• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1 852012005 BAB III

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T1 852012005 BAB III"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

28 BAB III ANALISIS DATA

Komposisi “Konserto dalam G Mayor” untuk Flute dan Orkes Kamar terdiri dari tiga movement. Movement pertama bertempo cepat, movement kedua dengan tempo lambat dan movement ketiga kembali ke tempo cepat. Instrumen yang digunakan dalam chamber orchestra adalah biola yang terdiri dari biola satu dan biola dua, biola alto, cello dan kontrabas sebagai seksi gesek, seksi tiup kayu diwakili oleh instrumen oboe dan clarinet, sedangkan seksi tiup logam diwakili oleh instrumen terompet dan trombon, serta timpani sebagai seksi perkusi.

A. MovementPertama

Tabel 3.1 Kerangka Struktur Bentuk Musik Movement Pertama Eksposisi Introduksi

Tonika Tema 1A

Tema 1A‟ Episode

Dominan Tema 2A

Tema 2B Codetta

Developmen Bagian A Dominan

Bagian B Dominan dari D Mayor

Bagian A Dominan

Bagian C Dominan dari D Mayor kemudian modulasi ke relatif minor dari D Mayor

(2)

29 Rekapitulasi Tema 1A

Tonika Tema 1A‟

Episode Tema 2A Tema 2B Cadenza Coda

Pada komposisi movement pertama menggunakan tempo Allegro dengan sukat 4/4. Tonalitas yang digunakan adalah G mayor dan menggunakan struktur sonata form. Sebelum masuk ke tema utama, movement ini diawali dengan introduksi sepanjang 4 birama oleh orkestra. Setelah introduksi, tema utama (tema 1A) mulai dimunculkan yang akan dimainkan oleh orkestra pada birama 5-20. Pada birama 21-28 terdapat bridge atau jembatan yang menghantarkan ke bagian solis. Bagian solis (birama 29-36) mengulang kembali tema utama namun dengan sedikit variasi melodi pada solis dan pola iringan pada orkestra, bagian ini bisa disebut sebagai tema 1A‟. Birama 37-68 adalah bagian episode, pada bagian ini terjadi dialog antara solis dengan orkestra secara bergantian. Selanjutnya, pada birama 69-76 mulai dimunculkan tema kedua (tema 2A) kemudian dilanjutkan dengan tema 2B pada birama 77-84. Motif tema 2A dan tema 2B akan dimainkan oleh solis. Pada birama 85-88 terdapat codetta untuk menutup bagian eksposisi.

(3)

30

Pada bagian rekapitulasi (birama 169-248) semua tema akan terdengar kembali namun semuanya berada pada tonika. Sama seperti bagian eksposisi, pada bagian rekapitulasi ini juga terdapat bridge dan episode, namun tidak terjadi modulasi seperti pada bagian eksposisi. Pada bagian akhir sebelum coda, terdapat cadenza yang berfungsi untuk menonjolkan sisi virtuoso dari solis (birama 249-265) kemudian komposisi movement pertama ditutup dengan coda pada birama 266-273. Motif pada bagian coda diambil dari bagian codetta pada eksposisi dengan sedikit modifikasi.

1. Introduksi Birama 1-4

Gambar 3.1 Introduksi Movement Pertama

(4)

31

yang bergerak naik pada register yang berbeda. Bagian akhir introduksi ditutup dengan perfect authentic cadence1.

2. Eksposisi Orkestra Birama 5-28

Gambar 3.2 Tema Utama Movement Pertama

Pada eksposisi orkestra, tema utama dimainkan oleh instrumen gesek dengan biola satu sebagai melodi utama. Pada birama 13-20 tema utama kembali dimainkan namun dengan instrumen yang berbeda, pada birama ini instrumen yang membawakan melodi utama adalah clarinet.

Gambar 3.3 Bridge pada Bagian Eksposisi

Birama 21-28 terdapat bridge atau jembatan yang menghantarkan ke bagian solis. Bridge dimainkan oleh instrumen gesek dengan melodi utama pada biola satu. Terdapat sahut-sahutan antara biola satu dengan solis. Pada bagian ini

1

(5)

32

melodi banyak menggunakan not semiquaver (1/16) untuk memberi kesan seperti berlari menuju „pintu‟ yang berikutnya. Terdapat modulasi sesaat ke D mayor pada bagian akhir bridge.

3. Eksposisi Solis Birama 29-68

Gambar 3.4 Tema 1A‟ pada Solis

(6)

33

Gambar 3.5 Tema 2A pada Solis

Tema 2A ini diambil dari tema 1A yang dikembangkan dengan teknik permutasi dan interpolasi. Kemudian pada birama 77-84 muncul tema kedua yang berbeda dengan tema kedua yang pertama yang dapat disebut sebagai tema 2B. Tema ini diambil dari salah satu motif yang dimainkan solis pada bagian episode dengan sedikit modifikasi dan terdapat modulasi ke A mayor. Tema ini memiliki karakter yang lebih ceria dan riang dibandingkan dengan tema sebelumnya.

Gambar 3.6 Tema 2B pada Solis

Bagian eksposisi kemudian ditutup dengan coda pendek atau codetta sepanjang 4 birama dengan modulasi ke A mayor. Codetta ini menghantarkan ke bagian selanjutnya yaitu bagian developmen. Codetta dimainkan oleh seluruh instrumen pada chamber orchestra dan ditutup dengan perfect authentic cadence. Motif utama terletak pada instrumen biola satu.

4. Developmen 89-152

(7)

34

berbeda dengan bagian developmen pada umumnya, bagian ini menyisipkan struktur five-part rondo form (ABACA). Bagian A pada developmen menggunakan tonalitas D mayor yang merupakan dominan dari G mayor, motif utama dimainkan oleh instrumen biola satu dan biola alto sebagai frase anteseden2 dan disusul dengan instrumen clarinet sebagai frase konsekuen3. Frase anteseden berakhir dengan half cadence4 dan frase konsekuen berakhir dengan perfect authentic cadence.

Gambar 3.7 Motif Bagian A pada Developmen

Bagian B menggunakan tonalitas A mayor yang merupakan dominan dari D mayor. Pengolahan motif pada bagian B menggunakan teknik retrograsi dengan membalik ritme dari tema bagian A. Motif dimainkan oleh solis dan clarinet.

Gambar 3.8 Motif Bagian B pada Developmen

Pada bagian C, motif diambil dari 2 birama terakhir pada motif bagian A yang kemudian diberi variasi. Motif ini dimainkan oleh solis dan instrumen biola satu dalam tonalitas A mayor yang kemudian dimodulasi ke tonalitas B minor, lalu kembali lagi ke A mayor.

2

Frase Anteseden adalah kalimat dalam musik yang diumpamakan sebagai kalimat tanya. 3

Frase Konsekuen adalah kalimat dalam musik yang diumpamakan sebagai kalimat jawaban. 4

(8)

35

Gambar 3.9 Motif Bagian C pada Developmen

5. Rekapitulasi Birama 169-265

Pada bagian rekapitulasi, semua tema pada bagian eksposisi yaitu tema 1A, tema 1A‟, tema 2A dan tema 2B muncul kembali. Berbeda dari bagian eksposisi, pada bagian rekapitulasi semua tema dan bridge atau episode tidak mengalami modulasi, namun dimainkan pada tonika yaitu G mayor.

Tema 1A terdapat pada birama 173-184 dan dimainkan oleh instrumen biola satu kemudian diulang oleh instrumen clarinet. Pada birama 185-192 terdapat bridge yang menghantarkan menuju tema 1A yang dimainkan oleh solis pada birama 193-200. Setelah solis memainkan tema 1A, pada birama berikutnya adalah bagian episode (birama 201-232) yang terdapat dialog antara solis dengan orkestra, bagian ini menghantarkan ke tema 2A (birama 233-240). Birama berikutnya yaitu pada birama 241-248 adalah tema 2B yang dimainkan oleh solis, bagian ini diakhiri dengan cadence 6-4 yang kemudian dilanjutkan dengan cadenza oleh instrumen solis. Pada karya ini cadenza dituliskan oleh komposer sehingga solis tidak melakukan improvisasi.

Birama 266-273 adalah coda. Coda berfungsi untuk menutup movement pertama concerto dan dimainkan oleh semua instrumen dalam orkestra juga solis. Motif pada bagian coda diambil dari motif pada codetta bagian eksposisi.

(9)

36 B. Movement Kedua

Tabel 3.2 Kerangka Struktur Bentuk Musik Movement Kedua

Introduksi Tonika (G Minor)

Bagian A Sub Bagian a Tonika

Sub Bagian b Relatif mayor (Bb Mayor) Bagian B Sub Bagian a Modulasi jauh ke Ab Mayor

Sub Bagian b Relatif minor dari Ab Mayor

Sub Bagian c Modulasi sesaat ke Bb Mayor lalu modulasi ke Tonika (G Minor)

Bagian A‟ Sub Bagian a Tonika Sub Bagian b Relatif mayor

Coda Tonika

Pada movement kedua menggunakan tempo Largo. Komposisi ini memiliki sukat 3/4 dan menggunakan tonalitas G minor yang merupakan paralel minor dari G mayor. Instrumen yang digunakan pada movement kedua adalah solo flute, clarinet, biola satu, biola dua, biola alto, cello dan kontrabas. Movement kedua memunculkan suasana yang berbeda dari movement pertama, dialog pada movement kedua ini dimunculkan dengan tekstur polifoni.

1. Introduksi (Birama 1-10)

(10)

37

Gambar 3.10 Introduksi Movement Kedua

2. Bagian A (Birama 11-33)

Pada bagian A terdapat dua sub bagian pada sub bagian a terdapat tema utama yang terdiri dari dua frase. Tema utama dimainkan oleh solis. Frase pertama yaitu frase anteseden diakhiri dengan half cadence dan frase kedua yaitu frase konsekuen diakhiri dengan perfect authentic cadence. Pada frase anteseden solis bersahutan dengan biola satu dan pada frase konsekuen bersahutan dengan instrumen clarinet.

Gambar 3.11 Tema Utama Movement Kedua

Pada sub bagian b motif dimainkan oleh instrumen biola satu dan terdapat modulasi ke relatif mayor dari G minor yaitu Bb mayor.

(11)

38 3. Bagian B (Birama 34-58)

Bagian B dimulai dengan modulasi jauh ke tonalitas Ab mayor. Terdapat tiga sub bagian yaitu a, b dan c yang masing-masing menggunakan tonalitas yang berbeda, sub bagian a menggunakan tonalitas Ab mayor yang kemudian sub bagian b dimodulasi ke relatif minor dari Ab mayor yaitu F minor dan sub bagian c dengan modulasi ke G minor. Pada sub bagian a (birama 34-41) motif utama dimainkan oleh solis lalu bersahutan dengan biola dua dan diakhiri dengan deceptive cadence.5

Gambar 3.13 Motif pada Sub Bagian a

Sub bagian b (birama 42-50) motif utama terletak pada instrumen clarinet dan menggunakan tonalitas F minor yang kemudian mengalami modulasi ke Bb mayor dan berakhir dengan half cadence.

Gambar 3.14 Motif pada Sub Bagian b

5

(12)

39

Sub bagian c (birama 51-57) terjadi modulasi sesaat ke Bb mayor kemudian modulasi kembali ke G minor dan berakhir dengan half cadence. Motif utama dimainkan oleh biola satu dan bersahutan dengan solis.

Gambar 3.15 Motif pada Sub Bagian c

4. Bagian A’ (Birama 59-81)

Bagian ini adalah pengulangan dari bagian A dengan sedikit perbedaan pada sub bagian b, yaitu pada cadence yang semula menggunakan perfect authentic cadence berubah menjadi half cadence. Frase pertama tema utama dimainkan oleh instrumen clarinet kemudian bersahutan dengan instrumen biola satu sedangkan frase kedua dimainkan oleh instrumen biola dua dan bersahutan dengan instrumen cello.

5. Coda (Birama 82-98)

(13)

40 C. MovementKetiga

Tabel 3.3 Kerangka Struktur Bentuk Musik Movement Ketiga Bagian A Sub Bagian a

Tonika Sub Bagian b

Sub Bagian a

Bagian B Sub Bagian a Dominan

Sub Bagian b Dominan dari D Mayor Sub Bagian a Dominan

Bagian A Sub Bagian a

Tonika Sub Bagian b

Sub Bagian a

Bagian C Sub Bagian a Relatif minor

Sub Bagian b Dominan dari E Minor Sub Bagian a Relatif minor

Bagian A Sub Bagian a

Tonika Sub Bagian b

Sub Bagian a

Coda Tonika

Komposisi ini menggunakan tempo Allegro assai. Istilah assai berasal dari bahasa Italia yang berarti sangat. Form yang digunakan adalah five-part rondo form yang memiliki struktur ABACA. Komposisi ini menggunakan sukat 4/4 dalam tonalitas G mayor. Ritme sinkopasi sering digunakan pada movement ketiga ini untuk menciptakan suasana lincah dan riang.

1. Bagian A (Birama 1-24)

(14)

41

pada movement ketiga menggunakan ritme sinkopasi untuk memberikan kesan riang dan lincah.

Gambar 3.16 Tema Utama Movement Ketiga

Sub bagian b merupakan episode yang berfungsi sebagai jembatan untuk menuju kembali ke tema utama. Motif utama pada bagian ini dimainkan oleh instrumen biola satu dan oboe. Ritme yang digunakan mencuplik beberapa ritme yang diambil dari ritme pada tema utama. Frase anteseden dimainkan oleh instrumen biola satu sebagai motif utama dan berakhir pada half cadence sedangkan frase konsekuen dimainkan oleh instrumen oboe sebagai motif utama dan berakhir pada perfect authentic cadence.

Gambar 3.17 Frase Anteseden Sub Bagian b

Gambar 3.18 Frase Konsekuen Sub Bagian b

(15)

42 2. Bagian B (Birama 25-48)

Ritme motif utama pada bagian B diambil dari ritme yang terdapat pada tema utama (birama 3) dengan sedikit modifikasi. Pada bagian B terjadi modulasi ke dominan dari G mayor yaitu D mayor. Bagian B terbagi menjadi tiga sub bagian yaitu a b a. Frase anteseden pada sub bagian a dimainkan oleh instrumen terompet dan ditutup dengan half cadence sedangkan frase konsekuen dimainkan oleh instrumen clarinet dan ditutup dengan perfect authentic cadence.

Gambar 3.19 Frase Anteseden Sub Bagian a

Gambar 3.20 Frase Konsekuen Sub Bagian a

Sub bagian b merupakan pengembangan dari bagian sebelumnya. Pada bagian b ini terjadi modulasi ke dominan dari D mayor yaitu A mayor. Ritme pada motif utama sub bagian b diolah dengan menggunakan teknik retrograsi dan dimainkan oleh solis.

(16)

43

Sub bagian a merupakan repetisi dari sub bagian a yang sebelumnya. Perbedaan hanya pada instrumentasi, pada sub bagian ini motif utama frase anteseden dimainkan oleh instrumen biola satu dan frase konsekuen dimainkan oleh instrumen oboe.

3. Bagian A (Birama 49-72)

Pada bagian A tema utama kembali terdengar dan dimainkan oleh instrumen yang sama.

4. Bagian C (Birama 73-96)

Pada bagian C terdapat modulasi ke relatif minor dari G mayor yaitu E minor. Tangga nada minor yang digunakan adalah minor harmonis. Bagian C memiliki tiga sub bagian yaitu a b a‟. Pada sub bagian a, motif utama frase anteseden dimainkan oleh instrumen clarinet dan berakhir dengan half cadence sedangkan motif utama frase konsekuen dimainkan oleh instrumen oboe dan berakhir dengan perfect authentic cadence.

Gambar 3.22 Frase Anteseden Sub Bagian a

Gambar 3.23 Frase Konsekuen Sub Bagian a

(17)

44

Gambar 3.24 Motif pada Sub Bagian b

Sub bagian a‟ merupakan repetisi dari sub bagian a dengan sedikit modifikasi. Motif utama pada frase anteseden dimainkan oleh instrumen oboe yang berduet dengan clarinet dan berakhir dengan half cadence sedangkan pada frase konsekuen, dimainkan oleh instrumen biola satu. Pada frase konsekuen terjadi modulasi sesaat ke E mayor kemudian modulasi ke D mayor dan berakhir pada akor tonika dari D mayor.

Gambar 3.25 Frase Anteseden Sub Bagian a‟

Gambar 3.26 Frase Konsekuen Sub Bagian a‟

5. Bagian A (Birama 97-120)

(18)

45 6. Coda (Birama 121-146)

Coda terbagi dalam tiga kelompok. Kelompok pertama (birama 121-128) diawali dengan frase anteseden sepanjang 4 birama dengan motif pada birama 121 dan 122 mencuplik ritme pada motif utama bagian B (birama 27) kemudian dilanjutkan dengan pergerakan melodi yang diolah dengan teknik sekuensi turun. Frase konsekuen (birama 125-128) merupakan repetisi dari frase anteseden dengan modifikasi pada bagian akhir.

Gambar 3.27 Motif Kelompok Pertama

(19)

46

Gambar 3.28 Motif Kelompok Kedua

Kelompok ketiga (birama 137-146) juga terbagi dalam dua frase, pada frase anteseden diawali dengan repetisi ritme dari tema utama (birama 137 dan 138) kemudian dilanjutkan dengan melodi yang ritmenya mencuplik dari ritme motif bagian C. Frase konsekuen kembali merepetisi frase anteseden namun dengan sedikit modifikasi pada birama 142. Coda sebenarnya sudah berakhir pada birama 144 ketukan pertama namun melodi pada instrumen terompet kembali mengimitasi melodi yang sebelumnya dimainkan oleh solis yang kemudian memancing terjadinya perpanjangan (echo). Pada birama 144-146 merupakan bagian perpanjangan yang diolah dengan teknik imitasi.

Gambar

Tabel 3.1 Kerangka Struktur Bentuk Musik Movement Pertama
Gambar 3.1 Introduksi Movement Pertama
Gambar 3.2 Tema Utama Movement Pertama
Gambar 3.4 Tema 1A‟ pada Solis
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

In exploring the broad issue of ‘what is natural’ in ecological systems, science historian Jan Saap has focused on the crown-of-thorns starfish phe- nomenon and coral reefs..

By this logic, utilitarian language should accen- tuate the influence of economic and technical information (i.e. cost or salmon population) while narrative discourse should

[r]

As demonstrated with the South African application, it should be possible in a limited information scenario, to trace the likely response of farmers with regard to the practices used

Perhitungan yang sama dilakukan pada ekstrak etil asetat dan n-heksan daun ketapang. Universitas

[r]

Untuk melihat pengembangan ekonomi kreatif berbasis industri rumah tangga yang dilakukan oleh Yayasan EcoNatural Society dalam menghasilkan produk kreatif yang

Beberapa pokok yang harus kita ketahui dalam mengetahui perkembangan seseorang anak (yang dimaksud dengan perkembangan adalah tingkat perkembangan yang harus dicapai anak