HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PENGESAHAN
Nama
Nama : Ines Marianne S: Ines Marianne Santoso, antoso, S.KeS.Kedd NIM
NIM : 030: 030.06.1.06.12727 F
Faakkuullttaass : : KKeeddookktteerraann U
Unniivveerrssiittaass : : TTrriissaakkttii T
Tiinnggkkaatt : : PPrrooggrraam m PPeennddiiddiikkaan n PPrrooffeessi i DDookktteer r B
Baaggiiaann : IIllm: mu u PPeennyyaakkiit t SSaarraaf f P
Peerriiooddee : 1: 17 7 OOkkttoobbeer 2r 2001111- 1- 19 N9 Noovveemmbbeer 2r 2001111 JJuudduull :: PARA PARALISIS LISIS ERB-DERB-DUCHUCHENNE ENNE P
Peemmbbiimmbbiinngg : : DDrr. . DDyyaah h NNuurraaiinnii, , SSpp..SS D
Diiaajjuukkaann : : NNoovveemmbbeer r 22001111
Telah diperiksa dan disahkan tanggal : ………. Telah diperiksa dan disahkan tanggal : ……….
Mengetahui, Mengetahui, K
Keeppaalla a SSMMF F IIllmmu u PPeennyyaakkiit t SSaarraaff PPeemmbbiimmbbiinngg RSUD Kota Semarang
RSUD Kota Semarang
D
KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR
Puji syukur yang sebesar-besarnya penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa Puji syukur yang sebesar-besarnya penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga referat dengan judul “
yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga referat dengan judul “ PARAL PARALISIS ISIS ERB-D
ERB-DUCHEUCHENNE NNE ” ini dapat selesai dengan baik dan tepat pada waktunya.” ini dapat selesai dengan baik dan tepat pada waktunya.
Referat ini disusun dalam rangka memenuhi syarat Kepaniteraan Klinik Bidang Ilmu Referat ini disusun dalam rangka memenuhi syarat Kepaniteraan Klinik Bidang Ilmu Penyakit Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti diRSUD Kota Semarang periode 17 Penyakit Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti diRSUD Kota Semarang periode 17 Ok
Oktotobeber r 20201111- - 19 19 NoNovevembmber er 20201111. . SeSelailain n ituitu, , rereferferat at ini ini diditutujukjukan an ununtutuk k memenamnambabahh penge
pengetahuan btahuan bagi kitagi kita semua a semua tentangtentang Paralisis Paralisis Erb-DErb-Duchennuchennee
Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih atas bantuan Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih atas bantuan dan kerja sama yang telah diberikan selama penyusunan referat ini, kepada
dan kerja sama yang telah diberikan selama penyusunan referat ini, kepada 1.
1. Dr. AbDr. Abimanyuimanyu, MM, , MM, selaku dselaku direktur Rirektur Rumah Sumah Sakit Umakit Umum Dum Daerah Koaerah Kota Semta Semarangarang 2.
2. Dr. DyDr. Dyah Nurah Nuraini, Sp.aini, Sp.S selakS selaku Ketuu Ketua SMF Ila SMF Ilmu Pemu Penyakit Snyakit Saraf Kotaraf Kota Semaraa Semarang danng dan selaku pembimbing referat.
selaku pembimbing referat. 3.
3. Dr. MDr. Mintarti, Sintarti, Sp.S sep.S selaku dlaku dokter peokter pembimbmbimbing keing kepaniteraan paniteraan klinik klinik saraf.saraf. 4.
4. Para staf mPara staf medis dan edis dan non-menon-medis Ruadis Ruang Yung Yudistira, Bdistira, Bima, ICima, ICU, ArimU, Arimbi, Banbi, Banowati daowati dann Poliklinik penyakit saraf Rumah Sakit Umum Daerah kota Semarang
Poliklinik penyakit saraf Rumah Sakit Umum Daerah kota Semarang 5.
5. RekRekan-rean-rekan Angkan Anggotgota a KepKepanitaniteraaeraan n KlinKlinik di ik di BagBagian Ilmu Penyian Ilmu Penyakit Saraakit Saraf f RumRumahah Sakit Umum Daerah Kota Semarang periode 17 Oktober 2011- 19 November 2011. Sakit Umum Daerah Kota Semarang periode 17 Oktober 2011- 19 November 2011. Penulis menyadari masih banyak kekurangan, maka penulis sangat mengharapkan saran Penulis menyadari masih banyak kekurangan, maka penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak, agar referat ini dapat menjadi lebih baik dan dan kritik yang membangun dari semua pihak, agar referat ini dapat menjadi lebih baik dan dapat berguna bagi semua yang membacanya. Penulis memohon maaf yang sebesarnya apabila dapat berguna bagi semua yang membacanya. Penulis memohon maaf yang sebesarnya apabila masih banyak kesalahan maupun kekurangan dalam referat ini.
masih banyak kesalahan maupun kekurangan dalam referat ini.
Semarang, November 2011 Semarang, November 2011
DAFTAR ISI DAFTAR ISI
HA
HALAMLAMAN AN PENPENGESGESAHAHAN.AN... ... ii KATA
KATA PENGPENGANTANTAR....AR... ... iiii DAFT
DAFTAR AR ISI....ISI... ... iiiiii BAB
BAB I I PENPENDAHDAHULUULUAN.AN... 11 BAB
BAB II II TINJAUAN TINJAUAN PUSTAKAPUSTAKA 2.1
2.1 Definisi.Definisi... 22 2.2
2.2 Insiden Insiden dan dan EpideEpidemiologmiologi...i... 22 2.3
2.3 EtiologEtiologi...i... 33 2.4
2.4 PatofisioPatofisiologi……….logi……….33 2.5
2.5 Gejala...Gejala... 88 2.6
2.6 DiagnoDiagnosis...sis... 99 2.7
2.7 KomKomplikasi………1plikasi………111 2.8
2.8 PenatalaPenatalaksanaan.ksanaan... 1111 2.9
2.9 PrognPrognosis...osis... 1414 BAB
BAB III III KESKESIMPIMPULAULAN..N... 1515 DAFT
DAFTAR AR PUSTPUSTAKA..AKA... 1616
BAB I BAB I
PENDAHULUAN PENDAHULUAN
Sejak jaman neurologi klasik telah dikenal 3 sindrom, kelumpuhan akibat lesi di plexus Sejak jaman neurologi klasik telah dikenal 3 sindrom, kelumpuhan akibat lesi di plexus brachialis
brachialis. . Yang pertama Yang pertama ialah ialah kelumkelumpuhan akibat puhan akibat lesi lesi di di bagiabagian n atas atas plexus brachialis, plexus brachialis, yangyang meng
menghasilkan hasilkan sindrom sindrom kelumkelumpuhanpuhan Erb-Du Erb-Ducennecenne dan dan yanyang g kedkedua ua ialaialah h kelkelumpumpuhauhan n yanyangg dis
disebebababkakan n ololeh eh lelesi si di di babagigian an tetengngah ah dadan n yayang ng terterakakhir hir lelesi si di di babagigian an babawawah h plplexexusus brachialis
brachialis ,yang ,yang didalam didalam klinik dklinik dikenal seikenal sebagai sinbagai sindrom kdrom kelumpuelumpuhan klhan klumpkeumpkey.y.
Paralisis plexus brachialis pada neonates pertama kali di deskripsikan pada tahun 1779 Paralisis plexus brachialis pada neonates pertama kali di deskripsikan pada tahun 1779 saat Smellie melaporkan kasus kelemahan pada kedua lengan bayi yang
saat Smellie melaporkan kasus kelemahan pada kedua lengan bayi yang terjadi secara terjadi secara spontaspontann setelah beberapa hari kelahiran. Pada tahun 1870, penemuan terbaru traksi pada trunkus atas setelah beberapa hari kelahiran. Pada tahun 1870, penemuan terbaru traksi pada trunkus atas erb’s palsy atau Erb’s_duchenne palsy.
Paralisis Erb-Duchenne adalah paralisis pada lengan yang disebabkan oleh kerusakan Paralisis Erb-Duchenne adalah paralisis pada lengan yang disebabkan oleh kerusakan plexus brachialis
plexus brachialis pada pada C5-CC5-C6 6 yang mempersarafi yang mempersarafi lengan dan lengan dan tangan. tangan. KebanKebanyakan penderitayakan penderita dengan paralisis Erb-Duchenne adalah bayi. Dalam hal ini lesinya disebabkan karena penarikan dengan paralisis Erb-Duchenne adalah bayi. Dalam hal ini lesinya disebabkan karena penarikan kepala bayi saat dilahirkan, dimana salah satu lengannya tidak dapat dikeluarkan. Pada kasus kepala bayi saat dilahirkan, dimana salah satu lengannya tidak dapat dikeluarkan. Pada kasus dewasa dan anak-anak, biasanya ditemukan dengan riwayat trauma atau kecelakaan dengan dewasa dan anak-anak, biasanya ditemukan dengan riwayat trauma atau kecelakaan dengan jatuh
jatuh pada pada bahu bahu dengadengan n kepala kepala yang yang terlalu terlalu menekmenekuk uk ke ke sampingsamping, , sehinggsehingga a menyebmenyebabkanabkan penarika
penarikan n yang yang hebat hebat pada pada plexuplexus s brachialis brachialis terutamterutama a bagian bagian atas. atas. KelumKelumpuhan puhan melandamelanda bebera
beberapa pa otot otot lengan lengan dan dan tangan. tangan. Oleh Oleh karena karena itu, itu, lengan lengan berganbergantung tung lemas lemas dengadengan n posisisposisis endorotasi pada sendi bahu dengan siku lurus dan lengan bawah sikap pronasi. Pada umumnya endorotasi pada sendi bahu dengan siku lurus dan lengan bawah sikap pronasi. Pada umumnya gerakan
gerakan tangan pada tangan pada persedian pergelangan tangan persedian pergelangan tangan masih dapat dmasih dapat digerakan dan gigerakan dan gerakan jari-jarierakan jari-jari tidak ada yang terganggu.
tidak ada yang terganggu.
BAB II BAB II TIJAUAN PUSTAKA TIJAUAN PUSTAKA 2.1.DEFINISI 2.1.DEFINISI Paralisis
Paralisis Erb- Erb- DucennDucennee adalah paralisis pada ekstremitas atas yang disebabkan olehadalah paralisis pada ekstremitas atas yang disebabkan oleh kerusak
kerusakan plexus brachialis pada C5-Can plexus brachialis pada C5-C6 6 yang mempeyang mempersarafi lengan dan tangarsarafi lengan dan tangan. Kelainan inin. Kelainan ini paling
paling sering sering ditemukditemukan an pada pada bayi bayi atau atau anak-ananak-anak ak karena karena distorsia distorsia bahu bahu pada pada kelahirakelahiran,n, ataupun dapat pula ditemukan pada dewasa dengan riwayat trauma bahu.
ataupun dapat pula ditemukan pada dewasa dengan riwayat trauma bahu.
Pada kelainan ini ditemukan lesi pleksus atas (radik C5, C6/trunkus superior) pada Pada kelainan ini ditemukan lesi pleksus atas (radik C5, C6/trunkus superior) pada plekso
pleksopati pati supraklsupraklavikulaavikular. r. Sering timbul secara Sering timbul secara sendiriasendirian, n, tetapi dapat tetapi dapat juga berkaitan denganjuga berkaitan dengan pleksus
pleksus tengah tengah atau atau kombkombinasi inasi dengadengan n lesi lesi pleksupleksus s tengah tengah dan dan bawah bawah (lesi (lesi pan-plepan-pleksusksus suprakl
pelebara
pelebaran secara paksa sudut bahun secara paksa sudut bahu-leher, kecelak-leher, kecelakaan sepeda motoaan sepeda motor, jatuh yang mengr, jatuh yang mengenai bahu,enai bahu, dan pukulan pada bahu (mis. oleh benda yang jatuh). Sedangkan penyebab lainnya adalah dan pukulan pada bahu (mis. oleh benda yang jatuh). Sedangkan penyebab lainnya adalah iatrogenik (paralisis akibat tindakan persalinan).
iatrogenik (paralisis akibat tindakan persalinan).
Pertama kali ditemukan oleh seorang dokter kandungan dari Inggris, William Smellie Pertama kali ditemukan oleh seorang dokter kandungan dari Inggris, William Smellie pada
pada tahun tahun 1768 1768 saat saat mekapomekaporkan rkan kasus kasus transient transient paralisis paralisis ekstremitaekstremitas s atas atas bilaterbilateral al setelahsetelah kel
kelhirahiran n yanyang g sulisulit. t. PadPada a tahutahun n 181861, 61, GuGuillaillaume ume BenBenjamijamin n AmaAmand nd DucDuchennhenne e melmelapoaporkarkann kelum
kelumpuhan plexus brachialis setelah puhan plexus brachialis setelah mengmenganalisa 4 analisa 4 infant dengan paralisis yang infant dengan paralisis yang identik padaidentik pada otot-otot lengan dan bahu. Pada tahun 1874, William Heinrich Erb menyimpulkan tesisnya otot-otot lengan dan bahu. Pada tahun 1874, William Heinrich Erb menyimpulkan tesisnya mengenai kerusakan plexus brachialis yang berhubungan dengan kelumpuhan deltoid, bicep, mengenai kerusakan plexus brachialis yang berhubungan dengan kelumpuhan deltoid, bicep, dan subscapularis yang berasal karena lesi di radik C5-C6 pada orang dewasa.
dan subscapularis yang berasal karena lesi di radik C5-C6 pada orang dewasa.
2.2.INSIDEN dan EPIDEMIOLOGI 2.2.INSIDEN dan EPIDEMIOLOGI
Paralisis
Paralisis Erb- Erb- DucennDucenne'se's memiliki angka insiden 0,5-4,4 kasus/ 1000 kelahiran bayimemiliki angka insiden 0,5-4,4 kasus/ 1000 kelahiran bayi cuk
cukup up bulbulan an di di AmeAmerikarika. . Di Di PerPeranciancis s dan dan AraArab b SauSaudi di diladilaporkporkan an 1,01,09-19-1,19 ,19 kasukasus/ s/ 10100000 ke
kelhilhiran ran babayi yi hidhidupup. . InsInsididen en teterjarjadidinya nya kekelulumpmpuhuhan an pepermrmananen en 3-3-2525% % dadari ri kakasusus s yayangng ditemukan. Belum ditemukannya hubungan antara ras dengan penyakit ini. Ratio pria dan ditemukan. Belum ditemukannya hubungan antara ras dengan penyakit ini. Ratio pria dan wanita yang terkena adalah 49%: 51%
wanita yang terkena adalah 49%: 51% dari 191 infant. Faktor usia dari 191 infant. Faktor usia tidak mempengaruhi namuntidak mempengaruhi namun biasa dit
biasa ditemukan emukan kelainan kelainan sejak lahsejak lahir.ir.
2.3.ETIOLOGI 2.3.ETIOLOGI
Penyebab paralisis
Penyebab paralisis Erb-Du Erb-Ducenne’scenne’s paling sering adalah distonia, dimana letak janinpaling sering adalah distonia, dimana letak janin abnorm
abnormal al sehingsehingga ga menimmenimbulkan kesulitan saat bulkan kesulitan saat persalinapersalinan.n. Sebagai contoh, dapat terjadi padaSebagai contoh, dapat terjadi pada
persalina
persalinan n dengan dengan kepala bkepala bayi daayi dan n leher leher yangyangditaditarik rik ke ke sampsampinging, , dimdimana ana padpada a saat yangsaat yang
bersama
bersamaan an bahu mbahu melewatelewati jalan i jalan lahir. Klahir. Kondisi ondisi ini ini juga djuga dapat apat disebadisebabkan bkan oleh peoleh penarik narik yangyang
berleb
berlebihan ihan pada pada pundapundak pada k pada saat saat presentapresentasi verteks si verteks (kepala pe(kepala pengirimangiriman n pertamapertama), atau), atau
dengan tekanan pada lengan karena letak sungsang (kaki pertama) atau dengan bayi besar (>
dengan tekanan pada lengan karena letak sungsang (kaki pertama) atau dengan bayi besar (>
4kg) sehingga menyulitka
4kg) sehingga menyulitkan n persalinapersalinan n sehinggsehingga a memermemerlukan vacum lukan vacum atau forceps.atau forceps. ParalisisParalisis
Erb-Du
Erb-Ducenne’scenne’s juga dapat disebabkan oleh fraktur klavikula yang tidak terkait dengan distosia.juga dapat disebabkan oleh fraktur klavikula yang tidak terkait dengan distosia.
Pada infant yang lahir dengan paralisis plexus brachialis akan muncul gejala sejak lahir.
Pada infant yang lahir dengan paralisis plexus brachialis akan muncul gejala sejak lahir.
Ce
Cededera ra yayang ng sasama ma dadapapat t jujuga ga diditetemumukakan n papada da sesetitiap ap ususia ia tetermrmasasuk uk ororanangg de
dahulu, dimana saraf pleksus akan meregang karena plexus ekstremitas atas mengalami cedera dahulu, dimana saraf pleksus akan meregang karena plexus ekstremitas atas mengalami cedera yang
yang hebhebat at dan dan selaselanjutnjutnya nya meymeyebaebabkabkan n kelkelumpumpuhauhan n yang yang terbterbatas atas padpada a otootot-ott-otot ot yanyangg di
dipepersrsararafafi i ololeh eh sasararaf f CC55-C-C6 6 yayaititu u mm.d.deleltotoidid, , m.m.bibisesep p bracbrachihii i (m(m.b.brarakkiaialiliss dan
dan m.coracobrachialis)m.coracobrachialis), , m.infraspinatus, m.infraspinatus, m.supraspinatus dan m.supraspinatus dan m.brachioradialis.m.brachioradialis. Pl
Plekeksusus s brbrakakiaialilis s jujuga ga dadapapat t teterlrlukuka a oleh oleh kekekekerarasasan n lalangngsusung ng atatau au luluka ka tembtembakak,, dengan traksi pada lengan.
dengan traksi pada lengan. Jumlah kelumpuhan Jumlah kelumpuhan tergantung pada jumlah cedera pada tergantung pada jumlah cedera pada saraf yangsaraf yang terkena.
terkena.
2.4. PATOFISIOLOGI 2.4. PATOFISIOLOGI
Sama dengan semua cedera saraf perifer lainnya, pleksus dapat cedera dengan berbagai Sama dengan semua cedera saraf perifer lainnya, pleksus dapat cedera dengan berbagai proses.
proses. Akibat Akibat cedera, cedera, pada pada serabut serabut bermiebermielin lin akan akan terjadi terjadi demieldemielinisasi inisasi dan dan cedera cedera aksonakson (kehilangan akson).
(kehilangan akson). a. Demielinisasi a. Demielinisasi Ced
Cedera era sarasaraf f yanyang g dapdapat at menmenyebyebabkabkan an abnabnormormalitalitas as motmotorik orik dan dan sensensorisorik k dimdimanaana terjadi kerusakan dari mielin tetapi akson tetap intak.
terjadi kerusakan dari mielin tetapi akson tetap intak.
Gambar. Demielinisasi. A: saraf normal. B:
Gambar. Demielinisasi. A: saraf normal. B: kerusakan mielin pada bagian yang cedera.kerusakan mielin pada bagian yang cedera.
Hal ini akibat dari tekanan yang menyebabkan suatu episode iskemik sementara atau edema Hal ini akibat dari tekanan yang menyebabkan suatu episode iskemik sementara atau edema dan neuropati perifer. Perbaikan dapat terjadi :
dan neuropati perifer. Perbaikan dapat terjadi :
•
• self limited self limited ; ; iskiskememik ik sesemementntara ara dadapat pat memengnghilhilang ang dedengngan an sesegegera ra tetetaptapi i ededememaa
memerlukan waktu beberapa minggu. memerlukan waktu beberapa minggu. Remiel
Remielinisasi: Ini inisasi: Ini adalah suatu proses adalah suatu proses perbaikperbaikan dimana bagian yang an dimana bagian yang mengmengalami demielinisasialami demielinisasi me
membmbenentutuk k miemielin lin babaru ru ololeh eh sesel-sl-sel el ScSchwhwanann. n. MiMielelin in babaru ru inini i lelebih bih tiptipis is dedengngan an jarjarak ak internodal yang lebih pendek menyebabkan kecepatan konduksi lebih lambat dari normal.
internodal yang lebih pendek menyebabkan kecepatan konduksi lebih lambat dari normal. A
A
B B
Gambar. Remielinisasi. A: pemendekan mielin dan proliferasi sel Schwann. B: mielin Gambar. Remielinisasi. A: pemendekan mielin dan proliferasi sel Schwann. B: mielin menghilang. C: komplet remielinisasi.
menghilang. C: komplet remielinisasi. b. Cedera Akson
b. Cedera Akson
Cedera pada akson dapat terjadi satu dari dua bentuk tipe yaitu degenerasi aksonal atau Cedera pada akson dapat terjadi satu dari dua bentuk tipe yaitu degenerasi aksonal atau degenerasi Wallerian. Keduanya dapat mengenai badan sel dan menyebabkan khromatolisis degenerasi Wallerian. Keduanya dapat mengenai badan sel dan menyebabkan khromatolisis sentral.
sentral. De
Degegenernerasi asi akaksosonal nal memerurupakpakan an cecededera ra sarsaraf af yayang ng memempmpererlihlihatatkakan n susuatu atu bebentuntuk k kematian saraf yang mulai dari distal dan naik ke proksimal.
kematian saraf yang mulai dari distal dan naik ke proksimal.
Degenerasi Wallerian merupakan cedera saraf yang memperlihatkan kerusakan saraf Degenerasi Wallerian merupakan cedera saraf yang memperlihatkan kerusakan saraf fokal atau multifokal setela
fokal atau multifokal setelah 4 h 4 – 5 – 5 hari. Ini terjadi secara hari. Ini terjadi secara lengklengkap untuk saraf motorik dalam 7ap untuk saraf motorik dalam 7 hari atau 11 hari untuk saraf sensorik. Degenerasi aksonal bagian distal dari lokasi cedera dan hari atau 11 hari untuk saraf sensorik. Degenerasi aksonal bagian distal dari lokasi cedera dan bagian
bagian proksimproksimal intakal intak..
Gambar. Anatomi saraf motorik perifer normal
Gambar. Anatomi saraf motorik perifer normal dan respon terhadap cedera.dan respon terhadap cedera.1111
Pen
Penyebyebabnyabnya a dapdapat at terjterjadi adi dari dari kerkerusakusakan an fokfokal, al, regregangangan, an, trantransekseksi si atau atau neuneuropropatiati perifer.
perifer. PerbaPerbaikan ikan secarasecara collateral sprouting collateral sprouting (proses perbaikan dimana suatu neurit akson(proses perbaikan dimana suatu neurit akson A A B B C C
mul
mulai ai tumtumbuh dari buh dari uniunit t momotoritorik k intaintak k dan mempedan mempersarrsarafi afi seraserabut but otootot t dendenervervasi asi padpada a unitunit motorik yang cedera) dan pertumbuhan kembali aksonal (suatu proses perbaikan dimana akson motorik yang cedera) dan pertumbuhan kembali aksonal (suatu proses perbaikan dimana akson akan tumbuh kembali sesuai alurnya menuju serabut saraf, memerlukan kira-kira 1 mm/hari akan tumbuh kembali sesuai alurnya menuju serabut saraf, memerlukan kira-kira 1 mm/hari atau 1 inci/bulan jika jaringan ikat penyokong tetap intak dan bila tidak intak akan terbentuk atau 1 inci/bulan jika jaringan ikat penyokong tetap intak dan bila tidak intak akan terbentuk neuroma.
neuroma.
Gambar.Degenerasi Wallerian. a) Saraf normal, b) degenerasi wallerian, c) regenerasi Gambar.Degenerasi Wallerian. a) Saraf normal, b) degenerasi wallerian, c) regenerasi (Seckel,1984)
(Seckel,1984)
c. Derajat Cedera Serabut Saraf c. Derajat Cedera Serabut Saraf Kla
Klasifiksifikasi asi cedcedera era fokfokal al sarasaraf f perperifer ifer yang dikemyang dikemukaukakan kan oleoleh h SedSeddon don (19(194343) ) dandan Sunderland (1951) juga diaplikasikan untuk pleksopati.
Sunderland (1951) juga diaplikasikan untuk pleksopati.
Klasifikasi menurut Seddon terdapat 3 derajat dari cedera saraf (Gambar 6) yaitu : Klasifikasi menurut Seddon terdapat 3 derajat dari cedera saraf (Gambar 6) yaitu : 1.
1. NeuroNeuropraksia : suapraksia : suatu hambtu hambatan konatan konduksi lduksi lokal yang okal yang berhubberhubungan ungan dengdengan demielan demielinisasiinisasi sementara (terjadi kerusakan mielin namun akson tetap intak). Pada tipe cedera seperti sementara (terjadi kerusakan mielin namun akson tetap intak). Pada tipe cedera seperti ini tidak terjadi kerusakan struktur terminal sehingga proses penyembuhan lebih cepat ini tidak terjadi kerusakan struktur terminal sehingga proses penyembuhan lebih cepat dan merupakan derajat kerusakan paling ringan. Biasanya akibat dari penekanan dan dan merupakan derajat kerusakan paling ringan. Biasanya akibat dari penekanan dan sem
sembuh buh karekarena na perperbaikbaikan an oleoleh h sel sel SchSchwanwann, n, dimdimana ana memmemerluerlukan kan wakwaktu tu bebbeberaerapapa minggu sampai bulan.
minggu sampai bulan. 2.
2. AkAksosononotmtmesiesis s : : suasuatu tu cecededera ra yayang ng lelebih bih beberat rat dardari i neneurouroprapraksksia ia dadan n memenynyebebababkankan degenerasi Wallerian. Terjadi kerusakan akson tetapi selubung endoneural tetap intak. degenerasi Wallerian. Terjadi kerusakan akson tetapi selubung endoneural tetap intak. Biasany
Biasanya akibat dari a akibat dari traksi atau kompresi saraf yang berat. traksi atau kompresi saraf yang berat. RegeRegenerasi saraf nerasi saraf terganttergantungung dari jarak lesi mencapai serabut otot yang denervasi (perbaikan lebih baik pada jarak dari jarak lesi mencapai serabut otot yang denervasi (perbaikan lebih baik pada jarak
lesi yang pendek dan letaknya lebih ke distal. Pemulihan fungsi sensorik lebih baik lesi yang pendek dan letaknya lebih ke distal. Pemulihan fungsi sensorik lebih baik da
daripripadada a momototorikrik, , kakarerena na rereseseptoptor r sesensonsorik rik leblebih ih lamlama a bebertartahan han dadari ri dedenenervrvasiasi dibandingkan motor end plate (kira-kira 18 bulan).
dibandingkan motor end plate (kira-kira 18 bulan).
3.
3. NeuroNeurotmesis : kertmesis : kerusakan sarausakan saraf yang kf yang kompleomplet dan palint dan paling beratg berat, dimana p, dimana proses pemroses pemulihanulihan san
sangagat t susulit lit kekecucuali ali didilaklakukukan an neneururorrorrhahaphyphy. . PePenyenyembmbuhuhan an yayang ng teterjarjadi di seserinringg menyebabkan reinervasi yang tidak lengkap atau salah sambung dari serabut saraf.
menyebabkan reinervasi yang tidak lengkap atau salah sambung dari serabut saraf. Klasifikasi Sunderland berdasarkan pada derajat perineural yang terkena yaitu:
Klasifikasi Sunderland berdasarkan pada derajat perineural yang terkena yaitu: 1.
1. TipTipe I : hambe I : hambatan datan dalam kalam kondonduksuksi (neui (neuropropraksraksia)ia) 2.
2. Tipe ITipe II : cedera aksI : cedera akson teton tetapi seluapi selubung bung endonendoneural teural tetap intaetap intak (aksk (aksonotmeonotmesis)sis) 3.
3. TipTipe III e III : aksono: aksonotmetmesis yang melibsis yang melibatkatkan seluban selubung endung endoneoneuraural l tetatetapi perinepi perineural danural dan epineural masih intak
epineural masih intak 4.
4. TipTipe e IV : IV : aksoaksonotnotmesmesis is melmelibatibatkan selubkan selubung endoung endoneuneural, perinral, perineureural, tetapi epineal, tetapi epineuralural masih intak
masih intak 5.
5. TiTipe pe V V : : akaksosonotnotmemesis sis memeliblibatkatkan an selselububunung g enendodoneneuraural, l, peperinrineueural ral dadan n epepineineururalal (neurotmesis).
(neurotmesis). Tabel 1. Klasifikasi
Tabel 1. Klasifikasi cedera saraf perifer.cedera saraf perifer.1111
Paralisis Erb-Ducenne, paralisis otot-otot:
Paralisis Erb-Ducenne, paralisis otot-otot:
-- N. muN. musculsculocuocutanetaneus: m. us: m. bicebiceps braps brachiichii, m. c, m. coracoracobrobrachachialisialis, m. br, m. brachiachialisalis..
-- N. N. thothoracrachahalis lis lolongngus: us: m.m.serserratratus aus antenteriorior r
-- N. N. radiradialis alis sebasebagiagian ken kecil: cil: m.bm.brachrachioraioradialdialis , is , m. m. supsupinatinator or
-- N. N. suprsuprascaascapulpularisaris: : m.sm.suprupraspiaspinatnatus, us, m.im.infranfraspinspinatusatus
-- N. suN. subsbscacapupulalariris: m.s: m.susubsbsscscapapululararisis
-- N. N. pecpectotoralralis lis lateateralralis: is: m.m.pepectctoraoralis lis mamajor jor
2.5. GEJALA 2.5. GEJALA
Gejala yang timbul pada paralisis Erb-Ducenne’s sesuai dengan kelemahan otot-otot Gejala yang timbul pada paralisis Erb-Ducenne’s sesuai dengan kelemahan otot-otot yang dipersarafi oleh C5-C6.
yang dipersarafi oleh C5-C6. Kelumpuhan dapat sebagian atau lengkap, kerusakan padaKelumpuhan dapat sebagian atau lengkap, kerusakan pada
masing-masing
masing-masing saraf saraf dapat dapat berupa berupa memar memar atau atau robeknya robeknya saraf tersebut. saraf tersebut. Paralisis Paralisis Erb-
Erb-Duchenne palsy merupakan sindrom motor neuron yang terkait dengan gangguan sensiblitas
Duchenne palsy merupakan sindrom motor neuron yang terkait dengan gangguan sensiblitas
dan motorik.
Sehingga menimbulkan gejala seperti
Sehingga menimbulkan gejala seperti gangguan sensorik pada lateral deltoid, sisi lateralgangguan sensorik pada lateral deltoid, sisi lateral lengan atas dan lengan bawah hingga ibu jari tangan. Gangguan pada perkembangan otot
lengan atas dan lengan bawah hingga ibu jari tangan. Gangguan pada perkembangan otot apabila berkurangnya aktivitas kontrasi otot sehingga menimbulkan strofi otot dan kontraktur apabila berkurangnya aktivitas kontrasi otot sehingga menimbulkan strofi otot dan kontraktur siku.
siku. Reflek bisep dan Reflek bisep dan brakhioradialis menurun atau hilang. Gangbrakhioradialis menurun atau hilang. Gangguan pada sistem sirkulasiguan pada sistem sirkulasi menyebabkan gangguan pengaturan suhu, dan ketidakmampuan kulit untuk menyebuhkan diri menyebabkan gangguan pengaturan suhu, dan ketidakmampuan kulit untuk menyebuhkan diri sehingga mudah terinfeksi, selain itu karena tidak ada/ berkurangnya rangsang sensoris pada sehingga mudah terinfeksi, selain itu karena tidak ada/ berkurangnya rangsang sensoris pada daerah antara bahu dan lengan bawah yang dihantarkan ke otak,sehingga mudah terjadi trauma daerah antara bahu dan lengan bawah yang dihantarkan ke otak,sehingga mudah terjadi trauma dan melukai diri sendiri. Tidak jarang ditemukannnya bekas luka di daerah lengan.
dan melukai diri sendiri. Tidak jarang ditemukannnya bekas luka di daerah lengan. Pemeriksaan sensorik sesuai dengan dermatomnya.
Pemeriksaan sensorik sesuai dengan dermatomnya.
Pada gangguan motorik, ekstremitas atas menggantung lemah di sisi badan, aduksi dan Pada gangguan motorik, ekstremitas atas menggantung lemah di sisi badan, aduksi dan endorotasi, sehingga telapak tangan bawah pronasi (
endorotasi, sehingga telapak tangan bawah pronasi (waiter’swaiter’s,, bellhop’sbellhop’s, atau, atau policem policeman’s tipan’s tip position
position). Kerusakan pada otot deltoid menimbulkan posisi adduksi bahu dan medial rotasi,). Kerusakan pada otot deltoid menimbulkan posisi adduksi bahu dan medial rotasi, sehingga dapat ditemukannya Putti sign dimana apabila dilakukan abduksi bahu maka ujung sehingga dapat ditemukannya Putti sign dimana apabila dilakukan abduksi bahu maka ujung medial skapula akan terlihat menonjol diatas garis bahu. Paralisis m. serratus anterior akan medial skapula akan terlihat menonjol diatas garis bahu. Paralisis m. serratus anterior akan member gambaran “Winged scapula”. Pasien tidak bisa melakukan posisi flexi lengan atas, member gambaran “Winged scapula”. Pasien tidak bisa melakukan posisi flexi lengan atas, flexi lengan bawah,supinasi lengan bawah, abduksi dan exorotasi lengan atas. Pasien kurang flexi lengan bawah,supinasi lengan bawah, abduksi dan exorotasi lengan atas. Pasien kurang bisa mem
bisa memegang egang bahu sibahu sisi lain kasi lain karena lesi Nrena lesi N. pecto. pectoralis lateralis.ralis lateralis.
2.6. DIAGNOSIS 2.6. DIAGNOSIS
Di
Diagagnonosis sis dadapapat t ditditegegakakkan kan beberdrdasaasarkrkan an dadari ri ananamamnenesissis, , pepememerikriksaasaan n fisfisik ik dadann pemerik
pemeriksaan khsaan khusus seusus serta pemerrta pemeriksaan peiksaan penunjangnunjang. Dari a. Dari anamnenamnesis dapat sis dapat ditemuditemukan traukan trauma saatma saat persalina
persalinan, trauma n, trauma karena terjatuh dengan posisi karena terjatuh dengan posisi bahu terlebih dahulu ataupun luka bahu terlebih dahulu ataupun luka tembak ditembak di bahu dan
bahu dan lengan. Dari lengan. Dari pemerpemeriksaan iksaan fisik fisik ditemukditemukannya annya ganggangguan guan motorik dan motorik dan sensorik padasensorik pada tungkai atas.
tungkai atas.
Pemeriksaan khusus : Active Movement Scale Pemeriksaan khusus : Active Movement Scale Skala Gerakan Aktif
Skala Gerakan Aktif dicidiciptakptakan an oleoleh h RuRumah mah SakSakit it untuntuk uk anakanak-ana-anak k di di ToTorontronto. o. SkaSkala la iniini
digun
digunakan akan untuk untuk menilai menilai fungsi fungsi motormotorik pik pada ada bayi bayi dengadengan n cedera cedera pleksupleksus bs brakialis. rakialis. SeorangSeorang
bayi ya
bayi yang ng ddinilinilai ai dendengan gan 15 15 gegerakarakan n yanyang g berberdasadasarkarkan n anaanalisis lisis obobservservasioasional. nal. NilNilai ai otootott
d
diininillaai i ddaari ri 0 0 (t(tididaak k aadda a kkoonnttrarakksisi)s)saammppaai i 7 7 (g(geerarakkaan n pepennuuh) h) yyanang g ddititetetaapkpkaann
berdasa
berdasarkan gerkan gerakan rakan yang yang ditimbuditimbulkan. Llkan. Lima ima belas gebelas gerakan drakan dievaluasi ievaluasi dari dari bahu ybahu yang ang terkenaterkena
untuk
e
ekksstteennssii, , lleennggaan n bbaawwaah h pprroonnaassi i ssuuppiinnaassi i ddaann; ; ppeerrggeellaannggaan n ttaannggaan n fflleekkssii
dan ekstensi, ekstensi dan fleksi ibu jari dan jari-jari
dan ekstensi, ekstensi dan fleksi ibu jari dan jari-jari
Gilbert shoulder classification Gilbert shoulder classification
•
• Grade 0 is a complete flail shoulder.Grade 0 is a complete flail shoulder. •
• Grade 1 (sangat buruk) : Abduksi 45°, dengan tanpa rotasi eksternal aktif.Grade 1 (sangat buruk) : Abduksi 45°, dengan tanpa rotasi eksternal aktif. •
• Grade 2 (buruk) : Abduksi kurang dari 90°, dengan tanpa rotasi eksterna.Grade 2 (buruk) : Abduksi kurang dari 90°, dengan tanpa rotasi eksterna. •
• Grade 3 (cukup) : Abduksi 90°, dengan rotasi eksternal lemah.Grade 3 (cukup) : Abduksi 90°, dengan rotasi eksternal lemah. •
• Grade 4 (baik) : Abduksi kurang dari 120°, dengan rotasi eksterna inkomplit.Grade 4 (baik) : Abduksi kurang dari 120°, dengan rotasi eksterna inkomplit. •
• Grade 5 (sangat baik) : Abduksi lebih dari 120°, dengan rotasi eksterna aktif.Grade 5 (sangat baik) : Abduksi lebih dari 120°, dengan rotasi eksterna aktif.
Laboratorium tidak memberikan makna diagnostic pada paralisis Erb-Ducenne. Laboratorium tidak memberikan makna diagnostic pada paralisis Erb-Ducenne. Imaging Studies memberi makna diagnostic untuk menegetahui letaknya,seperti: Imaging Studies memberi makna diagnostic untuk menegetahui letaknya,seperti:
•
• Computed Computed tomography tomography (CT) (CT) myelography myelography adalah adalah metode metode standar standar untuk untuk mengevaluasimengevaluasi
integritas pleksus brakialis, dan tradiografi
integritas pleksus brakialis, dan tradiografi paling sensitif untuk mendeteksi cedera akar paling sensitif untuk mendeteksi cedera akar
sara
saraf f dendengan gan memmemnggnggunaunakan kan konkontrastras. . KekKekuranurangan gan utamutama a untuntuk uk proprosedsedur ur iniini
ad
adalalah ah papapapararan n raradidiasasi, i, kekebubututuhahan n ununtutuk k sesedadasisi, , titingngkakat t fafalslse-e-poposisititif f yayangng
signifikan, dan kurangnya informasi tentang pleksus brakialis distal.
signifikan, dan kurangnya informasi tentang pleksus brakialis distal.
•
• MMRRI I aaddaallaah h ssttuuddi i ppeenncciittrraaaan n tteerrbbaaiik k yyaanng g tteerrsseeddiiaa
untuk
untuk mengevaluasi mengevaluasi pleksus pleksus brakialis brakialis cerebral cerebral neonatal. neonatal. MRI MRI tidak tidak
m
meemmeerrlluukkaan n ppaappaarraan n rraaddiiaassii, , ttiiddaak k iinnvvaassiiff,,ddaan n mmeennyyeeddiiaakkaan n lleebbiihh
rinc
rinci i dardaripadipada a CT CT mymyelogelographraphy. y. Tes Tes ini ini sangsangat at berberguguna na sebsebelum elum opeoperasi rasi untuntuk uk
men
menunjuunjukkakkan n tingtingkat kat trautrauma, ma, termtermasuk asuk psepseudoudomenmeningingocelocele, e, dan dan adanadanya ya akaakar r
diforamen saraf. diforamen saraf. • • RRaaddiiooggrraaffi i ppoolloos s ddaappaat t mmeemmbbaannttu u ddaallaam m mmeennddiiaaggnnoossiis s kkeelluummppuuhhaann he hemimididiapaphrhragagm m dadari ri keketeterlrlibibatatan an sasararaf f frfrenenikikus us dadan n papatatah h tutulalang ng klklavavikikululaa di di atatau au huhumemerurus. s. RaRadidiogograrafi fi akaksisila la jujuga ga haharurus s didilalakukukakan n papada da ananak ak yayangng men
menunjuunjukkakkan n hilahilangnngnya ya proprogregresifrosifrotasi tasi eksteksternaernal, l, untuntuk uk menmenyingyingkirkirkan kan disldislokaokasisi
bahu
bahu posterioposterior.r.
Electrom
Electromiogram iogram digundigunakan akan sebagsebagai ai pemerikpemeriksaan saan fisik fisik yang yang dapat dapat membememberikan rikan datadata
tingkat
cedera,
cedera, ketika ketika tanda-tatanda-tanda nda denervdenervasi asi terlihat terlihat pada pada anak anak dengan dengan cedera cedera sedang sedang atau atau berat.berat.
P Peemmeerriikkssaaaan n iinni i bbiiaassaannyya a mmeelliippuutti i ssttuuddi i tteennttaanng g llaatteennccy y ddaann a akkssiilla a ssaarraaf f mmuusskkuullookkuuttaanneeuuss. . PPaadda a cceeddeerra a yyaanng g lleennggkkaapp, , mmoottoor r d daan n ssttuuddi i kkoonndduukkssi i ssaarraaf f sseennssoorriik k ((NNCCSS) ) ddaarri i mmeeddiiaann, , uullnnaarriiss, , ddaann radi
radiaus. aus. NCS NCS senssensorioris s berbergunguna a daladalam m memmembedbedakaakan n cedcedera era avuavulsi, lsi, jika jika potpotensensi i sarasaraf f
s
seennssoorriik k mmaassiih h uuttuuh h sseeddaannggkkaan n sseeccaarra a kklliinniis s lleennggaan n mmaattii
r
raassaa. . JJiikka a ggaanngggguuaan n ppeerrnnaappaassaan n tteerrccaattaat t ppaaddaakkeellaahhiirraann, , kkoonndduukkssii
saraf frenikus ipsilateral juga diuji. EMG jarum dilakukan pada otot dipersarafi oleh saraf yang
saraf frenikus ipsilateral juga diuji. EMG jarum dilakukan pada otot dipersarafi oleh saraf yang
t
teerrkkeennaa. . PPaadda a ppaarraalliissiis s EErrbb--DDuucceennnnee’’ss, , oottoott--oottoot t yyaanng g ddiippeerriikkssaa
termasuk supraspinatus, deltoid,infraspinatus, trisep, dan bisep.
termasuk supraspinatus, deltoid,infraspinatus, trisep, dan bisep.
2.6
2.6 .KO.KOMPLMPLIKAIKASISI Anak-anak de
Anak-anak dengan paralisis Erb-Ducenne’s ngan paralisis Erb-Ducenne’s memiliki resiko gmemiliki resiko gangguan perkembangguan perkembangan,angan, seperti kontraktur yang progresif, deformitas tulang, skoliosis, dislokasi bahu posterior, seperti kontraktur yang progresif, deformitas tulang, skoliosis, dislokasi bahu posterior, infeksi cutaneus dan agnosia dari anggota badan yang terkena.
infeksi cutaneus dan agnosia dari anggota badan yang terkena.
2.7.PENATALAKSANAAN 2.7.PENATALAKSANAAN
Pada beberapa bayi terjadi perbaikan sendiri, beberpa perlu penangan dari spesialis. Pada beberapa bayi terjadi perbaikan sendiri, beberpa perlu penangan dari spesialis. Bedah saraf neonatal/pediatric kadang melakukan perbaikan fraktur avulsi, sehingga terjadi Bedah saraf neonatal/pediatric kadang melakukan perbaikan fraktur avulsi, sehingga terjadi penye
penyembuhambuhan n lesi lesi dan dan fungsi fungsi kembakembali li normalnormal. . FisioteFisioterapi rapi diperludiperlukan kan untuk untuk mendapmendapatkanatkan kembali fungsi seperti normal. Range of motion dapat kembali normal pada anak kurang dari kembali fungsi seperti normal. Range of motion dapat kembali normal pada anak kurang dari satu tahun, apabila setelah satu tahun tidak ada perbaikan fungsi sepenuhnya, harus diwaspadai satu tahun, apabila setelah satu tahun tidak ada perbaikan fungsi sepenuhnya, harus diwaspadai timbulnya atritis.
timbulnya atritis.
Pada beberapa kasus yang berat, terutama yang berkaitan dengan trauma dimana terjadi Pada beberapa kasus yang berat, terutama yang berkaitan dengan trauma dimana terjadi avulsi saraf, intervensi tindakan operatif dilakukan dalam beberapa hari setelah cedera untuk avulsi saraf, intervensi tindakan operatif dilakukan dalam beberapa hari setelah cedera untuk perbaika
perbaikan primer, atau setelah bebn primer, atau setelah beberapa minggerapa minggu sampai bulau sampai bulan untuk perban untuk perbaikan sekunikan sekunder, dapatder, dapat men
meningkingkatkaatkan n fungfungsi si (Sp(Spinninner er dan dan KliKline, ne, 2002000). 0). PerPerbaikbaikan an primprimer er yang yang segsegera era biasbiasanyanyaa dire
direkomkomendendasikasikan an bila bila laselaserasi rasi sarasaraf f berbersih sih dari dari bebenda nda tajatajam. m. PerPerbaikbaikan an opeoperatiratif f sekusekundender r setelah 2 – 4 minggu secara umum direkomendasikan untuk cedera tumpul atau cedera dengan setelah 2 – 4 minggu secara umum direkomendasikan untuk cedera tumpul atau cedera dengan kerusakan jaringan lunak yang luas dimana cedera saraf terjadi komplit atau sangat berat.
kerusakan jaringan lunak yang luas dimana cedera saraf terjadi komplit atau sangat berat. Fisioterapi
Fisioterapi
Sebuah program terapi yang komprehensif harus terdiri dari latihan ROM, fasilitasi gerakan Sebuah program terapi yang komprehensif harus terdiri dari latihan ROM, fasilitasi gerakan aktif, penguatan, promosi kesadaran sensorik, dan penyediaan instruksi untuk kegiatan rumah. aktif, penguatan, promosi kesadaran sensorik, dan penyediaan instruksi untuk kegiatan rumah.
Secara keseluruhan tujuan harus fokus pada meminimalkan deformitas tulang dan kontraktur Secara keseluruhan tujuan harus fokus pada meminimalkan deformitas tulang dan kontraktur sendi, sekaligus mengoptimalkan hasil fungsional. Kontraktur berat harus dihindari dengan sendi, sekaligus mengoptimalkan hasil fungsional. Kontraktur berat harus dihindari dengan latihan terapi yang konsisten, termasuk peregangan pasif dan aktif, fleksibilitas kegiatan, teknik latihan terapi yang konsisten, termasuk peregangan pasif dan aktif, fleksibilitas kegiatan, teknik rriilliis s mmyyooffaasscciiaall, , ddaan n mmoobbiilliissaassi i sseennddii.. Awa
Awal l dan dan kokonsisnsisten ten perperegaegangangan n RotRotatoator r inteinternal rnal haruharus s memmeminiminimalkalkan an risikrisiko o masmasalah alah ini.ini. Rot
Rotasi asi ekseksternternal, al, dildilakuakukan kan dendengan gan addadduksuksi i bahbahu u samsamping dada ping dada dan dan dendengan gan siku tertekusiku tertekuk k sampai 90 °, memberikan peregangan maksimum Rotator internal (khususnya, subskapularis) sampai 90 °, memberikan peregangan maksimum Rotator internal (khususnya, subskapularis) da
dan n kakapsupsul l babahu hu ananteteriorior. r. SkSkapapulula a haharurus s stastabil bil saasaat t peperegregangangan an ototot ot babahu hu kokorserset t ununtutuk k me
mempempertartahahanknkan an momobilbilitaitas s dadan n memelelestastarikrikan an bebebeberaprapa a ritritme me scascapupulolohuhumemeralral. . AwAwalal perkem
perkembangabangan n kontrakontraktur ktur fleksi fleksi di di siku siku adalah adalah umum umum dan dan dapat dapat diperbdiperburuk uruk oleh oleh dislokadislokasisi kaput disebabkan oleh supinasi paksa. Supinasi lengan agresif, karena itu, harus dihindari.
kaput disebabkan oleh supinasi paksa. Supinasi lengan agresif, karena itu, harus dihindari.
Mobilitas dan penguatan aktif awalnya difasilitasi melalui kegiatan yang sesuai dengan usia Mobilitas dan penguatan aktif awalnya difasilitasi melalui kegiatan yang sesuai dengan usia perkem
perkembangabangan. n. SebagSebagai ai anak anak bertambertambah bah usia, usia, latihan latihan pengupenguatan atan standar standar yang yang digundigunakan akan dandan ket
keteramerampilapilan n funfungsiogsional nal spesspesifik ifik dipdiperkerkenalenalkan. kan. KelKelompompok ok otootot t terttertentu entu dapdapat at ditaditargergetkantkan unt
untuk uk memmemperkperkuat uat melmelalui alui gergerakan akan funfungsiogsional. nal. KomKompenpensasi sasi dan dan gegerakarakan n penpengggganti anti haruharuss d
diihhiinnddaarrii, , kaarreenk na a ddaappaat t mmeelleessttaarriikkaan n oottoot t lleemmaah h ddaan n ddeeffoorrmmiittaass.. Be
Belat lat stastatis tis dadan n didinanamimis s dadari ri lelengngan an bebergurguna na ununtutuk k memengngururangangi i kokontntrakraktutur, r, memencencegagahh de
deforformitmitas as lelebih bih lanlanjutjut, , dadan n dadalalam m bebebeberarapa pa kakasussus, , memembmbantantu u gegerakrakan. an. SpSplinlints ts serseringing diresepkan termasuk pergelangan tangan istirahat dan bidai, splints siku ekstensi, fleksi siku diresepkan termasuk pergelangan tangan istirahat dan bidai, splints siku ekstensi, fleksi siku dinamis dan splints supinator. Pemilihan yang cermat dan waktu penggunaan belat adalah dinamis dan splints supinator. Pemilihan yang cermat dan waktu penggunaan belat adalah penting
penting untuk untuk optimaoptimalisasi lisasi efek efek yang yang diingidiinginkan.nkan. Teknik rekaman dapat digunakan oleh terapis untuk mengendalikan ketidakstabilan skapulae Teknik rekaman dapat digunakan oleh terapis untuk mengendalikan ketidakstabilan skapulae d
daan n kkaarreennaannyya a ununttuuk k mmeemmpprroommoossiikkaan n mmoobbiilliittaas s bbaahhu u ddiittiinnggkkaattkkaann.. Kegiatan kesadaran sensorik yang berguna untuk meningkatkan kinerja motor aktif, serta untuk Kegiatan kesadaran sensorik yang berguna untuk meningkatkan kinerja motor aktif, serta untuk meminimalkan kelalaian dari anggota badan yang terkena. Penggunaan pijat bayi dan menarik meminimalkan kelalaian dari anggota badan yang terkena. Penggunaan pijat bayi dan menarik perhatian
perhatian visual uvisual untuk lentuk lengan yngan yang terang terkena dapakena dapat dimasut dimasukkan dkkan dengan engan mudah mudah ke dalam ke dalam kegiatkegiatanan bermain dan sehari-hari. Kegiata
bermain dan sehari-hari. Kegiatan menahan beban dengan lengan terpengarn menahan beban dengan lengan terpengaruh di uh di semua posisisemua posisi tidak hanya memberikan masukan proprioseptif yang diperlukan tetapi juga dapat berkontribusi tidak hanya memberikan masukan proprioseptif yang diperlukan tetapi juga dapat berkontribusi untuk pertumbuhan tulang.
untuk pertumbuhan tulang.
Sebuah program yang komprehensif yang mencakup latihan peregangan, penanganan yang Sebuah program yang komprehensif yang mencakup latihan peregangan, penanganan yang aman dan teknik
aman dan teknik posisi awal, kegiatan pembangunposisi awal, kegiatan pembangunan dan an dan pengpenguatan, dan uatan, dan kesadakesadaran sensorik ran sensorik haru
harus s dikdikembembangangkan kan dan dan dipdiperberbarui arui jika jika dipediperlukrlukan. an. PadPada a anak yang anak yang leblebih ih tua tua dendengangan kecacata
belajar mandiri peregang
belajar mandiri peregangan dan an dan latihan pengualatihan penguatan, serta tan, serta strategi untuk mencapai keterampstrategi untuk mencapai keterampilanilan hidup tertentu.
hidup tertentu.
Rangsangan listrik neomuskular Rangsangan listrik neomuskular..
Stimulasi listrik neuromuskuler (NMES) digunakan secara luas untuk anak-anak dengan Stimulasi listrik neuromuskuler (NMES) digunakan secara luas untuk anak-anak dengan paralisis pl
paralisis plexus bexus brachialis terachialis termasuk prmasuk paralisis Erbaralisis Erb-Duche-Duchenne’s. NMnne’s. NMES adES adalah moalah modalitas di dalitas di manamana otot-otot yang dirangsang oleh arusyang terus menerus. Bentuk utama yang digunakan adalah otot-otot yang dirangsang oleh arusyang terus menerus. Bentuk utama yang digunakan adalah batas dan
batas dan stimulasstimulasi listrik funi listrik fungsionagsional (FESl (FES). Yang ). Yang pertama dpertama dapat diapat dimulai kemulai ketika pasietika pasien masihn masih muda, itu melibatkan aplikasi dari arus frekuensi rendah pada otot. Teknik ini telah dilaporkan muda, itu melibatkan aplikasi dari arus frekuensi rendah pada otot. Teknik ini telah dilaporkan untuk meningkatkan aliran darah dan mungkin sebagian otot tapi belum diteliti ketat. FES untuk meningkatkan aliran darah dan mungkin sebagian otot tapi belum diteliti ketat. FES melibatkan stimulasi dengan arus yang lebih tinggi-frekuensi, menyebabkan otot berkontraksi melibatkan stimulasi dengan arus yang lebih tinggi-frekuensi, menyebabkan otot berkontraksi dan lengan bergerak.
dan lengan bergerak.
Stimulator harus dititrasi dengan bantuan dari anak untuk memungkinkan kontraksi otot yang Stimulator harus dititrasi dengan bantuan dari anak untuk memungkinkan kontraksi otot yang cukup dan menghind
cukup dan menghindari rasa ari rasa sakit. Banyak anak dapat sakit. Banyak anak dapat bekerja sama cukup dengan prosedur bekerja sama cukup dengan prosedur pada usia 3 tahu
pada usia 3 tahun, dan teknn, dan teknik ini membanik ini membantu dalam metu dalam mendorondorong otot lemang otot lemah untuk koh untuk kontrak dalamntrak dalam situasi fungsional. NMES telah
situasi fungsional. NMES telah dilapodilaporkan dalam rkan dalam literatur berguna untuk memfasilitasiliteratur berguna untuk memfasilitasi kontraksi otot dan digunakan secara luas untuk meminimalkan atrofi otot yang terkena. Tidak kontraksi otot dan digunakan secara luas untuk meminimalkan atrofi otot yang terkena. Tidak ada studi besar
ada studi besar telah diterbitkan pada penggutelah diterbitkan pada penggunaan NMES dengan BPP, dan efeknya padanaan NMES dengan BPP, dan efeknya pada reinnervation tidak jelas.
reinnervation tidak jelas.
Terapi Toksin botulinum A Terapi Toksin botulinum A
Terapi botulinum toxin A sedang digunakan oleh beberapa fasilitas untuk meningkatkan Terapi botulinum toxin A sedang digunakan oleh beberapa fasilitas untuk meningkatkan
fleksibilitas dari bahu rotator internal. Hal ini juga digunakan dalam pengobatan co-kontraksi, fleksibilitas dari bahu rotator internal. Hal ini juga digunakan dalam pengobatan co-kontraksi, dengan memberikan racun yang akan membuat kelumpuhan sementara pada otot yang lemah dengan memberikan racun yang akan membuat kelumpuhan sementara pada otot yang lemah sehingga menjadi kuat. Kegunaan intervensi ini masih sedang dipelajari.
sehingga menjadi kuat. Kegunaan intervensi ini masih sedang dipelajari.
Operatif Operatif
Tindakan operatif meliputi
Tindakan operatif meliputi internal neurolysisinternal neurolysis, reseksi, dan reanastomosis, atau reseksi dan, reseksi, dan reanastomosis, atau reseksi dan graftin
grafting g . Pada kasus tersebut dimana cedera saraf sangat berat dan perbaikan primer atau. Pada kasus tersebut dimana cedera saraf sangat berat dan perbaikan primer atau graftin
grafting g tidak memungkinkan,tidak memungkinkan, neurotizationneurotization dengan anastomosis satu saraf dengan yang laindengan anastomosis satu saraf dengan yang lain dapat menjadi pilihan lainnya. Jadi, bila prosedur diatas gagal dan tidak ada reinervasi yang dapat menjadi pilihan lainnya. Jadi, bila prosedur diatas gagal dan tidak ada reinervasi yang terjadi atau setelah be
terjadi atau setelah beberapa tahun seberapa tahun sejak cedera, bentjak cedera, bentuk terapi sekuuk terapi sekunder nder lain dapat dicolain dapat dicoba,ba, meliputi transfer tendon dan stabilisasi sendi.
Pen
Penyemyembuhbuhan an parparalisialisis s ErbErb-duc-ducennenne’s e’s dendengagan n cara cara pempembedbedahan ahan yang yang palipaling ng seriseringng dil
dilakakukukanan,ad,ada a 3 3 cacara ra yaiyaitu tu trtransansplaplantantasi si sarsaraf, af, rilrilis is SuSub b ScScapapululariaris s dadan n tratransnsfer fer tetendndonon Latissimus Dorsi. Latissimus Dorsi. 1. 1. TTraransnsplplaantntasasi i sasararaf f bibiasasananya ya didilalakkukukan an papada da bbayayi i ddi i babawawah h ususia ia 9 9 bbululanan,, k kaarreenna a ppeerrkkeemmbbaannggaan n bbaayyi i yyaanng g lleebbiih h cceeppaat t sseehhiinnggggaa mening
meningkatkan katkan efektivitefektivitas as prosedprosedur. ur. BiasanyBiasanya a tidak tidak dilakukdilakukan an pada pada pasien pasien yang yang lebihlebih
tua daripada ini karena ketika prosedur ini dilakukan pada bayi yang lebih tua, lebih
tua daripada ini karena ketika prosedur ini dilakukan pada bayi yang lebih tua, lebih
berbah
berbahaya daripadaya daripada tidak da tidak dilakukan dilakukan dan dapaan dapat mengakt mengakibatkan keibatkan kerusakan sarusakan saraf di daeraraf di daerahh
di
di mana mana saraf saraf diambdiambil il dari. dari. Jaringan Jaringan parut parut dapat dapat bervariabervariasi si dari dari luka luka samar samar sepanjasepanjangng
garis
garis leher leher untuk untuk penupenuh h "T" "T" bentuk bentuk di di seluruh seluruh bahu bahu tergantutergantung ng pada pada pelatihan pelatihan doktedokter r
bedah d
bedah dan sifat dan sifat dari transplari transplantasi.antasi.
2.
2. Rilis Rilis subskasubskapularis, pularis, tidak tidak waktu waktu yang yang terbatas kterbatas karena arena hanya hanya memotmemotong ong bentuk bentuk "Z” "Z” keke
da
dalalam m ototot ot susubsbskakapupulalariris s ununtutuk k mememmbeberirikakan n peperereggananggan an dadalalam m lelengnganan,,
da
dapapat t dildilakakukukan an di di hahampmpir ir ususia ia beberaprapa a pupun n dadan n dadapapat t didilaklakukukan an beberurulalangng-ul-ulanangg
pada le
pada lengan yangan yang samang sama, namu, namun, ini an, ini akan mekan membahaymbahayakan inakan integritas otegritas otot.tot.
3.
3. LaLatitissssimimus us dodorsrsi i trtranansfsfer er tetendndon on yayaititu u mememomototongngan an lalatitissssimimus us dodorsrsi i sesetetengngahah
ho
horizrizonontatal l dadan n mememamasansangngnya ya didisesekitkitar ar ototot ot babagigian an luluar ar bibicepceps. s. DeDengngan an cacara ra iniini
memberikan rotasi eksternal dengan berbagai tingkat keberhasilan.
memberikan rotasi eksternal dengan berbagai tingkat keberhasilan.
2.8.PROGNOSIS 2.8.PROGNOSIS
Untuk cedera avulsi dan
Untuk cedera avulsi dan pecah, tidak ada pecah, tidak ada potensi untuk pemulihapotensi untuk pemulihan kecuali n kecuali rekonerekoneksiksi bedah d
bedah dibuat padibuat pada waktu yaa waktu yang tepat. Pong tepat. Potensi untutensi untuk pemuk pemulihan berlihan bervariasi untuvariasi untuk cedera nek cedera neuromauroma dan neuropraxia. Kebanyakan individu dengan cedera neuropraxia pulih secara spontan dengan dan neuropraxia. Kebanyakan individu dengan cedera neuropraxia pulih secara spontan dengan 90-100 persen pengembalian fungsi. Untuk pemulihan yang baik dari fungsi lengan dengan 90-100 persen pengembalian fungsi. Untuk pemulihan yang baik dari fungsi lengan dengan fisioterapi 50-80%.
BAB III BAB III KESIMPULAN KESIMPULAN
Paralisis Erb-Duchenne merupakan penyakit kelumpuhan ekstremitas atas dikarenakan Paralisis Erb-Duchenne merupakan penyakit kelumpuhan ekstremitas atas dikarenakan lesi pada plexus brachi
lesi pada plexus brachialis bagiaalis bagian n atasatas, , yanyang g menmengengenai ai radiradiks ks C5C5-C6-C6. . BiasBiasanyanya a penpenderderitaita adalah bayi yang lahir dengan distonia bahu atau dapat pula terjadi pada anak-anak dan dewasa adalah bayi yang lahir dengan distonia bahu atau dapat pula terjadi pada anak-anak dan dewasa dengan trauma di bahu.
dengan trauma di bahu.
Secara klinis pasien paralisis Erb-Ducenne memiliki gambaran kelumpuhan otot yang Secara klinis pasien paralisis Erb-Ducenne memiliki gambaran kelumpuhan otot yang dipersarafunya kha, yaitu posisi lengan tas adduksi dan endorotasi dan lengan bawah posisi dipersarafunya kha, yaitu posisi lengan tas adduksi dan endorotasi dan lengan bawah posisi pronasi
pronasi yang dyang dikenal dikenal dengan engan Waiter’s tip Waiter’s tip potitiopotition.n.
Diagnosis DMD dapat ditegakkan dengan anamnesis,pemeriksaan fisik, pemeriksaan Diagnosis DMD dapat ditegakkan dengan anamnesis,pemeriksaan fisik, pemeriksaan CT
CT-Sc-Scan an ataatau u MRMRI I dadan n EMEMG. G. PePenannangaganan nan papasiesien n dedengngan an PaParalralisiisis s ErErb-b-DuDucencenne ne haharuruss dilakukan secara multidisiplin, diagnosis yang sesegera ungkin dan fisioterapi yang tepat dapat dilakukan secara multidisiplin, diagnosis yang sesegera ungkin dan fisioterapi yang tepat dapat mem
memulihulihkan kan 50-50-80% fungsi 80% fungsi yanyang g adaada, , tergtergantuantung ng kekeparaparahan han lesi lesi tertersebusebut. t. LesLesi i yanyang g berberatat sehi
sehinggngga a menmenyebyebabkabkan an putputusnusnya ya semsemua ua aksakson on hanhanya ya dapdapat at dildilakuakukan kan teraterapi pi pempembedbedahaahann memberikan hasil yang belum memuaskan dan masih dalam penelitian.
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA
1.
1. Mardjono. Mahar., Shidarta Priguna. Neurologi Klinis Dasar. Dian Rakyat,Jakarta.Mardjono. Mahar., Shidarta Priguna. Neurologi Klinis Dasar. Dian Rakyat,Jakarta. 2.
2. Twee Do, 2009, Muscular Dystrophy,Twee Do, 2009, Muscular Dystrophy, www.e-medicine.comwww.e-medicine.com 3.
3. Wedantho Sigit, 2007,Kelumpuhan Plexus Brachialis: Divisi Orthopaedi &Wedantho Sigit, 2007,Kelumpuhan Plexus Brachialis: Divisi Orthopaedi & Traumatologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Traumatologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 4.
4. http://www.erbspalsynetwork.com/aboutinjury.htmhttp://www.erbspalsynetwork.com/aboutinjury.htm , accesed on october 31, 2011., accesed on october 31, 2011. 5.
5. http://en.wikipedia.org/wiki/Erb%27s_palsyhttp://en.wikipedia.org/wiki/Erb%27s_palsy , accesed on october 31, 2011., accesed on october 31, 2011. 6.
6. http://orthoinfo.aaos.org/topic.cfm?topic=a00384http://orthoinfo.aaos.org/topic.cfm?topic=a00384 accesed on october 31, 2011.accesed on october 31, 2011. 7.
7. http://emedicine.medscape.com/article/317057-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/317057-overview , accesed on October 31,2011, accesed on October 31,2011 8.
8. Sistem Saraf Sistem Saraf Perifer. Hand Out Perifer. Hand Out PerkuPerkuliahan Anatomi. Laboratoriuliahan Anatomi. Laboratorium m AnatomAnatomi i FakultFakultasas Kedokteran universitas Trisakti.Jakarta 2005
Kedokteran universitas Trisakti.Jakarta 2005 9.
9. Tortora, G.J., & Anagnostakos, N.P. (1990).Tortora, G.J., & Anagnostakos, N.P. (1990). Princip Principles of Anles of Anatomy aatomy and Phynd Physiologysiology (6th(6th ed.). New York: Harper & Row. pp.370-374
ed.). New York: Harper & Row. pp.370-374 10.
10.Warwick, R., & Williams, P.L. (1973)Warwick, R., & Williams, P.L. (1973) Erb-Duchenne and Dejerine-Klumpke PalsiesErb-Duchenne and Dejerine-Klumpke Palsies Information Page: National Institute of Neurological Disorders and Stroke (NINDS) Information Page: National Institute of Neurological Disorders and Stroke (NINDS).. pp.10
pp.104646 11.
11. Peleg D, Hasnin J, Shalev E (1997). "Fractured clavicle and Erb's palsy unrelated toPeleg D, Hasnin J, Shalev E (1997). "Fractured clavicle and Erb's palsy unrelated to birth tra
birth trauma".uma". America American Joun Journal of rnal of Obstet. GObstet. Gynecol.ynecol. 177177(5): 1038–40(5): 1038–40 12.
12.Ober WB (1992).Ober WB (1992). "Obstetrical events that shaped Western European history""Obstetrical events that shaped Western European history".. The YaleThe Yale journa