• Tidak ada hasil yang ditemukan

Panitia keahlian pembangunan Depernas bagian obat dan obat-obatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Panitia keahlian pembangunan Depernas bagian obat dan obat-obatan"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

B A G

OBAT DAN OBAT

OBATAN

DEPERNAS.

(2)

328/V-Dep./60.-

-200-PANITIA KEAHLIAN PEMBANGUNAN DEPERNAS BAGIAN OBAT DAN OBAT- OBATAN

(RISALAH – SEMENTARA) Masa sidang ke : II th. 1960, Rapat ke : 1

Hari Rabu tanggal 27 April 1960 (Djam panggilan : 09.00)

ATJARA : P.K.P.bagian obat dan obat – obatan.

KETUA : Prof . Mr H. Muhd. Yamin.

SEKRETARIS : M. Hutasoit.

ANGGOTA JANG HADIR : 26 Orang.

1.Prof. Mr H.Muhd. Yamin, 2. Ir Ukar Bratakusumah, 3. Brig. Djen. Dr suhardi, 4.Ir Sakirman, 5. Mr Elkana Tobing, 6. I,R. Lobo, 7. Kol. R. Wibujo 8. Mr . A. ba-ramuli. 9. Dr Buntaran Martoadmodjo, 10. Mr I gusti Ktut Pudja, 11. K.H Iman Zarkasji, 12. Prof. Ir H. Johannes, 13. M. Hutasoit, 14.Drs Sunarto, 15. Let. Kol. Sri Amin, 16. Drs Kusdarminto, 17. Prof.Sardjono, 18. R.S Nanni Djajawi-karta, 19. J.Hutabarat, 20. Prof .Dr Ir Tajib Hadiwidjaja, 21. Let. Kol.(P) Kamal, 22. Prof. Dr Darman , 23. Prof. Dr Ir. Sumantri, 24. R. Moch. Ambyah Hardiwinoto, 25. Drs. Sarbini Suwawinata/F. Zahar, 26. Anwar Gelar St. Saidi.

KETUA : Saudara – saudara, rapat saja buka. Rapat ini ialah rapat jang pertama dari panitia keahlian pembangunan dibidang industri obat-obatan jaitu bagian daripada bidang industri san-dang dan pangan.

Maka pekerdjaan disini telah didahului oleh penjelidikan dan pelaporan dari seksi industri perobatan(obat-obatan). Dan maksudnja penjelidikan daripadaseksi in, ialah untuk memberi dasar kepada projekpembangunan bidang obat-obatan jang nasio-nal perentjana dan semesta.

Maka untuk mentjapai maksud saja sebutkan tadi itu, pimpinan memerlukan beberapa djawaban atas pertanjaan – pertanja-andari pihak ahli,supaja dapat menjusun tripola industri pe-robatan itu, jang nanti akan dilaksanakan kira-kira pada pengha-bisan bulan djuni 1960.

Jaitu……….. Mengoreksi harap dilakukan dalam tempo 2 x 24 djam

(3)

-2-Jaitu dasar undang – undang pembangunan berentjana semesta dan na-sional, jang akan disampaikan kepada pemerintah sebelum hari prok-lamasi, sehingga pada hari proklamasi tahun ini djuga paduka jang mulia Presiden dapat menjapaikan kepada rakjat, bahwa dasar un-dang-undang pembangunan semesta berentjana dan nasional itu telah dimiliki oleh pemerintah untuk rakjat jang menanti-nanti pekerdja-an daripada dewpekerdja-an Perpekerdja-antjpekerdja-ang nasional pada tingkat jpekerdja-ang pertama, jaitu rentjana jang pertama, barangkali akan memakan waktu kira-kira 6 tahun jaitu dari tahun 1961 sampai tahun 1966.

Kira-kira 6 tahun ini, ini belum bisa diputuskan.

Maka sudah dikandung maksud supaja perentjanaan ini akan dapat dilaksanakan pada permulaan tahun 1961, segera sesudah peren-tjanaan jang sekarang berachir pada bulan Desember 1960 ini.

Pemerintah untuk melaksanakan ini telah memutuskan bebera-pa hal dan djuga akan diputuskan hal-hal jang lain dibidang pe-laksanaan. Maka saja memberi pendjelasan sedikit. Pekerdjaan dewan Perantjang nasional akan disampaikan pada permulaan bulan Agustus 1960 kepada pemerintah dan pemerintah sendiri jang akan menjam-paikan perentjanaan itu kepada majelis permusjawaratan rakjat (M.P.R) sendiri jang segera disusun dan disiarkan setelah paduka jang mulia presiden kembali dari perdjalananja pada per-mulaan bulan juni jang akan datang ini.

Maka jang perlu saja kemukakan ada beberapa hal jaitu bah-wa pekerdjaan panitia keahlian pembangunan (P.K.P) telah bebera-pa kali berlangsung dengan baik dan itu pemerintah sangat menghar-gakan dan tentu pula pimpinan dewan Perantjang nasional sangat menghargai pula dan oleh pemerintah penghargaan itu sudah dikon-kritisir. gaan rapat-rapat insterdepertemental jaitu sampai sekarang berlaku dan ini diluar peraturan sama sekali. Bagaimana hal itu nanti konkritnja akan dilaksanakan oleh saudara sekretaris djendral dan dapat didengarkan pendjelasan jang lebih landjut sesudah ra-pat ini atau pada kesemra-patan lain.

Selain dari pada itu maka seperti biasa oleh karena djawaban-djawaban diharapkan keachliannja, maka keachlian jang diberikan disini adalah dianggap rahasia. Rahasia itu sebenarnja harus dipe-gang dengan deskundigen eed, saja rasa terlampau banjak bersumpah tidak baik.

(4)

-3-tetapi sjarat – sjaratnja nanti akan diandjurkan oleh saudara sekerta-ris djenderal setjara tertulis dan ditanda-tangani, dan tidak perlu kita mengambil sumpah tetapi tjukup dengan menanda tangani-nja sesudah rapat ini.

Selandjutnja jaitu supaja memberi djawaban keachlian de-ngan se-objektif-objektifnja dan tidak terikat kepada sjarat-sja-rat jang lain. Tentu sadja buat jang bukan pegawai negeri tidak begitu berat, akan tetapi buat jang pegawai negeri sebenarnja adalah supaja djuga dalam objektifitet kita melepaskan diri dari pada djawaban – djawaban jang bersifat ambtelijk.

Selain dari pada djawaban itu kita menjatakan bahwa apa jang didengar dalam rapat ini akan dipergunakan oleh pemerin-tah untuk melaksanakan pembangunan semesta berentjana itu nanti dan tidak boleh dipergunakan oleh anggota-anggota P.K.P untuk kepentingan pribadi atau untuk kepentingan sesuatu bdan hukum jang bersifat djuga kadang swasta atau pribadi. Tentu sadja hal ini hanja untuk sementara waktu, kalau nanti sudah sampai kepada pemerintah dan pemerintah itu akan menjiarkan keseluhnja maka keseluruhanja itu akan dinjatakan bahwa pernjataan keachlian itu sudah dapat dilepaskan sama sekali atau sebagian.

Inilah sjarat- sjarat jang saja kemukakan tidak buat me-ngikat tetapi buat ketentraman, apa lagi depernas ini sudah lan-ndjut pekerdjaannja dan oleh karena kita tidak berteriak –teriak dipinggir djalan, tidak banjak terdengar keluar, karena sifat depernas membangun itu adalah dalam ruangan tertutup hanja sedikit-sedikit keluar. Seboleh-bolehnja pada permualaan Agustus ini akan keluarlah hasil pekerdjaan kita ini,dan akan diketa hui oleh rakjat, baru pada waktu itu dapat disiarkan menurut peraturan undang-undang depernas dan penetapan presiden jang berhubungan dengan pekerdjaan depernas.

(5)

Seperti diketahui dewan prentjang nasional bekerdja me-nurut tekat jang bulat jang telah diambil oleh dewan peran-tjang nasional pada tanggal 28 agustus 1957, jaitu seboleh- bo-lehnja agar pekerdjaan ini selesai pada hari-hari sebelum prok-lamasi tahun 1960 ini. Sampai sekarang kita bekerdja menurut djanka waktu jang telah kita tekadkan.

Maka dalam bidang ini nanti pimpinan membutuhkan beberapa djawaban jang berhubungan dengan industri obat – obatan. jang mendjadi pertanjaan inti atau kernvraag, jaitu :

Pertama : dari kantor statistik jang berhubungan dengan import (export belum ada) dari pada obat-obatan dari luar nege-ri, matjam apa dan berapa volumenja dan berapa nilainja. Dan djuga ada ditanah Indonesia.

Kedua : jaitu pimpinan mengharapkan pertanjaan, pendjelas-an jpendjelas-ang ahli mengenai situasi dpendjelas-an poduksi industri pabrik kina di bandung, karena pabrik kina sekarang tidak lagi berhu-bungan dengan preparat kina sadja, tetapi djuga dengan bebe-rapa matjam industri obat-obatan diluar kina.

Ketiga : jaitu pimpinan mengharapkan djawaban jang des-kungdig tentang situasi ari pada institute Pasteur, djuga da-lam produksi obat-obatan jang djuga dibuat oleh institut Pasteur menurut rentjana jang telah disampaikan kepada pimpinan dan bagaiman rentjana untuk kemungkinan mendjalankan produksi jang telah berdjalan selandjutnja

Keempat : jaitu tentang import daripada obat-obatan un-tuk chewan dan unggas, sampai kemana umumnja industri dalam negeri bidang obat-obatan untuk chewan dan unggas.

Selaindari pada itu jang kelima, jaitu membutuhkan bagai-mana situasi dan produksi dan tjara distribusi dari djamu-dja-mu ditanah indonesia.

Karena hal ini sangat penting berhubungan dengan perkembang-an industri didalam negeri dibidperkembang-ang obat-obatperkembang-an.

Keenam : jaitu jang berhubungan dengan perkembangan perin-dustrian obat-obatan dibidang swasta.

Saja tidak mengetahui, bagaimana perkembangan adakah ke-mengkinan untuk meluaskan pada hari- hari jan akan datang?

Ketudjuh : sekeliling organisasi perusahaan – perusahaan, nijverheid obatobatan pada hari jang akan datang, bagai -mana baik untuk pemerintah,baik untuk swasta supaja pembangun-an dapat berdjalpembangun-an dengpembangun-an lpembangun-antjar dpembangun-an teratur dpembangun-an dalam rpembangun-ang- rang-ka ekonomi terpimpin.

(6)

-5-Inilah antjer – antjer pertanjaan jang akan saja adjukan satu persatu dan djuga beberapa pertanjaan nanti jang tidak sentral, melainkan jang seolah-olah mendjadi sambungan dari-pada pertanjaan inti jang saja adjukan 7 buah tadi itu.

Maka tentu sadja pelaporan- pelaporan ini belum atau tidak dipeladjari oleh seksi, tetapi baik begitu karena maksud -nja supaja pimpinan mendapat kesempatan, laporan seksi ini dapat ditjek nilai dan betrouwbaarheidnja,dan evaluasinja untuk dipergunakan sebagai dasar buat pembentukan projecten

di-Tjobalah saudara batjakansurat pertanjaan daripada ke-achlian itu.

SEKERTARIS DJENDERAL:(membatjakan surat pertanjaan ke-achlian).

(7)

arah-I. Dari statistik dapat memberikan djumlah import mengenai bahan – bahan pharmacia jang merupakan suatu perpi -sahaan dari pos gabungan jang belum menjadi resmi.

II. Disamping itu statistik dapat memberikan import alkalvi-den.

III. Import preparaat – preparaat organo therapeutic.

IV. Import preparaat – preparaat makanan, kimia seperti pep-ton, lecithine, nucleine dan sebagainja.

Ketua : Angka – angka jang menunjukan volumine atau nilai.

F. ZAHAR : Angka – angka jang menundjukkan baik berat maupun nilainja. Disamping itu pla tersedia mengenai angka sera dan vaccin dan achirnja adalah suatu pos gabungan jang meliputi segala preparaat – preparaat pharmacia untuk pemakaian langsung.

KETUA : Tiap –Tiap Tahun Itu ?

F. ZAHAR : Ja, tahunan. Import baham –bahan pharmacia sebagai suatu pos gabungan jang meliputi berdjenis – djenis matjam. Dje-nis – djeDje-nis itu kami telah memperintjinja untuk tahunan 1985. djumlah import untuk tahun 1957 – maafkan saudara ketua karena import barang pharmacia baru dapat dipisahkan mulai ta-hun 1957.

Import tahun 1957 adalah 554.157 kilogram ,, tahun 1958 ,, 816.750 kilogram ,, tahun 1959 ,, 626.263 kilogram Itu beratja.

Nilai C.I.F dalam rupiah adalah sebagai berikut : Tahun 1957 24.981.853

,, 1958 29.218.034 ,, 1959 22.711.463

disamping itu import alkaloiden jang merupakan morphine, codeine, caffeine, theobromine, nicotine, dan garam – garamnja, dalam keseluruhannja adalah untuk tahun :

1956 14.053 kilogram 1957 35.083 ,, 1958 55.828 ,, 1959 59.058 ,, nilai c.i.f dalam rupiah :

1956 2.572.044 1957 5.370.573 1958 6.024.994 1959 4.647.796

(8)

-7-peritjian menurut djenisnja dapat diberikan. Untuk semen-tara djumlah import dari perparaat2 pharmacia jang meliputi preparat organ therapontik preparat makanan kimia, serum dan obat tjatjar serta biakan kuman – kuman dan preparat2 phar-macia lainnja untuk pemakaian langsung dalam djumlah import itu untuk beratnja dalam kilogram :

Tahun 1956 1.693.224 ,, 1957 1.812.609 ,, 1958 921.312

,, 1959 737.315 Nilai c.i.f dalam rupiah Tahun 1956 72.909.274 ,, 1957 73.808.232 ,, 1958 51.313.808 ,, 1959 36.429.343

Itu adalah import dari obat – obatan dalam golongan besar. Apabila dibutuhkan suatu perintjian dari alkaloiden kami pula mempunjai nangka- angkanja.

KETUA : Ini pelaporan menjatakan bahwa nilai import c.i.f turun dari tahun 1956 sampai 1959, djaitu dari djumlah 72.909.274 turun mendjadi 36.429.343, djadi turun separo. Itu ada pendje -lasannja dari kantor statistik ?

F. ZAHAR : Suatu penjelasan sangat sederhana.

Ternjata bahwa dalam import preparat pharmacia untuk pemakaian langsung, diantaranja antibiotika dan sebagainja, memang turun dari 71 djuta untuk tahun 1957 sampai 35 djuta untuk tahun 1959 jaitu jang mempunjaui pengaruh djumlah import daripada seluruhnja preparaat – preparaat pharmacia itu.

KETUA : Saja harap supaja daftar angka – angka itu nanti berikan, supaja dapat dipergunakan. Apa lagi jang akan di-tambah mengenai angka – angkanja? Saja rasa perlu djuga menurut djenis dan djuga menurut negara asal.

F.ZAHAR : Mengenai peritjinan menurut negara asal, belum dibuat angkanja, tapi dapat dibuat.

KETUA : Kalau disempurnakan, beberapa lagi waktunja?

F.ZAHAR : Hal Ini Hendaknja Dapat Dibuat Di Djakarta Sadja.

KETUA : Membutuhkan waktu berapa lamanja?

F.ZAHAR : Selambat-lambatnja satu minggu.

KETUA : Djadi apa jang ada, itu harap disampaikan kepada seketariat dan tambahannja itu djuga nanti kirimkan kepada sekretariat didalam waktu jang agak pendek.apa angka –angka ada dikantor statistik ?

(9)

kalau tidak ada, nanti saja akan minta dari saudara Ambyah jaitu devizen jang diperlukan untuk obat- obatan setiao tahun. Ini adalah harga import dan volume import, tetapi devizen jang dibutuhkan untuk import jang telah diajukan tadi, apa ada dikantor statisti atau tidak?

F. ZAHAR : Angka – angka mengenai rentjana import tidak tersedia pada kantor statistik.

KETUA : pada depattemen perdagangan bagai mana?

R.M.AMBYAH HADIWINOTO : Saudara ketua, mengenai rentjana devizen jang disediakan untuk obat-obatan itu tiap –tiap tahun diren-tjanakan atau diputuskan oleh departemen perdagangan.

Tetapi dalam tahun- tahun jang lalu jang berkisar 100 djuta devizen rupiah sadjalah angka – angkanja tidak tidak dibawa, nanti saja akan sampaikan untuk tahun 1960 ini direntjanakan 700 djuta devizen rupiah.

KETUA : Harap angka itu tidak sadja untuk tahun 1960 tapi untuk selama 5 tahun disampaikan kepada kami, sebab hal itu akan kami susun.

Saja kira kita sudah mengirakan import begitu djuga volume harga dan djuga devizen dan setjara konkrit kita mendapatkan dasar jang lebih baik.

Apakah dikantor statistik dan departemen perdagangan,ada pendjelasan itu atau tidak, bahwa turunnja nilai import jang dari 73 djuta mendjadi 36,5 djuta itu? Apakah itu tidak berhubungan de-ngan perkembade-ngan industri obat-obatan dalam negeri atau tidak atau karena disebabkan oleh faktor jain lain?

R.M.AMBYAH HADIWINOTO : Kalau persisi saja belum tahu. Tjuma tiap – tiap import itu selalu dihubungkan dengan besarnja produksi didalam negeri. Kalau perkembangan dalam negeri menaik, maka import dapat dikurangi.

KETUA : Bagaimana tahun ini, berapa importnja?

R.M.AMBYAH HADIWINOTO : menurut rantjangan kementrian per-dagangan ada 70 djuta rupiah.

KETUA : Dari departemen kesehatan, bagaimana faktor perkemba-ngan industri deperkemba-ngan kurangnja nilai import dari luar negeri itu? Apakah ada hubungannja? Kalau ada hubungannja, sampai dimana de-ngan perkembade-ngan industri obat-obatan sekarang ini.

DRS SUNARTO : Saudara ketua, menurut pendapat kami mengenai penurunan import obat-obatan itu tidak banjak, tjuma oleh karena boleh kita katakan bahwa produksi dalam negeri itu hanja mengenai kina sadja, djadi kalau menurut itu hanja karena penggeseran daripada patent medicynen, kita robah mendjadi raw material.

(10)
(11)

departe-Bahan – bahan dari dalam negeri hanja kina sadja, karena pohon-pohon kina itu tjukup untuk 15 sampai 20 tahun.

Minjak janguntuk extraheren dapat kita ambil dari ban-djarmasin, zwavelzuur kita kumpulkan dari sepandjang , norit jang kita bikin dapat kita buat sendiri. Kita masih ada beberapa bahan ketjil –ketjilan jang terpaksa harus diimport dari luar negeri.

Pada permulaan tahun 1958 untuk produksi kina antara lain saringan telah dapat dibuat didalam negeri sendiri, akan tetapi berhubungan dengan adanja aksi sandang/pangan lalu bahan -bahan untuk menjaring ini terpaksa harus diimport lagi dari luar negeri.

Ketjuali untuk obat malaria, pada waktu ini produksi ki-na diperguki-nakan djuga untuk memberantas influenza dan seka-rang sedang diadakan penjelidikan dapatnja dari kina djuga untuk obat tuberculose tetapi tarafnja baru sampai kepada pe-njelidikan sadja, sedangkan pepe-njelidikan belum dapat disele-saikan, karena alat-alat untuk research belum dapat didatang-kan dari luar negeri.

Demikian denga singkat keadaan produksi kina pada waktu sekarang ini.

KETUA : itu situasi kina dahulu, ada djuga exsport kina bast?

LET.KOL.SRI AMIN : kinabast pada waktu itu diexsport teru-tama ke hamburg dan antwerpen.

KETUA : ada angka-angka dari exsport kinabast beberapa dan beberapa nilainja ?dipabrik kina ada?

LET.KOL.SRI AMIN : Ada

F. ZAHAR : exsport kulit kina jang terbagi atas dua djenis jaitu kulit kina pharmaceutisch dan exsport kina lainnja adalah

(12)

-11-Pertama, kulit kina pharmaceutisch dalam kilogram untuk:

Tahun 1956 - 9.364 Tahun 1957 - 6.993 Tahun 1958 - 3.233 Tahun 1959 - nihil

Untuk nilai F.O.B dalam rupiah untuk kina pharmaceutisch : Tahun 1956 - 22.461

Tahun 1957 - 15.518 Tahun 1958 - 6.812 Tahun 1959 - nihil

Export kulit kina jang lainnja berat dalam kilogram Tahun 1956 - 1.523.144

Tahun 1957 - 3.702.430 Tahun 1958 - 4.115.882 Tahun 1959 - 2.621.708 Nilai dalam rupiah :

Tahun 1956 - 4.849.260 Tahun 1957 - 9.764.213 Tahun 1958 - 11.023.157 Tahun 1959 - 7.230.440

KETUA: Itu export dari pada kulit kina itu dengan melalui pabrik kina atau tidak?

LET.KOL.SRI AMIN : langsung dari pusat perkebunan negara baru (P.P.N. baru).

KETUA : Kalau demikian angka –angka di P.P.N baru?

LET.KOL.SRI AMIN : Lebih baik mendapatkan angka –angka ini dari kina biro Djakarta.

KETUA : Itu kwalitet daripada kinabast Indonesia dipasaran internasiona masuk kategori mana, tinggi atau rendah.?

LET.KOL.SRI AMIN : paasaran kulit kina pada waktu ini kira-kira antara 6% sampai 7% dan jang paling tinggi adalah dari congo(?) jang mengandung kira – kira 9%.

KETUA : Bagaimana kwalitet dari kinabast?

LET.KOL.SRI AMIN : sekarang pada pabrik kina ada dua matjam kulit kina, jaitu kina dari perkebunan dan kulit kina dari rakjat.

KETUA : Itu kina rakjat sekarang masih?

LET.KOL.SRI AMIN : Masih ! kulit kina rakjat dan perke-bunan, jang kami djelaskan adalah kina rakjat. Kina rakjat ini adalah jang ditanam sendiri oleh rakjat dan oleh karena pemeliharaan kurang baik,

(13)

Lalu sedemikian menurun nilainja, akan tetapi didalam waktu – waktu jang lampau ini, rakjat ini menigkat lagi. Kina rakjat men-dapatkan area-area dimana disitu ada bibit-bibit jang baik, se-hingga kulit dari kina rakjat sekarang djuga ada tendens untuk menarik sampai 6 – 7 % djuga.

KETUA : djadi sekarang masih dibawah 6%. LET.KOL.SRI AMIN : kira – kira rata – rata 5%.

KETUA : 5%, djuga akan naik kemungkinan sama dengan kina perkebunan. Kebutuhan kepada kin bast Indonesia ini, sangat me-nurun angka –angkanja, baik produksinja maupun harga. Itu dipe-ngaruhi oleh apa itu?

LET.KOL.SRI AMIN : Disini dapat kami adjukan angka-angka jaitu pada tahun 1957 waktu belum diambil alih pabrik kina oleh pemerintah. Produksi kina berdjumlah 80 ton. Tahun 1959 sudah di-dalam tangan pemerintah produksi adalah 140 ton dan pabrik tidak memproduksi kine poeder djika tidak apat didjual. Djadi dalam hal ini, didalam dua tahun jang lampau ini, produksi dapat kita katakan telah bertambah dengan 100%.

KETUA : Kebutuhan didunia internasional pada klit kina, dari Indonesia berkurang itu dipengaruhi tidak oleh kian buatan.

LET.KOL.SRI AMIN : kebutuhan kulit kina dari kita menurun itu tentu dipengaruhi oleh obat malaria sisntesis.

KETUA : Paberik kina disini djuga membuat beberapa bahan-bahan jang lain.

LET.KOL.SRI AMIN : vitaminen, sulfaniden, obat-obat besi, obat kapur, obat-obat hati, obat-obat tbc, joodkali-pillen, obat-obat tjatjing dan lain-lainnja.

KETUA :Djadi berapa matjam?

LET.KOL.SRI AMIN : seluruhnja ada 140 matjam.

KETUA : Bagaimana sekarang, meningkat atau menurun produksi-nja.

LET.KOL.SRI AMIN : kalau dibanding dengan tahun 1950 selaruhnja naik.

KETUA: Sekarang organisasi daripada pabrik kina itu sudah berlaianan bukan? Bagaimana itu sekarang dalam organisasi penga-ruhnja kepada produksi. Bertambah baik, atau bertambah kurang baik kapatisnja.

(14)

LET.KOL.SRI AMIN : produksi dan keadaan didalam pabrik pada waktu ini adalah sesudahnja diambil alih oleh pemerintah ini, terbukti bahwa lebih banjak arbeidsvengde.

KETUA : Kemungkinan –kemungkinan pada hari depan dari pabrik kina ini untuk meluaskan atau dilebarkan itu ada rentjana atau tidak?

LET.KOL.SRI AMIN : rentjana sudah ada.

KETUA : Memakan waktu beberapa lamanja?

LET.KOL.SRI AMIN : memakan waktu tergantung dari uangnja.

KETUA : kira – kira rentjana berapa tahun ?

LET.KOL.SRI AMIN : tiga tahun, paling lambat lima tahun, asaja anggap sudah selesai.

KETUA : akan meningkat peroduksi menurut rentjana ini berapa prosen?

LET.KOL.SRI AMIN : 300%

KETUA : 300% dan djenis – djenis preparaten djuga akan ber-tambah?

LET.KOL.SRI AMIN : makin dapat bertambah.

KETUA : Itu ada angkanja, daftarnja?

LET.KOL.SRI AMIN : Sudah ada.

KETUA : Harap supaja diberikan rentjana ini kepada sekerta-riat. Itu memakan beaja berapa, pengeluaran itu pada tahun 1961 jang akan datang.

LET.KOL.SRI AMIN : kalau nilai sekarang kira- kira

150.000.000,- rupiah. Itu untuk sebagian – sebagian, tidak mungkin untuk menghabiskan 150 djuta didalam 1 tahun. Itu untuk djangka 3 tahun. Nilai tahun 1961 kami tidak bisa menerangkan.

KETUA : Djadi berikanlah angka itu dan harap disampaikan, recommendatie untuk meluaskan pabrik kina dari ahli-ahli, kalau ada harap disampaikan, untuk pelaksanaan, kegiatan dari perentja-naan tahun jang akan datang.

LET.KOL.SRI AMIN : Mengenai rentjana pengluasan kami telah berhubungan dengan institut teknologi di bandung dan jang telah mengerdjakannja seluruh rantjangan atas petundjuk – petundjuk jang kami berikan. Djadi tentang rantjangan ini seluruhnja sudah ve-rantwoord. Kemudian jang kami harus selesaikan ialah didalam bidang organisasinja kertas, jaitu disini berhubungan urusan – urusan pengambil-alihan dan jang sampai sekarang belum dapat diselesai-kan sama sekali,

Oleh………….

(15)

oleh karena sampai sekarang nasionalisasi-besluit untuk pabrik kina itu belum ada, jang ada hanjalah nasionalisasi – besluit jang umum. Ini tergantung kepada kabinet dan sampai sekarang belum keluar.

Djadi didalam hal ini jang mendjadi kesukaran ialah bagai-mana kalau pabrik kina ini sudah diperbaik, menghadapi pemilik jang lama, apakah tuntutan mereka itu mentjangkut paut dengan perbaikan – perbaikan itu atau tidak?

KETUA : Dalam tahun 1959 pabrik kina mentjadi P.T. (perseroan terbatas) negara?

LET.KOL.SRI AMIN : status lebih biasa, de facto sadja.

KETUA : Djadi bagaimana argumentasinja supaja ditentukan tugasnja jang tegas?

LET.KOL.SRI AMIN : itu masuk bidang menteri kesehatan.

KETUA : Mentri kesehatan mentri produksi?

LET.KOL.SRI AMIN : Mentri kesehatan!

KETUA : Bagaimana saudara sunarto tentang situasi itu?

Kita persilakan untuk mendjelaskan tentang situasi pabrik kina jang ada di bandung sekarang ini, apakah sedang direntjana-kan atau sudah ada didalam peraturan / keputusan jang konkrit, ta-pi belum disiapkan.

KOLONEL DR AMBYAH : mengenai perusahaan jang ada dibawah pengawasan baphar, undang – undang mengenai nasionalisasinja sudah keluar,hingga status dari perseroan perseroan terbatas-negara sekarang tinggal menjesuaikan dengan rentjana penguasa perang pusatjang akan dibuat mengenai perusahaan –perusahaan negara pada umumnja.

KETUA : pabrik kina jang ada di bandung ini, menurut pendapat saudara, apakah itu perseroan terbatas negara.

KOLONEL DR AMBYAH : Ja, itu perseroan terbatas negara dan undang – undangnja pun sudah keluar. Jang telah disampaikan baru rantjangan jang telah disetudjui.

KETUA : Menurut peraturan pemerintah pengganti undang – undang, maka segala perseroan terbatas negara harus didjadikan perusahaan negara. Kalau demikian halnja, maka pabrik kina mesti didjadi-kan perusahaan negara.

KOLONEL DR AMBYAH :keputusan penguasa perang pusat ini sifatnja umum.

(16)

-15-KETUA : Ini bukan penguasa perang pusat, tetapi ke-putusan pemerintah/kabinet.jaitu peraturan pemerintah pengganti undang – undang mendjadikan segala perseroan terbatas negara men-djadi perusahaan negara.

KOLONEL DR AMBYAH: Itusifatnja masih umu dan didalam nja masih diberi bermatjam – matjam kesempatandan kalau tidak salah ada 4 matjam bentuk dari perusahaa negara jang dimungkin oleh peraturan pemerintah pengganti undang – undang ini, sehingga men-teri kesehatan masih harus menetapkan lagi status jang tertentu untuk memilih diantara ke-empat kemungkinan itu.

KETUA : Djadi masih pasti akan didjadikan perusahaan negara?

KOLONEL DR AMBYAH : Sudah! Tapi djenisnja belum tahu dan belum ditetapkan.

KETUA : kira –kira masuk djenis jang mana, kalau menurut pe-ngetahuan saudara statusnja perusahaan negara itu?

KOLONEL DR AMBYAH : mendjadi perusahaan negara, itu sudah pasti.

KETUA : Djenisnja bagaimana ?

KOLONEL DR AMBYAH : Hanja sadjamentri kesehatan harus me-milih diantara 4 bentuk atau matjam itu, umpamanja kartel, trust dan sebagainja.

KETUA : Kalau kartel dan trust itu termasuk dalam ekonomi liberal, malahan djuga masuk ekonomi imprialis/kapitalis!

KOLONEL DR AMBYAH : Dan dapat dimungkinkan perusahaan berdi-ri sendiberdi-ri, seperti Radjapharm (dulu J.Van Gorkom). Dan djuga paberikannja disurabaja dapat berdiri sendiri sebagai badan hukum sendiri, akan tetapi djuga ada kemungkinan merupakan tjabang-tjabang dari masing – masing perusahaan besar dan ini dimungkinkan oleh peraturan pemerintah pengganti undang – undang. Antara dua uitersten itu ada tussenphase jang tadi saja katakan sematjam kartel, trust, dapat dimungkinkan bentuk sematjam itu.

KETUA : Tjuma sekarang ini andaikata pabrik kina itu dalam rentjana ini dimasukan dalam overall planning, bagaimana harus diperluas jang lebih besar, didalam perentjanaan lima tahun. Apa jang dibutuhkan untuk itu.

Ini sangat perlu kalau dapat dimasukan dalam overall plan-ning dengan meplan-ninggikan produksi untuk menambahkan produksi dalam-negeri.

(17)

LETNAN KOLONEL SRI AMIN : Ini terserah kepada planning dari – pada kementrian kesehatan. Apakah ini akan ditentukan agar dapat menambah produksi dalam negeri.

Jang dapat ditambahkan adalah membuat bahan-bahan obat-obatan jang mungkin mempergunakan bahan-bahan jang asalnja dari dalam ne-geri ialah seperti membuat caffeine dariialah seperti afval the, jang sekarang hanja dibuang – buang sadja. Itu dapat dimulai, caffeine seluruhnja sekarang diimport.

KETUA : Saudara dari kementrian kesehatan bagaimana?

Kalau pabrik kina ini diperbesar, dimasukkan dalam overall planning jang lebih besar. Maka handaknja ditinjau obat – obatan mana jang dapat ditambah fabricage-nja jang dapat ditambah 4 misalnja coffine seper-ti jang baru sadja diutjapkan oleh saudara – saudara letnan kolonel sri amain.

DRS SUNARTO : Saja kira dari departement kesehatan sudah mem-punjai rantjangan mengenai pabrik kina di bandung ini.

KETUA : Saja harap supaja rantjangan ini disempurnakan dan di-serahkan kepada sekretariat. Dan supaja bisa dipertimbangkan oleh pemerintah didalam meluaskan rentjana pabrik kina, untuk meninggi-kan produksi, supaja kita lama- lama dalam obat-obatan ini sama se-kali mendjadi selfsupporting.

DRS SUNARTO : kami hanja mengambil jang uitvoerbaar sadja, oleh karena semuanja akan tergantung dari keuangan, baik jang beru-pa devizen ataupun rupiah.

KETUA : itu jang ambetelijk, karena pembiajaan nanti akan ber-lainan kalau masuk overall planning dan akan diputuskan oleh madje-lis permusyawaratan rakjat. Persediaan uang untuk itu sudah ada. Tidak perlu fantastis tetapi jang konkrit untuk meluaskan pabrik kina ini, didalam rangka overall planning. Djadi haraplah dibuat blue-printnja dan supaja disampaikan supaja dapat dipertimbangkan

KOLONEL. DR AMBYAH : Saudara ketua, mengenai perindustrian obat –obatan dalam rentjana kementrian kesehatan maka semua urusan fabricage obat jang ditangan pemerintah itu akan disentralisir dipabrik kina tadi. Djadi industri obat-obatan dari PT-PT, jang dikuasai oleh departemen kesehatan itu dalam rentjana akan disentra-lisir dipabrik kina ini, seperti N.V rathkamp dan van corkom jang mempunjai pabrik obat – obatan itu akan disentralisir dipabrik kina ini.

Kemudian kita merentjanakan uitbreiding dari pabrik-pabrik jang sudah ada, djadi dengan sendirinja uitbreding dari pabrik kina, dan didalam perentjanaan fabricage obat-obatan ini, akan meretjanakan pabrik – pabrik jang dapat merendjanakan bahan – bahan

(18)

-17-dengan tidak tergantung pada industri lainnja, seperti extraheren dari caffeine jang tadi dapat diuraikan itu dapat dikerdjakan dengan tidak tergantung kepada chemicalien dari pabrik jang besar-besar jang sekarang belum ada di Indonesia .

akan tetapi mengenai pembuatan obat ini tebtu tidak terbatas sampai itu sadja. Kalau itu mengingat buatan acctodal, sulfasreparation, itu semua tergantung daripada heavy chemical industry jang pada waktu sekarang ini belum ada di Indonesia. Djadi perentjanaan nanti tergan-tung kepada rentjana adanja heavy chemical industry Indonesia.

KETUA : Realisasi Dari rantjangan departemen kesehatan itu me-makan waktu berapa lama ?

LET.KOL. SRI AMIN : Seperti telah diuraikan oleh saudara sunar-to kalau didepartemen itu tergantung kepada budget, tetapi kalau dewan perantjangan nasional penghendaki planning dengan tidak mengi-ngat budgetnja atau budgetnja sudah dimasukan, diatur dalam planning itu, kita dapat memasukan planning jang sebenarnja sudah ada.

KETUA : Baik. Saja tidak minta sekarang, tetapi ber siap-lah departemen kesehatan, dalam bulan mei segala departemen, semua menteri jang bersangkutan akan diundang untuk segala projecten kepa-da dewan Perantjang nasional, kami rasa itu sukepa-dah mungkin unrtuk ran-tjangan pertama. Nanti dapat dipertimbangkan sampai berapa perentja-naan-perentjanaan itu dapat dimasukkan kedalam overall planning dewan perantjangan nasional.

LET.KOL. SRI AMIN : saja kira tu sangat dibutuhkan.

KETUA : Itu berhubungan dengan kesedjahteraan dan menaikan tingkatan hidup, tidak sadja kesehatan mental dan kesehatan physic dari pada bunga Indonesia menurut rantjangan jang planmatig.

Saja minta bersiap-siap departemen kesehatan, bulan depan diharapkan pertimbangan supaja bagian ini keseluruhnja dimasukkan da-lam overall planning dibidang kesehatan.

DRS KUSDARMINTO : kita institut Pasteur dipandang sebagai ba-dan jang memprodusir vaccin ba-dan cerum. Kalau kita melihat, untuk vac-cin, saja kira sudah dapat mentjukupi kebutuhan jang dipakai disini.

(19)

Kalau melihat apa jang dikeluarkan ini dan dibandingkan dengan djum-lah penduduk, menurut pendapat kami masih sangat rendah. Andaikata seluruh rakjat memakainja, maka pembuatan vaccin ini masih sangat kurang. Tetapi dalam rangka technis membuatnja kita sudah dapat. Djadi hanja sekedar menambah tenaga untuk --- memproduksi bahan itu tadi. Itu jang mengenai vaccin.

Kalau kita lihat jang mengenai cara, mengenai cara disini ada perbandingan sesuatu jang dibuat oleh lembaga Pasteur, itu kita mu-lai dari permulaanja tidak assembleren.

KETUA : Tempatnja di bandung ?

DRS KUSDARMINTO : ja, dibandung!

KETUA : Ada tempat lain atau tidak ?

DRS KUSDARMINTO : Tidak ada, tjuma di bandung sadja.

Dus untuk cara itu, kalau kita lihat barang jang dapat kita buat dan kita dibandingkan dengan jang diminta, kira- kira kita bisa memenuhi 40%. Tetapi ada beberapa product jang karena demikian mur-ninja kita belum dapat mengedjar, tetapi menurut pendapat kami pada tahun 1969 ini sudah akan memulai kita buatkan. Dus standart ini dju-ga tidak kita biarkan.

Tentang nilai dari cara atau vaccin dari Pasteur selalu dikon-trol. Kemungkinan pada perluasannja, kalau lebih diperluasalat-alatnja, menurut pendapat kami akan madju. Kesukaran lain jang kina lihat pada lembaga Pasteur lainnja, datangnja barang – barang tambahan jang kita butuhkan memurnikan atau menumbuhkan zat-zat jang kita pakai. Ini untuk kita merupakan suatu kesukaran. Pada ren-tjana vaccin tersebut kita djuga mentjoba, apakah di Indonesia itu perlu diadakan massa vaccinatie polio. Hal ini djuga pernah kita tjoba, tetapi statistiknja iru baru masuk hasil kota-kota, sedang dari daerah-daerah itu belum. Tetapi kita lihat jang dari kota-kota itu, ternjata kekebalan itu sudah ada. Rentjana dari lembaga padsteur itu, djuga sudah ada kita adjukan kepaa depernas.

KETUA : Itu di lembaga Pasteur ada rentjana lima tahun ?

DRS. KUSDARMINTO : Ada.

KETUA : Itu sudah berdjalan atau akan berdjalan ?

DRS. KUSDARMINTO : Seperti diadjukan disini menurut rentjana, kita akan mentjoba dan berusaha sedapat mungkin ialah sesuatu peni-cilin pilot plan.

(20)

-19-KETUA : Ini perentjanaan lima tahun bukan ? itu sudah dimadju-kan kepada Djawatan mana? Dan sudah mulai didjalandimadju-kan?

DRS KUSDARMINTO : Sudah mulai didjalankan, saja kira sudah satu tahun.

KETUA : Satu tahun. Saudara ambyah mengetahui tentang pe-rentjanaan lima tahun dari Pasteur ini dan sudah berdjalan satu ta-hun. Bagaiman itu sebenarnja situasi rentjana a lima tahun dari pas-teur ini ?

KOL. DR. AMBYAH : boleh saja mendjawab sedikit mengenai si -tuasi institut Pasteur. Pasteur sebagai pembuat dari pada cara dan vaccin itu merupakan suatu perusahaan negara jang berbentuk in-dividueel bedrijf. Djadi inin-dividueel bedrijf itu budgettering 100% ditangan pemegang keuangan, hanja kebutuhan – kebutuhan dari perusa-haan ini diadjukan kepada kementrian kesehatan jang mengadakan pembelian dari luar negeri.

KETUA : jang dibeli diluar negeri itu apa ?

KOL. DR AMBYAH : Aparat – aparatnja dari bahan-bahan jang di-perlukanuntuk pembuatan cera dan vaccin ini. Akan tetapi oleh ka-rena budget dari departemen kesehatan itu sebenarnja tidak terma-suk kebutuhan Pasteur, hingga lalu ada keterma-sukaran mengenai mendapat-kannja bahan – bahan ini dari institut Pasteur. Sebenarnja didalam budgettering itu segala kebutuhan institut pasteuir ini dipenuhi oleh kementrian keuangan. Akan tetapi hingga sekarang jang diberi -kan itu djauh dibawah kebutuhan.

KETUA : Mengenai perentjanaan itu, saudara mengetahui bud-getnja?

KOL.DR AMBYAH : kami tidk tahu, oleh karena itu sebenar-nja bukan kementrian kesehatan jang memberi budget. Djadi kemente-rian kesehatan sekedar menjediakan bahan-bahan itu jang dibutuhkan oleh Pasteur dan Pasteur mambajar kepada kementrian kesehatan.

KETUA : Tetapi itu sekarang sudah berdjalan satu tahun mengenai penicillin itu tadi.

DRS KUSDARMINTO : Itu djuga sudah didjalankan kira – kira satu tahun.

KETUA : Tjuma dibidang penicillin, lain tidak?

(21)

-20-KETUA : Alat – alat untuk penicillin ?

DRS KUSDARMINTO : Alat –alat untuk cera kira- kira dua djuta rupiah. Dus kira- kira ada sedikit penggantian kita setiap tahun itu kira-kira 20 atau 25 kuda.

KETUA : Itu kuda untuk apa?

DRS KUSDARMINTO: Ekor kuda itu untuk ceranja. Djadi memang kalau mengenai keuangan itu agak lain.

KETUA : djadi perentjanaan lima tahun ini sama sekali tidak hanja mengenai penicillin, djuga mengenai cera dan vaccin dan lain lain.

DRS KUSDARMINTO : mengenai cera dan vaccin.

Menghadapi organisasi jang begini ini, jang sulit bukan proses phar-maceuticalnja tetapi proses controlnja jang lebih sulit, sehingga kalau kita lihat nanti, dimana letaknja perusahaan ini, jaitu akan ketjil terselip diantara laboratoria jang akan kita gunakan ini.

KETUA : begini, saja djuga menerima dari directeur perusa-haan negara Pasteur, jang ditandatangani oleh saudara Dr soemiat-no tentang perentjanaan 5 tahun.

Dan saudara boleh membatja, apakah ada lain rumusanja jang lebih mendalam dan meluas.

DRS KUSDARMINTO : Dalam surat jang diadjukan sudah diperin-tji dalam 8 bagian .

KETUA : Djadi boleh saudara membatja, kalau memang ada ke-kuranganja, boleh ditabah supaja dapat dipertimbangkan sampai dimana rentjana bisa diambil oleh overall-planning dengan pelaksa-naannja sekali.

Sekarang oleh karena kita terlampau banjak berputar di bandung sadja, jaitu pada institut Pasteur, kita pindah kepada bagian kehewanan. Itu obat-obatan untuk hewan dan unggas jang mung-kin dapat dapat dilaksanakan dalam suatu rentjana jang akan datang dalam negeri, meliputi obat- obatan apakah, bagaimana pengharapan, dan pertanjaan ini saja tundjukan kepada saudara hutabarat.

J.HUTABARAT: saudra ketua jang terhormat, mengenai obat-obatan hewan dan unggas ini bisa dikatakan, bahwa kita sebetulnja.

(22)

-21-Hampir hanja mengenai obat-obatan massaal, tidak begitu banjak obat-obatan individueel dan didalam hal ini kita berpidjak kepada beberapa peraturan, jaitu kita kenal penjakit penjakit jang dimasukkan dalam peraturan pemerintah dalam undang – undang, berdasar-kan staatblad 1912 no.432, misalnja tertjantum penjakit-penjakit jang ini hari danggap bersifat menular masih ditambah satu pe-njakit jaitu pepe-njakit abortus untuk tahun 1959. djadi didalam hal penjakit jang menular ini maka kita bersandar kepada balai penjeli-dikan pusat penjakit chewan di bogor jang menjediakan vaccin dan cera jang dibutuhkan terhadap penjakit jang bersifat specifiek. Di-samping itu masih ada satu balai penjelidikan di Surabaja, jaitu balai penjelidikan penjakit mulut dan kuku jang sajang sampai seka-rang belum mempunjai productic jang dilepaskan kepada masjarakat.

KETUA : Itu sudah didirikan 1 tahun, bukan ?

J. HUTABARAT : Rentjana bangunan mulai didirikan pada tahun 1953, tetapi sampai sekarang belum mempunjai productic jang dilepas-kan kepada masjarakat.

Menurut jang kita dengar dari pimpinan jang baru di sura-baja, meraka itu sekarang sedang dalam tahap pertjobaan mengenai vaccin jang sedang diselidiki dan dibikin oleh mereka itu.

Djadi di dalam hal pemberantasan massal ini, maka vaccin dan serum jang dikirimkan dari bogor buat penjakit-penjakit jang bersangkutan, memang agak lumajan,. Artinja tidak pernah kita keku-rangan vaccin, sehingga penjakit itu tidak bisa diberantas karena tidak ada vaccin dari bogor itu.

Buat penjakit mulut dan kuku, biasanja, vaccinnja itu harus dikirimkan dari Surabaja, tetapi sekarang terpaksa harus di import da-ri luar negeda-ri, jaitu dada-ri Amsterdam dan mulai tahun 1955 dada-ri djer-man barat.

KETUA : Berapa djumlah jang dimport dari Amsterdam dan Djerman barat itu?

J.HUTABARAT : Tentang banjaknja vaccin jang diimport itu, kita tidak mempunjai angka-angkanja, oleh karena saja hanja praktek ini sadja, tetapi hal itu bisa ditjari ?

KETUA : Apa ada dikantor statistik ?

F. ZAHAR : Tentang import serum dan obat tjatjar, itu tidak beda-bedaka importnja mengenai pemakaian, sehingga angka –ang-kanja keseluruhan itu ada.

(23)

KETUA : Apakah dari negeri Belanda tidak ada lagi ?

J. HUTABARAT : Tidak ada lagi, tapi sekarang diimport dari Djerman barat.

KETUA : vaccin apa?

J. HUTABARAT : pembuatan vaccin untuk penjakit –penjakit jang lain, sebagai supplement daripada vaccin jang diproduksi dari bogor.

Disamping itu ada penjakit jang lain jang dimasukan di-dalam undang – undang itu jang harus diberantas setjara massa, djuga jang tidak membutuhkan vaccin dan serum, tapi membutuhkan chemica-lien biasa.

Dan masih ada penjakit jang lain seperti penja-kit darah jang membutuhkan alat-alat chemicalien dan semuanja ini masih harus kita import dari luar negeri.

Djadi tentang angka – angka dan sebagainja saja tidak bisa mengerti, tapi bisa ditjari.

KETUA : Apa itu tidak ada rentjana dibuat didalam negeri?

J. HUTABARAT : Rentjana untuk membuat obat- obatan ini didalam negeri, tidak ada.

KETUA : Tapi dibutuhkan atau tidak ?

J. HUTABARAT : kalau untuk memprodusir ini sadja kira ini akan meminta keahlian alat-alat sekian banjaknja, tapi hal ini toch tju-kup didatangkan dari luar negeri sadja, karena tidak mengenai penja-kit jang banjak, artinja hanja satu segi penjapenja-kit, jaitu penjapenja-kit darah sadja.

KETUA : Apa tidak terikat kepada patent dari luar negeri ?

J. HUTABARAT : ja, patent dari luar negeri jang kita pakai dan disamping penjakit –penjakit ini masih ada penjakit jang lain jang djuga memakai banjak obat – obatan itu dari luar negeri

Tetapi……….

(24)

-23-Tetapi bisa seperti jang saja kemukakan tadi, bah-wa pengobatan kepada chebah-wan ini hampir terbatas kepada massale bestrijding dan tidak kepada individuele bestrij-ding. Dan dalam hal ini tidak akan banjak obat-obatan jang dibutuhkan dan banjak kita memakai obat-obatan jang sama dengan keperluan manusia.

Mengenai penjakit unggas, penjakit ini belum dima-sukkan dalam undang – undang dan ada satu penjakit jang pa-ling kedjam, sampai sekarang jaitu … atau pseudo vogel past atau new castle deseas. Terhadap penjakit ini dibogor sudah menjediakan vaccinnja dan sudah dipraktekkan sedjak tahun 1950. Memang dari sana sini ada djuga terdengar suara jang tidak begitu menjenangkanterhadap hasil2 penjelidikan ini, tetapi disamping kemungkinan –kemungkinan jang lain, bisa djuga dimungkinkan bahwa soal-soal ketidak mampuan vacci natie mungkin terletak kepada tjara-tjara pengangkutan dan terutama pentjimpanan vaccin dalam praktek, maklumlah, bahwa djarak – djarak jang begitu jauh diinfdonesia ini dan alat-alat jang ada pada orang-orang dari pada Djawatan keche-waan jang mendjalankan pemberantasan begitu sumier dan sederhana, sehingga seperti pentjimpanan obat-obatan didalam termos sudah hampir bisa dikatakan uitgesloten.

Dikemudian hari tentang penjakit ini bisa diperbaiki lalu diadakan rentjana jang sudah tertentu buat pemberan-tasan penjakit new castle deseas ini.

Penjakit – penjakit jang lain dapat sadja kemukan di-sini, ialah penjakit tjatjing. Djuga membutuhkan obat-obatan tertentu dari luar negeri dan mungkin djuga dikemu-dian hari , jang sudah didjalankan sekarang oleh beberapa perusahaan umpamanja sebagai supplement untuk menambah tjepatnja tumbuhnja produksi ajam dan babi.

Demikian sadja penerangan dari saja.

KETUA : Terima kasih.

Sekarang saja mengadjukan pertanjaan kepada saudara Prof. Dr Ir Tajib jang berhubungan dengan obat – obatan di-bidang tanaman. Itu apa jang mungkin ditanam atau dibuat industri dibidang jang saja sebutkan tadi itu di Indonesia.

(25)

PROF. DR IR TAJIB HADIWIDJAJA :

Saudara ketua jang terhormat, djuga untuk mememnuhi per-mintaan jang pada rapat seksi pangan telah dikemukakan, saja sudah membuat nota jang akan saja sampaikan nanti me-ngenai mengusahakan obat-obatan untuk pertanian dan perke-bunan di Indonesia untuk rentjana djangka pendek. Disini saja kemukakan, bahwa untuk rentjana djangka pendek. Disini saja kemukakan, bahwa untuk sementara kita mendirikan dulu blending-plan jaitu mendirikan paberik2 jang masih membu-tuhkan import bahan-baku dari luar negeri. Karena pembuatan bahan- bahan baku untuk sementara belum dapat direntjanakan ; sebab ini harus menunggu sampai berdirinja pabrik2 kimia. Disamping itu djuga didalam fabrikasinja disini djuga ada rahasia2 jang perlu diselidiki lebih landjut oleh kita sen-diri. Dilain pihak, kalau bahan-bahan pemberantasan untuk hama-hama dan penjakit ini sampai sekarang ini dilakukan dengan bahan-bahan seperti DDT atau preparat-preparaat jang mengandung DDT, sebaiknja djuga untuk mengusahakan kembali obat-obatan alamiah, seperti derris, bangkuang, dilitrum dan lain-lain.

Sebetulnja seperti derris, sebelum perang sudah lama diusahakan. Waktu datang DDT lantas ada concur- rentie harga. Djadi sebetulnja mengenai derris pengertahuan kita sebelum perang sudah tjukup.

Menenai bidji bangkuan sekarang sedang didalam fase penjelidikan. Jang mulai keluar dari laboratorium, um-pamanja sadja didalam pemberantasan ulat artona pada kelapa, di djawa tengah sekarang sedang ditjoba djuga mempergunakan tepung bangkuang ini. Penjelidikan ini dilakukan fakul-tas pertanian di bogor dan menurut ahli jang mengerdjakan-nja dan lebih – lebih bila nanti dengan bantuan jang chusus lagi, dalam waktu 1 a 2 tahun sudah akan selesai sehingga nanti persoalan fabriekage dan penerapan nilai dari rotenone dari bangkuang, itu sudah bisa dikerdjakan.

Selandjutnja mengenai bahan-bahan pemberantasan hama-hama perlu diperbanjak pabrik – pabrik jang sekarang sebagai penjamur, seperti untuk keperluan pemberantasan penjakit teh.

Djuga belirang banjak dibutuhkan didalam pemberan-tasan hama-hama, dan belerang jang dihasilkan didalam negeri

(26)

-25-masih kurang kwalitetnja berhubungan dengan fijnheid-nja dan masih keringnja, sehingga apabila dipergunakan fijne ver-stuiving memang kurang baik, sehingga masih harus mengim-port dari jepang.

Mengenai rentjana djangka pandjang dapat saja ke-mukakan bahwa dengan adanja blending-plant, kita usahakan djuga untuk membuat bahan bakunja sendiri. Disamping itu karena penggunaan bahan – bahan organik sematjam DDT menimbulkan resistentie pada insecta-insecta ini, sehingga harus selalu kita mentjari bahan-bahan organis lain umpama sadja penggunaan dildrine atau aldrine. Hal ini be-lum pernah terdjadi dengan bahan – bahan alami seperti derris, sehingga disamping kita memperkembangkan insdustri bahan -bahan organik djuga perlu kita teruskan research dalam mentjari bahan – bahan alami seperti derris dan bangkuang ini, jang mungkin dengan tjara tertentu masih akan dapat berta-han mengenai harganja dibandingkan denga baberta-han-baberta-han kimia itu.

Ini bukan sadja mengenai blending – plan, tetapi ter-utama mengenai umpanja sadja dalam tanaman padi, beberapa jang dibutuhkan berapa hasil jang didapat dan apakah ini economisch verantwoord atau tidak.

KETUA : Kemudian pertanjaan jang lain kepada sau-dara Prof. Dr. Darman jaitu prasaran – prasaran jang dapat disadjikan untuk membina, membentuk industri obat-obatan jang berasal dari tanaman – tanaman dan sebagainja jang dari tahan Indonesia.

PROF. DR DARMAN : Sebenarnja agak sukar mendjawab-nja, karena kami tidak mem-plan, akan tetapi saja serahkan sadja ini untuk ditudjukan kepada mereka jang tersangkut dalam planning itu.

Dengan djamu itu dimaksudkan jaitu suatu gecomplisierde samenstelling dari beberapa simplitia jang tidak diumumkan dan hanja diterangkan pemakaianja untuk beberapa penjakit.

(27)

mutjul dan tentang hal memprodusir atau pengolahannja, itu djuga telah kami bitjarakan dengan pabrik kina.

Djadi ada beberapa tumbuh – tumbuhan jang perlu meminta hatian dari fabriekage. Dan saja jakin akan menambah per-sediaan, tetapi dalam hal ini jang tidak boleh dilupakan nanti bahwa memprodusir mudah, tetapi siapa jang memakainja, artinja masih terlampau dianut satu idea oleh medici kita bahwa obat-obatan import. Maka dari itu ada satu barriere jang harus ditembus terlebih dahulu. Kementerian kesehatan beberapa tahun misalnja sadja mengandjurkan untuk memakai beberapa product ini, tetapi het slaat niet in, djadi afzetnya itu kurang. Djadi ini suatu faktor jang tidak boleh dilupakan pada pembuatan obat – obatan.

Jang djelas……….

(28)

-27-Jang djelas dapat diproduksir di pabrik kina misalnja ialah melan-djutkan apa jang dibuatoleh seorang Belanda dahulu rauwolfia seepentina atau rauwolfia carpusulata jan penting untuk diolah sendiri, akan tetapi djuga dapat mendjadi suatu product untuk di-exsport.

Selain daripada itu ada beberapa jang sekarang disebut jaitu derris, pryrethrum dan sebagainja. Derris sebenarnja tjukup penanaman nja, sebaiknja rauwolfia belum ditanam setjara besarbesaran, hanja ke -tjil-ketjil tumbuh setjara liar. Ada peraturan jang melarang export da-ri tanaman – tanaman jang tumbuh liar karena ada bahaja kehabisan bibit. Tetapi derris inipun ada bahajnja kehabisan pula karena di-djumpai kesukaran untuk mendapatkannja, tetapi itu membuat obat njamuk jang tidak begitu baik.

Dan sebenarnja kalau mengenai pyrethrum ini diselidiki sebaik -baiknja mengenai penjebarannja, tjukup untuk selfsupporting.

Dibeberapa tempat ada berpuluh-puluh hektar jang ditanami oleh pyre-thrum, akan tetapi disalahgunakan, jaitu dipakai untuk membuat obat njamuk jang tidak begitu baik.

Penjelidikan dilakukan dalam arti, djika mungkin pengganti chemische producten, kerena seperti tadi kita telah dengar, chemische producten itu semuanja ada waktunja mereka menimbulkan resistentie pada obat-obat alami dari tumbuh-tumbuhan, umpamanja terkenal”knock-dowm action”dari derris. Djika pyrethrum dan derris cultur itu sudah diatur, kita mendapat pula bahan untuk mendapatkan insecticida jang dapat dipakai untuk kuman maupun untuk pertanian.

Mengenai palnning, sebenarnja kami tidak sanggup untuk mengada-kan planning dan kami mengikuti sadja instructie planning dari pabrik kina. Kami sanggup membuat segala djenis obat, tetapi sekarang ter-gantung pada factor, siapa jang memakainja. Djangan kita lupa bahwa tiap-tiap pembuatan obat-obatan itu harus djuga ditindjau dari clini-che test, jaitu harus ada klinik jang bersedia memakai obat-obatan itu.

Tetapi kesulitan-kesulitan jang demikian itu, jaitu sebenarnja kami dari lembaga pharmacotherapi hanja menunggu planning jang lain, dan kami menjesuaikan diri dengan planning itu.

Kiranja itu sadja saudara ketua.

KETUA : Itu dalam tulisan tindjauan persoalan chemacologi dari Indonesia jang saudara utjapkan tanggal 19 djanuari 1960, maka pada halaman 10, 11, dan 12. 10 dibawah “ obat demam” dan sampai 12 diatas “hadirin jang budiman”,

(29)

itu disebutkan beberapa tumbuh-tumbuhan sebagai obat demam, sakit perut, dan kemudian tumbuh – tumbuhan tudjuh matjam, itu ketjubung, upas radja, saga dan peng djohar, kembang sungsang. Dan kemudian beberapa nama tuba, dan lain- lainnja.

Sekarag saja tanjakandiantara segala tumbuh-tumbuhan ini jang harus dilandjutkan penjelidikan mana jang kongkrit, karena de-pernas sudah membuat planmatigo research, rantjangan.

Dan itu mana jang saudara tawarkan supaja diselidiki da research sebaik-baiknja pada waktu jang akan datang masuk paa overall planning pada bidang research. Itu pekerdjaan jang pertama.

Jang kedua, dari pada tumbuh-tumbuhan ini mana jang sudah dapat didjadikan industri pada waktu ini, sehingga tidak perlu diolah, tetapi jang sudah dapat dipertanggung-djawabkan ada chasiatnja bagi pemberantasan penjakit.

RPOF DR DARMAN : Misalnja diantara antipretica itu dapat Karena toch umunja dipakai babakan pule, jaitu kulit dari pokok pule, dan ternjata bahwa dalam pendidikan, ini ada beberapa facta lain jang djuga dapat menurunkan tekanan darah.

Pule jang ada disumatra-utara, tengah dan selatan dan di dja-wa-barat , -tengah dan timur itu ada perbedaan nuance. Djadi ini tergantung kepada fabrikant untuk nanti memilih jang mana, tentunja lebih baik jang terbanjak di Indonesiaatau daerah.

Antipirentica itu sebetulnja sudah dikenali, akan tetapi chasiat-nja belum begitu djelas, dimana letakchasiat-nja.

Djuga disini sadja dapat mentjeritakan tentang “ ruwolfia” jang sudah diselidiki oleh lembaga pharmaceutical therapie jang dipimpin oleh Dr. Suhartono dan Tamin, itu djuga dapat segera dirpo-dusir. Tetapi kesukaranja ialah, bahwa sudah ada perusahaan-peru sahaan swasta jang telah mempunjai keterangannja megenai bahan itu malah sudah membuat tablet-tebletnja. Tahun jang lalu tentang bahan-bahan lainnja saja tidak menjelidikinja, oleh karena prinsip saja menjerah pada pemerintahan dan hal itu djuga masih mendjadi probleem bagai saja,

(30)

-29-sehingga harus mentjari perhubungan dengan pabrik kina untuk sele-kas mungkin hal itu dibuat didalam negeri. Itu dapat ditest.

Dan inilah kesuitan – kesulitan jang seringkali kami djumpai daripada bagian pharmacotherapi, jaitu kami seringkali didatangi oleh instansi-instansi jang sangat dinamis. Djadi kembali ke kemen-terian kesehatan, kemenkemen-terian kesehatan memberi tugas kepada kami dan kami djalankan. Didalam hubungan ini, karena ada lembaga tanaman obat-obatan, mula-mula interdepartemental, kemudian didorong dan diselipkan ke kementerian kesehatan, ini resminja ada, tapi masih dikerdjakan sedjak berdirinja pada tahun 1952-1954, maka dari itu, terpaksa kami kerdjakan sendiri sedikit banjak bisa dikoordinasikan, sehingga follow up itu lekas tertjapai dan tidak ada kesempatan untuk lain pihak atau lain badan untuk memakainja.

Inilah jang penting pada fabriekage obat-obatan, mengadakan suatu koordinasi, sehingga semuanja lantjar dan tidak ada kesempat-an untuk unsur-unsur lain memakainja.

Saja rasa sekian sadja.

KETUA : Djadi andjuran saudara pada katja 11, supaja diselidiki, maksud saudara diselidiki oleh siapa ?

PROF.DR DARMAN : Itu ada badan jang menjelidikinja jaitu : seksi pharmasi oleh lembaga pharmasi dari kementrian kesehatan, menjelidiki ada chasiatnja atau tidak dari bahan-bahan itu; kimia oleh lembaga pharmacotherapie itu; kemudian ke pilot dan baru produksi.

Itu satu djalan jang rechtlijning saja kira.

KETUA : Sekarang pertanjaan saja kepada saudara R.S. Nani dja-jawikarta, jaitu mengenai obat-obatan dari tumbuh-tumbuhan atau djamu-djamuan.

Pertanjaan saja ialah : djamu-djamu jang didjual didalam orga-nisasi atau warung itu membutuhkan izin daripada pemerinyahan atau tidak?

R.S.NANI DJAJAWIKARTA : Tidak.

KETUA : Djadi orang itu boleh sadja bebas mendjualnja ?

R.S.NANI DJAJAWIKARTA : ja.

(31)

KETUA : Tapi ternjata djamu-djamu dari tumbuh-tumbuhan itu ada jang berisi ratjun.

R.S.NANI DJAJAWIKARTA :obat-obatan jang sekiranja mengandung ratjun, tidak dipakai. Karena didalam itu, kami ada djuga penger-tian, seperti daun ketjubung betul madjur untuk penjakit kuping, tapi kita tidak pakai karena mengadung ratjun.

Sebetulnja obat itu buat penjakit kuping baik sekali, tapi saja tidak berani membikinja. Djadi saja tidak pakai jang beratjun.

KETUA : Djadi bagaimana pengawasan dari pemerintah, djika seki-ranja ada jang mentjual djamu jang berisi ratjun itu ?

R.S.NANI DJAJAWIKARTA : Tidak ada pengawasan.

Saja bikin obat sedari tahun 1924 selagi Dr saleh masih ada. Saja mulai beladjar dan dipimpin oleh Dr. Saleh, lantas saja dapat recep-recepnja.

KETUA : Kami mempunjai daftar toko-toko djamu diseluruh indone-sia. Selain dari rumah obatKARUHUN, toko djamu jang besar diman lagi ?

R.S.NANI DJAJAWIKARTA : toko KARUHUN banjak didjakarta, te-tapi paberiknja di bandung.

Toko – toko djamu lainnja jang besar adalah djamu tjap djago, njonja meneer, tjap lampu dan djuga tjap kresna.

Mengenai djamu karuhun,hanja saja djual di toko saja sendiri, tidak didjual ditoko-toko lain.

KETUA : Itu ditoko njoja sendiri itu didapatkannja bahan –bahan itu membeli sendiri atau ada orang jang mendjual kepada njonja.

R.S.NANI DJAJAWIKARTA : Tidak semianja saja dapat dari pasar, seringkali orang datang kepada kami, orang – orang jang mendjual bahan-bahan itu, dan kemudian kami olah di karuhun sendiri.

Obat-obat jang saaja perbuat banjak didapat dari peladjaran-peladjar-an orpeladjaran-peladjar-ang tua saja, tetapi mula-mula hal ini dipeladjari oleh Dr. Saleh, tetapi setelah Dr. Saleh meninggal lalu tidak ada jang bisa ditanja lagi, lalu saja tanja pada orang tua saja.

KETUA : Djadi organisasi djamu toko karuhun itu asalnja dise-lenggarakan oleh Dr. Saleh.

R.S.NANI DJAJAWIKARTA : Dulu memang namanja rumah obat Dr Sa-leh, tetapi setelah meninggal, karena ada persoalan dengan ahli waris, maka papan-nam Dr.Saleh saja turunkan dan diganti dengan nama karuhun. Maksud karuhun adalah leluhur.

(32)

-31-KETUA : Djadi bahan – bahan itu diolah dan didjual sendiri. Bagaimana omzetnja.

R.S.NANI DJAJAWIKARTA : Omzet tampak terus naik, walaupun sedikit tapi terus naik. Paling banjak jang datang kepada saja adalah orng-orang jang mempunjai penjakit perut dan penjakit ginjal.

Kerapkali orang-orang dari kampung minta obat tjajar, jaitu biasanja mereka minum obat itu kalau ada wabah tjajar.

KETUA : apakah sering mengirim keluar negeri ?

R.S.NANI DJAJAWIKARTA : Dulu ada orang asing jang dulu tinggal disini seringkali pesan kepada saja, tetapi sekarang sudah tidak lagi.

KETUA : Di Djerman itu ada banjak kumis kutjing, apakah berasal dari Indonesia ?

Dan bagaimana angka-angka export dari kumis kutjing ?

(33)

F.ZAHAR : Export kumis kutjing.

Dalam kilogram. Tahun 1956……….42040

Tahun 1957……….59603

Tahun 1958……….92758

Tahun 1959……….56310 Dalam nilai f.o.b dalam rupiah,

Tahun 1956……….164.847 Tahun 1957……….212.345 Tahun 1958……….389.092 Tahun 1959……….212.508

Mengenai tempat asalnja dapat dipertji, tetapi se-karang belum ada.

KETUA : saja minta saran dari saudara Prof. Sardjono berhubung dengan obat-obatan jang ditinjau dari penilaian pharmasi, mana jang mungkin dari segala tumbuh-tumbuhan itu jang dapat didjadikan industri.

PROF SARDJONO : Saudara ketua, sebenarnja waktu saja datang kesinibelum tahu apa jang akan dibitjarakan, maka un-tuki memberi saran jang gefundeerd saja belum berani.

KETUA : baiklah, saja rasa nanti djuga kami akan me-minta pemandangan setjara kongkrit dalam beberapa hal kalau sudah njata tentang industri daripada bahan-bahan tumbuh-tumbuhan jang disebut tadi.

Kemudian kepada Saudara Maj. Kamal saja minta pen-djelasan mengenai perkembangan membuat obat-obatan baik oleh pemerintah ataupun swasta pada waktu sekarang ini, ada atau tidak.

MAJ.KAMAL : Kalau kita mau menentukan industri obat-obatan ini, harus dari kedua pihak jaitu dari orang jang menghasilkan obat dan orang jang meminum obat itu nanti. Kami dari bagian pharmasi bisa menjelenggarakan, tetapi kalau doktoren tidak voorschrijven obat-obat ini, tidak akan dipakai.

Maka saja andjurkan disini, oleh karena doctoren ki-ta itu sering senang kepada prospectus daripada pabrik-pa-brik luar negeri jang ditundjang oleh beratus-ratus ahli, djadi bagi doktoren risikonja sedikit sekali bahwa prakteknja akan rusak karena memberi obat jang salah.

Djadi didalam hal ini, kalau ada understanding dari-pad doctoren dan apothekers, maka kita bentuk suatu research dan dikontrol oleh lembaga – lembaga tadi dan obat jang telah disetudjui kebaikannja itu kita voorscrijven. Boleh dikata-kan kita paksadikata-kan untuk dipakai.

(34)

-33-Maka dalam pada itu, kalau toch didalam bidang phar-masi ini pemerintah mempunjai minat untuk didjadikan sebagai industri sandang pangan, saja sokong sekali ini, karena di-dalam prakteknja obat itu adalah makanan dan makanan itu adalah obat.

Dan lagi saja lihat di angkatan perang Yugoslavia, itu mereka senang minum obat-obat Djerman, tetapi dilarang oleh tito. Diharuskan meminum obat mereka sendiri dan mereka djuga sembuh. Itu pembitjaraan daripada apotheker Yugoslavia kepada saja sendiri dan saja melihat mereka ini membuat. Djadi me-ngapa kita tidak bisa membuat begitu pula disini.

Djadi saja rasa itu mudah, tinggal dari pemerintah mempropagandakan dan medjadikan peraturan supaja obat-obat ini dipakai.

Djadi sebagai hasil dari pembitjaraan saja, supaja dari pemerintah mengangkat atau mengadakan suatu controle aparat jang bisa dipertjaja.

(35)

KETUA : Saja mengutjapkan banjak terima kasih atas saran-sa-ran jang diutjapkan dn tentu tidak sadja kami jang mendengarkan djuga departemen kesehatan dan djuga fakultas-fakultas jang ber-hubungan dengan ini, karena penting sekali dengan tidak menje-rang korps dokter tetapi supaja hal ini diperhatikan untuk kepen-tingan orang jang membutuhkan obat-obatan ini, jaitu dari kalangan rakjat.

Sebelum kita mengakhiri ini saja akan mengadjukan pertanjaan berhubungan dengan distribusi dari obat-obatan ini, jaitu dengan perantaraan apotik-apotik, rumah obat,. Pertanjaan saja, bagaimana tentang latihan dari ahli-ahli apotik. Itu bagaimana apakah me-njenagkan atau harus diluaskan ? kepada saudara departemen kesehatan

DRS SUNARTO : Saudara ketua, pada waktu ini djumlah apotik un-tuk seluruh Indonesia kira-kira 173. barangkali hari ini sudah tam-bah lagi mendjadi 174 atau 175.

KETUA : Di Indonesia. Berapa dipulau djawa dan berapa jang di pulau-pulau jang lain ?

DRS SUNARTO : Saja kira ada daftarnja. Saja serahkan kepada saudara Dr.Boentaran mengenal daftar itu. Saja tidak begitu ingat, akan tetapi setjara kasarnja saja kira duapertiga di djawa, kurang sedikit dari sepertiga di Sumatra selebihnja dibagi pulau-pulau lain. Djumlah ini memang sangat sedikit dibanding dengan djum-lah apotik luar negeri. Akan tetapi mengingat bahwa pemerintah telah menjediakan poliklinik-poliklinik dipelosok-pelosok daerah kita ini, maka memang djumlah apotik tentunja tidak akan mentja-pai sebagaimana diluar negeri.

KETUA : Apotik ini tidak sama dengan poliklinik, bukan ? po-liklinik jang mempunjai apotik beberapa buah ?

DRS SUNARTO : Djadi maksud saja kalau dibandingkan denga luar-negeri ituaantal penduduk dibanding dengan apotik itu sekian di-banding sekian, kami agak kebelakang kelihatanja. Ini disebabkan oleh karena pemerintah menjediakan djuga apotik-apotik pemerintah B.K.I.-B.K.I. –nja dan poliklinik-poliklinik. Djadi djangan dipakai ukuran sebagai kelambatannja kita tentang penjebaran apotik itu satu. Dengan lain hal ini disebabkan kelambatanja ialah karena terutama pada modal. Lalu djumlah obat jang diimport karena devisen. Djum-lah apoteker jang beschikbaar lalu djumDjum-lah dokter jang berperaktek didaerah. Oleh karena sesuatu daerah dengan hanja dua dokter, ti-dak mungkin didirikan satu apotik.

(36)

-35-KETUA : Jang mengepalai apotik itu siapa ?

DRS SUNARTO : Apotheker.

KETUA : Itu opleidingnja ?

DRS SUNARTO : Opleidingnja saja kira Prof. Sardjono jang lebih ahli dalam hal ini.

KETUA : Menurut sjarat dari peraturan bagaimana ?

DRS SUNARTO : Sjarat jang berlaku adalah sjarat jang diakui oleh de-partemen P.P dan K.

KETUA : Dulu apotheker ini mesti Academisch opgeleid. Sekarang bagaimana?

DRS. SUNARTO : Sekarang djuga Academisch opgeleid, akan tetapi berhubung dengan adanja undang-undang tahun 1953 , nomor 4 jang kemudian dirobah dengan undang-undang nomor 18 tahun 1959, itu dimungkinkan bahwa seorang Asisten apoteker jang berpengalaman 15 tahun itu dibolehkan untuk memimpin apotik tertentu.

KETUA : Itu berapa djumlahnja ?

DRS SUNARTO : Djumlahnja antara 41.

KETUA : Bagaiman dengan tenaga-tenaga buat mengepalaidan dju-ga pertebaran ?

DRS SUNARTO : Djumlah tenaganja itu belum seperti jang dikehen-daki. Oleh karena menurut rantjangan kami dalam tahun jang lalu itu ada 75 orang apotheker dan ternjata hanja menghasilkan 40 or-ang apotheker : 16 dari “GAJAH MADA” dan 24 dari bandung. Kami ha-rapkan dalam tahun ini akan bertambah sedikit, maka dari saudara ketua kami sangat harapkan, disamping kita memadjukan dalam pendi-dikan cursistennja,kita djuga memikirkan dalam bidang pendipendi-dikan : oleh karena kelambatan dalam productie ini disebabkan tidak adanja gedung-gedungnja jang tjukup luas, tidak ada keuangannja untuk mem-beli alat-alat. Dari depernas kami harapkan sumbanganja untuk pen-didikan tenaga-tenaga ahli.

KETUA : Berhubung dengan itu maka sadja minta pentjelasan dari saudara Prof. Sardjono, bagaimana pendidikan sekarang dan pendidik-kan assistant-apotheker.

PROF. SARDJONO, Mengenai pendidikan asissten-apotheker itu bukan lapangan saja, itu lapangannja saudara dr sunarto sendiri. Mengenai pendidikan assisten-apotheker jang dikerdjakan di “Ga-djah mada” itu terbentur kepada kekurangan tenaga dan kekurangan keuangan , sehingga misalnja di semarang : itu ada kira-kira 35 orang.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penyusunan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (LP3A) ini adalah untuk mengungkapkan serta merumuskan hal-hal yang berkaitan

Dengan penerapan sistem informasi pada anggaran biaya produksi, maka perusahaan akan lebih mudah untuk mengetahui penghitungan keseluruhan biaya yang dibutuhkan dalam setiap

I. Salah satu penilaian kemampuan penyedia jasa yaitu memiliki Sertifikat Badan Usaha pada Klasifikasi yang sesuai dengan yang tercantum dalam dokumen lelang dan

Untuk ceraian soalan ini, gunakan kertas graf yang disediakan pada halaman 22.. Anda boleh menggunakan

PEJABAT PENGADAAN BARANG / JASA KEGIATAN APBD KABUPATEN MUSI BANYUASIN TAHUN ANGGARAN 2013 PADA BADAN PELAYANAN PERIZINAN DAN PENANAMAN MODAL..

pemrosesan ataupun pengolahan data yang berasal dari CPU kedalam suatu media yang dapat dibaca oleh. manusia ataupun dapat digunakan untuk penyimpanan data

PEMERINTAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. PEJABAT PENGADAAN BARANG/JASA IV

Pengaruh penambahan massa nilon terhadap kuat tarik membran yaitu semakin besar penambahan massa nilon (semakin bertambah konsentrasi), maka nilai kuat tarik yang