PANDUAN PELAYANAN SEDASI PANDUAN PELAYANAN SEDASI
II.. PPEENNGGEERRTTIIAANN
Sedasi adalah penggunaan obat untuk menghasilkan keadaan depresion dari Sedasi adalah penggunaan obat untuk menghasilkan keadaan depresion dari sistem saraf pusat sehingga memungkinkan untuk dilakukan tindakan. Selama sistem saraf pusat sehingga memungkinkan untuk dilakukan tindakan. Selama tindakan, kontak verbal dengan pasien harus tetap teraga.
tindakan, kontak verbal dengan pasien harus tetap teraga.
!erdasarkan definisi ini, maka setiap kehilangan kesadaran "ang berhubungan !erdasarkan definisi ini, maka setiap kehilangan kesadaran "ang berhubungan dengan teknik
dengan teknik "ang dilakukan "ang dilakukan dapat didefinidapat didefinisikan sebagai sikan sebagai anestanestesi umum.esi umum. Selama sedasi, diharapkan pasien dapat dipertahankan alan napas dan refleks Selama sedasi, diharapkan pasien dapat dipertahankan alan napas dan refleks protektif.
protektif. Republik Republik IndonesiaIndonesia TThhe e AAmmeerriiccaan n SSoocciieetty y oof f Anesthesiologists
Anesthesiologists menggunakan definisi berikut untuk sedasi # menggunakan definisi berikut untuk sedasi #
Sedasi minimal adalah# suatu keadaan dimana selama terinduksi obat, pasien Sedasi minimal adalah# suatu keadaan dimana selama terinduksi obat, pasien berespon
berespon normal normal terhadap terhadap perintah perintah verbal. verbal. $a$alaupun laupun fungsi fungsi kognitif kognitif dandan ko
koorordidinanasi si tetergrgananggggu, u, tetetatapi pi fufungngsi si kakardrdioiovasvaskulkuler er dadan n venventitilalasi si titidadak k dipengaruhi.
dipengaruhi.
Sedasi sedang %sedasi sadar& adalah# suatu keadaan depresi kesadaran setelah Sedasi sedang %sedasi sadar& adalah# suatu keadaan depresi kesadaran setelah terinduksi obat di mana pasien dapat berespon terhadap perintah verbal se'ara terinduksi obat di mana pasien dapat berespon terhadap perintah verbal se'ara spontan atau setelah diikuti oleh rangsangan taktil 'aha"a. Tidak diperlukan spontan atau setelah diikuti oleh rangsangan taktil 'aha"a. Tidak diperlukan int
intervervensensi i untuntuk uk menmenaga aga alalan an napnapas as patepaten n dan dan venventiltilasi asi spospontantan n masmasihih adekuat. (ungsi kardiovaskuler biasan"a diaga.
adekuat. (ungsi kardiovaskuler biasan"a diaga.
Sedasi dalam adalah# suatu keadaan di mana selama teradi depresi kesadaran Sedasi dalam adalah# suatu keadaan di mana selama teradi depresi kesadaran setelah terinduksi obat, pasien sulit dibangunkan tapi akan berespon terhadap setelah terinduksi obat, pasien sulit dibangunkan tapi akan berespon terhadap r
ranangsgsanangagan n beberrululanang g atatau au rranangsgsanangagan n ssakakitit. . )e)emamammpupuan an ununttuk uk m
memempepertrtahahanankakan n fufungngsi si veventntililasasi i dadapapat t teterrgagangnggu gu dadan n papasisien en dadapapatt memerlukan bantuan untuk menaga alan napas paten. (ungsi kardiovaskuler memerlukan bantuan untuk menaga alan napas paten. (ungsi kardiovaskuler biasan"a diaga.
biasan"a diaga.
*apat teradi progresi dari sedasi minimal menadi sedasi dalam di mana *apat teradi progresi dari sedasi minimal menadi sedasi dalam di mana kontak verbal dan refleks protektif hilang. Sedasi dalam dapat meningkat kontak verbal dan refleks protektif hilang. Sedasi dalam dapat meningkat hingga sulit dibedakan dengan anestesi umum, dimana pasien tidak dapat hingga sulit dibedakan dengan anestesi umum, dimana pasien tidak dapat
dibangunkan, dan diperlukan tingkat keahlian "ang lebih tinggi untuk penanganan pasien. )emampuan pasien untuk menaga alan napas pasien
sendiri merupakan salah satu karakteristik sedasi sedang atau sedasi sadar, tetapi pada tingkat sedasi ini tidak dapat dipastikan bah+a refleks protektif masih baik. !eberapa obat anestesi dapat digunakan dalam dosis ke'il untuk menghasilkan efek sedasi. bat-obat sedative dapat menghasilkan efek anestesi ika diberikan dalam dosis "ang besar.
II. RANG /ING)P
A. Sedasi pada orang de+asa !. Sedasi pada anak.
Perbedaan pela"an sedasi pada anak dan de+asa, Pada dasarn"a terletak pada
• !erat badan • mur
• Aktifitas basal metabolisme
III. TATA/A)SANA
A. PERSNI/ NN-ANESTESI
0ang dapat memberikan obat sedasi # 1. Staf 2edis "ang berkompeten
3. *ental Staf
4. Pera+at khusus "ang berkompeten
5. Personil perasi lainn"a "ang berkompeten
Seluruh personil harus benar-benar terlatih dalam memberikan pela"anan "ang aman dan efektif, terlatih dalam aspek teoritis dan klinis tentang sedasi dan masing-masing mengerti elas tentang peran masing masing.
Persiapan dan prosedur sedasi pada pasien harus dilakukan se'ara 'ermat antara lain #
Prosedur Pra Sedasi #
1& Pada Pra sedasi dilakukan pen"usunan ren'ana termasuk indentifikasi perbedaan antara populasi de+asa dan anak atau pertimbangan khusus
lainn"a, dan asesmen pra sedasi sesuai prosedur "ang berlaku.
3& Pasien diberikan informasi dan edukasi tentang tindakan "ang akan dilakukan, dan memintakan persetuuan terhadap tindakan tersebut, atau persetuuan khusus bila ada. % inform 'on'ern &
4& 2en"iapkan dokumen "ang diperluakn tim pela"anan untuk dapat bekera dan berkomunikasi se'ara efektif.
5& 2en"iapkan frek+ensi dan enis monitoring pasien "ang diperlukan 6& )ualifikasi dan ketrampilan khusus para staf "ang terlibat dalam
proses sedasi
7& )etersediaan obat dan penggunaan alat spesialistik 8& Penilaian pra operasi, informasi pra-dan pas'a operasi 9& Pen'atatan semua tindakan pada rekam medis
Prosedur Selama Sedasi #
1& 2elakukan prosedur observasi pasien seperti pada prosedur Selama Anesthesi
3& 2emonitor pasien selama sedasi dan men'atat semua pemantauan selama sedasi berlangsung
4& 2endokumentasikan semua tindakan, temuan dan alternative tindakan dalam rekam medis.
Prosedur setelah sedasi #
1& 2emonitor pasien post pemberian sedasi
3& 2enilai kriteria pemulihan dan dis'harge dari sedasi, dan mendokumentasikan dalam rekam medis.
!. TIN*A)AN 0ANG *APAT *I/A))AN *ENGAN SE*ASI # 1. Ektraksi gigi, konservasi
2. Insersi kateter vas'ular 3. )ateterisasi antung 4. Penahitan minor 5. pengangkatan ahitan
. *ressings: seperti luka bakar
!. Radiologi # ;T S'an, 2RI, angiograpi
". /umbar pun'ture, aspirasi sumsum tulang,oesopagogastros'op" #. Penggantian<pengangkatan plaster
1$.Ineksi sendi
11. !iopsi otot, !iopsi transkutaneus, seperti ginal, hepar ;. IN*I)ASI PENGGNAAN !AT-!AT SE*ATI(
1. Premedikasi
bat-obat sedatif dapat diberikan pada masa preoperatif untuk mengurangi ke'emasan sebelum dilakukan anestesi dan pembedahan. Sedasi dapat digunakan pada #
 anak-anak
 pasien dengan kesulitan belaar, dan
 orang "ang sangat 'emas.
bat-obat sedatif diberikan untuk menambah aksi agen-agen anestetik. Pemilihan obat tergantung pada pasien, pembedahan "ang akan dilakukan, dan keadaan-keadaan tertentu# misaln"a kebutuhan pasien dengan pembedahan darurat berbeda dibandingkan pasien
dengan pembedahan teren'ana atau pembedahan ma"or. 3. Sedo-analgesia
Istilah ini menggambarkan penggunaan kombinasi obat sedatif dengan anestesi lokal, misaln"a selama pembedahan gigi atau prosedur pembedahan "ang menggunakan blok regional.
Perkembangan pembedahan invasif minimal saat ini membuat teknik ini lebih luas digunakan.
4. Prosedur radiologi'
!eberapa pasien, terutama anak-anak dan pasien 'emas, tidak mampu mentoleransi prosedur radiologis "ang lama dan tidak n"aman tanpa sedasi. Perkembangan penggunaan radiologi intervensi selanutn"a meningkatkan kebutuhan penggunaan sedasi dalam bidang radiologi. 5. Endoskopi
bat-obat sedatif umumn"a digunakan untuk menghilangkan ke'emasan dan memberi efek sedasi selama pemeriksaan dan intervensi endoskopi. Pada endoskopi gastrointestinal %GI&, analgesik lokal biasan"a tidak tepat digunakan, perlu penggunaan bersamaan obat sedatif dan opioid sistemik. Sinergisme antara kelompok obat-obat ini se'ara signifikan meningkatkan resiko obstruksi alan napas dan depresi ventilasi.
6. Terapi intensif
)eban"akan pasien dalam masa kritis membutuhkan sedasi untuk memfasilitasi penggunaan ventilasi mekanik dan intervensi terapetik lain dalam nit Terapi Intensif %IT&. *engan meningkatn"a penggunaan ventilator mekanik, pendekatan modern "aitu dengan kombinasi analgesia "ang adekuat dengan sedasi "ang 'ukup untuk mempertahankan pasien pada keadaan tenang tapi dapat dibangunkan. (armakokinetik dari tiap-tiap obat harus dipertimbangkan, di mana sedatif terpaksa diberikan le+at infus
untuk +aktu "ang lama pada pasien dengan disfungsi organ serta kemampuan metabolisme dan ekskresi obat "ang terganggu. !eberapa obat "ang berbeda digunakan untuk menghasilkan sedasi angka pendek dan angka panang di IT, termasuk ben=odia=epin, obat anestetik seperti propofol, opioid, dan agoni >3-adrenergik. Nilai
skor sedasi selama pera+atan masa kritis telah dibuat seak bertahun-tahun, tapi perhatian lebih terfokus akhir-akhir ini pada pentingn"a sedasi harian ?holds@: strategi interupsi harian dengan obat-obat sedasi men"ebabkan lebih sensitifn"a kebutuhan untuk sedasi. al ini bertuuan untuk mengurangi insiden teradin"a komplikasi terkait penggunaan ventilasi mekanik selama masa kritis dan untuk
mengurangi lama pera+atan.
7. Suplementasi terhadap anestesi umum
Penggunaann"a "aitu dari sinergi antara obat-obat sedatif dan agen induksi intravena dengan teknik ko-induksi. Penggunaan sedatif dalam dosis rendah dapat menghasilkan reduksi signifikan dari dosis agen induksi "ang dibutuhkan, dan dengan demikian mengurangi frekuensi dan beratn"a efek samping.
*. )ENTNGAN PE2!ERIAN SE*ASI 1. Sedasi dapat disertai dengan Analgesi
3. Penderita tetap sadar dengan mengatur konsentrasi N3 4. Efek Eforia dan amnesia
5. Inhalasi N3 'epat
6. Eliminasi dari tubuh 'epat
7. N3 tidak mengalami metabolism di dalam tubuh
8. Tidak mempengaruhi fungsi organ tubuh ke'uali fungsi otak 9. /ebih efisien dalam pengelolaan penderita
B. Sedasi dapat menurunkan rasa gelisah, kha+atir atau 'emas, sehingga dapat dilakukan pera+atan dengan baik dan memuaskan
1C. Selama sedasi dilakukan, pasien tetap sadar, dapat bernafas seperti biasa, membuka mulut, refleD tetap baik dan memberikan respon
terhadap perintah verbal operator E. RESI) PE2!ERIAN SE*ASI
Ada resiko-resiko "ang ditimbulkan dalam pemberian sedasi "ang harus diperhatikan terutama pada anak-anak. 2aka petugas "ang berkompeten dan "ang bersertifikat dan sudah mendapat pelatihan serta bersertifikat AT/S<A;/S<!*, sangat disarankan untuk bertindak sebagai operator Sedasi.
Resiko pemberian sedasi "ang sering teradi adalah # 1. bstruksi alan Nafas
3. Apnea % Gagal Nafas & 4. "potensi
5. ;ardia' arrest
6. Pemanangan Efek % Prolong Sedation & (. )NTRA IN*I)ASI
)ontra indikasi pemberian sedasi, terutama pada anak-anak adalah # 1. Pasien menolak atau keluarga menolak.
3. !a"i ke'il dengan prosedur tidak men"akitkan, misaln"a komputer tomografi, biasan"a dapat dengan pemberian makanan dan menaga tetap hangat sehinggaba"in"a bisa tidur selama prosedur. 2ereka tidak harus dibius.
4. !a"i eDprematur F 67 minggu dari usia konsepsional, karena bererisiko teradin"a depresi pernapasan serta sedasi berlebihan.
5. Gangguan perilaku berat.
6. *iketahuin"a ada masalah pada alan napas, misaln"a obstru'tive sleep apnoea,abnormalitas kraniofasial, Influen=a, pembesaran tonsil <adenoid, sinusitis.
7. Adan"a pen"akit pernapasan "ang se'ara signifikan memerlukan terapi oksigen.
9. Adan"a pen"akit ginal atau hati "ang diprediksi akan menghambat bersihan obat sedasi
B. !erisiko se'ara signifikan untuk teradin"a refleks gastro-esofagus. 1C. Peningkatan tekanan intrakranial.
11. Epilepsi berat atau tidak terkontrol.
13. Alergi atau kontraindikasi spesifik untuk obat-obatan sedasi atau gas %misaln"a nitrogen oksida harus dihindari ika diumpai adan"a pneumotoraks&.
14. Prosedur lama atau men"akitkan. G. ;ARA PE2!ERIAN !AT SE*ASI
Setiap petugas anesthesia +aib mengetahui tehnik-tehnik atau 'ara-'ara pemberian sedasi "ang dianurkan, serta obat-obat sedasi "ang di gunakan untuk sedasi beserta seluruh kegunaan"a dan efek samping obat, dengan terlebih dahulu melakukan assesmen pra anesthesia % prasedasi & untuk menilai keadaan pasien dalam merekomendasi tehnik sedasi serta obat sedasi "ang akan di berikan .
Tabel tehnik atau 'ara pemberian sedasi # %ara Pem&erian '&at Detail
1. Se'ara ral *osis obat oral dalam bentuk kombinasi mungkin agak sulit, dimana kemungkinan akan meningkatkan sedasi "ang efektif tetapi uga berpotensi meningkat kan keadia efek samping,h al ini terutama teradi pada ba"i "ang ke'il dan pada anak dengan
kelainan ginal, hati atau
fungsi neurologis dimana kera obat sukar untuk diprediksi.
3. Se'ara Re'tal bat penenang per re'tal, mempun"ai efek pen"erapan sempurna, sehingga lebih terper'a"a,
han"a sering menimbulkan rasa malu
kontrol dan mudah di kembalikan namun pada anak-anak prosedur ini sering men"ebabkan ke'emasan 5. Se'ara Inhalasi 2emberikan analgesia
2embutuhkan kera sama pasien
mumn"a menimbulkan 2ual *"sphoria. '&at atau a(en )an( di(una*an untu* sedasi +
A(en sedasi oral '&at Dosis sedasi oral
,m(-*(
Detail
;hloral h"drate 1CC 2etabolit aktif  tri'hlorethanol
*apat diberikan melalui rektal kadang -kadang menimbulkan rasa malu
Tri'lofos 6C-8C %maD 1 g& 2etabolit aktif  tri'hlorethanol
Trimepra=ine 3 *osis besar dapat me"ebabkan Hgre" bab" s"ndrome
2ida=olam C,6 J 1,C mum digunakan
*osis berhubungan dengan efek samping %ataksia, pandangan ganda, sedasi&
*apat uga diberikan melalui nasal *osis rektal dapat bervariasi
*ia=epam 3CC-6CC m'g<kg *apat diberikan melalui re'tal
)etamin 6-1C *apat diberikan melalui nasal uga rektal
alusinasi mungkin teradi
Pada umumn"a teradi mual dan muntah Apnue kemungkinan dapat teradi
%atatan# Pada anak "ang lebih besar dosis tidak boleh melebihi dosis de+asa normal.
A(en sedasi intra/ena
'&at Dosis sedasi
,m(-*(
Detail
2ida=olam C,6 J C,3 Apnue mungkin teradi Amnesia
Gangguan prilaku dapat teradi *ia=epam C,1-C,6 *ia=emuls  lipid formulasi
$aktu paruh panang, berisiko pemulih an tertunda
(entan"l, dia=epam
C,6 m'g<kg Sering digunakan bersama propopol 2ida=olam atau ketamin dapat digunakan melalui
oral. Apnea, mual K muntah dapat teradi
Efek potensiasi dengan obat sedasi lainn"a
)etamin C,6 J 1,C *apat diberikan melalui I2, oral, IL Sering digunakan dengan ben=odia=epam
Propopol *alam evaluasi !eresiko apnue
!eresiko menginduksi anestesi
A(en sedasi inhalasi
'&at Dosis Detail
Nistrous Dide 6C M N3 dalam 3
2emberikan analgesia
8C M dalam 3 mum menimbulkan 2ual *"sphoria
Sevoflurane 1 M dalam udara dalam evaluasi
IL. *)2ENTASI
*okumentasi "ang di gunakan pada pela"anan sedasi sama dengan dokumentasi pada pela"anan anesthesia antara lain #
1. Informasi Tindakan 2edis Anestesi 3. Persetuuan < Penolakan Tindakan 4. *okumen Perioperatif anestesi