjen Dikti, 1982).

(2)

Kegiatan Pendidikan Selalu Diarahkan pada 3 bidang tujuan : A. Bidang Kognitif (pengetahuan dan pemahaman).

- Pengetahuan yang khusus. - Pemahaman

- Penggunaan atau aplikasi - Analisa

B. Bidang Efektif (perasaan dan sikap)

C. Bidang psikornotorik (keterampilan dan perbuatan). a. Bidang Afektif (perasaan dan sikap)

- Menerima - Menjawab - Menilai

- Mengorganisasikan

- Memberi sifat atau berkarakter.

b. Bidang Psikomotorik (keterampilan / perbuatan) - Gerak reflek

- Gerakan yang sederhana - Kemampuan menghayati - Kemampuan fisik dan jasmani.

Merumuskan Tujuan Instruksional.

Tujuan ini adalah tujuan yang akan kita capai dalam kegiatan proses belajar mengajar sehari-hari dalam kelas.

Ada 3 sifat utama tujuan dalam instruksi khusus

a. Dirumuskan dari sudut perubahan tingkah laku mahasiswa : Dosen yang mengajar berorientasi pada perubahan tingkah laku mahasiswa sebagai hasil belajar, apa yang harus dilaksanakan dosen dalam interaksi, metode, alat peraga, dan jenis penilaian, yang bergantung pada apa yang diharapkan mahasiswa.

b. Merumuskan tujuan secara khusus : Setelah rumusan tujuan kita pusatkan pada perubahan tingkah laku mahasiswa, perlu dirumuskan tujuan sekhusus

(3)

mungkin sehingga dapat kita amati atau akui perubahannya, sesudah peristiwa belajar. Perumusan tujuan khusus harus bersifat operasional : dapat kita kaji, dapat kita amati dan dapat diukur.

c. Perumusan yang sesuai dengan kriteria yang dibuat, dosen menetapkan kriteria untuk menyatakan sampai tingkat mana, atau sejauh mana dosen menghendaki mahasiswa untuk melaksanakan. Penetapan kriteria penting diperhatikan dalam merumuskan tujuan instruksional, agar lebih jelas apa yang diharapkan dalam interaksi proses belajar mengajar.

Proses belajar mengajar yang baik adalah mempergunakan berbagai jenis metode mengajar secara bergantian. Metode yang tepat untuk menciptakan proses belajar mengajar seefektif mungkin :

- Metode ceramah

- Metode diskusi kelompok - Metode tutorial - Metode studi kasus tanya jawab

- Metode resitasi (pemberian tugas) - Metode studi kasus

- Metode kerja kelompok.

Metode Ceramah

Metode ceramah adalah penuturan bahan pelajaran secara lisan. Dengan metode ini dosen harus mempersiapkan betul-betul bahan yang diajarkan, Ceramah yang baik harus didukung oleh alat dan media, dan memperhatikan batas-batas penggunaannya. Di sini dosen harus berperan aktif, yang bersifat monologis (memberi tahu).

Langkah-langkah Metode Ceramah - Tahap persiapan

Artinya tahap dosen untuk menciptakan kondisi belajar yang baik sebelum mengajar dimulai.

- Tahap Penyajian

Artinya tiap dosen menyampaikan bahan ceramah. - TahapKomparasi ( asosiasi )

(4)

Artinya memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk menghubungkan dan membandingkan bahan ceramah yang telah diterimanya. Untuk itu pada tahap ini diberikan / disediakan tanya jawab dan diskusi.

(5)

- Tahap generalisasi (kesimpulan)

Pada tahap ini kelas menyimpulkan hasil ceramah umumnya, mahasiswa mencatat bahan yang telah diceramahkan.

- Tahap aplikasi/evaluasi.

Di sini diadakan penilaian terhadap pemahaman mahasiswa mengenai bahan yang telah diberikan oleh dosen. Evaluasi bisa dalam bentuk tulisan, lisan, tugas-tugas dan sebagainya.

Perlu diperhatikan bahwa metode ceramah akan berhasil dengan baik bila didukung dan dibantu oleh metode-metode yang lain, misalnya tanya jawab, tugas, latihan-latihan dan lain-lain.

Metode ceramah ini tepat dipergunakan pada kondisi tertentu, sesuai pertimbangan berikut:

a. Jumlah mahasiswa terialu banyak, sedangkan buku-buku atau alatnya tidak mencukupi.

b. Metode ini cocok diterapkan pada anak-anak dewasa. c. Kalau mahasiswa berjumlah lebih dari 50 orang.

d. Kalau dosen ingin memberi gambaran sesuatu yang luas tetapi waktunya terbatas.

e. Dosen ingin mengajarkan topik baru yang sebelumnya tidak dikenal. f. Tujuan yang hendak dicapai adalah pada segi pengetahuan.

g. Jumlah mahasiswa banyak dengan taraf kemampuan yang cukup. h. Situasi pada waktu itu mengizinkan.

Metode Diskusi Kelompok

Diskusi pada dasarnya adalah tukar menukar informasi/pendapat. Unsur-unsur pengalaman secara teratur di informasikan dengan maksud untuk mendapatkan pengertian bersama yang lebih jelas, atau untuk mempersiapkan dan menyelesaikan keputusan bersarna. Oleh sebab itu, diskusi bukan debat, karena debat adalah perang mulut, di mana pelakunya saling beradu argumentasi, paham dan menonjolkan kernampuan persuasi untuk memenangkan pakarnya sendiri.

(6)

Dalam diskusi setiap orang diharapkan memberikan sumbangan sehingga seluruh kelompok kembali dengan paham yang dibina bersama. Dengan sumbangan tiap orang, kelompok diharapkan akan maju dari satu pemikiran ke pemikiran lain, langkah demi langkah, sampai pada paham terakhir sebagai hasil karya bersama. Metode diskusi ialah salah satu metode untuk mengembangkan kecakapan berdebat dengan tujuan tidak mencari mana yang benar dan mana yang salah, melainkan mencari perbandingan, lancar atau tidaknya metode ini digunakan tergantung pada dosen sebagai koordinatornya.

Kelompok diskusi adalah suatu pengalaman belajar di mana sekelompok orang menyatakan pandangan berbeda untuk sampai pada suatu kesimpulan, pengertian bersama, atau penjelasan dari satu pendapat. Dalam hubungan mengajar dan belajar, situasi dalarn pendiclikan, teknik suatu kelompok diskusi ditetapkan dan dibimbing oleh dosen untuk keperluan :

- Memberi informasi yang berhubungan dengan suatu pokok bahasan tertentu. - Menganalisa dan mengevaluasi informasi itu untuk sampai pada beberapa

kesimpulan umum.

Tidak terdapat jawaban yang pasti tentang ukuran kelompok. Metode ini berhasil digunakan dalam kelas dengan 100 mahasiswa, tetapi ukuran minimum untuk interaksi yang berhasil dapat ditentukan sepuluh mahasiswa.

Tujuan metode diskusi kelompok adalah untuk merubah sikap, terutama berlaku di antara para mahasiswa, juga mempunyai kegunaan jika tidak merupakan struktur yang diamalkan.

Macam-macam Diskusi :

a. Yang terdiri dari beberapa orang (sekelompok orang) misainya buzing, debat, reaksi lingkaran, dan diskusi kelas.

b. Yang melibatkan sejumlah massa (banyak orang)sehingga disebut metode interaksi massa, misalnya seminar, workshop, panel, forum, simposium.

(7)

Dalam pelaksanaanya, diskusi dipimpin oleh seorang pemimpin yang berfungsi a. Mengatur jalannya diskusi :

- Menunjukkan jalannya diskusi - Menjaga-giliran

- mengikutsertakan yang pasif b. Sebagai dinding penangkis (pemantul). c. Sebagai Penunjukjalan

Menjaga dan Mengarahkan agar proses ini tidak menyeleweng

REFERENSI

1. Pedoman Akademik ABA-BG 2. Manual Mutu ABA-BG

3. Buku Pedoman ABA Bumi Gora

PIHAK YANG TERKAIT

1. Direktur

2. Pembantu Direktur I 3. Pembantu Direktur II 4. Pembantu Direktur III

5. Unit Penjaminan Mutu ABA Bumi Gora 6. Kasubag. Akademik

7. Bagaian Akademik 8. Dosen

(8)

ATURAN PELAKSANAAN PROSES BELAJAR MENGAJAR Aturan untuk Dosen :

1. Dosen mengenakan pakaian rapi dan sopan

2. Dosen memberitahu secara lisan/tertulis kepada petugas akademik apabila akan menggunakan peralatan LCD/ laptop atau OHP

3. Dosen mengambil Kartu mengajar dan absesi mahasiswa di ruang akademik.

4. Dosen hadir di ruang kuliah minimal 5 menit sebelum jam perkuliahan. 5. Dosen menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar untuk mata

kuliah skills dan content.

6. Dosen melaksanakan perkuliahan sesuai dengan course outline yang telah dibuat.

7. Penambahan materi perkuliahan disampaikan kepada mahasiswa sebelumnya

8. Penyajian materi menerapkan Student Centered Learning. 9. Dosen dilarang merokok selama memberikan perkuliahan. 10. Dosen tidak mengoperasikan hp selama perkuliahan 11. Dosen mengisi Kartu Mengajar.

12. Dosen mengembalikan Kartu Mengajar ke tempat petugas akademik.

Aturan untuk Mahasiswa :

1. Mahasiswa mengenakan pakaian rapi dan sopan. 2. Mahasiswa hadir di ruang perkuliahan tepat waktu.

3. Mahasiswa tidak diperkenankan makan dan minum selama perkuliahan berlangsung kecuali atas persetujuan dosen pengampu.

4. Mahasiswa tidak mengoperasikan hp selama perkuliahan.

5. Mahasiswa wajib menggunakan bahasa Inggris selama perkuliahan kecuali untuk MPK dan MKB non english .

6. Ketua kelas atau perwakilan mahasiswa menghubungi bagian pengajaran apabila dosen tidak hadir hingga menit ke 15 tanpa pemberitahuan.

Referensi

Dokumen terkait

Hukum Waris adalah hukum yang mengatur proses pemindahan hak dan kewajiban, baik dalam bentuk harta kekayaan yang dapat dilihat maupun harta kekayaan yang tidak

Etiologi dari campak adalah measles virus (MV) atau virus campak yang merupakan agen penyebab dengan proses replikasi terjadi di organ limfoid dan menyebabkan kematian pada anak

Nganjuk Kecamatan Bagor Kecamatan Baron Kecamatan Berbek Kecamatan Gondang Kecamatan Jatikalen Kecamatan Kertosono Kecamatan Lengkong Kecamatan Loceret Kecamatan Nganjuk

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan dari penelitian mengenai Pengaruh Rotasi Kerja, Quality

Kajian bertujuan untuk melihat perubahan diversiti komuniti semut kanopi dan semut daun sarap di hutan fragmen E, Kalabakan, Tawau dan hutan dara, OG2 di Lembangan Maliau selepas

Kehamilan merupakan suatu hal fisiologis yang dialami oleh wanita yang telah mengalami menstruasi dan pada umumnya masa kehamilan yang normal terjadi pada saat alat

disimpulkan bahwa hipotesis diterima. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara penerapan metode kerja kelompok terhadap

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufiq, hidayah, serta kenikmatan kepada penulis berupa kenikmatan jasmani maupun rohani, sehingga