• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

28

Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas V semester II SD N Kutowinangun 04 dan SD N Kumpulrejo 02. Untuk SD N Kutowinangun 04 memiliki 30 siswa yang berperan sebagai kelompok kelas kontrol sedangkan SD N Kumpulrejo 02 memiliki 25 siswa berperan sebagai kelompok kelas eksperimen.

kelas V SD N Kutowinangun 04 dan SD N Kumpulrejo 02 ini terbiasa dengan metode pembelajaran yang konvensional. Pembelajaran terpusat pada guru, didalam proses pembelajaran guru hanya menjelaskan, kemudian memberikan tugas. Sedangkan, siswa hanya duduk, diam mendengarkan penjelasan guru dan mengerjakan perintah guru ketika siswa diminta guru untuk mengerjakan soal. Siswa yang memiliki nilai akademis yang rendah atau siswa yang memiliki tingkat konsentrasi yang rendah diberikan tempat tersendiri di deretan bangku depan agar guru dapat memantau dengan baik. Sedangkan siswa yang memiliki nilai akademis yang tinggi ditempatkan di bangku belakang. Hal ini menurut pandangan guru memang baik, tetapi menurut siswa ini menjadi timpang karena, siswa yang memiliki nilai akademis tinggi tidak dapat berinteraksi dengan siswa yang memiliki nilai akademis rendah. Sehingga siswa yang memiliki nilai akademis tinggi tidak dapat membantu siswa yang memiliki nilai akademis rendah apabila mengalami kesulitan dalam pembelajaran, atau yang biasa kita sebut dengan tutor sebaya.

Kedua kelas mempunyai varian yang sama pada kemampuan akademisnya, sesuai dengan hasil uji homogenitas antara kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki tingkat signifikansi 0,142. Sehingga tidak terjadi ketimpangan antara kemampuan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dalam pembagian kelompok juga dibagi sama rata, setiap kelompok memiliki anggota yang memiliki nilai tinggi, nilai sedang, dan nilai rendah. Supaya dalam prakteknya seimbang dan bisa saling membantu apabila anggota kelompok

(2)

mengalami kesulitan dalam proses belajar. Penelitian ini terdiri dari satu variabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel bebasnya perbedaan metode eksperimen dengan metode pemecahan masalah, dan sebagai variabel terikatnya adalah hasil belajar matematika siswa pada pokok bahasan pecahan.

4.2. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian yang dilakukan pada siswa kelas V semester II SD N Kutowinangun 04 memiliki 30 siswa dan SD N Kumpulrejo 02 memiliki 25 siswa. Kelas dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kontrol yang sudah diuji kesamaan varian menunjukkan keadaan kedua kelompok yang homogen. Artinya data berdistribusi normal dan memiliki varians yang tidak berbeda secara signifikan. Ini menunjukkan bahwa sebelum diberi perlakuan kedua kelompok mempunyai kemampuan awal yang sama sehingga kelompok eksperimen dapat dan kelas kontrol diberi perlakuan sama menggunakan metode eksperimen dan metode pemecahan masalah. Setelah diberi perlakuan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol diberikan tes akhir. Dalam pembelajaran ini waktu yang digunakan adalah 2 kali pertemuan (4 jam pelajaran).

Pada kelas eksperimen siswa diberikan pembelajaran dengan metode pemecahan masalah. Pada awal pembelajaran siswa merasa kebingungan dan merasa mendapat beban dengan adanya suatu metode yang tidak biasa mereka dapatkan. Tapi dengan bimbingan dan penjelasan guru, siswa mulai dapat memahami dan dapat menyesuaikan diri dengan metode ini. Pembelajaran ini dimulai dengan penyampaian materi pembelajaran oleh guru, kemudian guru meminta siswa mencari materi pembelajaran yang belum mereka pahami, dari materi yang belum dipahami siswa tersebut kemudian guru membagi siswa dalam kelompok untuk memecahkan masalah yang siswa kemukakan tadi. Setelah selesai berdiskusi siswa menampilkan jawabanya di depan kelas. Kemudian siswa bersama guru menyimpulkan pembelajaran ini.

Pada kelompok kontrol, siswa diberikan pembelajaran dengan metode eksperimen. Pada awal pembelajaran siswa aktif dalam pembelajaran dan tidak banyak ribut di dalam kelas. Siswa dibagi dalam beberapa kelompok kemudian

(3)

siswa bekerja dalam kelompok. Tapi siswa terlihat bosan dengan pembelajaran yang dilakukan dan kurang memperhatikan karena dalam kegiatan kelompok hanya beberapa siswa yang aktif sedangkan siswa yang lain tidak memperhatikan dan ikut berdiskusi dalam kelompok. Guru menanggapi siswa dengan wajar dan menegur siswa agar kembali fokus pada pembelajaran.

Pada saat pelaksanaan tes, kelompok eksperimen melakukan tes terlebih dahulu pada jam pertama dan kedua. Setelah itu kelompok kontrol mengerjakan tes pada jam ke-3 dan ke-4. Situasi pada kelas eksperimen dan kontrol relatif tenang saat mengerjakan tes tersebut.

4.3. Hasil Penelitian 4.3.1. Dokumentasi

Dari penelitian secara dokumentasi didapatkan data berupa daftar nama siswa dan nilai ulangan harian matematika siswa kelas V sebelum materi pecahan. Data ini digunakan untuk menentukan pembagian kelompok eksperimen dan kontrol sesuai dengan nilai ulangan siswa kelas V. Nilai rata-rata dari siswa kelas V SD Kutowinangun 04 adalah 64,90 sedangkan SD kumpurejo 02 adalah 60,40. Dari rata-rata tersebut maka SD Kutowinangun 04 ditempatkan sebagai kelas kontrol sedangkan SD Kumpulrejo 02 ditempatkan sebagai kelas eksperimen. 4.3.2. Observasi

Observasi dilakukan untuk memantau jalannya pembelajaran/treatment agar sesuai dengan ketentuan dan metode yang digunakan. Observasi ini dilakukan oleh guru kelas V dan satu teman seangkatan yang memantau secara langsung proses pembelajaran pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Dari hasil observasi yang dilakukan didapatkan bahwa pembelajaran berlangsung dengan baik dan sesuai dengan prosedur atau ketentuan dari metode yang digunakan. Pembelajaran telah dilaksanakan sesuai dengan arah yang diharapkan dan optimal sesuai dengan rancangan pembelajaran yang merupakan implementasi dari metode eksperimen dan pemecahan masalah.

(4)

4.3.3 Tes

Nilai ulangan harian matematika siswa kelas V SD Kutowinangun 04 sebelum materi pecahan pada kelompok kontrol ditetapkan sebagai nilai awal dengan rata-rata 64,90. Dan nilai matematika siswa kelas V pada materi pecahan kelompok kontrol setelah dilakukan treatment mempunyai rata-rata 84,3. Kedua rata-rata nilai baik sebelum dan setelah pelaksanaan treatmen telah mencapai batasan minimal ketuntasan belajar di SD Kutowinangun 04 yaitu 62. Terdapat selisih nilai setelah dan sebelum pelaksanaan treatmen dengan rata-rata selisihnya 19,40. Kelompok ini memiliki nilai tertinggi (maksimum) 100 dan dan terendah (minimum) 73 dan standard deviasi 9,642.

Nilai ulangan harian matematika siswa kelas V SD Kumpulrejo 02 sebelum materi pecahan pada kelompok eksperimen ditetapkan sebagai nilai awal dengan rata-rata 60,40. Dan nilai matematika siswa kelas V pada materi pecahan kelompok eksperimen setelah dilakukan treatment mempunyai rata-rata 91,24. Kedua rata-rata nilai baik sebelum dan setelah pelaksanaan treatmen telah mencapai batasan minimal ketuntasan belajar di SD Kumpulrejo 02 yaitu 60. Terdapat selisih nilai setelah dan sebelum pelaksanaan treatmen dengan rata-rata selisihnya 30,84. Kelompok ini memiliki nilai tertinggi (maksimum) 100 dan dan terendah (minimum) 80 dan standard deviasi 6,815.

4.4. Hasil Uji Persyaratan

4.4.1. Uji Normalitas Pre Test Kelompok Kontrol dan Eksperimen

Uji normalitas data awal kelas kontrol dan kelas eksperimen dilakukan pada nilai pre test setelah dilaksanakan pembelajaran baik pada kelompok kontrol dan eksperimen. Berikut hasil analisis uji normalitas menggunakan SPSS for windows version 19.0 pada data awal kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Diketahui bahwa baik kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen berdistribusi normal. Menurut Yus Agusyana dan Islandscript (2011:69) data berdistribusi normal jika signifikansi > 0,05. Sedangkan pada kelompok kontrol adalah 0,668 dan kelompok eksperimen adalah 0,566. (Lampiran 5, halaman 115)

(5)

4.4.2. Uji Homogenitas Pre Test Kelompok Kontrol dan Eksperimen

Uji homogenitas data awal kelas kontrol dan kelas eksperimen dilakukan pada nilai pre test setelah dilaksanakan pembelajaran baik pada kelompok kontrol dan eksperimen. Berikut hasil analisis uji normalitas menggunakan SPSS for windows version 19.0 pada data awal kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Berdasarkan hasil uji homogenitas ditunjukkan bahwa tingkat signifikansi atau nilai probabilitas di atas 0,05 (2011:69) (0,148 lebih besar dari 0,05), maka dapat dikatakan bahwa varians yang dimiliki oleh sampel-sampel yang bersangkutan tidak jauh berbeda, maka sampel-sampel tersebut cukup homogen. (Lampiran 5, halaman 115)

4.4.3. Uji Normalitas Post Test Kelompok Kontrol dan Eksperimen

Uji normalitas data akhir kelas kontrol dan kelas eksperimen dilakukan pada nilai post test setelah dilaksanakan pembelajaran baik pada kelompok kontrol dan eksperimen. Berikut hasil analisis uji normalitas menggunakan SPSS for windows version 19.0 pada data akhir kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Diketahui bahwa baik kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen berdistribusi normal. Menurut Yus Agusyana dan Islandscript (2011:69) data berdistribusi normal jika signifikansi > 0,05. Sedangkan pada kelompok kontrol adalah 0,478 dan kelompok eksperimen adalah 0,388. (Lampiran 5, halaman 116) 4.4.4. Uji Homogenitas Post Test Kelompok Kontrol dan Eksperimen

Uji homogenitas data akhir kelas kontrol dan kelas eksperimen dilakukan pada nilai post test setelah dilaksanakan pembelajaran baik pada kelompok kontrol dan eksperimen. Berikut hasil analisis uji normalitas menggunakan SPSS for windows version 19.0 pada data akhir kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Berdasarkan hasil uji homogenitas ditunjukkan bahwa tingkat signifikansi atau nilai probabilitas di atas 0,05 (2011:69) (0,064 lebih besar dari 0,05), maka dapat dikatakan bahwa varians yang dimiliki oleh sampel-sampel yang

(6)

bersangkutan tidak jauh berbeda, maka sampel-sampel tersebut cukup homogen. (Lampiran 5, halaman 117)

4.5. Hasil Analisis Data Penelitian

Pengujian dengan menggunakan t-test bertujuan untuk mengetahui perbedaan total rata-rata hasil belajar matematika antara kelas kontrol dengan menggunakan metode eksperimen dan kelas eksperimen dengan menggunakan metode pemecahan masalah. Analisis data t-test dengan menggunakan SPSS for windows version 19.0.

Hasil F hitung Levene's Test sebesar 3,583 dengan probabilitas 0,064 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa kedua populasi memiliki variance sama atau dikatakan homogen.dengan demikian uji beda t-test harus menggunakan equal variance assumed. Dari tabel tersebut terlihat bahwa nilai t adalah 3,022 dengan probabilitas signifikasi 0,004 < 0,005, berarti Ha diterima, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar matematika kelas kontrol dan kelas eksperimen. Perbedaan rata-ratanya adalah -6,94.

Rata-rata hasil belajar matematika kelas kontrol adalah 72,97 lebih rendah dari pada kelas eksperimen, yang rata-ratanya adalah 91,24. Dengan demikian hasil belajar kelas kontrol lebih rendah dibandingkan kelas eksperimen. Hal ini berarti terdapat perbedaan hasil belajar matematika dari kedua kelas tersebut. (Lampiran 5, halaman 117)

4.6. Uji Hipotesis

Berdasarkan hipotesis penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya bahwa:

Ho : Tidak ada perbedaan hasil belajar matematika kelas V yang signifikan antara pembelajaran yang menggunakan metode eksperimen dan metode pemecahan masalah

Ha : Ada perbedaan hasil belajar matematika kelas V yang signifikan antara pembelajaran yang menggunakan metode eksperimen dan metode pemecahan masalah.

(7)

Berdasarkan hasil analisis data uji t-test nampak bahwa nilai t adalah 3,022 dengan nilai signifikansi 0,004, dari nilai signifikansi menunjukkan lebih kecil dari 0,005 (α) atau 0,004 < 0,005, berarti Ha diterima dan Ho ditolak, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar matematika siswa kelas V yang signifikan antara penggunaan metode eksperimen dan metode pemecahan masalah.

4.7. Pembahasan

Pada bagian ini peneliti akan menjabarkan pembahasan hasil penelitian. Hasil penelitian tentang perbedaan hasil belajar matematika kelas V antara penggunaan metode eksperimen dan metode pemecahan masalah, menunjukkan adanya perbedaan hasil belajar matematika kelas V antara penggunaan metode eksperimen dan metode pemecahan masalah. Hal tersebut dapat diketahui dari nilai t sebesar 3,022 dengan nilai signifikansi 0,004 menunjukkan lebih kecil dari 0,005 (α) atau 0,004 < 0,005. Dengan rata-rata hasil belajar matematika dengan menggunakan metode eksperimen adalah 72,97, lebih rendah dari pada menggunakan metode pemecahan masalah, rata-rata hasil belajarnya adalah 91,24. Berdasarkan hasil analisis nilai matematika siswa kelas V semester II SD N Kutowinangun 04 dan SD N Kumpulrejo 02 tahun pelajaran 2010/2011 yang telah dibagi menjadi kelompok eksperimen dan Kontrol menunjukkan bahwa kelompok tersebut homogen. Artinya data berdistribusi normal dan memiliki varians yang tidak berbeda secara signifikan. Ini menunjukkan bahwa sebelum diberi perlakuan kedua kelompok mempunyai kemampuan awal yang sama sehingga kelompok eksperimen dapat diberi perlakuan yaitu dengan penerapan metode pemecahan masalah dan kelas kontrol menggunakan metode eksperimen. Setelah diberi perlakuan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol diberikan tes akhir. Dalam pembelajaran ini waktu yang digunakan adalah 2 kali pertemuan (4 jam pelajaran).

Hasil belajar siswa kelas V SD N kumpulrejo 02 sebagai kelas eksperimen yang dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode pemecahan masalah menunjukkan hasil belajar matematika yang lebih tinggi dengan rata-rata 91,24.

(8)

Hal ini terjadi karena siswa kelas V sebagai kelas eksperimen dengan menggunakan pemecahan masalah, membuat siswa lebih aktif di dalam kelas, siswa merasa semangat dalam belajar dan mengikuti setiap kegiatan pembelajaran. Para siswa merasa senang dan tida bosan karena suasana pembelajaran menyenangkan. Pada kelas eksperimen dengan menggunakan metode pemecahan masalah disini siswa menemukan suatu permasalah kemudian siswa aktif berpikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah data, dan akhirnya menyimpulkan dalam kelompok. Kemudian guru bersama siswa membahas dan menyimpukan materi pembelajaran. Sehingga pembelajaran lebih mudah di pahami dan di ingat oleh siswa.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh guru, didapatkan bahwa proses pembelajaran pada kelompok eksperimen berlangsung dengan baik. Baik dari aspek persiapan, kegiatan inti dan kegiatan akhir dinyatakan baik dan sesuai dengan prosedur dalam pembelajaran menggunakan metode pemecahan masalah.

Sedangkan hasil belajar siswa kelas V sebagai kelas kontrol yang pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode eksperimen dengan rata-rata nilainya 84,30 lebih rendah apabila dibandingkan dengan pelaksanaan pembelajaran yang menggunakan metode pemecahan masalah. Karena dalam pembelajaran menggunakan metode eksperimen ini tidak semua siswa terlibat dalam proses pembelajaran terutama dalam diskusi. Dalam pelaksanaan diskusi ada beberapa siswa dalam kelompok hanya melihat dan ada yang asyik bermain sendiri hal ini yang membuat kondisi kelas susah terkendali. Sehingga materi pembelajaran tidak dapat dipahami siswa secara optimal.

Dari hasil penelitian dan pengolahan data dapat diketahui bahwa hasil belajar matematika kelompok eksperimen lebih baik dari kelompok kontrol. Secara umum adanya perbedaan hasil belajar matematika antara kelas eksperimen dan kelas kontrol karena pada kelas eksperimen diterapkan metode pemecahan masalah dan keterampilan siswa dalam bekerja sama, berkomunikasi, menerima orang lain untuk menyelesaikan tugas secara bersama sehingga memotivasi siswa untuk belajar dan akhirnya berpengaruh terhadap hasil belajar matematika kelas V SD N Kutowinangun 04 dan SD N Kumpulrejo 02.

Referensi

Dokumen terkait

Kegiatan pembinaan menulis karya sastra untuk siswa SMP se-Kotamadya Yogyakarta telah meningkatkan pengetahuan kesastraan dan kebahasaan, serta meningkatkan kemampuan

Jika diamati, maka implementasi hukum Islam di Malaysia melewati tiga fase, masing-masing periode Melayu, penjajahan Inggris, serta fase kemerdekaan. Kodifikasi hukum

Kemampuan ini memegang peranan penting dalam pemecahan masalah, karena siswa yang tidak memiliki kemampuan yang memadai dalam memahami substansi materi yang ada pada

Jadi berdasarkan definisi-definisi diatas bahwa didalam public relations itu merupakan suatu kegiatan untuk menanamkan dan memperoleh pengertian, kemauan baik (goodwill),

Proses membuat laporan pembantu perencanaan pengadaan barang yaitu proses penghitungan untuk membantu menentukan pembelian barang untuk periode berikutnya dengan

Dalam era kebangkitan umat Khonghucu ini tokoh agama menjadi sa- ngat urgen atau penting kedudukannya dan tentu sangat dibutuhkan oleh umat Khonghucu dalam

Berhasil atau tidaknya suatu pembelajaran yang dilakukan di kelas tergantung pada kesiapan guru dalam membuat perencanaan dan kecakapan guru dalam melaksanakan